BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Studi Kelayakan Studi kelayakan yang juga sering disebut juga dengan studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya suatu proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Dalam hal ini studi kelayakan sering disebut juga dengan Feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan. Apakah akan menerima atau menolak suatu gagasan usaha yang telah direncanakan ( Ibrahim, 1998:1). Pengertian layak tersebut dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat baik dalam arti finasial benefit maupun social benefit. Sedangkan menurut Jumingan (2011:3) Studi kelayakan bisnis sering disebut juga kelayakan proyek adalan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan berhasil. Istilahnya proyek mempunyai arti suatu pendirian usaha baru atau pengenalan suatu (barang atau jasa) yang baru kedalam suatu produk mix yang sudah ada selama ini. Pengertian keberhasilan bagi pihak berorentasi profit semata, biasanya mengartikan keberhasilan suatu proyek dalam artian yang lebih terbatas dibandingkan dengan pihak non profit yaitu diukur diukur dengan keberhasilan proyek tersebut dalam menghasilkan profit. Sedangkan bagi pihak non profit (pemerintah dan lembaga non profit lainnya) pengertian berhasil berupa seberapa besar penyerapan tenaga kerjanya, pemanfaatan sumber daya yang melimpah ditempat tersebut, dan faktor-faktor lain dipertimbangkan terutama manfaatnya bagi masyarakat luas. 2.1.1 Tahapan Studi Kelayakan Bisnis Menurut Jumingan ( 2009 11-14) Tahapan- tahapan studi kelayakan bisnis adalah: 1. Menemukan Ide/Gagasan Usaha Pada tahap ini menemukan ide/gagasan usaha yang layak diwjudkan biasanya timbul melalui serangkaian kegiatan berikut: a. Melalui Bacaan Bacaan yang berkaitan langsung dengan bidang usaha yang diminati. Dengan cara ini diketahui sudah seberapa jauh perkembangan bidang usaha tersebut saat ini, apa saja yang sudah dilakukan, teknologi yang sudah digunakan sampai saat ini apakah ada catatan data statistik yang menggambarkan realisasi dari kegiatan yang telah dilakukan pelaku bidang bissnis ini. Setelah itu akan muncul pertanyaan untuk melihat apakah masih ada peluang, jika ada kira-kira bagaimana caranya untuk merealisasikan peluang tersebut. Jika ide/gagasan itu sudah terbentuk biasanya akan terus-menerus mendorong pelaku untuk menggali sebanyak mungkin informasi yang berhubungan dengan ide/gagasan. b. Melalui Survei Pelaku sengaja merancang suatu survei secara umum dalam salah satu bidang usaha. Fokus kegiatan mungkin belum tergambar secara nyata, tetapi pelaku berkeyakinan bahwa hasil temuannya merupakan suatu produk/jasa yang memang belum pernah ada sebelumnya dan temuannya merupakan suatu hasil temuan secara tidak langsung atau kebetulan, dan ternyata banyak hasil temuan dari teknologi yang ada sekarang adalah hasil dari ide/gagasan yang muncul melalui survei. c. Melalui Pengalaman Kerja Ide/gagasan muncul setelah pelaku mengalami sendiri kegiatan apa saja yang harus dilakukan jika suatu usaha akan menghasilkan produk atau jasa. Dalam konteks ini pelaku terbiasa dengan kegiatan kerja secara menyeluruh sehingga sekecil apapun pekerjaan yang berhubungan dengan proses penciptaan produk dan jasa sudah dikuasai dengan baik. Istilah populer proses transfer teknologi kepada pelaku sudah berjalan dengan sempurna sehingga dapat menganalisis apakah masih ada peluang dan apakah mudah dan mungkin baginya untuk memulai usaha sendiri seperti yang sedang dilakukan sekarang. 