Sistem Informasi Zona Potensi Penangkapan

advertisement
Prosiding Seminar Teknik Elektro & Informaika
SNTEI 2016
PNUP, Makassar, 3 November 2016
IT_018
Sistem Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan Berbasis GIS di Daerah
Perairan Sulawesi
Nisa Mardhatillah1), Muh. Fajri Raharjo2), Meylanie Olivya3)
1)
Teknik Elektro, Politeknik Negeri Ujung Pandang
email: [email protected]
2)
Teknik Elektro, Politeknik Negeri Ujung Pandang
email: [email protected]
3)
Teknik Elektro, Politeknik Negeri Ujung Pandang
email: [email protected]
Abstrak
Potensi sumber daya perikanan di Indonesia adalah 6.1 juta ton pertahun dan dimanfaatkan sekitar
57%. Kurangnya pemanfaatan teknologi dalam eksploitasi sumber daya ikan tersebut menyebabkan
tidak optimumnya pemanfaatan sumberdaya ikan yang ada. Oleh sebab itu, dibutuhkan solusi untuk
memaksimalkan pemanfaatan sumber daya ikan. Teknologi penginderaan jauh merupakan teknologi
yang digunakan untuk melihat objek yang jauh dan sistem informasi dapat digunakan untuk
menyebarkan informasi agar penyebaran informasi semakin merata. Penelitian ini bertujuan untuk
memanfaatkan hasil teknologi penginderaan jauh yang berupa zona potensi penangkapan ikan dan
menampilkannya dalam sebuah sistem informasi. Daerah analisis zona potensi penangkapan ikan
dalam penelitian ini meliputi daerah perairan Sulawesi. Hasil pengujian terhadap sistem informasi,
terdapat 97,36% responden merasa puas atas informasi yang diberikan.
Keywords: Penginderaan Jauh, Zona Potensi Penangkapan Ikan, Sistem Informasi Geografis, Satelit
Modis, Terra/Aqua.
PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai negara maritim atau
kepulauan terbesar didunia dengan 2/3 dari luas
wilayah Indonesia adalah laut. Dengan potensi
sumber daya alam yang begitu besar, maka
tidak salah jika Indonesia ditargetkan untuk
menjadi poros maritim dunia. Sulawesi Selatan
yang letak astronomisnya terletak pada
koordinat 0 12’-8 Lintang Selatan dan antara
116 48’-122 36’ Bujur Timur dengan luas
wilayah sekitar 46.717,48 km2 ini juga memiliki
potensi lahan budi daya laut sebesar 600.500
Ha. Dengan potensi lahan budi daya laut
sebesar itu, maka Sulawesi Selatan juga
mempunyai potensi perkembangan biota laut
khususnya ikan yang sangat bagus.
Menurut Kusyanto (2001) potensi sumber daya
perikanan di Indonesia adalah 6.1 juta ton per
tahun dan baru termanfaatkan sekitar 57% [1].
Kurangnya pemanfaatan teknologi dalam
eksploitasi sumber daya ikan-ikan tersebut
menyebabkan tidak optimumnya pemanfaatan
sumber daya ikan yang ada. Pemanfaatan suatu
teknologi seperti Sistem Informasi Geografis
untuk perikanan di harapkan dapat mampu
memberikan suatu gambaran dan suatu
tampilan spasial tentang sumber-sumber atau
spot-spot perikanan di wilayah indonesia yaitu
ISBN: 978-602-18168-0-6
dengan
menggabungkan
faktor-faktor
lingkungan yang mendukung tempat hidup dan
berkumpulnya berbagai jenis ikan tersebut
sehingga
dapat
dimanfaatkan
untuk
meningkatkan hasil penangkapan ikan.
KAJIAN PUSTAKA
Kondisi Perairan Sulawesi Selatan
Kawasan Sulawesi Selatan yang terletak pada
koordinat 0 12’-8 Lintang Selatan dan antara
116 48’-122 36’ Bujur Timur dengan luas
wilayah sekitar 46.717,48 km2 . kawasan ini
juga memiliki potensi lahan budi daya laut yang
luas sekitar 600.500 Ha. Dengan lahan seluas
ini, maka Sulawesi Selatan memiliki potensi
pertumbuhan biota laut yang juga besar.
