dukungan kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat

advertisement
DUKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT TERHADAP PERWUJUDAN NAWACITA DAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR BERBASIS KEWILAYAHAN
Oleh:
Basuki Hadimuljono
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Disampaikan pada:
Rakernas BKPRN 2015
Jakarta, 05 November 2015
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
OUTLINE
1. TANTANGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR DI INDONESIA
2. AMANAT RPJPN, RPJMN DAN NAWACITA
3. ARAHAN RENSTRA PUPR 2015 – 2019
4. KONSEP WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) DAN ARAHAN
PEMBANGUNAN BERBASIS KEWILAYAHAN
5. CONTOH PROFIL DAN SEBARAN PROGRAM PUPR DALAM WPS
2
1
TANTANGAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PUPR DI INDONESIA
3
TANTANGAN
 Disparitas antar wilayah relatif masih tinggi terutama antara Kawasan Barat Indonesia
(KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI)
 Urbanisasi yang tinggi (meningkat 6 kali dalam 4 dekade) diikuti persoalan perkotaan
seperti urban sprawl dan penurunan kualitas lingkungan, pemenuhan kebutuhan dasar,
dan kawasan perdesaan sebagai hinterland belum maksimal dalam memasok produk
primer
 Belum mantapnya konektivitas antara infrastruktur di darat dan laut, serta pengembangan
kota maritim/pantai
 Pemanfaatan sumber daya yang belum optimal dalam mendukung kedaulatan pangan &
kemandirian energi
4
2
AMANAT RPJPN, RPJMN DAN NAWACITA
5
TARGET RPJPN 2005 – 2025
•
Target
RPJPN
2005-2025
•
•
Pembangunan infrastruktur untuk
mencapai kondisi layanan negara
berpenghasilan menengah di tahun
2025
Pemenuhan layanan dasar:
o Rasio elektrifikasi: 100%
o Akses air bersih dan sanitasi:
100%
o Akses perumahan bagi penduduk
berpenghasilan rendah: 100%
Dimulainya pemanfaatan tenaga
nuklir untuk pembangkit listrik
PDB Per Kapita – Perbandingan Negara
Sumber: IMF Data, 2012; in US Dollars
Malaysia
USD 16.794
Thailand
USD 9.503
China
USD 9.300
Philippines
USD 4.410
Vietnam
USD 3.788
Proyeksi Percepatan Pertumbuhan
PDB
2010
PDB: USD 700
miliar
Pendapatan
per kapita:
USD
3.000
2025
PDB: USD 4,0
– 4,5 triliun
Pendapatan
per kapita:
USD 14.250 –
15.500
2045
PDB: USD 15,0
– 17,5 trillion
Pendapatan
per kapita:
USD 44.500 –
49.000
RPJPN 2005-2025 memiliki
target untuk menjadikan posisi
Indonesia sebagai negara
berpenghasilan menengah
dengan PDB per kapita
US$14,500 pada tahun 2025
6
NAWACITA DALAM RPJMN 2015 – 2019
NAWACITA
ARAH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
DALAM RPJMN 2015 – 2019
SEMBILAN PROGRAM PRIORITAS
1. Perkuat PERAN NEGARA
2. Perkuat PELAYANAN PUBLIK
PEMBANGUNAN DARI PINGGIR (PERBATASAN DAN
PULAU-PULAU TERLUAR):
Mencakup peningkatan kualitas permukiman, peningkatan
kualitas layanan jalan
3. Penguatan ANTI KORUPSI
4. Membangun dari DAERAH &
DESA
5. Meningkatkan PRODUKTIFITAS
PENINGKATAN KONEKTIVITAS:
Mencakup peningkatan kualitas layanan jalan
RAKYAT
6. Ekonomi berbasis KOMODITI
STRATEGIS DOMESTIK
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA NASIONAL:
Mencakup peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air
7. Menjaga KUALITAS HIDUP RAKYAT
8. REVOLUSI KARAKTER BANGSA
9. Perkokoh BHINEKA TUNGGAL IKA
PENINGKATAN KUALITAS HIDUP:
Mencakup peningkatan kualitas permukiman, peningkatan
cakupan layanan air baku
7
SASARAN POKOK RPJMN 2015 – 2019
BIDANG INFRASTRUKTUR
Arahan RPJPN
(untuk RPJMN III)
 Pemenuhan Infrastruktur
dasar:
o Rasio Elektrifikasi 100%
o Akses Air kepada
sumber air bersih 100 %
o Permukiman kumuh 0%
 Dimulainya pemanfaatan
tenaga nuklir dan
pembangkit listrik
Gambaran Umum
saat ini
1. Kondisi jalan khususnya jalan
daerah kurang memadai
2. Pembangunan Kereta api masih
terbatas.
