kontrol sosial masyarakat terhadap warung remang

advertisement
KONTROL SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP WARUNG REMANGREMANG DI DESA BATU BERAPIT KECAMATAN JEMAJA
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Ilmu
Sosiologi
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Oleh :
DOLI LIANTRA
NIM: 120569201109
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
ABSTRAK
Kontrol Sosial Masyarakat Terhadap Warung Remang-Remang Di Desa
Batu Berapit Kecamatan Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas
Oleh :
DOLI LIANTRA
Kehidupan malam adalah salah satu tanda atau ciri yan tersaji pada warung
remang-remang minsalnya, merupaka salah satu hiburan dunia malam. Secara
subtansi umum warung remang-remang ini hanyalah sebuah kedai atau warung
biasa. Namun, subtansi umum tersebut telah mengalami pergeseran seiring
diperlukan kreasi yang luar biasa dengan berkembangnya zaman warung remangremang ini hingap di daerah perdesaan. Warung remang-remang ini banyak
menyediakan berbagai tindakan yang menyimpang seperti minuman keras,
tersedianya tempat berjudi dan pelayanan seks.
Tujuan dalam penelitian ini mengidentifikasi Kontrol Sosial Masyarakat
Terhadap Warung Remang-Remang Di Desa Batu Berapit Kecamatan Jemaja
Kabupaten Kepulauan Anambas. Pembahasan dalam skripsi ini menggunakan
teknik deskriptif kualitatif dengan mengacu kepada empat konsep kontrol sosial.
Adapun yang dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 6
orang dari masyarakat setempat, 1 orang pengunjung dan 1 orang dari pekerja
seks. Setelah data terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis
data deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian maka dapat di ambil kesimpulan
bahwa warung remang-remang di Desa Batu Berapit saat ini semakin merajalela
hal ini dikarenakan kurangnya kontrol sosial dari masyarakat.
Saran yang diajukan dalam penelitian ini : (1) Bagi masyarakat sebaiknya
lebih dapat mengkontrol warga dan lingkungan disekitarnya dan saling bekerja
sama agar bisa menciptakan lingkungan yang baik agar terhindar dari tindakan
yang menyimpang. (2) Bagi pemerintah sebaiknya lebih dapat memberikan
sosialisasi serta penyuluhan terhadap warung remang-remang yang banyak
memberikan dampak buruk seperti tersedianya minuman keras, dan menyediakan
seks bebas yang menimbulkan berbagai penyakit yaitu penyakit HIV. (3) Bagi
masyarakat yang terjerumus dengan hal-hal yang negatif sebaiknya menghabiskan
waktu dengan melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat dan positif. (4) Dalam
sebuah keluarga orang tua tentunya dapat berperan penting mengontrol anggota
keluarganya agar terhindar dari dampak buruk yang tidak diinginkan.
Kata Kunci : Kontrol Sosial, Warung Remang-remang, Masyarakat
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam masyarakat sebagai suatu lembaga kehidupan manusia
berlangsung pula keseluruhan proses perkembangan kehidupan. Dengan
demikian masyarakat dapat diartikan sebagai wadah atau medan tempat
berlangsungnya antar aksi warga masyarakat. Menurut Mac Iver (dalam
Abdulsyani, 2002:33) bahwa di dalam masyarakat terdapat satu sistem cara
kerja dan prosedur dari pada otoritas dan saling bantu membantu yang
meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial lain, system
dari pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Selanjutnya dikatakan
bahwa system yang komplek yang selalu berubah, atau jaringan-jaringan dari
relasi sosial itulah yang dinamai masyarakat.
Manusia merupakan makhluk sosial, yakni makhluk yang berkodrat
hidup dalam masyarakat saling membutuhkan satu sama lain. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan
diantarnya tempat tinggal. Tuntutan mencari ilmu atau mencari nafkah, sering
menjadi alasan untuk bisa hidup layak atau dapat berfungsi sebagai makhluk
sosial. Untuk mencapai semua itu diperlukan semagat dan keterampilan, akan
tetapi realita yang terjadi belum tentu sesuai dengan apa yang di rencanakan.
Oleh karena itu, ketidaksiapan mental sering terjadi dalam menyikapi sebuah
kehidupan yang berakibat timbunya rasa tidak kepercayaan diri dan banyak
penyimpangan-penyimpangan dalam hidup.
