Isi - Pemerintah Kabupaten Garut

advertisement
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
NOMOR 54
2001
SERI D
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT
NOMOR 20 TAHUN 2001
TENTANG
PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA
BADAN PENGELOLA RUMAH SAKIT UMUM
dr. SLAMET KABUPATEN GARUT
DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH
SUBHANAHU WATA’ALLA
BUPATI GARUT,
Menimbang
:
a.
bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dari pelaksanaan
Otonomi Daerah di bidang sistem kesehatan
daerah, maka perlu dibentuk Organisasi dan
Tata Kerja Badan Pengelola Rumah Sakit Umum
dr.Slamet Kabupaten Garut yang lebih memadai;
304
NO. 54
b.
c.
Mengingat
305
:
2001
SERI D
bahwa untuk maksud tersebut huruf a di atas,
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
dan Kesejahteraan Sosial republik Indonesia
Nomor
1808/MENKES-KESOS/SK/XII/2000
tentang Peningkatan Kelas rumah Sakit Umum
Daerah dr. Slamet Garut milik Pemerintah
kabupaten Garut dari kelas C menjadi Kelas B
Non Pendidikan;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagiamana
dimaksud huruf a dan b di atas, perlu ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara
Tahun 1950);
2.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara
Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3041), sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);
3.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839);
4.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3848);
NO. 54
5.
2001
SERI D
Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas
Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3851);
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
tentang
Kewenangan
Pemerintah
dan
Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
7.
Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000
tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 165);
8.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk
Rancangan
Undang-undang,
Rancangan
Peraturan
Pemerintah
dan
Rancangan
Keputusan Presiden;
9.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
40 Tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan
dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 27
Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi
Perangkat Daerah dan Sekretariat DPRD
Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Tahun
2000 Nomor 2).
Dengan persetujuan
306
NO. 54
2001
SERI D
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GARUT
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT
TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGELOLA RUMAH SAKIT
UMUM dr. SLAMET KABUPATEN GARUT.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
a. Daerah adalah Kabupaten Garut;
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Garut;
c. Bupati adalah Bupati Garut;
d. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Garut;
e. Badan Pengelola Rumah Sakit Umum adalah Badan Pengelola
Rumah Sakit Umum dr. Slamet Kabupaten Garut yang merupakan
Badan Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;
f.
Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengelola Rumah Sakit Umum
dr. Slamet Kabupaten Garut;
g. Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit Umum dr. Slamet
Kabupaten Garut;
h. Instalasi adalah merupakanfasilitas penyelenggaraan pelayanan
medis, penunjang medis, kegiatan penelitian, pengembangan,
pendidikan, pelatihan dan pemeliharaan Sarana Rumah sakit.
307
NO. 54
2001
BAB II
SERI D
PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA
RUMAH SAKIT UMUM dr.SLAMET
Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini, dibentuk Badan Pengelola Rumah Sakit
Umum dr. Slamet Kabupaten Garut.
BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Bagian Pertama
Kedudukan
Pasal 3
(1) Badan Pengelola merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah di
bidang pengelolaan pelayanan kesehatan rujukan;
(2) Badan Pengelola merupakan sub sistem dari sistem kesehatan
daerah;
(3) Badan Pengelola dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
Bagian Kedua
Tugas Pokok
Pasal 4
Badan Pengelola mempunyai tugas pokok :
(1) membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di
bidang pelayanan kesehatan lanjutan;
(2) merumuskan kebijakan sistem kesehatan daerah dalam bidangnya
bersama-sama Dinas Kesehatan Kabupaten;
308
NO. 54
2001
SERI D
(3) melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguan dan berhasil
guna dengan mengutamakan upaya rujukan;
(4) melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan
rumah sakit.
Paragraf 3
Fungsi
Pasal 5
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut dalam
Pasal 3, Badan Pengelola mempunyai fungsi :
a. penyelenggaraan pelayanan medis;
b. penyelenggaraan pelayanan penunjang medis;
c. penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan;
d. penyelenggaraan pelayanan rujukan;
e. penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan;
f. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
BAB IV
ORGANISASI
Bagian Pertama
Unsur Organisasi
Pasal 6
Unsur-unsur Organisasi Badan Pengelola terdiri atas :
a. pimpinan adalah Kepala Badan Pengelola;
b. pembantu pimpinan adalah sekretarist;
c. pelaksanan adalah bidang, instalasi dan kelompok jabatan fungsional.
