Haqiqi Rafsanjani, Raditya Sukmana Pengaruh Perbankan Atas Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia JAM 12, 3 Diterima, April 2014 Direvisi, Juli 2014 September 2014 Disetujui, September 2014 Haqiqi Rafsanjani Magister Sains Ekonomi Islam Universitas Airlangga Surabaya Raditya Sukmana International Islamic University Malaysia Abstract: This paper examines the influence of banks (Conventional and Islamic) on economic growth in Indonesia during the period 2008–2012. Secondary data that were used in this research were in the form of monthly time series data during the year 2008–2012. The data were obtained based on monthly statistical banking report from Bank Indonesia (BI) and monthly statistical reports of the Monthly Industrial Production Index in the Large and Medium scale from Central Bureau of Statistics (BPS) of Indonesia. Total deposits, total loans/total financial, and total assets as variables that are representing the bank. GDP (Gross Domestic Product) is the variable that representing economic growth. By using Cointegration methods and Granger Causality, the result shows that generally, Conventional and Islamic banking affects economic growth in Indonesia. Keywords: banking and economic growth JEL Classification: E01, E21, F43, G21 Abstrak: Paper ini mengkaji tentang pengaruh perbankan (konvensional dan syariah) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama periode 2008–2012. Data sekunder berupa data time series bulanan dari tahun 2008–2012 digunakan dalam penelitian ini. Data tersebut diperoleh berdasarkan laporan statistik bulanan perbankan dari Bank Indonesia (BI) dan laporan statistik bulanan Indeks Produksi Bulanan Industri Besar dan Sedang dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Total simpanan, total kredit/total pembiayaan, dan total aset sebagai variabel yang mewakili perbankan. GDP (Gross Domestic Product) sebagai variabel yang mewakili pertumbuhan ekonomi. Menggunakan metode Kointegrasi dan Kausalitas Granger, hasil menunjukkan bahwa secara umum perbankan konvensional dan syariah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kata Kunci: Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi JEL Classification: E01, E21, F43, G21 Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) Vol 12 No 3, 2014 Terindeks dalam Google Scholar Alamat Korespondensi: Haqiqi Rafsanjani Magister Sains Ekonomi Islam Unair. Kampus B Jl. Airlangga 4–6 Surabaya 60286, Telp. (031) 5041566, 5041536, E-mail: qi2_muse@ yahoo.com 492 Perbankan Indonesia telah memiliki rangkaian sejarah yang cukup panjang. Sebelum berdirinya BI pada tahun 1953, belum ada lembaga yang melakukan fungsi pengawasan bank. Hingga kemudian berdasarkan peraturan pemerintah No. 1/1955, ditetapkan Bank Indonesia atas nama Dewan Moneter melaksanakan pengawasan terhadap semua bank umum dan bank tabungan yang beroperasi di Indonesia. Sejarah perkembangan bank syariah di Indonesia sendiri diawali oleh munculnya ide dan gagasan konsep lembaga keuangan syariah tahun 1980, selanjutnya diselenggarakanya lokakarya MUI di mana para peserta sepakat mendirikan bank syariah di Indonesia tahun 1990, sehingga pada tanggal 1 Mei 1992 bank syariah pertama bernama Bank Muamalah Indonesia mulai beroperasi. JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME492 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014 Pengaruh Perbankan Atas Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia Sehingga dalam perkembanganya saat ini sistem perbankan di Indonesia menganut dual banking system yakni Bank Konvensional dan Bank Syariah. Hal ini diakui dan di kenal sejak diberlakukanya UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Kemudian diperkuat dengan adanya UU No. 10 tahun 1998 sebagai pengganti UU No. 7 tahun 1992. Dual banking system atau sistem perbankan ganda yaitu terselenggaranya dua sistem perbankan (konvensional dan syariah) secara berdampingan. Kedua sistem perbankan ini secara sinergis dan bersama-sama memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk dan jasa perbankan, serta mendukung pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional. Dengan diterapkanya dual banking system di Indonesia terdapat dua sistem perbankan yang diterapkan di Indonesia. Penerapan sistem perbankan ganda diharapkan dapat memberikan alternatif transaksi keuangan yang lebih lengkap untuk masyarakat. Penerapan sistem perbankan berganda dapat meningkatkan pembiayaan bagi sektor riil secara bersamasama antara Bank Syariah dan Bank Konvensional. Sementara itu, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2012 tumbuh sebesar 6,23% dibandingkan dengan tahun 2011. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor Pengangkutan dan Komunikasi 9,98% dan terendah di sektor Pertambangan dan Penggalian 1,49%. Sementara, PDB Tanpa Migas tahun 2012 tumbuh 6,81%.1 Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perbankan, Bank Konvensional dan Bank Syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Seperti yang diketahui bahwa tujuan pendirian perbankan selain untuk mencari keuntungan, juga untuk meciptakan kesejahteraan masyarakat dan akhirnya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Terutama Bank Syariah yang mempunyai peran yang lebih signifikan dari bank konvensional dalam meningkatkan kinerja ekonomi negara. Pentingnya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Bank Konvensional dan Bank Syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia sehingga akan bermanfaat bagi Bank Sentral (BI) selaku pihak yang mempunyai wewenang dalam pembuat kebijakan dalam perbankan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat di pakai sebagai salah satu bahan referensi atau pertimbangan dalam pembuatan kebijakan selanjutnya. LANDASAN TEORI Pertumbuhan Ekonomi Teori-teori pertumbuhan ekonomi melihat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan faktorfaktor penentu pertumbuhan ekonomi. Perbedaan antara teori yang satu dengan yang lain terletak pada perbedaan fokus pembahasan dan atau asumsi-asumsi yang digunakan.2 Optimal Population Theory Teori ini telah dikembangkan oleh kaum Klasik. Menurut teori ini, berlakunya the law of diminishing return menyebabkan tidak semua penduduk dapat dilibatkan dalam proses produksi. Jika dipaksakan, justru akan menurunkan tingkat output perekonomian. Neo Classic Growth Theory Fokus pembahasan teori pertumbuhan Neo Klasik adalah akumulasi stok barang modal dan keterkaitanya dengan keputusan masyarakat untuk menabung atau melakukan investasi. Endogenous Growth Theory Kelemahan model klasik maupun neo klasik terletak pada asumsi bahwa teknologi bersifat eksojenus. Konsekuensi asumsi ini adalah terjadinya the law of diminishing return, karena teknologi dianggap sebagai faktor produksi tetap (fixed input). Konsekuensi lebih serius dari memperlakukan teknologi sebagai faktor eksogen dan konstan adalah perekonomian yang telah lebih dahulu maju, dalam jangka panjang akan terkejar perekonomian yang lebih terbelakang selama tingkat pertambahan penduduk, tingkat tabungan, dan akses terhadap teknologi adalah sama. Schumpeter Theory Schumpeter berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh kemampuan 2 1 Berita resmi Statistik BPS, PDB Indonesia 2012 triwulan iv. Rahardja, P. dan Manurung, M., Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2008), Edisi keempat. Hal. 139-143 TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 493 Haqiqi Rafsanjani, Raditya Sukmana kewirausahawan (entrepreneurship). Sebab, para pengusahalah yang mempunyai kemampuan dan keberanian mengaplikasi penemuan-penemuan baru, dalam aktivitas produksi. Langkah-langkah pengaplikasian penemuan-penemuan baru dalam dunia usaha merupakan langkah inovasi. Termasuk dalam langkahlangkah inovasi adalah penyusunan teknik tahap produksi serta masalah organisasi manajemen, agar produk yang dihasilkan dapat di terima pasar. Harrod-Domar Theory Teori Harrod-Domar dikembangkan secara terpisah (sendiri-sendiri) dalam periode yang bersamaan. Keduanya melihat pentingnya investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, sebab investasi akan meningkatkan stok barang modal, yang memungkinkan peningkatan output. Sumber dana domestik untuk keperluan investasi berasal dari bagian produksi (pendapatan nasional yang di tabung). Bank dan Pertumbuhan Ekonomi Terkait dengan peran Bank Islam terhadap pertumbuhan ekonomi, Said Al-Halaq (2005) dalam penelitiannya terhadap praktek Jordan Islamic Bank (JIB) sebagai studi kasus selama periode 1980-2000. Metode two stage ordinary least square (2SLS) digunakan untuk mengetahui efek langsung dan tak langsung dari Jordan Islamic Bank (JIB) pada pendapatan riil per kapita sebagai proxy untuk pertumbuhan ekonomi. Hasil yang diperoleh adalah Efek tidak langsung dari total pembiayaan dan investasi JIB sebagai presentasi dari total kredit relatif kecil (0,048) dibandingkan dengan bank konvensional (0,50). Furqani and Mulyany (2009) dalam penelitian yang dilakukan di Negara Malaysia tentang Bank Islam dan pertumbuhan ekonomi, hasil secara umum menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, pembiayaan Bank Syariah secara signifikan dan positif berkolerasi dengan pertumbuhan ekonomi dan akumulasi modal dari Malaysia. Abduh and Omar (2012) dalam penelitiannya tentang Bank Syariah dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan menemukan bukti bahwa dalam jangka panjang, pengembangan keuangan syariah secara positif dan signifikan berkolerasi dengan pertumbuhan ekonomi dan akumulasi modal. Dalam hal ini, pembiayaan dalam negeri yang diberikan oleh 494 sektor perbankan syariah telah ditemukan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Abduh and Chowdhury (2012), pembiayaan bank syariah ditemukan memiliki hubungan positif dan signifikan dengan pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Murty, et