3. Kurang berimbangnya komposisi
moda dalam bidang transportasi
4. Kinerja yang kurang kompetitif
dari sektor Pelabuhan
5. Jaringan Transportasi Udara
yang melebihi kapasitas
6. Rendahnya Rasio Elektriikasi –
Krisis Energi
7. Kurangnya infrastruktur sumber
daya air – Krisis Pangan dan
Managemen Bencana
8. Kapasitas cadangan air masih
terbatas– Krisis Air
KEBIJAKAN & STRATEGI
ISU STRATEGIS
PENINGKATAN
KETERSEDIAAN
INFRASTRUKTUR
PELAYANAN DASAR



PENGUATAN KONEKTIVITAS
NASIONAL



PENINGKATAN KETAHANAN
AIR, PANGAN DAN ENERGI


PENGEMBANGAN SISTEM
TRANSPORTASI MASSAL
PERKOTAAN
PENINGKATAN EFEKTIVITAS,
SERTA EFISIENSI PEMBIAYAAN
DALAM PENYEDIAAN
INFRASTRUKTUR






Peningkatan bauran energi (diversifikasi
energi), konservasi energi dan iklim
investasi infrastruktur energi dan
ketenagalistrikan
Peningkatan peran pemerintah daerah
dalam penyediaan rumah baru layak huni
dan meningkatkan kualitas hunian MBR
Penyelenggaraan sinergi air minum dan
sanitasi di tingkat nasional, kabupaten/kota,
dan masyarakat
Optimalisasi neraca air domestik
Pembangunan Transportasi Multimoda dan
transportasi yang mendukung Sislognas.
Membangun transportasi yang berorientasi
lokal dan kewilayahan.
Membangun transportasi yang terintegrasi
dengan investasi untuk mendukung Koridor
Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Industri,
dan pusat-pusat pertumbuhan.
Mendorong pembangunan fixed/wireline
broadband infrastruktur broadband di
daerah perbatasan negara.
Mempercepat implementasi e-government
dengan mengutamakan prinsip keamanan,
interoperabilitas dan cost effective.
Mengembangkan Transportasi Massal
Perkotaan
Peningkatan layanan jaringan irigasi/rawa
Peningkatan cakupan pemenuhan dan
kualitas layanan air baku
Pengendalian daya rusak air
Peningkatan kapasitas kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan keterpaduan dalam
pengelolaan sumber daya air
SASARAN
RPJMN 2015-2019
a. Rasio elektrifikasi mencapai
100% (81,4% pada tahun 2014)
b. Akses air minum layak
mencapai 100% (68.5% pada
tahun 2014)
c. Sanitasi layak mencapai 100%
(60.5% pada tahun 2014)
d. Akses perumahan layak
mencapai 100%
e. Kondisi mantap jalan mencapai
100% (94 % pada tahun 2014)
f. Biaya logistik menurun menjadi
20% terhadap PDB (27% pada
tahun 2014)
g. Pangsa Pasar Angkutan Umum
menjadi 32% (23% pada tahun
2014)
h. Fixed broadband populasi 30%
(kota) dan 6% (desa) dan mobile
broadband 100% populasi
i. Areal irigasi yang dilayani
waduk menjadi 20% (11% pada
tahun 2014)i.
