PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED

advertisement
PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) DISERTAI PETA KONSEP DI MAN 2 JEMBER
(Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus)
1)Daimatul
Makrifah, 1)Sudarti, 1)Subiki
1)
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
E-mail: [email protected]
Abstract
This research aimed to assess the effect of Problem Based Learning (PBL)
model with concept mapping on cognitive learning outcomes of student and learning
activities of student in physic learning at MAN 2 Jember. This type of research is
experimental research by post-test only control design. Population in this study were
students of class X at MAN 2 Jember. The research conducted on odd semester of
academic year 2016/2017. Samples were taken with cluster random sampling. The
methods to collect data in this research are test, observation, interviews and
documentation. The cognitive learning outcomes were obtained from control and
experimental classesby the post-test. The technique of data analysis cognitive
learning outcomes with independent samples t-test. The significance value (1-tailed)
<0.05 is 0.0115 <0.05, it can be concluded model of Problem Based Learning
(PBL) with concept mapping effect on cognitive learning outcomes of student in
physic learning at MAN 2 Jember. Learning activities of student were obtained from
observed. The technique of data analysis learning activities of student with
independent samples t-test. The significance value (1-tailed) <0.05 is 0.004 <0.05, it
can be concluded model of Problem Based Learning (PBL) with concept mapping
effect on learning activities of student in physic learning at MAN 2 Jember.
Keywords: Problem Based Learning model, concept mapping, cognitive learning
outcomes, learning activities of student.
Siswa cenderung menerima apa yang
dijelaskan guru, menghafal pengertian
dan rumus (Novita dan Supriyono, 2015).
Proses pembelajaran di dalam kelas
diarahkan kepada kemampuan anak
untuk menghafal informasi, tanpa
dituntun memahami informasi yang
diingatnya untuk dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari (Dewi et al.,
2014). Proses pembelajaran fisika yang
tidak sesuai dengan hakikat pembelajaran
fisika kurang memberi kesempatan pada
peserta didik untuk terlibat aktif dalam
proses-proses ilmiah (Pratama dan
Istiyono, 2015). Aktivitas seorang siswa
dapat
dikembangkan
melalui
pembelajaran yang berorientasi pada
metode ilmiah (Sari dan Jatmiko, 2014).
Keadaan di lapangan menunjukkan
bahwa dalam pembelajaran fisika, siswa
PENDAHULUAN
Fisika merupakan salah satu
cabang sains yang mempelajari fenomena
dan gejala alam yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari (Kadri dan
Rahmawati, 2015). Pembelajaran fisika
menekankan
pada
pembentukan
keterampilan, memperoleh pengetahuan
dan mengembangkan sikap ilmiah
(Purwantoet
al.,
2015).
Dengan
demikian, dalam pembelajaran fisika
seharusnya sesuai dengan hakikat fisika
sehingga
siswa
dapat
menguasai
kompetensi yang sudah ditetapkan dalam
menyelesaikan permasalahan tentang
gejala alam dengan bekal pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.
Pembelajaran
fisika
pada
umumnya masih berorientasi pada guru.
312
Makrifah, Pembelajaran Fisika Melalui… 313
kurang terlibat secara langsung, sehingga
siswa cenderung pasif di dalam kelas.
Padahal implikasi keaktifan bagi siswa
menuntut keterlibatan langsung siswa
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara
terbatas yang dilakukan peneliti dengan
guru mata pelajaran fisika di MAN 2
Jember didapatkan informasi bahwa
pembelajaran fisika masih mengalami
kendala antara lain: 1) Hasil belajar
kognitif siswa masih tergolong rendah.
Hal ini disebabkan karena kurangnya
kemampuan siswa dalam memahami
konsep fisika. Akibatnya nilai ulangan
harian sebagian besar siswa belum
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). 2) Pembelajaran fisika yang
dilakukan masih berpusat pada guru.
Kegiatan
pembelajaran
tersebut
berdampak siswa kurang aktif selama
proses pembelajaran. 3) Siswa jarang
dilatih untuk melakukan kegiatan
eksperimen. Menurut Rahono et al.,
(2014) pembelajaran yang tepat harus
mampu memberikan kepada siswa cara
memperoleh pengetahuan, bukan hanya
menerima
pengetahuan.
Dari
permasalahan-permasalahan
tersebut
menunjukkan bahwa pembelajaran fisika
belum sepenuhnya sesuai dengan hakikat
fisika sebagai proses dan produk.
