Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 162-176 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854 ANALISIS PENGARUH IKLAN MENGGUNAKAN SELEBRITIS SEBAGAI ICON DAN BRAND EQUITY TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN SKIN FOAM GARNIER PADA REMAJA KOTA PADANG Sasnelwati , Indriyenni Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Abstract This research was conducted to identify and analyze the influence of advertising using celebrities as Skin Foam Garnier icon and brand equity on consumer’s interest in buying for teenager in Padang City The results showed that the add use celebrities as an icon (X1) and brand equity (X2) jointly have a significant influence on consumer’s interest of teenager in buying Skin Foam Garnier. Hypothesis 1 is accepted, marked by add using celebrities as the icon has a value t count -2,602 with significant 0.011 <0.05, partial means there is a significant influence of add using celebrities as an icon of consumer’s interest in buying Skin Foam Garnier. Hypothesis 2 is accepted, marked with the brand equity have calculated t count 11,354 with a significant level of 0.000 <0.05, partial means there is a significant influence between Skin Foam Garnier brand equity and consumer’s interest in buying. Hypothesis 3 is accepted for the F count 225,178 with a significant 0.000 <0.05, then Ho is Accepted. It means that there is a significant influence of add using celebrities as an icon and Skin Foam Garnier brand equity influences consumer’s interest in buying with multiple linear regression equation that is: Y = -3,748 + -0,172 X1 + 0,839 X2. If add variables using celebrities as an icon and Skin Foam Garnier brand equity equal to zero (0), then the consumer’s interest in buying Skin Foam Garnier is –3,748. Based on the results of the analysis and determination of the correlation coefficients (R2) obtained R value of 0.907 and R2 value of 0.823. It indicates that there is a strong correlation between ads using celebrities as an icon and Skin Foam Garnier brand equity of consumer’s interest in buying Skin Foam Garnier is as large as 82,3% while the remaining 17,7% is influenced by other variables outside this research. Key words: advertising using celebrities icon, brand equity, consumer’s interest in buying, teenager in Padang City 1. PENDAHULUAN Dalam situasi perekonomian yang semakin kompetitif saat ini telah membuat perusahaan lebih mengarahkan perhatiannya pada faktor yang menentukan keberhasilan dimasa depan, serta penambahan volume penjualan yang di sebabkan oleh besarnya minat beli konsumen. Dari perusahaan yang menghasilkan produk kecantikan yang telah berkembang dengan cukup pesat dan produk yang dihasilkan nyaris mempunyai kegunaan yang sama dengan produk kecantikan yang diproduksi oleh perusahaan sejenis hadirlah Skin Foam Garnier. Dalam mempromosikan produknya perusahaan menggunakan selebritis dalam periklanannya. Pilihan yang dapat menarik perhatian dan mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian khususnya Remaja. Dengan memilih artis yang mempunyai wajah yang cerah, putih serta cantik yang menanamkan pandangan kepada konsumen bahwa wajah akan menjadi cerah, putih dan cantik karena menggunakan produk Skin Foam Garnier .Selain itu, pemilihan selebritis sebagai icon dari suatu produk harus benar-benar dikenal serta mempunyai pengaruh positif yang besar. Perusahaan Skin Foam Garnier mempunyai nama yang begitu terkenal dan banyak konsumen yang mempercayai Skin Foam Garnier sebagai produk andalan untuk mempercantik dirinya. Pemilihan selebritis sebagai icon dalam periklanan telah menjadikan pilihan konsumen, ini dapat dilihat dari volume penjualan Skin Foam Garnier yang meningkat dari tahun ke tahun. 162 2. LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Terdahulu Menurut Sumartono (2010 : 43) dalam JIT (Jurnal Ipteks Terapan) dengan judul “Pengaruh Pengunaan Bintang Iklan Di Televisi Terhadap Sikap Remaja Dalam Memilih Sabun Mandi”, dalam pengujian hipotesisnya menunjukkan bahwa penggunaan model iklan sabun mandi di televisi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sikap remaja dalam memilih sabun mandi.Hasil pengujian (dengan kriteria tolak H0 jika tHitung >tTabel) diperoleh t Hitung = 2,84649 ; tTabel = 1,658. Sementara secara parsial hanya penggunaan model bintang iklan terkenal yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap remaja dalam memilih sabun mandi. Berdasarkan kesimpulan yang ada pada Jurnal menunjukkan penggunaan bintang iklan di televisi secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap remaja dalam memilih sabun mandi Menurut Samsul Arifin (2010) dengan judul “Pengaruh Celebrity Endorser Ridho Rhoma Dan Rhoma Irama Terhadap Minat Membeli Kartu As (Studi Pada Masyarakat Desa Kertosuko Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo) “, hasil penelitian menyebutkan bahwa secara simultan celebrity endorserRidho dan Rhoma Irama berpengaruh signifikan terhadap Minat membeli Kartu As sebesar 58,5 % dan sisanya sebesar 41,5 % dari variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Menurut Teja Kumala Dewi (2008) yang berjudul “Sikap Masyarakat Surabaya dalam Penggunaan Celebrity Endorser Pada Iklan Oli Top 1 Versi Mulan Jameela di Televisi”. Hasil penelitian dari penelitian mununjukkan bahwa dari perhitungan secara keseluruhan, lebih dari setengah responden menyatakan sikap yang positif dalam penggunaan Mulan dalam iklan Oli Top 1, responden yang memberikan sikappositif sebanyak 257 orang atau sebesar 64,3%, dan sisanya sebanyak 143 responden atau sebesar 35,8% yang memberikan sikap negatif dalam penggunaancelebrity endorser Mulan Jameela dalam iklan Oli Top 1 di Televisi. Hal ini dikarenakan tingkat Attractiveness Mulan Jameela lebih tinggi dibandingkan tingkat Trustworthiness dari masyarakat. 