Dikutip
dari
http://regionalinvestment.bkpm.go.id sumber
data berasal dari Badan Pusat Statistik Sulawesi
Selatan bahwa daerah ini memili potensi
pertumbuhan biota laut khususnya ikan. Hal ini
dibuktikan dengan potensi perikanan tangkap di
Sulawesi Selatan yang terus meningkat setiap
247
Prosiding Seminar Teknik Elektro & Informaika
SNTEI 2016
PNUP, Makassar, 3 November 2016
tahunnya.
Gambar 1. Data potensi perikanan tangkap di
Sulawesi
Selatan
(sumber
:
http://regionalinvestment.bkpm.go.id).
Sistem Informasi Geografis (SIG)
SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan
suatu system informasi spasial berbasis
computer yang mempunyai fungsi pokok untuk
menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan
semua bentuk informasi spasial. SIG juga
merupakan alat bantu manajemen informasi
yang terjadi dimuka bumi dan bereferensi
keruangan (spasial). Sistem Informasi Geografi
bukan sekedar system computer untuk
pembuatan peta, melainkan juga merupakan
juga alat analisis. Keuntungan alat analisis
adalah memeberikan kemungkinan untuk
mengidentifikasi hubungan spasial diantara
feature data geografis dalam bentuk peta
(Prahasta, 2004 [6]).
Pengembangan informasi oleh masing-masing
pihak pun tidak seragam. Sebagai contoh,
pelaku bisnis akan mendata atau menentukan
lokasi bisnis penangkapan yang prospektif
berdasarkan lokasi geografis, pihak pemerintah
mendata lokasi-lokasi penangkapan beserta
potensi pendapatannya, bahkan hingga mencari
lokasi yang memiliki sumber daya melimpah
dan
sebagainya.
Pemilihan
tempat
penangkapan yang strategis sangat penting,
karena dengan pemilihan yang tepat akan
menghasilkan hasil yang sesuai dengan yang di
harapkan, untuk mendapatkan hasil yang lebih
dari yang diharapkan maka dibutuhkan SIG
dalam bidang perikanan.
Sistem Informasi Geografis yang akan
dibangun dibatasi pada pencarian tempat
penangkapan ikan yang strategis di negara
Indonesia khususnya pada jenis ikan pelagis
besar dan pelagis kecil. Ikan pelagis adalah
ikan-ikan yang bergerak bebas di permukaan
dan pertengahan perairan. Jenis ikan pelagis
dipilih karena jenis ikan ini merupakan hasil
ekspor terbesar bagi Indonesia dan merupakan
jenis ikan yang banyak terdapat di wilayah
ISBN: 978-602-18168-0-6
IT_018
perairan Indonesia. Beberapa yang termasuk ke
dalam tongkol (Euthynnus spp). Beberapa yang
termasuk ke dalam kelompok ikan pelagis kecil
adalah
kembung
(Rasralliger),
layang
(Decapterus), tembang (Sardinella spp), dan
selar (Selaroides spp). Selain tempat
penangkapan ikan, pemakai SIG dapat melihat
dan mengetahui informasi dari jenis-jenis ikan
yang
terdapat
di
tempat
tersebut
(Munggaran,dkk.2012 [4]).
Hubungan Aplikasi GIS dengan Potensi
Penangkapan Ikan
Masalah yang umum dihadapi adalah
keberadaan daerah penangkapan ikan yang
bersifat dinamis, selalu berubah/berpindah
mengikuti pergerakan ikan. Secara alami, ikan
akan memilih habitat yang sesuai, sedangkan
habitat tersebut sangat dipengaruhi kondisi
oseonografi perairan. Dengan demikian daerah
potensial penangkapan ikan sangat dipengaruhi
oleh factor oseonografi perairan. Kegiatan
penangkapan ikan akan lebih efektif dan efisien
apabila daerah penagkapan ikan dapat diduga
terlebih dahulu, sebelum armada penagkapan
ikan berangkat dari pangkalan. Salah satu cara
untuk
mengetahui
daerah
potensial
penangkapan ikan adalah melalui study daerah
penangkapan ikan dan hubungannya dengan
fenomena oseonografi secara berkelanjutan
(Priyanti, 1999) [8].
