PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media (Effendy, 2004). Sehingga komunikasi memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku seseorang. Salah satu unsur komunikasi yang dapat mengefektifkan proses komunikasi dalam mempengaruhi pengetahuan dan sikap khalayak adalah seorang narator sebagai penyampai pesan, serta model yang menyertainya sebagai peraga dalam penjelasan pesan yang disampaikan. Keefektivan ini timbul karena narator akan mempengaruhi pendengaran khalayak dan model akan mempengaruhi secara visual. Sehingga unsur-unsur tersebut memudahkan khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan. Di samping itu, jenis narator seperti narator laki-laki dan narator perempuan serta jenis model laki-laki dan model perempuan juga akan turut menentukan keefektivan pesan tersebut, karena adanya perbedaan karakteristik dan efek daya tarik di antara kedua jenis narator dan model tersebut. Selain itu, unsur media komunikasi yang digunakan juga turut menentukan keberhasilan komunikasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menghasilkan begitu banyak media komunikasi yang dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat. Dalam proses komunikasi dikenal berbagai macam media yaitu media cetak seperti surat kabar, majalah, booklet, folder, leaflet dan media elektronik seperti radio, film, televisi, video. Video sebagai salah satu media elektronik memiliki berbagai keunggulan antara lain: mengkombinasikan unsur audio dan visual, memperlihatkan gerak, mengkomunikasikan pesan kepada pemirsa (audience) yang spesifik, dapat digunakan berulang-ulang kali dan video dalam bentuk VCD mudah dibawa kemana-mana. Media video dapat menyajikan informasi tentang penggunaan sesuatu, mengajak penonton untuk mengikuti suatu aktivitas tahap demi tahap, dari awal sampai akhir. Penyajian pesan video instruksional melalui video dapat mengkombinasikan model sebagai peraga dan 2 suara narator dalam penjelasannya. Sehingga khalayak dapat dengan mudah mengikuti penjelasan tahapan pesan yang disampaikan, karena khalayak dapat melihat dan mendengar sekaligus. Penggunaan video yang ditayangkan melalui layar televisi menunjukkan cara pembuatan sesuatu, mengajak khalayaknya untuk mengikuti suatu aktivitas tahap demi tahap, dari awal sampai akhir, dalam proses ini diharapkan dapat menggugah perasaan, menarik minat dan dikehendaki terjadi perubahan perilaku. Sehingga medium video dengan unsur-unsur yang mempengaruhinya seperti model dan suara narator dapat mempengaruhi khalayak terhadap pesan yang disampaikan dan dapat mengefektifkan komunikasi. Pengaruh dari suara narator dan model video tersebut, dapat memperkecil peluang terjadinya salah persepsi, dan sebaliknya dapat mempertinggi tercapainya ketepatan komunikasi (fidelity of communication) hingga komunikan (receiver) dapat menangkap informasi secara utuh dan tepat seperti yang dimaksudkan oleh komunikator (Godberg, 1985). Bertitik tolak dari uraian ini, maka program komunikasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat juga perlu memperhatikan kelebihan dari unsur-unsur medium video tersebut. Keberpihakan dunia untuk mewujudkan pembangunan yang berorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender telah dirumuskan dalam tujuan pembangunan Millenium atau Millenium Development Goals (MDGs). MDGs merupakan kesepakatan 189 negara termasuk Indonesia untuk mengubah dunia menjadi lebih baik dan menargetkan pencapaian perubahan pada tahun 2015 dengan memberikan ruang untuk pemenuhan kebutuhan dasar seluruh warga (Pikiran Rakyat, 21 April 2007). Tahun 2015 sesuai kesepakatan MDGs, Indonesia menargetkan jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang layak dikonsumsi berkurang setengahnya. Target tersebut merupakan tantangan yang sungguh berat, mengingat saat ini baru 18 persen penduduk Indonesia memiliki akses terhadap air bersih dan pengelolaan air bersih dikuasai oleh perusahaan air minum yang lebih banyak berorientasi mencari keuntungan. Sehingga hanya penduduk yang mampu secara ekonomi yang bisa memperoleh air bersih, sedangkan penduduk lainnya terpaksa menggunakan air yang tidak layak secara kesehatan untuk kehidupan sehari-hari (Tempo Interaktif, 16 Oktober 2007). 