DUKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TERHADAP PERWUJUDAN NAWACITA DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERBASIS KEWILAYAHAN Oleh: Basuki Hadimuljono Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Disampaikan pada: Rakernas BKPRN 2015 Jakarta, 05 November 2015 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT OUTLINE 1. TANTANGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR DI INDONESIA 2. AMANAT RPJPN, RPJMN DAN NAWACITA 3. ARAHAN RENSTRA PUPR 2015 – 2019 4. KONSEP WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) DAN ARAHAN PEMBANGUNAN BERBASIS KEWILAYAHAN 5. CONTOH PROFIL DAN SEBARAN PROGRAM PUPR DALAM WPS 2 1 TANTANGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR DI INDONESIA 3 TANTANGAN Disparitas antar wilayah relatif masih tinggi terutama antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) Urbanisasi yang tinggi (meningkat 6 kali dalam 4 dekade) diikuti persoalan perkotaan seperti urban sprawl dan penurunan kualitas lingkungan, pemenuhan kebutuhan dasar, dan kawasan perdesaan sebagai hinterland belum maksimal dalam memasok produk primer Belum mantapnya konektivitas antara infrastruktur di darat dan laut, serta pengembangan kota maritim/pantai Pemanfaatan sumber daya yang belum optimal dalam mendukung kedaulatan pangan & kemandirian energi 4 2 AMANAT RPJPN, RPJMN DAN NAWACITA 5 TARGET RPJPN 2005 – 2025 • Target RPJPN 2005-2025 • • Pembangunan infrastruktur untuk mencapai kondisi layanan negara berpenghasilan menengah di tahun 2025 Pemenuhan layanan dasar: o Rasio elektrifikasi: 100% o Akses air bersih dan sanitasi: 100% o Akses perumahan bagi penduduk berpenghasilan rendah: 100% Dimulainya pemanfaatan tenaga nuklir untuk pembangkit listrik PDB Per Kapita – Perbandingan Negara Sumber: IMF Data, 2012; in US Dollars Malaysia USD 16.794 Thailand USD 9.503 China USD 9.300 Philippines USD 4.410 Vietnam USD 3.788 Proyeksi Percepatan Pertumbuhan PDB 2010 PDB: USD 700 miliar Pendapatan per kapita: USD 3.000 2025 PDB: USD 4,0 – 4,5 triliun Pendapatan per kapita: USD 14.250 – 15.500 2045 PDB: USD 15,0 – 17,5 trillion Pendapatan per kapita: USD 44.500 – 49.000 RPJPN 2005-2025 memiliki target untuk menjadikan posisi Indonesia sebagai negara berpenghasilan menengah dengan PDB per kapita US$14,500 pada tahun 2025 6 NAWACITA DALAM RPJMN 2015 – 2019 NAWACITA ARAH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DALAM RPJMN 2015 – 2019 SEMBILAN PROGRAM PRIORITAS 1. Perkuat PERAN NEGARA 2. Perkuat PELAYANAN PUBLIK PEMBANGUNAN DARI PINGGIR (PERBATASAN DAN PULAU-PULAU TERLUAR): Mencakup peningkatan kualitas permukiman, peningkatan kualitas layanan jalan 3. Penguatan ANTI KORUPSI 4. Membangun dari DAERAH & DESA 5. Meningkatkan PRODUKTIFITAS PENINGKATAN KONEKTIVITAS: Mencakup peningkatan kualitas layanan jalan RAKYAT 6. Ekonomi berbasis KOMODITI STRATEGIS DOMESTIK PENGEMBANGAN SUMBER DAYA NASIONAL: Mencakup peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air 7. Menjaga KUALITAS HIDUP RAKYAT 8. REVOLUSI KARAKTER BANGSA 9. Perkokoh BHINEKA TUNGGAL IKA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP: Mencakup peningkatan kualitas permukiman, peningkatan cakupan layanan air baku 7 SASARAN POKOK RPJMN 2015 – 2019 BIDANG INFRASTRUKTUR Arahan RPJPN (untuk RPJMN III) Pemenuhan Infrastruktur dasar: o Rasio Elektrifikasi 100% o Akses Air kepada sumber air bersih 100 % o Permukiman kumuh 0% Dimulainya pemanfaatan tenaga nuklir dan pembangkit listrik Gambaran Umum saat ini 1. Kondisi jalan khususnya jalan daerah kurang memadai 2. Pembangunan Kereta api masih terbatas. 