STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An.R

advertisement
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An.R DENGAN
GASTRITIS AKUT DI RUANG ANGGREK
RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO
SRAGEN
DI SUSUN OLEH :
UNTUNG WAHYUNI
NIM. P.10065
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An.R
DENGAN GASTRITIS AKUT DI RUANG ANGGREK
RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO
SRAGEN
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DI SUSUN OLEH :
UNTUNG WAHYUNI
NIM. P.10065
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA
An.R DENGAN GASTRITIS AKUT DI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO
SRAGEN”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program studi DII
Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai dosen
penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
4. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji II yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
v
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
5. Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji III yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orangtuaku tercinta, yang selalu menjadi inspirasi, memberikan
dukungan, semangat, dan do’a untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Teman-teman Mahasiswa Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin
Surakarta, 18 Juni 2013
Untung Wahyuni
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ....................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iv
KATA PENGANTAR .....................................................................................
v
DAFTAR ISI ....................................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Tujuan Penulisan ....................................................................
3
C. Manfaat Penulisan ..................................................................
4
BAB II : LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien ........................................................................
6
B. Pengkajian ..............................................................................
6
C. Perumusan Masalah Keperawatan .........................................
10
D. Perencanaan Keperawatan .....................................................
11
E. Implementasi Keperawatan ....................................................
11
F. Evaluasi Keperawatan ............................................................
13
BAB III : PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ............................................................................
15
B. Simpulan ................................................................................
24
C. Saran .......................................................................................
25
vii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2
: Log Book
Lampiran 3
: Lembar konsultasi karya tulis ilmiah
Lampiran 4
: Format pendelegasian pasien
Lampiran 5
: Surat keterangan selesai pengambilan data
Lampiran 6
: Asuhan Keperawatan
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat
akut, kronik, difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh
di perut, tidak nyaman pada epigastrum, mual dan muntah (Suratun SKM,
2010). Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan erosi pada superfisial (Muttaqin dan Sari, 2011).
Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap
beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian
gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%,
Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1
juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia
Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Menurut
data dari World Health Organization (WHO) bahwa Indonesia berada pada
urutan keempat menurut banyaknya jumlah penderita gastritis setelah Amerika
Serikat, Inggris dan Bangladesh dengan jumlah 430 juta penderita gastritis
(Depkes RI, 2004). Di Negara-Negara Asia, Indonesia berada pada urutan ke
tiga setelah negara India dan Thailand yaitu berjumlah 123 ribu penderita. Di
Indonesia sendiri kota yang penduduknya paling banyak menderita penyakit
gastritis adalah Kota Jakarta yaitu 25 ribu penduduk (Dinkes, 2004)
1
2
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti beberapa jenis
obat, alkohol, virus, jamur, stress akut, radiasi, alergi, atau intoksikasi dari
bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia, dan trauma langsung.
Infeksi bakteri merupakan penyebab lain yang dapat meningkatkan
peradangan pada mukosa lambung. Helicobacter pylori merupakan bakteri
utama yang paling sering menyebabkan gastritis akut. prevelansi terjadinya
infeksi oleh Helicobacter pylori pada individu tergantung pada faktor usia,
sosio ekonomi, dan ras. pada beberapa studi di Amerika serikat, didapatkan
infeksi H.pylori pada anak-anak sebesar 20%, pada usia 40 tahunan sebesar
50% dan pada usia lanjut sebesar 60% (Harris, 2007).
Kebutuhan dasar manusia adalah hal–hal yang dibutuhkan manusia
supaya dapat mempertahankan homeostasis biologi maupun fisiologi. Menurut
Hirarki Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologi,
kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan mencintai dan dicintai,
kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (Potter, 2005: 615). Nyeri
adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri merupakan alasan
utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan (potter, 2006).
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial
atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International
Association for the study of pain) ; awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
3
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi dan berlangsung kurang dari 6 bulan (NANDA, 2012).
Nyeri pada anak merupakan kebutuhan dasar manusia, yaitu
kebutuhan keamanan dan keselamatan. Nyeri ini memerlukan penanganan
lebih dahulu. Nyeri pada anak jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan
syok neurogenik yang akan berpengaruh pada organ-organ lain. Terutama
pada anak penanganan nyeri harus diutamakan supaya tidak mempengaruhi
proses tumbuh kembang pada anak. Berdasarkan observasi penulis dibangsal
Anggrek didapatkan data bahwa 1 pasien dari 10 pasien mengalami gangguan
pemenuhan rasa nyaman nyeri dengan gastritis akut. Karakteristik nyeri An.R
dengan keluhan utama klien mengatakan nyeri pada ulu hati, nyeri karena
terlambat makan dan bertambah berat bila digunakan untuk beraktifitas, klien
mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 7.
Melihat latar belakang yang diuraikan di atas maka penulis tertarik
untuk mengangkat asuhan keperawatan nyeri akut pada An.R dengan gastritis
akut dibangsal Anggrek RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
B. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum:
Melaporkan kasus nyeri akut pada An.R dengan gastritis akut di bangsal
Anggrek RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
2.