2.2. Pemasaran Menurut Thamrindan Francis (2012 : 2)pemasaranmerupakansuatu system total darikegiatanbisnis yang dirancanguntukmerencanakan, menggunakanharga, mempromosikandanmendistribusikanbarang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Pemasaran menurut Phillip Kotler dan Gerry Amstrong (2008 : 6) adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Kotler (2000 : 56) mengemukakan pengertian bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat variabel yang dikenal dengan 4P yaitu Product (Produk),Price (Harga),Promotion (Promosi),Place (Distribusi).Berikut ini dijelaskan masing-masing variabel bauran pemasaran : 1. Product (Produk) Pengertian produk menurut Kotler adalah suatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk diperhatikan,diminta,dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. 1. Price (Harga) Pengertian harga menurut Kotler adalah sebagai berikut : Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. 2. Promotion (Promosi) Variabel ketiga adalah promosi,yaitu untuk memperkenalkan produk kepada konsumen,maka dilakukan berbagai cara dalam penanganannya,yaitu dengan mengadakan periklanan,personal selling dan public relation agar promosi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan keinginan perusahaan. 163 3. Place (Distribusi) Variabel keempat dari Marketing Mix yaitu pemilihan saluran distribusi menjelang produk yang ditawarkan sampai ketangan pembeli.Dan pemilihan saluran distribusi melalui agen-agen dan distributor sebagai perantara agar produk sampai ketangan konsumen. 2.2.1. Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) Philip Kotler dan Gary Amstrong (2006 : 328)masing-masing tahapan daur hidup produk dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tahap Perkenalan (Introduction) 2. Tahap Pertumbuhan (Growth). 3. Tahap Kedewasaan ( Maturity) 4. Tahap Kemunduran (Deadline) 2.3. Iklan 2.3.1. Pengertian Iklan Menurut Boyd- walker- Larreche( 2000 : 65 ) iklan merupakan bentuk presentasi dan promosi gagasan, barang dan jasa non pribadi yang dibayar oleh sponsor tertentu. 2.3.2. Tujuan Iklan 1. Iklan Informatif Dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada. 2. Iklan Persuasif Dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan,preferensi,keyakinan dan pembelian suatu produk atau jasa. 3. Iklan Pengingat Dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk atau jasa kembali. 4. Iklan Penguatan Dimakudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. Medium Iklan 1. Iklan Televisi 2. Iklan Cetak 3. Iklan Radio 2.4. Merek (Brand) MenurutAmerica Marketing Assosiation yang dikutipdalamKotlerdan Keller (2009:116)mendefenisikan merek adalah nama,istilah,tanda,simbol,rancangan,kombinasi halhal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang dan jasa dari seseorang atau sekelompok penjual maupun sebuah kelompok tertentu. Kotler (2000:460),mendefenisikan merek adalah nama, tanda, simbol,desain atau kombinasi hal-hal tersebut,yang ditujukan untuk mengidentifikasikan dan mendiferensiasi (pembeda) barang atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain. Namun pada dasarnya,merek mempunyai enam tingkatan pengertian,yaitu : 1. Atribut 2. Manfaat 3. Nilai 4. Budaya 5. Kepribadian 6. Pemakai Salah satu dari empat strategi merek menurut Kotler (2000 :90),yaitu : 1. Line Extention, merek yang ada memperluas diri dengan cara memperluas diri dengan cara meluncurkan bentuk,ukuran,warna dan kemasan baru yang sama. 2. Brand Extention, Merek yang telah lama dikenal meluas dengan cara mengeluarkan produk baru pada kategori produk yang lain. 164 3. 4. Multibrand, pada kategori produk yang sama diperkenalkan merek lain untuk melayani perbedaan motif dan perilaku konsumen. New Brand, merek yang baru diperkenalkan adalah kategori produk yang baru dimana perusahaan belum memasuki kategori produk tersebut. 2.4.1. Manfaat Pemberian Merek 1. Bagi Konsumen a. Memudahkan untuk mengenali mutu b. Dapat berjalan dengan mudah dan efesien,terutama ketika membeli kembali produk yang sama. c. Dengan adanya merek tertentu,konsumen dapat mengaitkan status dan prestisenya. 2. Bagi Perusahaan a. Nama merek memudahkan penjual untuk mengolah pesanan-pesanan dan memperkecil timbulnya permasalahan. b. Nama merek dan tanda dagang akan secara hukum melindungi penjualan dari pemalsuan ciri-ciri produk,karena bila tidak,setiap pesaing akan meniru yang telah berhasil dipasaran. c. Merek memberikan peluang bagi penjual untuk mempertahankan kesetiaan konsumen terhadap produknya. 