PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI “ISTIRAHAT” OLEH : KELOMPOK 5 I Gusti Agung Ayu Cahyaningrum Ananta P07124214 017 Kadek Devi Ary Suta P07124214 022 Ni Putu Ayu Sinta Puji Rahayu P07124214 025 Ni Komang Ngurah Apni Sulistyawati SJ P07124214 028 Kadek Vebny Lia Primantari P07124214 040 Ni Luh Gede Lisa Utami Dewi P07124214 043 Anak Agung Wahyu Putri Agustini P07124214 058 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEBIDANAN 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya lah, makalah yang berjudul “Pemenuhan Kebutuhan Dasar Ibu Nifas Dan Menyusui “Istirahat” ini dapat kami selesaikan. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Denpasar, 15 Maret 2016 Penulis ii DAFTAR ISI Halaman judul...................................................................................................... i Kata Pengantar..................................................................................................... ii Daftar Isi.............................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah........................................................................................... 2 C. Tujuan.............................................................................................................. 2 D. Manfaat........................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Kebutuhan Istirahat........................................................................................ 3 BAB III PENUTUP A. Simpulan......................................................................................................... 7 B. Saran................................................................................................................ 7 Daftar Pustaka iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas dimulai sejak satu jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam minggu setelah itu. Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa nifas ini untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi. Periode pascapersalinan meliputi masa transisi bagi ibu, bayi, dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara maju maupun berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya merupakan kebalikannya, oleh karena risiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi yang lebih sering terjadi pada masa nifas (Prawirohardjo, 2009). Istirahat merupakan salah satu kebutuhan dasar ibu nifas dan merupakan hal yang sangat penting bagi ibu bukan hanya karena tubuh ibu sedang dalam proses pemulihan tetapi ibu juga memerlukan banyak energi agar dapat membuat jadwal penyesuaian yang dibutuhkan. Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan merupakan masalah yang sangat penting sekalipun kadang-kadang tidak mudah dicapai. Keharusan ibu untuk beristirahat sesudah melahirkan memang tidak diragukan lagi, kehamilan dengan beban kandungan yang berat dan banyak keadaan yang mengganggu lainnya, persiapan yang baik dalam menghadapi kesibukan yang akan terjadi padahal hari-hari pascapersalinan akan dipengaruhi oleh banyak hal antara lain : kekhawatiran begitu banyak yang harus dipelajari mengenai ASI yang diproduksi dalam payudara, kegembiraan menerima kartu ucapan selamat, karangan bunga, hingga menyambut tamu. Dengan tubuh yang letih dan mungkin pula pikiran yang sangat aktif, ibu sering perlu diingatkan dan dibantu agar 1 mendapatkan istirahat yang cukup. Oleh karena itu melalui makalah ini kami akan mengkaji lebih dalam mengenai kebutuhan dasar ibu nifas. B. Rumusan Masalah Atas penentuan latar belakang diatas masalah pokok yang dapat dirumuskan yaitu apa dan bagaimana kebutuhan dasar istirahat bagi ibu pada masa nifas? C. Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui kebutuhan dasar istirahat yang diperlukan bagi ibu pada masa nifas. D. Manfaat Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini antara lain : 1. Bagi Mahasiswa Makalah ini diharapkan dapat menjadi kajian bagi mahasiswa kebidanan dalam menambah wawasan mengenai kebutuhan dasar ibu nifas agar dapat menjadi dasar dalam memberikan asuhan yang berkualitas. 2. Bagi Masyarakat Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat mengenai pentingnya salah satu kebutuhan dasar istirahat bagi ibu nifas sehingga dalam periode masa transisi bagi ibu, bayi dan keluarganya dapat berjalan secara seimbang baik fisiologis, emosional, dan sosial. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Kebutuhan Istirahat Pada ibu selama masa nifas perlu beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan, serta tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal: mengurangi jumlah ASI yang diproduksi; memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak pendarahan; menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. Istirahat Malam Selama satu atau dua malam pertama, ibu yang baru mungkin memerlukan obat tidur yang ringan. Obat tidur tersebut boleh diberikan jika benar-benar diperlukan. Kerapkali tubuhnya sendiri mengambil alih fungsi obat tidur ini dan ibu benar-benar tidur lelap sehingga pemeriksaan tanda-tanda vital serta fundus uteri hanya sedikit mengganggunya. Sebagian ibu menemukan bahwa lingkungan yang asing baginya telah mengalihkan perhatiannya dan sebagian lainnya merasa terganggu oleh luka bekas episiotomi sehingga semua ini akan menghalangi tidurnya ketika pengaruh pembiusan sudah hilang. Rasa nyeri atau terganggu selalu memerlukan pemeriksaan dan analgesik dapat diberikan sebelum pasien menggunakan obat tidur. Setelah hari kedua postnatal, pemberian obat tidur pada malam hari biasanya sudah tidak dibutuhkan lagi dan tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui bayinya pada malam hari. Ibu harus dibantu agar dapat beristirahat malam lebih dini dan tidak diganggu tanpa alasan. Hal-hal kecil yang menarik perhatiannya seperti suara pintu yang berderik atau bunyi tetesan air dari keran harus dilaporkan pada siang harinya sehingga dapat diatasi sebelum suara-suara tersebut mengganggu tidur ibu. Ibu yang baru melahirkan yang tidak dapat tidur harus diobservasi dengan ketat dan semua keadaan yang di temukan harus dilaporkan pada dokter. Insomnia merupakan salah satu tanda peringatan untuk psikosis nifas. 