j. Kapasitasi air baku menjadi
109,5 m3/detik
KERANGKA PELAKSANAAN
Kerangka Pendanaan:
APBN dan Non-APBN
Kerangka Regulasi
Kerangka
Kelembagaan
8
3
ARAHAN RENSTRA PUPR 2015 – 2019
(Permen PUPR 13.1/PRT/M/2015)
9
VISI KEMENTERIAN PUPR
"Tugas kita semua dan utama adalah menjalankan visi dan misi Presiden. Tidak ada lagi yang namanya visi dan misi
menteri. Karena yang ada hanya program operasional menteri. Sekali lagi yang ada program operasional menteri“
(Jokowi, 2014)
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019 :
TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN
BERLANDASKAN GOTONG ROYONG
VISI KEMENTERIAN PUPR MENDUKUNG
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019 :
“TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
YANG HANDAL DALAM MENDUKUNG INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI,
DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”
*handal diartikan sebagai tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung
kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang
berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera.
10
SASARAN OUTPUT INFRASTRUKTUR PUPR 20152019
DUKUNGAN SEKTOR JALAN
1.000 km
2.650 km
Konstruksi jalan
bebas hambatan
Pembangunan
jalan nasional
47.017
km
Pembangunan
Jalan Strategis
mendukung
pariwisata
terhadap pembangunan 24 Pelabuhan baru
terhadap pelabuhan penyeberangan di 60 lokasi
terhadap restrukturisasi jaringan jalan perkotaan
terhadap pembangunan jalan lingkar perkotaan di
Metropolitan dan kota besar
• terhadap 15 kawasan industri prioritas
• terhadap kawasan pariwisata pada 25 KSPN
•
•
•
•
prioritas
• terhadap pembangunan 15 Bandara baru
• terhadap intermoda dengan jalur KA
Pemeliharaan jalan
nasional
pembangunan
65 waduk
DUKUNGAN
SEKTOR
SUMBER
DAYA AIR
67,52 m3/detik
Air Baku
[intake, jaringan,
embung]
Pengendalian Banjir
[normalisasi sungai, kanal
banjir, bangunan
pengendali banjir, dll]
3 ribu Km
SEKTOR PERUMAHAN
• Pembangunan Rumah Umum
Tapak Layak Huni : 676.950 unit
• Pembangunan Rumah Khusus :
50.000 unit
• Pembangunan Rumah Susun :
550.000 unit
• Bantuan Stimulan
Pembangunan Rumah
Swadaya: 250.000 unit
1 juta Ha
DUKUNGAN
SEKTOR CIPTA KARYA
Irigasi Baru
3 juta Ha
Rehabilitasi
Irigasi
Pengamanan
abrasi pantai
500 Km
INDIKATOR
KONDISI
AKHIR THN
2014
TARGET
AKHIR THN
2019
Akses Air Minum Layak
70 %
100 %
Kawasan permukiman
kumuh perkotaan
38.431 Ha
0 ha
62 %
100 %
Akses Sanitasi Layak
11
Amanat Renstra PUPR 2015 -2019 terkait RTR
• Pembangunan infrastruktur perlu berlandaskan pada pendekatan
pengembangan wilayah secara terpadu oleh seluruh sektor
yang bertitik tolak dari sebuah rencana yang sinergi dan mengacu
kepada aktivitas ekonomi, sosial, keberlanjutan lingkungan hidup,
potensi wilayah dan kearifan lokal, dan Rencana Tata Ruang
Wilayah.
• Pembangunan berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
perlu mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN).
12
4
KONSEP WILAYAH PENGEMBANGAN
STRATEGIS (WPS) DAN ARAHAN
PEMBANGUNAN BERBASIS KEWILAYAHAN
13
ESENSI WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS
Kawasan
Perkotaan
Klaster
Industri
Jalur Infrastruktur
(Jalan/Kereta)
Pelabuhan/
Kawasan
Klaster
Industri
Kawasan
Perkotaan
Klaster
Industri
Pelabuhan/
Kawasan
Arus Perdagangan
Ekspor
& Antarwilayah
Arus
Perdagangan
Ekspor &
Antarwilayah
Pembangunan berbasis WPS
merupakan suatu pendekatan
pembangunan yang:
1. memadukan antara pengembangan
wilayah dengan “market driven”.