Tujuan Khusus:
a.
Penulis mampu melakukan pengkajian nyeri akut pada An.R dengan
gastritis akut.
4
b.
Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An.R
dengan nyeri akut pada gastritis akut.
c.
Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan nyeri akut
pada An.R dengan gastritis akut.
d.
Penulis mampu melakukan implementasi nyeri akut pada An.R
dengan gastritis akut.
e.
Penulis mampu melakukan evaluasi nyeri akut pada An.R dengan
gastritis akut.
f.
Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri akut pada An.R dengan
gastritis akut.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Rumah Sakit.
Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam
melakukan asuhan keperawatan khususnya bagi pasien dengan nyeri
akut pada Gastritis Akut.
2. Bagi Perawat.
a. Mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif
kepada klien penderita dengan nyeri akut akibat Gastritis Akut.
b. Melatih berfikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan,
khususnya pada pasien dengan nyeri akut akibat Gastritis Akut.
5
3. Bagi Instansi Akademik.
Digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan
datang.
4. Bagi Pasien dan Keluarga.
Pasien dan keluarga mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang
cara mengontrol nyeri akibat Gastritis Akut.
5. Bagi Pembaca.
Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang penyakit dan cara
perawatan pasien dengan nyeri akut akibat Gastritis Akut.
BAB II
LAPORAN KASUS
Bab ini penulis akan menuliskan laporan kasus tentang asuhan
keperawatan yang dilakukan pada tanggal 22 April 2013 sampai 24 April
2013 di ruang Anggrek RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Prinsip dari
penulisan ini dengan memperhatikan teori proses keperawatan yang terdiri
dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan yang menjadi prioritas,
perencanaan, pelaksanan dan evaluasi keperawatan untuk masalah yang
menjadi prioritas.
A. Identitas klien
Tanggal 22 April 2013 jam 14.30 WIB, didapatkan hasil klien.
Klien bernama An.R, Alamat Plasan Sidoharjo Sragen, umur 12 tahun 8
bulan, jenis kelamin perempuan, status pelajar, agama Islam, nomor rekam
medik 369324. Tanggal masuk 22 April 2013 pukul 14.30 WIB. Dokter
mendiagnosa An.R gastritis akut dan kemudian An.R dirawat dibangsal
Anggrek RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Penanggung jawab
terhadap An.R adalah Ny. E, beragama Islam, umur 40 tahun, pekerjaan
wiraswasta, alamat Plasan Sidoharjo, Sragen. Hubungan dengan klien
adalah sebagai ibu.
B. Pengkajian
Pengkajian
dilakukan
dengan
metode
Autoanamnesa
atau
pengkajian yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada klien, dan
6
7
Alloanammnesa atau pengkajian dengan melihat berdasarkan data dalam
status klien dan dari keluarga. pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April
2013 jam 14.30 WIB
Keluhan utama yang ada pada pasien saat dikaji adalah nyeri pada
ulu hati. Riwayat kesehatan saat ini keluarga mengatakan An.R mengeluh
nyeri pada ulu hati sejak hari minggu, dengan P karena terlambat makan
dan nyeri bertambah berat apabila digunakan untuk beraktifitas, R pada
ulu hati, Q seperti tertusuk-tusuk, T nyeri terus - menerus, oleh karena itu
An.R dibawa ke puskesmas terdekat. Di Puskesmas An.R masih mengeluh
nyeri maka oleh keluarga An.R dirujuk ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
Sragen, pada hari senin tanggal 22 April 2013 sampai di IGD An.R
mendapat terapi infus RL 16 tpm, dan injeksi vicillin 500 mg.
Riwayat kesehatan masa lalu, An.R lahir tanggal 25 Desember 2000
dan Selama hamil Ny. E tidak mengkonsumsi obat-obatan, An.R
merupakan anak pertama, Ny. E baru melahirkan anak pertama dan belum
pernah aborsi. Tipe kelahirannya secara normal spontan, lama kelahiran
kira-kira 1 jam dan bertempat di bidan terdekat. Pada saat lahir, ditemukan
data dari An.R bahwa berat badan lahir 3500 gr dan panjang lahir 50 cm
dan tidak terdapat kelainan bawaan. An.R belum pernah dirawat di rumah
sakit sebelumnya, dan baru pertama kali ini masuk rumah sakit, biasanya
bila An.R sakit, keluarga hanya membawa ke dokter terdekat. Di dalam
keluarga ada memiliki riwayat penyakit hipertensi yaitu ibu pasien dan
tidak ada yang memiliki penyakit gastritis. An.R tidak memiliki riwayat
8
alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan. Pertumbuhan dan
perkembangan An.R saat ini dapat dilihat berdasarkan berat badan lahir
3500 gr dan berat badan sekarang adalah 35 kg, sedangkan gigi tumbuh
pertama kali umur 1 tahun. Ibu An.R mengatakan bahwa An.R sejak bayi
sudah mendapat imunisasi lengkap. Kebiasaan An.R tidur 7 sampai 8 jam
per hari, An.R dapat melakukan Toiletting dan Activity Daily Life secara
mandiri.
