BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis Dalam

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Sistem Informasi Geografis
Dalam sub-bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian dari Sistem Informasi
Geografis.
2.1.1
Pengertian Sistem
Pengertian dan definisi dari sistem akan berbeda satu sama lainnya
sesuai dengan bidangnya. Walaupun demikian, pengertian-pengertian
tersebut memiliki suatu kesamaan yaitu, memiliki struktur dan bagian,
fungsi, saling berhubungan, serta memiliki suatu tujuan.
Berdasarkan
kutipan-kutipan
yang
diambil
dari
beberapa
pengarang, sistem adalah suatu jaringan kerja yang terintegrasi dan
berhubungan satu sama lain untuk melakukan suatu kegiatan yang dapat
menyelesaikan suatu tujuan.
2.1.2
Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang telah diproses dan di reorganisasi
menjadi suatu yang lebih berguna untuk seseorang. Informasi dibuat
dari hasil kombinasi data yang mempunyai kegunaan bagi si penerima.
2.1.3
Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sebuah persetujuan dari manusia, data,
proses,
dan
teknologi
informasi
7 yang
saling
berinteraksi
untuk
8
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output
dari informasi yang mendukung organisasi.
2.1.4
Pengertian Geografi
Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang pernah disebut sebagai
induk ilmu pengetahuan (mother of sciences). Kata geografi berasal dari
bahasa Yunani yaitu geos (“Bumi”) dan graphein (“menulis” atau
“menjelaskan”). Berdasarkan asal katanya, geografi dapat diartikan sebagai
pencitraan atau pelukisan bumi.
Secara umum geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi
serta persdamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik
dan manusia diatas permukaan bumi.
Menurut Bintarto (1984) Geografi mempelajari hubungan kasual
gejala-gejala di muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka
bumi baik yang fisikal maupun yang menyangkut mahluk hidup beserta
permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologikal, dan regional
untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan.
2.1.5
Pengertian Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi geografis (SIG) secara umum membahas masalah
penyimpanan informasi tentang bumi secara otomatis melalui komputer.
Menurut Murai (1999)SIG diartikan sebagai sistem informasi yang
digunakan
untuk
memasukkan,
menyimpan,
memanggil
kembali,
9
mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau
data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam
perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam,
lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.
Menurut Gistut (1994)SIG adalah sistem yang dapat mendukung
pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsideskripsi
lokasi
dengan
karakteristik-karakteristik
fenomena
yang
ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan
teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat
lunak dan struktur organisasi.
2.2
Komponen Sistem Informasi Geografis
SIG dapat disajikan sebagai suatu paket perangkat lunak dan perangkat
keras dimana komponen-komponen pendukungnya terdiri dari alat untuk
menginput, memanipulasi, menganalisis, dan menghasilkan data.
2.2.1 Perangkat Keras
Perangkat keras atau hardwareadalah perangkat fisik berupa komputer
serta instrumen pendukungnya. Secara garis besar, perangkat keras SIG
dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
i.
Alat masukkan (input)
Alat-alat yang digunakan untuk memasukkan data ke jaringan
komputer. Contohnya, scanner, CD-ROM, digitizer, dan disket.
10
ii.
Alat pemrosesan
Alat-alat dalam sistem komputer yang berfungsi untuk mengoilah,
menganalisis,
dan
menyimpan
data
yang
sesuai
dengan
kebutuhan. Contohnya, CPU (Central Processing Unit)
iii.
Alat keluaran (output)
Alat-alat yang berfungsi untuk menayangkan informasi geografis
dalam proses SIG. Contohnya, VDU (Visual Display Unit),
plotter, dan printer.
2.2.2
Perangkat Lunak
Perangkat lunak merupakan bagian dari sistem yang berfungsi untuk
memasukkan, menyimpan, dan menghasilkan data yang diperlukan. SIG
merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana
basis data memegang peranan kunci. Setiap subsistem diimpementasikan
dengan menggunakan perangkat lunak yang tersusun dari beberapa
modul.
2.2.3
Data dan Informasi Geografis
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang
diperlukan baik secara tidak langsung, dengan cara meng-import-nya dari
perangkat lunak SIG yang lainnya, maupun secara langsung dengan
melakukan digitasi data spasial yang ada dan memasukkannya ke tabeltabel.
11
2.2.4
Manajemen
Suatu proyek Sistem Informasi Geografis akan berhasil dikelola dengan
baik dan dikerjakan oleh orang yang memiliki keahlian yang tepat.
