Sudarto, Penerapan CTL Untuk Bidang Studi IPS Meningkatkan Prestasi Belajar... 71 PENERAPAN CTL UNTUK BIDANG STUDI IPS MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 2 NGARES KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2014/2015 Oleh: Sudarto SD Negeri 2 Ngares, Trenggalek Abstrak. Model CTL merupakan sebuah strategi pembelajaran yang dianggap tepat untuk saat ini karena materi yang diajarkan oleh guru selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan menggunakan Model CTL , materi yang disajikan guru akan lebih bermakna. Siswa akan menjadi peserta aktif dan membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan mereka. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Ngares Kabupaten Trenggalek pada siswa Kelas V Semester I bidang studi IPS pokok bahasan Kenampakan alam dan buatan di Indonesia Tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa. Prestasi belajar siswa untuk mempelajari bidang studi IPS semakin meningkat, pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 68.57 dengan ketuntasan belajar hanya 42.86% siklus pertama: 73.33 dengan ketuntasan sebesar 57.14% siklus kedua: 90.48 dengan ketuntasan belajar mencapai 100.00%. Kata Kunci: model CTL, prestasi belajar, IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/ SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Demi menciptakan pendidikan yang lebih maju kita seharusnya menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Salah satunya dengan menerapkan pembelajaran CTL. Dengan strategi pembelajaran ini siswa dapat lebih memahami permasalahan yang dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Pada saat ini dalam kegiatan belajar dan mengajar guru sering menggunakan berbagai macam metode antara lain metode ceramah, tanya jawab, dan lain-lain. Metode-metode tersebut merupakan metode lama yang sudah sangat dikenal oleh guru dan siswa. Oleh karena itu, kedangkalan penerapan metode tersebut menyababkan siswa tidak tertarik lagi dan merasa bosan karena sering melakukannya. Akibatnya siswa menjadi kurang berminat dalam pembelajaran. Fokus permasalahan yang 72 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015 diprioritaskan dalam penelitian ini adalah adanya keinginan untuk mengembangkan pembelajaran untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas. Permasalahan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Walaupun siswa memiliki nilai yang tinggi dari mata pelajaran selain IPS, tetapi dalam sikap dan perbuatannya dia tidak memahami, mengerti dan melaksanakan apa yang terkandung dalam ilmu IPS maka dia tidak akan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Bagi bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban agar siswa nanti menjadi anak yang peduli, tangguh, dan mandiri dalam menghadapi persoalan-persoalan sosial sehingga tumbuh sebagai warga Indonesia dan warga dunia yang baik. Faktanya motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 2 Ngares Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 Semester I masih rendah, hal ini berpengaruh pada rendahnya hasil ulangan harian siswa, masih banyak siswa berada di bawah KKM IPS (75) yang ditentukan. Hal ini diduga disebabkan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak tepat, sehingga proses pembelajaran IPS yang dilakukan kurang menarik dan bermakna. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan proses pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa dapat meningkat. Pendekatan CTL yang telah dikembangkan di Negara-negara maju, menjadi pilihan penulis untuk menjawab problem ini karena pendekatan ini mengarahkan pembelajaran dan dapat meningkatkan motivasi belajar dan mendorong siswa aktif dalam pembelajaran. Kata kontekstual (Contextual) berasal dari kata context yang berarti hubungan, konteks, suasana, dan keadaan. Adapun pengertian dari CTL menurut Tim Penulis Depdiknas (2003: 5) adalah sebagai berikut: “Model CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya denghan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), penilaian sebenarnya (authentic assessment)”. Menurut Johnson (2006:67) yang mendefinisikan Model CTL sebagai berikut: “Sistem CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks pribadi, sosial, dan budaya mereka”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Model CTL merupakan sebuah strategi pembelajaran yang dianggap tepat untuk saat ini karena materi yang diajarkan oleh guru selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan menggunakan Model CTL , materi yang disajikan guru akan lebih bermakna. Siswa akan menjadi peserta aktif dan membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan mereka. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggungjawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu Sudarto, Penerapan CTL Untuk Bidang Studi IPS Meningkatkan Prestasi Belajar... 73 mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. (b) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir kritis dan logis, rasa ingin tahu, inkuiri. (c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. (d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (a) Manusia, tempat, dan lingkungan. (b) Waktu, keberlanjutan dan perubahan. (c) Sistem sosial dan budaya. (d) Perilaku Ekonomi dan kesejahteraan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: (1) Untuk mengetahui apakah penerapan model CTL dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Ngares Trenggalek tahun 2014/2015 semester I. (2) Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 2 Ngares Trenggalek dengan menerapkan model CTL. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Ngares, Kabupaten Trenggalek pada siswa Kelas V Semester I bidang studi IPS pokok bahasan Kenampakan alam dan buatan di Indonesia Tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur: (1) Perencanaan (Planning), (2) Pelaksanaan (Action), (3) Observasi (Observation), (4) Refleksi (Reflection). Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah rendahnya motivasi belajar siswa Kelas V SD Negeri 2 Ngares Kabupaten Trenggalek, terhadap bidang studi IPS pokok bahasan Kenampakan alam dan buatan di Indonesia. Adapun penyebab timbulnya masalah tersebut adalah: (a) Siswa enggan untuk bertanya/mengemukakan pendapat, (b) siswa kurang termotivasi dalam proses belajar, (c) siswa malu bertanya. Untuk menunjang pemecahan masalah dalam penelitian ini peneliti bersama mitra guru merencanakan/membuat kelengkapan dalam penelitian sebagai berikut. (1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan pendekatan CTL. (2) Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas. Lembar observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas guru. Butir-butir observasi supervisi dan terstruktur terlebih dahulu didiskusikan bersama mitra guru. (3) Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka optimalisasi kreativitas siswa, yaitu berupa Lembar Kerja Sis- 74 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015 wa (LKS), alat peraga berupa foto/ gambar para tokoh. (4) Lembaran Angket, menitik beratkan bagaimana tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang dilakukan guru. (5) Membuat alat evaluasi untuk mencatat dan menganalisa peningkatan kualitas hasil belajar, tes dilaksanakan tiap akhir siklus. (6) Dokumentasi digunakan sebagai data aktivitas belajar di kelas. Kegiatan pemotretan ini untuk mengetahui situasi dan kondisi guru maupun siswa ketika melaksanakan penelitian. Untuk mengetahui lebih jelas tindakan yang akan dilaksanakan, berikut disampaikan deskripsi, skenario dan prosedur tindakan yang digunakan dalam penelitian ini. a) Deskripsi tindakan penelitian ini sebagai berikut: Jumlah siswa Kelas V sebanyak 21 siswa dibagi 7 kelompok dengan kemampuan siswa yang heterogen dilihat dari jenis kelamin maupun kemampuan siswa terdiri 3 siswa dalam setiap kelompok. Setiap kelompok memiliki hak yang sama yaitu untuk mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan. Bagi kelompok yang aktif, maka guru memberikan beberapa penghargaan. b) Skenario dari tindakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: (1) Langkah-langkah yang dilakukan guru: Melaksanakan apersepsi/ presepsi, memberikan motivasi, menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, mengelompokkan siswa yang sesuai dengan petunjuk pelaksanaan Pendekatan CTL, melaksanakan diskusi kelompok, melaksanakan diskusi kelas, membantu melancarkan diskusi/membantu siswa dalam kesulitan, melatih meminta siswa membuat pertanyaan, melontarkan pertanyaan satu kelompok ke