Guru hendaknya lebih melibatkan
siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu, siswa seharusnya diajak
melakukan
kegiatan
pembelajaran
dengan cara mengaitkan permasalahan
yang ada dengan kejadian pada
kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu
diperlukan pembelajaran yang membuat
hasil belajar siswa lebih baik dan dapat
melibatkan siswa secara aktif yaitu
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kontekstual. Salah satu
solusi alternatif model pembelajaran
yang dapat digunakan adalah model
Problem Based Learning. Model
Problem Based Learning adalah suatu
model pembelajaran yang melibatkan
siswa untuk memecahkan suatu masalah
melalui tahap-tahap metode ilmiah,
sehingga siswa dapat mempelajari
pengetahuan yang berhubungan dengan
masalah
tersebut
dan
memiliki
keterampilan
untuk
memecahkan
masalah (Kamdi, 2007:76).
Melalui model Problem Based
Learning, siswa diharapkan dapat
memupuk kemampuannya untuk lebih
memahami
materi
fisika
karena
fenomena-fenomena yang dipelajari
berkaitan dengan kejadian sehari-hari
yang dialami mereka. Siswa tidak hanya
cenderung menghafal rumus, tetapi lebih
ditekankan bagaimana memecahkan
masalah melalui serangkaian metode
ilmiah dengan melakukan pengamatan,
melakukan percobaan, menganalisis data,
mengkomunikasikan,
dan membuat
kesimpulan.
Dengan
kata
lain,
penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman siswa tentang apa yang
mereka
pelajari,
sehingga
dapat
diterapkan dalam kondisi nyata pada
kehidupan sehari hari.
Model Problem Based Learning
(PBL) ini akan dipadukan dengan peta
konsep. Peta konsep merupakan suatu
cara untuk memperlihatkan konsepkonsep dan proposisi-proposisi suatu
mata pelajaran. Dengan adanya peta
konsep siswa melihat mata pelajaran itu
menjadi lebih jelas dan bermakana
(Hobri, 2009:69). Menurut Trianto
(2009:148)
faktor
penting
yang
mempengaruhi pembelajaran adalah apa
yang telah diketahui siswa, jadi supaya
belajar menjadi bermakna maka konsepkonsep baru harus dikaitkan dengan
konsep-konsep yang ada dalam struktur
kognitif siswa. Oleh sebab itu dengan
penggunaan peta konsep ini diharapkan
dapat mendukung proses pembelajaran di
kelas, memudahkan siswa
dalam
memahami, mengingat dan menyerap
materi pelajaran, sehingga pembelajaran
yang diperoleh menjadi lebih bermakna.
Beradasarkan uraian di atas, model
Problem Based Learning (PBL) disertai
314 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 3, September 2017, hal 312-318
peta konsep diperkirakan dapat dijadikan
alternatif dalam pembelajaran fisika
dengan harapan hasil belajar fisika siswa
menjadi lebih baik dan siswa terlibat
aktif selama pembelajaran. Adapun
tujuan penelitian ini adalah mengkaji
pengaruh
model
Problem
Based
Learning (PBL) disertai peta konsep
terhadap hasil belajar kognitif siswa pada
pembelajaran fisika di MAN 2 Jember
dan mengkaji pengaruh model Problem
Based Learning (PBL) disertai peta
konsep terhadap aktivitas belajar siswa
pada pembelajaran fisika di MAN 2
Jember.
METODE
Jenis
penelitian
ini
adalah
penelitian eksperimen. Tempat penelitian
ditentukan menggunakan purposive
sampling area. Desain penelitian dalam
penelitian ini menggunakan Post-Test
Only
Control
Design.
Penelitian
dilaksanakan di MAN 2 Jember pada
semester ganjil tahun ajaran 2016/2017.
Materi fisika yang digunakan dalam
penelitian ini yakni materi kinematika
gerak lurus. Kinematika gerak lurus
adalah materi fisika yang diajarkan pada
kelas X, sehingga populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa MAN
2 Jember kelas X. Dari populasi tersebut
dilakukan uji homogenitas menggunakan
Anova (Analisis of Variance) untuk
menguji kesamaan pengetahuan awal
siswa dengan bantuan program SPSS 22.
Sampel
penelitian
ditentukan
menggunakan metode Cluster Random
Sampling dengan teknik undian.
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi
tes,
observasi,
dokumentasi,
dan
wawancara. Data hasil belajar kognitif
siswa diperoleh dari nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang dilakukan di akhir
pembelajaran yaitu setelah materi
kinematika gerak lurus selesai. Soal posttest berisi 10 soal uraian. Data aktivitas
belajar siswa diperoleh melalui observasi
yang dilakukan oleh observer selama
proses
pembelajaran
berlangsung.
