penerapan ctl untuk bidang studi ips meningkatkan prestasi belajar

advertisement
Sudarto, Penerapan CTL Untuk Bidang Studi IPS Meningkatkan Prestasi Belajar... 71
PENERAPAN CTL UNTUK BIDANG STUDI IPS MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 2 NGARES KABUPATEN
TRENGGALEK TAHUN 2014/2015
Oleh:
Sudarto
SD Negeri 2 Ngares, Trenggalek
Abstrak. Model CTL merupakan sebuah strategi pembelajaran yang dianggap tepat untuk saat ini
karena materi yang diajarkan oleh guru selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Dengan menggunakan Model CTL , materi yang disajikan guru akan lebih bermakna. Siswa akan
menjadi peserta aktif dan membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam
kehidupan mereka. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Ngares Kabupaten Trenggalek
pada siswa Kelas V Semester I bidang studi IPS pokok bahasan Kenampakan alam dan buatan di
Indonesia Tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa. Prestasi belajar
siswa untuk mempelajari bidang studi IPS semakin meningkat, pada hasil nilai sebelum siklus
diperoleh nilai rata-rata: 68.57 dengan ketuntasan belajar hanya 42.86% siklus pertama: 73.33
dengan ketuntasan sebesar 57.14% siklus kedua: 90.48 dengan ketuntasan belajar mencapai
100.00%.
Kata Kunci: model CTL, prestasi belajar, IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
salah satu mata pelajaran yang diberikan
mulai SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/
SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang
SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi
geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.
Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik
diarahkan untuk dapat menjadi warga
negara Indonesia yang demokratis, dan
bertanggung jawab, serta warga dunia yang
cinta damai.
Di masa yang akan datang peserta
didik akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global selalu
mengalami perubahan setiap saat. Oleh
karena itu mata pelajaran IPS dirancang
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap
kondisi sosial masyarakat dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara
sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam
proses pembelajaran menuju kedewasaan
dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Dengan pendekatan tersebut
diharapkan peserta didik akan memperoleh
pemahaman yang lebih luas dan mendalam
pada bidang ilmu yang berkaitan.
Demi menciptakan pendidikan yang
lebih maju kita seharusnya menggunakan
metode pembelajaran yang tepat. Salah
satunya dengan menerapkan pembelajaran
CTL. Dengan strategi pembelajaran ini
siswa dapat lebih memahami permasalahan
yang dikaitkan dengan kehidupan nyata
siswa.
Pada saat ini dalam kegiatan belajar
dan mengajar guru sering menggunakan
berbagai macam metode antara lain metode
ceramah, tanya jawab, dan lain-lain. Metode-metode tersebut merupakan metode lama
yang sudah sangat dikenal oleh guru dan
siswa. Oleh karena itu, kedangkalan
penerapan metode tersebut menyababkan
siswa tidak tertarik lagi dan merasa bosan
karena sering melakukannya. Akibatnya
siswa menjadi kurang berminat dalam
pembelajaran. Fokus permasalahan yang
72
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
diprioritaskan dalam penelitian ini adalah
adanya keinginan untuk mengembangkan
pembelajaran untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas. Permasalahan yang akan dikembangkan dalam
penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran IPS. Walaupun siswa memiliki
nilai yang tinggi dari mata pelajaran selain
IPS, tetapi dalam sikap dan perbuatannya
dia tidak memahami, mengerti dan
melaksanakan apa yang terkandung dalam
ilmu IPS maka dia tidak akan bermanfaat
bagi masyarakat, bangsa dan negara. Bagi
bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai
peradaban agar siswa nanti menjadi anak
yang peduli, tangguh, dan mandiri dalam
menghadapi persoalan-persoalan sosial
sehingga tumbuh sebagai warga Indonesia
dan warga dunia yang baik.
Faktanya motivasi belajar IPS siswa
kelas V SD Negeri 2 Ngares Kabupaten
Trenggalek Tahun 2014/2015 Semester I
masih rendah, hal ini berpengaruh pada
rendahnya hasil ulangan harian siswa, masih
banyak siswa berada di bawah KKM IPS
(75) yang ditentukan. Hal ini diduga
disebabkan metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru tidak tepat, sehingga
proses pembelajaran IPS yang dilakukan
kurang menarik dan bermakna. Oleh karena
itu perlu dilakukan perbaikan proses
pembelajaran sehingga motivasi belajar
siswa dapat meningkat.
