POTENSI KABUPATEN BARITO UTARA

advertisement
Profil Barito Utara 2008
1
KONDISI
WILAYAH
A.
Letak Geografis
B.
Barito Utara adalah salah satu
Kabupaten di Propinsi Kalimantan
Tengah, berada di pedalaman Kalimantan
dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu
pada posisi 114o 20’ 3,32” – 115o 50’ 47”
Bujur Timur dan 0o 49’ Lintang Utara
– 1o 27’ Lintang Selatan,
dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :
Luas Wilayah
Setelah dimekarkan menjadi 2
kabupaten, yaitu Kabupaten Barito Utara
dan Kabupaten Murung Raya, luas
wilayah
Kabupaten
Barito
Utara
kurang lebih 830.000 Ha.
Grafik .1
Luas Wilayah Kab. Barito Utara
menurut Kecamatan
- Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Barito Selatan dan Propinsi
Kalimantan Selatan,
- Sebelah Timur berbatasan dengan
Propinsi Kalimantan Timur,
- Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Barito Selatan dan Propinsi
Kalimantan Selatan.
- Sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Kapuas dan Kabupaten
Gunung Mas
55.300
291.300
170.800
89.000
76.800
Kondisi Wilayah
1
146.800
Montallat
Teweh Tengah
Gunung Timang
Gunung Purei
Teweh Timur
Lahei
Profil Barito Utara 2008
Wilayah Administrasinya meliputi
6 (enam) Kecamatan, 93 (sembilan puluh
tiga) Desa dan 10 (sepuluh) Kelurahan.
Perincian Kecamatan dan Ibu Kota
Kecamatan serta jumlah Desa dan luas
Kecamatan disajikan pada tabel 1.
Tabel 1.
Administrasi Wilayah Kabupaten Barito Utara
Kecamatan
Ibukota
Jumlah
Desa/ kel
Luas
(Ha)
Montallat
Teweh Tengah
Gunung Timang
Gunung Purei
Teweh Timur
Lahei
Tumpung Laung
Muara Teweh
Kandui
Lampeong
Benangin
Muara Lahei
10
27
16
11
15
24
55.300
170.800
89.000
146.800
76.800
291.300
Wilayah Barito Utara meliputi
pedalaman DAS Barito dengan perincian
luas pada tabel 2.
Wilayah ini terletak pada ketinggian
sekitar 200 - 1.730 m dari permukaan laut.
Bagian selatan merupakan dataran
rendah dan bagian tara merupakan
dataran tinggi dan pegunungan.
Tabel 2.
Ketinggian Beberapa Kota Dari Permukaan
Laut (DPL) Menurut Kecamatan.
Kecamatan
Kota
Ketinggian
Sumber : Barito Utara Dalam Angka Tahun 2008
Montallat
Gunung Timang
Gunung Purei
Teweh Timur
Teweh Tengah
Lahei
Tumpung Laung
Kandui
Lampeong
Benangin
Muara Teweh
Muara Lahei
27
500
91
200
59
500
C.
Topografi
Sumber : Barito Utara Dalam Angka Tahun 2008
Dari sebelah Selatan hingga Timur,
area Kabupaten Barito Utara merupakan
dataran agak rendah. Sedangkan ke arah
Utara berbentuk bukit-bukit lipatan dan
patahan yang dijajari oleh pegunungan
Muller/Schwaner. Pada daerah tropis,
ketinggian wilayah merupakan unsur
penting yang menentukan persediaan fisik
tanah. Dengan adanya perbedaan tinggi
akan menentukan perbedaan suhu yang
berperan dalam menentukan jenis
tanaman yang cocok untuk diusahakan.
Di samping itu ketinggian juga erat
hubungannya dengan unsur kemampuan
tanah yang lain, misalnya lereng dan
drainase.
Dari tabel 2 terlihat bahwa separuh
lebih (55,07 %) wilayah terletak pada
ketinggian 100-500 meter DPL yang
meliputi kecamatan Gunung Purei, Teweh
Timur dan Lahei. Sedang ketinggian
27-100 meter DPL terdapat pada
kecamatan Montallat, Gunung Purei
dan Teweh Tengah.
Kondisi Wilayah
2
Profil Barito Utara 2008
Sedangkan perbatasan wilayah
dengan Propinsi Kalimantan Timur Bagian
Selatan sebagian besar terdapat puncak
bukit yang tidak terlalu tinggi dari jajaran
pegunungan Meratus dan yang terakhir
hingga perbatasan dengan propinsi
Kalimantan Selatan disekitar Gunung
Ketam, Gunung Tanggur dan Gunung
Luang.