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
Di dalam masyarakat mencari nafkah adalah bagian yang sangat
penting yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
masyarakat lebih bayak memilih menjadi pedagang sektor informal yang
mudah untuk dijalani. Menurut Soen’an (dalam Firdaus, 1995 : 33), yang
menjadi motivasi seseorang untuk menjadi pedagang pada sektor informal
adalah karena kesulitan mereka untuk mendapatkan lapangan kerja yang
sesuai dengan skill yang dimiliki. Hal ini mengakibatkan para individu yang
tidak dapat masuk ke sektor industri moderen lebih memilih sektor informal
yang relatif mudah untuk dimasuki.
Salah satu kriteria dari sektor informal adalah kemudahan untuk masuk
ke dalam aktivitas tersebut. Karena warung remang-remang termasuk kedalam
kriteria pedagang sektor informal. Menurut pendekatan The benigh
relationship approach, pendekatan sektor informal adalah upaya angkatan
kerja yang tidak dapat ditampung pada kegiatan produktif kemudian
menciptakan lapangan kerja sendiri untuk mendapatkan penghasilan (Mustafa,
2008 : 31).
Menurut Keit Hart dalam Manning (1985 ; 79) menjelaskan bahwa
usaha yang dilakukan pemilik warung remang-remang merupakan salah satu
jenis pekerjaan disektor informal yang dilihat dari kesempatan memperoleh
penghasilan yang tidak sah ilegal. Meskipun dianggap tidak sah ilegal dan
karena itu agak mengandung resiko dan kebencian, tidak menjadi soal bagi
para pemilik usaha ini untuk tetap berusaha dan kegiatan ini bisa digolongkan
kepada jasa dan transaksi.
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
Sekarang hampir di setiap daerah di Indonesia, terutama diperkotaan,
sering ditemukan warung remang-remang. Disebut remang-remang, karena
warung ini hanya difasilitasi listrik seadanya. Tetapi belakangan warung ini
berdampak negatif. Selain karena penerangannya kurang, warung remangremang ini dijadikan lokasi tempat minum-minuman keras, berjudi dan tempat
praktik prostitusi ilegal.
Dulunya warung sebelum dijadikan sebagai tempat prostitusi illegal
melainkan sebagai tempat di mana seseorang bisa minum kopi. Di Indonesia,
warung berarti semacam tempat sederhana, tetapi cukup menarik di mana
seseorang bisa makan-makanan ringan. Para pengguna jalan kerap
memanfaatkan warung tersebut untuk melepas lelah, minum kopi sejenak agar
mata tetap cerah selama bepergian jauh harga jajanannya lumayan murah
segelas kopi rata-rata harganya 3 ribu rupiah. Warung pingir jalan ini biasanya
buka pagi hari sampai malam hari. Tetapi sekarang warung tersebut sudah
disalahgunakan. Akhirnya dimanfaatkan para pedagang dengan menggelar
dagangannya ditempat-tempat gelap dan tersembunyi untuk meraup rezeki
walaupun tindakan ini sudah merupakan tindakan yang menyimpang dari nilai
dan norma yang ada. (https://jurnalis.wordpress.com/membaranya warung
remang-remang.diakses tanggal 22 mei 2016).
warung remang-remang ini.
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Kontrol Sosial
Kontrol sosial adalah merupakan suatu mekanisme untuk mencegah
penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk
berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya
kontrol sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat
yang berperilaku menyimpang.
Kontrol atau pengendalian sosial mengacu kepada berbagai alat yang
dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk mengembalikan anggota-anggota
yang kepala batu ke dalam relnya. Tidak ada masyarakat yang bisa berjalan
tanpa adanya kontrol sosial. Bentuk kontrol sosial atau cara-cara pemaksaan
konformitas relatif beragam. Cara pengendalian masyarakat dapat dijalankan
dengan cara persuasif atau dengan cara koersif. Cara persuasif terjadi apabila
pengendalian sosial ditekankan
pada usaha untuk mengajak atau
membimbing, sedangkan cara koersif tekanan diletakkan pada kekeraan atau
ancaman dengan mempergunakan atau mengandalkan kekuatan fisik. Menurut
Soekanto (2004;42) cara mana yang lebih baik senantiasa tergantung pada
situasi yang dihadapi dan tujuan yang hendak dicapai, maupun jangka waktu
yang dikehendaki.
