PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN STATISTIKA DI MTsN TANJUNGTANI PRAMBON SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Prodi MATEMATIKA OLEH : DIAN HANDAYANI NPM: 11.1.01.05.0054 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015 Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Dian Handayani | 11.1.01.05.0054 FKIP MATEMATIKA simki.unpkediri.ac.id |3 Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN STATISTIKA DI MTsN TANJUNGTANI PRAMBON Dian Handayani 11.1.01.05.0054 FKIP MATEMATIKA [email protected] Drs. Samijo, M.Pd dan Drs. Suryo Widodo, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Abstrak: Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Statistika Di MTsN Tanjungtani Prambon. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap keaktifan siswa pada materi statistika. (2) Mengetahui pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa pada materi statistika.Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Posttest-Only Control Design. Penelitian dilaksanakan di MTsN Tanjungtani Prambon dengan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling dan pemilihan kelas dilakukan secara random, didapat siswa kelas VII-A sebagai kelas eksperimen, dan kelas VII-C sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data mengenai aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi keaktifan siswa sedangkan data mengenai kemampuan berpikir kritis matematika siswa berupa posttest berbentuk uraian yang telah diuji validitas dan reabilitasnya.Analisis data menggunakan uji-t pada taraf signifikansi 5% dan dk = 77, dengan uji prasyarat normalitas dan homogenitas. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t, dari hasil perhitungan statistik didapatkan harga thitung sebesar 20,802 dan ttabel pada taraf signifikan 5% dan dk= 77 adalah 1,991. Maka pada penelitian ini didapat hasil thitung> ttabel , hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis penelitian (Ha) diterima.Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) Ada pengaruh penggunaaan model pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning (PBL)terhadap keaktifan siswa saat pembelajaran statistika. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan keaktifan siswa setiap pertemuan. (2) Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa pada materi Statistika di MTsN Tanjungtani Prambon. Hal ini dilihat dari hasil posttest kelas eksperimen yang meningkat dan hasil uji hipotesis yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kata Kunci : PBL, kemampuan berpikir kritis, statistika Dian Handayani | 11.1.01.05.0054 FKIP MATEMATIKA simki.unpkediri.ac.id |4 Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri atau I. LATAR BELAKANG Pada masa sekarang perkembangan belum pembelajaran tahu apa-apa. Ciri-ciri konvensional menurut ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Tatang Herman (2006) yaitu pembelajaran sudah cukup pesat. Oleh karena itu semua berpusat pada guru, guru menjelaskan pihak berupaya untuk mengimbanginya melalui metode ceramah, siswa cenderung agar tidak tertinggal dengan negara-negara pasif, pertanyaan dari siswa jarang muncul, lain. baik berorientasi pada satu jawaban yang benar, pemerintah maupun masyarakat berusaha aktivitas kelas yang sering dilakukan untuk meningkatkannya. Salah satu usaha hanyalah mencatat dan menyalin, dan guru yang dilakukan adalah melaui perbaikan umumnya dalam sektor pendidikan. latihan menyelesaikan soal yang lebih Sehingga semua pihak Sekolah adalah lembaga formal bersifat terlalu berkonsentrasi prosedural. Hal itu pada yang pendidikan yang mempunyai tugas dan menyebabkan rendahnya aktivitas siswa tanggung jawab besar dalam meningkatkan dalam proses pembelajaran. Dalam kualitas anak didiknya. Berbagai upaya yang ditempuh kualitas untuk pembelajaran, proses pembelajaran, meningkatkan aktivitas belajar akan lebih efektif apabila antara siswa berperan aktif lain: sebagai subjek pembaharuan kurikulum, pengembangan pembelajaran dan guru sebagai pengelola model pembelajaran, perubahan sistem proses pembelajaran (Erman Suherman, penilaian, dan lain sebagainya. Salah satu 2001). unsur dalam berlangsung siswa dituntut untuk aktif. kemampuan Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu yang sering hubungannya dikaji keaktifan, Selama berpikir dan hasil belajar siswa adalah model model meningkatkan yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran yang keaktifan siswa mampu dalam pembelajaran matematika, sehingga pada kegiatan pembelajaran di sekolah. bahwa akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa. Model penyajian materi atau model umumnya masih dilakukan dengan model pembelajaran dan guru merupakan faktor konvensional. Sriyanto (2006) menyatakan utama yang berpengaruh terhadap hasil bahwa dalam pembelajaran matematika belajar siswa. Ada yang berpendapat proses pembelajaran dengan model konvensional guru Berdasarkan hasil praktek yang pengalaman lapangan (PPL) yang saya siswa lakukan di MTsN Tanjungtani Prambon, sebagai obyek yang dianggap tidak tahu saya menemukan bahwa sebagian besar memposisikan mempunyai diri sebagai pengetahuan dan Dian Handayani | 11.1.01.05.0054 FKIP MATEMATIKA simki.unpkediri.ac.id |5 Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri siswa kurang mampu dan teliti dalam kemampuan berpikir kritis dan berpikir pengelolaan kreatif. data statistika, akibatnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam Johnson (2002: 183) memandang mengolah data statistika masih rendah dan bahwa berpikir kritis merupakan sebuah hasil belajar siswa pada materi statistika proses belum maksimal meskipun statistika sudah digunakan dalam kegiatan mental seperti diajarkan ditingkat dasar. memecahkan Berdasarkan Permendikbud nomor yang terarah dan jelas keputusan, masalah, yang mengambil membujuk, menganalisis 68 tahun 2013 disebutkan bahwa salah satu asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. kompetensi pelajaran Berpikir kritis menurut Rosyada (2004: Matematika SMP yang diharapkan dimiliki 170) merupakan kemampuan siswa dalam siswa terkait dengan kompetensi inti ke-2 menghimpun yaitu “menunjukkan sikap logis, kritis, membuat sebuah kesimpulan evaluatif dari analitik, konsisten dan teliti, bertanggung berbagai informasi tersebut. Jadi, berpikir jawab, kritis adalah kemampuan berpikir untuk dasar responsif, mata dan tidak mudah menyerah”. berbagai informasi lalu menyusun, mengorganisasikan, mengingat Selama ini proses pembelajaran dan menganalisis matematika di setiap tingkat pendidikan memberikan hanya persepsi yang benar. terbatas pada kemampuan kognitif peningkatan saja. Selain itu argumen interpretasi dan berdasarkan Kemampuan berpikir kritis dapat matematika merupakan proses yang aktif, dikembangkan dinamik dan generatif melalui kegiatan langsung maupun tidak langsung dalam matematika (doing math), memberikan pembelajaran matematika. Guru sumbangan yang penting kepada peserta membantu siswa untuk mengembangkan didik. Harapan terbesar dunia pendidikan keterampilan berpikir kritis melaui strategi adalah menjadikan peserta didik sebagai dan model pembelajaran matematika yang pemikir dan pemecah masalah yang baik. mendukung siswa untuk belajar secara Untuk itu, perlu peningkatan kemampuan aktif. Kemampuan berpikir kritis sangat berpikir mulai level terendah yaitu recall penting, karena dalam kehidupan sehari- (kemampuan hari cara seseorang mengarahkan hidupnya bersifat ingatan dan spontanitas), basic (kemampuan bersifat bergantung pemahaman), sampai pada kemampuan dipercayainya, berpikir tingkat tinggi. Salah satu aspek diterimanya. pengetahuan tingkat tinggi Dian Handayani | 11.1.01.05.0054 FKIP MATEMATIKA dengan pada baik pernyataan pernyataan secara perlu yang yang adalah simki.unpkediri.ac.id |6 Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Menyikapi permasalahan- PBL merupakan salah permasalahan yang timbul berdasarkan alternatif informasi tersebut, menunjukkan meningkatkan keaktifan, hasil belajar, pentingnya dilakukan pengembangan kreativitas dan pola pikir kritis siswa model pembelajaran matematika guna dalam belajar matematika. Peneliti juga meningkatkan berpikir melihat suatu karakteristik dari model PBL banyak yang kritisnya. kemampuan Saat dikembangkan ini telah model pembelajaran pembelajaran satu menitikberatkan membangun untuk pada proses pemahaman konsep matematika yang dapat melibatkan siswa matematika, sehingga model PBL dapat secara digunakan sebagai salah satu alternatif aktif pemahaman dalam konsep membangun matematika serta penerapannya dalam kehidupan nyata. Salah satu alternatif solusi yang telah dikembangkan untuk solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. II. METODE PENELITIAN mengatasi Metode penelitian yang digunakan