13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Akuntansi merupakan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Akuntansi
Akuntansi merupakan serangkaian kegiatan yang dapat membantu manajemen
dalam mengelola perusahaan. Dalam pelaksanaan akuntansi diharapkan bersifat
jujur, objektif, teliti, tepat waktu, dan dapat diandalkan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan oleh perusahaan maupun badan-badan terkait.
2.1.1 Pengertian Akuntansi
Terdapat banyak pengertian mengenai akuntansi. Para ahli Akuntansi menyatakan
pendapatnya mengenai Akuntansi. Akuntansi sangat berperan dalam manajemen
perusahaan, sehingga kegiatan akuntansi sangat perlu dilakukan oleh setiap pelaku
organisasi maupun perusahaan. Pengertian akuntansi menurut American
Accounting Association dalam Hadiyah Fitriyah (2006) adalah “Accounting as the
process identifiying, measuring, and communicating economic information to
permit informed judgements and decisions by users of the information”.
Informasi ekonomi yang dimaksud dalam pengertian di atas adalah
informasi yang berkaitan dengan kebutuhan ekonomi dalam berbagai situasi yang
melibatkan keterbatasan sumber daya melalui proses akuntansi. Proses akuntansi
ini diakhiri dengan tersedianya laporan keuangan.
Definisi akuntansi menurut Warren (2008:10) yaitu : “Akuntansi adalah
sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.” Akuntansi
13
14
sangat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang
berkepentingan menurut definisi Warren yaitu meliputi kreditor, pemasok,
investor, karyawan, pemilik, dan lain-lain. Akuntansi menurut Mulyadi (2001)
adalah proses pengolahan data keuangan yang digunakan untuk alternatif
pengambilan keputusan melalui pertimbangan berdasarkan informasi-informasi
keuangan yang tersedia. Sedangkan menurut Kieso (2002:2) pengertian akuntansi
adalah :
“Akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga
karakteristik penting dari akuntansi: (1) pengidentifikasian, pengukuran,
dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang (2) entitas ekonomi
kepada (3) pemakai yang berkepentingan.”
Definisi selanjutnya terdapat pada APB No. 4 yang dapat menjelaskan
akuntansi sebagai suatu aktivitas jasa yang memiliki fungsi menyediakan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang satuan-satuan
ekonomi yang dapat bermanfaat dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis
diantara berbagai tindakan alternatif (Hadiyah Fitriyah, 2006). Dari beberapa
pengertian yang dikemukakan para ahli akuntansi, dapat dikatakan bahwa
akuntansi adalah sebuah proses yang dapat membantu manajemen dalam
membuat keputusan bisnis melalui informasi yang dihasilkan dalam bentuk
laporan keuangan yang bersifat kuantitatif.
2.1.2 Pengetahuan Akuntansi
Pengetahuan akuntansi begitu penting dalam penelitian ini karena Peacock (1985)
dalam Suhairi (2004) menyatakan bahwa rendahnya pengetahuan akuntansi
pemilik menyebabkan banyak perusahaan kecil yang mengalami kegagalan. Hal
15
tersebut dapat terjadi karena lemahnya para pemilik atau manajer perusahaan
memahami mengenai proses akuntansi dalam perkembangan bisnis (Hidayah
Fitriyah, 2006).
Pengetahuan adalah sesuatu yang sangat penting dalam berperilaku. Jika
dilihat dari definisinya, pengetahuan adalah sebuah pengalaman dan wawasan
terhadap suatu hal yang dapat digunakan sebagai pertimbangan ketika menilai
informasi baru atau mengevaluasi keadaan yang relevan (Zikmund, 2003 dalam
Veronica, 2010). Sudah dijelaskan bahwa akuntansi adalah sebuah proses yang
dapat menghasilkan laporan keuangan dimana laporan tersebut akan digunakan
sebagai alternatif pengambilan keputusan. Maka pengetahuan akuntansi menjadi
penting untuk bisa menggunakan akuntansi karena dapat membantu dalam
mempertimbangkan dan menilai informasi akuntansi melalui wawasan dan
pengalaman yang dimiliki mengenai akuntansi.
