3. Skema yang feasible untuk pembiayaan infrastruktur

advertisement
Menelaah skema
pembiayaan infrastruktur
yang feasible
David E. Sumual
Seminar Tinjauan Kebijakan Terkait Daya Saing dan Infrastruktur Indonesia
CSIS-ERIA, Jakarta, 14 Juni 2016
1
AGENDA
1. Tinjauan skema & sumber pembiayaan
infrastruktur
2. Belajar dari pembiayaan infrastruktur di
negara-negara lain
3. Skema yang feasible untuk pembiayaan
infrastruktur
2
1. Tinjauan skema & sumber
pembiayaan infrastruktur
3
Indonesia masih defisit infrastruktur
Ranking infrastruktur Indonesia rendah, kebutuhan pembiayaan infrastruktur tinggi
Jalan
Kereta api
Pelabuhan
Bandara
Listrik
Infrastruktur
Singapura
3
8
2
1
3
2
Malaysia
15
13
16
21
36
24
China
42
16
50
51
53
39
Thailand
51
78
52
38
56
44
Indonesia
80
43
82
66
86
62
India
61
29
60
71
98
81
Filipina
97
84
103
98
89
90
Sumber: Global competitiveness report,
2015-2016
Survei terhadap 140 negara
Keterbatasan infrastruktur hambat dunia usaha
Kesehatan publik yang buruk
Regulasi tenaga kerja yg restriktif
Kurang inovasi
SDM terdidik yang tidak memadai
Tingkat kriminal
Gejolak pemerintahan
Regulasi nilai tukar
Etika kerja yang buruk
Peraturan pajak
Inflasi
Tingkat pajak
Akses pembiayaan
Gejolak politik
Keterbatasan infrastruktur
Birokrasi pemerintah yg tidak efisien
Korupsi
1.3
2
Kurang
bermasalah
2.5
2.7
4.6
4.9
5
Merupakan pembobotan dari survei terhadap eksekutif Indonesia (responden diminta memilih 5
faktor utama penghambat usaha, dan diberi bobot 1 – 5) .
6.2
6.5
7.1
8
8.4
8.7
9.6
10.6
11.7
Paling
bermasalah
Sumber: Global competitiveness report,
2015-2016
4
Kebutuhan pembiayaan > kemampuan pemerintah
Rp T
Penghematan subsidi BBM
digunakan untuk infrastruktur
350
300
Hasil dari penghematan
subsidi BBM
250
100
50
114.2
76.3 86.0
2.6
2.2
145.5
150
% PDB
3.4
3.2 3.3
313.5
3
290.0
206.6
184.3
200
Kapasitas pembiayaan pemerintah terbatas
2.0
1.3
1
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
•
•
•
•
Ruang fiskal
untuk
infrastruktur
terbatas
• Anggaran infrastruktur sulit
mencapai level minimum di 5%
PDB. Alokasi ke pos-pos tertentu
sudah ditetapkan, spt: pendidikan
(20%), kesehatan (5%), dana
alokasi desa (max Rp 1M/desa).
Defisit fiskal
dibatasi
• Max 3% PDB, sesuai UU No.
