TEORI ETIKA

advertisement
TEORI ETIKA
Teori berkaitan baik, buruk, terpuji, ternoda, terhormat
dan terhina
TEORI EGOISME
 Dalam teori egoism ada 2 aliran. Pertama, egoisme psikologis. Penganut teori ini menilai
bahwa semua tindakan manusia, pada dasarnya digerakkan (motifnya) adalah kepentingan diri
sendiri (self servis). Boleh saja seseorang melakukan aktifitas dengan klaim aksinya merupakan
tindakan terpuji, luhur, dan terhormat.Tapi sesungguhnya, bila dianalisa mendalam, semua itu
tidak lebih dari dorongan obsesi dan hasrat terpendam belaka. Ketika dipelajari, tindakan dan aksi
seseorang itu pada dasarnya hanya karena hasrat diri dan kepentingan dirinya. Semuanya karena
dorongan kebutuhan kejiwaan kita. Kedua, egoisme etis. Yaitu aksi dan tindakan yang kita
lakukan, selain bertumpu pada vested interest, alias kepentingan diri, adalah karena pertimbangan
baik dan buruk yang kita miliki. Kita memilih baik dan buruk karena kita menimbang hal itu
untuk kepentingan dan kebutuhan citra diri kita. Kita semua, apalagi para pebisnis, para
pengusaha, para politisi, yang ada dalam benak mereka adalah ego dan syahwat kepentingan diri.
TEORI UTILITARIANISME
 Penganut teori ini berpendapat bahwa sesuatu itu dianggap baik,
berguna dan bawa kebaikan, bila ia memberikan manfaat bagi
sebanyak mungkin orang. (the greatest happiness of the greatest number).
Sesuatu, sebuah produk, sebuah barang ataupun jasa dinilai baik bila
ia menebar kebaikan bagi sebanyak mungkin pengguna. Baik dan
buruknya sesuatu bertumpu pada manfaat dan maslahat yang
dikandung sesuatu itu bagi sebanyak mungkin pengguna.
TEORI DEONTOLOGI
 Penganut paham deontologi berpendapat bahwa baik dan buruk itu tidak disebabkan
oleh akibat atau konsekuensi dari sesuatu itu.Kita melakukan baik dan buruk semata-mata
karena hal itu merupakan kewajiban semata. Kita tunduk dan patuh untuk melakukan hal
itu dikarenakan hal itu diwajibkan kepada kita. Jadi, kita melakukan baik dan buruk
semata-mata karena tindakan itu wajib dan harus kita lakukan. Kita tidak perlu mencari
dulu akibat, konsekuensi dan hasil dari aksi dan tindakan itu. Dalam bahasa kaum awam,
khususnya umat Islam, tindakan itu semata-mata karena “sami’na wa atha’na”. Kita patuh
dan pasrah saja.Tidak usah banyak tanya dan rewel berhadapan dengan perintah. Apalagi
dari Tuhan.

TEORI HAK
 Penganut teori ini berpendapat bahwa sebuah tindakan atau perbuatan dianggap baik
bila perbuatan atau tindakan tersebut sesuai dengan HAM. Baik dan buruk itu berkaitan
dengan hak-hak diri manusia. Tentu di dalamnya ada kewajiban kepada yang lain. Menurut
K. Bertens (200), teori hak ini merupakan suatu aspek dari deontologi (teori kewajiban).
Hal itu karena hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Bila suatu
tindakan merupakan hak bagi seseorang, maka sebenarnya tindakan yang sama
merupakan kewajiban bagi orang lain. Teori hak sebenarnya didasarkan pada pandangan
bahwa manusia mempunyai harkat dan martabat. Karena itu semua manusia berada pada
level dan muruah alias kehormatan yang sama.
TEORI KEUTAMAAN
(VIRTURE THEORY)
 Penganut teori keutamaan berangkat dari keinsyafan bahwa manusia ditakdirkan
sebagai makhluk terhormat dan kebaikan. Bagi pengiman teori ini sebuah tindakan
dilakukan semata-mata karena manusia memang makhluk moral, mampu mengenal mana
yang baik dari yang hina. Manusia pada dasarnya mampu mengenali mana tindakan yang
membuat diri aib dan tercela dari tindakan yang akan membuat dirinya terhormat dan
bermartabat. Manusia sebagai ciptaan bermoral, tentu mengenal tindakan etis dari
tindakan yang tidak etis. Menuurt K. Bertens (2000), dalam diri manusia sudah ada fitrah
diri aksi dan perbuatan utama. Misalnya: suka membantu, dermawan, jujur, amanah, bijak,
adil dan rendah hati. Itulah sifat dan karakter utama dalam diri manusia.
Download