BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi kondisi awal 4.1.1. Aktivitas belajar Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X SMA Theresiana Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan pembelajaran ekonomi yang ada di kelas X. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan penggunaan metode TGT meningkatakan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ekonomi kompetensi dasar Mendeskripsikan Inflasi dan Indeks Harga semester 2 Tahun Pelajaran 2011-2012 SMA Theresiana Salatiga. Aktivitas pembelajaran siswa dan guru sangat rendah sebelum dilaksanakannya tindakan. Guru tidak bisa menguasai keadaan kelas dan siswa cenderung pasif. Dalam pembelajaran guru juga masih sering menggunakan ceramah bervariasi sehingga murid cenderung jenuh dan tidak memperhatikan, hal itu dapat menyebabkan nilai siswa yang menurun atau tidak memenuhi standar KKM. 4.1.2. Hasil belajar Hasil belajar awal siswa sebelum tindakan sangat rendah. Hasil belajar siswa masih rendah sebesar 58,33, rata-rata ketuntasan hasil belajar sebelum dilaksanakan tindakan hanya 7 dari 21 siswa yang nilainya mencapai KKM dengan rata-rata ketuntasan 33,33%. Setelah mengadakan penelitian dengan menggunakan metode TGT pada kompetensi dasar mendeskripsikan inflasi dan indeks harga diperoleh data sebagai berikut : 30 4.2. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Siklus I 1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa dan Guru a. Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dalam menerima pelajaran Hasil penelitian kesiapan siswa menerima pelajaran pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat bahwa sebesar 80,95 % siswa telah siap menerima materi pelajaran. Sedangkan 4,76 % siswa belum siap menerima materi pelajaran disebabkan enam siswa yang tidak membawa buku paket atau materi dan buku catatan. Pada pertemuan kedua yaitu pada kuis siklus 1 dapat dilihat siswa 100 % siswa siap menerima pelajaran. b. Observasi mengenai aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran kooperatif tipe TGT Tabel 3 Hasil observasi aktivitas tindakan guru dan murid Siklus I dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT Indikator ∑ item 1234 5 ∑>3 ∑<3 rata -rata siklus I target Guru 20 16 4 3,38 4 siswa 20 14 6 3,05 3 kesimpulan Belum memenuhi target masih banyak perbaikan Masih banyak item yang belum memenuhi target Hasil penelitian aktivitas guru hasil yang mencapai > 3 ada 16 item, sedangkan yang mencapai < 3 ada 4 item. Rata-rata aktivitas yang diperoleh adalah 3,38, ini menunjukkan rata-rata tindakan aktivitas guru belum mencapai indikator yang telah ditetapkan. 31 Hasil penelitian aktivitas tindakan siswa yang mencapai > 3 ada 14 item, sedangkan yang mencapai < 3 ada 6 item. Rata-rata aktivitas yang diperoleh adalah 3,05. Dalam hal ini masih diperlukan peningkatan sehingga aktiviats siswa menjadi lebih aktif yang dapat meningkatkan hasil belajar. c. Hasil belajar siswa Tabel 4 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Mata Pelajaran Ekonomi dengan Metode Kooperatif TGT Indikator Hasil Nilai Rata-rata % kondisi sebelum siklus 58,33 33,33% siklus I 81,19 66,67% Target Peningkatan 85 peningkatan sebesar 22,86 80% peningkatan sebesar 33,34 % Hasil belajar pada siklus I mnunjukkan ada 14 dari 21 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM. Hasil nilai yang diperoleh sebesar 81,19 dengan rata-rata ketuntasan 66,67%. Dalam hal ini belum memenuhi target atau indikator yang telah ditetapkan sehingga perlu peningkatan. 