Dalam masyarakat yang makin kompleks dan modern, usaha
penegakan kaidah
sosial tidak lagi
bisa
dilakukan hanya
dengan
mengandalkan kesadaran warga masyarakat atau pada rasa sungkan warga
masyarakat itu sendiri. Usaha penegakan kaidah sosial di dalam masyarakat
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
yang makin modern, tak pelak harus dilakukan dan dibantu oleh kehadiran
aparat petugas kontrol sosial. Di dalam berbagai masyarakat, beberapa aparat
petugas kontrol sosial yang lazim dikenal adalah aparat kepolisian,
pengadilan, sekolah, lembaga keagamaan, adat, tokoh masyarakat-seperti kiaipendeta-tokoh yang dituakan, dan sebagainya.
Asumsi teori kontrol dikemukakan F.Ivan Nye (dalam Yesmil dan
Adang: 2013: 104) terdiri dari :
1. Harus ada kontrol internal maupun eksternal.
2. Manusia diberikan kaidah-kaidah supaya tidak melakukan pelanggaran.
3. Pentingnya proses sosialisasi bahwa ada sosialisasi adequat (memadai),
akan mengurangi terjadinya delinkuen, karena di situlah
4. Dilakukan proses pendidikan terhadap seseorang dan
5. Diharapkan remaja menaati hukum (law abiding).
Menurut F. Ivan Nye (dalam Yesmil dan Adang: 2013: 104) terdapat
empat tipe kontrol sosial yaitu :
1. Direct control imposedfrom without by means of restriction and punisment
(kontrol langsung yang diberikan tanpa mempergunakan alat pembatas dan
hukum).
2. Internalized control exercised from within through conscience (kontrol
internalisasi yang dilakukan dari dalam diri secara sadar).
3. Indirect control related to affectional identification with parent and other
non-criminal persons (kontrol tidak langsung yang berhubungan dengan
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
pengenalan yang berpengaruh dengan orangtua dan orang-orang yang
bukan pelaku kriminal lainnya).
4. Availability of alternative to goal and values (ketersediaan sarana-sarana
dan nilai-nilai alternatif untuk mencapai tujuan).
Menurut Hirschi (dalam J. Dwi Narwoko–Bagong Suyanto, 2010:116).
ia mengajukan beberapa proposisi teoritisnya, yaitu:
1. Bahwa beberapa bentuk pengingkaran terhadap aturan-aturan sosial adalah
akibat dari kegagalan mensosialisasi individu warga masyarakat untuk
bertindak conform terhadap aturan atau tata tertip yang ada.
2. Penyimpangan dan bahkan kriminalitas atau perilaku kriminal, merupakan
bukti kegagalan kelompok-kelompok social konvensional untuk mengikat
individu agar tetap konfrom, seperti: keluarga, sekolah atau institusi
pendidikan dan kelompok-kelompok dominan lainnya.
3. Setiap individu seharusnya belajar untuk konfrom dan tidak melakukan
tindakan menyimpang atau criminal.
4. Kontrol internal lebih berpengaru dari pada kontrol ekstrnal.
Masih berdasarkan proposisi Hirschi, kurang lebih ada empat unsur
utama di dalam kontrol social internal, yaitu attachement (kasih saying);
commitment (tanggung jawab), involvement (ketertiban atau partisipasi), dan
believe
(kepercayaan/keyakinan).
Keempat
unsur
tersebut
dianggap
merupakan sosial bonds yang berpungsi untuk mengendalikan perilaku
individu.
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
a. Attachement atau kasih sayang adalah sumber kekuatan yang muncul
dari hasil sosialisasi di dalam kelompok primernya (minsalnya:
keluarga), sehingga individu punya komitmen kuat untuk patuh pada
aturan. Terkait dengan kasih sayang, Formm dan Schindler dalam
Horton dan Hunt (1996 : 277) menjelaskan bahwa salah satu
kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan kasih sayang atau
rasa dicintai.
b. Commitment atau tanggung jawab yang kuat pada aturan dapat
memberikan kerangka kesadran tentang masa depan. Bentuk komitmen
ini, antara lain berupa kesadaran bahwa masa depannya akan suram
apabila ia melakukan tindakan menyimpang.
c. Involvement, artinya dengan adanya kesadran tersebut, maka individu
akan tertolong berperilaku partisipatif dan terlibat di dalam ketentuanketentuan
keterlibatan
yang
telah
seseorang
ditetapkan
terhadap
oleh
masyarakat.
aktivitas-aktivitas
Intensitas
normative
konvensional dengan sendirinya akan mengurangi peluang seserang
untuk melakukan tindakan-tindakan melangar hukum.
d. Belive atau kepercayaan, kesetian, dan kepatuhan pada norma-norma
sosial atau aturan masyarakat pada akhirnya akan tertanam kuat pada
diri seseorang dan itu berarti aturan sosial telah selfenforcing dan
eksistensisnya (bagi setiap individu) juga semakin kokoh (Bagong,
2004 : 109-116).