Pemeriksaan fisik ditemukan data berat badan An.R 35 kg. Pada
pemeriksaan tanda tanda vital didapatkan data tanggal 22 April 2013 suhu
tubuh 36,6 0 C, pernapasan 22 kali permenit, denyut nadi 86 kali permenit,
tekanan darah 100/70 mmHg. Pada Pemeriksaan umum didapatkan data
keadaan umum An.R baik dan kesadaran composmentis. Turgor Kulit
baik, caffilarri refill 2 detik. Kepala bentuk mesosephal, simetris, rambut
hitam, kulit kepala bersih tidak ada ketombe. Mata simetris kanan dan kiri,
konjungtiva tidak anemis, sclera tak ikterik. Hidung normal, simetris, tidak
ada polip, bersih tidak ada sekret. Mulut tidak terdapat stomatitis, mukosa
bibir kering, Leher tidak terdapat kaku kuduk, tidak terdapat pembesaran
kelenjar thyroid, dan reflek telan baik. Pemeriksaan fisik dada (paru-paru),
inspeksi dada simetris kanan dan kiri, palpasi vokal premitus kanan dan
kiri sama, pengembangan dada kanan dan kiri sama, perkusi sonor di paru,
Auskultasi vesikuler. Dada (jantung) : inspeksi ictus cordis tidak tampak,
palpasi ictus cordis teraba di Inter Costa V, perkusi pekak, Auskultasi
bunyi jantung 1 sama dengan bunyi jantung 2 (normal). Pada pemeriksaan
9
abdomen inspeksi simetris, tidak ada hernia umbilicus, Auskultasi bising
usus 20 kali per menit, palpasi nyeri tekan di kuadran dua (epigastrum),
perkusi timpani.
Riwayat nutrisi dan cairan sebelum sakit An.R makan 3 kali sehari
dengan menu nasi, lauk pauk, sayur dan buah-buahan. An.R minum 8
gelas air putih sehari. Selama sakit keluarga An.R mengatakan nafsu
makan An.R menurun. An R makan 3 kali sehari tapi hanya habis 1/4
porsi diit rumah sakit. An.R minum 4 sampai 5 gelas air putih tiap hari.
Pada pengkajian sistem pencernaan, pada bagian nutrisi diperoleh data
WAZ -1,15 tergolong berat badan menurut umur normal, dan HAZ -2,42
tergolong tinggi badan menurut umur normal.
Pola Eliminasi sebelum sakit An.R mengatakan buang air kecil 4
sampai 5 kali sehari, warna kuning, bau khas sedangkan buang air besar 1
kali sehari dengan konsistensi lembek, warna kuning, berbau khas. Selama
sakit An.R mengatakan buang air kecil 4 sampai 5 kali sehari warna
kuning, bau khas. An.R juga mengatakan belum buang air besar selama
dirawat di rumah sakit. Pengkajian riwayat kesehatan keluarga didapatkan
data bahwa An.R merupakan anak pertama dari pasangan Tn.R dan Ny.E
keluarga An.R mengatakan dalam keluarga tidak ada yang memiliki
penyakit yang sama seperti pasien, Didalam keluarga terdapat riwayat
penyakit hipertensi yaitu ibu pasien.
10
Terapi yang didapatkan An.R pada hari senin tanggal 22 April 2013
yaitu : Infus RL 16 tpm, injeksi Ranitidine 2 x 25 mg (untuk mengurangi
gejala refluk esofagitis), Antasida syrup 3 x 200 mg (mengurangi gejala
kelebihan asam lambung gastritis), Norages 2 x 250 mg (untuk mengurangi
nyeri).
Hasil pemeriksaan penunjang pada tanggal 23 April 2013 didapatkan
hasil Hemoglobin 12,7 gr/dl (Normal), Leukosit 9,00 kali 103µ/L (Normal),
Hematokrit 37,1 % (Normal), Trombosit 41000 U/L (Normal), Eritrosit 37,1
juta (Meningkat), Neutrofil 56,1 % (Normal), Limfosit 32,4 % (Meningkat),
MCH 27,0 pg (Normal), MCV 79,0 fl (Normal), MCHC 34,2 Infus RL 16
tpm, g/dl (Normal), golongan darah O.
C. Analisa Data
Dari data pengkajian didapatkan hasil yaitu respon Subyektif : An.R
mengatakan nyeri ulu hati, P : nyeri karena terlambat makan dan nyeri
bertambah berat apabila digunakan untuk beraktifitas, Q : tertusuk–tusuk, R :
ulu hati, S : 7, Dan T : terus-menerus, data Obyektif An R nampak meringis
menahan sakit, Diagnosa keperawatan yang dirumuskan nyeri akut
berhubungan dengan agen injuri biologi (peradangan pada mukosa lambung).