3 Program komunikasi untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat, khususnya tentang penggunaan dan pengolahan air bersih sederhana masih sangat jarang dilakukan. Akibatnya masih banyak masyarakat yang tidak tahu dan tidak peduli terhadap dampak negatif penggunaan air yang tidak memenuhi standar kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari budaya masyarakat yang masih banyak menggunakan air sungai dan air sumur yang sudah tercemar tanpa melalui proses pengolahan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, misalnya digunakan untuk memasak dan minum. Sehingga tidaklah mengherankan apabila berdampak negatif pada kesehatan masyarakat karena perilaku tersebut. Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan dikenal sebagai kota seribu sungai, karena letaknya yang secara geografis dikelilingi oleh sungai-sungai. Sehingga secara aspek sosial, budaya dan ekonomi, kehidupan masyarakatnya sangat tergantung sekali dengan air. Implikasinya, masyarakat cenderung menggunakan sumber air tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, padahal beban pengotoran air bertambah cepat sesuai dengan cepatnya pertumbuhan penduduk. Sebagai akibatnya saat ini sumber air tawar dan bersih menjadi langka, sehingga tidak ada alternatif air bersih selain air PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Namun, masyarakat masih menganggap air sungai masih layak untuk dikonsumsi sehingga mereka lebih banyak menggunakan air sungai dibandingkan dengan menggunakan akses air bersih yang disediakan PDAM, dengan alasan menggunakan air sungai lebih mudah dan murah dibandingkan dengan menggunakan air PDAM. Data PDAM Banjarmasin (2007) mencatat bahwa pelanggan aktif PDAM berjumlah 539.954 dari 624.421 penduduk kota Banjarmasin. Ini berarti bahwa 88 persen masyarakat sudah memiliki akses air bersih dari PDAM, selebihnya sebanyak 12 persen masyarakat cenderung menganggap air sungai dan air sumur masih layak untuk dikonsumsi. Di wilayah ini masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dan belum menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan air yang tidak melewati proses pengujian dan pengolahan sebelum di konsumsi. Masyarakat cenderung menganggap untuk mendapatkan akses air minum hanya dapat diperoleh melalui air PDAM dengan mengeluarkan biaya yang cukup tinggi, sehingga mereka lebih memilih untuk menggunakan sumber 4 air yang ada. Padahal masih ada cara alternatif untuk memperoleh akses air bersih dan layak di konsumsi secara praktis dan murah dengan menggunakan sumber air yang ada, dengan melewati proses pengolahan air sederhana sebelumnya. Oleh karena itu penyampaian informasi tentang air bersih sangat penting dilakukan. Berkaitan dengan kebutuhan informasi masyarakat tentang air bersih, maka perlu dilakukan sebuah eksperimen untuk menguji keefektivan suatu pesan melalui media dan unsur-unsur yang mempengaruhinya. Desain suatu pesan agar efektif haruslah berorientasi pada khalayak sasarannya, khususnya pada media audio visual video. Karena daya tarik khalayak seringkali tidaklah sama, maka dalam penelitian ini dirasa perlu untuk melihat lebih jauh pengaruh model dan suara narator pesan video terhadap peningkatan pengetahuan tentang air bersih berbasis gender. Dengan harapan diperoleh desain yang sesuai dan berorientasi pada program komunikasi yang responsif gender. Rumusan Masalah Penelitian Medium komunikasi video dapat menjadi alternatif yang potensial untuk menyebarluaskan informasi atau meningkatkan pengetahuan masyarakat. Namun demikian, media ini masih perlu diuji terutama tentang sejauh mana keefektivannya dalam meningkatkan pengetahuan khalayaknya. Keefektivan penyajian pesan dalam medium audio visual seperti video, dipengaruhi banyak hal. Karena alasan tersebut, maka penelitian ini bermaksud untuk melihat keefektivan jenis suara narator sebagai penutur pesan melalui kata-kata yang terucap serta jenis model yang memperagakan tahapan-tahapan pesan secara visual. Perbedaan fisik dan bahasa tubuh perempuan dan laki-laki jelas kelihatan sangat berbeda, demikian pula dengan jenis suaranya. Model perempuan identik memiliki daya tarik fisik yang kuat dibandingkan laki-laki, sehingga intensitas kemunculannya di layar televisi, film maupun video lebih sering dibandingkan model laki-laki. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya tayangan-tayangan iklan yang sebenarnya tidak memerlukan perempuan sebagai modelnya, tetapi tetap dipaksakan untuk menjadi pelengkap dalam iklan tersebut. Sebaliknya, intensitas kemunculan suara narator laki-laki dalam program-program televisi khususnya 5 siaran berita lebih tinggi dibandingkan suara perempuan. Akan tetapi pada tingkat penerima pesan, efek daya tarik bagi khalayak seringkali tidaklah sama sehingga berpengaruh pada perbedaan persepsi yang dibentuk khalayak tersebut. Bentuk penyajian pesan melalui video ini perlu dipilihkan rancangan yang sesuai dengan khalayak. Dimana perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap perbedaan-perbedaan perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat, menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan bagi para perancang desain komunikasi agar dapat menghapus hambatan-hambatan struktural dalam mencapai kesetaraan. Khalayak haruslah diberikan peluang yang sama untuk mendapatkan akses media informasi, agar pesan yang disampaikan lebih efektif dan responsif gender terhadap penguasaan akses media. Karena itu dirasa perlu meneliti pengaruh model dan suara narator video dalam meningkatkan pengetahuan tentang air bersih berbasis gender. Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat sejumlah pertanyaan yang ingin dijawab dari penelitian ini untuk dicari pemecahannya: 1. Apakah penyampaian pesan melalui video dapat meningkatkan pengetahuan tentang air bersih? 2. Apakah jenis model dalam penyampaian pesan melalui video dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan tentang air bersih? 3. Apakah jenis suara narator dalam penyampaian pesan melalui video dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan tentang air bersih? 4. Apakah interaksi antara jenis model dan jenis suara narator video dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan tentang penyampaian pesan air bersih pada medium video Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, secara umum penelitian ini bertujuan untuk menemukan suatu rancangan media video yang sesuai dan efektif untuk meningkatkan pengetahuan dalam menyampaikan pesan tentang informasi air bersih kepada khalayak. Penelitian dilakukan untuk 6 memperoleh bukti empiris dan mencoba mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang telah ditetapkan. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menguji pengaruh media video terhadap peningkatan pengetahuan tentang air bersih. 2. Menguji pengaruh jenis model dalam penyampaian pesan melalui video terhadap peningkatan pengetahuan tentang air bersih. 3. Menguji pengaruh jenis suara narator dalam penyampaian pesan melalui video terhadap peningkatan pengetahuan tentang air bersih. 4. Meneliti kemungkinan adanya pengaruh interaksi antara jenis model dan suara narator dalam medium video terhadap peningkatan pengetahuan tentang air bersih. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat merancang dan mengembangkan medium komunikasi video, yang sesuai dan dapat dipakai dalam menyebarluaskan informasi dan meningkatkan pengetahuan tentang air bersih. Medium komunikasi tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai media dalam proses pendidikan dan diskusi tentang air bersih. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan: 1. Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi pemerintah, terutama yang bergerak di bidang teknologi komunikasi dan informasi dalam mendukung program-program komunikasi pembangunan. 2. Menghasilkan video yang berisi informasi tentang syarat, penilaian dan pengolahan air bersih sederhana. 3. Menghasilkan desain rancangan yang cocok dan sesuai dari video sebagai media komunikasi untuk pendidikan. 