Pengaruh Model Dan Suara Narator Video

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau
perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media
(Effendy, 2004). Sehingga komunikasi memegang peranan penting dalam upaya
meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku seseorang.
Salah satu unsur komunikasi yang dapat mengefektifkan proses
komunikasi dalam mempengaruhi pengetahuan dan sikap khalayak adalah seorang
narator sebagai penyampai pesan, serta model yang menyertainya sebagai peraga
dalam penjelasan pesan yang disampaikan. Keefektivan ini timbul karena narator
akan mempengaruhi pendengaran khalayak dan model akan mempengaruhi secara
visual. Sehingga unsur-unsur tersebut memudahkan khalayak untuk menerima
pesan yang disampaikan. Di samping itu, jenis narator seperti narator laki-laki
dan narator perempuan serta jenis model laki-laki dan model perempuan juga akan
turut menentukan keefektivan pesan tersebut, karena adanya perbedaan
karakteristik dan efek daya tarik di antara kedua jenis narator dan model tersebut.
Selain itu, unsur media komunikasi yang digunakan juga turut menentukan
keberhasilan komunikasi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menghasilkan
begitu banyak media komunikasi yang dapat digunakan untuk menyebarluaskan
informasi kepada masyarakat. Dalam proses komunikasi dikenal berbagai macam
media yaitu media cetak seperti surat kabar, majalah, booklet, folder, leaflet dan
media elektronik seperti radio, film, televisi, video. Video sebagai salah satu
media elektronik memiliki berbagai keunggulan antara lain: mengkombinasikan
unsur audio dan visual, memperlihatkan gerak, mengkomunikasikan pesan kepada
pemirsa (audience) yang spesifik, dapat digunakan berulang-ulang kali dan video
dalam bentuk VCD mudah dibawa kemana-mana. Media video dapat menyajikan
informasi tentang penggunaan sesuatu, mengajak penonton untuk mengikuti suatu
aktivitas tahap demi tahap, dari awal sampai akhir.
Penyajian
pesan
video
instruksional melalui video dapat mengkombinasikan model sebagai peraga dan
2
suara narator dalam penjelasannya.
Sehingga khalayak dapat dengan mudah
mengikuti penjelasan tahapan pesan yang disampaikan, karena khalayak dapat
melihat dan mendengar sekaligus. Penggunaan video yang ditayangkan melalui
layar televisi menunjukkan cara pembuatan sesuatu, mengajak khalayaknya untuk
mengikuti suatu aktivitas tahap demi tahap, dari awal sampai akhir, dalam proses
ini diharapkan dapat menggugah perasaan, menarik minat dan dikehendaki terjadi
perubahan perilaku.
Sehingga medium video dengan unsur-unsur yang
mempengaruhinya seperti model dan suara narator dapat mempengaruhi khalayak
terhadap pesan yang disampaikan dan dapat mengefektifkan komunikasi.
Pengaruh dari suara narator dan model video tersebut, dapat memperkecil
peluang terjadinya salah persepsi, dan sebaliknya dapat mempertinggi tercapainya
ketepatan komunikasi (fidelity of communication) hingga komunikan (receiver)
dapat menangkap informasi secara utuh dan tepat seperti yang dimaksudkan oleh
komunikator (Godberg, 1985). Bertitik tolak dari uraian ini, maka program
komunikasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat
juga perlu memperhatikan kelebihan dari unsur-unsur medium video tersebut.
Keberpihakan dunia untuk mewujudkan pembangunan yang berorientasi
pada kesetaraan dan keadilan gender telah dirumuskan dalam tujuan
pembangunan Millenium atau Millenium Development Goals (MDGs). MDGs
merupakan kesepakatan 189 negara termasuk Indonesia untuk mengubah dunia
menjadi lebih baik dan menargetkan pencapaian perubahan pada tahun 2015
dengan memberikan ruang untuk pemenuhan kebutuhan dasar seluruh warga
(Pikiran Rakyat, 21 April 2007).
Tahun 2015 sesuai kesepakatan MDGs, Indonesia menargetkan jumlah
orang yang tidak memiliki akses air minum yang layak dikonsumsi berkurang
setengahnya.
Target tersebut merupakan tantangan yang sungguh berat,
mengingat saat ini baru 18 persen penduduk Indonesia memiliki akses terhadap
air bersih dan pengelolaan air bersih dikuasai oleh perusahaan air minum yang
lebih banyak berorientasi mencari keuntungan. Sehingga hanya penduduk yang
mampu secara ekonomi yang bisa memperoleh air bersih, sedangkan penduduk
lainnya terpaksa menggunakan air yang tidak layak secara kesehatan untuk
kehidupan sehari-hari (Tempo Interaktif, 16 Oktober 2007).