Informasi kesesuaian daerah pengoperasian alat
tangkap akan mempengaruhi operasional,
efektifitas dan efisiensi kerja. Hal ini dapat
dilihat dari aspek-aspek yang dijadikan dasar
pertimbangan untuk penentuan kesesuai daerah
perairan, yaitu aspek teknis dan aspek
oseanografi. Selain itu pemilihan lokasi yang
ideal untuk tempat operasi alat tangkap dapat
mengurangi biaya operasional penangkapan
yang akan dikeluarkan, dan pada akhirnya akan
mampu meningkatkan pendapatan nelayan
(Syofyan,dkk, 2009) [10].
Menurut Zainuddin (2006), Salah satu
alternative yang menawarkan solusi terbaik
adalah pengkombinasian kemampuan SIG dan
pengindraan jauh. Dengan teknologi inderaja
factor-faktor
lingkungan
laut
yang
mempengaruhi distribusi, migrasi dan
kelimpahan ikan dapat diperoleh secara
berkala, cepat dan dengan cakupan daerah yang
luas. Pemanfaatan SIG dalam perikanan
tangkap dapat mempermudah dalam operasi
penangkapan ikan dan penghematan waktu
248
Prosiding Seminar Teknik Elektro & Informaika
SNTEI 2016
PNUP, Makassar, 3 November 2016
dalam pencarian fishing ground yang sesuai
[12] (Dahuri, 2001). Dengan menggunakan SIG
gejala perubahan lingkungan berdasarkan
ruang dan waktu dapat disajikan, tentunya
dengan dukungan berbagai informasi data, baik
survei langsung maupun dengan pengidraan
jarak jauh (INDERAJA)[1].
Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang obyek, daerah,
atau gejala dengan jalan menganalisis data yang
diperoleh dengan menggunakan alat tanpa
kontak langsung terhadap onyek, daerah atau
gejala yang dikaji. Dalam sistem penginderaan
jauh terdapat dua proses atau elemen yang
saling berkaitan (Lillesand dan Kiefer, 1994),
yaitu pengumpulan data dan analisis data.
Elemen atau proses pengumpulan data meliputi
:
Sumber energy,
Perjalanan energy melalui atmosfir,
Interaksi antara energy dengan kenampakan
dimuka bumi,
Sensor wahana pesawat terbang dan atau satelit,
Hasil pembentukan data dalam bentuk pictorial
dan atau bentuk numeric.
Sedangkan proses analisis data berupa
pengujian data dengan menggunakan alat
interpretasi dan alat pengamatan.
Penginderaan jauh dengan pengertian dalam
lingkup luas oleh Wolf (1983) dinyatakan
sebagai setiap metode iyang dipergunakan
untuk mempelajari karakteristik obyek dari
jauh.
Penglihatan,
penciuman
dan
penginderaan manusia merupakan contoh
bentuk
permulaan
penginderaan
jauh.
Sedangkan defenisi penginderaan jauh dengan
pengertian yang lebih luas dinyatakan sebagai
pengukuran atau pemerolehan informasi dari
beberapa sifat obyek atau fenomena dengan
menggunakan alat perekam yang secara fisik
tidak
terjadi
kontak
langsung
atau
bersinggungan dengan obyek atau fenomena
yang dikaji [11].
Gambar 2. Siklus Penginderaan Jarak Jauh
ISBN: 978-602-18168-0-6
IT_018
Sistem penginderaan jauh mencakup bebrapa
komponen utama, yaitu :
Sumber energy,
Sendor sebagai alat perekam data,
Stasiun bumi sebagai pengendali data dan
penyimpan data,
Pengguna data.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan berdasarkan tahaptahap tertentu. Tahapan tersebut antar lain:
Pengolahan Citra Untuk Penentuan Titik
Potensi Penangkapan Ikan.