Disini penulis mencantumkan diagnosa keperawatan utama, karena jika
nyeri tidak segera ditangani dapat menyebabkan syok neurogenik yang akan
berpengaruh pada organ-organ lain, selain itu nyeri berkaitan dengan
kenyamanan pasien. Maka dari itu penulis memprioritaskan untuk mengatasi
nyeri klien terlebih dahulu.
11
D. Perencanaan
Dalam penyusunan kriteria hasil, penulis berpedoman pada SMART
yaitu Specifik, Measureble, Achivable, Reality, Time. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan nyeri dapat teratasi dengan
kriteria hasil nyeri berkurang, skala nyeri 0, dan pasien nampak rileks dan
sehat.
Rencana keperawatan yang dilakukan penulis adalah yaitu observasi
tanda-tanda vital pasien dengan rasional tanda-tanda vital merupakan acuan
untuk mengetahui keadaan umum pasien, kaji PQRST dengan rasional untuk
mengetahui tingkat nyeri klien, beri posisi nyaman pada klien dengan rasional
meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri, ajarkan teknik
relaksasi dengan rasional untuk meringankan atau mengurangi nyeri sampai
pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien, kolaborasi dengan
pemberian analgesik dengan rasional untuk mengurangi atau menghilangkan
nyeri klien.
E. Tindakan Keperawatan
Sebagai tindak lanjut dari proses keperawatan telah dilakukan
tindakan keperawatan berdasarkan pada diagnosa dan intervensi yang telah
direncanakan. Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis pada hari Senin,
22 April 2013 jam 14.30 WIB yaitu mengobservasi keadaan umum dan
tanda-tanda vital, respon subyektif pasien yaitu An.R mengatakan nyeri ulu
hati, respon obyektifnya yaitu suhu 36,6 0C, respirasi 22 kali permenit, nadi
85 kali permenit, tekanan darah 100/70 mmHg, mengkaji PQRST respon
12
subyektif pasien An.R mengeluh nyeri ulu hati, P : nyeri karena terlambat
makan dan nyeri bertambah berat apabila digunakan untuk beraktifitas, Q :
tertusuk–tusuk, R : ulu hati, S : 7, dan T : terus–menerus, respon obyektif
pasien yaitu pasien nampak meringis menahan sakit, memberikan posisi yang
nyaman pada klien, respon subyektif klien mengatakan bersedia, respon
obyektif klien nampak nyaman dengan posisi semi fowler (setengah duduk),
mengajarkan teknik relaksasi, respon subyektif pasien, An.R mengatakan
bersedia, respon obyektif, pasien nampak melakukan teknik rileksasi,
memberikan obat injeksi respon subyektif pasien, An.R mengatakan bersedia,
respon obyektif injeksi Norages 250 mg dan Ranitidine 25 mg masuk melalui
intravena.
Hari selasa, 23 April 2013 jam 08.15 WIB tindakan keperawatan yang
dilakukan yaitu mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital, respon
subyektif pasien yaitu An.R mengatakan nyeri ulu hati, respon obyektifnya
yaitu suhu 36,5 0C, respirasi 22 kali permenit, nadi 85 kali permenit, tekanan
darah 100/70 mmHg, mengkaji PQRST respon subyektif pasien An.R
mengeluh nyeri ulu hati, P : nyeri karena terlambat makan dan nyeri
bertambah berat apabila digunakan untuk beraktifitas, Q : tertusuk–tusuk, R :
ulu hati, S : 4, dan T : terus–menerus, respon obyektif pasien yaitu pasien
nampak meringis menahan sakit, memberikan posisi yang nyaman pada klien,
respon subyektif klien mengatakan bersedia, respon obyektif klien nampak
nyaman dengan posisi semi fowler (setengah duduk), mengajarkan teknik
relaksasi, respon subyektif pasien, An.R mengatakan bersedia, respon
13
obyektif pasien nampak melakukan teknik relaksasi, memberikan obat injeksi
respon subyektif pasien, An.R mengatakan bersedia, respon obyektif injeksi
Norages 250 mg dan Ranitidine 25 mg masuk melalui intravena.
Hari Rabu, 24 April 2013 jam 08.00 WIB tindakan keperawatan yang
dilakukan yaitu mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital, respon
subyektif pasien yaitu An.R mengatakan sudah merasa rileks, respon
obyektifnya yaitu suhu 36,5 0C, respirasi 22 kali permenit, nadi 85 kali
permenit, tekanan darah 100/70 mmHg, mengkaji PQRST respon subyektif
pasien An.R mengatakan sudah tidak merasa nyeri ulu hati dengan skala nyeri
0, respon obyektif klien An.R nampak sudah rileks dan sehat.
F. Evaluasi
Setelah dilakukan rencana keperawatan dan tindakan keperawatan,
evaluasi pada hari Senin, 22 April 2013 adalah data subyetif
An.R
mengatakan nyeri ulu hati, P : nyeri karena terlambat makan dan nyeri
bertambah berat apabila digunakan untuk beraktifitas, Q : tertusuk – tusuk, R
: ulu hati, S : 7, T : terus - menerus : data obyektif An.R nampak meringis
menahan sakit, Analisis Masalah belum teratasi, Perencanaan intervensi
dilanjutkan yaitu observasi tanda-tanda vital, kaji PQRST, beri posisi
nyaman, ajarkan teknik relaksasi, kolaborasi pemberian Analgesik.