Manajemen sering disebut juga sumber daya manusia.
2.3
Representasi Grafis Suatu Objek Pada Sistem Informasi Geografis
Informasi grafis suatu objek dapat dimasukkan dalam bentuk :
i.
Titik
Titik adalah representasi paling sederhana untuk suatu objek. Pada skala
besar suatu bangunan ditampulkan dengan poligon, tetapi dalam skala kecil
ditampilkan menggunakan titik. Beberapa contoh penggunaan titik anatara
lain : penempatan lokasi gedung, penempatan lokasi dealer, dan lain-lain.
ii.
Garis
Garis adalah bentuk linear yang akan menguhubungkan paling sedikit dua
titik dan digunakan untuk merepresentaskan objek-objek satu dimensi.
Beberapa contoh penggunaan garis antara lain : representasi jalan raya,
sungai, jalur kereta api dan lain-lain.
iii.
Poligon
Digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Beberapa
contoh penggunaan poligon antara lain : batas provinsi, batas wilayah, danau,
dan lain-lain.
2.4
12
Data Sistem Informasi Geografis
Secara garis besar, data-data yang digunakan pada Sistem Informasi Geografis
dibagi menjadi dua. Data pada sistem infomasi geografis ini, secara garis besar,
dibagi menjadi dua bagian, data-data tersebut adalah :
2.4.1
Data Spasial
Data spasial adalah data yang berorientasi geografis dan merupakan
lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar
referensinya. Data spasial ini mempunyai berkaitan dengan suatu
koordinat baik koordinat geografi (lintang dan bujur) atau koordinat
XYZ, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi.
1.4.1.1
Sumber Data Spasial
Data spasial dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara
lain :
i.
Citra Satelit
Citra satelit menggunakan satelit sebagai wahananya.
Satelit tersebut menggunakan sensor untuk dapat
merekam kondisi atau gambaran dari permukaan
bumi. Umumnya diaplikasikan dalam kegiatan yang
berhubungan dengan pemantauan sumber daya alam
di permukaan bumi (bahkan ada beberapa satelit
yang sanggup merekam hingga dibawah permukaan
bumi), studi perubahan lahan dan lingkungan, dan
aplikasi lain yang melibatkan aktifitas manusia di
13
permukaan bumi. Kelebihan dari teknologi terutama
dalam
dekade
ini
adalah
dalam
kemampuan
merakam cakupan wilayah yang luas dan tingkat
resolusi dalam merekam obyek yang sangat tinggi.
Data yang dihasilkan dari citra satelit kemudian
diturunkan menjadi data tematik dan disimpan dalam
bentuk basis data untuk digunakan dalam berbagai
macam aplikasi.
ii.
Peta Analog
Peta analog merupakan versi awal dari data spasial,
dimana yang mebedakannya adalah hanya dalam
bentuk
penyimpanannya
saja.
Peta
analog
merupakan bentuk tradisional dari data spasial,
dimana data ditampilkan dalam bentuk kertas atau
film. Oleh karena itu dengan perkembanganteknologi
saat ini peta analog tersebut dapat di scan menjadi
format digital untuk kemudian disimpan dalam basis
data.
iii.
Foto Udara (Aerial Photographs)
Foto udara merupakan salah satu sumber data yang
banyak digunakan untuk menghasilkan data spasial
selain dari citra satelit. Perbedaannya dengan citra
14
satelit adalah hanya pada wahana dan cakupan
wilayahnya. Biasanya foto udara menggunakan
pesawat udara. Secara teknis proses pengambilan
atau perekaman datanya hampir sama dengan citra
satelit. Sebelum berkembangan teknologi kamera
digital, kamera yang digunakan adalah menggunakan
kamera konvensional menggunakan negatif film, saat
ini sudah menggunakan kamera digital, dimana data
hasil perekaman dapat langsung disimpan dalam
basis data. Sedangkan untuk data lama (format foto
film) agar dapat disimpan dalam basis data harus
dilakukan conversi dahulu dengan mengunakan
scanner, sehinggadihasilkan foto udara dalam format
digital.
iv.
Data Tabular
Data tabular berfungsi sebagai atribut bagi data
spasial. Data ini umumnya berbentuk tabel. Salah
satu contoh data ini yang umumnya digunakan
adalah data sensus penduduk, data sosial, data
ekonomi, dll. Data tabular ini kemudian di relasikan
dengan data spasial untuk menghasilkan tema data
tertentu.