Pendekatan CTL yang telah dikembangkan di Negara-negara maju, menjadi
pilihan penulis untuk menjawab problem ini
karena pendekatan ini mengarahkan
pembelajaran dan dapat meningkatkan
motivasi belajar dan mendorong siswa aktif
dalam pembelajaran. Kata kontekstual
(Contextual) berasal dari kata context yang
berarti hubungan, konteks, suasana, dan
keadaan. Adapun pengertian dari CTL
menurut Tim Penulis Depdiknas (2003: 5)
adalah sebagai berikut: “Model CTL adalah
konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya
denghan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari, dengan melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran efektif,
yakni: konstruktivisme (constructivism),
bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), penilaian sebenarnya (authentic assessment)”.
Menurut Johnson (2006:67) yang
mendefinisikan Model CTL sebagai berikut:
“Sistem CTL adalah sebuah proses
pendidikan yang bertujuan menolong para
siswa melihat makna di dalam materi
akademik yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkan subjek-subjek akademik
dengan konteks dalam kehidupan keseharian
mereka, yaitu dengan konteks pribadi,
sosial, dan budaya mereka”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Model CTL merupakan
sebuah strategi pembelajaran yang dianggap
tepat untuk saat ini karena materi yang
diajarkan oleh guru selalu dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Dengan
menggunakan Model CTL , materi yang
disajikan guru akan lebih bermakna. Siswa
akan menjadi peserta aktif dan membentuk
hubungan
antara
pengetahuan
dan
aplikasinya dalam kehidupan mereka.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi
yang berkaitan dengan isu sosial. Pada
jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat
materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan
Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,
peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi
warga Negara Indonesia yang demokratis,
dan bertanggungjawab, serta warga dunia
yang cinta damai.
Di masa yang akan datang peserta
didik akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global selalu
Sudarto, Penerapan CTL Untuk Bidang Studi IPS Meningkatkan Prestasi Belajar... 73
mengalami perubahan setiap saat. Oleh
karena itu mata pelajaran IPS dirancang
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap
kondisi sosial masyarakat dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara
sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam
proses pembelajaran menuju kedewasaan
dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Dengan pendekatan tersebut
diharapkan peserta didik akan memperoleh
pemahaman yang lebih luas dan mendalam
pada bidang ilmu yang berkaitan.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut: (a) Mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya. (b) Memiliki kemampuan
dasar untuk berfikir kritis dan logis, rasa
ingin tahu, inkuiri. (c) Memiliki komitmen
dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan. (d) Memiliki kemampuan
berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk,
di tingkat lokal, nasional, dan global.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS
meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (a)
Manusia, tempat, dan lingkungan. (b)
Waktu, keberlanjutan dan perubahan. (c)
Sistem sosial dan budaya. (d) Perilaku
Ekonomi dan kesejahteraan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
(1) Untuk mengetahui apakah penerapan
model CTL dalam pembelajaran IPS dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V
SD Negeri 2 Ngares Trenggalek tahun
2014/2015 semester I. (2) Untuk mengetahui
efektifitas pembelajaran IPS siswa kelas V
SD Negeri 2 Ngares Trenggalek dengan
menerapkan model CTL.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD
Negeri 2 Ngares, Kabupaten Trenggalek
pada siswa Kelas V Semester I bidang studi
IPS pokok bahasan Kenampakan alam dan
buatan di Indonesia Tahun pelajaran
2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak
21 siswa.
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap
siklus
dilaksanakan
sesuai
dengan
perubahan yang ingin dicapai. Untuk
melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil
observasi dari hasil observasi awal siswa
dan guru, maka refleksi awal diperlukan
perubahan-perubahan untuk meningkatkan
bertanya siswa di dalam kelas. Dengan
berpatokan pada refleksi awal tersebut maka
dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur:
(1) Perencanaan (Planning), (2) Pelaksanaan
(Action), (3) Observasi (Observation), (4)
Refleksi (Reflection).
Dalam penelitian ini masalah yang
akan dibahas adalah rendahnya motivasi
belajar siswa Kelas V SD Negeri 2 Ngares
Kabupaten Trenggalek, terhadap bidang
studi IPS pokok bahasan Kenampakan alam
dan buatan di Indonesia. Adapun penyebab
timbulnya masalah tersebut adalah: (a)
Siswa enggan untuk bertanya/mengemukakan pendapat, (b) siswa kurang termotivasi dalam proses belajar, (c) siswa malu
bertanya.