Evaluasi hari kedua Selasa, 23 April 2013
didapatkan hasil data
subyektif yaitu An.R mengatakan masih nyeri ulu hati, P : nyeri karena
terlambat makan dan nyeri bertambah berat apabila digunakan untuk
beraktifitas, Q : tertusuk–tusuk, R : ulu hati, S : 4, T : terus–menerus, data
14
obyektif An.R masih nampak meringis menahan sakit, analisis masalah
belum teratasi, perencanaan intervensi dilanjutkan yaitu observasi tanda-tanda
vital, kaji PQRST, beri posisi nyaman, ajarkan teknik rileksasi, kolaborasi
pemberian Analgesik.
Evaluasi hari ketiga Rabu, 24 April 2013 didapatkan hasil
data
subyektif An.R mengatakan sudah tidak merasa nyeri lagi dengan skala nyeri
0, data obyektif An.R sudah nampak rileks dan sehat, analisis masalah teratasi
dengan kriteria hasil skala nyeri 0 dan klien nampak rileks dan sehat,
perencanaan intervensi dihentikan.
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang nyeri akut pada An.R
dengan Gastritis akut di ruang Anggrek RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
Sragen. Pembahasan yang dituliskan berdasarkan Asuhan keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
1. Pengkajian
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses
pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk menentukan
status kesehatan dan fungsional klien pada saat ini dan waktu sebelumnya,
serta untuk menentukan pola respon klien saat ini dan waktu sebelumnya
(Carpenito dan Moyet, 2005). Data dasar pasien adalah semua informasi
tentang riwayat kesehatan klien, pemeriksaan fisik mulai dari kepala
sampai kaki, pengkajian keperawatan, pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan darah dan foto rontgen, serta pemeriksaan penunjang lainnya
saat pertama kali klien masuk ke rumah sakit. Informasi yang didapat dari
klien yaitu data subyektif dan data obyektif. Data subyektif adalah data
yang di ambil dari klien saat wawancara, seperti : keluhan, riwayat
penyakit, dan masalah psikososial klien. Data obyektif adalah data yang
15
16
didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan secara inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi (Deswani, 2009)
Pengkajian
terhadap
An.
R
penulis
menggunakan
metode
Alloanamnesa dan Autoanamnesa. Metode Autoanamnesa atau pengkajian
yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada klien, dan
Alloanammnesa atau pengkajian dengan melihat berdasarkan data dalam
status klien dan dari keluarga (Deswani, 2009). Pemeriksaan fisik adalah
metode yang dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan cara
inspeksi, perkusi, palpasi, auskultasi (Debora, 2011).
Metode wawancara dengan An. R dan keluarga yang diwawancarai
secara langsung, dalam hal ini penulis tidak menemukan hambatan yang
berarti. Selama melakukan wawancara An. R dapat bekerja sama dengan
baik dan memberikan keterangan tentang penyakit yang dialami. Metode
lain yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi.
Dalam metode ini terdapat kesulitan untuk melakukan observasi langsung
dalam 24 jam, karena penulis hanya dibatasi pada shift pagi (jam 07.0014.00), sehingga untuk shift berikutnya penulis mendelegasikan pada
perawat ruang.
Pengkajian yang didapatkan pada An.R didapatkan hasil Data
subyektif yaitu An.R mengatakan mengeluh nyeri pada ulu hati dengan P :
nyeri karena terlambat makan dan nyeri bertambah berat apabila
digunakan untuk beraktifitas, Q : tertusuk–tusuk, R : ulu hati, S : 7 dan T :
terus menerus. Data obyetif An.R terlihat meringis menahan sakit.
17
Berdasarkan pada pengkajian diatas, hal ini sesuai dengan referensi yang
menyatakan bahwa gastritis akut merupakan suatu peradangan permukaan
mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada superfisial
(Muttaqin dan Sari, 2011). Manifestasi klinis dari gastritis akut adalah
nyeri epigastrum (ulu hati), anoreksi, mual atau muntah, hematemesis atau
muntah darah, anemia (Ardiansyah, 2012).
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual aktual atau
potensial. Nyeri merupakan alasan utama seseorang untuk mencari
bantuan perawatan kesehatan (potter, 2006). Nyeri yang ditemukan dalam
kasus ini adalah nyeri berat yang berada di ulu hati. Skala nyeri 7
didapatkan setelah dijelaskan pada pasien, menurut pasien nyeri terasa
tertusuk-tusuk, Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara teori dengan
kasus nyata terdapat kesinambungan di mana nyeri merupakan rasa
ketidak nyamanan yang pada pemeriksaan rasa nyeri tersebut melalui
pengkajian nyeri tersebut diatas.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis tentang respons
individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan yang
aktual dan potensial, atau proses kehidupan (Nanda, 2007). Berdasarkan
pengkajian diatas didapat diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologi (peradangan mukosa lambung).