15
1.4.1.2
Format Data Spasial
Format data spasial ada dua, yaitu :
i.
Data Vektor
Data
vektor
merupakan
bentuk
bumi
yang
direpresentasikan ke dalam bentuk nodes (titik),
garis, dan poligon.
ii.
Data Raster
Data raster adalah data yang dihasilkan dari sistem
pengindraan jauh. Pada data raster, objek geografis
direpresentasikan dalam bentuk pixel.
2.4.2
Data Non-Spasial
Data non-spasial, sering disebut juga data deskriptif, adalah
keterangan-keterangan yang menjelaskan suatu lokasi dan berkaitan
dengan lokasi itu. Contohnya : jenis vegetasi, populasi, luasan, kode
pos, dan sebagainya.
2.5
Pemetaan
Dalam sub-bab ini akan dibahas pengertian peta secara umum.
2.5.1
Pengertian Peta
Secara
umum,
peta
dapat
diartikan
sebagai
gambaran
konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dalam bidang datar
yang dilengkapi skala, mata angin, dan simbol-simbol.
16
Menururt ICA (International Cartographic Association) peta
adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak
yang dipilih dari permukaan bumi atau benda-beda angkasa, yang pada
umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau
diskalakan.
2.5.2
Macam-macam peta
Macam-macam peta dapat ditinjau dari jenis, skala, informasi dan
tujuannya.
a. Ditinjau dari jenis
Ditinjau dari jenisnya, peta dibagi menjadi dua yaitu peta foto dan
peta garis. Peta foto adalah peta yang dihasilkan dari mozaik foto
udara yang dilengkap garis kontur, nama, dan legenda. Peta garis
adalah peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam
bentuk titik, garis dan luasan.
b. Ditinjau dari skala
Ditinjau dari skalanya, peta dapat dibedakan menjadi lima, yaitu :
i.
Peta kadaster, berskala 1:100 s/d 1:5.000. Biasanya
dipergunakan untuk menggambarkan peta-peta tanah dan
peta dalam sertifikat tanah.
17
ii.
Peta skala besar, berskala 1:5.000 s/d 1:250.000. Biasanya
dipergunakan untuk menggambarkan daerah-daerah yang
relatif sempit, contoh : peta kelurahan, peta kecamatan.
iii.
Peta skala sedang, berskala 1:250.000 s/d 1:500.000.
Biasanya digunakan untuk menggambarkan daerah-daerah
yang agak luas, contoh : Peta Provinsi DKI Jakarta.
iv.
Peta skala kecil, bersakala 1:500.000 s/d 1:1.000.000.
Biasanya digunakan untuk menggambarkan daerah-daerah
yang cukup luas, contoh : Peta Republik Indonesia.
v.
Peta skala geografis, berskala lebih kecil dari 1:1.000.000.
Biasanya digunakan untuk menggambarkan kelompok
negara, benua, atapun dunia.
c. Ditinjau dari informasi
Ditinjau dari informasi yang terkandung didalamannya, peta dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu :
i.
Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan segala
sesuatu yang ada dalam suatu daerah. Di dalam peta umum
terdapat kenampakan sungai, sawah, pemukiman jalur jalan
raya, jalur rel kereta api, dll.
18
ii.
Peta Khusus/Peta Tematik
Peta khusus adalah peta yang menggambarkan kenampakankenampakan tertenu di permukaan bumi. Contoh :
1.
Peta kepadatan penduduk. Peta ini menggambarkan
perbandingan jumlah penduduk di suatu wilayah
dengan luas daerahnya
2.
Peta
kriminalitas.
Peta
ini
menggambarkan
persebaran kejahatan di suatu wilayah.
3.
Peta geologi. Peta geologi adalah peta yang
menggambarkan struktur bantuan dan sifat – sifatnya
yang
dapat
mempengaruhi
bentuk
–
bentuk
permukaan tanah.
4.
Peta air tanah. Peta air tanah adalah peta yang
menggambarka lokasi atau persebaran air tanah di
suatu tempat atau daerah.
5.
Peta
irigasi.
Peta
irigasi
adalah
peta
yang
menggambarkan tentang aliran sungai, waduk,
bendungan air, dan saluran irigasi.
6.
Peta transportasi. Peta transportasi adalah peta yang
menggambarkan jalur – jalur lalu lintas baik di darat,
laut, maupun udara.
7.
Peta
lokasi.
Peta
lokasi
adalah
peta
yang
menggambarkan letak suatu tempat di permukaan
bumi.
