Analisis Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Konsepsi
Setiap kehamilan selalu diawali dengan konsepsi yaitu pembuahan ovum
oleh spermatozoa dan nidasi dari hasil konsepsi tersebut (Wiknjosastro 1991).
Wanita setiap bulan melepaskan 1 atau 2 sel telur (Ovum) dari indung telur
(Ovarium), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk kedalam
saluran telur. Pada waktu bersanggama, cairan semen masuk kedalam vagina dan
berjuta-juta sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk kesaluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi dibagian yang menggembung
dari tuba Falopii (Pars ampulla). Pada sekitar sel telur, banyak berkumpul sperma
yang mengeluarkan enzim untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum.
Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel sperma
dan kemudian bersatu dengan sel telur, yang disebut sebagai peristiwa pembuahan
atau fertilisasi (konsepsi).
Beberapa jam setelah terjadi konsepsi, maka terjadi pembelahan zigot. Hal
ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam
amino dan enzim. Segera setelah pembelahan ini terjadi, maka pembelahanpembelahan selanjutnya berjalan terus dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok
sel-sel yang sama besarnya yang disebut morula. Energi pada pembelahan ini
diperoleh dari vitellus, sehingga volume vitellus makin berkurang dan terisi
seluruhnya oleh sel morula. Zona Pellusida tetap utuh dengan perkataan lain, sel
hasil konsepsi besarnya sama (Wiknjosastro 1991). Pada ukuran yang sama hasil
konsepsi ini bergerak kearah rahim melalui pars ismika dan pars interstisialis
tuba, bagian-bagian yang sempit dari saluran tuba. Pergerakan tersebut dibantu
oleh bulu getar (silia) dan kontraksi dari tuba dan mencapai kavum uteri hasil
konsepsi tersebut dalam stadium blastula dan akhirnya melekat pada mukosa
rahim untuk selanjutnya menetap tertanam diruang rahim, peristiwa ini disebut
nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6 7 hari (Mochtar & Lutan 1998).
Pada stadium blastula ini sel-sel yang lebih kecil membentuk dinding
blastula, akan menjadi trofoblas. Dengan demikian, blastula diselubungi oleh
5
6
suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas ini mempunyai kemampuan
menghancurkan dan mencairkan jaringan setelah sel ini menemukan endometrium
dalam masa sekresi dengan sel desidua (sel desidua adalah sel pada
endometrium). Sel desidua ini besar-besar, mengandung banyak glikogen dan
dengan mudah dihancurkan oleh sel trofoblas. Blastula dengan bagian yang
mengandung inner-cell mass aktif mudah masuk kedalam lapisan desidua dan
luka pada desidua kemudian menutup kembali. Pada saat nidasi ini kadangkadang terjadi perdarahan pada desidua yang luka tersebut tanda dari Hartman.
Dengan nidasi ini maka dimulai suatu kehamilan.
Pada kehamilan tersebut janin mengalami suatu proses tumbuh kembang
yang berlangsung pada sel, organ dan tubuh yang terjadi dari tiga tahapan yaitu:
hiperplasia, yang terjadi ialah bertambah banyak jumlah sel, proliferasi sel,
hiperplasia yang diikuti oleh hipertrofi/membesarnya sel dan bertambah banyak
jumlah sel dan hipertrofi saja, peningkatan dalam besar dan kematangan sel.
Selanjutnya setiap organ dan keseluruhan tubuh mengikuti pola pertumbuhan
yang berbeda dalam masa berlangsungnya tahapan tadi. Terdapat saat-saat rawan
gizi bagi anak oleh karena pemenuhan kebutuhan akan zat gizi merupakan faktor
utama untuk mencapai hasil pertumbuhan yang optimal sesuai dengan potensi
genetik (Solihin 1993).
Fase pertumbuhan lambat terjadi pada awal pertumbuhan, berupa hasil
sintesis enzimatik awal dan perubahan faal dalam sel. Panjang pendeknya fase ini
sangat tergantung pada masukan zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
keadaan faal sel-sel dalam tubuh. Pada fase peningkatan jumlah sel yang berlipat
ganda dalam setiap proliferasi. Keadaan ini terjadi bila masukan gizi optimal dan
tidak ada faktor lain yang mengganggu. Fase pertumbuhan yang tetap/stationer
terjadi akibat pembatasan-pembatasan yang ada termasuk kemungkinan
keterbatasan masukan zat gizi dan adanya gangguan lain (Satoto 1990)
Pertumbuhan dibatasi oleh faktor genetik yang diturunkan. Kekurangan gizi akan
menyebabkan keterlambatan pertumbuhan akan menurunkan fungsi organ tubuh.
7
Tanda-tanda Kehamilan
Kehamilan mempunyai tanda-tanda yang tidak pasti, tanda-tanda hamil
muda dan tanda-tanda pasti kehamilan. Tanda-tanda tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Tanda-tanda kehamilan yang tidak pasti:
-
Amenorheae, tidak datang haid, perlu diketahui oleh ibu-ibu tanggal hari
pertama haid terakhir, agar dapat diperkirakan umur kehamilan, dengan
menggunakan rumus Naegele. Perkiraan hari persalinan berdasarkan
rumus Naegele yaitu hari pertama haid terakhir ditambah 7 dan bulan haid
terakhir dikurangi 3.
-
Mual dan muntah (nausea and vomiting), terjadi umumnya pada trimester
pertama. Sering terjadi pada pagi hari maka disebut morning sickness, dan
bila mual muntah berlebihan disebut hiperemesis gravidarum.
-
Mengidam, menginginkan makanan tertentu terutama pada bulan-bulan
trimester I dan akan menghilang sejalan dengan tuanya kehamilan.
Mengidam ini termasuk pika, yaitu ibu yang hamil mengingin makan
tanah liat atau batu merah.
-
Sering merasa lelah (fatique) kadang pingsan, sering dijumpai pada tempat
yang ramai. Disarankan jangan mengunjungi tempat-tempat yang ramai
pada bulan-bulan pertama kehamilan dan hilang sesudah kehamilan 16
minggu.
-
Tidak suka suatu bau-bauan, misalnya tidak suka bau dari suaminya.
-
Tidak ada nafsu makan (anoreksia), biasanya terjadi pada trimester
pertama, kemudian pulih kembali nafsu makannya.
-
Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, karena pengaruh hormon
estrogen dan progresteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
Kelenjar sekitar puting susu (Montgomery) terlihat membesar dan
warnanya lebih hitam, pada puting susu cairan susu.
-
Miksi, sering buang air kecil, karena kandung kemih tertekan oleh rahim
yang membesar. Pada trimester II gejala ini menghilang dan kembali pada
akhir trimester III terutama, bila kepala bayi sudah masuk kepintu atas
panggul dan menekan kandung kemih.
8
-
Konstipasi/obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun akibat pengaruh
hormone steroid.
-
Perubahan pigmentasi kulit karena hormon kortikosteroid plasenta, pada
kulit wajah disebut chloasma gravidarum, perubahan areola payudara,
kulit leher dan dinding perut disebut linea nigra atau grisea.
-
Hipertrofi pada papila gusi yang disebut epulis.
-
Varises, pelebaran pembuluh darah vena yang berkelok-kelok terutama
pada trimester III, pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan
betis.
-
Pembesaran perut, karena membesarnya rahim.
b. Tanda-tanda kehamilan muda:
-
Rahim
membesar,
terjadi
perubahan
dalam
bentuk,
besar
dan
konsistensinya.
-
Tanda Hegar, pelunakan segmen bawah rahim.
-
Tanda Piscaseck, pembesaran dan pelunakan unilateral pada tempat
implantasi.
-
Tanda Chadwick, perubahan pada vagina dan vulva hipervakuler sehingga
tampak lebih merah kebiru-biruan (livide), akibat hormon estrogen.
-
Kontraksi Braxton-Hicks, terjadi kontraksi-kontraksi kecil bila rahim
dirangsang.
-
Teraba ballottement.
-
Tes kehamilan positif.
c. Tanda-tanda kehamilan pasti:
- Gerakan janin yang dapat dirasa, diraba bagian-bagian dari janin, bahkan
dilihat dengan alat tertentu.
- Terdengar denyut jantung janin, dengan stetoskop monoaurikuler Laennec,
didengar dengan alat pengeras suara dari Doppler, dicatat dengan fetoelektro kardiogram, dan dilihat dengan alat ultrasonografi.
- Pada foto rontgen abdomen, terlihat kerangka janin.
Kehamilan harus dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang dalam
pemeriksaan tidak jelas seperti berikut ini:
9
a. Hamil palsu (pseudocyesis = kehamilan spuria), terjadi pada seseorang yang
ingin sekali hamil. Dapat terjadi amenorhoe, perut membesar, mual muntah
bahkan dirasakan gerakan anak, pada hal itu hanya gerakan usus. Rahim tidak
membesar dan tes kehamilan negatif.
b. Kista ovarii, perut membesar bahkan bertambah besar, pada periksa dalam,
rahim teraba biasa tidak membesar. Tes kehamilan negatif dan tanda-tanda
kehamilan yang lain tidak ada.
c. Mioma Uteri, perut dan rahim membesar, namun pada perabaan, rahim terasa
padat kadang-kadang berbenjol-benjol. Tes kehamilan negatif dan tanda-tanda
kehamilan yang lain tidak ada.
d. Kandung kemih penuh terjadi pada retensi urinae, pada pemasangan kateter,
air seni keluar banyak.
e. Hematometra, rahim membesar karena terisi darah yang disebabkan oleh
himen imperforata, stenosis vagina atau serviks.
Tahapan Pertumbuhan Janin
Pertumbuhan janin pada kehamilan berlangsung cepat dan dapat dibedakan
dalam minggu atau bulan. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester) yaitu,
kehamilan trimester pertama antara 0 – 12 minggu, kehamilan trimester kedua
antara 12 – 28 minggu dan kehamilan trimester III antara 28 – 40 minggu. Berikut
ini dibahas pertumbuhan janin bulan demi bulan.
Satu bulan atau empat minggu
Mulai terbentuk embrio, tampak sedikit melengkung, perlahan muncul
kepala dan leher, mulai ada mata yang letaknya berjauhan dan ditengah-tengahnya
muncul benjolan hidung. Kepala besarnya 1/3 dari seluruh embrio. Organ-organ
mata, telinga dan hidung masih dalam keadaan rudimenter. Saluran yang akan
menjadi jantung terbentuk dan sudah berdenyut. Dasar-dasar dari traktus
digestivus sudah tampak, cikal bakal kaki dan tangan berbentuk tonjolan. Panjang
embrio 7.5 - 10 mm (Sastrawinata 1983; Mochtar & Lutan 1998).
Di awal minggu keempat panjang embrio diperkirakan sekitar 2 mm. Pada
minggu ini sistem peredaran darah sudah mulai terbentuk dan jantung sudah mulai
berfungsi walaupun masih sangat sederhana. Berdasarkan lokasi, jantung
10
berkembang dalam rongga perikardium di bawah usus depan. Pada stadium
sebelumnya, sepanjang aorta dan pada tangkai penghubung, lempeng dan jonjotjonjot korion telah terjalin anyaman-anyaman pembuluh rambut/kapiler yang
dilapisi endotel yang belum matang. Baru pada saat jantung berdenyut,
terbentuklah lintas-lintas alir yang saling berhubungan antara anyaman-anyaman
pembuluh rambut tadi dengan jantung.
Pada minggu keempat ini juga, dalam rongga amnion terdapat gelembunggelembung otak yang merupakan cikal-bakal otak yang sudah dapat dibedakan
menjadi tiga bagian utama. Prosensefalon (berkembang dari bagian depan saluran
saraf embrio), esensefalon (otak tengah) dan rombensefalon. Saraf-saraf spinal
yang kelak akan berkembang menjadi saraf tulang belakang juga sudah mulai
mengalami penebalan.
Plasenta juga terbentuk pada minggu keempat setelah pembuahan.
Plasenta berfungsi untuk menyediakan hormon-hormon yang diperlukan untuk
tumbuh kembang dan proses pembedaan sesuai dengan jenis kelamin janin,
mensuplai nutrisi, dan sebagai alat pernafasan dan pembuangan sisa metabolisme
janin.
