this PDF file

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
SISWA
Ummi Kalsum1
Sujiyo Miranto2
1
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univesitas Islam Riau. Jl. Kaharudin
Nasution No. 113, Kota Pekanbaru, Riau 28284, E-mail: [email protected]
2
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidian IPA, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Univesitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Jl. Ir. Haji Juanda No. 95, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15412, E-mail:
[email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan meningkatkan keterampilan proses sains siswa (KPS) dengan pembelajaran
guided inquiry. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat
tahapan: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilakukan di SMA Triguna Utama kelas
XII IPA yang terdiri dari 31 siswa.Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan tes uraian KPS, wawancara, observasi, dan angket respon siswa. Teknik analisis data
secara analisis deskriptif terhadap hasil rata-rata skor KPS dan angket.Hasil penelitian menunjukkan rata-rata
skor KPS siswa pada siklus I sebesar 77,76 sedangkan pada siklus II sebesar 82,26. Ketercapaian aspek KPS
rata-rata 82,26 dan sebagian besar sikap siswa positif terhadap pembelajaran guidedinquiry. Dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan KPS siswa. Dengan demikian penerapaan model pembelajaran
guided inquiry meningkatkan KPS siwa. Aspek KPS yang meningkat yaitu, keterampilan observasi,
mengajukan pertanyaan, berkomunikasi, menghitung, interpretasi, memprediksi, merencanakan percobaan,
menentukan variabel, merumuskan masalah, dan berhipotesis.
Kata-kata kunci: Keterampilan proses sains, Guided inquiry.
PENDAHULUAN
dari
Pembelajaran biologi sebagai bagian
(Sofyan, 2007: 9). Pesatnya perkembangan
pendidikan
ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut
memiliki
di
peranan
bidang
IPA/sains,
penting
dalam
termasuk ilmu biologi membawa dampak
meningkatkan mutu pendidikan, khususnya di
pemilihan
dalam menghasilkan peserta didik yang
pembelajaran serta sistem pembelajaran yang
berkualitas. Karena IPA/sains merupakan
tepat agar dapat meningkatkan pengetahuan
landasan ilmu pengetahuan dan teknologi,
peserta didik sehingga dapat bersaing dalam
yang diketahui telah membawa pengaruh
menanggapi perkembangan sains tersebut dan
yang besar dan cepat pada semua aspek
dapat mencapai tujuan mata pelajaran biologi
kehidupan manusia, dan diyakini juga bahwa
itu sendiri.
melalui
IPA/sains
dengan
materi,
metode
dan
media
pembelajaran
Dalam rangka meningkatkan mutu
keterampilan prosesnya memiliki potensi dan
pendidikan tersebut, pemerintah menaruh
peluang paling besar untuk ikut andil dalam
perhatian terhadap mutu proses pembelajaran.
proses
Hal
pengembangan
manusia
yang
berkualitas terutama aspek intelektualnya
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
tersebut
tertuang
dalam
Peraturan
Pemerintah RI Nomor 19 tentang Standar
52
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
Nasional
Pendidikan
yang
ISSN: 2355-3790
menyatakan
sekolah masih banyak dilakukan secara
bahwa: “proses pembelajaran pada satuan
konvensional (pembelajaran berpusat pada
pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
guru) dan prestasi belajar IPA masih sangat
inspiratif,
rendah bila
menyenangkan,
menantang,
dibandingkan
pelajaran
aktif serta memberikan ruang yang cukup
285).Menurut Clements dan Battista dalam
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
Trianto, yang kita lihat bahwa sebagian pola
sesuai
pembelajaran
bakat,
minat
dan
masih
(Muslim,
mata
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
dengan
lainnya
dengan
bersifat
2008:
transmisif,
perkembangan fisik serta psikologis peserta
pengajar mentransfer dan menyampaikan
didik.” (Permen RI No. 19 tentang Standar
konsep-konsep secara langsung pada peserta
Nasional Pendidikan).
didik. Dalam pandangan ini, siswa secara
harus
pasif “menyerap” struktur pengetahuan yang
ditindaklanjuti sehingga mutu pendidikan
diberikan guru atau yang terdapat dalam buku
menjadi kenyataan yang akan berdampak
pelajaran.Pembelajaran
terhadap pembangunan Indonesia di masa
penyampaian fakta, konsep, prinsip, dan
mendatang.
di
keterampilan kepada siswa (Trianto, 2009:
sekolah selalu mengacu pada kurikulum IPA,
18). Hal ini senada dengan hasil observasi
di dalam kurikulum telah ditegaskan bahwa
peneliti
pembelajaran IPA harus menekankan pada
Terpadu selama empat bulan (Februari s/d
penguasaan kompetensi melalui serangkaian
Mei) di kelas XI IPA SMA Triguna Utama
proses
panduan
Tangerang serta wawancara yang dilakukan
satuan
dengan siswa dan guru bidang studi biologi di
pendidikan,dikatakan bahwa pembelajaran
sekolah tersebut, diperoleh informasi bahwa
IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri
pembelajaran biologi yang telah dilaksanakan
ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan
terdapat hal-hal yang
berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta
Adapun hal-hal yang perlu ditingkatkan
mengkomunikasikannya
aspek
tersebut adalah pertama, penggunaan metode
penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pembelajaran, karena selama pembelajaran
pembelajaran
biologi
hanya sedikit sekali peserta yang aktif
menekankan pada pemberian pengalaman
disebabkan guru masih menggunakan metode
belajar secara langsung melalui penggunaan
konvensional, yaitu dengan ceramah dan
dan pengembangan keterampilan proses dan
berpusat pada guru. Dengan tidak adanya
sikap ilmiah. (BSNP, 2006: 484)
kegiatan
Upaya
pemerintah
Pembelajaran
ilmiah.
penyusunan
Dalam
kurikulum
IPA
tersebut
IPA/sains
buku
tingkat
sebagai
khususnya
hanya
sekedar
pada Praktik Profesi Keguruan
perlu ditingkatkan.