Pengetahuan akuntansi sangat diperlukan oleh manajer atau pemilik
perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaan. Motivasi untuk
mempelajari tentang pengetahuan akuntansi akan meningkatkan pemahaman
manajer atau pemilik dalam menerapkan akuntansi dalam perusahaan (Spilker,
1995). Pada dasarnya pengetahuan akuntansi dibutuhkan untuk menghasilkan
laporan keuangan, seperti yang dikatakan Niswonger (1996) dalam Isa Koswara
(2014) bahwa pengetahuan akuntansi adalah seperangkat ilmu tentang sistem
informasi yang menghasilkan laporan keuangan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
16
Pengetahuan akuntansi tidak hanya perlu dimiliki oleh manajer atau
pemilik perusahaan saja, akan tetapi harus dimiliki juga oleh para pemangku
kepentingan terhadap pemilik bisnis. Melihat pengertian pengetahuan akuntansi
menurut Niswonger bahwa pengetahuan yang dimiliki meliputi laporan keuangan
yang digunakan. Laporan keuangan dapat dibaca oleh pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai sumber informasi utama untuk pengambilan keputusan
mereka (Warren, 2008). Pengetahuan akuntansi yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
a.
Pengetahuan Deklaratif
Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan tentang fakta-fakta dan
berdasarkan konsep, contohnya kas merupakan bagian dari aktiva lancar,
pengetahuan ini memudahkan dalam analisis rasio (Bonner dan Walker, 1994).
Pengetahuan deklaratif biasanya tergantung dari instruksi yang ada (Spilker,
1995). Pengetahuan deklaratif umumnya harus ditempatkan sebelum pengetahuan
prosedural, sehingga pengetahuan prosedural dapat disusun melalui menafsirkan
pengetahuan deklaratif (Anderson, 1982, dalam Bonner dan Walker, 1994).
b. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan yang konsisten dengan
aturan atau langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas secara
terampil, contohnya aturan untuk analisis rasio, “Jika rasio marjin laba kotor
berlebih, kesalahan yang mengecilkan penjualan, melebih-lebihkan laba kotor,
atau melebih-lebihkan baik penjualan dan marjin laba kotor dengan jumlah yang
sama” (Bonner dan Walker, 1994). Pengetahuan prosedural biasanya tergantung
17
pada pengalaman (Spilker, 1995). Pengetahuan prosedural diperoleh kemudian
selama satu karir professional (Waller dan Felix 1984, dalam Bonner dan Walker
1994).
Pengetahuan deklaratif dan prosedural dalam beberapa penelitian dapat
meningkatkan kinerja perusahaan (Hadiyah Fitriah, 2006). Melalui teori yang
disampaikan diharapkan pengetahuan akuntansi dapat dimiliki oleh para pelaku
bisnis mengingat betapa penting dalam memahami isi dari laporan keuangan, dan
membuat keputusan dalam dunia bisnis. Selain faktor pengetahuan akuntansi yang
digunakan dalam penelitian ini, seperti yang tertulis di BAB sebelumnya yaitu
pendahuluan tentang fenomena dan melibatkan faktor pendukung lain yaitu
kepribadian wirausaha. Maka berikut ini peneliti sampaikan teori mengenai
kepribadian wirausaha.
2.2
Konsep Wirausaha
2.2.1 Pengertian Wirausaha
Kata wirausaha berasal dari bahasa Prancis yaitu entrepreneur. Pengertian
wirausaha memiliki perkembangan dari masa ke masa, dimulai dari abad
pertengahan menyatakan wirausaha adalah orang yang bertanggung jawab dalam
proyek yang berskala besar, sampai yang dikemukakan oleh Robert Hisrich
(1985) seorang wirausaha merupakan orang yang mampu menciptakan sesuatu
yang berbeda dengan mengerahkan waktu dan tenaganya untuk mendapatkan
balas jasa berupa uang dan kepuasan diri (Alma, 2007).
Peter Drucker (1964) dalam Alma (2007) mengatakan seorang
entrepreneur adalah seseorang yang mampu memanfaatkan peluang. Meredith
18
(1995) melihat seorang wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai
kemampuan dan menemukan kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya
yang dapat menghasilkan keuntungan guna mendapatkan sebuah kesuksesan.
Sehingga merujuk pada pengertian Meredith dan Peter Drucker seorang wirausaha
adalah pribadi yang peka terhadap keadaan karena mereka dapat merasakan
hadirnya peluang dan kesempatan.