3. Kurang berimbangnya komposisi moda dalam bidang transportasi 4. Kinerja yang kurang kompetitif dari sektor Pelabuhan 5. Jaringan Transportasi Udara yang melebihi kapasitas 6. Rendahnya Rasio Elektriikasi – Krisis Energi 7. Kurangnya infrastruktur sumber daya air – Krisis Pangan dan Managemen Bencana 8. Kapasitas cadangan air masih terbatas– Krisis Air KEBIJAKAN & STRATEGI ISU STRATEGIS PENINGKATAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR PELAYANAN DASAR PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL PENINGKATAN KETAHANAN AIR, PANGAN DAN ENERGI PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI MASSAL PERKOTAAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS, SERTA EFISIENSI PEMBIAYAAN DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR Peningkatan bauran energi (diversifikasi energi), konservasi energi dan iklim investasi infrastruktur energi dan ketenagalistrikan Peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyediaan rumah baru layak huni dan meningkatkan kualitas hunian MBR Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi di tingkat nasional, kabupaten/kota, dan masyarakat Optimalisasi neraca air domestik Pembangunan Transportasi Multimoda dan transportasi yang mendukung Sislognas. Membangun transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan. Membangun transportasi yang terintegrasi dengan investasi untuk mendukung Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan. Mendorong pembangunan fixed/wireline broadband infrastruktur broadband di daerah perbatasan negara. Mempercepat implementasi e-government dengan mengutamakan prinsip keamanan, interoperabilitas dan cost effective. Mengembangkan Transportasi Massal Perkotaan Peningkatan layanan jaringan irigasi/rawa Peningkatan cakupan pemenuhan dan kualitas layanan air baku Pengendalian daya rusak air Peningkatan kapasitas kelembagaan, ketatalaksanaan, dan keterpaduan dalam pengelolaan sumber daya air SASARAN RPJMN 2015-2019 a. Rasio elektrifikasi mencapai 100% (81,4% pada tahun 2014) b. Akses air minum layak mencapai 100% (68.5% pada tahun 2014) c. Sanitasi layak mencapai 100% (60.5% pada tahun 2014) d. Akses perumahan layak mencapai 100% e. Kondisi mantap jalan mencapai 100% (94 % pada tahun 2014) f. Biaya logistik menurun menjadi 20% terhadap PDB (27% pada tahun 2014) g. Pangsa Pasar Angkutan Umum menjadi 32% (23% pada tahun 2014) h. Fixed broadband populasi 30% (kota) dan 6% (desa) dan mobile broadband 100% populasi i. Areal irigasi yang dilayani waduk menjadi 20% (11% pada tahun 2014)i. j. Kapasitasi air baku menjadi 109,5 m3/detik KERANGKA PELAKSANAAN Kerangka Pendanaan: APBN dan Non-APBN Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan 8 3 ARAHAN RENSTRA PUPR 2015 – 2019 (Permen PUPR 13.1/PRT/M/2015) 9 VISI KEMENTERIAN PUPR "Tugas kita semua dan utama adalah menjalankan visi dan misi Presiden. Tidak ada lagi yang namanya visi dan misi menteri. Karena yang ada hanya program operasional menteri. Sekali lagi yang ada program operasional menteri“ (Jokowi, 2014) VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019 : TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG VISI KEMENTERIAN PUPR MENDUKUNG VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019 : “TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT YANG HANDAL DALAM MENDUKUNG INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG” *handal