18
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial
atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International
Association for the study of pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi dan berlangsung kurang dari 6 bulan. Batasan karakteristik dari
nyeri adalah melaporkan: nyeri secara verbal atau non verbal, Indikasi
nyeri yang dapat diamati, posisi untuk mengurangi nyeri, gerakan untuk
melindungi, tingkah laku berhati-hati, gangguan tidur (mata sayu, tampak
capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai), fokus menyempit
(penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berfikir, penurunan interaksi
dengan orang dan lingkungan), tingkah laku distraksi (jalan-jalan,
menemui orang lain, aktivitas berulang), respon otonom (diaporesis,
perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi, dilatasi pupil), perubahan
otonom dalam tonus otot (dalam rentang lemah ke kaku), tingkah laku
ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang,
mengeluh), perubahan dalam nafsu makan (NANDA, 2012).
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang sudah dirumuskan, penulis
menyusun kriteria hasil yang berpedoman pada SMART yaitu S (specific)
dimana tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda, M
(measurable) dimana tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya
tentang perilaku pasien : dapat dilihat, didengar, diraba, dirasakan, dan
dibau. A (achievable) dimana harus dapat dicapai, R (reasonable) dimana
19
tujuan harus dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, T (time)
mempunyai batasan waktu yang jelas (Nursalam, 2008). Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan nyeri dapat teratasi dengan
kriteria hasil nyeri berkurang, skala nyeri 0, pasien nampak rileks dan
sehat.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan meliputi penentuan prioritas masalah, tujuan
kriteria hasil dan intervensi pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan
agen cidera biologi (peradangan mukosa lambung). Dimana intervensi itu
sendiri adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari klien,
dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan
untuk membantu klien mencapai hasil yang diharapkan (Deswani, 2009)
Intervensi keperawatan yang akan dilakukan berdasarkan ONEK
yaitu observasi (rencana tindakan untuk mengkaji atau melakukan
observasi terhadap kemajuan klien untuk memantau secara langsung yang
dilakukan secara kontinu), nursing treatmen (rencana tindakan yang
dilakukan untuk mengurangi, memperbaiki, dan mencegah perluasan
masalah), education (rencana tindakan yang berbentuk pendidikan
kesehatan), kolaboratif (tindakan medis yang dilimpahkan pada perawat)
(Rohmad dan Wahid, 2002).
Perencanaan keperawatan yang dilakukan penulis berdasarkan NIC
(Nursing Intervension Clasification) antara lain yaitu observasi tanda-
20
tanda vital pasien dengan rasional tanda-tanda vital merupakan acuan
untuk mengetahui keadaan umum pasien, kaji PQRST dengan rasional
untuk mengetahui tingkat nyeri klien, beri posisi nyaman dengan rasional
meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri, ajarkan teknik
relaksasi dengan rasional untuk meringankan atau mengurangi nyeri
sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien,
kolaborasi dengan pemberian analgesik dengan rasional untuk mengurangi
atau menghilangkan nyeri klien.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan.
Tahap ini muncul jika perencanaan yang dibuat diaplikasikan pada klien.
Tindakan yang dilakukan mungkin sama, mungkin juga berbeda dengan
urutan yang telah dibuat pada perencanaan. Aplikasi yang dilakukan pada
klien akan berbeda, disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan
kebutuhan yang paling dirasakan oleh klien. Pembahasan implementasi
meliputi tindakan yang dapat dilaksanakan dan tindakan yang tidak dapat
dilaksanakan sesuai dengan intervensi pada diagnosa tersebut (Debora,
2011).
Implementasi pada An.R dengan nyeri akut berhubungan dengan
agen cidera biologi (peradangan mukosa lambung) yaitu yang pertama
adalah mengobservasi tanda-tanda vital, terutama tekanan darah, nadi,
suhu dan respirasi, karena merupakan indikator dari status kesehatan,
21
ukuran–ukuran ini manandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi
neural dan endokrin tubuh. Tanda vital merupakan cara yang tepat dan
efisien untuk memantau kondisi klien atau mengidentifikasikan masalah
dan mengevaluasi respons klien terhadap intervensi (Potter, 2005).
Mengkaji PQRST, P : mengacu pada penyebab nyeri, Q:
menjelaskan lokasi nyeri, R : mengacu pada daerah nyeri, S : menjelaskan
tingkat keparahan nyeri yaitu dengan melihat intensitas skala nyeri, skala
nyeri 0 = tidak ada nyeri, 1-3 = nyeri ringan, 4-6 = nyeri sedang, 7-9 =
nyeri berat, 10= nyeri paling hebat, T : menjelaskan waktu terjadinya
nyeri, dengan observasi dan kaji PQRST untuk mengetahui keadaan nyeri
pasien dan dapat dilakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi nyeri
tersebut (Mubarok, 2007).
