potensi bahan galian granit daerah kabupaten

advertisement
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 2, Juli 2010
POTENSI BAHAN GALIAN GRANIT
DAERAH KABUPATEN TOLITOLI
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Nanda Prasetiyo
Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta
Wilayah Kabupaten Tolitoli yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan
memiliki berapa potensi geologi yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Sebagai contoh di daerah ini memiliki potensi Bahan galian C yang belum diolah
sama sekali berupa batugranit. Granit dapat dimanfaatkan sebagai berbagai
material dari ubin, meubel hingga ornament pelapis dinding bangunan dengan
nilai jual yang cukup tinggi, oleh sebab itu potensi ini sangat menjanjikan untuk
dikembangkan.
LOKASI PENELITIAN
Desa galumpang adalah Ibukota Kecamatan Dako Pamean dengan luas
2
wilayah desa sekitar 50 km dengan morfologi relatif variatif, yakni berupa
dataran 50%, perbukitan sekitar 2% dan pegunungan sekitar 48%. Ketinggian
daerah ini berada di kisaran 2-1.121 m diatas permukaan air laut.
Gambar.1. Peta Administrasi Kabupaten Toli-Toli
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 2, Juli 2010
Sedangkan untuk Desa Bajungan terletak di Kecamatan Galang yang
berbatasan langsung dengan Desa Galumpang yang merupakan desa paling
selatan di Kecamatan Dako Pamean. Desa Bajungan memiliki luas sekitar 131,2
km dengan morfologi berupa dataran 70%, perbukitan 5%, dan pegunungan
25%. Ketinggian wilayah ini berkisar 50 m di atas permukaan air laut.
Gambar.2. Peta lokasi penelitian
KONDISI GEOLOGI
A. Stratigrafi Dan Lithologi Daerah Telitian
Secara regional wilayah Kabupaten Tolitoli terdapat pada Mandala geologi
Sulawesi Barat. Stratigrafi batuan wilayah ini disusun berdasarkan umur dari
muda ke tua sebagai berikut :
I. Alluvium
Terdiri dari material pasir, lempung, lanau, lumpur, kerikil dan kerakal.
Endapan ini tersingkap di daerah-daerah pesisir pantai dan sekitar daerah
aliran sungai. Penyebarannya berada di daerah Lais, Bangkir, Tolitoli dan
Lalos. Tebal satuan batuan ini mencapai puluhan meter.
II. Batugamping Terumbu
Terdiri dari batugamping koral, sebagian batugamping lempungan dengan
kepadatan yang rendah-sedang. Penyebaran setempat-setempat
umumnya di daerah tanjung dan pulau-pulau kecil, yaitu Pulau
Bambangala, Pulau Tengelangan, Pulau Lurungan. Dengan umur formasi
Pleistosen-Holosen.
III. Batuan Beku Granit
Penyebaran batuan ini antara lain sebelah timur Kota Tolitoli yang
memanjang ke utara berbatasan dengan Kabupaten Buol dan
penyebarannya yang luas memanjang dari Tinabogan sampai ke arah
timur Bangkir. Pada beberapa tempat bagian atas
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 2, Juli 2010
IV. Batuan Sedimen Laut
Lithologi terdiri dari batupasir, lanau, lempung, konglomerat, tufa, tufa
lapilli, aglomerat, breksi vulkanik, dan lava yang bersifat andesitic. Di
kabuaten Tolitoli penyebaran formasi ini terdapat di bagian timur laut, yaitu
di daerah Pinjang, Lakuan , dan Dampelas. Umur formasi ini adalah
Miosen Tengah sampai Miosen Atas.
V. Formasi Tinombo
Kenampakan khas formasi ini adalah adanya perselingan lapisan
batupasir, batulempung, batulanau dengan sisipan batuan vulkanik dan
batugamping. Umumnya batuan pada formasi ini bersifat rapuh karena
dibeberapa tempat formasi ini telah mengalami metamorfisme, terutama
disekitar jalur-jalur patahan. Formasi ini menindih batuan metamorf secara
tidak selaras. Penyebarannya sangat luas baik di utara, tengah, dan
baratdaya. Wilayah-wilayah yang disusun oleh formasi ini diantaranya
perbukitan di timur dan selatan kota Tolitoli, Lulalang, dan wilayah
sibaluton. Umur formasi ini adalah Eosen-Oligosen.
