I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponenkomponen padat, cair, dan gas, serta mempunyai sifat dan perilaku yang dinamik. Benda alami ini terbentuk oleh hasil kerja interaksi antara iklim dan jasad hidup terhadap bahan induk yang dipengaruhi oleh relief tempatnya terbentuk dan waktu. Sebagai produk alami yang heterogen dan dinamik, maka karakter tanah berbeda dari satu tempat ke tempat lain, dan berubah dari waktu ke waktu. Morfologi tanah banyak menyimpan informasi mengenai watak, perilaku, dan potensi serta fungsi tanah, maka morfologi tanah diperlukan untuk mengetahui sejarah pembentukan tanah (Notohadiprawiro, 2000). Setiap faktor pembentuk tanah memiliki pengaruh tersendiri terhadap karakteristik tanah yang terbentuk nantinya. Kawasan Nglipar Kabupaten Gunungkidul merupakan lokasi dimana terdapat keragaman formasi geologi penyusun tanah dengan menunjukkan penampakan berupa perbedaan jenis tanah dalam satu kawasan tersebut. Heterogenitas jenis tanah salah satunya ditandai dengan adanya perbedaan warna tanah di lokasi tersebut. Perbedaan warna tanah dapat diartikan bahwa setiap tanah yang terbentuk memiliki riwayat proses pembentukan yang berbeda. Menurut Mulyanto et al. (2006) warna tanah merupakan salah satu parameter yang sangat penting dalam menginterpretasikan sifat-sifat tanah. Ditambahkan oleh Notohadiprawiro (2000) bahwa warna tanah dipengaruhi oleh bahan organik yang terhumifikasi serta akibat komposisi mineral didalamnya. Saat tanah berada pada lokasi yang berupa bukit atau gunung maka faktor topografi menjadi faktor penting yang terlibat dalam proses terbentuknya tanah tersebut. Menurut Rayes (2006), topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah termasuk didalamnya perbedaan kecuraman dan bentuk lereng. Pada tanah dengan kondisi iklim, bahan induk dan organisme yang sama, sifat-sifat tanah akan banyak dipengaruhi oleh topografi, karena waktu merupakan faktor yang pasif, maka selain bahan induk, sifat-sifat tanah akan lebih dominan dipengaruhi oleh topografi. Perubahan sifat-sifat tanah karena perbedaan sekuen topografi disebut toposekuen. Dalam suatu toposekuen akan dijumpai perbedaan sifat tanah akibat adanya perbedaan bahan induk, iklim, topografi dan penggunaan lahan (Hardjowigeno, 2003). Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat dikatakan di dalam masingmasing tubuh tanah terjadi proses pedogenesis yang berbeda, yang selanjutnya juga akan menyebabkan adanya perbedaan karakteristik pada masing-masing tanah tersebut. Hal itu terjadi akibat hasil interaksi kelima faktor pembentuk tanah, yaitu bahan induk, topografi, iklim, organisme, dan waktu. Salah satu fenomena tersebut ada di kawasan Nglipar Kabupaten Gunungkidul. Pada lokasi tersebut terdapat empat formasi berbeda sebagai dasar batuan induk di bawahnya serta terdapat topografi yang berbeda-beda pada empat lokasi tersebut, maka ini akan berkaitan dengan proses pedogenesis yang dialami tanah yang berkembang diatasnya. Dengan mengetahui dan memahami keterkaitan antara faktor pembentuk tanah dan perbedaan karakteristik tanah yang terbentuk akan berguna dalam pengkajian ilmu tanah untuk diterapkan dalam bidang pertanian maupun kehutanan. Atas pertimbangan tersebut maka penelitian ini dilakukan. 1.2 Tujuan Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengaruh topografi serta litologi terhadap karakteristik fisika dan kimia tanah yang terbentuk di kawasan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul. 1.3 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pengkajian ilmu tanah untuk diterapkan di bidang pertanian maupun kehutanan. Manfaat tersebut antara lain: 1. Sebagai tambahan informasi mengenai sifat fisika dan kimia tanah yang berkembang pada masing-masing formasi yang berbeda dan ketinggian berbeda di kawasan Nglipar, Gunungkidul. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat setempat dalam upaya peningkatan budidaya tanaman pertanian maupun perkebunan. 1.4 Hipotesis 1. Profil tanah yang terletak pada lereng yang cukup curam dimungkinkan sifatsifatnya akan lebih dipengaruhi oleh keadaan topografinya. 2. Konsep topolitosekuen yang mengacu pada adanya litologi dan ketinggian yang berbeda akan menentukan sifat- sifat tanah yang terbentuk.