al. (2012) meneliti dampak jangka panjang dari kredit perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi di Ethiopia, hasil menunjukkan hubungan keseimbangan positif dan signifikan antara kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi di Ethiopia. David and Ikechukwu (2011) studi ini meneliti tentang kontribusi Bank Nigeria terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan metode kointegrasi hasil penelitian menunjukkan dampak tidak signifikan variabel intermediasi bank terhadap pertumbuhan ekonomi. Studi ini menyimpulkan bahwa buruknya kinerja variabel tersebut menunjukkan bahwa variabel lain seperti SDM, infrastruktur, stabilitas politik, dan teknologi mungkin memainkan peran yang lebih kuat dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Nigeria dari pada Bank. R. Krishnankutty (2011). Penelitian ini mencoba untuk melihat hubungan antara kredit bank dan pertumbuhan ekonomi di North East India, dengan menggunakan data panel untuk North East India dari 1999–2007 studi ini menemukan bahwa kredit bank tidak memiliki banyak dampak pada pertumbuhan ekonomi, alasannya terutama karena default dalam pembayaran dan kurangnya pengawasan oleh otoritas. Pembangunan Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Perera and Paudel. (2009) mengkaji hubungan sebab akibat antara pembangunan keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Sri Lanka selama periode 1955– 2005, temuan utama dari studi ini sangat tidak mendukung pandangan bahwa pembangunan keuangan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Secara umum hasil tersebut sejalan dengan temuan Sinha and Macri (2001). Burzynska (2009) menguji hubungan jangka panjang antara pertumbuhan ekonomi dan perkembangan keuangan di Cina untuk periode 1978–2005, hasil menunjukkan hubungan keseimbangan jangka panjang antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014 Pengaruh Perbankan Atas Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia keuangan, hubungan sebab akibat dipengaruhi oleh jenis bank serta jenis pinjaman. Kar and Pentecost (2000) menguji hubungan sebab akibat antara pembangunan keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Turki selama periode 1963–1995, hasil empiris menunjukkan terdapat hubungan sebab akibat antara pembangunan keuangan dan pertumbuhan ekonomi. Shan (2003) meneliti dampak pembangunan keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi di China, hasil menunjukkan bahwa pengembangan keuangan sebagai kekuatan kedua (setelah kontribusi dari input tenaga kerja) dalam pertumbuhan ekonomi terkemuka di China. Lee (2005) membahas hubungan antara intermediasi keuangan dan kinerja ekonomi di Kanada untuk periode 1870–1926 dan 1948–2002, tes kausalitas Granger memberikan bukti bahwa sektor keuangan memicu pertumbuhan ekonomi untuk sampel 1948– 2002 dan tidak ada bukti sebaliknya, pada 1870–1926 hanya variabel basis moneter yang signifikan untuk pertumbuhan ekonomi. METODE Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series bulanan dari tahun 2008–2012. Data tersebut diperoleh dari Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, pemilihan periode ditentukan oleh ketersediaan data. Total simpanan, total kredit/total pembiayaan, dan total aset sebagai variabel yang mewakili perbankan. GDP (Gross Domestic Product) sebagai variabel yang mewakili pertumbuhan ekonomi. Kerangka Konseptual GDP = f (TK, TS, TA, TP, TSS, TAS) GDP = + 1 (TK) + 2 (TS) + 3 (TA) + 4 (TP) + 5 (TSS) + 6 (TAS) + ei Tabel 1. Penelitian Terdahulu No Penulis Judul Ta hun Variabel Bebas 1 M. Ab duh D oes Islamic Banking & Matter For Econo mic Chowdhury G rowth In Bangladesh? 2012 Total pembiayaan, to tal simpanan 2 M. Ab duh Islamic Banking And & M. Azmi Economic G rowth: Omar T he Indonesian Experience 3 Hafas F. & Islamic Banking And Mulyany R. Economic G rowth: E mpirical Evidence From Malaysia 2012 Total pembiayaan 4 S. Al-Halaq T he Role Of Islamic Banks In Economic G rowth: The Case Of Jordan 2005 Real Interest Rate, Net Transfer From Abroad, Total Pembiayaan & Investasi, Total Kredit, Gross Investment, GDP 5 Sin-yu Ho Banking Sector & Nicho las D evelopment And M. O. Economic G rowth In H ongko ng 6 David B.E. Bank And Economic & G rowth In Nigeria Ikechukwu A. A. 2013 Total kredit & total simpanan 2009 Total pembiayaan Data Metode Hasil Terikat GDP World Bank, the K ointegrasi Total pembiayaan handbook of & kausalitas (+ sig.) GD P statistic on granger Bangladesh economy and Bangladesh Bank, IMF PMTB Bank Indonesia & K ausalitas Total pembiayaan & GD P Statistik Keuangan granger, (+ sig.) PMTB & GDP Internasional K ointegrasi SRPM & ECM Real International K ausalitas Total pembiayaan GDP, Financial Statistics G ranger, (+ sig.) PMTB & real PMTB, (IMF), Statistik K ointegrasi GD P Trade Bulanan Bank & VECM N egara malaysia Real Per Jordan Islamic Two stage Total Investasi (+ sig.), Net Capita Bank & Central ordinary least Transfer Fro m