Modul Etika dan Filsafat Komunikasi [TM4].

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Broadcasting
Abstract
Tatap Muka
04
Kode MK
Disusun Oleh
MK85005
Dicky Andika, M.Si
Kompetensi
Setelah mempelajari konsep-
Dalam pokok bahasan ini adalah
konsep pokok-pokok dan
memperkenalkan dan membahas
cabang-cabang filsafat,
terhadap filsafat sebagai induk
pembahasan lebih mendalam
etika. Setelah mempelajari
difokuskan pada isu yang
konsep-konsep pokok-pokok dan
dihadapi oleh pelaku komunikasi
cabang-cabang filsafat,
dalam profesi dan masyarakat,
pembahasan lebih mendalam
khususnya berkaitan dengan
difokuskan pada isu yang dihadapi
dilemma-dilema etik
oleh pelaku komunikasi dalam
profesi dan masyarakat,
khususnya berkaitan dengan
dilemma-dilema etik
‘13
2
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perbedaan Etika dan Etiket
Etika dan etiket sebenarnya menyangkut tindakan dan perilaku
manusia, dan menhgatur perilaku manusia secara normative.
Etika
adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan. Etiket adalah ilmu yang mempelajari tentang tindakan dan
perilaku manusia.
Perbedaan antara etika dan etiket diantaranya :
a) Etiket hanya berlaku pada pergaulan social. Jadi selalu berlaku
ketika ada orang lain, sementara itu etika tidak memperhatikan
orang lain.
b) Etiket bersifat relative, dan etika jauh lebih bersifat mutlak.
c) Etiket hanya menyangkut segi lahiriah saja, sementara etika lebih
menyangkut aspek internal manusia.
d) Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket
menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta
ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu.Etika tidak terbatas
pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma
tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah
sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
e) Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.Etika selalu berlaku walaupun
tidak ada orang lain. Barang yang dipinjam harus dikembalikan
walaupun pemiliknya sudah lupa.
f)
Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah
kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan
lain.Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”,
“jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawartawar.4.Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja
sedangkan etika memandang manusia dari segi dalam. Penipu
misalnya tutur katanya lembut, memegang etiket namun menipu.
Orang
dapat
memegang
etiket
namun
munafik
sebaliknya
seseorang yang berpegang pada etika tidak mungkin munafik
karena seandainya dia munafik maka dia tidak bersikap etis. Orang
yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik
‘13
3
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Perbedaan Etika Dan Moral
Moral adalah nilai manusia yang berkenaan dengan baik atau
buruknya
tindakan
seseorang
dalam
melakukan
tindakan
dalam
lingkungannya. dan Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan
norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Adapun nilai
moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia.Norma moral adalah
tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai
manusia. Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada
umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan manusia sebagai manusia
sedangkan kebaikan pada umumnya merupakan kebaikan manusia dilihat
dari satu segi saja, misalnya sebagai suami atau isteri.Moral berkaitan
dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang
berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas dapat berasal dari
sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari
beberapa sumber.Sedangkan Etika lebih mengarah hanya pada ilmu tentang
baik atau buruk saja.
2. Peranan Etika Dalam Kehidupan Modern
Peranan Etika dalam Dunia Modern Peranan etika dalam dunia
modern menyababkan adanya pluralism moral. Timbulnya masalahmasalah etis batu, seperti seorang pengusaha saos yang lebih
mementingkan uang dibanding dengan memikirkan nasib para konsumen
saos yang akan merasakan akibat saos yang dibuat secara ‘curang’.
Masalah seperti ini muncul karena tidak adanya etika yang baik dari
seorang pengusaha saos uang menyalahgunakan pengembangan
teknologi. Masalah – masalah seperti ini menjadi tantangan bagi
agamawan, karena masalah – masalah tersebut berkaitan dengan moral
dan ajaran agama.Etika perlu dibedakan dari moral. Ajaran moral memuat
pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat pada
‘13
4
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan bagaimana orang harus
hidup. Ajaran moral merupakan rumusan sistematik terhadap anggapan
tentang apa yang bernilai serta kewajiban manusia.Etika merupakan ilmu
tentang norma, nilai dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat yang
merefleksikan ajaran moral.
Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat rasional,
kritis, mendasar, sistematik dan normatif (tidak sekadar melaporkan
pandangan moral melainkan menyelidiki bagaimana pandangan moral
yang sebenarnya).