Seorang wirausaha juga merupakan alat penggerak ekonomi Negara,
dalam Suryana (2006) peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran,
pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin
pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Jadi, selain menghasilkan barang mapun jasa
untuk orang lain seorang wirausaha pun dapat membantu orang lain untuk
mendapatkan pekerjaan melalui kesempatan bekerja yang mereka tawarkan.
2.2.2 Kepribadian Wirausaha
Kepribadian merupakan pola unik yang melekat dari seseorang yang relatif stabil.
Bisa jadi adalah sikap-sikap yang telah dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari
hingga menimbulkan suatu perilaku yang biasa diperlihatkan (Nanang, 2009).
Bagaimana cara ia menanggapi sebuah permasalahan dan situasi adalah sikap
yang tercitra dari kepribadian seseorang. Sehingga peneliti memiliki pemikiran
bahwa kepribadian seseorang tidak dapat menipu tindakan, karena sebuah
tindakan akan terotomatisasi dari seperti apa kepribadian seseorang.
Kepribadian seseorang bisa menjadi salah satu faktor keberhasilan
(Meredith, 1995). Seperti halnya dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat
kepribadian wirausaha yang dimiliki para Mahasiswa di Kota Bandung yang
19
sedang berbisnis, apakah mereka memiliki kepribadian yang baik atau tidak.
Apabila
mereka
memiliki
kepribadian
wiarusaha
yang
baik
maka
keberlangsungan bisnis tidak akan bermasalah karena mereka paham hal apa saja
yang perlu dilakukan agar bisnis bertahan lama, salah satunya penggunaan
informasi akuntansi.
Berdasarkan pengertian masing-masing dari wirausaha dan kepribadian,
dapat dikatakan bahwa kepribadian wirausaha adalah cara seorang untuk
berinteraksi memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang berusaha dan
secara kreatif menggunakan potensi - potensi dirinya untuk menghasilkan produk,
mengelola, dan sampai bermanfaat bagi masyarakat luas. Kepribadian wirausaha
dalam penelitian ini memfokuskan terhadap dua hal kepribadian yaitu lokus
pengawasan
(Locus
of Control) dan keinginan
berprestasi (Need
for
Achievenment). Hal ini disebabkan karena kedua nilai kepribadian ini mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap perilaku seseorang di dalam suatu organisasi
(Ahmad, 1998; Miller & Toulouse, 1986, dalam Suhairi, 2004).
a. Keinginan Berprestasi (Need of Achievemnet)
McCelland (1961, 1971) telah memperkenalkan konsep keinginan akan
prestasi sebagai salah satu motif psikologis (Indarti, 2008). Selanjutnya
McCelland dan Winter (1971) dalam Suhairi (2004) menyatakan keinginan
berprestasi merupakan keinginan dari seseorang untuk berusaha secara terus
menerus untuk melakukan sesuatu pekerjaan secara lebih baik dengan standar
yang paling baik. McCelland menegaskan bahwa kebutuhan akan prestasi sebagai
salah satu karakteristik kepribadian seseorang akan mendorong seseorang untuk
20
memiliki intensi kewirausahaan. Menurutnya, ada tiga atribut yang mempunyai
kebutuhan akan prestasi yang tinggi, yaitu: (a) menyukai tanggung jawab pribadi
dalam mengambil keputusan, (b) mau mengambil resiko sesuai dengan
kemampuannya, (c) memiliki minat untuk selalu belajar dari keputusan yang telah
diambil (Indarti, 2008).
Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi tinggi selalu berprinsip
bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai
maksimal (Suryana, 2006). Artinya, mereka tidak akan asal-asalan dalam
melakukan pekerjaan dan akan sesuai dengan rencana mereka. Seseorang yang
memiliki keinganan berprestasi tinggi akan mendorong dirinya untuk terus
bertumbuh dan melakukan yang terbaik agar hasil yang didapatkan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya.
b. Lokus Pengawasan (Locus of Control)
Konsep tentang lokus pengawasan pertama kali dikemukakan oleh Rotter
(1996), seorang ahli teori pembelajaran sosial (Nanang, 2009). Selanjutnya dalam
Nanang (2009) Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian
(personalitity), yang didefinisikan sebagai keyakinan individu apakah mampu
atau tidak mengontrol nasibnya sendiri. Lokus pengawasan dapat dibagi atas dua
jenis yaitu lokus pengawasan internal dan lokus pengawasan eksternal.