Dua bulan atau delapan minggu
Kantung gestasi telah berdiameter 30 mm Bentuk embrio dapat dilihat lebih
jelas, bagian wajah sudah jelas berbentuk hidung, telinga dan sudah mempunyai
lengan dan tungkai dengan jari tangan dan kaki, jari jemari mulai terbentuk.
Kepala menekuk kearah dada ( Mochtar & Lutan 1998). Pada akhir 2 bulan, alat
kelamin sudah nampak, walaupun belum dapat ditentukan jenisnya. Panjang
embrio 2.5 cm (Sastrawinata 1983).
Pada akhir minggu kedelapan, ukuran bayi berkisar antara 27-31 mm
dengan taksiran berat sekitar 5 gram. Bentuknya sudah menyerupai manusia.
Kepalanya tampak besar bila dibandingkan dengan tubuhnya yang relatif masih
kecil. Daun telinganya mulai terbentuk dengan struktur simpai yang paling
menonjol dibandingkan indra lainnya. Simpai ini merupakan cikal-bakal telinga
bagian dalam dengan rumah siput dan pipa-pipa setengah lingkaran yang
kemudian mengalami penulangan menjadi tulang karang.
11
Lekuk matapun semakin jelas terlihat. Bahkan kelopak mata sudah
terbentuk walaupun masih dalam kondisi menutup hingga sampai usia kehamilan
24 minggu. Sementara dalam simpai hidung terdapat cekungan yang merupakan
cikal-bakal tulang rawan bagi pembentukan kerangka hidung. Rongga mulut
mengalami perkembangan dengan terbentuknya langit-langit mulut. Poros usus
yang semula menyatu sebagai kloaka kini telah berubah dan memisahkan disi
menjadi sinus-sinus urogenital dan uretra.
Sistem pencernaan dan ginjal mulai berfungsi. Tonjolan kaki dan tangan
sudah dilengkapi dengan jari-jari dan tumit yang mengarah ke luar. Meski masih
lemah, cikal-bakal rangka tubuh secara keseluruhan sudah rampung dan lengkap
terbentuk. Pada minggu ini semua organ tubuh juga mulai bekerja meskipun
belum sempurna. Misalnya, otak mulai mengirim sinyal/perintah ke organ-organ
tubuh atau hati untuk memproduksi sel-sel darah. Tubuh janin sudah mulai bisa
bergerak secara tidak teratur (rata-rata 60 kali gerakan per jam).
Tiga bulan atau 12 minggu
Pada
minggu
keduabelas
sistem
rangka
tubuh
memiliki
pusat
penulangan/osifikasi pada sebahagian besar tulangnya. Terbentuklah kerangka
tulang rawan dan pusat-pusat penulangan. Dasar tengkorak terdiri atas asal mula
tulang kepala belakang, simpai telinga, tulang baji, dan simpai hidung. Lengkung
ruas tulang belakang leher dan pinggang masih terbuka. Sementara rongga dada
masih berbentuk seperti corong yang terisi oleh paru-paru dan kubah diafragma.
Daun telinga lebih jelas, kelopak mata melekat, leher mulai berbentuk
(Mochtar & Lutan 1998). Pada kehamilan 9 minggu bentuk embrio makin
bertambah jelas. Periode embrio/mudigah berlangsung dari umur kehamilan 5 –
10 minggu, setelah 10 minggu disebut janin atau fetus (Karsono 2002). Rongga
amnion makin membesar, mendesak korion, sehingga pada kehamilan 12 minggu
rongga korion dan kantong kuning telur tidak terlihat lagi. Pusat-pusat
pembentukan tulang mulai tampak didaerah mandibula, maksila, klavikula,
humerus, femur, ilium dan tulang-tulang iga. Dapat diukur panjang janin lebih
akurat. Tempat pertumbuhan plasenta lebih jelas (Karsono 2002). Panjang janin 7
– 9 cm. Janin sudah bergerak, tetapi pergerakannya halus sehingga tak dapat
12
dirasakan oleh ibunya. Pada akhir bulan 3 ginjal sudah terbentuk dan membentuk
sedikit air seni (Sastrawinata 1983).
Empat bulan atau 16 minggu
Pada minggu keenambelas ini panjang janin sekitar 12 cm dengan berat kirakira 100 gram. Rahim sendiri sudah berbobot 250 gram, mudah diraba, dan
terletak kira-kira pertengahan pusar dan tulang kemaluan. Tungkai kaki yang di
awal pembentukannya muncul belakangan, kini sudah berkembang pesat.
Panjangnya sudah melebihi panjang lengan. Sistem peredaran darah kian
berkembang. Sistem pencernaan mulai melaksanakan fungsinya. Dalam waktu 24
jam janin akan menelan air ketuban sebanyak 450-500 ml. Hati yang berfungsi
membentuk darah, sudah melakukan metabolisme hemoglobin dan bilirubin,
kemudian mengubahnya menjadi biliverdin yang disalurkan ke usus sebagai
bahan sisa metabolisme.
Genetalia eksternal terbentuk dan dapat dikenal, kulit berlanugo tipis dan
berwarna merah. Pada akhir 4 bulan, pergerakan janin sudah dapat dirasakan oleh
ibu. Panjang janin 10 – 18 cm dan beratnya 100 g (Sastrawinata 1983; Mochtar &
Lutan 1998).
5 bulan atau 20 minggu
Panjang bayi sudah mencapai kisaran 14-16 cm dengan berat sekitar 260
gram. Kulitnya tipis karena belum ada jaringan lemak di bawah kulit. Kulit yang
menutupi janin mulai bertumbuh dari dua lapisan. Epidermis, yaitu lapisan yang
berada dipermukaan dan dermis yang merupakan lapisan dalam. Epidermis inilah
yang membentuk pola-pola pada ujung jari, telapak tangan, dan telapak kaki.
Sedangkan dermis mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil, saraf, dan
sejumlah lemak. Kepala janin mulai ditumbuhi rambut yang lebih rapat dan
berwarna lebih pekat daripada rambut pada permukaan tubuh. Sementara bakat
apakah rambutnya lebat, keriting, atau lurus ditentukan oleh gen ayah dan ibu
yang diturunkan kepadanya. Dengan peralatan sederhana, stetoskop Laennec,
denyut jantung janin sudah bisa didengar. Bahkan dengan USG bisa dilihat
bagaimana jantung berdenyut. Berbeda dengan jantung ibu yang berdenyut 60-80
detakan per menit, denyut jantung janin bisa mencapai 120-160 detakan per menit.
13
Rambut mulai tumbuh dikepala dan rambut halus/lanugo tumbuh dikulit. Bunyi
jantung sudah dapat didengar dan kalau lahir sudah berusaha untuk bernafas.
(Sastrawinata. 1983; Mochtar & Lutan 1998).
Enam bulan atau 24 minggu
Rahim terletak sekitar 5 cm di atas pusar atau sekitar 24 cm di atas simfisis
pubis. Pendengaran janin sudah berfungsi penuh. Sehingga janin akan memberi
respon khas apabila mendengarkan suara-suara bising atau suara keras dari luar
yang tidak disukainya. Cairan ketuban yang berfungsi untuk melindungi janin ⎯
memungkinkannya bergerak bebas ⎯ mengalami peningkatan volume dengan
cepat. Dari sekitar 50 ml pada usia kehamilan 12 minggu meningkat menjadi 400
ml pada minggu ke-24. Komposisinya pun mengalami perubahan hingga pada
pertengahan usia kehamilan, komposisinya hampir sama dengan komposisi
plasma ibu.
Kelopak mata tumbuh alis dan bulu mata serta kulit keriput dan lemak mulai
tertimbun dibawah kulit. Kulit tertutup oleh verniks kaseosa yang fungsinya
melindungi kulit. Kepala besar apabila lahir dapat bernapas tetapi hanya bertahan
hidup beberapa jam saja. Panjang janin 28 – 34 cm dan beratnya 600 g.
(Sastrawinata 1983; Mochtar & Lutan 1998).
Tujuh bulan atau 28 minggu
Puncak rahim berada kira-kira 3 jari di atas pusar. Gerakan bayi semakin
kuat dengan intensitas yang makin sering, sementara denyut jantungnya pun
makin kuat dan jelas terdengar. Jumlah jaringan otak pada usia kehamilan ini
sudah meningkat. Begitu juga rambut kepala terus bertumbuh. Alis dan kelopak
mata sudah terbentuk sempurna.
Kulit warna merah ditutupi verniks kaseosa. Bila lahir dapat bernafas
menangis dengan nada perlahan dan lemah, dapat hidup didunia luar (viable life)
walaupun kemungkinan untuk hidup masih kecil. Panjang janin 35 – 38 cm dan
berat janin ± 1000g, disebut bayi imatur (Sastrawinata 1983; Mochtar & Lutan
1998).
14
Delapan bulan atau 32 minggu
Berat janin telah mencapai 1800 – 2000 g, dengan panjang 40 - 43 cm.
Hemodilusi atau pencairan darah mengalami puncaknya pada minggu ini. Oleh
karena itu ibu hamil dengan kelainan jantung, hipertensi, dan preeklamsia agar
ekstra hati-hati. Sebab dengan volume darah yang semakin meningkat, beban
kerja jantung akan semakin berat.
Kulit merah dan keriput, apabila lahir tampak seperti orang tua kecil. (little
old man) (Sastrawinata 1983; Mochtar& Lutan 1998).
Sembilan bulan atau 36 minggu
Berat janin pada minggu ini telah mencapai 2500 g. Panjangnya 46 cm
Mulai minggu ini pemeriksaan kehamilan rutin dilakukan seminggu sekali.
Tujuannya adalah untuk memperkecil risiko yang mungkin terjadi, mengingat
penyebab terbanyak kematian ibu melahirkan (maternal mortality rate) di
Indonesia adalah pendarahan, infeksi, dan preeklamsia.
Wajah janin tampak berseri tidak keriput, karena sudah ada lapisan lemak
dibawah kulit maka dari kelihatan kulit tidak keriput lagi, disebut bayi prematur
(Sastrawinata 1983; Mochtar & Lutan 1998).
Sepuluh bulan atau 40 minggu
Berat badan janin mencapai 3300 g dengan panjang berkisar antara 45-55
cm. Pada saat ini janin siap untuk dilahirkan. Sebelum lahir, bilirubin yang
merupakan produk sisa dari sel darah merah janin dapat dengan mudah diangkut
dari janin ke dalam peredaran darah ibu melalui plasenta. Namun, begitu
dilahirkan, bayi harus berjuang sendiri untuk membuang bilirubin yang
dihasilkannya. Ketidakmampuan bayi untuk membuang bilirubin menimbulkan
gangguan hiperbilirubin atau yang lebih dikenal neonatus ikterus atau kulit kuning
pada bayi lahir.
Bayi cukup bulan mempunyai ciri-ciri, yaitu: kulit licin, halus, lanugo
hampir tidak ada lagi, verniks kaseosa banyak, rambut pada kepala baik, organorgan sempurna. Pada pria, testes sudah berada dalam skrotum, sedangkan pada
wanita, labia mayora berkembang baik. Tulang-tulang kepala sudah mengalami
osifikasi. Pada 80% janin telah terjadi pusat-pusat osifikasi pada epifisis tibia
15
proksimal. Kuku telah melebihi ujung jari, disebut janin cukup bulan matur/aterm
(Sastrawinata 1983; Mochtar & Lutan 1998).
