BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Akuntansi merupakan serangkaian kegiatan yang dapat membantu manajemen dalam mengelola perusahaan. Dalam pelaksanaan akuntansi diharapkan bersifat jujur, objektif, teliti, tepat waktu, dan dapat diandalkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan maupun badan-badan terkait. 2.1.1 Pengertian Akuntansi Terdapat banyak pengertian mengenai akuntansi. Para ahli Akuntansi menyatakan pendapatnya mengenai Akuntansi. Akuntansi sangat berperan dalam manajemen perusahaan, sehingga kegiatan akuntansi sangat perlu dilakukan oleh setiap pelaku organisasi maupun perusahaan. Pengertian akuntansi menurut American Accounting Association dalam Hadiyah Fitriyah (2006) adalah “Accounting as the process identifiying, measuring, and communicating economic information to permit informed judgements and decisions by users of the information”. Informasi ekonomi yang dimaksud dalam pengertian di atas adalah informasi yang berkaitan dengan kebutuhan ekonomi dalam berbagai situasi yang melibatkan keterbatasan sumber daya melalui proses akuntansi. Proses akuntansi ini diakhiri dengan tersedianya laporan keuangan. Definisi akuntansi menurut Warren (2008:10) yaitu : “Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.” Akuntansi 13 14 sangat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan menurut definisi Warren yaitu meliputi kreditor, pemasok, investor, karyawan, pemilik, dan lain-lain. Akuntansi menurut Mulyadi (2001) adalah proses pengolahan data keuangan yang digunakan untuk alternatif pengambilan keputusan melalui pertimbangan berdasarkan informasi-informasi keuangan yang tersedia. Sedangkan menurut Kieso (2002:2) pengertian akuntansi adalah : “Akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi: (1) pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang (2) entitas ekonomi kepada (3) pemakai yang berkepentingan.” Definisi selanjutnya terdapat pada APB No. 4 yang dapat menjelaskan akuntansi sebagai suatu aktivitas jasa yang memiliki fungsi menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang satuan-satuan ekonomi yang dapat bermanfaat dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif (Hadiyah Fitriyah, 2006). Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli akuntansi, dapat dikatakan bahwa akuntansi adalah sebuah proses yang dapat membantu manajemen dalam membuat keputusan bisnis melalui informasi yang dihasilkan dalam bentuk laporan keuangan yang bersifat kuantitatif. 2.1.2 Pengetahuan Akuntansi Pengetahuan akuntansi begitu penting dalam penelitian ini karena Peacock (1985) dalam Suhairi (2004) menyatakan bahwa rendahnya pengetahuan akuntansi pemilik menyebabkan banyak perusahaan kecil yang mengalami kegagalan. Hal 15 tersebut dapat terjadi karena lemahnya para pemilik atau manajer perusahaan memahami mengenai proses akuntansi dalam perkembangan bisnis (Hidayah Fitriyah, 2006). Pengetahuan adalah sesuatu yang sangat penting dalam berperilaku. Jika dilihat dari definisinya, pengetahuan adalah sebuah pengalaman dan wawasan terhadap suatu hal yang dapat digunakan sebagai pertimbangan ketika menilai informasi baru atau mengevaluasi keadaan yang relevan (Zikmund, 2003 dalam Veronica, 2010). Sudah dijelaskan bahwa akuntansi adalah sebuah proses yang dapat menghasilkan laporan keuangan dimana laporan tersebut akan digunakan sebagai alternatif pengambilan keputusan. Maka pengetahuan akuntansi menjadi penting untuk bisa menggunakan akuntansi karena dapat membantu dalam mempertimbangkan dan menilai informasi akuntansi melalui wawasan dan pengalaman yang dimiliki mengenai akuntansi. Pengetahuan akuntansi sangat diperlukan oleh manajer atau pemilik perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaan. Motivasi untuk mempelajari tentang pengetahuan akuntansi akan meningkatkan pemahaman manajer atau pemilik dalam menerapkan akuntansi dalam perusahaan (Spilker, 1995). Pada dasarnya pengetahuan akuntansi dibutuhkan untuk menghasilkan laporan keuangan, seperti yang dikatakan Niswonger (1996) dalam Isa Koswara (2014) bahwa pengetahuan akuntansi adalah seperangkat ilmu tentang sistem informasi yang menghasilkan laporan keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. 