Untuk menunjang pemecahan masalah
dalam penelitian ini peneliti bersama mitra
guru merencanakan/membuat kelengkapan
dalam penelitian sebagai berikut. (1)
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan pendekatan CTL. (2) Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas. Lembar observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran. Sedangkan
lembar
supervisi
digunakan
untuk
mengungkapkan aktivitas guru. Butir-butir
observasi supervisi dan terstruktur terlebih
dahulu didiskusikan bersama mitra guru. (3)
Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka optimalisasi kreativitas siswa, yaitu berupa Lembar Kerja Sis-
74
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
wa (LKS), alat peraga berupa foto/ gambar
para tokoh. (4) Lembaran Angket, menitik
beratkan bagaimana tanggapan siswa
terhadap model pembelajaran yang dilakukan guru. (5) Membuat alat evaluasi untuk mencatat dan menganalisa peningkatan
kualitas hasil belajar, tes dilaksanakan tiap
akhir siklus. (6) Dokumentasi digunakan
sebagai data aktivitas belajar di kelas.
Kegiatan pemotretan ini untuk mengetahui
situasi dan kondisi guru maupun siswa
ketika melaksanakan penelitian.
Untuk mengetahui lebih jelas tindakan
yang akan dilaksanakan, berikut disampaikan deskripsi, skenario dan prosedur
tindakan yang digunakan dalam penelitian
ini.
a) Deskripsi tindakan penelitian ini sebagai
berikut: Jumlah siswa Kelas V sebanyak
21 siswa dibagi 7 kelompok dengan kemampuan siswa yang heterogen dilihat
dari jenis kelamin maupun kemampuan
siswa terdiri 3 siswa dalam setiap kelompok. Setiap kelompok memiliki hak
yang sama yaitu untuk mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan.
Bagi kelompok yang aktif, maka guru
memberikan beberapa penghargaan.
b) Skenario dari tindakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: (1)
Langkah-langkah yang dilakukan guru:
Melaksanakan apersepsi/ presepsi, memberikan motivasi, menuliskan tujuan
pembelajaran di papan tulis, menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran, mengelompokkan siswa yang sesuai dengan
petunjuk pelaksanaan Pendekatan CTL,
melaksanakan diskusi kelompok, melaksanakan diskusi kelas, membantu melancarkan diskusi/membantu siswa dalam
kesulitan, melatih meminta siswa membuat pertanyaan, melontarkan pertanyaan
satu kelompok ke kelompok yang lain,
bersama siswa membuat rangkuman materi yang didiskusikan, melaksanakan penilaian proses dan memberikan tugas pada akhir pelajaran. (2) Langkah-langkah
yang dilakukan siswa: berdiskusi dalam
kelompoknya, diskusi kelas, membuat
pertanyaan, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, memberikan tanggapan, minta bantuan guru bila mengalami kesulitan, presentasi hasil Diskusi,
bersama guru mengambil kesimpulan apa
yang didiskusikan dan mengerjakan penilaian proses.
Untuk mendapatkan data hasil penelitian maka digunakan beberapa instrumen
antara lain: (1) Lembar rencana pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar. (2)
Lembar analisis hasil penilaian dalam kegiatan belajar mengajar. (3) Lembar soal
atau kisi-kisi ulangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus Pertama
1. Refleksi Awal
Peneliti (kepala sekolah) bersama
dengan guru kelas (kolaborator) mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas V
SD Negeri 2 Ngares Kabupaten Trenggalek
tahun 2014/2015 semester I yaitu tentang
rendahnya prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS.
2. Planning (Perencanaan)
Persiapan yang perlu dilakukan
sebelum pelaksanaan tindakan adalah: (a)
Menyusun rencana Pelaksanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan Pendekatan CTL. (b) Menyusun
petunjuk kegiatan siswa. (c) Melaksanakan
kegiatan penelitian. (d) Penilaian hasil kegiatan penelitian.
3. Action (Pelaksanaan)
Dalam kegiatan proses pembelajaran
ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan
dengan rencana pembelajaran sebagai
berikut. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
A. Kegiatan Awal: 5 menit
1. Tanya jawab tentang kenampakan alam.
Contoh: (a) Kenampakan alam bumi
yang kita tempati tidak rata, ada yang
tinggi dan ada yang rendah. (b) Untuk
mengukur tinggi rendah bumi harus
diukur dari permukaan air laut. (c)
Sudarto, Penerapan CTL Untuk Bidang Studi IPS Meningkatkan Prestasi Belajar... 75
Kenampakan alam di bumi terdiri atas
wilayah daratan dan wilayah lautan. (d)
Kenampakan alam daratan terdiri dari
dataran tinggi (gunung dan pegunungan)
dan dataran rendah.