Memberikan posisi yang nyaman, dengan posisi nyaman dapat
meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri. Memberikan
latihan relaksasi nafas dalam, teknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat
menurunkan
intensitas
nyeri
melalui
mekanisme
yaitu
dengan
merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan
oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh
darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami
spasme dan iskemik dan juga mampu merangsang tubuh untuk
melepaskan opioid endogen yaitu endorphin dan enkefalin (Smeltzer &
Bare, 2002)
22
Memberikan obat analgesik yaitu Norages dan antasida dengan
harapan obat analgesik Norages untuk meringankan rasa sakit terutama
nyeri kolik. Antasida syrup untuk mengurangi gejala kelebihan asam
lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus dua belas jari dan Ranitidin
untuk pengobatan tukak lambung, tukak pasca operasi, esofagitis erosif
(ISO, 2010)
Penulis melakukan semua intervensi yang ditulis, kecuali pada
rencana asuhan keperawatan hari ketiga penulis tidak dapat melakukan
tindakan keperawatan relaksasi nafas dalam dan memberikan posisi
nyaman karena pada hari ketiga pasien mengatakan nyeri sudah hilang
dengan skala nyeri 0 dan pasien sudah tampak rilek, maka menurut penulis
tindakan keperawatan tehnik relaksasi nafas dalam tidak perlu dilakukan.
Dapat dibuktikan menurut NIC NOC, 2006 yaitu dengan kriteria hasil
pasien mampu mengontrol nyeri, skala nyeri berkurang menjadi 0, pasien
tampak rileks dan tidak meringis kesakitan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap kelima dari proses keperawatan. Pada
tahap ini perawat membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan
dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan serta menilai apakah masalah
yang terjadi sudah teratasi seluruhnya, hanya sebagian, atau bahkan belum
teratasi semuanya (Debora, 2011). Evaluasi ini penulis menggunakan
23
metode sesuai teori yaitu SOAP ( Subyektif, Obyektif, Assesment,
Planning )
Berdasarkan hasil evaluasi tanggal 22 April 2013, jam 14.30 WIB
pada An.R, pasien mengatakan nyeri pada ulu hati, nyeri karena terlambat
makan dan bertambah berat apabila digunakan untuk beraktifitas, nyeri
terasa seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 7, pasien tampak menahan
sakit dan ekspresi wajah tampak meringis, masalah belum teratasi dan
intervensi tetap dilanjutkan dengan kriteria observasi tanda-tanda vital,
kaji nyeri PQRST, beri posisi nyaman, ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam, kolaborasi dalam pemberian terapi pemberian obat analgesik.
Berdasarkan hasil evaluasi dengan tindakan keperawatan yang telah
dilakukan pada tanggal 23 April 2013, pada jam 08.15 WIB pasien masih
mengatakan nyeri pada bagian ulu hati, nyeri karena terlambat makan dan
bertambah berat apabila digunakan untuk bberaktifitas, nyeri terasa seperti
tertusuk- tusuk dengan skala nyeri 4, pasien tampak menahan sakit dan
ekspresi wajah tampak meringis, masalah belum teratasi dan intervensi
tetap dilanjutkan dengan kriteria observasi tanda-tanda vital, kaji nyeri
P,Q,R,S,T, beri posisi nyaman, ajarkan teknik relaksasi, kolaborasi dalam
pemberian terapi analgesik.
Berdasarkan hasil evaluasi yang didapat pada tanggal 24 April 2013,
pada jam 08.00 WIB didapatkan hasil data yaitu pasien mengatakan sudah
tidak merasa nyeri lagi dengan skala nyeri 0, pasien nampak rileks dan
sehat. Masalah teratasi dan intervensi dihentikan.
24
B. Kesimpulan
1.
Pengkajian pada tanggal 22 April 2013 didapatkan hasil pengkajian pada
An. R dengan nyeri akut akibat Gastritis akut adalah data subyektif yaitu
An.R mengatakan mengeluh nyeri pada ulu hati dengan P : nyeri karena
terlambat makan dan nyeri bertambah berat apabila digunakan untuk
beraktifitas, Q : tertusuk–tusuk, R : ulu hati, S : 7 dan T : terus-menerus.
Data obyetif An.R terlihat meringis menahan sakit.
2.
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera biologi (peradangan mukosa lambung)
3.
Rencana Asuhan Keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
nyeri adalah kaji tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernapasan dan tekanan
darah), kaji karakteristik nyeri (PQRST), beri posisi yang nyaman,
ajarkan tehnik relaksasi napas dalam, kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgesik dan antasida.
4.
Implementasi yang telah dilakukan adalah mengkaji tanda vital, mengkaji
karakteristik nyeri, memberikan posisi yang nyaman, mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam, berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian
analgesik dan antasida.
5.
Evaluasi tindakan yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode
SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning). Evaluasi dilakukan
selama tiga hari yaitu masalah teratasi, intervensi dihentikan.