3
Program komunikasi untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat,
khususnya tentang penggunaan dan pengolahan air bersih sederhana masih sangat
jarang dilakukan. Akibatnya masih banyak masyarakat yang tidak tahu dan tidak
peduli terhadap dampak negatif penggunaan air yang tidak memenuhi standar
kesehatan.
Hal ini dapat dilihat dari budaya masyarakat yang masih banyak
menggunakan air sungai dan air sumur yang sudah tercemar tanpa melalui proses
pengolahan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, misalnya digunakan
untuk memasak dan minum. Sehingga tidaklah mengherankan apabila berdampak
negatif pada kesehatan masyarakat karena perilaku tersebut.
Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan dikenal sebagai kota seribu
sungai, karena letaknya yang secara geografis dikelilingi oleh sungai-sungai.
Sehingga secara aspek sosial, budaya dan ekonomi, kehidupan masyarakatnya
sangat tergantung sekali dengan air. Implikasinya, masyarakat cenderung
menggunakan sumber air tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, padahal
beban pengotoran air bertambah cepat sesuai dengan cepatnya pertumbuhan
penduduk.
Sebagai akibatnya saat ini sumber air tawar dan bersih menjadi
langka, sehingga tidak ada alternatif air bersih selain air PDAM (Perusahaan
Daerah Air Minum). Namun, masyarakat masih menganggap air sungai masih
layak untuk dikonsumsi sehingga mereka lebih banyak menggunakan air sungai
dibandingkan dengan menggunakan akses air bersih yang disediakan PDAM,
dengan alasan menggunakan air sungai lebih mudah dan murah dibandingkan
dengan menggunakan air PDAM.
Data PDAM Banjarmasin (2007) mencatat bahwa pelanggan aktif PDAM
berjumlah 539.954 dari 624.421 penduduk kota Banjarmasin. Ini berarti bahwa
88 persen masyarakat sudah memiliki akses air bersih dari PDAM, selebihnya
sebanyak 12 persen masyarakat cenderung menganggap air sungai dan air sumur
masih layak untuk dikonsumsi. Di wilayah ini masih banyak masyarakat yang
tidak mengetahui dan belum menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh
penggunaan air yang tidak melewati proses pengujian dan pengolahan sebelum di
konsumsi.
Masyarakat cenderung menganggap untuk mendapatkan akses air
minum hanya dapat diperoleh melalui air PDAM dengan mengeluarkan biaya
yang cukup tinggi, sehingga mereka lebih memilih untuk menggunakan sumber
4
air yang ada. Padahal masih ada cara alternatif untuk memperoleh akses air bersih
dan layak di konsumsi secara praktis dan murah dengan menggunakan sumber air
yang ada, dengan melewati proses pengolahan air sederhana sebelumnya. Oleh
karena itu penyampaian informasi tentang air bersih sangat penting dilakukan.
Berkaitan dengan kebutuhan informasi masyarakat tentang air bersih,
maka perlu dilakukan sebuah eksperimen untuk menguji keefektivan suatu pesan
melalui media dan unsur-unsur yang mempengaruhinya. Desain suatu pesan agar
efektif haruslah berorientasi pada khalayak sasarannya, khususnya pada media
audio visual video. Karena daya tarik khalayak seringkali tidaklah sama, maka
dalam penelitian ini dirasa perlu untuk melihat lebih jauh pengaruh model dan
suara narator pesan video terhadap peningkatan pengetahuan tentang air bersih
berbasis gender. Dengan harapan diperoleh desain yang sesuai dan berorientasi
pada program komunikasi yang responsif gender.
Rumusan Masalah Penelitian
Medium komunikasi video dapat menjadi alternatif yang potensial untuk
menyebarluaskan informasi atau meningkatkan pengetahuan masyarakat. Namun
demikian, media ini masih perlu diuji terutama tentang sejauh mana
keefektivannya dalam meningkatkan pengetahuan khalayaknya.
Keefektivan penyajian pesan dalam medium audio visual seperti video,
dipengaruhi banyak hal. Karena alasan tersebut, maka penelitian ini bermaksud
untuk melihat keefektivan jenis suara narator sebagai penutur pesan melalui
kata-kata yang terucap serta jenis model yang memperagakan tahapan-tahapan
pesan secara visual.