Panjang badan dan berat badan berdasarkan umur janin menurut Haase dan
Struber, seperti pada Tabel 1 berikut ini. Hubungan umur kehamilan, besar rahim
dan tinggi fundus, menurut Mochtar dan Lutan (1998) dapat dilihat pada Tabel 2
di bawah ini. Tinggi fundus berdasarkan umur kehamilan menurut Wignjosastro
(2002) dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 1 Panjang badan menurut Haase dan berat badan janin menurut Struber
Umur (bulan)
Panjang Badan (cm)
Berat Badan (gram)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12 = 1
22 = 4
32 = 9
42 = 16
52 = 25
6 X 5 = 30
7 X 5 = 35
8 X 5 = 40
9 X 5 = 45
10 X = 50
-1,1
14,2
100
316
630
1045
1680
2478
3405
Sumber: Sastrawinata (1983)
Tabel 2 Hubungan umur kehamilan (bulan), besar rahim dan tinggi fundus
uteri
Akhir bulan
Besar rahim
1
2
3
4
5
6
7
8
Lebih besar dari biasa
Sebesar telur bebek
Sebesar telur angsa
Sebesar kepala bayi
Sebesar kepala dewasa
Sebesar kepala dewasa
Sebesar kepala dewasa
Sebesar kepala dewasa
9
Sebesar kepala dewasa
10
Sebesar kepala dewasa
Mochtar, Lutan (1998)
Tinggi fundus uteri
Belum teraba (palpasi)
Dibelakang simfisis
1-2 jari diatas simfisis
Pertengahan simfisis-pusat
2-3 jari dibawah pusat
Kira-kira setinggi pusat
2-3 jari diatas pusat
Pertengahan pusat- prosesus
sifoideus
3 jari dibawah prosesus sifoideus
atau sampai setinggi proses
sifoideus
Sama dengan kehamilan 8 bulan,
karena kepala bayi masuk pintu
atas panggul
16
36 mg
40 mg
34 mg
32 mg
28 mg
26 mg
24 mg
20 mg
16 mg
12 mg
Gambar 1 Tinggi fundus menurut umur kehamilan dalam minggu
(Wiknjosastro, 2002)
Pengukuran diatas biasanya digunakan untuk menentukan perkiraaan umur
kehamilan dalam praktek sehari-hari. Ada cara lain untuk menentukan umur
kehamilan dan berat badan janin didalam kandungan yaitu dengan cara:
a. dihitung dari tanggal haid terakhir.
b. 4.5 bulan pada saat ibu merasa gerakan janin yang pertama “feeling
life”(quickening).
c. menurut Spiegelberg: dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis,
maka diperoleh seperti pada Tabel 3.
d. menurut Mac Donald: adalah modifikasi dari Spiegelberg, yaitu jarak fundus –
simfisis dalam cm dibagi 3.5 merupakan umur kehamilan dalam bulan.
e. menurut Ahlfeld: Ukuran kepala bokong = 0.5 panjang anak sebenarnya. Bila
diukur jarak kepala – bokong janin adalah 20 cm, maka umur kehamilan
adalah 8 bulan
17
Tabel 3 Umur kehamilan menurut Spiegelberg
Umur kehamilan
(minggu)
22 – 28
28
30 - 32
34
36
38
40
Tinggi fundus diatas simfisis
(cm)
24 – 25
26,7
29,5 - -30
31
32
33
37,7
Sumber : Mochtar dan Lutan (1998)
f. rumus Johnson – Tausak: BB = (mD – 12) X 155
BB = berat badan dalam gram, mD = jarak simfisis – fundus uteri,dalam cm.
g. Kalkulasi Johnson:
Berat Janin dalam gram = tf (dalam cm) – n X 155
n = 12 bila verteks diatas spina isiadika, n = 11 bila verteks dibawa spina
isiadika, tf = tinggi fundus diukur dari simfisis.
Pada penelitian ini dipakai cara untuk menentukan tinggi fundus dengan
mengukur memakai alat ukur sentimeter antara jarak simfisis dengan batas atas
fundus dengan cara palpasi dari dinding luar abdomen.
Penilaian Umur Kehamilan Pada Bayi yang Baru Dilahirkan
Penilaian pertama dilakukan oleh Dubowitz dan Golberg yang dimuat
didalam jurnal pediatrik 77:1 tahun 1970, yang meliputi karateristik keadaan fisik
dan neuromuskuler, kemudian disempurnakan oleh Ballard yang dimuat pada
jurnal pediatrik 95:769 tahun 1979 (Sellers 1993), selanjutnya dikenal sebagai
New Ballard Scale (NBS) yang dapat menilai bayi lahir prematur pada umur
kehamilan 20 minggu. NBS ini dapat menilai secara akurat selama 2 minggu.
Yang dinilai adalah Posture, bentuk tubuh, lebarnya fleksi dari tangan, lipatan
lengan dan supinasi lengan, sudut dari popliteal antara pelvis dan tungkai. Tanda
dari Scarf, lengan bayi pada posisi supinasi dapat meliwati leher dan bahu.
Gerakan tumit sampai ketelinga. Untuk penilaian kematangan fisik dilihat pada
punggung banyaknya lanugo. Palpasi dari pinna telinga adanya tulang rawan,
palpasi dan inspeksi pada jaringan payudara, melihat mata/telinga dan alat
kelaminnya.
18
Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan
Beberapa studi yang tersebar di seluruh dunia menunjukkan bahwa
pertambahan berat total badan ibu selama kehamilan (gestational weight gain)
berada pada rentang 8 – 14 kg. Lebarnya rentang pertambahan berat badan total
ini disebabkan sangat bervariasinya kondisi ibu (misal, tinggi badan, kondisi sosio
ekonomi, tingkat konsumsi pangan). Anjuran pertambahan berat badan selama
kehamilan adalah 12.5 kg (Rosso& Lederman 1982). Sementara Subcommitee on
Nutritional Status and Weight Gain During Pregnancy, Food and Nutrition Board
1990 menganjurkan 11 kg untuk pertambahan berat badan total ibu selama
kehamilan. Pertambahan berat badan ibu hamil di Madura, Jawa Timur 6.8 kg
(Kusin & Karjati 1994), di Purworejo, Jawa Tengah 8.3 ± 3.6 kg (Winkvist et al.
2002), dikabupaten Bogor, Jawa Barat 7.8 kg (Hardinsyah et al. 2002), di Ghana,
Afrika 10.54 ± 1.68 kg (Tayie & Lartey 1995) sedangkan Husaini (1986)
menyarankan pertambahan berat badan ibu hamil tidak kurang dari 9 kg.
Komponen pertambahan berat badan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
produk konsepsi dan pertumbuhan jaringan maternal (ibu). Produk konsepsi
mencakup fetus (janin), plasenta, dan cairan amnion. Secara rata-rata janin
mewakili 25% pertambahan berat badan total ibu, plasenta 5%, dan cairan amnion
6% (Hytten 1980 diacu dalam FNB 1990).
Jaringan maternal mencakup uterus, jaringan mammae, darah, cairan
ekstraseluler, dan cadangan (simpanan) lemak. Ekspansi jaringan maternal
mencapai 2/3 dari pertambahan berat badan total ibu. Pertambahan uterus dan
jaringan mammae mewakili 10%, volume darah 10% dari pertambahan berat
badan total, cairan ekstraseluler 10.4%, dan lemak 32%. Komponen pertambahan
berat badan ibu hamil menurut Pitkin (1976), Boyle dan Morris (1999) dapat
dilihat pada Gambar 2.
Ibu
19
Gambar 2 Komponen-komponen dari pertambahan berat badan pada kehamilan
yang normal (Pitkin 1976; Boyle & Morris1999)
Tingkat Kejadian Abnormal dan Peningkatan Berat Kehamilan
Tingkat kejadian abnormal termasuk berat badan lahir rendah (BBLR) dan
peningkatan berat kehamilan pada 33809 wanita hamil dengan berat normal, pada
kenaikan berat badan ibu hamil diatas 18 kg, terjadi peningkatan BBLR.
Penelitian tahun1990 - 1991 (Abrahams et al. 2000).
Proporsi BBLR pada tahun 1999 - 2000, berbagai sumber menunjukkan
BBRL berkisar 2 - 17% pada tahun tersebut. Jika proporsi ibu hamil 2.5% dari
total penduduk, maka diperkirakan 355.000 – 710.000 dari 5 juta bayi dengan
BBRL. Dinegara maju berkisar antara 3.6 – 10.8%, sedang dinegara yang sedang
berkembang berkisar antara 10.-.43%. Rasio antara negara maju dan negara
berkembang adalah 1.: 4. Peningkatan berat badan pada kehamilan tidak selalu
berakibat baik terhadap janin, pada peningkatan berat badan ibu hamil yang
melebihi 18 kg, terdapat kejadian abnormal pada bayi, hal ini ditunjukkan pada
Gambar 3.
20
Gambar 3 Tingkat kejadian abnormal dan peningkatan berat kehamilan
(Abrahams et al. 2000)
Anjuran pertambahan berat badan menurut Indeks Masa Tubuh, yang dimuat
dalam National Academy Press (1990) dapat dilihat pada Tabel 4. Komposisi
pertambahan berat badan total ibu hamil pada minggu ke-10 sampai pada minggu
ke- 40, menurut Heytten dan Leitch (1971) dapat ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4 Anjuran pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan menurut
Indeks Masa Tubuh.
Kategori Indeks Massa Tubuh*
Kurang (IMT < 19.8)
Normal (IMT 19.8 – 26.0)
Lebih (IMT 26.0 – 29)
Pertambahan Berat Badan Total
yang dianjurkan (kg)
12.5 – 18
11.5 – 16
7 – 11
*IMT ibu hamil( National Academiy Press,1990)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertambahan berat badan total ibu selama
kehamilan adalah status gizi ibu sebelum hamil (prepregnancy nutritional status),
konsumsi zat gizi selama kehamilan, tinggi badan ibu, asal etnis, umur dan
paritas, aktivitas fisik, status sosial ekonomi, dan kebiasaan-kebiasaan selama
kehamilan (merokok dan minum alkohol).
21
Tabel 5 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan
Pertambahan Berat (gram) pada
Minggu Minggu Minggu
Minggu
Ke-10
Ke-20
ke-30
ke-40
Komponen Maternal
Simpanan Lemak
Cairan Interstitial
Darah
Uterus
Kelenjar mammae
Total (1)
Komponen Janin
Fetus
Cairan Amnion
Plasenta
Total (2)
Total (1) + (2)
310
0
100
140
45
595
2.050
30
600
320
180
3.480
80
1300
600
360
3.345
1.680
1.250
970
405
3.180
5.820
7.650
5
30
20
55
300
350
170
820
1500
750
430
2.680
3.400
800
650
4.850
650
4000
8500
12.500
Sumber : Hytten dan Leitch ( 1971) diacu dalam Roso ( 1990)
Anemia, Penyebab dan Pencegahannya
Salah satu masalah gizi utama yang prevalensinya cukup tinggi pada ibu
hamil adalah anemia, untuk mengkaji anemia dari pengaruh berbagai zat gizi dan
cara mengatasi adalah sebagai berikut, zat besi pada kehamilan diperlukan 30 44 mg elemen besi setiap hari, dapat berbentuk 150 mg besi sulfat, 300 mg besi
glukonat atau 100 mg besi fumarat. Zat besi nonhem terdapat pada sebagian besar
diet besi, teh kopi dan susu dapat mengurangi absorbsi zat besi nonhem, zat besi
paling baik dikonsumsi diantara waktu makan bersama dengan jus jeruk (Varney
et al. 2002).
Asam Folat dibutuhkan 300 µg per hari untuk mencegah anemia
megaloblastik, dikonsumsi bersama dengan zat besi. Disamping itu asam folat
dapat mengurangi risiko efek tabung neural, jika dikonsumsi sebelum konsepsi
dan selama 6 minggu pada pertama kehamilan (WNPG 1998).Vitamin C diminum
sebanyak 250 mg per hari bersama dengan makanan dapat meningkatkan absorpsi
besi nonhem dan dapat meningkatkan absorpsi suplemen besi dan sebagai
pencegahan untuk perdarahan postpartum (Varney et al. 2002).
22
Vitamin B12 mencegah anemia megaloblastik, untuk wanita hamil AKG 1,3
µg (WNPG 1998) terdapat pada hati sapi dan hati ayam, merupakan faktor
ekstrinsik dan faktor instrinsik yang diisolasi dari cairan lambung berupa
glikoprotein. Dapat disintesis oleh bakteri didalam usus. Diperlukan untuk
mengubah asam folat menjadi bentuk aktif dalam metabolisme semua sel terutama
sel-sel saluran cerna, sumsum tulang dan jaringan saraf (Almatsier 2002).
Pemeriksaan dasar seperti, pemeriksaan Hb dapat dilakukan untuk
mengetahui adanya bumil yang anemia. Anemia pada kehamilan di Indonesia
cukup tinggi sekitar 67% dari semua bumil dengan variasi tergantung pada daerah
masing-masing. Sekitar 10 - 15% tergolong anemia berat yang sudah tentu akan
mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam rahim. Sebagian besar anemia bumil
tergolong kekurangan zat gizi.