Pluralisme moral diperlukan karena:
1.pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan
suku,daerah budaya dan agama yang hidup berdampingan
2.modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai
kebutuhan masyarakat yangakibatnya menantang pandangan moral
tradisional
3.berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan,
masing-masing dengan ajarannya sendiri tentang bagaimana manusia
harus hidup.Etika sosial dibagi menjadi:•Sikap terhadap sesame Etika
keluarga, Etika profesi, misalnya etika untuk dokumentalis, pialang
informasi
Pluralisme moral
Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat
yang mereflesikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri
khas yaitu rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif.Rasional
berarti mendasarkan diri pada rasio atau nalar, pada argumentasi yang
bersedia untuk dipersoalkan tanpa perkecualian. Kritis berarti filsafat ingin
mengerti sebuah masalah sampai ke akar-akarnya, tidak puas dengan
‘13
5
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pengertian dangkal. Sistematis artinya membahas langkah demi langkah.
Normatif menyelidiki bagaimana pandangan moral yang seharusnya.
Ciri lain yang menandai situasi etis di zaman kita adalah timbulnya
masalah-masalah etis baru, yang terutama disebabkan perkembangan
pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya ilmu-ilmu
biomedis. Di antara masalah-masalah paling berat dapat disebut: apa
yang harus kita pikirkan tentang manipulasi genetis, khususnya
manipulasi dengan gen-gen manusia; apa yang bisa dikatakan tentang
reproduksi artifisial seperti fertilisasi in vitro, entah dengan donor atau
tanpa donor, entah dengan ibu yang “menyewakan” rahimnya atau tidak;
apakah kita bisa menenima eksperirnen dengan jaringan embrio untuk
menyembuhkan penyakit Alzheimer-umpamanya, entah jaringan itu
diperoleh melalui abortus yang disengaja atau abortus spontan? Masalahmasalah etis yang timbul berhubungan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, akan dibicarakan lagi secara khusus dalam Bab yang lain.
Ciri terakhir adalah suatu kepedulian etis yang tampak di seluruh
dunia dengan melewati perbatasan negara. Globalisasi tidak saja
merupakan gejala di bidang ekonomi, tapi juga di bidang moral. Kita
menyaksikan adanya gerakan-gerakan perjuangan moral yang aktif pada
taraf internasional. Bisa dalam bentuk kerja sama antara Lembagalembaga Swadaya Masyarakat, bisa juga dalam bentuk kerja sama antara
DPR dari beberapa negara atau serikat-serikat buruh, dan sebagainya.
Lebih penting lagi adalah suatu kesadaran moral universal yang tidak
terorganisir tapi tampak di mana-mana. Ungkapan-ungkapan kepedulian
etis yang terorganisir malah tidak mungkin tanpa dilatarbelakangi oleh
kesadaran moral yang universal itu. Gejala paling mencolok tentang
kepedulian etis adalah Deklarasi Universal tentanig Hak-hak Asasi
Manusia yang diproklamasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada
10 Desember 1948. Proklamasi ini pernah disebut kejadian etis yang
paling penting dalam abad ke-20. Deklarasi tersebut tidak merupakan
pernyataan hak-hak yang pertama dalam sejarah, tapi merupakan per-
‘13
6
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
nyataan pertama yang diterima secara global karena diakui oleh semua
anggota PBB. Dan tanpa memandang isinya, hal ini sudah merupakan
suatu fenomena yang luar biasa. Kepedulian etis yang sama tampak juga
dalam bentuk universal, karena banyak masalah etis yang baru ditandai
universalitas juga, artinya, berlaku untuk seluruh dunia. Di sini
dimaksudkan terutama masalah-masalah etis yang berkaitan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi, masalah seperti lingkungan hidup dan
sebagainya.
3. Tema – Tema Etika
HATI NURANI
Hati nurani adalah penghayatan tentang nilai baik atu buruk
berhubungan dengan situasi konkret. Hati nurani yng memerintahkan atau
melarang suatu tindakan menurut situasi, waktu, dan kondisi tertentu.
Dengan demikian, hati nurani berhubungan dengan kesadaran. Kesadaran
adalah kesanggupan manusia untuk mengenal dirinya sendiri dank arena itu
berefleksi tentang dirinya. Hati nurani bias sangat bersifat retrospektif dan
prospektif. Dengan demikian, hati nurani juga bersifat personal dan
adipersonal. Pada dasarnya, hati nurani merupakan ungkapan dan norma
yang bersifat subjektif.
•
Hati
nurani
adalah
penghayatan
tentang
baik
atau
buruk
berhubungan dengan tingkah laku konkret manusia.
•
Hati nurani memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan
sesuatu kini dan di sini.
•
Hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia
mempunyai kesadaran, yaitu kesanggupan manusia untuk mengenal
dirinya sendiri dan berefleksi.
‘13
7
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
•
HATI NURANI RETROSPEKTIF: Memberikan penilaian tentang
perbuatan-perbuatan yang telah berlangsung di masa lampau.
•
HATI NURANI PROSPEKTIF: Melihat ke masa depan dan menilai
perbuatan-perbuatan kita yang akan datang.
