BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis Dalam sub-bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian dari Sistem Informasi Geografis. 2.1.1 Pengertian Sistem Pengertian dan definisi dari sistem akan berbeda satu sama lainnya sesuai dengan bidangnya. Walaupun demikian, pengertian-pengertian tersebut memiliki suatu kesamaan yaitu, memiliki struktur dan bagian, fungsi, saling berhubungan, serta memiliki suatu tujuan. Berdasarkan kutipan-kutipan yang diambil dari beberapa pengarang, sistem adalah suatu jaringan kerja yang terintegrasi dan berhubungan satu sama lain untuk melakukan suatu kegiatan yang dapat menyelesaikan suatu tujuan. 2.1.2 Pengertian Informasi Informasi adalah data yang telah diproses dan di reorganisasi menjadi suatu yang lebih berguna untuk seseorang. Informasi dibuat dari hasil kombinasi data yang mempunyai kegunaan bagi si penerima. 2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah sebuah persetujuan dari manusia, data, proses, dan teknologi informasi 7 yang saling berinteraksi untuk 8 mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output dari informasi yang mendukung organisasi. 2.1.4 Pengertian Geografi Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang pernah disebut sebagai induk ilmu pengetahuan (mother of sciences). Kata geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geos (“Bumi”) dan graphein (“menulis” atau “menjelaskan”). Berdasarkan asal katanya, geografi dapat diartikan sebagai pencitraan atau pelukisan bumi. Secara umum geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persdamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia diatas permukaan bumi. Menurut Bintarto (1984) Geografi mempelajari hubungan kasual gejala-gejala di muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fisikal maupun yang menyangkut mahluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologikal, dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan. 2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem informasi geografis (SIG) secara umum membahas masalah penyimpanan informasi tentang bumi secara otomatis melalui komputer. Menurut Murai (1999)SIG diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, 9 mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Menurut Gistut (1994)SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsideskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi. 2.2 Komponen Sistem Informasi Geografis SIG dapat disajikan sebagai suatu paket perangkat lunak dan perangkat keras dimana komponen-komponen pendukungnya terdiri dari alat untuk menginput, memanipulasi, menganalisis, dan menghasilkan data. 2.2.1 Perangkat Keras Perangkat keras atau hardwareadalah perangkat fisik berupa komputer serta instrumen pendukungnya. Secara garis besar, perangkat keras SIG dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : i. Alat masukkan (input) Alat-alat yang digunakan untuk memasukkan data ke jaringan komputer. Contohnya, scanner, CD-ROM, digitizer, dan disket. 10 ii. Alat pemrosesan Alat-alat dalam sistem komputer yang berfungsi untuk mengoilah, menganalisis, dan menyimpan data yang sesuai dengan kebutuhan. Contohnya, CPU (Central Processing Unit) iii. Alat keluaran (output) Alat-alat yang berfungsi untuk menayangkan informasi geografis dalam proses SIG. Contohnya, VDU (Visual Display Unit), plotter, dan printer. 2.2.2 Perangkat Lunak Perangkat lunak merupakan bagian dari sistem yang berfungsi untuk memasukkan, menyimpan, dan menghasilkan data yang diperlukan. SIG merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana basis data memegang peranan kunci. Setiap subsistem diimpementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang tersusun dari beberapa modul. 