diartikan sebagai tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera. 10 SASARAN OUTPUT INFRASTRUKTUR PUPR 20152019 DUKUNGAN SEKTOR JALAN 1.000 km 2.650 km Konstruksi jalan bebas hambatan Pembangunan jalan nasional 47.017 km Pembangunan Jalan Strategis mendukung pariwisata terhadap pembangunan 24 Pelabuhan baru terhadap pelabuhan penyeberangan di 60 lokasi terhadap restrukturisasi jaringan jalan perkotaan terhadap pembangunan jalan lingkar perkotaan di Metropolitan dan kota besar • terhadap 15 kawasan industri prioritas • terhadap kawasan pariwisata pada 25 KSPN • • • • prioritas • terhadap pembangunan 15 Bandara baru • terhadap intermoda dengan jalur KA Pemeliharaan jalan nasional pembangunan 65 waduk DUKUNGAN SEKTOR SUMBER DAYA AIR 67,52 m3/detik Air Baku [intake, jaringan, embung] Pengendalian Banjir [normalisasi sungai, kanal banjir, bangunan pengendali banjir, dll] 3 ribu Km SEKTOR PERUMAHAN • Pembangunan Rumah Umum Tapak Layak Huni : 676.950 unit • Pembangunan Rumah Khusus : 50.000 unit • Pembangunan Rumah Susun : 550.000 unit • Bantuan Stimulan Pembangunan Rumah Swadaya: 250.000 unit 1 juta Ha DUKUNGAN SEKTOR CIPTA KARYA Irigasi Baru 3 juta Ha Rehabilitasi Irigasi Pengamanan abrasi pantai 500 Km INDIKATOR KONDISI AKHIR THN 2014 TARGET AKHIR THN 2019 Akses Air Minum Layak 70 % 100 % Kawasan permukiman kumuh perkotaan 38.431 Ha 0 ha 62 % 100 % Akses Sanitasi Layak 11 Amanat Renstra PUPR 2015 -2019 terkait RTR • Pembangunan infrastruktur perlu berlandaskan pada pendekatan pengembangan wilayah secara terpadu oleh seluruh sektor yang bertitik tolak dari sebuah rencana yang sinergi dan mengacu kepada aktivitas ekonomi, sosial, keberlanjutan lingkungan hidup, potensi wilayah dan kearifan lokal, dan Rencana Tata Ruang Wilayah. • Pembangunan berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) perlu mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). 12 4 KONSEP WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) DAN ARAHAN PEMBANGUNAN BERBASIS KEWILAYAHAN 13 ESENSI WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS Kawasan Perkotaan Klaster Industri Jalur Infrastruktur (Jalan/Kereta) Pelabuhan/ Kawasan Klaster Industri Kawasan Perkotaan Klaster Industri Pelabuhan/ Kawasan Arus Perdagangan Ekspor & Antarwilayah Arus Perdagangan Ekspor & Antarwilayah Pembangunan berbasis WPS merupakan suatu pendekatan pembangunan yang: 1. memadukan antara pengembangan wilayah dengan “market driven”. 2. mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan 3. memfokuskan pengembangan infrastruktur menuju wilayah strategis 4. mendukung percepatan pertumbuhan kawasan-kawasan pertumbuhan di WPS 5. mengurangi disparitas antar kawasan di dalam WPS. Untuk itu diperlukan: • Keterpaduan Perencanaan antara Infrastruktur dengan pengembangan kawasan strategis dalam WPS. • Sinkronisasi Program antar infrastruktur (Fungsi, Lokasi, Waktu, Besaran, dan Dana). 14 KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PUPR DALAM PENGEMBANGAN WPS Pelabuhan dan Tempat Pelelangan Ikan Perikanan • • • • • • • • Pelabuhan Umum Rumah Singgah Air minum Air limbah Persampahan Jalan Akses Air Minum Persampahan Drainase • • • Klaster Industri Jalan Akses Air Baku Rumah Sewa Pekerja Klaster Industri Industri Dry DryPort Port Bandara Kota Baru • • • Kawasan Perdesaan Pertambangan • • • • • • • • • Kawasan Perkotaan Jalan Utama Peningkatan kualitas lingkungan Jalan lingkungan Air minum Persampahan Drainase Smart City RTH Kota Pusaka Pertanian • • • • Jalan