17/2003 tentang Keuangan
Negara
1.8
1.4
0
Pendapatan
pemerintah
menurun
Pertumbuhan ekonomi lambat
Lifting minyak turun
Harga komoditas lemah
Rasio pajak rendah (stagnan di
12%; Filipina 16%; Singapura 14%)
Sumber: APBN
*) Target PDB 2016 tumbuh 5,2% YoY
Kebutuhan infrastruktur untuk periode tahun 2015 – 2019 ditargetkan Rp 4796 T
5
Anggaran infrastruktur naik,
tapi peran swasta masih dibutuhkan
8,3% PDB
6000
Anggaran belanja modal (Rp Triliun)
Subsidi BBM dikurangi
5000
% Belanja modal terhadap
APBN
11.80% 11.81%
10.89%
4000
3000
1993-1997
pernah capai2000
3-5,5% PDB
8.44%
2.8%
% Anggaran Infrastruktur
terhadap PDB
3.5%
3.3%
3.2%
91.3%
83.6%
1000
% Realisasi
4796
Realisasi
82.4%
92.8%
25.00%
20.00%
14.78%
13.91%
15.00%
9.09%
10.00%
3.2%
3.3%
5.00%
85.9%
77.3%
0.00%
176 145.1 195 180.9 161 138.3 276 213.3 313.5
141
117.9
80.3
88
0
-5.00%
2010
2011
*) RPJMN: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Sumber: Kemenkeu, Bappenas
2012
2013
2014
2015
2016
Kebutuhan
(Belanja Infrastruktur
Infrastruktur 2015-2019
APBN)
(RPJMN)
6
Porsi swasta relatif besar di sektor tertentu
Sektor
4.796,2 Tln
APBN
30%
BUMN
22%
APBD
11%
Swasta
37%
APBN APBD BUMN Swasta Total (Rp tln)
Jalan + tol
37%
27%
9%
27%
733
Kereta Api
41%
0%
5%
54%
226
Perhubungan Laut
44%
0%
40%
16%
591.2
Udara
44%
3%
35%
17%
144
ASDP*
79%
0%
21%
0%
47
Transportasi
Perkotaan**
71%
17%
6%
6%
86
Ketenagalistrikan
12%
0%
45%
44%
1000
Energi (Migas)
1%
0%
30%
69%
507.3
Teknologi Komunikasi
dan Informatika
5%
5%
10%
80%
280.3
Sumber Daya Air
43%
15%
2%
40%
450.9
Air Minum dan Limbah
33%
49%
11%
7%
403
Perumahan
56%
13%
4%
27%
327.5
*ASDP=Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan
**Alokasi untuk angkutan perkotaan
7
Sumber: Kemenkeu, Bappenas, RPJMN 2015-2019
Swasta hanya tertarik pada proyek layak finansial
Layak Ekonomi, Layak Finansial
- Kawasan Industri
- Tol
Tergantung
- Pembangkit listrik
volume
- Kereta api
Layak Ekonomi, Finansial Marginal
- Pelabuhan
Tergantung
- Bandara
volume
Layak Ekonomi, Tak Layak Finansial
- Jalan raya
- Fasum/Fasos
- Bendungan - Jembatan
Swasta/BUMN/BUMD
Swasta/BUMN/BUMD
Pemerintah atau
Swasta/BUMN/BUMD
Swasta/BUMN/BUMD
Pemerintah
Swasta/BUMN/BUMD



Swasta hanya tertarik masuk ke proyek yang layak ekonomi dan layak finansial.
Proyek layak ekonomi namun secara finansial marginal bisa menarik swasta jika
pemerintah memberikan subsidi/insentif.
Perbankan tak bisa membiayai semua proyek layak finansial karena adanya
keterbatasan funding, risiko konsentrasi dan mismatch.
8
Skema dan sumber pembiayaan infrastruktur
masih konvensional
APBN / APBD
- Pajak dan
PNBP
- Pinjaman
- Obligasi
•
•
•
•
•
•
•
Pembayar pajak
Investor
Bank
Private Equity
Manajer investasi
Lembaga keuangan
non-bank
Pemerintah LN
(Sukuk, pemda dll)
- Hibah
Pemerintah
Pusat
Pemerintah
Daerah
Proyek
Infrastruktur
PPP*
Swasta/BUMN/D
- Internal
- IPO/Right
issue
- Obligasi
- Pinjaman
BUMN /
BUMD /
Swasta
*PPP: Public Private Partnership
9
Mengapa beberapa proyek infrastruktur
dulu mangkrak?