19
8.
Peta arkeologi. Peta arkeologi adalah peta yang
menggambarkan penyebaran letak benda – benda
atau peninggalan purba.
9.
Peta isohyet. Peta isohyet adalah peta yang
menggambarkan banyaknya curah hujan yang sama
di suatu tempat
10.
Peta
tanah.
Peta
tanah
adalah
peta
yang
menggambarkan dan menggolongkan jenis – jenis
tanah dengan tingkat aktivitas manusia.
11.
Peta penggunaan lahan. Peta penggunaan lahan
adalah
peta
yang
menggambarkan
bentuk
penggunaan tanah yang ada hubungannya dengan
lingkungan geografis dari aktivitas manusia.
d. Ditinjau dari tujuannya.
Peta dibuat orang dengan berbagai tujuan. Berikut ini contoh –
contoh peta untuk berbagai tujuan :
i.
Peta Pendidikan (Educational Map)
Contohnya : peta lokasi sekolah SLTP / SMU
ii.
Peta Ilmu Pengetahuan
Contohnya : peta arah angin
iii.
Peta Informasi Umum (General Information Map)
Contohnya : peta pusat perbelanjaan
20
iv.
Peta Turis (Turism Map)
Contohnya : peta museum
v.
Peta Navigasi
Contohnya : peta penerbangan
vi.
Peta Aplikasi (Technical Application Map)
Contohnya : peta penggunaan tanah
vii.
Peta Perencanaan (Planning Map)
Contohnya : peta jalur hijau
2.5.3
Komponen Peta
Komponen – komponen kelengkapan peta antara lain sebagai berikut :
a. Judul Peta
Peta harus diberi judul yang mencerminkan isi dan tipe peta. Judul
dapat diletakkan di sembarang tempat, asal tidak mengganggu peta
utama. Judul suatu peta dapat diletakkan pada : bagian atas tengah
di luar peta pokok, bagian kiri atau kanan di luar peta pokok, atau
di sembarang tempat dalam peta, tetapi di luar peta pokok.
b. Garis Astronomis
Garis astronomis berguna untuk menentukan lokasi suatu tempat.
Biasanya, garis astronomis ditunjukkan dengan membuat tanda di
tepi atau pada garis tepi dengan menunjukkan angka derajat, menit,
dan detiknya tanpa membuat garis bujur atau lintang.
21
c. Inset
Inset
menunjukkan
lokasi
daerah
yang
dipetakan
pada
kedudukannya dengan daerah sekitar yang lebih luas. Contoh :
gambar peta daerah Salatiga (Jawa Tengah). Untuk mengetahui
posisi daerah tersebut terhadap daerah lain, maka pada pokok
bawah atau pada tempat yang kosong dibuat peta Jawa Tengah,
dengan Salatiga tergambar di dalamnya sesuai posisi yang
sebenarnya. Tujuan memberikan inset adalah untuk memperjelas
salah satu bagian dari peta dan untuk menunjukkan lokasi yang
penting, tetapi kurang jelas dalam peta yang lebih luas.
d. Garis Tepi Peta
Garis tepi peta sebaiknya dibuat rangkap. Garis tepi ini dapat
membantu waktu membuat peta pulau, kota, ataupun wilayah agar
terletak tepat di tengah.
e. Skala Peta
Skala peta merupakan angka yang menunjukkan perbandingan
jarak di peta dengan jarak sesungguhnya. Penulisan skala
diletakkan di bawah judul peta. Skala merupakan hal yang penting,
sebab pembaca peta dapat mengetahui jarak yang sebenarnya di
lapangan. Misalnya skala 1 : 80.000, berarti bahwa jarak
sebenarnya di lapangan untuk 1 cm dalam peta sama dengan 80.000
cm di lapangan.
22
f. Sumber Peta
Sumber peta dicantumkan supaya pembaca tahu dari mana sumber
peta itu diperoleh. Untuk Negara Indonesia, badan yang memiliki
fungsi dan tugas menyediakan peta dasar adalah Bakosurtanal.