Pengertian mengenai lokus pengawasan internal dan lokus pengawasan
ekstrenal menurut Suhairi (2004:287) yaitu:
21
“Lokus pengawasan internal merupakan kepribadian seseorang yang
melihat dirinya mampu menguasai kejadian yang berlaku terhadap
kehidupannya, dan apa yang terjadi adalah akibat dari tindakan atau
keputusan yang telah dibuat sebelumnya. Sebaliknya, lokus pengawasan
ekternal melihat apa yang terjadi terhadap dirinya sebagai takdir atau nasib
yang telah ditentukan oleh Tuhan.”
Lokus pengawasan yang berbeda mampu mencerminkan kinerja yang
berbeda. Seseorang yang memiliki lokus pengawasan internal memiliki tingkat
kepuasan yang lebih tinggi karena tindakan yang dilakukan berlandaskan
kesadaran mereka dan dibawah kendali dirinya. Sehingga tidak akan bergantung
pada keadaan dan tidak akan menyerah begitu saja sebelum dirinya mampu
menguasai keadaan.
Orang-orang yang memiliki kepribadian wirausaha adalah orang yang
unik, karena mereka memiliki cara berpikir yang berbeda dibanding kebanyakan
orang pada umumnya. Mereka memiliki keinginan untuk bersaing dan
meningkatkan kinerja terus-menerus sampai tujuan yang diharapkan tercapai dan
sesuai rencana. Menurut Suhairi (2004) nilai kepribadian wirausaha yang tinggi
seperti lokus pengawasan internal dan keinginan berprestasi cenderung memilih
cara bersaing yang berbeda khususnya dalam penggunaan informasi akuntansi.
2.3
Penggunaan Informasi Akuntansi
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi pada zaman sekarang berkembang
semakin pesat, membuat manusia membutuhkan sebuah penghubung untuk dapat
memberikan keterangan mengenai apapun yang akan dipelajari yang dinamakan
informasi. Informasi merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan bisnis, jika
diibaratkan tubuh manusia, darah yang mengalir disamakan dengan informasi
22
yang diperlukan dalam sebuah perusahaan. Karena tanpa informasi, sebuah sistem
perusahaan tidak akan bekerja.
Informasi adalah sebuah jembatan untuk menghubungkan satu kejadian
dengan kejadian lainnya, termasuk dalam proses bisnis. Dalam bisnis, informasi
diperlukan oleh manusia untuk mengurangi dampak dari ketidakpastian dalam
membuat keputusan (Mulyadi, 2001). Pengambilan keputusan selalu berhubungan
dengan tujuan di masa yang akan datang, maka para pengambil keputusan harus
melihat dan mengamati dengan jeli fakta-fakta atau data apa saja yang didapatkan
agar keputusan yang diambil tidak keliru. Informasi juga dapat dijadikan sebagai
acuan pemecah masalah.
Informasi akuntansi merupakan salah satu informasi yang dibutuhkan oleh
manajemen dari sekian banyak informasi yang ada di dunia ini untuk mengurangi
ketidakpastian dalam pemecahan masalah bisnis. Informasi akuntansi pada
dasarnya bersifat keuangan dan terutama digunakan untuk tujuan pengambilan
keputusan, pengawasan dan implementasi keputusan-keputusan tersebut (Arnold
& Hope,1990) dalam Grace (2003). Belkaoui (2000) mendefinisikan informasi
akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat
untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan
diantara alternatif-alternatif tindakan.
Informasi
akuntansi
mempunyai
peran
penting
untuk
mencapai
keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson, W.L., M.J. Byrd, and
L.C, 2000 dalam Margani Pinasti, 2007). Haswell dan Holmes (1989) dalam
Grace (2003) menyatakan bahwa kekurangan informasi akuntansi dalam
23
manajemen perusahaan dapat membahayakan perusahaan kecil. Kondisi keuangan
yang memburuk dan kekurangan catatan akuntansi akan membatasi akses untuk
memperoleh informasi yang diperlukan, sehingga akan menyebabkan kegagalan
perusahaan.
Informasi akuntansi adalah fokus utama dalam penelitian ini mengingat
penggunaan informasi akuntansi oleh para wirausaha Mahasiswa di Kota
Bandung yang sedang berbisnis adalah minim sekali. Penggunaan informasi
akuntansi yang dimaksud adalah menyajikan informasi berupa informasi
kuantitatif yang diperoleh dari data bisnis yang dijalankan.