2. Mempertimbangkan Alternatif Usaha Ide/gagasan yang telah ditemukan dan menurut pertimbangan layak untuk diwujudkan maka tahap berikutnya adalah melakukan studi ke mungkinan pemilihan bentuk usaha yang tepat untuk ide/gagasan tersebut. Pilihan itu antara lain usaha menghasilkan barang (usaha industri), usaha peningkatan dari usaha yang memang sudah ada sebelumnya atau usaha perdagangan. Pertimbangannya haruslah dilakukan secara objektif setelah pengumpulan data. Artinya, keputusan yang akan dibuat memang sudah diperhitungkan dengan dukungan data yang cukup dan benar. Cara membandingkan dari masingmasing alternatif ditinjau dari segi modal, tenaga kerja, pengalaman, kemudahan, teknologi, bahan baku, kemungkinan produk/jasa, dan teknik pembuatan produk/jasa, mudah untuk dipasarkan, dan tidak bertentangan dengan peraturan dan kebijakan pemerintah. 3. Tahap Analisis Data Pelaku pada tahap ini melakukan analisis dari keputusan yang dibuat pada tahap kedua secara lebih detail dan cermat. Secara berurutan analisisnya meliputi hal-hal berikut: a. Analisis pasar dalam usaha menentukan besarnya penerimaan dan biayanya yang dibutuhkan untuk memasarkan produk atau jasa yang sudah direncanakan sebelumnya. b. Analisis teknis dan manajemen ditunjukan untuk menentukan mesin dan peralatan, bahan baku, SDM, prosedur produksi, dan sebagainya yang semua harus lengkap kedalam kebutuhan dan yang diperlukan untuk dapat memproduksi barang dan jasa sesuai rencana. c. Analisis lingkungan tujuan yang ingin dicapai dari analisis ini adalah untuk memastikan dampak yang terjadi jika produksi atau usaha jasa yang sudah direncanakan itu terlaksana baik mengenai dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan usaha yang direncanakan. Jika dampak itu sudah jelas maka analisisnya harus memperhitungkan apakah ada tambahan penerimaan atau sebaliknya jurus tambahan biaya yang diperlukan untuk menaggulangi kemungkinan adanya polusi atau limbah dari usaha yang sudah direncanakan. d. Analisis Finansial merupakan analisis terakhir yang dilakukan dan sekaligus sebagi fokus dari seluruh kegiatan mulai dari tahap 1 sampai dengan tahap 3. Oleh karena itu, jika data atau informasi yang diberikan sebagai hasil analisis pada tahap ini kurang dapat dipercaya atau kurang lengkap maka hasil yang akan dicapai pada tahap ini juga akan menjadi tidak optimal. Dengan kata lain, baik buruknya hasil analisis finansial sangat tergantung tahap-tahap sebelumnya. 2.2 Fungsi dan Tujuan Studi Kelayakan Bisnis Jumingan (2011:7) Tujuan yang ingin dicapai dalam konsep studi kelayakan bisnis sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan, Bahwa ada banyak pihak yang berkepentingan dengan studi kelayakan bisnis sehingga jika dirumuskan secara eksplist tujuan yang ingin dicapai dari konsep studi kelayakan bisnis ini sekurang-kurangnya ada empat yang berkepentingan, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi pihak investor Studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari kelayakan usaha atau proyek untuk menjadi masukan yang berguna karena sudah mengkaji berbagai aspek seperti aspek pasar, aspek teknis dan operasi manajemen, aspek lingkungan dan aspek finasial secara komprehensif dan detail sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor untuk membuat keputusan investasi yang lebih objektif. 2 Bagi analisis studi kelayakan Suatu alat yang berguna yang dapat dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dan melakukan penilaian suatu usaha baru, pengembangan usaha baru pengembangan usaha atau menilai kembali usaha yang sudah ada. 3 Bagi masyarakat Hasil studi kelyakan bisnis merupakan suatu peluang untuk menigkatkan kesejahteraan dan perokonomian rakyat baik terlibat langsung maupun muncul karena adanya nilai tambah sebagai akibat dari adanya usaha atau proyek tersebut. 