Perbedaan fisik dan bahasa tubuh perempuan dan laki-laki jelas kelihatan
sangat berbeda, demikian pula dengan jenis suaranya. Model perempuan identik
memiliki daya tarik fisik yang kuat dibandingkan laki-laki, sehingga intensitas
kemunculannya di layar televisi, film maupun video lebih sering dibandingkan
model laki-laki. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya tayangan-tayangan iklan
yang sebenarnya tidak memerlukan perempuan sebagai modelnya, tetapi tetap
dipaksakan untuk menjadi pelengkap dalam iklan tersebut. Sebaliknya, intensitas
kemunculan suara narator laki-laki dalam program-program televisi khususnya
5
siaran berita lebih tinggi dibandingkan suara perempuan. Akan tetapi pada tingkat
penerima pesan, efek daya tarik bagi khalayak seringkali tidaklah sama sehingga
berpengaruh pada perbedaan persepsi yang dibentuk khalayak tersebut.
Bentuk penyajian pesan melalui video ini perlu dipilihkan rancangan yang
sesuai dengan khalayak. Dimana perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap
perbedaan-perbedaan perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat, menjadi salah
satu hal yang perlu diperhatikan bagi para perancang desain komunikasi agar
dapat menghapus hambatan-hambatan struktural dalam mencapai kesetaraan.
Khalayak haruslah diberikan peluang yang sama untuk mendapatkan akses media
informasi, agar pesan yang disampaikan lebih efektif dan responsif gender
terhadap penguasaan akses media. Karena itu dirasa perlu meneliti pengaruh
model dan suara narator video dalam meningkatkan pengetahuan tentang air
bersih berbasis gender.
Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat sejumlah pertanyaan yang ingin
dijawab dari penelitian ini untuk dicari pemecahannya:
1. Apakah penyampaian pesan melalui video dapat meningkatkan pengetahuan
tentang air bersih?
2. Apakah jenis model dalam penyampaian pesan melalui video dapat
mempengaruhi peningkatan pengetahuan tentang air bersih?
3. Apakah jenis suara narator dalam penyampaian pesan melalui video dapat
mempengaruhi peningkatan pengetahuan tentang air bersih?
4. Apakah interaksi antara jenis model dan jenis suara narator video dapat
mempengaruhi peningkatan pengetahuan tentang penyampaian pesan air
bersih pada medium video
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, secara umum
penelitian ini bertujuan untuk menemukan suatu rancangan media video yang
sesuai dan efektif untuk meningkatkan pengetahuan dalam menyampaikan pesan
tentang informasi air bersih kepada khalayak. Penelitian dilakukan untuk
6
memperoleh bukti empiris dan mencoba mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang telah ditetapkan.
Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menguji pengaruh media video terhadap peningkatan pengetahuan tentang air
bersih.
2. Menguji pengaruh jenis model dalam penyampaian pesan melalui video
terhadap peningkatan pengetahuan tentang air bersih.
3. Menguji pengaruh jenis suara narator dalam penyampaian pesan melalui video
terhadap peningkatan pengetahuan tentang air bersih.
4. Meneliti kemungkinan adanya pengaruh interaksi antara jenis model dan suara
narator dalam medium video terhadap peningkatan pengetahuan tentang air
bersih.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat merancang dan mengembangkan
medium komunikasi video, yang sesuai dan dapat dipakai dalam menyebarluaskan
informasi dan meningkatkan pengetahuan tentang air bersih.
Medium komunikasi tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai media
dalam proses pendidikan dan diskusi tentang air bersih. Oleh karena itu penelitian
ini diharapkan:
1. Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi pemerintah, terutama yang
bergerak di bidang teknologi komunikasi dan informasi dalam mendukung
program-program komunikasi pembangunan.
2. Menghasilkan video yang berisi informasi tentang syarat, penilaian dan
pengolahan air bersih sederhana.
3. Menghasilkan desain rancangan yang cocok dan sesuai dari video sebagai
media komunikasi untuk pendidikan.
4. Bahan informasi bagi komunikator dalam mendesain format program-program
video dalam kegiatan penyuluhan dan penerangan. Serta turut memberikan
tambahan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan ilmu komunikasi pembangunan.
7
Definisi Istilah
Berikut ini dirumuskan beberapa definisi istilah yang dipergunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
1.