2.2.3 Data dan Informasi Geografis SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung, dengan cara meng-import-nya dari perangkat lunak SIG yang lainnya, maupun secara langsung dengan melakukan digitasi data spasial yang ada dan memasukkannya ke tabeltabel. 11 2.2.4 Manajemen Suatu proyek Sistem Informasi Geografis akan berhasil dikelola dengan baik dan dikerjakan oleh orang yang memiliki keahlian yang tepat. Manajemen sering disebut juga sumber daya manusia. 2.3 Representasi Grafis Suatu Objek Pada Sistem Informasi Geografis Informasi grafis suatu objek dapat dimasukkan dalam bentuk : i. Titik Titik adalah representasi paling sederhana untuk suatu objek. Pada skala besar suatu bangunan ditampulkan dengan poligon, tetapi dalam skala kecil ditampilkan menggunakan titik. Beberapa contoh penggunaan titik anatara lain : penempatan lokasi gedung, penempatan lokasi dealer, dan lain-lain. ii. Garis Garis adalah bentuk linear yang akan menguhubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentaskan objek-objek satu dimensi. Beberapa contoh penggunaan garis antara lain : representasi jalan raya, sungai, jalur kereta api dan lain-lain. iii. Poligon Digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Beberapa contoh penggunaan poligon antara lain : batas provinsi, batas wilayah, danau, dan lain-lain. 2.4 12 Data Sistem Informasi Geografis Secara garis besar, data-data yang digunakan pada Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua. Data pada sistem infomasi geografis ini, secara garis besar, dibagi menjadi dua bagian, data-data tersebut adalah : 2.4.1 Data Spasial Data spasial adalah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Data spasial ini mempunyai berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi (lintang dan bujur) atau koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. 1.4.1.1 Sumber Data Spasial Data spasial dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : i. Citra Satelit Citra satelit menggunakan satelit sebagai wahananya. Satelit tersebut menggunakan sensor untuk dapat merekam kondisi atau gambaran dari permukaan bumi. Umumnya diaplikasikan dalam kegiatan yang berhubungan dengan pemantauan sumber daya alam di permukaan bumi (bahkan ada beberapa satelit yang sanggup merekam hingga dibawah permukaan bumi), studi perubahan lahan dan lingkungan, dan aplikasi lain yang melibatkan aktifitas manusia di 13 permukaan bumi. Kelebihan dari teknologi terutama dalam dekade ini adalah dalam kemampuan merakam cakupan wilayah yang luas dan tingkat resolusi dalam merekam obyek yang sangat tinggi. Data yang dihasilkan dari citra satelit kemudian diturunkan menjadi data tematik dan disimpan dalam bentuk basis data untuk digunakan dalam berbagai macam aplikasi. ii. Peta Analog Peta analog merupakan versi awal dari data spasial, dimana yang mebedakannya adalah hanya dalam bentuk penyimpanannya saja. Peta analog merupakan bentuk tradisional dari data spasial, dimana data ditampilkan dalam bentuk kertas atau film. Oleh karena itu dengan perkembanganteknologi saat ini peta analog tersebut dapat di scan menjadi format digital untuk kemudian disimpan dalam basis data. iii. Foto Udara (Aerial Photographs) Foto udara merupakan salah satu sumber data yang banyak digunakan untuk menghasilkan data spasial selain dari citra satelit. Perbedaannya dengan citra 14 satelit adalah hanya pada wahana dan cakupan wilayahnya. Biasanya foto udara menggunakan pesawat udara. Secara teknis proses pengambilan atau perekaman datanya hampir sama dengan citra satelit. Sebelum berkembangan teknologi kamera digital, kamera yang digunakan adalah menggunakan kamera konvensional menggunakan negatif film, saat ini sudah menggunakan kamera digital, dimana data hasil perekaman dapat langsung disimpan dalam basis data. Sedangkan untuk data lama (format foto film) agar dapat disimpan dalam basis data harus dilakukan conversi dahulu dengan mengunakan scanner, sehinggadihasilkan foto udara dalam format digital. iv. Data Tabular Data tabular berfungsi sebagai atribut bagi data spasial. Data ini umumnya berbentuk tabel. Salah satu contoh data ini yang umumnya digunakan adalah data sensus penduduk, data sosial, data ekonomi, dll. Data tabular ini kemudian di relasikan dengan data spasial untuk menghasilkan tema data tertentu. 