2. mempertimbangkan daya dukung
dan daya tampung lingkungan
3. memfokuskan pengembangan
infrastruktur menuju wilayah
strategis
4. mendukung percepatan
pertumbuhan kawasan-kawasan
pertumbuhan di WPS
5. mengurangi disparitas antar
kawasan di dalam WPS.
Untuk itu diperlukan:
• Keterpaduan Perencanaan antara
Infrastruktur dengan pengembangan
kawasan strategis dalam WPS.
• Sinkronisasi Program antar
infrastruktur (Fungsi, Lokasi, Waktu,
Besaran, dan Dana).
14
KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PUPR DALAM
PENGEMBANGAN WPS
Pelabuhan
dan
Tempat
Pelelangan
Ikan
Perikanan
•
•
•
•
•
•
•
•
Pelabuhan
Umum
Rumah Singgah
Air minum
Air limbah
Persampahan
Jalan Akses
Air Minum
Persampahan
Drainase
•
•
•
Klaster
Industri
Jalan Akses
Air Baku
Rumah Sewa
Pekerja
Klaster
Industri Industri
Dry
DryPort
Port
Bandara
Kota Baru
•
•
•
Kawasan
Perdesaan
Pertambangan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Kawasan
Perkotaan
Jalan Utama
Peningkatan kualitas lingkungan
Jalan lingkungan
Air minum
Persampahan
Drainase
Smart City
RTH
Kota Pusaka
Pertanian
•
•
•
•
Jalan penghubung
Air minum
Sanitasi
Agropolitan
•
•
Air Minum
Jalan Akses
Persampahan
Perkebunan
Irigasi
Air Baku
15
PETA SEBARAN WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS
16
17
PROSES KETERPADUAN PENGEMBANGAN
KAWASAN DENGAN INFRASTRUKTUR PUPR
Kebijakan Payung
Nawa Cita, RPJP, RPJMN,
Renstra PUPR
Pusat
Pengembangan
Kws. Strategis
Terpadunya
Infrastruktur
Wilayah dan
Kawasan
Pusat
Pengembangan
Kws. Perkotaan
Terpadunya
Infrastruktur
dan kawasan
perkotaan
(hijau,
teknologi, dan
berkelanjutan)
Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan
Infrastruktur PUPR
Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR
Perencanaan Terpadu
(2015 – 2019)
Terpadu
di WPS
Antar
sektor,
kawasan,
tingkat
pemerinta
han
Terpadu di
Kawasan /
Perkotaan
dalam WPS
Antar sektor,
kawasan,
tingkat
pemerintaha
n
LainRenca
Terpadu Antar lain/
na
WPS
Khusus
PUPR
Antar sektor,
kawasan,
tingkat
pemerintahan
Manajemen Aset PUPR
Pemeliharaan,
Rehabilitasi
Rekonstruksi
Refungsionalisasi
A
G
R
E
G
A
T
I
F
Penyaringan prioritas berdasarkan
leverage tertinggi, rounding up; quick
yielding, dan readiness criteria
Evaluasi
Keterpaduan
Pelaksanaan
(Output dan
Outcome
Rencana)
Perencanaan Anggaran
Administrasi anggaran untuk dituangkan ke dalam DIPA
(dilakukan oleh Biro Perencanaan Anggaran dan KLN bersama
Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan)
DIPA
18
SINKRONISASI WPS DENGAN KAWASAN (1)
WPS telah mencakup:
1. 25 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, antara lain : Weh-Sabang,
Toba, Tanjung Kelayang, Teluk Dalam-Nias, Nongsa-Pulau Abang, Kep.
Seribu, Kota Tuaa-Sunda Kelapa, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru,
Natuna-Anambas, Sentarum, Tanjung Putting, Menjangan-Pemuteran,
Sanur-Kuta-Nusa Dua, Kintamani-Danau Batur, Toraja, Wakatobi, Bunaken,
Morotai, Raja Ampat, Rinjani, Ende-Kelimutu, Komodo, dan Gili Tramena.
