penerapan wco framework - E

advertisement
SAFE FRAMEWORK OF
STANDARDS
LETTER OF INTENT WCO SECURE AND
FACILITATE GLOBAL TRADE (SAFE)
FRAMEWORK OF STANDARD (FOS)
 SAFE FoS bertujuan untuk mengamankan dan
memfasilitasi perdagangan internasional. Salah satu
program SAFE FoS adalah Autorized Economic Operator
(AEO).
 SAFE FoS merupakan salah satu konvensi/kesepakatan
yang penting yang dihasilkan oleh organisasi
kepabeanan dunia (WCO) tersebut.
 Konvensi penting lainnya yang dihasilkan oleh WCO
dalam rangka membangun standar-standar dan
instrumen dalam rangka menghasilkan praktek
kepabeanan adalah Kyoto Convention, Harmonized
System dan Istanbul Convention.
PENDAHULUAN
Adanya kepentingan bagi Organisasi Kepabeanan Dunia
(WCO) untuk mengamankan pergerakan perdagangan global
dengan cara yang tidak menghambat tetapi, sebaliknya,
memfasilitasi pergerakan perdagangan itu. Dengan demikian,
untuk memperkuat dan melanjutkan program yang ada, WCO
telah
mengembangkan
sebuah
rezim
yang
akan
meningkatkan keamanan dan memfasilitasi perdagangan
internasional. Program tersebut adalah WCO SAFE Framework
of Standards yang disusun guna mengamankan dan
memfasilitasi perdagangan global (selanjutnya disebut
sebagai "Kerangka SAFE"). The SAFE Framework menetapkan
prinsip-prinsip dan standar-standar, yang kemudian disajikan
kepada para negara anggota untuk diadopsi namun dengan
beberapa batasan.
Mengingat atas kepemilikan otoritas yang unik, Bea Cukai
harus memainkan peran sentral dalam hal mengamankan dan
memfasilitasi perdagangan global. Oleh karena itu, bea cukai
didorong untuk mengembangkan aturan serta berkoordinasi
dengan lembaga pemerintah lainnya.
Dan sebenarnya bukanlah suatu hal yang perlu apabila untuk
melakukan pemeriksaan atas setiap pengiriman yang terjadi.
Bahkan, apabila hal tersebut tetap dilakukan maka dikhawatirkan
dapat mengganggu dan bahkan dapat berdampak pada
terhambatnya arus perdagangan global. Akibatnya, proses
modernisasi dalam hal terkait Administrasi Pabean menggunakan
sistem yang otomatis untuk mengelola risiko yang ada. Untuk itu
The SAFE Framework of Standard telah mempertimbangkan dan
menyusun suatu kebijakan yang memberikan bantuan yang tepat
bagi negara-negara yang mengadopsinya, guna meningkatkan
kapasitas bagi Administrator Pabean masing-masing negara yang
mengadopsinya.
 SAFE FoS (Framework of Standards to Secure and
Facilitate Global Trade) adalah suatu instrumen
internasional yang mengandung standar-standar
yang ditetapkan oleh WCO yang bertujuan untuk
mengamankan dan memfasilitasi perdagangan
internasional, serta menunjang pelaksanaan
program reformasi dan moderenisasi administrasi
pabean negara anggota.
 Konvensi SAFE FoS disambut baik oleh negara
anggota. Hingga awal tahun 2009 tercatat 155
negara anggota WCO (dari 174 negara anggota)
yang telah menyampaikan LoI (Letter of Intent)
 Indonesia telah menandatangani LoI SAFE pada
tanggal 16 September 2005.
TUJUAN DAN PRINSIP-PRINSIP
KERANGKA KERJA SAFE
 Menetapkan standar yang menyediakan keamanan rantai pasokan
dan fasilitas di tingkat global untuk mempromosikan kepastian dan
prediktabilitas.
 Menerapkan manajemen rantai pasokan terpadu dan harmonis untuk
semua moda transportasi.
 Meningkatkan peran, fungsi dan kemampuan customs untuk
memenuhi tantangan dan Kesempatan abad ke-21.
 Memperkuat kerja sama antara Administrasi Pabean untuk
meningkatkan kemampuan mereka untuk mendeteksi barang kiriman
berisiko tinggi.
 Memperkuat kerja sama antara administrasi kepabeanan dan instansi
pemerintah lainnya yang terlibat dalam perdagangan dan keamanan
internasional
 Memperkuat kerjasama customs and business.
 Mempromosikan kelancaran mobilitas barang melalui rantai pasokan
perdagangan internasional yang aman.
EMPAT ELEMEN INTI
KERANGKA SAFE
Kerangka AMAN terdiri dari empat elemen inti.
 Pertama, menyelaraskan kemajuan kebutuhan informasi kargo
elektronik pada inbound, outbound dan pengiriman angkut lanjut.
