PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA Ummi Kalsum1 Sujiyo Miranto2 1 Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univesitas Islam Riau. Jl. Kaharudin Nasution No. 113, Kota Pekanbaru, Riau 28284, E-mail: [email protected] 2 Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidian IPA, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jl. Ir. Haji Juanda No. 95, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15412, E-mail: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan meningkatkan keterampilan proses sains siswa (KPS) dengan pembelajaran guided inquiry. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tahapan: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilakukan di SMA Triguna Utama kelas XII IPA yang terdiri dari 31 siswa.Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes uraian KPS, wawancara, observasi, dan angket respon siswa. Teknik analisis data secara analisis deskriptif terhadap hasil rata-rata skor KPS dan angket.Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor KPS siswa pada siklus I sebesar 77,76 sedangkan pada siklus II sebesar 82,26. Ketercapaian aspek KPS rata-rata 82,26 dan sebagian besar sikap siswa positif terhadap pembelajaran guidedinquiry. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan KPS siswa. Dengan demikian penerapaan model pembelajaran guided inquiry meningkatkan KPS siwa. Aspek KPS yang meningkat yaitu, keterampilan observasi, mengajukan pertanyaan, berkomunikasi, menghitung, interpretasi, memprediksi, merencanakan percobaan, menentukan variabel, merumuskan masalah, dan berhipotesis. Kata-kata kunci: Keterampilan proses sains, Guided inquiry. PENDAHULUAN dari Pembelajaran biologi sebagai bagian (Sofyan, 2007: 9). Pesatnya perkembangan pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut memiliki di peranan bidang IPA/sains, penting dalam termasuk ilmu biologi membawa dampak meningkatkan mutu pendidikan, khususnya di pemilihan dalam menghasilkan peserta didik yang pembelajaran serta sistem pembelajaran yang berkualitas. Karena IPA/sains merupakan tepat agar dapat meningkatkan pengetahuan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi, peserta didik sehingga dapat bersaing dalam yang diketahui telah membawa pengaruh menanggapi perkembangan sains tersebut dan yang besar dan cepat pada semua aspek dapat mencapai tujuan mata pelajaran biologi kehidupan manusia, dan diyakini juga bahwa itu sendiri. melalui IPA/sains dengan materi, metode dan media pembelajaran Dalam rangka meningkatkan mutu keterampilan prosesnya memiliki potensi dan pendidikan tersebut, pemerintah menaruh peluang paling besar untuk ikut andil dalam perhatian terhadap mutu proses pembelajaran. proses Hal pengembangan manusia yang berkualitas terutama aspek intelektualnya Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tentang Standar 52 Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016 Nasional Pendidikan yang ISSN: 2355-3790 menyatakan sekolah masih banyak dilakukan secara bahwa: “proses pembelajaran pada satuan konvensional (pembelajaran berpusat pada pendidikan diselenggarakan secara interaktif, guru) dan prestasi belajar IPA masih sangat inspiratif, rendah bila menyenangkan, menantang, dibandingkan pelajaran aktif serta memberikan ruang yang cukup 285).Menurut Clements dan Battista dalam bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian Trianto, yang kita lihat bahwa sebagian pola sesuai pembelajaran bakat, minat dan masih (Muslim, mata memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi dengan lainnya dengan bersifat 2008: transmisif, perkembangan fisik serta psikologis peserta pengajar mentransfer dan menyampaikan didik.” (Permen RI No. 19 tentang Standar konsep-konsep secara langsung pada peserta Nasional Pendidikan). didik. Dalam pandangan ini, siswa secara harus pasif “menyerap” struktur pengetahuan yang ditindaklanjuti sehingga mutu pendidikan diberikan guru atau yang terdapat dalam buku menjadi kenyataan yang akan berdampak pelajaran.Pembelajaran terhadap pembangunan Indonesia di masa penyampaian fakta, konsep, prinsip, dan mendatang. di keterampilan kepada siswa (Trianto, 2009: sekolah selalu mengacu pada kurikulum IPA, 18). Hal ini senada dengan hasil observasi di dalam kurikulum telah ditegaskan bahwa peneliti pembelajaran IPA harus menekankan pada Terpadu selama empat bulan (Februari s/d penguasaan kompetensi melalui serangkaian Mei) di kelas XI IPA SMA Triguna Utama proses panduan Tangerang serta wawancara yang dilakukan satuan dengan siswa dan guru bidang studi biologi di pendidikan,dikatakan bahwa pembelajaran sekolah tersebut, diperoleh informasi bahwa IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri pembelajaran biologi yang telah dilaksanakan ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan terdapat hal-hal yang berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta Adapun hal-hal yang perlu ditingkatkan mengkomunikasikannya aspek tersebut adalah pertama, penggunaan metode penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran, karena selama pembelajaran pembelajaran biologi hanya sedikit sekali peserta yang aktif menekankan pada pemberian pengalaman disebabkan guru masih menggunakan metode belajar secara langsung melalui penggunaan konvensional, yaitu dengan ceramah dan dan pengembangan keterampilan proses dan berpusat pada guru. Dengan tidak adanya sikap