D:\vol. 12\3\13. hakiki.pmd

advertisement
Haqiqi Rafsanjani, Raditya Sukmana
Pengaruh Perbankan Atas Pertumbuhan Ekonomi: Studi
Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah
di Indonesia
JAM
12, 3
Diterima, April 2014
Direvisi, Juli 2014
September 2014
Disetujui, September 2014
Haqiqi Rafsanjani
Magister Sains Ekonomi Islam Universitas Airlangga Surabaya
Raditya Sukmana
International Islamic University Malaysia
Abstract: This paper examines the influence of banks (Conventional and Islamic) on economic growth in Indonesia during the period 2008–2012. Secondary data that were used in
this research were in the form of monthly time series data during the year 2008–2012. The
data were obtained based on monthly statistical banking report from Bank Indonesia (BI)
and monthly statistical reports of the Monthly Industrial Production Index in the Large and
Medium scale from Central Bureau of Statistics (BPS) of Indonesia. Total deposits, total
loans/total financial, and total assets as variables that are representing the bank. GDP
(Gross Domestic Product) is the variable that representing economic growth. By using Cointegration methods and Granger Causality, the result shows that generally, Conventional
and Islamic banking affects economic growth in Indonesia.
Keywords: banking and economic growth JEL Classification: E01, E21, F43, G21
Abstrak: Paper ini mengkaji tentang pengaruh perbankan (konvensional dan syariah) terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama periode 2008–2012. Data sekunder berupa data time
series bulanan dari tahun 2008–2012 digunakan dalam penelitian ini. Data tersebut diperoleh
berdasarkan laporan statistik bulanan perbankan dari Bank Indonesia (BI) dan laporan statistik
bulanan Indeks Produksi Bulanan Industri Besar dan Sedang dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Indonesia. Total simpanan, total kredit/total pembiayaan, dan total aset sebagai variabel yang
mewakili perbankan. GDP (Gross Domestic Product) sebagai variabel yang mewakili
pertumbuhan ekonomi. Menggunakan metode Kointegrasi dan Kausalitas Granger, hasil
menunjukkan bahwa secara umum perbankan konvensional dan syariah berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kata Kunci: Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi JEL Classification: E01, E21, F43, G21
Jurnal Aplikasi
Manajemen (JAM)
Vol 12 No 3, 2014
Terindeks dalam
Google Scholar
Alamat Korespondensi:
Haqiqi Rafsanjani Magister
Sains Ekonomi Islam Unair.
Kampus B Jl. Airlangga 4–6
Surabaya 60286, Telp. (031)
5041566, 5041536, E-mail:
qi2_muse@ yahoo.com
492
Perbankan Indonesia telah
memiliki rangkaian sejarah
yang cukup panjang. Sebelum
berdirinya BI pada tahun 1953,
belum ada lembaga yang melakukan fungsi pengawasan
bank. Hingga kemudian berdasarkan peraturan pemerintah No. 1/1955, ditetapkan Bank
Indonesia atas nama Dewan
Moneter melaksanakan pengawasan terhadap semua
bank umum dan bank tabungan yang beroperasi di
Indonesia.
Sejarah perkembangan bank syariah di Indonesia
sendiri diawali oleh munculnya ide dan gagasan konsep lembaga keuangan syariah tahun 1980, selanjutnya
diselenggarakanya lokakarya MUI di mana para peserta
sepakat mendirikan bank syariah di Indonesia tahun 1990,
sehingga pada tanggal 1 Mei 1992 bank syariah pertama
bernama Bank Muamalah Indonesia mulai beroperasi.
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME492
12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014
Pengaruh Perbankan Atas Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia
Sehingga dalam perkembanganya saat ini sistem
perbankan di Indonesia menganut dual banking
system yakni Bank Konvensional dan Bank Syariah.
Hal ini diakui dan di kenal sejak diberlakukanya UU
No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Kemudian
diperkuat dengan adanya UU No. 10 tahun 1998 sebagai pengganti UU No. 7 tahun 1992. Dual banking system
atau sistem perbankan ganda yaitu terselenggaranya
dua sistem perbankan (konvensional dan syariah)
secara berdampingan.
Kedua sistem perbankan ini secara sinergis dan
bersama-sama memenuhi kebutuhan masyarakat
akan produk dan jasa perbankan, serta mendukung
pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional. Dengan diterapkanya dual banking system di
Indonesia terdapat dua sistem perbankan yang diterapkan di Indonesia. Penerapan sistem perbankan
ganda diharapkan dapat memberikan alternatif transaksi keuangan yang lebih lengkap untuk masyarakat.
Penerapan sistem perbankan berganda dapat meningkatkan pembiayaan bagi sektor riil secara bersamasama antara Bank Syariah dan Bank Konvensional.
Sementara itu, Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia tahun 2012 tumbuh sebesar 6,23% dibandingkan dengan tahun 2011. Pertumbuhan terjadi pada
semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi
di sektor Pengangkutan dan Komunikasi 9,98% dan
terendah di sektor Pertambangan dan Penggalian
1,49%. Sementara, PDB Tanpa Migas tahun 2012
tumbuh 6,81%.1
Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh perbankan,
Bank Konvensional dan Bank Syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Seperti yang diketahui
bahwa tujuan pendirian perbankan selain untuk mencari keuntungan, juga untuk meciptakan kesejahteraan
masyarakat dan akhirnya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Terutama Bank Syariah
yang mempunyai peran yang lebih signifikan dari bank
konvensional dalam meningkatkan kinerja ekonomi
negara.
