BAB III DATA PERUSAHAAN Dalam melakukan analisis terhadap perusahaan, penulis memperoleh seluruh data perusahaan berasal dari Bursa Efek Jakarta, antara lain sebagai berikut: III.1. Sejarah Perusahaan 1. Pendirian dan informasi umum PT Fajar Surya Wisesa Tbk (“Perusahaan”) didirikan oleh Winarko Sulistyo di Republik Indonesia berdasarkan akta notaris Lenny Budiman, S.H., notaris di Jakarta, No. 20 tanggal 13 Juni 1987 yang telah diubah dengan Akta No. 5 tanggal 2 Desember 1987. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1737-HT.01.01.TH.88 tanggal 29 Februari 1988, didaftarkan dalam buku register Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 25 Maret 1988 dibawah No. 636/1988 dan 637/1988, dan diumumkan dalam Berita Negara No. 36, Tambahan No. 1623 tanggal 4 Mei 1990 No. 36, modal dasar dan modal ditempatkan Perseroan berjumlah Rp 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) yang terbagi atas 10.000 saham masing-masing dengan nilai nominal Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) per saham. Dari modal ditempatkan tersebut telah disetor secara tunai sebesar 20% yaitu sejumlah 2.000 saham atau senilai Rp 2.000.000.000 (dua miliar rupiah). Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir diaktakan dalam Akta Notaris Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, S.H., pengganti dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta, No. 16 tanggal 18 April 2000, antara lain sehubungan dengan perubahan modal ditempatkan dan 37 disetor penuh. Perubahan terakhir tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-12358HT.01.04.TH.2000 tanggal 26 Juni 2000 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 88, Tambahan No. 314 tanggal 3 November 2000. Pabrik perseroan terletak di Jalan Kampung Gardu Sawah Rt 001/1-1 Desa Kalijaya, Cibitung, Bekasi yang berdiri diatas tanah seluas 414.735 m2 dengan luas bangunan pabrik serta prasarananya sebesar 76.222 m2. Kantor pusat perusahaan terletak di Jalan Abdul Muis No. 30, Jakarta, dan pada saat ini Kantor pemasaran perseroan berlokasi di Jakarta, yang disewa perseroan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan afiliasi. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi usaha manufaktur kertas. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1989 dan saat ini menghasilkan kertas industri. Hasil produksi perusahaan dijual kepada pelanggan dalam negeri dan juga diekspor ke negara-negara di Asia, Eropa dan Timur Tengah. Perusahaan mempekerjakan sekitar 1.826 dan 1.573 karyawan masing-masing pada tahun 2004 dan 2003. 2. Penawaran umum perdana perusahaan Pada tanggal 29 November 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) berdasarkan suratnya No. S1927/PM/1994 untuk melakukan penawaran umum perdana saham kepada masyarakat sebanyak 47.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham dengan harga penawaran sebesar Rp 3.200 per saham. 3. Transaksi dengan pihak afiliasi Dalam kegiatan usaha normal, Perseroan mengadakan transaksi pembelian dan penjualan dengan perusahaan-perusahaan afiliasi. 38 Transaksi tersebut dilakukan dengan persyaratan dan tingkat harga yang berlaku umum sebagaimana transaksi yang dilakukan dengan/oleh pihak luar perusahaan afiliasi. Transaksi pembelian dan penjualan dengan perusahaan- perusahaan afiliasi adalah sebagai berikut: a. Perseroan menunjuk PT Wira Mustika Agung (salah satu Direksi perseroan merupakan pengurus di PT Wira Mustika Agung) sebagai distributor produk. b. Transaksi penjualan barang jadi dengan PT Wira Pesona Agung (beberapa Direksi perseroan merupakan pengurus perusahaan tersebut), PT Fajar Surya Sentosa (salah satu Direksi Perseroan merupakan salah satu pengurus di perusahaan tersebut) dan Fajar Paper Australia Pty. Ltd., Australia (salah satu Direksi perseroan merupakan Direksi di perusahaan tersebut). c. Transaksi pembelian dengan PT Wira Mustika Agung, PT Fajar Surya Raharja terutama untuk pembelian barang jadi. Untuk memperkenalkan pelanggan baru, mencari dan menemukan prospek pemasaran yang baru, menjaga kelangsungan hubungan baik dengan pelanggan, perseroan menunjuk PT Intercipta Sempana (beberapa Direksi perseroan merupakan pengurus di perusahaan tersebut) sebagai agen penjualannya. Disamping itu, pada saat ini perseroan menggunakan gedung yang berlokasi di Jl. Abdul Muis No. 30, Jakarta sebagai kantor pemasarannya yang disewa dari Lila Notopradono (yang merupakan salah satu Direksi Perseroan) dengan tingkat harga yang berlaku umum sebagaimana transaksi yang dilakukan dengan pihak luar. III.2. Bidang Usaha dan Kegiatan Perusahaan Perseroan merupakan suatu perusahaan yang memperoleh fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan pada saat ini perseroan memproduksi berbagai 39 macam kertas dan karton industri, seperti containerboard (liner dan corrugating medium) dan boxboard yang digunakan untuk barang-barang industri dan kemasan produk-produk konsumen antara lain makanan, rokok, mainan, sepatu, kosmetik, obat-obatan, barang-barang elektronik dan produk lainnya. Perseroan menghasilkan bermacam-macam jenis kertas industri, yang dapat terbagi atas 5 jenis, yaitu: 1) Corrugated Medium Paper (CMP) Digunakan oleh produsen kertas pengemasan sebagai lapisan bagian dalam Corrugated Boxes yang banyak digunakan untuk pengemasan barang-barang konsumen dan industri lainnya. 