EVALUASI PEMBERIAN KOMPENSASI FINANSIAL

advertisement
EVALUASI PEMBERIAN KOMPENSASI FINANSIAL TERHADAP
MOTIVASI KARYAWAN UD. WALISONGO KENDARI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kependidikan (S1) Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Keahlian Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ekonomi
OLEH
MAMAN SAPUTRA
A1A1 12 273
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016
2
3
iv
4
ABSTRAK
Maman Saputra (A1A1 12 273), Judul Penelitian ”Evaluasi Pemberian
Kompensasi Finansial Terhadap Motivasi Karyawan UD. Walisongo Kendari” dibawah
bimbingan Ibu Nanik Hindaryatiningsih selaku pembimbing II dan Bapak La Ode Turi
selaku pembimbing I.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi karyawan terhadap
pemberian kompensasi finansial yang diberikan oleh perusahaan UD. Walisongo Kendari.
Hasil penelitian ini adalah pemberian kompensasi finansial yang diterapkan oleh UD.
Walisongo Kendari didasarkan pada sistem harian dan sistem hasil, dimana jenis
kompensasi finansial yang diberikan adalah berupa kompensasi finansial langsung dan
tidak langsung. Gaji untuk karyawan tetap seperti pengawas, mekanik dan driver
mengalami peningkatan setiap tahun, sedangkan upah diberikan kepada karyawan
kontrak yang bekerja pada bagian plastik, peth, kardus, kertas, dan besi tua/logam.
Adanya karyawan yang terlambat masuk kerja dan tingginya persentase ketidakhadiran
pekerja yang melebihi angka rata-rata 20% setiap bulan. atau tingkat absensi pekerja
harian dalam tiga (3) tahun terakhir adalah 22,47%, produktifitas pekerja plastik
mengalami penurunan sebanyak 3.103 kg atau berkisar 17,65% pada tahun 2014 dan
menurun 4.654 kg atau berkisar 32,15% pada tahun 2015. Hal ini menguatkan pendapat
yang dikemukakan oleh Andri Tanjung (2005 : 32) bahwa besar kecilnya tingkat
kompensasi finansial yang diberikan perusahaan berpengaruh positif terhadap motivasi
karyawan untuk bekerja. Dengan kata lain, jika kompensasi finansial yang diterima oleh
karyawan tidak sebanding dengan harapan maka karyawan tidak akan bekerja dengan giat
dan jika hal ini dibiarkan terus-menerus maka akan menjuru kehal-hal yang negatif dan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Kata kunci : Pemberian kompensasi finansial, motivasi kerja karyawan.
ABSTRACT
Maman Saputra (A1A1 12 273), Title Research "Evaluation Giving Of Finansial
Compensation To Employee Motivation of UD. Walisongo Kendari" under tuition Ms.
Nanik Hindaryatiningsih as counsellor of II and La Ode Turi as counsellor of I.
Aim of this research is to know employees motivation toward Giving of Finansial
Compensation who has given by company of UD. Walisongo Kendari. Result of this
research is giving of finansial compensation applied by UD. Walisongo Kendari relied on
daily system and system result of, where compensation type of finansial the given is in the
form of compensation of finansial indirect and direct. Salary for employees remain to like
supervisor, and mechanic of driver natural improvement every year, while fee passed to
laboring contract employees at part of plastic, peth, hardboard, paper, and old iron /
metal. Existence of overdue employees enter height and job percentage of absence of
worker exceeding mean number 20% each month. or day-pay worker absence
storey;level in three ( 3) the last year [is] 22,47%, productivity worker of natural plastic
[of] degradation counted 3.103 singk or gyrate 17,65% in the year 2014 and downhill
4.654 singk or gyrate 32,15% in the year 2015. This matter strengthen opinion told by
Andri Foreland ( 2005 : 32) that big the so small compensation storey;level of finansial
which [is] given by company have an effect on positive to employees motivation to work.
Equally, if compensation of finansial accepted by ill assorted employees on the chance of
hence employees will not work actively and if this matter [is] let continuous hence expert
of negative kehal-hal and result loss to company
Keyword : Giving of finansial compensation, employees motivation work.
5v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas limpahan dan karunia-Nya yang selalu dilimpahkan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi penelitian dengan judul “Evaluasi
Pemberian Kompensasi Finansial Terhadap Motivasi Karyawan“. Dalam
penyusunan skripsi penelitian ini, penulis senantiasa mendapat bimbingan dari
Bapak Prof. Dr. La Ode Turi, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Nanik
Hindaryatiningsih, S.E., M.Si selaku pembimbing II. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih atas kemurahan dan keikhlasan serta kesabaran hatinya
untuk memberikan arahan dan sumbangan pikiran yang sangat berguna bagi
penulisan skripsi penelitian ini.
Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, MS., selaku Rektor Universitas
Halu Oleo Kendari.
2. Bapak Dr. H. Jamiludin., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari.
3. Bapak Rizal, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
dan Bapak Sabrin S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo
Kendari.
vi
6
4. Bapak Prof. Dr. La Ode Turi, M.Pd., selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Ekonomi Konsentrasi Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari.
5. Bapak dan Ibu Dosen dilingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Halu Oleo Kendari khususnya Jurusan Pendidikan Ekonomi
yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan selama mengikuti
pendidikan.
6. H. Wahab, Ibu Ulfa, dan seluruh Karyawan selaku pengelola perusahaan
UD. Wali Songo Kendari yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian di UD. Wali Songo Kendari.
7. Ibunda tercinta “Ema” (Almarhum) yang telah melahirkanku ke dunia
yang senantiasa menginspirasi penulis untuk menjadi manusia yang
berguna bagi Agama, pemuda yang akan membagun bangsa dan Negara
Indonesia tercinta.
8. Kedua wali penulis : Ayahanda La Wuda dan Ibunda Osa yang telah
membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang serta nasihat kepada
penulis.
9. Semua saudara-saudara dan keluarga besarku : Sirudin, Rusmin, Ramlin,
Hertina, Tamrin, Megawati, Muh. Yamin yang selalu mendoakan dan
mendukungku selama ini.
10. Semua senior-seniorku K’Zainal Saputra, S.Pd. K’Yana, S.Pd, K’Widi
Astuti, S.Pd., K’Ijal, S.Pd., K’Indri, K’Umar, K’Indah, K’Juwanto Lewa,
vii
7
K’Ansarullah, dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu namanya yang selalu memotivasi penulis selama pendidikan.
11. Sahabat-sahabatku dan teman seperjuangan Accounting Education 2012 :
Ali Fitrah, Heriyanto, Murdiono, Rino Efriadin, Saldrian and D’genk,
Anton, Aksar, La Bendi, Adhi Ekram, Lasman, Indra, Nurmin,
Witrikasari, Sufiani, Wa Insi, Kiki Fatma, Rabaniah, Sitti Rahma Mutsana,
Ona Kalsum dan masih banyak yang lainnya yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu namanya, selama ini bersama-sama penulis dalam
rangka penyelesaian studi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa setiap aktivitas individu tidak luput
dari kesalahan dan kekhilafan, kebenaran mutlak hanya milik Allah SWT.
sementara manusia hanya bagian terkecil dari ciptaan-Nya yang penuh
keterbatasan dalam bekerja. Untuk kesempurnaan karya-karya manusia perlu
interaksi lewat kritik dan saran manusia disekelilingnya. Begitupun dengan skripsi
penelitian ini adalah karya manusia yang tentunya penuh dengan keterbatasan,
sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
mencapai kesempurnaan yang ideal.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis untuk menyelasaikan skripsi penelitian ini. Semoga amal
ibadah kita diterima disisi-Nya. (Aamiin).
Kendari,
Juli 2016
Penulis
viii
8
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................
ABSTRAK .........................................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................
ii
iii
v
vi
ix
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ----------------------------------------------------------------------------B. Fokus Penelitian ---------------------------------------------------------------------------C. Rumusan Masalah-------------------------------------------------------------------------D. Tujuan Penelitian--------------------------------------------------------------------------E. Manfaat Penelitian -------------------------------------------------------------------------
1
5
6
6
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia--------------------------------------B. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia-------------------------------------------C. Kompensasi -------------------------------------------------------------------------------1 Pengertian Kompensasi --------------------------------------------------------------2 Tujuan Kompensasi-------------------------------------------------------------------3 Jenis-jenis Kompensasi---------------------------------------------------------------4 Tahapan Menetapkan Kompensasi -------------------------------------------------5 Faktor-Faktor yang Memengeruhi Pemberian Kompensasi --------------------6 Sistem Kompensasi -------------------------------------------------------------------D. Pengertian Karyawan/Buruh ------------------------------------------------------------E. Motivasi Kerja -----------------------------------------------------------------------------F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja ---------------------------------G. Hubungan Antara Kompensasi Dengan Motivasi Kerja ----------------------------H. Penelitian Relevan ------------------------------------------------------------------------I. Kerangka Pikir-------------------------------------------------------------------------------
8
9
14
14
15
17
29
31
34
34
37
45
47
48
50
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian -----------------------------------------------------------B. Jenis Penelitian ----------------------------------------------------------------------------C. Jenis Data-----------------------------------------------------------------------------------D. Informan Penelitian -----------------------------------------------------------------------E. Teknik Pengumpulan Data ---------------------------------------------------------------F. Teknik Analisis Data-----------------------------------------------------------------------
52
52
52
52
53
53
ix
9
G. Teknik Pengecekan Keabsahan Data---------------------------------------------------- 56
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan-----------------------------------------------------------1. Sejarah Berdirinya Perusahaan-------------------------------------------------------2. Visi dan Misi Perusahaan -------------------------------------------------------------3. Perkembangan Perusahaan------------------------------------------------------------4. Struktur Organisasi --------------------------------------------------------------------5. Gambaran Informan -------------------------------------------------------------------B. Hasil Penelitian ----------------------------------------------------------------------------1. Penerapan Pemberian Kompensasi Finansial UD. Walisongo Kendari --------a) Ketentuan Pemberian Kompensasi Finansial-----------------------------------b) Sistem pemberian Kompensasi finansial----------------------------------------c) Jenis Pemberian Kompensasi Finansial -----------------------------------------2. Motivasi Karyawan Terhadap Pemberian Kompensasi Finansial UD.
Walisongo Kendari --------------------------------------------------------------------C. Pembahasan Hasil Penelitian ------------------------------------------------------------1. Pemberian Kompensasi Fiansial Kepada Karyawan UD. Walisongo
Kendari ---------------------------------------------------------------------------------2. Motivasi Karyawan UD. Walisongo Kendari Terhadap Pemberian
Kompensasi Finansial ----------------------------------------------------------------3. Evaluasi Pemberian Kompensasi Finansial Terhadap Motivasi
Karyawan UD. Walisongo Kendari --------------------------------------------------
58
58
59
59
61
65
68
68
68
70
70
87
103
103
105
107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ---------------------------------------------------------------------------- 112
B. Saran ------------------------------------------------------------------------------------ 113
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
10
DAFTAR TABEL
No.
4.1.1
4.1.2
4.1.3
4.1.4
4.1.5
4.1.6
4.2
4.3
Deskripsi
Halaman
Jumlah Karyawan UD. Walisongo Kendari periode 2013-2016 ......................... 60
Jumlah Karyawan UD. Walisongo Kendari .........................................................60
Karakteristik informan berdasarkan jenis kelamin................................................65
Karakteristik informan berdasarkan Usia ..............................................................66
Karakteristik informan berdasarkan tingkat pendidikan .......................................67
Karakteristik informan berdasarkan masa kerja ....................................................67
Pemberian Kompensasi Finansial UD. Walisongo Kendari..................................69
Gaji Pokok Karyawan Tetap UD. Walisongo Kendari dan Perbandingannya
dengan Standar Upah Minimum Provinsi Yang Ditetapkan Oleh Pemerintah
Sulawesi Tenggara ................................................................................................74
4.4 Pemberian Upah Pekerja UD. Walisongo Kendari ...............................................78
4.5 Upah Pekerja Harian UD. Walisongo Kendari dan Perbandingannya dengan
Standar Upah Minimum Provinsi Yang Ditetapkan Oleh Pemerintah Sulawesi
Tenggara .............................................................................................................81
4.6 Ketetapan Pemberian Insentif Perusahaan UD. Walisongo Kendari .....................84
4.7 Ketetapan Pemberian Tunjangan Tidak Tetap Oleh Perusahaan UD. Walisongo
Kendari
.............................................................................................................83
4.8.1 Data Absensi Pekerja Harian dan Karyawan Tetap UD. Walisongo Kendari........94
4.8.2 Data Produktivitas Pekerja Divisi Plastik dan Peth’ (Dalam satuan
Kilogram (kg)) .......................................................................................................97
4.8.3 Data Produktivitas Pekerja Harian UD. Walisongo Kendari ..............................100
4.8.4 Jumlah Karyawan UD. Walisongo Kendari periode 2013-2016..........................102
11
xi
No.
DAFTAR GAMBAR
Deskripsi
Halaman
Gambar 1 : Skema Kerangka Pikir.........................................................................51
Gambar 2 : Skema Analisis Data ...........................................................................55
Gambar 3: Tampak beberapa karyawan terlambat masuk kerja ...........................91
xii
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era persaingan globalisasi, keberadaan sumber daya manusia yang
handal memiliki peran yang lebih strategis dibandingkan dengan sumber daya
yang lain. Sumber daya manusia adalah harta yang paling penting dimiliki oleh
suatu organisasi, sedangkan manajemen yang efektif adalah kunci bagi
keberhasilan suatu organisasi tersebut.
Sadar akan pentingnya sumber daya manusia bagi kelangsungan hidup dan
kemajuan suatu perusahaan, maka suatu perusahaan harus memberikan perhatian
khusus pada faktor produksi ini dan sudah sewajarnya pemilik perusahaan
memandang sumber daya manusia lebih dari sekedar aset perusahaan dan menjadi
mitra dalam berusaha. Perusahaan harus dapat bersikap adil atas apa yang telah
diberikan oleh sumber daya manusia kepada perusahaan, karena setiap karyawan
berhak mendapatkan penghargaan dan perlakuan yang adil dari pimpinannya
sebagai timbal balik atas jasa yang diberikannya, sehingga dapat mendorong para
karyawan untuk lebih termotivasi dalam menjalankan kewajibannya sebagai
seorang pekerja. Hubungan kerja yang saling mengutungkan antara perusahaan
dan karyawan sangat diperlukan dalam rangka mendorong semangat kerja
karyawan. Karyawan memberikan prestasi kerja yang baik untuk kemajuan
perusahaan, sedangkan perusahaan memberikan kompensasi yang sesuai atas
prestasi kerja yang telah diberikan karyawan tehadap perusahaan.
1
Motivasi sangat diperlukan pada setiap kegiatan untuk mencapai tujuan,
karena tanpa adanya motivasi kerja, pencapaian tujuan akan sulit tercapai seperti
yang diharapkan. Memotivasi karyawan bertujuan agar karyawan selalu dalam
kondisi kenerja yang tinggi untuk menyelasaikan pekerjaannya.
Seseorang yang bekerja sebagai karyawan dengan maksud untuk
memperoleh balas jasa atau reward yang akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan fisik maupun lainnya. Kebutuhan yang ingin dipenuhi tersebut tentu
akan berbeda dari setiap karyawan. Oleh karena itu, pimpinan harus mengetahui
kebutuhan pihak karyawan. Ini sangat perlu untuk memotivasi karyawan tersebut
dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan.
Pimpinan perusahaan dituntut untuk memperlakukan karyawan dengan baik
dan memandang mereka sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan baik
materil maupun non materi, serta harus mengetahui, menyadari dan berusaha agar
dapat memenuhi kebutuhan karyawannya, sehingga karyawan dapat bekerja
sesuai dengan harapan perusahaan.
Apabila perusahaan ingin memikat karyawan yang terampil, dan
mempertahankan karyawan yang telah ada, maka pimpinan perusahaan harus bisa
menetapkan kompensasi yang layak dan seimbang dengan tenaga atau jasa yang
telah diberikan oleh karyawan kepada perusahaan, serta mengatur pemberian
kompensasi tersebut tepat pada waktunya. Kompensasi yang diterapkan secara
benar akan membantu perusahaan dalam mendapatkan karyawan-karyawan yang
kompeten dan menjaga agar karyawan yang telah ada merasa nyaman bekerja.
2
Salah satu usaha untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan adalah
melalui pemberian kompensasi finansial. Pemberian kompensasi harus selalu
mempertimbangkan
usaha-usaha
untuk
memenuhi
kebutuhan
karyawan.
Perusahaan perlu memperhatikan standar Upah Minimum Kota (UMK) daerah
setempat. Penggajian harus memperhatikan peraturan pemerintah, seperti
misalnya ketentuan tentang Upah Minimum Kota (UMK). Idealnya, gaji yang
diberikan organisasi di atas ketentuan pemerintah. Gaji memadai yang diterima
oleh pekerja akan menimbulkan motivasi dan ketentraman dalam bekerja dan
mereka tidak akan berperilaku macam-macam.
Upah Minimum Regional (UMR) adalah suatu standar minimum yang
digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah
kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usahanya. Penetapa
upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Mula-mula Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) yang terdiri dari birokrat, akademisi, buruh dan
pengusaha mengadakan rapat, membentuk tim survei dan turun kelapangan
menbari tahu harga sejumlah kebutuhan yang yang dibutuhkan oleh pegawai,
karyawan dan buruh. Setelah disurvei di sejumlah kota dalam provinsi tersebut
yang dianggap representative, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL),
dulu disebut Kebutuhan Hidup Minimum (KMH). Berdasarkan KHL, DPD
mengusulkan UMR kepada gubernur untuk disahkan.
Saat ini UMR juga dikenal sebagai istilah Upah Minimum Provinsi (UMP)
karena ruang cakupannya biasanya hanya meliputi suatu provinsi. Selain itu,
setelah otonomi daerah berlaku penuh, dikenal juga istilah Upah Minimum
3
Kabupaten/Kota (UMK). Apabila upah dalam hal ini kompensasi yang diterapkan
sudah tepat maka secara lansung motivasi kerja karyawan akan tinggi, karena
motivasi kerja merupakan hal yang sangat penting dalam setiap usaha kerjasama
dalam suatu organisasi, motivasi kerja yang tinggi akan mempermudah
perusahaan dalam pencapaaian tujuan yang telah ditetapkan. Suatu usaha tidak
akan mengalami kemajuan tanpa adanya motivasi kerja yang tinggi akan
memberikan dampak positif bagi perusahaan.
UD. Walisongo Kendari adalah salah satu perusahaan dagang yang
mengumpulkan dan membeli barang-barabg bekas seperti kertas, kardus,
besi/logam, plastik dan peth untuk kemudian diolah dan dijual kembali ke pabrrikparik barang bekas di luar kota kendari..
Dari hasil wawancara pada karyawan UD. Walisongo Kendari ditemukan
fenomena bahwa kepuasan karyawan atas pemberian kompensasi finansial relatif
kurang. Hal tersebut belum sesuai dengan beban kerja, kemampuan dan kontribusi
karyawan kepada perusahaan sehingga karyawan merasa kurang puas dan
mengakibatkan karyawan merasa kurang diperhatikan oleh perusahaan. (Sumber :
Sania, 2015. Hasil Wawancara, 24 November). Fakta yang terjadi selama ini,
perusahaan memeras keringat karyawan untuk bekerja semaksimal mungkin,
sementara upah yang diterima oleh Karyawan tidak sebanding dengan apa yang
harus dikerjakan.. Misalnya karyawan dituntut oleh atasan untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan selama tiga hari, disisi lain ada pekerjaan bahan yang baru masuk
dan harus diselesaikan pada hari yang sama. Hal ini memaksa karyawan untuk
bekerja maksimal, sementara upah yang diberikan oleh perusahaan masih dirasa
4
kurang memuaskan oleh karyawan. Masih kurangnya disiplin kerja karyawan
yang mengakibatkan pekerjaan dan tanggungjawab yang diberikan oleh atasan
belum dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu, misalnya masih ada
karyawan yang terlambat masuk, serta masih ada pula sebagian karyawan yang
nongkrong di kantin pada jam kerja. Karena kebutuhan hidup yang semakin
meningkat menyebabkan karyawan mencari pekerjaan sampingan diluar
perusahaan misalnya menjadi tenaga kebersihan kantor dinas pemerintah, atau
terpaksa berhutang kepada pihak lain, sehingga memengaruhi konsentrasi kerja
karyawan karena pikiran mereka terbagi antara pekerjaan dan kebutuhan hidup
mereka dan hal tersebut jelas memengaruhi produktivitas kerja mereka.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai evaluasi pemberian kompensasi finansial terhadap motivasi
karyawan UD. Walisongo Kendari yang dituang dalam bentuk penelitian untuk
skripsi dengan judul “Evaluasi Pemberian Kompensasi Finansial Terhadap
Motivasi Karyawan UD. Walisongo Kendari”.
B. Fokus Penelitian
Pada dasarnya kompensasi dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok,
yaitu kompensasi finansial dan kompensasi non-finansial. Agar penafsiran yang
lebih luas terhadap sasaran penelitian ini dapat dihindari, serta lebih memudahkan
dalam penyelesaiannya maka perlu dilakukan pembatasan terhadap masalah yang
akan dibahas. Adapun fokus masalah penelitian ini adalah pemberian kompensasi
finansial terhadap motivasi karyawan UD. Walisongo Kendari.
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belekang diatas, maka permasalahan yang
diangkat penulis dalam penelitian ini adalah : ”Bagaimana pemberian kompensasi
finansial Terhadap Motivasi karyawan UD. Walisongo Kendari?”.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi kerja karyawan
terhadap pemberian kompensasi finansial UD. Walisongo Kendari.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah:
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
memberikan pengetahuan kepada dosen, mahasiswa dan rekan-rekan
lainnya terkait pemberian kompensasi finansial kepada karyawan UD.
Walisongo Kendari.
a. Praktis
1)
Bagi penulis
Menambah wawasan penulis mengenai pemberian kompensasi
finansial terhadap motivasi karyawan UD. Walisongo Kendari.
2)
Bagi Perusahaan
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk
meningkatkan
motivasi
kompensasi finansial.
6
karyawannya
melalui
pemberian
b. Sebagai bahan masukan atau alat evaluasi bagi pimpinan untuk
menentukan kompensasi finansial yang seefektif dan seefisien
mungkin kepada karyawan.
3)
Bagi Penelitian Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan
lebih lanjut, serta referensi terhadap penelitian yang sejenis.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Mangkuprawira (2003) mendefinisikan sumber daya manusia sebagai unsur
produksi yang unik dibanding dengan unsur produksi lainnya. Dikatakan unik karena
memiliki unsur kepribadian yang aktif, memiliki emosi, responsif dan kritis terhadap
setiap fenomena yang dihadapinya. Dengan demikian memanfaatkan manusia sebagai
unsur produksi tidak dapat didekati dari pendekatan mekanis. Manusia tidak dapat
dipandang sebagai makhluk yang pasrah dan akan menerima segala sesuatu tindakan
yang dikenakan padanya.
Desleer (1997) menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia
merupakan serangkaian kebijakan dan praktis yang dibutuhkan seseorang untuk
menjalankan aspek “orang” atau sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen,
meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan dan penilaian. Sedangkan
Stoner J.A.F dan R.E. Freeman (1994) menyatakan bahwa manajemen sumber daya
manusia mencakup tujuh kegiatan dasar yaitu perencanaan sumber daya manusia,
rekrutmen, seleksi, sosialisasi, pelatihan serta pengembangan, penilaian prestasi,
promosi, pemindahan, demosi dan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu ilmu yang mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan membantu terwujudnya tujuan
perusahaan,
karyawan
mendefinisikan
dan
manajemen
masyarakat
sumber
(Hasinuan,
daya
manusia
2001).
adalah
Flippo
(1994)
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian dari pengadaan, pengembangan,
8
pemberian kompensasi, integrasi dan pemeliharaan tenaga kerja untuk tujuan
membantu atau menunjang tujuan orang, individu san sosial.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas pada prinsipnya memiliki
perumusan yang sama terhadap pengertian manajemen sumber daya manusia.
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu penerapan fungsi-fungsi manajemen
yaitu
fungsi-fungsi
perencanaan,
pengorganisasian,
penentuan
staf
serta
kepemimpinan, dan pengendalian. Sedangkan rumusan yang menekankan bahwa
manajemen sumber daya manusia merupakan suatu seni, disamping sebagai ilmu,
mengandung arti bahwa dalam mencapai tujuan yang diinginkan (organisasi), seorang
piminan atau manajer amat tergantung pada kemampuannya untuk memengaruhi
orang-orang yang ada dibawahnya oleh sebab itu, sering dikatakan bahwa manajemen
adalah seni memengaruhi orang lain (bawahan).
B. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Setelah melihat uraian tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, terlihat
bahwa msdm memiliki tiga aspek utama. Husen umar (2005 : 45) mengemukakan hal
tersebut meliputi:
1) Fungsi manajerial dari manajemen sumber daya manusia
2) Fungsi operasional dari manajemen sumber daya manusia
3) Peranan dan kedudukan manajemen sumber daya manusia
Berikut pengertian dan cakupan fungsi-fungsi tersebut:
1. Fungsi manajerial dari manajemen sumber daya manusia
Fungsi manajerial adalah fungsi yang mempunyai wewenang kepemimpinan
terhadap sumber daya manusia lain. Dalam hal ini direktur, kepala bagian, atau
9
supervisor adalah orang-orang yang mempunyai posisi manajerial yang menjalankan
fungsi-fungsi dari manajemen yang merupakan suatu proses kegiatan yang didalamnya
terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap
karyawan suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan secara efektif
dan efisien. Kelima fungsi ini merupakan suatu sistem yang saling terkait dan
berlangsung secara terus-menerus.
Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Perencanaan yaitu suatu usaha yang memikirkan dan menetapkan sebelumnya
tentang apa yang akan ditempatkan guna mengurus suatu hasil yang diinginkan.
Jadi, jelaslah disini bahwa betapa besarnya peranan perencanaan dalam
manajemen. Lebih jauh lagi, manajemen sumber daya manusia akan mencapai
tujuan pencapaian tujuan organisasi karena dengan adanya perencanaan sumber
daya manusia akan melancarkan aktivitas perusahaan secara efektif dan efisien.
b.
Pengorganisasian yaitu rangkaian usaha pengelompokkan kegiatan-kegiatan
yang diwadahkan dalam unit kerja untuk melaksanakan rencana dan menetapkan
hubungan antar unit kerja secara horizontal dan vertical. Perlu diingat bahwa
dalam fungsi ini orang-orang ditempatkan dalam setiap unit tertentu adalah
mereka yang mempunyai kemampuan pada bidang tersebut agar tugas diberikan
dapat tercapai seperti perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
c.
Penyusunan adalah fungsi manajemen berupa penyusunan sumber daya manusia
pada suatu organisasi, dimulai dari perekrutan tenaga kerja, pengembangan
sampai pada usaha agar setiap karyawan dapat memberi daya guna maksimal
bagi organisasi. Jadi, fungsi penyusunan ini adalah suatu usaha untuk mengisi,
10
memilih dan menyusun sumber daya manusia dalam struktur yang telah
dibentuk pada tahap pengorganisasian.
d.
Pengerahan yaitu fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha
memberikan bimbingan, saran, perintah, dan pengarahan kepada sumber daya
manusia dalam melaksanakan tugasnya masing-masing agar tugas yang
diberikan dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah pada tujuan yang telah
ditetapkan.
e.
Pengawasan yaitu rangkaian usaha pengawasan baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan organisasi untuk
menjamin agar setiap pekerjaan berlangsung sesuai dengan rencana, dalam arti
jika terjadi penyimpangan segera diambil langkah-langkah konkret.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, pada pihak manajemen dapat diartikan
sebagai suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan melalui penggunaan sumber daya
manusia yang dimiliki yang saling bekerjasama dan saling beriteraksi antara satu
dengan yang lain. Hal ini membuktikan bahwa manajemen tidak akan terlaksana tanpa
adanya sumber daya manusia.
2. Fungsi operasional dari manajemen mumber daya manusia
Fungsi operasional adalah fungsi yang tidak memiliki wewenang perintah
melainkan hanya menerima tugas dan menjalankan dibawah pengewasan fungsi
manajerial. Fungsi-fungsi tersebut masing-masing telah dijelaskan, selanjutnya akan
diuraika tentang fungsi kedua dari manajemen sumber daya manusia tersebut. Fungsi
operasional tersebut:
11
a.
Fungsi Pengadaan (procurement) yaitu fungsi untuk memperoleh tenaga kerja
yang dibutuhkan oleh perusahaan. Yang terpenting disini adalah kualitas
sumber daya manusia yang diterima sesuai denga kebutuhan akan tugas yang
hendak dilaksanakan.
b.
Fungsi Pengembangan (Development Fungtion) adalah suatu fungsi yang
berusaha untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sudah
diterima. Hal ini perlu diperhatikan mengingat tidak semua sumber daya
manusia
yang
ditemia
oleh
perusahaan,
sekaligus
terampil
untuk
menyelesaikan tugas serta memiliki disiplin kerja sebagaimana yang
diharapkan. Perubahan teknoligi dan lingkungan organisasi merupakan aspek
penting yang menuntut manajer agar mengembangkan kemampuannya secara
terus-menerus, khususnya dalam bidang manajemen.
c.
Pemberian Balas Jasa (compensation function) adalah usaha untuk menghargai
usaha karyawan terutama secara nyata menunjukkan hasil keringat baik
berdasarkan penilaian yang objektif. Pemberian balas jasa yang tidak adil atau
tidak merata akan menyebabkan rendahnya motivasi bagi karyawan yang pada
akhirnya
menyebabkan
turunnya
kinerja
disebabkan
mereka
kurang
diperlakukan secara adil oleh pimpinan sehingga menjadi malas dan tidak rela
menyumbangkan segala potensi yang dimilikinya secara makimal terhadap
pencapaian tujuan organisasi.
d.
Fungsi Integrasi (Integration Function) adalah usaha untuk menyelaraskan
antara tujuan perusahaan dengan tujuan individu maupun kelompok yang ada
dalam organisasi. Pentingnya organisasi ini mengingat motivasi setiap individu
12
untuk bergabung dalam perusahaan dengan tujuan individu dan kelompok yang
ada dalam suatu perusahaan bervariasi sehingga perlu untuk diselaraskan. Bila
dijalankan dengan baik, fungsi ini dapat meningkatkan semangat kerja dan
kinerja karyawan.
e.
Fungsi Pemeliharaan (Maintenance Function) merupakan fungsi operasional
manajemen sumber daya manusia yang terakhir. Jika fungsi pertama adalah
pengadaan pekerja, fungsi adalah sebaliknya yaitu menyangkut pada fungsi
pemberhentian atau memberi pensiun kepada pekerja yang sudah ada demi
mempertahankan kinerja perusahaan.
Berkaitan dengan uraian diatas, baik fungsi manajerial maupun fungsi
operasional menunjukkan bahwa keduanya merupakan suatu sistem yang tidak
dapat dipisahkan. Kedua sistem ini harus dapat dijalankan dan dikembangkan
secara selaras agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien.
3. Peranan dan kedudukan manajemen sumber daya manusia
Hingga saat ini belum ada perusahaan yang mampumelaksanakan tugastugasnya tanpa memerlukan sumber daya manusia. Terdapat kecenderungan bahwa
semakin besar suatu perusahaan, semakin besar pula kebutuhan sumber daya
manusianya. Hal ini dapat kita lihat dalam praktik dunia bisnis. Walaupun suatu
perusahaan sudah menggunakan mesin yang berteknologi tinggi, modern, serta
otomatis, perusahaan tetap saja membutuhkan sumber daya manusia yang terampil
dalam jumlah yang harus memadai. Sumber daya manusia yang terampil hanya
akan didapatkan jika perusahaan mau bertanggumgjawab untuk mengembangkan
13
para pekerjanya dengan melaksanakan aktivitas yang mendukung peningkatan
kompetensi karyawan.
C. Kompensasi
1. Pengertian Kompensasi
Menurut Gary Dessler (2007 : 46), kompensasi karyawan adalah semua
bentuk pembayaran atau hadiah yang diberikan kepada karyawan dan muncul dari
pekerjaann mereka.
Pada dasarnya terdapat dua cara untuk membuat pembayaran keuangan
kepada karyawan, yaitu pembayaran langsung dan pembayaran tidak langsung.
Pembayaran langsung adalah pembayaran dalambentuk upah, gaji, insentif, komisi
dan bonus. Sedangkan pembayaran tidak langsung adalah pembayaran dalam
bentuk tunjangan-tunjangan keuangan seperti asuransi.
Menurut Hanry Simamora (2004 : 441), kompensasi (compensation)
meliputi imbalan financial dan jasa nirwujud sera tunjangan yang diterima oleh
karyawan sebagai hubungan dari kepegawaian. Kompensasi merupakan apa yang
diterima oleh karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi.
Terminologi kompensasi sering digunakan secara bergantian dengan
administrasi gaji dan upah, kendatipun demikian, terminologi kompensasi
sesungguhnya merupakan konsep yang lebih luas. Manakala dikelola secara benar,
kompensasi
mencapai
tujuannya
dan
memperoleh,
memelihara
dan
mempertahankan tenaga kerja yang produktif.
Menurut Hariandji (2005:244) mengemukakan bahwa :”Kompensasi adalah
keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan
14
pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya, yang dapat berupa gaji
upah, bonus, insentif, tunjangan hari raya,uang makan, uang cuti dan lain-lain.
Kompensasi menurut Sihotang (2007:220) : ”Kompensasi adalah pengaturan
keselurahan pemberian balas jasa bagi karyawan dan para manajer baik berupa
finansial maupun barang dan jasa pelayanan yang diterima oleh setiap karyawan”.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2002 : 18) kompensasi adalah semua
pendapat yang berbentuk uang dan barang langsung maupun tidak langsng yang
diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang telah dierikan kepada
perusahaan.
Sedangkan menurut Mondy (2008 : 4) kompensasi adalah total seluruh
imbalan yang diterima para karyaawan sebagai pengganti jasa yang telah diberikan.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Panggabean dalam Edy Sutrisno
(2008 : 181) bahwasannya kompensasi merupakan setiap bentuk penghargaan yang
diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan
kepada organisasi.
2. Tujuan Kompensasi
Tujuan kompensasi pada tiap-tiap perusahaan berbeda, hal ini tergantung
pada tujuan perusahaanya. Tujuan kompensasi dapat dikatakan sebagai salah satu
motivasi atau perangsang yang berikan oleh perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas karyawan. Tujuan kompensasi menurut Malayu S. P. Hasibuan (2002
: 121).
1.
Ikatan kerjasama
15
Dengan pemberian kompensasi maka terjalinlah ikatan kerjasama antara
karyawan dan perusahaan.
2.
Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa, karyawan aka dapat memenuhi kebutuhan, status sosial
dan egoistiknya, sehingga karyawan memperoleh kepuasan kerja dari
jabatannya,
3.
Pengadaan Karyawan
Jika kompensasi yang diberikan cukup besar, maka pengadaan karyawan
yang kualifaad untuk perusahaan itu akan lebih baik.
4.
Motivasi
Motivasi adalah faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan tertentu. Movivasi untuk bekerja ini sangat penting, karena akan
memengaruhi tinggi rendahnya produktivitas karyawan. Tanpa adanya
motivasi dari pekerja untuk bekerjasama demi kepentinga perusahaan maka
tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan tidak akan tercapai.
5.
Satabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi
atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompetetif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena
turn over relative kecil.
6.
Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan
semakin baik. Mereka akan menyadari serta menaati peraturan yang berlaku.
7.
Pengaruh Serikat Buruh
16
Dengan program kompensasi yang baik, pengaruh serikat buruh dapat
dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8.
Pengaruh Pemerintah
Jika program kompensasi itu sesuai dengan undang-undang perburuhan yang
berlaku (seperti atas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat
dihindaran.
3. Jenis-Jenis Kompensasi
Pada dasarnya kompensasi dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok,
yaitu kompensasi finansial dan kompensasi bukan finansial. Akan tetapi sejalan
dengan tujuan penulisan dan rumusan masalah yang dijelaskan dalam bab
pendahuluan, maka penulis memusatkan landasan teoritikal akan jenis kompensasi
ini pada kompensasi finansial yang terbagi atas kompensasi finansial langsung dan
kompensasi finansial tidak langsung.
Kompensasi finansial menurut Gary Dessler (2007 : 46), pertama kompensasi
finansial yang diberikan secara langsung, yaitu gaji, upah, komisi-komisi dan
bonus. Dan yang kedua adalah kompensasi finansial yang diberikan secara tidak
langsung, seperti tunjangan kesehatan, tunjangan pensiun, tunjangan hari raya,
tunjangan pendidikan, tunjangan perumahan dan lain sebagainya.
a. Kompensasi finansial langsung
Kompensasi finsnsial langsung merupakan penghargaan yang diterima
karyawan dalam bentuk uang. Kompensasi finsnsial langsung dapat berupa upah,
gaji, insentif, dan tunjangan-tunjangan lain. Dessler (1997 : 85) menjelaskan bahwa
kompensasi langsung adalah pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah,
17
gaji, insentif, komisi dan bonus. Sedangkan menurut Umar (2003:16), kompensasi
langsung adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan dalam bentuk
gaji/upah, insentif, bonus, premi, pengobatan, asuransi dan lain-lain yang sejenis
yang dibayar oleh organisasi.
Menurut Nawawi (2005 : 316), kompensasi langsung adalah penghargaan
atau ganjaran yang disebut gaji atau upah, yang dibayar secara tetap berdasarkan
tenggang waktu yang tetap. Kompensasi langsung disebut juga upah dasar yakni
upah atau gaji tetap yang diterima seorang pekerja dalam bentuk upah bulanan
(salary) atau upah mingguan atau upah tiap jam dalam bekerja.
Kompensasi finansial langsung yang terdiri dari :
1) Gaji atau Upah
Menurut Hasibuan (1999 : 133), gaji adalah balas jasa yang dibayar secara
periodik kepada karyawan yang tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Gaji
(salary) umumnya berlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan, dan tahunan
(terlepas dari lamanya jam kerja).
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Gitosudarmo (1995 : 299) yang
menyatakan bahwa gaji adalah imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada
karyawan, yang penerimaannya bersifat rutin dan tetap setiap bulan walaupun
tidak masuk kerja maka gaji akan tetap diterima secara penuh. Selanjutnya
Gitosudarmo (1995 : 230) menyatakan bahwa untuk merancang imbalan finansial
khususnya gaji dapat mempertimbangkan faktor-faktor seperti:
a). Keadilan
18
Penggajian yang dirancang perlu mempertimbangkan azas keadilan. Konsep
keadilan dalam hal ini berkaitan dengan input-income, input atau masukan
antara lain meliputi pengalaman/masa kerja, senioritas, jejang pendidikan,
keahlian, beban tugas, prestasi dan lain sebagainya, sedangkan income/hasil
adalah imbalan yang diperoleh pekerja.
b). Kemampuan Organisasi
Organisasi jangan memaksakan diri untuk memberikan gaji di luar
kemampuannya, karena hal itu dapat membahayakan organisasi, yang pada
gilirannya juga akan merugikan pekerja itu sendiri.
c). Mengaitkan dengan prestasi
Untuk bidang tertentu dalam organisasi dimana prestasinya dapat diukur
dengan mengaitkan secara langsung antara gaji dengan prestasi masingmasing pekerja.
d). Peraturan Pemerintah
Penggajian harus memperhatikan peraturan pemerintah, seperti misalnya
ketentuan tentang Upah Minimum Propinsi (UMP). Idealnya, gaji yang
diberikan organisasi di atas ketentuan pemerintah. Gaji memadai yang
diterima oleh pekerja akan menimbulkan ketentraman dalam bekerja dan
mereka tidak akan berperilaku macam-macam.
e). Kompetitif
Penggajian yang dirancang hendaknya memperhatikan gaji yang dilakukan
oleh organisasi lain dalam industri yang sama. Menentukan tarif yang lebih
tinggi dari organisasi lain yang sejenis akan mampu menarik orang-orang
19
yang berkualitas masuk ke dalam organisasi, yang pada gilirannya akan
meningkatkan laju perkembangan organisasi.
Pembayaran gaji dilakukan setiap satu bulan sekali dimana karyawan
menerima gaji berdasarkan tingkat jabatan, golongan, dan kontribusinya bagi
perusahaan. Pembayaran gaji yang merupakan wujud kompensasi langsung
diharapkan mampu mewujudkan usaha dalam mempertahankan dan memotivasi
karyawan agar bersemangat dalam bekerja sehingga tujuan perusahaan tercapai.
Upah didefinisikan sebagai balas jasa yang adil dan layak diberikan
kepada para pekerja atas jasa-jasanya dalam mencapai tujuan organisasi. Upah
merupakan imbalan finansial langsung dibayarkan kepada karyawan berdasarkan
jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang
diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah dapat
berubah-ubah. Konsep upah biasanya dihubungkan dengan proses pembayaran
bagi tenaga kerja lepas.
Jenis-jenis upah dalam berbagai kepustakaan Hukum Ketenagakerjaan
Bidang Hubungan Kerja menurut Zaeni Asyhadie (Zaeni Asyhadie, 2007 : 70)
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Upah Nominal
Upah nominal adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara tunai kepada
pekerja/buruh yang berhak sebagai imbalan atas pengerahan jasa-jasa atau
pelayanannya sesuai dengan ketentuan ketentuan yang terdapat dalam
perjanjian kerja.
2) Upah Nyata (Riil Wages)
20
Upah nyata adalah uang nyata, yang benar-benar harus diterima seorang
pekerja/buruh yang berhak. Upah nyata ini ditentukan oleh daya beli upah tersebut
yang akan tergantung dari:
a) besar atau kecilnya jumlah uang yang diterima;
b) besar atau kecilnya biaya hidup yang diperlukan
3) Upah Hidup
Upah hidup, yaitu upah yang diterima pekerja/buruh relatif cukup untuk
membiayai keperluan hidupnya secara luas, yang bukan hanya kebutuhan
pokoknya, melainkan juga kebutuhan sosial keluarganya, seperti pendidikan,
asuransi, rekreasi, dan lain-lain.
4) Upah Minimum
Upah minimum adalah upah terendah yag akan dijadikan standar, oleh
pengusaha untuk menentukan upah yang sebenarnya dari pekerja/buruh yang
bekerja di perusahaannya. Upah minimum ini umumnya ditentukan oleh
pemerintah (cq. Gubernur dengan memerhatikan rekomendasi dari dewan
pengupahan provinsi dan/atau bupati/walikota), dan setiap tahun kadangkala
berubah sesuai dengan tujuan ditetapkannya upah minimum, yaitu :
a) Untuk menonjolkan arti dan peranan pekerja/buruh sebagai subsistem
dalam suatu hubungan kerja;
b) Untuk melindungi kelompok kerja dari adanya sistem pengupahan yang
sangat rendah dan yang secara materiil kurang memuaskan;
c) Untuk mendorong kemungkinan diberikannya upah yang sesuai dengan
nilai pekerjaan yang dilakukan;
21
d) Untuk mengusahakan terjaminnya ketenangan dan kedamaian kerja
dalam perusahaan;
e) Mengusahakan adanya dorongan peningkatan dalam standar hidup
secara normal.
5) Upah Wajar
Upah wajar adalah upah yang secara relatif dinilai cukup wajar oleh
pengusaha dan pekerja/buruh sebagai imbalan atas jasajasanya pada perusahaan.
Upah wajar ini sangat bervariasi dan selalu berubah-ubah antar upah minimum
dan upah hidup sesuai dengan faktor-faltor yang memengaruhinya. Faktor-faktor
tersebut adalah :
a) kondisi perekonomian negara;
b) nilai upah rata-rata di daerah tempat perusahaan itu berada;
c) peraturan perpajakan;
d) standar hidup para pekerja/buruh itu sendiri;
e) posisi perusahaan dilihat dari struktur perekonomian negara.
 Ketentuan pemberian upah
Menurut
pasal
1
angka
1
Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
No.PER01/MEN/1999 tentang Upah Minimum, upah minimum adalah upah
bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap. Dalam Pasal
97 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 menentukan bahwa Pemerintah dalam
hal ini Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan
Propinsi dan/atau bupati/walikota, menetapkan upah minimum berdasarkan
Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dan dengan memperhatikan produktivitas dan
22
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan ketentuan mengenai penghasilan yang layak,
kebijakan pengupahan, kebutuhan hidup layak dan perlindungan pengupahan,
penetapan upah minimum dan pengenaan denda terhadap pekerja/buruh yang
melakukan pelanggaran karena kesengajaan atau kelalaian diatur dengan
peraturan pemerintah (Hardijan Rusli, 2011:91).
Menurut pasal 1 angka 2 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No.KEP-226/MEN/2000 tentang perubahan pasal 1, pasal 3, pasal 4,
pasal 8, pasal 11, pasal 20, pasal 21 Peraturan Menteri Tenaga Kerja PER01/MEN/1999 tentang upah minimum, upah minimum propinsi adalah upah yang
berlaku untuk seluruh kabupaten atau kota di satu propinsi. Besarnya upah
minimum untuk setiap wilayah propinsi atau kabupaten atau kota tidak sama
karena tergantung nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di daerah bersangkutan.
Upah minimum disesuaikan dengan kebutuhan hidup layak yang besarnya
ditetapkan Menteri Tenaga Kerja. Pencapaian KHL perlu dilakukan secara
bertahap karena kebutuhan hidup minimum yang sangat ditentukan oleh
kemampuan dunia usaha. (Hardijan Rusli, 2011:91).
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor. KEP-226/MEN/2000 juga mengaturnya di dalam Pasal 19 ayat (2) yang
menentukan “Permohonan penangguhan pelaksanaan Upah Minimum diajukan
kepada Gubernur melalui Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga
Kerja/Instansi Pemerintah yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di
Propinsi. Permohonan penangguhan pelaksanaan Upah Minimum dimaksud di
atas tidaklah serta merta dapat disetujui oleh Gubernur. Di dalam Pasal 20 ayat (2)
23
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor.
KEP-226/MEN/2000 dinyatakan bahwa “Berdasarkan permohonan penangguhan
pelaksanaan Upah Minimum, Gubernur dapat meminta Akuntan Publik untuk
memeriksa keadaan keuangan guna pembuktian ketidakmampuan perusahaan atas
biaya perusahaan
yang memohon penangguhan.” Selanjutnya Gubernur
menetapkan penolakan atau persetujuan penangguhan pelaksanaan Upah
Minimum berdasarkan audit dari Akuntan Publik.
Apabila permohonan penangguhan pelaksanaan Upah Minimum disetujui
oleh Gubernur, maka persetujuan tersebut berlaku untuk waktu paling lama 1
(satu) tahun. Atau dengan kata lain, bagi pengusaha yang tidak mampu membayar
upah minimum dapat melakukan penangguhan yang tata caranya diatur dengan
keputusan menteri tenaga kerja. Penangguhan pelaksanaan upah minimum bagi
perusahaan yang tidak mampu dimaksudkan untuk membebaskan perusahaan
yang bersangkutan melaksanakan upah minimum yang berlaku dalam kurun
waktu tertentu. Bila penangguhan tersebut berakhir, maka perusahaan yang
bersangkutan wajib melaksanakan upah minimum yang berlaku pada saat itu,
tetapi tidak wajib membayar pemenuhan ketentuan upah minimum yang berlaku
pada waktu diberikan penangguhan.
Pasal 90 ayat (1) jo. Pasal 185 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa pengusaha dilarang membayar upah lebih
rendah dari upah minimum. Barang siapa melanggar ketentuan dimaksud,
diancam sanksi pidana penjara antara 1 (satu) tahun sampai dengan 4 (empat)
24
tahun, dan/atau denda antara Rp 100.000.000,- sampai dengan Rp 400.000.000,(http://hukumonline.com/2014/03/.html).
2) Upah Insentif
Jenis kompensasi lain yang diberikan kepada karyawan sebagai imbalan atas
kerjanya adalah upah insentif. Perusahaan menetapkan adanya upah insentif untuk
menghubungkan keinginan karyawan akan pendapatan finansial tambahan dengan
kebutuhan organisasi akan peningkatan kualitas dan kuantitas kerjanya. Menurut
Nawawi (1997 : 317) definisi upah insentif adalah: “Penghargaan atau ganjaran
yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi,
sifatnya tidak tetap atau sewaku-waktu”.
Hasibuan (1999 : 133) mendefinisikan upah insentif adalah balas jasa yang
diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standart.
Sedangkan Manulang (1994 : 147), “Insentif merupakan alat motivasi, sarana
motivasi, sarana yang memberikan motif atau sarana menimbulkan dorongan”.
Upah insentif sebagai bagian dari keuntungan perusahaan terutama sekali
diberikan kepada karyawan yang bekerja secara baik atau berprestasi. Pemberian
insentif ini dimaksudkan perusahaan sebagai upaya untuk memotivasi karyawan
yang berprestasi tetap bekerja di perusahaan.
Ranupandojo dan Husnan (2002 : 164) menjelaskan agar insentif bisa
berhasil, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a)
Pembayarannya hendaknya sederhana agar dapat dimengerti dan dihitung
oleh karyawan sendiri
25
b) Penghasilan yang diterima buruh hendaknya langsung menaikkan output dan
efisiensi
c)
Pembayaran hendaknya dilakukan secepat mungkin
d) Standar kerja hendaknya ditentukan dengan hati-hati, standar kerja yang
tinggi ataupun terlalu rendah sama tidak baiknya.
e)
Besarnya upah normal dengan standar kerja per jam hendaknya cukup
merangsang pekerja untuk bekerja lebih giat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa tujuan pemberian
insentif pada umumnya adalah untuk mendorong karyawan agar bekerja dengan
lebih bersemangat sehingga produktifitas kerja karyawan meningkat.