Pentingnya penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh Bank Konvensional dan Bank Syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia sehingga akan
bermanfaat bagi Bank Sentral (BI) selaku pihak yang
mempunyai wewenang dalam pembuat kebijakan
dalam perbankan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini
diharapkan dapat di pakai sebagai salah satu bahan
referensi atau pertimbangan dalam pembuatan kebijakan selanjutnya.
LANDASAN TEORI
Pertumbuhan Ekonomi
Teori-teori pertumbuhan ekonomi melihat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan faktorfaktor penentu pertumbuhan ekonomi. Perbedaan
antara teori yang satu dengan yang lain terletak pada
perbedaan fokus pembahasan dan atau asumsi-asumsi
yang digunakan.2
Optimal Population Theory
Teori ini telah dikembangkan oleh kaum Klasik.
Menurut teori ini, berlakunya the law of diminishing
return menyebabkan tidak semua penduduk dapat
dilibatkan dalam proses produksi. Jika dipaksakan, justru akan menurunkan tingkat output perekonomian.
Neo Classic Growth Theory
Fokus pembahasan teori pertumbuhan Neo Klasik adalah akumulasi stok barang modal dan keterkaitanya dengan keputusan masyarakat untuk menabung atau melakukan investasi.
Endogenous Growth Theory
Kelemahan model klasik maupun neo klasik terletak pada asumsi bahwa teknologi bersifat eksojenus.
Konsekuensi asumsi ini adalah terjadinya the law of
diminishing return, karena teknologi dianggap sebagai faktor produksi tetap (fixed input). Konsekuensi
lebih serius dari memperlakukan teknologi sebagai
faktor eksogen dan konstan adalah perekonomian
yang telah lebih dahulu maju, dalam jangka panjang
akan terkejar perekonomian yang lebih terbelakang
selama tingkat pertambahan penduduk, tingkat tabungan, dan akses terhadap teknologi adalah sama.
Schumpeter Theory
Schumpeter berpandangan bahwa pertumbuhan
ekonomi sangat ditentukan oleh kemampuan
2
1
Berita resmi Statistik BPS, PDB Indonesia 2012 triwulan iv.
Rahardja, P. dan Manurung, M., Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar,
(Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2008), Edisi keempat. Hal. 139-143
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
493
Haqiqi Rafsanjani, Raditya Sukmana
kewirausahawan (entrepreneurship). Sebab, para
pengusahalah yang mempunyai kemampuan dan
keberanian mengaplikasi penemuan-penemuan baru,
dalam aktivitas produksi. Langkah-langkah pengaplikasian penemuan-penemuan baru dalam dunia usaha
merupakan langkah inovasi. Termasuk dalam langkahlangkah inovasi adalah penyusunan teknik tahap produksi serta masalah organisasi manajemen, agar produk
yang dihasilkan dapat di terima pasar.
Harrod-Domar Theory
Teori Harrod-Domar dikembangkan secara terpisah (sendiri-sendiri) dalam periode yang bersamaan.
Keduanya melihat pentingnya investasi terhadap
pertumbuhan ekonomi, sebab investasi akan meningkatkan stok barang modal, yang memungkinkan
peningkatan output. Sumber dana domestik untuk
keperluan investasi berasal dari bagian produksi
(pendapatan nasional yang di tabung).
Bank dan Pertumbuhan Ekonomi
Terkait dengan peran Bank Islam terhadap pertumbuhan ekonomi, Said Al-Halaq (2005) dalam
penelitiannya terhadap praktek Jordan Islamic Bank
(JIB) sebagai studi kasus selama periode 1980-2000.
Metode two stage ordinary least square (2SLS)
digunakan untuk mengetahui efek langsung dan tak
langsung dari Jordan Islamic Bank (JIB) pada pendapatan riil per kapita sebagai proxy untuk pertumbuhan ekonomi. Hasil yang diperoleh adalah Efek tidak
langsung dari total pembiayaan dan investasi JIB sebagai presentasi dari total kredit relatif kecil (0,048)
dibandingkan dengan bank konvensional (0,50).
Furqani and Mulyany (2009) dalam penelitian
yang dilakukan di Negara Malaysia tentang Bank
Islam dan pertumbuhan ekonomi, hasil secara umum
menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, pembiayaan Bank Syariah secara signifikan dan positif berkolerasi dengan pertumbuhan ekonomi dan akumulasi
modal dari Malaysia. Abduh and Omar (2012) dalam
penelitiannya tentang Bank Syariah dan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia dengan menemukan bukti bahwa dalam jangka panjang, pengembangan keuangan
syariah secara positif dan signifikan berkolerasi dengan
pertumbuhan ekonomi dan akumulasi modal. Dalam
hal ini, pembiayaan dalam negeri yang diberikan oleh
494
sektor perbankan syariah telah ditemukan kontribusi
pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Abduh and
Chowdhury (2012), pembiayaan bank syariah ditemukan memiliki hubungan positif dan signifikan dengan
pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang
maupun dalam jangka pendek.
Murty, et al. (2012) meneliti dampak jangka
panjang dari kredit perbankan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Ethiopia, hasil menunjukkan hubungan
keseimbangan positif dan signifikan antara kredit
perbankan dan pertumbuhan ekonomi di Ethiopia.
David and Ikechukwu (2011) studi ini meneliti
tentang kontribusi Bank Nigeria terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan metode kointegrasi hasil penelitian menunjukkan dampak tidak signifikan variabel
intermediasi bank terhadap pertumbuhan ekonomi.