Informasi akuntansi menurut Mulyadi (2001) dikelompokkan menjadi tiga
golongan: informasi operasi, informasi akuntansi keuangan, dan informasi
akuntansi manajemen. Informasi akuntansi digunakan untuk aktivitas perusahaan
sehari-hari. Informasi akuntansi keuangan diperlukan oleh manajemen maupun
pihak luar perusahaan untuk pengambilan keputusan guna menentukan hubungan
antara pihak luar dan perusahaan. Informasi akuntansi manajemen diperlukan
manajemen dalam hal perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan,
menyangkut keputusan dimasa yang akan datang.
Holmes dan Nicholls (1988) mengklasifikasi informasi akuntansi dalam
tiga jenis yang berbeda menurut manfaatnya bagi para pemakai yaitu, informasi
akuntansi statuori (Statutory accounting information), informasi akuntansi
anggaran (Budgetary information), dan informasi akuntansi tambahan (Additional
accounting information). Inforrmasi akuntansi konsep dari Holmes dan Nichols
lah yang digunakan dalam penelitian ini karena konsep yang diterapkan oleh
24
Holmes dan Nichols mewakili informasi akuntansi keuangan yang dibutuhkan
oleh perusahaan, termasuk bisnis yang sedang dikelola oleh para Mahasiswa di
Kota Bandung.
a. Informasi Akuntansi Statutori
Informasi akuntansi statuori merupakan informasi yang harus disiapkan
sesuai dengan peraturan yang ada. Informasi ini sekurang-kurangnya terdiri dari
catatan yang dikerjakan secara teratur tentang keadaan kas dan bank, daftar
hutang piutang dan daftar persediaan barang, serta pada akhir tahun membuat
neraca dan perhitungan laba-rugi. Informasi-informasi keuangan tersebut
tercantum dalam Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas (Holmes dan
Nichols, 1988).
b. Informasi Akuntansi Anggaran
Informasi akuntansi anggaran adalah informasi akuntansi yang disajikan
dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan,
penilaian dan pengambilan keputusan, yang terdiri dari informasi Anggaran Laba
Rugi dan Anggaran Arus Kas (Holmes dan Nichols, 1988). Informasi ini akan
membantu manajemen untuk menjamin operasional perusahaan dijalankan sesuai
dengan perencanaan yang sudah ditetapkan. Selain itu, informasi ini digunakan
untuk mengukur prestasi yang telah dicapai saat itu, sehingga informasi ini
termasuk dalam informasi akuntansi manajemen yang berhubungan dengan
sukses/ gagal dalam perusahaan kecil (Kristian,2010).
25
c. Informasi Akuntansi Tambahan
Informasi akuntansi tambahan yaitu informasi akuntansi lain yang
disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan,
terdiri dari Laporan Biaya Produksi dan Rasio Keuangan (Holmes dan Nichols,
1988).
Informasi akuntansi tambahan ini memfokuskan pada pemakaian
benchmarking tools (ratio analysis, inter- firm comparison, industry trends) dan
informasi akuntansi lainnya seperti manufacturing statement (Grace, 2003).
2.5
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Pelaku bisnis di Indonesia berkembang pesat, mengakibatkan pelaku bisnis satu
sama lain harus mampu bersaing dan mempertahankan bisnisnya, bisnis yang
didirikan harus dilakukan dengan serius dan tidak hanya bertahan dalam beberapa
waktu saja. Kontinuitas bisnis perlu diperhatikan agar bisnis yang didirikan dapat
menjadi motor penggerakan ekonomi Negara dan membuka lapangan kerja bagi
masyarakat. Dalam mempertahankan bisnis ternyata sangat dibutuhkan peran
informasi akuntansi, baik para pelaku bisnis dalam skala makro maupun mikro.
Informasi akuntansi menjadi suatu acuan yang penting dalam pembuatan
keputusan dalam kehidupan bisnis.
Holmes dan Nicholls (1988) menjelaskan bahwa kekurangan informasi
akuntansi dalam manajemen perusahaan dapat membahayakan operasional
perusahaan. Kondisi keuangan yang memburuk dan kekurangan catatan akuntansi
akan membatasi akses untuk memperoleh informasi yang diperlukan, sehingga
akan menyebabkan kegagalan perusahaan (Roberts, Dunne, dan Ezell ; 1980)
dalam Hadiyah Fitriyah (2006).