Video adalah suatu medium audiovisual yang dapat merekam dan
menayangkan kembali gambar dan suara dilayar monitor.
2.
Model adalah pemain peran peraga yang membantu mengilustrasikan dan
memberikan penjelasan secara visual pada tahapan-tahapan isi pesan yang
akan disampaikan. Ada dua model pada penelitian ini yaitu model laki-laki
dan model perempuan.
3.
Suara narator merupakan jenis suara yang membacakan narasi bertujuan
untuk menjelaskan setiap tahapan
isi pesan dalam bentuk audio yang
disajikan oleh video. Suara narator pada penelitian ini yaitu suara narator
laki-laki dan suara narator perempuan.
4.
Jenis kelamin adalah ciri-ciri biologis alamiah yang membedakan
perempuan dan laki-laki yang tidak dapat berubah sepanjang hidup.
5.
Gender adalah pembuatan klasifikasi yang didasarkan pada kedudukan atau
fungsi, sifat seperti laki-laki dan perempuan.
6.
Peningkatan pengetahuan dapat dilihat dari jumlah tambahan pengetahuan
setelah menyaksikan media video dengan mengacu pada selisih skor antara
pretest dan postest.
7.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian
ini
dirancang
dengan
metode
quasi
eksperimental,
menggunakan desain the non equivalent control group design dan rancangan
faktorial 2 x 2. Unsur audio visual yang ada pada medium video menjadi unsur
yang ingin dilihat keefektivannya dalam mempengaruhi kawasan kognitif
khalayak. Faktor perlakuan yang diteliti meliputi model dan suara narator pada
medium video. Masing-masing faktor perlakuan berbasis pada gender, yaitu pada
faktor model terdiri atas model laki-laki dan model perempuan, serta pada faktor
8
suara narator terdiri atas suara narator laki-laki dan suara narator perempuan. Dari
dua faktor tersebut menghasilkan empat kombinasi perlakuan.
Pesan yang disampaikan pada penelitian ini berdasarkan pada kebutuhan
informasi khalayak dan merupakan pesan yang bersifat instruksional, yaitu
informasi tentang air bersih. Dua faktor yang diteliti, model dan suara narator
menyampakan pesan tentang air bersih tersebut melalui medium video. Medium
video pada penelitian ini menggunakan format Video Compact Disc (VCD).
Pengaruh dari jenis model dan jenis suara narator yang berbasis pada
gender, dilihat dari peningkatan pengetahuan yang terjadi setelah pesan tentang
air bersih diberikan pada empat kelompok kombinasi perlakuan. Peningkatan
pengetahuan dilihat dari jumlah tambahan pengetahuan setelah menyaksikan
pesan tentang air bersih yang diberikan model dan suara narator pada medium
video, dengan mengacu pada selisih pengukuran awal sebelum perlakuan
diberikan dan pengukuran akhir setelah perlakuan diberikan.
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Kerangka Pemikiran
Video merupakan salah satu medium yang dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi atau media pembelajaran untuk pendidikan formal
maupun nonformal pada khalayak.
Video memiliki unsur audio visual yaitu
narasi, musik, dialog, sound efek, gambar, teks, foto, animasi dan grafik. Dengan
unsur-unsur tersebut, video mempunyai kelebihan dibandingkan media yang lain,
serta video memberikan efek yang berbeda pada seseorang, namun belum tentu
efektif penggunaannya pada kondisi tertentu. Oleh sebab itu diperlukan desain
pesan yang efektif.
Penelitian tentang video ini dirancang agar dapat mengungkapkan
beberapa unsur video yang dapat mempengaruhi potensi video dalam peranannya
sebagai medium untuk menyebarluaskan informasi air bersih. Unsur video ini
meliputi: (1) model, terdiri atas model perempuan dan model laki-laki, (2) suara
narator, terdiri atas suara narator perempuan dan suara narator laki-laki. Dua
faktor tersebut besar pengaruhnya terhadap keefektivan penggunaan medium
9
video sebagai medium untuk menyebarluaskan informasi tentang air bersih,
karena itu dua faktor tersebut dibahas secara mendalam pada penelitian ini.
1. Model laki-laki dan model perempuan
Medium video dalam kemasan penyajian visualnya memerlukan seorang
model untuk menjadi peraga atau contoh dari tahapan pesan yang ingin
disampaikan pada khalayaknya. Rakhmat (2005) mengatakan bahwa komunikasi
massa
menampilkan
berbagai
model
untuk
ditiru
khalayaknya
yang
mempertontonkan perilaku fisik yang mudah dicontoh, sehingga model pada
media massa sangat berperan dalam menyebarkan mode berpakaian, berbicara
atau berperilaku tertentu lainnya.