Melalui pendidikan, anemia dapat diturunkan dengan jalan: menjarangkan
kehamilan, meningkatkan kesejahteraan diri dan lingkungan, melakukan antenatal
intensif sambil memberikan tambahan vitamin dan preparat ferrum. Pada kasus
anemia berat diberikan secara langsung Fe intra venous atau intramuskular.
Sebagian gambaran upaya penanggulangan anemia menurut Manuaba (2001)
adalah sebagai berikut (Tabel 6)
Tabel 6 Jumlah zat besi pada wanita hamil
Komponen pada ibu hamil
Peningkatan sel darah merah ibu
Terdapat dalam plasenta
Untuk penambahan darah janin
Total kebutuhan
Jumlah Fe (mgr)
500
300
100
900
Sumber : Manuaba ( 2001)
Puskesmas, pernah dicanangkan pemberian preparat Fe, dengan bantuan
WHO, tetapi preparat tersebut berbau besi dan tampak karatan, sehingga ditolak
oleh masyarakat. Inilah satu contoh, bahwa pemerintah asal menerima bantuan,
mungkin membeli dengan harga murah, tetapi tidak diterima masyarakat.
Kenyataan ini merugikan kedua belah pihak, yaitu pemerintah dan masyarakat
yang tidak menerimanya. Preparat yang mubasir ini, akhirnya sebagian besar
dibuang (Manuaba 2001).
23
a. Pengaruh anemia terhadap kehamilan: (1) Dapat terjadi abortus; (2)
Persalinan prematuritas; (3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim;
(4) Mudah terjadi infeksi; (5) Ancaman dekompensasi kordis (Hb< 6gr%); (6)
Mola hidatidosa; (7) Hiperemesis Gravidarum; (8) Perdarahan antepartum; (9)
Ketuban pecah dini (KPD).
b. Bahaya saat persalinan: (1) gangguan his-kekuatan mengejan; (2) kala
pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar; (3) kala dua
berlangsung lama sehingga dapat melakukan dan sering memerlukan tindakan
operasi kebidanan; (4) kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan
postpartum karena atonia uteri; (5) kala empat dapat terjadi perdarahan
postpartum sekunder dan atonia uteri.
c. Pada kala nifas: (1) terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan
postpartum; (2) memudahkan infeksi puerperium; (3) pengeluaran ASI
berkurang; (4) terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan; (5)
anemia kala nifas; (6) mudah terjadi infeksi pada payudara (Manuaba 2001).
d. Bahaya terhadap janin: Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap
berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi
kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan
dalam bentuk : (1) abortus; (2) terjadi kematian intrauterine; (3) persalinan
prematuritas tinggi; (4) berat badan lahir rendah; (5) kelahiran dengan anemia;
(6) dapat terjadi cacat bawaan; (7) bayi mudah mendapat infeksi sampai
kematian perinatal; (8) inteligensia rendah.
Anemia pada ibu hamil, berdasarkan penelitian di Indonesia, prevalensi
anemia adalah berkisar antara 50 – 70% dengan patokan Hb < 11 g/dl (Ratna et al.
1986) menemukan bahwa 73.7% angka prevalensi anemia pada ibu hamil.
Suwandono et al. (1992) menemukan prevalensi Anemia pada ibu hamil 55.1%.
Herman dan Muhilal (1993) menemukan bahwa ibu hamil dengan anemia berat,
seperlimanya berada pada kehamilan aterm. Anemia berat cenderung sebagai
predisposing factor terhadap penyebab 3 kali lipat. Anemia berat dengan kadar
Hb < 6 g/dl, cenderung menyebabkan tingginya angka lahir mati. Didapatkan 8%
24
ibu hamil dengan anemia, mempunyai status gizi defisiensi energi kronis dengan
indeks masa tubuh < 18.5 kg/m2 (Suwandono 1992).
Gizi dan Kehamilan
Pertambahan berat badan dan berbagai proses yang terjadi selama kehamilan
memerlukan zat gizi termasuk air. Pada dasarnya jumlah zat gizi yang diperlukan
selama kehamilan lebih tinggi dibandingkan tidak hamil. Jumlah gizi harus
ditambah 10 - 15% dari nilai gizi normal. Sebagai gambaran gizi normal, ibu
hamil dan menyusui disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Kebutuhan gizi normal, ibu hamil dan menyusui
Kebutuhan
Kalori
Protein (g)
Kalsium (mg)
Ferrum (mg)
Vit. A (RE)
Vit. B1 (mg)
Riboflavin (mg)
Piridoksin (mg)
Vit. B12 (mg)
As. Nikotinat (mg)
Asam folat (µg)
Vit. C (mg)
Vit. D (µg)
Vit. E (mg)
Vit. K (mg)
Fosfor (mg)
Seng (mg)
Yodium(µg)
Selenium (µg)
Tidak
hamil
2.200
48
500
24
500
1,0
1,2
1,6
1,0
9
150
60
5
8
65
450
15
150
55
Hamil
+ 285
+ 12
+ 400
+ 20
+ 200
+ 0,2
+ 0,2
2,2
+ 0,3
+ 0,1
+ 150
+ 10
10
10
65
+ 200
+5
+ 25
+ 15
Menyusui
+ (500 – 700)
+ (12 – 16)
+ 400
+ 20
+ (300 – 350)
+ 0,3
+ (0,3 – 0,4)
2,1
+ 0,3
+3
+ (40 – 50)
+ (10 – 25)
10
(10 – 12)
65
+ (200- 300)
+ 10
+ 50
+ (20 – 25)
Sumber : Muhilal, Jalal dan Hardinsyah (1998)
Dalam memberikan gizi harus adekuat, artinya sesuai dengan kebutuhan
sehingga badan mencapai kesehatan optimal, artinya sesuai dengan kebutuhan
sehingga badan mencapai kesehatan optimal. Didalam perhitungan berat badan
ideal orang dewasa, makanan yang dikonsumsi haruslah seimbang mengandung
semua unsur yang diperlukan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pokok untuk
mengganti bagian yang rusak, atau untuk kebutuhan energi dalam aktivitasnya
25
sehari-hari. Sumber energi utama berturut-turut ialah glukosa, lemak, dan protein.
Disamping itu, masih diperlukan mineral dan vitamin yang fungsinya sebagian
katalisator dalam bentuk enzim, hormonal, sehingga metabolisme tubuh dapat
berjalan lancar.
Protein merupakan bahan pokok tubuh utama yang menjadi hayat hidup sel
dalam bentuk struktur sel, intra dan ekstraseluler dan penggerak metabolisme.
Protein menjadi sumber tumbuh kembangnya tubuh, sumber hormonal dan juga
merupakan elemen untuk kromosom yang akan menjadi pembawa tanda
keturunan. Sumber protein terdapat pada hewan dan tumbuh-tumbuhan yang
seharusnya seimbang. Protein terdiri dari mata rantai asam amino sedangkan yang
tidak dapat dibentuk harus didapatkan dari luar secara utuh dan disebut “asam
amino esensial”, diantaranya: Lisin, Leusin, Isoleusin, Valin, Threonin,
Phenilalanine, Triptofan, untuk anak-anak ditambah : Histidin dan Arginin
(Manuaba 2001). Bila terdapat kelebihan protein, sebagian besar tersimpan
sebagai cadangan dalam darah, otot, dan hati. Cadangan ini sebagian akan segera
dapat dipergunakan untuk metabolisme.
Lemak tidak terlibat secara langsung dalam metabolisme, apabila kalori
sudah dapat terpenuhi dari glukosa. Kelebihan lemak akan tersimpan di bawah
kulit atau ditempat lainnya sesuai dengan patrun tubuh. Pada laki-laki tersimpan
diperut sedangkan pada wanita dibokong, perut atau tempat lainnya. Makan
banyak
menyebabkan
timbunan
lemak
terlalu
besar
sehingga
dapat
membahayakan tubuh sendiri. Timbunan lemak yang berlebihan dapat
menimbulkan berbagai penyakit yang terkait seperti tekanan darah tinggi, diabetes
melitus, jantung dan ginjal.
Mineral dalam tubuh manusia sangat penting untuk mengisi bahan padat
yang tidak dapat dimusnahkan, bila dilakukan pembakaran atau tidak dapat
menjadi zat yang menguap. Mineral terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang
relatif besar atau kecil sehingga digolongkan sebagai berikut :
1. Makroelemen, jumlahnya besar dalam tubuh dan keberadaannya sangat vital,
seperti Na, K, Ca, P, S, dan C1.
2. Mikroelemen, jumlahnya kecil tetapi penting dikelompokkan sebagai berikut:
a. Mikroelemen yang mungkin esensial diantaranya Cr dan Mo.
26
b. Mikroelemen non-esensial, terdapat dalam tubuh ada kemungkinan bila
terlalu besar malah membahayakan termasuk golongan ini ialah Pb, Cd,
Si, Sr, Va, dan Br.
3. Trace element, termasuk mikroelemen tetapi diperlukan dalam jumlah yang
lebih kecil lagi. Contohnya Co, Cu dan Zn. Mikroelemen ini berperan sebagai,
bahan aktif pada enzim, cairan tubuh, pengisi jaringan padat, zat yang
berkaitan dengan hormon seperti yodium dan sebagai penjaga keseimbangan
elektrolit dalam tubuh, sehingga terjadi pertukaran yang relatif tinggi. Sebagai
gambaran dapat dikemukakan kekurangan beberapa elemen atau vitamin dapat
menimbulkan kelainan seperti pada Tabel 8.
Tabel 8 Kekurangan atau kelebihan zat gizi yang menyebabkan kelainan
Bahan
Asam folat
Kekurangan, penyulitnya
Neural tube defect, Anemia
BBLR, Prematuritas,
Kematian prenatal tinggi
Yodium
Kerdil, Abortus, IQ rendah,
Kelainan congenital
Kelainan jantung. Beri-beri
IUGR, Gangguan
penglihatan, Teratogenik
Hipokalsemia tetania
Vitamin B
Vitamin A
Vitamin D
Kelebihan
Retardasi mental,
fisik hiperkalsemia
Sumber : Manuaba ( 2001)
Pemeriksaan antenatal sudah mulai mendapat perhatian sehingga banyak
pemeriksaan diri ke dokter, bidan, puskesmas dan rumah sakit swasta. Pelayanan
antenatal yang dianjurkan dan dianggap sudah memenuhi kriteria bumil cukup 4
kali selama hamil. Pada pemeriksaan antenatal jangan lupa lakukan pemeriksaan
laboratorium dasar seperti: darah lengkap, urine lengkap, dan gula darah
(Manuaba 2001).
Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Selama Kehamilan
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan janin yaitu: faktor genetik, faktor lingkungan pranatal dan postnatal.
27
Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang janin. Melalui intruksi genetik yang terkandung didalam sel
telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensivitas jaringan
terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal
dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau ras bangsa.
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan, secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan
pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini.
Sedangkan dinegara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain
diakibatkan oleh faktor genetik, juga oleh faktor lingkungan yang kurang
memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan kedua faktor ini
dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita.
Tabel 9. Kehamilan ganda menurut hukum Hellin
Kembar
Gmelli 2
Triplet 3
Quadruplet 4
Quintuplet 5
Sextuplet 6
Kelipatan 89
1 : 89
1 : 892
1 : 893
1 : 894
1 : 895
Sumber :Mochtar dan Lutan (1998)
Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan
kromosom, seperti sindrom Down, sindrom Turner dan lain-lain. Jadi faktor
genetik herediter-konstitusional ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut.
Jadi potensial anak tersebut yang menjadi ciri-ciri khas yang biasanya
ditemurunkan dari orang tuanya. Kehamilan Ganda/Gmelli merupakan faktor
genetik yang diturunkan, selain itu obat obatan yang diminum dapat menginduksi
Ovulasi (Mochtar & Lutan. 1998). Frekwensi, menurut hukum Hellin antara
kehamilan ganda dan tunggal seperti pada Tabel 9.
28
Menurut penelitian Greulich (1930), pada 121 persalinan didapat angka
kejadian kehamilan ganda, yaitu gmelli 1 : 85, triplet 1 : 7629, quadruplet 1 :
670743 dan quintuplet 1 : 41 600000.
