PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION

advertisement
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION
TECHNIQUE(VCT) UNTUK MENINGKATKAN CIVIC DISPOSITIONPADA MATA
PELAJARAN PKn SISWA KELAS V SDN KALASAN 1 SLEMAN
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Sri Rejeki
NIM 11108247021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
APRIL 2015
Penggunaan Model Pembelajaran .... (Sri Rejeki) 1
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLERIFICATION
TEHNIQUE (VCT) UNTUK MENINGKATKAN CIVIC DISPOSITION SISWA
KELAS V SD N KALASAN I, SLEMAN
IMPLEMENTATION VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE TO IMPROVE CIVIC
DISPOSITION ON FIFTH GRADE STUDENT IN SD N KALASAN 1
Oleh: Sri Rejeki, Fakultas Ilmu Pendidikan, email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan civic disposition siswa kelas V dengan model
pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) di SD Negeri Kalasan 1. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas V SD Negeri Kalasan 1 tahun ajaran
2013/2014. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran VCT. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus dimana masing-masing siklus ditempuh dalam tiga kali pertemuan. Data
penelitian diperoleh dengan pengamatan secara langsung (observasi) menggunakan lembar observasi. Data
dianalisis dengan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah diterapkan model
pembelajaran VCT dari siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan civic disposition siswa. Hal ini dibuktikan
dengan ketercapaian hasil pengamatan terhadap indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Pada siklus
pertama sebanyak 6 indikator pengamatan dari keseluruhan 8 indikator yang diharapkan sudah memenuhi
kriteria keberhasilan penelitian. Kemudian dilanjutkan pada siklus II dimana semua indikator yang
diharapkan sudah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yaitu semua indikator penelitian mencapai 60%
siswa yang berkategori baik.
Kata kunci :Model Pembelajaran VCT, Civic disposition, PKn
Abstract
This reaserch aims to improve civic disposition on fifth grade student by Value Clarification
Technique (VCT) learning model in SD N Kalasan 1. This reaserch is an action class reserch . It has fifth
grade students in SD N Kalasan 1 on 2013/2014 school year as the subject. This research was done on two
cycles. Each cycle is reached on three meetings. Research data is obtained by direct observation using
observation sheets. The data were analyzed with descriptive technique. The research result shows that after
VCT learning model applied on first to second cycle there is an improvement on student civic disposition. It
is proved by the reachment of the result observation to indicators of the succes that has been established. On
cycle 1 as many as six of the eight indicators expected have already meet the success criteria research. Then
continue on the cyle 2 where all indicators are expected have already meet the success criteria or research
that is all indicators research reaches 60 % of students on good categories.
Keyword : VCT learning model, Civic disposition, PKn
menjadi
PENDAHULUAN
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
manusia
yang
memiliki
rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.
merupakan salah satu mata pelajaran wajib
Di Amerika PKn dikenal dengan
yang harus dipelajari oleh peserta didik dalam
istilah civic education. Seperti halnya Civic
kurikulum KTSP. Undang-Undang No.20
education PKn juga memiliki tiga komponen
Tahun
yaitu, pengetahuan kewarganegaraan (civic
Nasional
2003
tentang
Sistem
menguraikan
Pendidikan
bahwa
PKn
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
knowledge),
keterampilan/kecakapan
kewarganegaraan (civic skill), dan sikap/watak
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015
Penggunaan Model Pembelajaran ...(Sri Rejeki)
kewarganegaraan (civic disposition). Ketiga
bervariasi,
komponen ini merupakan satu kesatuan yang
prasarana belajar PKn.
utuh dimana satu dengan lainnya saling
meradiasi
(mempengaruhi
terbatasnya
sarana
dan
Dari sekian masalah yang ditemukan
kuat)
terdapat satu masalah yang sangat penting
sehingga perlu diajarkan secara utuh. Tujuan
untuk segera diatasi yaitu civic disposition
dari pendidikan PKn ini tidak akan tercapai
siswa yang masih rendah. Hal ini dibuktikan
jika terdapat salah satu komponen yang di
dengan tutur kata yang kurang sopan saat
hilangkan atau tidak diajarkan.