kelompok yang lain, bersama siswa membuat rangkuman materi yang didiskusikan, melaksanakan penilaian proses dan memberikan tugas pada akhir pelajaran. (2) Langkah-langkah yang dilakukan siswa: berdiskusi dalam kelompoknya, diskusi kelas, membuat pertanyaan, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, memberikan tanggapan, minta bantuan guru bila mengalami kesulitan, presentasi hasil Diskusi, bersama guru mengambil kesimpulan apa yang didiskusikan dan mengerjakan penilaian proses. Untuk mendapatkan data hasil penelitian maka digunakan beberapa instrumen antara lain: (1) Lembar rencana pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar. (2) Lembar analisis hasil penilaian dalam kegiatan belajar mengajar. (3) Lembar soal atau kisi-kisi ulangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama 1. Refleksi Awal Peneliti (kepala sekolah) bersama dengan guru kelas (kolaborator) mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas V SD Negeri 2 Ngares Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 semester I yaitu tentang rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 2. Planning (Perencanaan) Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah: (a) Menyusun rencana Pelaksanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan Pendekatan CTL. (b) Menyusun petunjuk kegiatan siswa. (c) Melaksanakan kegiatan penelitian. (d) Penilaian hasil kegiatan penelitian. 3. Action (Pelaksanaan) Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan rencana pembelajaran sebagai berikut. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: A. Kegiatan Awal: 5 menit 1. Tanya jawab tentang kenampakan alam. Contoh: (a) Kenampakan alam bumi yang kita tempati tidak rata, ada yang tinggi dan ada yang rendah. (b) Untuk mengukur tinggi rendah bumi harus diukur dari permukaan air laut. (c) Sudarto, Penerapan CTL Untuk Bidang Studi IPS Meningkatkan Prestasi Belajar... 75 Kenampakan alam di bumi terdiri atas wilayah daratan dan wilayah lautan. (d) Kenampakan alam daratan terdiri dari dataran tinggi (gunung dan pegunungan) dan dataran rendah. B. Kegiatan Inti: 70 menit 1. Guru menjelaskan tentang kenampakan alam diselingi Tanya jawab, untuk kemudian dicatat siswa: (a) Pegunungan: adalah bagian daratan yang bergununggunung dengan ketinggian rata-rata 500 m di atas permukaan laut. (a) Gunung: bagian daratan yang tinggi, yang terdapat di pegunungan yang tingginya di atas 700 m di atas permukaan laut. (b) Sungai: adalah tempat mengalirnya air dari mata air menuju laut. (c) Danau: genangan air yang luas dan di kelilingi daratan. (d) Laut: adalah bagian bumi yang permukaannya berupa air yang luas dan dalam. (e) Selat: adalah perairan laut yang terletak antara dua daratan. (f) Pantai: daerah sekitar pinggiran laut. (g) Teluk: bagian laut yang menjorok ke daratan. (h) Semenanjung: bagian daratan yang menjorok ke laut. (i) Dataran tinggi: daerah yang luas yang memiliki ketinggian di atas 500 m dari permukaan laut. 2. Secara berkelompok siswa mencari pada peta nama-nama: Pegunungan, danau, laut, selat, flora tipe asiatis, flora tipe peralihan, dan flora tipe australia 3. Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi 4. Membahas bersama hasil diskusi 5. Mencatat hasil diskusi yang telah disempurnakan. 6. Mengerjakan tes tulis secara individu C. Kegiatan Akhir: 5 menit Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, guru memberikan tugas dan PR. 4. Observation (Pengamatan) Hasil observasi dapat dilihat dari hasil analisa data penilaian kinerja siswa. Perolehan hasil belajar siswa pada akhir siklus I dapat disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I No Nama Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Ahmad Fauzan Aziz Ahmad Firdaus Ahmad Khoirul Umam Aska Thaqiyatin Bandika Ernomo Saputra Beta Tri Suka Boi Yuli Saputra Denada Haromain R. Eka Novita Sari Fitria Agil Setyaningsih Malik Nur Habib Mellyn Nia Pendik Oktaviyan Putri Yunia Indah Sari Radita Nesa Pratama Rahma Duhita Elysia D Rena Indriana Reni Indriani Rizal Agung Miko S. Vito Aprilian S. Said Abdullah Jumlah Rata-rata 80 80 80 80 70 80 80 60 60 80 80 80 70 60 70 70 80 90 80 60 50 1540 73.33 Ketuntasan Tidak Tuntas T T T T TT T T TT TT T T T TT TT TT TT T T T TT TT 12 9 57.14 42.86 Tuntas Dari data di atas terlihat