VI. Batuan Vulkanik
Batuan Gunung api umumnya bersifat andesitic, tersebar di banyak
tempat namun tidak meluas. Ukuran Kristal batuannya umumnya halus.
Juga terdapat batuan lain berupa lava, breksi, andesit, dan basal.
Penyebaran yang sangat luas dan memanjang terdapat di Tolitoli dan
memanjang ke utara serta timur sampai mencapai Kabupaten Buol.
Disamping bersifat andesitic, batuan ini dibeberapa tempat telah
mengalami ubahan. Umur batuan ini diperkirakan Eosen-Oligosen.
VII. Kompleks Batuan Metamorf
Kompleks batuan metamorf ini terdiri dari sekis mika, sekis hijau, sekis
amphibolit, dan marmer. Sekis mika lebih dominan dibanding sekis hijau
dan batuan lainnya. Di Kabupaten Tolitoli kompleks batuan ini terdapat di
bagian selatan pada batas Kabupaten Parimo yaitu di sekitar Gunung
Tinombala, Gunung Salusupande dan Gunung Silondou, kompleks batuan
ini berumur Mesozoikum.
B. Struktur Geologi Regional Daerah Telitian
Secara regional wilayah Tolitoli temasuk dalam Mandala Geologi Sulawesi
Barat. Dari sisi kompleksitas struktur geologi struktur wilayah Tolitoli relatif tidak
terlalu kompleks dibandingkan dengan kabupaten lain di Sulawesi Tengah.
Struktur yang dijumpai berupa patahan yang umumnya berarah timurlautbaratdaya berupa patahan-patahan vertical. Di beberapa tempat patahanpatahan ini saling berpotongan dengan patahan lain yang relative lebih kecil.
Wilayah-wilayah yang dipengaruhi oleh patahan antara lain Tinabogan dan lain
bagian Timur. Struktur lainnya berupa kekar pada batuan sedimen dan vulkanik
dan kekar primer maupun sekunder pada batuan granit. Pada batuan sedimen
juga dijumpai struktur lipatan antiklin.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 2, Juli 2010
Di bagian barat wilayah ini, tepatnya di perairan Selat Makassar, terdapat
jalur sesar Palu-Koro dengan arah hampir utara-selatan. Sesar ini adalah sesar
aktif, dan sewaktu-waktu dapat menimbulkan gempabumi tektonik dan tsunami
yang dapat mmenimbulkan kerugian dan kerusakan.
C. Struktur Geologi Lokal Daerah Telitian.
Secara lokal pada wilayah penelitian dijumpai struktur geologi berupa
patahan-patahan dan kekar, dengan orientasi yang relatif tidak menunjukkan
arah tertentu. Pada tubuh struktur kekar yang terbentuk berkaitan dengan kondisi
pembentukan batuan granit yang diantaranya menghasilkan kekar-kekar tiang.
Karenanya disamping struktur kekar sekunder akibat tektonik juga struktur kekar
primer akibat pembekuan dapat diamati pada batuan granit.
POTENSI BAHAN GALIAN GRANIT
Potensi usaha penambangan bahan galian granit di lokasi Desa
Galumpung ditinjau dari beberapa parameter yang berkaitan dengan kondisi
fisik, topografi lokasi bahan galian, dan volume bahan galian.
A. Topografi Lokasi Bahan Galian
Sebaran batuan granit di wilayah Galumpang dan sekitarnya ditandai oleh
topografi berupa tinggian-tinggian di atas wilayah dataran dengan morfologi
bergelombang di sekitarnya. Tinggian ini merupakan indikasi adanya
perbedaaan resistensi dari batuan penyusunnya. Lineasi batas granit di wilayah
penelitian merupakan hasil dari analisa morfologi dengan parameter resistensi
batuan pembentuknya. Elevasi tertinggi wilayah penelitian berada pada 750 m
diatas permukaan laut dan elevasi terendah 0 m di atas permukan air laut.