15 1.4.1.2 Format Data Spasial Format data spasial ada dua, yaitu : i. Data Vektor Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam bentuk nodes (titik), garis, dan poligon. ii. Data Raster Data raster adalah data yang dihasilkan dari sistem pengindraan jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan dalam bentuk pixel. 2.4.2 Data Non-Spasial Data non-spasial, sering disebut juga data deskriptif, adalah keterangan-keterangan yang menjelaskan suatu lokasi dan berkaitan dengan lokasi itu. Contohnya : jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya. 2.5 Pemetaan Dalam sub-bab ini akan dibahas pengertian peta secara umum. 2.5.1 Pengertian Peta Secara umum, peta dapat diartikan sebagai gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dalam bidang datar yang dilengkapi skala, mata angin, dan simbol-simbol. 16 Menururt ICA (International Cartographic Association) peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi atau benda-beda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan. 2.5.2 Macam-macam peta Macam-macam peta dapat ditinjau dari jenis, skala, informasi dan tujuannya. a. Ditinjau dari jenis Ditinjau dari jenisnya, peta dibagi menjadi dua yaitu peta foto dan peta garis. Peta foto adalah peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkap garis kontur, nama, dan legenda. Peta garis adalah peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis dan luasan. b. Ditinjau dari skala Ditinjau dari skalanya, peta dapat dibedakan menjadi lima, yaitu : i. Peta kadaster, berskala 1:100 s/d 1:5.000. Biasanya dipergunakan untuk menggambarkan peta-peta tanah dan peta dalam sertifikat tanah. 17 ii. Peta skala besar, berskala 1:5.000 s/d 1:250.000. Biasanya dipergunakan untuk menggambarkan daerah-daerah yang relatif sempit, contoh : peta kelurahan, peta kecamatan. iii. Peta skala sedang, berskala 1:250.000 s/d 1:500.000. Biasanya digunakan untuk menggambarkan daerah-daerah yang agak luas, contoh : Peta Provinsi DKI Jakarta. iv. Peta skala kecil, bersakala 1:500.000 s/d 1:1.000.000. Biasanya digunakan untuk menggambarkan daerah-daerah yang cukup luas, contoh : Peta Republik Indonesia. v. Peta skala geografis, berskala lebih kecil dari 1:1.000.000. Biasanya digunakan untuk menggambarkan kelompok negara, benua, atapun dunia. c. Ditinjau dari informasi Ditinjau dari informasi yang terkandung didalamannya, peta dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : i. Peta Umum Peta umum adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah. Di dalam peta umum terdapat kenampakan sungai, sawah, pemukiman jalur jalan raya, jalur rel kereta api, dll. 18 ii. Peta Khusus/Peta Tematik Peta khusus adalah peta yang menggambarkan kenampakankenampakan tertenu di permukaan bumi. Contoh : 1. Peta kepadatan penduduk. Peta ini menggambarkan perbandingan jumlah penduduk di suatu wilayah dengan luas daerahnya 2. Peta kriminalitas. Peta ini menggambarkan persebaran kejahatan di suatu wilayah. 3. Peta geologi. Peta geologi adalah peta yang menggambarkan struktur bantuan dan sifat – sifatnya yang dapat mempengaruhi bentuk – bentuk permukaan tanah. 4. Peta air tanah. Peta air tanah adalah peta yang menggambarka lokasi atau persebaran air tanah di suatu tempat atau daerah. 5. Peta irigasi. Peta irigasi adalah peta yang menggambarkan tentang aliran sungai, waduk, bendungan air, dan saluran irigasi. 6. Peta transportasi. Peta transportasi adalah peta yang menggambarkan jalur – jalur lalu lintas baik di darat, laut, maupun udara. 