berkomunikasi dengan guru, sikap kurang
Civic
disposition
dengan
dan
atau
karakter
bertanggung jawab saat dibebani tugas-tugas
kewarganegaraan seharusnya perlu mendapat
dalam proses KBM, sikap kurang disiplin
perhatian lebih meskipun pada kenyataanya
sehingga sering terlambat saat masuk kelas,
paling sering terabaikan. Hal ini dikarenakan
sikap kurang peduli terhadap lingkungan
Civic disposition merupakan bagian internal
sehingga
dari diri siswa sehingga sulit berubah namun
sembarangan dan juga kurang peduli terhadap
dapat berubah secara perlahan (Achmad
masalah yang sedang dihadapi teman, kurang
Kosasih Djahiri, 1985: 19).
bisa
banyak
yang
menerima
buang
perbedaan
sampah
sehingga
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
kebanyakan peserta didik memilih-pilih teman,
Kalasan 1 karena peneliti tahu persis masalah
sikap menyepelekan saat diberi tugas, sikap
yang tengah dihadapi di sekolah ini. Hal ini
acuh terhadap tugas-tugas rutin seperti piket.
dikarenakan sekolah ini merupakan sekolah
dimana
peneliti
mengajar.
selalu menerapakan model pembelajaran yang
Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) dan
yang lebih menekankan pada kemampuan
wawancara dengan sejumlah warga sekolah
kognitifnya. Hal ini mencerminkan bahwa
yang terdiri dari para guru dan peserta didik
orientasi
hasil
yang dilakukan pada bulan Januari tahun 2014,
tentunya
hanya
ternyata
masalah
kognitifnya saja dalam artian jika itu pada
khususnya pada mata pelajaran PKn di kelas
pembelajaran PKn berarti hanya menekankan
V. Beberapa hal tersebut antara lain sikap
pada dimensi civic knowledge saja. Sementara
peserta didik yang kurang mencerminkan
civic skill dan civic disposition kurang
karakter kewarganegaraan (civic disposition)
mendapatkan perhatian. Sehingga untuk itu
yang
yang
meningkatkan civic disposition pada anak
cenderung lebih rendah dari mata pelajaran
didik maka dapat diupayakan salah satunya
yang lain, motivasi belajar PKn yang kurang,
dengan mengganti model pembelajaran yang
model
selama
ditemukan
baik,
prestasi
pembelajaran
bertugas
Selama ini SD Negeri Kalasan 1
beberapa
belajar
PKn
PKn
yang
kurang
ini
belajar
yang
berpusat
hanya
diharapkan
pada
berorientasi
ranah
pada
pembelajaran pengetahuan saja menjadi model
3
Penggunaan Model Pembelajaran ...(Sri Rejeki)
pembelajaran
yang
berorientasi
pada
Target/Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V
pembentukan sikap.
Value Clarification Tehnique (VCT)
SDN Kalasan 1 yang berjumlah 39 siswa
adalah salah satu teknik pembelajaran yang
terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 23 siswi
dapat memenuhi tujuan pendidikan nilai.
perempuan
Teknik
nilai (value
mengklarifikasi
Teknik Pengumpulan Data
clarification technique) atau sering disingkat
Teknik
pengumpulan
data
pada
VCT dapat diartikan sebagai teknik pengajaran
penelitian ini dengan menggunakan lembar
untuk membantu siswa dalam mencari dan
observasi, dokumentasi dan catatan lapangan.
menentukan suatu nilai yang dianggap baik
Teknik Analisis Data
dalam menghadapi suatu persoalan melalui
Teknik analisis data yang digunakan
proses menganalisis nilai yang sudah ada dan
dalam penelitian ini adalah analisis data
tertanam dalam diri siswa.
deskriptif kuantitatif.