Studi ini menyimpulkan bahwa buruknya kinerja
variabel tersebut menunjukkan bahwa variabel lain
seperti SDM, infrastruktur, stabilitas politik, dan teknologi mungkin memainkan peran yang lebih kuat
dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Nigeria
dari pada Bank. R. Krishnankutty (2011). Penelitian
ini mencoba untuk melihat hubungan antara kredit
bank dan pertumbuhan ekonomi di North East India,
dengan menggunakan data panel untuk North East
India dari 1999–2007 studi ini menemukan bahwa
kredit bank tidak memiliki banyak dampak pada pertumbuhan ekonomi, alasannya terutama karena default dalam pembayaran dan kurangnya pengawasan
oleh otoritas.
Pembangunan Keuangan dan Pertumbuhan
Ekonomi
Perera and Paudel. (2009) mengkaji hubungan
sebab akibat antara pembangunan keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Sri Lanka selama periode 1955–
2005, temuan utama dari studi ini sangat tidak mendukung pandangan bahwa pembangunan keuangan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Secara umum hasil
tersebut sejalan dengan temuan Sinha and Macri
(2001).
Burzynska (2009) menguji hubungan jangka panjang antara pertumbuhan ekonomi dan perkembangan
keuangan di Cina untuk periode 1978–2005, hasil menunjukkan hubungan keseimbangan jangka panjang
antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014
Pengaruh Perbankan Atas Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia
keuangan, hubungan sebab akibat dipengaruhi oleh
jenis bank serta jenis pinjaman. Kar and Pentecost
(2000) menguji hubungan sebab akibat antara
pembangunan keuangan dan pertumbuhan ekonomi
di Turki selama periode 1963–1995, hasil empiris menunjukkan terdapat hubungan sebab akibat antara
pembangunan keuangan dan pertumbuhan ekonomi.
Shan (2003) meneliti dampak pembangunan keuangan
terhadap pertumbuhan ekonomi di China, hasil menunjukkan bahwa pengembangan keuangan sebagai kekuatan kedua (setelah kontribusi dari input tenaga
kerja) dalam pertumbuhan ekonomi terkemuka di
China.
Lee (2005) membahas hubungan antara intermediasi keuangan dan kinerja ekonomi di Kanada untuk
periode 1870–1926 dan 1948–2002, tes kausalitas
Granger memberikan bukti bahwa sektor keuangan
memicu pertumbuhan ekonomi untuk sampel 1948–
2002 dan tidak ada bukti sebaliknya, pada 1870–1926
hanya variabel basis moneter yang signifikan untuk
pertumbuhan ekonomi.
METODE
Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder berupa data time series bulanan
dari tahun 2008–2012. Data tersebut diperoleh dari
Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS)
Indonesia, pemilihan periode ditentukan oleh ketersediaan data. Total simpanan, total kredit/total pembiayaan, dan total aset sebagai variabel yang mewakili perbankan. GDP (Gross Domestic Product) sebagai
variabel yang mewakili pertumbuhan ekonomi.
Kerangka Konseptual
GDP = f (TK, TS, TA, TP, TSS, TAS)
GDP =  + 1 (TK) + 2 (TS) + 3 (TA) + 4 (TP)
+ 5 (TSS) + 6 (TAS) + ei
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
No
Penulis
Judul
Ta hun
Variabel
Bebas
1 M. Ab duh D oes Islamic Banking
&
Matter For Econo mic
Chowdhury G rowth In
Bangladesh?
2012 Total pembiayaan,
to tal simpanan
2 M. Ab duh Islamic Banking And
& M. Azmi Economic G rowth:
Omar
T he Indonesian
Experience
3 Hafas F. & Islamic Banking And
Mulyany R. Economic G rowth:
E mpirical Evidence
From Malaysia
2012 Total pembiayaan
4 S. Al-Halaq T he Role Of Islamic
Banks In Economic
G rowth: The Case Of
Jordan
2005 Real Interest Rate, Net
Transfer From Abroad,
Total Pembiayaan &
Investasi, Total Kredit,
Gross Investment, GDP
5 Sin-yu Ho Banking Sector
& Nicho las D evelopment And
M. O.
Economic G rowth In
H ongko ng
6 David B.E. Bank And Economic
&
G rowth In Nigeria
Ikechukwu
A. A.
2013 Total kredit & total
simpanan
2009 Total pembiayaan
Data
Metode
Hasil
Terikat
GDP
World Bank, the K ointegrasi Total pembiayaan
handbook of
& kausalitas  (+ sig.) GD P
statistic on
granger
Bangladesh
economy and
Bangladesh Bank,
IMF
PMTB Bank Indonesia & K ausalitas
Total pembiayaan
& GD P Statistik Keuangan granger,
(+ sig.)  PMTB & GDP
Internasional
K ointegrasi
SRPM
& ECM
Real
International
K ausalitas
Total pembiayaan
GDP,
Financial Statistics G ranger,
(+ sig.)  PMTB & real
PMTB, (IMF), Statistik
K ointegrasi GD P
Trade
Bulanan Bank
& VECM
N egara malaysia
Real Per Jordan Islamic
Two stage
Total Investasi (+ sig.), Net
Capita
Bank & Central ordinary least Transfer Fro m Abroad (+
Income Bank of Jordan
square
sig.), Real Interest rate ((2SLS)
sig.), Total pembiayaan (+
sig.), Total Kredit
(+ sig.) Real Per Capita
Income
GDP
International
A RD L
Total kredit (+ sig.), to tal
Financial Statistic
simp anan (- sig.)  GDP
(IMF)
2011 GDP, deposit, lending GDP
rate, agregate dep osit,
in flatio n,
manufacturing capacity,
credit real sector,
financial deepening,
saving ratio, credit
ratio, curency ratio
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
Central Bank of Johansen
N igeria & Internet kointegrasi
saving ratio (- sig.),
financial deepening (+ sig.),
currency ratio (- sig.), credit
ratio (+ sig.), manufacturing
capacity (+ sig.), lending
rate (- sig.), inflation (sig.). GDP
ISSN: 1693-5241
495
Haqiqi Rafsanjani, Raditya Sukmana
7
8
9
10
11
12
13
14
15
K. BurzynskaFinancial Development And 2009 Total kredit, FDI, M2,
Economic Growth: The Case
Educations
Of Chinese Banking Sector
K. Dey &
Stock Exchange Liquidity,
Market capitalization,
Flaherty
Bank Credit, and Economic
d ollar value, bank
Growth
credit, legal dummy,
market dummy,
exchange dummy.