4 Bagi pemerintah Dari sudut pandang mikro, hasil dari studi kelayakan ini bagi pemerintah terutama untuk tujuan pengembangan sumber daya manusia, berupa penyerapan tenaga kerja. Selain itu, Adapun usaha baru atau bekembangnya usaha lama sebagai hasil dari kelayakan bisnis yang dilakukan oleh individu atau badan usaha tentunya akan menambah pemasukan pemerintah, baik dari pajak pertambahan nilai maupun pajak penghasilan (pph) dan retribusi berupa biaya perizinan, biaya pendaftaran, biaya adminitrasi, dan secara makro pemerintah dapat berharap dari keberhasilan studi kelayakan bisnis ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah ataupun nasional sehingga tercapai pertumbuhan dan kenaikan income perkapita. 2.3.1 Aspek-aspek studi kelayakan bisnis 2.3.1.1 Aspek Pasar dan Pemasaran Pasar dan Pemasaran, memliki tingkat ketegantungan yang sangat tinggi. Dimana harus melingkupi peluang pasar, perkembangan pasar, penetapan pasar dan langkah-langkah yang perlu dilakukan disamaping kebijaksanaan yang perlu dilakukan. 1. Menurut Safrizal (2007:43) pasar adalah orang –orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. 2. Menurut Jumingan (2011:67) pasar adalah mengukur dan memperkirakan permintaan untuk menilaiu ketetapan waktu dan harga dari proyek dalam memproduksi baranng dan jasa. 2.3.1.2 Bentuk Pasar Menurut Didit dan Triani (2009:8) pasar dapat dikelompokan menjadi empat yaitu : 1. Pasar Persaingan Sempurna Produsen tidak terbatas jumlahnya sehingga aktivitas persaingan tidak tampak, konsumen dapat menjual barang dan membeli berapa saja tanpa ada batas asal bersedia membeli atau menjual pada pangsa pasar. 2. Pasar Monopoli Bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang penjual saja, karena tidak ada barang subtitusi dan tedapat hambatan untuk masuknya pesaing dari luar. Monopoli bisa terjadi karena menguasai barang mentah, penguasaan teknik produksi tertentu, tindakan yuridis atau hak paten karena luas pasar tidak terlalu besar untuk dilayani. 3. Pasar Oglipoli Perluasan dari pasar monopoli (terdapat beberapa produsen), penentuan tingkat harga sangat dipengaruhui oleh pesaing, sehingga tindakan atau aktivitas pesaing harus dipertimbangkan. 4 Pasar Persaingan Monopolistik Merupakan bentuk campuran antara persaingan sempurna dan monopoli. Mirip persaingan sempurna karena ada kebebasan untuk masuk atau keluar pasar dan barang yang dijual tidak 25efensiv. Karena barang yang heterogen dimiliki perusahaan-perusahaan yang besar saja, pasar mirip dengan monopoli. 2.3.1.3 Macam-Macam Pasar Menurut Didit dan Triani (2009:9) pasar dapat dikelompokan dalam empat yaitu: 1. Pasar Konsumen Pasar barang dan jasa yang dibeli atau disewa perorangan atau keluarga untuk dikonsumsi selain, sendiri oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa . 2. Pasar Industri Pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa lain, baik untuk dijual maupun disewakan. 3. Pasar Reseller (Dijual kembali) Suatu pasar yang terdiri dari perorangan dan organisasi yang biasa disebut pedagang menegah terdiri dari dealer, distributor, grosir, agen dan retail yang menjual kembali untuk mendapat keuntungan. 4. Pasar Pemerintah Pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli atau menyewa barang atu jasa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah. 2.3.1.4 Strategi Pasar Sasaran Menurut Syafrizal Helmi Situmorang (2007:49) sejumlah strategi dapat memandu pilihan pasar sasaran manajer. Adapun tiga srtategi yang sering digunakan yaitu: 1. Strategi Pasar Masal Strategi ini dijalankan melalui dua tahap. Pertama mengabaikan semua perbedaan segmen dan dan mendesaian program pemasaran dan produk tunggal yang akan menarik sejumlah konsumen. Kedua adalah merancang produk dan program pemasaran terpisah untuk segmensegmen yang berbeda ini sering disebut pemasaran serba aneka. 2. Strategi Pasar Ceruk Strategi ini melayani satu atau lebih segmen terdiri atas sejumlah pelanggan yang mencari manfaat yang sangat khusus dari produk dan jasa.Strategi ini dirancang untuk mencegah persaingan langsung dengan perusahaan-perusahaan besar yang sedang memburu segmen yang lebih besar. 