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
3.1 Keadaan Umum Desa Batu Berapit
Melalui Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 13
Tahun 2012 tentang Pembentukan Desa Batu Berapit. Secara Administratif
Desa Batu Berapit berada di Kecamatan Jemaja Kabupaten Kepulauan
Anambas.
1. Keadaan Geografis
Desa Batu Berapit masih termasuk wilayah Kecamatan Jemaja
Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau dengan luas
wilayah 9.635 m². Desa Batu Berapit termasuk desa yang sedang
berkembang baik dari segi pembangunannya maupun Sumber Daya
Manusianya.
BAB IV KONTROL SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP WARUNG
REMANG-REMANG DI DESA BATU BERAPIT KECAMATAN JEMAJA
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
1. Informan Berdasakan Jenis Kelamin
Sebagaimana dapat dilihat dari jenis kelamin informan penelitian
yang dijadikan sumber informasi penelitian seputar masalah yang dikaji
adalah laki-laki berjumlah 7 orang dan perempuan berjumlah 1 orang
seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1.
Informan Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
No
1
2
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
Frekuensi
7 orang
1 orang
8 orang
Sumber:wawancara informan tahun 2016
Dari tabel 4.1.di atas informan penelitian terdiri dari 8 orang
informan penelitian dalam menentukan
informan penelitian ini hanya
terdiri dari 7 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Menjadi fokus untuk
mendapatkan informasi mengenai kontrol sosial masyarakat terhadap
warung remang-remang. Dengan alasan karena hasil temuan hanya terdiri
dari 6 orang warga masyarakat 1 orang pengunjung dan 1 orang
perempuan
pekerja seks di warung remang-remang,
yang mau
memberikan informasi mengenai warung remang-remang.
2. Informan Berdasarkan Umur
Sebagaimana dapat di lihat dari umur informan penelitian yang
dijadiakan sumber informasi penelitian seputar yang di kaji sebagai
berikut:
Tabel 4.2.
Informan Berdasakan Umur
No
1
2
Umur
28-30
27
Jumlah
Sumber:wawancara informan tahun 2016
Jmlah Informan
7 orang
1 orang
8 orang
Dari tabel 4.2. di atas menunjukan bahwa berdasarkan hasil temuan
informan penelitian adalah berumur antara 28 samapai 30 tahun yang
terdiri dari 7 orang informan laki-laki dan 1 orang perempuang yang
berumur 27 tahun. Demgan data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan tingkat umur seluruh informan masih dalam keadaan
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
produktif sehingga dapat memberikan keterangan yang berguna dalam
penelitian ini. Usia produktif mengunakan usia kematangan dalam berpikir
dan memberikan jawaban yang lebih sasaran.
a. Kontrol Langsung Dari Masyarakat Desa Batu Berapit
Kontrol langsung yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Batu
Berapit yaitu dengan cara mengajak masyarakat melakukan hal-hal yang
baik. Dalam masyarakat mempunyai lingkungan yang lebih kecil lagi
seperti keluarga terdiri dari orang tua, saudara dan kerabat yang ini
merupakan lingkungan pertama yang memberikan dalam diri sendiri.
Melalui lingkungan ini masyarakat atau individu mengenal lingkungan dan
jenis pergaulan-pergaulan berikutnya yang akan menambah banyak
pengaruh yang lain. Kontrol yang dilakukan oleh orang tua atau saudara
kepada anaknya maupun kepada saudaranya dengan cara memberikan
teguran atau nasehat agar tidak terjerumus dengan hal-hal yang negatif.
Kerena dengan cara menasehati salahsatu cara untuk mengkontrol anakanak muda ataupun saudara terdekat.
b. Kontrol Internal Dari Masyarakat Desa Batu Berapit.