Muhsin K. & Financial Development and
2000 Domestic credit, M2,
Eric J. P.
Economic Growth in T urkey:
Bank deposit leabilities,
Further Evidence on the
p rivat sector credit to
Causality Issue
d omestic credit ratio,
p rivate sector credit to
income ratio
Raveesh K. Role of Banks Credit in
2011 Kredit agriculture,
Economic Growth: a Study
industry, transport
With Special Reference to
o perators, services,
North East India
p ersonal loan, trade,
finance,
Jennifer Lee Financial Intermediation and 2005 Monetary base, deposit
Economic Growth Evidence
liabilities, domestic
From Canada
credit, private credit,
Stock turnover
Murty,
The Long-Run Impact of
2012 Huma capital, domestic
Sailaja &
bank Credit on Econo mic
capital, opennes trade,
Demissie
Growth in Ethiopia:
inflation, goverment
Evidence from the
spending, credit privat
Johansen’s Multivariate
sector
Cointegration Approach
Nelson P. & Financial Development and
2009 Ratio narrow money
Ramesh C. P. Economic Growth in Sri
(FDM1), ratio broad
Lanka
money (FDM2), ratio
total deposit (FDM3),
ratio privat sector credit
(FDM4), ratio to tal
credit (FDM5)
Shan J.
Financial Development and
2003 Total kredit,
Economic Growth: The
keterbukaan
Empirical Evidence from
p erdagangan, investasi
China
& tenaga kerja
GDP
D. Sinha & J. Financial Development and
Macri
Economic Growth: the Case
of Eight Asian Co untries
GDP riil International Financial
Statistics (IFS)
2001 Kredit domestik,
investasi, populasi,
p enawaran uang
Di mana:
GDP = Gross Domestic Product
TK = Total Kredit Bank Konvensional
TS = Total Simpanan Bank Konvensional
TA = Total Aset Bank Konvensional
TP = Total Pembiayaan Bank Syariah
TSS = Total Simpanan Bank Syariah
TAS = Total Aset Bank Syariah
Financial survey &
Kausalitas granger –
statistics department of the Vector Auto regressive
people’s Bank of China
GDP
Federation of International Model SUR
nominal Stock Exchanges &
price
International Financial
Statistics
T otal kredit (+ sig.), FDI (+ sig.), M2 (+
sig.), Educations (+ sig.)GDP
Per
capita
GNP
Statistical Indicators b y the Kausalitas granger &
Turkish State Institute of kointegrasi (VECM)
Statistics (SIS) &
International Financial
Statistics (IFS)
Domestic credit (+ sig.), M2 (+ sig.),
Bank deposit leabilities (+ sig.), privat
sector credit to domestic credit ratio (+
sig.), private sector credit to income
ratio (+ sig.) GNP
GDP
Bulletin Bank India
Kredit perbankan tidak berdampak pada
pertumb uhan ekonomi
Ordinary least squire
(OLS) regression
Likuiditas pasar saham (+ sig.), kredit
bank (+ sig.) GDP
GDP per International Financial
Kausalitas granger,
capita
Statistic (IMF) & Statistics kointegrasi, VAR
Canad a’s (CANSIM)
GDP
1948-2002= financial development
leads to econo mic growth
1870-1926= only the monetery base (+)
sig. GDP per capita
World Development
Multivariat Johansen
Huma capital sig. (+), domestic capital
Indicators (World Bank’s) Cointeg ration Approach sig. (+), opennes trade sig. (+), inflation
& International Financial
sig. (-), goverment spending sig (-),
Statistics (IMF)
credit privat sector sig (+) GDP
Real GDP AnnualRreport of Central Kointegrasi, ECM &
per capita Bank of Sri Lanka &
Causalitas Granger
(FDM6) International Financial
Statistics (IFS)
Hasil dari temuan studi ini tidak
mendukun g bahwa pengembangan
keuangan berpengaruh terhadap
pertumb uhan ekonomi.
GDP
 Pengembangan keuangan menjadi
kekuatan kedua setelah tenaga kerja yg
mempengaru hi pertumbuhan ekonomi.
 Hubungan 2 arah pengembangan
keuangan dg p ertumbuhan ekonomi
Hubun gan (+) pendapatan & keuangan
(India, Malaysia, Pakistan, Sri Lanka).
Hubun gan 2 arah pendapatan &
keuangan (India & Malaysia).
Hubun gan 1 arah pendapatan &
keuangan (Jepang & Thailand).
Hubun gan terbalik (Korea, Pakistan,
Filipina).
Annual data from China & VAR & Granger
World Bank
Causality
Kausalitas multivariat
Stationary Test
Sebuah unit root di uji dengan Augmented
Dickey Fuller (ADF) dan Phillip-Perron (PP). Uji ini
merupakan uji yang paling sering digunakan dalam
pengujian stasioneritas dari data, yakni dengan melihat
apakah terdapat unit root di dalam model atau tidak.