7. Peta lokasi. Peta lokasi adalah peta yang menggambarkan letak suatu tempat di permukaan bumi. 19 8. Peta arkeologi. Peta arkeologi adalah peta yang menggambarkan penyebaran letak benda – benda atau peninggalan purba. 9. Peta isohyet. Peta isohyet adalah peta yang menggambarkan banyaknya curah hujan yang sama di suatu tempat 10. Peta tanah. Peta tanah adalah peta yang menggambarkan dan menggolongkan jenis – jenis tanah dengan tingkat aktivitas manusia. 11. Peta penggunaan lahan. Peta penggunaan lahan adalah peta yang menggambarkan bentuk penggunaan tanah yang ada hubungannya dengan lingkungan geografis dari aktivitas manusia. d. Ditinjau dari tujuannya. Peta dibuat orang dengan berbagai tujuan. Berikut ini contoh – contoh peta untuk berbagai tujuan : i. Peta Pendidikan (Educational Map) Contohnya : peta lokasi sekolah SLTP / SMU ii. Peta Ilmu Pengetahuan Contohnya : peta arah angin iii. Peta Informasi Umum (General Information Map) Contohnya : peta pusat perbelanjaan 20 iv. Peta Turis (Turism Map) Contohnya : peta museum v. Peta Navigasi Contohnya : peta penerbangan vi. Peta Aplikasi (Technical Application Map) Contohnya : peta penggunaan tanah vii. Peta Perencanaan (Planning Map) Contohnya : peta jalur hijau 2.5.3 Komponen Peta Komponen – komponen kelengkapan peta antara lain sebagai berikut : a. Judul Peta Peta harus diberi judul yang mencerminkan isi dan tipe peta. Judul dapat diletakkan di sembarang tempat, asal tidak mengganggu peta utama. Judul suatu peta dapat diletakkan pada : bagian atas tengah di luar peta pokok, bagian kiri atau kanan di luar peta pokok, atau di sembarang tempat dalam peta, tetapi di luar peta pokok. b. Garis Astronomis Garis astronomis berguna untuk menentukan lokasi suatu tempat. Biasanya, garis astronomis ditunjukkan dengan membuat tanda di tepi atau pada garis tepi dengan menunjukkan angka derajat, menit, dan detiknya tanpa membuat garis bujur atau lintang. 21 c. Inset Inset menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah sekitar yang lebih luas. Contoh : gambar peta daerah Salatiga (Jawa Tengah). Untuk mengetahui posisi daerah tersebut terhadap daerah lain, maka pada pokok bawah atau pada tempat yang kosong dibuat peta Jawa Tengah, dengan Salatiga tergambar di dalamnya sesuai posisi yang sebenarnya. Tujuan memberikan inset adalah untuk memperjelas salah satu bagian dari peta dan untuk menunjukkan lokasi yang penting, tetapi kurang jelas dalam peta yang lebih luas. d. Garis Tepi Peta Garis tepi peta sebaiknya dibuat rangkap. Garis tepi ini dapat membantu waktu membuat peta pulau, kota, ataupun wilayah agar terletak tepat di tengah. e. Skala Peta Skala peta merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya. Penulisan skala diletakkan di bawah judul peta. Skala merupakan hal yang penting, sebab pembaca peta dapat mengetahui jarak yang sebenarnya di lapangan. Misalnya skala 1 : 80.000, berarti bahwa jarak sebenarnya di lapangan untuk 1 cm dalam peta sama dengan 80.000 cm di lapangan. 22 f. Sumber Peta Sumber peta dicantumkan supaya pembaca tahu dari mana sumber peta itu diperoleh. Untuk Negara Indonesia, badan yang memiliki fungsi dan tugas menyediakan peta dasar adalah Bakosurtanal. Bakosurtanal singkatan dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. g. Tahun Pembuatan Tahun pembuatan sangat diperlukan terutama pada peta – peta yang menggambarkan data atau keadaan yang cepat berubah. Contoh keadaan yang berubah adalah hasil pertanian, persebaran penduduk, dan penggunaan lahan. Tahun pembuatan peta akan berpengaruh terhadap keakuratan peta tematik. h. Mata Angin Mata angin sangat penting artinya dalam membaca peta. Dengan petunjuk arah ini pembaca dapat mengetahui arah utara, selatan, barat, dan timur pada peta. Petunjuk arah diletakkan di sebelah kiri atas atau di bagian bawah peta. Sebenarnya, posisi petunjuk arah ini tidak harus berada pada posisi tertentu. Yang penting, posisinya terhadap peta secara keseluruhan memberi kesan menarik dan harmonis. 