Indikator yang diukur pada aktivitas
belajar siswa disesuaikan dengan fase
model Problem Based Learning (PBL)
yang ada pada skenario pembelajaran
antara lain: memperhatikan penjelasan
guru, mengeluarkan pendapat, melakukan
percobaan, membuat grafik, diskusi.
Pengumpulan data aktivitas belajar siswa
dilakukan sebanyak tiga kali yaitu setiap
satu
kali
rencana
pelaksanaan
pembelajaran.
Teknik analisis data menggunakan
Independent Samples T-Test dengan
bantuan program SPSS 22 untuk
mengkaji pengaruh model Problem
Based Learning (PBL) disertai peta
konsep terhadap hasil belajar kognitif
siswa pada pembelajaran fisika di MAN
2 Jember dan mengkaji pengaruh model
Problem Based Learning (PBL) disertai
peta konsep terhadap aktivitas belajar
siswa pada pembelajaran fisika di MAN
2 Jember.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Belajar Kognitif Siswa
Data
hasil
belajar kognitif
diperoleh dari nilai post-test yang
dilaksanakan di akhir pembelajaran pada
materi kinematika gerak lurus yang
berjumlah 10 soal uraian. Waktu
pelaksanaan tes ini selama 2 JP (90
menit). Post-test dilaksanakan pada kelas
eksperimen
yang
menggunakan
menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) disertai peta konsepdan
kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran langsung. Data nilai ratarata hasil belajar kognitif siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata hasil belajar kognitif
No
1
2
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Rata-rata
76,4
70,43
Makrifah, Pembelajaran Fisika Melalui… 315
Nilai rata-rata hasil belajar kognitif
siswa kemudian diuji menggunakan
Independent Samples T-test dengan
bantuan program SPSS 22. Didapatkan
nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,023,
sehingga Sig. (1-tailed) sebesar 0,0115
(0,0115 ≤ 0,05), sehingga H0 ditolak dan
Ha diterima. Dengan demikian hasil
belajar kognitif siswa pada kelas
eksperimen lebih baik daripada hasil
belajar kognitif siswa pada kelas kontrol.
Berdasarkan pedoman pengambilan
kepututusan dapat disimpulkan bahwa
model Problem Based Learning (PBL)
disertai peta konsep berpengaruh
terhadap hasil belajar kognitif siswa pada
pembelajaran fisika di MAN 2 Jember.
Kelas eksperimen yang diberi
perlakuan berupa model Problem Based
Learning (PBL) disertai peta konsep
memiliki nilai rata-rata kemampuan
kognitif yang lebih baik daripada kontrol
yaitu 76,4 untuk kelas eksperimen
sedangkan kelas kontrol yang model
pembelajaran langsung memiliki nilai
rata-rata 70,43. Adanya pengaruh model
Problem Based Learning (PBL) disertai
peta konsep terhadap hasil belajar
kognitif siswa karena pada kelas
eksperimen lebih banyak mengajak siswa
untuk berfikir dan terlibat aktif selama
pembelajaran. Selain itu, dengan adanya
praktikum setiap sub pokok bahasan,
siswa secara langsung dapat terlibat
secara nyata dalam proses pembelajaran,
mendorong
siswa
untuk
berfikir
menyelesaikan
permasalahan
yang
diberikan berkaitan kehidupan seharihari, dan dengan adanya peta konsep,
maka pemahaman konsep siswa tentang
materi pelajaran yang sedang dipelajari
menjadi lebih baik.
Aktivitas Belajar Siswa
Data aktivitas belajar siswa
diperoleh melalui observasi yang
dilakukan oleh observer selama proses
pembelajaran berlangsung. Ada 8
kelompok dalam satu kelas. Setiap
kelompok diamati oleh satu observer.