4. Bahan informasi bagi komunikator dalam mendesain format program-program video dalam kegiatan penyuluhan dan penerangan. Serta turut memberikan tambahan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu komunikasi pembangunan. 7 Definisi Istilah Berikut ini dirumuskan beberapa definisi istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Video adalah suatu medium audiovisual yang dapat merekam dan menayangkan kembali gambar dan suara dilayar monitor. 2. Model adalah pemain peran peraga yang membantu mengilustrasikan dan memberikan penjelasan secara visual pada tahapan-tahapan isi pesan yang akan disampaikan. Ada dua model pada penelitian ini yaitu model laki-laki dan model perempuan. 3. Suara narator merupakan jenis suara yang membacakan narasi bertujuan untuk menjelaskan setiap tahapan isi pesan dalam bentuk audio yang disajikan oleh video. Suara narator pada penelitian ini yaitu suara narator laki-laki dan suara narator perempuan. 4. Jenis kelamin adalah ciri-ciri biologis alamiah yang membedakan perempuan dan laki-laki yang tidak dapat berubah sepanjang hidup. 5. Gender adalah pembuatan klasifikasi yang didasarkan pada kedudukan atau fungsi, sifat seperti laki-laki dan perempuan. 6. Peningkatan pengetahuan dapat dilihat dari jumlah tambahan pengetahuan setelah menyaksikan media video dengan mengacu pada selisih skor antara pretest dan postest. 7. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode quasi eksperimental, menggunakan desain the non equivalent control group design dan rancangan faktorial 2 x 2. Unsur audio visual yang ada pada medium video menjadi unsur yang ingin dilihat keefektivannya dalam mempengaruhi kawasan kognitif khalayak. Faktor perlakuan yang diteliti meliputi model dan suara narator pada medium video. Masing-masing faktor perlakuan berbasis pada gender, yaitu pada faktor model terdiri atas model laki-laki dan model perempuan, serta pada faktor 8 suara narator terdiri atas suara narator laki-laki dan suara narator perempuan. Dari dua faktor tersebut menghasilkan empat kombinasi perlakuan. Pesan yang disampaikan pada penelitian ini berdasarkan pada kebutuhan informasi khalayak dan merupakan pesan yang bersifat instruksional, yaitu informasi tentang air bersih. Dua faktor yang diteliti, model dan suara narator menyampakan pesan tentang air bersih tersebut melalui medium video. Medium video pada penelitian ini menggunakan format Video Compact Disc (VCD). Pengaruh dari jenis model dan jenis suara narator yang berbasis pada gender, dilihat dari peningkatan pengetahuan yang terjadi setelah pesan tentang air bersih diberikan pada empat kelompok kombinasi perlakuan. Peningkatan pengetahuan dilihat dari jumlah tambahan pengetahuan setelah menyaksikan pesan tentang air bersih yang diberikan model dan suara narator pada medium video, dengan mengacu pada selisih pengukuran awal sebelum perlakuan diberikan dan pengukuran akhir setelah perlakuan diberikan. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Kerangka Pemikiran Video merupakan salah satu medium yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau media pembelajaran untuk pendidikan formal maupun nonformal pada khalayak. Video memiliki unsur audio visual yaitu narasi, musik, dialog, sound efek, gambar, teks, foto, animasi dan grafik. Dengan unsur-unsur tersebut, video mempunyai kelebihan dibandingkan media yang lain, serta video memberikan efek yang berbeda pada seseorang, namun belum tentu efektif penggunaannya pada kondisi tertentu. Oleh sebab itu diperlukan desain pesan yang efektif. Penelitian tentang video ini dirancang agar dapat mengungkapkan beberapa unsur video yang dapat mempengaruhi potensi video dalam peranannya sebagai medium untuk menyebarluaskan informasi air bersih. Unsur video ini meliputi: (1) model, terdiri atas model perempuan dan model laki-laki, (2) suara narator, terdiri atas suara narator perempuan dan suara narator laki-laki. Dua faktor tersebut besar pengaruhnya terhadap keefektivan penggunaan medium 9 video sebagai medium untuk menyebarluaskan