2) Kraft Liner Board (KLB) Digunakan oleh produsen kertas pengemasan sebagai lapisan permukaan Corrugated Boxes yang banyak digunakan untuk pengemasan barang-barang konsumen dan industri lainnya. 3) Coated Duplex Board (CBD) Digunakan untuk memproduksi bahan pengemas produk konsumen seperti obat-obatan, sepatu dan elektronik. 4) Ivory Board (IB) Jenis coated board yang berkualitas tinggi dan digunakan sebagai pengemas produk-produk mewah seperti kosmetik, minuman alkohol dan lain-lain. 5) Art Paper (AP) Kertas yang dapat digunakan untuk berbagai macam fungsi antara lain majalah, kalender, pengemas rokok dan pengemas produk obat-obatan. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan mulai dari pembuatan hingga pemasarannya adalah sebagai berikut: 40 1 Produksi a. Fasilitas produksi Fasilitas produksi yang dimiliki oleh perseroan terdiri dari dua lini dengan kapasitas produksi mencapai sekitar 225.000 ton per tahun. PM1 adalah salah satu mesin kertas perseroan dengan lebar 3,65 meter, kecepatan 260 meter/menit dan gramatur bervariasi antara 210 hingga 500 gsm. PM2 mempunyai kapasitas produksi sebesar 100.000 ton, lebar 4,35 meter dan kecepatan 450 meter/menit dengan gramatur bervariasi antara 100 hingga 200 gsm. Pada tahun 1993 perseroan membeli 1 unit Off-Machine Coater yang merupakan teknologi dari Eropa dengan lebar 2,4 meter dan kecepatan 400 meter/menit yang mempunyai kapasitas sebesar 25.000 ton yang mampu menghasilkan art carton dan art paper untuk kalender, majalah dan lainnya. b. Bahan Baku dan Bahan Pembantu Bahan baku utama yang digunakan oleh perseroan adalah kertas bekas, pulp (bubur kertas) dan bahan kimia. Pada saat ini, perseroan mengimpor sekitar 60 % dari kebutuhan kertas bekasnya, sebagian besar dari Eropa dan sisanya dari Singapura, Amerika Serikat dan Australia, dan sisanya dari pemasok lokal. Sekitar 85 % kebutuhan bahan baku pulpnya masih diimpor dari beberapa negara antara lain : Chile, Amerika dan Selandia Baru, dan sisanya dari pemasok lokal. Bahan kimia juga digunakan sebagai bahan pembantu baik untuk proses produksi maupun pengolahan limbahnya. Sedangkan bahan pembantu lainnya adalah energi dan air dalam proses produksi perseroan. 41 c. Penelitian dan Pengembangan Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan perseroan untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi melalui pengembangan teknologi. Divisi penelitian dan pengembangan perseroan telah menghasilkan: 1) Peningkatan kecepatan dan efisiensi proses produksi. 2) Penemuan komposisi dan kombinasi bahan baku yang optimal agar bahan baku efisien sehingga biaya produksi menjadi minimal. d. Pengendalian Mutu Terdiri atas beberapa laboratory tests yang terdiri atas test untuk ketebalan, kekakuan, kelicinan, kelekatan lapisan dan mutu cetakan. e. Sistem Komputerisasi Produksi Sistem komputer mengatur konsistensi serat untuk memproduksi kertas dan karton. Perseroan menggunakan sistem komputer merek Yokogawa dari Jepang untuk mengendalikan mesin-mesin dan mengontrol mutu produksi. f. Proses Produksi 1) Proses Persiapan (Stock Preparation) Bahan baku diolah di Stock Preparation untuk menghilangkan benda yang tidak diinginkan seperti plastik, pasir dan staples dan sebagainya, pada umumnya mencakup proses-proses dibawah ini: a) Conveyors yaitu pengisian kertas sampah dan pulp kedalam Pulper dilakukan dengan menggunakan Conveyors. b) Pulper yaitu kertas sampah dan pulp dicampurkan dengan air untuk diolah menjadi bubur kertas. c) Screen yaitu benda-benda asing seperti plastik dan lain-lain dipisahkan dari bubur kertas melalui penyaringan untuk dibuang. 42 d) Cleaner yaitu benda-benda yang lebih berat seperti pasir, kaca dan lain-lain dipisahkan dari bubur kertas. e) Thickener yaitu proses pengontrolan kadar air di dalam bubur kertas untuk pengentalan. f) Refiner yaitu bubur kertas digiling sehingga kehalusan serat-serat menjadi sederajat untuk menambah kekuatan kertas pada akhir proses. 2) Mesin Kertas (Paper Machine) Setelah bahan baku diolah, bubur kertas (stock) ini dimasukkan ke Paper Machine untuk diproses menjadi kertas, yang pada umumnya mencakup: a) Fourdriner yaitu lembaran terbentuk diatas Plastic Mesh (Wire) secara terus menerus. Pada tahap ini, bubur kertas masih mengandung 99% air yang kemudian disaring sehingga tertinggal serat-serat yang akan membentuk lembaran kertas basah. b) Press Part yaitu air yang tersisa dari Fourdriner dikurangi kadar dari lembaran, dengan menggunakan tekanan roll-roll besar. c) Dryer Part yaitu setelah melalui Press Part, lembaran dikeringkan melalui silinder-silinder yang dipanaskan dengan uap panas. d) Pope Reel yaitu kertas yang telah terbentuk, digulung di Pope Reel sebelum diproses lebih lanjut. 