16 Pengetahuan akuntansi tidak hanya perlu dimiliki oleh manajer atau pemilik perusahaan saja, akan tetapi harus dimiliki juga oleh para pemangku kepentingan terhadap pemilik bisnis. Melihat pengertian pengetahuan akuntansi menurut Niswonger bahwa pengetahuan yang dimiliki meliputi laporan keuangan yang digunakan. Laporan keuangan dapat dibaca oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai sumber informasi utama untuk pengambilan keputusan mereka (Warren, 2008). Pengetahuan akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. a. Pengetahuan Deklaratif Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan tentang fakta-fakta dan berdasarkan konsep, contohnya kas merupakan bagian dari aktiva lancar, pengetahuan ini memudahkan dalam analisis rasio (Bonner dan Walker, 1994). Pengetahuan deklaratif biasanya tergantung dari instruksi yang ada (Spilker, 1995). Pengetahuan deklaratif umumnya harus ditempatkan sebelum pengetahuan prosedural, sehingga pengetahuan prosedural dapat disusun melalui menafsirkan pengetahuan deklaratif (Anderson, 1982, dalam Bonner dan Walker, 1994). b. Pengetahuan Prosedural Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan yang konsisten dengan aturan atau langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas secara terampil, contohnya aturan untuk analisis rasio, “Jika rasio marjin laba kotor berlebih, kesalahan yang mengecilkan penjualan, melebih-lebihkan laba kotor, atau melebih-lebihkan baik penjualan dan marjin laba kotor dengan jumlah yang sama” (Bonner dan Walker, 1994). Pengetahuan prosedural biasanya tergantung 17 pada pengalaman (Spilker, 1995). Pengetahuan prosedural diperoleh kemudian selama satu karir professional (Waller dan Felix 1984, dalam Bonner dan Walker 1994). Pengetahuan deklaratif dan prosedural dalam beberapa penelitian dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Hadiyah Fitriah, 2006). Melalui teori yang disampaikan diharapkan pengetahuan akuntansi dapat dimiliki oleh para pelaku bisnis mengingat betapa penting dalam memahami isi dari laporan keuangan, dan membuat keputusan dalam dunia bisnis. Selain faktor pengetahuan akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini, seperti yang tertulis di BAB sebelumnya yaitu pendahuluan tentang fenomena dan melibatkan faktor pendukung lain yaitu kepribadian wirausaha. Maka berikut ini peneliti sampaikan teori mengenai kepribadian wirausaha. 2.2 Konsep Wirausaha 2.2.1 Pengertian Wirausaha Kata wirausaha berasal dari bahasa Prancis yaitu entrepreneur. Pengertian wirausaha memiliki perkembangan dari masa ke masa, dimulai dari abad pertengahan menyatakan wirausaha adalah orang yang bertanggung jawab dalam proyek yang berskala besar, sampai yang dikemukakan oleh Robert Hisrich (1985) seorang wirausaha merupakan orang yang mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengerahkan waktu dan tenaganya untuk mendapatkan balas jasa berupa uang dan kepuasan diri (Alma, 2007). Peter Drucker (1964) dalam Alma (2007) mengatakan seorang entrepreneur adalah seseorang yang mampu memanfaatkan peluang. Meredith 18 (1995) melihat seorang wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan dan menemukan kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dapat menghasilkan keuntungan guna mendapatkan sebuah kesuksesan. Sehingga merujuk pada pengertian Meredith dan Peter Drucker seorang wirausaha adalah pribadi yang peka terhadap keadaan karena mereka dapat merasakan hadirnya peluang dan kesempatan. Seorang wirausaha juga merupakan alat penggerak ekonomi Negara, dalam Suryana (2006) peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Jadi, selain menghasilkan barang mapun jasa untuk orang lain seorang wirausaha pun dapat membantu orang lain untuk mendapatkan pekerjaan melalui kesempatan bekerja yang mereka tawarkan. 