Birokrasi
- Perizinan dan pembebasan lahan
- Proses lelang
- Perencanaan kurang matang (skema
pembiayaan dan feasibility studies)
- Perubahan regulasi dan regulasi saling
tumpang tindih
Jangka panjang  perbankan sulit masuk
Tak seluruhnya layak finansial
Risiko kurs
Cost overrun
Pembiayaan
-
Penolakan
masyarakat
- Polusi
- Penggusuran tempat tinggal
- Kehilangan lapangan kerja
10
Faktor pendukung percepatan realisasi
proyek infrastruktur
Perubahan regulasi :
• Penetapan proyek strategis nasional
• Penyelesaian penyimpangan akan didahulukan melalui
Perpres 3/2016
proses administrasi.
• Mempersingkat proses pembebasan lahan. (Perpres 148/2015)
Perbaikan birokrasi :
• Perbaikan koordinasi antar kementerian dengan badan pendukung lainnya (KPPIP*)
Pemberian jaminan :
• Jaminan melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII), hanya untuk proyek KPBU
(Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha).
• Availability payment: Pembayaran berkala dari pemerintah setelah proyek mulai
beroperasi. (Perpres 38/2015);
• Project Development Fund; Viability Gap Fund
Faktor lainnya:
• Subsidi BBM dikurangi  ada tambahan dana ke anggaran infrastruktur.
• Peningkatan minat investasi asing  Keikutsertaan RI di AIIB
• Kebijakan moneter lebih longgar.
11
* KPPIP = Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas
2. Belajar dari pembiayaan infrastruktur
di negara lain
12
Infrastruktur China dominan dibiayai pemerintah
• Pembangunan infrastruktur dilakukan Pemda
• Beberapa jenis pajak (pajak penggunaan
lahan, pajak real estate, pajak konstruksi dan
pemeliharaan infrastruktur) dialihkan
sebagai pendapatan pemda.
• Pemda dapat memanfaatkan opsi
pembiayaan:
- Penjualan hak pakai lahan
- Mencari pinjaman melalui local
government financing vehicles (LGFVs)
- Penerbitan obligasi pemda
• LGFVs mencari pinjaman bank, menerbitkan
obligasi, membentuk perusahaan patungan
dengan swasta untuk pembangunan
infrastruktur, atau menjual aset infrastruktur.
13
India sediakan jaminan untuk
pembiayaan infrastruktur
• Pemerintah India mendirikan Infrastructure
Finance Company Limited (IIFCL) dan
membentuk India Infradebt Limited
bersama pihak swasta dan menawarkan
obligasi pada investor jangka panjang.
• Fungsi IIFCL:
- Refinancing proyek infrastruktur yang
sudah selesai dan beroperasi minimal
setahun
- Memberikan partial credit guarantee
agar rating obligasi perusahaan
infrastruktur tersebut naik  peroleh
akses pembiayaan dari perusahaan
asuransi dan dana pensiun.
14
Pembiayaan infrastruktur Inggris dominan
dilakukan oleh swasta (75%)
• Skema PPP Inggris (Private Finance 2 - PF2):
Ketika proyek beroperasi, pemerintah akan membayar secara
reguler pada pihak swasta biaya pemeliharaan dan pembayaran
utang selama jangka waktu kontrak (25 – 30 tahun). Setelah
pembayaran utang lunas, investor swasta masih akan menerima
arus kas termasuk jika aset tersebut dijual.
• Pemerintah juga menawarkan UK government guarantees scheme
yang mana besarnya jaminan disesuaikan dengan besarnya
kebutuhan untuk proyek tertentu.
15
Pembangunan infrastruktur Korea
bertahap dan terencana
Pra - 1994
• Pembangunan infrastruktur berdasarkan rencana lima tahunan:
- 1962 – 66  Fokus pada industri ringan dan substitusi impor  bangun jalur KA &
beberapa jalan tol
- 1967 – 71  Fokus untuk meningkatkan ekspor  pembangunan KA berlanjut &
bangun jalan tol untuk koneksi Seoul – Busan
- 1972 – 76  Fokus pada industri berat dan kimia  bangun bandara, pelabuhan,
jalur KA & infrastruktur komunikasi untuk mendukung industri tersebut
• Dibiayai oleh pemerintah:
- Dana alokasi umum
- Dana alokasi khusus: kereta api, jalan tol, jasa komunikasi.