Abroad (+ Income Bank of Jordan square sig.), Real Interest rate ((2SLS) sig.), Total pembiayaan (+ sig.), Total Kredit (+ sig.) Real Per Capita Income GDP International A RD L Total kredit (+ sig.), to tal Financial Statistic simp anan (- sig.) GDP (IMF) 2011 GDP, deposit, lending GDP rate, agregate dep osit, in flatio n, manufacturing capacity, credit real sector, financial deepening, saving ratio, credit ratio, curency ratio TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 Central Bank of Johansen N igeria & Internet kointegrasi saving ratio (- sig.), financial deepening (+ sig.), currency ratio (- sig.), credit ratio (+ sig.), manufacturing capacity (+ sig.), lending rate (- sig.), inflation (sig.). GDP ISSN: 1693-5241 495 Haqiqi Rafsanjani, Raditya Sukmana 7 8 9 10 11 12 13 14 15 K. BurzynskaFinancial Development And 2009 Total kredit, FDI, M2, Economic Growth: The Case Educations Of Chinese Banking Sector K. Dey & Stock Exchange Liquidity, Market capitalization, Flaherty Bank Credit, and Economic d ollar value, bank Growth credit, legal dummy, market dummy, exchange dummy. Muhsin K. & Financial Development and 2000 Domestic credit, M2, Eric J. P. Economic Growth in T urkey: Bank deposit leabilities, Further Evidence on the p rivat sector credit to Causality Issue d omestic credit ratio, p rivate sector credit to income ratio Raveesh K. Role of Banks Credit in 2011 Kredit agriculture, Economic Growth: a Study industry, transport With Special Reference to o perators, services, North East India p ersonal loan, trade, finance, Jennifer Lee Financial Intermediation and 2005 Monetary base, deposit Economic Growth Evidence liabilities, domestic From Canada credit, private credit, Stock turnover Murty, The Long-Run Impact of 2012 Huma capital, domestic Sailaja & bank Credit on Econo mic capital, opennes trade, Demissie Growth in Ethiopia: inflation, goverment Evidence from the spending, credit privat Johansen’s Multivariate sector Cointegration Approach Nelson P. & Financial Development and 2009 Ratio narrow money Ramesh C. P. Economic Growth in Sri (FDM1), ratio broad Lanka money (FDM2), ratio total deposit (FDM3), ratio privat sector credit (FDM4), ratio to tal credit (FDM5) Shan J. Financial Development and 2003 Total kredit, Economic Growth: The keterbukaan Empirical Evidence from p erdagangan, investasi China & tenaga kerja GDP D. Sinha & J. Financial Development and Macri Economic Growth: the Case of Eight Asian Co untries GDP riil International Financial Statistics (IFS) 2001 Kredit domestik, investasi, populasi, p enawaran uang Di mana: GDP = Gross Domestic Product TK = Total Kredit Bank Konvensional TS = Total Simpanan Bank Konvensional TA = Total Aset Bank Konvensional TP = Total Pembiayaan Bank Syariah TSS = Total Simpanan Bank Syariah TAS = Total Aset Bank Syariah Financial survey & Kausalitas granger – statistics department of the Vector Auto regressive people’s Bank of China GDP Federation of International Model SUR nominal Stock Exchanges & price International Financial Statistics T otal kredit (+ sig.), FDI (+ sig.), M2 (+ sig.), Educations (+ sig.)GDP Per capita GNP Statistical Indicators b y the Kausalitas granger & Turkish State Institute of kointegrasi (VECM) Statistics (SIS) & International Financial Statistics (IFS) Domestic credit (+ sig.), M2 (+ sig.), Bank deposit leabilities (+ sig.), privat sector credit to domestic credit ratio (+ sig.), private sector credit to income ratio (+ sig.) GNP GDP Bulletin Bank India Kredit perbankan tidak berdampak pada pertumb uhan ekonomi Ordinary least squire (OLS) regression Likuiditas pasar saham (+ sig.), kredit bank (+ sig.) GDP GDP per International Financial Kausalitas granger, capita Statistic (IMF) & Statistics kointegrasi, VAR Canad a’s (CANSIM) GDP 1948-2002= financial development leads to econo mic growth 1870-1926= only the monetery base (+) sig. GDP per capita World Development Multivariat Johansen Huma capital sig. (+), domestic capital Indicators (World Bank’s) Cointeg ration Approach sig. (+), opennes trade sig. (+), inflation & International Financial sig. (-), goverment spending sig (-), Statistics (IMF) credit privat sector sig (+) GDP Real GDP AnnualRreport of Central Kointegrasi, ECM & per capita Bank of Sri Lanka & Causalitas Granger (FDM6) International Financial Statistics (IFS) Hasil dari temuan studi ini tidak mendukun g bahwa pengembangan keuangan berpengaruh terhadap pertumb uhan ekonomi. GDP Pengembangan keuangan menjadi kekuatan kedua setelah tenaga kerja yg mempengaru hi pertumbuhan ekonomi. Hubungan 2 arah pengembangan keuangan dg p ertumbuhan ekonomi Hubun gan (+) pendapatan & keuangan (India, Malaysia, Pakistan, Sri Lanka). Hubun gan 2 arah pendapatan & keuangan (India & Malaysia). Hubun gan 1 arah pendapatan & keuangan (Jepang & Thailand). Hubun gan terbalik (Korea, Pakistan, Filipina). Annual data from China & VAR & Granger World Bank Causality Kausalitas