permasalahan di atas adalah dengan adanya adalah pembelajaran berdasarkan masalah. Ada untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu berbagai model pembelajaran berdasarkan terhadap yang lain dalam kondisi yang masalah, salah satu diantaranya adalah terkendalikan. Rancangan penelitian yang model PBL. digunakan adalah Posttest-Only Control Bern dan erickson dalam kokom (2010: 59) menegaskan bahwa PBLmerupakan strategi pembelajaran yang eksperimental yang digunakan Design sebagai berikut : Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Kelas Perlakuan Posttest Eksperimen X O1 mengintegrasikan Kontrol - O2 berbagai konsep dan keterampilan dari Keterangan : berbagai disiplin ilmu. Strategi ini meliputi X = Perlakuan yang akan diberikan pada mengumpulkan dan menyatukan informasi, kelas eksperimen yaitu model PBL dan O1 = Posttest yang diberikan pada kelas melibatkan siswa masalah dengan dalam mempresentasikan memecahkan penemuan. Di dalam model PBL digunakan masalah eksperimen dunia nyata sebagai suatu konteks belajar O2 = Posttest yang diberikan pada kelas tentang cara berpikir kritis dan terampil kelas kontrol dalam memecahkan masalah (Sudarman, 2007). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa MTsN Tanjungtani Prambon dengan populasi sasarannya adalah siswa Dian Handayani | 11.1.01.05.0054 FKIP MATEMATIKA simki.unpkediri.ac.id |7 Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri kelas VII MTsN Tanjungtani Prambon. Sampel penelitian ini adalah kelas VII-A (kelompok eksperimen ) yang akan diberi perlakuan dengan menggunakan model Problem Based Learning dan kelas VII-C 35 30 25 20 15 10 5 0 pertemuan 1 pertemuan 2 (kelompok kontrol) yang diberi perlakuan dengan menggunakan model Konvensional. Gambar 5.3 Hasil Observasi Aktifitas Instrumen yang digunakan pada Siswa Pertemuan Ke-1 Dan 2 penelitian ini berupa observasi untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dan tes untuk memperoleh data tentang kemampuan berpikir kritis siswa. Instrumen yang akan digunakan terlebih dilakukan validasi ahli dan reliabilitas. Selanjutnya melalui tehnik analisis data untuk menjawab rumusan masalah dan untuk menguji hipotesis yang III. HASIL DAN KESIMPULAN pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap keaktifan siswa pada materi statistika di Prambon tahun pelajaran 2014/2015. Data hasil observasi siswa yang dilakukan oleh pengamat pada pertemuan ke-1 dan ke-2 adalah sebagai berikut: beberapa aspek yang dinilai yaitu sikap atau keterampilan bertanya, berpendapat, bekerjasama dalam kelompok dan menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain. Aktivitas tersebut dilihat dari aktivitas di dalam kelas. Dari hasil observasi aktivitas siswa pada pada pertemuan ke-1 dan 2 mengalami peningkatan. Pada pertemuan Hipotesis pertama menyatakan ada Tanjungtani bahwa akivitas belajar dalam PBL memuat telah diajukan serta untuk menarik kesimpulan. MTsN Hasil penelitian ini menjelaskan ke-1 terdapat 1 siswa yang sangat aktif dalam pembelajaran, 20 siswa aktif dalam pembelajaran, 17 siswa cukup aktif dalam pembelajaran dan 2 siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran. Sedangkan pada pertemuan ke-2 terdapat 4 siswa yang sangat aktif dalam pembelajaran, 29 siswa aktif dalam pembelajaran, dan 7 siswa cukup aktif dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang Hamalik dikemukakan (2007:176), dimaknai sebagai oleh aktivitas Umar belajar aktivitas digunakan dalam semua jenis metode mengajar, baik Dian Handayani | 11.1.01.05.0054 FKIP MATEMATIKA simki.unpkediri.ac.id |8 Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri metode dalam kelas maupun metode dan ditanyakan dalam soal statistika, mengajar saja (100%) mampu menunjukkan rumus sesuai penggunaannya dilaksanakan dalam bentuk hal yang diketahui dan ditanyakan dalam yang berlainan sesuai dengan tujuan yang soal statistika, (92%) mampu menjawab hendak dicapai dan disesuaikan pula pada soal statistika dengan langkah-langkah orientasi sekolah yang menggunakan jenis yang benar, dan (66%) mampu memeriksa kegiatan itu. kembali di luar kelas, hanya Hipotesis kedua menyatakan ada hasil jawaban yang telah diselesaikan. Sedangkan pada kelas kontrol pengaruh penggunaan model pembelajaran sebanyak Problem Based Learning (PBL) terhadap menjelaskan kemampuan berpikir kritis matematika ditanyakan dalam soal statistika, (75%) pada materi statistika di kelas MTsN mampu menunjukkan rumus sesuai hal Tanjungtani yang diketahui dan ditanyakan dalam soal Prambon tahun pelajaran 2014/2015. 