praktikum atau kegiatan
yang
Namun pada kenyataannya berbeda
menunjang keterampilan siswa pada metode
dari yang diharapkan, berdasarkan hasil
ceramah yang diterapkan, hal ini dapat
kajian penelitian Sardjono dalam Muslim,
menyebabkan keterampilanprosessains (KPS)
menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di
siswa tidak berkembang dengan maksimal,
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
53
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
hal ini terlihat pada saat pembelajaran bahwa
Terkait
hal
di
atas
Edgar
Dale
pada umumnya siswa belum dapat menyusun
membuat kesimpulan dari penelitiannya yang
hipotesis, melakukan pengamatan dengan
dikenal dengan Dale’s Cone Experience,
benar,
yang menunjukkan bahwa jika mengajar
membaca
menentukan
grafik
dengan
variabel
menginterpretasi
kesimpulan
data
dengan
percobaan,
dan
benar.
keterampilanprosessains
benar,
dengan
banyak
ceramah
maka
tingkat
menarik
pemahaman siswa hanya 20%, sedangkan
Akibatnya,
jika siswa diminta untuk melakukan sesuatu
menjadi
sambil melaporkannya tingkat pemahaman
siswa
rendah. Padahal dengan terlatihnya siswa
siswa dapat mencapai 90% (Pastore).
menggunakan keterampilan proses sains akan
Ketidakaktifan
siswa
menyebabkan
memudahkannya dalam menerapkan konsep
suasana kelas saat proses pembelajaran
sains
sehari-hari
berlangsung sangat tidak kondusif, beberapa
(pemecahan masalah). Selain itu, dalam
siswa banyak yang sibuk dengan aktifitasnya
pembelajaran
sendiri yang tidak mendukung kegiatan
dalam
kehidupan
model
ceramah
siswa
ditempatkan pada posisi belajar pasif yaitu
belajar
mendengar
telepon genggam, ada yang mengantuk, dan
dan
mencatat.Kondisi
kelas
seperti
mengobrol,
seperti ini dapat membuat siswa bosan dan
ada yang bercanda.
tidak mendapatkan pengalaman belajarnya
Berdasarkan
memainkan
persoalan
yang
sendiri serta semakin enggan untuk belajar
dipaparkan di atas peneliti bermaksud untuk
biologi.
melakukan suatu tindakan untuk mengatasi
Kedua,
sumber
masih
beberapa
permasalahan
didominasi oleh guru, sehingga siswa jarang
tindakan
ini
dijadikan
alternatif,
dipandang perlu ditingkatkan. Mengingat
sehingga tidak muncul interaksi.Hal ini
percepatan perkembangan ilmu pengetahuan
membuat siswa tidak terbiasa bertanya,
dan
mengeluarkan
dan
memungkinkan bagi guru bertindak sebagai
perilaku aktif lainnya. Sehingga pemahaman
satu-satunya orang yang menyalurkan semua
belajar yang diperoleh siswa tidak maksimal,
fakta dan teori-teori.Untuk mengatasi hal ini
karena melalui keaktifan siswa, maka ia akan
perlu
mampu mengolah kesan pengamatan menjadi
memperoleh dan memproses semua fakta,
pengetahuan. Keaktifan juga mendorong
konsep, dan prinsip pada diri siswa (Dimyati
siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan
dan
sehingga merupakan pengalaman langsung
Rustaman
dengan lingkungan. Pengalaman interaksi ini
dimunculkan sebagai materi yang harus
akan
diukur
sumber
informasi
informasi
pendapat,
menimbulkan
berdebat
pengertian
tentang
keterampilan
teknologi
yang
pengembangan
Mudijono,
2006:
keterampilan
dan
tersebut.
berada
Dalam
proses
terjadi,
sains
tidak
keterampilan
137).
Menurut
proses
tersebut
dalam
lingkup
lingkungan dan selanjutnya akan menjadi
pembelajaran “bekerja ilmiah” (Rustaman,
pengetahuan baru (Zulfiani, dkk. 2009: 52).
dkk. 2005: 161). Selain itu pentingnya
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
54
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
keterampilan proses sains untuk ditingkatkan
hands
mengingat
dan
melainkan juga minds on activities. Implikasi
dilakukan
ini difasilitasi oleh model pembelajaran
standar
kompetensi
kompetensi dasar yang akan
memiliki rumusan tujuan pembelajaran yang
on
activities
saja
tidak
cukup,
inquiry.
menuntut keterampilan proses melalui suatu
Dari paparan di atas dapat disimpulkan
konsep tertentu. Adapun standar kompetensi
bahwa untuk meningkatkan keterampilan
yang akan dilaksanakan berdasarkan panduan
proses sains peserta didik diperlukan model
dari badan standar nasional pendidikan adalah
pembelajaran yang sesuai, dan pembelajaran
melakukan
inquiry
percobaan
pertumbuhan
dan
merupakan
salah
pembelajaran
aspek-aspek keterampilan proses sains juga
meningkatkan keterampilan tersebut karena
menjadi salah satu poin dalam Standar
model pembelajaran inquiry merupakan suatu
Kompetensi
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan
(SKL)
Biologi
SMA/MA.
untuk
secara maksimal seluruh kemampuan peserta
Dalam
sains,
sesuai
model
perkembangan pada tumbuhan. Selain itu
Lulusan
yang
satu
siswa
pelaksanaan
dituntut
pembelajaran
didik untuk mencari dan menyelidiki secara
mengembangkan
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
keterampilan proses sains, berpikir induktif,
mereka
sikap ilmiah, keterampilan manipulasi alat,
penemuannya dengan penuh percaya diri.
keterampilan komunikasi yang semuanya
Seperti yang dinyatakan oleh Nur dalam
terintegrasi dalam keterampilan dasar kerja
Holil, bahwa dalam pembelajaran IPA,
ilmiah
keterampilan-keterampilan
(Rustaman,
diperlukan
2005:
3).
pembelajaran
Sehingga
yang
dapat
dapat
adalah
merumuskan
sendiri
proses
sains
keterampilan-keterampilan
yang
mengembangkan keterampilan tersebut. Salah
dipelajari siswa saat mereka melakukan
satu alternatif model pembelajaran yang dapat
inkuiri ilmiah.Jadi pada penelitian ini peneliti
diterapkan untuk meningkatkan keterampilan
menggunakan
proses sains siswa serta dapat memberikan
inquiry sebagai model pembelajaran yang
penguatan terhadap kualitas pembelajaran
digunakan
biologi di kelas sebagai sarana penelitian
keterampilan proses sains siswa.