Proses Koreksi Geometrik
Koreksi Geometrik (Rektifikasi) adalah
transformasi citra hasil penginderaan jauh
sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat
peta dalam bentuk, skala dan proyeksi (Mather,
1987) . Koreksi geometri ini perlu dilakukan
karena pada saat perekaman berlangsung,
geometric citra juga mengalami pergeseran,
karena orbit satelit sangat tinggi dan medan
pandangnya sangat kecil. Kesalahan geometric
citra dapat terjadi karena posisi dan orbit
maupun sikap sensor pada saat satelit
mengindera bumi, kelengkungan dan putaran
bumi yang diindera. Akibat dari kesalahan
geometric ini, maka posisi pixel dari data
inderaja satelit tidah sesuai dengan posisi
(lintang dan bujur) yang sebenarnya. Untuk
memperbaiki posisi yang tidak sesuai dengan
koordinat geografi tersebut dilakukan koreksi
geometric dengan cara menggabungkan file
peta acuan yang telah disediakan.
Proses Pengolahan Citra
Pada proses ini, pengolahan citra dilakukan
dalam menganalisis penampakan citra untuk
menentukan titik potensi penangkapan ikan.
Analisis titik potensi penangkapan ikan ini
dilakukan menggunakan software ER-Mapper.
Proses ini meliputi :
Pengaturan RGB
Pemisahan antara awan, darat dan laut
Penggabungan file awan dan file Suhu
Permukaan Laut (SST)
Pemberian formula pada citra suhu
Cloud Masking dan Filtering
Pengolahan Klorofil-a Citra
Pembuatan Kontur SPL
Penentuan Lokasi Zona Potensi Penangkapan
Ikan (ZPPI)
Pembuatan Sistem Informasi.
Sistem informasi zona potensi penangkapan
ikan. Sisten informasi ini dibuat dengan
249
Prosiding Seminar Teknik Elektro & Informaika
SNTEI 2016
PNUP, Makassar, 3 November 2016
menggunakan bahasa pemrograman PHP dan
Javascript. Selain itu, sistem informasi ini juga
dihubungkan dengan fitur google map untuk
menampilkan titik-titik potensial penangkapan
ikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Titik Zona Potensi penangkapan
Ikan
Dalam penentuan titik-titik zona potensi
penangkapan ikan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain :
Interval Jarak Font +/- 3KM
Selisih suhu titik awal dengan titik akhir +/0.5ºC
Garis contour SPL > atau = 6 garis
IT_018
Gambar 4 adalah contoh lokasi yang
memenuhi syarat zona potensial penangkapan
ikan, dengan rincian :
Jarak titik A ke titik B
Selisi Suhu 30.5 – 29.9 = 0.6
Garis kontur SPL lebih dari 6 garis
Untuk menentukan daerah yang diduga
sebagai daerah ZPPI yaitu daerah antara garis
kontur tertinggi dan garis kontur terendah (titik
tengah kontur suhu terendah dan tertinggi).
Pembuatan Sistem Informasi
Gambar 5 Halaman Utama User
Gambar 3 Daerah analisis potensi penangkapan
ikan
Gambar 5 merupakan tampilan halaman utama
user. Dimana pada halam ini user dapat
melakukan pencarian berupa pencarian titik
pencarian ikan, dinas perikanan dan pasar
tradisional. Selain itu, user juga dapat mlihat
info jenis ikan yang kemungkinan dapat
ditangkap di daerah perairan Sulawesi Selatan.
Gambar 6 Pencarian Titik Penankapan
Gambar 4.45 merupakan tampilan pencarian
titik penangkapan ikan. Cara melakukan
pencarian yaitu dengan cara memasukkan
tanggal pencarian yang diinginkan dengan
tanggal pencarian titik penangkapan beracuan
pada sehari sebelumnya. Setelah itu, klik button
cari untuk melakukan pencarian.