Semua seri harus stasioner pada tingkat yang sama, uji ADF dapat ditentukan seperti pada persamaan
berikut:
Tabel 2. Penelitian Sekarang
No
1
496
Judul
Pengaruh Perbankan Dan
Pertumbuhan Ekonomi: Studi
Kasus Bank Konvensional dan
Bank Syariah Di Indonesia
Tahun
2013
variabel
Bebas
Terikat
Total simpanan, total GDP (Gross
kredit/pembiayaan, total Domestic
aset
Product)
Data
Metode
Laporan statistik
Kointegrasi
bulanan perbankan
(Bank Indonesia)
& BPS Indonesia
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014
Pengaruh Perbankan Atas Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia
Total Kredit Bank Konvensional
Total Simpanan Bank Konvensional
Total Asset Bank Konvensional
Pertumbuhan Ekonomi
(GDP Indonesia)
Total Pembiayaan Bank Syariah
Total Simpanan Bank Syariah
Total Asset Bank Syariah

Yt   0  Yt 1   i  Yt i   t
(1)
i 1
Uji hipotesis:
H0: = 0 (terdapat unit root, data tidak stasioner)
H1: < 0 (tidak terdapat unit root, data sudah stasioner)
Sementara itu, uji PP dapat ditentukan seperti
dalam persamaan berikut:
Yt  o  1t  Yt 1  vt
(2)
Uji hipotesis:
H0: = 0 (terdapat unit root, data tidak stasioner)
H1: < 0 (tidak terdapat unit root, data sudah stasioner)
Selanjutnya, untuk mengetahui jumlah lag optimal
yang digunakan dalam uji stasioneritas, berikut adalah
kreteria yang digunakan.
1
Akaike informatio n criterion (AIC) : - 2   k  T 
T
(3)
 1  log (T )
Schwarzinformation criterion (SIC) : - 2   k
T
T
(4)
log (T )
1
Hannan  Quinn informatio n criterion (HQ) : - 2   2 k log
T
T
(5)
pengujian reduce rank, johansen menggunakan dua
pengujian statistik yang berbeda yaitu trace test (
trace) dan Maximum Eigenvalue Test ( max).
Trace test menguji H0 pada persamaan kointegrasi
 sebagai kointegrasi alternatif dari persamaan kointegrasi K, K merupakan bilangan variabel endogen
untuk  = 0, 1, .....K-1. Pengujian H0 melalui trace
test dapat ditunjukkan melalui persamaan berikut:

LRtrace ( /  )    log (1  i )
(6)
i  r 1
Di mana i merupakan eigenvalue terbesar dari
matriks π . Maksimum eigenvalue test menguji H0
pada persamaan kointegrasi  sebagai kointegrasi
alternatif dari persamaan kointegrasi K + 1. Pengujian
H0 melalui maximum eigenvalue test dapat ditunjukkan pada persamaan berikut:
LR max( /   1)   log log1  r 1 
(7)
LRmax( /  1)  LRtrace( /)  LRtrace( 1/ )
(8)
Di mana:  = 0, 1, ...., K -1.
HASIL
Stationary Test
Uji Kointegrasi
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan
dalam uji kointegrasi adalah metode johansen. Dalam
Paper ini menggunakan tes Augmented DickeyFuller (ADF) dan Phillip-Perron (PP) untuk mengidentifikasi urutan variabel integrasi. Berdasarkan
tabel 3 dapat diketahui bahwa berdasarkan tes unit
root ADF dan PP; GDP, TS, TK, TA, TSS, TP, TAS
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
497
Haqiqi Rafsanjani, Raditya Sukmana
mengandung unit root. Oleh karena itu dilakukan tes
yang kedua (tes derajat integrasi) sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel sudah stasioner
pada 1st Defference.
Dari hasil uji kointegrasi di dapatkan persamaan
jangka panjang di mana TK memiliki pengaruh sebesar -4.015 terhadap GDP, dengan nilai t-statistik -3.069
lebih besar dari nilai ttabel tingkat signifikansi 5%. Maka
Tabel 3. Stationary Test
Augmented Dickey-Fuller
Variabel
Level
GDP
Phillip-Perron
Trend and Intercept
1st Difference
-2.195
-8.516***
Trend and Intercept
Level
1st Difference
-2.154
-8.813***
TS
-0.115
-5.024***
-1.249
-9.103***
TK
1.312
-3.991**
0.842
-7.188***
TA
0.337
-4.400***
-0.463
-8.078***
TSS
-0.776
-4.855***
-0.498
-6.844***
TP
1.537
-3.268*
2.128
-6.691***
TAS
-1.756
-4.436***
-0.821
-7.847***
Catatan:
*
Significant at 10% alpha; ** Significant at 5% alpha; *** Significant at 1% alpha
Uji Kointegrasi
Tabel 4. Uji Johansen Kointegrasi
Model
r = 0
r = 1
r = 2
r = 3
r = 4
r = 5
r = 6
Null
Hypothesis
0.6 40
0.3 97
0.3 83
0.3 12
0.1 63
0.0 74
0.0 05
Trace
Statistic
153.565
94.267
64.927
36.880
15.176
4.819
0.338
0,05 Critical
Value
111.780
83.937
60.061
40.174
24.275
12.320
4.129
Dari hasil uji kointegrasi dapat diketahui persamaan jangka panjang dari model tersebut:
GDP = -4.015TK + 12.455TS + -6.348TA + 99.936TP
+ -84.914TSS + 9.406TAS
t - std error = (1.221) (2.672) (1.424) (19.775) (21.993)
(14.670)
t – statistik = (-3.069) (1.409) (-730) (4.644) (-199)
(-3530)
Dari nilai t-statistik di atas diketahui bahwa TK,
TP, dan TAS signifikan berpengaruh terhadap GDP,
sedangkan TS, TA, dan TSS tidak signifikan berpengaruh terhadap GDP.