Faktor lingkungan prenatal
Faktor lingkungan pranatal, yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
janin mulai dari konsepsi sampai lahir (PPDGJ, DepKes. 1983), antara lain
adalah:
1. Gizi ibu pada waktu hamil, gizi yang jelek sebelum terjadinya maupun pada
waktu, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) atau
lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Kekurangan gizi dapat
menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir,
bayi baru mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya. Anak yang lahir dari
ibu yang gizinya kurang dan hidup dilingkungan miskin maka akan
mengalami kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan
menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya kurang pula.
Keadaan ini merupakan lingkaran setan yang akan berulang dari generasi
kegenerasi selama kemiskinan tersebut tidak ditanggulangi (Macmillan 1985)
2. Pengaruh mekanis, trauma waktu lahir dan cairan ketuban yang sedikit dapat
menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan, misalnya dislokasi
panggul, tortikolis kongenital dan paralise nervus fasialis. Demikian pula
dengan posisi didalam rahim, yang dapat mengakibatkan talipes dan kranio
tabes.
3. Pengaruh obat-obatan dan zat toksin, masa organogenesis adalah masa yang
sangat peka terhadap zat-zat teratogen, misalnya obat-obatan, thalidomide,
phenitoin,
methadon,
obat-obat
anti
kanker
dan
sebagainya
dapat
menyebabkan kelainan bawaan. Juga pada ibu hamil perokok berat, peminum
alkohol sering melahirkan bayi BBRL, lahir mati, abortus, cacat atau retardasi
mental. Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya karena makan ikan
yang terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan mikrosefali dan palsi
serebralis, Seperti yang terjadi di Jepang, yang dikenal dengan Minimata.
Pada perokok tersebut diatas zat-zat yang beracun yang mengakibat gangguan
pertumbuhan janin adalah, polihalogen hidrokarbon, nikotin, karbon
29
monoksida (Miller et al. 1993) Keracunan logam berat cadmium pada
penelitian Danielsson dan Dencker,1994 mengurangi transfer vitamin B12
kedalam plasenta dan dalam penelitian yang lain mengurangi pemasukan seng
(zinc) dari plasenta kedalam aliran darah janin (Wier et al.1990)
4. Endokrin, kekurangan hormon-hormon tiroid seperti pada defisiensi iodium
akan menyebabkan retardasi mental. insulin, cacat bawaan sering terjadi pada
ibu hamil dengan diabetes dan tidak dapat pengobatan pada trimester I.
5. Radiasi, pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan
kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.
6. Infeksi intrauterin yang menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH
(Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex)
Infeksi lain
yang dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah Varisella, Koksaki,
Ekovirus, Malaria, Lues, HIV, Polio, Campak, Listeriosis, Leptospira,
Mikoplasma, Virus Influenza dan Virus Hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia
pada ibu hamil dapat merusak janin.
7. Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh
kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan jiwa dan lain-lain.
8. Masalah Psikologis yang berpengaruh pada kehamilan, yang dapat
mengganggu nutrisi janin adalah: hiperemesis gravidarum, gangguan makan
lainnya, misalnya pika, infertilitas oleh sebab kelainan psikologis, psikosis
post partum, depresi post partum.
Faktor lingkungan post-natal
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi dari suatu sistem yang
sebagian besar bergantung pada organ-organ ibunya, kesuatu sistem yang
tergantung pada kemampuan genetik, kekebalan tubuh dan mekanisme
homeostatik bayi itu sendiri.
Pertumbuhan Bayi setelah Lahir.
1. Berat badan
Bayi yang lahir cukup bulan, berat badannya akan menurun dan kembali
menjadi berat badan pada waktu lahir setelah 10 hari. Berat badan, pada umur
5 bulan, menjadi 2 kali lipat berat lahir, pada umur 1 tahun, menjadi 3 kali
30
lipat berat lahir dan pada umur 2 tahun, menjadi 4 kali lipat berat lahir.
Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan bayi, apabila bayi
mendapat gizi yang baik sebagai berikut:
•
Triwulan I
•
Triwulan II kenaikan berat badan 500 - 600 gram/bulan.
•
Triwulan III kenaikan berat badan 350 - 450 gram/bulan.
•
Triwulan IV kenaikan berat badan 250 - 350 gram/bulan.
kenaikan berat badan 700 - 1000 gram/bulan.
2. Tinggi Badan
Pada abad ke 18 Count Philibert de Montbeillard, mencatat tinggi badan anak
laki-laki setiap 6 bulan sejak lahir sampai umur 18 tahun. Pada umur 4 – 5
tahun laju pertumbuhan dengan cepat berkurang (deselerasi) dan secara
perlahan-lahan berkurang hingga umur 5 – 6 tahun. Sejak umur ini laju
pertumbuhan bersifat konstan, pada umur 6 - 8 tahun ada kenaikan kecil
pertumbuhan, tetapi tidak selalu ada. Pada umur 13 - 15 terjadi percepatan
pertumbuhan (akselerasi). Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir 50 cm.
Diperkirakan secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai
berikut:
•
1 tahun 1,5 X tinggi badan lahir
•
4 tahun 2
•
6 tahun 1,5 X tinggi badan setahun
•
13 tahun 3 X tinggi lahir
•
Dewasa 3,5 X tinggi badan lahir (2 x tinggi badan 2 tahun)
X tinggi badan lahir
Menurut Behrman, (1992) dikutip dari Soetjiningsih, (1998). Perkiraan
tinggi badan dalam sentimeter adalah:
•
Lahir
: 50 cm
•
Umur 1 tahun
: 75 cm
•
2 – 12 tahun
: umur (tahun) X 6 + 77
3. Lingkar Kepala
Pada waktu lahir rata-rata 34 cm, besar lingkar kepala ini lebih besar dari
lingkar dada. Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak dan
pertumbuhan otak yang paling cepat terjadi pada trimester ketiga, sampai
31
pada 5 – 6 bulan pertama setelah lahir. Pada masa ini terjadi pembelahan selsel otak yang pesat, setelah itu pembelahan melambat dan terjadi pembesaran
sel-sel otak saja. Pada waktu lahir berat otak bayi ¼ berat otak dewasa, dan
jumlah sel-selnya mencapai 2/3 jumlah sel otak orang dewasa. Lingkar kepala
mencerminkan volume intrakranial digunakan untuk menaksir pertumbuhan
otak. Pada Ultrasonografi lingkar kepala diukur memakai diameter biparietal,
yang lebih akurat dan mempunyai arti yang penting untuk pertumbuhan otak
(Callen. 1988). Apabila lingkar kepala (LK) lebih kecil dari normal maka
dapat diperkirakan otak tidak tumbuh normal, maka menunjukkan retardasi
mental. Sampai saat ini diperoleh 14 penelitian di dunia yang menyatakan
tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap suku bangsa, ras maupun
geografis. Adapun kurve LK Nellhaus (1968) dapat dipergunakan di
Indonesia (Soetjiningsih. 1988). Lingkaran kepala yang kecil terdapat pada,
variasi normal, bayi kecil, keturunan, retardasi mental dan kraniostenosis.
Lingkaran kepala yang besar terdapat pada, variasi nomal, bayi besar,
hidrosefalus, tumor sereberi, keturunan, efusi subdural dan megalensefali.
4.
Lingkar lengan atas
Lingkar lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak
dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh
dibandingkan dengan berat badan. LLA dapat dipakai untuk menilai keadaan
gizi/tumbuh kembang pada kelompok umur prasekolah. Pada penelitian ini
diukur lingkar kiri lengan atas pada waktu pemeriksaan hamil yang pertama.
5. Lipatan kulit
Patokan yang mencerminkan pertumbuhan dengan kecukupan gizi adalah
lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular. Pada keadaan kekurangan
gizi atau defisiensi maka lipatan kulit ini menipis dan sebaliknya menebal jika
kelebihan gizi. Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai adanya
kelebihan gizi, terutama pada obesitas.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR), didefinisikan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) merupakan bayi baru lahir yang berat badannya pada
32
saat dilahirkan kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram (Walraven et al.
1994). Bertahun-tahun lamanya bayi baru lahir berat badannya kurang atau sama
dengan 2500 gram disebut bayi prematur. Pembagian menurut berat badan ini
sangat mudah tetapi tidak memuaskan. Ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas
neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas
bayi itu.
Gruenwald (1967) mengatakan bahwa bila digunakan definisi yang lama, 30
% - 40 % dari bayi perempuan yang dilahirkan dengan masa gestasi 37 – 38
minggu adalah prematur. Selain itu di negeri yang sedang berkembang batas 2500
gram sebagai bayi prematur mungkin terlalu tinggi, karena berat badan lahir ratarata yang lebih rendah.
Untuk mendapat keseragaman, pada Kongres ‘European Perinatal
Medicine’ ke II di London (1970) telah diusulkan definisi yang berikut :
a. Bayi kurang bulan (BKB) ialah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu (259 hari).
b. Bayi cukup bulan (BCB) ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu
sampai 42 minggu (259 sampai 293 hari).
c. Bayi lebih bulan (BLB) ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu
atau lebih (294 hari atau lebih).
Kemudian untuk mendapatkan kesamaan pengertian, maka WHO pada
tahun 1976 menetapkan berbagai definisi sebagai berikut:
d. Masa gestasi : waktu di antara hari pertama haid normal yang terakhir (HPHT)
sampai dengan hari kelahiran. Masa gestasi dinyatakan sebagai hari atau
minggu penuh, contohnya, semua hal yang terjadi antara hari ke 280 sampai
hari ke 286 sesudah HPHT ditetapkan terjadi pada minggu ke-40 masa gestasi.
e. Berat Lahir (BL): berat badan bayi yang diukur dalam satu jam pertama
sesudah lahir.
f. Berat lahir rendah (BLR): Berat lahir < 2500 g.
g. Bayi berat lahir rendah (BBLR): Bayi dengan berat lahir < 2500 g.
h. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR): bayi dengan berat lahir 1000 - 1500
g.
33
i. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR): bayi dengan berat lahir
kurang dari 1000 g.
j. Bayi kurang bulan (BKB) adalah bayi yang mempunyai satu kriteria, yaitu
masa gestasi < 37 minggu lengkap tanpa memandang berat lahirnya. Satusatunya parameter adalah masa kehamilan atau dengan kata lain maturitas.
Dengan demikian bila kita melihat kurva pertumbuhan janin maka terdapat 3
golongan bayi kurang bulan, yaitu:
1. BKB SMK (bayi kurang bulan yang sesuai dengan masa kehamilan), yaitu
bayi kurang bulan normal.
2. BKB KMK, bayi kurang bulan yang kecil untuk masa kehamilannya.
3. BKB BMK, bayi kurang bulan yang besar untuk masa kehamilannya.
Ada dua kelompok, BKB SMK yaitu kelompok yang menderita malnutrisi
dan kelompok hipoplastik.
Karakteristik bayi kurang bulan
1. Bayi kurang bulan sesuai masa kehamilannya (BKBSMK)
Bayi kurang bulan yang normal, adalah bayi yang pertumbuhan fisiknya
terletak dalam rentang normal berat lahir untuk masa gestasinya. Rentang berat
lahir yang normal tersebut adalah antara persentil ke-10 dan persentil ke-90.
Tampak Umum: kepalanya relatif lebih besar dibandingkan dengan bagian
badan lain. Ini adalah pertanda tahapan pertumbuhan intrauterin yang terganggu.
Pada bulan kedua masa gestasi, besar kepala adalah sebesar sisa badan lainnya,
sedangkan pada bulan kelima masa gestasi besar kepala adalah sepertiga dari
seluruh panjang badannya. Pada masa cukup bulan panjang kepala kira-kira
seperempat dari panjang badannya. Dada tampak lebih kecil, sedangkan abdomen
relatif besar. Lingkaran kepala biasanya lebih kecil, sedangkan abdomen relatif
besar. Lingkaran kepala biasanya lebih besar dari lingkaran dada. Jika ditidurkan
posisi bayi biasanya melengkung menyerupai posisi janin dalam uterus. Bila
ditelungkupkan, os pubis biasanya akan menyentuh alas tempat tidur. Makin tua
masa gestasinya posisi akan berubah menjadi posisi kodok apabila terlentang dan
agak menungging apabila tertelungkup.