jelas bahwa kemampuan siswa untuk memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan dengan kualifikasi baik masih sangat rendah. Tingkat ketuntasan mencapai 57.14% atau 12 siswa dari 21 siswa yang diteliti yang berarti lebih rendah dari syarat ketuntasan minimum yaitu 85% siswa dengan nilai minimum 75. Oleh karena itu penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II. 5. Refleksi Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa. (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena masih sangat rendah. (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. Dari hasil temuan di atas akan dipergunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Siklus Kedua 1. Planning (Perencanaan) Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, 76 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015 dengan materi yang sama. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencanaannya perlu tambahan yang meliputi: (a) Memperbaiki teknik bertanya pada guru. (b) Mengurangi dominasi guru. (c) Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. 2. Action (Pelaksanaan) Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Adapun langkah-langkah pembelajaran untuk siklus II adalah sebagai berikut. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: A. Kegiatan Awal: 5 menit 1. Tanya jawab tentang kenampakan alam. Contoh: (a) Kenampakan alam bumi yang kita tempati tidak rata, ada yang tinggi dan ada yang rendah. (b) Untuk mengukur tinggi rendah bumi harus diukur dari permukaan air laut. (c) Kenampakan alam di bumi terdiri atas wilayah daratan dan wilayah lautan. (d) Kenampakan alam daratan terdiri dari dataran tinggi (gunung dan pegunungan) dan dataran rendah. B. Kegiatan Inti : 70 menit 1. Guru menjelaskan tentang kenampakan alam diselingi Tanya jawab, untuk kemudian dicatat siswa: (a) Pegunungan: adalah bagian daratan yang bergununggunung dengan ketinggian rata-rata 500 m di atas permukaan laut. (b) Gunung: bagian daratan yang tinggi, yang terdapat di pegunungan yang tingginya di atas 700 m di atas permukaan laut. (c) Sungai: adalah tempat mengalirnya air dari mata air menuju laut. (d) Danau: genangan air yang luas dan di kelilingi daratan. (e) Laut: adalah bagian bumi yang permukaannya berupa air yang luas dan dalam. (f) Selat: adalah perairan laut yang terletak antara dua daratan. (g) Pantai: daerah sekitar pinggiran laut. (h) Teluk: bagian laut yang menjorok ke darat- an. (i) Semenanjung: bagian daratan yang menjorok ke laut. (j) Dataran tinggi: daerah yang luas yang memiliki ketinggian di atas 500 m dari permukaan laut. 2. Secara berkelompok siswa mencari pada peta nama-nama: Pegunungan, danau, laut, selat, flora tipe asiatis, flora tipe peralihan, dan flora tipe australia 3. Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi 4. Membahas bersama hasil diskusi 5. Mencatat hasil diskusi yang telah disempurnakan. 6. Mengerjakan tes tulis secara individu C. Kegiatan Akhir: 5 menit Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, guru memberikan tugas dan PR. 3. Observation (Pengamatan) Hasil Observasi selama proses pembelajaran pada siklus II adalah seperti Tabel 2. Tabel 2 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II No Nama Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Ahmad Fauzan Aziz Ahmad Firdaus Ahmad Khoirul Umam Aska Thaqiyatin Bandika Ernomo Saputra Beta Tri Suka 100 100 100 80 90 90 80 80 80 80 90 100 90 14 15 16 17 18 19 20 21 Boi Yuli Saputra Denada Haromain R. Eka Novita Sari Fitria Agil Setyaningsih Malik Nur Habib Mellyn Nia Pendik Oktaviyan Putri Yunia Indah Sari Radita Nesa Pratama Rahma Duhita Elysia D Rena Indriana Reni Indriani Rizal Agung Miko S. Vito Aprilian S. Said Abdullah Jumlah Rata-rata Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas T T T T T T T T T T T T T - 100 80 80 90 100 90 100 100 T T T T T T T T - 1900 90.48 21 100.00 0 0.00 Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I sudah diperbaiki dalam siklus II. Dari tabel 4.2 diketahui bahwa ke- Sudarto, Penerapan CTL Untuk Bidang Studi IPS Meningkatkan Prestasi Belajar... 