498
Max-Eigen
Statistic
59.297
29.340
28.046
21.704
10.356
4.481
0.338
0,05 Critical
Hasil
Value
42.772
36.630
TT d an ME
30.439
mengindikasikan
24.159 terdapat 3 persamaan
17.797 kointegrasi pada tingkat
11.224
α = 5%
4.129
variabel TK dapat menjelaskan persamaan jangka
panjang. Tanda keofisien variabel TK (-), hal ini berarti
bahwa TK memiliki pengaruh negatif dalam persamaan jangka panjang. Maka berarti setiap kenaikan
TK sebesar 1% akan menurunkan GDP sebesar
4.01%.
Dari hasil uji kointegrasi di dapatkan persamaan
jangka panjang di mana TP memiliki pengaruh sebesar
99.936 terhadap GDP, dengan nilai t-statistik 4.644
lebih besar dari nilai ttabel tingkat signifikansi 1%. Maka
variabel TP dapat menjelaskan persamaan jangka
panjang. Tanda keofisien variabel TP (+), hal ini berarti
bahwa TP memiliki pengaruh positif dalam persamaan
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014
Pengaruh Perbankan Atas Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia
jangka panjang. Maka berarti setiap kenaikan TP
sebesar 1% akan menaikkan GDP sebesar 99.93%.
Dari hasil uji kointegrasi di dapatkan persamaan
jangka panjang di mana TAS memiliki pengaruh sebesar 9.406 terhadap GDP, dengan nilai t-statistik -3.530
lebih besar dari nilai ttabel tingkat signifikansi 5%. Maka
variabel TAS dapat menjelaskan persamaan jangka
panjang. Tanda keofisien variabel TAS (+), hal ini
berarti bahwa TAS memiliki pengaruh positif dalam
persamaan jangka panjang. Maka berarti setiap kenaikan TAS sebesar 1% akan menaikkan GDP sebesar 9.40%.
PEMBAHASAN
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu negara yaitu dengan
melihat GDP dari negara tersebut. GDP (Gross Domestic Product) merupakan penjumlahan dari seluruh
total barang dan jasa yang di hasilkan suatu negara
dalam periode waktu tertentu. GDP (Y) terbentuk
dari empat komponen besar yaitu konsumsi (C),
investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor
neto (X-M). Secara teknis dapat dituliskan dengan
singkat sebagai berikut: Y = C + I + G + (X-M).
GDP dalam suatu negara dapat berubah (meningkat atau menurun), adapun penyebab terjadinya
perubahan tersebut dapat di sebabkan karena perubahan harga-harga, pengaruh kenaikan riilnya di
dalam komponen GDP ataupun terjadi karena keduaduanya. Perubahan GDP yang disebabkan karena
perubahan harga-harga dapat terjadi apabila terjadi
kenaikan atau penurunan harga, jumlah barang yang
dapat di beli oleh masyarakat niscaya akan mengalami
perubahan pula. Apabila harga-harga naik, kebanyakan orang akan menjadi lebih miskin dari pada keadaan
sebelumnya, sekalipun ternyata jumlah pendapatan
yang mereka terima tetap sama.
Selanjutnya perubahan GDP dapat juga disebabkan karena adanya perubahan riil di dalam GDP, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa GDP
terbentuk dari empat komponen besar, yaitu, konsumsi
(C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan
ekspor neto (X-M). Perubahan salah satu saja di antara keempat unsur tersebut tentu akan menyebabkan
terjadinya perubahan di dalam GDP.
Konsumsi
Di dalam ilmu ekonomi, konsumsi dapat diartikan
sebagai penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi. Apabila seseorang telah
mendapatkan pendapatan dari hasil kerjanya/usahanya maka pendapatan tersebut akan dikeluarkan pertama kali untuk keperluan konsumsi, sedangkan kalau
memang masih ada sisa maka akan di tabung. Secara
teknis pernyataan tersebut dapat ditulis secara singkat
sebagai berikut:
(a) Y = C + S
Di Indonesia, komponen konsumsi memiliki porsi
yang sangat besar dalam pengaruhnya terhadap GDP
Indonesia, dari data Badan Pusat Statistik (BPS)
Indonesia pada triwulan IV 2012 di lihat dari pola
distribusi GDP penggunaan (harga berlaku), komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan GDP
indonesia dengan proporsi sebesar 54,61% pada tahun
2011 dan 54,56% pada tahun 2012.