3) Bonus
Jenis kompensasi lain yang ditetapkan perusahaan adalah berupa pemberian
bonus. Pemberian bonus kepada karyawan ini dimaksudkan untuk meningkatkan
produktifitas kerja dan semangat kerja karyawan. Pengertian bonus menurut
Simamora (2004 : 522) adalah “Pembayaran sekaligus yang diberikan karena
memenuhi sasaran kinerja”, sedangkan menurut Sarwoto (1991:156), pengertian
bonus adalah :
a)
Uang dibayar sebagai balas atas hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan
apabila melebihi target
b) Diberikan secara sekali terima tanpa sesuatu ikatan di masa yang akan
datang.
c)
Beberapa persen dari laba yang kemudian dibagikan kepada yang berhak
menerima bonus.
26
Bonus diberikan apabila karyawan mempunyai profitabilitas atau
keuntungan dari seluruh penjualan tahun lalu. Penentuan besarnya pemberian
bonus adalah berdasarkan kebijakan perusahan, tidak ada ketetapan yang pasti
mengenai bonus yang diberikan. Dessler (1997:417) menyatakan bahwa “Tidak
ada aturan yang pasti mengenai sistem perhitungan bonus dan beberapa
perusahaan tidak memiliki formula untuk mengembangkan dana bonus”.
b. Kompensasi finansial tidak langsung
Kompensasi
finansial
tidak
langsung
adalah
pemberian
bagian
keuntungan/manfaat lainnya bagi para pekerja diluar gaji atau upah tetap, dapat
berupa uang atau barang. Misalnya THR, Tunjangan Hari Natal dan lain-lain.
Dengan kata lain kompensasi finasial tidak langsung adalah program pemberian
penghargaan/ganjaran dengan fariasi yang luas, sebagai pemberian bagian
keuntungan organisasi/perusahaan. Menurut Handoko (2001 : 183), “Kompensasi
tidak langsung adalah balas jasa pelengkap atau tunjangan yang diberikan pada
karyawan berdasarkan kemampuan perusahaan”. Jadi kompensasi tidak langsung
merupakan balas jasa yang diberikan dalam bentuk pelayanan karyawan, karena
diperlakukan sebagai upaya penciptaan kondisi dan lingkungan kerja yang
menyenangkan.
Handoko (2001 : 185) menggolongkan
kompensasi tidak langsung
menjadi beberapa bagian yaitu:
1) Pembayaran upah untuk waktu tidak bekerja (time-off benefit), meliputi:
a) Istirahat on the job, terdiri dari:
(1). Periode Istirahat
27
(2). Periode makan
(3). Periode waktu cuti
b). Hari-hari sakit
c). Liburan dan cuti
d). Alasan lain, misal kehamilan, kecelakaan, upacara pemakaman.
2) Perlindungan ekonomis terhadap bahaya, meliputi:
a). Jaminan pembayaran upah dalam jumlah tertentu selama suatu periode
b). Rencana-rencana pensiun
c). Tunjangan hari tua
d). Tunjangan pengobatan
e). Pembentukan koperasi atau yayasan yang mengelola kredit karyawan.
3) Program pelayanan karyawan, meliputi:
a). Rekreasi
b). Kafetaria
c). Perumahan
d). Beasiswa pendidikan
e). Fasilitas pembelian
f). Konseling finansial dan legal
g). Aneka ragam pelayanan lain.
4) Pembayaran kompensasi yang ditetapkan secara legal.
Kompensasi finansial tidak langsung yang digunakan adalah perlindungan
ekonomis terhadap bahaya berupa tunjangan kesehatan, bayaran di luar jam kerja
(sakit, hari besar, cuti), dan program pelayanan karyawan berupa penyediaan
28
fasilitas-fasilitas (kendaraan, sarana olahraga, sarana peribadatan) dengan alasan
ketiga item tersebut sesuai dengan kondisi yang ada dalam perusahaan.
Kompensasi finansial tidak langsung diberikan pada karyawan dalam rangka
menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan, dan memberikan kepuasan pada
karyawan sehingga diharapkan karyawan merasa nyaman bekerja dalam
perusahaan.
4. Tahapan Menetapkan Kompensasi
Menurut Rivai (2004 : 366), tujuan manajemen kompensasi bukanlah
membuat berbagai aturan dan hanya memberikan petunjuk saja. Namun, semakin
banyak tujuan perusahaan dan tujuan pemberian kompensasi juga harus diikuti
dengan semakin efektif administrasi penggajian dan pengupahan.
Untu
memenuhi tujuan-tujuan tersebut, perlu diikuti tahapan-tahapan manajemen
kompensasi sebagai berikut:
Tahap 1: Mengevaluasi tiap pekerjaan, dengan menggunakan informasi analisis
pekerjaan, untuk menjamin keadilan internal yang didasarkan pada nilai
relative pekerjaan.
Tahap 2 : Melakukan survei upah dan gaji untuk melakukan keadilan eksternal
yang didasarkan pada upah pembayaran eksternal.
Tahap 3 : Menilai harga tiap pekerjaan untuk menentukan pembayaran upah yang
didasarkan pada keadilan internal dan eksternal.
Menurut panggabean (2004 : 82), tahapan-tahapan yang dilalui dalam
pemberian kompensasi supaya terasa adil terdiri atas:
29
a.
Menyelenggarakan survei gaji, yaitu survei mengenai jumlah gaji yang
diberikan bagi pekerjaan yang sebanding di perusahaan lain (untuk
menjamin keadilan eksternal),
b.
Menentukan nilai tiap pekerjaan dalam perusahaan melaui evaluasi
pekerjaan (untuk menjamin keadilan internal),
c.
Mengelompokkan pekerjaan yang sama/sejenis ke dalam tingkat upah yang
sama pula (untuk menjamin employee equity/keadilan karyawan),
d.
Menetapkan harga tiap tingkatan gaji dengan menggunakan garis upah,
e.
Menyesuaikan tingkat upah dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Tantangan yang dihadapi dalam menetapkan upah :
Menurut panggabean (2004 : 83) metode penetapan gaji yang sebaik
apapun akan menghadapi tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Standar gaji yang berlaku umum
Beberapa jabatan harus dibayar lebih dari yang seharusnya sebab oleh
desakan pasar (terutama untuk jabatan yang sukar diisi lowongannya).
b.
Kekuatan serikat buruh
Serikat buruh dapat menggunakan kekuatannya untuk memperoleh gaji
yang sesuai dengan relative jabatannya.
c.
Produktivitas
Perusahaan harus memperoleh laba agar bias tetap hidup. Sebaliknya juga
pegawai tidak akan digaji lebih dari pada kontribusi yang diberikan kepada
perusahaan (digaji sesuai dengan produktivitas mereka).
30
d.
Kebijakan gaji dan upah
Beberapa perusahaan memiliki kebijaksanaan yang menyebabkan mereka
harus mengadakan penyesuaian gaji yang telah ditetapkan. Kebijakan yang
umum yaitu memberikan kenaikan gaji yang sama kepada pegawai yang
tergabung dengan serikat kerja dengan pegawai yang tidak tergabung
dengan serikat kerja.
e.
Peraturan pemerintah
Pemerintah turut campur dalam menentukan beberapa kebijakan yang
berkaitan dengan tenaga kerja, pembatasan usia kerja (17 tahun s/d 65
tahun), dan pembatasan jam kerja (maksimum 40 jam/minggu).
f.
Nilai yang sebanding dengan pembayaran yang sama
Masalah yang penting dalam manajemen kompensasi dengan kesempatan
yang sama adalah comparable worth (nilai yang sebanding). Setiap jabatan
yang mempunyai nilai yang sama bagi organisasi harus dibayar sama.
Comparable worth berarti pembayaran yang sama untuk pekerjaan yang
sama.
5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kompensasi
Berbagai faktor yang memengaruhi tingkat kompensasi yang dikemukakan
Malayu S.P Hasibuan (2000 : 128), antara lain:
1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja
Meskipun hukum ekonomi tidaklah bisa ditetapkan secara mutlak dalam
masalah tenaga kerja, tetapi tidak bisa diingkari bahwa hukum permintaan
dan penawaran tetap memengaruhi untuk pekerjaan yang membutuhkan
31
keterampilan (skill) tinggi, dan jumlah tenaga kerjanya langkah. Maka upah
cenderung tinggi sedangkan jabatan-jabatan yang mempunyai penawaran
yang melimpah upah cenderung menurun.
2. Kemampuan untuk membayar
Meskipun mungkin serikat buruh menuntuk kompensasi yang tinggi, tetapi
realisasi pemberian kompensasi akan tergantung juga ada tidaknya
kemampuan membayar dari perusahaan. Tingginya kompensasi akan
mengakibatkan biaya produksi, dan akhirnya sampai mengakibatkan kerugian
perusahaan, maka jelas perusahaan tidak akan mampu memenuhi fasilitas
karyawan.
3. Organisasi buruh
Ada tidaknya organisasi buruh, serta lemah kuatnya organisasi buruh akan
ikut memengaruhi tingkat kompensasi. Adanya serikat buruh yang kuat, yang
berarti posisi bargaining karyawan yang kuat, sehingga menaikkan tingkat
kompensasi, demikian pula sebaliknya.
4. Produktivitas
Kompensasi sebenarnya merupakan imbalan atas prestasi karyawan. Semakin
tinggi prestasi karyawan seharusnya semakin tinggi pula kompensasi yang
akan karyawan terima. Prestasi ini biasa dinyatakan sebagai produktivitas.
Hanya yang menjadi masalah nampaknya belum ada kesempatan dalam
menghitung produktivitas.
5. Pemerintah
32
Pemerintah dengan peraturan-peraturannya juga memengaruhi tinggi
rendahnya kompensasi. Peraturan tanntang kompensasi minimum merupakan
batas bawah tingkat kompensasi yang akan dibayarkan.
6. Biaya hidup
Faktor lain yang harus diperhitungkan juga adalah biaya hidup. Dikota-kota
besar dimana biaya hidup tinggi, kompensasi juga cenderung tinggi.
Bagaimanapun nampaknya biaya hidup merupakan batas kompensasi dari
para karyawan.
7. Posisi jabatan karyawan
Karyawan yang menduduki jabatan yang paling tinggi akan menerima gaji /
kompensasi yang lebih besar begitupun sebaliknya. Hal ini wajar karena
seseorang yang mendapat kewenangan dan tanggung jawab yang besar harus
mendapatkan apresiasi yang lebih besar pula.
8. Pendidikan dan pengalaman kerja
Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lama, maka gaji/balas
jasanya akan semakin besar, karena kecakapan serta keterampilannya lebih
baik.
9. Kondisi perekonomian nasional
Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju maka tingkat
kompensasi akan semakin besar karena akan mendekati kondisi “full
employment”. Sebaliknyajika kondisi perekonomian yang kurang maju
(depresi) maka tingkat upah rendah, karena banyak terdapat pengangguran
(disqueshed unemployment).
33
10. Jenis dan sifat pekerjaan
Kalau jenis pekerjaan yang sulit dan mempunyai resiko (finansial dan
keselamatan) yang besar maka tingkat upah/balas jasanya semakin besar
karena membutuhkan kecakapan serta ketelitian untuk mengerjakannya dan
begitupun sebaliknya.
6. Sistem Kompensasi
Sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah:
1. Sistem Waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji, upah) ditetapkan berdasarkan
standar waktu seperti jam, minggu, atau bulan.
2. Sistem Hasil (Output)
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi/upah ditetapkan atas kesatuan
unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter, dan kilogram.
3. Sistem Borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa
didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya.
D. Pengertian Karyawan/buruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian pekerja adalah orang
yang bekerja; orang yang menerima upah atas hasil kerjanya; buruh; karyawan;
ahli Admministrasi pekerja yang sudah dididik dan sudah memiliki keterampilan
untuk melakukan suatu pekerjaan, dapat juga dikatakan sebagai harian buruh atau
karyawan yang upahnya diperhitungkan setiap hari ia bekerja (jumlah hari
kerjanya); atau buruh yang melakukan pekerjaannya dengan tenaga fisik (seperti
34
pemikul barang, kuli bangunan, pekerja perbaikan jalan); kuli; buruh mingguan
buruh atau karyawan yang upahnya dibayar seminggu sekali; buruh musiman
pekerja yang bekerja hanya pada musim-musim tertentu; buruh pabrik buruh atau
karyawan pabrik yang tugasnya lebih banyak bersifat pekerjaan tangan tanpa
tanggung jawab penyedia. (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php).
Menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39 bab I ketentuan
umum pasal 1 ayat 3, pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima
upah atau imbalan dalam bentuk lain. Prof. Iman Soepomo memberi pengertian
pekerja yang sangat luas, yaitu tiap orang yang melakukan pekerjaan, baik di
dalam hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja yang secara kurang tepat
oleh sementara disebut buruh bebas (Iman Soepomo, 1992 : 26).
1. Pengertian perjanjian kerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian perjanjian adalah
persetujuan (tertulis atau dengan lisan) yang dibuat oleh dua pihak atau lebih,
masing-masing bersepakat akan menaati apa yg tersebut dalam persetujuan itu
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002 : 351).
Dalam ketentuan pasal 1601a Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
mengenai perjanjian kerja disebutkan bahwa: Perjanjian kerja adalah suatu
perjanjian di mana pihak yang satu si buruh, mengikatkan dirinya untuk dibawah
perintah pihak yang lain, si majikan untuk suatu waktu tertentu, melakukan
pekerjaan dengan menerima upah. Dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
35
Nomor 39 Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 14 pengertian perjanjian kerja
adalah perjanjian antara pekerja / buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja
yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. Menurut Prof.
Iman Soepomo: Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian di mana pihak kesatu,
buruh, mengikatkan diri untuk bekerja dengan menerima upah pada pihak lainnya,
majikan, yang mengikatkan diri untuk mengerjakan buruh itu dengan membayar
upah (Imam Soepomo, 1992 : 57).
2. Hak dan Kewajiban bagi pekerja/karyawan/buruh dan pengusaha
Hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja yang terdapat dalam pasal 8288 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah
sebagai berikut:
a. Hak pekerja/buruh pada umumnya, antara lain adalah:
1) Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah)
bulan sebelum saatnya melahirkan.
2) Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak
memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat
keterangan dokter kandungan atau bidan.
3) Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi
kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus
dilakukan waktu kerja.
4) Setiap pekerja/buruh berhak mendapat upah penuh.
36
5) Setiap pekerja/buruh berhak atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral
kesusilaan, perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia secara
nilai-nilai agama.
6) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
b. Kewajiban pekerja/buruh pada umumnya, antara lain adalah:
1) Mentaati peraturan yang telah ditetapkan.
2) Menjalankan pekerjaan yang sesuai dengan perintah pimpinan/pengusaha.
c. Hak pengusaha pada umumnya, antara lain adalah:
1) Memerintah pada pekerja/buruh untuk melakukan pekerjaan
2) Berhak atas hasil pekerjaan
d. Kewajiban pengusaha pada umumnya, antara lain adalah:
1) Membayar upah pekerja/buruh
2) Menyediakan atau memberi pekerjaan
3) Memberi perlindungan dalam sistem keselamatan dan kesehatan kerja.
E. Motivasi Kerja
1. Pengertian Motivasi
Perilaku manusia sebenarnya hanyalah cerminan yang paling sederhana
motivasi dasar mereka. Agar perilaku manusia sesuai dengan tujuan organisasi,
maka harus ada perpaduan antara motivasi akan pemenuhan kebutuhan mereka
sendiri dan permintaan organisasi. Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai
dengan adanya motivasi. Menurut Robbins (2007) motivasi merupakan proses
yang berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu ke
37
arah pencapaian sasaran. Pengertian motivasi juga datang dari Marihot Tua E. H.
(2002) yaitu faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau
keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam
bentuk usaha keras atau lemah.
Pengertian lainnya tentang motivasi dikemukakan oleh Sopiah (2008)
dengan definisi sebagai keadaan di mana usaha dan kemauan keras seseorang
diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil atau tujuan tertentu. Hasil-hasil yang
dimaksud bisa berupa produktivitas, kehadiran atau perilaku kerja kreatif lainnya.
Berdasarkan beberapa pengertian motivasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi timbul dari diri sendiri untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan juga
bisa dikarenakan oleh dorongan orang lain. Tetapi motivasi yang paling baik
adalah dari diri sendiri karena dilakukan tanpa paksaan dan setiap individu
memiliki motivasi yang berbeda untuk mencapai tujuannya.
2. Teori Motivasi
Beberapa teori motivasi yang dikenal dan dapat diterapkan dalam organisasi
akan diuraikan sebagai berikut :
1. Tiga Jenis Motivasi David McClelland
a. Kebutuhan Akan Prestasi (n-ACH)
Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli,
berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses.
Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan
penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Ciri-ciri inidividu yang
menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang
38
relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja
mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah. n-ACH
adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha
mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis
tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat
umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap
prestasinya tersebut.
b. Kebutuhan Akan Kekuasaan (n-pow)
Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain
berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan
berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini pada teori
Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi
diri. McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat
berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan. npow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki motivasi untuk
berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk memimpin
dan memiliki ide-ide untuk menang. Ada juga motivasi untuk peningkatan
status dan prestise pribadi.
c. Kebutuhan Untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-affil)
Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi
yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai
hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak
39
lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya
berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.
McClelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi
karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam
bekerja atau mengelola organisasi. Dalam teorinya McClelland mengemukakan
bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini
dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan
motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. Teori ini
memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan prestasi kebutuhan,
kekuasaan, dan kebutuhan afiliasi. Model motivasi ini ditemukan diberbagai
lini organisasi, baik staf maupun manajer. Beberapa karyawan memiliki
karakter yang merupakan perpaduan dari model motivasi tersebut.
2. Teori Motivasi Kebutuhan Maslow
Maslow menyatakan bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan
sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang cenderung
bersifat bawaan (Marihot Tua E.H., 2002). Hipotesis Maslow mengatakan
bahwa lima jenjang kebutuhan yang bersemayam dalam diri manusia terdiri dari:
a. Fisiologis, antara lain kebutuhan akan sandang, pangan, papan dan kebutuhan
jasmani lain.
b. Keamanan, antara lain kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan
terhadap kerugian fisik dan emosional.
c. Sosial, antara lain kasih sayang, rasa saling memiliki, diterima-baik,
persahabatan.
40
d. Penghargaan, antara lain mencakup faktor penghormatan diri seperti harga
diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor penghormatan diri luar seperti
misalnya status, pengakuan dan perhatian.
e. Aktualisasi Diri, merupakan dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuai
ambisinya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan
kebutuhan diri. Sedangkam Mitchell, Vance F. Dan Pravin Moudgill (dikutip
oleh Fuad Mas’ud, 2004) mengembangkan teori hierarki kebutuhan menjadi :
1. Kebutuhan keamanan
2. Kebutuhan sosial
3. Kebutuhan harga diri
4. Kebutuhan otonomi
5. Kebutuhan aktualisasi diri
3. Teori Douglas McGregor (Teori X dan Teori Y)
Douglas McGregor mengemukakan dua pandangan yang jelas berbeda
mengenai manusia. Pada dasarnya yang satu negatif, yang ditandai sebagai Teori
X, dan yang lain positif, yang ditandai dengan Teori Y. Menurut Teori X, empat
asumsi yang dipegang manajer adalah sebagai berikut:
a. Karyawan secara inheren tidak menyukai kerja dan, bila dimungkinkan, akan
mencoba menghindarinya.
b. Karena karyawan tidak menyukai kerja, mereka harus dipaksa, diawasi, atau
diancam dengan hukuman untuk mencapai sasaran.
c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari pengarahan formal
bila mungkin.
41
d. Kebanyakan karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain
yang terkait dengan kerja dan akan menunjukkan ambisi yang rendah.
Kontras dengan pandangan negatif mengenai kodrat manusia ini, Mc Gregor
mencatat empat asumsi positif, yang disebutnya sebagai teori Y :
a. Karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama dengan
istirahat atau bermain.
b. Orang-orang akan melakukan pengarahan diri dan pengawasan diri jika
mereka memiliki komitmen pada sasaran.
c. Rata-rata orang dapat belajar untuk menerima, bahkan mengusahakan,
tanggung jawab.
d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar luas ke semua
orang dan tidak hanya milik mereka yang berada dalam posisi manajemen.
4. Teori ERG
Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer yang berargumen bahwa ada
3 kelompok kebutuhan inti, yaitu :
1. Existence (eksistensi)
Kelompok
eksistensi
memperhatikan
tentang
pemberian
persyaratan
keberadaan materiil dasar kita, mencakup butir-butir yang yang oleh Maslow
dianggap sebagai kebutuhan psikologis dan keamanan.
2. Relatedness (keterhubungan)
Hasrat yang kita miliki untuk memelihara hubungan antar pribadi yang
penting. Hasrat sosial dan status menuntut terpenuhinya interaksi dengan
42
orang-orang lain, dan hasrat ini sejalan dengan kebutuhan sosial Maslow dan
komponen eksternal pada klasifikasi penghargaan Maslow.
3. Growth (pertumbuhan)
Hasrat intrinsik untuk perkembangan pribadi, yang mencakup komponen
intrinsik dari kategori penghargaan Maslow dan karakteristik-karakteristik
yang tercakup pada aktualisasi diri. Berbeda dengan teori hierarki kebutuhan,
teori ERG memperlihatkan bahwa lebih dari satu kebutuhan dapat berjalan
pada saat yang sama, dan jika kepuasan pada kebutuhan pada kebutuhan
tingkat lebih tinggi tertahan, maka hasrat untuk memenuhi kebutuhan tingkat
lebih rendah meningkat.
5. Teori Pengharapan
Dewasa ini, salah satu dari penjelasan yang paling diterima secara luas
mengenai motivasi adalah teori pengharapan (ekspektasi) dari Victor Vroom.
Teori ini berargumen bahwa kekuatan dari kecenderungan untuk bertindak
dengan cara tertentu bergantung pada kekuatan pengharapan bahwa tindakan itu
akan diikuti oleh output tertentu dan tergantung pada daya tarik output itu bagi
individu tersebut. Dalam istilah yang lebih praktis, teori pengharapan
mengatakan karyawan dimotivasi untuk melakukan upaya lebih keras bila ia
meyakini upaya itu akan menghasilkan penilaian kinerja yang lebih baik. Oleh
karena itu, teori tersebut berfokus pada 3 hubungan, yaitu :
a. Hubungan upaya – kinerja. Probabilitas yang dipersepsikan oleh individu
yang mengeluarkan sejumlah upaya tertentu itu akan mendorong kinerja.
43
b. Hubungan kinerja – imbalan. Sampai sejauh mana individu itu meyakini
bahwa berkinerja pada tingkat tertentu akan mendorong tercapainya output
yang diinginkan.
c. Hubungan imbalan – sasaran pribadi. Sampai sejauh mana imbalanimbalan
organisasi memenuhi sasaran atau kebutuhan pribadi individu serta potensi
daya tarik imbalan tersebut bagi individu tersebut.
3. Jenis-jenis Motivasi
Ada dua jenis motivasi, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif dengan
penjelasan sebagai berikut:
a. Motivasi Kerja Positif
Motivasi kerja positif adalah suatu dorongan yang diberikan oleh seorang
karyawan untuk bekerja dengan baik, dengan maksud mendapatkan
kompensasi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan berpartisipasi penuh
terhadap pekerjaan yang ditugaskan oleh perusahaan / organisasinya. Ada
beberapa macam bentuk pendekatan motivasi positif dalam rangka
meningkatkan kinerja pegawai, yaitu :
1. Penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan
Seorang pemimpin memberikan pujian atas hasil kerja seorang karyawan
jika pekerjaan tersebut memuaskan maka akan menyenangkan karyawan
tersebut.
2. Informasi, pemberian informasi yang jelas akan sangat berguna untuk
menghindari adanya berita-berita yang tidak benar, kesalahpahaman, atau
perbedaan pendapat dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
44
3. Pemberian perhatian yang tulus kepada karyawan sebagai seorang individu
Para karyawan dapat merasakan apakah suatu perhatian diberkan secara
tulus atau tidak, dan hendaknya seorang pimpinan harus berhati-hati dalam
memberikan perhatian.
4. Persaingan
Pada umumnya setiap orang senang bersaing secara jujur. Oleh karena itu
pemberian hadiah untuk yang menang merupakan bentuk motivasi positif.
5. Partisipasi
Dijalankannya partisipasi akan memberikan manfaat seperti dapat
dihasilkannya suatu keputusan yang lebih baik.
6. Kebanggaan
Penyelesaian suatu pekerjaan yang dibebankan akan menimbulkan rasa puas
dan bangga, terlebih lagi jika pekerjaan yang dilakukan sudah disepakati
bersama.
b. Motivasi Kerja Negatif
Motivasi
kerja
negatif
dilakukan
dalam
rangka
menghindari
kesalahankesalahan yang terjadi pada masa kerja. Selain itu, motivasi kerja
negatif juga berguna agar karyawan tidak melalaikan kewajiban-kewajiban yang
telah dibebankan. Bentuk motivasi kerja negatif dapat berupa sangsi, skors,
penurunan jabatan atau pembebanan denda.