309
NO. 54
2001
Bagian Kedua
SERI D
Susunan Organisasi
Pasal 7
(1) Organisasi Badan Pengelola terdiri atas :
g. Kepala
h. Sekretaris membawahkan :
a) Sub Bagian umum dan Perlengkapan;
b) Sub Bagian Kepegawaian dan Diklat;
c) Sub Bagian Informasi dan Pelayanan Pelanggaran;
d) Sub Bagian Pemasaran Sosial;
e) Sub Bagian Perencanaan dan Rekam Medik.
i.
Bidang Pelayanan Medis membawahkan :
a) Sub Bidang Pelayanan Medis I;
b) Sub Bidang Pelayanan medis II;
c) Sub Bidang Pelayanan Medis III;
j.
Bidang Pelayanan Penunjang Medis membawahkan :
a) Sub Bidang Pelayanan Penunjang I;
b) Sub Bidang Pelayanan Penunjang II;
c) Sub Bidang Pelayanan Penunjang III.
k. Bidang Keperawatan membawahkan :
a) Sub Bidang Keperawatan I;
b) Sub Bidang Keperawatan II;
c) Sub Bidang Keperawatan III.
l.
Bidang Keuangan membawahkan :
a) Sub Bidang Penyusunan anggaran;
b) Sub bidang Perbendaharaan;
c) Sub Bidang Akutansi dan Sistem Komputerisasi Keuangan.
m. Instalasi;
n. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Struktur Organisasi Badan Pengelola sebagaimana tercantum
dalam lampiran Peraturan Daerah ini dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.
310
NO. 54
2001
Bagian Ketiga
SERI D
Bidang Tugas Unsur-unsur Badan Pengelola
Paragraf
Kepala Badan Pengelola
Pasal 8
(1) Kepala Badan Pengelola mempunyai tugas pokok memimpin,
menyusun kebijaksanaan, membina, mengkoordinasikan dan
mengawasi serta mengendalikan pelaksanaan tugas Rumah Sakit
sesuai dengan peraturan peraturan-undangan yang berlaku;
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat
(1) Kepala Badan Pengelola mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis dalam lingkup pelayanan kesehatan
lanjutan yang dituangkan dalam sistem kesehatan daerah;
b. pelaksanaan sistem kesehatan daerah dalam bidang pelayanan
kesehatan lanjutan.
(3) Kepala Badan Pengelola membawahkan :
a. Sekretariat;
b. Bidang Pelayanan Medis;
c. Bidang Pelayanan Penunjang Medis;
d. Bidang Keperawatan;
e. Bidang keuangan;
f. Instalasi;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Paragraf 2
Sekretariat
Pasal 9
(1) Sekretariat di pimpin oleh seorang sekretaris yang mempunyai tugas
pokok memberikan pelayanan teknis adminstratif kepada satuan
organisasi di lingkungan Badan Pengelola;
311
NO. 54
2001
SERI D
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) sekretariat
mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan urusan umum dan perlengkapan;
b. pelaksanaan urusan kepegawaian dan diklat;
c. pelaksanaan urusan informasi dan pelayanan pelanggan;
d. pelaksanaan urusan pemasaran sosial;
e. pelaksanaan urusan perencanaan dan rekam medik.
(3) Sekretariat membawahkan :
a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan;
b. Sub Bagian Kepegawaian dan Diklat;
c. Sub Bagian Informasi dan Pelayanan Pelanggan;
d. Sub Bagian Pemasaran Sosial;
e. Sub Bagian Perencanaan dan Rekam Medik.
Pasal 10
(1) Sub Bagian Umum dan Perlengkapan dipimpin oleh seorang Kepala
Sub Bagian mempunyai tugas pokok melaksankan administrasi
umum, kerumahtanggaan, hukum dan perlengkapan;
(2) Dalam melaksankan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Sub Bagian
Umum dan Perlengkapan mempunyai fungsi :
a. persiapan penyusunan bahan rencana Badan Pengelola;
b. pengelolaan administrasi umum;
c. pengelolaan kerumahtanggaan dan perlengkapan;
d. pemberian nasehat hukum dan perundang-undangan.