3 Istirahat Siang Waktu siang hari di rumah sakit tidak perlu terlalu di prihatinkan, namun banyak orang mengatakan hal tersebut harus pulang ke rumah untuk bisa beristirahat merupakan pernyataan yang sering terdengar dan petugas yang terlibat dalam unit asuhan maternitas harus mendengarkan serta mencari mengapa keluhan tersebut bisa terjadi. Pada hampir setiap rumah sakit bersalin, periode istirahat yang jelas perlu disediakan secara teratur dan kerap kali diperlukan selama satu jam sebelum makan siang, tirai ditarik, radio dimatikan, staf keperawatan harus bekerja tanpa suara, tamu yang ingin berkunjung dilarang dan panggilan telpon tidak diteruskan kepada pasien kecuali benar-benar mendesak. Ibu harus dibantu untuk mengatur sendiri bagaimana memanfaatkan waktu istirahatnya ini: pergi ke toilet sebelum istirahat, berbaring telungkup (mungkin dengan bantal di bawah penggulnya) untuk membantu drainase uterus jika posisi ini nyaman baginya. Periode istirahat ini umumnya memberikan manfaat fisik maupun psikologis yang sangat besar. Beberapa rumah sakit mengulangi waktu istirahat yang jelas pada sore harinya. Tidur Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat. Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stres dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari. 4 Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan merupakan masalah yang sangat penting sekalipun tidak mudah dicapai. Keharusan ibu untuk beristirahat sesudah melahirkan memang tidak diragukan lagi, kehamilan dengan beban kandungan yang berat dan banyak keadaan yang mengganggu lainnya, pekerjaan bersalin, bukan persiapan yang baik dalam menghadapi kesibukan yang akan terjadi. Padahal hari-hari postnatal akan dipenuhi oleh banyak hal, begitu banyak yang harus dipelajari, ASI yang diproduksi dalam payudara, kegembiraan menerima kartu ucapan selamat, karangan bunga, hadiah-hadiah serta menyambut tamu dan juga kekhawatiran serta keprihatinan yang tidak ada kaitannya dengan dengan situasi ini. Jadi, dengan tubuh yang letih dan mungkin pula pikiran yang sangat aktif, ibu sering perlu diingatkan dan dibantu agar mendapatkan istirahat yang cukup. Kegunaan atau fungsi dari tidur yang cukup : 1. Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru 2. Memperlancar produksi hormone pertumbuhan tubuh 3. Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian 4. Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit 5. Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal: 1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi 2. Memperlambat proses involusio uterus dan meningkatkan perdarahan 3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. Fase atau tahapan tidur seseorang : 1. Awal 2. Non rapid eyes movement (non-rem) 3. Rapid eyes movement (rem) 4. Dream sleep Posisi ibu waktu beristirahat sesudah melahirkan penderita harus tidur terlentang, hanya dengan satu bantal yang tipis. Tetapi ada juga pendapat lain mengatakan bahwa ibu bebas memilih posisi tetapi untuk memudahkan pengawasan sebenarnya tidur terlentang lebih baik karena dengan tidur terlentang mudah mengawasi keadaan kontraksi uterus dan mengawasi pendarahan. Biasanya setelah melahirkan penderita akan merasa lelah dan dapat tidur sehingga merasa nyaman berada ditempat tidur. Usaha agar penderita dapat tidur ialah dengan meyakinkan penderita bahwa keadaannya normal. Istirahat dan tidur sangat perlu bagi penderita, selain untuk mengembalikan kesehatan, juga untuk 5 pembentukkan air susu ibu. Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Demi kesehatan emosional dan fisik ibu, serta untuk kesehatan emosional dan fisik keluarga ibu, rawatlah diri ibu dan pastikan bahwa ibu mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Secara tradisional, para wanita sudah diberitahu untuk menunda berangkat kembali ketempat kerja selama 6 minggu, banyak wanita merasa sudah cukup kuat untuk memulai kerja kembali pada minggu ke 4 atau ke 5. Setiap wanita memang berbeda dalam hal ini. Mulailah kembali ke kegiatan rutin ibu secara bertahap dan hanya bila ibu sudah merasa siap. 6 BAB III PENUTUP A. SIMPULAN Istirahat bagi ibu nifas merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan mencegah kelelahan yang berlebihan. Kebutuhan istirahat ini berupa istirahat malam, istirahat siang, dan tidur. Pada istirahat malam, ibu yang baru mungkin memerlukan obat tidur yang ringan selama satu atau dua malam pertama. Setelah hari kedua postnatal, pemberian obat tidur pada malam hari biasanya sudah tidak dibutuhkan lagi dan tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui bayinya pada malam hari. Pada istirahat siang, ibu harus dibantu untuk mengatur sendiri bagaimana memanfaatkan waktu istirahatnya ini, diantaranya pergi ke toilet sebelum istirahat, berbaring telungkup untuk membantu drainase uterus jika posisi ini nyaman baginya. Periode istirahat ini umumnya memberikan manfaat fisik maupun psikologis yang sangat besar. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas yaitu sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. B. SARAN Untuk ibu yang baru melahirkan atau ibu dalam keadaan masa nifas, ibu harus memperhatikan kebutuhannya seperti istirahat dan tidur. Pada masa nifas, seorang ibu harus cukup istirahat dan mengurangi kerja berat karena tenaga yang tersedia sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi. Demi kesehatan emosional dan fisik ibu, sebagai seorang tenaga kesehatan, harus membantu merawat diri ibu dengan baik dan membantu ibu untuk mengatur kebutuhan istirahat selama di rumah sakit. . DAFTAR PUSTAKA 7 Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: Trans Info Media. 8