informasi tentang air bersih, karena itu dua faktor tersebut dibahas secara mendalam pada penelitian ini. 1. Model laki-laki dan model perempuan Medium video dalam kemasan penyajian visualnya memerlukan seorang model untuk menjadi peraga atau contoh dari tahapan pesan yang ingin disampaikan pada khalayaknya. Rakhmat (2005) mengatakan bahwa komunikasi massa menampilkan berbagai model untuk ditiru khalayaknya yang mempertontonkan perilaku fisik yang mudah dicontoh, sehingga model pada media massa sangat berperan dalam menyebarkan mode berpakaian, berbicara atau berperilaku tertentu lainnya. Model yang ingin dilihat keefektivannya adalah model perempuan dan model laki-laki. Bagi penerima pesan, dari dua model ini mana yang lebih efektif menyampaikan pesan melalui media video belum terungkap. Pesan yang disampaikan menjadi lebih persuasif dan akrab dengan khalayak, turut dipengaruhi juga secara visual oleh faktor siapa yang membawakan pesan tersebut. Faturochman (2007) mengungkapkan bahwa seorang peniru (penonton) secara tidak sengaja (tidak didasari oleh rasionalitas) akan dengan cepat menerima pesan yang disampaikan dan mengadopsinya apabila penonton tersebut tertarik dan mengagumi model yang dia lihat dalam sebuah tayangan televisi. Dengan demikian orang yang dipilih sebagai model perlu dipilih yang berorientasi pada khalayak, agar pesan visual yang disampaikan dapat efektif untuk menunjang medium video. Model perempuan ada kecendrungan lebih mudah untuk mempengaruhi khalayak penonton. Hal ini dapat dilihat pada frekuensi pemunculan model perempuan di televisi yang lebih sering ditampilkan daripada model laki-laki (Arifin, 2001). Ada anggapan bahwa model perempuan lebih bisa menjual suatu tayangan di televisi daripada model laki-laki, dan akibatnya banyak kontroversi seputar permasalahan tersebut khususnya isu bias gender dalam media massa. Astuti (2004) mengatakan bahwa pertimbangan menggunakan model perempuan, semata-mata karena pertimbangan bisnis berdasarkan pertimbangan efektivitas pesan yang ingin dikomunikasikan. Bila kelompok sasaran akan tergerak dengan 10 adanya sosok perempuan, maka hal itu merupakan dasar keputusan untuk menggunakan perempuan sebagai model tayangan visual. Daya tarik visual yang ditampilkan dalam medium video melalui seorang model, merupakan langkah awal untuk menarik perhatian dan memikat penontonnya. Lebih jelasnya, seorang model merupakan indikator yang digunakan dan ditujukan untuk memancing afeksi-reaksi yang emosional. Dalam ilmu psikologi, Faturochman (2007) menjelaskan bahwa dalam konteks penilaian terhadap daya tarik, ketertarikan yang muncul pada awal hubungan biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lahiriah sifatnya. Dimana ada kecendrungan pada pembentukan kesan pertama seseorang akan memperhatikan dan mudah tertarik pada lawan jenisnya. Meskipun dalam kondisi tertentu ada pengecualian. Melihat pada sebuah tayangan iklan, misalnya iklan produk motor yang memajang perempuan cantik dan seksi yang tidak ada hubungannya dengan motor yang diiklankan. Sasarannya adalah konsumen laki-laki yang berkepentingan dengan keseksian model iklan. Demikian pula dengan produk iklan perempuan, misalnya produk kecantikan yang memasang model laki-laki, akan tetapi perbedaannya adalah konsumen perempuan juga disuguhi dengan dominasi model iklan perempuan yang cantik dan seksi, dimana tampilan model tersebut juga sangat mempengaruhi persepsi konsumen perempuan (Astuti, 2004). Dari beberapa uraian di atas, penulis berpendapat seseorang akan lebih tertarik pada lawan jenisnya, dimana laki-laki lebih tertarik memperhatikan model perempuan dan perempuan lebih tertarik memperhatikan model laki-laki meskipun pada kondisi tertentu perempuan juga akan tertarik memperhatikan model perempuan, khususnya apabila pesan yang disampaikan model berhubungan dengan kebutuhan penonton perempuan. Akan tetapi secara keseluruhan ada kecenderungan model perempuan lebih berpengaruh dari model laki-laki. 2. Suara narator laki-laki dan suara narator perempuan Medium video memerlukan suara narator pada saat penayangannya. Suara narator merupakan media audio yang berfungsi merangsang indera pendengar. Suara yang merangsang indera ini, pada medium video berisi tahapan pesan yang disesuaikan dengan tampilan visualnya. 