KONTROL SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP WARUNG REMANGREMANG DI DESA BATU BERAPIT KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Ilmu Sosiologi Universitas Maritim Raja Ali Haji Oleh : DOLI LIANTRA NIM: 120569201109 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017 JURNAL kontrol ssosial masyarakat ABSTRAK Kontrol Sosial Masyarakat Terhadap Warung Remang-Remang Di Desa Batu Berapit Kecamatan Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas Oleh : DOLI LIANTRA Kehidupan malam adalah salah satu tanda atau ciri yan tersaji pada warung remang-remang minsalnya, merupaka salah satu hiburan dunia malam. Secara subtansi umum warung remang-remang ini hanyalah sebuah kedai atau warung biasa. Namun, subtansi umum tersebut telah mengalami pergeseran seiring diperlukan kreasi yang luar biasa dengan berkembangnya zaman warung remangremang ini hingap di daerah perdesaan. Warung remang-remang ini banyak menyediakan berbagai tindakan yang menyimpang seperti minuman keras, tersedianya tempat berjudi dan pelayanan seks. Tujuan dalam penelitian ini mengidentifikasi Kontrol Sosial Masyarakat Terhadap Warung Remang-Remang Di Desa Batu Berapit Kecamatan Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas. Pembahasan dalam skripsi ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan mengacu kepada empat konsep kontrol sosial. Adapun yang dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 6 orang dari masyarakat setempat, 1 orang pengunjung dan 1 orang dari pekerja seks. Setelah data terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian maka dapat di ambil kesimpulan bahwa warung remang-remang di Desa Batu Berapit saat ini semakin merajalela hal ini dikarenakan kurangnya kontrol sosial dari masyarakat. Saran yang diajukan dalam penelitian ini : (1) Bagi masyarakat sebaiknya lebih dapat mengkontrol warga dan lingkungan disekitarnya dan saling bekerja sama agar bisa menciptakan lingkungan yang baik agar terhindar dari tindakan yang menyimpang. (2) Bagi pemerintah sebaiknya lebih dapat memberikan sosialisasi serta penyuluhan terhadap warung remang-remang yang banyak memberikan dampak buruk seperti tersedianya minuman keras, dan menyediakan seks bebas yang menimbulkan berbagai penyakit yaitu penyakit HIV. (3) Bagi masyarakat yang terjerumus dengan hal-hal yang negatif sebaiknya menghabiskan waktu dengan melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat dan positif. (4) Dalam sebuah keluarga orang tua tentunya dapat berperan penting mengontrol anggota keluarganya agar terhindar dari dampak buruk yang tidak diinginkan. Kata Kunci : Kontrol Sosial, Warung Remang-remang, Masyarakat JURNAL kontrol ssosial masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat sebagai suatu lembaga kehidupan manusia berlangsung pula keseluruhan proses perkembangan kehidupan. Dengan demikian masyarakat dapat diartikan sebagai wadah atau medan tempat berlangsungnya antar aksi warga masyarakat. Menurut Mac Iver (dalam Abdulsyani, 2002:33) bahwa di dalam masyarakat terdapat satu sistem cara kerja dan prosedur dari pada otoritas dan saling bantu membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial lain, system dari pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Selanjutnya dikatakan bahwa system yang komplek yang selalu berubah, atau jaringan-jaringan dari relasi sosial itulah yang dinamai masyarakat. Manusia merupakan makhluk sosial, yakni makhluk yang berkodrat hidup dalam masyarakat saling membutuhkan satu sama lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan diantarnya tempat tinggal. Tuntutan mencari ilmu atau mencari nafkah, sering menjadi alasan untuk bisa hidup layak atau dapat berfungsi sebagai makhluk sosial. Untuk mencapai semua itu diperlukan semagat dan keterampilan, akan tetapi realita yang terjadi belum tentu sesuai dengan apa yang di rencanakan. Oleh karena itu, ketidaksiapan mental sering terjadi dalam menyikapi sebuah kehidupan yang berakibat timbunya rasa tidak kepercayaan diri dan banyak penyimpangan-penyimpangan dalam hidup. JURNAL kontrol ssosial masyarakat Di dalam masyarakat mencari nafkah adalah bagian yang sangat penting yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, masyarakat lebih bayak memilih menjadi pedagang sektor informal yang mudah untuk dijalani. Menurut Soen’an (dalam Firdaus, 1995 : 33), yang menjadi motivasi seseorang untuk menjadi pedagang pada sektor informal adalah karena kesulitan mereka untuk mendapatkan lapangan kerja yang sesuai dengan skill yang dimiliki. Hal ini mengakibatkan para individu yang tidak dapat masuk ke sektor industri moderen lebih memilih sektor informal yang relatif mudah untuk dimasuki. Salah satu kriteria dari sektor informal adalah kemudahan untuk masuk ke dalam aktivitas tersebut. Karena warung remang-remang termasuk kedalam kriteria pedagang sektor informal. Menurut pendekatan The benigh relationship approach, pendekatan sektor informal adalah upaya angkatan kerja yang tidak dapat ditampung pada kegiatan produktif kemudian menciptakan lapangan kerja sendiri untuk mendapatkan penghasilan (Mustafa, 2008 : 31). Menurut Keit Hart dalam Manning (1985 ; 79) menjelaskan bahwa usaha yang dilakukan pemilik warung remang-remang merupakan salah satu jenis pekerjaan disektor informal yang dilihat dari kesempatan memperoleh penghasilan yang tidak sah ilegal. Meskipun dianggap tidak sah ilegal dan karena itu agak mengandung resiko dan kebencian, tidak menjadi