F. Faktor - faktor yang Memengaruhi Motivasi Kerja
Michael Armstrong (1988) menyatakan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi motivasi adalah kebutuhan dan keadaan – keadaan yang bisa
45
memenuhi kebutuhan. Lebih jauh lagi, Indrawijaya (1983) menyatakan bahwa
selain kepribadian, sikap, pengalaman masa lampau, harapan masa mendatang,
dan faktor intrinsik, ada pula faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang.
Faktor lain ini ialah apa yang disebut tekanan (stress) psikologis dan kepuasan
kerja. Penelitian yang dilakukan dengan menginterview sejumlah orang. Herzberg
tiba pada suatu keyakinan bahwa dua kelompok faktor yang mempengaruhi
perilaku adalah :
a. Hygiene Factor
Faktor ini berkaitan dengan konteks kerja dan arti lingkungan kerja bagi
individu. Faktor-faktor higinis yang dimaksud adalah kondisi kerja, dasar
pembayaran (gaji/kompensasi), kebijakan organisasi, hubungan antar personal,
dan kualitas pengawasan.
b. Satisfier Factor
Merupakan faktor pemuas yang dimaksud berhubungan dengan isi kerja
dan definisi bagaimana seseorang menikmati atau merasakan pekerjaannya.
Faktor yang dimaksud adalah prestasi, pengakuan, tanggung jawab dan
kesempatan untuk berkembang. Menurut teori ini faktor-faktor yang mendorong
aspek motivasi adalah keberhasilan, pengakuan, sifat pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab seseorang, kesempatan meraih kemajuan, dan pertumbuhan.
Sedangkan faktor hygiene yang menonjol adalah kebijaksanaan perusahaan,
supervisi, kondisi pekerjaan, upah dan gaji, hubungan dengan rekan kerja sekerja,
kehidupan pribadi, hubungan dengan para bawahan, status, dan keamanan.
46
G. Hubungan Antara Kompensasi Dengan Motivasi Kerja
Kompensasi adalah pengaturan keseluruhan pemberian balas jasa bagi
“employers” maupun “employees” baik yang lansung berupa uang (finansial)
maupun yang tidak lansung (non finansial). Dengan definisi tersebut, makin lebih
dapat disadari bahwa suatu kompensasi jelas akan dapat meningkatkan atau
menurunkan prestasi kerja, kepuasan kerja, maupun motivasi karyawan. Oleh
karena itu penting sekali perhatian organisasi perusahaan terhadap pengaturan
kompensasi secara benar dan adil, lebih dipertajam (Martoyo, 2007 : 116).
Menurut teori Maslow tentang lima tingkat kebutuhan, kompensasi
mendasari kelima tingkat kebutuhan manusia, dari mulai kebuthan fisiologis
hingga tingkat kebutuhan yang paling tinggi yaitu self-actualization (perwujudan
diri). Tanpa adanya kompensasi, kebutuhan-kebutuhan lanjutan tidak dapat
berfungsi sesuai dengan kaidah Maslow bahwa kebutuhan yang lebih tinggi hanya
dapat berfungsi jika kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi. Sistem
kompensasi tidak hanya untuk memuaskan kebutuhan fisik melainkan juga
pengakuan dan rasa mencapai sesuatu. Berbagai jenis kebutuhan manusia akan
dicerminkan dari berbagai keinginan para karyawan terhadap pekerjaannya,
termasuk
diantaranya
keinginan
untuk
memperoleh
upah
yang
layak
(Ranupandjoyo dan Hasnan, 1983 : 93)
Simamora (1997 : 564) menyatakan bahwa kompensasi yang baik adalah
sistem kompensasi yang tanggap terhadap situasi dan sistem yang dapat
memotivasi karyawan-karyawan. Sistem kompensasi hendaknya memuaskan
kebutuhan karyawan, memastikan perlakuan adil terhadap mereka dalam hal
47
kompensasi dan memberikan imbalan terhadap kinerja mereka. Apabila sistem
kompensasi telah mampu menciptakan kondisi seperti diatas maka karyawan akan
dengan senang hati memenuhi permintaan pihak manajemen untuk bekerja secara
optimal. Secara sederhana perolehan kompensasi yang layak akan menimbulkan
peningkatan motivasi dan produktivitas kerja bagi karyawan.
H. Penelitian Relevan
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Heru Sri Wibowo, (2003) Analisis
Hubungan Antara Motivasi Kerja, Kompensasi Dan Kepuasan Kerja Dengan
Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada Badan Pengelola Gelanggang
Olah Raga Jatidiri Semarang). Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro. Temuan pertains dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang
arat antara variabel motivasi, kompensasi dan kepuasan kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan Badan Pengelola Gelora Jatidiri Semarang secara
parsial. Hal tersebut diketahui melalui signifikansi kofisien korelasi Kendall yang
lebih kecil dari 0,05. Temuan kedua dalam penelitian ini adalah terdapat
hubungan yang erat antara variabel motivasi, kompensasi dan kepuasan kerja
terhadap produktivitas kerja karyawan Badan Pengelola Calm Jatidiri Semarang
secara simultan. Hal tersebut diketahui melalui signifikansi koefisien korelasi
Kendall W yang lebih kecil dad 0,05.
Sri Setyaningsih, 2006. Analisis Hubungan Kompensasi Dengan Kepuasan
Kerja Karyawan Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Amanah Ummah
Leuwiliang Bogor. Menyimpulkan bahwa yang memiliki hubungan kompensasi
dengan kepuasan kerja karyawan adalah gaji, seragam kerja, fasilitas, hari tidak
48
masuk kerja, cuti kerja dan izin kerja. Sedangkan kompensasi yang memiliki
hubungan nyata dan agak lemah dengan kepuasan kerja adalah upah lembur,
tunjangan dan bonus.
Allo (2007). Analisis Kompensasi Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Petugas P3kb Pada Dinas Kehutanan Propinsi Sulawesi Tengah. Hasil penelitian
tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kompensasi finansial langsung mempunyai
hubungan korelasi positif tinggi yang paling dominan terhadap kinerja petugas
P3KB pada Dinas Kehutanan Propinsi Sulawesi Tengah dibandingkan
kompensasi finansial tidak langsung dan kompensasi non finansial.
Anoki Herdianto Dito meneliti pada tahun 2010, yang berjudul Pengaruh
Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Slamet Langgeng
Purbalingga dengan Motivasi Sebagai Variabel Interfening. Yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap prestasi kerja karyawan dan
motivasi. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang dikemukakan yaitu,
kompensasi berpengaruh positif dan signifikan prestasi kerja, sehingga adanya
peningkatan pemberian kompensasi akan meningkatkan kinerja karyawan.
Kompensasi juga berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja melalui motivasi
kerja, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja menjadi variabel yang
memediasi antara kompensasi terhadap prestasi kerja karyawan.
Yuniarti Tandi meneliti pada tahun 2011, yang berjudul Pengaruh
Kompensasi Terhadap Produktivitas Karyawan Pada PT. Petra Jaya Lestari
(Menurut Persepsi Karyawan). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpuan data studi literatur dan penelitian langsung kelapangan dengan cara
49
melakukan wawancara dan peninjauan secara langsung terhadap aktivitas
perusahaan. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kompensasi dengan
produktivitas kerja, hal itu dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank
Spearman, dengan pengujian hipotesis. Dimana penulis mengadakan penelitian
terhadap alat yang dapat memotivasi karyawan dalam bekerja yaitu kompensasi
dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan. Berdasarkan hasil
analisa data, diperoleh bahwa pelaksanaan kompensasi sudah berjalan dengan
efektif, dilihat dari nilai rata-rata yaitu sebesar 4.566 yang termasuk dalam
kategori sangat baik. Untuk produktivitas kerja karyawan terlihat baik, dengan
nilai rata-rata 4.702 termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan besar
pengaruhnya pelaksanaan kompensasi taerhadap produktivitas kerja karyawan
dilihat dari nilai koefisien korelasi Rank Spearman (RS) sebesar 0,71, artinya
antara pelaksanaan kompensasi dengan produktivitas kerja karyawan memiliki
hubungan yang cukup kuat. Kemudian diperoleh nilai koefisien determinasi
sebesar 50,41% dan sisanya 49,59% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
I. Kerangka Pikir
Berdasarkan kajian teoritis yang telah diuraikan, maka penelitian ini akan
mengevaluasi pemberian kompensasi finansial terhadap motivasi karyawan UD.
Walisongo Kendari. UD. Walisongo Kendari adalah salah satu perusahaan
pengolahan sampah plastik, kardus bekas, kestas dan besi tua di kota Kendari,
yakni pressing, penggilingan sampah, mengumpulkan plastik berupa botol, gelas
atau lembaran plastik, maupun besi tua dari pemulung atau mencarinya sendiri.
Sampah plastik digiling menjadi cacahan plastik, kemudian, hasilnya dijual ke
50
pabrik plastik.. Dalam upaya meningkatkan motivasi karyawan, pemberian
kompensasi finansial sangat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi karyawan.
Sehingga pemberian kompensasi yang adil kepada karyawan sangat penting untuk
semua pihak. Secara ringkas hal ini dapat digambarkan dalam bentuk skema
kerangka pikir sebagai berikut :
UD. WALISONGO KENDARI
PEMBERIAN KOMPENSASI
FINANSIAL
MOTIVASI KARYAWAN
EVALUASI
KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 1 : Skema Kerangka Pikir
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini diperkirakan mulai November 2015 guna memperoleh data yang
dibutuhkan tentang pemberian kompensasi finansial terhadap motivasi karyawan yang
dilakukan pada UD. Walisongo Kendari yang beralamat di Jalan Dr. Soetomo, No. 7,
Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yakni memberikan gambaran
dengan fakta, data dan informasi guna menjelaskan penyelesaian masalah penelitian
tentang pemberian kompensasi finansial terhadap motivasi karyawan UD. Walisongo
Kendari.
C. Jenis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari karyawan mengenai
pemberian kompensasi finansial pada UD. Walisongo Kendari, sedangkan data
sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen, literatur, internet dan catatan-catatan yang
menyangkut dengan penelitian, yang secara tidak langsung memberikan tambahan
data kepada peneliti.
D. Informan Penelitian
Teknik penentuan informan dengan menggunakan teknik snowball sampling yaitu
teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit lamalama menjadi besar (berkembang terus). Adapun informan dalam penelitian ini adalah
52
pimpinan, staf maupun karyawan yang bekerja di lingkungan perusahaan UD.
Walisongo Kendari.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Pengumpulan data ini melalui komunikasi lisan. Dalam tekhnik ini wawancara
dengan informan dilakukan secara bebas dan mendalam serta tidak terstruktur.
2. Observasi
Bentuk metode ini merupakan pengamatan secara langsung pada keadaan yang
sebenarnya di perusahaan, meliputi aktivitas perusahaan dan juga mengkonfirmasi
kebenaran data yang diperoleh dari interview dan dokumentasi.
3. Dokumentasi
Metode ini merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan melakukan
pencatatan dokumen yang berupa formulir-formulir yang dimiliki oleh perusahaan
untuk mendukung objek yang diteliti, misalnya daftar gaji karyawan.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman
(2012 : 331) yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan yang akan dilakukan secara bersamaan dan berlangsung selama proses
pengumpulan data. Tahapan analisis data ini terbagi atas 2 kegiatan penting, yakni
analisis data sebelum dilapangan dan analisis data selama dilapangan, penjelasannya
sebagai berikut:
53
1. Analisis data sebelum dilapangan
Peneliti kualitatif telah melakukan analisis data sebelum memasuki lapangan.
Analisis dilakukan terhadap hasil studi pendahuluan atau data sekunder yang
akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.
2. Analisis data selama dilapangan model Miles dan Huberman
Analisis data ini dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah
selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles dan Huberman (dalam
Sugiono, 2012 : 335) mengemukakan bahwa aktifitas analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya jenuh. Aktifitas dalam analisis data tersebut yaitu:
a. Pengumpulan data
Peneliti mengambil semua data secara obyektif dan apa adanya sesuai dengan
hasil observasi, wawancara dan dokumen di lapangan.
b. Reduksi data
Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus
penelitian.
Reduksi
menggolongkan,
data
merupakan
mengarahkan,
suatu
membuang
bentuk
yang
analisis
tidak
perlu
yang
dan
mengorganisasi data-data yang direduksi, memberikan gambaran yang lebih
tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencarinya
sewaktu-waktu diperlukan.
c. Penyajian data atau interpretasi data
Penyajian
data
adalah
sekumpulan
informasi
yang
tersusun
yang
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
54
Penyajian data merupakan analisis dalam bentuk matrik, network, cart atau
grafis, sehingga data dapat dikuasai.
d. Pengambilan keputusan dan ferifikasi
Setelah data disajikan, maka penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Untuk
itu diusahakan mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan, hal-hal
yang sering muncul dan sebagainya. Jadi dari data tersebut berusaha diambil
kesimpulan, kesimpulan data penelitian mungkin dapat menjawab rumusan
masalah dalam penelitian yang dilakukan dan mungkin juga tidak, karena
kesimpulan disini masih bersifat sementara dan akan berubah jika ditemukan
bukti-bukti kuat yang akan mendukung tahap pengumpulan data berikutnya.
Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut verifikasi
data. Jika kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh
bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan
saat peneliti kembali kelapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan
kesimpulan yang kredibel.
Komponen dalam analisis data menurut Miles dan Huberman (Sugiono, 2012 :
335)
Pengumpulan
Penyajian
Data
Data
Reduksi
Data
Penarikan
Kesimpula
n
Gambar 2 : Skema Analisis Data
55
G. Teknik Pengecekan Keabsahan Data
Teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini adalah:
1. Kredibilitas dilakukan dengan
a. Perpanjangan pengamatan, hal ini dilakukan untuk menghapus jarak antara
peneliti
dan narasumber sehingga tidak ada lagi
informasi
yang
disembunyikan oleh narasumber karena telah memercayai peneliti. Selain itu,
perpanjangan penelitisn dan mendalam dilakukan untuk mengecek kesesuaian
dan kebenaran data yang diperoleh. Perpanjangan waktu pengamatan dapat
diakhiri bila pengecekan kembali data dilapangan telah kredibel.
b. Peningkatan ketekunan dalam penelitian, pengamatan yang cermat dan
berkesinambungan merupakan wujud dari peningkatan ketekunan yang
dilakukan oleh peneliti. Ini dimaksudkan guna meningkatkan kredibilitas data
yang diperoleh. Dengan demikian, peneliti mendeskripsikan data yang akurat
dan sistematis tentang apa yang diamati.
c. Menggunakan bahan referensi, yakni adanya pendukung untuk membuktikan
data yang ditemukan oleh peneliti, oleh karena itu peneliti akan menggunakan
kamera atau alat perekam agar data dalam laporan dapat dipercaya.
2. Transferability, yaitu memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat
dipercaya sehingga pembaca dapat memahami secara jelas atas hasil penelitian
tersebut, sehingga dapat memutuskan atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil
penelitian tersebut di tempat lain.
56
3. Depenability, dilakukan dengan audit terhadap keseluruhan proses penelitian,
yang dilakukan oleh pembimbing untuk mengaudit terhadap keseluruhan proses
penelitian yang telah dilaksanakan.
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1 Sejarah Berdirinya Perusahaan
UD. Walisongo Kendari merupakan salah satu usaha dagang di kota
Kendari yang dimiliki oleh keluarga H.Wahab. Kegiatan perusahaan ini adalah
membeli dan mengumpulkan barang-barang bekas berupa botol plastik atau
lembaran plastik, kardus, kertas maupun besi tua/logam sebagai bahan baku yang
diperoleh dari pemulung, rumah tangga, tempat-tempat umum seperti rumah sakit,
perkantoran/instansi maupun pasar di kota Kendari atau mencarinya sendiri,
kemudian melakukan pressing, penggilingan (dicacah), kemudian hasilnya dijual
ke pabrik-plastik mitra yang sudah bekerja sama dengan UD. Walisongo Kendari,
seperti pabrik plastik, pabrik kertas, maupun pabrik besi/logam diluar kota
Kendari, dimana perusahaan ini didirikan dan dipimpin oleh Bapak H. Wahab
sebagai pemilik perusahaan.
Awalnya, ide tentang bisnis pengolahan barang bekas ia dapatkan atas
pengalamannya bekerja pada perusahaan yang bergerak dibidang yang sama di
Jawa Tengah. Berangkat dari ide tersebut sehingga akhir tahun 2007, H. Wahab
beserta keluarganya datang di kendari untuk mendirikan perusahaan dan
bekerjasama dengan mitra pengumpul barang-barang bekas di Jawa Tengah.
Tahun 2008 perusahaan bisnis ini pun berdiri. Kurangnya pesaing terhadap
bisnis ini membuat usaha tersebut terus maju dan berkembang hingga
menggunakan puluhan jasa karyawan. Saat ini perusahaan bertekad untuk
membuka cabang baru pada daerah-daerah strategis di luar kota Kendari.
58
2. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
Menjadi badan usaha profesional yang sukses di bidang jual beli barangbarang bekas dan barang-barang daur ulang serta pemanfaatan limbah
rumah tangga demi kesejahteraan bersama, pelestarian dan penyelamatan
lingkungan hidup.
b. Misi UD. Walisongo Kendari
1) Menjadi partner pemerintah Kota Kendari dalam mengatasi masalah
persampahan.
2) Perusahaan terbesar dan terbaik di Sulawesi Tenggara dalam usaha
pengolahan barang bekas
3) Menjadikan UD. Walisongo sebagai “center of excellent” dalam
pengolahan barang bekas
4) Membuka lapangan kerja bagi masyarakat
5) Pemanfaatan sampah sebagai nilai ekonomis yang dapat dihasilkan dari
daur ulang.
6) Meningkatkan fungsi dari Ruang Terbuka Hijau (RTH)
7) Meningkatkan pemulihan mutu lingkungan
3. Perkembangan Perusahaan
Pada awalnya perusahaan ini dijalankan dengan fasilitas yang terbatas, alat
transportasi yang digunakan hanyalah satu unit motor. Setelah perusahaan ini
mulai berkembang perusahaan menambah fasilitas
untuk meningkatkan
pendapatan. Jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan ini pun mengalami
pasang surut. Berikut ini jumlah karyawan UD. Walisongo Kendari periode 20132016.
59
Tabel 4.1.1 Jumlah Karyawan UD. Walisongo Kendari periode 2013-2016
Tahun
Status Karyawan
Jumlah Total
Karyawan
Tetap
Kontrak
2013
4
36
40
2014
4
29
33
2015
4
27
31
2016
4
25
29
Sumber : UD. Walisongo Kendari 2016
Berdasarkan tabel 4.1.1 diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2013,
perusahaan ini mampu mempekerjakan 40 laryawan. Tahun 2014 perusahaan ini
mempekerjakan 33 karyawan, dan tahun 2015 dengan 31 karyawan. Adapun
jumlah karyawan UD. Walisongo Kendari saat ini adalah berjumlah 29 orang
karyawan.
Berikut ini peneliti menguraikan jumlah karyawan UD. Walisongo
Kendari periode 2016:
Tabel 4.1.2 Jumlah Karyawan UD. Walisongo Kendari
Divisi Kerja
Jumlah Status Karyawan
Pengawas
1
Tetap
Mekanik
1
Tetap
Driver
2
Tetap
Jumlah Karyawan Tetap
4
Pekerja Harian
Kertas
5
Kontrak
Kardus
5
Kontrak
Besi Tua / Logam
5
Kontrak
Plastik
5
Kontrak
Peth
5
Kontrak
Jumlah Karyawan Kontrak
25
Jumlah Total Karyawan
29
Sumber : UD. Walisongo Kendari 2016
Berdasarkan tabel 4.1.2 diatas, maka dapat dijelaskan bahwa jumlah
karyawan UD. Walisongo Kendari tahun 2016 berjumlah 29 karyawan yang
terdiri dari 4 karyawan tetap dan 25 karyawan kontrak. Jumlah karyawan setiap
divisi kerja berbeda-beda. Karyawan tersebut terdiri 1 orang sebagai pengawas,
60
terdapat 1 orang mekanik dan 2 orang driver. Sedangkan pekerja harian masingmasing terdapat 5 orang pekerja dibagian kertas, 5 orang pekerja dibagian kardus,
5 orang pekerja dibagian besi tua/logam, 5 orang pekerja plastik serta 5 orang
yang bekerja bagian peth.
4. Struktur Organisasi
Adanya struktur cabang menunjukkan tugas dan tanggung jawab yang
lebih jelas dimana setiap bagian mempunyai spesifikasi kerja yang berbeda.
Dalam kegiatan usahanya, UD Wali Songo Kendari dipimpin oleh seorang
pimpinan
yang
bertanggungjawab
penuh
terhadap
kelancaran
kegiatan
perusahaan. Struktur organisasi perusahaan tersebut dapat dilihat pada bagan
sebagai berikut:
61
PIMPINAN
PENGAWAS
DRIVER
MEKANIK
DIVISI
PLASTIK
DIVISI
PETH
DIVISI
KERTAS
DIVISI BESI
TUA/LOGAM
DIVISI
KARDUS
KARYAWAN
KARYAWAN
KARYAWAN
KARYAWAN
KARYAWAN
Sumber : UD. Walisongo Kendari 2016
62
Adapun tugas pokok masing-masing adalah sebagai berikut:
1. Pimpinan
a. Memiliki tugas sebagai penanggung jawab utama perusahaan, mengarahkan
jalannya operasional perusahaan.
b. Mengadakan pengawasan secara berkala, menentukan harga produk,
menentukan gaji karyawan,
c. Mengusahakan tersedianya kebutuhan peralatan maupun bahan baku untuk
kepentingan operasional perusahaan,
d. Mengangkat dan memberhentikan karyawan, serta memastikan peralatan dan
karyawan dalam kondisi baik sehingga dapat beroperasi maksimal.
e. Memimpin dan menetapkan langkah-langkah pokok perusahaan dalam
melaksanakan kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan.
f. Menyetujuai dan menandatangani surat-surat penting yang berhubungan dengan
perusahaan.
2. Driver
Bertanggung jawab untuk mengumpulkan barang-barang bekas sebagai
bahan baku yang diperoleh dari rumah tangga maupun dari pengumpulpengumpul kecil, mengantar pulang pekerja harian saat pulang kerja, serta
memelihara alat transportasi yang dimiliki oleh perusahaan dan memperbaiki
kendaraan yang digunakan apabila mengalami kerusakan.
3. Karyawan
Secara umum, tugas dan tanggung jawab karyawan UD. Walisongo
Kendari dapat diuraikan sebagai berikut :
63
a. Bagian plastik bertanggungjawab untuk memilih, memisahkan, dan
memasukkan plastik ke dalam mesin penggilingan untuk dicacah hingga
berbentuk potongan-potongan kecil dan siap untuk dijual kembali.
b. Bagian kardus bertanggungjawab untuk melakukan pressing terhadap
kardus hingga berbentuk kotak segi empat, serta memasukkan tumpukan
kardus yang telah dilakukan press ke dalam mobil kontainer.
c. Bagian peth bertanggungjawab untuk melakukan pressing terhadap
kelompok botol-botol bekas air mineral (misalnya botol aqua, dll.) hingga
membentuk pola persegi.
d. Bagian besi tua bertanggungjawab untuk meimilih antara besi tipis dan
besi tebal maupun logam, kemudian mengangkat dan memasukkan
tumpukkan besi logam tersebut ke dalam mobil kontainer.
e. Bagian kertas, bertanggungjawab untuk mengisi kertas dalam karung dan
memasukkannya ke dalam mobil kontainer
4. Pengawas
Mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mencatat jumlah dan jenis
material serta produk jadi yang masuk maupun yang keluar, mengawasi
persediaan bahan baku yang tersedia di gudang dan mengatur letak bahan
sedemikian rupa sehingga mudah untuk pengaturan keluar masuknya barang
bekas,
mengadakan
pengawasan
secara
berkala,
melakukan
pencatatan
administrasi jika pimpinan tidak berada ditempat serta memastikan karyawan dan
alat-alat perusahaan dapat beroperasi maksimal.
64
5. Mekanik
Mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan perakitan mesin
pressing, melakukan perbaikan terhadap mesin yang mengalami kerusakan.
5. Gambaran Informan
Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai bagaimana pemberian
kompensasi finansial terhadap motivasi karyawan. Informan yang telah
diwawancara kemudian akan diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, lama
kerja, dan pendidikan. Identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik
secara umum para informan penelitian. Dari pertanyaan wawancara kemudian
diuraikan sebagaimana yang dikemukakan di bawah ini.
a. Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, yaitu pada karyawan UD.
Walisongo Kendari dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1.3 Karakteristik informan berdasarkan jenis kelamin
No. Jenis Kelamin
Frekuensi
Orang
Trend (%)
1. Laki-laki
4
28,57
2. Perempuan
10
71,43
Jumlah
14
100
Sumber : Hasil Pengolahan Data primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.1.3 menunjukkan bahwa informan berjenis kelamin
laki-laki berjumlah 4 orang atau 28,57 % dan yang berjenis kelamin perempuan
berjumlah 10 orang atau 71,43 %. Dengan demikian bahwa yang dijadikan
informan untuk menjawab pertanyaan peneliti jumlahnya lebih banyak perempuan
dibanding laki-laki.