3. Strategi Pasar Pertumbuhan Strategi ini disukai para pesaing yang lebih kecil untuk mencegah konfrontasi langsung dengan perusahaan-perusahaan besar sambil membangun jumlah penjualan dan pangsa pasar untuk masa depan. 2.3.1.5 Aspek Pemasaran Menurut Syafrizal Helmi Situmorang (2007:56) Pemasaran adalah suatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang ada melalui penciptaan proses pertukaran yang saling menguntungkan. Aktivitas pemasaran tersebut antara lain perencanaan produk, kebijakan harga, melakuka promosi, distribusi, penjualan, pelayanan, membuat strategi pemasaran, riset pemasaran, sistem informasi pemasaran, dan lainlain yang terkait dengan pemasaran. Adapun tiga tahapan dalam praktik pemasaran, yaitu: 1. Pemasaran Swadaya Ketika perusahaan masih kecil dan baru berdiri, dimana jumlah produk yang dijual tidak begitu banyak dan pengusaha baru belajar, maka pemasaran dilakukan dari individu ke individu, dari pintu ke pintu, dari 27 efensiv ke 27 efensiv, serta memasarkan sendiri-sendiri. 2. Pemasaran Terformulasi Selanjutnya setelah perusahaan semakin maju dan berkembang diperlukan yang terformulasikan. Ada departemen pemasaran, pemasangan iklan, sales force, marketing research, dll. 3. Pemasaran Total Muncul kesulitan dalam memformulasikan pemasaran, mencari laporan riset pemasaran, mencoba hubungan baik dengan dealer dan pesan-pesan iklan. 2.3.1.6 Strategi Pemasaran Persaingan yang ketat dalam dunia usaha mengharuskan para pengusaha untuk menggunakan pendekatan-pendekatan yang tepat dalam memasarkan produk agar menjamin kelangsungan ataupun dapat mengembangkan usaha yang dijalaninya. Pelaksanaan strategi pemasaran membutuhkan adanya suatu formulasi strategi pemasaran dapat terfokus. Perumusan dan penerapan strategi pemasaran tidak hanya ditunjukan bagi perusahaan besar, pada usaha berskala kecil maupun mikro juga membutuhkannya agar dapat bersaing. Menurut bennet dalam buku strategi pemasaran Fandy Tjiptono (2008:6) strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implist maupun eksplist) mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya. Dalam merumuskan strategi pemasaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan anilitis. Menurut Fandy Tjiptono (2008:7) kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis terhadap faktor-faktor berikut: a. Faktor Lingkungan Analisis terhadap faktor seperti pertumbuhan populasi dan peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan pada bisnis peusahaan. Selain itu faktor-faktor seperti perkembangan teknologi, tingkat inflasi, dan gaya hidup juga tak boleh diabaikan. Hal-hal tersebut merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan sesuai dengan produk dan pasar perusahaan. b. Faktor Pasar Perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangkan faktorfaktor seperti ukuran pasaran, tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan, trend dalamn sistem distribusi, pola prilaku konsumen, permintaan musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang dikembangkan lagi, dan peluang-peluang yang belum terpenuhi. c. Persaingan Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk/pasar pesaing tersebut, apa strategi mereka, kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing, dan kapasitas produksi para pesaing. d. Analisis Kemampuan Internal Setiap perusahaan perlu menilai kekkuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya financial, kemampuan pemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang dimiliki. e. Prilaku Konsumen Prilaku konsumen perlu dipantau dan analisis karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi. Analisis prilaku konsemen dapat dilakukan dengan riset pasar. Baik melalui observasi maupun metode survai. f. Analisis Ekonomi Dalam analisis ekonomi perusahaan dapat memperkirakan pengaruh setiap peluang pemasaran terhadap kemungkina mendapat laba. Analisis ekonomoi terdiri atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan, analisis BEP (break event point), penilaian resiko/laba, dan analisis ekonomi pesaing. 