PENDAHULUAN Latar Belakang Pubertas adalah fase peralihan dari anakanak menuju dewasa. Pubertas ditandai dengan adanya pengaktifan sistem saraf untuk kematangan seksual dan adanya peningkatan hormon seks secara drastis (Bogin 1999). Pubertas memicu perubahan fisik yang merupakan perkembangan seksual sekunder misalnya munculnya payudara dan rambut pubis (Fox 2002). Terdapat variasi terjadinya pubertas pada tiap individu, namun tiap remaja mempunyai urutan yang sama (Soetjiningsih 2004). Remaja perempuan mengalami kematangan seksual lebih awal dibandingkan laki-laki. Pada perempuan manifestasi awal pubertas adalah terjadinya percepatan pertumbuhan (growth spurt) (Parent et al. 2003). Kecepatan pertumbuhan dapat diperkirakan secara tidak langsung, contohnya dengan menggunakan umur tulang atau kecepatan tercapainya stadium Tingkat Kematangan Seksual (TKS). Kecepatan tercapainya stadium TKS merupakan cara yang baik dan murah untuk penilaian klinis (Soetjiningsih 2004). Tanda umum yang digunakan untuk menentukan waktu terjadinya pubertas adalah menstruasi pertama kali (menarke) (Parent et al. 2003) dan tahap perkembangan payudara mencapai Tanner stadium 2 (thelarche) berdasarkan klasifikasi Tanner (Marshall & Tanner 1969). Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi usia terjadinya pubertas adalah pengaruh genetik (Xita et al.2005), nutrisi (Soetjiningsih 2004), dan kecenderungan sekuler (Parent et al. 2003). Perubahan sekuler dipicu oleh perubahan sosial ekonomi masyarakat pada saat tertentu. Dijelaskan pula bahwa remaja yang tinggal di daerah rural, tumbuh kembang somatiknya lebih lambat daripada remaja yang hidup di daerah urban. Hal ini dikarenakan oleh kecenderungan sekuler yang memicu pertumbuhan lebih tinggi dan mulainya lebih awal (Soetjiningsih 2004). Penelitian tentang usia menarke dan perkembangan payudara perempuan telah dilakukan oleh Suhartini (2007) di kota Bogor. Penelitian lanjutan perlu dilakukan agar dapat dijadikan perbandingan dan melengkapi data penelitian yang sudah ada. Penelitian tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai data acuan kesehatan bagi warga negara Indonesia. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu terjadinya pubertas pada perempuan di pedesaan Kabupaten Pekalongan berdasarkan usia menarke dan perkembangan payudara. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Agustus 2008. Pengambilan data pribadi dan pengukuran badan dilakukan di beberapa SD, SMP, dan SMU di pedesaan Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah. Analisis data dilakukan Bagian Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi, FMIPA, IPB. BAHAN DAN METODE Probandus Probandus pada penelitian ini adalah siswi yang berusia 8-17 tahun dari 6 sekolah di pedesaan Kabupaten Pekalongan, meliputi SDN 1 Nyamok-Kajen, SDN 1 JajarwayangBojong, SDN 1 JrebengkembangKarangdadap, SDN 2 Dadirejo-Tirto, SMP N 3 Kajen-Kajen, dan SMK 1 YapendaKedungwuni. Siswi-siswi tersebut dibesarkan dan bertempat tinggal di pedesaan Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah (Lampiran 1). Data demografis didapatkan melalui kuesioner yang berisikan data pribadi beserta data orang tuanya (Lampiran 2). Usia probandus dicatat sebagai usia ketika pengukuran dan dimasukkan ke dalam satu kelompok usia berdasarkan ulang tahun terdekatnya. Pengambilan contoh dilakukan dengan metode horizontal yang berarti dalam sekali pengukuran setiap probandus mewakili kelas umur tertentu yang ada di dalam suatu populasi. Merujuk pada Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 561.4/51/2007 Tanggal 19 November 2007 tentang Penetapan Upah Minimum pada 35 (tiga puluh lima) Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008, menyebutkan besar upah minimun Kabupaten Pekalongan adalah Rp. 615.000. Sebagian besar orang tua probandus mempunyai pekerjaan sebagai buruh dan latar pendidikannya tamatan SD.