65
b. Karakteristik Informan Berdasarkan Usia
Usia informan merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi
aktifitas dalam bekerja dan berpikir. Pada umumnya karyawan yang berusia muda
lebih dinamis dalam bertindak dan mempunyai fisik yang kuat, sedangkan yang
lebih tua umumnya berpengalaman dan lebih matang dalam berpikir. Karakteristik
informan berdasarkan usia dapat diuraikan dalam tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.1.4 Karakteristik informan berdasarkan Usia
No.
Usia
Frekuensi
Orang
Trend (%)
1. 20 - 30 Tahun
3
21,42
2. 31 - 40 Tahun
8
57,15
3. ≥ 40 Tahun
3
21,43
Jumlah
14
100
Sumber : Hasil Pengolahan Data primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.1.4 menunjukkan bahwa karyawan yang menjadi
informan dalam penelitian ini yang berusia 20 - 30 tahun yaitu berjumlah 3 orang
atau 21,42 %, dan yang berusia 31 - 40 tahun yang merupakan informan
terbanyak berjumlah 8 orang atau 57,15 %, sedangkan yang berusia diatas 40
tahun berjumlah 3 orang atau 21,43 %. Keseluruhan informan berada pada
kategori umur yang produktif untuk bekerja sehingga dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawab dapat memenuhi hasil kerja yang diinginkan perusahaan UD.
Walisongo Kendari.
c. Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan identifikasi menurut pendidikan akan dilihat jumlah distribusi
informan menurut jenjang pendidikannya. Jenjang pendidikan yang dimaksud
adalah jenjang pendidikan formal yang ditamatkan oleh karyawan yang ada di
66
UD. Walisongo Kendari yang menjadi informan, yang hasilnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.1.5 Karakteristik informan berdasarkan tingkat pendidikan
No. Tingkat Pendidikan
Frekuensi
Orang
Trend (%)
1.
SD
2
14,30
2.
SMP
8
57,13
3.
SMA - Sederajat
4
28,57
4.
D3
5
S1
Jumlah
14
100
Sumber : Hasil Pengolahan Data primer, 2016
Berdasarkan tingkat pendidikan, informan yang mempunyai pendidikan
SD berjumlah 2 orang atau 14,30 %, sedangkan tingkat pendidikan SMP
berjumlah 8 orang atau berkisar 57,13 %. Pendidikan SMA berjumlah orang atau
berkisar 28,57 %. Pendidikan D3 dan S1 tidak ada. Temuan ini membuktikan
bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh oleh sebagian besar para karyawannya
adalah SMP, karena pekerjaan yang dilakukan tidak menuntut pendidikan yang
tinggi.
d. Karakteristik Informan Berdasarkan Lama Bekerja
Berdasarkan identifikasi menurut lama bekerja akan dilihat berapa lama
para infornan bekerja di UD. Walisongo Kendari. Dalam melakukan identifikasi
menurut lama bekerja dapat dibuat klasfikasi seperti pada tabel berikut ini:.
Tabel 4.1.6 Karakteristik informan berdasarkan masa kerja
No. Masa Kerja
Frekuensi
Orang
Trend (%)
1.
1 - 2 Tahun
2
16,6
2.
3 - 4 Tahun
5
41,7
3.
≥ 5 Tahun
7
41,7
Jumlah
14
100
Sumber : Hasil Pengolahan Data primer, 2016
67
Berdasarkan tabel 4.1.6 di atas dapat diuraikan bahwa lama masa kerja
informan yang bekerja di UD. Walisongo Kendari yaitu karyawan yang bekerja
antara 1 - 2 tahun berjumlah 2 orang (16,6%), 3 - 4 tahun berjumlah 5 orang
(41.7%), dan yang bekerja lebih dari 5 tahun berjumlah 5 orang ( 41,7%). Temuan
ini membuktikan bahwa tingkat masa kerja memengaruhi pengalaman dan
keahlian karyawan dalam menghadapi berbagai macam masalah
yang
berhubungan dengan pekerjaan yang mereka lakukan, karena rata-rata karyawan
adalah karyawan lama yang merasa betah dan cocok dengan pekerjaan mereka.
B. Hasil Penelitian
1. Pemberian Kompensasi Finansial Terhadap Karyawan UD. Walisongo
Kendari
a) Ketentuan Pemberian Kompensasi Finansial
Berikut ini beberapa ketentuan perusahaan UD. Walisongo Kendari
dalam memberikan kompensasi finansial kepada karyawannya, antara lain:
1) Hak untuk menerima gaji timbul pada saat adanya hubungan kerja dan
berakhir pada saat terputusnya hubungan kerja.
2) Hari dan atau jam kerja karyawan adalah 8 jam sehari dan 40 jam
seminggu.
3) Penentuan mengenai hari kerja dan jam kerja seorang karyawan akan
diatur oleh perusahaan dan dapat diubah oleh perusahaan selama
perubahan tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.
4) Setiap kelebihan dari hari kerja sesuai dengan ketentuan dianggap sebagai
kerja lembur.
68
5) Dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku, maka hari
kerja dan jam kerja di UD. Walisongo Kendari sebagai berikut :
Hari kerja : Senin s/d Sabtu
Jam kerja :
a. Untuk 6 (Enam) hari kerja
» Senin – Sabtu
08.00 – 17.00 WITA
b.
Istirahat
» Senin – Kamis
12.00 – 13.00 WIB
» Jum’at
11.00 – 13.00 WIB (untuk karyawan laki–laki)
12.00 – 13.00 WIB (untuk karyawan perempuan)
6) Perhitungan upah per jam akan diatur dalam ketentuan tersendiri.
7) Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur akan mendapat hak
tambahan uang makan atau ekstra fooding.
8) Lebih dari 6 (enam) kali datang terlambat dalam 1 (satu) bulan, maka upah
akan dikurangi sebesar 5% (lima persen).
9) Struktur dan besaran gaji diatur dan ditetapkan oleh perusahaan secara
tersendiri dengan mengingat ketentuan upah minimum yang diatur oleh
pemerintah.
10) Upah/gaji dibayar paling lambat tanggal 4 setiap bulannya.
69
11) Perubahan gaji dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan kemampuan
persahaan
12) Perusahaan akan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada setiap
karyawan sesuai dengan kemampuan perusahaan
b) Sistem pemberian kompensasi finansial
Sistem pemberian kompensasi finansial yang diterapkan oleh UD.
Walisongo Kendari adalah sebagai berikut:
-
Sistem Waktu
Dalam sistem waktu kompensasi (gaji/upah) diberikan oleh perusahaan
kepada karyawan tetap maupun pekerja harian setiap bulan. Pekerja harian
yang mendapatkan upah berdasarkan sistem waktu ini adalah karyawan
yang bekerja pada divisi kertas, kardus, dan besi tua/logam.
- Sistem hasil
Dalam sistem hasil, besarnya upah ditetapkan berdasarkann kesatuan unit
yang dihasilkan karyawan, misalnya kilogram. Sistem ini khusus diterapkan
pada karyawan yang bekerja pada divisi plastik dan peth.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Ulfa, selaku istri pimpinan
perusahaan berikut:
“Sistem kompensasi yang kami terapkan disini yaitu sistem harian dan
sistem hasil. Kalau sistem harian dikhususkan untuk pekerja kertas,
kardus, dan besi tua/logam. Sedangkan sistem hasil kami terapkan
khusus untuk plastik dan peth” (W3. E1, U, VII, 22-03-2016)
c) Jenis Pemberian Kompensasi Finansial
Karyawan akan bekerja dengan baik dan disiplin karena adanya harapan
mendapatkan balas jasa yang seimbang dengan jasa yang telah dikorbankan pada
70
perusahaan dan pemberian kompensasi finansial merupakan hal yang sangat
penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Pemberian kompensasi finansial
baik besarnya, susunannya, maupun waktu pembayarannya harus dapat
mendorong motivasi kerja dan keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja
yang optimal sehingga membantu terwujudnya sasaran perusahaan.
Berdasarkan penelitian dilapangan ditemukan bahwa bentuk pemberian
kompensasi finansial yang diterapkan oleh perusahaan UD. Walisongo Kendari
guna untuk meningkatkan motivasi kerja karyawannya dapat diuraikan pada tabel
sebagai berikut:
Tabel. 4.2 Pemberian Kompensasi Finansial UD. Walisongo Kendari
Pemberian Kompensasi Finansial UD. Walisongo Kendari Kepada Karyawan
Kompensasi Finansial Langsung
Kompensasi Finansial Tidak Langsung
Gaji
Tunjangan Tidak Tetap
Upah
Insentif
Sumber : UD. Walisongo Kendari 2016
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa pemberian
kompensasi finansial yang ditetapkan oleh perusahaan UD. Walisongo Kendari
terbagi atas dua bagian yakni pemberian kompensasi finansial langsung maupun
kompensasi finansial tidak langsung. Kompensasi finansial langsung berupa gaji,
upah dan insentif, sedangkan kompensasi finansial tidak langsung yang diberikan
perusahaan kepada karyawannya berupa tunjangan tidak tetap. Hal ini seperti
yang diungkapkan oleh pimpinan perusahaan berikut:
“Untuk kompensasi yang kami berikan disini seperti gaji, upah, insentif
dan juga tunjangan seperti THR dan tunjangan transportasi.” (W3. E3, U,
VII, 22-03-2016)
71
Berikut ini penulis akan menguuraikan bentuk pemberian kompensasi
finansial yang diberikan UD. Walisongo Kendari kepada karyawannya, antara
lain:
1) Kompensasi finansial langsung
a) Gaji
Gaji adalah hak karyawan berupa imbalan balas jasa (basic salary) yang
dibayarkan oleh UD. Walisongo Kendari kepada karyawan tetap menurut
tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan,
jumlahnya tetap secara bulanan. Dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap
yang diterima oleh karyawan tetap dari keanggotaannya dalam perusahaan,
misalnya pengawas, driver dan mekanik. Besaran gaji yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawannya adalah berbeda-beda setiap divisi kerja.
Kebijakan pemberian kompensasi finansial yang diterapkan oleh perusahaan
UD. Walisongo Kendari didasarkan pada kemampuan perusahaan tersebut, dan
disesuaikan dengan jumlah karyawan, sedangkan pemilihan karyawan tidak
didasarkan pada pendidikan yang dicapai karyawan. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh pimpinan perusahaan UD. Walisongo Kendari
“Kalau disini mas kami menerapkan gaji yang berbeda-beda. gajinya
mandor (pengawas), mekanik dengan sopir lebih besar, sekitar dua
jutaan. Sedangkan yang lain kami terapkan sistem hasil dan harian,
kalau sistem hasil khususnya peth dan plastik dikerjakan perkelompok
yang terdiri dari empat sampai lima orang tiap kelompok, dengan
jumlah harga Rp.500,-/kg, sedangkan harian dikerjakan perorangan
yang upahnya berdasarkan kehadiran yakni Rp.35.000,-/hari…” (W3.
E.4. U, VII, 22-03-2016)
72
Berikut ini peneliti menampilkan besaran rata-rata gaji pokok per-bulan
yang diterima masing-masing karyawan :
73
Tabel. 4.3 Gaji Pokok Karyawan Tetap UD. Walisongo Kendari dan Perbandingannya dengan Standar Upah Minimum
Provinsi Yang Ditetapkan Oleh Pemerintah Sulawesi Tenggara
Divisi
Pekerjaan
Pengawas
Mekanik
Driver
Jumlah
Karyawan
Tetap
Kebijakan Pemberian Gaji Terhadap Karyawan Tetap Perusahaan
2013
Rp. 1. 300.000,Rp. 1. 300.000,Rp. 1.000.000
2014
Rp. 1.600.000,Rp. 1.600.000,Rp. 1.200.000,-
2015
Rp. 1.800.000,Rp. 1.800.000,Rp. 1.350.000,-
2016
Rp. 2.000.000,Rp. 2.000.000,Rp. 1.500.000,-
4
4
4
4
Standar Upah Minimum Provinsi (UMP) Yang Ditetapkan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
2013
2014
2015
2016
Rp. 1.125.207,-
Rp. 1.400.000,-
Rp. 1.652.000,-
Rp. 1.850.000,-
Selisih Gaji Karyawan Tetap yang Diberikan Perusahaan dengan Standar Upah Yang Ditetapkan Pemerintah Sulawesi Tenggara
Divisi Pekerjaan
Pengawas
Mekanik
Driver
2013
Rp. 174.793,Rp. 174.793,(Rp. 125.207,-)
Trend
15,53 %
15,53 %
(11,12 %)
2014
Rp. 200.000,Rp. 200.000,(Rp. 200.000,-)
Sumber : UD. Walisongo Kendari 2016
74
Trend
14,28 %
14,28 %
(14,28 %)
2015
Rp. 148,000
Rp. 148,000
(Rp. 302,000)
Trend
8, 95 %
8, 95 %
(18,28 %)
2016
Rp. 150.000,Rp. 150.000,(Rp. 350.000,-)
Trend
8,1%
8,1%
(18,91 %)
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dijelaskan bahwa pemberian gaji yang
ditetapkan oleh perusahaan berbeda-beda setiap divisi kerja, dimana gaji yang
diterima oleh karyawan tetap mengalami peningkatan setiap tahun, misalnya pada
tahun 2014 gaji pengawas dan mekanik meningkat Rp. 300.000 atau berkisar
23,28% dari tahun 2013, sedangkan tahun 2015 dan 2016 gaji pengawas dan
mekanik juga meningkat rata-rata sebesar Rp. 200.000 atau berkisar 12,50% dari
tahun 2014. Pada tahun 2014, gaji driver meningkat sebesar Rp. 200.000 atau
berkisar 13,33% dari tahun 2013 dan pada tahun 2015 maupun 2016, gaji driver
kembali meningkat rata-rata sebesar Rp. 150.000 atau berkisar 10,35% dari tahun
2014.
Berdasarkan hasil penelitian diatas ditemukan bahwa gaji karyawan tetap
selalu mengalami peningkatan setiap tahun dimana gaji pengawas dan mekanik
telah sesuai dengan standar Upah Minimum Provinsi yang ditetapkan oleh
pemerintah Sulawesi Tenggara. Tahun 2013 standar Upah Minimum Provinsi
(UMP) yang ditetapkan oleh pemerintah Sulawesi Tenggara adalah Rp.
1.125.207,-, sedangkan gaji yang diberikan kepada keryawan tetap seperti
pengawas dan mekanik adalah Rp. 1.300.000,- setiap bulan, hal tersebut melebihi
standar upah yang ditetapkan oleh pemerintah yakni Rp. 174.793,- atau 15,53 %.
Gaji yang diterima oleh driver adalah Rp. 1.000.000,- setiap bulan dengan selisih
(Rp.125.207,-) atau berkisar (11,12 % )dibawah upah yang ditetapkan pemerintah.
Tahun 2014 standar Upah Minimum Provinsi (UMP) yang ditetapkan oleh
pemerintah Sulawesi Tenggara adalah Rp. 1.400.000,-, sedangkan gaji yang
diberikan kepada pengawas dan mekanik adalah Rp. 1.600.000,- setiap bulan
75
dengan selisih sebesar Rp. 200.000 atau 14,28% diatas standar upah yang
ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan gaji yang diterima oleh driver adalah Rp.
1.200.000 setiap bulan dengan selisih sebesar (Rp.200.000) atau (14,28 %)
dibawah standar upah yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pada tahun 2015 standar Upah Minimum Provinsi (UMP) yang ditetapkan
oleh pemerintah Sulawesi Tenggara adalah Rp. 1.652.000,-, sedangkan gaji yang
diberikan kepada pengawas dan mekanik adalah Rp. 1.800.000 setiap bulan
dengan selisih sebesar Rp. 148,000 atau berkisar 8,95 % diatas standar upah yang
ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan gaji yang diterima oleh driver adalah Rp.
1.350.000 setiap bulan dengan selisih sebesar (Rp. 302,000,-) atau sekitar
(18,28%) dibawah standar upah yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sedangkan pada tahun 2016 standar Upah Minimum Provinsi (UMP) yang
ditetapkan oleh pemerintah Sulawesi Tenggara adalah Rp. 1.850.000,-, sedangkan
gaji yang diberikan kepada pengawas dan mekanik adalah Rp. 2.000.000 setiap
bulan dengan selisih sebesar Rp. 150.000 atau 8,1 % diatas standar upah yang
ditetapkan pemerintah, sedangkan gaji driver adalah Rp. 1.500.000 setiap bulan
dengan selisih (Rp. 350.000) atau sekitar (18,91%) dibawah standar upah yang
ditetapkan oleh pemerintah.
b) Upah
Upah adalah imbalan kepada
karyawan UD. Walisongo Kendari yang
melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik dan
biasa jumlahnya ditetapkan secara harian ataupun satuan. Jadi tidak seperti gaji
yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah tergantung pada
76
kehadiran maupun keluaran yang dihasilkan, misalnya upah yang diberikan UD.
Walisongo Kendari kepada pekerja harian kardus, kertas, besi tua/logam maupun
pekerja pada divisi plastik dan peth’.
Berikut ini penulis menampilkan pemberian upah pokok per-bulan yang
diterapkan oleh UD. Walisongo Kendari :
77
Tabel. 4.4 Pemberian Upah Pekerja UD. Walisongo Kendari
Divisi Kerja
Pekerja Sistem Harian
Rata-rata Jumlah
Hari Kerja/Bulan
- Kertas
- Kardus
- Besi Tua/Logam
Pekerja Sistem Hasil
-
Plastik
Peth
2013
Pemberian Upah Oleh Perusahaan
2014
2015
2016
Rp. 25.000/hari
Rp. 35.000/hari
Rp. 35.000/hari
Rp. 35.000/hari
Rp. 350,-/Kg
Rp. 350,-/Kg
Rp. 500,-/Kg
Rp. 500,-/Kg
Rp. 500,-/Kg
Rp. 500,-/Kg
Rp. 500,-/Kg
Rp. 500,-/Kg
18
18
4
40
18
12
4
34
17
10
4
31
15
10
4
29
26 hari
Jumlah Rata-rata Pekerja Harian
Jumlah Pekerja khusus plaatik dan peth
Jumlah Karyawan Tetap
Jumlah Total Karyawan
Sumber : UD. Walisongo Kendari 2016
78
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dijelaskan bahwa pemberian upah oleh
UD. Walisongo Kendari menunjukkan perberbedaan antara pekerja sistem harian
dengan pekerja sistem hasil, dimana rata-rata masa aktif kerja adalah 26 hari
setiap bulan. Karyawan yang bekerja dengan upah sistem harian adalah bagian
kardus, kertas dan besi tua/logam, dimana pada tahun 2013 besaran upah perhari
adalah Rp. 25.000,- dengan jumlah karyawan 18 orang. Pada tahun 2014 besaran
upah nominal perhari mengalami peningkatan sebesar Rp. 15.000 atau meningkat
40% menjadi Rp. 35.000,-/hari dengan jumlah karyawan 18 orang. Tahun 2015
dan tahun 2016, perusahaan masih menetapkan upah Rp. 35.000,-/hari dengan
jumlah karyawan 17 orang dan 15 orang pada 2016.
Pemberian upah dengan sistem hasil ditetapkan kepada karyawan yang
bekerja dibagian plastik dan divisi peth, dimana upah yang diberikan oleh
perusahaan didasarkan pada keluaran (produktivitas) yang dihasilkan karyawan
selama satu bulan kerja. Pada tahun 2013, setiap 1 kg produk yang dihasilkan oleh
pekerja, perusahaan memberikan upah Rp. 350,- dengan jumlah karyawan 18
orang. Tahun 2014, penetapan upah meningkat sebesar Rp. 150,-/kg atau
meningkat 42,85 % menjadi Rp. 500/kg dimana jumlah pekerja adalah 12 orang.
Tahun 2015 dan 2016 perusahaan masih menetapkan Rp.500/kg dengan masingmasing jumlah pekerja sistem hasil adalah 10 orang. Semakin besar jumlah
produk yang diselesaikan pekerja sistem hasil maka semakin besar pula besaran
upah yang akan diperoleh.
79
Berikut ini peneliti menampilkan besaran rata-rata upah pokok per-bulan
yang diterima masing-masing pekerja harian :
80
Tabel. 4.5 Upah Pekerja Harian UD. Walisongo Kendari dan Perbandingannya dengan Standar Upah Minimum Provinsi Yang
Ditetapkan Oleh Pemerintah Sulawesi Tenggara
Divisi
Upah Rata-rata Pekerja Karyawan / bulan
Pekerjaan
Pekerja Harian
2013
2014
2015
2016
Kertas
Rp. 650.000
Rp. 910.000,- Rp. 910.000,- Rp. 910.000,Kardus
Besi/Logam
Standar Upah Minimum Yang Ditetapkan Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara
2013
2014
2015
2016
Rp. 1.125.207
Rp. 1.400.000,-
Rp. 1.652.000,-
Rp. 1.850.000,-
Selisih Upah Pekerja Harian yang Diberikan Perusahaan dengan Standar Upah Yang Ditetapka Pemerintah
Divisi Pekerjaan
2013
Trend
Kertas
(RP. 475.207,-) (42,23 %)
Kardus
Besi/Logam
Sumber : UD. Walisongo Kendari 2016
2014
Trend
(Rp. 490.000,-) (35,00 %)
81
2015
Trend
(Rp. 742.000,-) (44,91 %)
2016
(Rp. 940.000,-)
Trend
(50,61 %)
Berdarkan data tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2013
upah rata-rata yang diterima oleh pekerja harian adalah Rp. 650.000 setiap bulan
dengan selisih (Rp. 475.207) atau berkisar (42,23%) dibawah standar upah yang
ditetapkan oleh pemerintah. Tahun 2014 upah rata-rata yang diterima oleh pekerja
harian adalah Rp. 910.000 setiap bulan dengan selisih (Rp.490.000,-) atau (35%)
dibawah standar upah yang ditetapkan oleh pemerintah. Tahun 2015 upah ratarata yang diterima adalah sebesar Rp.910.000 setiap bulan dengan selisih sebesar
(Rp. 742.000,-) atau (44,91%) dibawah standar upah yang ditetapkan oleh
pemerintah. Pada tahun 2016 rata-rata upah pokok yang dditerima oleh pekerja
adalah sebesar Rp. 910.000 setiap bulan dengan selisih sebesar (Rp.940.000,-)
atau (50,61%) dibawah standar upah yang ditetapkan oleh pemerintah.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa perusahaan memberikan
pembayaran gaji maupun upah pokok rata-rata kepada karyawan tetap ksususnya
driver maupun karyawan kontrak yang bekerja harian belum sesuai dengan
standar umum yang berlaku, yaitu belum sesuai dengan standar Upah Minimum
Provinsi (UMP) yang ditetapkan oleh pemerintah Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara, Nomor 57 tahun
2013 Tentang Penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) bahwa besaran Upah
Mnimum Provinsi adalah Rp. 1.125.207, Nomor 69 tahun 2014 besaran Upah
Mnimum Provinsi adalah Rp. 1.400.000, dan Nomor 54 tahun 2016 besaran tarif
Upah Minimum Provinsi adalah Rp. 1.850.000,Perusahaan UD. Walisongo Kendari dalam memberikan atau menetapan
upah kepada karyawannya disesuaikan dengan kemampuan perusahaan untuk
82
membayar. Semakin sulitnya mendapatkan bahan baku, banyaknya usaha bisnis
sejenis yang muncul juga menjadi faktor pendukung ketidakmampuan perusahaan
untuk menambah pendapatan sehingga menyebabkan perusahaan tersebut belum
mampu memberikan gaji/upah pokok kepada seluruh karyawannya sesuai dengan
standar Upah Minmum Propinsi (UMP) yang telah ditetapkan Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini seperti yang diuangkapkan oleh pemilik
sekaligus pimpinan perusahaan berikut:
“Kalau gajinya pengawas (mandor) dan mekanik sudah sesuai dengan
UMP yang Anda maksudkan. Tapi sebenarnya banyak faktor kenapa kami
belum menerapkan gaji secara keseluruhan berdasarkan UMP, misalnya
permintaan dari perusahaan mitra di jawa sekarang berkurang,terus usaha
bisnis seperti ini di kendari sudah mulai banyak, sehingga kami juga
merasa kesulitan untuk mendapatkan bahan baku untuk dijual, jadi upah
yang kami berikan kepada pekerja juga kami sesuaikan dengan kemampuan
kami begitu mas.” (W3. E.5. U, VII, 22-03-2016).
Perusahaan menetapkan bahwa hari minggu dan peringatan hari besar
lainnya (hari raya maupun tahun baru) adalah hari libur kerja, artinya rata-rata
masa aktif kerja karyawan adalah lima atau enam hari setiap minggu, sehingga
dalam satu bulan terdapat dua puluh lima atau dua puluh enam enam hari masa
kerja. Setiap hari kerja dimulai sejak pukul 08.00 - 17.00 Wita. Selain itu bagi
pekerja akan mendapatkan teguran dari pimpinan atau pengawas jika terlambat
masuk kerja dari waktu jam kerja yang telah ditentukan. Seperti yang
diungkapkan pimpinan perusahaan berikut :
“Kalau ada karyawan yang terlambat maka pengawas akan mencatatnya
dan melakukan teguran. Kalau misalnya pekerja harian terlambat masuk
kerja maksimal 6 kali satu bulan maka akan mengurangi gaji yang
diberikan sebesar 5%” (W3. E10. U, VII, 22-03-2016).