34
2. Bayi kurang bulan kecil untuk masa kehamilannya (BKB KMK)
BKB yang menderita malnutrisi: kelompok ini merupakan kelompok utama
BKBKMK. Biasanya akibat kehamilan ganda, lahir dari ibu penderita toksemia
gravidarum berat, hipertensi, insufisiensi plasenta dan bayi dari ibu yang keadaan
sosial ekonominya tidak baik. Bayi kelompok ini lebih aktif, lebih lincah
dibandingkan dengan BKBSMK dan lebih lebat rambutnya. Lingkaran kepala dan
dada lebih besar dari yang diharapkan untuk berat lahirnya. Kulitnya pucat atau
ada bercak-bercak mekonium serta keriput. Lemak subkutan sangat sedikit.
Abdomen biasanya skafoid (pencekungan dinding anterior abdomen), tali pusat
kering dan ada bercak-bercak mekonium.
BKB hipoplastik: kelompok bayi ini antara lain, bayi kecil secara genetik
namun normal, sama dengan BKB tanpa komplikasi dan bayi abnormal yang
biasanya disertai kelainan bawaan. Dengan pengertian seperti yang telah
diterangkan di atas, bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
prematuritas murni dan dismaturitas.
1. Prematuritas murni
Prematuritas murni terjadi bila masa gestasinya kurang dari 37 minggu
dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau
biasa disebut Neonatus Kurang bulan-Sesuai untuk Masa Kehamilan (NKBSMK). Angka Insiden 6 - 7% dinegara maju. Dinegara berkembang angka
kematian lebih kurang 3 kali lipat. Di Indonesia kejadian bayi prematur
belum ditentukan di RSCM Jakarta berkisar antara 22 - 24%
2. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retradasi
pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang Kecil untuk Masa
Kehamilannya (KMK).
Pengertian berat badan kurang dari berat badan lahir yang seharusnya untuk
masa gestasi tertentu ialah kalau berat badannya lahirnya dibawah persentil ke 10
menurut kurva pertumbuhan intrauterin Lubchenco atau dibawah 2SD menurut
kurva pertumbuhan intrauterin Usher dan Mc.Lean. Dismaturitas dapat terjadi
35
“Preterm, postterm”. Nama lain yang sering digunakan ialah kecil untuk masa
kehamilan (KMK), insufisiensi plasenta. Untuk dismaturitas “Postterm” sering
disebut “Postmaturity”. Penyebab dismaturitas adalah setiap keadaan yang
mengganggu pertukaran zat antara ibu dan janin.
Permasalahannya, di negara-negara berkembang terutama di daerah
pedesaan berat badan sebagian besar bayi yang baru lahir tidak tercatat, karena
kebiasaan mereka melahirkan di rumah dan yang menolong adalah dukun yang
tidak mempunyai alat timbang dan alat ukur panjang badan (Hossain et al. 1994).
Risiko pada Bayi Berat Lahir Rendah adalah angka kematiannya tinggi, gangguan
pertumbuhan fisik dan mental. Distribusi BBLR pada tahun 1987 – 2000 dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Distribusi BBRL dari tahun 1987-2000.
Komplikasi pada bayi kurang bulan
Komplikasi bayi kurang bulan terjadi akibat imaturitas organ atau sistem
pada bayi tersebut. Karena lahir sebelum waktunya, terdapat imaturitas organ dan
36
sistem sehingga homeostasis belum sempurna. Imaturitas tersebut adalah
imaturitas struktural dan fungsional. Dengan sendirinya risiko komplikasi akibat
imaturitas ini akan berbanding terbalik dengan masa gestasi, seperti yang terbukti
pada defisiensi surfaktan, perdarahan periventrikuler, duktus arteriosus persisten,
enterokolitis nekrotikans dan asfiksia. Akibat BBLR pada anak adalah:
1. Kecerdasan menurun: kemampuan dasar untuk membaca huruf dan
menghitung atau kemampuan kognitif yang berbeda secara signifikan dengan
yang lahir normal.
2. Pertumbuhan terganggu: pada umumnya bayi normal sampai usia 12 bulan
mempunyai berat badan lebih besar dari bayi lahir dengan BBLR, walaupun
pada usia 12 bulan kecepatan pertumbuhan bayi tersebut dapat mengejar bayi
normal.
3. Immunitas rendah dan morbiditas meningkat: respon immunitas menjadi
rendah, terutama jika bayi BBLR karena kurang gizi serta defisiensi zat mikro
lainnya seperti kekurangan vitamin A pada ibu hamil. Dampaknya terjadi
sampai usia dewasa bahkan pada generasi berikutnya ditambah lagi jika
pemberian ASI yang kurang memadai.
4. Mortalitas meningkat: kematian bayi lebih tinggi pada BBRL terutama pada
periode neonatal dari pada bayi normal. Semakin rendah berat badan lahir,
semakin tinggi kematian.
5. Penyakit degeneratif: gangguan metabolik berdampak pada risiko penyakit
kronik degeneratif, diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit jantung koroner
pada usia dewasa yang dibentuk pada masa janin. (Baker 1996; Bouchard
1996; McGill 1996).
Prevalensi BBLR di Indonesia pada tahun 1993 menurut data UNICEF 1995
diperkirakan sebesar 15%. Dari berbagai penelitian di Indonesia dari tahun 1982
sampai dengan tahun 1996 ditemukan prevalensi BBLR berkisar antara 9.4%
sampai dengan 22% (Samsudin 1998). Dari berbagai data tersebut DepKes
memperkirakan bahwa saat ini terdapat sekitar 15% bayi di Indonesia lahir
sebagai BBLR dan diharapkan akan turun menjadi 10% pada tahun 2000 (Depkes
1996). Salah satu dari penyebab BBLR adalah kejadian kekurangan gizi pada saat
ibu hamil. Oleh karena itu program perbaikan gizi terutama pada kelompok
37
rawan, terutama ibu hamil harus mendapat perhatian pemerintah secara khusus
(DepKes 1997; Gillespie 1997) menyebutkan ada beberapa keuntungan program
perbaikan gizi pada ibu hamil, yaitu, (1) mengurangi kejadian KEK, sehingga
dapat menurunkan morbiditas dan AKI, (2) meningkatkan pemberian zat besi,
sehingga meningkatkan produktivitas serta menurunkan kemungkinan BBLR
serta AKB, (3) meningkatkan vitamin A yang sangat diperlukan selama kehamilan
untuk mengurangi PJT, (4) meningkatkan yodium, sehingga dapat mengurangi
keguguran, kematian bayi saat lahir, (5) meningkatkan zinc yang dapat
mengurangi risiko perdarahan selama kehamilan dan saat melahirkan, hipertensi
dan meningkatkan fungsi imunitas.
Pertumbuhan Janin Terhambat (Intrauterine Growth Restriction)
Pertumbuhan janin terhambat adalah kondisi dimana janin didalam rahim
tidak tumbuh dengan normal, terjadi BBLR baik kecil dari umur kehamilan atau
preterm. Preterm adalah janin yang pertumbuhannya sesuai dengan umur
kehamilan, tetapi dilahirkan sebelum aterm, sementara apabila pertumbuhan
dalam rahim kecil terhadap umur kehamilannya karena sebab utama adalah
insufisiensi plasenta. BBLR dimana kecil terhadap umur kehamilan, dibawah 10
persentil beratnya saat lahir disebut dengan Pertumbuhan Janin Terhambat.
Masalah yang ditimbulkannya adalah janin akan meninggal didalam kandungan
atau lahir mati, yang menyebabkan tingginya angka kematian perinatal atau hidup
dengan insufisiensi plasenta berat yang menyebabkan kekurangan oksigen, kelak
di kemudian hari akan terjadi kemunduran mentalnya (Mental Retardation).
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) adalah janin dengan berat badan
kurang atau sama dengan 10 persentil atau lingkaran perut kurang atau sama
dengan 5 persentil yang disebabkan karena berkurangnya perfusi plasenta atau
karena kelainan kromosom, faktor lingkungan atau infeksi (Maulik et al. 2000).
Masalah utama pada Pertumbuhan Janin Terhambat adalah diagnosis yang
tepat, untuk menjamin kehamilan yang baik dan penentuan kelahiran janin, sebab
rahim ibu adalah suatu inkubator yang paling baik. Peleg et al. (1998) menyatakan
bahwa Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) adalah: perkiraan berat badan lahir
dibawah 10 persentil pada umur kehamilan dimana lingkaran perut dibawah 2.5
38
persentil dan bila dihitung indeks ponderal dari Rohrer (1908) dapat dipakai
rumus sebagai berikut:
IP = (BB gr) X 100
(TB cm)3
Keterangan:
IP = indeks ponderal
BB = berat badan dalam gram
TB = tinggi/panjang badan dalam cm
Indeks Ponderal ini dipakai untuk membedakan PJT yang disebabkan oleh
disfungsi plasenta PJT asimetrik dari PJT simetrik akibat infeksi virus, kelainan
kongenital, karena pemakaian obat-obatan pada kehamilan yang dini trimester
pertama.
De Onis et al. (1989) menggolongkan ≤10 persentil distribusi indeks
ponderal menurut kehamilan sebagai indeks ponderal rendah (LPI = low ponderal
index ), intermediate > 10 - ≥ 25 persentil dan indeks ponderal 25 – 90 persentil.
Peleg et al. (1998) menyatakan bahwa berat badan lahir yang aterm,
dibawah 2500 gr. didiagnosis sebagai PJT apabila:
1. Berat Badan Lahir Rendah, dengan umur kehamilan ≥ 37 minggu dan berat
badan lahir < 2500 g.
2. Preterm, dengan umur kehamilan < 37 minggu dan berat badan lahir kurang
dari 10 persentil atau,
3. PJT pada umur kehamilan ≥ 37 minggu dan berat badan lahir < 10 persentil
dengan berat badan lahir ≥ 2500 g (de Onis et al. 1998).
Persentil berat badan janin dibandingkan dengan umur kehamilan menurut
Peleg et al. (1998), dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini.
39
Gambar 5 Persentil berat badan dengan umur kehamilan dalam minggu
(Peleg, Kennedy, Hunter,1998)
a. Etiologi Pertumbuhan Janin Terhambat
Pertumbuhan Janin Terhambat dapat terjadi karena faktor sosial ekonomi,
faktor janin, faktor plasenta, faktor ibu dan faktor lingkungan.
1. faktor sosial ekonomi:
faktor sosial ekonomi yang buruk termasuk
kemiskinan dapat menjadi penyebab gangguan kehamilan dan pertumbuhan
janin karena sulit akses kepada makanan sehat dan pelayanan kesehatan.
2. faktor janin: kelainan kromosom, trisomi, monosomi, delesi, disomi dan
mosaik, infeksi pada janin yang kronis TORCH, akibat radiasi, kegagalan
hipofise, kelainan bawaan (malformasi): jantung, tidak ada pankreas,
anensefalus, hernia diafragma, omfalokel, gastroskisis, agenesis, displasia
ginjal, malformasi ganda, kehamilan ganda: monokorionik, malformasi satu
janin, triplet, hemolisis kelainan sel darah merah.
3. faktor plasenta: invasi trofoblas abnormal, infark plasenta multipel (chronic
abruption),
anomali vaskularisasi umbilikus plasenta, insersi tali pusat
abnormal (insersi velamentosa), plasenta previa, plasenta sirkumvalata,
40
biplasenta, tumor : korioangiomata, mola hidatidosa, berkurangnya berat dan
sirkulasi plasenta, berkurangnya daerah permukaan plasenta, plasentitis vilosa
(bakteri, virus, parasit).
4. faktor ibu: genetik / konstitusi, nutrisi / kelaparan, hipoksia, vaskular, ginjal,
antibodi antifosfolipid, akibat obat-obatan, riwayat obstetri buruk, toksemia,
hipertensi, penyakit jantung dan paru, penyakit kronis, adiksi narkoba, anemia
sickle sel, penyakit radang usus besar, pankreatitis kronik, berat badan ibu
hamil rendah, pertambahan berat badan ibu hamil pada trimester II & III yang
rendah, kelainan genotip : PKU (Phenyl Keton Uria).