2.2.2 Kepribadian Wirausaha Kepribadian merupakan pola unik yang melekat dari seseorang yang relatif stabil. Bisa jadi adalah sikap-sikap yang telah dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari hingga menimbulkan suatu perilaku yang biasa diperlihatkan (Nanang, 2009). Bagaimana cara ia menanggapi sebuah permasalahan dan situasi adalah sikap yang tercitra dari kepribadian seseorang. Sehingga peneliti memiliki pemikiran bahwa kepribadian seseorang tidak dapat menipu tindakan, karena sebuah tindakan akan terotomatisasi dari seperti apa kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang bisa menjadi salah satu faktor keberhasilan (Meredith, 1995). Seperti halnya dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat kepribadian wirausaha yang dimiliki para Mahasiswa di Kota Bandung yang 19 sedang berbisnis, apakah mereka memiliki kepribadian yang baik atau tidak. Apabila mereka memiliki kepribadian wiarusaha yang baik maka keberlangsungan bisnis tidak akan bermasalah karena mereka paham hal apa saja yang perlu dilakukan agar bisnis bertahan lama, salah satunya penggunaan informasi akuntansi. Berdasarkan pengertian masing-masing dari wirausaha dan kepribadian, dapat dikatakan bahwa kepribadian wirausaha adalah cara seorang untuk berinteraksi memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi - potensi dirinya untuk menghasilkan produk, mengelola, dan sampai bermanfaat bagi masyarakat luas. Kepribadian wirausaha dalam penelitian ini memfokuskan terhadap dua hal kepribadian yaitu lokus pengawasan (Locus of Control) dan keinginan berprestasi (Need for Achievenment). Hal ini disebabkan karena kedua nilai kepribadian ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku seseorang di dalam suatu organisasi (Ahmad, 1998; Miller & Toulouse, 1986, dalam Suhairi, 2004). a. Keinginan Berprestasi (Need of Achievemnet) McCelland (1961, 1971) telah memperkenalkan konsep keinginan akan prestasi sebagai salah satu motif psikologis (Indarti, 2008). Selanjutnya McCelland dan Winter (1971) dalam Suhairi (2004) menyatakan keinginan berprestasi merupakan keinginan dari seseorang untuk berusaha secara terus menerus untuk melakukan sesuatu pekerjaan secara lebih baik dengan standar yang paling baik. McCelland menegaskan bahwa kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu karakteristik kepribadian seseorang akan mendorong seseorang untuk 20 memiliki intensi kewirausahaan. Menurutnya, ada tiga atribut yang mempunyai kebutuhan akan prestasi yang tinggi, yaitu: (a) menyukai tanggung jawab pribadi dalam mengambil keputusan, (b) mau mengambil resiko sesuai dengan kemampuannya, (c) memiliki minat untuk selalu belajar dari keputusan yang telah diambil (Indarti, 2008). Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi tinggi selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal (Suryana, 2006). Artinya, mereka tidak akan asal-asalan dalam melakukan pekerjaan dan akan sesuai dengan rencana mereka. Seseorang yang memiliki keinganan berprestasi tinggi akan mendorong dirinya untuk terus bertumbuh dan melakukan yang terbaik agar hasil yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. b. Lokus Pengawasan (Locus of Control) Konsep tentang lokus pengawasan pertama kali dikemukakan oleh Rotter (1996), seorang ahli teori pembelajaran sosial (Nanang, 2009). Selanjutnya dalam Nanang (2009) Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personalitity), yang didefinisikan sebagai keyakinan individu apakah mampu