Model yang ingin dilihat keefektivannya adalah model perempuan dan
model laki-laki. Bagi penerima pesan, dari dua model ini mana yang lebih efektif
menyampaikan pesan melalui media video belum terungkap.
Pesan yang disampaikan menjadi lebih persuasif dan akrab dengan
khalayak, turut dipengaruhi juga secara visual oleh faktor siapa yang
membawakan pesan tersebut.
Faturochman (2007) mengungkapkan bahwa
seorang peniru (penonton) secara tidak sengaja (tidak didasari oleh rasionalitas)
akan dengan cepat menerima pesan yang disampaikan dan mengadopsinya apabila
penonton tersebut tertarik dan mengagumi model yang dia lihat dalam sebuah
tayangan televisi.
Dengan demikian orang yang dipilih sebagai model perlu
dipilih yang berorientasi pada khalayak, agar pesan visual yang disampaikan dapat
efektif untuk menunjang medium video.
Model perempuan ada kecendrungan lebih mudah untuk mempengaruhi
khalayak penonton.
Hal ini dapat dilihat pada frekuensi pemunculan model
perempuan di televisi yang lebih sering ditampilkan daripada model laki-laki
(Arifin, 2001). Ada anggapan bahwa model perempuan lebih bisa menjual suatu
tayangan di televisi daripada model laki-laki, dan akibatnya banyak kontroversi
seputar permasalahan tersebut khususnya isu bias gender dalam media massa.
Astuti (2004) mengatakan bahwa pertimbangan menggunakan model perempuan,
semata-mata karena pertimbangan bisnis berdasarkan pertimbangan efektivitas
pesan yang ingin dikomunikasikan. Bila kelompok sasaran akan tergerak dengan
10
adanya sosok perempuan, maka hal itu merupakan dasar keputusan untuk
menggunakan perempuan sebagai model tayangan visual.
Daya tarik visual yang ditampilkan dalam medium video melalui seorang
model, merupakan langkah awal untuk menarik perhatian dan memikat
penontonnya.
Lebih jelasnya, seorang model
merupakan indikator yang
digunakan dan ditujukan untuk memancing afeksi-reaksi yang emosional. Dalam
ilmu psikologi, Faturochman (2007) menjelaskan bahwa dalam konteks penilaian
terhadap daya tarik, ketertarikan yang muncul pada awal hubungan biasanya
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lahiriah sifatnya. Dimana ada kecendrungan
pada pembentukan kesan pertama seseorang akan memperhatikan dan mudah
tertarik pada lawan jenisnya. Meskipun dalam kondisi tertentu ada pengecualian.
Melihat pada sebuah tayangan iklan, misalnya iklan produk motor yang
memajang perempuan cantik dan seksi yang tidak ada hubungannya dengan motor
yang diiklankan. Sasarannya adalah konsumen laki-laki yang berkepentingan
dengan keseksian model iklan. Demikian pula dengan produk iklan perempuan,
misalnya produk kecantikan yang memasang model laki-laki, akan tetapi
perbedaannya adalah konsumen perempuan juga disuguhi dengan dominasi model
iklan perempuan yang cantik dan seksi, dimana tampilan model tersebut juga
sangat mempengaruhi persepsi konsumen perempuan (Astuti, 2004).
Dari beberapa uraian di atas, penulis berpendapat seseorang akan lebih
tertarik pada lawan jenisnya, dimana laki-laki lebih tertarik memperhatikan model
perempuan dan perempuan lebih tertarik memperhatikan model laki-laki
meskipun pada kondisi tertentu perempuan juga akan tertarik memperhatikan
model
perempuan,
khususnya
apabila pesan
yang disampaikan
model
berhubungan dengan kebutuhan penonton perempuan. Akan tetapi secara
keseluruhan ada kecenderungan model perempuan lebih berpengaruh dari model
laki-laki.
2. Suara narator laki-laki dan suara narator perempuan
Medium video memerlukan suara narator pada saat penayangannya. Suara
narator merupakan media audio yang berfungsi merangsang indera pendengar.
Suara yang merangsang indera ini, pada medium video berisi tahapan pesan yang
disesuaikan dengan tampilan visualnya.