5. faktor lingkungan : paparan pada racun (seperti dioksin, obat nyamuk dan asap
rokok) dapat juga mengganggu pertumbuhan janin.
Pertumbuhan Janin Terhambat adalah diagnosis dari Obstetri yang
menyebabkan bertambahnya risiko pada mortalitas dan morbiditas pada perinatal.
Insiden PJT pada total populasi kelahiran adalah 10% ( Seller 1993). Morbiditas
dan mortalitas perinatal tinggi yaitu 6 – 30% neonatus dinegara sedang
berkembang, kelainan kongenital, kromosom simetris dan asimetris, mortalitas
sebesar 25 – 33%.
b. Gambaran Klinis.
Angka kematian perinatal pada PJT adalah tinggi, sehingga diagnosis yang
dini selama kehamilan adalah sangat penting. Pemeriksaan klinis saja sukar untuk
menegakkan diagnosis, hanya dari 1/3 sejumlah kasus yang dapat terdiagnosis.
Tidak ada suatu skrining tes yang bermakna, yang dapat menentukan, biasanya
dapat ditemukan pada saat kelahiran, sebagian meninggal didalam rahim ibu atau
kecil dalam umur kehamilan. Dilain pihak janin dapat didiagnosis PJT dari
perkiraan hari kelahirannya, tetapi hal ini dapat keliru akibat kesalahan dalam
menentukan tafsiran hari kelahiran. Mekanisme terjadinya PJT pada ibu hamil
yang menderita KEP menurut Soetjiningsih (1998) seperti pada Gambar 6
dibawah ini.
41
Ibu Malnutrisi
Volume darah menurun
Cardiac Output tidak adequat
Menurunnya aliran darah keplasenta
Plasenta lebih kecil
Berkurangnya transfer zat-zat
makanan
Pertumbuhan Janin Terhambat
Gambar 6 Skema mekanisme terjadinya PJT pada ibu hamil yang malnutrisi
(Soetjiningsih 1998)
Anamnesis riwayat PJT dan berat badan lahir rendah, tinggi fundus uteri,
ditandai dengan gagalnya pertumbuhan janin didalam rahim dalam periode 4
minggu. tinggi fundus rahim kurang dari 2 cm pada umur kehamilan yang normal
atau dari pengukuran terakhir dari tinggi fundus rahim, berat badan ibu yang tidak
bertambah, pergerakan janin didalam rahim berkurang, berkurangnya volume
cairan amnion, diteliti lagi perkiraan hari kelahirannya, ukuran lingkaran perut
setinggi pusat (umbilikus) ibu, apabila lebih dari 100 cm kemungkinan gmelli,
polihidramnion atau janin yang besar.
PJT biasanya diklasifikasikan sebagai simetris dan asimetris. Pertumbuhan
terhambat simetris pada janin, dimana tubuh janin kecil dan proporsional bagianbagian tubuhnya. Pertumbuhan terhambat asimetris, janin kekurangan zat
makanan dan kekurangan energi untuk mempertahankan pertumbuhan organ
tubuh yang vital, seperti otak, jantung, hati, otot dan lemak. Jenis pertumbuhan
terhambat seperti ini biasanya karena insufisiensi dari plasenta. Janin dengan
pertumbuhan terhambat asimetris dapat, mempunyai ukuran kepala normal, tetapi
lingkaran perutnya kecil, karena hatinya ukurannya kecil, anggota tubuh kaki
tangan pendek dan kecil karena otot-otot berkurang dan kulit tipis, sebab lemak
42
tubuh berkurang. Bila pertumbuhan asimetris berjalan lama dan berat, maka janin
kehilangan kemampuan untuk berkompensasi dan akan menjadi pertumbuhan
terhambat simetris. Terhambatnya pertumbuhan kepala janin sangat banyak
berhubungan dengan potensi perkembangan janin tersebut. Peleg et al 1998.
mengklasifikasikan PJT simetris jika ukuran badannya secara proporsional kecil,
gangguan pertumbuhan janin terjadi sebelum umur kehamilan 20 minggu, sering
disebabkan oleh kelainan kromosom atau infeksi. PJT asimetris jika ukuran
badannya tidak proporsional, gangguan pertumbuhan janin terjadi pada kehamilan
trimester III, sering disebabkan oleh insufisiensi plasenta.
Serial USG (usia gestasi, biometri USG), tampilan neonatus, berat badan <
2500 g. Pada pemeriksaan USG pada PJT lingkaran perut tidak jauh berbeda
dengan lingkaran kepala, seperti USG pada Gambar 7.
Gambar 7 Ultrarasonografi (Peleg, Kennedy, Hunter 1998)
43
Ultrasonografi mengukur diameter biparietal (ditentukan oleh X…..X) dan
lingkaran kepala (tengah). Ultrasografi mengukur lingkaran abdominal (bawah).
Ultrasonografi mengukur panjang femur (ditentukan oleh X….X)
c. Diagnosis
Pemeriksaan klinis pertumbuhan janin terhambat dapat dilakukan dengan
cara: (1). anamnese riwayat ibu hamil, (2). palpasi abdomen, (3). kardiotokografi,
(4). ultrasound, (5). amnionsentesis.
Anamnese riwayat ibu hamil adalah penting untuk mengetahui status sosio
ekonomi, termasuk sebelumnya apakah mempunyai janin yang kecil saat
dikandungnya, termasuk abortus dan lahir mati, ibu dengan hipertensi, kehamilan
ganda, diabetes mellitus, ibu yang merokok, alkoholis dan penyalagunaan obatobatan, terpajan sinar radiasi, riwayat dari menstruasinya untuk menentukan
perkiraan hari melahirkan, riwayat kehamilan sekarang termasuk tanda pergerakan
janin pertama (Quickening) normal 16 - 20 minggu dan detak jantung pertama
janin terdengar pada auskultasi, normal 20 - 24 minggu (tanda dari Pinard) atau
10 - 14 minggu memakai alat Doppler (Sonic Aid), dengan USG terlihat pertama
sakus dari janin dan denyut pertama dari janin pada umur kehamilan 8 minggu.
Berat badan, tinggi ibu, status gizi, apakah ada malnutrisi? Pada kunjungan
pertama kurang dari 50 kg, berat badan tidak bertambah atau kurang dari 0,2
kg/minggu dan kalau ada indikasi dilakukan tes untuk sifilis.
Palpasi Abdomen: perkiraan ukuran berat badan janin, perbandingan antara
perkiraan partus dan tinggi fundus rahim, perbandingan tinggi fundus rahim
dengan pertambahan berat badan pada kunjungan sebelumnya, janin terasa lebih
kecil dari pada umur kehamilan, tetapi tengkorak janin terasa lebih keras
(paradoxical maturity), palpasi bagian-bagian janin diperkirakan ukuran kepala
dengan umur kehamilan dan ukuran kepala dibandingkan dengan ukuran tubuh
janin. Sering pada PJT kepala lebih kecil dan pada tubuh janin lemak subkutaneus
dan jaringan otot menipis. Kepala agaknya lebih besar dibandingkan dengan masa
tubuh janin, ukuran lingkaran perut setinggi umbilikus, tidak bertambah 2.5 cm/
minggu. Ukuran melebihi 100 cm kemungkinan gmelli, polihidramnion atau janin
besar, rahim terasa lebih sensitif, cairan amnion berkurang, pergerakan janin
44
lambat, atau kemungkinan kepala sudah masuk pintu atas panggul, kemungkinan
permulaan pembentukan dari segmen bawah rahim dan pematangan dari serviks.
Pergerakan janin: pergerakan janin dan tendangan (kick counts), hal ini dapat
terjadi berhubungan apabila keadaan ibu dan janin sehat. Ibu dapat ditanya berapa
kali pergerakan janin selama 30 menit, 2 kali sehari. Pemeriksaan Vaginal: serviks
lebih dini matang, serviks lunak dan mulai membuka dari 30 minggu
Kardiotokografi: adalah berguna untuk “non stress test” untuk janin yang
sehat adalah sangat berguna untuk kasus berisiko tinggi. Tes ini menentukan
kepada dokter indikasi untuk mengakhiri kehamilan secara dini untuk melindungi
kematian didalam rahim (Sellers 1993)
Ultrasound: adalah cara yang tidak invasif dan sangat berguna untuk
mengamati perkiraan umur kehamilan dari pada janin, terutama bila dilakukan
pada kehamilan yang dini. Ultrasound juga berguna untuk menentukan janin yang
sehat, secara penampilan biofisikal. Ultrasound tidak berguna untuk seluruh
wanita hamil (Sellers PM. 1993) Ultrasound berguna untuk data umur kehamilan:
tanda-tanda pertama dari janin didalam kantong umur 6 - 7 minggu, pergerakan
jantung yang pertama 6.5 minggu, ukuran kepala dari 8 minggu, diameter
biparietal dari kepala dari umur 13 minggu, diameter biparietal, lingkaran kepala
janin, lingkaran perut janin dan panjang femur pada semester ke III, dan derajad
fungsi plasenta. Kardiotokografi dan ultrasound berguna untuk menentukan profil
biofisik memberikan gambar yang bagus pada janin yang sehat.
Amnionsentesis: adalah cara untuk menentukan kelainan pada janin, fasilitas
pemeriksaan ini tepat dikerjakan pada kehamilan antara 13 - 16 minggu, untuk
menentukan kasus risiko tinggi dan janin yang abnormal, tetapi amnionsentesis
tidak dipakai untuk mendiagnosis PJT. Amnionsentesis dikerjakan untuk
mendeteksi mekonium didalam cairan amnion dan untuk menentukan kematangan
paru-paru janin dengan memperkirakan perbandingan lesithin dan sfingomielin.
Persentil indeks cairan amnion dibandingkan dengan umur kehamilan menurut
Peleg et al. (1998) pada Gambar 8.
45
Gambar 8 Persentil indeks cairan amnion dibandingkan dengan umur
kehamilan (Peleg et al. 1998).
d. Penatalaksanaan.
Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan pertumbuhan janin terhambat dapat
dilakukan dengan mencari sebab apakah ada kekurangan zat gizi, hal ini dapat
ditanggulangi dengan Antenatal Care kehamilan, apakah ada kehamilan dengan
risiko tinggi, fasilitas perawatan neonatus yang baik, Kapan janin harus dilahirkan
pervaginam atau seksio sesaria.
Bila janin dicurigai PJT dokter harus mengambil keputusan untuk
menentukan waktu dilahirkan cara per vaginam atau seksio Saesaria. Harus
dipertimbangkan bahaya antara kematian intrauterin dengan bahaya prematur
pada saat menentukan kelahiran. Dicoba pemberian makanan yang bergizi pada
wanita dengan status ekonomi yang rendah, untuk memperbaiki kemungkinan
risiko berat lahir rendah. Pemberian makanan bergizi untuk mencegah PJT dan
lahir preterm dengan jangka waktu yang lama. Pada sosial ekonomi yang rendah,
memerlukan biaya yang besar untuk memberikan pertolongan ibu dan anak yang
berisiko tinggi ini. Setiap minggu dievaluasi dengan USG diameter biparietal dan
diameter toraks. Bila dengan tes tersebut menunjukkan kemajuan janin kehamilan
dapat diteruskan dan waspada pada komplikasi yang lain. Obyek untuk
membiarkan janin hidup sampai matur adalah dirahim ibu tanpa diikuti suatu
stress.
46
Mencoba mengobati penyakit ibu seperti hipertensi dan mengkontrol
diabetes, mencoba memperlancar aliran darah kerahim ibu dengan cara istirahat
dan berbaring pada sisi untuk menghindari kompresi aorta – kava. Harus berani
melarang ibu merokok, minum alkohol dan obat-obatan. Pemberian diet
suplemen. Kehamilan harus dihentikan bila ada tanda janin atau ibu distres,
dengan hasil neonatal yang prematur tidak memberi keuntungan. Apabila
diagnosis PJT ditegakkan kehamilan biasanya harus diahkiri pada minggu ke 38.
jika bayi tidak tumbuh lagi dan lebih baik dirawat diluar kandungan. Kebanyakan
janin meninggal dalam rahim setelah minggu ke 36 dan sebelum dilahirkan. Pada
pasien dengan pre-eklampsia, atau diabetes sering diinduksi kelahiran dengan
seksio saesaria pada minggu ke 37.