2.3.2 Aspek Manajemen 2.3.2.1 Manajemen Menurut Kasmir dan jakfar (2003:245), untuk keperluanstudi kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan diterapkan secara benar. Fungsi-fungsi yang ada didalam manajemen adalah: 1. Planning/Perencanan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta cara apa hal tersebut dilaksanakan. 2. Organizing/pengorganisasian adalah proses mengelompokan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing. 3. Actuating /menggerakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pemimpin menggerakan bawahannya untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin, 30efens perintah, 30efens petunjuk, 30efens motivasi. 4. Controlling/pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai rencana jika proses tersebut terjadi penyimpangan maka akan segera dikendalikan. 2.3.2.2 Pendekatan dalam pembuatan perencanaan Menurut Didit dan Triani (2009:33) Pendekatan dalam pembuatan terbagi atas tiga yaitu: 1. Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) Dalam pendekatan ini perencanaan dilakukan oleh pemimpin perusahaan. Unit organisasi dibawahnya hanya melaksanakan hal-hal yang telah direncanakan.. 2. Pendekatan Bawah-Atas (Boottom-up) Dalam pendekatan ini pimpinan memberikan gambaran situasi dan kondisi yang dihadapi organisasi, termasuk visi, misi, tujuan sasaran dan sumber daya yang dimiliki. Selanjutnya memberikan kewenangan kepada manajemen ditingkat bawahnya untuk menyusun perencanaan. 3. Pendekatan Campuran Dalam pendekatan ini cara pimpinan memberikan petunjuk perencanaan organisasi secara garis besar, sedangkan secara detail, diserahkan kepada kreativitas unit perusahaan dibawahnya, dengan mematuhi aturan yang berlaku. 2.3.2.3 Aspek Produksi, Teknis dan Operasi Keputusan yang diambil oleh sebuah organisasi mengenai produk yang ditawarkan mempunyai dampak penting terhadap kinerja perusahaan. Sebagian keputusan bisnis mempunyai dampak yang cukup luas, misalnya pilihan mengenai produk baru dan pengembangan-pengembangan produk, Keputusan-keputusan seperti ini menyentuh setiap bidang fungsional dan mempengaruhui segala lapisan organisasi. Menurut Situmorang (2007:104) Produksi biasanya timbul setelah dulakukan riset atau penelitian terhadap konsumen, produk apa yang sedang diinginkan konsumen serta sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan dan pengembangan produk pada hakikatnya adalah meliputi berbagai macam aktivitas marketing dan hal tersebut merupakan sebuah fungsi berorientasi pada konsumen. Analisis dalam aspek produks adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketetapan lokasi dan layout serta kesiagaan mesin yang digunakan. Tujuan yang hendak dicapai dalam aspek produksi adalah: 1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat. 2. Agar perusahaan dapat mememtukan layout yang sesuai dengan proses produksi yang dipilih sehingga memberikan efisiensi. 3. Agar perusahaan dapat menentukan teknologi yang tepat dalam menjalankan produksinya/ 4. Agar perusahaan dapat menentukan metode perusahaan yang paling baik. 5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan dimasa yang akan datang. 2.4 ANALISIS SWOT Menurut Rangkuti (2013:19) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Elemen-elemen yang terdapat dalam analisis SWOT antara lain ialah: 1. Kekuatan Kekuatan adalah segala sesuatu yang bagus yang dapat diperbarui oleh perusahaan, atau suatu karekteristik yang memiliki kapabilitas penting. 