model pembelajaran guided
dalam
upaya
meningkatkan
adalah model pembelajaraninquiry. Sebagai
Untuk menghindari kesalahpahaman
salah satu model pembelajaran rujukan
makna serta upaya untuk lebih efisien dalam
konstruktivisme, inquiry ini dirancang untuk
pelaksanaan penelitian yang selaras dengan
mendorong siswa untuk melakukan kegiatan
judul
penyelidikan, berpikir kritis, mengembangkan
pembatasan masalah. Adapun pembatasan
berbagai
masalah tersebut adalah:
keterampilan
dan
melakukan
penerapan. Berarti prinsip pembelajaran sains
penelitian,
maka
perlu
adanya
1. Model Pembelajaran yang digunakan
disini adalah proses aktif. Proses aktif
adalah model pembelajaran
memiliki aktivitas mental dan fisik. Artinya
inquiry. Model pembelajaran ini dipilih
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
guided
55
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
karena dalam proses pembelajarannya
proses sains siswa. 3) Diharapkan hasil
melibatkan keterampilan proses sains
penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar
sehingga diharapkan dengan menerapkan
atau tolak ukur bagi penelitian-penelitian
model
selanjutnya
pembelajaran
ini
dapat
guna
memperbaiki
dan
meningkatkan keterampilan proses sains
mengembangkan hasil penelitian yang sudah
siswa.
ada.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada konsep
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan. Konsep pertumbuhan dan
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
perkembangan tumbuhan ini merupakan
Penelitian ini menggunakan metode
konsep konkrit yang tujuan utama dari
Penelitian
pembelajarannya
Classroom Action Research (CAR), yang
adalah
keterampilan
proses sains melalui konsep tersebut.
Berdasarkan
pembatasan
Kelas
(PTK)
atau
hanya berfokus pada suatu kajian yang
fokus
penelitian di atas, maka penelitian ini
berikut:
Tindakan
dirumuskan
sebagai
penerapan
model pembelajaran guided
berawal dari situasi alamiah kelas.
Waktu dan Tempat Penelitian
“Apakah
Penelitian ini dilakukan di SMA
Triguna Utama
pada semester I kelas XII
inquiry dapat meningkatkan keterampilan
IPA, yaitu dari bulan Agustus-Oktober tahun
proses sains siswa kelas XII IPA SMA
ajaran 2009/2010.
Triguna Ciputat Kabupaten Tangerang Tahun
Subjek Penelitian
Pelajaran 2010/2011?”
Adapun subjek penelitian tindakan
Dalam penelitian ini terdapat beberapa
tujuan dan manfaat dari penelitian, yaitu:
Tujuan
diadakannya
penelitian
kelas ini adalah siswa kelas XII IPA yang
terdiri dari 31 orang siswa dengan komposisi
ini
perempuan 22 orang dan laki-laki 9 orang.
adalah: 1) Untuk meningkatkan keterampilan
Pada penelititan ini peneliti berkolaborasi
proses sains siswa dengan pembelajaran
dengan seorang guru bidang studi biologi dan
inkuiri terbimbing. 2) Mengetahui respon
teman
siswa terhadap pembelajaran yang telah
observer.
dilaksanakan sebagai refleksi pembelajaran.
Prosedur
sejawat
yang
bertindak
sebagai
Adapun manfaat dari penelitian ini
Desain intervensi tindakan kelas yang
adalah: 1) Memberikan informasi kepada para
digunakan adalah model spiral Kemmis dan
pembaca
model
Mc. Taggart. Hopkins seperti yang dikutip
inquirydalam
oleh Wiriaatmadja (2006: 66-67) menjelaskan
meningkatkan keterampilan proses sains. 2)
tahapan model spiral ini terdiri dari empat
Bagi sekolah dan guru semoga karya tulis ini
komponen
dapat digunakan sebagai masukan tentang
pengamatan dan refleksi
tentang
pembelajaran
pentingnya
penerapan
guided
meningkatkan
yaitu
perencanaan,
tindakan,
keterampilan
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
56
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
menentukan rata-rata nilai tes, peningkatan
Data
(gain) dari pretes dan postes pada siklus I dan
Instrumen
yang
digunakan
dalam
II, serta jumlah (persentase) siswa yang tuntas
penelitian ini adalah:
belajar pada siklus I dan II. Kemudian
1. Lembar Observasi
membandingkan hasil yang diperoleh pada
Dalam penelitian ini lembar observasi
siklus I dan II.Dalam menganalisis data pada
digunakan untuk mengetahui pemunculan
aspek
kejadian/aspek keterampilan proses sains
menggunakan Gain skor.
siswa selama proses pembelajaran.
a. Untuk
2. Lembar Catatan Lapangan
keterampilan proses sains dengan
mengetahui
efektivitas
model
pembelajaran guided inquiry dalam upaya
Catatan lapangan adalah catatan yang
meningkatkan katerampilan proses sains
dibuat oleh peneliti untuk melakukan
siswa dapat dihitung dengan menggunakan
pengamatan atau observasi terhadap subjek
rumus rata-rata gain ternormalisasi sebagai
penelitian tindakan kelas (Wiriadmadja,
berikut:

skor postes  skor pretes 
 g  skor ideal  skorpretes 


2008: 125). Catatan lapangan ini memuat
kondisi
siswa
pada
saat
proses
pembelajaran berlangsung dan tindakan
guru dalam melaksanakan pembelajaran.
3. Tes Keterampilan Proses Sains
Untuk
mengevaluasi
Skor
ternormalisasi
pembelajaran
dengan
G tinggi
: nilai (g) > 0,70
berbentuk
G sedang
: 0,70> (g) >030
karakteristik soal
sesuai
dengan
keterampilan
proses
sains.
kriteria
sebagai berikut (Hake, 1999: 1):
proses sains digunakan tes tertulis yang
uraian
ini
diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria
efektivitas
keterampilan
gain
G rendah
: nilai (g) 03
b. Terhadap data hasil tes keterampilan
4. Wawancara
Dalam
proses
penelitian
ini
wawancara
sains
siswa,
setiap
aspek
keterampilan proses sains diukur dengan
dilakukan kepada guru dan siswa sebelum
satu
dan sesudah tindakan dilaksanakan.
peningkatan kemampuan proses sains,
5. Lembar Angket
Dalam
soal.