Model ini dipilih oleh peneliti karena
dirasa cocok untuk meningkatkan karakter
HASIL
siswa. Selain itu penerapan model VCT ini
PEMBAHASAN
sangat cocok untuk anak usia 9-12 tahun
Hasil Penelitian
sesuai
A. Pelaksanaan siklus I
dengan
pendapat
John
Piaget
PENELITIAN
DAN
menyatakan bahwa pada umur 9-12 tahun anak
Pada siklus ini membahas materi pokok “
berada pada tahap autonomus dimana anak
Menghargai
memandang
merupakan
Bersama” dengan Standar Kompetensi (SK)
persetujuan bersama secara timbal balik, dapat
adalah “Menghargai keputusan bersama”, dan
dipelihara
kebutuhan
Kompetensi Dasar (KD) adalah “Mengenal
kolektif (Dwi Siswoyo, 2011: 17). Dengan
bentuk-bentuk keputusan bersama”. Dengan
alasan inilah peneliti ingin meningkatkan civic
perencanaan sebagai berikut, 1) Membuat
disposition siswa SD N Kalasan 1 melalui
rencana
model pembelajaran VCT.
pembelajaran VCT; 2) Membuat lembar kerja
bahwa
dan
moral
diubah
sesuai
dan
Mentaati
pembelajaran
Keputusan
dengan
model
siswa (LKS) untuk kegiatan siswa dalam tiga
kali
METODE PENELITIAN
Dalam
penelitian
ini
peneliti
pertemuan
masing-masing
;
3)
Menyiapkan media pembelajaran untuk tiap-
menggunakan jenis penelitian tindakan kelas.
tiap pertemuan masing-masing adalah video
Waktu dan Tempat Penelitian
pengambilan keputusan melalui aklamasi dan
Penelitian dilaksanakan di SDN Kalasan
voting, dan beberapa artikel untuk dianalisis;
1. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei
4) Menyiapkan instrumen berupa lembar
tahun 2014.
observasi untuk mengamati civic disposition
Penggunaan Model Pembelajaran ...(Sri Rejeki)
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015
siswa pada mata pelajaran Pkn yang meliputi:
supaya apa yang mereka lihat mempunyai
Kisi-kisi lembar observasi;Lembar observasi
kesamaan
peningkatan civic disposition siswa;Lembar
memudahkan saat pembahasaan.
observasi
keefektifan
penggunaan
model
persepsi
sehingga
akan
3) Penentuan posisi
Siswa menerima lembar observasi yang
pembelajaran VCT
dibagikan guru. Diisi berdasarkan video
yang telah diputarkan.
1. Pertemuan pertama
4) Menguji alasan
a. Kegiatan Awal
Guru
mengucapkan
salam
dan
Setelah
semua
siswa
menyelesaikan
mengkondisikan siswa agar siap melakukan
tugasnya mengisi LK kegiatan selanjutnya
pembelajaran PKn, kemudian berdoa dan
guru meminta beberapa siswa untuk
memberikan presensi kepada siswa. Guru
mempresentasikan
menjelaskan tujuan pembelajaran. Secara rinci
depan kelas. Saat presentasi inilah siswa
dari ketiga pertemuan dalam siklus 1 dapat
diadu untuk beruji argumen, pendapat,
dijabarkan secara umaum sevagai berikut.
dan koreksi. Pada tahap ini siswa SDN
Pada setiap pertemuanya yang membedakan
Kalasan 1 belum begitu terbiasa untuk
hanyalah LK siswa.
berpresentasi
hasil
kerjaanya
di
5) Penyimpulan dan pengarahan
b. Kegiatan inti
Dari hasil presentasi yang telah dilakukan
1) Penentuan stimulus
Siswa mendengarkan penjelasan guru
pada tahap sebelumnya, maka dihasilkan
tentang video yang akan ditayangkan oleh
pendapat yang beranekaragam. Pada tahap
guru. Guru menjelaskan kepada siswa
inilah
seputar apa yang harus dilakukan siswa
menyimpulkan
setelah menyaksikan video yang akan
yang dibahas. Guru mengarahkan siswa
segera diputarkan
untuk menemukan satu nilai dari masalah
guru
mengarahkan
tentang
dan
permasalahan
yang dibahas dan menekankan untuk
2) Penyajian stimulus
Siswa menyaksikan video yang diputarkan
oleh guru. Video diputar sebanyak 2 kali.
menjadikan nilai itu bagian dalam dirinya.