83
c)
Insentif
Insentif merupakan sejumlah uang yang di tambahkan pada upah dasar
yang di berikan perusahaan kepada karyawan. Jenis Insentif yang diberikan
perusahaan adalah insentif kerja lembur yakni upah yang diterima karyawan
UD. Walisongo Kendari atas pekerjaannya sesuai dengan jumlah waktu kerja
lembur yang dilakukannya dengan tujuan untuk memotivasi para pekerja agar
produktivitasnya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu.
Berikut ini penulis menampilkan besaran insentif lembur yang diberikan
oleh perusahaan UD. Walisongo Kendari :
Tabel 4.6 Ketetapan Pemberian Insentif Perusahaan UD. Walisongo Kendari
Tahun
Besaran Insentif Rata-rata perjam
Rata-rata Batas Waktu Lembur
2013
Rp. 7.000,17.00 - 22.00
2014
Rp. 7.000,2015
Rp. 10.000,2016
Rp. 15.000,Sumber : UD. Walisongo Kendari 2016
Telihat tabel 4.6 diatas bahwa penetapan besaran upah insentif yang
diberikan oleh UD. Walisongo Kendari mengalami peningkatan setiap tahun.
Tahun 2013-2014 besaran upah insentif yang diberikan adaah Rp. 7.000,- perjam.
Tahun 2015 besaran upah insentif yang diberikan adalah Rp.10.000,- perjam.
Sedangkan tahun 2016 besaran insentif yang ditetapkan adalah Rp. 15.000,perjam. Perusahaan menetapkan kerja lembur jika target belum dicapai oleh
pekerja harian. Kerja lembur dimulai pukul 17.00 sampai selesai disesuaikan
dengan kemampuan karyawan untuk bekerja.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh pimpinan perusahaan berikut:
Untuk saat ini pemberian insentif yang kami terapkan seperti
insentiflembur, dimana insentif lembur dihitung mulai jam 5 sore sampai
selesai, tergantung kemampuan karyawan untuk bekerja.”(W3. E.6. U, 2203-2016)
84
Jumlah nominal upah lembur yang diberikan oleh perusahaan adalah Rp.15.000./jam. Seperti yang diungkapkan oleh pimpinan perusahaan berikut :
“untuk kerja lembur sendiri kami sesuaikan dengan kemampuan
karyawan untuk bekerja, insentif yang diberikan diukur perjam yakni Rp.
15.000,-/jam”. (W3. E.7. U, 22-03-2016).
Dengan adanya kerja lembur maka akan membantu perusahaan untuk
meningkatkan pendapatan, disisi lain penghasilan karyawan juga akan bertambah.
2) Kompensasi finansial tidak langsung
Kompensasi finansial tidak langsung merupakan balas jasa yang diberikan
dalam bentuk pelayanan karyawan, karena diperlakukan sebagai upaya penciptaan
kondisi dan lingkungan kerja yang menyenangkan.
Tunjangan Tidak Tetap adalah salah satu kompensasi finansial tidak
langsung yang pembayaran kepada karyawan UD. Walisongo Kendari secara
langsung atau tidak langsung berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara
tidak tetap dan dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak sama dengan waktu
pembayaran upah pokok. Salah satu tunjangan yang diberikan oleh peusahaan
adalah tunjangan transportasi yang didasarkan pada kehadiran.
Berikut ini peneliti menampilkan jenis tunjangan tidak tetap yang
diberikan oleh perusahaan UD. Walisongo Kendari kepada karyawan:
Tabel 4.7 Pemberian Tunjangan Tidak Tetap Oleh Perusahaan UD.
Walisongo Kendari Kepada Karyawan
Tunjangan Tidak Tetap
Kategori
Tunjangan Hari Raya (THR) Diberikan kepada seluruh karyawan yakni berupa
bahan-bahan sembako dan uang tunai 10% dari gaji,
yang sifatnya setiap tahun menjelang hari raya.
Tunjangan jasa kesehatan
Berupa alat-alat P3K
Tunjangan rekreasi
Perusahaan mengajak seluruh karyawan untuk rekreasi
setiap tahun, yang waktunya ditentukan.
Tunjangan makan saat lembur Hanya diberikan saat lembur kerja.
85
Tunjangan layanan
transportasi
Perusahaan mengantar seluruh karyawannya pulang
usai jam kerja (tidak termasuk jemput) dan didasarkan
pada kehadiran
Izin karena keperluan tertentu, misalnya : melakukan
Izin khusus
pernikahan, khitanan anak, istri melahirkan, maupun
kematian anggota keluarga
Sumber : UD. Walisongo Kendari 2016
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dijelaskan bahwa jenis tunjangan tidak
tetap yang diberikan perusahaan kepada karyawannya antara lain Tunjangan Hari
Raya (THR), tunjangan makan saat kerja lembur, tunjangan transportasi saat
karyawan pulang bekerja, tunjangan rekreasi, tunjangan jasa kesehatan, dan izin
khusus.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh pimpinan perusahaan berikut ini:
“Untuk saat ini tunjangan yang kami mampu berikan berupa Tunjangan
Hari Raya (THR) kalau dekat-dekat lebaran kami beri sembako dan
uang tunai 10% dari gajinya karyawan, rekreasi tiap tahun, terus kalau
karyawan selesai bekerja kami antar pulang menggunakan mobil, kalau
ada anggota karyawan yang dirawat di rumah sakit maka kami berikan
juga kompensasi……. ”. (W3. E.8. U, 22-03-2016).
Perusahaan memberikan izin khusus kepada karyawan, misalnya izin
karena pernikahan anak, melakukan khitanan, sakit, melahirkan istri, maupun
kematian anggota keluarga.
Tunjangann asuransi kesehatan maupun keselamatan kerja belum
diterapkan perusahaan. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan perusahaan,
seperti yang ditegaskan oleh pimpinan perusahaan berikut:
“belum sih mas, sejauh ini kami hanya mampu menyediakan peralatan
kesehatan kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan, seperti menyediakan
layanan P3K” (W3. E.9. U, 22-03-2016).
86
2. Motivasi Karyawan Terhadap Pemberian Kompensasi Finansial UD.
Walisongo Kendari
Kompensasi finansial mempunyai hubungan korelasi positif tinggi dan
paling dominan terhadap motivasi dan kinerja karyawan. Supaya efektif, program
kompensasi finansial harus dapat membangkitkan semangat dan motivasi
karyawan secara efektif untuk bekerja. Motivasi sangat diperlukan pada setiap
kegiatan untuk mencapai tujuan, karena tanpa adanya motivasi kerja, pencapaian
tujuan akan sulit tercapai seperti yang diharapkan. Memotivasi karyawan
bertujuan agar karyawan selalu dalam kondisi kinerja yang tinggi untuk
menyelasaikan pekerjaannya. Salah satu usaha untuk meningkatkan motivasi kerja
karyawan adalah melalui pemberian kompensasi finansial. Berikut ini penulis
menampilkan beberapa tanggapan karyawan atas pemberian kompensasi finansial
perusahaan
1. Gaji atau upah pokok
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, ditemukan bahwa pemberian gaji
maupun upah yang diberikan perusahaan kepada karyawan berbeda-beda
disesuaikan dengan divisi kerja masing-masing, meskipun karyawan telah bekerja
sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan perusahaan, tetapi gaji
maupun upah yang mereka terima belum mampu memenuhi kebututahn hidup
karyawan khususunya karyawan kontrak. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
Sania yang merupakan pekerja harian pada divisi kardus:
“Gaji yang saya terima setiap bulannya tidak menentu, kalau masuk
kerja setiap hari kadang delapan ratus atau sembilan ratus, jadi kalau
mau dibandingkan dengan UMP jauh sekali bedanya” (W1, A.1, SA,
IV, 15-03-2016)
87
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Megawati pekerja divisi peth’, yang
peneliti tampilkan sebagai berikut:
“Gaji / Upah yang saya terima kira-kira sekitar sembilan ratus atau satu
juta setiap bulan, tergantung berapa kilo yang kami bisa selesaikan
dalam satu bulan. Biasa kami mampu selesaikan dalam satu bulan 8.000,
atau 9000 kilo peth sudah paling banyak. tapi kita kerjakan
berkelompok, nanti hasilnya kita bagi-bagi lagi dengan teman
kelompok” (W1, A.1, MW, VI, 15-03-2016)
Karyawan telah bekerja sesuai dengan tangungjawabnya masing-masing
yang sebelummya telah ditentukan oleh perusahaan, namun upah yang mereka
terima dari perusahaan belum sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab
mereka. Seperti yang dikemukakan oleh Faisal karyawan driver berikut ini:
“Gaji saya sekitar 1,5. Tanggung jawab saya sebagai pengemudi mobil
perusahaan cukup besar, kesalahan kecil dapat berdampak besar bagi
saya dan perusahaan, selain saya harus mengemudi mobil untuk
mengumpulkan barang-barang bekas dari pengumpul-pengumpul kecil
sebagai bahan baku, saya juga harus mengangkat bahan baku tersebut
untuk dibagikan ke masing-masing bagian., terus kalau mau
dibandingkan dengan gaji / upah yang saya terima sebenarnya belum
sebanding” (W1, A.2, FL, II, 15-03-2016)
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Wa Kolo dan Fatimah yang
merupakan pekerja pada divisi besi tua/logam:
“Tanggung jawab saya adalah mengmpulkan besi-besi tua, lalu
mengangkat dan memasukkannya ke dalam mobil kontainer, hal ini
membutuhkan tenaga yang cukup besar, salah sedikit dapat
menimbulkan cedera, jadi sebenarnya belum sesuai dengan gaji / upah
saya.” (W1, A.2, WK, V, 15-03-2016)
Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh pengawas yakni Bapak Marsel :
“Gaji saya sekitar dua juta, lumayan cukuplah. Tugasku Setiap hari saya
melakukan pengawasan terkadang saya juga memasukkan plastik untuk
dicacah dalam mesin, memberikan pelatihan dan intruksi kalau ada
karyawan baru, belum lagi kalau ada mesin yang tidak bisa beroperasi
sudah saya lagi yang perbaiki bersama mekanik,” (W1, A.4, MA,
IX, 15-03-2016)
Secara umum, setiap karyawan yang bekerja dalam suatu perusahaan
memiliki tujuan untuk memperoleh balas jasa atau reward yang akan digunakan
88
untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun lainnya. Upah (balas jasa) yang
diberikan UD. Walisongo Kendari kepada pekerja harian maupun pekerja plastik
dan peth’ belum mampu mamanuhi kebutuhan karyawannya sehari-hari. Hal ini
seperti yang dikemukakan oleh informan berikut :
“Dengan gaji / upah yang saya terima saat ini sebenarnya kurang layak,
terlalu kecil nominalnya, jadi belum dapat memenuhi kebutuhan hidup
saya, karena kebutuhan hidup saat ini serba mahal.” (W1, A.3, FH, V,
15-03-2016)
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sri Ufa pekerja divisi peth:
Sebenarnya, saat ini harga-harga sembako naik. Kalau kita mau hitunghitung dan hanya berharap upah dari pekerjaan disini belum cukup
untuk memenuhi kebutuhan”. (W1, A.3, SU, I, 15-03-2016)
Dari jawaban beberapa informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
standar upah yang diberikan oleh UD. Walisongo Kendari kepada karyawannya
berbeda-beda setiap divisi kerja, khususnya karyawan kontrak baik yang bekarja
harian maupun pada divisi plastik dan peth’ dirasa belum adil karena belum
mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka.
2. Insentif
Salah satu teknik yang lumrah digunakan untuk mendorong para karyawan
meningkatkan produktivitas kerjanya adalah dengan jalan memberikan insentif
finansial berdasarkan jumlah hasil pekerjaan karyawan yang dinyatakan dalam
unit produksi, oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan, terutama
sekali diberikan kepada pekerja yang kinerjanya baik dan berprestasi. Dengan
adanya insentif lembur maka akan dapat menambah pendapatan bagi pekerja. Hal
ini dikarenakan gaji / upah yang akan mereka terima juga akan ikut bertambah,
seperti pengakuan Fatimah karyawan pada divisi besi tua/logam berikut ini :
89
“Ya, karena saya selalu mengharapkan insentif yang besar supaya upah
yang akan saya terima juga besar, sehingga saya tambah semangat
kerja, meskipun kerja lembur tidak setiap hari dilakukan”.. (W1, B.6,
FH, V, 15-03-2016)
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Wa Kolo, karyawan divisi
besi/logam berikut:
“Ya, pemberian insentif menjadikan saya semangat untuk bekerja,
meskipun kecil tapi setidaknya bisa tambah-tambah pendapatan”. (W1,
B.6, WK, V, 15-03-2016)
Berdasarkan beberapa jawaban informan mengenai insentif maka dapat
disimpulkankan bahwa pemberian insentif oleh perusahaan dapat memicu
motivasi karyawan untuk bekerja lebih giat lagi, karena akan dapat menambah
pendapatan pekerja meskipun pemberiannya hanya terjadi sewaktu-waktu dan
tidak menetap.
c. Tunjangan Tidak Tetap
Tunjangan Tidak Tetap adalah pembayaran kepada karyawan UD.
Walisongo Kendari yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan
pekerjaan yang diberikan secara tidak tetap dan dibayarkan menurut satuan waktu
yang tidak sama dengan waktu pembayaran upah pokok, seperti Tunjangan Hari
Raya (THR) dan tunjangan layanan transportasi yang didasarkan pada kehadiran,
Tunjangan transportasi yang diberikan oleh perusahaan misalnya adalah
mengantar pulang setiap karyawannya saat jam kerja telah selesai yakni sere hari.
Berdasarkan beberapa jawaban dari informan dapat disimpulkan bahwa
tunjangan tidak tetap yang diberikan oleh perusahaan masih belum sesuai dengan
kebutuhan karyawannya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sania, karyawan
kontrak yang kekerja di bagian kardus sebagai berikut:
“Tunjangan yang diberikan perusahaan kepada kami adalah Tunjangan
Hari Raya (THR), dan tunjangan transportasi. Kalau tunjangan
90
trasportasi kami selalu diantar pulang menggunakan mobil operasional
perusahaan pada sore hari, tetapi perusahaan tidak menjemput kami
saat akan masuk kerja pagi hari, sehingga kami mengeluarkan biaya
sendiri lagi untuk datang bekerja, sehingga belum sesuai dengan
kebutuahaan kami.” (W1, C.7, SA, III, 15-03-2016)
Tunjangan tidak tetap yang diberikan oleh perusahaan berupa layanan
transportasi ternyata belum mampu memotivasi setiap karyawannya, sebagaimana
yang dikatakan oleh karyawan yang bekerja di bagian plastik berikut ini:
“…….,.. kami datang masuk kerja pakai biaya sendiri lagi, alangkah
baiknya perusahaan melakukan aktivitas antar jemput setiap
karyawannya supaya kami semangat masuk kerja dan tidak terlambat
lagi, kalau kami datang terlambat terus pasti pekerjaan yang harus
diselesaikan hari ini pasti selesai tepat waktu sesaui dengan tanggung
jawab masing-masing dan target yang ditentukan.” (W1, C.8, SA, VI,
15-03-2016)
Motivasi sebagai pemberi daya gerak yang menciptakan kegairahan kerja
seorang karyawan, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi
dengan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan.
Selain faktor ekonomi, faktor penyebab karyawan tertarik untuk tetap
bekerja di perusahaan UD. Walisongo Kendari karena perusahaan ini tidak
menuntut syarat-syarat yang rumit bagi karyawan yang akan bekerja. Hal ini
terungkap dari ucapan Megawati, karyawan yang bekerja pada divisi peth’:
“Saya tertarik dengan pekerjaan ini karena bekerja disini tidak mesti
pendidikannya tinggi, yang penting bisa bekerja,”. (W2. D.1. MW, VI,
17-03-2016)
Faktor kepemimpinan dan faktor lingkungan kerja menjadi salah satu alasan
karyawan untuk tetap bekerja di perusahaan meski dibayar dengan upah rendah,
seperti yang diungkapkan oleh Ndiki karyawan yang bekerja di bagian plastik
berikut :
“……… meskipun dibayar dengan gaji rendah, kami tetap senang
bekerja di tempat ini, karena rekan kerja kompak, belum lagi suasana
kerja yang penuh kekeluargaan di mana satu karyawan mendukung
91
karyawan yang lain. Hal sederhana seperti ini biasanya membuat kami
betah bekerja”. (W2, D.9, NI, IV, 17-03-2016)
Belum adanya jaminan kesehatan, maupun jaminan keselamatan dalam
bekerja yang harus diperuntukkan kepada setiap karyawan membuat motivasi
karyawan untuk bekerja lebih giat relatif kurang. Seperti yang diungkapkan oleh
karyawan berikut:
“Sebenarnya kalau kami bekerja, tidak ada jaminan yang pasti tentang
jaminan kesehatan maupun keselamatan oleh pimpinan, tapi kalau
misalnya ada anggota karyawan yang terkena musibah, maka biasanya
perusahaan hanya memberikan santunan kepada karyawan.”
(W2. D.6, SU, 17-03-2016)
Dari hasil wawancara pada informan yang telah dilakukan peneliti
menunjukkan bahwa motivasi karyawan untuk tetap bekerja di perusahaan UD.
Walisongo Kendari disebabkan oleh pekerjaan tersebut tidak menuntut pendidikan
yang tinggi, selain itu faktor hubungan antara karyawan dengan kepemimpinan
yang baik oleh pemilik perusahaan maupun hubungan antar sesama karyawan
sendiri juga memengaruhi karyawan untuk tetap bekarja. Rendahnya gaji / upah
yang diterima oleh karyawan kontrak, belum adanya jaminan kesehatan, maupun
jaminan keselamatan dalam bekerja yang harus diperuntukkan kepada setiap
karyawan membuat motivasi karyawan untuk bekerja lebih giat mengalami
penurunan, sehingga berpengaruh terhadap produktifitas pekerja khususnya
karyawan kontrak.
Motivasi kerja merupakan kondisi yang membangkitkan, mengarahkan
dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Motivasi
kerja ini penting karena dengan adanya motivasi diharapkan setiap karyawan mau
bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Perusahaan
92
UD. Walisongo Kendari dalam memberikan kompensasi finansial seperti upah
untuk karyawan kontrak maupun tunjangan tidak tetap belum mampu
meningkatkan motivasi karyawannya.
Beberapa hal temuan penulis yang menjadi indikasi adanya penurunan
motivasi kerja karyawan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Disiplin Kerja.
Kegelisahan karyawan dapat ditunjukkan dengan adanya karyawan yang
mencari pekerjaan lain disamping bekerja diperusahaan. Hal ini dapat menambah
pendapatan tersendiri bagi karyawan, namun disisi lain hal tersebut menunjukkan
suatu masalah yang dihadapi oleh perusahaan yakni ketidakpuasan karyawan
terhadap pemberian kompensasi finansial yang diberikan kepada karyawannya.
Salah satu resiko yang diakibatkan adalah karyawan akan terlambat masuk kerja
dari waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Jika hal ini terus dibiarkan
maka akan dapat merugikan perusahaan.
Berikut ini peneliti menampilkan hasil observasi pada UD. Walisongo
Kendari terhadap beberapa karyawannya yang terlambat masuk kerja.
Gambar 3: Tampak beberapa karyawan terlambat masuk kerja (pukul 08.36 Wita)
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Fatimah pekerja harian berikut:
“Kadang saya tidak masuk kerja, kadang juga saya biasa terlambat
masuk kerja, karena saat pagi hari sebelum saya masuk kerja, saya
menjadi tenaga kebersihan di kantor dinas pemerintah untuk
93
tambah-tambah penghasilan, karena kalau saya mau berharap pada
gaji/upah disini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan”. (W1. D.2.
FH, V, 17-03-2016).
2. Tingkat absensi karyawan yang tinggi
Tingkat absensi yang tinggi dapat mengakibatkan turunnya produktivitas
kerja, karena dengan adanya pekerja yang absen maka pekerjaan akan tertunda.
Dengan tingkat absensi yang tinggi menunjukkan adanya penurunan motivasi
karyawan untuk bekerja. Untuk mengatasi hal ini pimpinan perusahaan harus
tanggap sebelum menyebabkan kerugian yang besar bagi perusahaan itu sendiri.
Berikut ini peneliti menampilkan absensi pekerja harian UD. Walisongo
Kendari:
Tabel 4.8.1 Data Absensi Pekerja Harian dan Karyawan Tetap UD.
Walisongo Kendari
Tahun No
Bulan
Pekerja Yang
Pekerja
Trend
Hadir
yang Absen
(%)
Jumlah Pekerja Harian
22
1.
Januari
21
1
4,76
2.
Februari
19
3
15,78
3.
Maret
18
4
22,22
4.
April
18
4
22,22
2013
5.
Mei
15
7
46,66
6.
Juni
18
4
22,22
7.
Juli
15
7
46,67
8.
Agustus
14
8
57,14
9.
September
13
9
69,23
10.
Oktober
17
5
29,41
11.
November
16
6
37,50
12
Desember
16
6
37,50
Jumlah Rata-rata Perbulan
17
5
29,41
2014
Jumlah Pekerja Harian
1.
Januari
2.
Februari
3.
Maret
4.
April
5.
Mei
6.
Juni
18
17
16
16
17
15
15
94
1
2
2
1
3
3
5,88
12,50
12,50
5,88
20,00
20,00
16
15
16
16
15
15
7.
Juli
8.
Agustus
9.
September
10.
Oktober
11.
November
12.
Desember
Jumlah Rata-rata Perbulan
16
Jumlah Pekerja Harian
1.
Januari
2.
Februari
3.
Maret
4.
April
5.
Mei
2015
6.
Juni
7.
Juli
8.
Agustus
9.
September
10.
Oktober
11.
November
12.
Desember
Jumlah Rata-rata
Sumber : UD. Walisongo Kendari 2016
2
3
2
2
3
3
2
12,50
20,00
12,50
12,50
20,00
20,00
14,28
2
3
2
3
2
3
5
4
5
5
4
5
4
10,53
16,67
10,52
16,67
10,53
16,67
31,25
23,53
31,25
31,25
23,53
31,25
23,53
21
19
18
19
18
19
18
16
17
16
16
17
16
17
Berdasarkan data tabel 4.8.1 diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun
2013 jumlah rata-rata karyawan yang tidak hadir berjumlah 5 orang setiap bulan
atau berkisar 29,41% dari jumlah 22 orang pekerja harian. Pada tahun 2014,
perusahaan meningkatkan besaran upah yang diberikan kepada karyawannya
sehingga mengakibatkan rata-rata jumlah pekerja harian yang tidak hadir
mengalami penurunan yakni 2 orang setiap bulan atau berkisar 14,28% dari
jumlah 18 pekerja harian. Pada tahun 2015, rata-rata jumlah karyawan yang tidak
hadir kembali mengalami peningkatan yaitu 4 orang setiap bulan atau berkisar
23,53% dari jumlah rata-rata 21 pekerja harian. Hal ini seperti yang diungkapkan
oleh Ibu Ulfa sebagai pimpinan perusahaan:
95
“ya, memang sih mas, kalau masalah kehadirannya mereka kadang rajin
masuk kerja kadang juga banyak alpanya, mungkin mas bisa lihat sendiri
data absen yang ini mulai dari tahun sebelumnya” (W3. E.12. U, 22-032016)
Hasil temuan diatas menunjukkan bahwa rata-rata tingkat absensi pekerja
harian dalam tiga (3) tahun terakhir adalah 22,47%. Tingkat absensi di atas
menunjukkam bahwa motivasi kerja karyawan UD. Walisongo Kendari untuk
hadir bekerja relatif rendah, dimana tingkat rata-rata absensi karyawan lebih dari
20% setiap bulan. Tingkat absensi di atas 20% setiap bulan menunjukkan bahwa
ketidak puasan karyawan terhadap gaji/upah yang diterima dan tidak sebanding
dengan beban pekerjan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan salah seorang karyawan UD. Walisongo
Kendari, yang menyatakan:
“Dengan gaji / upah yang saya terima saat ini sebenarnya kurang layak,
terlalu kecil nominalnya, jadi belum dapat memenuhi kebutuhan hidup
saya”, (W1. A.3. FH, V, 15-03-2016).
3. Turun atau rendahnya produktivitas pekerja pada divisi plastik, divisi peth’
maupun pekerja harian
Penurunan produktivitas kerja menunjukkan bahwa adanya indikasi atau
bertanda bahwa ada penurunan motivasi karyawan untuk bekerja. Hal ini dapat
disebabkan karena kelalaian, kemalasan, penundaan pekerjaan dan sebagainya.
Berikut ini peneliti menampilkan tingkat produktivitas pekerja divisi plastik dan
divisi peth’ pada UD. Walisongo Kendari yang mengalami penurunan setiap
tahun:
96
Tabel 4.8.2 Data Produktivitas Pekerja Divisi Plastik dan Peth’ (Dalam
satuan Kilogram (kg))
Tahun No.
Bulan
Divisi Plastik
Divisi Peth
(Dalam Kg)
(Dalam Kg)
1.