3) Finishing a) Pengendalian mutu yaitu sepanjang proses, pemeriksaan dilakukan dengan teratur untuk menjaga agar mutu kertas yang dihasilkan memenuhi persyaratan dari pembeli. Pemeriksaaan akhir akan dilakukan terhadap setiap gulungan kertas yang dibuat. Kertas yang 43 gagal memenuhi standar kwalitas akan diolah ulang sebagai bahan baku dalam proses persiapan. b) Rewinder yaitu untuk menggulung kembali serta memotong gulungan kertas yang besar dari Pope Reel menjadi gulungangulungan kertas yang lebih kecil. Sebagian dari gulungan kertas diproses lagi menggunakan Sheeter untuk dipotong menjadi lembaran-lembaran kertas sesuai dengan permintaan pembeli. c) Packaging yaitu kertas yang telah siap kemudian dikemas sebelum di kirim kepada pelanggan. 2 Pemasaran a. Penjualan Perseroan memasarkan sebagian besar dari produknya di dalam negeri dan sisanya diekspor ke luar negeri. b. Strategi Pemasaran Sebagian besar dari pelanggan perseroan adalah produsen pembuat corrugated box dan perusahaan percetakan. Letak pabrik di wilayah JABOTABEK merupakan salah satu nilai tambah yang dapat mendorong pertumbuhan perseroan oleh karena 30% Produk Domestik Bruto di Indonesia berasal dari Jawa Barat dan DKI Jakarta. Wilayah tersebut merupakan pusat kegiatan industri, dimana kemasan sangat diperlukan dalam proses produksinya. Dengan demikian biaya transportasi juga dapat menjadi minimal yang juga didukung pabrik perseroan berlokasi di daerah industri yang berkembang dengan pesat. 44 III.3. Struktur Organisasi Perusahaan Sebelum melihat gambaran struktur organisasi perusahaan yang sebenarnya, penulis ingin memberikan sedikit pengertian mengenai organisasi beserta uraian tugas secara singkat. Dalam kehidupan kita sehari-hari yang dijalani baik dari lingkungan keluarga, masyarakat hingga kelompok sudah membentuk suatu organisasi, maka itu suatu perusahaan juga disebut organisasi yang mempunyai struktur yang amat formal terdiri dari kumpulan orang-orang yang bekerja sama dengan menggunakan sumber daya guna mencapai sasaran dan tujuan yang sama. Suatu organisasi tanpa adanya kendali yang baik tidak akan berjalan dengan teratur sesuai yang diinginkan. Maka sebaiknya suatu organisasi memiliki struktur organisasi yang akan memudahkan para atasan untuk mengontrol bawahannya dan adanya pembagian wewenang maupun tanggung jawab atas tugas masing-masing. Struktur organisasi yang ada berbeda antara satu dengan perusahaan lainnya. Pada PT Fajar Surya Wisesa Tbk yang telah mengeluarkan saham-sahamnya dengan besar kepemilikan yang berbeda-beda, kekuasaan tertinggi ada pada RUPS. Para pemegang saham memiliki hak suara dalam menentukan kebijakan perusahaan termasuk memilih Dewan Komisaris dan jajaran Direksinya. Dewan Komisaris memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya untuk bertindak sebagai wakil perusahaan dalam menjamin kesinambungan manajemen dan melindungi sumber daya perusahaan serta mengawasi tindakan para Direksi dalam mengelola perusahaan agar sesuai tujuan yang diinginkan. Sedangkan yang melakukan pengelolaan terhadap perusahaan dilakukan oleh Direksi yang dibantu oleh beberapa manajer beserta para stafnya sesuai dengan tugasnya masing-masing. 45 46 III.4. Laporan Keuangan Perusahaan Periode 2002-2004 Laporan Keuangan PT Fajar Surya Wisesa Tbk (Unaudited) yang terdiri dari periode 2002, 2003, dan 2004, adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Neraca PT Fajar Surya Wisesa Tbk Neraca Per 31 Desember 2004, 2003, dan 2002 2004 2003 2002 Rp Rp Rp AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 34.923.682.913 41.938.943.966 46.417.121.699 33.856.730.056 6.551.119.817 24.224.323.487 153.527.579.140 108.905.922.953 106.118.468.286 580.157.538 807.149.929 11.157.106.190 197.591.893.310 192.261.220.041 180.119.396.488 80.817.143 345.980.419 369.469.382 2.152.004.119 2.282.690.983 2.196.073.690 422.712.864.219 353.093.028.108 370.601.959.222 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan Istimewa Pihak ketiga Piutang lain-lain Persediaan Uang muka Biaya dibayar di muka Jumlah aktiva lancar AKTIVA TIDAK LANCAR Aktiva tetap-setelah dikurangi akumulasi Penyusutan Uang muka pembelian aktiva tetap Tagihan pajak penghasilan Setoran jaminan 2.202.710.728.135 2.269.085.710.771 2.344.030.880.780 2.412.789.683 4.435.762.486 4.744.663.598 58.228.312 103.271.006 66.926.967 520.000.000 520.000.000 1.395.740.000 Jumlah aktiva tidak lancar 2.205.701.746.130 2.274.144.744.263 2.350.238.211.345 Jumlah aktiva 2.628.414.610.349 2.627.237.772.371 2.720.840.170.567 47 KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank 72.511.620.863 38.623.057.927 39.999.473.965 Hutang usaha kepada pihak ketiga 63.762.219.610 63.602.295.797 43.609.633.028 Hutang lain-lain 1.608.412.623 3.054.313.778 49.839.803 Hutang pajak 6.087.948.270 2.282.543.880 2.257.838.644 - - 3.017.250.000 18.146.137.035 16.852.715.459 18.378.561.921 108.252.658.600 104.064.409.562 125.717.640.022 - - 8.940.000.000 270.368.997.001 228.479.336.403 241.970.237.383 927.045.647.572 983.769.845.470 1.155.572.857.568 Hutang pembelian mesin dan peralatan Biaya masih harus dibayar Hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun Hutang obligasi Jumlah kewajiban lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang jangka panjang-setelah dikurangi bagian pinjaman yang akan jatuh tempo dalam satu tahun Hutang obligasi konversi 9.290.000.000 8.465.000.000 - Kewajiban imbalan kerja 21.075.173.600 18.485.772.563 4.982.619.865 334.077.277.173 326.165.899.754 304.362.798.193 Kewajiban pajak tangguhan-bersih Jumlah kewajiban tidak lancar 