B. Kegiatan Inti: 70 menit
1. Guru menjelaskan tentang kenampakan
alam diselingi Tanya jawab, untuk
kemudian dicatat siswa: (a) Pegunungan:
adalah bagian daratan yang bergununggunung dengan ketinggian rata-rata 500
m di atas permukaan laut. (a) Gunung:
bagian daratan yang tinggi, yang terdapat
di pegunungan yang tingginya di atas 700
m di atas permukaan laut. (b) Sungai:
adalah tempat mengalirnya air dari mata
air menuju laut. (c) Danau: genangan air
yang luas dan di kelilingi daratan. (d)
Laut: adalah bagian bumi yang permukaannya berupa air yang luas dan dalam.
(e) Selat: adalah perairan laut yang
terletak antara dua daratan. (f) Pantai:
daerah sekitar pinggiran laut. (g) Teluk:
bagian laut yang menjorok ke daratan. (h)
Semenanjung: bagian daratan yang
menjorok ke laut. (i) Dataran tinggi:
daerah yang luas yang memiliki ketinggian di atas 500 m dari permukaan laut.
2. Secara berkelompok siswa mencari pada
peta nama-nama: Pegunungan, danau,
laut, selat, flora tipe asiatis, flora tipe
peralihan, dan flora tipe australia
3. Masing-masing kelompok melaporkan
hasil diskusi
4. Membahas bersama hasil diskusi
5. Mencatat hasil diskusi yang telah
disempurnakan.
6. Mengerjakan tes tulis secara individu
C. Kegiatan Akhir: 5 menit
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, guru memberikan tugas dan PR.
4. Observation (Pengamatan)
Hasil observasi dapat dilihat dari hasil
analisa data penilaian kinerja siswa. Perolehan hasil belajar siswa pada akhir siklus I
dapat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No
Nama
Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Ahmad Fauzan Aziz
Ahmad Firdaus
Ahmad Khoirul Umam
Aska Thaqiyatin
Bandika Ernomo Saputra
Beta Tri Suka
Boi Yuli Saputra
Denada Haromain R.
Eka Novita Sari
Fitria Agil Setyaningsih
Malik Nur Habib
Mellyn Nia
Pendik Oktaviyan
Putri Yunia Indah Sari
Radita Nesa Pratama
Rahma Duhita Elysia D
Rena Indriana
Reni Indriani
Rizal Agung Miko S.
Vito Aprilian S.
Said Abdullah
Jumlah
Rata-rata
80
80
80
80
70
80
80
60
60
80
80
80
70
60
70
70
80
90
80
60
50
1540
73.33
Ketuntasan
Tidak
Tuntas
T
T
T
T
TT
T
T
TT
TT
T
T
T
TT
TT
TT
TT
T
T
T
TT
TT
12
9
57.14
42.86
Tuntas
Dari data di atas terlihat jelas bahwa
kemampuan siswa untuk memprediksi,
mengobservasi maupun menjelaskan dengan
kualifikasi baik masih sangat rendah.
Tingkat ketuntasan mencapai 57.14% atau
12 siswa dari 21 siswa yang diteliti yang
berarti lebih rendah dari syarat ketuntasan
minimum yaitu 85% siswa dengan nilai
minimum 75. Oleh karena itu penelitian ini
perlu dilanjutkan ke siklus II.
5. Refleksi
Dari hasil observasi ditemukan
kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (a)
Guru kurang dalam memotivasi siswa. (b)
Teknik bertanya yang disampaikan oleh
guru masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan
yang sifatnya memprediksi, mengobservasi
maupun menjelaskan suatu fenomena masih
sangat rendah. (c) Dalam forum diskusi
masih sedikit siswa yang terlibat aktif.
Dari hasil temuan di atas akan dipergunakan sebagai acuan untuk melakukan
perbaikan pada siklus berikutnya.
Siklus Kedua
1. Planning (Perencanaan)
Pada siklus kedua ini perencanaannya
secara garis besar sama dengan siklus satu,
76
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
dengan materi yang sama. Selain itu
berdasarkan pada temuan siklus I, maka
langkah perencanaannya perlu tambahan
yang meliputi: (a) Memperbaiki teknik
bertanya pada guru. (b) Mengurangi
dominasi guru. (c) Memotivasi siswa agar
lebih aktif dalam kegiatan diskusi.