77 tuntasan telah mencapai 100.00%, ketuntasan tersebut telah melebihi ketuntasan secara klasikal sebesar 85%, sehingga penelitian ini telah berhasil dan tidak perlu dilanjutkan lagi. 4. Refleksi Dari hasil observasi ditemukan sudah adanya beberapa peningkatan, yaitu: (a) Teknik bertanya siswa kepada guru sudah baik. (b) Motivasi guru terhadap siswa meningkat. (c) Dalam kegiatan diskusi semua siswa terlibat aktif. Setelah berakhirnya siklus ke II peneliti membagikan angket kepada siswa. Dari angket tersebut dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan CTL sangat positif. Hasil angket tersebut menunjukkan prosentase sebesar 2,65%. Data yang penulis sajikan tersebut berupa data Hasil Belajar Siswa dan data Pelaksanaan PBM Guru. Interpretasi terhadap data penulis fokuskan pada dua hal tersebut yakni Hasil Belajar Siswa dan pelaksanaan PBM Guru. Tindak lanjut terhadap hasil interpretasi ini berupa perencanaan tindakan siklus berikutnya, penulis sertakan atas dasar evaluasi untuk perbaikan kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan siklus berikutnya. Aktivitas guru dan siswa dalam penelitian ini juga terus mengalami peningkatan. Guru sudah lebih bisa memberikan motivasi kepada siswa. Sehingga prestasi siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan pengamatan pada siklus I diperoleh prosentase aktivitas guru sebesar 61.25% dan pada siklus II meningkat menjadi 82.50%. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I prosentasenya sebesar 60.00% dan pada siklus II meningkat menjadi 80.00%. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan CTL pada siswa kelas V SD Negeri 2 Ngares Trenggalek tahun 2014/2015 semester I berhasil dengan baik. Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 68.57 dengan ketuntasan belajar hanya 42.86% siklus pertama: 73.33 dengan ketuntasan sebesar 57.14% siklus kedua: 90.48 dengan ketuntasan belajar mencapai 100.00%. Untuk dapat lebih jelasnya penulis telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada Gambar 1. 100,00 100,00 90,48 90,00 80,00 73,33 68,57 70,00 57,14 60,00 50,00 RATA-RATA 42,86 KETUNTASAN 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 SEB SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model CTL 78 70 8 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Dengan diterapkannya proses pembelajaran dengan Pendekatan CTL menjadikan: (1) Prestasi belajar siswa untuk mempelajari bidang studi IPS semakin meningkat, Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 68.57 dengan ketuntasan belajar hanya 42.86% siklus pertama: 73.33 dengan ketuntasan sebesar 57.14% siklus kedua: 90.48 dengan ketuntasan belajar mencapai 100.00%. (2) Efektifitas pembelajaran IPS mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan motivasi guru terhadap siswa juga meningkat, dominasi guru terhadap pembelajaran akan semakin berkurang, dan suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan menyenangkan. DAFTAR RUJUKAN Depdikbud. 1996. Pedoman Pembuatan Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Depdikbud. Dosen FIP IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar- Dasar Kependidikan Nasional. Moh. Rofa'i. 1982. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Jammars. Ngalim Purwanto. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muhimat, M. 1994. PPKn dan Kependudukan. Bandung: Ganeca Exact. P. Hadinoto, dkk. 1991. Kesulitan Belajar dan Gangguan Bicara. Semarang: Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dipaparkan dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut agar dalam menerapkan pendekatan CTL dapat mencapai hasil yang memuaskan: hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan, memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS, memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan pendekatan CTL, untuk team dalam penelitian, meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau input dari kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja. Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi yang diajarkannya. Barisan Penerbit Universitas Diponegoro. Pehardjono. 1995. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Depdikbud. WJS. Poerwodarminto. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka. Tri Manunggal Kurniajaya, 2005. Panduan Menghadapi Ulangan Harian. Solo. Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. Winarno, Surahmad. 1975. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.