39 siswa hal (66%) yang mampu diketahui dan statistika, (66%) mampu menjawab soal Data hasil perbandingan kemampuan statistika dengan langkah-langkah yang berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan benar, dan (66%) mampu memeriksa kelas kontrol sebagai berikut: kembali 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% diselesaikan hasil jawaban yang telah Berdasarkan uji kesamaan dua ratakelas eksperimen kelas kontrol rata posttest diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dari hasil posttest kedua kelompok perbedaan yang menunjukkan signifikan. Hal ada ini dibuktikan dari hasil nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar dibandingkan rataGambar 4.8 Histogram Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol rata Berdasarkan prosentase kemampuan thitung> ttabel , yaitu nilai thitung adalah berpikir kritis siswa dari hasil posttest yang 20,802. Nilai ttabel pada taraf signifikan ( ∝ dikerjakan kelas = 0,05) nilai ttabel adalah 1,991. Sehingga eksperimen sebanyak 40 siswa (95%) H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat mampu menjelaskan hal yang diketahui disimpulkan bahwa terdapat pengaruh oleh siswa, pada Dian Handayani | 11.1.01.05.0054 FKIP MATEMATIKA kelas eksperimen kontrol. sebesar Rata-rata 85,94 dan kelas kelas kontrol sebesar 54,54. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh simki.unpkediri.ac.id |9 Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri penggunaan model PBL terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada sub pokok bahasan statistika. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik yang telah dilakukan maka Dalam teori yang dikemukakan oleh dapat diberikan beberapa kesimpulan, Dressel dan Mayhew dalam Nurhayati antara lain: (2011: 1. Ada pengaruh penggunaaan model 67) mengungkapkan beberapa kemampuan yang dikaitkan dengan konsep pembelajaran berpikir Problem kritis, mendefinisikan yaitu: “kemampuan masalah, kemampuan berbasis Based masalah Learning (PBL)terhadap keaktifan siswa saat menyeleksi informasi untuk pemecahan pembelajaran statistika. masalah, kemampuan mengenali asumsi- ditunjukkan dengan asumsi, kemampuan peningkatan keaktifan siswa setiap hipotesis, dan merumuskan kemampuan menarik kesimpulan”. Kemampuan berpikir kritis diarahkan masalah kepada dan suatu dapat pemecahan Hal ini adanya pertemuan. 2. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based menghasilkan Learning (PBL) terhadap kemampuan pengetahuan (Susanto, 2013: 121). Dalam berpikir kritis matematika siswa pada PBL, siswa akan memiliki pengalaman materi Statistika di MTsN Tanjungtani memecahkan Prambon. Hal ini dilihat dari hasil masalah yang dapat menumbuhkan beberapa kompetensi dari posttest dalam diri siswa. Pemecahan masalah meningkat dan hasil uji hipotesis yang dapat memunculkan kemampuan berpikir menunjukkan terdapat perbedaan yang kritisnya dalam menyelesaikan persoalan signifikan antara kelas eksperimen dan kemudian kelas kontrol. dapat diterapkan dalam kelas eksperimen yang kehidupan nyata. Dian Handayani | 11.1.01.05.0054 FKIP MATEMATIKA simki.unpkediri.ac.id |10 Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri IV. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas.2004.Kurikulum. http://www.puskur.net/inc/si/sma/Matematika.pdf. Diakses tanggal 5 April 2015. Herman, Tatang. 2006. Membangun Pengetahuan Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Yogyakarta, tanggal 26 Maret 2006. Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama. Sriyanto, H. J. 2006. Menebar Virus Pembelajaran Matematika Yang Bermutu. Institut Pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia.http://www.pmri.or.id/artikel/index.php?main=3. Diakses tanggal 5 April 2015. Sudarman. 2007. Mengembangkan Problem dan Based Learning: Meningkatkan Suatu Model Kemampuan Pembelajaran Memecahkan untuk Masalah. http://www.jurnaljpi.wordpress.com/category/pembelajaran-berbasis-masalah - 22k –/. Diakses tanggal 5 April 2015. Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hamalik, oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nurhayati, E. 2011. Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Dian Handayani | 11.1.01.05.0054 FKIP MATEMATIKA simki.unpkediri.ac.id |11