Januari
18.382
19.874
2.
Februari
18.971
18.063
3.
Maret
18.784
18.147
4.
April
18.914
18.129
5.
Mei
18.024
16.214
2013
6.
Juni
17.673
16.571
7.
Juli
16.841
16.082
8.
Agustus
16.262
16.183
9.
September
16.481
17.984
10.
Oktober
17.205
17.802
11.
November
16.745
17.216
12.
Desember
16.617
16.107
Jumlah Rata-rata
17.575
17.364
Jumlah Pekerja
9
9
Jumlah Total Pekerja
18
1.
Januari
2.
Februari
3.
Maret
4.
April
5.
Mei
2014
6.
Juni
7.
Juli
8.
Agustus
9.
September
10.
Oktober
11.
November
12.
Desember
Jumlah Rata-rata
Jumlah Pekerja
Jumlah Total Pekerja
2015
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
15.235
15.401
14.364
15.708
14.988
14.876
13.827
13.961
13.673
14.126
13.843
13.739
14.472
6
14.081
15.024
14.783
14.331
14.937
15.096
14.384
14.871
13.906
13.036
12.961
13.873
14.273
6
12
10.810
11.025
10.603
10.782
10.531
9.821
9.664
8.931
7.964
97
9.618
10.561
9.854
9.963
10.874
9.783
7.817
8.726
8.261
10.
Oktober
11.
November
12.
Desember
Jumlah Rata-rata
Jumlah Pekerja
Jumlah Total Pekerja
Sumber : UD. Walisongo Kendari 2016
9.492
8.681
9.523
9.818
5
8.647
9.968
8.204
9.356
5
10
Berdasarkan tabel 4.8.2 diatas terlihat bahwa setiap tahun terjadi
penurunan produktivitas untuk pekerja divisi plastik maupun peth. Pada tahun
2013, jumlah rata-rata produk cacahan plastik yang dihasilkan oleh divisi plastik
adalah 17.575 kg, sedangkan rata-rata yang dapat dihasilkan divisi peth adalah
17.364 kg dimana jumlah pekerja adalah 18 karyawan yang terdiri dari masingmasing 9 orang karyawan. Pada tahun 2014, jumlah rata-rata produk cacahan
plastik yang dihasilkan oleh divisi plastik adalah 14.472 kg, sedangkan rata-rata
yang dapat dihasilkan divisi peth adalah 14.273 kg dimana jumlah pekerja adalah
16 karyawan yang terdiri dari masing-masing 8 orang karyawan. Tahun 2015
jumlah rata-rata produk cacahan plastik yang dihasilkan oleh divisi plastik adalah
9.818 kg, sedangkan rata-rata yang dapat dihasilkan divisi peth adalah 9.356 kg
dimana jumlah pekerja adalah 10 karyawan yang terdiri dari masing-masing 5
orang karyawan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas pekerja
plastik mengalami penurunan sebanyak 3.103 kg atau berkisar 17,65% pada
tahun 2014 dan menurun 4.654 kg atau berkisar 32,15% pada tahun 2015.
Produktitifitas pekerja divisi peth juga mengalami penurunan sebanyak 3.091 kg
atau berkisar 17,80 % pada tahun 2014 dan menurun 4.917 kg atau berkisar
39,94%.
98
Berikut ini peneliti juga menampilkan tingkat produktivitas pekerja harian
yang bekerja pada divisi kertas, kardus, dan besi tua UD. Walisongo Kendari yang
juga mengalami peningkatan ataupun penurunan setiap tahun:
99
Tabel 4.8.3 Data Produktivitas Pekerja Harian UD. Walisongo Kendari
No
Divisi Kerja
Tahun
Mar
238
416
244
Apr Mei
227 234
376 284
239 248
Total
Agt.
173
292
193
Sept
181
361
211
Okt
186
264
221
Nov
197
316
214
Des
192
313
19
Jumlah
Kertas
(per-karung)
2013
2014
2015
4
5
6
Kardus
(per- Bal)
2013
2014
2015
274
396
361
287
356
322
291
381
318
247 285
327 331
269 256
Total
236
312
264
223
252
247
204
247
272
218
261
276
186
297
263
173
287
219
191
302
207
2.815
3.749
3.274
9.838
7
8
9
Besi/Logam
(per-Ton)
2013
2014
2015
29
33
31
24
31
26
26
34
23
24
21
32
32
25
21
Total
23
27
24
22
25
23
26
22
21
21
29
-
21
26
41
23
22
-
21
38
260
334
273
867
1
2
3
Feb
243
312
272
Bulan
Jun Jul
286 241
348 257
257 216
Jan
212
364
286
Sumber : UD. Walisongo Kendari 2016
100
2.610
3.903
2.797
9.390
Berdasarkan tabel 4.8.3 diatas ditemukan bahwa rata-rata produktivitas
yang dihasilkan oleh pekerja harian UD. Walisongo mengalami penurunan selama
tahun 2015. Pada tahun 2013 jumlah produk kertas yang dihasilkan oleh pekerja
adalah 2.610 karung dan meningkat sebanyak 1.293 karung kertas selama tahun
2014 sehingga menjadi 3.903 karung kertas. Jumlah produk kertas yang
dihasilkan pekerja mengalami penurunan sebesar 1.106 karung, sehingga produk
kertas yang dihasilkan sebanyak 2.797 karung selama tahun 2015.
Pada tahun 2013 jumlah produk kardus yang dihasilkan oleh pekerja divisi
kardus adalah 2.815 Bal dan meningkat sebanyak 934 Bal selama tahun 2014
sehingga menjadi 3.749 Bal. Jumlah produk kardus yang dihasilkan pekerja
mengalami penurunan sebesar 475 Bal, sehingga produk kardus yang dihasilkan
sebanyak 3.274 karung selama tahun 2015.
Pada tahun 2013 jumlah besi tua/logam yang berhasilkan dikumpulkan
oleh perusahaan adalah 260 ton dan meningkat sebanyak 74 ton selama tahun
2014 sehingga menjadi 334 ton. Jumlah besi tua/logam yang dikumpulkan
perusahaan mengalami penurunan sebesar 61 ton, sehingga jumlah besi tua/logam
yang dikumpulkan sebanyak 273 ton selama tahun 2015.
Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan pimpinan UD. Walisongo Kendari:
“produktivitasnya karyawan saya naik turun mas, kadang banyak yang bisa
mereka selesaikan kadang juga menurun. pada tahun 2013 yang lalu jumlah
rata-rata yang dihasilkan untuk pekerja plastik maupun peth’ sampai enam
belas atau tujuh belas ton setiap bulan, tapi kalau sekarang sudah mulai
berkurang, soalnya jumlah karyawan yang bekerja tidak seperti dulu lagi,
kalau untuk pekerja kertas maupun kardus terkadang sampai dua ratus
karung dua ratus bal tiap bulan. Nanti untuk lebih jelasnya mungkin mas
bisa lihat data penjualan tiap bulan disini” (W3. E.11. U, 22-03-2016)
101
4. Labour Turnover
Adanya karyawan yang masuk dan keluar merupakan indikasi adanya
penurunan motivasi karyawan untuk bekerja. Berikut ini penulis menampilkan
jumlah karyawan UD. Walisongo Kendari
Tabel 4.8.4 Jumlah Karyawan UD. Walisongo Kendari periode 2013-2016
Tahun Status Karyawan
Jumlah Total
Karyawan
Tetap
Kontrak
2013
4
36
40
2014
4
29
33
2015
4
27
31
2016
4
25
29
Sumber : UD. Walisongo Kendari 2016
Berdasarkan tabel 4.8.4 diatas dapat dijelaskan bahwa keluar masuknya
karyawan tampak terlihat pada karyawan kontrak, dimana jumlah karyawan
kontrak pada tahun 2013 adalah 36 pekerja, tahun 2014 mengalami penurunan
sebanyak 7 orang sehingga karyawan kontrak yang bekerja yakni 29 pekerja dan
pada tahun 2015 jumlah karyawan kontrak berkurang 2 orang sehingga jumlah
karyawan menjadi 27 orang pekerja. Adapun jumlah karyawan kontrak UD.
Walisongo Kendari saat ini kembali mengalami penurunan sebanyak 2 orang
yakni tersisa 25 orang pekerja.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Ulfa yang merupakan pimpinan
perusahaan :
“Kalau ada karyawan yang berlebihan malas masuk kerja maka kami
langsung pecat, ada juga yang tiba-tiba keluar sendiri dari pekerjaan, tapi
secara umum kami pekerjakan mereka disini disesuaikan juga dengan
kemampuan kami untuk membayar mereka mas,” (W3. E.13. U, 22-032016)
102
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pemberian Kompensasi Finansial Kepada Karyawan UD. Walisongo
Kendari
Berdasarkan hasil penelitian diatas mengenai pemberian kompensasi
finansial dapat dijelaskan bahwa kompensasi finansial yang diberikan
perusahaan UD. Walisongo Kendari kepada karyawannya didasarkan pada
sistem waktu dan sistem hasil. Jenis kompensasi finansial yang diberikan
perusahaan kepada karyawannya adalah berupa gaji atau upah, insentif dan
tunjangan tidak tetap. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Gaji atau Upah
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa gaji atau upah yang
diterima oleh karyawan UD. Walisongo Kendari berbeda-beda setiap divisi
kerja, dimana gaji atau upah tertinggi yang diberikan perusahaan UD. Walisongo
Kendari kepada karyawannya adalah gaji/upah pengawas (mandor) dan mekanik
yakni sebesar Rp. 2.000.000,-. (dua juta rupiah) Berdasarkan Peraturan
Gubernur Sulawesi Tenggara, Nomor 54, Tahun 2016 Tentang Penetapan Upah
Minimum Provinsi (UMP) 2016 bahwa besaran tarif Upah Minimum Provinsi
adalah Rp. 1.850.000,- (satu juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah) perbulan,. Hal tersebut telah sesuai dengan ketentuan upah yang telah ditetapkan
pemerintah. Sedangkan gaji/upah pokok rata-rata karyawan kontrak yakni
pekerja pada divisi peth, plastik maupun pekerja harian (divisi kertas, kardus,
besi/logam, dan driver) adalah sebesar Rp. 910.000,- (sembilan ratus ribu
rupiah). Upah pokok rata-rata tersebut berada dibawah standar Upah Minimum
Provinsi yang telah ditetapkan oleh pemerintah Sulawesi Tenggara
103
Meskipun gaji karyawan tetap seperti pengawas dan mekanik selalu
meningkat dan telah sesuai dengan standar upah yang ditetapkan oleh pemerintah
setiap tahun tetapi hal tersebut belum dirasakan adil oleh karyawan kontrak.
Gaji/upah yang diterima karyawan kontrak dirasa belum adil dan belum layak,
sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan hidup karyawan.
Sebenarnya para pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari
Upah Minimum (sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89). Pasal 90 ayat (1) jo.
Pasal 185 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
bahwa pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum.
Barang siapa melanggar ketentuan dimaksud, diancam sanksi pidana penjara
antara 1 (satu) tahun sampai dengan 4 (empat) tahun, dan/atau denda antara Rp.
100.000.000,- (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp 400.000.000,- (empat ratus
juta rupiah). (http://hukumonline.com/2014/03/.html).
b. Insentif
Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara terhadap informan
mengenai insentif menunjukkan bahwa karyawan merasa senang dan termotivasi
dalam melakukan tugasnya karena karyawan mengharapkan tambahan gaji atau
tambahan upah berupa insentif lembur yang akan ditemua dari perusahaan UD.
Walisongo Kendari. Hal ini disebabkan karena dengan adanya insentif lembur
maka akan dapat menambah penghasilan karyawan meskipun hanya terjadi
sewaktu-waktu dan tidak menetap. Dengan adanya kerja lembur maka akan
membantu perusahaan untuk meningkatkan pendapatan, disisi lain penghasilan
karyawan juga akan bertambah.
104
c. Tunjangan Tidak Tetap
Berdasarkan hasil penelitian diatas mengenai tunjangan tidak tetap
ditemukan bahwa tunjangan tidak tetap yang diberikan oleh perusahaan berupa
layanan transportasi ternyata belum mampu memotivasi karyawannya. Hal
tersebut disebabkan karena belum sesuai dengan kebutuhan karyawan, dimana
tunjangan berupa layanan transportasi yang disediakan oleh perusahaan UD.
Walisongo Kendari hanya dilakukan pada saat karyawan pulang bekerja,
sedangkan pihak perusahaan tidak melakukan aktifitas penjemputan karyawan
pada pagi hari sehingga karyawan harus mengeluarkan biaya sendiri untuk masuk
kerja. Begitu juga dengan tunjangan makan yang tidak diberikan perusahaan
kepada karyawannya, dimana tunjangan makan akan diberikan hanya pada saat
kerja lembur.
2. Motivasi Karyawan UD. Walisongo Kendari Terhadap Pemberian
Kompensasi Finansial
Motivasi kerja merupakan kondisi yang membangkitkan, mengarahkan dan
memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Motivasi kerja ini
penting karena dengan adanya motivasi diharapkan setiap karyawan mau bekerja
keras dan antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Perusahaan UD.
Walisongo Kendari dalam memberikan kompensasi finansial seperti upah untuk
karyawan kontrak maupun tunjangan tidak tetap belum mampu meningkatkan
motivasi karyawannya, khususnya karyawan kontrak yang bekerja pada divisi
peth’, plastik maupun pekerja harian (divisi kertas, kardus dan besi tua/logam)
Adanya ketidakpuasan karyawan kontrak terhadap gaji/upah tersebut
memunculkan indikasi penurunan motivasi mereka untuk bekerja. Hal ini dapat
105
dibuktikan dengan masih adanya karyawan yang terlambat masuk kerja dan
tingginya persentase ketidak hadiran pekerja harian yang melebihi angka rata-rata
20% setiap bulan. atau tingkat absensi pekerja harian dalam tiga (3) tahun terakhir
adalah 22,47%. Tingkat absensi di atas 20% setiap bulan menunjukkan bahwa
ketidakpuasan pekerja kontrak harian terhadap gaji/upah yang diterima karena
tidak sebanding dengan beban pekerjaan yang ditetapkan oleh perusahaan. Selain
tingkat absensi, menurunnya motivasi pekerja harian untuk bekerja juga terlihat
pada produktivitas mereka yang menurun pada tahun 2015.
Menurunnya motivasi karyawan untuk bekerja juga terlihat dari
menurunnya tingkat produktivitas pekerja khususnya divisi plastik dan peth’,
dimana produktivitas pekerja plastik mengalami penurunan sebanyak 3.103 kg
atau berkisar 17,65% pada tahun 2014 dan menurun 4.654 kg atau berkisar
32,15% pada tahun 2015. Selain itu, produktitifitas pekerja divisi peth’ juga
mengalami penurunan sebanyak 3.091 kg atau berkisar 17,80 % pada tahun 2014
dan menurun 4.917 kg atau berkisar 39,94% pada tahun 2015. Untuk mengatasi
hal ini pimpinan perusahaan harus tanggap sebelum menyebabkan kerugian yang
besar bagi perusahaan itu sendiri.
Menurunnya motivasi karyawan untuk bekerja karena pemberian upah
oleh perusahaan juga dapat dilihat pada jumlah karyawan kontrak yang
mengalami penurunan setiap tahun, dimana jumlah karyawan kontrak pada tahun
2013 adalah 36 pekerja, tahun 2014 mengalami penurunan yakni tinggal 29
pekerja dan pada tahun 2015 jumlah karyawan kontrak berkurang menjadi 27
106
orang pekerja. Adapun jumlah karyawan kontrak UD. Walisongo Kendari saat ini
kembali mengalami penurunan yakni tinggal 25 orang pekerja.
3. Evaluasi Pemberian Kompensasi Finansial Terhadap Motivasi Karyawan
UD. Walisongo Kendari
Pemberian upah yang adil dan setimpal akan memicu motivasi kerja yang
tinggi sehingga kinerja para karyawan menjadi lebih baik dan tentunya berpengruh
terhadap pendapatan perusahaan. Pemberian upah berguna untuk meningkatkan
output dan efisiensi. (Heidjrahman dan Suad Husnan, 2005:128-130).
Motivasi sangat diperlukan pada setiap kegiatan untuk mencapai tujuan,
karena tanpa adanya motivasi kerja, pencapaian tujuan akan sulit tercapai seperti
yang diharapkan. Memotivasi karyawan bertujuan agar karyawan selalu dalam
kondisi kinerja yang tinggi untuk menyelasaikan pekerjaannya, karena karyawan
adalah harta yang paling penting yang dimiliki oleh suatu organisasi perusahaan.
Salah satu usaha untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan adalah melalui
pemberian kompensasi finansial. Pemberian kompensasi finansial harus selalu
mempertimbangkan
usaha-usaha
untuk
memenuhi
kebutuhan
karyawan.
Perusahaan perlu memperhatikan standar Upah Minimum Propinsi (UMP) yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.
Simamora (1997 : 564) menyatakan bahwa kompensasi yang baik adalah
sistem kompensasi yang tanggap terhadap situasi dan sistem yang dapat memotivasi
karyawan. Ada dua hal yang perlu diingat oleh perusahaan dalam pemberian
kompensasi finasial, pertama, kompensasi yang diberikan harus dapat dirasakan
adil dan layak oleh karyawan dan kedua, besarnya kompensasi tidak jauh berbeda
107
dengan yang diharapkan oleh karyawan. Apabila dua hal ini dapat dipenuhi, maka
karyawan akan merasa puas dan semakin termotivasi untuk bekerja.
Kompensasi finansial seperti upah, insentif maupun tunjangan merupakan
faktor yang sangat memengaruhi motivasi kerja karyawan yakni sebagai dorongan
atas kesediaan para karyawan untuk melakukan hal yang lebih atas apa yang
dikerjakan. Motivasi kerja yang rendah sebagai akibat dari pemberian upah rendah
akan terlihat ketika pelaksanaan pekerjaan tidak dilakukan dengan baik, seperti
dalam Equity Theory menjelaskan bahwa setelah persepsi ketidakadilan
terbentuk, karyawan akan mencoba meraih kembali keadilan dengan mengurangi
jumlah distribusi mereka (Adams Donovan, 2007 : 215). Misalnya, karyawan
bisa saja mulai datang terlambat ke kantor atau bahkan absen sama sekali.
Adanya karyawan UD. Walisongo Kendari yang terlambat masuk kerja dan
tingginya persentase ketidak hadiran pekerja harian yang melebihi angka rata-rata
20% setiap bulan. atau tingkat absensi pekerja harian dalam tiga (3) tahun terakhir
adalah 22,47% dimana tingkat absensi di atas 20% setiap bulan menunjukkan
bahwa ketidakpuasan pekerja harian terhadap gaji/upah yang diterima karena
tidak sebanding dengan beban pekerjaan yang ditetapkan oleh perusahaan. Selain
tingkat absensi, menurunnya motivasi pekerja harian untuk bekerja juga terlihat
pada produktivitas mereka yang menurun pada tahun 2015. Hal ini menguatkan
pendapat yang dikemukakan oleh Andri Tanjung (2005 : 32) bahwa besar
kecilnya tingkat kompensasi finansial yang diberikan perusahaan berpengaruh
positif terhadap motivasi karyawan untuk bekerja. Dengan kata lain, jika
kompensasi finansial yang diterima oleh karyawan tidak sebanding dengan
108
harapan maka karyawan tidak akan bekerja dengan giat dan jika hal ini dibiarkan
terus-menerus maka akan menjuru kehal-hal yang negatif dan mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan.
UD. Walisongo Kendari dalam memberikan kompensasi finansial baik
upah, insentif maupun tunjangan tidak tetap untuk karyawan kontrak belum
mampu memenuhi standar upah minimum yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal tersebut diseuaikan dengan kemampuan
perusahaan untuk membayar gaji/upah karyawannya. Semakin sulitnya mendapat
bahan baku, banyaknya usaha bisnis sejenis yang muncul juga menjadi faktor
pendukung ketidakmampuan perusahaan untuk menambah pendapatan sehingga
menyebabkan pembayaran gaji/upah untuk seluruh karyawannya belum sesuai
dengan standar Upah Minmum Propinsi (UMP) yang ditetapkan pemerintah
Sulawesi Tenggara.
Meskipun karyawan UD. Walisongo Kendari menuntut kompensasi yang
tinggi, tetapi realisasi pemberian kompensasi akan tergantung juga ada tidaknya
kemampuan untuk membayar dari perusahaan. Tingginya kompensasi finansial
akan
mengakibatkan
tingginya
biaya
produksi
dan
akhirnya
sampai
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, maka jelas perusahaan tidak akan
mampu memenuhi fasilitas karyawan.
Sebenarnya para pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari
Upah Minimum (sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89), namun apabila
pengusaha ternyata tidak mampu membayar Upah Minimum yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, maka dapat memohon penangguhan yang tatacaranya
109
diatur dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja. Hal ini diatur dalam Pasal 90
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, pasal 91 ayat (1) dan (2) menyatakan
bahwa Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara
pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih
rendah dari ketentuan pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Untuk menjamin pelaksanaan upah minimum yang dapat
meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja maka diperlukan penegakan dan sanksi
yang tegas bagi pengusaha yang tidak menerapkan upah minimum. Pasal 90 ayat
(1) jo. Pasal 185 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan bahwa pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari
upah minimum. Barang siapa melanggar ketentuan dimaksud, diancam sanksi
pidana penjara antara 1 (satu) tahun sampai dengan 4 (empat) tahun, dan/atau
denda antara Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp
400.000.000,- (empat ratus juta rupiah).
Sampai saat ini pemerintah masih banyak mentolerir perusahaan yang
membayar dibawah upah minimum untuk menghindari PHK yang besar oleh
perusahaan. Sebuah femonena yang dilematis yang sebenarnya harus dapat
diselesaikan oleh pihak pengusaha dan pekerja dengan tentu bantuan dari
pemerintah untuk menentukan rule of the game penerapan upah minimum ini
sendiri.
Perusahaan UD. Walisongo Kendari harus dapat bersikap adil atas apa
yang telah diberikan oleh karyawan kepada perusahaan, karena setiap karyawan
berhak mendapatkan penghargaan dan perlakuan yang adil dari pimpinannya
110
sebagai timbal balik atas jasa yang diberikannya, sehingga dapat mendorong para
karyawan untuk lebih termotivasi dalam menjalankan kewajibannya sebagai
seorang pekerja.
Hubungan kerja yang saling mengutungkan antara perusahaan dan
karyawan sangat diperlukan dalam rangka mendorong semangat kerja karyawan.
Karyawan memberikan prestasi kerja yang baik untuk kemajuan perusahaan,
sedangkan perusahaan harus memberikan kompensasi yang sesuai atas prestasi
kerja yang telah diberikan karyawan tehadap perusahaan.
111
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dan pembahasan yang dikemukakan
sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Sistem pemberian kompensasi finansial yang diterapkan oleh perusahaan UD.
Walisongo Kendari yakni berdasarkan sistem waktu untuk pekerja harian dan
sistem hasil untuk pekerja divisi plastik dan peth’.
b. UD. Walisongo Kendari dalam memberikan kompensasi finansial seperti upah
untuk karyawan kontrak belum mampu memenuhi standar upah minimum yang
telah ditetapkan oleh pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara. Hal tersebut
diseuaikan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar gaji/upah
karyawannya.
c. Adanya karyawan yang mencari pekerjaan lain dan tingginya persentase ketidak
hadiran pekerja yang melebihi angka rata-rata 20% setiap bulan. atau tingkat
absensi pekerja harian dalam tiga (3) tahun terakhir adalah 22,47%,
produktivitas pekerja plastik mengalami penurunan sebanyak 3.103 kg atau
berkisar 17,65% pada tahun 2014 dan menurun 4.654 kg atau berkisar 32,15%
pada tahun 2015. Selain itu, produktitifitas pekerja divisi peth’ juga mengalami
penurunan sebanyak 3.091 kg atau berkisar 17,80 % pada tahun 2014 dan
menurun 4.917 kg atau berkisar 39,94% pada tahun 2015, menunjukkan bahwa
motivasi karyawan UD. Walisongo Kendari mengalami penurunan.
112
B. Saran
Dibawah ini terdapat beberapa saran yang diberikan penulis sehubungan
dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu:
a. Dihimbau kepada pimpinan UD. Walisongo Kendari agar selalu dapat
mempertahankan karyawannya dengan cara meningkatkan kompensasi
finansial agar motivasi kerja dan produktivitas karyawannya selalu ada pada
tingkat yang tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
b. Pimpinan UD. Walisongo Kendari harus dapat bersikap adil atas apa yang telah
diberikan oleh karyawannya, karena setiap karyawan berhak mendapatkan
penghargaan dan perlakuan yang adil dari perusahaan sebagai timbal balik atas
jasa yang diberikannya, sehingga dapat mendorong para karyawan untuk lebih
termotivasi dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang pekerja.
c.