ilmiah. (BSNP, 2006: 484) kegiatan Upaya pemerintah Pembelajaran ilmiah. penyusunan Dalam kurikulum IPA tersebut IPA/sains buku tingkat sebagai khususnya hanya sekedar pada Praktik Profesi Keguruan perlu ditingkatkan. praktikum atau kegiatan yang Namun pada kenyataannya berbeda menunjang keterampilan siswa pada metode dari yang diharapkan, berdasarkan hasil ceramah yang diterapkan, hal ini dapat kajian penelitian Sardjono dalam Muslim, menyebabkan keterampilanprosessains (KPS) menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di siswa tidak berkembang dengan maksimal, Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry 53 Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016 ISSN: 2355-3790 hal ini terlihat pada saat pembelajaran bahwa Terkait hal di atas Edgar Dale pada umumnya siswa belum dapat menyusun membuat kesimpulan dari penelitiannya yang hipotesis, melakukan pengamatan dengan dikenal dengan Dale’s Cone Experience, benar, yang menunjukkan bahwa jika mengajar membaca menentukan grafik dengan variabel menginterpretasi kesimpulan data dengan percobaan, dan benar. keterampilanprosessains benar, dengan banyak ceramah maka tingkat menarik pemahaman siswa hanya 20%, sedangkan Akibatnya, jika siswa diminta untuk melakukan sesuatu menjadi sambil melaporkannya tingkat pemahaman siswa rendah. Padahal dengan terlatihnya siswa siswa dapat mencapai 90% (Pastore). menggunakan keterampilan proses sains akan Ketidakaktifan siswa menyebabkan memudahkannya dalam menerapkan konsep suasana kelas saat proses pembelajaran sains sehari-hari berlangsung sangat tidak kondusif, beberapa (pemecahan masalah). Selain itu, dalam siswa banyak yang sibuk dengan aktifitasnya pembelajaran sendiri yang tidak mendukung kegiatan dalam kehidupan model ceramah siswa ditempatkan pada posisi belajar pasif yaitu belajar mendengar telepon genggam, ada yang mengantuk, dan dan mencatat.Kondisi kelas seperti mengobrol, seperti ini dapat membuat siswa bosan dan ada yang bercanda. tidak mendapatkan pengalaman belajarnya Berdasarkan memainkan persoalan yang sendiri serta semakin enggan untuk belajar dipaparkan di atas peneliti bermaksud untuk biologi. melakukan suatu tindakan untuk mengatasi Kedua, sumber masih beberapa permasalahan didominasi oleh guru, sehingga siswa jarang tindakan ini dijadikan alternatif, dipandang perlu ditingkatkan. Mengingat sehingga tidak muncul interaksi.Hal ini percepatan perkembangan ilmu pengetahuan membuat siswa tidak terbiasa bertanya, dan mengeluarkan dan memungkinkan bagi guru bertindak sebagai perilaku aktif lainnya. Sehingga pemahaman satu-satunya orang yang menyalurkan semua belajar yang diperoleh siswa tidak maksimal, fakta dan teori-teori.Untuk mengatasi hal ini karena melalui keaktifan siswa, maka ia akan perlu mampu mengolah kesan pengamatan menjadi memperoleh dan memproses semua fakta, pengetahuan. Keaktifan juga mendorong konsep, dan prinsip pada diri siswa (Dimyati siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan dan sehingga merupakan pengalaman langsung Rustaman dengan lingkungan. Pengalaman interaksi ini dimunculkan sebagai materi yang harus akan diukur sumber informasi informasi pendapat, menimbulkan berdebat pengertian tentang keterampilan teknologi yang pengembangan Mudijono, 2006: keterampilan dan tersebut. berada Dalam proses terjadi, sains tidak keterampilan 137). Menurut proses tersebut dalam lingkup lingkungan dan selanjutnya akan menjadi pembelajaran “bekerja ilmiah” (Rustaman, pengetahuan baru (Zulfiani, dkk. 2009: 52). dkk. 2005: 161). Selain itu pentingnya Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry 54 Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016 ISSN: 2355-3790 keterampilan proses sains untuk ditingkatkan hands mengingat dan melainkan juga minds on activities. Implikasi dilakukan ini difasilitasi oleh model pembelajaran standar kompetensi kompetensi dasar yang akan memiliki rumusan tujuan pembelajaran yang on activities saja tidak cukup, inquiry. menuntut keterampilan proses melalui suatu Dari paparan di atas dapat disimpulkan konsep tertentu. Adapun standar kompetensi bahwa untuk meningkatkan keterampilan yang akan dilaksanakan berdasarkan panduan proses sains peserta didik diperlukan model dari badan standar nasional pendidikan adalah pembelajaran yang sesuai, dan pembelajaran melakukan inquiry percobaan pertumbuhan dan merupakan salah pembelajaran aspek-aspek keterampilan proses sains juga meningkatkan keterampilan tersebut karena menjadi salah satu poin dalam Standar model pembelajaran inquiry merupakan suatu Kompetensi rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan (SKL) Biologi SMA/MA. untuk secara maksimal seluruh kemampuan peserta Dalam sains, sesuai model perkembangan pada tumbuhan. Selain itu Lulusan yang satu siswa pelaksanaan dituntut pembelajaran didik untuk mencari dan menyelidiki secara mengembangkan sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga keterampilan proses sains, berpikir induktif, mereka sikap ilmiah, keterampilan manipulasi alat, penemuannya dengan penuh percaya diri. keterampilan komunikasi yang semuanya Seperti yang dinyatakan oleh Nur dalam terintegrasi dalam keterampilan dasar kerja Holil, bahwa dalam pembelajaran IPA, ilmiah keterampilan-keterampilan (Rustaman, diperlukan 2005: 3). pembelajaran Sehingga yang dapat dapat adalah merumuskan sendiri proses sains keterampilan-keterampilan yang mengembangkan