Pengamatan terhadap tingkat pelapukan material menunjukkan bagian
atas satuan granit telah mengalami pelapukan, termasuk pula yang diindikasikan
dengan tumbuhnya vegetasi di atas satuan granit.
B. Kondisi Fisik Material
Kondisi fisik material dilakukan atas hasil pengamatan langsung di
lapangan dan analisa terhadap hasil uji laboratorium atas contoh material.
 Kondisi Fisik Secara Umum
Secara umum kondisi fisik granit di daerah telitian masih bersifat segar
dan tingkat pelapukan rendah. Pelapukan hanya terjadi pada sekitar
permukaan dengan tebal 2 - 4 cm sedangkan ketebalan rata-rata granit
adalah 2 - 3,5 meter.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 2, Juli 2010
 Warna
Warna batuan granit diwilayah penelitian memiliki variasi dari warna abuabu, abu-abu kemerahan, dan abu-abu terang. Pengamatan ini dilakukan
pada singkapan batuan granit yang segar.
 Petrologi Granit
Tekstur granit secara umum bersifat fanerik, ukuran Kristal umumnya
equigranular, sebagian dengan gejala porfiri dengan fenokris feldspar
dalam masa dasar mineral halus.
a.
b.
Foto.1.
(a). Singkapan Batuan Granit dengan tekstur fanerik kasar dan equigranular.
(b). Singakapan batuan granit di lapangan.
C. Kuantitas Cadangan
Pada penentuan kuantitas cadangan bahan galian granit di wilayah
penelitian digunakan metode perhitungan secara kasar yang dilakukan atas luas
penampang beberapa potongan yang dibuat pada beberapa bagian wilayah
yang secara fisik dan geologi disusun oleh granit.
Dari penghitungan dengan metode luas rata-rata penampang didapatkan
3
volume total granit sebesar 5.029.895.833 m pada daerah telitian dengan luas
2
sebaran 30,362 km . Dari hasil total perhitungan tersebut digunakan harga
mineable sebesar 25 % maka akan didapatkan cadangan sebesar 1.257.473.958
3
m.
Dari nilai cadangan mineable tersebut didapatkan harga tonase :
3
3.336.155.399 ton, dengan harga berat jenis sebesar 26 kN/m .
KESIMPULAN
2
Luas sebaran granit di wilayah penelitian adalah 30,362 km . Volume total
3
granit yang tersedia sebesar 5.029.895.833 m . Sedangkan yang dapat
3
dieksploitasi sebesar 1.257.473.958 m . Volume ini sudah termasuk dalam
kategori layak tambang. Didukung lagi dengan harga dan permintaan pasar yang
cukup bagus.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 2, Juli 2010
Di sekitar wilayah penelitian terdapat prasarana yang dapat menunjang
aktivitas perekonomian, diantaranya adalah prasarana jalan darat yang bagus,
pelabuhan dan bandara. Dengan demikian potensi bahan galian ini sangat layak
untuk dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kab. Tolitoli, Kecamatan Dako Pamean Dalam Angka
Tahun 2005, Tolitoli.
Badan Pusat Statistik Kab. Tolitoli, Kecamatan Galang Dalam Angka tahun 2005,
Tolitoli.
Badan Pusat Statistik Kab. Tolitoli, 2004, Kabupaten Tolitoli Dalam Angka Tahun
2004, Tolitoli.
Dinas Pertambangan dan Energi Sulteng, 2000, Potensi dan Rencana
Pengembangan Wilayah Pertambangan, Makalah disampaikan pada
seminar “Evaluasi dan Penyusunan Kembali RTRWP Sulteng”, BAPPEDA
Prov. Sulteng, Palu.
Google Earth Imaginary, Map Data@2010
Sompotan Amstrong, Formasi Geologi Sulawesi, 2008, Institute Teknologi
Bandung.
Download