Penilaian
aktivitas
belajar
siswa
menggunakan
teknik
observasi
menggunakan
instrumen
lembar
observasi. Penilaian aktivitas belajar
siswa
dilakukan pada setiap RPP
sehingga terdapat tiga kali penilaianyaitu
pada RPP 1 Sub materi gerak lurus
beraturan, RPP 2 gerak lurus berubah
beraturan, dan RPP 3 gerak jatuh bebas
dan gerak vertikal. Secara ringkas data
aktivitas belajar siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol setiap aspek atau
indikator dapat dilihat pada Tabel 2 dan
Tabel 3 berikut:
Tabel 2. Data aktivitas belajar siswa
kelas eksperimen
No
Aspek
Skor rata-rata
1
4
Memperhatikan
penjelasan guru
Memberikan
pendapat
Melakukan
percobaan
Membuat grafik
5
Diskusi
89,45
Rata-rata
89,44
2
3
89,16
91,11
87,22
90,28
Tabel 3. Data aktivitas belajar siswa
kelas kontrol
No
Aspek
Skor rata-rata
1
80,56
3
Memperhatikan
penjelasan guru
Memberikan
pendapat
Membuat grafik
4
Diskusi
84,17
Rata-rata
84,79
2
87,5
86,94
Tabel 2 dan Tabel 3 menunjukkan
skor aktivitas belajar siswa pada setiap
aspek atau indikator. Aktivitas belajar
siswa pada kelas eksperimen yang
muncul saat pembelajaran ada 5
indikator, antara lain: memperhatikan
penjelasan guru, mengeluarkan pendapat,
melakukan percobaan, membuat grafik
dan diskusi. Sedangkan pada kelas
kontrol aktivitas belajar siswa yang
muncul saat pembelajaran ada 4 indikator
316 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 3, September 2017, hal 312-318
antara lain: memperhatikan penjelasan
guru, mengeluarkan pendapat, membuat
grafik dan diskusi.
Hasil analisis pada Tabel 2 dan
Tabel 3 diperoleh skor rata-rata tiap
indikator aktivitas belajar siswa pada
kelas eksperimen dari yang terendah
sampai tertinggi yaitu: melakukan
percobaan, memperhatikan penjelasan
guru,
diskusi,
membuat
grafik,
memberikan pendapat. Sedangkan pada
kelas kontrol skor rata-rata tiap indikator
aktivitas belajar siswa dari yang terendah
sampai tertinggi yaitu: memberikan
pendapat, diskusi, membuat grafik,
memperhatikan penjelasan guru.
Skor indikator terendah aktivitas
belajar siswa pada kelas kontrol adalah
mengeluarkan
pendapat, sedangkan
indikator tertinggi adalah memperhatikan
penjelasan guru. Hal ini disebabkan
karena pada kelas kontrol pembelajaran
yang
digunakan
lebih
banyak
meggunakan metode ceramah, sehingga
guru yang lebih aktif selama proses
pembelajaran. Siswa hanya menerima
informasi saja dengan lebih banyak
memperhatikan penjelasan guru. Hal ini
mengakibatkan kemampuan siswa dalam
mengeluarkan pendapat tidak terlatih
dengan baik saat pembelajaran. Skor
indikator terendah pada kelas eksperimen
adalah melakukan percobaan. Hal ini
disebabkan karena siswa jarang dilatih
untuk melakukan kegiatan praktikum
sehingga
siswa
terkadang
masih
kebingungan.
Sedangkan
indikator
tertinggi adalah mengeluarkan pendapat.
Hal ini dikarenakan selama pembelajaran
di kelas eksperimen menggunakan model
Problem Based Learning (PBL) sehingga
siswa lebih aktif dalam mengemukakan
pendapatnya saat diskusi kelompok untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada
dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan data pada Tabel 2 dan
Tabel 3 juga dapat diketahui skor ratarata klasikal aktivitas belajar siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol, lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
89,44
90
84,79
80
70
60
Kelas EksperimenKelas Kontrol
Gambar 1. Skor aktivitas belajar siswa
kelas eksperimen dan kontrol
Skor aktivitas belajar siswa
kemudian
diuji
menggunakan
Independent Samples T-test dengan
bantuan program SPSS 22 dan
didapatkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar
0,008 sehingga Sig. (1-tailed) sebesar
0,004 (0,004 ≤ 0,05). Berdasarkan
pedoman pengambilan kepututusan,
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima
dan H0 ditolak yakni model Problem
Based Learning (PBL) disertai peta
konsep berpengaruh terhadap aktivitas
belajar siswa pada pembelajaran fisika di
MAN 2 Jember.
Penelitian yang berkaitan dengan
model Problem Based Learning (PBL)
telah dilakukan oleh Suardani et al.
(2014) dengan hasil bahwa terdapat
perbedaan
kemampuan
pemecahan
masalah dan keterampilan proses sains
antara kelompok siswa yang belajar
dengan
menggunakan
model
pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning) dengan kelompok siswa
yang belajar dengan menggunakan model
pembelajaran
langsung.