Pasal 11
(1) Sub Bagian Kepegawaian dan Diklat dipimpin oleh seorang Kepala
Sub Bagian mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan
kepegawaian dan pendidikan serta pelatihan;
(2) Dalam melakukan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Sub Bagian
Kepegawaian dan Diklat mempunyai fungsi :
a. penerimaan pegawai;
b. pemeliharaan, disiplin dan kesejahteraan pegawai;
c. pembuatan kontrak kerja pegawai;
312
NO. 54
2001
d. pengurusan kenaikan pangkat dan gaji berkala;
e. pendidikan dan pelatihan pegawai.
SERI D
Pasal 12
(1) Sub Bagian Informasi dan Pelayanan Pelanggan dipimpin oleh
seorang Kepala Sub Bagian mempunyai tugas pokok melaksanakan
pemberian informasi baik ke dalam maupun ke luar dalam batas-batas
kewenangannya;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1), Sub Bagian
Informasi dan pelayanan pelanggan mempunayi fungsi :
a. pengumpulan bahan-bahan informasi rumah sakit;
b. penyelenggaraan pemberian informasi kepada pelanggan/pasien
atau keluarga pasien;
c. penyelenggaraan pemberian penyuluhan kesehatan masyarakat
rumah sakit;
d. pembuatan rambu-rambu/ petunjuk alur pasien.
Pasal 13
(1) Sub Bagian Pemasaran Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian mempunyai tugas pokok melaksankan pengorganisasian dan
perencanaan pemasaran, meneliti pasar dan menetapkan pasar
sasaran serta mengelola program pemasaran;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Sub Bagian
Pemasaran Sosial mempunyai fungsi :
a. persiapan pengumpulan bahan-bahan untuk pengorganisasian
dan perencanaan strategi pemasaran;
b. penganalisaan pasar dan memahami perilaku pelanggan;
c. pemilihan pasar sasaran dan penentuan posisi pasar;
d. pengukuran dan peramalan pasar;
e. pengembangan strategi rumah saja, menetapkan bayaran
komunikasi dan pengendalian.
Pasal 14
313
NO. 54
2001
SERI D
(1) Sub Bagian Perencanaan dan Rekam Medik dipimpin oleh seorang
Kepala Sub Bagian mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan rencana kerja badan pengelola dan pelaksanaan rekam
medik;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1), Sub Bagian
Perencanaan dan Rekam Medik mempunyai fungsi :
a. pengumpulan, pencatatan bahan-bahan pembuatan rencana
kerja;
b. pengumpulan, pencatatan dan pengarsipan rekam medik;
c. pembuatan rencana kerja tahunan;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan;
e. penyelenggaraan sistem informasi manajemen.
Paragraf 3
Bidang Pelayanan Medis
Pasal 15
(1) Bidang Pelayanan Medis dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan, memantau dan
mengawasi kegiatan pelayanan medis pada instalasi rawat jalan,
rawat inap, gawat darurat, rawat intensif, bedah sentral dan
rehabilitasi medis;
(2) Dalam melaksankan tugas pokok pada ayat (1), Bidang Pelayanan
Medis mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian semua kebutuhan pelayaran medis;
b. pemantauan dan pengawasan penggunaan sarana serta kegiatan
pelayanan medis;
c. pengawasan serta pengendalian penerimaan dan pemulangan
pasien;
d. pengelolaan inventarisasi barang dan aset lainnya pada bidang
tugasnya;
e. peningkatan mutu pelayanan medis.
(3) Bidang Pelayanan Medis membawahkan :
a. Sub Bidang Pelayanan Medis I;
314
NO. 54
2001
b. Sub Bidang Pelayanan Medis II;
c. Sub Bidang Pelayanan Medis III;
SERI D
Pasal 16
(1) Sub Bidang Pelayanan Medis I dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bidang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan, pemantauan
penggunaan sarana dan pengendalian kegiatan pelayanan medis
pada instalasi rawat jalan da gawat darurat;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada yata (1) Sub Bidang
Pelayanan Medis I mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian seluruh kebutuhan sarana instalasi rawat jalan
dan gawat darurat;
b. pematauan penggunaan serana pelayanan medis pada instalasi
rawat jalan dan gawat darurat;
c. pengendalian dan pencatatan penerimaan pasien pada rawat jalan
dan gawat darurat;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil kegiatan kepada Kepala
Bidang Pelayanan Medis;
e. pengelolaan inventarisasi barang dan aset lainnya yang berada
pada instalasi rawat jalan dan gawat darurat.