Untuk
mengetahui
dengan menghitung selisihnya, selisih itu
penelitian
ini
angket
digunakan untuk mengetahui sikap siswa
terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi
dengan
butir
model
pembelajaran
guided
inquiry.
Teknik Analisis Data
Terhadap data hasil tes prestasi
sebagai peningkatan keterampilan proses
sains.
Langkah-langkah
yang
ditempuh
adalah sebagai berikut:
1) Menjumlahkan skor seluruh siswa untuk
setiap aspek keterampilan proses sains
yang akan dicari.
belajar siswa, dilakukan analisis dengan
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
57
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
2) Menentukan
persentase
tiap
aspek
keterampilan proses sains.
ISSN: 2355-3790
observasi dideskripsikan dalam paparan
data secara naratif. Analisis kualitatif ini
3) Menentukan kriteria keterampilan proses
memperoleh data penelitian yang berupa
sains dengan cara menafsirkan persentase
indikator-indikator perilaku guru dan siswa
skor yang diperoleh siswa dengan kriteria
dalam proses pembelajaran guidedinquiry
sebagai berikut:
yang
berperan
pada
peningkatan
keterampilan proses sains siswa.
Tabel 1. Interpretasi Keterampilan Proses Sains
Persentase
90-100%
75-89%
55-74%
31-54%
0-30%
Analisis persentase sikap siswa dapat
Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
dihitung dengan menggunakan rumus:
P = F/N x 100%
Aep Saepudin dalam Wawan (2007)
c. Terhadap data hasil observasi pelaksanaan
model
pembelajaranguidedinquiry
dilakukan
analisis
d. Terhadap data hasil angket respon siswa
kualitatif,
yaitu
memfokuskan hal-hal pokok dan penting
Keterangan :
P: angka persentase
F:frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N: jumlah individu
Hasil analisis persetase sikap siswa
yang berkaitan dengan pelaksanaan model
dikategorikan menjadi:
pembelajaran
1) Sikap positif jika persentase hasil analisis
guided
inquiry.
Hasil
angket > 50%
2) Sikap negatif jika persentase hasil analisis
3) angket < 50%
e. Terhadap
keterampilan
Persentase=Skor ideal dilakukanX 100%
data
hasil
proses
pengamatan
sains,
analisis
dilakukan dengan mencari persentase skor
tiap aspek keterampilan proses sains siswa,
Kemudian
membandingkan
persentase
skor tiap aspek keterampilan proses sains
yang diamati pada siklus I dan siklus
Skor maksimum diharapkan
Tabel 2. Interval Pnguasaan KPS
Tingkat
Predikat
Penguasaan
86-100
Sangat baik
76-85
Baik
60-75
Cukup
55-59
Kurang
≤ - 54
Kurang sekali
(Purwanto, 2000: 103)
II.Untuk menghitung nilai kemampuan
Penelitian ini dikatakan berhasil atau
keterampilan proses sains (psikomotor)
siswa dinyatakan mengalami peningkatan
suatu tes performance dalam pelaksanaan
kemampuan keterampilan proses sains apabila
praktikum dengan menggunakan lembar
mencapai indikator sebagai berikut: siswa
observasi skor keterampilan siswa pada
mencapai ketuntasan minimal sebesar 70 dan
tiap tindakan yang dinilai menjadi skor
kelas mencapai ketuntasan 90%.
total siswa.
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
58
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
Tabel 3. Data Hasil Observasi KPS
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Mengamati
a. Hasil Pengamatan
Manafsirkan pengamatan
Catatan lapangan
pembelajarandiketahui bahwa pembelajaran
dengan berkelompok dapat membuat siswa
terkondisikan
untuk melaksanakan
pembelajaran, namun masih ada beberapa
siswa yang masih bercanda, berkumpul
dengan kelompok lain, dan ada yang tidak
senang dengan pembagian kelompok yang
dilakukan
oleh
guru.
Mereka
merasa
pembagian kelompok tidak merata karena ada
beberapa kelompok yang anggotanya pasif.
Pada saat tanya jawab tampak siswa
masih
ragu-ragu
dalam
menyampaikan
jawabannya. Mereka hanya mau menjawab
ketika telah ditunjuk oleh guru. Hal ini
menyebabkan masih banyak siswa yang tidak
menyimak
temannya
yang
sedang
menyampaikan jawabannya karena merasa
tidak
mendapat
tugas
untuk
menjawab
pertanyaan. Hal ini menyebabkan proses tanya
jawab belum berjalan dengan baik.
mulai
berdiskusi
dengan
teman
kelompoknya. Namun masih didominasi oleh
siswa yang pandai. Siswa yang pasif hanya
mengikuti pendapat temannya yang dianggap
pandai. Mereka masih malu-malu untuk
mengungkapkan pendapat ataupun jawaban
mereka. Beberapa siswa juga masih banyak
yang
mengandalkan
orang
lain
75%
Merencanakan percobaan
81,25%
Menerapkan konsep
Berkomunikasi
Mengajukan pertanyaan
37,5%
70,83%
43,75%
Wawancara
Dari
hasil
wawancara
terstruktur
dengan siswa dapat diketahui bahwa siswa
yang mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran
sebesar
25,81%
mereka
beralasan bahwa mereka belum terbiasa
dengan proses pembelajaran yang digunakan.
Pada pertanyaan kedua diperoleh 19,35%
siswa yang merasa proses pembelajaran
kurang menarik, dan 80,56% siswa merasa
proses
pembelajaran
menarik
karena
pembelajaran sangat interaktif. Pertanyaan
ketiga diperoleh 77,42% siswa yang merasa
pemahaman konsepnya meningkat setelah
pembelajaran,
mereka
beralasan
mereka
termotivasi untuk mempraktikkan sendiri apa
yang sedang dipelajari dan berusaha mencari
Pada saat diskusi pembelajaran, tampak
siswa
56,25%
Berhipotesis
Berdasarkan pengamatan selama proses
mulai
Persentase
Siklus I
87,5%
Aspek KPS
Siklus I
dalam
pengerjaan LKS.
Observasi Keterampilan Proses Sains
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
tahu konsep apa yang ada pada praktikum.