1.291.488.098.345 1.336.886.517.787 1.464.918.275.626 EKUITAS Modal saham Modal dasar-5.000.000.000 saham Dengan nilai nominal Rp 500 per saham Modal ditempatkan dan disetor2.477.888.787 saham Tambahan modal disetor 1.238.944.393.500 1.238.944.393.500 1.238.944.393.500 3.560.727.824 3.560.727.824 3.560.727.824 420.143.046 420.143.046 420.143.046 (176.367.749.367) (181.053.346.189) (228.973.606.812) Saldo laba (defisit) Dicadangkan Tidak dicadangkan Jumlah ekuitas-bersih Jumlah kewajiban dan ekuitas 1.066.557.515.003 1.061.871.918.181 1.013.951.657.558 2.628.414.610.349 2.627.237.772.371 2.720.840.170.567 48 Tabel 3.2 Laporan Laba Rugi PT Fajar Surya Wisesa Tbk Laporan Laba Rugi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004, 2003, dan 2002 2004 2003 2002 Rp Rp Rp PENJUALAN BERSIH 1.427.031.295.005 1.207.858.705.135 1.174.066.158.772 BEBAN POKOK PENJUALAN 1.187.962.267.314 1.044.034.649.602 980.094.188.271 239.069.027.691 163.824.055.533 193.971.970.501 Penjualan 78.153.936.419 67.427.766.577 75.349.391.914 Umum dan administrasi 23.601.085.210 22.437.408.210 29.201.437.751 Jumlah beban usaha 101.755.021.629 89.865.174.787 104.550.829.665 LABA USAHA 137.314.006.062 73.958.880.746 89.421.140.836 427.987.811 900.848.324 2.230.499.662 Laba (rugi) selisih kurs-bersih (98.556.659.616) 61.033.710.921 211.209.927.031 Beban bunga dan keuangan (27.517.306.943) (65.866.343.016) (44.628.500.879) 928.946.927 11.267.117.946 3.153.068.185 (124.717.031.821) 7.335.334.175 171.964.993.999 12.596.974.241 81.294.214.921 261.386.134.835 (7.911.377.419) (26.769.143.342) (83.895.811.484) 4.685.596.822 54.525.071.579 177.490.323.351 2 22 72 LABA KOTOR BEBAN USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan bunga Lain-lain –bersih Penghasilan (beban) lain-lain-bersih LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN TANGGUHAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN TANGGUHAN LABA BERSIH LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 49 50 Tabel 3.4 Laporan Arus Kas PT Fajar Surya Wisesa Tbk Laporan Arus Kas Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004, 2003, dan 2002 2004 2003 2002 Rp Rp Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 1.353.186.101.143 1.226.483.498.856 1.227.088.519.168 (1.159.148.272.848) (973.176.581.179) (1.132.089.804.009) - - 191.104.916.004 (74.986.419.538) (87.241.713.718) (39.064.203.057) (58.228.312) (6.157.353.749) (3.881.895.907) - - (90.597.462.359) Pendapatan bunga 427.987.811 900.848.324 2.162.329.876 Tagihan pajak penghasilan 103.271.006 - - 119.524.439.262 160.808.698.534 154.722.399.716 (62.578.682.786) (50.573.966.596) (19.873.851.036) (2.412.789.683) (4.658.996.889) (3.999.694.337) 8.500.000 9.475.000 283.350.000 - 57.936.581 - (64.982.972.469) (55.165.551.904) (23.590.195.373) 45.614.156.553 85.834.934.755 30.421.611.876 (107.170.884.399) (195.956.259.118) (191.595.239.558) - - (69.919.200) (61.556.727.846) (110.121.324.363) (161.243.546.882) PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (7.015.261.053) (4.478.177.733) (30.111.342.539) KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 41.938.943.966 46.417.121.699 76.528.464.238 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 34.923.682.913 41.938.943.966 46.417.121.699 Pembayaran kas kepada pemasok dan Pegawai dan untuk beban operasi lain Pengaruh selisih kurs Pembayaran untuk: Beban bunga dan keuangan Pajak penghasilan Pembayaran untuk beban usaha Penerimaan dari: Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aktiva tetap Pembayaran uang muka pembelian aktiva tetap Hasil penjualan aktiva tetap Penerimaan dari klaim asuransi Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Perolehan hutang bank Pembayaran hutang bank dan Lembaga keuangan serta hutang obligasi Pembayaran hutang pembelian mesin dan peralatan Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan Sumber: Annual Report 2004, 2003 dan 2002 PT Fajar Surya Wisesa Tbk. 51 PT Fajar Surya Wisesa Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004, 2003, dan 2002 Ikhtisar kebijakan akuntansi penting dan beberapa catatan atas laporan keuangan perusahaan adalah, sebagai berikut: 1. Dasar penyajian laporan keuangan Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang dianut perusahaan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh IAI. Laporan keuangan disusun berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan atas perusahaan publik yang dikeluarkan oleh BAPEPAM untuk perusahaan manufaktur. Laporan keuangan disusun berdasarkan basis akrual dengan menggunakan konsep nilai perolehan, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value), dan aktiva tetap tertentu yang dinyatakan sebesar jumlah yang telah dinilai kembali. Mata uang fungsional dan pelaporan yang digunakan oleh perusahaan adalah rupiah. Laporan arus kas mengelompokkan penerimaan dan pembayaran kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method). 2. Setara kas Setara kas meliputi deposito on call dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak dijaminkan. Tingkat suku bunga 52 tahunan deposito on call berkisar antara 0,69% sampai dengan 1,40% pada tahun 2004 dan antara 0,70% sampai dengan 2,50% pada tahun 2003 serta antara 1,00% sampai dengan 4,00% pada tahun 2002. 3. Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap ketertagihan piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa semua piutang usaha dapat ditagih, dan karenanya tidak menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu pada tanggal-tanggal 31 Desember 2004, 2003, dan 2002. 4. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Penyisihan atas persediaan usang ditetapkan untuk mengurangi nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi bersih berdasarkan penelaahan terhadap kondisi persediaan pada akhir tahun. Berdasarkan penelaahan terhadap persediaan pada akhir tahun, manajemen perusahaan berkeyakinan bahwa tidak perlu dilakukan penyisihan atas penurunan nilai pesediaan. Pada tahun 2004, 2003 dan 2002, persediaan telah diasuransikan kepada PT IBS Insurance Broking Service. Manajemen perusahaan berkeyakinan bahwa jumlah pertanggungan asuransi adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko kebakaran, bencana alam dan risiko lainnya. 53 5. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sesuai dengan PSAK No.7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang dilakukan dengan atau tidak dilakukan dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi yang sama, sebagaimana diberikan kepada pihak ketiga. Berikut ini sifat dan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sebagai berikut: Sifat hubungan istimewa: 1) Salah satu pemegang saham PT Wira Mustika Agung merupakan komisaris perusahaan. 2) Salah satu komisaris PT Fajar Surya Adhi Rattan Industry merupakan komisaris perusahaan. 3) Lila Notopradono adalah komisaris perusahaan. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa: 1) Perusahaan telah menunjuk PT Wira Mustika Agung sebagai distributor produk perusahaan. Penjualan bersih kepada PT Wira Mustika Agung adalah sebesar 17,5% pada tahun 2004 dan 15,9% pada tahun 2003 serta 18,2% pada tahun 2002 dari jumlah penjualan bersih tahunan perusahaan yang dilakukan dengan syarat-syarat dan kondisi yang sama sebagaimana halnya diberikan kepada pihak ketiga. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2004, 2003, dan 2002, saldo piutang atas penjualan tersebut sebesar Rp 33.856.730.056 dan Rp 6.551.119.817 serta Rp 54 24.224.323.487 yang masing-masing meliputi 1,29% dan 0,25% serta 0,89% dari jumlah aktiva disajikan sebagai bagian dari piutang usaha. 2) Pada tahun 2004, perusahaan membeli barang jadi dari PT Wira Mustika Agung sebesar Rp 3.780.862.849. Pembelian tersebut dilakukan dengan syarat-syarat dan kondisi sama sebagaimana halnya diberikan kepada pihak ketiga. 3) Tanah dan bangunan PT Fajar Surya Adhi Rattan Industry dijadikan jaminan atas pinjaman perusahaan dari PT Pan Indonesia Bank Tbk (Panin). PT Intercipta Sempana dan PT Intratata Usaha Mandiri, pemegang saham, menjaminkan masing-masing sejumlah 175.416.000 dan 58.472.500 lembar saham perusahaan yang dimiliki mereka sebagai jaminan atas pinjaman dari BRI. 4) Perusahaan memiliki perjanjian sewa menyewa tanah dan bangunan dengan Lila Notopradono, komisaris perusahaan, dengan jumlah sewa tahunan sebesar US$ 285.000. 6. Biaya dibayar di muka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaatnya. 7. Aktiva tetap Aktiva tetap, kecuali aktiva tertentu yang dinilai kembali sesuai dengan peraturan pemerintah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva sebagai berikut: 55 Tabel 3.5 Masa manfaat aktiva tetap Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Perabot dan peralatan Tahun 20 25 5 5 Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak akan ada masalah dalam perpanjangan hak atas tanah karena seluruh bidang tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada operasi pada saat terjadi; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan yang memperpanjang masa manfaat ekonomis aktiva, meningkatkan kapasitas atau meningkatkan mutu produk atau standar kinerja dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Aktiva dalam penyelesaian merupakan akumulasi biaya material dan biaya lainnya yang terkait dengan aktiva dalam penyelesaian tersebut. Pada saat aktiva dalam penyelesaian telah selesai dan siap digunakan, biaya perolehan aktiva dalam penyelesaian akan dipindahkan ke akun aktiva tetap yang bersangkutan. Seluruh aktiva tetap dalam penyelesaian diharapkan dapat diselesaikan pada tahun 2007. Aktiva tetap, kecuali kendaraan, digunakan sebagai jaminan atas hutang jangka panjang dan hutang obligasi konversi. Aktiva tetap perusahaan, kecuali tanah, diasuransikan kepada PT IBS Insurance Broking Service dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 300.750.000 56 dan Rp 11.423.250.000 (atau seluruhnya berjumlah Rp 2.805.390.750.000) pada tahun 2004 serta US$ 300.750.000 dan Rp 11.591.400.000 (atau seluruhnya berjumlah Rp 2.557.440.150.000) pada tahun 2003 dan US$ 240.000.000 dan Rp 1.790.250.000 pada tahun 2002. Manajemen perusahaan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko kebakaran, bencana alam dan risiko lainnya. 