atau tidak mengontrol nasibnya sendiri. Lokus pengawasan dapat dibagi atas dua jenis yaitu lokus pengawasan internal dan lokus pengawasan eksternal. Pengertian mengenai lokus pengawasan internal dan lokus pengawasan ekstrenal menurut Suhairi (2004:287) yaitu: 21 “Lokus pengawasan internal merupakan kepribadian seseorang yang melihat dirinya mampu menguasai kejadian yang berlaku terhadap kehidupannya, dan apa yang terjadi adalah akibat dari tindakan atau keputusan yang telah dibuat sebelumnya. Sebaliknya, lokus pengawasan ekternal melihat apa yang terjadi terhadap dirinya sebagai takdir atau nasib yang telah ditentukan oleh Tuhan.” Lokus pengawasan yang berbeda mampu mencerminkan kinerja yang berbeda. Seseorang yang memiliki lokus pengawasan internal memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi karena tindakan yang dilakukan berlandaskan kesadaran mereka dan dibawah kendali dirinya. Sehingga tidak akan bergantung pada keadaan dan tidak akan menyerah begitu saja sebelum dirinya mampu menguasai keadaan. Orang-orang yang memiliki kepribadian wirausaha adalah orang yang unik, karena mereka memiliki cara berpikir yang berbeda dibanding kebanyakan orang pada umumnya. Mereka memiliki keinginan untuk bersaing dan meningkatkan kinerja terus-menerus sampai tujuan yang diharapkan tercapai dan sesuai rencana. Menurut Suhairi (2004) nilai kepribadian wirausaha yang tinggi seperti lokus pengawasan internal dan keinginan berprestasi cenderung memilih cara bersaing yang berbeda khususnya dalam penggunaan informasi akuntansi. 2.3 Penggunaan Informasi Akuntansi Ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi pada zaman sekarang berkembang semakin pesat, membuat manusia membutuhkan sebuah penghubung untuk dapat memberikan keterangan mengenai apapun yang akan dipelajari yang dinamakan informasi. Informasi merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan bisnis, jika diibaratkan tubuh manusia, darah yang mengalir disamakan dengan informasi 22 yang diperlukan dalam sebuah perusahaan. Karena tanpa informasi, sebuah sistem perusahaan tidak akan bekerja. Informasi adalah sebuah jembatan untuk menghubungkan satu kejadian dengan kejadian lainnya, termasuk dalam proses bisnis. Dalam bisnis, informasi diperlukan oleh manusia untuk mengurangi dampak dari ketidakpastian dalam membuat keputusan (Mulyadi, 2001). Pengambilan keputusan selalu berhubungan dengan tujuan di masa yang akan datang, maka para pengambil keputusan harus melihat dan mengamati dengan jeli fakta-fakta atau data apa saja yang didapatkan agar keputusan yang diambil tidak keliru. Informasi juga dapat dijadikan sebagai acuan pemecah masalah. Informasi akuntansi merupakan salah satu informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dari sekian banyak informasi yang ada di dunia ini untuk mengurangi ketidakpastian dalam pemecahan masalah bisnis. Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan dan terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan, pengawasan dan implementasi keputusan-keputusan tersebut (Arnold & Hope,1990) dalam Grace (2003). Belkaoui (2000) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan. Informasi akuntansi mempunyai peran penting untuk mencapai keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson, W.L., M.J. Byrd, and L.C, 2000 dalam Margani Pinasti, 2007). Haswell dan Holmes (1989) dalam Grace (2003) menyatakan bahwa kekurangan informasi akuntansi dalam 23 manajemen perusahaan dapat membahayakan perusahaan kecil. Kondisi keuangan yang memburuk dan kekurangan catatan akuntansi akan membatasi akses untuk memperoleh informasi yang diperlukan, sehingga akan menyebabkan kegagalan perusahaan. Informasi akuntansi adalah fokus utama dalam penelitian ini mengingat penggunaan informasi akuntansi oleh para wirausaha Mahasiswa di Kota Bandung yang sedang