6) Tindak lanjut
Selama pemutaran video guru berkeliling
Siswa menjawab latihan soal dari guru.
kelas,
Setelah
memastikan
semua
siswa
mencermati video yang diputarkan dengan
semua
menyelesaikan
soal,
dilanjutkan pembahasan bersama di kelas.
sungguh-sungguh. Setelah video selesai
c. Kegiatan Akhir
diputarkan, kemudian guru mengajak
Pada kegiatan akhir guru mengajak siswa
siswa untuk menyamakan persepsi tentang
untuk bertepuk tangan sebagai wujud apresiasi
video yang dilihat. Hal ini dilakukan
terhadap hasil kerja mereka. Guru mengajak
Penggunaan Model Pembelajaran ...(Sri Rejeki)
siswa mereview materi dan membahas hasil
C. Refleksi
pekerjaan mereka. Guru dan siswa merefleksi
Tabel Kekurangan dan Rekomendasi
Perbaikan Siklus II
kegiatan yang telah dilakukan.
No
B. Observasi
Buti
Pertemuan
Pertemuan
Pertemuan
r
1
2
3
Rekomendasi perbaikan
siklus II
1
Guru
masih
dalam
Asp
ek
kurang
Guru harus lebih teliti
pengelolaan
dalam
kelas khususnya dalam
waktu
pengalokasian
pengelolaan waktu.
Pen
2
gam
atan
Dari
Hasil Refleksi siklus I
1
17
44%
19
49%
24
62%
2
17
44%
20
51%
22
56%
3
23
59%
24
62%
26
67%
4
12
31%
25
64%
26
67%
5
20
51%
25
64%
28
72%
6
20
51%
24
62%
27
69%
7
13
33%
15
38%
19
49%
8
11
28%
14
36%
18
46%
tabel
diatas
didapatkan
Dari 38 siswa masih
Guru harus lebih banyak
terdapat 16 siswa yang
memberikan motivasi dan
tampak
bimbingan
belum
aktif,
baik
secara
baik ketiga guru sedang
individual dan kelompok,
menjelaskan
maupun
terlebih dalam kegiatan
dalam kegiatan diskusi
diskusi kelompok. Hal ini
kelompok.
dimaksudkan
kegiatan
supaya
diskusi
lebih
hidup dan semua anggota
aktif
sejumlah
informasi bahwa:
3
1. Dalam pengamatan pertemuan pertama
Pembagian
tugas
kelompok
belum
merata,
terlihat
pada
Guru
harus
selalu
memonitoring
dalam
kegiatan
diskusi
belum ada satupun indikator pengamatan
kegiatan
diskusi
kelompok, sehingga siswa
yang
kelompok masih terlihat
mampu mengembangkan
2-3 anak yang bermain-
kegiatan
main, sehingga hanya 1-
dengan baik
memenuhi
kriteria
keberhasilan
penelitian.
2. Dalam
pengamatan
pertemuan
kedua
2
anak
yang
terdapat 4 indikator pengamatan yang
benarbenar
sudah memenuhi kriteria keberhasilan
mengerjakan
4
penelitian
3. Dalam
pengamatan
pertemuan
ketiga
terdapat 5 indikator pengamatan yang
sudah memenuhi kriteria keberhasilan
pengamatan.
Selama
diskusi
ini
sudah
pembelajaran
Guru akan memberikan
berlangsung
siswa
reward
masih
dalam
yang dapat menemukan
malu
terhadap
mengungkapkan
nilai-nilai
tanggapan,
dibandingkan
penilaian
yang
siswa
lebih
kelompok
dan pandangan terhadap
lain agar siswa termotivasi
pendapat temanya
dalam
mengklarifikasi
nilai-nilai tersebut
B. Pelaksanaan Siklus II
Secara umum pelaksanaan siklus 2 dapat
dijabarkan sebagai berikut:
5
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015
1. Pertemuan I
diadu untuk beruji argumen, pendapat,
a. Kegiatan Awal
dan koreksi.