2. 14 Kawasan Industri Prioritas, antara lain : Kuala Tanjung, Sei Mangkei,
Ketapang, Tanggamus, Landak, Jorong, Batu Licin, Bantaeng, Palu,
Konaweh, Morowali, Bintuni, Bitung, dan Buli
SINKRONISASI WPS DENGAN KAWASAN (2)
3. 24 Pelabuhan Prioritas, antara lain : Belawan, Malahayati, Teluk Bayur,
Panjang, Batu Ampar, Talang Duku, Bombaru, Tanjung Priuk, Tanjung Perak,
Tanjung Emas, Sampit, Banjarmasin, Samarinda, Kariangau, Pontianak,
Kupang, Makassar, Pantoloan, Kendari, Bitung, A. Yani, Ambon, Sorong,
dan Jayapura
4. 19 Kawasan Ekonomi Khusus (8 telah ditetapkan), antara lain : Sei
Mangkei, Tanjung Api-Api, Tanjung Lesung, Mandalika, MBTK, Palu, Bitung,
dan Morotai
5. 26 Lokasi PKSN Perbatasan, antara lain : Sabang, Ranai, Paloh-Aruk,
Entikong, Nanga Badau, Nunukan, Tahuna, Atambua, Saumlaki, Jayapura,
Jagoi Babang, Jasa, Long Nawang, Long Midang, Long Pahangai,
Simanggaris, Kefamenanu, Merauke, Tanah Merah, Dumai, Batam,
Melonguane, Kalabahi, Ilwaki, Dobo, dan Daruba
ISU STRATEGIS LAINNYA
• Perkiraan kebutuhan tanah untuk
pembangunan 5 tahun ke depan
– Bidang Jalan : 43.300 Ha
– Bidang SDA : 88.600 Ha
– Bidang Infrastruktur permukiman di kawasan
perbatasan sekitar 200 Ha
• Kemungkinan adanya kebijakan strategis yang
belum terakomodir dalam RTRW namun harus
segera dilaksanakan
21
5
CONTOH PROFIL DAN SEBARAN PROGRAM
PUPR DALAM WPS
22
WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu
Merak–Bakauheni–Bandar Lampung–Palembang–Tanjung Api-Api (MBBPT)
Pelabuhan Tanjung Carat
Pelabuhan khusus
Prabumulih: PKW
Luas: 421,62 km2
Penduduk: 171.800 (2013)
PDRB per kap: 9,5 jt
IPM: 75,45 (2012)
KEK Tanjung Api-api
Industri Pengolahan
Kota baru
Tanjung Api-Api
Muara Enim: PKW
Luas: 8.587,9 (2013)
Penduduk: 755.800 jiwa (2013)
PDRB per kap: 10,93 jt
IPM: 71,65 (2012)
Pelabuhan Tanjung Api-api
Hirerarki: Pelabuhan Pengumpul
Regional (3)
Palembang: PKN
Luas: 374,03 ha
Penduduk 1,535,900 jiwa (2012)
PDRB per kapita: 14,05 jt
IPM: 77,38 (2012)
K
S
Mesuji
Luas: 184 Km2
Penduduk: 192.759 jiwa (2013)
IPM: 68,30 (2012)
Waduk Way Rarem
Kapasitas: 722 ribu m3
Target layanan: 22 ribu Ha
KSPN Way Kambas dsk
Daya Tarik: Flora Fauna, Bentang
Alam,
Waduk Batutegi
Kapasitas: 660 juta m3
Bangkitan listrik: 2x15 MW
Way Kambas dsk
Bandar Lampung: PKN
Luas: 296 Km2
Penduduk: 942.039 jiwa (2013)
PDRB per kap:
IPM: 76,83 (2012)
Way Rarem
Kota baru Bandar Negara
Kota baru ITERA
KSPN Krakatau dsk.