Pasca - 1994
• Melibatkan peran swasta untuk pembangunan pada sektor telekomunikasi (Private
Capital Inducement Promotion Act)  Kurang berhasil
• Digantikan dengan The Private Investment Act of 1999 yang memberikan insentif untuk
pihak swasta
16
3. Skema yang feasible untuk
pembiayaan infrastruktur
17
Pembiayaan bank bisa menggunakan dana
sendiri atau channelling
Pemilik
Entitas / SPV
Garansi* (bila diperlukan)
BANK Lokal
1
Pembiayaan
Sindikasi
BANK
Lokal/Asing
2
Dana Sendiri
Modal
Entitas / SPV
Proyek
Infrastruktur
1 Pembiayaan bank tunggal
2 Pembiayaan sindikasi
Channeling dana asing
Pemilik
Entitas / SPV
di LN
credit guarantee
Bank Asing /
Lembaga
Keuangan Lainnya
BANK Lokal
Entitas / SPV
Proyek
Infrastruktur
18
* Garansi dapat berupa Corporate Guarantee atau Bank Garansi (stand by L/C)
Bank juga membiayai entitas
pendukung proyek infrastruktur
Entitas / SPV
Pemasok
BANK
Kontraktor
Proyek
Infrastruktur
Operator
Pembiayaan ke entitas pendukung bisa berupa:
- Kredit Modal Kerja
- Kredit Investasi
- Bank Garansi
- LC
19
Keunggulan pinjaman perbankan
Risk appetite bank thdp infrastruktur
relatif kecil (perlu IFC?)
Rp T
1. Bank miliki keahlian untuk awasi proyek.
 membantu investor/kreditur lain yang
tak memiliki keahlian pengawasan proyek.
% Kredit
280
260
240
268.9
6.8
6.7
6.6
6.4
220
6.2
200
180
6
160
5.8
dapat diberikan bertahap sesuai
140
5.6
120
5.4
kebutuhan proyek.
100
5.2
2. Bank lebih fleksibel sehingga pinjaman
obligasi.
Kredit infrastruktur (Rp T)
Mar-16
Oct-15
May-15
Dec-14
Jul-14
Feb-14
Sep-13
Apr-13
Nov-12
Jun-12
Jan-12
bank lebih mudah dibanding instrumen
Aug-11
3. Restrukturisasi utang (jika perlu) oleh
5
Mar-11
80
% Total kredit
Sumber: BI (Listrik, gas & air dan sektor konstruksi)
20
Hambatan perbankan dalam
pembiayaan infrastruktur
Risiko Mismatch
• Sumber dana perbankan berjangka pendek sedangkan proyek infrastruktur bersifat jangka panjang
Likuiditas perbankan terbatas
• LDR perbankan sudah tinggi (± 90%)
Kebutuhan dana proyek infrastruktur besar
• Perbankan terbentur aturan BMPK (batas minimum pemberian kredit)
• Solusi : Kredit Sindikasi
Risiko Finansial
• Proyek infrastruktur belum memberikan pendapatan saat pembangunan (bisa ada grace period)
• Agunan sebagian besar proyek berupa proyek itu sendiri yang sering tak bisa dieksekusi apabila
default (tergantung proyeknya/aturan UU)
Perbankan dibatasi regulasi ketat (highly regulated sector)
• Peraturan BI dan OJK (CAR, NPL, BMPK, dll)
Karakteristik bank umum ≠ skema pembiayaan infrastruktur
Butuh alternatif pembiayaan lain
21
Alternatif sumber pembiayaan lainnya...1
Infrastructure Finance Company (IFC)
Karakteristik
- Berbentuk perseroan.