Peningkatan di sektor konsumsi ini dimungkinkan
disebabkan oleh peningkatan pendapatan (income)
masyarakat, atau dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa secara umum masyarakat Indonesia semakin
kaya. Sehingga dengan meningkatnya pendapatan
masyarakat akan diikuti juga dengan meningkatnya
kegiatan konsumsi dan pada akhirnya akan berdampak pada meningkatnya GDP Indonesia, dengan meningkatnya GDP maka dapat juga dikatakan bahwa
rakyat Indonesia secara umum semakin sejahtera
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Momen pertumbuhan ekonomi yang di di dorong
dari pengeluaran konsumsi rumah tangga ini perlu di
pertahankan oleh pemerintah. Karena, konsumsi
merupakan komponen penyumbang terbesar dalam
GDP Indonesia. salah satu cara yang dapat dilakukan
yaitu dengan menjaga tingkat inflasi, dengan cara
menekan angka inflasi serendah mungkin sehingga
dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
Bank Indonesia (BI) selaku lembaga yang mempunyai tugas di bidang moneter diharapkan mampu
menjalankan tugasnya dalam menjaga laju inflasi tersebut. Karena inflasi merupakan salah satu masalah
ekonomi yang dialami oleh seluruh negara dan dampaknya sangat besar dalam mempengaruhi laju
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
499
Haqiqi Rafsanjani, Raditya Sukmana
Investasi
Pengeluaran Pemerintah
Investasi atau di sebut juga dengan penanaman
modal, bersama-sama dengan konsumsi pada dasarnya investasi telah membentuk sebuah perekonomian
dua sektor di mana campur tangan pemerintah maupun
hubungan luar negeri tidak ada. Jelasnya, konsumsi
ditambah dengan investasi sama dengan GDP. Di
samping itu, di atas telah disebutkan bahwa income
sama dengan konsumsi di tambah dengan tabungan
atau GDP (dalam perekonomian dua sektor)
dikeluarkan untuk dua tujuan yaitu konsumsi dan
tabungan. Jika kedua hal itu dituliskan dalam bentuk
persamaan, sebagai berikut:
(a) Y = C + S
(b) Y = C + I
Sehingga dari kedua persamaan tersebut di atas
dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut:
(c) S = I
Persamaan (c) di atas artinya bahwa besarnya
tabungan itu harus sama dengan investasi. Investasi
merupakan komponen GDP yang sangat penting
dalam perekonomian suatu negara, terutama jenis
investasi di sektor riil. Karena, dengan ditingkatkanya
investasi di sektor riil maka akan menambah jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan/ditawarkan kepada
masyarakat. Sehingga, dengan banyaknya jumlah
barang dan jasa yang ditawarkan, akan berpengaruh
terhadap turunya harga-harga barang yang diikuti
dengan naiknya jumlah permintaan sehingga dapat
meningkatkan daya beli masyarakat.
Untuk mendorong pertumbuhan investasi dalam
suatu negara, maka lembaga keuangan mempunyai
peranan yang sangat penting seperti misalnya perbankan. Bank, sebagai salah satu lembaga keuangan yang
mempunyai peran sebagai intermediasi antara pihak
yang kelebihan pendapatan dengan pihak yang kekurangan pendapatan. Cara yang dilakukan yaitu dengan
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki
kelebihan pendapatan selanjutnya akan disalurkan
lewat pemberian pembiayaan/kredit yang diberikan
kepada orang yang membutuhkan dana.
Dengan diberikanya pembiayaan/kredit oleh
perbankan di sektor riil, diharapkan akan muncul usahausaha baru yang nantinya akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan juga yang tak kalah pentingnya
yaitu terciptanya lapangan kerja baru, sehingga nantinya akan mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.
Masuknya pemerintah menyebabkan kini di
dalam perekonomian terdapat tiga pihak yang aktif
menjadi pelakunya, yaitu konsumen, bisnis dan pemerintah. Di dalam teori ekonomi, bentuk campur tangan
pemerintah di lapangan perekonomian dirumuskan sebagai tindakan pemerintah dalam bidang pengeluaran
pemerintah (government expenditure atau G) dan
pemungutan pajak (Taxation policy atau T). Pengeluaran pemerintah (G) adalah peubah atau variabel
yang lebih banyak ditentukan oleh pertimbangan sosial
dan politik dari pada pertimbangan ekonomi. Oleh
karena itu, besarnya tidak tergantung kepada GDP.
Di lihat dari pola distribusi GDP penggunaan (harga
berlaku), komponen pengeluaran konsumsi pemerintah
mengalami penurunan, yakni turun dari 9,01% menjadi
8,89%.
500
Ekspor Neto
Komponen terakhir adalah mengenai hubungan
dagang dengan luar negeri. Dalam teori keseimbangan
perekonomian, persoalan ini mencakup dua kegiatan,
yaitu ekspor (X) dan impor (M) barang maupun jasa.
Ekspor suatu negara ke negara lain, banyak sekali
dipengaruhi oleh hal-hal seperti permintaan dunia, hubungan politik antar negara, dan sebagianya. Dengan
kata lain, ekspor suatu negara tidak tergantung kepada
GDP negara itu, dan memang bukan GDP yang menentukan besar/kecilnya ekspor, melainkan sebaliknya,
ekspor itulah yang menentukan besarnya GDP.
Dilihat dari pola distribusi GDP penggunaan (harga berlaku), komponen ekspor mengalami penurunan
dari 26,35% menjadi 24,26% sedangkan komponen
impor meningkat dari 24,94% menjadi 25,81%. Penurunan nilai jumlah ekspor di Indonesia ini dimungkinkan
terjadi akibat dampak dari krisis yang melanda kawasan
negara-negara eropa di mana negara-negara tersebut
menjadi tujuan dari ekspor Indonesia, sedangkan peningkatan jumlah impor di indonesia ini dimungkinkan
terjadi karena pemerintah Indonesia kurang memperhatikan masalah produksi, yaitu kurangnya jumlah
investasi di sektor riil sehingga menyebabkan tidak
mampu memenuhi jumlah permintaan atas barang dan
jasa di dalam negeri yang sangat besar, sehingga untuk
memenuhi permintaan barang yang besar tersebut
pemerintah melakukan impor dari negara lain.