Pasal 17
(1) Sub Bidang Pelayanan Medis II dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bidang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan pemantauan
penggunaan sarana dan pengendalian kegiatan pelayanan medis
pada instalasi rawat inap dan rehabilitasi medik;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Sub Bidang
Pelayanan Medis II mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian seluruh kebutuhan sarana instalasi rawat inap
dan rehabilitasi medik;
b. pematauan penggunaan sarana pelayanan medis pada instalasi
rawat inap dan rehabilitasi medik;
c. pengendalian dan pencatatan penerimaan dan pemulangan
pasien pada rawat inap dan rehabilitasi medik;
315
NO. 54
2001
SERI D
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil kegiatan kepada kepala
bidang pelayan medis;
e. pengelolaan inventaris barang dan aset lainnya pada instalsi rawat
inap dan rehabilitasi medik.
Pasal 18
(1) Sub Bidang Pelayanan Medis III dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bidang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan pemantauan
penggunaan sarana dan pengendalian kegiatan pelayanan medis
pada instalasi rawat intensif dan bedah sentral;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Sub Bidang
Pelayanan Medis III mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian seluruh kebutuhan sarana instalasi rawat
intensif dan bedah sentral;
b. pematauan penggunaan sarana pelayanan medis pada instalasi
rawat intensif dan bedah sentral;
c. pengendalian dan pencatatan penerimaan dan pemulangan
pasien pada rawat intensif dan bedah sentral;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil kegiatan kepada kepala
bidang pelayan medis;
e. pengelolaan inventaris barang dan aset lainnya pada instalasi
rawat intensif dan bedah sentral.
Paragraf 4
Bidang Pelayanan Penujang Medik
Pasal 19
(1) Bidang Pelayanan Penunjang Medis dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan,memantau dan
mengawasi kegiatan pelayanan penunjang medis pada Instalasi
farmasi, gizi, laboratorium patologi klinis, laboratorium patologi
anatomi, radiologi, sterilinisasi, pemeliharaan sarana rumah sakit dan
instalasi lain sesuai dengan kebutuhan;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok ayat (1) Bidang Pelayanan
Penunjang Medis mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian semua kebutuhan pelayanan penunjang medis;
316
NO. 54
2001
SERI D
b. pematauan dan pengawasan penggunaan sarana serta kegiatan
pelayanan penunjnag medis;
c. pengawasan serta pengendalian pasien;
d. pengelolaan inventaris barang dan aset lainnya pada bidang
tugasnya;
e. peningkatan mutu pelayanan penunjnag medis;
(3) Bidang Pelayanan Penunjang Medis membawahkan :
a. Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis I;
b. Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis II;
c. Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis III;
Pasal 20
(1) Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis I dipimpin oleh seorang
Kepala Sub Bidang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan
pemantauan penggunaan sarana dan pengendalian kegiatan
pelayanan penunjang medis pada instalasi farmasi dan sterilisasi;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Sub Bidang
Pelayanan Penunjang Medis I mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian seluruh kebutuhan sarana instalasi farmasi dan
sterilisasi;
b. pematauan penggunaan sarana pelayanan penunjang medis pada
instalasi farmasi dan sterilisasi;
c. pengendalian dan pencatatan kegiatan pada instalasi farmasi dan
sterilisasi;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil kegiatan kepada Kepala
Bidang Pelayan Penunjang Medis;
e. pengelolaan inventaris barang dan aset lainnya pada instalasi
farmasi dan sterilisasi.
Pasal 21
(1) Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis II dipimpin oleh seorang
Kepala Sub Bidang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan
pemantauan penggunaan sarana dan pengendalian kegiatan
317
NO. 54
2001
SERI D
pelayanan penunjang medis pada instalasi radiologi, laboratorium
patologi klinis dan laboratorium patologi anatomi;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Sub Bidang
Pelayanan Penunjang Medis II mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian seluruh kebutuhan sarana instalasi radiologi,
laboratorium patologi klinis dan laboratorium patologi anatomi;
b. pematauan penggunaan sarana pelayanan Penunjang medis pada
instalasi radiologi, laboratorium patologi klinis dan laboratorium
patologi anatomi;
c. pengendalian dan pencatatan kegiatan pelayanan pada instalasi
radiologi, laboratorium patologi klinis dan laboratorium patologi
anatomi;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil kegiatan kepada Kepala
Bidang Pelayan Penunjang medis;
e. pengelolaan inventaris barang dan aset lainnya pada instalasi
radiologi, laboratorium patologi klinis dan laboratorium patologi
anatomi.