Dihimbau
agar
perkembangan
pimpinan
perusahaan
peraturan-peraturan
hendaknya
pemerintah
selalu
mengikuti
yang berkaitan
dengan
peraturan ketenagakerjaan. Jika perusahaan belum mampu memberikan upah
sesuai dengan standar upah yang ditentukan oleh pemerintah maka hendaknya
memohon penangguhan kepada pemerintah yang tatacaranya diatur dalam
Keputusan Menteri Tenaga Kerja.
d. Bagi peneliti selanjutnya, kiranya dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menambahkan variabel-variabel lain dari evaluasi pemberian kompensasi
finansial terhadap motivasi karyawan, sehingga dapat menemukan solusi baru
yang lebih baik lagi.
113
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert dan Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen.
Buku Dua. Jakarta : Salemba Empat.
Dessler, Gary. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh. Jilid 1.
Jakarta : PT. Index.
Dito, Herdianto. 2010. Pengaruh Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan
PT. Slamet Langgeng dengan Motivasi Sebagai Variabel Interfening.
Purbalingga
Effendi, Sofian, dkk, 1990. Study Implikasi Sosial Peledakan Penduduk Usia
Muda, Yogyakarta PPK UGM dan Kantor Menteri Negara KLH,
Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Hariandja. 2005. Balas Jasa Dalam Bentuk Uang Yang Diterima Pegawai.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
http://www.hukumtenagakerja.com/pengupahan-dalam-undang-undang
ketenagakerjaan/#more-68, Diakses pada Minggu, 20 Maret 2016 pukul
10:49
http://cevy21.blogspot.com/2011/05/ pengaruh upah terhadap motivasi kerja
karyawan. Agung..html. Diakses pada Rabu, 23 Maret 2016 pukul 10:49
http://cevy21.blogspot.com/2011/09/ teori-upah.html. Diakses pada Rabu, 23
Maret 2016 pukul 16:58
http://siboykasaci.wordpress.com/teori-kesejahteraan/ Diakses pada Rabu, 23
Maret 2016 pukul 17:09
http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_kerja, Diakses pada Minggu, 20 Maret 2016
pukul 10:58
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132318574/Menakar%20kesejahteraan%20
buruh.pdf, Diakses pada Minggu, 20 Maret 2016 pukul 11:09
Husein, Umar. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. dsb. http://FungsiManajemen-Sumber-Daya-Manusia. Diakses Pada tanggal 17 Oktober
2015.
Keputusan Menakertrans nomor : Kep-266/men/2000 tentang perubahan
pasal 1,3,4,8,11,20 dan 21 Peraruran Menteri Tenagakerja Nomor :
Per.01/Men/1999 tentang Upah Minimum
114
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Cetakan kelima. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Martoyo, Susilo. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kelima.
Yogyakarta : PT. BPFE.
Mulyadi. 2004. Akuntansi Manajemen. Konsep, manfaat dan rekayasa. Edisi
Ketiga. Cetakan Ketiga. Jakarta : Salemba Empat.
Milles, Mathew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Deskriptif
Kualitatif, Terjemahan. Universitas Indonesia: Jakarta.
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Untuk Bisnis Yang
Kompetitif. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Panggabean, Mutiara S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan
Kedua. Bogor Selatan :Ghalia Indonesia.
Peraturan Menteri Tenagakerja Nomor Per.01/Men/1999 tentang Upah
Minimum
Peraturan Menteri Tenagakerja dan Transmigrasi Nomor Per –
17/Men/VIII/2005 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan
Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak
Pramono, Hadi. dkk. 1987. Psikologi Perburuhan dan Perundingan Kolektif”,
Pustaka Binaman Pressindo,
Rahayu, Diyan Kurniawati. 2007. Pengaruh Sistem Penghargaan Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Perum Bulog Divisi Regional Palu. Skripsi S1.
Palu : Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.
Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta.
Robbin, Stephen ,P Judge , Thimoty,A Prilaku Organisasi Edisi 12 Jakarta
Salemba 4
Robbin, Stephen,P. 1999. Prinsip-Prinsip Prilaku Organisasi, Edisi Ke Lima,
Jakarta Erlangga
Samsuddin, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama.
Bandung : Pustaka Setia.
115
Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia
Pendekatan Administrasi dan Operasional. Cetakan ketiga. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Setyaningsih, Sri. 2006. Hubungan Kompensasi Dengan Kepuasan Kerja
Karyawan. Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Amanah Ummah
Leuwiliang. Bogor
Sri Wibowo, Heru. 2003. Analisis Hubungan Antara Motivasi Kerja, Kompensasi
Dan Kepuasan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus
Pada Badan Pengelola Gelanggang Olah Raga Jatidiri. Semarang
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Soepomo, Iman. 1982. Pengantar Hukum Perburuhan, Djambatan, cetakan
kelima. Jakarta
Syaifullah. 2006. Organisasi. Org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia.
Pengertian Kompensasi dan Jenis / Macam Kompensasi sdm - Upah, Gaji,
Insentif, Tunjangan, dsb. Http://pengertian-kompensasi-jenis-macamkompensasi-sdm-upah-gaji-insentif-tunjangan-dsb-html. Diakses Pada
tanggal 19 Oktober 2015.
Suwarto, Prinsip-prinsip Dasar Hubungan Industrial, Lembaga Penelitian
SMERU, No. 03, JulSept/2009.
Tandi, Yuniarti. 2011. Pengaruh Kompensasi Terhadap Produktivitas Karyawan
Pada PT. Petra Jaya Lestari (Menurut Persepsi Karyawan)
Tanjung, Andri, 2005. Pengaruh Kompensasi Terhadap Motivasi Kerja
Karyawan Bagian Pesonalia PT. Agronesia Divisi Industri Makanan dan
Miniman Bandung
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
116
L
A
M
P
I
R
A
N
117
Lampiran 1
Pedoman Wawancara
Petunjuk Wawancara
1. Ucapan terimakasih kepada informan atas kesediaannya untuk diwawancarai.
2. Perkenalkan diri dan jelaskan topik wawancara serta tujuan wawancara
dilakukan.
3. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, harapan
serta sasaran yang berkaitan dengan topik yang diwawancarai.
4. Catat seluruh pembicaraan saat itu.
5. Mintalah waktu lain jika informan memiliki waktu yang terbatas saat itu.
I. Identitas informan
Nama
: …………………………………….
Umur
: ……………………………………. Tahun
Jenis Kelamin
:
Pendidikan Terakhir
: …………………………………….
Lama Bekerja
: …………………………………….
Jabatan / Pekerjaan
: …………………………………….
Tanggal Wawancara
: …………………………………….
Pria
Wanita
1. Daftar pertanyaan Variabel Kompensasi
No.
1.
2.
3.
4.
Pertanyaan
A. Gaji
Apakah di perusahaan tempat Anda bekerja dalam memberikan gaji
setiap bulan telah sesuai dengan standar Upah Minimum Provinsi
(UMP) atau Upah Miimum Kota (UMK) Kendari?
Jawaban :
Menurut Anda, Apakah gaji yang Anda terima telah sebanding dengan
tugas dan tanggung jawab Anda?
Jawaban :
Menurut Anda, Apakah gaji yang Anda terima setiap bulan dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari Anda?
Jawaban :
Apakah gaji atau upah yang Anda terima telah sesuai dengan
kemempuan Anda untuk bekerja?
118
5.
6.
7.
8.
Jawaban :
B. Insentif
Apakah perusahaan tempat Anda bekerja memberikan insentif setiap
bulannya kepada seluruh karyawannya?
Jawaban :
Apakah pemberian insentif oleh perusahaan mampu memacu Anda
dalam meningkatkan motivasi Anda dalam bekerja?
Jawaban :
C. Tunjangan
Apakah tunjangan-tunjangan yang diberikan oleh perusahaan UD. Wali
Songo Kendari sesuai dengan kebutuhan Anda?
Jawaban :
Apakah dengan adanya pemberian tunjangan mampu memotivasi Anda
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab Anda dengan lebih baik?
Jawaban :
2. Daftar Pertanyaan Variabel Motivasi
No.
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pertanyaan
D. Motivasi
Apa yang membuat Anda tertarik dengan pekerjaan ini?
Jawaban :
Apakah dari kompensasi finansial yang anda terima semakin
memotivasi Anda untuk bekerja?
Jawaban :
Apakah faktor absensi sangat memotivasi anda untuk melakukan
pekerjaan?
Jawaban :
Apakah perusahaan memberikan pelatihan-pelatihan kepada karyawan
untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan?
Jawaban :
Apakah pimpinan selalu memberikan dorongan dan semangat untuk
bekerja lebih baik?
Jawaban :
Apakah pimpinan perusahaan memberikan jaminan kesehatan dalam
bekerja, sehingga menambah motivasi Anda untuk bekerja?
Jawaban :
Apakah pimpinan perusahaan memberikan jaminan keselamatan dalam
bekerja, sehingga menambah motivasi Anda untuk bekerja?
Jawaban :
119
8.
9.
10.
Apakah masalah yang terjadi di perusahaan tidak berpengaruh pada
urusan pribadi Anda?
Jawaban :
Apakah situasi lingkungan kerja baik dan menyenangkan?
Jawaban :
Apakakah Anda selalu mengerjakan tugas sesuai dengan kualitas yang
diinginkan oleh perusahaan
Jawaban :
3. Daftar Pertanyaan Kebijakan Pemberian Kmpensasi Finansial
Perusahaan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pertanyaan
Kompensasi Finansial
Bagimana sistem kompensasi yang anda terapkan dalam perusahaan?
Jawaban :
Bagimana sistem kerja karyawan pada perusahaan yang Anda pimpin
Jawaban :
Bagaimana dengan pemberian kompensasi finansial yang Anda
terapkan dalam perusahaan, biasanyakan perusahaan-perusahaan lain
menerapkan gaji/upah, bonus, insentif, tunjangan,?
Jawaban :
Bagaimana dengan pemberian gaji masing-masing karyawan?
Jawaban :
Bagaimana dengan pemberian insentif kepada karyawan?
Jawaban :
Bagaimana dengan tunjangan yang Anda berikan kepada karyawan?
Jawaban :
Apakah di perusahaan Anda telah menerapkan tunjangan asuransi
kesehatan maupun tunjangan keselamatan kerja?
Jawaban :
Apakah pimpinan perusahaan memberikan jaminan keselamatan dalam
bekerja?
Jawaban :
Apakah masalah yang terjadi di perusahaan tidak berpengaruh pada
urusan pribadi Anda?
Jawaban :
Bagaimana dengan ketentuan perusahaan yang anda pimpin terhadap
karyawan terlambat datang?
Jawaban :
120
Lampiran Observasi
Tanggal Observasi
: 12 Maret 2016
Jam
: 08.00 - 10.00 Wita
Kegiatan yang diobservasi : Kedisiplinan karyawan
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan pada hari Sabtu, tanggal
12 Maret 2016, masih adanya karyawan yang terlambat masuk
kerja. Sebagian Karyawan tiba ditempat kerja pada pukul 08.36,
dan ada juga karyawan yang tiba pada pukul 08.40. Perusahaan
menentukan bahwa setiap karyawan wajib datang sebelum jam
kerja dimulai yakni pukul 8.00 Wita,
Tanggapan Kurangnya motivasi karyawan untuk datang tepat pada waktunya
Pengamat disebabkan karena mereka harus mengeluarkan biaya yang
ditanggung sendiri untuk datang di tempat kerja pada pagi hari.
Hasil
Observasi
Tanggal Observasi
: 14 Maret 2016
Jam
: 10.00 - 11.30 Wita
Kegiatan yang diobservasi : Tanggung Jawab masing-masing Karyawan
Pada hari Senin, tanggal 14 Maret 2016 sekitar pukul 10.00, terlihat
setiap karyawan sedang sibuk bekerja sesuai dengan
tanggungjawabnya, Ada karyawan yang bekerja di bagian mesin,
kertas, dos, plastik, besi tua, dan ada juga yang sedang mengangkut
barang sebagai bahan baku.
Perusahaan menentukan bahwa setiap karyawan harus bekerja
sesuai dengan bidangnya masing-masing yang telah ditetapkan
Tanggapan Karyawan telah bekerja sesuai dengan tanggungjawabnya dan
Pengamat kemampuannya masing-masing.
Hasil
Observasi
121
Lampiran Wawancara
Wawancara Ke
:1
Waktu / Tanggal
: 08.30 - 10.00 Wita / 15-03-2016,
Tempat
: Ruang Kerja UD. Wali Songo Kendari
Hasil Wawancara
Pelaku
Kode
Pertanyaan
Peneliti
A.1
Apakah di perusahaan tempat Anda bekerja dalam memberikan gaji/upah setiap bulan telah
sesuai dengan standar Upah Minimum Kota (UMK) Kendari atau Standar Upah Minimum
Provinsi?
Jawaban :
Kode
Informan
Ket.
A. Gaji/Upah
Informan
“Sekarang gaji saya sekitaran 2.000.000,- kalau mau dibandingkan dengan UMP atau UMK
sudah sesuai.
RG
Informan
“Sekarang gaji saya satu juta lima ratus tiap bulan, jadi belum sesuai dengan UMP
FL
Informan
“Gaji yang saya terima setiap bulannya tidak menentu, kalau arsuk kerja setiap hari, kadang
delapan ratus atau Sembilan ratus kalau mau dibandingkan dengan UMP jauh sekali
bedanya apalagi dengan UMK Kendari”
SA
C. Tunjangan
Informan
“Ya, gaji yang saya terima setiap bulannya belum sesuai dengan itu UMP”
WK,
Informan
“Gaji / Upah yang saya teriar kira-kira sekitar sembilan ratus atau satu juta setiap bulan,
tergantung berapa kilo yang kami bisa selesaikan dalam satu bulan. Biasa kami mampu
selesaikan dalam satu bulan 8.000, atau 9000 kilo peth sudah paling banyak. tapi kita
kerjakan berkelompok, nanti hasilnya kita bagi-bagi lagi dengan teman kelompok”.
MW
Peneliti
A.2
Menurut Anda, Apakah gaji / upah yang Anda teriar telah sebanding dengan tugas dan
1
B. Insentif
tanggung jawab Anda?
Jawaban :
Informan
“Gaji saya sekitar 1,5. Tanggung jawab saya sebagai pengemudi mobil perusahaan cukup
besar, kesalahan kecil dapat berdampak besar bagi saya dan perusahaan, selain saya harus
mengemudi mobil untuk mengumpulkan barang-barang bekas dari pengumpul-pengumpul
kecil sebagai bahan baku, saya juga harus mengangkat bahan baku tersebut untuk dibagikan
ke masing-masing bagian., terus kalau maru dibandingkan dengan gaji / upah yang saya
terima sebenarnya belum sebanding.,”
FL
Informan
“Tanggung jawab saya adalah mengmpulkan besi-besi tua, lalu mengangkat dan
mearsukkannya ke dalam mobil kontainer, hal ini membutuhkan tenaga yang cukup besar,
salah sedikit dapat menimbulkan cedera, jadi sebenarnya belum sesuai dengan gaji / upah
saya”
WK
A. Gaji/Upah
Peneliti
A.3
Menurut Anda, Apakah gaji / upah yang Anda terima setiap bulan telah layak dan dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari Anda?
Jawaban :
B. Insentif
Informan
“Dengan gaji / upah yang saya terima saat ini sebenarnya kurang layak, terlalu kecil
nominalnya, jadi belum dapat memenuhi kebutuhan hidup saya, karena kebutuhan hidup saat
ini serba mahal,.”
FH
Informan
“Sebenarnya, saat ini harga-harga sembako naik. Kalau kita maru hitung-hitung dan hanya
berharap upah dari pekerjaan disini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan”.
SU
C. Tunjangan
Peneliti
A.4
Apakah gaji atau upah yang Anda terima telah sebanding dengan kemempuan Anda untuk
bekerja?
2
Jawaban :
Informan
“Sebenarnya…., Gaji yang saya terima belum sebanding dengan apa yang saya kerjakan,
pekerjaan saya berat sekali, harus punya fisik yang kuat., harus angkut besi-besi tua dalam
kontainer…, terkadang kalau sudah terlalu lelah kerja ini hari besoknya saya tidak datang
lantmaan sakit-sakit semua badan.”
WK
Informan
Gaji saya sekitar dua juta, luaryan cukuplah. Tugasku Setiap hari saya melakukan
pengawasan terkadang saya juga mearsukkan plastik untuk dicacah dalam mesin,
memberikan pelatihan dan intruksi kalau ada karyawan baru, belum lagi kalau ada mesin
yang tidak bisa beroperasi sudah saya lagi yang perbaiki bersaar mekanik”
MA
Peneliti
B.5
Apakah perusahaan tempat Anda bekerja memberikan insentif setiap bulannya kepada
seluruh karyawannya?
Jawaban :
A. Gaji/Upah
Informan
“Tidak, insentif yang kami teriar sifatnya sewaktu-waktu, insentif itu kami teriar kalau
pekerjaannya lembur sampai malam”.
SU,
Informan
Insentif yang kami terima berupa kerja lembur saja kalau pekerjaan belum selasai
MW
B. Insentif
C. Tunjangan
Peneliti
Informan
B.6
Apakah pemberian upah lembur oleh perusahaan mampu memacu Anda dalam meningkatkan
motivasi Anda dalam bekerja?
Jawaban :
“Ya, karena saya selalu mengharapkan insentif yang besar supaya upah yang akan saya
terima juga besar, sehingga sehingga saya tambah semangat kerja, meskipun kerja lembur
tidak setiap hari dilakukan”..”.
3
FH
Informan
Peneliti
“Ya, pemberian insentif menjadikan saya semangat untuk bekerja, meskipun kecil tapi
setidaknya bisa tambah-tambah pendapatan”.
C.7
Informan
Peneliti
Apakah tunjangan-tunjangan yang diberikan oleh perusahaan UD. Wali Songo Kendari
sesuai dengan kebutuhan Anda?
Jawaban :
“Tunjangan yang diberikan perusahaan kepada kami berupa Tunjangan Hari Raya (THR),
dan tunjangan transportasi, dimana kami selalu diantar pulang menggunakan mobil
operasional perusahaan pada sore hari, tetapi perusahaan tidak menjemput kami saat akan
masuk kerja pagi hari, sehingga kami mengeluarkan biaya sendiri lagi untuk datang bekerja,
sehingga belum sesuai dengan kebutuahaan kami.”
C.8
WK
SA
A. Gaji/Upah
Apakah dengan adanya pemberian tunjangan tersebut armpu memotivasi Anda dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab Anda dengan lebih baik?
Jawaban :
“Tidak, karena kami datang arsuk kerja pakai biaya sendiri lagi, alangkah baiknya
perusahaan melakukan aktivitas antar jemput setiap karyawannya supaya kami semangat
masuk kerja dan tidak terlambat lagi, kalau kami datang terlambat pasti pekerjaan yang
harus diselesaikan hari ini pasti selesai tepat waktu sesaui dengan tanggung jawab masingmasing karyawan.”
4
B. Insentif
SA
C. Tunjangan
Wawancara Ke
Waktu / Tanggal
Tempat
Pelaku
Peneliti
:2
: 09.00 - 11.00 Wita / 17-03-2016
: Ruang Kerja UD. Walisongo Kendari
Kode
Hasil Wawancara
Pertanyaan
D.1
Apa yang membuat Anda tertarik dengan pekerjaan ini?
Jawaban :
Kode
Infoman
Informan
“Saya tertarik dengan pekerjaan ini karena bekerja disini tidak mesti pendidikannya tinggi, yang
penting bisa bekerja,”.
MW
Informan
“Ya, Saya tertarik dengan pekerjaan ini karena tidak menuntut syarat-syarat yang sulit, yang
penting bisa bekerja, ulet dan terampil, selain itu juga karena lokasinya tidak jauh dari rumah
saya”.
WU
Peneliti
D.2
Apakah dari kompensasi finansial seperti gaji tunjangan, insentif yang anda terima semakin
memotivasi Anda untuk bekerja?
Jawaban :
D.
Motivasi
Informan
“Sebenarnya gaji/upah yang saya terima terlalu kecil, jadi motivasi saya untuk bekerja masih
kurang, tetapi meskipun kecil saya tetap menerimanya untuk membantu ekonomi keluarga”.
SA
Informan
“Sebenarnya motivasi saya untuk bekerja dengan gaji/upah yang kecil sangat kurang, hanya
karena sulitnya mencari pekerjaan lain, jadi hanya ini yang bisa saya kerja.”
WU
Informan
“kadang saya tidak masuk kerja, kadang juga saya biasa terlambat masuk kerja, karena sebelum
saya masuk kerja, saya menjadi tenaga kebersihan di kantor dinas pemerintah untuk tambah-
FH
5
Ket.
tambah penghasilan, karena kalau saya mau berharap pada gaji/upah disini tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan”.
Peneliti
D.3
Informan
Peneliti
“Ya, jelas sangat mempengaruhi kami untuk masuk bekerja, karena sekali tidak masuk kerja
maka akan dipotong juga upah yang akan kami terima”.
D.4
Informan
Peneliti
Apakah faktor absensi sangat memotivasi anda untuk melakukan pekerjaan.
Jawaban :
Apakah perusahaan memberikan pelatihan-pelatihan kepada karyawan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan?
Jawaban :
“Ya, pelatihan itu berupa cara mengoperasionalkan mesin-mesin pressing dan penggilingan
saja”
D.5
WS
SU
Apakah pimpinan selalu memberikan dorongan dan semangat untuk bekerja lebih baik?
Jawaban :
D.
Motivasi
Informan
“Ya, pimpinan selalu menyemangati kami dalam bekerja”
SY
Informan
“Ya, pimpinan selalu menyemangati kami dalam untuk bekerja lebih baik”
NI
Informan
“Ya, biasanya pimpinan kami selalu mengawasi pekerjaan yang kami lakukan biasa juga dia
hibur-hibur”.
FH
Peneliti
D.6
Apakah pimpinan perusahaan memberikan jaminan kesehatan dalam bekerja?
Jawaban :
6
Informan
“Sebenarnya kalau kami bekerja, tidak ada jaminan yang pasti tentang kesehatan ataupun
keselamatan oleh pimpinan, tapi kalau misalnya ada anggota karyawan yang terkena musibah,
biasanya perusahaan hanya memberikan santunan kepada karyawan.”
SU
Informan
“Saya juga tidak diberikan jaminan kesehatan oleh pimpinan”.
WK
Informan
Belum ada jaminan kesehatan yang saya terima”
SU
Informan
Pimpinan tidak memberikan kami jaminan kesehatan.”
WU
Peneliti
D.7
Apakah pimpinan perusahaan memberikan jaminan keselamatan dalam bekerja?
Jawaban :
Informan
Belum, tanggung jawab saya adalah mengendarai mobil perusahaan untuk mengangkut bahan
baku dari pengumpul, tapi perusahaan tidak memberikan saya jaminan keselamatan, yang ada
hanya semacam santunan kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan begitu”.
FL
Informan
Perusahaan di tempat saya bekerja belum memberikan jaminan keselamatan”.
WU
Peneliti
Informan
D.8
Apakah masalah yang terjadi di perusahaan tidak berpengaruh pada urusan pribadi Anda?
Jawaban :
“masalah-masalah yang terjadi di perusahaan tidak mempengaruhi urusan pribadi saya. Jika
Kami ada urusan pribadi yang tidak bisa ditinggalkan maka perusahaan biasaaya akan
memberikan kami izin untuk tidak masuk bekerja, misalnya melakukan pernikahan, keartian
keluarga bersangkutan atau yang lain.”
7
D.
Motivasi
MW
Peneliti
D.9
Informan
Peneliti
Informan
Apakah situasi lingkungan kerja baik dan menyenangkan?
Jawaban :
“Ya, menurut saya pekerjaan ini meskipun dibayar dengan gaji rendah, kami tetap senang
bekerja di tempat ini, karena rekan kerja kompak, belum lagi suasana kerja yang penuh
kekeluargaan di mana satu karyawan mendukung karyawan yang lain. Hal sederhana seperti ini
biasanya membuat kami betah bekerja”..
D.10
NI
Apakakah Anda selalu mengerjakan tugas sesuai dengan kualitas yang diinginkan oleh
perusahaan?”
Jawaban :
“Ya, tugas dan tanggung jawab saya adalah mekanik mesin, jadi jika ada mesin yang tidak bisa
beroperasi, maka saya akan berusaha untuk memperbaiki sesuai dengan apa yang diinginkan
pimpinan, kadang juga saya merakit mesin”.
RG
Informan
“Ya, pekerjaan saya adalah bagian plastik, saya bertanggungjawab untuk memilih, memisahkan,
dan mearsukkan plastik ke dalam mesin penggilingan hingga berbentuk potongan-potongan
kecil, sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan”.
WU
Informan
“Ya, saya kerja berdasarkan apa yang diperintahkan pimpinan, saya bertanggungjawab
terhadap dos bekas dari gudang, lalu mengumpulkannya, serta mearsukkan tumpukan dos
tersebut yang telah dilakukan press ke dalam mobil kontainer,”
8
D.
Motivasi
UD. WALI SONGO KENDARI
SLIP GAJI KARYAWAN
Jalan Dr. Soetomo, No.7, Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kendari, 93115
Periode
No. ACC
Nama
Divisi
Rincian
Pendapatan
Jumlah
Gaji / Upah pokok
Lembur 1
Lembur 2
Lembur 3
Potongan
TOTAL
Terbilang :
Pimpinan Perusahaan
H. Wahab
9
Nilai
Download