2) Refleksi Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh peningkatan aktivitas tersebut belum optimal atau belum menunjukan indikator keberhasilan sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan yang mengarah supaya mencapai hasil yang lebih optimal yang akan diperbaiki dalam siklus II. Refleksi hasil observasi pada siklus I dilakukan dengan perbaikan sikap guru dan siswa. Perbaikan sikap guru yang dilakukan dalam proses pembelajaran meliputi kegiatan sebagai berikut : 32 (a). kegiatan awal, guru mengkondisikan siswa siap belajar, (b). Guru menyebutkan atau memberi contoh yang berkaitan dengan pembelajaran, (c). Guru memberikan penjelasan menerangkan materi, (d). Kemampuan guru membimbing kelompok, (e). Guru memberikan kesimpulan terhadap materi. Perbaikan sikap guru yang harus dilakukan diawali dengan kegiatan awal guru untuk mengkondisikan siswa siap belajar, kemudian dilakukan kegiatan ini dalam proses pembelajaran sampai kegiatan akhir kegiatan pembelajaran. Perbaikan sikap siswa yang dilakukan dalam proses pembelajaran meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut : (a). kesiapan siswa untuk siap belajar, (b). kondisi siswa dalam menggali informasi yang berkaitan dengan pembelajaran, (c). Sikap siswa dalam memahami materi yang diajarkan, (d). Sikap siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok. Sikap siswa yang harus diperbaiaki dalam diawali dengan kesiapan masing-masing siswa untuk siap mneerima pelajaran, kemudian dilanjutkan kondisi siswa dalam menggali dan memahami materi yang diajarkan sampai kegiatan kelompok dalam mempresentasikan hasil kerjanya. 2. Hasil Penelitian Siklus II a. Perencanaan (Planning) Pada tahap perencanaan ini memperbaiki kekurangan pada siklus I yang dapat dilihat di refleksi siklus I. Persiapan perbaikan diantaranya sebagai berikut : 1. Penjelasan materi lebih jelas Upaya perbaikan pada penjelasan materi ini yaitu supaya guru menjelaskan lebih spesifik, memperbanyak contoh, sehingga siswa lebih mengerti isi materi. 2. Peningkatan hasil belajar 33 Meskipun dalam siklus I sudah ada peningkatan hasil belajar, akan tetapi hasil tersebut masih bisa ditingkatkan lagi. Di siklus II diharapkan kelas X mencapai ketuntasan sebesar 80%. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 5 Mei 2012 jam 10.15 – 11.45. Dalam pelaksanaan ini guru menjelaskan materi secara singkat dan guru telah memberikan kesimpulan materi pada akhir pembelajaran. Pertemuan kedua siklus II diadakan pada hari rabu tanggal 9 Mei 2012. Tes individu siklus II berjalan lancar. Setelah tes selesai, guru kembali menanyakan kepada siswa tentang kesulitan yang dihadapi. c. Pengamatan (observing) Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT siklus II adalah sebagai berikut: 1. Hasil observasi aktivitas siswa dan guru a. Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dan guru dalam menerima materi pelajaran. Pada siklus II pertemuan pertama, kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah mencapai 100%. Hal ini dapat dilihat dari semua siswa yang sudah membawa buku paket atau foto copy materi ajar dan alat tulis. Pada pertemuan kedua, semua siswa juga sudah membawa buku paket atau foto copy materi ajar dan alat tulis. b. Observasi mengenai aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran kooperatif tipe TGT. 34 Tabel 5 Hasil observasi aktivitas tindakan guru dan murid Siklus II dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT Indikator ∑ item 1234 5 ∑>3 ∑<3 rata -rata siklus target Guru 20 20 0 4,22 4 siswa 20 20 0 3,80 3 kesimpulan Telah memenuhi target indikator yang ditetapkan Telah memenuhi target indikator yang ditetapkan Hasil penelitian aktivitas guru hasil yang mencapai > 3 ada 20 item, sedangkan yang mencapai < 3 ada 0 item. Rata-rata aktivitas yang diperoleh adalah 4,22, ini menunjukkan rata-rata tindakan aktivitas guru telah mencapai terget indikator yang telah ditetapkan. Dan aktivitas tindakan guru telah mengalami peningkatan dan telah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 4. Hasil penelitian aktivitas tindakan siswa yang mencapai > 3 ada 20 item, sedangkan yang mencapai < 3 ada 0 item. Rata-rata aktivitas yang diperoleh