23 i. Simbol Peta Simbol peta merupakan tanda – tanda konvensional yang umum digunakan untuk mewakili keadaan yang sebenarnya. Berdasarkan bentuknya, simbol peta dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Simbol titik melambangkan ketinggian, tanaman, monumen. Simbol garis melambangkan sungai, jalan raya, jalan kereta api, dan batas wilayah administrasi. Simbol area melambangkan permukiman, areal pertanian, dan perkebunan. j. Warna Peta Warna dalam peta mencirikan keadaan objek tertentu, misalnya warna biru untuk perarian, hijau untuk dataran redah, kuning untuk dataran tinggi, cokelat untuk pegunungan, merah untuk bentang hasil budi daya manusia, dan putih untuk puncak pegunungan salju. Dalam penggunaannya warna ada kalanya menggunakan warna gradual, artinya warnanya sama tetapi gelap – terangnya berbeda. Contoh : Laut memakai warna biru. Semakin dalam lautnya maka warna birunya semakin tua. k. Legenda Legenda adalah keterangan dari simbol – simbol peta yang digunakan agar lebih mudah dipahami pembaca. Pada umumnya, legenda terletak di sisi kiri atau kanan bagian bawah suatu peta dan sebaiknya di dalam garis tepi peta. Penempatan legenda ini murni 24 didasarkan pada pendekatan kreativitas dan nilai keindahan seni kartografinya. l. Lettering Lettering adalah semua tulisan dan angka – angka yang tertera dalam suatu peta. Lettering juga berfungsi untuk mempertegas arti dari simbol – simbol yang ada. Lettering ini jangan terlalu banyak dan biasanya ditulis dengan huruf cetak kecil yang representatif terhadap besarnya peta. m. Jenis Huruf Lettering Pada dasarnya, setiap penamaan simbol atau kenampakan alam selalu digunakan huruf – huruf standar. 1. Judul peta ditulis dengan huruf cetak besar yang tegak. Tinggi huruf disesuaikan dengan besar peta. 2. Kenampakan air, misalnya sungai, laut, rawa, dan danau menggunakan jenis huruf italic (miring), besar kecilnya berdasarkan proporsi ideal terhadap ruang. 3. Tulisan sungai ditulis memanjang sesuai dengan arah sungai. Untuk penulisan dapat diletakkan di bagian atas atau bawah sungai dengan jenis italic. 4. Legenda ditulis dengan huruf cetak kecil dan diatur supaya baik untuk dilihat. 25 5. Kota – kota besar ditulis dengan huruf tegak dan cetak, dengan ukuran huruf proporsional. Demikian juga untuk kota – kota kecil. n. Proyeksi Peta Bentuk permukaan bumi yang seperti bola jika digambarkan pada kertas / bidang datar pasti akan mengalami kesalahan – kesalahan. Untuk menghindari atau memperkecil kesalahan, maka dipilihlah cara penggambaran menggunakan proyeksi 2.6 Sistem Basis Data Berikut ini akan dibahas mengenaik berbagai hal seputar sistem basis data seperti pengertiannya, Database Management System, dan metode yang digunakan dalam pemodelan dan perancangan basis data. 2.6.1 Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2002, p15), basis data adalah kumpulan data yang terhubung secara logikal, dan deskripsi dari data tersebut didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi. Basis data adalah sebuah rangkaian data yang disimpan dalam suatu format yang sudah terstandarisasi, yang dirancang agar dapat digunakan oleh beberapa pengguna secara bersamaan. Basis data memiliki penjelasan terstruktur dari beragam fakta yang disimpan di 26 dalamnya, yang disebut dengan skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data dan hubungan di antara obyek – obyek tersebut. Model basis data yang umum digunakan untuk mengorganisasikan skema pada saat ini adalah model relasional yang telah dapat mewakili semua informasi yang terdapat dalam bentuk tabel – tabel yang saling berhubungan. Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama antar tabel. 