Sedangkan siswa yang merasa pemahaman
konsepnya tidak meningkat beralasan bahwa
hanya sedikit konsep yang bisa terserap.Pada
pertanyaan keempat diketahui 87,1% siswa
yang terdorong untuk berpikir ilmiah menurut
mereka
membuat
pembelajaran
mereka
yang
bertanya
berlangsung
sendiri
dan
kemudian mempraktikkannya karena ingin
tahu. Pertanyaaan ke lima diketahui 80,65%
yang setuju bahwa pembelajaran berjalan
59
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
efektif dan 19,35% yang tidak setuju.
inquiry pada subkonsep pengaruh faktor luar
Pertanyaan ke enam diketahui bahwa 87,1%
terhadap pertumbuhan dan perkembangan
siswa
tumbuhan.
setelah
memiliki
keterampilan
pembelajaran
dan
praktikum
12,9%
tidak.
Berdasarkan
hasil
tes
keterampilan
Pertanyaan terakhir diperoleh 90,32% siswa
proses sains siswa (pretes dan postes) pada
menyukai pembelajaran guided inquiry dan
siklus
hanya 9,68% siswa yang tidak menyukai
keterampilan proses sains pada subkonsep
pembelajaran guided inquiry.
pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan
b. Hasil Tes Keterampilan Proses Sains
dan perkembangan tumbuhan sebagai berikut:
I
diperoleh
ketercapaian
aspek
Tes yang digunakan pada siklus ini
berbentuk esai (uraian) berjumlah 12 soal.
Tabel 5. Persentase Ketercapaian Aspek KPS
Setiap soal uraian mengukur satu aspek
No
Aspek KPS
keterampilan proses sains. Berdasakan hasil
pretes dan postes yang diperoleh, maka dapat
ditentukan besarnya rata-rata kemampuan
awal siswa dan rata-rata kemampuan akhir
siswa setelah diberikan perlakuan, serta
standar deviasi masing-masing tes.
Untuk mengetahui tingkat efektifitas
tindakan yang telah dilakukan pada penelitian
tindakan kelas siklus I maka data hasil tes
keterampilan proses sains siswa dianalisis
dengan N-gain terhadap skor rerata tes awal
dan tes akhir kemampuan pemahaman siswa.
Adapun hasil N-gain tersebut adalah sebagai
berikut:
Observasi
Klasifikasi
Membuat Pertanyaan
Mengomunikasikan
Menghitung
Matematika
6
Membuat
Kesimpulan
7
Menerapkan Konsep
8
Membuat Prediksi
9
Merencanakan
Percobaan
10 Menentukan Variabel
11 Merumuskan
Masalah
12 Membuat Hipotesis
Jumlah
Rata-rata
47
77
54
39
40
79
68
74
25
14
73
71
14
541
45,09
67
933
77,76
Siswa antara Pretest dan Postest pada siklus I
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat
Tabel 4. N-gain Ketercapain KPS Pretest dan
Postet Siklus I
Pretest
Postet
N-Gain
Rata-rata
siswa
SD
1
2
3
4
5
Persentase
Pretest Posttest
52
79
77
90
47
78
66
88
80
90
46,24
77,76
12,02
8,18
0,58
0,14
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai
N gain sebesar =
0,58, berdasarkan
kategorisasi ini menunjukkan g pada kategori
sedang (nilai (0,30<g≤0,7). Hal ini berarti
menunjukan tingkat efektifitas yang sedang
pada perlakuan tindakan pembelajaran guided
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
diketahui
bahwa
terjadi
peningkatan
keterampilan proses sains siswa pada setiap
aspek keterampilan proses sains dengan
peningkatan
yang
berbeda-beda
pada
subkonsep pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan
pada siklus I. Rata-rata persentase ketercapain
aspek KPS meningkat dari 45,09% menjadi
77,76%.
60
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
Tes akhir yang dilaksanakan pada
ISSN: 2355-3790
3) Tanya jawab
siklus ini belum memenuhi ketuntasan belajar.
Siswa masih malu dan tidak percaya
Hal ini disebabkan masih terdapat siswa yang
mendapatkan nilai di bawah batas ketuntasan
minimal dengan penguasaan keterampilan
proses sains yaitu 70. Pada siklus ini
ketuntasan belajar siswa baru mencapai
siswa
lain
yang
sedang
menyampaikan
pendapat, kurangnya rasa saling menghargai
diskusi kelompok memakan waktu yang
c. Refleksi
Proses pembelajaran model guided
pada
konsep
pertumbuhan
dan
perkembangan tumbuhan mampu membuat
siswa lebih terkondisikan untuk belajar dan
lebih aktif. Dengan adanya kegiatan diskusi
siswa
banyak siswa yang tidak menyimak guru atau
pada sebagian siswa. Pembahasan hasil
83,87%.
inquiry
diri dalam menyampaikan pendapat. Masih
terlibat
aktif
dalam
proses
pembelajaran, dimana setiap siswa memiliki
tanggung jawab dalam setiap kelompoknya.
Namun
pembelajaran
dalam
guided
pelaksanaan
inquiry
ini
masih
cukup lama.
Pada pelaksanaan siklus I pembelajaran
biologi dengan model pembelajaran guided
inquiry diperoleh hasil keterampilan proses
sains siswa yang masih kurang. Berdasarkan
tes keterampilan yang telah dilaksanakan,
masih ada beberapa siswa yang belum
mencapai
batas
keterampilan
proses
minimal
penguasaan
sains
yang
telah
ditentukan yaitu 70. Hal ini menunjukan
belum tercapainya ketuntasan belajar yang
terdapat kekurangan dalam hal:
telah ditentukan yaitu 90%. Oleh sebab itu
1) Pembelajaran berkelompok
Dalam pembelajaran berkelompok ini
terlihat pembagian kelompok yang kurang
merata sehingga kelompok belum maksimal
dalam hal bekerja sama, bertukar pikiran dan
bantu membantu ketika mengalami kesulitan.
hasil belajar harus ditingkatkan melalui
perbaikan tindakan yang telah dilaksanakan
untuk diterapkan pada siklus ke dua.
d. Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus 1
diperoleh bahwa kemampuan keteram-
2) Diskusi dalam kelompok
dalam
pilan proses sains siswa pada sub-konsep
menyampaikan pendapat dan mengajukan
pengaruh faktor luar terhadap pertum-
pertanyaan. Masih ada siswa yang tidak mau
buhan
menyimak
sedang
belum mencapai kriteria yang diharapkan.
menyampaikan pendapat. Dalam hal ini masih
Oleh karena itu dilakukan perbaikan
didominasi oleh siswa yang biasa aktif,
tindakan
sehingga
dilaksanakan pada siklus I sehingga perlu
Siswa
masih
malu-malu
temannya
beberapa
masih
yang
mengandalkan
teman dalam mengerjakan tugasnya.
dan
perkembangan
pembelajaran
tumbuhan
yang
telah
dilanjutkan ke tindakan pembelajaran
pada siklus II.