Gambar 4 Lokasi yang memenuhi syarat
ISBN: 978-602-18168-0-6
Gambar 7 Hasil Pencarian Titik penangkapan
Ikan
250
Prosiding Seminar Teknik Elektro & Informaika
SNTEI 2016
PNUP, Makassar, 3 November 2016
Gambar 7 merupakan tampilan hasil dari
pencarian titik potensial penangkapan ikan.
Dimana pada setiap marker jika di klik maka
akan muncul informasi-informasi berupa jenis
satelit, lintang, bujur, suhu laut (minimum dan
maksimum), jarak font dan klorofil.
Pengujian
Pengujian Sistem
Pengujian aplikasi dilakukan untuk memeriksa
fungsi-fungsi yang akan diimplementasikan.
Pengujian ini menggunakan metode black box.
Pengujian ini terfokus pada pengujian sisi
admin dan sisi user. Tujuan dari pengujian
aplikasi ini adalah untuk memastikan halaman
–halaman dari aplikasi telah berfungsi sesuai
yang diharapkan. Adapun hasil dari pengujian
tersebut.
Data
Yang
Pengamat Kesimpu
Masuk Diharapk an
lan
an
an
Data Ikan
Klik
form
Lihat
Klik
tombo
l
delete
Klik
Form
Edit
Data
Ikan
Klik
tombo
Dapat
menampil
kan
list
data-data
ikan
sesuai
yang
tertera
pada
database
Dapat
menghap
us data
yang
dimaksud
Dapat
masuk ke
halaman
inputan
data
tambahdataikan.
php dan
dapat
menginpu
t file csv
Dapat
menginpu
Menampil
kan
list
data-data Berhasil
ikan
sesuai
yang
tertera
pada
database
Data yang
dimaksud
terhapus
l
submit
Klik
tombo
l
kemba
li
t file csv
kedalam
database
Dapat
kembali
ke
halaman
sebelumn
ya
kedalam
database
Kembali
ke
halaman
sebelumn
ya
Berhasil
Pengujian Respon
Pengujian respon ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat kepuasan target end user
terhadap sistem informasi zona potensi
penangkapan ikan yang telah dibuat.
Pengujian respon ini dilakukan di
Kantor Dinas Perikanan Provinsi Sulawesi
Selatan pada departemen/divisi Perikanan
Tangkap yang bidangnya dianggap sesuai
dengan judul skripsi penulis.
Hasil Perhitungan Kuesioner Berdasarkan Poin
Pertanyaan
Jumlah poin pertanyaan = 17 butir
Jumlah populasi keseluruhan= 35 orang
Jumlah Responden
= 20 orang
Tabel 1 Tabel Perhitungan Kuesioner
Berhasil
Menampil
kan
Berhasil
halaman
input data
tambahdataikan.
php juga
dapat
menginpu
t file csv
Menginpu
t file csv Berhasil
ISBN: 978-602-18168-0-6
IT_018
Gambar 8 Tabel hasil perhitungan kuesioner
Hasil yang diperoleh yaitu :
STS = 0
TS
=9
S
= 213
SS
= 118
*) Keterangan :
251
Prosiding Seminar Teknik Elektro & Informaika
SNTEI 2016
PNUP, Makassar, 3 November 2016
STS
TS
S
SS
= Sangat Tidak Setuju
= Tidak Setuju
= Setuju
= Sangat Setuju
Hasil Perhitungan Kuesioner Berdasarkan
Responden
Presentasi hasil kuesioner berdasarkan
responden :
%
=
STS
TS
S
SS
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛
𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙 𝑋 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
0%
9
𝑋 100% = 𝟐, 𝟔𝟒 %
340
213
𝑋 100% = 𝟔𝟐, 𝟔𝟒%
340
118
𝑋 100% = 𝟑𝟒, 𝟕%
340
Pie Chart hasil berdasarkan responden :
TS, Presentase Respon Sistem
Informasi Zona Potensi
2.64%
Penangkapan Ikan
STS, 0%
SS,
34.7%
S,
62.64%
Gambar 9 Pie Chart Presentase Respon Sistem
Informasi.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian pada proses
pengolahan citra dan pembuatan system
informasi,
maka
diperoleh
beberapa
kei=simpulan, yaitu :
Penentuan titik potensi penangkapan ikan dapat
dianalisis mengunakan beberapa software
seperti Er-mapper, ENVI dan ARC-Gis dengan
memperhatikan parameter antara lain:
Interval Jarak Font +/- 3KM
Selisih suhu titik awal dengan titik akhir +/0.5ºC
Garis contour SPL > atau = 6 garis
Berdasarkan hasil uji respon yang penulis
lakukan dengan menggunakan kuesioner yang
diujikan kepada 20 responden, diperoleh hasil :
ISBN: 978-602-18168-0-6
IT_018
Sangat Setuju (SS)
= 34,7%
Setuju (S)
= 62,64%
Tidak Setuju (TS)
= 2,64%
Maka dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi zona potensi penangkapan ikan yang
telah dibuat bermanfaat dan dapat membantu
end user dalam memperoleh informasi yang
dibutuhkan
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah
SWT. Atas berkat rahmat dan hidayahnya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penulisan penelitian ini dengan judul “Sistem
Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan
Berbasis GIS di Daerah Perairan Sulawesi”.