2.4.2 Brand Image 1. Pengertian Brand Image Dengan dimilikinya Skin Foam Garnier terhadap suatu produk yang telah bermerek, maka dapat kita ketahui bahwa produk tersebut telah memiliki citra merek (brand image) di mata konsumennya baik itu yang positif ataupun negatif. 2. Manfaat Brand Image a. Dapat membantu proses penyusunan informasi b. Perbedaan c. Alasan untuk membeli d. Penciptaan sikap atau perasaan e. Landasan untuk perluasan 2.5. Ekuitas Merek (Brand Equity) Ekuitas merek menurut Phillip Kotler dan Gerry Amstrong ( 2008 : 282 ) adalah pengaruh diferensial positif bahwa jika pelanggan mengenal nama merek,pelanggan akan merespon produk dan jasa. Kotler memberikan pengertian “Brand equity is the value of a brand,based on the extent to which it has high brand loyalty,name awareness,perceived quality,strong brand assocaiations,and other assets such as patens,trademarks,and channel relationships.” Pengertian ini menyatakan bahwa ekuitas merek merupakan nilai dari merek,yang jumlahnya didasarkan atas tingkat loyalitas merek,kesadaran nama,kesan kualitas,kekuatan asosiasi merek,dan aset-aset lainnya seperti paten, cap, dan saluran distribusi 2.6. Perilaku Konsumen 2.6.1. Defenisi Perilaku Konsumen Berdasarkan pendapat para ahli.Diantaranya menurut American Marketing Assosiation (AMA) yang dikutip Peter dan Olson (2005 : p5) mendefenisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Menurut Schiffman dan Kanuk yang dikutip Sumarwan (2005 : 25) defenisi perilaku konsumen sebagai berikut,”The term costumer behavior refers to the behavior that consumers display in searching for,purchasing,using,evaluating,and disposing of product and services that they expect will sarisfy their needs.” Istilah perilaku konsumen diartikann sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi 165 dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Menurut Engel Et Al yang dikutip oleh Sumarwan (2005 :25) menyatakan bahwa “Costumer behavior as those activities directly involved in obtaining,consuming and diposing of product and service including the decision processes that precede and follow these actions” yang berarti “perilaku konsumen adalah tindakan langsung terlibat untuk mendapatkan,mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.” Menurut Kotler dan Amstrong dalam Hurriyati (2005 : 67) mengemukakan bahwa perilaku konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir,baik maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal.” Menurut Loudon dan Della Bitha yang dikutip Sumarwan (2005 : 25) perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas fisik dalam mengevaluasi,memperoleh,menggunakan dan menghabiskan barang atau jasa. Menurut Winardi yang dikutip Sumarwan (2005 : 25) perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam merencanakan,membeli dan menggunakan barang ekonomi dan jasa. Menurut Deaton dan Muelbawer yang dikutip Sumarwan (2005 : 26) perilaku konsumen adalah perilaku yang dikaitkan dengan “preference” dan “possibilities” Menurut Mullen dan Johnson yang dikutip Sumarwan (2005 : 26) perilaku konsumen merupakan pengkajian dari perilaku manusia sehari-hari. Menurut Ujang Sumarwan (2005 : 26) perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi. Berdasarkan defenisi-defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen berkaitan erat dengan proses pengambilan keputusan untuk menggunakan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhannya. 2.6.2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1. Faktor Budaya 2. Faktor Sosial 3. Faktor Pribadi 4. Faktor Psikologis 2.7. Persepsi Menurut Bilson (2001 : 102),yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses,yang mana seseorang menyeleksi,mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulasi ke dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh. Menurut Kotler dan Amstrong dalam Simamora (2001 : 102) mengatakan bahwa persepsi adalah proses dimana individu memilih,merumuskan dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenal dunia. 1.8 Minat Beli Konsumen Durianto et al (2003 : 82),mendefenisikan bahwa minat beli sebagai keinginan yang ada dalam konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Minat beli akan timbul dalam diri seseorang pelanggan apabila telah dilakukannya proses pengamatan dan pembelajaran terhadap suatu produk atau jasa pada waktu tertentu,berdasarkan pengamatan dan proses mempelajarai produk tersebut akan terbentuk sikap yang akan menimbulkan keinginan untuk membeli produk atau jasa tertentu. Lebih lanjut Simamora (2002 : 15) mengungkapkan minat beli seorang konsumen terhadap suatu produk juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi : 1. Pengenalan produk 2. Pencarian informasi seputar produk 3. Evaluasi alternatif atau evaluasi dengan adanya produk subtitusi 166 4. Proses pengambilan keputusan untuk membeli produk 1.9 Kerangka Pikir Dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Iklan menggunakan Selebritis sebagai icon (variabel X1) Brand Equity perusahaan Skin Foam Garnier (variabel X2) Minat beli konsumen Skin Foam Garnier (variabel Y) Gambar 2.1 Kerangka Pikir 1.10. Hipotesis 1. Diduga iklan menggunakan selebritis sebagai icon berpengaruh secara sifnifikan terhadap minat beli konsumen Skin Foam Garnier Remaja di Kota Padang. 