11
Suara narator yang ingin dilihat keefektivannya adalah suara narator lakilaki dan suara narator perempuan. Dari dua jenis suara ini dilihat mana yang lebih
mempengaruhi keefektivan suatu pesan video.
Pesan video akan lebih mudah diterima khalayaknya apabila didukung
dengan suara narator yang bisa membawakan narasi pesan dengan baik. Sehingga
seorang narator perlu dipilih agar pesan narasi yang disampaikan dapat efektif
untuk menunjang pesan video.
Unsur jenis kelamin narator sangat berpengaruh dalam penyampaian
pesan-pesan tertentu.
Suara perempuan sangat cocok dalam upaya menarik
simpatik dan menggugah emosi khalayak pendengar. Arliss dalam Aryati (2007)
menjelaskan bahwa suara perempuan umumnya lemah lembut sedangkan suara
laki-laki lantang dan tegas.
Tetapi bila ingin menyampaikan pesan-pesan yang
bersifat informatif ada baiknya menggunakan suara pria karena suara narator pria
umumnya sangat jelas dan mudah diterima (Kemp, 1988) dan tidak sensitif dalam
suasana perasaan (Robert, 1979).
Suara narator laki-laki cenderung lebih mempengaruhi pendengarnya
dibandingkan suara narator perempuan, khususnya dalam pesan-pesan informatif
pada konteks pesan audio. Arliss dalam Aryati (2007) menjelaskan bahwa suara
narator laki-laki lebih tegas, jelas dan rasional sehingga pendengarnya akan
mudah menerima tahapan pesan informatif yang disampaikan, sedangkan suara
narator perempuan lebih halus, dan lebih emosional. Akan tetapi pada suatu
kondisi khalayak perempuan, suara narator perempuan akan berperan sangat
penting untuk mempengaruhi khalayaknya karena sifat alami seorang perempuan
yang emosional dan lebih mudah terpengaruh oleh informasi, apalagi bila
disampaikan dengan intonasi yang lebih menggugah perasaan dan emosional.
Suara narator dalam psikologi komunikasi berkaitan dengan kredibilitas
sumber.
Rakhmat (2005) menjelaskan bahwa kredibilitas sumber merupakan
persepsi komunikan, jadi tidak inheren dalam diri komunikator.
Sehingga
kredibilitas berubah tergantung pada komunikan, topik yang dibahas dan situasi.
Karena kredibilitas tidak ada pada diri komunikator, maka dia dapat berubah dan
diubah serta dapat terjadi atau dijadikan.
Dari beberapa penjelasan tersebut
12
penulis berpendapat ada kecendrungan suara narator laki-laki lebih berpengaruh
dari suara narator perempuan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat alur pikir yang merangkum
dan menggambarkan gagasan yang muncul. Alur pikir ini mencoba memberikan
visualisasi terhadap kerangka pemikiran yang ada agar bisa dipahami.
Alur
pemikiran dapat dilihat dalam Gambar 1 berikut ini.
Informasi Air Bersih
Diformat
Video
Didesain
Faktor Perlakuan :
Peubah bebas
Model
1. Model Laki-Laki (ML)
2. Model Perempuan (MP)
Suara Narator
1. Suara Laki-Laki (SL)
2. Suara Perempuan (SP)
Peubah tidak bebas
Peningkatan Pengetahuan
Tentang Air Bersih
Gambar 1. Kerangka penelitian yang mempengaruhi peningkatan
pengetahuan tentang air bersih
13
Hipotesis
Penelitian ini menguji sejauh mana pengaruh masing-masing faktor
perlakuan pada medium video mempengaruhi peningkatan pengetahuan tentang
informasi air bersih. Oleh karena itu, maka dalam penelitian diajukan hipotesis
sebagai berikut:
H1
:
Media video mampu meningkatkan pengetahuan tentang air bersih.
H2
:
Skor peningkatan pengetahuan kelompok yang menyaksikan video
dengan model perempuan tentang air bersih berbeda nyata dengan
kelompok yang menyaksikan dengan model laki-laki.
H3
:
Skor peningkatan pengetahuan kelompok yang menyaksikan video
dengan menggunakan penjelasan suara narator laki-laki tentang air
bersih berbeda nyata dengan kelompok yang menyaksikan dengan
penjelasan suara narator perempuan.
H4
:
Jenis model laki-laki dan model perempuan berinteraksi secara nyata
dengan jenis suara narator laki-laki dan suara narator perempuan dalam
mempengaruhi skor peningkatan pengetahuan tentang air bersih.
Download