Bakosurtanal singkatan dari Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional.
g. Tahun Pembuatan
Tahun pembuatan sangat diperlukan terutama pada peta – peta yang
menggambarkan data atau keadaan yang cepat berubah. Contoh
keadaan yang berubah adalah hasil pertanian, persebaran penduduk,
dan penggunaan lahan. Tahun pembuatan peta akan berpengaruh
terhadap keakuratan peta tematik.
h. Mata Angin
Mata angin sangat penting artinya dalam membaca peta. Dengan
petunjuk arah ini pembaca dapat mengetahui arah utara, selatan,
barat, dan timur pada peta. Petunjuk arah diletakkan di sebelah kiri
atas atau di bagian bawah peta. Sebenarnya, posisi petunjuk arah ini
tidak harus berada pada posisi tertentu. Yang penting, posisinya
terhadap peta secara keseluruhan memberi kesan menarik dan
harmonis.
23
i. Simbol Peta
Simbol peta merupakan tanda – tanda konvensional yang umum
digunakan untuk mewakili keadaan yang sebenarnya. Berdasarkan
bentuknya, simbol peta dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Simbol titik melambangkan ketinggian, tanaman, monumen.
Simbol garis melambangkan sungai, jalan raya, jalan kereta api, dan
batas
wilayah
administrasi.
Simbol
area
melambangkan
permukiman, areal pertanian, dan perkebunan.
j. Warna Peta
Warna dalam peta mencirikan keadaan objek tertentu, misalnya
warna biru untuk perarian, hijau untuk dataran redah, kuning untuk
dataran tinggi, cokelat untuk pegunungan, merah untuk bentang
hasil budi daya manusia, dan putih untuk puncak pegunungan salju.
Dalam penggunaannya warna ada kalanya menggunakan warna
gradual, artinya warnanya sama tetapi gelap – terangnya berbeda.
Contoh : Laut memakai warna biru. Semakin dalam lautnya maka
warna birunya semakin tua.
k. Legenda
Legenda adalah keterangan dari simbol – simbol peta yang
digunakan agar lebih mudah dipahami pembaca. Pada umumnya,
legenda terletak di sisi kiri atau kanan bagian bawah suatu peta dan
sebaiknya di dalam garis tepi peta. Penempatan legenda ini murni
24
didasarkan pada pendekatan kreativitas dan nilai keindahan seni
kartografinya.
l. Lettering
Lettering adalah semua tulisan dan angka – angka yang tertera
dalam suatu peta. Lettering juga berfungsi untuk mempertegas arti
dari simbol – simbol yang ada. Lettering ini jangan terlalu banyak
dan biasanya ditulis dengan huruf cetak kecil yang representatif
terhadap besarnya peta.
m. Jenis Huruf Lettering
Pada dasarnya, setiap penamaan simbol atau kenampakan alam
selalu digunakan huruf – huruf standar.
1. Judul peta ditulis dengan huruf cetak besar yang tegak. Tinggi
huruf disesuaikan dengan besar peta.
2. Kenampakan air, misalnya sungai, laut, rawa, dan danau
menggunakan jenis huruf italic (miring), besar kecilnya
berdasarkan proporsi ideal terhadap ruang.
3. Tulisan sungai ditulis memanjang sesuai dengan arah sungai.
Untuk penulisan dapat diletakkan di bagian atas atau bawah
sungai dengan jenis italic.
4. Legenda ditulis dengan huruf cetak kecil dan diatur supaya baik
untuk dilihat.
25
5. Kota – kota besar ditulis dengan huruf tegak dan cetak, dengan
ukuran huruf proporsional. Demikian juga untuk kota – kota
kecil.
n. Proyeksi Peta
Bentuk permukaan bumi yang seperti bola jika digambarkan pada
kertas / bidang datar pasti akan mengalami kesalahan – kesalahan.
Untuk menghindari atau memperkecil kesalahan, maka dipilihlah
cara penggambaran menggunakan proyeksi
2.6
Sistem Basis Data
Berikut ini akan dibahas mengenaik berbagai hal seputar sistem basis
data seperti pengertiannya, Database Management System, dan metode yang
digunakan dalam pemodelan dan perancangan basis data.
2.6.1
Pengertian Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2002, p15), basis data adalah
kumpulan data yang terhubung secara logikal, dan deskripsi dari data
tersebut didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu
organisasi.
Basis data adalah sebuah rangkaian data yang disimpan dalam
suatu format yang sudah terstandarisasi, yang dirancang agar dapat
digunakan oleh beberapa pengguna secara bersamaan. Basis data
memiliki penjelasan terstruktur dari beragam fakta yang disimpan di
26
dalamnya, yang disebut dengan skema. Skema menggambarkan obyek
yang diwakili suatu basis data dan hubungan di antara obyek – obyek
tersebut.