penghubung Air minum Sanitasi Agropolitan • • Air Minum Jalan Akses Persampahan Perkebunan Irigasi Air Baku 15 PETA SEBARAN WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS 16 17 PROSES KETERPADUAN PENGEMBANGAN KAWASAN DENGAN INFRASTRUKTUR PUPR Kebijakan Payung Nawa Cita, RPJP, RPJMN, Renstra PUPR Pusat Pengembangan Kws. Strategis Terpadunya Infrastruktur Wilayah dan Kawasan Pusat Pengembangan Kws. Perkotaan Terpadunya Infrastruktur dan kawasan perkotaan (hijau, teknologi, dan berkelanjutan) Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR Perencanaan Terpadu (2015 – 2019) Terpadu di WPS Antar sektor, kawasan, tingkat pemerinta han Terpadu di Kawasan / Perkotaan dalam WPS Antar sektor, kawasan, tingkat pemerintaha n LainRenca Terpadu Antar lain/ na WPS Khusus PUPR Antar sektor, kawasan, tingkat pemerintahan Manajemen Aset PUPR Pemeliharaan, Rehabilitasi Rekonstruksi Refungsionalisasi A G R E G A T I F Penyaringan prioritas berdasarkan leverage tertinggi, rounding up; quick yielding, dan readiness criteria Evaluasi Keterpaduan Pelaksanaan (Output dan Outcome Rencana) Perencanaan Anggaran Administrasi anggaran untuk dituangkan ke dalam DIPA (dilakukan oleh Biro Perencanaan Anggaran dan KLN bersama Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan) DIPA 18 SINKRONISASI WPS DENGAN KAWASAN (1) WPS telah mencakup: 1. 25 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, antara lain : Weh-Sabang, Toba, Tanjung Kelayang, Teluk Dalam-Nias, Nongsa-Pulau Abang, Kep. Seribu, Kota Tuaa-Sunda Kelapa, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Natuna-Anambas, Sentarum, Tanjung Putting, Menjangan-Pemuteran, Sanur-Kuta-Nusa Dua, Kintamani-Danau Batur, Toraja, Wakatobi, Bunaken, Morotai, Raja Ampat, Rinjani, Ende-Kelimutu, Komodo, dan Gili Tramena. 2. 14 Kawasan Industri Prioritas, antara lain : Kuala Tanjung, Sei Mangkei, Ketapang, Tanggamus, Landak, Jorong, Batu Licin, Bantaeng, Palu, Konaweh, Morowali, Bintuni, Bitung, dan Buli SINKRONISASI WPS DENGAN KAWASAN (2) 3. 24 Pelabuhan Prioritas, antara lain : Belawan, Malahayati, Teluk Bayur, Panjang, Batu Ampar, Talang Duku, Bombaru, Tanjung Priuk, Tanjung Perak, Tanjung Emas, Sampit, Banjarmasin, Samarinda, Kariangau, Pontianak, Kupang, Makassar, Pantoloan, Kendari, Bitung, A. Yani, Ambon, Sorong, dan Jayapura 4. 19 Kawasan Ekonomi Khusus (8 telah ditetapkan), antara lain : Sei Mangkei, Tanjung Api-Api, Tanjung Lesung, Mandalika, MBTK, Palu, Bitung, dan Morotai 5. 26 Lokasi PKSN Perbatasan, antara lain : Sabang, Ranai, Paloh-Aruk, Entikong, Nanga Badau, Nunukan, Tahuna, Atambua, Saumlaki, Jayapura, Jagoi Babang, Jasa, Long Nawang, Long Midang, Long Pahangai, Simanggaris, Kefamenanu, Merauke, Tanah Merah, Dumai, Batam, Melonguane, Kalabahi, Ilwaki, Dobo, dan Daruba ISU STRATEGIS LAINNYA • Perkiraan kebutuhan tanah untuk pembangunan 5 tahun ke depan – Bidang Jalan : 43.300 Ha – Bidang SDA : 88.600 Ha – Bidang Infrastruktur permukiman di kawasan perbatasan sekitar 200 Ha • Kemungkinan adanya kebijakan strategis yang belum terakomodir dalam RTRW namun harus segera dilaksanakan 21 5 CONTOH PROFIL DAN SEBARAN PROGRAM PUPR DALAM WPS 22 WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Merak–Bakauheni–Bandar Lampung–Palembang–Tanjung Api-Api (MBBPT) Pelabuhan Tanjung Carat Pelabuhan khusus Prabumulih: PKW Luas: 421,62 km2 Penduduk: 171.800 (2013) PDRB per kap: 9,5 jt IPM: 75,45 (2012) KEK Tanjung Api-api Industri Pengolahan Kota baru Tanjung Api-Api Muara Enim: PKW Luas: 