2. Action (Pelaksanaan)
Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I
dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan
memotivasi siswa agar lebih aktif dalam
kegiatan diskusi. Adapun langkah-langkah
pembelajaran untuk siklus II adalah sebagai
berikut.
Langkah-langkah
Kegiatan
Pembelajaran:
A. Kegiatan Awal: 5 menit
1. Tanya jawab tentang kenampakan alam.
Contoh: (a) Kenampakan alam bumi
yang kita tempati tidak rata, ada yang
tinggi dan ada yang rendah. (b) Untuk
mengukur tinggi rendah bumi harus
diukur dari permukaan air laut. (c)
Kenampakan alam di bumi terdiri atas
wilayah daratan dan wilayah lautan. (d)
Kenampakan alam daratan terdiri dari
dataran tinggi (gunung dan pegunungan)
dan dataran rendah.
B. Kegiatan Inti : 70 menit
1. Guru menjelaskan tentang kenampakan
alam diselingi Tanya jawab, untuk kemudian dicatat siswa: (a) Pegunungan:
adalah bagian daratan yang bergununggunung dengan ketinggian rata-rata 500
m di atas permukaan laut. (b) Gunung:
bagian daratan yang tinggi, yang terdapat
di pegunungan yang tingginya di atas 700
m di atas permukaan laut. (c) Sungai:
adalah tempat mengalirnya air dari mata
air menuju laut. (d) Danau: genangan air
yang luas dan di kelilingi daratan. (e)
Laut: adalah bagian bumi yang permukaannya berupa air yang luas dan
dalam. (f) Selat: adalah perairan laut
yang terletak antara dua daratan. (g) Pantai: daerah sekitar pinggiran laut. (h) Teluk: bagian laut yang menjorok ke darat-
an. (i) Semenanjung: bagian daratan yang
menjorok ke laut. (j) Dataran tinggi: daerah yang luas yang memiliki ketinggian
di atas 500 m dari permukaan laut.
2. Secara berkelompok siswa mencari pada
peta nama-nama: Pegunungan, danau,
laut, selat, flora tipe asiatis, flora tipe
peralihan, dan flora tipe australia
3. Masing-masing kelompok melaporkan
hasil diskusi
4. Membahas bersama hasil diskusi
5. Mencatat hasil diskusi yang telah
disempurnakan.
6. Mengerjakan tes tulis secara individu
C. Kegiatan Akhir: 5 menit
Guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari, guru
memberikan tugas dan PR.
3. Observation (Pengamatan)
Hasil Observasi selama proses pembelajaran pada siklus II adalah seperti Tabel 2.
Tabel 2 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No
Nama
Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Ahmad Fauzan Aziz
Ahmad Firdaus
Ahmad Khoirul Umam
Aska Thaqiyatin
Bandika Ernomo Saputra
Beta Tri Suka
100
100
100
80
90
90
80
80
80
80
90
100
90
14
15
16
17
18
19
20
21
Boi Yuli Saputra
Denada Haromain R.
Eka Novita Sari
Fitria Agil Setyaningsih
Malik Nur Habib
Mellyn Nia
Pendik Oktaviyan
Putri Yunia Indah Sari
Radita Nesa Pratama
Rahma Duhita Elysia D
Rena Indriana
Reni Indriani
Rizal Agung Miko S.
Vito Aprilian S.
Said Abdullah
Jumlah
Rata-rata
Ketuntasan
Tidak
Tuntas
Tuntas
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
-
100
80
80
90
100
90
100
100
T
T
T
T
T
T
T
T
-
1900
90.48
21
100.00
0
0.00
Kekurangan-kekurangan yang ada
pada siklus I sudah diperbaiki dalam siklus
II. Dari tabel 4.2 diketahui bahwa ke-
Sudarto, Penerapan CTL Untuk Bidang Studi IPS Meningkatkan Prestasi Belajar... 77
tuntasan telah mencapai 100.00%, ketuntasan tersebut telah melebihi ketuntasan
secara klasikal sebesar 85%, sehingga
penelitian ini telah berhasil dan tidak perlu
dilanjutkan lagi.