Pasal 22
(1) Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis III dipimpin oleh seorang
Kepala Sub Bidang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan
pemantauan penggunaan sarana dan pengendalian kegiatan
pelayanan penunjang medis pada instalasi gizi dan instalasi
pemeliharaan sarana rumah sakit;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Sub Bidang
Pelayanan Penunjang Medis III mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian seluruh kebutuhan sarana instalasi gizi dan
instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit;
b. pematauan penggunaan sarana pelayanan Penunjang medis pada
instalasi gizi dan instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit;
c. pengendalian dan pencatatan kegiatan pelayanan pada instalasi
gizi dan instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit;
318
NO. 54
2001
SERI D
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil kegiatan Kepada
Kepala Bidang Pelayan Penunjang Medis;
e. pengelolaan inventaris barang dan aset lainnya pada instalasi gizi
dan instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit.
Paragraf 5
Bidang Keperawatan
Pasal 23
(1) Bidang Keperawatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
mempunyai tugas pokok bimbingan pelaksanaan asuhan dan
pelayanan keperawatan, pengawasan etika serta mutu keperawatan
dan pendidikan serta pelatihan keperawatan;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Sub Bidang
Keperawatan mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan bimbingan asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan;
b. pelaksanaan pengawasan etika dan mutu keperawatan;
c. perencanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan keperawatan
serta penyuluhan kesehatan;
d. pelaksanaan penyuluhan kesehatan.
(3) Bidang Keperawatan membawahkan :
a. Sub Bidang Keperawatan I;
b. Sub Bidang Keperawatan II;
c. Sub Bidang Keperawatan III.
Pasal 24
(1) Sub Bidang Keperawatan I dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang
mempunyai tugas pokok bimbingan asuhan dan pelayanan
pengawasan mutu dan etika serta penyelenggaraan pendidikan dan
319
NO. 54
2001
SERI D
pelatihan keperawatan kepada para perawat di Perawatan medikal,
rawat jalan dan ruangan VIP Intan Sartika;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Sub Bidang
Keperawatan I mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan bimbingan asuhan dan pelayanan keperawatan
kepada para perawat di perawatan medikal, rawat jalan dan
ruangan VIP Intan Sartika;
b. penyelenggaraan pengawasan terhadap mutu dan etika
keperawatan kepada para perawat di perawatan medikal, rawat
jalan dan ruangan VIP Intan Sartika;
c. penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan keperawatan
kepada para perawat di perawatan medikal, rawat jalan dan
ruangan VIP Intan Sartika;
d. penyusunan materi untuk penyuluhan kesehatan.
Pasal 25
(1) Sub Bidang Keperawatan II dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang
mempunyai tugas pokok bimbingan asuhan dan pelayanan
pengawasan mutu dan etika serta penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan keperawatan kepada para perawat di perawatan bedah,
gawat darurat, ruangan umum mutiara, bedah sentral dan kontrol;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Sub Bidang
Keperawatan II mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan bimbingan asuhan dan pelayanan keperawatan
kepada para perawat di perawatan bedah, gawat darurat, ruangan
umum mutiara, bedah sentral dan kontrol;
b. penyelenggaran pengawasan terhadap mutu dan etika
keperawatan kepada para perawat di perawatan bedah, gawat
darurat, ruangan umum mutiara, bedah sentral dan kontrole;
c. penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan keperawatan
kepada para perawat di perawatan bedah, gawat darurat, ruangan
umum mutiara, bedah sentral dan kontrole;
d. penyusunan materi untuk penyuluhan kesehatan.