8. Penurunan nilai aktiva Nilai yang dapat diperoleh kembali atas aktiva diestimasi apabila terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang memberikan indikasi bahwa nilai tercatat aktiva mungkin tidak sepenuhnya dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aktiva, jika ada, diakui sebagai kerugian pada laporan laba rugi tahun berjalan. Berdasarkan penelaahan manajemen, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aktiva tetap pada tanggal-tanggal 31 Desember 2004 dan 2003. 9. Restrukturisasi hutang Perusahaan menetapkan PSAK No. 54, “Akuntansi Restrukturisasi Hutang- Piutang Bermasalah”, sehubungan dengan restrukturisasi hutangnya melalui modifikasi persyaratan tanpa adanya pengalihan aktiva atau kepemilikan saham, dimana perusahaan mencatat dampak atas restrukturisasi tersebut secara prospektif sejak saat restrukturisasi dilaksanakan dan tidak mengubah nilai tercatat hutang pada saat restrukturisasi kecuali jika nilai tercatat baru melebihi jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana ditetapkan dalam persyaratan yang baru. Jumlah pembayaran kas masa depan mencakup jumlah pokok hutang dan bunga periode masa depan, tanpa memperhitungkan nilai tunainya. 57 Perusahaan tidak mengakui keuntungan dari hasil restrukturisasi hutangnya karena jumlah keseluruhan pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru hutang perusahaan berdasarkan restrukturisasi hutang bermasalah melebihi nilai tercatat pokok hutang dan bunga yang masih harus dibayar dari hutang tersebut. Bunga yang masih harus dibayar yang dihapuskan oleh kreditur direklasifikasi sebagai premi atas hutang yang direstrukturisasi dan diamortisasi selama jangka waktu hutang dengan menggunakan metode tingkat bunga efektif. Beban bunga dihitung dengan menggunakan tingkat bunga efektif dikalikan dengan nilai tercatat hutang pada awal setiap periode antara saat restrukturisasi sampai dengan saat jatuh tempo. Tingkat bunga efektif adalah tingkat diskonto yang dapat menyamakan nilai kini jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana ditetapkan dalam persyaratan baru dengan nilai tercatat hutang. 10. Hutang jangka panjang PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) sebagai berikut: a. Fasilitas pinjaman berulang dalam dollar Amerika Serikat dan Rupiah dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar US$ 40.500.000 dan Rp 20.942.560.000. Jatuh tempo pinjaman yang didapat dari fasilitas ini awalnya adalah pada bulan Januari 2004, namun telah diperpanjang sampai dengan tanggal 1 Januari 2006. b. Fasilitas pinjaman berjangka dalam dollar Amerika Serikat dengan jumlah maksimum sebesar US$ 29.500.000. Pinjaman yang didapat dari fasilitas ini akan dilunasi dengan angsuran triwulan sebesar US$ 921.875 mulai bulan Maret 2002 sampai dengan Desember 2009. 58 c. Fasilitas pinjaman kredit investasi dalam rupiah dengan jumlah maksimum sebesar Rp 100.000.000.000. Pinjaman yang didapat dari fasilitas ini akan dilunasi dengan angsuran triwulan sebesar Rp 3.125.000.000 mulai bulan Maret 2002 sampai dengan Desember 2009. Bunga ditangguhkan sebesar kelebihan atas tingkat bunga tahunan sebesar 10,5 % akan diperhitungkan secara bunga berbunga (compounded annually) selama periode penangguhan bunga dan akan dilunasi dengan angsuran triwulan mulai bulan Maret 2005 sampai dengan Desember 2009. Selama periode angsuran, atas saldo bunga ditangguhkan tidak dikenakan bunga sepanjang Perusahaan membayar bunga tepat waktu dan dalam jumlah penuh. Pinjaman dari BRI tersebut dijamin dengan mesin dan peralatan, perabot dan peralatan, tanah seluas 157.959 meter persegi berikut bangunan diatasnya, 175.416.000 lembar saham Perusahaan milik PT Intercipta Sempana dan 58.472.500 lembar saham Perusahaan milik PT Intratata Usaha Mandiri. Citibank, N.A. Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas sebagai berikut: a. Fasilitas pinjaman berulang dalam dollar Amerika Serikat (tranche A) dengan jumlah maksimum sebesar US$ 5.000.000. Saldo pinjaman ini terhutang pada tanggal 30 Desember 2009. b. Fasilitas pinjaman berjangka dalam dollar Amerika Serikat (tranche B) dengan jumlah maksimum sebesar US$ 9.499.400. Pinjaman yang didapat dari fasilitas ini akan dilunasi dengan angsuran bulanan sebesar US$ 102.144 mulai bulan Januari 2002 sampai dengan Desember 2009. c. Fasilitas pinjaman berjangka dalam dollar Amerika Serikat (tranche C) dengan jumlah maksimum sebesar US$ 8.250.000. Pinjaman yang didapat dari fasilitas ini akan dilunasi dengan angsuran triwulan sebesar US$ 166.666,67 mulai 59 tanggal 30 Juni 2003 sampai dengan 30 Desember 2003, sebesar US$ 250.000 mulai tanggal 31 Maret 2004 sampai dengan 30 Desember 2004, sebesar US$ 312.500 mulai tanggal 31 Maret 2005 sampai dengan 30 Desember 2007 dan sebesar US$ 375.000 mulai tanggal 31 Maret 2008 sampai dengan 30 September 2009, dengan pembayaran akhir sebesar US$ 375.000 pada tanggal 30 Desember 2009. Pinjaman dari Citibank dijamin dengan mesin dan peralatan, perabot dan peralatan, dan tanah seluas 157.959 meter persegi berikut bangunan diatasnya. Pinjaman dalam dollar Amerika Serikat dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar 3 % di atas biaya dana (cost of fund), namun tidak lebih dari 8 %. Holwell Investments Ltd. Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dalam dollar Amerika Serikat dengan jumlah maksimum sebesar US$ 19.700.000. Pada tanggal 11 November 2004, perjanjian pinjaman telah diubah mengurangi jumlah maksimum dari US$ 19.700.000 menjadi sebesar US$ 12.800.000. Pinjaman ini akan dilunasi dengan angsuran triwulan sebesar US$ 250.000 mulai bulan Maret 2005 sampai dengan Desember 2010, dengan pembayaran akhir sebesar US$ 6.800.000 pada bulan Desember 2010. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga sampai dengan tanggal 31 Desember 2004, dan setelah itu pinjaman ini dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar 3% sampai dengan tanggal 31 Desember 2010. Perusahaan diperkenankan melunasi saldo pinjamannya sebelum tanggaltanggal yang ditentukan tanpa dikenakan denda dan akan mendapat potongan pelunasan sebesar 30% dari jumlah pokok yang dibayar. 60 PT Pan Indonesia Bank Tbk. Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas sebagai berikut: a. Fasilitas pinjaman berjangka dalam dollar AS dengan jumlah maksimum sebesar US$ 6.831.345. Pinjaman yang didapat dari fasilitas ini akan dilunasi dengan angsuran triwulan sebesar US$ 252.900 mulai bulan Maret 2004 sampai dengan Desember 2010. b. Fasilitas pinjaman berjangka menengah dalam dollar AS dengan jumlah maksimum sebesar US$ 2.700.000. Pinjaman yang didapat dari fasilitas ini akan dilunasi dengan angsuran bulanan sebesar US$ 112.500 mulai bulan Januari 2004 sampai dengan Desember 2005. Pinjaman dari Panin diatas dijamin dengan jaminan perusahaan dari PT Intercipta Sempana, pemegang saham, barang-barang yang dibeli dan sebidang tanah dengan luas 30.205 meter persegi beserta bangunan yang terletak di Desa Kalijaya, Bekasi atas nama PT Fajar Surya Adhi Rattan Industry, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman berjangka dalam dollar AS dan fasilitas kredit impor dengan jumlah maksimum gabungan sebesar US$ 7.500.000. Pinjaman berjangka akan dilunasi dengan angsuran bulanan sebesar US$ 17.934 mulai tanggal 1 November 2003 sampai dengan 1 November 2009, dengan pembayaran akhir sebesar US$ 17.859,87 pada tanggal 1 Desember 2009. Berdasarkan perjanjian pinjaman dengan kreditur dan bank diatas, Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi beberapa ketentuan dan kewajiban sebagai berikut: a. Menjaga rasio-rasio keuangan tertentu. 61 b. Perusahaan wajib memperoleh persetujuan tertulis dari kreditur dan bank sebelum melakukan kegiatan-kegiatan berikut, antara lain: 1) Memperoleh pinjaman dari pihak lain, kecuali dalam rangka kegiatan usaha normal. 2) Menjaminkan aktiva Perusahaan kepada pihak lain untuk tujuan apapun. 3) Melakukan transaksi merger atau akuisisi. 4) Mengubah anggaran dasar. 5) Melakukan investasi pada Perusahaan lain. 6) Menjual, mengalihkan, atau mengubah kepemilikan sebagian besar aktiva Perusahaan kepada pihak lain. 11. Hutang obligasi konversi Akun ini merupakan saldo hutang obligasi konversi yang diterbitkan pada tanggal 20 Agustus 1993. Pada tanggal 20 Februari 2003, berdasarkan perjanjian restrukturisasi dengan sisa pemegang obligasi dengan nominal sebesar US$ 1.000.000, telah disetujui untuk merestrukturisasi obligasi sebagai berikut: 1) Obligasi konversi akan jatuh tempo pada tanggal 20 Agustus 2010. 2) Bunga obligasi konversi sebelum tanggal perjanjian restrukturisasi dihapuskan, dan sejak awal restrukturisasi, obligasi konversi akan dikenakan bunga tahunan sebesar 3,5 %. Pada tanggal 14 Februari 2005 (peristiwa setelah tanggal neraca), Perusahaan melunasi seluruh saldo hutang obligasi konversinya. 12. Kewajiban imbalan kerja Perusahaan mencatat kewajiban imbalan kerja yang tidak didanakan berdasarkan UU No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU No.13”). Sebelum 62 tanggal 1 Januari 2004, Perusahaan menentukan kewajiban imbalan kerja berdasarkan perhitungan aktuaria dan mengamortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui selama sisa masa kerja karyawan selama 20 tahun. Efektif tanggal 1 Januari 2004, Perusahaan menerapkan lebih awal PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”, yang diterapkan secara restrospektif dan mengubah metode akuntansi untuk imbalan kerja yang dipakai sebelumnya ke metode yang diwajibkan berdasarkan PSAK ini. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja ditentukan berdasarkan UU No.13 dengan menggunakan metode perhitungan aktuaria projected unit credit. Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai penghasilan atau beban apabila keuntungan atau kerugian aktuaria yang belum diakui kumulatif bersih untuk masing-masing program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari kewajban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian aktuaria ini diakui dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Lebih lanjut, biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program yang ada harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan. Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 telah disajikan kembali dengan penyesuaian PSAK No. 24 (Revisi 2004). Perusahaan menyediakan imbalan kerja untuk karyawannya yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun sesuai dengan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Imbalan kerja tersebut tidak didanai. Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam menentukan kewajiban imbalan kerja pada tanggal-tanggal 31 Desember 2004 dan 2003 adalah sebagai berikut: 63 13. a. Tingkat diskonto : 10% per tahun b. Mortalita : Commissioner’s Standard Ordinary 1980 c. Umur pensiun : 55 (seluruh karyawan saat umur pensiun) d. Rata-rata umur karyawan : 35 tahun Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan (FOB Shipping Point). Beban diakui pada saat terjadinya. 14. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan ke dalam operasi tahun berjalan. Kurs yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2004, 2003, dan 2002, adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Kurs mata uang 1 Pound sterling Inggris 1 Euro Eropa 1 Dolar Amerika Serikat 1 Franc Swiss 1 Dolar Singapura 1 Yen Jepang 15. 2004 17.888 12.652 9.29 8.195 5.685 90 2003 15.076 10.643 8.465 6.824 4.977 79 2002 9.370 8.940 6.445 5.154 75 Pajak penghasilan badan Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaaan 64 waktu antara dasar pelaporan komersial dan dasar pajak atas aktiva dan kewajiban pada masing-masing tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh terdapat cukup kemungkinan atas realisasi dari manfaat pajak tersebut. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aktiva direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku atau telah berlaku secara substantif pada tanggal neraca. Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditentukan. 16. Informasi segmen Informasi segmen disajikan sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”. geografis. Informasi segmen primer adalah berdasarkan segmen Sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”. Informasi segmen primer adalah berdasarkan segmen geografis. Perusahaan disyaratkan untuk menyajikan informasi segmen seperti laba kotor, laba usaha, laba bersih dan beban non kas seperti penyusutan dan amortisasi. Perusahaan belum dapat menyajikan informasi ini karena sistem pencatatan Perusahaan tidak memungkinkan menyajikan informasi tersebut. Saat ini, manajemen Perusahaan sedang mengembangkan sistem akuntansinya untuk dapat menyajikan informasi diatas dan berkeyakinan bahwa Perusahaan akan dapat menyajikan sepenuhnya pelaporan segmen yang disyaratkan di masa datang. 65 17. Laba bersih per saham Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan, yaitu sejumlah 2.477.888.787 saham masing-masing pada tahun 2004, 2003, dan tahun 2002. Tidak ada efek berpotensi saham dilutif, sehingga laba bersih per saham dilusian sama dengan laba bersih per saham dasar. 18. Penggunaan estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Karena adanya ketidakpastian dalam penetapan estimasi, maka jumlah sesungguhnya yang dilaporkan di masa mendatang mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. 19. Ikatan a. Perjanjian sewa menyewa tanah dan bangunan Pada tanggal 6 September 2004, Perusahaan memperbaharui perjanjian dengan Lila Notopradono, komisaris Perusahaan, untuk menyewa sebidang tanah seluas 1.522 meter persegi berikut bangunan di atasnya yang terletak di Jalan Abdul Muis No. 30, Jakarta, yang digunakan sebagai kantor pusat Perusahaan. Perjanjian ini berlaku untuk periode satu tahun. b. Fasilitas kredit yang belum digunakan Perusahaan mempunyai fasilitas-fasilitas kredit jangka pendek dan jangka panjang yang belum digunakan dari beberapa bank sebesar US$ 10.367.684 dan US$ 5.059.408 serta US$ 4.197.004, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2004, 2003 dan 2002. 66 20. Penjualan bersih Perusahaan menjual produknya secara langsung kepada Perusahaan manufaktur barang-barang industri dan konsumsi. Penjualan kotor tahunan kepada masing-masing pihak ketiga tidak melebihi 10 % dari penjualan bersih. Penjualan bersih kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebesar 17,5 %, 15,9 %, dan 18,2 % dari penjualan bersih masing-masing pada tahun 2004, 2003, dan 2002. 21. Beban pokok penjualan Pembelian tahunan dari masing-masing pemasok pihak ketiga tidak melebihi 10% dari pembelian bersih. 22. Kejadian penting Perusahaan memiliki 100 % saham FSW International Finance Company B.V. (FIFC), yang berkedudukan di Belanda, yang didirikan pada tanggal 16 Agustus 1996 untuk melaksanakan jasa keuangan. Pada tanggal 1 Mei 2002, FIFC dilikuidasi sebagaimana ditetapkan dalam pendaftaran komersial Kamar Dagang dan Industri di Rotterdam, Belanda. 23. Kondisi ekonomi Operasi Perusahaan telah terkena dampak dan masih dapat terus terkena dampak oleh kondisi ekonomi di Indonesia yang menyebabkan tidak stabilnya nilai mata uang dan berdampak negatif terhadap kemampuan Perusahaan mencapai keuntungan dan target arus kas. Perbaikan ekonomi dan pemulihan yang konsisten tergantung pada beberapa faktor seperti kebijakan fiskal dan moneter yang diambil oleh pemerintah dan pihak-pihak lain, tindakan yang berada di luar kendali perusahaan. 67 Berdasarkan data Perusahaan yang berasal dari Bursa Efek Jakarta penulis menggunakan analytical procedures untuk menganalisis data yang telah diperoleh dengan menguraikan dan menganalisis data melalui penggunaan metode analisis serta membuat simpulan dari hasil analisis agar dapat diketahui kelemahan dan masalah yang terjadi, sebab, akibat, dan solusi yang dapat disarankan atas simpulan yang telah diperoleh. 68