adalah 3,80. Dalam hal ini telah mencapai target indikator yang telah ditetapkan. Aktivitas tindakan siswa juga telah mengalami peningkatan dan telah mencapai target skor angka yaitu 3. a. Hasil belajar siswa Tabel 6 Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Mata Pelajaran Ekonomi dengan Metode Kooperatif TGT Indikator Hasil Nilai Rata-rata % kondisi sebelum siklus 58,33 siklus I 81,19 siklus II 86,9 Target 85 33,33% 66,67% 90,47% 80% Peningkatan peningkatan sebesar 5,71 peningkatan sebesar 23,80 % Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan, yaitu ada 19 dari 21 siswa yang mendapatkan hasil nilai diatas KKM. Hasil nilai yang diperoleh sebesar 86,90 35 dengan rata-rata ketuntasan 90,47%. Dalam hal ini telah memenuhi target atau indikator yang telah ditetapkan sehingga perlu peningkatan. Dari hasil tugas kelompok, ada tiga kelompok yang memiliki nilai 100, yaitu kelompok 1,2 dan 5. kelompok 3 mendapat nilai 95 karena ada kesalahan pada perhitungan, dan klompok 4 mendapat nilai 80 karena ada salah dalam perhitungan. d. Refleksi (Reflecting) Di siklus II aktivitas belajar siswa dan guru sudah mengalami peningkatan. Aktivitas belajar siswa sudah mencapai rata-rat a score angka sama dengan atau lebih dari 3 sedangkan aktivitas guru mencapai score sama dengan atau lebih dari 4. Aktivitas siswa dan guru telah mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan. Pelaksanaan siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap siswa sebagai berikut : a. Aktivitas tindakan siswa telah mencapai rata-rata score angka sama dengan atau lebih dari 3, dan aktivitas tindakan guru telah mencapai score angka sama dengan atau lebih dari 4 yang telah mencapai indikator keberhasilan. b. Rata-rata hasil belajar siswa meningkat dari 81,19 menjadi 86,90. 1.3. Pembahasan Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil observasi selama penelitian. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila terdapat interaksi yang baik antara guru dan siswa.. Penelitian Tindakan Kelas di SMA Theresiana Salatiga ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 April 2012 dan 2 Mei 2012, siklus II pada tanggal 5 Mei 2012 dan 9 Mei 2012. Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini, dengan kompetensi dasar mendeskripsikan inflasi dan indeksa harga. 36 Hasil observasi awal yang menunjukan bahwa kegiatan belajar mengajar belum optimal, penggunaan metode pembelajaran yang belum tepat dan hasil belajar yang belum sesuai dengan target. Bentuk pemecahan dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas pelajaran ekonomi SMA Theresiana Salatiga. Perubahan ini dilihat dari hasil peningkatan hasil belajar siswa. Keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I mengalami peningkatan. Sebelum tindakan kelas dilaksanakan banyak siswa pasif, bermain handphone dan mengobrol. Siklus I, siswa sudah mulai aktif mengikuti pelajaran walaupun belum optimal, karena tindakan guru yang kurang mengkondisikan siswa untuk siap belajar. Semua kelompok sudah bisa bekerja sama untuk mengerjakan tugas dari guru, walaupun ada satu kelompok yang masih merasa kesulitan untuk mengerjakan tugasnya. Kelompok satu mendapat nilai 83, kelompok dua memperoleh nilai 91, kelompok tiga memperoleh nilai 89, kelmpok empat memperoleh niali 78 dan kelompok lima memperoleh nilai 89. Pada siklus II guru sudah bisa mengkondisikan siswa untuk siap menerima pembelajaran sehingga meningkatkan hasil nilai kelompok siswa kelompok 1,2 dan 5 mendapat nilai 100, kelompok 3 mendapat nilai 85, dan kelompok 4 mendapat nilai 80. Selain itu perubahan juga dapat dilihat dari hasil ketuntasan hasil belajar. Hasil analisis terhadap hasil belajar siswa menunjukkan bahwa dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan 7 siswa yang tidak tuntas. Rata-rata ketuntansan hasil belajar individu pada siklus I sebesar 66,67%. Ketidaktuntasan hasil belajar individu pada siklus I sebesar 33,33%. Peningkatan pada siklus II hanya dua orang siswa yang tidak tuntas. Rata-rata ketuntansan hasil belajar individu pada siklus II sebesar 90,47%. Ketidaktuntasan hasil belajar individu pada siklus I sebesar 9,53%. 