multivariat Stationary Test Sebuah unit root di uji dengan Augmented Dickey Fuller (ADF) dan Phillip-Perron (PP). Uji ini merupakan uji yang paling sering digunakan dalam pengujian stasioneritas dari data, yakni dengan melihat apakah terdapat unit root di dalam model atau tidak. Semua seri harus stasioner pada tingkat yang sama, uji ADF dapat ditentukan seperti pada persamaan berikut: Tabel 2. Penelitian Sekarang No 1 496 Judul Pengaruh Perbankan Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah Di Indonesia Tahun 2013 variabel Bebas Terikat Total simpanan, total GDP (Gross kredit/pembiayaan, total Domestic aset Product) Data Metode Laporan statistik Kointegrasi bulanan perbankan (Bank Indonesia) & BPS Indonesia JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014 Pengaruh Perbankan Atas Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia Total Kredit Bank Konvensional Total Simpanan Bank Konvensional Total Asset Bank Konvensional Pertumbuhan Ekonomi (GDP Indonesia) Total Pembiayaan Bank Syariah Total Simpanan Bank Syariah Total Asset Bank Syariah Yt 0 Yt 1 i Yt i t (1) i 1 Uji hipotesis: H0: = 0 (terdapat unit root, data tidak stasioner) H1: < 0 (tidak terdapat unit root, data sudah stasioner) Sementara itu, uji PP dapat ditentukan seperti dalam persamaan berikut: Yt o 1t Yt 1 vt (2) Uji hipotesis: H0: = 0 (terdapat unit root, data tidak stasioner) H1: < 0 (tidak terdapat unit root, data sudah stasioner) Selanjutnya, untuk mengetahui jumlah lag optimal yang digunakan dalam uji stasioneritas, berikut adalah kreteria yang digunakan. 1 Akaike informatio n criterion (AIC) : - 2 k T T (3) 1 log (T ) Schwarzinformation criterion (SIC) : - 2 k T T (4) log (T ) 1 Hannan Quinn informatio n criterion (HQ) : - 2 2 k log T T (5) pengujian reduce rank, johansen menggunakan dua pengujian statistik yang berbeda yaitu trace test ( trace) dan Maximum Eigenvalue Test ( max). Trace test menguji H0 pada persamaan kointegrasi sebagai kointegrasi alternatif dari persamaan kointegrasi K, K merupakan bilangan variabel endogen untuk = 0, 1, .....K-1. Pengujian H0 melalui trace test dapat ditunjukkan melalui persamaan berikut: LRtrace ( / ) log (1 i ) (6) i r 1 Di mana i merupakan eigenvalue terbesar dari matriks π . Maksimum eigenvalue test menguji H0 pada persamaan kointegrasi sebagai kointegrasi alternatif dari persamaan kointegrasi K + 1. Pengujian H0 melalui maximum eigenvalue test dapat ditunjukkan pada persamaan berikut: LR max( / 1) log log1 r 1 (7) LRmax( / 1) LRtrace( /) LRtrace( 1/ ) (8) Di mana: = 0, 1, ...., K -1. HASIL Stationary Test Uji Kointegrasi Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam uji kointegrasi adalah metode johansen. Dalam Paper ini menggunakan tes Augmented DickeyFuller (ADF) dan Phillip-Perron (PP) untuk mengidentifikasi urutan variabel integrasi. Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa berdasarkan tes unit root ADF dan PP; GDP, TS, TK, TA, TSS, TP, TAS TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 497 Haqiqi Rafsanjani, Raditya Sukmana mengandung unit root. Oleh karena itu dilakukan tes yang kedua (tes derajat integrasi) sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel sudah stasioner pada 1st Defference. Dari hasil uji kointegrasi di dapatkan persamaan jangka panjang di mana TK memiliki pengaruh sebesar -4.015 terhadap GDP, dengan nilai t-statistik -3.069 lebih besar dari nilai ttabel tingkat signifikansi 5%. Maka Tabel 3. Stationary Test Augmented Dickey-Fuller Variabel Level GDP Phillip-Perron Trend and Intercept 1st Difference -2.195 -8.516*** Trend and Intercept Level 1st Difference -2.154 -8.813*** TS -0.115 -5.024*** -1.249 -9.103*** TK 1.312 -3.991** 0.842 -7.188*** TA 0.337 -4.400*** -0.463 -8.078*** TSS -0.776 -4.855*** -0.498 -6.844*** TP 1.537 -3.268* 2.128 -6.691*** TAS -1.756 -4.436*** -0.821 -7.847*** Catatan: * Significant at 10% alpha; ** Significant at 5% alpha; *** Significant at 1% alpha Uji Kointegrasi Tabel 4. Uji Johansen Kointegrasi Model r = 0 r = 1 r = 2 r = 3 r = 4 r = 5 r = 6 Null Hypothesis 0.6 40 0.3 97 0.3 83 0.3 12 0.1 63 0.0 74 0.0 05 Trace Statistic 153.565 94.267 64.927 36.880 15.176 4.819 0.338 0,05 Critical Value 111.780 83.937 60.061 40.174 24.275 12.320 4.129 Dari hasil uji kointegrasi dapat diketahui persamaan jangka panjang dari model tersebut: GDP = -4.015TK + 12.455TS + -6.348TA + 99.936TP + -84.914TSS + 9.406TAS t - std error = (1.221) (2.672) (1.424) (19.775) (21.993) (14.670) t – statistik = (-3.069) (1.409) (-730) (4.644) (-199) (-3530) Dari nilai t-statistik di atas diketahui bahwa TK, TP, dan TAS signifikan berpengaruh terhadap GDP, sedangkan TS, TA, dan TSS tidak signifikan berpengaruh terhadap GDP. 498 Max-Eigen Statistic 59.297 29.340 28.046 21.704 10.356 4.481 0.338 0,05 Critical Hasil Value 42.772 36.630 TT d an ME 30.439 mengindikasikan 24.159 terdapat 3 persamaan 17.797 kointegrasi pada tingkat 11.224 α = 5% 4.129 variabel TK