keterampilan tersebut. Salah dipelajari siswa saat mereka melakukan satu alternatif model pembelajaran yang dapat inkuiri ilmiah.Jadi pada penelitian ini peneliti diterapkan untuk meningkatkan keterampilan menggunakan proses sains siswa serta dapat memberikan inquiry sebagai model pembelajaran yang penguatan terhadap kualitas pembelajaran digunakan biologi di kelas sebagai sarana penelitian keterampilan proses sains siswa. model pembelajaran guided dalam upaya meningkatkan adalah model pembelajaraninquiry. Sebagai Untuk menghindari kesalahpahaman salah satu model pembelajaran rujukan makna serta upaya untuk lebih efisien dalam konstruktivisme, inquiry ini dirancang untuk pelaksanaan penelitian yang selaras dengan mendorong siswa untuk melakukan kegiatan judul penyelidikan, berpikir kritis, mengembangkan pembatasan masalah. Adapun pembatasan berbagai masalah tersebut adalah: keterampilan dan melakukan penerapan. Berarti prinsip pembelajaran sains penelitian, maka perlu adanya 1. Model Pembelajaran yang digunakan disini adalah proses aktif. Proses aktif adalah model pembelajaran memiliki aktivitas mental dan fisik. Artinya inquiry. Model pembelajaran ini dipilih Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry guided 55 Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016 ISSN: 2355-3790 karena dalam proses pembelajarannya proses sains siswa. 3) Diharapkan hasil melibatkan keterampilan proses sains penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar sehingga diharapkan dengan menerapkan atau tolak ukur bagi penelitian-penelitian model selanjutnya pembelajaran ini dapat guna memperbaiki dan meningkatkan keterampilan proses sains mengembangkan hasil penelitian yang sudah siswa. ada. 2. Penelitian ini dilaksanakan pada konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Konsep pertumbuhan dan METODE PENELITIAN Jenis Penelitian perkembangan tumbuhan ini merupakan Penelitian ini menggunakan metode konsep konkrit yang tujuan utama dari Penelitian pembelajarannya Classroom Action Research (CAR), yang adalah keterampilan proses sains melalui konsep tersebut. Berdasarkan pembatasan Kelas (PTK) atau hanya berfokus pada suatu kajian yang fokus penelitian di atas, maka penelitian ini berikut: Tindakan dirumuskan sebagai penerapan model pembelajaran guided berawal dari situasi alamiah kelas. Waktu dan Tempat Penelitian “Apakah Penelitian ini dilakukan di SMA Triguna Utama pada semester I kelas XII inquiry dapat meningkatkan keterampilan IPA, yaitu dari bulan Agustus-Oktober tahun proses sains siswa kelas XII IPA SMA ajaran 2009/2010. Triguna Ciputat Kabupaten Tangerang Tahun Subjek Penelitian Pelajaran 2010/2011?” Adapun subjek penelitian tindakan Dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuan dan manfaat dari penelitian, yaitu: Tujuan diadakannya penelitian kelas ini adalah siswa kelas XII IPA yang terdiri dari 31 orang siswa dengan komposisi ini perempuan 22 orang dan laki-laki 9 orang. adalah: 1) Untuk meningkatkan keterampilan Pada penelititan ini peneliti berkolaborasi proses sains siswa dengan pembelajaran dengan seorang guru bidang studi biologi dan inkuiri terbimbing. 2) Mengetahui respon teman siswa terhadap pembelajaran yang telah observer. dilaksanakan sebagai refleksi pembelajaran. Prosedur sejawat yang bertindak sebagai Adapun manfaat dari penelitian ini Desain intervensi tindakan kelas yang adalah: 1) Memberikan informasi kepada para digunakan adalah model spiral Kemmis dan pembaca model Mc. Taggart. Hopkins seperti yang dikutip inquirydalam oleh Wiriaatmadja (2006: 66-67) menjelaskan meningkatkan keterampilan proses sains. 2) tahapan model spiral ini terdiri dari empat Bagi sekolah dan guru semoga karya tulis ini komponen dapat digunakan sebagai masukan tentang pengamatan dan refleksi tentang pembelajaran pentingnya penerapan guided meningkatkan yaitu perencanaan, tindakan, keterampilan Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry 56 Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016 ISSN: 2355-3790 Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan menentukan rata-rata nilai tes, peningkatan Data (gain) dari pretes dan postes pada siklus I dan Instrumen yang digunakan dalam II, serta jumlah (persentase) siswa yang tuntas penelitian ini adalah: belajar pada siklus I dan II. Kemudian 1. Lembar Observasi membandingkan hasil yang diperoleh pada Dalam penelitian ini lembar observasi siklus I dan II.Dalam menganalisis data pada digunakan untuk mengetahui pemunculan aspek kejadian/aspek keterampilan proses sains menggunakan Gain skor. siswa selama proses pembelajaran. a. Untuk 2. Lembar Catatan Lapangan keterampilan proses sains dengan mengetahui efektivitas model pembelajaran guided inquiry dalam upaya Catatan lapangan adalah catatan yang meningkatkan katerampilan proses sains dibuat oleh peneliti untuk melakukan siswa dapat dihitung dengan menggunakan pengamatan atau observasi terhadap subjek rumus rata-rata gain ternormalisasi sebagai penelitian tindakan kelas (Wiriadmadja, berikut: skor postes skor pretes g skor ideal skorpretes 2008: 125). Catatan lapangan ini memuat kondisi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dan tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran. 3. Tes Keterampilan Proses Sains Untuk mengevaluasi Skor ternormalisasi pembelajaran dengan G tinggi : nilai (g) > 0,70 berbentuk G sedang : 0,70> (g) >030 