Penelitian
tentang peta konsep dilakukan oleh Putri
et al. (2013) dengan hasil bahwa model
pembelajaran inkuiri terbimbing disertai
teknik
peta
konsep
berpengaruh
signifikan terhadap hasil belajar siswa,
keterampilan proses sains siswa termasuk
dalam kategori baik dan retensi hasil
belajar siswa termasuk dalam kategori
tinggi.
Makrifah, Pembelajaran Fisika Melalui… 317
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
hasil
dan
pembahasan, dapat disimpulkansebagai
berikut: 1) model
Problem Based
Learning (PBL) disertai peta konsep
berpengaruh terhadap hasil belajar
kognitif siswa pada pembelajaran fisika
di MAN 2 Jember dan 2) model Problem
Based Learning (PBL) disertai peta
konsep berpengaruh terhadap aktivitas
belajar siswa pada pembelajaran fisika di
MAN 2 Jember.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, saran yang dapat diajukan
antara lain : 1) dalam menerapkan model
Problem Based Learning (PBL) disertai
peta konsep hendaknya guru lebih
membimbing siswa selama proses
pembelajaran agar kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik, 2)
penelitian ini perlu memperhatikan
manajemen waktu dengan baik saat
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar
kegiatan pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar, 3) penelitian ini dapat
dijadikan masukan bagi guru sebagai
solusi alternatif dalam melaksanakan
proses pembelajaran selanjutnya, 4) bagi
peneliti lain, penelitian ini dapat
dijadikan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, M.K., Santyasa, I.W.,dan Warpala,
I.W.S., 2014. Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Pemahaman Konsep
Fisika dan Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa. e-Journal Program
Pascasarjana
Universitas
Pendidikan Ganesha.Vol.4(1).
Hobri. 2009. Model-model Pembelajaran
Inovatif. Jember: Center for
Society Studies (CSS) Jember.
Kadri, M., dan Rahmawati, M. 2015.
Pengaruh Model Pembelajaran
Discovery Learning terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Materi Pokok
Suhu dan Kalor. Jurnal Ikatan
Alumni Fisika Universitas Negeri
Medan.
Vol.1
(1):21-24
ISSN:2461-1247.
Kamdi,
W.
2007.
Model-model
Pembelajaran Inovatif. Malang :
Universitas Negeri Malang.
Novita, A.F., dan Supriyono. 2015.
Penerapan Pendekatan Saintifik
melalui Model Problem Based
Learning untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 8
Surabaya Materi Pokok Fluida
Statik. Jurnal Inovasi Pendidikan
Fisika.Vol.
4
(3):112-116
ISSN:2302-4496.
Pratama, N.S., dan Istiyono, E. 2015.
Studi Pelaksanaan Pembelajaran
Fisika Berbasis Higher Order
Thinking (HOTS) pada Kelas X di
SMA Negeri Kota Yogyakarta.
Prosiding Seminar Nasional Fisika
dan Pendidikan Fisika(SNFPF).
Vol.6 (1):104-112.
Purwanto, E., Sunarno, W., dan Aminah,
N.S. 2015. Pembelajaran Fisika
dengan Contextual Teaching and
Learning Menggunakan Media
Animasi Flash dan Video Ditinjau
dari Kemampuan Berpikir Abstrak
dan Kemampuan Verbal Siswa.
Jurnal Inkuiri. Vol. 4 (4):77-86
ISSN:2252-7839.
Putri, H.K., Indrawati, Mahardika, I.K.
Model
Pembelajaran
Inkuiri
Terbimbing Disertai Teknik Peta
Konsep dalam Pembelajaran Fisika
di SMA. Jurnal Pembelajaran
Fisika. Vol. 4 (4):321-326.
Rahono, D., Sunarno, W., dan Cari.
2014. Pembelajaran Fisika dengan
Pendekatan
Problem
Solving
318 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 3, September 2017, hal 312-318
melalui Metode Demonstrasi dan
Eksperimen untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Inkuiri. Vol. 3 (3):75-85
ISSN: 2252-7893.
Sari, M.K., dan Jatmiko, B. 2014. Upaya
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa dengan Menerapkan
Model
Pembelajaran
Guided
Discovery Pada Pokok Bahasan
Elastisitas Siswa Kelas XI di
SMAN 1 Manyar.Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika. Vol. 3 (2):125130 ISSN:2302-4496.
Suardani, N.N., Swasta, I.B.J., Widiyanti,
N.L.P.M. 2014. Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah dan Keterampilan Proses
Sains Siswa. e-Journal Program
Pascasarjana
Universitas
Pendidikan Ganesha. Vol. 4 (1).
Trianto. 2009. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta:Kencana.
Download