dapat menjelaskan persamaan jangka panjang. Tanda keofisien variabel TK (-), hal ini berarti bahwa TK memiliki pengaruh negatif dalam persamaan jangka panjang. Maka berarti setiap kenaikan TK sebesar 1% akan menurunkan GDP sebesar 4.01%. Dari hasil uji kointegrasi di dapatkan persamaan jangka panjang di mana TP memiliki pengaruh sebesar 99.936 terhadap GDP, dengan nilai t-statistik 4.644 lebih besar dari nilai ttabel tingkat signifikansi 1%. Maka variabel TP dapat menjelaskan persamaan jangka panjang. Tanda keofisien variabel TP (+), hal ini berarti bahwa TP memiliki pengaruh positif dalam persamaan JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014 Pengaruh Perbankan Atas Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia jangka panjang. Maka berarti setiap kenaikan TP sebesar 1% akan menaikkan GDP sebesar 99.93%. Dari hasil uji kointegrasi di dapatkan persamaan jangka panjang di mana TAS memiliki pengaruh sebesar 9.406 terhadap GDP, dengan nilai t-statistik -3.530 lebih besar dari nilai ttabel tingkat signifikansi 5%. Maka variabel TAS dapat menjelaskan persamaan jangka panjang. Tanda keofisien variabel TAS (+), hal ini berarti bahwa TAS memiliki pengaruh positif dalam persamaan jangka panjang. Maka berarti setiap kenaikan TAS sebesar 1% akan menaikkan GDP sebesar 9.40%. PEMBAHASAN Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu negara yaitu dengan melihat GDP dari negara tersebut. GDP (Gross Domestic Product) merupakan penjumlahan dari seluruh total barang dan jasa yang di hasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu. GDP (Y) terbentuk dari empat komponen besar yaitu konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor neto (X-M). Secara teknis dapat dituliskan dengan singkat sebagai berikut: Y = C + I + G + (X-M). GDP dalam suatu negara dapat berubah (meningkat atau menurun), adapun penyebab terjadinya perubahan tersebut dapat di sebabkan karena perubahan harga-harga, pengaruh kenaikan riilnya di dalam komponen GDP ataupun terjadi karena keduaduanya. Perubahan GDP yang disebabkan karena perubahan harga-harga dapat terjadi apabila terjadi kenaikan atau penurunan harga, jumlah barang yang dapat di beli oleh masyarakat niscaya akan mengalami perubahan pula. Apabila harga-harga naik, kebanyakan orang akan menjadi lebih miskin dari pada keadaan sebelumnya, sekalipun ternyata jumlah pendapatan yang mereka terima tetap sama. Selanjutnya perubahan GDP dapat juga disebabkan karena adanya perubahan riil di dalam GDP, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa GDP terbentuk dari empat komponen besar, yaitu, konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor neto (X-M). Perubahan salah satu saja di antara keempat unsur tersebut tentu akan menyebabkan terjadinya perubahan di dalam GDP. Konsumsi Di dalam ilmu ekonomi, konsumsi dapat diartikan sebagai penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi. Apabila seseorang telah mendapatkan pendapatan dari hasil kerjanya/usahanya maka pendapatan tersebut akan dikeluarkan pertama kali untuk keperluan konsumsi, sedangkan kalau memang masih ada sisa maka akan di tabung. Secara teknis pernyataan tersebut dapat ditulis secara singkat sebagai berikut: (a) Y = C + S Di Indonesia, komponen konsumsi memiliki porsi yang sangat besar dalam pengaruhnya terhadap GDP Indonesia, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada triwulan IV 2012 di lihat dari pola distribusi GDP penggunaan (harga berlaku), komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan GDP indonesia dengan proporsi sebesar 54,61% pada tahun 2011 dan 54,56% pada tahun 2012. Peningkatan di sektor konsumsi ini dimungkinkan disebabkan oleh peningkatan pendapatan (income) masyarakat, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa secara umum masyarakat Indonesia semakin kaya. Sehingga dengan meningkatnya pendapatan masyarakat akan diikuti juga dengan meningkatnya kegiatan konsumsi dan pada akhirnya akan berdampak pada meningkatnya GDP Indonesia, dengan meningkatnya GDP maka dapat juga dikatakan bahwa rakyat Indonesia secara umum semakin sejahtera dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Momen pertumbuhan ekonomi yang di di dorong dari pengeluaran konsumsi rumah tangga ini perlu di pertahankan oleh pemerintah. Karena, konsumsi merupakan komponen penyumbang terbesar dalam GDP Indonesia. salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menjaga tingkat inflasi, dengan cara menekan angka inflasi serendah mungkin sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Bank Indonesia (BI) selaku lembaga yang mempunyai tugas di bidang moneter diharapkan mampu menjalankan tugasnya dalam menjaga laju inflasi tersebut. Karena inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang dialami oleh seluruh negara dan dampaknya sangat besar dalam mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi suatu negara. TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 499 