2. Diduga Brand Equity perusahaan Skin Foam Garnier berpengaruh secara sifnifikan terhadap minat beli konsumen Skin Foam Garnier Remaja di Kota Padang. 3. Diduga iklan menggunakan selebritis sebagai icon dan Brand Equity perusahaan Skin Foam Garnier secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen Skin Foam Garnier Remaja di Kota Padang. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam penelitian penulis ini,yang menjadi objek penelitian adalah Remaja Pemakai Skin Foam Garnier di Kota Padang. 3.2. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel 3.2.1. Variabel Penelitian 1. Variabel Independen (X1) = Iklan menggunakan Selebritis sebagai Icon (X2) = Brand Equity Skin Foam Garnier 2. Variabel Dependen (Y) = Minat beli konsumen Skin Foam Garnier 3.2.2. Defenisi Operasional Yang menjadi defenisi variabel pada penelitian ini adalah : 1. Variabel Independen a. Iklan menggunakan selebritis sebagai icon(X1) Iklan merupakan bentuk presentasi dan promosi gagasan,barang dan jasa non pribadi yang dibayar oleh sponsor tertentu. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel iklan menggunakan Selebritis sebagai icon sebagai berikut: Trustworthiness (Dapat Dipercaya) Attractiveness (Daya Tarik) Respect(Kagum) Kisi-kisi instrumen variable X1 : Pesan yang disampaikan dalam iklan sesuai dengan kenyataan. Daya tarik wajah dan penampilan yang di miliki oleh seorang selebritis yang menjadi icon dalam iklan. Selebritis sebagai icon merupakan artis yang dikenal oleh masyarakat. b. Brand Equity Skin Foam Garnier (X2) Brand Equity adalah pengaruh diferensial positif bahwa jika pelanggan mengenal nama merek,pelanggan akan merespon produk dan jasa. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Brand Equity sebagai berikut: 167 Merek sudah terkenal Produk bermutu tinggi Keandalan Kisi-kisi instrument variable X2: Skin Foam Garnier adalah merek yang telah dikenal masyarakat banyak. Produk yang dikeluarkan Skin Foam Garnier memiliki manfaat yang dapat dirasakan setelah menggunakannya. Produk Skin Foam Garnier terbukti dalam membantu konsumen dalam mendapatkan kulit yang cerah,putih dan cantik 2. Variabel Dependen Minat beli konsumen (Y) Minat beli adalah sebagai keinginan yang ada dalam konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Indikator dari minat beli (Y) : Pencarian informasi Keinginan untuk mencoba Merealisasikan pembelian Kisi-kisi instrumen variable Y : Mencari informasi mengenai produk yang diiklankan. Mempertimbangkan untuk membeli produk yang diiklankan. Ketertarikan seorang konsumen untuk membeli produk jika membutuhkan. 3.3. Populasi dan Sampel Populasi adalah Remaja di Kota Padang di SMP / Madrasah Tsanawiyah dan SMA / SMK / Madrasah Aliyah , dengan sample sebanyak 100 orang, Untuk mengamati minat beli konsumen terhadap Skin Foam Garnier pada Remaja di Kota Padang, penulis melakukan penelitian terhadap 100 orang responden yang diambil secara acak dan diharapkan mampu untuk mewakili populasi yang ada. Penulis memberikan sejumlah pertanyaan dalam bentuk kueisioner untuk direspon, yang digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen remaja terhadap Skin Foam Garnier di Kota Padang 3.4. Skala Pengukuran Variabel Dalam mengumpulkan informasi data penulis menggunakan skala lima tingkat (Skala Likert) dilakukan dengan memberikan lima pilihan jawaban yaitu : 1. Jawaban ”SS” sangat setuju diberikan nilai bobot 5, 1. Jawaban “S” setuju diberikan nilai bobot 4, 2. Jawaban ”N” netral diberikan nilai bobot 3, 3. Jawaban“KS” kurang setuju diberikan bobot 2,dan 4. Jawaban “TS” tidak setuju diberikan bobot 1. 3.5. Jenis Pengumpulan Data a. Data Primer, merupakan data yang diperoleh dari nara sumber langsung pada 100 orang responden yang dipilih. b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dengan metode studi kepustakaan 3.6. Metode Analisa 1. Analisa Deskriptif 2. Analisa Kuantitatif Pada analisa kuantitatif digunakan beberapa alat analisis,yaitu : Analisis Korelasi Korelasi sederhana ∑ (∑ )(∑ ) √* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) + Keterangan : x = Variabel Pertama y = Variabel Kedua 168 n = Jumlah data Menurut Husein Umar (2008:194) nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai +1, yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut : - Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear positif, yaitu semakin besar nilai variabel x (independent), maka makin besar pula nilai variabel y (dependent). Dan makin kecil nilai variabel x (indenpendent), makin kecil pula nilai variabel y (dependent). - Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear negatif, yaitu makin kecil nilai variabel x (independent), makin besar pula nilai varibel y (dependent). Dan makin besar nilai variabel x (indenpendent), makin