2.6.2 Database Management System Pengertian Database Management System (DBMS) menurut Connolly dan Begg (2002, p16) adalah suatu sistem perangkat lunak yang memampukan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke basis data. Menurut Whitten (2004, p550), database management system adalah perangkat lunak komputer yang secara khusus disediakan komputer lokal yang digunakan untuk membuat, akses, kontrol, dan perawatan basis data. Keuntungan yang dimiliki Database Management System adalah : 1. Berkurangnya data berulang Pengulangan data berarti bahwa field data yang sama muncul lebih dari satu kali dalam file yang berbeda dan terkadang dengan format yang berbeda. Dalam sistem pemrosesan yang lama, file – file yang berbeda akan mengulan data yang sama sehingga memboroskan ruang penyimpanan. 27 2. Meningkatnya integritas data Integritas data berarti keakuratan, kekonsistenan, dan seberapa baru data tersebut. Dalam sistem lama, ketika ada perubahan dalam sebuah file, perubahan ini tida perlu dibuat dalam file lain. Akibatnya, beberapa laporan memiliki informasi yang tidak akurat. Dalam DBMS, berkurangnya data yang berulang berarti meningkatkan kesempatan integritas data. 3. Keamanan meningkat Dalam suatu departemen, akses ke informasi akan dibatasi hanya untuk pengguna tertentu. Dengan menggunakan password, maka informasi finansial, medis, dan nilai mahasiswa dalam basis data sebuah universitas tersedia hanya bagi mereka yang memiliki hak untuk mengetahuinya. Database management system menyediakan fasilitas – fasilitas berikut : 1. Data Definition Language Fasilitas ini memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan basis data. Selain itu, pengguna juga bisa menspesifikasi tipe data dan struktur serta batasan data yang disimpan di dalam basis data.Bentuk operasi yang biasa digunakan adalah : a. Create table, digunakan untuk membuat tabel dengan mengidentifikasi tipe data untuk setiap kolom. 28 Bentuk umum: CREATE TABLE table_nama (colomn_name DataType[NULL | NOT NULL]) b. Alter table, digunakan untuk menambah atau membuang kolom dari constraint. Bentuk umum: ALTER TABLE table_name [ADD colomn_name DataType [NULL | NOT NULL]] [DROP colomn_name DataType [RESTRICT | CASCADE]] [ADD Constraint_name] [DROP Constraint_name [RESTRICT | CASCADE]] b. Drop table, digunakan untuk menghapus tabel beserta semua data yang terkait di dalamnya. Bentuk umum: DROP TABLE table_name; c. Create index, digunakan untuk membuat index pada suatu tabel. Bentuk umum: 29 CREATE [UNIQUE] INDEX index_name ON table_name [colomn_name[, colomn_name]...] d. Drop index, digunakan untuk membuang atau menghapus index yang telah dibuat sebelumnya. Bentuk umum: DROP INDEX index_name 2. Data Manipulation Language Fasilitas ini memungkinkan pengguna untuk memanipulasi data seperti insert, update, delete, dan retrieve data dari basis data. 2.6.3 Primary Key Primary key adalah sebuah atau kumpulan atribut yang secara unik dipilih untuk mengidentifikasi tuple dalam suatu relasi. Unik berarti tidak ada duplikat atau key yang sama untuk dua atau lebih tuple dalam sebuah tabel (Connolly, 2002,p79). 30 Gambar 2.1 Primary Key 2.6.4 Foreign Key Pengertian foreign key menurut Connolly dan Begg (2002, p79) adalah suatu atribut atau kumpulan atribut dalam suatu relasi yang memiliki kecocokan dengan candidate key dari relasi yang sama. 2.6.5 Candidate Key Pengertian candidate key menurut Whitten (2004, p298) adalah salah satu dari sebagian key yang dapat dipilih menjadi primary key. 2.6.6 Table Table adalah suatu relasi data yang digambarkan dalam kolom dan baris (Connolly, 2002, p72). 31 2.6.7 Field Field dalam konteks basis data biasanya sering diartikan sebagai atribut. Field merupakan kolom dari sebuah relasi (Connolly, 2002, p72). 2.6.8 Record Record adalah suatu baris data atau informasi dalam sebuah tabel. Record bisa juga dikatakan sebagai tuple(Connolly, 2002, p73). 