 Kedua, masing-masing negara yang bergabung Kerangka Kerja SAFE
berkomitmen untuk menerapkan pendekatan manajemen risiko yang
konsisten untuk mengatasi ancaman keamanan.
 Ketiga, atas permintaan yang wajar dari Negara penerima,
berdasarkan manajemen risiko yang sesuai, instansi kepabeanan
negara pengirim akan melakukan inspeksi terhadap kargo berisiko
tinggi dan / atau alat pengangkut ,hal ini dapat dilakukan
menggunakan peralatan deteksi non-intrusif seperti mesin X-ray skala
besar dan radiation detectors.
 Keempat, Kerangka kerja SAFE menunjukkan manfaat yang akan
diberikan Bea Cukai kepada Pengguna Jasa yang memenuhi standar
keamanan rantai pasokan minimal dan menjalankan praktik bisnis
terbaik.
THREE PILLARS OF THE SAFE
FRAMEWORK
SAFE Framework, berdasarkan empat elemen inti yang telah
dijelaskan sebelumnya, bertumpu pada tiga pilar pengaturan
jaringan Bea Cukai dengan Bea Cukai, Bea Cukai dengan Mitra
Bisnis dan Bea Cukai dengan Instansi Pemerintah yang
bekerjasama. Strategi tiga pilar memiliki banyak keuntungan.
Pilar melibatkan serangkaian standar yang dikonsolidasikan
untuk menjamin kemudahan pemahaman dan penerapan
internasional cepat. Selain itu penerima, alat ini menarik
langsung dari langkah-langkah keamanan dan fasilitasi WCO
yang ada dan program yang dikembangkan oleh Anggota
administrasi.
CAPACITY BUILDING
Peningkatan kapasitas (Capacity Building) yang efektif
merupakan
elemen
penting
untuk
memastikan
pengangkatan dan pelaksanaan Kerangka SAFE. Namun
penerima, ia juga mengakui bahwa bagian dari instrumen
dapat segera dilaksanakan. Untuk tujuan ini, strategi yang
diperlukan untuk meningkatkan kapasitas bangunan
disediakan anggota untuk mengaktifkan pelaksanaan
kerangka SAFE. Untuk kapasitas bangunan untuk menjadi
sukses penerima, dasar kemauan dan integritas politik
harus sudah ada. Demikian, negara-negara yang
menunjukkan komitmen untuk melaksanakan Kerangka
AMAN dan diperlukan kemauan politik harus dibantu oleh
WTO dan konsorsium Anggota dan rekan co-operasi yang
lain.
KLASIFIKASI SAFE FOS
 Berisi 17 standar yang dikelompokan dalam 2
pilar pokok yaitu Customs to Customs Network
Arrangement dan Customs to Business
Partnership.
1.CUSTOMS TO CUSTOMS
PILLAR
Adalah standar untuk meningkatkan security and facilitation of the international
trade supply chain, yaitu:
a.
Integrated supply chain management, prosedur pengawasan pabean
yang terintegrasi sebagaimana digariskan dalam WCO Customs Guidelines.
b.
Cargo inspection authority.
c.
Modern technology in inspection equipment.
d.
Risk management system.
e.
High-risk cargo or container.
f.
Advance electronic information.
g.
Targeting and communication.
h.
Performance measures.
i.
Security assessment.
j.
Employee integrity.
k.
Outbound security inspections.
2.CUSTOMS TO BUSINESS
PILLAR
Adalah hubungan dengan sektor swasta yang merupakan
standar untuk meningkatkan safety and security of the
international trade supply chain, yaitu:
a.
Partnership.
b.
Security (best practices).
c.
Authorization.
d.
Technology.
e.
Communication.
f.
Facilitation.
COLUMBUS PROGRAMME
Dalam rangka pelaksanaan program peningkatan
kapasitas (capacity building program) pada penerapan
SAFE di negara anggota, WCO menerapkan Columbus
Programme, untuk implementasi SAFE FoS yang terdiri dari 3
fase:
1.
Fase need assessment yang melibatkan WDMT (WCO
Diagnostic Mission Team) untuk mengukur sejauh mana
tingkat implementasi SAFE negara anggota.
2.
Fase implementasi rencana aksi berdasarkan
rekomendasi dari WDMT.
3.
Monitoring program yang bertujuan untuk mengupdate perkembangan program implementasi SAFE
negara anggota.
PENERAPAN WCO
FRAMEWORK
Penerapan WCO Framework yang meliputi 2 pilar
pokok (Customs to Customs Network Arrangement
dan Customs to Business Partnership) tersebut didasari
pada 4 elemen dasar pokok penerapan, yaitu:
1.
Penerapan advance electronic cargo
information;
2.
Penggunaan risk management;
3.
Penggunaan non intrusive inspection (scanning);
4.
Pemberian fasilitasi terhadap pelaku bisnis yang
telah memenuhi standar (legitimate trade).
OPINI
TERIMA KASIH
Download