8.587,9 (2013) Penduduk: 755.800 jiwa (2013) PDRB per kap: 10,93 jt IPM: 71,65 (2012) Pelabuhan Tanjung Api-api Hirerarki: Pelabuhan Pengumpul Regional (3) Palembang: PKN Luas: 374,03 ha Penduduk 1,535,900 jiwa (2012) PDRB per kapita: 14,05 jt IPM: 77,38 (2012) K S Mesuji Luas: 184 Km2 Penduduk: 192.759 jiwa (2013) IPM: 68,30 (2012) Waduk Way Rarem Kapasitas: 722 ribu m3 Target layanan: 22 ribu Ha KSPN Way Kambas dsk Daya Tarik: Flora Fauna, Bentang Alam, Waduk Batutegi Kapasitas: 660 juta m3 Bangkitan listrik: 2x15 MW Way Kambas dsk Bandar Lampung: PKN Luas: 296 Km2 Penduduk: 942.039 jiwa (2013) PDRB per kap: IPM: 76,83 (2012) Way Rarem Kota baru Bandar Negara Kota baru ITERA KSPN Krakatau dsk. Daya Tarik: Wisata Bahari, Bentang Alam, Taman Laut Kota Metro: PKW Luas: 68,74 Km2 Penduduk: 153.517 jiwa (2013) PDRB per kapita: 4,3 jt IPM:77,36 (2012) Way Jepara S G. Tanggamus Kawasan Industri Tanggamus Industri Maritim dan Logistik Pelabuhan Panjang Hierarki: pelabuhan utama Pelabuhan cargo & curah Tampungan: 5,89 juta TEUs petikemas (2013) Profil 1 Fokus: Pusat Produksi Pengolahan Sawit & Lumbung Energi Waduk Way Jepara Kapasitas: 37 juta m3 Layanan 8700 Ha Pelabuhan Bakauheni pelabuhan penyeberangan Pelabuhan Merak pelabuhan penyeberangan Krakatau dsk KEK Tanjung Lesung Kawasan Industri Cilegon: Industri Baja, Petrokimia Cilegon: PKN Luas: 175,5 Km2 Penduduk: 398.304 jiwa (2013) PDRB per kap: 51,7 jt IPM: 75,89 (2012) 23 WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Merak – Bakauheni – Bandar Lampung – Palembang – Tanjung Api-Api • Penanganan Permukiman Kumuh di Palembang • Pengembangan SPAM dan TPA Regional di Palembang • Penanganan Permukiman Kumuh Peningkatan Jalan Akses Palembang – Tanjung Api-api Kota baru Tanjung Api-Api • Pembangunan Ruas Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung 111 km (2015 pengadaan tanah) Peningkatan Daerah Rawa Pasut Telang I Kab. Banyuasin 2.300 Ha • Pengembangan Ruas Jalan Tol Terbanggi Besar-Kayu Agung 185 km, (2015 pegadaan tanah) • Pembangunan Ruas Jalan Tol Palembang – Indralaya 22 km (2015 pengadaan tanah) • Pembangunan jalan akses dari Jalan Tol menuju Jalan Nasional (Kaliandar, Bandar Lampung, Terbangi Besar, Kayu Agung ) K Penyediaan perumahan untuk MBR di Palembang S Pembangunan Jembatan Musi IV (200 m) Pembangunan Jaringan Tersier D.I. Lempuing Kab OKI • Pembangunan Rusunawa Mahasiswa di ITERA • Penyediaan perumahan untuk MBR di Bandar Lampung Way Kambas dsk Rehabilitasi Rawa Mesuji - Tulang Bawang Way Rarem Way Jepara G. Tanggamus S Kota baru Bandar Negara Kota baru ITERA Anjungan Cerdas sebagai Stimulan Pembangunan Kawasan Fasilitasi Pengadaan Tanah ROW 120 m untuk jalan tol, rel kereta api, SUT/SUTET, box utility, serta perumahan rakyat, mis Koordinasi SP2LP 2015 2016 Krakatau dsk KEK Tanjung Lesung Pengembangan SPAM dan TPA Regional di Bandar Lampung Contoh Bidang Bina Marga JALAN TOL TRANS SUMATERA RUAS BAKAUHENITB. BESAR, PROV. LAMPUNG (WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu MBBPT) PENCANANGAN OLEH PRESIDEN RI 30 APRIL 2015 DATA TEKNIS Panjang Jumlah Seksi Biaya Investasi Biaya Konstruksi Biaya Tanah : 138 km :3 : Rp 16.943 M : Rp 12.220M : Rp 1.033M TARGET PENYELESAIAN : TAHUN 2018 PROGRES TANAH: 0,73 % PROGRES FISIK: 0,51% (Seksi 1), 1,31 % (Seksi 2) PEKERJAAN YANG SEDANG DILAKSANAKAN: • Land Clearing • Timbunan tanah merah + Batu Putih • Pengadaan RCP • Pengadaan tiang pancang • Box culvert • Rigid Pavement & Lean Concrete 25 TERIMA KASIH 26