berbisnis adalah minim sekali. Penggunaan informasi akuntansi yang dimaksud adalah menyajikan informasi berupa informasi kuantitatif yang diperoleh dari data bisnis yang dijalankan. Informasi akuntansi menurut Mulyadi (2001) dikelompokkan menjadi tiga golongan: informasi operasi, informasi akuntansi keuangan, dan informasi akuntansi manajemen. Informasi akuntansi digunakan untuk aktivitas perusahaan sehari-hari. Informasi akuntansi keuangan diperlukan oleh manajemen maupun pihak luar perusahaan untuk pengambilan keputusan guna menentukan hubungan antara pihak luar dan perusahaan. Informasi akuntansi manajemen diperlukan manajemen dalam hal perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan, menyangkut keputusan dimasa yang akan datang. Holmes dan Nicholls (1988) mengklasifikasi informasi akuntansi dalam tiga jenis yang berbeda menurut manfaatnya bagi para pemakai yaitu, informasi akuntansi statuori (Statutory accounting information), informasi akuntansi anggaran (Budgetary information), dan informasi akuntansi tambahan (Additional accounting information). Inforrmasi akuntansi konsep dari Holmes dan Nichols lah yang digunakan dalam penelitian ini karena konsep yang diterapkan oleh 24 Holmes dan Nichols mewakili informasi akuntansi keuangan yang dibutuhkan oleh perusahaan, termasuk bisnis yang sedang dikelola oleh para Mahasiswa di Kota Bandung. a. Informasi Akuntansi Statutori Informasi akuntansi statuori merupakan informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada. Informasi ini sekurang-kurangnya terdiri dari catatan yang dikerjakan secara teratur tentang keadaan kas dan bank, daftar hutang piutang dan daftar persediaan barang, serta pada akhir tahun membuat neraca dan perhitungan laba-rugi. Informasi-informasi keuangan tersebut tercantum dalam Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas (Holmes dan Nichols, 1988). b. Informasi Akuntansi Anggaran Informasi akuntansi anggaran adalah informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian dan pengambilan keputusan, yang terdiri dari informasi Anggaran Laba Rugi dan Anggaran Arus Kas (Holmes dan Nichols, 1988). Informasi ini akan membantu manajemen untuk menjamin operasional perusahaan dijalankan sesuai dengan perencanaan yang sudah ditetapkan. Selain itu, informasi ini digunakan untuk mengukur prestasi yang telah dicapai saat itu, sehingga informasi ini termasuk dalam informasi akuntansi manajemen yang berhubungan dengan sukses/ gagal dalam perusahaan kecil (Kristian,2010). 25 c. Informasi Akuntansi Tambahan Informasi akuntansi tambahan yaitu informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan, terdiri dari Laporan Biaya Produksi dan Rasio Keuangan (Holmes dan Nichols, 1988). Informasi akuntansi tambahan ini memfokuskan pada pemakaian benchmarking tools (ratio analysis, inter- firm comparison, industry trends) dan informasi akuntansi lainnya seperti manufacturing statement (Grace, 2003). 2.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Pelaku bisnis di Indonesia berkembang pesat, mengakibatkan pelaku bisnis satu sama lain harus mampu bersaing dan mempertahankan bisnisnya, bisnis yang didirikan harus dilakukan dengan serius dan tidak hanya bertahan dalam beberapa waktu saja. Kontinuitas bisnis perlu diperhatikan agar bisnis yang didirikan dapat menjadi motor penggerakan ekonomi Negara dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Dalam mempertahankan bisnis ternyata sangat dibutuhkan peran informasi akuntansi, baik para pelaku bisnis dalam skala makro maupun mikro. Informasi akuntansi menjadi suatu acuan yang penting dalam pembuatan keputusan dalam kehidupan bisnis. Holmes dan Nicholls (1988) menjelaskan bahwa kekurangan informasi akuntansi dalam manajemen perusahaan dapat membahayakan operasional perusahaan. Kondisi keuangan yang memburuk dan kekurangan catatan akuntansi akan membatasi akses untuk memperoleh informasi yang diperlukan, sehingga akan menyebabkan kegagalan perusahaan (Roberts, Dunne, dan Ezell ; 1980) dalam Hadiyah Fitriyah (2006). 