kecil nilai variabel y (dependent). - Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel x (dependent) dan variabel y (independent). - Jika, nilai r = 1 atau -1 telah terjadi hubungan linear yang sempurna, sedangkan untuk nilai r yang semakin mengarah ke angka 0 maka hubungannya semakin melemah. Pedoman untuk menginterpretasikan koefisien korelasi sebagai berikut : 0,00 – 0,199 = Sangat rendah 0,20 – 0,399 = Rendah 0,40 – 0,599 = Sedang 0,60 – 0,799 = Kuat 0,80 – 1,000 = Sangat kuat Korelasi Berganda Keterangan : = Korelasi Y = Minat beli konsumen = Iklan menggunakan selebritis sebagai icon = Brand Equity Skin Foam Garnier a. Analisis Regresi Analisis Regresi Sederhana Keterangan : Y = Minat beli konsumen Skin Foam Garnier X1= Iklan menggunakan selebritis sebagai icon X2= Brand Equity Skin Foam Garnier b = Koefisien regresi a = Konstanta Analisis Regresi Berganda Keterangan : Y = Minat beli konsumen Skin Foam Garnier X1= Iklan menggunakan selebritis sebagai icon X2= Brand Equity Skin Foam Garnier b = Koefisien regresi a = Konstanta e = Standar error Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji signifikan daripada variabel-variabel tersebut.Uji analisis regresi berganda ini dicari dengan bantuan aplikasi komputer SPSS 15.00 for windows b. Uji Hipotesis Uji F Yaitu untuk mengetahui tingkat signifikan dari perngaruh variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen.Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program 169 komputer SPSS 15.00 for windows dengan menentukan hipotesis 0 (nol) dan hipotesis alternatif. Ho : artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama dari semua variabel independen X1(iklan menggunakan selebritis sebagai icon) dan X2(brand equity Skin Foam Garnier) terhadap variabel dependen (minat beli konsumen Skin Foam Garnier ). Ha : artinya ada pengaruh secara bersama-sama dari semua variabel independen X1 ( iklan menggunakan selebritis sebagai icon) dan X2 (brand equity Skin Foam Garnier) terhadap variabel dependen (minat beli konsumen Skin Foam Garnier ). Ftable F(a) : (k,n-1-k) Dimana : k = jumlah variabel n = jumlah sampel Terima Ho,jika Fhitung< Ftable Tolak Ho,jika Fhitung> Ftable Uji t Yaitu mengetahui tingkat dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menentukan hipotesis alternatif. Ho : artinya tidak ada pengaruh variabel independen (selebritis sebagai icon) terhadap variabel dependen (penjualan). Ha : artinya ada pengaruh variabel independen (selebritis sebagai icon) terhadap variabel dependen (penjualan) ttable t(a) : (k,n-1-k) dimana : k = jumlah variabel n = jumlah sampel Terima Ho,jika thitung< ttable Tolak Ho,jika thitung> ttable c. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk menjelaskan proporsi variabel terikat yang mampu dijelaskan oleh variasi variabel bebasnya. Nilai koefisien determinasi adalah 0 < R2 < 1. Nilai R2 yang kecil bearti kemampuan variabel bebas dalam menjalankan variabel terikat sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu bearti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat (Ghozali, 2005). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Penelitian membahas tentang pengaruh iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon dan Brand Equity Skin Foam Garnier terhadap Minat Beli Konsumen Remaja di Kota Padang. Dalam analisis ini jenis kelamin responden dimana Laki-laki.22 orang ( 22%) dan perempuan 68 orang (68%). 4.2 Pengujian Instrumen Penelitian 4.2.1 Analisis Korelasi Analisis korelasi untuk melihat seberapa kuat hubungan variabel Iklan menggunakan Selebritis Sebagai Icon dan Brand Equity Skin Foam Garnier dengan Minat Beli Konsumen. Icon Icon Pearson Correlation Sig. (2-tailed) 1 Brand Minat ,904(**) ,766(**) ,000 ,000 170 N 100 Tabel 4.9 Hasil Korelasi Brand Pearson ,904(**) Correlation Sederhana Variabel Iklan Sig. (2-tailed) ,000 Menggunakan N 100 Selebritis Minat Pearson ,766(**) Icon ( ) , Correlation Sig. (2-tailed) Equity( ) ,000 Terhadap N 100 Beli Konsumen Skin Foam Garnier (Y) Correlations 100 100 1 ,900(**) 100 ,000 100 ,900(**) 1 Sebagai Brand ,000 100 100 Minat Analisis Dari tabel hubungan iklan menggunakan Selebritis Sebagai Icon dengan Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier kuat yaitu sebesar 0,766 dengan signifikan 0,000. Antara Brand Equity dengan Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier memiliki hubungan yang sangat kuat yaitu sebesar 0,900 dengan signifikan 0,000.Sedangkan untuk melihat hubungan korelasi berganda antara Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon dan Brand Equity terhadap Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier dapat dilihat tabel berikut ini : Tabel 4.10 Hasil analisis korelasi berganda variabel Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon( ) dan Brand Equity( )terhadapMinat Beli Konsumen Skin Foam Garnier (Y) Model Summary Adjusted Std. Error of Model R R Square R Square the Estimate 1 ,907(a) ,823 ,819 1,26868 a Predictors: (Constant), Brand, Icon Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0 For Windows Evaluation Version Dari tabel di atas dapat