karakteristik soal sesuai dengan keterampilan proses sains. kriteria sebagai berikut (Hake, 1999: 1): proses sains digunakan tes tertulis yang uraian ini diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria efektivitas keterampilan gain G rendah : nilai (g) 03 b. Terhadap data hasil tes keterampilan 4. Wawancara Dalam proses penelitian ini wawancara sains siswa, setiap aspek keterampilan proses sains diukur dengan dilakukan kepada guru dan siswa sebelum satu dan sesudah tindakan dilaksanakan. peningkatan kemampuan proses sains, 5. Lembar Angket Dalam soal. Untuk mengetahui dengan menghitung selisihnya, selisih itu penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi dengan butir model pembelajaran guided inquiry. Teknik Analisis Data Terhadap data hasil tes prestasi sebagai peningkatan keterampilan proses sains. Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: 1) Menjumlahkan skor seluruh siswa untuk setiap aspek keterampilan proses sains yang akan dicari. belajar siswa, dilakukan analisis dengan Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry 57 Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016 2) Menentukan persentase tiap aspek keterampilan proses sains. ISSN: 2355-3790 observasi dideskripsikan dalam paparan data secara naratif. Analisis kualitatif ini 3) Menentukan kriteria keterampilan proses memperoleh data penelitian yang berupa sains dengan cara menafsirkan persentase indikator-indikator perilaku guru dan siswa skor yang diperoleh siswa dengan kriteria dalam proses pembelajaran guidedinquiry sebagai berikut: yang berperan pada peningkatan keterampilan proses sains siswa. Tabel 1. Interpretasi Keterampilan Proses Sains Persentase 90-100% 75-89% 55-74% 31-54% 0-30% Analisis persentase sikap siswa dapat Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah dihitung dengan menggunakan rumus: P = F/N x 100% Aep Saepudin dalam Wawan (2007) c. Terhadap data hasil observasi pelaksanaan model pembelajaranguidedinquiry dilakukan analisis d. Terhadap data hasil angket respon siswa kualitatif, yaitu memfokuskan hal-hal pokok dan penting Keterangan : P: angka persentase F:frekuensi yang sedang dicari persentasenya N: jumlah individu Hasil analisis persetase sikap siswa yang berkaitan dengan pelaksanaan model dikategorikan menjadi: pembelajaran 1) Sikap positif jika persentase hasil analisis guided inquiry. Hasil angket > 50% 2) Sikap negatif jika persentase hasil analisis 3) angket < 50% e. Terhadap keterampilan Persentase=Skor ideal dilakukanX 100% data hasil proses pengamatan sains, analisis dilakukan dengan mencari persentase skor tiap aspek keterampilan proses sains siswa, Kemudian membandingkan persentase skor tiap aspek keterampilan proses sains yang diamati pada siklus I dan siklus Skor maksimum diharapkan Tabel 2. Interval Pnguasaan KPS Tingkat Predikat Penguasaan 86-100 Sangat baik 76-85 Baik 60-75 Cukup 55-59 Kurang ≤ - 54 Kurang sekali (Purwanto, 2000: 103) II.Untuk menghitung nilai kemampuan Penelitian ini dikatakan berhasil atau keterampilan proses sains (psikomotor) siswa dinyatakan mengalami peningkatan suatu tes performance dalam pelaksanaan kemampuan keterampilan proses sains apabila praktikum dengan menggunakan lembar mencapai indikator sebagai berikut: siswa observasi skor keterampilan siswa pada mencapai ketuntasan minimal sebesar 70 dan tiap tindakan yang dinilai menjadi skor kelas mencapai ketuntasan 90%. total siswa. Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry 58 Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016 ISSN: 2355-3790 Tabel 3. Data Hasil Observasi KPS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Mengamati a. Hasil Pengamatan Manafsirkan pengamatan Catatan lapangan pembelajarandiketahui bahwa pembelajaran dengan berkelompok dapat membuat siswa terkondisikan untuk melaksanakan pembelajaran, namun masih ada beberapa siswa yang masih bercanda, berkumpul dengan kelompok lain, dan ada yang tidak senang dengan pembagian kelompok yang dilakukan oleh guru. Mereka merasa pembagian kelompok tidak merata karena ada beberapa kelompok yang anggotanya pasif. Pada saat tanya jawab tampak siswa masih ragu-ragu dalam menyampaikan jawabannya. Mereka hanya mau menjawab ketika telah ditunjuk oleh guru. Hal ini menyebabkan masih banyak siswa yang tidak menyimak temannya yang sedang menyampaikan jawabannya karena merasa tidak mendapat tugas untuk menjawab pertanyaan. Hal ini menyebabkan proses tanya jawab belum berjalan dengan baik. mulai berdiskusi dengan teman kelompoknya. Namun masih didominasi oleh siswa yang pandai. Siswa yang pasif hanya mengikuti pendapat temannya yang dianggap pandai. Mereka masih malu-malu untuk mengungkapkan pendapat ataupun jawaban mereka. Beberapa siswa juga masih banyak yang mengandalkan orang lain 75% Merencanakan percobaan 81,25% Menerapkan konsep Berkomunikasi Mengajukan pertanyaan 37,5% 70,83% 43,75% Wawancara Dari hasil wawancara terstruktur dengan siswa dapat diketahui bahwa siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran sebesar 25,81% mereka beralasan bahwa mereka belum terbiasa dengan proses pembelajaran yang digunakan. Pada pertanyaan kedua diperoleh 19,35% siswa yang merasa proses pembelajaran kurang menarik, dan 80,56% siswa merasa proses pembelajaran menarik karena pembelajaran sangat interaktif. Pertanyaan ketiga diperoleh 77,42% siswa yang merasa pemahaman konsepnya meningkat setelah