26 2.5.1 Pengaruh Pengetahuan Akuntansi terhadap Pengunaan Informasi Akuntansi Wichman (1984) menyatakan bahwa terjadinya permasalahan dalam penerapan akuntansi karena kurangnya pengetahuan pemilik atau manajer perusahaan tentang akuntansi. Disusul Peacock (1985) yang menyimpulkan bahwa rendahnya pengetahuan akuntansi pemilik usaha menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami kegagalan (Suhairi, 2004). Beberapa kajian yang memfokuskan kepada penggunaan informasi akuntansi telah merumuskan bahwa rendahnya pengetahuan akuntansi merupakan salah satu penyebab rendahnya penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan (Suhairi, 2004). Pengetahuan akuntansi sangat dibutuhkan dalam mencapai suatu kinerja yang professional dalam bidangnya, sehingga peranan akuntansi berpengaruh dalam mengambil keputusan. Analisis konsepsual yang dijalankan oleh Zmud (1979) juga merumuskan bahawa kepintaran dan pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi perancangan dan implementasi sistem informasi manajemen (Suhairi, 2004). Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah: Ho : Pengetahuan akuntansi tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Ha : Pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. 27 2.5.2 Pengaruh Kepribadian Wirausaha terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Faktor kepribadian merupakan faktor penting yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi (Dermer, 1973) dalam Suhairi (2004). Wirausahawan yang memiliki kepribadian yang baik akan selalu berpikir positif dan memandang ke depan untuk melangsungkan bisnisnya. Mereka akan lebih menghargai proses dan berkeinginan untuk memiliki prestasi yang tinggi serta dapat mengontrol pribadinya pada setiap situasi (Suhairi, 2004). Seorang wirausaha Mahasiswa mengggunakan informasi akuntansi dapat dilihat dari bagaimana kepribadian wirausahanya. Kepribadian wirausaha dalam peneitian ini lebih memfokuskan kepada dua nilai kepribadian yatu lokus pengawasan dan keinginan untuk berprestasi. Nilai kepribadian wirausaha yang tinggi seperti lokus pengawasan internal dan keinginan berprestasi yang tinggi, cenderung memilih cara bersaing yang berbeda, termasuk dalam penggunaan informasi akuntansi (Suhairi, 2004). Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi yang tinggi selalu berupaya untuk melakukan hal yang membuat bisnisnya berjalan secara kontinuitas, sehingga mereka akan berjuang untuk mempertahankan bisnis dan percaya pada kemampuannya dengan dimilikinya lokus pengawasan internal (Nanang, 2009). Pemilik bisnis yang memiliki keinginan berprestasi dan lokus pengawasan internal seperti yang dijelaskan sebelumnya akan cenderung mengoptimalkan usaha dan bersaing dengan individu lainnya untuk mendapatkan hasil yang baik, khususnya dalam penggunaan informasi akuntansi. 28 Ho : Kepribadian wirausaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Ha : Kepribadian wirausaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. 2.5.3 Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Kepribadian Wirausaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Menurut Suhairi (2004) seorang wirausaha yang mempunyai pengetahuan akuntansi, lokus pengawasan internal, dan keinginan berprestasi yang tinggi, lebih banyak menggunakan informasi akuntansi dalam membuat keputusan. Pengetahuan akuntansi dan kepribadian seseorang menjadi aspek penting dalam penggunaan informasi akuntansi yang akan membantu pada berjalannya proses bisnis. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suhari (2004) dan Rina Christanti (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Veronica Christina (2012) dalam penelitiannya mendapatkan bahwa peran pengetahuan akuntansi dan lokus pengawasan internal mempengaruhi sistem informasi akuntansi manajemen. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahman McCosh (1976) bahwa seseorang yang mempunyai pengetahuan dan keinginan berprestasi yang tinggi akan lebih sedikit dalam menggunakan informasi akuntansi. Berdasarkan penjelasan di atas maka hipotesis yang dibangun adalah: 29 Ho : Pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Ha : Pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Berdasarkan permasalahan, teori-teori yang disajikan, dan kerangka pemikiran, maka berikut ini peneliti ikhtisiarkan penelitian terdahulu yang menjadi acuan dari penelitian ini: Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Holmes dan Nichols (1988) Judul penelitian An Analysis of the use Accounting By Australian Small Business Variabel penelitian Varibel X yaitu: ukuran usaha, masa pimpinan manajemen, sektor industri, lama usaha, dan pedidikan pemilik/manajer Hasil penelitian Holmes dan Nicholls menganalisis tingkat penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi oleh pemilik atau manajer perusahaan kecil. Hasil Variabel Y yaitu: penggunaan penelitian informasi akuntansi menunjukkan bahwa pendidikan pimpinan atau manajer perusahaan yang rendah menyebabkan banyak perusahaan menggunakan jasa Akuntan Publik dalam penyediaan informasi akuntansi Suhairi, Yahya, Pengaruh Pengetahuan X1 : pengetahuan akuntansi Pengetahuan akuntansi dan dan Haron Akuntansi dan X2 : kepribadian Wirausaha kepribadian wirausaha (2004) Kepribadian Wirausaha Y : penggunaan informasi mempunyai pengaruh positif Terhadap Penggunaan akuntansi dalam pengambilan terhadap penggunaan informasi Informasi Akuntansi keputusan investasi akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Veronica Pengaruh Individual X1 : Pengetahuan Akuntansi Pengetahuan akuntansi dan lokus Christina (2012) Differences Terhadap X2 : Locus Of Control pengawasan memiliki pengaruh Sistem Informasi X3 : Komitmen Organisasi terhadap sistem informasi Akuntansi Manajemen Y1 : Sistem Informasi akuntansi akuntansi manajemen dna dan Dampaknya Bagi Manajemen berdampak pada kinerja Kinerja Manajerial Y2 : Kinerja Manajerial manajerial (Penelitian Pada Industri Manufaktur Yang Terdaftar di BEI) Ni Putu Rina Pengaruh Pengetahuan X1 : Pengetahuan akuntansi Pengetahuan akuntansi dan jiwa Christanti (2009) Akuntansi dan Jiwa X2 : jiwa kewirausahaan kewirausahaan mahasiswa di Bali Kewirausahaan Y : penggunaan informasi berpengaruh positif terhadap Terhadap Penggunaan akuntansi dalam pembuatan penggunaan informasi akuntansi Informasi Akuntansi keputusan investasi dalam pembuatan keputusan Dalam Pembuatan investasi Keputusan Investasi 30 Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan diatas, penelitian terdahulu, serta melalui penjabaran hubungan antar variabel yang merupakan alur pemikiran peneliti, kemudian dapat digambarkan dalam skema kerangka pemikiran sebagai berikut : Pengetahuan Akuntansi H1 (X1) H3 Penggunaan Informasi Akuntansi (Y) Kepribadian H2 Wirausaha (X2) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.5.4 Ikhtisar Rancangan Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka pemikiran penelitian, maka dapat ditarik hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Hipotesis pertama Ho : Pengetahuan akuntansi tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Ha : Pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. 2. Hipotesis kedua Ho : Kepribadian wirausaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Ha : Kepribadian wirausaha informasi akuntansi. berpengaruh terhadap penggunaan 31 3. Hipotesis ketiga Ho : Pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Ha : Pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.