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014
Pengaruh Perbankan Atas Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Paper ini mengkaji tentang pengaruh perbankan
(konvensional dan syariah) terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia selama periode 2008–2012.
Data sekunder berupa data time series bulanan dari
tahun 2008–2012 digunakan dalam penelitian ini, pemilihan periode ditentukan berdasarkan ketersediaan
data. Data tersebut diperoleh berdasarkan laporan
statistik bulanan perbankan dari Bank Indonesia (BI)
dan laporan statistik bulanan Indeks Produksi Industri
Besar dan Sedang dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Indonesia. Total simpanan, total kredit/total pembiayaan, dan total aset sebagai variabel yang mewakili
perbankan, GDP (Gross Domestic Product) sebagai
variabel yang mewakili pertumbuhan ekonomi. Menggunakan metode Kointegrasi, hasil menunjukkan
bahwa TK, TP, TAS signifikan berpengaruh terhadap
GDP, sedangkan TS, TA, TSS tidak signifikan berpengaruh terhadap GDP. Hasil juga menunjukkan dalam
jangka panjang perbankan (konvensional dan syariah)
berpengruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Saran
Dengan demikian, hasil secara umum paper ini
mendukung bahwa perbankan konvensional dan
syariah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia. Sehingga, dari hasil temuan ini penulis
dapat memberikan saran sebagai berikut:
Meningkatkan jumlah SDM untuk mendukung
pertumbuhan bank syariah, karena tanpa adanya
dukungan SDM, akan menghambat pertumbuhan
perbankan syariah di Indonesia.
Pemerintah diharapkan terus mempromosikan
bank syariah, karena hasil menunjukkan bahwa total
pembiayaan dan total aset bank syariah berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Perbankan syariah diharapkan melakukan
ekspansi dengan membuka lebih banyak lagi kantorkantor cabang di setiap daerah di Indonesia
Perbankan konvensional dan syariah diharapkan
memberikan kredit/pembiayaan lebih di sektor riil agar
dapat meningkatkan jumlah investasi sehingga membuka lapangan kerja dan mampu mengurangi jumlah
pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Bank Sentral (BI) diharapkan mampu menjaga
daya beli masyarakat dengan menekan laju inflasi
serendah mungkin untuk menjaga momentum laju
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
DAFTAR RUJUKAN
Rahardja, P., dan Manurung, M. 2008. Teori Ekonomi
Makro: Suatu Pengantar. Edisi keempat. Jakarta:
Lembaga Penerbit FE UI.
Rosadi, D. 2012. Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu
Terapan. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Abduh, M., and Chowdhury, N.T. 2012. Does Islamic Banking Matter for Economic Growth in Bangladesh? Journal of Islamic Economics, Banking and Finance, Vol.
8 No. 3.
Abduh, M., and Omar, M.A. 2012. Islamic Banking and
Economic Growth: The Indonesian Experience, International Journal of Islamic and Middle Eastern
Finance and Management, Vol. 5, No. 1, pp. 35-47.
Al-Halaq, S. 2005. The Role of Islamic Banks in Economic
Growth: The Case of Jordan.
Burzynska, K. 2009. Financial Development and Economic
Growth: The Case of Chinese Banking Sector. Lund
University, School of Economics and Management,
Departemen of Economics.
David, B.E., and Ikechukwu, A.A. 2011. Bank and Economic Growth in Nigeria. European Journal of Business and Management, Vol. 3, No. 4.
Demetriades, P.O., and Hussein, K.A. 1996. Does Financial
Development Cause Economic Growth? Time-Series
Evidence from 16 Countries. Journal of Development
Economics Vol. 51 387–411.
Furqani, H., and Mulyany, R. 2009. Islamic Banking and
Economic Growth: Empirical Evidence from Malaysia. Journal of Economic Cooperation and Development, 30, 2, 59–74.
K. Dey, and Flaherty, S. Stock Exchange Liquidity, Bank
Credit, and Economic Growth. Morgan State University and Loyola College Maryland.
Kar, M., and Pentecost, E.J. 2000. Financial Development
and Economic Growth in Turkey: Further Evidence
on the Causality Issue. Economic Research Paper No.
00/27.
Krishnankutty, R. 2011. Role of Banks Credit in Economic
Growth: a Study with Special Reference to North
East India. The Economic Research Guardian Vol. 1
(2).
Lee, J. 2005. Financial Intermediation and Economic
Growth Evidence from Canada. Presented at the
Eastern Economics Association.
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
501
Haqiqi Rafsanjani, Raditya Sukmana
Murty, K.S., Sailaja, K., and Demissie, W.M. 2012. The LongRun Impact of Bank Credit on Economic Growth in
Ethiopia: Evidence from the Johansen’s Multivariate
Cointegration Approach. European Journal of Business and Management, Vol. 4, No. 14.
Perera, N. and Paudel, R. 2009. Financial Development and
Economic Growth in Sri Lanka. Applied Econometrics and International Development, 9 (1), 157–164.
Shan, J. 2003. Financial Development and Economic
Growth: The Empirical Evidence from China. Proceedings of the 15th Annual Conference of the Association for Chinese Economics Studies Australia
(ACESA).
502
Sinha, D., and Macri, J. 2001. Financial Development and
Economic Growth: The Case of Eight Asian Countries. MPRA Paper No. 18297.
Sin-yu Ho and Nicholas N.O. 2013. Banking Sector Development and Economic Growth in Hong Kong: an
Empirical Investigation. International Business &
Economic Research Journal, Vol. 12, No. 5.
Bank Indonesia (BI). Laporan bulanan statistik perbankan
di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Laporan triwulan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014
Download