diperoleh nilai R sebesar 0,907, hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan positif yang sangat kuat antara Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon dan Brand Equity Skin Foam Garnier terhadap Minat Beli Konsumen Analisis Regresi 1. Analisis Regresi Linear Sederhana Variabel Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon ( ) Terhadap Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier (Y) Tabel 4.11 Hasil Regresi Linear Sederhana Variabel Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon ( ) Terhadap Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier (Y) Mode l Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta t B Sig. Std. Error 171 1 (Constant) -,643 Icon ,508 a Dependent Variable: Minat ,864 ,043 ,766 -,745 11,808 ,458 ,000 Model Summary Adjusted Std. Error of R Square R Square the Estimate ,587 ,583 1,92627 Model R 1 ,766(a) a Predictors: (Constant), Icon Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0 For Windows Evaluation Version Berdasarkan Tabel diatas dapat diperoleh koefisien regresinya : costanta = -0,643 Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon 0,508 sehingga persamaan regresinya sebagai berikut : Y = -0,643 + 0,508X1 Dengan persamaan tersebut dapat dijelaskan : 1. Jika iklan menggunakan selebritis sebagai icon sama dengan nol (0),maka minat beli konsumen Skin Foam Garnier sebesar -0,643. 2. Jika konstanta sama dengan nol (0),maka iklan menggunakan selebritis sebagai icon akan meningkatkan minat beli konsumen Skin Foam Garnier sebesar 0,508. 3. R merupakan korelasi antara iklan menggunakan selebritis sebagai icon terhadap minat beli konsumen Skin Foam Garnier ,dimana nilai R sebesar 0,766 yang berarti terdapat hubungan positif yang kuat antara iklan menggunakan selebritis sebagai icon terhadap minat beli konsumen Skin Foam Garnier . 4. Determinasi atau R Square merupakan kontribusi dari iklan menggunakan selebritis sebagai icon terhadap minat beli konsumen Skin Foam Garnier ,dimana nilai Determinasi sebesar 58,7% kontribusi iklan menggunakan selebritis sebagai icon dan 41,3% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak termasuk dalam variabel yang diteliti. 5. Analisis Regresi Linear Sederhana Variabel Brand Equity ( Beli Konsumen Skin Foam Garnier (Y) ) Terhadap Minat Tabel 4.12 Hasil Regresi Linear Sederhana Variabel Brand Equity Skin Foam Garnier (X2) Terhadap Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier (Y) Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients t Sig. Mode l 1 B (Constant -3,721 ) Brand ,665 a Dependent Variable: Minat Std. Error Beta B ,649 ,032 ,900 Std. Error -5,730 ,000 20,468 ,000 Model Summary Mode Adjusted Std. Error of l R R Square R Square the Estimate 1 ,900(a) ,810 ,808 1,30549 a Predictors: (Constant), Brand Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0 For Windows Evaluation Version 172 Berdasarkan Tabel diatas dapat diperoleh koefisien regresinya : costanta = -3,721 dan Brand Equity 0.665 sehingga persamaan regresinya sebagai berikut : Y = -3,721+ 0,665 X2 Dengan persamaan tersebut dapat dijelaskan : 1. Jika Brand Equity sama dengan nol (0),maka minat beli konsumen Skin Foam Garnier sebesar -3,721. 2. Jika konstanta sama dengan nol (0),maka Brand Equity akan meningkatkan minat beli konsumen Skin Foam Garnier sebesar 0,665 3. R merupakan korelasi antara Brand Equity terhadap minat beli konsumen Skin Foam Garnier ,dimana nilai R sebesar 0,900 yang berarti terdapat hubungan positif yang sangat kuat antara Brand Equity terhadap minat beli konsumen Skin Foam Garnier . 4. Determinasi atau R Square merupakan kontribusi dari Brand Equity terhadap minat beli konsumen Skin Foam Garnier ,dimana nilai Determinasi sebesar 81,0% kontribusi Brand Equitydan 19,0% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak termasuk dalam variabel yang diteliti. 5. Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon (X1) dan BrandEquity (X2) Terhadap Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier (Y) Tabel 4.13 Hasil Regresi Linear Berganda Variabel Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon (X1) danBrand Equity (X2) Terhadap Minat Beli Konsuemen Skin Foam Garnier (Y) Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients t Sig. Mode Std. Std. l B Error Beta B Error 1 (Constant -3,748 ,631 -5,937 ,000 ) Brand ,839 ,074 1,135 11,354 ,000 Icon -,172 ,066 -,260 -2,602 ,011 a Dependent Variable: Minat Model Summary Adjusted Std. Error of Model R R Square R Square the Estimate 1 ,907(a) ,823 ,819 1,26868 a Predictors: (Constant), Icon, Brand Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18.0 For Windows Evaluation Version Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat persamaan regresinya yaitu : Y = -3,748+ -0,172 X1+ 0,839 X2 Dari persamaan regresi tersebut di atas + dapat disimpulkan bahwa : 0,893X 1+ a. Jika iklan menggunakan selebritis sebagai icon(X1) dan Brand Equity Skin Foam Garnier (X2) sama dengan nol (0), maka minat beli konsumen Skin Foam Garnier (Y) sebesar-3,748. b. Jika variabel independen lainnya tetap dan