BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jatuhan batuan atau yang biasa disebut dengan istilah Rockfall merupakan salah satu jenis gerakan massa yang terjadi berupa jatuhnya bongkahan batuan dari suatu lereng (Budetta, 2004). Fenomena ini terjadi dengan cepat baik secara vertikal maupun sub-vertikal. Jatuhan batuan paling sering terjadi di area yang berbukit dan bergunung, terutama pada area yang mengalami pemotongan lereng untuk transportasi berupa jaringan jalan. Walaupun ada jatuhan batuan merupakan salah satu bahaya yang paling potensial terjadi disepanjang ruas jalan yang mengalami pemotongan lereng, tidak semua ruas jalan tersebut memiliki potensi bahaya yang sama. Untuk mengetahui besar potensi terjadinya jatuhan batuan pada lokasi penelitian, perlu dilakukan penelitian mengenai kondisi geologi daerah penelitian, kualitas lereng, kualitas massa lereng, tinggi lereng, serta ukuran blok batuan pada lereng. Jalan Tol Bawen-Semarang yang berlokasi di Jawa Tengah ini merupakan jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Bawen ke Kabupaten Semarang. Secara geologi letak wilayah Indonesia yang dilalui oleh tiga lempeng tektonik utama yakni Lempeng Eropa-Asia, India-Australia, dan Pasifik menjadikan Indonesia banyak memiliki gunung api yang aktif dan rawan terjadinya bencana. Bencana alam yang sering terjadi di wilayah Indonesia antara lain : banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi dan gerakan massa seperti longsor dan jatuhan batuan. 1 Masih jelas dalam ingatan kita rentetan kejadian bencana alam yang banyak menyebabkan terjadinya korban jiwa, seperti tragedi tsunami di Aceh dan Nias, gempa bumi dahsyat di tasikmalaya serta padang, tanah longsor di Cianjur, bahkan banjir di berbagai daerah yang kerap datang setiap musim hujan. Banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam. Mulai dari persiapan peralatan untuk mendeteksi terjadinya bencana seperti misalnya pada bencana tsunami dan gunung meletus, pembuatan jenis bangunan yang tahan terhadap bencana gempa, pengelolaan tata kota dan kesadaran warga masyarakat untuk menanggulangi bencana banjir ataupun pemeliharaan daerah hulu sungai dan pegunungan serta hutan untuk mencegah terjadinya tanah longsor. Untuk masalah yang berkaitan dengan keadaan lingkungan, tentu hal ini juga membutuhkan peran serta aktif dari masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan yang dapat dimulai dari lingkungan disekitar tempat tinggalnya. Gerakan tanah dan batuan termasuk kedalam bencana alam yang masih sering terjadi di wilayah Indonesia. Pada kabupaten Semarang ini tepatnya pada kecamatan Bawen ini juga terjadi pergerakan tanah atau batuan yang disebut dengan rockfall atau jatuhan batuan, hal ini terkuak karena disebabkan oleh adanya pembuatan jalan tol. Hal ini menyebabkan adanya gerakan tanah dan batuan yang dapat merusak atau memberikan dampak terhadap infrastruktur jalan, jembatan, bangunan serta mengganngu jalannya aktivitas manusia. Pergerakan 2 tanah ini dapat menyebabkan bencana berupa rockfall (jatuhan batuan) sehingga dapat merugikan manusia dari segi keamanan dalam perjalanan di jalan tol. Faktor pengontrol gerakan massa antara lain adalah geomorfologi, struktur geologi, litologi batuan, tata guna lahan, dan geohidrologi (Karnawati, 2005). Permasalahan dalam bidang geologi timbul di daerah penelitian dengan kondisi massa tanah dan batuan yang terletak pada kedudukan miring dan tidak stabil sehingga dapat mengakibatkan gerakan massa terjadi. Kondisi daerah penelitian yang berupa perbukitan dengan lereng – lereng curam dengan kondisi geologi yang berupa litologi berbeda - beda dan keterdapatan struktur geologi didaerah tersebut berpotensi gerakan massa dapat terjadi. Berdasarkan uraian latar belakang dalam penelitian terhadap kerentanan gerakan tanah dan batuan sangat diperlukan di daerah sepanjang jalan tol Bawen – Semarang ini karena akan mangganggu aktivitas manusia. Sehingga diperlakukan ilmu geologi untuk mendeteksi atau pun memberikan solusi terhadap salah satu bagian dari gerakan masa ini atau yang terjadi di daerah ini adalah proses rockfall. I.