Model
basis
data
yang
umum
digunakan
untuk
mengorganisasikan skema pada saat ini adalah model relasional yang
telah dapat mewakili semua informasi yang terdapat dalam bentuk tabel
– tabel yang saling berhubungan. Dalam model ini, hubungan antar
tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama antar tabel.
2.6.2
Database Management System
Pengertian Database Management System (DBMS) menurut
Connolly dan Begg (2002, p16) adalah suatu sistem perangkat lunak
yang memampukan pengguna untuk mendefinisikan, membuat,
memelihara, dan mengontrol akses ke basis data.
Menurut Whitten (2004, p550), database management system
adalah perangkat lunak komputer yang secara khusus disediakan
komputer lokal yang digunakan untuk membuat, akses, kontrol, dan
perawatan basis data.
Keuntungan yang dimiliki Database Management System adalah :
1. Berkurangnya data berulang
Pengulangan data berarti bahwa field data yang sama muncul
lebih dari satu kali dalam file yang berbeda dan terkadang
dengan format yang berbeda. Dalam sistem pemrosesan yang
lama, file – file yang berbeda akan mengulan data yang sama
sehingga memboroskan ruang penyimpanan.
27
2. Meningkatnya integritas data
Integritas data berarti keakuratan, kekonsistenan, dan seberapa
baru data tersebut. Dalam sistem lama, ketika ada perubahan
dalam sebuah file, perubahan ini tida perlu dibuat dalam file
lain. Akibatnya, beberapa laporan memiliki informasi yang
tidak akurat. Dalam DBMS, berkurangnya data yang berulang
berarti meningkatkan kesempatan integritas data.
3. Keamanan meningkat
Dalam suatu departemen, akses ke informasi akan dibatasi
hanya untuk pengguna tertentu. Dengan menggunakan
password, maka informasi finansial, medis, dan nilai
mahasiswa dalam basis data sebuah universitas tersedia hanya
bagi mereka yang memiliki hak untuk mengetahuinya.
Database management system menyediakan fasilitas – fasilitas
berikut :
1. Data Definition Language
Fasilitas ini memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan basis
data. Selain itu, pengguna juga bisa menspesifikasi tipe data dan
struktur serta batasan data yang disimpan di dalam basis
data.Bentuk operasi yang biasa digunakan adalah :
a. Create table, digunakan untuk membuat tabel
dengan mengidentifikasi tipe data untuk setiap
kolom.
28
Bentuk umum:
CREATE TABLE table_nama
(colomn_name DataType[NULL | NOT NULL])
b. Alter table, digunakan untuk menambah atau
membuang kolom dari constraint.
Bentuk umum:
ALTER TABLE table_name
[ADD colomn_name DataType [NULL | NOT
NULL]]
[DROP colomn_name DataType [RESTRICT |
CASCADE]]
[ADD Constraint_name]
[DROP
Constraint_name
[RESTRICT
|
CASCADE]]
b. Drop table, digunakan untuk menghapus tabel
beserta semua data yang terkait di dalamnya.
Bentuk umum:
DROP TABLE table_name;
c. Create index, digunakan untuk membuat index
pada suatu tabel.
Bentuk umum:
29
CREATE [UNIQUE] INDEX index_name
ON table_name [colomn_name[, colomn_name]...]
d. Drop index, digunakan untuk membuang atau
menghapus index yang telah dibuat sebelumnya.
Bentuk umum:
DROP INDEX index_name
2. Data Manipulation Language
Fasilitas ini memungkinkan pengguna untuk memanipulasi
data seperti insert, update, delete, dan retrieve data dari basis
data.
2.6.3
Primary Key
Primary key adalah sebuah atau kumpulan atribut yang secara
unik dipilih untuk mengidentifikasi tuple dalam suatu relasi. Unik
berarti tidak ada duplikat atau key yang sama untuk dua atau lebih tuple
dalam sebuah tabel (Connolly, 2002,p79).
30
Gambar 2.1 Primary Key
2.6.4
Foreign Key
Pengertian foreign key menurut Connolly dan Begg (2002, p79)
adalah suatu atribut atau kumpulan atribut dalam suatu relasi yang
memiliki kecocokan dengan candidate key dari relasi yang sama.
2.6.5
Candidate Key
Pengertian candidate key menurut Whitten (2004, p298) adalah
salah satu dari sebagian key yang dapat dipilih menjadi primary key.
2.6.6
Table
Table adalah suatu relasi data yang digambarkan dalam kolom
dan baris (Connolly, 2002, p72).