Sebagian saham
biasanya dimiliki
pemerintah.
- Jenis investasi : fokus di
sektor infrastuktur
Kondisi di Indonesia
- Modal masih terbatas
- Cth: PT. SMI, PT IIF (dimiliki
oleh PT SMI, ADB, IFC & DEG)
- Aset PIP dialihkan ke PT SMI.
SMI bisa jadi bank
infrastruktur?
Contoh di negara lain:
India Infradebt Limited
yang didirikan Pemerintah
India dan pihak swasta.
Membiayai sektor
telekomunikasi ,energi,
transportasi , industri, dll.
Dana Haji
Karakteristik
- Dana dari
tabungan milik
calon jamaah haji
dan dana lebih
penyelenggaraan
haji
Kondisi di Indonesia
- Investasi di produk
perbankan, surat berharga,
emas, investasi langsung, dan
investasi lainnya (UU no.
34/2012 ).
- Masih perlu dibentuk Badan
Pengelolaan Keuangan Haji
(BPKH).
- Nilai pada Feb-16 ± Rp 80 tln.
Contoh di negara lain:
Di Malaysia dikelola
Lembaga Tabung Haji. Dana
haji selain diinvestasikan
dalam berbagai perangkat
investasi juga masuk ke
sektor riil (perkebunan,
Infrastruktur, properti,
konstruksi, dll) melalui anak
perusahaan.
22
Alternatif sumber pembiayaan lainnya...2
Dana Pensiun
Contoh di negara lain:
Kondisi di Indonesia
Karakteristik
- Mengelola dana jk. panjang
- Jenis investasi : ekuitas
(langsung atau melalui
pasar modal), pemberian
pinjaman, co-investing
proyek.
- Masih fokus ke deposito,
surat berharga dan
properti
- OJK usulkan Dapen
investasi di Efek Beragun
Aset (Bisnis, 4/3/2015)
- SUN & BUMN Infra 20%
jadi 30% di 2017
-
Employees Provident Fund
(Malaysia) berinvestasi di
North South Expressway
Ontario Municipal
Employees Retirement
System (Kanada) punya anak
perusahaan yang khusus
menangani investasi di
infrastruktur
-
Perusahaan asuransi/BPJS
Karakteristik
-
Mengelola dana jk
panjang
Jenis investasi : ekuitas
(langsung atau melalui
pasar modal), pemberian
pinjaman, co-investing
proyek.
Kondisi di Indonesia
-
Investasi di surat berharga,
dan properti.
Belum masuk ke
infrastruktur
Wajib investasi di SUN dan
BUMN Infra sebesar 20%
dan jadi 30% di 2017
Contoh di negara lain:
-
Perusahaan asuransi di
Hungaria yang
berinvestasi di ruas tol
M1/M15
23
Alternatif sumber pembiayaan lainnya...3
Sekuritisasi
Bisa dilakukan dengan menggunakan skema mirip DIRE (Dana Investasi Real Estate) atau efek
beragun asset (EBA) yang mengikuti skema reksadana, namun obyeknya berupa proyek infrastruktur
Dana Investasi
Infrastruktur*
Sertifikat surat
berharga
Dana Investasi
Contoh di negara lain:
Investor
Menerbitkan
Sertifikat surat berharga
Manager
Investasi
Penjualan
Aset
Pembayaran
Pemilik awal aset
infrastruktur
* Open-funded atau closed-funded
Pengelola
Infrastruktur
Pemerintah Provinsi Sichuan,
China melakukan sekuritisasi
proyek Chengdu-Mianyiang
Expressway untuk pembiayaan
proyek infrastruktur lain.
Sekuritisasi juga bisa dilakukan
dengan kombinasi pembiayaan
bank. Misal, untuk 5 tahun
pertama proyek dibiayai
menggunakan pinjaman bank.
Setelah 5 tahun, pinjaman di
ubah menjadi obligasi yang
dijual ke masyarakat.
24
Thank you
Download