2.7 Database Life Cycle Menurut Conolly dan Begg (2002, p273), Database Life Cycle (DBLC) merupakan siklus hidup basis data yang memiliki bagian sebagai berikut: 1. Desain konseptual Proses membangun sebuah model informasi yang digunakan dalam suatu perusahaan, dapat berdiri sendiri dari semua pertimbangan fisikal. 2. Desain logikal Proses membangun sebuah model informasi yang digunakan perusahaan didasarkan pada model data spesifik, tetapi mandiri terhadap DBMS tertentu dan pertimbangan fisikal lainnya. 32 3. Desain Fisikal Proses menghasilkan sebuah deskripsi dari implementasi basis data pada gudang sekunder. Ini mendefinisikan relasi dasar, organisasi file, dan index yang digunakan untuk mencapai akses ke data secara efisien, dan batasan integritas lainnya yang berhubungan serta batasan keamanan. 2.8 Fact Finding Techniques Menurut Conolly dan Begg (2002, p302), yang dimaksud dengan fact finding techniques adalah proses formal dalam menggunakan teknik seperti wawancara dan kuisioner untuk mengumpulkan fakta tentang sistem, kebutuhan, dan preferensi. Fact finding techniques sangat dibutuhkan pada tahap awal database lifecycle seperti perencanaan database, definisi sistem, dan kumpulan kebutuhan serta analisis. Berikut adalah fact finding technique yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini : 1. Memeriksa dokumentasi Teknik ini berguna saat kita ingin mendapat pengetahuan mengenai kebutuhan database. Selain itu, kita juga bisa mengetahui informasi tentang hubungan antara perusahaan dengan masalah yang dihadapi. 2. Observasi Teknik ini merupakan salah satu teknik yang sangat efektif jika kita ingin mengerti suatu sistem. Dengan menggunakan teknik ini, kita 33 bisa ikut berpartisipasi atau melihat aktivitas seseorang untuk mempelajari tentang sistem yang sedang berjalan. Untuk bisa mendapatkan hasil maksimal, observasi harus memiliki persiapan yang matang seperti kapan aktivitas yang akan diamati mengalami kemajuan, kemunduran, atau dalam keadaan normal atau apakah orang yang diamati akan merasa terganggu dengan observasi tersebut. 3. Penelitian / studi kepustakaan Penelitian adalah teknik yang berguna dalam meneliti aplikasi dan permasalahan. Jurnal, buku referensi, dan internet adalah sumber – sumber yang bagus untuk mendapat informasi. Sumber – sumber tersebut bisa memberikan informasi tentang menyelesaikan masalah serupa atau bahkan ada – tidaknya perangkat lunak yang bisa menyelesaikan sebagian atau seluruh masalah yang sedang kita hadapi. 2.9 State Transition Diagram State transition diagram adalah diagram yang terdiri dari lingkaran untuk menggambarkan titik dan segmen garis lurus untuk representasi transisi antar titik. Diagram transisi memiliki tugas untuk menunjukkan urutan – urutan fungsi yang dijalankan sebuah sistem. 34 Menurut Whitten (2004, p636),state transition diagram adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat muncul ketika pengguna sistem menjalankan sistem. 2.10 Entity Relationship Diagram Entity relationship diagram menunjukkan hubungan antar data berdasarkan persepsi nyata yang terdiri dari sekumpulan obyek dasar yang disebut entitas dan hubungan antar entitas – entitas tersebut. Menurut Connolly (2002, p345) hubungan antar entitas dibagi menjadi : i. One-to-one Dalam setiap relasi, mencerminkan hubungan antara satu entitas dengan satu dan hanya satu entitas lainnya. Gambar 2.2 Relasi One-to-one (a) 35 Gambar 2.3 Relasi One-to-one (b) ii. One-to-many Dalam suatu relasi, bisa memungkinkan untuk suatu entitas berhubungan dengan lebih dari satu entitas lainnya. Gambar 2.4 Relasi One-to-many (a) 36 Gambar 2.5 Relasi One-to-many (b) iii. Many-to-many Dalam suatu relasi, bisa terjadi hubungan antara lebih dari satu entitas dengan lebih dari satu entitas lainnya. Gambar 2.6 Relasi many-to-many (a) Gambar 2.7 Relasimany-to-many (b) 2.11 37 Data Flow Diagram Menurut Whitten (2004, p326), data flow diagram adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut. Ada tiga tingkatan dalam diagram aliran data, yaitu : 1. Diagram konteks Tingkatan tertinggi yang menggambarkan input maupun output sistem. Terdiri dari satu proses yang tidak memiliki data store. 