Guru
mengucapkan
salam
dan
5) Penyimpulan dan pengarahan
mengkondisikan siswa agar siap melakukan
Dari hasil presentasi yang telah dilakukan
pembelajaran PKn, kemudian berdoa dan
pada tahap sebelumnya, maka dihasilkan
memberikan presensi kepada siswa. Guru
pendapat yang beranekaragam. Pada tahap
menjelaskan tujuan pembelajaran.
inilah
b. Kegiatan inti
menyimpulkan
1) Penentuan stimulus
yang dibahas. Guru mengarahkan siswa
guru
mengarahkan
tentang
dan
permasalahan
Siswa mendengarkan penjelasan guru
untuk menemukan satu nilai dari masalah
kegiatan pembelajaran yang akan dilalui.
yang dibahas dan menekankan untuk
guru menjelaskan bahwa siswa anakn
menjadikan nilai itu bagian dalam dirinya.
menyelesaikan masalah yang terdapan
6) Tindak lanjut
dalam artikel yang dibagikan oleh guru.
Siswa menjawab latihan soal dari guru.
huru membagikan artikel dan meminta
Setelah
semua siswa membacanya terlebih dahulu.
dilanjutkan pembahasan bersama di kelas.
2) Penyajian stimulus
Setelah
dalam
menyelesaikan
soal,
c. Kegiatan Akhir
semua
permasalahan
semua
memahami
Pada kegiatan akhir guru mengajak siswa
yang harus dipecahkan
untuk bertepuk tangan sebagai wujud apresiasi
artikel
siswa
yang
dibagikan,
guru
terhadap hasil kerja mereka. Guru mengajak
memastikan bahwa permasalahan yang
siswa mereview materi dan membahas hasil
dipahami oleh semua kelompok sama
pekerjaan mereka. Guru dan siswa merefleksi
dengan kegiatan klarifikasi permasalahan
kegiatan yang telah dilakukan.
yang akan dibahas.
3) Penentuan posisi
Siswa
C. Observasi
berdiskusi
dengan
anggota
kelompok yang lain untuk memecahkan
masalah yang ada dalam artikel.
semua
siswa
Pertemuan
Pertemuan
Pertemuan
Aspek
4
5
6
Penga
matan
4) Menguji alasan
Setelah
Butir
menyelesaikan
1
25
64%
25
64%
27
69%
2
23
59%
24
62%
28
72%
3
26
67%
25
64%
26
67%
tugasnya mengisi LK kegiatan selanjutnya
4
25
64%
27
69%
27
69%
guru meminta beberapa siswa untuk
5
26
67%
26
67%
28
72%
mempresentasikan
6
28
72%
27
69%
28
72%
7
19
49%
21
54%
24
62%
8
20
51%
23
59%
25
64%
hasil
kerjaanya
di
depan kelas. Saat presentasi inilah siswa
7
Penggunaan Model Pembelajaran ...(Sri Rejeki)
Dari
tabel
diatas
didapatkan
sejumlah
dengan
sangat
perlahan
karena
ini
informasi bahwa:
berhubungan dengan internal dalam diri
1. Dalam pengamatan pertemuan keempat
manusia itu sendiri. Salah satu interaksi sosial
terdapat 5 indikator pengamatan yang
terjadi
memenuhi kriteria keberhasilan penelitian.
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas
2. Dalam pengamatan pertemuan kelima
maupun di luar kelas. Hal ini lah yang
terdapat 6 indikator pengamatan yang
menyebabkan guru dituntut untuk pandai
sudah memenuhi kriteria keberhasilan
dalam memilih model pembelajaran, sehingga
penelitian
pembelajaran
3. Dalam pengamatan pertemuan keenam
semua indikator pengamatan yang sudah
memenuhi
kriteria
dalam
guru
terapkan
baik
dapat
lebih baik.
Salah satu model pembelajaran
yang dapat membentuk sikap siswa adalah
model
pembelajaran
VCT.
Model
pembelajaran VCT merupakan salah satu
D. Refleksi
Berdasarkan observasi siklus II civic
disposition
yang
pembelajaran
mengubah atau membentuk sikap baru yang
keberhasilan
pengamatan.
proses
sudah
meningkat.