pembelajaran, mereka beralasan mereka termotivasi untuk mempraktikkan sendiri apa yang sedang dipelajari dan berusaha mencari Pada saat diskusi pembelajaran, tampak siswa 56,25% Berhipotesis Berdasarkan pengamatan selama proses mulai Persentase Siklus I 87,5% Aspek KPS Siklus I dalam pengerjaan LKS. Observasi Keterampilan Proses Sains Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry tahu konsep apa yang ada pada praktikum. Sedangkan siswa yang merasa pemahaman konsepnya tidak meningkat beralasan bahwa hanya sedikit konsep yang bisa terserap.Pada pertanyaan keempat diketahui 87,1% siswa yang terdorong untuk berpikir ilmiah menurut mereka membuat pembelajaran mereka yang bertanya berlangsung sendiri dan kemudian mempraktikkannya karena ingin tahu. Pertanyaaan ke lima diketahui 80,65% yang setuju bahwa pembelajaran berjalan 59 Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016 ISSN: 2355-3790 efektif dan 19,35% yang tidak setuju. inquiry pada subkonsep pengaruh faktor luar Pertanyaan ke enam diketahui bahwa 87,1% terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa tumbuhan. setelah memiliki keterampilan pembelajaran dan praktikum 12,9% tidak. Berdasarkan hasil tes keterampilan Pertanyaan terakhir diperoleh 90,32% siswa proses sains siswa (pretes dan postes) pada menyukai pembelajaran guided inquiry dan siklus hanya 9,68% siswa yang tidak menyukai keterampilan proses sains pada subkonsep pembelajaran guided inquiry. pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan b. Hasil Tes Keterampilan Proses Sains dan perkembangan tumbuhan sebagai berikut: I diperoleh ketercapaian aspek Tes yang digunakan pada siklus ini berbentuk esai (uraian) berjumlah 12 soal. Tabel 5. Persentase Ketercapaian Aspek KPS Setiap soal uraian mengukur satu aspek No Aspek KPS keterampilan proses sains. Berdasakan hasil pretes dan postes yang diperoleh, maka dapat ditentukan besarnya rata-rata kemampuan awal siswa dan rata-rata kemampuan akhir siswa setelah diberikan perlakuan, serta standar deviasi masing-masing tes. Untuk mengetahui tingkat efektifitas tindakan yang telah dilakukan pada penelitian tindakan kelas siklus I maka data hasil tes keterampilan proses sains siswa dianalisis dengan N-gain terhadap skor rerata tes awal dan tes akhir kemampuan pemahaman siswa. Adapun hasil N-gain tersebut adalah sebagai berikut: Observasi Klasifikasi Membuat Pertanyaan Mengomunikasikan Menghitung Matematika 6 Membuat Kesimpulan 7 Menerapkan Konsep 8 Membuat Prediksi 9 Merencanakan Percobaan 10 Menentukan Variabel 11 Merumuskan Masalah 12 Membuat Hipotesis Jumlah Rata-rata 47 77 54 39 40 79 68 74 25 14 73 71 14 541 45,09 67 933 77,76 Siswa antara Pretest dan Postest pada siklus I Berdasarkan tabel 5 di atas dapat Tabel 4. N-gain Ketercapain KPS Pretest dan Postet Siklus I Pretest Postet N-Gain Rata-rata siswa SD 1 2 3 4 5 Persentase Pretest Posttest 52 79 77 90 47 78 66 88 80 90 46,24 77,76 12,02 8,18 0,58 0,14 Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai N gain sebesar = 0,58, berdasarkan kategorisasi ini menunjukkan g pada kategori sedang (nilai (0,30<g≤0,7). Hal ini berarti menunjukan tingkat efektifitas yang sedang pada perlakuan tindakan pembelajaran guided Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry diketahui bahwa terjadi peningkatan keterampilan proses sains siswa pada setiap aspek keterampilan proses sains dengan peningkatan yang berbeda-beda pada subkonsep pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan pada siklus I. Rata-rata persentase ketercapain aspek KPS meningkat dari 45,09% menjadi 77,76%. 60 Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016 Tes akhir yang dilaksanakan pada ISSN: 2355-3790 3) Tanya jawab siklus ini belum memenuhi ketuntasan belajar. Siswa masih malu dan tidak percaya Hal ini disebabkan masih terdapat siswa yang mendapatkan nilai di bawah batas ketuntasan minimal dengan penguasaan keterampilan proses sains yaitu 70. Pada siklus ini ketuntasan belajar siswa baru mencapai siswa lain yang sedang menyampaikan pendapat, kurangnya rasa saling menghargai diskusi kelompok memakan waktu yang c. Refleksi Proses pembelajaran model guided pada konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan mampu membuat siswa lebih terkondisikan untuk belajar dan lebih aktif. Dengan adanya kegiatan diskusi siswa banyak siswa yang tidak menyimak guru atau pada sebagian siswa. Pembahasan hasil 83,87%. inquiry diri dalam menyampaikan pendapat. Masih terlibat aktif dalam proses pembelajaran, dimana setiap siswa memiliki tanggung jawab dalam setiap kelompoknya. Namun pembelajaran dalam guided pelaksanaan inquiry ini masih cukup lama. Pada pelaksanaan siklus I pembelajaran biologi dengan model pembelajaran guided inquiry diperoleh hasil keterampilan proses sains siswa yang masih kurang. Berdasarkan tes keterampilan yang telah dilaksanakan, masih ada beberapa siswa yang belum mencapai batas keterampilan proses minimal penguasaan sains yang telah ditentukan yaitu 70. Hal ini menunjukan belum tercapainya ketuntasan belajar yang terdapat kekurangan dalam hal: telah ditentukan yaitu 90%. Oleh sebab itu 1) Pembelajaran berkelompok Dalam pembelajaran berkelompok ini terlihat pembagian kelompok yang kurang merata sehingga kelompok belum maksimal dalam hal bekerja sama, bertukar pikiran dan bantu membantu ketika mengalami kesulitan. hasil belajar harus ditingkatkan melalui perbaikan tindakan yang telah dilaksanakan untuk diterapkan pada siklus ke dua. d. Keputusan Berdasarkan hasil refleksi siklus 1 diperoleh bahwa kemampuan keteram- 2) Diskusi dalam kelompok dalam pilan proses sains siswa pada sub-konsep menyampaikan pendapat dan mengajukan pengaruh faktor luar terhadap pertum- pertanyaan. Masih ada siswa yang tidak mau buhan menyimak sedang belum mencapai kriteria yang diharapkan. menyampaikan pendapat. Dalam hal ini masih Oleh karena itu dilakukan perbaikan didominasi oleh siswa yang biasa aktif, tindakan sehingga dilaksanakan pada siklus I sehingga perlu Siswa masih malu-malu temannya beberapa masih yang mengandalkan teman dalam mengerjakan tugasnya. dan perkembangan pembelajaran tumbuhan yang telah dilanjutkan ke tindakan pembelajaran pada siklus II. Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry 61 Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016 ISSN: 2355-3790 Siklus II pertanyaan. a. Hasil Pengamatan persentase aspek keterampilan proses sains Berdasarkan pengamatan pada Namun secara keseluruhan pada siklus II sudah mengalami peningkatan pembelajaran berkelompok siswa tampak dari siklus I. berkumpul dengan teratur pada kelompoknya b. Hasil Tes Keterampilan Proses Sains masing-masing dengan posisi yang telah Tes yang digunakan pada siklus ini ditentukan. Siswa terkondisikan dengan baik, berbentuk esai (uraian) berjumlah 12 soal. dan Setiap soal uraian mengukur satu aspek bersemangat untuk memulai pembelajaran. keterampilan proses sains. Berdasakan hasil Pada saat mengajukan pertanyaan atau pretes dan postes pada siklus II, maka dapat jawaban seluruh siswa aktif dan percaya diri ditentukan besarnya rata-rata kemampuan dalam mengajukan awal siswa dan rata-rata kemampuan akhir pertanyaan. Seluruh siswa menyimak dan siswa setelah diberikan perlakuan, serta menghargai standar deviasi masing-masing tes. menjawab atau kelompok yang sedang mempresentasikan hasil kelompoknya. Untuk mengetahui tingkat efektifitas Pada saat diskusi kelompok semua tindakan yang telah dilakukan pada penelitian siswa terlibat aktif dalam jalannya diskusi. tindakan kelas siklus II maka data hasil tes Mereka yang keterampilan proses sains siswa dianalisis mengajukan dengan N-Gain terhadap skor rerata tes awal pertanyaan, serta saling bertukar pikiran dan tes akhir kemampuan pemahaman siswa. dalam menyelesaikan masalah yang diajukan. Adapun hasil N-Gain tersebut adalah sebagai mulai memberikan menghargai pendapat teman atau Tabel 6. Hasil Observasi KPS Aspek KPS Mengamati Manafsirkan pengamatan Berhipotesis Persentase Siklus II 89,58% berikut: Tabel 7. N-Gain KPS Pretest dan Postet Siklus II 56,25% 75% Merencanakan percobaan Menerapkan konsep 87,5% Berkomunikasi Mengajukan pertanyaan 77,08% 56,25% Rata-rata siswa SD Pretest Postet N-Gain 72,11 82,26 0,39 10,03 9,39 0,19 50% Berdasarkan kategorisasi diperoleh nilai N Gain sebesar = 0,39, ini menunjukkan g Berdasarkan tabel 6 di atas dapat pada kategori rendah (nilai (0,30<g≤0,7). Hal diketahui persentase keterampilan proses sains ini berarti menunjukan tingkat efektifitas yang siswa yang muncul pada saat pembelajaran rendah pada perlakuan tindakan pembelajaran pada siklus II. Tampak bahwa tiga aspek guided inquiry pada subkonsep pengaruh keterampilan proses sain masih tergolong faktor dalam terhadap pertumbuhan dan rendah yaitu, aspek menafsirkan pengamatan, perkembangan tumbuhan. menerapkan konsep, dan aspek mengajukan Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry 62 Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016 Berdasarkan soal dapat diambil kesimpulan bahwa siswa sudah pretesnya ada pembiasaan keterampilan proses sains diperoleh 58,33% soal yang rerata nilainya pada siklus sebelumnya. Rata-rata persentase termasuk dan ketercapaian aspek KPS meningkat dari mengalami rerata peningkatan skor yang 72,58% menjadi 82,06%. Pada pembelajaran relatif rendah sebesar 12,19%, hal ini siklus II ini diperoleh rata-rata persentase memberikan kontribusi terhadap rendahnya ketercapaian indikator keterampilan proses skor perolehan N gain. sains diketahui bahwa analisis pada kategori butir ISSN: 2355-3790 hasil baik Berdasarkan hasil tes (70-80) keterampilan siswa dibandingkan sebesar dengan 82,06%. siklus I terdapat proses sains siswa (pretes dan postes) pada peningkatan siklus aspek keterampilan proses sains siswa. Pada siklus keterampilan proses sains pada subkonsep II ini diperoleh ketuntasan belajar siswa pengaruh faktor dalam terhadap pertumbuhan mencapai ketuntasan ideal yaitu 90%. dan perkembangan tumbuhan sebagai berikut: c. Respon II diperoleh ketercapaian Tabel 8. Persentase Ketercapaian Aspek KPS Pretest dan Postest Siklus II Persentase No Aspek KPS Pretest Posttest 1 Observasi 62 86 2 Klasifikasi 76 91 3 Membuat Pertanyaan 78 80 4 Mengkomunikasikan 82 89 5 Menghitung 89 93 Matematika 6 Membuat 68 83 Kesimpulan 7 Menerapkan Konsep 65 77 8 Membuat Prediksi 74 77 9 Merencanakan 67 81 Percobaan 10 Menentukan Variabel 80 89 11 Merumuskan 71 74 Masalah 12 Membuat Hipotesis 59 75 Jumlah 871 995,16 Rata-rata 72,58 82,16 Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan keterampilan proses sains siswa pada subkonsep pengaruh faktor dalam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan pada siklus II. Dari tabel diketahui bahwa tujuh aspek sudah mencapai KKM sebelum pembelajaran, ini Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry ketercapaian Jika Sikap Siswa indikator Terhadap Pembelajaran Berdasarkan angket yang disebarkan kepada siswa pada akhir pembelajaran siklus ke II, diperoleh data mengenai sikap siswa terhadap pembelajaran pembelajaran model biologi dengan guidedinquiry pada konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Pernyataan-pernyataan pada angket tersebut dikategorikan dalam indikator sikap dengan persentasi sebagai berikut: Tabel 9. Data Persentase Sikap Siswa Mengenai Pembelajaran Biologi dengan Model Guided Inquiry Persentase Sikap No Indikator Positif Negatif 1 Perasaan siswa 91,13% 8,87% terhadap pelajaran biologi 2 Perasaan siswa 83,87% 16,13% terhadap pelaksanaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran biologi 3 Perasaan siswa 83,23% 16,77% terhadap pembelajan biologi dengan guided inquiry Jumlah 258,23 41,77 Rata-rata 86,07% 13,93% 63 Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016 ISSN: 2355-3790 Pembahasan Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan (86,85%) sebagian besar siswa memberikan sikap yang positif terhadap inquiry tindakan pada pembelajaran konsep perkembangan guided pertumbuhan tumbuhan yang dan telah dilaksanakan. menggunakan siswa permasalahan cukup yang menantang untuk didiskusikan. Siswa setuju bahwa belajar dengan cara ini menarik, tidak membosankan, dan mengajak untuk berpikir dan berusaha menemukan sendiri jawaban dari permasalahan. tumbuhan mampu meningkatkan keefektifan pembelajaran. Sebelum dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan guided guru. Siswa tidak turut aktif dalam mengikuti semua kegiatan dilaksanakan pembelajaran. kegiatan Setelah pembelajaran menggunakan pembelajaran guided inquiry siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, guru tidak mendominasi kelas, Pada siklus I rata-rata ketercapaian diketahui siswa mampu belajar mandiri, lebih dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dilihat dari ketercapaian aspek pada pada siswa juga mampu belajar mandiri. Pada proses pembelajaran siklus II ini, KPS guidedinquiry konsep pertumbuhan dan perkembangan pada d. Refleksi kondusif, model inquiry, proses pembelajaran didominasi oleh Menurut diangkat Penerapan pembelajaran biologi dengan siklus II tampak adanya peningkatan nilai rata-rata KPS. Terjadi peningkatan keterampilan proses sains siswa dan ketuntasan belajar siswa telah mencapai 90%. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria yang diharapkan dan menunjukan bahwa tindakan yang telah dilakukan telah berhasil. e. Keputusan Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh bahwa kemampuan keterampilan proses sains siswa pada konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan telah mencapai kriteria yang diharapkan yaitu 90% sehingga tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa telah berhasil. aspek KPS dilaksanakan secara keseluruhan pembelajaran setelah menggunakan model guided inquiry pada sub konsep pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diperoleh 77,76 dengan ketuntasan belajar mencapai 83,87%. Pada siklus II ketercapaian aspek KPS setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model guided inquiry pada sub konsep pengaruh faktor dalam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan mencapai ratarata 82,26 dengan ketuntasan belajar mencapai ketuntasan ideal yaitu 90%. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan penguasaan keterampilan proses sains siswa dari siklus I ke siklus II. Pembelajaran menggunakan model guided inquiry merupakan pengalaman baru bagi siswa karena model pembelajaran ini belum pernah diterapkan sebelumnya pada kelas ini. Selama proses penelitian ada 12 Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry 64 Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016 ISSN: 2355-3790 aspek keterampilan proses sains yang diukur mereka pada mata pelajaran kimia pokok peneliti yaitu, keterampilan mengobservasi, bahasan laju reaksi, dari hasil penelitian membuat pertanyaan, menerapkan konsep, mereka menunjukkan bahwa keterampilan menentukan mate- proses sains siswa dalam pembelajaran IPA matika, mengkomunikasikan, merencanakan setelah menggunakan model pembelajaran percobaan, inkuiri menunjukkan adanya peningkatan variable, menghitung membuat memprediksi, kesimpulan, merumuskan masalah, (Sari, 2009). mengklasifikasi, membuat hipotesis. Pembelajaran dengan model guided Dari deskripsi data keterampilan proses sains yang disimpulkan guided telah bahwa inquiry dipaparkan model dapat dapat inquiry merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran meningkatkan keterampilan meningkatkan siswa, selain itu pembelajaran ini juga dapat meningkatkan dilihat dari hasil tes keterampilan proses sains keaktifan siswa selama mengikuti proses siswa siklus II lebih tinggi dari hasil tes pembelajaran. Sehingga dapat mengubah keterampilan proses sains siswa siklus I proses pembelajaran yang berpusat pada guru (82,26 >77,76). Dengan demikian dapat menjadi pembelajaran yang berpusat pada disimpulkan bahwa terjadi siswa. keterampilan proses sains siswa siswa sains keterampilan proses sains siwa, ini dapat peningkatan keterlibatan proses atau yang Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran signifikan dari siklus I ke siklus II setelah biologi melatih para siswa untuk membangun diajar dengan model pengetahuannya pembelajaran guided melalui kegiatan