31
2.6.7
Field
Field dalam konteks basis data biasanya sering diartikan sebagai
atribut. Field merupakan kolom dari sebuah relasi (Connolly, 2002,
p72).
2.6.8
Record
Record adalah suatu baris data atau informasi dalam sebuah tabel.
Record bisa juga dikatakan sebagai tuple(Connolly, 2002, p73).
2.7
Database Life Cycle
Menurut Conolly dan Begg (2002, p273), Database Life Cycle (DBLC)
merupakan siklus hidup basis data yang memiliki bagian sebagai berikut:
1. Desain konseptual
Proses membangun sebuah model informasi yang digunakan
dalam suatu perusahaan, dapat berdiri sendiri dari semua
pertimbangan fisikal.
2. Desain logikal
Proses membangun sebuah model informasi yang digunakan
perusahaan didasarkan pada model data spesifik, tetapi mandiri
terhadap DBMS tertentu dan pertimbangan fisikal lainnya.
32
3. Desain Fisikal
Proses menghasilkan sebuah deskripsi dari implementasi basis
data pada gudang sekunder. Ini mendefinisikan relasi dasar,
organisasi file, dan index yang digunakan untuk mencapai akses
ke data secara efisien, dan batasan integritas lainnya yang
berhubungan serta batasan keamanan.
2.8
Fact Finding Techniques
Menurut Conolly dan Begg (2002, p302), yang dimaksud dengan fact
finding techniques adalah proses formal dalam menggunakan teknik seperti
wawancara dan kuisioner untuk mengumpulkan fakta tentang sistem, kebutuhan,
dan preferensi. Fact finding techniques sangat dibutuhkan pada tahap awal
database lifecycle seperti perencanaan database, definisi sistem, dan kumpulan
kebutuhan serta analisis.
Berikut adalah fact finding technique yang digunakan dalam pembuatan
aplikasi ini :
1. Memeriksa dokumentasi
Teknik ini berguna saat kita ingin mendapat pengetahuan mengenai
kebutuhan database. Selain itu, kita juga bisa mengetahui informasi
tentang hubungan antara perusahaan dengan masalah yang dihadapi.
2. Observasi
Teknik ini merupakan salah satu teknik yang sangat efektif jika kita
ingin mengerti suatu sistem. Dengan menggunakan teknik ini, kita
33
bisa ikut berpartisipasi atau melihat aktivitas seseorang untuk
mempelajari tentang sistem yang sedang berjalan. Untuk bisa
mendapatkan hasil maksimal, observasi harus memiliki persiapan
yang matang seperti kapan aktivitas yang akan diamati mengalami
kemajuan, kemunduran, atau dalam keadaan normal atau apakah
orang yang diamati akan merasa terganggu dengan observasi tersebut.
3. Penelitian / studi kepustakaan
Penelitian adalah teknik yang berguna dalam meneliti aplikasi dan
permasalahan. Jurnal, buku referensi, dan internet adalah sumber –
sumber yang bagus untuk mendapat informasi. Sumber – sumber
tersebut bisa memberikan informasi tentang menyelesaikan masalah
serupa atau bahkan ada – tidaknya perangkat lunak yang bisa
menyelesaikan sebagian atau seluruh masalah yang sedang kita
hadapi.
2.9
State Transition Diagram
State transition diagram adalah diagram yang terdiri dari lingkaran untuk
menggambarkan titik dan segmen garis lurus untuk representasi transisi antar
titik.
Diagram transisi memiliki tugas untuk menunjukkan urutan – urutan
fungsi yang dijalankan sebuah sistem.
34
Menurut Whitten (2004, p636),state transition diagram adalah alat yang
digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat muncul
ketika pengguna sistem menjalankan sistem.
2.10
Entity Relationship Diagram
Entity relationship diagram menunjukkan hubungan antar data
berdasarkan persepsi nyata yang terdiri dari sekumpulan obyek dasar yang
disebut entitas dan hubungan antar entitas – entitas tersebut.
Menurut Connolly (2002, p345) hubungan antar entitas dibagi menjadi :
i.
One-to-one
Dalam setiap relasi, mencerminkan hubungan antara satu entitas
dengan satu dan hanya satu entitas lainnya.
Gambar 2.2 Relasi One-to-one (a)
35
Gambar 2.3 Relasi One-to-one (b)
ii.
One-to-many
Dalam suatu relasi, bisa memungkinkan untuk suatu entitas
berhubungan dengan lebih dari satu entitas lainnya.