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
61
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
Siklus II
pertanyaan.
a. Hasil Pengamatan
persentase aspek keterampilan proses sains
Berdasarkan
pengamatan
pada
Namun
secara
keseluruhan
pada siklus II sudah mengalami peningkatan
pembelajaran berkelompok siswa tampak
dari siklus I.
berkumpul dengan teratur pada kelompoknya
b. Hasil Tes Keterampilan Proses Sains
masing-masing dengan posisi yang telah
Tes yang digunakan pada siklus ini
ditentukan. Siswa terkondisikan dengan baik,
berbentuk esai (uraian) berjumlah 12 soal.
dan
Setiap soal uraian mengukur satu aspek
bersemangat
untuk
memulai
pembelajaran.
keterampilan proses sains. Berdasakan hasil
Pada saat mengajukan pertanyaan atau
pretes dan postes pada siklus II, maka dapat
jawaban seluruh siswa aktif dan percaya diri
ditentukan besarnya rata-rata kemampuan
dalam
mengajukan
awal siswa dan rata-rata kemampuan akhir
pertanyaan. Seluruh siswa menyimak dan
siswa setelah diberikan perlakuan, serta
menghargai
standar deviasi masing-masing tes.
menjawab
atau
kelompok
yang
sedang
mempresentasikan hasil kelompoknya.
Untuk mengetahui tingkat efektifitas
Pada saat diskusi kelompok semua
tindakan yang telah dilakukan pada penelitian
siswa terlibat aktif dalam jalannya diskusi.
tindakan kelas siklus II maka data hasil tes
Mereka
yang
keterampilan proses sains siswa dianalisis
mengajukan
dengan N-Gain terhadap skor rerata tes awal
pertanyaan, serta saling bertukar pikiran
dan tes akhir kemampuan pemahaman siswa.
dalam menyelesaikan masalah yang diajukan.
Adapun hasil N-Gain tersebut adalah sebagai
mulai
memberikan
menghargai
pendapat
teman
atau
Tabel 6. Hasil Observasi KPS
Aspek KPS
Mengamati
Manafsirkan pengamatan
Berhipotesis
Persentase
Siklus II
89,58%
berikut:
Tabel 7. N-Gain KPS Pretest dan Postet Siklus
II
56,25%
75%
Merencanakan
percobaan
Menerapkan konsep
87,5%
Berkomunikasi
Mengajukan pertanyaan
77,08%
56,25%
Rata-rata
siswa
SD
Pretest
Postet
N-Gain
72,11
82,26
0,39
10,03
9,39
0,19
50%
Berdasarkan kategorisasi diperoleh nilai
N Gain sebesar = 0,39, ini menunjukkan g
Berdasarkan tabel 6 di atas dapat
pada kategori rendah (nilai (0,30<g≤0,7). Hal
diketahui persentase keterampilan proses sains
ini berarti menunjukan tingkat efektifitas yang
siswa yang muncul pada saat pembelajaran
rendah pada perlakuan tindakan pembelajaran
pada siklus II. Tampak bahwa tiga aspek
guided inquiry pada subkonsep pengaruh
keterampilan proses sain masih tergolong
faktor dalam terhadap pertumbuhan dan
rendah yaitu, aspek menafsirkan pengamatan,
perkembangan tumbuhan.
menerapkan konsep, dan aspek mengajukan
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
62
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
Berdasarkan
soal
dapat diambil kesimpulan bahwa siswa sudah
pretesnya
ada pembiasaan keterampilan proses sains
diperoleh 58,33% soal yang rerata nilainya
pada siklus sebelumnya. Rata-rata persentase
termasuk
dan
ketercapaian aspek KPS meningkat dari
mengalami rerata peningkatan skor yang
72,58% menjadi 82,06%. Pada pembelajaran
relatif rendah
sebesar 12,19%, hal ini
siklus II ini diperoleh rata-rata persentase
memberikan kontribusi terhadap rendahnya
ketercapaian indikator keterampilan proses
skor perolehan N gain.
sains
diketahui
bahwa
analisis
pada
kategori
butir
ISSN: 2355-3790
hasil
baik
Berdasarkan hasil tes
(70-80)
keterampilan
siswa
dibandingkan
sebesar
dengan
82,06%.
siklus
I
terdapat
proses sains siswa (pretes dan postes) pada
peningkatan
siklus
aspek
keterampilan proses sains siswa. Pada siklus
keterampilan proses sains pada subkonsep
II ini diperoleh ketuntasan belajar siswa
pengaruh faktor dalam terhadap pertumbuhan
mencapai ketuntasan ideal yaitu 90%.
dan perkembangan tumbuhan sebagai berikut:
c. Respon
II
diperoleh
ketercapaian
Tabel 8. Persentase Ketercapaian Aspek KPS
Pretest dan Postest Siklus II
Persentase
No
Aspek KPS
Pretest Posttest
1
Observasi
62
86
2
Klasifikasi
76
91
3
Membuat Pertanyaan
78
80
4
Mengkomunikasikan
82
89
5
Menghitung
89
93
Matematika
6
Membuat
68
83
Kesimpulan
7
Menerapkan Konsep
65
77
8
Membuat Prediksi
74
77
9
Merencanakan
67
81
Percobaan
10 Menentukan Variabel
80
89
11 Merumuskan
71
74
Masalah
12 Membuat Hipotesis
59
75
Jumlah
871
995,16
Rata-rata
72,58
82,16
Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dilihat
bahwa
terjadi
peningkatan
keterampilan
proses sains siswa pada subkonsep pengaruh
faktor dalam terhadap pertumbuhan dan
perkembangan
tumbuhan
sebelum
dan
sesudah dilaksanakan tindakan pada siklus II.