Kontrol sosial merupakan proses yang ditempuh sekelompok orang
atau masyarakat, sehingga para anggota dapat bertindak sesuai dengan
harapan dalam masyarakat. Upaya untuk mengantisipasi dan memberikan
solusi terhadap penyimpangan sosial dikenal dengan kontrol sosial.
Kontrol sosial merupakan sebuah proses yang direncanakan atau tidak
direncanakan dengan tujuan mengajak, membimbing, bahkan memaksa
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
masyarakat agar mematuhi nilai-nilai atau aturan-aturan yang berlaku, atau
dengan kata lain kontrol sosial merupakan tindakan pengawasan terhadap
perilaku anggota masyarakat agar tidak melakukan penyimpangan.
c. Kontrol Tidak Langsung Dari Masyarakat Desa Batu Berapit
Terhadap Warung Remang-Remang.
Masyarakat harus mempunyai pengetahuan tentang bahayanya
keberadaan warung remang-remang yang ada di dalam lingkungan
masyarakat dan bahayanya dampak bagi masyarakat sekitarnya, karena itu
peran dari masyarakat sangat penting untuk menjaga nilai dan norma yang
ada di masyarakat setempat. Hal ini bisa dilakukan dengan menanamkan
rasa percaya diri yang tinggi supaya tidak terpengaruh dalam hal-hal yang
negatif seperti berjudi, minuman keras dan seks bebas yang ada di warung
remang-remang di Desa Batu Berapit.
d. Ketersedian Sarana dan Nilai Alternatif Untuk Mencapai Tujuan.
Peran masyarakat di sekitar juga sangat berpengaruh untuk
membangun suatu perubahan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari.
Namun fokus saya dalam, hal ini akan mengarah kepada ketersedian
poskamling yang tersedia dalam masyarakat yang tujuannya untuk
mengkontrol masyarakat setempat setiap malam hari yang dilakukan
dengan ronda malam. Dengan adanya poskamling bisa menjaga ketertipan
atau pun untuk menjaga ke amanan disekitar masyarakat.
BAB V
PENUTUP DAN SARAN
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa Kontrol Sosial
Masyarakat Terhadap Warung Remang-remang Di Desa Batu Berapit
Kecamatan Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas. Berikut penjelasan yang
dapat diberikan:
Ada beberapa masyarakat mengkontrol warganya dengan cara melarang
warganya tidak dengan amarah atau dengan kekerasan tetapi dengan nasehatnasehat dan bahasa yang baik dan mengharapkan warganya lebih mendengar.
Dan masyarakat setempat mengkontrol dengan cara memberikan hukuman
atau sanksi yang telah disepakati bersama dalam masyarakat kepada pelaku
yang melangarnya. Namun dengan cara ini tidak membuat masyarakat
setempat takut untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari nilai dan
norma yang ada di dalam masyrakat. Apalagi ditambah dengan adanya warung
remang-remang ini yang menyediakan hiburan malam yang didalamnya
terdapat
tindakan-tindakan
yang
menyimpang,
membuat
masyarakat
terpengaruh. Sehingga mereka melakukan tindakan menyimpang dari nilai dan
norma yang ada dalam masyarakat.
Kontrol sosial yang ada dalam masyarakat Desa Batu Berapit ini sangatlah
lemah dalam mengkontrol warga dan lingkungan mereka, karena kontrol
sosialnya sudah tidak berjalan dengan baik lagi. Sehingga membuat seseorang
atau pun individu di dalam masyarakat akan mudah meniru jika lingkungan
mereka sudah tidaka baik lagi.
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
Salah satu alat kontrol yang ada dalam masyarakat setempat yaitu dengan
membuat pos keamanan lingkungan atau yang dikenal dengan poskamling
yang dilakukan dengan cara mengeronda setiap malamnaya oleh masyarakat
ataupun warga setempat. Namun dengan adanya poskamling ini bukan
menjaga keamanan serta melakukan ronda dengan baik malah mereka pula
yang memberikan contoh tidak baik bagi warga yang lain. Masyarakat yang
menjaga di poskamling ini
membuat poskamling ini menjadi tempat
perjudian, mabok-mabokan yang seharusnya poskamling ini tujuannya untuk
menertipkan lingkungan disekitar namun dipersalah gunakan oleh warga
setempat.