Gambar 2.4 Relasi One-to-many (a)
36
Gambar 2.5 Relasi One-to-many (b)
iii.
Many-to-many
Dalam suatu relasi, bisa terjadi hubungan antara lebih dari satu entitas
dengan lebih dari satu entitas lainnya.
Gambar 2.6 Relasi many-to-many (a)
Gambar 2.7 Relasimany-to-many (b)
2.11
37
Data Flow Diagram
Menurut Whitten (2004, p326), data flow diagram adalah alat yang
menggambarkan aliran data melalui sistem kerja atau pengolahan yang dilakukan
oleh sistem tersebut.
Ada tiga tingkatan dalam diagram aliran data, yaitu :
1. Diagram konteks
Tingkatan tertinggi yang menggambarkan input maupun output
sistem. Terdiri dari satu proses yang tidak memiliki data store.
2. Diagram nol
Memiliki data store. Jika terdapat diagram tidak rinci, maka diberikan
tanda asterik.
3. Diagram rinci
Merupakan rincian dari diagram nol
atau
diagram tingkat
sebelumnya. Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari tujuh proses.
2.11.1 Komponen Data Flow Diagram
Berikut adalah komponen-komponen yang ada pada Data Flow
Diagram :
a. Persegi panjang tumpul menyatakan proses atau bagaimana tugas
dikerjakan.
Gambar 2.8 Komponen proses
38
b. Persegi empat menyatakan agen eksternal dan batasan sistem
tersebut.
Gambar 2.9 Komponen agen eksternal
c. Kotak terbuka berujung terbuka menyatakan data store, terkadang
disebut basis data.
Gambar 2.10 Komponen data store
d. Panah Menyatakan aliran data atau input dan output dari suatu
proses.
Gambar 2.11 Komponen aliran data
2.12 System Development Life Cycle
System Development Life Cycle (SDLC) adalah kerangka yang digunakan
untuk membentuk struktur, rancangan, dan kontrol dari proses pengembangan
sistem informasi. Salah satu SDLC yang sering digunakan adalah Waterfall
Model. Waterfall Model ini terdiri atas 5 tahapan, yaitu :
a. Requirements
b. Design
c. Implementation
39
d. Verification
e. Maintenance
2.13
Buffering
Ada beberapa fungsi dalam SIG yang memungkinkan entitas spasial
mempengaruhi sekitarnya, ataupun sebalikan dimana lingkungan sekitar
mempengaruhi karakteristik entitas. Contoh yang paling umum adalah buffering
yaitu pembuatan suatu daerah kepentingan (zone of interest) di sekitar suatu
entitas.
Jika suatu titik dijadikan buffer maka akan terbentuk area lingkaran,
buffering pada garis atau area akan menghasilkan suatu area lingkaran, buffering
pada garis atau area akan menghasilkan suatu area yang baru.
Buffering
merupakan suatu konsep yang sederhana namun operasi perhitungan yang rumit
dan juga beragam.
2.14
Dealer
Pengertian dealer (pedagang), secara garis besar, dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu :
1. Pedagang besar (wholeseler)
Wholesaler, adalah pedagang perantara yang membeli dari produsen atau
pabrikan dan menjual kembali barang tersebut kepada pedagang eceran
atau pedagang lainnya tetapi tidak menjual secara langsung kepada
konsumen akhir.
40
2. Pengecer (retailer)
Retailer adalah perantara pembeli dari wholeseler (dealer) dan menjual
kembali barang dagangannya secara langsung kepada konsumen akhir.
Retailer dapat pula berbentuk dealer kecil.
2.15
Mesin Diesel
Diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam. Atau pengertian yang
lebih
spesifik
lagi,
sebuah
mesin
pemicu
kompresi,
dimana
bahan
bakardinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat
berenergi lain (seperti busi).
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima
paten pada 23 Februari1893.
2.16
Cara Kerja Mesin Diesel
Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat,mesin diesel
menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran. Udara disedot ke dalam ruang
bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi
dari rasio kompresi dari mesin bensin. Beberapa saat sebelum piston pada posisi
Titik Mati Atas (TMA), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar dalam
tekanan tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang
bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat.
Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston
mendekati TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang
41
langsung ke ruang bakar di atas piston dinamakan injeksi langsung sedangkan
penyemprotan bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung
dengan ruang bakar utama dimana piston berada dinamakan injeksi tidak
langsung.
Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran
mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan
tenaga linear. Batang penghubung menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan
oleh crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tenaga putar
pada ujung poros crankshaft dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Download