Daya Tarik: Wisata Bahari,
Bentang Alam, Taman Laut
Kota Metro: PKW
Luas: 68,74 Km2
Penduduk: 153.517 jiwa (2013)
PDRB per kapita: 4,3 jt
IPM:77,36 (2012)
Way Jepara
S
G. Tanggamus
Kawasan Industri Tanggamus
Industri Maritim dan Logistik
Pelabuhan Panjang
Hierarki: pelabuhan utama
Pelabuhan cargo & curah
Tampungan: 5,89 juta TEUs
petikemas (2013)
Profil
1
Fokus: Pusat Produksi Pengolahan Sawit
& Lumbung Energi
Waduk Way Jepara
Kapasitas: 37 juta m3
Layanan 8700 Ha
Pelabuhan Bakauheni
pelabuhan penyeberangan
Pelabuhan Merak
pelabuhan penyeberangan
Krakatau dsk
KEK Tanjung Lesung
Kawasan Industri Cilegon:
Industri Baja, Petrokimia
Cilegon: PKN
Luas: 175,5 Km2
Penduduk: 398.304 jiwa (2013)
PDRB per kap: 51,7 jt
IPM: 75,89 (2012)
23
WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu
Merak – Bakauheni – Bandar Lampung – Palembang – Tanjung Api-Api
• Penanganan Permukiman
Kumuh di Palembang
• Pengembangan SPAM dan
TPA Regional di Palembang
• Penanganan Permukiman
Kumuh
Peningkatan Jalan Akses
Palembang – Tanjung Api-api
Kota baru
Tanjung Api-Api
• Pembangunan Ruas Jalan Tol Kayu
Agung-Palembang-Betung 111 km
(2015 pengadaan tanah)
Peningkatan Daerah Rawa Pasut
Telang I Kab. Banyuasin 2.300 Ha
• Pengembangan Ruas Jalan Tol
Terbanggi Besar-Kayu Agung
185 km, (2015 pegadaan
tanah)
• Pembangunan Ruas Jalan Tol
Palembang – Indralaya 22 km
(2015 pengadaan tanah)
• Pembangunan jalan akses dari
Jalan Tol menuju Jalan Nasional
(Kaliandar, Bandar Lampung,
Terbangi Besar, Kayu Agung )
K
Penyediaan perumahan untuk
MBR di Palembang
S
Pembangunan Jembatan Musi IV
(200 m)
Pembangunan Jaringan Tersier
D.I. Lempuing Kab OKI
• Pembangunan Rusunawa
Mahasiswa di ITERA
• Penyediaan perumahan
untuk MBR di Bandar
Lampung
Way Kambas dsk
Rehabilitasi Rawa Mesuji - Tulang
Bawang
Way Rarem
Way Jepara
G. Tanggamus
S
Kota baru Bandar Negara
Kota baru ITERA
Anjungan Cerdas sebagai
Stimulan Pembangunan Kawasan
Fasilitasi Pengadaan Tanah ROW 120
m untuk jalan tol, rel kereta api,
SUT/SUTET, box utility, serta
perumahan rakyat, mis Koordinasi
SP2LP
2015
2016
Krakatau dsk
KEK Tanjung Lesung
Pengembangan SPAM dan TPA
Regional di Bandar Lampung
Contoh Bidang Bina Marga
JALAN TOL TRANS SUMATERA RUAS BAKAUHENITB. BESAR, PROV. LAMPUNG
(WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu MBBPT)
PENCANANGAN OLEH PRESIDEN RI
30 APRIL 2015
DATA TEKNIS
Panjang
Jumlah Seksi
Biaya Investasi
Biaya Konstruksi
Biaya Tanah
: 138 km
:3
: Rp 16.943 M
: Rp 12.220M
: Rp 1.033M
TARGET PENYELESAIAN :
TAHUN 2018
PROGRES TANAH: 0,73 %
PROGRES FISIK: 0,51% (Seksi 1), 1,31 % (Seksi 2)
PEKERJAAN YANG SEDANG DILAKSANAKAN:
• Land Clearing
• Timbunan tanah merah + Batu Putih
• Pengadaan RCP
• Pengadaan tiang pancang
• Box culvert
• Rigid Pavement & Lean Concrete
25
TERIMA KASIH
26
Download