37 Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari melalui kegiatan yang telah dilaksanakan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa sudah masuk dalam kriteria ketuntasan belajar yaitu lebih dari atau sama dengan 80 %. Hal ini berarti, dengan diterapkannya metode kooperatif tipe TGT hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Guru dalam menyampaikan materi juga mengalami kenaikan dibanding dari sebelum diterapkannya metode pembelajaran TGT. Guru berusaha memberi motivasi kepada siswa dan mencoba mengkondisikan kelas dengan baik, sehingga tercipta suasana belajar dengan baik. Guru dalam kegiatan belajar mengajar membimbing siswa mengorganisasikan kegiatan dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi. Sedangkan dalam lembar kerja siswa, guru memberikan arahan dan bimbingan, memantau jalannya kegitan belajar mengajar. Hasil observasi terhadap kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT menunjukkan bahwa kinerja guru sudah baik. Siklus I, guru sudah melaksanakan seluruh langkah–langkah pembelajaran yang telah di susun, namun belum secara optimal karena masih ada beberapa langkah yang belum dilakukan secara baik atau belum mencapai score angka 4. Siklus II, kinerja guru semakin baik dan telah mencapai score angka 4. Hasil observasi tindakan siswa juga telah mencapai score angka sama dengan atau lebih dari 3. Hal tersebut ditunjukkan dengan sudah dilakukanya langkah–langkah pembelajaran secara optimal. Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat mengoptimalkan proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Indikator dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan tolak ukur dari keberhasilan penelitian tindakan kelas. Belum tercapainya indikator dalam penelitian ini disebabkan masih terdapat permasalahan yang dihadapi pada siklus I yaitu : 38 1. Tindakan kegiatan awal gruru yang kurang mengkondisikan siswa untuk siap belajar terbukti dengan score yang diperoleh 3. (Lampiran 12, hal 75) . 2. Suasana kelas belum terkendali, karena masih ada siswa yang tidak memperhatikan selama pembelajaran. (Lampiran 12, hal 75) 3. Kurangnya kejelasan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. (Lampiran 12, hal 76) Namun hal ini dapat diatasi dengan baik karena adanya kerja sama yang cukup baik antara guru dengan siswa, sehingga pembelajaran tetap dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kemudian pelaksanaan pada siklus II guru berusaha untuk melakukan perbaikan-perbaikan dari kesalahan yang terjadi dari siklus I. Upaya-upaya yang telah dilakukan guru pada kegiatan siklus II untuk lebih mengoptimalkan lagi proses pembelajaran yaitu: 1. Mempersiapkan serta merencanakan RPP dengan sebaik mungkin. 2. Guru mengkondisikan dan memotivasi siswa untuk siap belajar. 3. Guru memotivasi siswa untuk lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada kompetensi dasar mendeskripsikan inflasi dan indeks harga merupakan suatu pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam bentuk kelompok. Pembelajaran yang dilakukan guru dengan sedemikian rupa diharapkan dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik. Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa serta pemahaman siswa terhadap mata pelajaran sehingga pembelajaran yang berlangsung dapat menjadi lebih baik dan diperoleh secara optimal. Penggunaan metode kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi, kompetensi dasar 39 Mendeskripsikan Inflasi dan Indeks Harga kelas X Mata pelajaran ekonomi, semester 2 Tahun Pelajaran 2011-2012 SMA Theresiana Salatiga. 40