variabel Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon mengalami peningkatan satu (1) satuan, maka minat beli konsumen Skin Foam Garnier akan mengalami peningkatan sebesar -0,172 ( Turun ). c. Jika variabel independen lainnya tetap dan variabel Brand Equity Skin Foam Garnier mengalami peningkatan satu (1) satuan, maka minat konsumen akan mengalami peningkatan sebesar 0,893 173 d. Nilai R adalah 0,907 yang berarti terdapat hubungan positif yang kuat antara Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon (X1) dan Brand Equity Skin Foam Garnier (X2) dengan Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier (Y). e. Nilai koefisien determinasi atau R square adalah 0,823 yang berarti bahwa kontribusi Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon(X1) dan Brand Equity Skin Foam Garnier (X2) terhadap Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier (Y) sebesar 82,3% atau sebesar 27,7 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel yang diteliti. 4.3 4.3.1 Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis Secara Parsial (uji t) Tabel 4.14 Pengujian Secara Parsial Atas Semua Variabel Independen No Variabel Independen t hitung Sig. 1 Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon -2,602 0,011 2 Brand Equity 11,354 0,000 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0 For Windows Evaluation Version Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. t hitung -2,602 dengan tingkat siginifikan (0,011 < 0,05),dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon dengan Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier 2. t hitung 11,354 dengan tingkat signifikan (0,000 < 0,05),dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara Brand Equity Skin Foam Garnier dengan Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier . 4.3.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (uji F) Tabel 4.15 Pengujian Hipotesis Semua Variabel Secara Simultan ANOVA(b) Mode Sum of l Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 724,873 2 362,437 225,178 ,000(a) Residual 156,127 97 1,610 Total 881,000 99 a Predictors: (Constant), Icon, Brand b Dependent Variable: Minat Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.00 For Windows Evaluation Version Berdasarkan tabel diatas didapatkan sig yaitu 0,000 < 0,05 angka ini menunjukkan 225,178 maka penulis berkesimpulan bahwa Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon dan Brand Equity mempunyai pengaruh yang berarti atau signifikan dengan Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier . disimpulkan bahwa Ho = ditolak dan Ha = diterima. 4.3.3 Koefisien Determinasi (R2) Analisa determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen yang terdiri dariIklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon (X1) dan Brand Equity(X2) secara simultan terhadap Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier (Y). Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.16 Koefisien Determinasi Variabel Iklan Mengguanakan Selebtritis Sebagai Icon (X1) dan Brand EquitySkin Foam Garnier(X2) Terhadap Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier (Y) Model Summary Adjusted Std. Error of Model R R Square R Square the Estimate 1 ,907(a) ,823 ,819 1,26868 a Predictors: (Constant), Icon, Brand 174 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0 For Windows Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R2 (R square) sebesar 0,823 atau 82,3%, hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan variabel independen Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon (X1) dan Brand Equity (X2) terhadap variabel dependen Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier (Y) sebesar 0,823 atau 82,3%. sedangkan sisanya sebesar 17,7% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Selanjutnya ke (tiga) hipotesis penelitian yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.17 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Hipotesis Pernyataan Signifikan (P) Keputusan H1 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Iconterhadan 0,011 < 0,05 Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier Diterima Remaja di Kota Padang H2 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Brand Equity Skin Foam Garnier terhadap 0,000< 0,05 Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier Diterima Remaja di Kota Padang H3 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Iklan Menggunakan Selebritis dan Brand Equity Skin Foam Garnier secara bersama-sama 0,000 < 0,05 terhadap terhadap Minat Beli Konsumen Skin Diterima Foam Garnier Remaja di Kota Padang 4.4 Implikasi Penelitian Dari hasil penelitian tersebut dapat diimplikasikan hal-hal sebagai berikut : 1. Ada pengaruh signifikan antara variabel Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon dengan Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier .Perusahaan yang mengeluarkan produk Skin Foam Garnier mempromosikan produknya dengan lebih menarik sehingga dapat meningkatkan minat beli konsumen. 