26
2.5.1 Pengaruh Pengetahuan Akuntansi terhadap Pengunaan Informasi
Akuntansi
Wichman (1984) menyatakan bahwa terjadinya permasalahan dalam penerapan
akuntansi karena kurangnya pengetahuan pemilik atau manajer perusahaan
tentang akuntansi. Disusul Peacock (1985) yang menyimpulkan bahwa rendahnya
pengetahuan akuntansi pemilik usaha menyebabkan banyak perusahaan yang
mengalami kegagalan (Suhairi, 2004).
Beberapa kajian yang memfokuskan kepada penggunaan informasi
akuntansi telah merumuskan bahwa rendahnya pengetahuan akuntansi merupakan
salah satu penyebab rendahnya penggunaan informasi akuntansi dalam
pengambilan keputusan (Suhairi, 2004). Pengetahuan akuntansi sangat dibutuhkan
dalam mencapai suatu kinerja yang professional dalam bidangnya, sehingga
peranan akuntansi berpengaruh dalam mengambil keputusan. Analisis konsepsual
yang dijalankan oleh Zmud (1979) juga merumuskan bahawa kepintaran dan
pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi
perancangan dan implementasi sistem informasi manajemen (Suhairi, 2004).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah:
Ho :
Pengetahuan akuntansi tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi
akuntansi.
Ha :
Pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan informasi
akuntansi.
27
2.5.2 Pengaruh Kepribadian Wirausaha terhadap Penggunaan Informasi
Akuntansi
Faktor kepribadian merupakan faktor penting yang mempengaruhi penggunaan
informasi akuntansi (Dermer, 1973) dalam Suhairi (2004). Wirausahawan yang
memiliki kepribadian yang baik akan selalu berpikir positif dan memandang ke
depan untuk melangsungkan bisnisnya. Mereka akan lebih menghargai proses dan
berkeinginan untuk memiliki prestasi yang tinggi serta dapat mengontrol
pribadinya pada setiap situasi (Suhairi, 2004).
Seorang wirausaha Mahasiswa mengggunakan informasi akuntansi dapat
dilihat dari bagaimana kepribadian wirausahanya. Kepribadian wirausaha dalam
peneitian ini lebih memfokuskan kepada dua nilai kepribadian yatu lokus
pengawasan dan keinginan untuk berprestasi. Nilai kepribadian wirausaha yang
tinggi seperti lokus pengawasan internal dan keinginan berprestasi yang tinggi,
cenderung memilih cara bersaing yang berbeda, termasuk dalam penggunaan
informasi akuntansi (Suhairi, 2004).
Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi yang tinggi selalu
berupaya untuk melakukan hal yang membuat bisnisnya berjalan secara
kontinuitas, sehingga mereka akan berjuang untuk mempertahankan bisnis dan
percaya pada kemampuannya dengan dimilikinya lokus pengawasan internal
(Nanang, 2009). Pemilik bisnis yang memiliki keinginan berprestasi dan lokus
pengawasan internal seperti yang dijelaskan sebelumnya akan cenderung
mengoptimalkan usaha dan bersaing dengan individu lainnya untuk mendapatkan
hasil yang baik, khususnya dalam penggunaan informasi akuntansi.
28
Ho :
Kepribadian wirausaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi
akuntansi.
Ha :
Kepribadian wirausaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi
akuntansi.
2.5.3 Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Kepribadian Wirausaha
Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi
Menurut Suhairi (2004) seorang wirausaha yang mempunyai pengetahuan
akuntansi, lokus pengawasan internal, dan keinginan berprestasi yang tinggi, lebih
banyak
menggunakan
informasi
akuntansi
dalam
membuat
keputusan.
Pengetahuan akuntansi dan kepribadian seseorang menjadi aspek penting dalam
penggunaan informasi akuntansi yang akan membantu pada berjalannya proses
bisnis.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Suhari (2004) dan Rina
Christanti (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan akuntansi dan kepribadian
wirausaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Veronica
Christina (2012) dalam penelitiannya mendapatkan bahwa peran pengetahuan
akuntansi dan lokus pengawasan internal mempengaruhi sistem informasi
akuntansi manajemen. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rahman McCosh (1976) bahwa seseorang yang mempunyai
pengetahuan dan keinginan berprestasi yang tinggi akan lebih sedikit dalam
menggunakan informasi akuntansi. Berdasarkan penjelasan di atas maka hipotesis
yang dibangun adalah:
29
Ho :
Pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha tidak
berpengaruh
terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Ha :
Pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha berpengaruh terhadap
penggunaan informasi akuntansi.