Haqiqi Rafsanjani, Raditya Sukmana Investasi Pengeluaran Pemerintah Investasi atau di sebut juga dengan penanaman modal, bersama-sama dengan konsumsi pada dasarnya investasi telah membentuk sebuah perekonomian dua sektor di mana campur tangan pemerintah maupun hubungan luar negeri tidak ada. Jelasnya, konsumsi ditambah dengan investasi sama dengan GDP. Di samping itu, di atas telah disebutkan bahwa income sama dengan konsumsi di tambah dengan tabungan atau GDP (dalam perekonomian dua sektor) dikeluarkan untuk dua tujuan yaitu konsumsi dan tabungan. Jika kedua hal itu dituliskan dalam bentuk persamaan, sebagai berikut: (a) Y = C + S (b) Y = C + I Sehingga dari kedua persamaan tersebut di atas dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut: (c) S = I Persamaan (c) di atas artinya bahwa besarnya tabungan itu harus sama dengan investasi. Investasi merupakan komponen GDP yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara, terutama jenis investasi di sektor riil. Karena, dengan ditingkatkanya investasi di sektor riil maka akan menambah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan/ditawarkan kepada masyarakat. Sehingga, dengan banyaknya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan, akan berpengaruh terhadap turunya harga-harga barang yang diikuti dengan naiknya jumlah permintaan sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Untuk mendorong pertumbuhan investasi dalam suatu negara, maka lembaga keuangan mempunyai peranan yang sangat penting seperti misalnya perbankan. Bank, sebagai salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran sebagai intermediasi antara pihak yang kelebihan pendapatan dengan pihak yang kekurangan pendapatan. Cara yang dilakukan yaitu dengan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan pendapatan selanjutnya akan disalurkan lewat pemberian pembiayaan/kredit yang diberikan kepada orang yang membutuhkan dana. Dengan diberikanya pembiayaan/kredit oleh perbankan di sektor riil, diharapkan akan muncul usahausaha baru yang nantinya akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan juga yang tak kalah pentingnya yaitu terciptanya lapangan kerja baru, sehingga nantinya akan mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Masuknya pemerintah menyebabkan kini di dalam perekonomian terdapat tiga pihak yang aktif menjadi pelakunya, yaitu konsumen, bisnis dan pemerintah. Di dalam teori ekonomi, bentuk campur tangan pemerintah di lapangan perekonomian dirumuskan sebagai tindakan pemerintah dalam bidang pengeluaran pemerintah (government expenditure atau G) dan pemungutan pajak (Taxation policy atau T). Pengeluaran pemerintah (G) adalah peubah atau variabel yang lebih banyak ditentukan oleh pertimbangan sosial dan politik dari pada pertimbangan ekonomi. Oleh karena itu, besarnya tidak tergantung kepada GDP. Di lihat dari pola distribusi GDP penggunaan (harga berlaku), komponen pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami penurunan, yakni turun dari 9,01% menjadi 8,89%. 500 Ekspor Neto Komponen terakhir adalah mengenai hubungan dagang dengan luar negeri. Dalam teori keseimbangan perekonomian, persoalan ini mencakup dua kegiatan, yaitu ekspor (X) dan impor (M) barang maupun jasa. Ekspor suatu negara ke negara lain, banyak sekali dipengaruhi oleh hal-hal seperti permintaan dunia, hubungan politik antar negara, dan sebagianya. Dengan kata lain, ekspor suatu negara tidak tergantung kepada GDP negara itu, dan memang bukan GDP yang menentukan besar/kecilnya ekspor, melainkan sebaliknya, ekspor itulah yang menentukan besarnya GDP. Dilihat dari pola distribusi GDP penggunaan (harga berlaku), komponen ekspor mengalami penurunan dari 26,35% menjadi 24,26% sedangkan komponen impor meningkat dari 24,94% menjadi 25,81%. Penurunan nilai jumlah ekspor di Indonesia ini dimungkinkan terjadi akibat dampak dari krisis yang melanda kawasan negara-negara eropa di mana negara-negara tersebut menjadi tujuan dari ekspor Indonesia, sedangkan peningkatan jumlah impor di indonesia ini dimungkinkan terjadi karena pemerintah Indonesia kurang memperhatikan masalah produksi, yaitu kurangnya jumlah investasi di sektor riil sehingga menyebabkan tidak mampu memenuhi jumlah permintaan atas barang dan jasa di dalam negeri yang sangat besar, sehingga untuk memenuhi permintaan barang yang besar tersebut pemerintah melakukan impor dari negara lain. JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014 Pengaruh Perbankan Atas Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Paper ini mengkaji tentang pengaruh perbankan (konvensional dan syariah) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama periode 2008–2012. Data sekunder berupa data time series bulanan dari tahun 2008–2012 digunakan dalam penelitian ini, pemilihan periode ditentukan berdasarkan ketersediaan data. Data tersebut diperoleh berdasarkan laporan statistik bulanan perbankan dari Bank Indonesia (BI) dan laporan statistik