320
NO. 54
2001
Pasal 26
SERI D
(1) Sub Bidang Keperawatan III dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bidang mempunyai tugas pokok bimbingan asuhan dan pelayanan
pengawasan mutu dan etika serta penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan keperawatan kepada para perawat di perawatan anak,
kebidanan dan rawat intensif;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Sub Bidang
Keperawatan III mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan bimbingan asuhan dan pelayanan keperawatan
kepada para perawat di perawatan anak, kebidanan dan rawat
intensif;
b. penyelenggaran pengawasan terhadap mutu dan etika
keperawatan kepada para perawat di perawatan anak, kebidanan
dan rawat intensif;
c. penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan keperawatan
kepada para perawat di perawatan anak, kebidanan dan rawat
intensif;
d. penyusunan materi untuk penyuluhan kesehatan.
Paragraf 6
Bidang Keuangan
Pasal 27
(1) Bidang Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang mempunyai
tugas pokok penyusunan anggaran, perbendaharaan, verifikasi,
sistem informasi penerimaan keuangan, serta melakukan mobilisasi
dana dan kemitraan;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok ayat (1) Bidang Keuangan
mempunyai fungsi :
a.
b.
c.
d.
321
penyusunan anggaran;
perbendaharaan;
pengelolaan akuntansi dan sistem komputerisasi keuangan;
penyelenggaraan mobilisasi dana dan kemitraan dengan pihak
ke tiga.
NO. 54
2001
SERI D
(3) Bidang Keuangan membwahkan :
a. Sub Bidang Penyusunan Anggaran;
b. Sub Bidang Perbendaharaan;
c. Sub Bidang Akuntansi dan Sistem Komputerisasi Keuangan;
d. Sub Bidang Mobilisasi Dana Kemitraan.
Pasal 28
(1) Sub Bidang Penyusunan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bidang mempunyai tugas pokok menyusun anggaran penerimaan dan
pengeluaran rumah sakit;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Sub Bidang
penyusunan anggaran mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data dan bahan-bahan untuk penyusunan anggaran
tahunan;
b. pengumpulan data dan bahan-bahan untuk penyusunan
perubahan anggaran;
c. penyampaian informasi anggaran yang telah disahkan Kepada
bidang dan bagian terkait;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan anggaran tahun
berjalan.
Pasal 29
(1) Sub Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bidang
mempunyai tugas pokok
mengkoordinasikan dan
melaksanakan perbendaharaan;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Sub Bidang
perbendaharaan mempunyai fungsi :
a. Mengkoordinasikan seluruh bendaharawan;
b. meyelenggarakan dan melaksanakan perbendaharaan;
c. pengendaliaan perbendaharaan;
d. pelaksanaan avaluasi dan pertanggungjawaban perbendaharaan
kepada kepala bidang keuangan.
322
NO. 54
2001
Pasal 30
SERI D
(1) Sub Bidang Akuntansi dan Sistem Komputerisasi dipimpin oleh
seorang
Kepala
Sub
Bidang
mempunyai
tugas
pokok
mengkoordinasikan dan melaksanakan perbendaharaan;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Sub Bidang
Akuntansi dan Sistem Komputerisasi mempunyai fungsi :
a. penyelenggaraan akuntansi dan analisa baiaya;
b. pengoperasian dan pengembangan sistem informasi keuangan
rumah sakit;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan akuntansi dan sistem
komputerisasi keuangan Kepada Kepala Bidang Keuangan.
Pasal 31
(1) Sub Bidang Mobilisasi Dana Kemitraan dipimpin oleh seorang Kepala
Sub Bidang mempunyai tugas pokok penyelenggaraan mobilisasi
dana kemitraan;
(2) Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Sub Bidang
Mobilisasi dana dan kemitraan mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan mobilisasi seluruh dana baik yang masuk maupun
yang belum masuk;
b. pembukuan dana yang masuk ke pos atau ayat-ayat penerimaan
yang tersedia;
c. pelaksanaan negoisasi, klarifikasi dan mencatat dana yang tidak
tertagih sesuai peraturan yang berlaku;
d. pembuatan perjanjian kerjasam kemitraan dengan pihak ke tiga;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan mobilisasi dana
kemitraan kepada kepala bidang keuangan.
Paragraf 7
Instalasi
Pasal 32
323
NO. 54
2001
SERI D
(1) Instalasi dipimpin oleh seorang Kepala dalam jabatan non struktural;
(2) Perubahan jumlah dan jenis instalasi ditetapkan oleh Kepala Badan
Pengelola sesuai dengan kebutuhan;
(3) Pengaturan tentang tugas pokok, fungsi dan tata kerja instalasi di
lingkungan badan pengelolaan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala
Badan.