•
Hati nurani bersifat personal: ia selalu berkaitan dengan pribadi
bersangkutan, ia diwarnai oleh kepribadian unik setiap orang.
•
Hati nurani adi personal: Hati nurani melebihi pribadi manusia. Hati
nurani adalah suara Tuhan.
•
Hati nurani adalah norma moral yang subjektif
L. Kohlberg tentang Perkembangan kesadaran moral
•
Lawrence Kohlberg (1927 – 1988) melihat perilaku yang berdasarkan
hati
nurani
sebagai
stadium
terakhir
dan
tertinggi
dari
suatu
perkembangan panjang di bidang moral.
•
Perkembangan moral seorang anak berlangsung menurut enam tahap
dalam tiga level:
•
- Pra konvensional: tahap 1 Orientasi hukuman dan kepatuhan. Tahap 2
orientasi realitivis instrumental (do ut des)
•
- Kenvensional: tahap 3 penyesuaian dg kelompok (menjadi anak manis).
Tahap 4 Orientasi hukum dan ketertiban.
•
- Pasca konvensional: Tahap 5 Orientasi kontrak sosial legalistis. Tahap
6 Orientasi prinsip etika yang universal.
•
Shame culture and Guilt Culture
•
Shame culture: Masyarakat budaya yang menekankan kehormatan,
reputasi, nama baik, status, dan gengsi. (Masyarakat tradisional)
•
Guilt culture : Masyarakat budaya yang menekankan
kebersalahan, sanksi. (Masyarakat modern)
‘13
8
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dosa dan
Tanggung Jawab Sosial
Dalam filsafat, pengertian tanggung jawab adalah kemampuan
manusia yang menyadari bahwa seluruh tindakannya selalu mempunyai
konsekuensi. Tanggung jawab merupakan restriksi ( pembatasan ) dari
kebebasan yang dimiliki oleh manusia, tanpa mengurangi kebebasan itu
sendiri.Tidak ada yang membatasi kebebasan seseorang, kecuali
kebebasan orang lain.Jika kita bebas berbuat, maka orang lain juga
memilki hak untuk bebas dari konsekuesinya pelaksanaan kebebasan
kita. Dengan demikian kebebasan manusia harus dikelola agar tidak
terjadi kekacauan. Dan norma untuk mengelola kebebasan itu adalah
tanggung jawab social. Maka demi kebaikan bersama, maka pelaksanaan
kebebasan manusia harus memperhatikan kelompok social dimana ia
berada
Kebebasan
Adalah keampuan manusia untuk menentukkan dirinya sendiri.
Kebebasan lebih bermakna positif, dan ia ada sebagai konsekuensi dari
adanya potensi manusia untuk dapat berpikir dan berkhendak. Sudah
menjadi
kodrat
manusia
untuk
menjadi
makhluk
yang
memiliki
kebebasan, bebas untuk berpikir,berkhendak, dan berbuat.
Kebebasan dan tanggung jawab muatan pesan sebagai etika
komunikasi
kadangkala
masih
bersifat
kontradiktif
dalam
implementasinya. Padahal kedua norma tersebut tidaklah bersifat
kontradiktif dan karenanya salah satu harus dipilih untuk kemudian
meninggalkan lainnya, akan tetapi lebih sebagai sinkronisasi. Dengan
kata lain, kebebasan bukanlah lawan dari tanggung jawab, begitu
sebaliknya. Seseorang tidak akan kehilangan kebebasannya hanya
karena ia menerapkan tanggung jawab.
Prinsip Kesadaran Moral
‘13
9
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Adalah
Beberapa
tataran
yang
perlu
diketahui
untuk
mmemposisikan tindakan individu dalam kerangka nilai moral tertentu.
Etika selalu memuat unsure hakiki bagi seluruh program tindakan moral.
Prinsip tindakan moral mengandaikan pemahaman menyeluruh individu
atas seluruh tindakan yang dilakukan sebagai seorang manusia.
Teknologi Komunikasi
Akhir – akhir ini berbagai perkembangan yang terjadi memang
cukup menakjubkan, khususnya dalam bidang teknologi terutama dalam
hal informasi dan komunikasi. Teknologi Informasi yang tadinya dikenal
dengan teknologi computer, beserta perangkat elektronika lainnya,
menjelma menjadi satu dalam perpaduan kemampuan manusia untuk
dapat berkomunikasi dan melakukan hubungan baik.
Kepustakaan :
1. Bertens, K, Etika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001
2. Day, Louis, Ethics in Media Communications: Cases and Controversies,
Wadsworth, 1991
3. Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya
Bakti, 1993
4. Katsoff, Louis O, Pengantar Filsafat, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1996
5. Mulyana, Deddy, Etika Komunikasi, Remaja Rodakarya, Bandung, 1996
6. M Mufid. 2009. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: PT Kencana
‘13
10
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download