Hal
ini
model
pembelajaran
yang
dapat
digunakan untuk menanamkan nilai pada
dibuktikan dengan semua butir pengamatan
peserta
dapat
keberhasilan
pembelajaran dalam model pembelajaran
penelitian. Siswa sudah terbiasa menggunakan
VCT merangkum semua tahap yang harus
model pembelajaran VCT sehingga kegiatan
dilalui dalam menanamkan niai pada diri
KBM di siklus 2 lebih hidup dan interaktif.
seseorang seperti yang diungkapkan oleh
Pembahasan
John Piaget. Sesuai dengan perkembangan
mencapai
indikator
didik.
Langkah-langkah
Proses pembelajaran merupakan salah
moral siswa model pembelajaran ini juga
satu penentu untuk mengubah dan membentuk
sangat cocok untuk diterapkan pada siswa
sikap-sikap yang baru yang diharapkan. Hal
kelas V. Pada umur-umur ini siswa
ini seperti yang telah diungkapkan oleh W. A.
memandang bahwa nilai itu sesuatu yang
Gerungan ( 2004 : 161 ) yang menyatakan
harus diputuskan bersama dimana dirinya
bahwa pembentukan atitude tidak terjadi
terlibat dalam pengambilan keputusan itu.
dengan sendirinya atau dengan sembarangan
Penggunaan Model Pembelajaran
saja melainkan melalui suatu proses interaksi
VCT untuk pembelajaran PKn dalam
yang panjang. Selama masih terjadi interaksi
penelitian ini dapat membantu siswa
sosial, baik dalam kelompok maupun diluar
dalam meningkatkan civic disposition
kelompoknya maka selama itulah sikap itu
(karakter
terus berkembang. Sikap ini akan terbentuk
dapat menjadi warga negara yang cerdas,
kewarganegaraan)
sehingga
Penggunaan
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April
2015 Model Pembelajaran ...(Sri Rejeki)
terampil dan berkarakter yang kuat sesuai
diamati
dengan
keberhasilan ini semua meningkat dengan
peradapan
dibuktikan
bangsa.
dengan
Hal
diterapkan
ini
dalam
setiap
sangat
pertemuanya
perlahan.
dan
indikator
Setelah
merefleksi
melakukan
perbaikan
penelitian ini model pembelajaran VCT
tindakan
benar-benar dapat membantu siswa dalam
peneliti meneruskanya ke siklus II.
menemukan nilai-nilai yang baik (civic
Pada siklus II, civic disposition
disposition) pada dirinya melalui sebuah
siswa kelas V SD Negeri Kalasan I pada
persoalan yang harus dipecahkannya.
mata pelajaran PKn melalui model VCT
Siswa telah menemukan nilai melalui
mengalami peningkatan yang lebih baik.
proses
Pada
bagaimana
siswa
menemukan
siklus
ini
semua
indikator
solusi terhadap apa persoalan yag ia
menunjukan peningkatan. Pada pertemuan
berikan padanya.
keenam semua indikator yang diamati
Penelitian
tindakan
kelas
ini
sudah memenuhi indikator keberhasilan,
dilakukan dalam 6 kali pertemuan yang
yaitu semua aspek pengamatan sudah
terbagi kedalam dua siklus. Hal ini
mencapai
dipertimbangkan karena banyaknya tujuan
berkategori baik.
dan
melebihi
60%
siswa
pembelajaran yang ingin dicapai dan ingin
Jika dilihat secara keseluruhan dari
menanamkan sebuah karakter dimana
kedua siklus dalam penelitian ini maka
dikatakan oleh Branson (1999: 23) yang
akan
mengungkapkan
karakter
menanamkan karakter kepada peserta
kewarganegaraan akan berkembang secara
didik diperukan suatu pembiasaan seperti
perlahan dan tidak dapat dilihat hasilnya
pendapat Branson. Hal ini dibuktikan dari
secara langsung.
keenam pertemuan baru pada pertemuan
bahwa
terlihat
jelas
bahwa
dalam
Setelah model pembelajaran VCT
terakhirlah semua indikator pegamatan
ini diterapkan dalam dua siklus yaitu
dapat tercapai seperti apa yang dituangkan
sebanyak 3 pertemuan tindakan siklus I
dalam indikator keberhasilan penelitian.