25
6. Analisa kondisi pada An.R dengan diagnosa medis gastritis akut adalah
An.R mengeluh nyeri pada ulu hati dengan P : nyeri karena terlambat
makan dan nyeri bertambah berat apabila digunakan untuk beraktifitas, Q :
tertusuk–tusuk, R : ulu hati, S : 7 dan T : terus-menerus. Data obyetif An.R
terlihat meringis menahan sakit. Data pada An.R sesuai dengan pendapat
yang menyatakan bahwa manifestasi klinis dari gastritis akut adalah nyeri
epigastrum (ulu hati), anoreksi, mual atau muntah, hematemesis atau
muntah darah, anemia (Ardiansyah, 2012). Nyeri di tandai dengan klien
dapat melaporkan : nyeri secara verbal atau non verbal, Indikasi nyeri
yang dapat diamati, posisi untuk mengurangi nyeri, gerakan untuk
melindungi, tingkah laku berhati-hati, gangguan tidur (mata sayu, tampak
capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai), fokus menyempit
(penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berfikir, penurunan interaksi
dengan orang dan lingkungan), tingkah laku distraksi (jalan-jalan,
menemui orang lain, aktivitas berulang), respon otonom (diaporesis,
perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi, dilatasi pupil), perubahan
otonom dalam tonus otot (dalam rentang lemah ke kaku), tingkah laku
ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang,
mengeluh), perubahan dalam nafsu makan (Nanda,2012).
C. Saran
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis
akut penulis akan memberikan usulan dan masukan yang positif khususnya
dibidang kesehatan antara lain :
26
1. Bagi institusi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit)
Hal ini diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan
dan mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan
maupun klien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan yang optimal pada umumnya dan pasien gastritis akut
khususnya. Diharapkan rumah sakit mampu menyediakan fasilitas serta
sarana dan prasarana yang dapat mendukung kesembuhan pasien.
2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien agar lebih maksimal,
khususnya pada klien dengan Gastritis akut. Perawat diharapkan dapat
memberikan pelayanan profesional dan komprehensif.
3. Bagi institusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas
dan professional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil,
inovatif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan
secara
menyeluruh
berdasarkan
kode
etik
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah Muhammad. (2012). Buku Medikal Bedah. Diva Press, Jakarta
Debora Oda. (2011). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Salemba
Medika, Jakarta
Deswani. (2009). Proses Keperawatan Dan Berpikir Kritis.Salemba Medika,
Jakarta
ISO. (2010). ISO Informasi Spesialis Obat-obat Indonesia, Penerbit Ikatan
Apoteker Indonesia, Jakarta.
Mubarak Wahid I. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan
Aplikasi dalam Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Mutaqqin A, Kumala sari. (2011). Gangguan Gastrointestinal ; Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah, Salemba medika, Jakarta, hal 384-397.
Nursalam, BSN, Mnurs, (2008). Proses & Dokumentasi Keperawatan: Konsep
dan Praktik/Nursalam, Edisi 1.Penerbit Buku Salemba Medika, Jakarta.
Nursing Diagnoses. (2012). Definition and Classification 2011-2012. North
American Nursing Diagnoses Association, Philadelphia.
Potter, Patricia A, Anne Griffin Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan, Edisi 4 Volume 1, Alih Bahasa Yasmin Asih, Jakarta, EGC.
Priyanto Agus & Lestari Sri. (2009). Endoskopi Gastrointestinal. Penerbit buku
Salemba Medika, Jakarta.
Rahmi Kurnia Gustin. (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
Gastritis pada pasien yang berobat jalan di Puskesmas Gulai Bancah kota
Bukit
Tinggi
Tahun
2011http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&assdt=0,5&q=jurnal+
faktor+yang+berhubungan+dengan+amplifikasi diakses tanggal 4 Mei
2013 jam 15.10 WIB.
Rohmad Nikmatur. (2012). Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi, Ar-ruzz
media, Yogyakarta
Shella Sparks Ralph, Martha Craft – Rosenberg, Leam Scroggins, Barbara
Vassalo, Judith Warren, , Nursing Diagnoses, Definitions, Definitions Dan
Classification (NANDA). Philadelphia. 2005-2006
Smeltzer, Suzzane C., Brenda G. Bare, (2002), Brunner & Suddarth’s Textbook of
Medical Nursing, Vol. 2, 8th Ed, Penerjemah Esty Wahyuningsih, S.Kep.,
Ns., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Wardaniati, Isna. (2011). Gambaran Terapi Kombinasi Ranitidin dengan
Sukralfat dan Ranitidin dengan antasida dalam pengobatan Gastritis di
SMF penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Mochtar
BukitTinggi.Jurnal.farmasi.ui.ac.id/pdf/2011/v0in0i/Wardaniati Isna.pdf Di
akses tanggal 9 Mei 2013 jam 20.00 WIB.
Willkinson, Judith M. (2006). Nursing Diagnosis Handbook. With NIC
Intervention and NOC. Edisi II. Mosby, Philadelphia.
Download