Pada keadaan sosial ekonomi yang kurang, berkaitan dengan kemampuan
memenuhi kebutuhan gizi, ibu dengan berat badan kurang dari 45 kg dan
pertambahan berat yang kurang dari 7 kg selama kehamilan patut diberikan
bantuan dan pengetahuan gizi (Wiknjosastro 1993).
Tinggi fundus uteri yang berada dibawah 10 persentil dari kurva normal
merupakan cara yang sederhana namun cukup peka yaitu dengan sensivitas 64 –
89%, prediksi mencapai 79%.Pemeriksaan ultrasonografi serial dan perhitungan
velositas darah arteri umbilikalis dan arteri arkuata dapat memberikan 68% untuk
mendeteksi PJT. Pemeriksaan kardiotokografi umumnya dilakukan dengan tes
tanpa tekanan (TTT), hanya sebagian kecil yang menggunakan tes dengan tekanan
(TDT) mengingat adanya efek samping dan kurang praktis. Gejala insufisiensi
plasenta dapat diketahui dengan perubahan pada karditokografi yaitu: hasil non
reaktif, berkurangnya gerakan janin, berkurangnya variabilitas dan timbul
deselerasi lambat.
Arus darah janin merupakan cara yang non invasif dalam pemantauan dan
deteksi PJT. Penurunan dari velositas darah pada diastolik mencerminkan
pengurangan arus darah atau resistensi yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan
kejadian PJT dan asfiksia. Stres atau his dalam persalinan akan mempengaruhi
arus darah uteroplasenta yang sudah berkurang. Hipoksia dan asidosis dijumpai
pada 50% janin dengan PJT. Untuk menghindari gawat janin dilakukan
pengobatan pada patologi ibu misalnya anemia, hipertensi. Bila timbul gejala
47
gawat janin maka ibu diberikan oksigen 6 L/menit, tidur miring kekiri dan
pemberian tokolisis dengan terbutalin 0.25 mg subkutan dilanjutkan dengan drip
2.5 mg/500 ml glukosa 5% (Wiknjosastro 1993).
e. Ringkasan skema pemantauan dan penanganan PJT
Bila kita menemukan ibu hamil dengan persangkaan PJT, perlu dicari
penyebabnya dan diobati secara kausal, dilakukan pemeriksaan USG dengan
mengukur diameter biparietal, lingkaran abdomen, mengukur indeks cairan
amnion, mengukur panjang femur, melihat gerakan pernafasan dan melihat arus
aliran darah. Dilakukan kardiotokografi, bila ada gawat janin dipertimbangkan
seksio saesaria. Pada Gambar 9 dibawah ini adalah skema pemantauan dan
penanganan PJT menurut Wiknjosastro (1993)
Pengobatan kausal
Serial Ultrasonografi
-Diameter
biparietal
-Lingkaran Abdomen
-Indeks cairan amnion
-Panjang femur
-Gerakan Pernafasan
-Arus darah
Hipoksia/Gawat janin
Ya
Tidak
Kardiotokografi
-Stimulasi
Seksio
Pervaginam
Gambar 9 Skema pemantauan dan penanganan PJT (Wiknjosastro 1993).
Dioksin dan Kesehatan
a. Dioksin
Dioksin (polychlorinated dibenzo-p-dioxin, PCDD), furan (poliychlorinated
dibenzofuran, PCDF) dan polychlorinated biphenyl( PCB) adalah racun (toksik)
sintetis dari zat kimia yang pertama kali dihasilkan pada abad 20 (1994). Dioksin
48
adalah nama umum dari sekelompok ratusan bahan kimia yang beracun yang
terdapat disekitar kita, yang paling beracun adalah 2,3,7, 8- tetrachlorodibenzo-pdioxin, TCDD dan PCB. Dioksin dibentuk secara tak sengaja dari suatu proses
pabrik yang menggunakan chlorine sebagai bahan sisa dari pembakaran, pada
pembuatan bahan kimia pestisida, pabrik kertas pada pembuatan bubur pemutih
kertas dan pada pabrik plastik Polyvinyl Chloride (PVC), yang ditemukan didalam
populasi Amerika, yang berdampak tidak baik bagi kesehatan.
Dioksin pertama ditemukan sebagai komponen toksik di Love Canal di air
terjun Niagara, New York. Sekarang telah menyebar pada seluruh populasi
terutama pada makanan (Sartin 1994; Beck et al.1989; Birmingham et al.1989;
Theelen 1991; Ministry of Agriculture, Fisheries and Fool 1992). Secara periodik
baru-baru ini di Belgia, PCB mengkontaminasi makanan lemak binatang.
Sebagian besar produk makanan di Belgia ditarik dari pasar dan dihancurkan
(Hileman 1999) Bahan kimia yang sama mengkontaminasi pada beras di Jepang
pada tahun 1968, pernah dilaporkan oleh Masuda et al. (1996). Keracunan dioksin
rata-rata tiap hari diukur dengan TEQ (toxic equivalent).
Ada perbedaan intik antara laki-laki dan wanita pada umur yang berbeda
yang diukur oleh Departement Of Agriculture’s Continuing Survey of Food
Intakes, Amerika (USDA 1995), TEQ pada bayi diukur dari analisis ASI pada
wanita di Binghamton, New York (Schecter et al.1996a). Sumber terbesar dioksin
bagi manusia adalah pada makanan, sejak ditemukan bahwa dioksin adalah larut
didalam lemak (lipophilic), maka akumulasi yang banyak ditemukan pada daging
dan produk hari-hari, misalnya pada daging, susu, daging ayam, daging babi, ikan
dan telur. Dibawa ini adalah Chart yang menyatakan jumlah dioksin yang ada
pada makanan apabila bila terpapar dioksin sebanyak 119 pg/hari di Amerika
Utara yang dilaporkan oleh EPA (Environmental Protection Agency).
49
Jumlah Terpapar = 119 pg/hari
Konsumsi Daging
38.0
Konsumsi Produk Susu
24.1
Konsumsi Susu
17.6
Konsumsi Ayam
12.9
Konsumsi Daging Babi
12.2
Konsumsi Ikan
7.8
Konsumsi Telur
4.1
2.2
Inhalasi
0.8
Larut dalam Tanah
Larut dalam Air
Yang terabaikan
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
Intik perhari di Amerika Utara (pg/hari) dalam TEQ (Toxic Equivalent)
Gambar 10 Intik dioksin perhari di Amerika Utara menurut jenis pangan
(Schecter et al. 2001)
Toxic Equivalent(TEQ) dari berbagai makanan yang diselidiki oleh Schecter
dan kawan-kawan (2001) dapat dilihat pada Gambar 11.
TEQ
2.0
Jumlah TEQ ppt
Koplanar & Mono-orth
1.73
Dibenzofuran
Dioksin
1.5
1.12
1.0
0.5
0.51
0.40
0.39
0.33
0.42
0.39
0.42a
0.34
0.16a
0.09
0.0
Daging
Ayam
Dg. Babi Hot dogs Ikan Laut
Ikan
Bologna
air tawar
Mentega
Keju
Susu
Eskrim
Telur
Vegetarian
Schecter dkk (2001)
Gambar 11 Toxic Equivalent (TEQ) Dioksin didalam berbagai makanan (Schecter
et al. 2001).
50
b. Akibat dioksin pada kesehatan
1. Chloracne
Penyakit pertama yang berhubungan dengan terpaparnya dioksin adalah
disebut Chloracne, penyakit ini pertama digambarkan pada tahun 1897 dan pada
1930 muncul pada pekerja pada pabrik industri kimia PCB (polychlorinated
biphenyl), berupa kista dan pustula, seperti jerawat pada remaja. Bedanya bentuk
seperti jerawat tersebut dapat terjadi diseluruh tubuh. Sampai tahun 1960
chloracne yang disebabkan oleh dioksin masih belum diketahui penyebabnya
(Rachel 1995).
2. Kanker
Dioksin masuk kedalam tubuh umumnya lewat makanan. Pada wanita hamil
dioksin dapat lewat melalui plasenta dan pada bayi melalui ASI. Dioksin bagi
wanita hamil mempengaruhi pertumbuhan janin yang ditandai dengan terjadinya
pengurangan jumlah nepron didalam ginjal (Hinchliffe et al 1992a) Pada bayi
normal terdapat 1000.000 nepron, pada pertumbuhan janin terhambat jumlah
nepron berkurang sampai 300.000 – 600.000, hal ini berhubungan pada 70%
kasus sindrom kematian mendadak bayi baru lahir (Sudden Infant Death
Syndrome) (Hinchliffe et al, 1992b) Organ lain yang terkena dampak dioksin
adalah perkembangan otak, yang disebabkan oleh gangguan pada ibunya berupa
hipotiroid yang permanent (Benham-Rassoli et al, 1991) Menurut penelitian
International Agency for Research on Cancer (IARC 1997), dioksin dapat
menimbulkan kanker payudara dan pada penelitian akhir 2003, dioksin tidak dapat
ditentukan dosis yang aman untuk tidak menyebabkan kanker. Pada penelitian
kanker yang lain pada sejumlah orang yang terpapar dioksin menunjukkan
didalam tubuhnya terdapat dioksin sampai mencapai 109 ng/kg. Rata-rata dioksin
yang dapat mengakibatkan efek karsinogen, mencapai 8 kali jumlah yang ada
pada publik di Amerika (Rachel 1995).
3. Gangguan tingkah laku dan gangguan proses pembelajaran
Percobaan pada kera terjadi gangguan proses pembelajaran pada kera yang
muda dengan beban dioksin yang rendah sebesar 42 ng/kg. Gangguan
pembelajaran pada kera ini hanya 3.2 kali lebih tinggi rata-rata di Amerika
51
4. Hormon kelamin laki-laki berkurang
Peneliti dari National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH)
menemukan pengurangan kadar testosteron didalam sirkulasi darah pada pekerja
laki-laki yang terpapar dioksin. Pada sebagian manusia sangat peka terhadap
dioksin sebesar 280 kali dari pada tikus percobaan. Dioksin yang terpajan hanya
1.3 kali dari pada populasi di Amerika.
5. Diabetes
Dua penelitian tentang diabetes melaporkan insiden diabetes meningkat
karena terpajan oleh dioksin pada veteran Vietnam; penelitian yang ketiga
merupakan penelitian diabetes yang dilaporkan angkatan udara Amerika Serikat.
Beban yang diterima untuk meningkatkan insiden diabetes 99 – 140 ng/kg Beban
rata-rata yang diterima di Amerika adalah 13 ng/kg.
6. Toksisitas terhadap sistem kekebalan
Pada percobaan kera terjadi perubahan pada sel darah putih yang
berhubungan dengan sistem kekebalan. Pada beban dioksin 10 ng/kg, sama
dengan 25% dibawa rata-rata yang ditemukan di Amerika. Secara klinis terjadi
peningkatan infeksi oleh virus, yang disebabkan kerusakan dari sistem kekebalan.
7. Endometriosis dan jumlah sperma menurun
Pada percobaan kera rhesus betina terjadi nyeri yang hebat akibat penyakit
yang dideritanya dengan hanya 5 kali beban rata-rata dioksin yang ada di Amerika
Serikat. Pada wanita kasus endometriosis meningkat ( Rachel’s Hazardous Waste
News 1993). Pada anak tikus jantan dengan beban dioksin 5 kali lebih dari ratarata di Amerika, terjadi penurunan jumlah produksi sperma. Selama 50 tahun ini
produksi sperma pada laki-laki yang bekerja dipabrik menurun 50% (Rachel’s
Hazardous Waste News 1993).
Pada keadaan sekarang kita mendapat berita bahwa dioksin adalah berita
yang buruk dan merupakan persoalan bagi kesehatan masyarakat lebih dari 20
tahun kedepan. Kita harus menghentikan industri yang dapat menghasilkan
sumber dioksin (Montaque 2000).
52
Pabrik yang memakai Klorin,
pabrik pestisida,kertas,plastik,
PCV
Limbah yang
bersifat lipofilik
Asap
pembakaran/udara
Air
Tanah
Tanaman
Hewan
Manusia
Gambar 12 Sumber dioksin
Download