2. Kelemahan Kelemahan adalah segala sesuatu yang merupakan kekurangan perusahaan, atau suatu kondisi yang tidak menguntungkan perusahaan 3. Peluang Peluang adalah wilayah kebutuhan dan minat pembeli diantara lain perusahaan mempunyai protabilitas tinggi untuk memuaskan kebutuhan tersebut dengan menguntungkan. 4. Ancaman Ancaman adalah tantangan yang ditempatkan oleh tren atau perkembangan yang tidak disukai yang akan menghasilkan penurunan penjualan 2.5 Warung Makan 2.5.1 Pengertian Warung Makan Warung makan merupakan usaha skala kecil yang menjual makanan (Ayodya, 2008:2). Kebanyakan warung makan merupakan tempat makan sederhana dan dikunjungi oleh kalangan menengah kebawah tapi banyak pula kalangan kelas menengah keatas makan disini. Ciri khas warung makan adalah adanya tempat makan dengan ruang dan perabot sederhana meskipun demikian banyak warung makan menyajikan makanan dengan rasa yang sangat enak dan biasanya dijual dengan harga yang relative murah. Warung makan banyak dipilih orang untuk mengisi perut, terutama bagi mereka yang memiliki dana terbatas. 2.5.1.1 Jenis-jenis Warung Makan Ada beberapa jenis dari warung makan, yaitu : 1. Warung Nasi/Warung Tegal (Warteg) Warung nasi biasanya menyajikan nasi putih beserta lauk pauknya. Banyak orang bilang jenis makanannya adalah makanan rumah, yaitu makanan yang sering dimasak dan disediakan dirumah tinggal. Menu yang biasa disajikan diwarung makan, antara lain: 1. Nasi putih 2. Aneka lauk yang digoreng seperti a. Ayam b. Ikan c. Tahu dan tempe d. Telur dadar dll 3. Aneka Tumisan, seperti a. Tumis kangkung b. Tumis sawi c. Tumis labu d. Tumis buncis dll 4. Aneka Balado, seperti a. Balado kentang b. Balado teri tempe c. Balado ikan d. Balado telur dll 5. Aneka Sayur, seperti a. Sayur daun singkong b. Sayur sop c. Gulai nangka d. Gulai telur dll 6. Aneka Buah 7. Aneka Minuman, seperti a.Teh manis b. Kopi c. Minuman ringan dll 2. Warung Makan Menu Khusus Warung makan dengan menu khusus adalah warung makan yang hanya menyediakan makanan dengan menu tertentu saja. Bahkan ada yang hanya menjual satu sampai dua menu utama saja. Contoh dari warung jenis ini,antara lain: 1.Warung sate 2.Warung nasi uduk 3.Warung nasi goreng 4.Warung mie ayam 5.Warung soto 6.Warung bakso 7.Warung seafood 8.Warung mie aceh 9. dan sebagainya 3. Kantin Merupakan jenis warung makan yang lokasinya berdampingan dengan tempat lain, seperti kantor, kampus, sekolah, mal, dan tempat lainnya. Biasanya kantin menyediakan makanan khusus untuk karyawan kantor, mahasiswa, anak sekolah dalam hal menu kantin dapat menyediakan beraneka ragam seperti warung menu khusus. 4. Warung Tenda atau Kaki Lima Merupakan warung yang berada dipinggir jalan dan beratapkan tenda seadanya yang lebih popular dengan sebutan kaki lima. Perbedaan antara kaki lima dengan jenis warung lainnya terletak pada tempatnya. Bila warung lain mempunyai tempat permanen (kios makan), kaki lima tempatnya ala kadarnya dan tidak permanen. Kaki lima hanya mempunyai lapak penjualan dengan tenda semi permanen sebagai atapnya. Begitu aktivitas warung selesai, tenda biasanya dibongkar. Setiap warung buka dan tutup, tenda harus dibongkar pasang terus. 2.6 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I : PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian. BAB II : KERANGKA TEORI Pada bab ini terdiri dari kerangka teori dan sistematika penulisan. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, tempat dan waktu penelitian, defenisi konsep, metode pengumpulan data, teknik analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN Bab ini berisi lokasi penelitian, penyajian data, analis data. BAB V : KESIMPULAN Bab ini merumuskan beberapa kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.