dengan materi “Mematuhi hasil keputusan
mulai
uraian
di
atas
menunjukan
menunjukan bahwa model pembelajaran
kenaikan civic disposition. Berdasarkan
VCT dapat meningkatkan civic disposition
rekap data pada siklus siklus I, civic
siswa kelas IV SDN Kalasan 1. Melalui
disposition
model
bersama”
sudah
Berdasarkan
semua
anak
mengalami
pembelajaran
VCT
siswa
peningkatan. Dari 8 indikator yang diukur,
mendapatkan nilai-nilai dengan proses
pada siklus I sebanyak 6 indikator yang
yang panjang sehingga terintegrasi dalam
sudah memenuhi indikator keberhasilan
dirinya
penelitian.
hidupnya.
Meskipun
demikian
jika
dan
menjadi
Penelitian
bagian
ini
pun
dalam
dapat
9
Penggunaan Model Pembelajaran ...(Sri Rejeki)
memperkuat teori hakikat pembelajaran
diukur
VCT sebagai suatu model pembelajaran
keberhasilan.
yang
indikator
dapat
membantu
siswa
dalam
yang
memenuhi
Pada
yang
siklus
kriteria
II
diukur
semua
mengalami
mencari dan menentukan suatu nilai yang
peningkatan dan > 60 % atau sesuai
dianggap baik dalam menghadapi suatu
dengan indikator keberhasilan penelitian
persoalan melalui proses menganalisis
yang
nilai yang sudah ada dan tertanam dalam
pencapaian
diri siswa seperti yang diungkapkan oleh
dikarenakan salah satu sifat pengajaran
Wina Sanjaya (Tukiran Taniredja, Efi
sikap yang membutuhkan waktu lama yang
Miftah Faridli, Sri Harmianto, 2011: 87-
tidak akan diketahui perubahanya secara
88).
langsung.
diharapkan.
Adanya
indikator
perbedaan
keberhasilan
itu
B. Saran
1.
KESIMPULAN DAN SARAN
Guru harus benar-benar memahami tahap
demi
A. Kesimpulan
tahap
kegiatan
pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan
menggunakan model pembelajaran VCT.
serta analisis dari penelitian tindakan kelas
Ini dilakukan
yang telah dilakukan oleh peneliti dalam
merancang kegiatan pembelajaran dengan
enam kali pertemuan, maka pada akhirnya
tepat dan memastikan semua siswa paham
peneliti
terhadap kegiatan pembelajaran
dapat
mengambil
kesimpulan
sebagai berikut:
Model
yang
dirancang guru sebelum pelajaran dimulai.
pembelajaran
VCT
dapat
2.
Siswa
diharapkan
meningkatkan civic disposition siswa SD
keberanian
Negeri
pendapat,
Kalasan
sehingga guru dapat
1.
Pembelajaran
ini
dalam
tanggapan
dapat
memiliki
mengemukakan
dan
senantiasa
dilakukan dengan mengajak anak pada
percaya diri sehingga pembelajaran dapat
situsi sulit yang harus ia pecahkan dengan
berlangsung dengan komunikatif.
sikap-sikap yang sesuai dengan nilai yang
ada.
Tedapat
enam
tahap
dalam
pembelajaran ini, diantaranya penentuan
stimulus, penyajian stimulus, menentukan
posisi, menguji alasan, penyimpulan dan
pengarahan dan tindak lanjut. Peningkatan
civic disposition ini dapat dilihat dari hasil
pengamatan. Pada pegamatan siklus I
yang menunjukan bahwa sebanyak 6
indikator dari keseluruhan 8 indikator yang
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Kosasih Djahiri. (1985). Strategi
Pengajaran Afektif-Nilai Moral VCT dan
Games terhadap VCT). Bandung:
Lab.Pengajaran PMPKN FPIPS IKIP
Bandung.
Branson. 1999. Belajar “Civic Education dari
Amerika. Yogyakarta: LKIS.
Download