Selesainya jurnal ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak.
REFERENSI
[1] Dahuri R., J. Rais, S.P. Ginting dan M.J.
Sitepu,
1996. Pengelolaan
Sumberdaya
Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu.
Pradya Paramita. Jakarta.
[2] Indrawati, T.A., 2000. Studi tentang
Hubungan Suhu Permukaan Laaut Hasil
Pengukuran Satelit terhadap Hasil Tangkapan
Ikan Lemuru (Sardinella lemuru Bleeker 1853)
di Selat Bali. Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
[3] Lillesand, T.M. and Kiefer, R.W., 1994.
Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra, Edisi
Ketiga., Alih Bahasa: Dulbahri, S., Hartono, P.,
Suharyadi.
[4] Munggaran, L.C., Widiastuti, W. and
Nugraha, B., 2012. PERANCANGAN
SISTEM
INFORMASI
GEOGRAFIS
PERIKANAN DI INDONESIA.Proceedings,
konferensi nasional Sistem informasi 2012.
[5] Nybakken, J.W. and Eidman, H.M.,
1992. Biologi laut: suatu pendekatan ekologis.
PT Gramedia Pustaka Utama.
[6] Prahasta, E., 2004. Sistem Informasi
Geografis: ArcView Lanjut Pemrograman
Bahasa Script Avenue. Informatika, Bandung.
[7] Presetiahadi. K, 1994. Kondisi Oseonografi
Perairan Selat Makassar Pada Juli 1992 (Musim
Timur). Skripsi. Program Studi Ilmu dan
Tegnologi Kelautan. Fakultas Perikanan IPB.
Bogor.
[8] Priyanti, N.S., 1999. Studi Daerah
Penangkapan Rawai Tuna di Perairan Selatan
Jawa Timur-Bali pada Musim Timur
Berdasarkan Pola Distribusi Suhu Permukaan
Laut Citra Satelit NOAA/AVHRR dan Data
Hasil Tangkapan.
252
Prosiding Seminar Teknik Elektro & Informaika
SNTEI 2016
PNUP, Makassar, 3 November 2016
IT_018
[9] Star, J. and Estes, J.E., 1990. Geographic
information systems: an introduct ion (Vol.
303). Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
[10] Syofyan, I., Jhonerie, R. and Kasman,
A.R., 2012. APLIKASI SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
DALAM
PENENTUAN
DAERAH
PENGOPERASIAN
ALAT
TANGKAP GOMBANG DI PERAIRAN
SELAT
BENGKALIS
KECAMATAN
BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS
PROPINSI RIAU. Jurnal Perikanan Dan
kelautan, 14(02).
[11]Wolf, P.R., 1993. Elemen Fotogrammetri.
[12] Zainuddin, M., 2006. Aplikasi Sistem
Informasi Geografis Dalam Penelitian
Perikanan
Dan
Kelautan. Makalah,
disampaikan pada Lokakarya Agenda
Penelitian COREM AP II Kabupaten Selayar,
pp.9-10.
ISBN: 978-602-18168-0-6
253
Download