Paragraf 8
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 33
(1) Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan sebagaian kegiatan Badan Pengelola dalam bidang
pelayanan secara profesional berdasarkan disiplin keahlian sesuai
kebutuhan;
(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab Kepada Kepala
Badan Pengelola;
(3) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan spesialisasi /sub
spesialisiasi tenaga medis dan kebutuhan Badan Pengelola;
(4) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(5) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari komite medis dan Staf
Medis Fungsional.
Pasal 34
Komite medis sebagaimana dimaksud pada pasal 33 ayat (1) tersebut di
atas adalah sebagai berikut :
(1) Komite Medis adalah kelompok tenaga medis yang keanggotaannya
dipilih dari anggota staf medis fungsional;
(2) Komite medis dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas
usul Kepala Badan;
(3) Komite medis berada di bawah dan bertanggungjawab
Kepala Badan Pengelola;
Kepada
324
NO. 54
2001
SERI D
(4) Komite Medis mempunyai tugas membantu kepala, menyusun standar
profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf medis fungsional
serta mengembangkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan
serta penelitian dan pengembangan;
(5) Dalam melaksanakan tugasnya komite medis dibantu oleh Panitiapanitia yang anggotanya terdiri dari staf medis fungsional dan tenaga
profesi lainnya secara efisien;
(6) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (5) adalah kelompok kerja
khusus di dalam komite medis yang dibentuk untuk mengatasi
masalah khusus;
(7) Panitia dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala Badan.
Pasal 35
Staf medis fungsional sebagaimana dimaksud pada Pasal 33 ayat (1)
tersebut di atas adalah sebagai berikut :
(1) Staf fungsional adalah kelompok Dokter dan Dokter Gigi yang
berkerja di instalasi dalam jabatan fungsional;
(2) Staf medis fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosa,
pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, pendidikan dan
pelatihan serta penelitian dan pengembangan;
(3) Dalam melaksanakan tugasnya, staf medis fungsionaldi kelompokan
sesuai dengankeahliannya;
(4) Kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dipimpin oleh
seorang ketua yang dipilih oleh anggota kelompoknya untuk masa
bakti tertentu;
(5) Ketua kelompok diangkat dan ditetapkan oleh kepala badan.
BAB V
PENGELOLAAN
325
NO. 54
2001
Pasal 36
SERI D
(1) Pengelolaan Rumah Sakit Umum dr.Slamet merupakan tanggung
jawab menajemen Badan Pengelola;
(2) Badan Pengelola di beri kewenangan untuk memanfaatkan peluang
pasar sesuai kemampuannya;
(3) Badan Pengelola dapat melakukan kerjasama dengan pihak ke tiga
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 37
Badan Pengelola mempunyai kewenangan di bidang pengelolaan
personil, pembiayaan dan perlengkapan sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
Pasal 38
(1) Pengelolaan personil sebagaimana tersebut dalam Pasal 37 terdiri
dari :
a. pengangkatan personil Badan Pengelola yang bukan Pegawai
Negeri Sipil;
b. perencanaan kebutuhan tenaga kerja Badan Pengelola;
c. seleksi Tenaga Pegawai Negeri Sipil Badan Pengelola;
d. penilaian Akuntabilitas kinerja Pegawai Badan Pengelola.
(2) Pengelolaan pembiayaan sebagaimana tersebut dalam Pasal 37
terdiri dari :
a. pembiayaan yang bersumber dari pendapatan Badan Pengelola,
Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Hibah, Pinjaman Luar
Negeri dan Sumber-sumber lain yang tidak mengikat;
b. perencanaan kebutuhan biaya operasional, peningkatan Sumber
Daya Manusia dan Pengembangan Badan Pengelola;
c. penggunaan langsung Pendapatan Badan Pengelola /APBD;
d. pengusulan Peraturan Daerah tentang tarif pelayanan badan
pengelola, khususnya untuk kelas III dan kelas II, sedangkan
usulan tarif pelayanan untuk kelas I VIP diajukan kepada Bupati,
hal ini dimaksudkan untuk pemberdayaan subsidi silang.
326
NO. 54
2001
SERI D
(3) Pengelolaan perlengkapan sebagaimana tersebut dalam Pasal 37
terdiri dari perencanaan, pengadaan dan pendayagunaan
perlengkapan Badan Pengelola.