D.
2.
Fisiografi
Wilayah fisiografi Kabupaten Barito
Utara dipandang dari faktor dan proses
pembentukannya, maka bentuk wilayah
Kabupaten Barito Utara dibedakan
sebagai berikut :
1.
Bahan yang menyesuai dengan
formasi geologi yang berbeda-beda
pula Fisiografi
di bagian hulu
sungai mempunyai rupa dataran
perlembaban dan teras sungai.
Daratan Aluvial (Alluvial valley)
Merupakan daratan rendah yang
membentang luas di bagian selatan
wilayah dengan Sungai Barito poros
tengahnya. Bahan yang menyusun
wilayah umumnya kaya mineral
kwarsa, rupa dari dataran ini
sebagian tertutup endapan gambut
pada wilayah cekungan ataupun
bentuk dome gambut pada wilayah
berhutan lebat dan sebagian
daratan.
Jalur Aliran Sungai (Meander Belt)
Merupakan daerah kiri kanan sungai
yang berpengaruh langsung oleh
sungai tersebut. Di bagian hilir
sungai mempunyai rupa leves sungai
atau tanggul sungai, daerah
meander atau daerah yang terputus
hingga membentuk seperti danau
atau dataran banjir.
3.
Kondisi Wilayah
3
Patahan (Bergelombang)
Merupakan daerah yang mengalami
pengangkatan yang terjadi sasaran
antara lapisan-lapisan bumi. Daerah
yang mengalami patahan ini
hampir meluas di daerah dataran
ketinggian di atas 100 m di atas
permukaan laut.
Profil Barito Utara 2008
4.
E.
Lipatan
Merupakan
daerah
dataran
perbukitan
yang
mengalami
pengangkatan yang sudah lanjut,
sehingga terjadi lapisan bumi yang
terlipat. Keadaan ini dijumpai
di daerah perbukitan.
Selatan.
Susunan batuan geologinya adalah
sebagai berikut :
1. Kwarter, merupakan batuan Aluvium/
endapan
dari
kerikil
yang
membentang di dataran rendah di
bagian Selatan sekitar jalur aliran
Sungai Barito utara. Formasi
Aluvium ini kaya mineral kwarsa
yang berasal dari daerah bagian
hulu dan belum mengalami
penempatan (litifikasi).
2. Miosen, merupakan batuan sedimen
batu bara, batu pasir, lempung dan
nepal dan seringkali dengan sisipan
batu gamping tipis.
3. Miosen Bawah, merupakan batuan
sedium, batu gamping dengan
sisipan napal.
4. Eosen, terletak di bagian Utara,
dengan sisipan batu bara.
Geologi
Wilayah Kabupaten Barito Utara
berdasarkan
Peta
Geologi
yang
diterbitkan Direktorat Geologi tahun 1969
seperti yang disajikan pada tabel
3, sebagian terdiri dari formasi geologi
yang tergolong tua, kecuali daerah
endapan aluvium (kwarter) di bagian
5.
6.
7.
Kondisi Wilayah
4
Platou batuan pasir miosen,
merupakan daerah pegunungan
yang membentang di hulu Sungai
Barito.
Miosen
atas-breksi,
ditemui
memanjang di Sungai Lahei.
Paleogen,
mencakup
semua
endapan eosen dan eligosen, yang
terdiri dari konglomerat alas pada
Profil Barito Utara 2008
F.
bagian bawah, disusul
oleh batu gamping dan
Tabel 3. Formasi Geologi Wilayah Kabupaten Barito Utara
Napal-Lempung
pada
Luas
N
bagian atas. Ditemui di
Formasi Geologi
o
Ha
%
wilayah Teweh Timur dan
Gunung Purei.
1
Kwar ter
118.984
3,72
8. Eosen
atas
2
Miosen
92.125
2,88
oligosenmiosen bawah,
3
Miosen bawah
446.457
13,95
4
Eosen
545.373
17,04
dengan sisipan batu
5
Platau batuan pasir
0,00
0,00
kapur, terdapat di daerah
6
Meosen
atas-breksi
Vulkanik
16.122
0,50
Sungai Lahei.