bulanan Indeks Produksi Industri Besar dan Sedang dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Total simpanan, total kredit/total pembiayaan, dan total aset sebagai variabel yang mewakili perbankan, GDP (Gross Domestic Product) sebagai variabel yang mewakili pertumbuhan ekonomi. Menggunakan metode Kointegrasi, hasil menunjukkan bahwa TK, TP, TAS signifikan berpengaruh terhadap GDP, sedangkan TS, TA, TSS tidak signifikan berpengaruh terhadap GDP. Hasil juga menunjukkan dalam jangka panjang perbankan (konvensional dan syariah) berpengruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saran Dengan demikian, hasil secara umum paper ini mendukung bahwa perbankan konvensional dan syariah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sehingga, dari hasil temuan ini penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: Meningkatkan jumlah SDM untuk mendukung pertumbuhan bank syariah, karena tanpa adanya dukungan SDM, akan menghambat pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia. Pemerintah diharapkan terus mempromosikan bank syariah, karena hasil menunjukkan bahwa total pembiayaan dan total aset bank syariah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perbankan syariah diharapkan melakukan ekspansi dengan membuka lebih banyak lagi kantorkantor cabang di setiap daerah di Indonesia Perbankan konvensional dan syariah diharapkan memberikan kredit/pembiayaan lebih di sektor riil agar dapat meningkatkan jumlah investasi sehingga membuka lapangan kerja dan mampu mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bank Sentral (BI) diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat dengan menekan laju inflasi serendah mungkin untuk menjaga momentum laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. DAFTAR RUJUKAN Rahardja, P., dan Manurung, M. 2008. Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar. Edisi keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Rosadi, D. 2012. Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan. Yogyakarta: CV Andi Offset. Abduh, M., and Chowdhury, N.T. 2012. Does Islamic Banking Matter for Economic Growth in Bangladesh? Journal of Islamic Economics, Banking and Finance, Vol. 8 No. 3. Abduh, M., and Omar, M.A. 2012. Islamic Banking and Economic Growth: The Indonesian Experience, International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, Vol. 5, No. 1, pp. 35-47. Al-Halaq, S. 2005. The Role of Islamic Banks in Economic Growth: The Case of Jordan. Burzynska, K. 2009. Financial Development and Economic Growth: The Case of Chinese Banking Sector. Lund University, School of Economics and Management, Departemen of Economics. David, B.E., and Ikechukwu, A.A. 2011. Bank and Economic Growth in Nigeria. European Journal of Business and Management, Vol. 3, No. 4. Demetriades, P.O., and Hussein, K.A. 1996. Does Financial Development Cause Economic Growth? Time-Series Evidence from 16 Countries. Journal of Development Economics Vol. 51 387–411. Furqani, H., and Mulyany, R. 2009. Islamic Banking and Economic Growth: Empirical Evidence from Malaysia. Journal of Economic Cooperation and Development, 30, 2, 59–74. K. Dey, and Flaherty, S. Stock Exchange Liquidity, Bank Credit, and Economic Growth. Morgan State University and Loyola College Maryland. Kar, M., and Pentecost, E.J. 2000. Financial Development and Economic Growth in Turkey: Further Evidence on the Causality Issue. Economic Research Paper No. 00/27. Krishnankutty, R. 2011. Role of Banks Credit in Economic Growth: a Study with Special Reference to North East India. The Economic Research Guardian Vol. 1 (2). Lee, J. 2005. Financial Intermediation and Economic Growth Evidence from Canada. Presented at the Eastern Economics Association. TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 501 Haqiqi Rafsanjani, Raditya Sukmana Murty, K.S., Sailaja, K., and Demissie, W.M. 2012. The LongRun Impact of Bank Credit on Economic Growth in Ethiopia: Evidence from the Johansen’s Multivariate Cointegration Approach. European Journal of Business and Management, Vol. 4, No. 14. Perera, N. and Paudel, R. 2009. Financial Development and Economic Growth in Sri Lanka. Applied Econometrics and International Development, 9 (1), 157–164. Shan, J. 2003. Financial Development and Economic Growth: The Empirical Evidence from China. Proceedings of the 15th Annual Conference of the Association for Chinese Economics Studies Australia (ACESA). 502 Sinha, D., and Macri, J. 2001. Financial Development and Economic Growth: The Case of Eight Asian Countries. MPRA Paper No. 18297. Sin-yu Ho and Nicholas N.O. 2013. Banking Sector Development and Economic Growth in Hong Kong: an Empirical Investigation. International Business & Economic Research Journal, Vol. 12, No. 5. Bank Indonesia (BI). Laporan bulanan statistik perbankan di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Laporan triwulan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014