inquiry, yaitu yang menunjukkan bahwa mengobservasi, mengorganisasi data, fakta, terdapat peningkatan yang signifikan antara konsep siklus I dengan siklus II. Sehingga dapat melaksanakan percobaan. hal ini tampak diinterpretasikan bahwa model pembelajaran melalui peningkatan KPS yang terjaring guided meningkatkan melalui tes tertulis maupun tes observasi. keterampilan proses sains siswa. Adapun Meskipun tidak terlalu tinggi tetapi aktivitas Aspek yang siswa dapat menjadi pengalaman yang sangat mengalami peningkatan yaitu, keterampilan bermakna. Hal ini sejalan dengan pernyataan observasi, mengajukan pertanyaan, Carin (1997) bahwa proses ber-inkuiri sangat berkomunikasi, menghitung matematika, berarti bagi siswa untuk memahami fenomena merencanakan dan peristiwa, dan pandangan konstruktivistik percobaan, menentukan variabel, merumuskan yang menekankan bahwa setiap individu perlu masalah, dan berhipotesis. Hal ini juga terjadi membangun pemaknaan pengetahuan dan pada penelitian yang dilakukan oleh Muslim gagasannya melalui interaksi dalam kerja (2008) pada mata pelajaran fisika, dan oleh kelompok. inquiry dapat keterampilan interpretasi, proses memprediksi, sains dan prinsip, merencanakan dan Fitri, Betty, dan Jimmi dalam penelitian Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry 65 Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016 Selain itu sikap siswa terhadap pembelajaran biologi dengan menerapkan model pembelajaran guided inquiry pada konsep pertumbuhan dan perkembangan ISSN: 2355-3790 menentukan variabel, merumuskan masalah, dan berhipotesis 2. Pembelajaran dengan menerapkan model guded inquiry metode diskusi pada konsep tumbuhan sebagian besar positif. Siswa pertumbuhan senang dengan kegiatan model pembelajaran tumbuhan guided inquiry. meningkatkan aktifitas siswa, hal ini dapat Keberhasilan tindakan kelas sangat dipengaruhi oleh guru dalam mengelola kelas. dilihat dan cukup melalui perkembangan efektif hasil dalam observasi saat pembelajaran berlangsung. Selama pelaksanaan tindakan siswa sangat Adapun saran dari peneliti yaitu: membutuhkan perhatian dan bimbingan guru. 1. Model pembelajaran guided inquiry akan Walaupun pembelajaran berpusat pada siswa lebih baik jika digunakan pada konsep tetapi peran guru untuk menciptakan suasana yang bersifat konkrit agar siswa dapat belajar masih sangat penting. Guru harus menemukan sendiri konsep yang sedang mampu bertindak sebagai fasilitator dan dipelajari. motivator. Ia harus menyediakan diri 2. Hasil penelitian ini diharapakan dapat sepenuhnya untuk membimbing siswa. Saran- dipergunakan untuk melakukan penelitian saran perbaikan pengelolaan kelas dari dosen sejenis dalam pembelajaran yang berbeda. pembimbing dan guru pamong serta hasil diskusi pada tahap refleksi telah memperbaiki kinerja penulis dari siklus ke siklus. Hal ini DAFTAR RUJUKAN Ahmad berdampak juga pada kinerja siswa. Sofyan. dalam (2007). pembelajaran Prosiding BSNP. sebagai berikut: 1. Penggunaan model pembelajaran guided inquiry pada konsep pertumbuhan dan tumbuhan pengaruh positif dapat dan signifikan terhadap keterampilan proses sains siswa. Adapun KPS siswa yang meningkat yaitu, keterampilan observasi, mengajukan pertanyaan, berkomunikasi, menghitung matematika, Seminar Internasional Hidayatullah. Adapun kesimpulan pada penelitian ini memberikan IPA/Sains. Pendidikan IPA, Jakarta: UIN Syarif SIMPULAN DAN SARAN perkembangan Konstruktivisme interpretasi, memprediksi, merencanakan percobaan, Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Pendidikan Dasar Penyusunan Jenjang dan Satuan Pendidikan Menengah. Jakarta: Balitbang Depdiknas Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Fitri Eka Sari, dkk. (2009). Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa pada 66 Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016 Poko Bahasan Laju Reaksi Kelas XI Hake, ISSN: 2355-3790 Rustaman, Nuryani. (2006). Perkembangan IPA SMAN 1 Siak Sri Indrapura. Penelitian (Program Studi Pendidikan Kimia Inkuiri Jurusan PMIPA FKIP Universitas Makalah Riau. Seminar Nasional II HISPPIPAI. Richard R. Change/Gain (1999) Analyzing Scores, American Pembelajaran dalam Pendidikan dipresentasikan Trianto. (2009). Mendisain Pembelajaran Division, Measurrement and Research Konsep Methodology, , h. 1 Implementasinya Process Skill Student’s Learning in Physics Through Model. Proceeding Inquiry Based The Second Sains. dalam Bandung: FPMIPA UPI. Educational Research Association’s Muslim. (2008). Effort to Improve Science Berbasis Model Inovatif Progresif: Landasan, pada dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana. Wawan, Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk International Seminar on Science Meningkatkan Keterampilan Proses Education. Bandung: UPI. Sains Siswa SMP pada Pokok Peraturan Pemerintah RI Bab IV Standar Bahasan Kalor. (Bandung: Jurusan Proses Pasal 19 ayat 1 tentang Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, “Standar 2007) tidak diterbitkan. NasionalPendidikan”, tersedia di: www.depdiknas.go.id Purwanto, Ngalim (2000) Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Rustaman, Nuryani, dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Wiriadmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. (2009). Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN. Universitas Negeri Malang. Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry 67