Masyarakat setempat yang membuat peraturan dan membuat sanksi yang
tujuanya untuk mengkontrol warga dan lingkungan disekitarnya, namun
mereka juga selalu melangar peraturan yang mereka buat, sebagi contoh
masyarakat setempat melarang warganya berbuat tindakan yang menyimpang
seperti, minuman keras, berjudi dan melakukan hubungan seks atau yang
dikenal dengan seks bebas. Serta melarang warganya pergi mengunjungi
warung remang-remang, namun kenyataannya lain, masyarakat atau warga
setempat lah yang selalu melakukan pelangaran-pelangaran serta yang selalu
meramaikan warung remang-reamng setiap malam hari.
Seterusnya karena lingkungan sangat berpengaruh dalam berperilaku di
masyarakat seperti teman pergaulan yang dapat mempengaruhi dalam
berperilaku, dengan ajakan teman sebaya individu bisa dipengaruhi karena
keinginan yang kuat untuk mengetahui hal yang baru seperti pergi ke warung
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
remang-remang ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kontrol
masyarakat terhadap warung remang-remang di desa Batu Berapit Kecamatan
Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas adalah masih lemah dalam
mengontrol terhadap warung remang-remang di desa Batu Berapit Kecamatan
Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagi berikut :
1. Bagi masyarakat sebaiknya lebih dapat mengkontrol warga dan
lingkungan disekitarnya dan saling bekerja sama agar bisa menciptakan
lingkungan yang baik agar terhindar dari yang menyimpang.
2. Bagi pemerintah sebaiknya lebih dapat memberikan sosialisasi serta
penyuluhan terhadap warung remang-remang yang banyak memberikan
dampak buruk seperti tersedianya minuman keras, dan menyediakan seks
bebas yang menimbulkan berbagai penyakit yaitu penyakit HIV. Maka itu
pemerintah harus memberikan sosialisasi dan serta penyuluhan masalah
bahanya dengan adanya warung remang-remang yang beroperasi setiap
malam harinya.
3. Bagi masyarakat yang terjerumus dengan hal-hal yang negatif sebaiknya
menghabiskan waktu dengan melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat
dan positif agar terhindar dari tindakan-tindakan yang menyimpang.
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
4. Dalam sebuah keluarga orang tua tentunya dapat berperan penting
mengontrol anggota keluarganya agar terhindar dari dampak buruk yang
tidak diinginkan.
5. Bagi peneliti apa bila melakukan penelitian dengan judul atau tema
sejenisnya hendaknya lebih dilakukan secara mendalam agar lebih
mendapatkan hasil yang maksimal dan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abdulsyani. (2002). Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Bagong Suyanto, J. D. (2010). Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan . Jakarta:
Kencana.
Lauer, H. Robert, Perspektif Tentang Perubahan Sosial, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2001
Lawang, Robert, Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi, Jakarta:Universitas
Terbuka 1994.
Nanang Martono. (2012). Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Moderen,
Posmoderen, dan Poskolonial. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005
Nurul Zuriah. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Sedarmayanti, S. (2002). Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.
Simanjuntak, Bungaran Antonius, dkk. 2009. Metode Penelitian Sosial. Medan:
Bina Media Perintis.
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
Soerjono Soekanto. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
T.O. Ihromi. (2004). Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Zamroni. (2002). Pengantar Pengembangan Teori-Teori Sosial. Yogyakarta: Tiara
Wancana.
Ritzer, George. 2005. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Penerbit Prenada Media.
Internet :
Andriani, 2011. Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Kafe RemangRemang
(Studi Deskriptif di Kel. Sunggal, Kec. Medan Sunggal, Medan. Skripsi
Ditasari,Aldila Yuan. “Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan The Wonosari
Lawang Malang Dengan Nuansa Rustic” (2011)
Kartono,K.1989.Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual.Bandung;Mandar
Maju (11 Februari 2016)
http://anambas.batamtoday.com/berita53585-Kafe-Remang-remang-Menjamur-di
Jemaja.html (11 Februari 2016)
http://www.wikipedia.com.diakses tanggal 15 mei 2016.
http://www.gurdarma.com, diakses tanggal 15 mei 2016.
http://www.wekipedia.com.penyimpangan.diakses tanggal 22 mei 2016.
https://jurnalis.wordpress.com/membaranya warung remang-remang.diakses
tanggal 22 oktober 2016.
JURNAL kontrol ssosial masyarakat
Download