Pasal 39
(1) Badan pengelola melaksanakan pengendalian mutu pelayanan sesuai
standar akreditasi Rumah Sakit;
(2) Dinas Kesehatan melaksanakan pemantauan, pengawasan dan
pembinaan mutu pelayanan Badan Pengelola.
BAB VI
PENGAWASAN DAN PELAPORAN
Bagian Pertama
pengawasan
Pasal 40
(1) Setiap atasan langsung unit /satuan kerja melakukan pengawasan
melekat terhadap bawahannya;
(2) Bupati melalui Badan Pengawas melakukan pengawasan secara
periodik pelaksanaan pengelolaan Badan Pengelola Rumah Sakit;
(3) Aparat pengawas lainnya secara fungsional melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan pengelolaan Badan Pengelola Rumah Sakit
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Pelaporan
Pasal 41
327
NO. 54
2001
SERI D
(1) Kepala Badan pengelola memberikan laporan pertanggungjawaban
kepada Bupati secara berkala dan atau sewaktu-waktu diperlukan;
(2) Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mematuhi petunjuk dan
bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan
laporan berkala pada waktunya;
(3) Penyusunan pembuatan laporan kerja Badan Pengelola secara
keseluruhan diselenggarakan oleh Sub Bagian Perencanaan dan
Rekam Medik;
(4) Pengurusan pembuatan laporan dan pertanggungjawaban khusus
mengenai keuangan, peralatan dan kepegawaian badan,
diselenggarakan oleh sekretaris;
(5) Laporan dan pertanggungjawaban kepada instansi lebih atasnya
sepenuhnya menjadi wewenang dan tanggung jawab Kepala Badan
Pengelola.
BAB VII
HUBUNGAN KERJA
Bagian Pertama
Umum
Pasal 42
(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Badan Pengelola, Sekretaris,
para Kepala Bidang, para Kepala Sub Bagian /Sub Bidang wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi ;
(2) Setiap pimpinan organisasi dalam Lingkungan Badan Pengelola
bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya
masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk
bagi pelaksanaan tugas bawahannya;
(3) Dalam pelaksanaan teknis kesehatan badan pengelola mempunyai
hubungan koordinatif, kooperatif, fungsional dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten;
328
NO. 54
2001
SERI D
(4) Dalam
melaksanakan
kegiatan,
badan
pengelola
wajib
mengusahakan keterpaduan antara rencana Badan Pengelola dan
sistem Kesehatan Daerah.
Bagian Kedua
Hal Mewakili
Pasal 43
(1) Sekretaris mewakili Kepala Badan Pengelola dalam hal Kepala Badan
Pengelola berhalangan menjalankan tugasnya;
(2) Apabila Sekretaris berhalangan pula menjalankan tugasnya maka
Kepala Badan Pengelola dapat menunjuk salah seorang Kepala
Bidang dengan memperhatikan senioritas kepangkatannya.
BAB VIII
KEPEGAWAIAN
Pasal 44
(1) Kepala Badan pengelola diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas
usul Sekretaris Daerah;
(2) Pejabat selain yang tersebut pada ayat (1) dilingkungan badan
diangkat dan diberhentikan oleh pejabat yang berwenang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN LAIN
329
NO. 54
2001
Pasal 45
SERI D
(1) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini,
sepanjang mengenai teknis operasional ditetapkan lebih lanjut oleh
Bupati;
(2) Apabila dipandang perlu Pemerintah Daerah dapat menetapkan
jabatan struktural lokal diluar Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun
2000 dan jabatan fungsional lokal sesuai kebutuhan dan kemampuan
daerah setelah terlebih dahulu dikonsultasikan dengan DPRD.
Pasal 46
Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah
Kabupaten Tingkat II Garut Nomor 11 Tahun 1999 tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Kelas C dr.Slamet Kabupaten
Daerah Tingkat II Garut, dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 47
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
330
NO. 54
2001
SERI D
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Daerah Kabupaten Garut.
Ditetapkan di Garut
pada tanggal 22 Juni 2001
BUPATI
G A R U T,
ttd
DEDE SATIBI
Diundangkan di Garut
pada tanggal 25 Juni 2001
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GARUT,
ttd
RAHMAT
SUDJANA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
TAHUN 2001 NOMOR 54 SERI D
331
Download