Berdasarkan permasalahan, teori-teori yang disajikan, dan kerangka
pemikiran, maka berikut ini peneliti ikhtisiarkan penelitian terdahulu yang
menjadi acuan dari penelitian ini:
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama
Holmes dan
Nichols (1988)
Judul penelitian
An Analysis of the use
Accounting By
Australian Small
Business
Variabel penelitian
Varibel X yaitu: ukuran usaha,
masa pimpinan manajemen,
sektor industri, lama usaha, dan
pedidikan pemilik/manajer
Hasil penelitian
Holmes dan Nicholls
menganalisis tingkat penyiapan
dan penggunaan informasi
akuntansi oleh pemilik atau
manajer perusahaan kecil. Hasil
Variabel Y yaitu: penggunaan penelitian
informasi akuntansi
menunjukkan bahwa pendidikan
pimpinan atau manajer
perusahaan yang rendah
menyebabkan banyak perusahaan
menggunakan jasa Akuntan
Publik dalam
penyediaan informasi akuntansi
Suhairi, Yahya, Pengaruh Pengetahuan X1 : pengetahuan akuntansi
Pengetahuan akuntansi dan
dan Haron
Akuntansi dan
X2 : kepribadian Wirausaha
kepribadian wirausaha
(2004)
Kepribadian Wirausaha Y : penggunaan informasi
mempunyai pengaruh positif
Terhadap Penggunaan akuntansi dalam pengambilan terhadap penggunaan informasi
Informasi Akuntansi keputusan investasi
akuntansi
Dalam Pengambilan
Keputusan Investasi
Veronica
Pengaruh Individual X1 : Pengetahuan Akuntansi
Pengetahuan akuntansi dan lokus
Christina (2012) Differences Terhadap X2 : Locus Of Control
pengawasan memiliki pengaruh
Sistem Informasi
X3 : Komitmen Organisasi
terhadap sistem informasi
Akuntansi Manajemen Y1 : Sistem Informasi akuntansi akuntansi manajemen dna
dan Dampaknya Bagi Manajemen
berdampak pada kinerja
Kinerja Manajerial
Y2 : Kinerja Manajerial
manajerial
(Penelitian Pada
Industri Manufaktur
Yang Terdaftar di BEI)
Ni Putu Rina
Pengaruh Pengetahuan X1 : Pengetahuan akuntansi
Pengetahuan akuntansi dan jiwa
Christanti (2009) Akuntansi dan Jiwa
X2 : jiwa kewirausahaan
kewirausahaan mahasiswa di Bali
Kewirausahaan
Y : penggunaan informasi
berpengaruh positif terhadap
Terhadap Penggunaan akuntansi dalam pembuatan
penggunaan informasi akuntansi
Informasi Akuntansi keputusan investasi
dalam pembuatan keputusan
Dalam Pembuatan
investasi
Keputusan Investasi
30
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan diatas, penelitian terdahulu,
serta melalui penjabaran hubungan antar variabel yang merupakan alur pemikiran
peneliti, kemudian dapat digambarkan dalam skema kerangka pemikiran sebagai
berikut :
Pengetahuan Akuntansi
H1
(X1)
H3
Penggunaan Informasi
Akuntansi (Y)
Kepribadian
H2
Wirausaha (X2)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.5.4 Ikhtisar Rancangan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka pemikiran penelitian, maka
dapat ditarik hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Hipotesis pertama
Ho :
Pengetahuan akuntansi tidak berpengaruh terhadap penggunaan
informasi akuntansi.
Ha :
Pengetahuan
akuntansi
berpengaruh
terhadap
penggunaan
informasi akuntansi.
2. Hipotesis kedua
Ho :
Kepribadian wirausaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan
informasi akuntansi.
Ha :
Kepribadian
wirausaha
informasi akuntansi.
berpengaruh
terhadap
penggunaan
31
3. Hipotesis ketiga
Ho :
Pengetahuan
akuntansi
dan
kepribadian
wirausaha
tidak
berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Ha :
Pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha berpengaruh
terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Download