ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH Oleh Bidang Geologi dan Sumberdaya Mineral Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Timur 1. Pendahuluan Gerakantanah merupakan salah satu bencana alam geologi yang paling sering menimbulkan kerugian, seperti jalan raya rusak, kerusakan tatalahan, bangunan perumahan, bahkan sampai merenggut korban manusia. Gerakantanah dapat diartikan sebagai suatu produk dari proses gangguan kesetimbangan yang menyebabkan massa tanah dan atau massa batuan bergerak ke daerah yang lebih rendah. Pengontrol terjadinya gerakan tanah adalah sifat fisik tanah dan batuan, struktur geologi, kemiringan lereng, saluran pengeringan air, vegetasi penutup, serta faktor beban dan getaran. Provinsi Kalimantan Timur, dimana sebagian besar kota-kotanya berada pada formasi batuan yang bersifat urai hingga padu dengan struktur geologi berupa antiklinorium (perlipatan) dan pensesaran yang membentuk lereng yang bertebing, curah hujan tinggi, vegetasi penutup sangat kurang, maka sangat berpotensi akan terjadinya gerakantanah tersebut. Agar tidak terjadi kerugian material dan immaterial seperti tersebut diatas, maka permasalahan gerakan tanah perlu mendapat perhatian didalam berbagai kegiatan pembangunan. 2. Jenis-Jenis Gerakan Tanah Ada 6 Jenis gerakan tanah yaitu : 2.1. Translasi Gerakan tanah translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai 2.2. Rotasi Gerakan tanah rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung. 2.3. Pergerakan Blok Pergerakan Blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu 2.4. Runtuhan Batuan Runtuhan batu adalah terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain bergerak kebawah dengan cara jatuh bebas. 2.5. Rayapan Tanah Rayapan batuan adalah jenis gerakan tanah yang bergerak lambat. 2.6. Aliran Bahan Rombakan Aliran bahan rombakan terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. 3. Faktor-faktor Gerakantanah Penyebab terjadinya Adapun yang perlu diperhatikan masalah gerakantanah antara lain mengidentifikasi adanya potensi gerakan berikut faktor-faktor penyebab dan pencegahan serta penanggulangannya. dalam adalah tanah, upaya Faktor-faktor penyebab terjadinya gerakantanah dapat dibedakan menjadi 2 (dua) faktor, yaitu gangguan dari dalam dan gangguan dari luar. 3.1. Gangguan dari dalam (internal), meliputi : - Naiknya bobot massa tanah/batuan karena masuknya air ke dalam tubuh tanah/batuan yang menyebabkan tersisinya rongga antarbutir sehingga bobot massa tanah/batuan akan bertambah. - Pelindihan (”leaching” ) bahan perekat, kehadiran air di dalam tubuh tanah/batuan dapat melarutkan bahan-bahan pengikat butiran-butiran yang membentuk tubuh batuan sedimen maupun tanah pelapukan sehingga daya rekat antar butir/materialnya menghilang. Gangguan dari dalam ini umumnya merupakan faktor yang dapat mengakibatkan menurunnya kuat geser dalam tanah/batuan, disamping faktor internal yang lain seperti komposisi mineral batuan/tanah, struktur geologi serta geometri morfologinya. 3.2. Gangguan dari luar (eksternal), meliputi : - Getaran dan beban yang disebabkan oleh lalu lintas jalan raya yang frekuensinya cukup tinggi. - Hilangnya penahan lateral yang disebabkan oleh aktifitas manusia berupa penggalian dan pemotongan tebing. - Hilangnya vegetasi penutup menyebabkan terjadinya erosi yang menyebabkan tibulnya alur-alur dimana pada kondisi tertentu akan diikuti dengan terjadinya gerakan tanah. - Tingginya curah hujan - Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong - Jenis tanah yang kurang padat dan batuan yang kurang kuat 4. Upaya Pencegahan Upaya pencegahan gerakantanah adalah tindakan penanganan untuk mencegah terjadinya gerakantanah pada lokasi-lokasi yang menunjukkan adanya gejala gerakantanah ataupun pada tempattempat yang rentan terhadap gerakantanah. Upaya pencegahan gerakantanah dapat dilakukan dengan tindakan-tindakan antara lain : - - Menghindari pemotongan bukit pada bagian kaki bukit, terutama yang dapat mengganggu kesetimbangan lereng . Penggunaan bangunan penambat (tembok penahan, bronjong dan sebagainya) Mencegah masuknya air permukaan ke dalam tubuh tanah/batuan, karena air permukaan yang masuk ke dalam tubuh tanah/batuan akan dapat menambah bobot massa tanah.batuan disamping dapat melarutkan bahan-bahan pengikat antar butir/material di dalam tubuh massa tanah/batuan. Penanaman berbagai vegetasi penutup Pembuatan terasering pada tebing yang cukup tinggi dan terjal. 5. Upaya Penanggulangan Upaya penanggulangan gerakan tanah adalah merupakan tidakan korektif baik penanggulangan darurat (bersifat sementara dan sederhana) maupun permanen. 5.1. Penanggulangan Darurat. Penanggulangan Darurat, adalah suatu tindakan penanggulangan yang sifatnya sementara dan umumnya dilakukan sebelum penanggulangan permanen dilakukan. Beberapa tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan dengan cara sederhana, adalah : - - Mencegah masuknya air permukaan ke dalam tubuh tanah/batuan yang mengalami gerakantanah, dengan menutup rekahan-rekahan tanah/batuan menggunakan tanah liat ataupun terpal Mengeringkan/mengalirkan genangan air yang ada di atas lokasi yang mengalami gerakantanah Membuat bronjong pada bagian kaki lereng lokasi yang mengalami gerakantanah Penimbunan kembali bagian yang rusak akibat gerakantanah 5.2. Penanggulangan Permanen Penanggulangan Permanen tindakan penanggulangan gerakantanah permanen ini membutuhkan waktu untuk penyelidikan, analisis dan perencanaan yang matang. Penanggulangan gerakantanah secara permanen dibedakan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu : a. Mengurangi gaya-gaya yang menimbulkan gerakan-gerakan, dengan metode : b. Mengendalikan air permukaan c. Mengubah geometri lereng : - Menambah gaya-gaya yang menahan gerkan, dengan metode : 1. Mengendalikan air rembesan 2. Pembuatan bangunan penambat (tembok penahan, bronjong) 3. Memberi timbunan pada kaki lereng (membuat beban kontra) - Jika ke dua metoda tersebut di atas tidak dapat mengatasi gerakantanah yang terjadi, maka dilakukan penanggulangan dengan tindakan lain, seperti relokasi bangunan. Daftar Pustaka : 1. Hardoyo Rajiowiryono, Ir, M.Sc 2006 : Warta Geologi; Mengenalkan Geo-Risk sebagai bagian dari Mitigasi Bencana. 2. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Alam Geologi, Badan Geologi Departemen ESDM : Gerakan Tanah 3. Nandang R. Sutarto, MApp.Sc 2007 Pusdiklat Geologi Bandung; Pengenalan Geologi Teknik dan Aplikasinya. 4. Febri Hirnawan, Ir, Dr Prof 2007 : Dasardasar geologi teknik dan Kestabilan lereng tanah