11 Suara narator yang ingin dilihat keefektivannya adalah suara narator lakilaki dan suara narator perempuan. Dari dua jenis suara ini dilihat mana yang lebih mempengaruhi keefektivan suatu pesan video. Pesan video akan lebih mudah diterima khalayaknya apabila didukung dengan suara narator yang bisa membawakan narasi pesan dengan baik. Sehingga seorang narator perlu dipilih agar pesan narasi yang disampaikan dapat efektif untuk menunjang pesan video. Unsur jenis kelamin narator sangat berpengaruh dalam penyampaian pesan-pesan tertentu. Suara perempuan sangat cocok dalam upaya menarik simpatik dan menggugah emosi khalayak pendengar. Arliss dalam Aryati (2007) menjelaskan bahwa suara perempuan umumnya lemah lembut sedangkan suara laki-laki lantang dan tegas. Tetapi bila ingin menyampaikan pesan-pesan yang bersifat informatif ada baiknya menggunakan suara pria karena suara narator pria umumnya sangat jelas dan mudah diterima (Kemp, 1988) dan tidak sensitif dalam suasana perasaan (Robert, 1979). Suara narator laki-laki cenderung lebih mempengaruhi pendengarnya dibandingkan suara narator perempuan, khususnya dalam pesan-pesan informatif pada konteks pesan audio. Arliss dalam Aryati (2007) menjelaskan bahwa suara narator laki-laki lebih tegas, jelas dan rasional sehingga pendengarnya akan mudah menerima tahapan pesan informatif yang disampaikan, sedangkan suara narator perempuan lebih halus, dan lebih emosional. Akan tetapi pada suatu kondisi khalayak perempuan, suara narator perempuan akan berperan sangat penting untuk mempengaruhi khalayaknya karena sifat alami seorang perempuan yang emosional dan lebih mudah terpengaruh oleh informasi, apalagi bila disampaikan dengan intonasi yang lebih menggugah perasaan dan emosional. Suara narator dalam psikologi komunikasi berkaitan dengan kredibilitas sumber. Rakhmat (2005) menjelaskan bahwa kredibilitas sumber merupakan persepsi komunikan, jadi tidak inheren dalam diri komunikator. Sehingga kredibilitas berubah tergantung pada komunikan, topik yang dibahas dan situasi. Karena kredibilitas tidak ada pada diri komunikator, maka dia dapat berubah dan diubah serta dapat terjadi atau dijadikan. Dari beberapa penjelasan tersebut 12 penulis berpendapat ada kecendrungan suara narator laki-laki lebih berpengaruh dari suara narator perempuan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat alur pikir yang merangkum dan menggambarkan gagasan yang muncul. Alur pikir ini mencoba memberikan visualisasi terhadap kerangka pemikiran yang ada agar bisa dipahami. Alur pemikiran dapat dilihat dalam Gambar 1 berikut ini. Informasi Air Bersih Diformat Video Didesain Faktor Perlakuan : Peubah bebas Model 1. Model Laki-Laki (ML) 2. Model Perempuan (MP) Suara Narator 1. Suara Laki-Laki (SL) 2. Suara Perempuan (SP) Peubah tidak bebas Peningkatan Pengetahuan Tentang Air Bersih Gambar 1. Kerangka penelitian yang mempengaruhi peningkatan pengetahuan tentang air bersih 13 Hipotesis Penelitian ini menguji sejauh mana pengaruh masing-masing faktor perlakuan pada medium video mempengaruhi peningkatan pengetahuan tentang informasi air bersih. Oleh karena itu, maka dalam penelitian diajukan hipotesis sebagai berikut: H1 : Media video mampu meningkatkan pengetahuan tentang air bersih. H2 : Skor peningkatan pengetahuan kelompok yang menyaksikan video dengan model perempuan tentang air bersih berbeda nyata dengan kelompok yang menyaksikan dengan model laki-laki. H3 : Skor peningkatan pengetahuan kelompok yang menyaksikan video dengan menggunakan penjelasan suara narator laki-laki tentang air bersih berbeda nyata dengan kelompok yang menyaksikan dengan penjelasan suara narator perempuan. H4 : Jenis model laki-laki dan model perempuan berinteraksi secara nyata dengan jenis suara narator laki-laki dan suara narator perempuan dalam mempengaruhi skor peningkatan pengetahuan tentang air bersih.