2. Ada pengaruh signifikan antara variabel Brand Equity dengan Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier . Perusahaan yang memproduksi produk Skin Foam Garnier lebih meningkatkan penjualan Skin Foam Garnier dari merek Skin Foam Garnier dan selalu berinovasi dalam menghasilkan produk – produk yang menarik dan bermanfaat. 3. Secara serentak Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon dan Brand Equity berpengaruh terhadap Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier , dan antara variabel memiliki hubungan yang cukup kuat. Hasil perhitungan statistic secara simultan menunjukkan bahwa ada pengaruh antara Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon dan Brand Equity terhadap Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier . Dengan demikian besar kecilnya Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier dapat dipengaruhi oleh faktor Iklan Menggunakan Selebritis Sebagai Icon dan Brand Equity, walaupun tidak dapat dipungkiri banyak faktor-faktor lain yang dapat memepengaruhi keputusan pembelian itu. 5. KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan 1. Iklan menggunakan selebritis sebagai icon (X1), berpengaruh signifikan terhadap minat belikonsumen Skin Foam Garnier (Y) .Dimana hasilnya dari -2,602 dan, tingkat significan lebih kecil dari alpha (0,011<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima 2. Brand Equity Skin Foam Garnier (X2), berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen Skin Foam Garnier (Y).Dimana 11,354 atau tingkat sig lebih kecil dari alpha (0,000< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. 3. Bahwa iklan menggunakan selebritis sebagai icon(X1) dan Brand Equity Skin Foam Garnier (X2) secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen Skin Foam Garnier (Y). Dimana nilai 225,178 . Dengan tingkat signifikan 0,000 lebih kecil dari 5%. 175 4. Persamaan regresi berganda adalah Y = -3,748+ -0,172 X1+ 0,839 X2 Berdasarkan persamaan diatas dapat diartikan sebagai berikut: a. Jika iklan menggunakan selebritis sebagai icon(X1) dan Brand Equity (X2) sama dengan nol (0), maka minat beli konsumen Skin Foam Garnier (Y) sebesar-3,748. b. Jika variabel independen lainnya tetap dan variabel Iklan menggunakan Selebritis sebagai Icon mengalami peningkatan satu (1) satuan, maka minat beli konsumen Skin Foam Garnier Remaja akan mengalami peningkatan sebesar -0,0172 c. Jika variabel independen lainnya tetap dan variabel Brand Equity mengalami peningkatan satu (1) satuan, maka minat beli Konsumen Remaja akan mengalami peningkatan sebesar 0,839. d. Nilai R adalah 0,907 yang berarti terdapat hubungan positif yang sangat kuat antara Iklan menggunakan Selebritis sebagai Icon (X1) dan Brand Equity (X2) dengan Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier (Y) e. Nilai koefisien determinasi atau R square adalah 0,823 yang berarti bahwa kontribusi Iklan Menggunakan Selebritis sebagai Icon(X1) dan Brand Equity (X2) terhadap Minat Beli Konsumen Skin Foam Garnier (Y) sebesar 82,3% atau sebesar 17,7 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel yang diteliti. 5.2 Saran 1. Perusahaan lebih mempertahankan promosi sebaik mungkin dan meningkatkan intensitas promosi dari merek Skin Foam Garnier. Dan penggunaan artis sebagai icon betulbetul diperhatikan dengan memakai artis yang digemari remaja saat ini, sehingga lebih menarik minati konsumen remaja sebab persaingan merek dan penggunaan icon artis saat ini sangat gencar , kreatif dan aktif dilakukan. Ini semua dilakukan agar terjadi peningkatan minat beli konsumen Skin Foam Garnier yang akan berdampak dengan penjualan Skin Foam Garnier khususnya remaja dan masyarakat umumnya. 2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan pengaruh Brand Equity Skin Foam Garnier yang lebih luas cakupannya diluar penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1]. Amirullah,SE.MM, 2013, Metodologi Penelitian Manajemen, (Disertai Contoh judul Penelitian dan Proposal ).Bayumedia Publishing, Malang [2]. Boyd- walker- Larreche.2000.Management.Penerbit Erlangga.Jakarta [3]. J. Supranto, 2004, Proposal Penelitian Dengan Contoh, Penerbit Universitas Indonesia (UIPRESS), Jakarta. [4]. Kotler,Philip,2005. Manajemen Pemasaran. Penerbit PT.Indeks Kelompok Gramedia [5]. Kotler,Philip dan Gary Amstrong.2006.Prinsip – Prinsip Management edisi 12.Penerbit Erlangga.Jakarta [6]. Kotler,Philip dan Kevin Lane Keller.2007.Manajemen Pemasaran Edisi 12.Penerbit PT Indeks [7]. Simamora,Bilson.2003.Panduan Riset Perilaku Konsumen.Penerbit Gramedia.Jakarta [8]. Sumanto,SE.MM. 2006. Perilaku Konsumen. Penerbit Amus Yogyakarta. Yogyakarta [9]. http://eprints.undip.ac.id/35906/1/SKRIPSI_HERINTA.pdf [10]. http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/198/jiptiain--srikumalad-9862-4-babi,iv.pdf [11]. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2009-2-00741-Mn%20Bab%202.pdf [12]. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/brand-equity-kekuatan-suatu-merek.html [13]. http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=3&submit.x=22&submit.y=26&sub mit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fikom%2F200 6%2Fjiunkpe-ns-s1-2006-51402030-8199-merek-chapter2.pdf 176