2. Diagram nol Memiliki data store. Jika terdapat diagram tidak rinci, maka diberikan tanda asterik. 3. Diagram rinci Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram tingkat sebelumnya. Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari tujuh proses. 2.11.1 Komponen Data Flow Diagram Berikut adalah komponen-komponen yang ada pada Data Flow Diagram : a. Persegi panjang tumpul menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan. Gambar 2.8 Komponen proses 38 b. Persegi empat menyatakan agen eksternal dan batasan sistem tersebut. Gambar 2.9 Komponen agen eksternal c. Kotak terbuka berujung terbuka menyatakan data store, terkadang disebut basis data. Gambar 2.10 Komponen data store d. Panah Menyatakan aliran data atau input dan output dari suatu proses. Gambar 2.11 Komponen aliran data 2.12 System Development Life Cycle System Development Life Cycle (SDLC) adalah kerangka yang digunakan untuk membentuk struktur, rancangan, dan kontrol dari proses pengembangan sistem informasi. Salah satu SDLC yang sering digunakan adalah Waterfall Model. Waterfall Model ini terdiri atas 5 tahapan, yaitu : a. Requirements b. Design c. Implementation 39 d. Verification e. Maintenance 2.13 Buffering Ada beberapa fungsi dalam SIG yang memungkinkan entitas spasial mempengaruhi sekitarnya, ataupun sebalikan dimana lingkungan sekitar mempengaruhi karakteristik entitas. Contoh yang paling umum adalah buffering yaitu pembuatan suatu daerah kepentingan (zone of interest) di sekitar suatu entitas. Jika suatu titik dijadikan buffer maka akan terbentuk area lingkaran, buffering pada garis atau area akan menghasilkan suatu area lingkaran, buffering pada garis atau area akan menghasilkan suatu area yang baru. Buffering merupakan suatu konsep yang sederhana namun operasi perhitungan yang rumit dan juga beragam. 2.14 Dealer Pengertian dealer (pedagang), secara garis besar, dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1. Pedagang besar (wholeseler) Wholesaler, adalah pedagang perantara yang membeli dari produsen atau pabrikan dan menjual kembali barang tersebut kepada pedagang eceran atau pedagang lainnya tetapi tidak menjual secara langsung kepada konsumen akhir. 40 2. Pengecer (retailer) Retailer adalah perantara pembeli dari wholeseler (dealer) dan menjual kembali barang dagangannya secara langsung kepada konsumen akhir. Retailer dapat pula berbentuk dealer kecil. 2.15 Mesin Diesel Diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam. Atau pengertian yang lebih spesifik lagi, sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakardinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi). Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari1893. 2.16 Cara Kerja Mesin Diesel Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat,mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran. Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio kompresi dari mesin bensin. Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar dalam tekanan tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat. Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang 41 langsung ke ruang bakar di atas piston dinamakan injeksi langsung sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar utama dimana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung. Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang penghubung menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tenaga putar pada ujung poros crankshaft dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.