Dari tabel diketahui bahwa tujuh aspek sudah
mencapai KKM sebelum pembelajaran, ini
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
ketercapaian
Jika
Sikap
Siswa
indikator
Terhadap
Pembelajaran
Berdasarkan angket yang disebarkan
kepada siswa pada akhir pembelajaran siklus
ke II, diperoleh data mengenai sikap siswa
terhadap
pembelajaran
pembelajaran
model
biologi
dengan
guidedinquiry
pada
konsep pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan.
Pernyataan-pernyataan
pada
angket tersebut dikategorikan dalam indikator
sikap dengan persentasi sebagai berikut:
Tabel 9. Data Persentase Sikap Siswa Mengenai
Pembelajaran Biologi dengan Model
Guided Inquiry
Persentase Sikap
No
Indikator
Positif
Negatif
1
Perasaan
siswa 91,13%
8,87%
terhadap pelajaran
biologi
2
Perasaan
siswa 83,87%
16,13%
terhadap
pelaksanaan metode
diskusi
kelompok
dalam pembelajaran
biologi
3
Perasaan
siswa 83,23%
16,77%
terhadap pembelajan
biologi
dengan
guided inquiry
Jumlah
258,23
41,77
Rata-rata
86,07%
13,93%
63
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
Pembahasan
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
bahwa secara keseluruhan (86,85%) sebagian
besar siswa memberikan sikap yang positif
terhadap
inquiry
tindakan
pada
pembelajaran
konsep
perkembangan
guided
pertumbuhan
tumbuhan
yang
dan
telah
dilaksanakan.
menggunakan
siswa
permasalahan
cukup
yang
menantang
untuk
didiskusikan. Siswa setuju bahwa belajar
dengan cara ini menarik, tidak membosankan,
dan mengajak untuk berpikir dan berusaha
menemukan
sendiri
jawaban
dari
permasalahan.
tumbuhan mampu meningkatkan keefektifan
pembelajaran.
Sebelum
dilaksanakannya
pembelajaran dengan menggunakan guided
guru. Siswa tidak turut aktif dalam mengikuti
semua
kegiatan
dilaksanakan
pembelajaran.
kegiatan
Setelah
pembelajaran
menggunakan pembelajaran guided inquiry
siswa
lebih
aktif
dalam
mengikuti
pembelajaran, guru tidak mendominasi kelas,
Pada siklus I rata-rata ketercapaian
diketahui siswa mampu belajar mandiri, lebih
dan
aktif
dalam
kegiatan
pembelajaran. Dilihat dari ketercapaian aspek
pada
pada
siswa juga mampu belajar mandiri.
Pada proses pembelajaran siklus II ini,
KPS
guidedinquiry
konsep pertumbuhan dan perkembangan pada
d. Refleksi
kondusif,
model
inquiry, proses pembelajaran didominasi oleh
Menurut
diangkat
Penerapan pembelajaran biologi dengan
siklus
II
tampak
adanya
peningkatan nilai rata-rata KPS. Terjadi
peningkatan keterampilan proses sains siswa
dan ketuntasan belajar siswa telah mencapai
90%. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria
yang diharapkan dan menunjukan bahwa
tindakan yang telah dilakukan telah berhasil.
e. Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus II
diperoleh bahwa kemampuan keterampilan
proses sains siswa pada konsep pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan telah mencapai
kriteria yang diharapkan yaitu 90% sehingga
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
keterampilan proses sains siswa telah berhasil.
aspek
KPS
dilaksanakan
secara
keseluruhan
pembelajaran
setelah
menggunakan
model guided inquiry pada sub konsep
pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan diperoleh
77,76
dengan ketuntasan belajar mencapai
83,87%. Pada siklus II ketercapaian aspek
KPS
setelah
dilaksanakan
pembelajaran
dengan model guided inquiry pada sub konsep
pengaruh faktor dalam terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan mencapai ratarata
82,26
dengan
ketuntasan
belajar
mencapai ketuntasan ideal yaitu 90%. Hal ini
menunjukkan terjadi peningkatan penguasaan
keterampilan proses sains siswa dari siklus I
ke siklus II.
Pembelajaran
menggunakan
model
guided inquiry merupakan pengalaman baru
bagi siswa karena model pembelajaran ini
belum pernah diterapkan sebelumnya pada
kelas ini. Selama proses penelitian ada 12
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
64
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
aspek keterampilan proses sains yang diukur
mereka pada mata pelajaran kimia pokok
peneliti yaitu, keterampilan mengobservasi,
bahasan laju reaksi, dari hasil penelitian
membuat pertanyaan, menerapkan konsep,
mereka menunjukkan bahwa keterampilan
menentukan
mate-
proses sains siswa dalam pembelajaran IPA
matika, mengkomunikasikan, merencanakan
setelah menggunakan model pembelajaran
percobaan,
inkuiri menunjukkan adanya peningkatan
variable,
menghitung
membuat
memprediksi,
kesimpulan,
merumuskan
masalah,
(Sari, 2009).
mengklasifikasi, membuat hipotesis.
Pembelajaran dengan model guided
Dari deskripsi data keterampilan proses
sains
yang
disimpulkan
guided
telah
bahwa
inquiry
dipaparkan
model
dapat
dapat
inquiry
merupakan
salah
satu
model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk
pembelajaran
meningkatkan
keterampilan
meningkatkan
siswa, selain itu pembelajaran ini juga dapat
meningkatkan
dilihat dari hasil tes keterampilan proses sains
keaktifan siswa selama mengikuti proses
siswa siklus II lebih tinggi dari hasil tes
pembelajaran. Sehingga dapat mengubah
keterampilan proses sains siswa siklus I
proses pembelajaran yang berpusat pada guru
(82,26 >77,76). Dengan demikian dapat
menjadi pembelajaran yang berpusat pada
disimpulkan
bahwa
terjadi
siswa.
keterampilan
proses
sains
siswa
siswa
sains
keterampilan proses sains siwa, ini dapat
peningkatan
keterlibatan
proses
atau
yang
Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran
signifikan dari siklus I ke siklus II setelah
biologi melatih para siswa untuk membangun
diajar dengan model
pengetahuannya
pembelajaran guided
melalui
kegiatan
inquiry, yaitu yang menunjukkan bahwa
mengobservasi, mengorganisasi data, fakta,
terdapat peningkatan yang signifikan antara
konsep
siklus I dengan siklus II. Sehingga dapat
melaksanakan percobaan. hal ini tampak
diinterpretasikan bahwa model pembelajaran
melalui peningkatan KPS yang terjaring
guided
meningkatkan
melalui tes tertulis maupun tes observasi.