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang perlu dijawab dalam penilitian ini adalah bagaimanakah zonasi bahaya jatuhan batuan disepanjang jalan utama yang melewati rute dari kecamatan Bawen hingga Semarang. 3 I.3. Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai jatuhan batuan di daerah penelitian sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kondisi geologi daerah penelitian. 2. Membuat zonasi bahaya jatuhan batuan di sepanjang jalan utama yang melewati rute jalan tol Bawen – Semarang kilometer 25-38. I.4. Lokasi Daerah Penelitian dan Kesampaian Daerah Daerah penelitian berada di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Daerah ini terletak pada peta Rupa Bumi Indonesia lembar Ungaran, nomor peta 1408-542. Daerah penelitian berjarak sekitar 110 kilometer dari kampus Teknik Geologi UGM, dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 maupun roda 4 dengan waktu tempuh 120 menit. Dapat terlihat pada Gambar I.1. untuk lokasi penelitian skripsi. I.5. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang akan dilakukan, diharapkan dapat diketahui daerah-daerah yang memiliki potensi bahaya jatuhan batuan sesuai dengan kelas bahayanya dimana hasil dari penilitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi oleh masyarakat ataupun pemerintah setempat dalam rangka mitigasi bencana dan penanggulangan bahaya jatuhan batuan di lokasi penelitian serta juga dapat 4 diterapkan pada daerah lain yang memiliki kemiripan kondisi geologi seperti pada daerah penelitian. Gambar I.1. Lokasi Daerah Penelitian I.6. Batasan Penelitian Beberapa hal yang menjadi batasan masalah dalam penilitian ini antara lain : Penelitian, pengambilan data, dan pengambilan sampel dilakukan sepanjang jalan utama yang melewati jalur atau rute jalan tol Bawen – Semarang. Sistem klasifikasi bahaya jatuhan batuan yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan Rockfall hazard Rating System (RHRS) oleh Budetta 5 (2004) yang telah dimodifikasi. Parameter-parameter yang diteliti adalah Slope Mass Rating (SMR), tinggi lereng, ukuran blok batuan. Pegujian kuat tekan uniaksial batuan, yang merupakan bagian dari Slope Mass Rating (SMR), dilakukan di seluruh stasiun pengambilan data dengan metode pengukuran langsung menggunakan Schmidt Hammer. Kuat tekan uniaksial batuan yang diuji di laboratorium hanya dilakukan pada satu buah sampel yang mewakili masing-masing unit litologi yang ditemui. Agar penelitian tidak melebar dari maksud dan tujuan maka perlu dibuat batasan masalah. Masalah yang akan dibatasi pada penelitian antara lain : a. Penelitian difokuskan memetakan geologi daerah penelitian dengan menggunakan skala 1:25000. b. Pemetaan memperhatikan aspek morfologi, litologi, struktur geologi, tata guna lahan, intensitas aktifitas penduduk sebagai dasar pembuatan peta zona resiko gerakan massa tanah dan batuan. I.7 Peneliti Terdahulu 1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Menyediakan peta potensi bahaya gerakan massa pada tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten. 2. Bencana Alam Gerakan Massa Tanah di Indonesia dan Upaya Penanggulangannya (Karnawati, 2005). Memberikan informasi mengenai pengertian gerakan massa, karakteristik gerakan massa, 6 faktor pengontrol dan pemicu gerakan massa, dan metode pemetaan gerakan massa. 3. Mekanisme gerakan massa batuan akibat gempa bumi (Karnawati, 2007). Memberikan informasi tentang mekanisme gerakan massa, jenis gerakan, factor pengontrol gerakan massa batuan. 4. Bencana gerakan tanah di Indonesia (Soedradjat, 2008). Terdapat informasi mengenai jenis-jenis gerakan tanah, faktor-faktor penyebabnya, dan tindakan penanggulangan gerakan tanah. 7