4. Refleksi
Dari hasil observasi ditemukan sudah
adanya beberapa peningkatan, yaitu: (a)
Teknik bertanya siswa kepada guru sudah
baik. (b) Motivasi guru terhadap siswa meningkat. (c) Dalam kegiatan diskusi semua
siswa terlibat aktif. Setelah berakhirnya siklus ke II peneliti membagikan angket kepada siswa. Dari angket tersebut dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan CTL sangat positif. Hasil angket
tersebut menunjukkan prosentase sebesar
2,65%. Data yang penulis sajikan tersebut
berupa data Hasil Belajar Siswa dan data
Pelaksanaan PBM Guru. Interpretasi
terhadap data penulis fokuskan pada dua hal
tersebut yakni Hasil Belajar Siswa dan
pelaksanaan PBM Guru. Tindak lanjut
terhadap hasil interpretasi ini berupa
perencanaan tindakan siklus berikutnya,
penulis sertakan atas dasar evaluasi untuk
perbaikan kelemahan yang terjadi dalam
pelaksanaan kegiatan siklus berikutnya.
Aktivitas guru dan siswa dalam penelitian ini juga terus mengalami peningkatan. Guru sudah lebih bisa memberikan motivasi kepada siswa. Sehingga prestasi siswa
mengalami peningkatan yang signifikan.
Berdasarkan pengamatan pada siklus I
diperoleh prosentase aktivitas guru sebesar
61.25% dan pada siklus II meningkat menjadi 82.50%. Sedangkan aktivitas siswa pada
siklus I prosentasenya sebesar 60.00% dan
pada siklus II meningkat menjadi 80.00%.
Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan
pendekatan CTL pada siswa kelas V SD
Negeri 2 Ngares Trenggalek tahun
2014/2015 semester I berhasil dengan baik.
Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 68.57 dengan ketuntasan
belajar hanya 42.86% siklus pertama: 73.33
dengan ketuntasan sebesar 57.14% siklus
kedua: 90.48 dengan ketuntasan belajar
mencapai 100.00%. Untuk dapat lebih
jelasnya penulis telah sajikan perbandingan
perolehan atau peningkatan nilai pada
Gambar 1.
100,00
100,00
90,48
90,00
80,00
73,33
68,57
70,00
57,14
60,00
50,00
RATA-RATA
42,86
KETUNTASAN
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
SEB SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model CTL
78
70
8
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: Dengan diterapkannya proses pembelajaran dengan Pendekatan CTL menjadikan: (1) Prestasi belajar siswa untuk
mempelajari bidang studi IPS semakin meningkat, Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 68.57 dengan ketuntasan belajar hanya 42.86% siklus pertama: 73.33 dengan ketuntasan sebesar
57.14% siklus kedua: 90.48 dengan ketuntasan belajar mencapai 100.00%. (2)
Efektifitas pembelajaran IPS mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan motivasi guru
terhadap siswa juga meningkat, dominasi
guru terhadap pembelajaran akan semakin
berkurang, dan suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan menyenangkan.
DAFTAR RUJUKAN
Depdikbud. 1996. Pedoman Pembuatan
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Jakarta: Depdikbud.
Dosen FIP IKIP Malang. 1980. Pengantar
Dasar- Dasar Kependidikan Nasional.
Moh. Rofa'i. 1982. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Jammars.
Ngalim Purwanto. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhimat, M. 1994. PPKn dan Kependudukan. Bandung: Ganeca Exact.
P. Hadinoto, dkk. 1991. Kesulitan Belajar
dan Gangguan Bicara. Semarang:
Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
yang telah dipaparkan dapat dikemukakan
saran-saran sebagai berikut agar dalam menerapkan pendekatan CTL dapat mencapai
hasil yang memuaskan: hendaknya guru
dalam mengajar menggunakan metode atau
model belajar yang dapat mempermudah
anak didiknya dalam memahami pokok
bahasan, memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS, memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan
pendekatan CTL, untuk team dalam penelitian, meningkatkan kualitas kolaborasi
antar anggota sehingga masukan atau input
dari kolaborator bisa lebih meningkatkan
kinerja. Dalam proses belajar mengajar guru
perlu memberikan dorongan atau motivasi
kepada siswa agar lebih giat dan senang
terhadap bidang studi yang diajarkannya.
Barisan Penerbit Universitas Diponegoro.
Pehardjono. 1995. Pedoman Penyusunan
Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Depdikbud.
WJS. Poerwodarminto. 1985. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai
Pustaka.
Tri Manunggal Kurniajaya, 2005. Panduan
Menghadapi Ulangan Harian. Solo.
Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
Winarno, Surahmad. 1975. Metodologi
Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
Download