7
Paleogen
170.247
5,32
9. Mesozoikum, merupakan
8
Eosen atas-oligosen-miosen
179.076
5,60
bantuan facies sedimen
9
bawah
24.883
0,78
dan gunung api, terdiri
10
Mesozuikum (tak diuraikan)
22.570
0,70
dari bantuan lelehan dan
11
Batuan Beku muda-endesit
2.140
0,07
piroklastik bersusun basa
Batuan dalam asam kapur
dan intermedier, batu
Jumlah
828.000
100,00
pasir, konglomerat, sabak,
Sumber : Kanwil BPN Propinsi Kalimantan Tengah
kersik, serpih, lempung
Menurut peta curah hujan Propinsi
dan batu gamping.
Kalimantan
Tengah, Wilayah Kabupaten
10. Batuan beku muda-endesit, yang
Barito
Utara
mempunyai curah hujan yang
menyebar di tempat-tempat di
tertinggi
di
antara
kabupaten-kabupaten
bagian tengah Kabupaten Barito
lainnya,
yaitu
dari
3.000 mm/tahun
Utara.
dibagian
selatan
menjadi
lebih dari
11. Batuan dalam asam kapur, terdiri
4.000
m/tahun
di
bagian
utara.
granit dan Granodiorit, terletak
Hal ini disebabkan karena semakin
setempat di wilayah Gunung Purei.
ke Utara daerahnya semakin tinggi,
dengan ketinggian semula 25 m naik
I k l i m dan Hidrologi
menjadi sekitar 500 m di atas permukaan
laut. Jadi karena topografi, yaitu terjadinya
Karena secara geografis dilalui oleh
awan karena udara naik ke pegunungan,
garis khatulistiwa dan bercurah hujan
sangat besar pengaruhnya terhadap
tinggi, maka iklim di Kabupaten Barito
besarnya curah hujan di bagian hulu
Utara termasuk iklim tropis yang lembab
Kabupaten Barito Utara.
dan panas yang dipengaruhi oleh musim,
Kabupaten Barito Utara mempunyai
yaitu musim hujan dan musim kemarau.
wilayah
yang mencapai ketinggian + 500
Keadaan temperatur udara rata-rata
meter
dari
permukaan laut, dengan tingkat
maksimum lebih kurang 35o dan minimum
curah
hujan
tertinggi jika dibandingkan
o
kurang lebih 20 dengan kelembaban
dengan
kabupaten
lainnya.
nisbi (RH) rata-rata 85 % per tahun.
Kondisi Wilayah
5
Profil Barito Utara 2008
Tabel 4. Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan
Menurut Bulan (dalam milimeter)
No
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Rata-rata
Banyaknya
Curah Hujan Hari Hujan
124,9
16
199,5
17
389,1
26
313,0
22
158,9
13
176,0
19
163,8
21
247,6
17
174,8
13
302,4
18
398,3
26
358,3
21
250,6
19
Sumber : Barito Utara Dalam Angka Tahun 2008
bulan basah ( > 100 mm/mont) yang
jauh lebih besar dari bulan kering ( <
60 mm/month), maka tipe curah hujan
diklasifikasikan menurut Schmidt
Ferguson Kabupaten Barito Utara
memiliki curah hujan tipe C.
Dari data banyaknya hari hujan
bulanan dari Stasiun Pengamatan
Meteorologi Bandara Beringin Muara
Teweh, terlihat bahwa banyaknya hari
hujan terkecil adalah 13 hari yaitu
pada bulan Mei dan September dan
jumlah hari hujan terbanyak adalah 26
kali yaitu bulan Maret dan Nopember.
Berdasarkan data dan peta
curah hujan Kabupaten Barito Utara
dibagi menjadi 2 (dua) kelas yaitu
sebagai berikut :
Wilayah dengan curah
hujan antara 3.000 – 3.500
mm per tahun seluas 155.400 hektar
yang meliputi Kecamatan Lahei.
Wilayah dengan curah hujan antara
2.500 – 3.000 mm per tahun seluas
674.000 hektar meliputi Kecamatan
Teweh Tengah, Montallat, Gunung
Timang, Gunung Purei, Teweh
Timur, dan Lahei.
Dari data banyaknya curah hujan
menurut bulan dari Stasiun Meteorologi
Bandara Beringin, Muara Teweh
sebagaimana dalam tabel 4.
Curah hujan tahunan, terendah
terjadi pada bulan Januari
dengan
banyaknya curah hujan 124,9 mm dan
tertinggi pada bulan Nopember dengan
banyaknya curah hujan 398,3 mm yang
bila dirata-ratakan setiap bulannya adalah
250,6 mm dan rata-rata curah hujan
harian adalah 19 mm. Dari data jumlah
Kondisi Wilayah
6
Download