keterampilan proses sains siswa. Adapun
Meskipun tidak terlalu tinggi tetapi aktivitas
Aspek
yang
siswa dapat menjadi pengalaman yang sangat
mengalami peningkatan yaitu, keterampilan
bermakna. Hal ini sejalan dengan pernyataan
observasi,
mengajukan
pertanyaan,
Carin (1997) bahwa proses ber-inkuiri sangat
berkomunikasi,
menghitung
matematika,
berarti bagi siswa untuk memahami fenomena
merencanakan
dan peristiwa, dan pandangan konstruktivistik
percobaan, menentukan variabel, merumuskan
yang menekankan bahwa setiap individu perlu
masalah, dan berhipotesis. Hal ini juga terjadi
membangun pemaknaan pengetahuan dan
pada penelitian yang dilakukan oleh Muslim
gagasannya melalui interaksi dalam kerja
(2008) pada mata pelajaran fisika, dan oleh
kelompok.
inquiry
dapat
keterampilan
interpretasi,
proses
memprediksi,
sains
dan
prinsip,
merencanakan
dan
Fitri, Betty, dan Jimmi dalam penelitian
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
65
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
Selain
itu
sikap
siswa
terhadap
pembelajaran biologi dengan menerapkan
model pembelajaran guided inquiry pada
konsep
pertumbuhan
dan
perkembangan
ISSN: 2355-3790
menentukan
variabel,
merumuskan
masalah, dan berhipotesis
2. Pembelajaran dengan menerapkan model
guded inquiry metode diskusi pada konsep
tumbuhan sebagian besar positif. Siswa
pertumbuhan
senang dengan kegiatan model pembelajaran
tumbuhan
guided inquiry.
meningkatkan aktifitas siswa, hal ini dapat
Keberhasilan tindakan kelas sangat
dipengaruhi oleh guru dalam mengelola kelas.
dilihat
dan
cukup
melalui
perkembangan
efektif
hasil
dalam
observasi
saat
pembelajaran berlangsung.
Selama pelaksanaan tindakan siswa sangat
Adapun saran dari peneliti yaitu:
membutuhkan perhatian dan bimbingan guru.
1. Model pembelajaran guided inquiry akan
Walaupun pembelajaran berpusat pada siswa
lebih baik jika digunakan pada konsep
tetapi peran guru untuk menciptakan suasana
yang bersifat konkrit agar siswa dapat
belajar masih sangat penting. Guru harus
menemukan sendiri konsep yang sedang
mampu bertindak sebagai fasilitator dan
dipelajari.
motivator.
Ia
harus
menyediakan
diri
2. Hasil penelitian ini diharapakan dapat
sepenuhnya untuk membimbing siswa. Saran-
dipergunakan untuk melakukan penelitian
saran perbaikan pengelolaan kelas dari dosen
sejenis dalam pembelajaran yang berbeda.
pembimbing dan guru pamong serta hasil
diskusi pada tahap refleksi telah memperbaiki
kinerja penulis dari siklus ke siklus. Hal ini
DAFTAR RUJUKAN
Ahmad
berdampak juga pada kinerja siswa.
Sofyan.
dalam
(2007).
pembelajaran
Prosiding
BSNP.
sebagai berikut:
1. Penggunaan model pembelajaran guided
inquiry pada konsep pertumbuhan dan
tumbuhan
pengaruh
positif
dapat
dan
signifikan terhadap keterampilan proses
sains siswa. Adapun KPS siswa yang
meningkat yaitu, keterampilan observasi,
mengajukan pertanyaan, berkomunikasi,
menghitung
matematika,
Seminar
Internasional
Hidayatullah.
Adapun kesimpulan pada penelitian ini
memberikan
IPA/Sains.
Pendidikan IPA, Jakarta: UIN Syarif
SIMPULAN DAN SARAN
perkembangan
Konstruktivisme
interpretasi,
memprediksi, merencanakan percobaan,
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
(2006).
Panduan
Kurikulum
Tingkat
Pendidikan
Dasar
Penyusunan
Jenjang
dan
Satuan
Pendidikan
Menengah.
Jakarta:
Balitbang Depdiknas
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Fitri Eka Sari, dkk. (2009). Pendekatan
Inkuiri
untuk
Meningkatkan
Keterampilan Proses Siswa pada
66
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
Poko Bahasan Laju Reaksi Kelas XI
Hake,
ISSN: 2355-3790
Rustaman, Nuryani. (2006). Perkembangan
IPA SMAN 1 Siak Sri Indrapura.
Penelitian
(Program Studi Pendidikan Kimia
Inkuiri
Jurusan PMIPA FKIP Universitas
Makalah
Riau.
Seminar Nasional II HISPPIPAI.
Richard
R.
Change/Gain
(1999)
Analyzing
Scores,
American
Pembelajaran
dalam
Pendidikan
dipresentasikan
Trianto.
(2009).
Mendisain
Pembelajaran
Division, Measurrement and Research
Konsep
Methodology, , h. 1
Implementasinya
Process Skill Student’s Learning in
Physics
Through
Model.
Proceeding
Inquiry
Based
The
Second
Sains.
dalam
Bandung: FPMIPA UPI.
Educational Research Association’s
Muslim. (2008). Effort to Improve Science
Berbasis
Model
Inovatif
Progresif:
Landasan,
pada
dan
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Wawan, Implementasi Model Pembelajaran
Inkuiri
Terbimbing
Untuk
International Seminar on Science
Meningkatkan Keterampilan Proses
Education. Bandung: UPI.
Sains
Siswa
SMP
pada
Pokok
Peraturan Pemerintah RI Bab IV Standar
Bahasan Kalor. (Bandung: Jurusan
Proses Pasal 19 ayat 1 tentang
Pendidikan Fisika FPMIPA UPI,
“Standar
2007) tidak diterbitkan.
NasionalPendidikan”,
tersedia di: www.depdiknas.go.id
Purwanto, Ngalim (2000) Prinsip-prinsip
dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Rustaman, Nuryani, dkk. (2005). Strategi
Belajar Mengajar Biologi. Malang:
Wiriadmadja,
Rochiati.
(2008).
Metode
Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini.
(2009). Strategi Pembelajaran Sains,
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN.
Universitas Negeri Malang.
Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
67
Download