soal bagi para pemilik usaha ini untuk tetap berusaha dan kegiatan ini bisa digolongkan kepada jasa dan transaksi. JURNAL kontrol ssosial masyarakat Sekarang hampir di setiap daerah di Indonesia, terutama diperkotaan, sering ditemukan warung remang-remang. Disebut remang-remang, karena warung ini hanya difasilitasi listrik seadanya. Tetapi belakangan warung ini berdampak negatif. Selain karena penerangannya kurang, warung remangremang ini dijadikan lokasi tempat minum-minuman keras, berjudi dan tempat praktik prostitusi ilegal. Dulunya warung sebelum dijadikan sebagai tempat prostitusi illegal melainkan sebagai tempat di mana seseorang bisa minum kopi. Di Indonesia, warung berarti semacam tempat sederhana, tetapi cukup menarik di mana seseorang bisa makan-makanan ringan. Para pengguna jalan kerap memanfaatkan warung tersebut untuk melepas lelah, minum kopi sejenak agar mata tetap cerah selama bepergian jauh harga jajanannya lumayan murah segelas kopi rata-rata harganya 3 ribu rupiah. Warung pingir jalan ini biasanya buka pagi hari sampai malam hari. Tetapi sekarang warung tersebut sudah disalahgunakan. Akhirnya dimanfaatkan para pedagang dengan menggelar dagangannya ditempat-tempat gelap dan tersembunyi untuk meraup rezeki walaupun tindakan ini sudah merupakan tindakan yang menyimpang dari nilai dan norma yang ada. (https://jurnalis.wordpress.com/membaranya warung remang-remang.diakses tanggal 22 mei 2016). warung remang-remang ini. JURNAL kontrol ssosial masyarakat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Kontrol Sosial Kontrol sosial adalah merupakan suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya kontrol sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang. Kontrol atau pengendalian sosial mengacu kepada berbagai alat yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk mengembalikan anggota-anggota yang kepala batu ke dalam relnya. Tidak ada masyarakat yang bisa berjalan tanpa adanya kontrol sosial. Bentuk kontrol sosial atau cara-cara pemaksaan konformitas relatif beragam. Cara pengendalian masyarakat dapat dijalankan dengan cara persuasif atau dengan cara koersif. Cara persuasif terjadi apabila pengendalian sosial ditekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing, sedangkan cara koersif tekanan diletakkan pada kekeraan atau ancaman dengan mempergunakan atau mengandalkan kekuatan fisik. Menurut Soekanto (2004;42) cara mana yang lebih baik senantiasa tergantung pada situasi yang dihadapi dan tujuan yang hendak dicapai, maupun jangka waktu yang dikehendaki. Dalam masyarakat yang makin kompleks dan modern, usaha penegakan kaidah sosial tidak lagi bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kesadaran warga masyarakat atau pada rasa sungkan warga masyarakat itu sendiri. Usaha penegakan kaidah sosial di dalam masyarakat JURNAL kontrol ssosial masyarakat yang makin modern, tak pelak harus dilakukan dan dibantu oleh kehadiran aparat petugas kontrol sosial. Di dalam berbagai masyarakat, beberapa aparat petugas kontrol sosial yang lazim dikenal adalah aparat kepolisian, pengadilan, sekolah, lembaga keagamaan, adat, tokoh masyarakat-seperti kiaipendeta-tokoh yang dituakan, dan sebagainya. Asumsi teori kontrol dikemukakan F.Ivan Nye (dalam Yesmil dan Adang: 2013: 104) terdiri dari : 1. Harus ada kontrol internal maupun eksternal. 2. Manusia diberikan kaidah-kaidah supaya tidak melakukan pelanggaran. 3. Pentingnya proses sosialisasi bahwa ada sosialisasi adequat (memadai), akan mengurangi terjadinya delinkuen, karena di situlah 4. Dilakukan proses pendidikan terhadap seseorang dan 5. Diharapkan remaja menaati hukum (law abiding). Menurut F. Ivan Nye (dalam Yesmil dan Adang: 2013: 104) terdapat empat tipe kontrol sosial yaitu : 1. Direct control imposedfrom without by means of restriction and punisment (kontrol langsung yang diberikan tanpa mempergunakan alat pembatas dan hukum). 2. Internalized control exercised from within through conscience (kontrol internalisasi yang dilakukan dari dalam diri secara sadar). 3. Indirect control related to affectional identification with parent and other non-criminal persons (kontrol tidak langsung yang berhubungan dengan JURNAL kontrol ssosial masyarakat pengenalan yang berpengaruh dengan orangtua dan orang-orang yang bukan pelaku kriminal lainnya). 4. Availability of alternative to goal and values (ketersediaan sarana-sarana dan nilai-nilai alternatif untuk mencapai tujuan). Menurut Hirschi (dalam J. Dwi Narwoko–Bagong Suyanto, 2010:116). ia mengajukan beberapa proposisi teoritisnya, yaitu: 1. Bahwa beberapa bentuk pengingkaran terhadap aturan-aturan sosial adalah akibat dari kegagalan mensosialisasi individu warga masyarakat untuk bertindak conform terhadap aturan atau tata tertip yang ada. 2. Penyimpangan dan bahkan kriminalitas atau perilaku kriminal, merupakan bukti kegagalan kelompok-kelompok social konvensional untuk mengikat individu agar tetap konfrom, seperti: keluarga, sekolah atau institusi pendidikan dan kelompok-kelompok dominan lainnya. 3. Setiap individu seharusnya belajar untuk konfrom dan tidak melakukan tindakan menyimpang atau criminal. 4. Kontrol internal lebih berpengaru dari pada kontrol ekstrnal. Masih berdasarkan proposisi Hirschi, kurang lebih ada empat unsur utama di dalam kontrol social internal, yaitu attachement (kasih saying); commitment (tanggung jawab), involvement (ketertiban atau partisipasi), dan believe (kepercayaan/keyakinan). Keempat unsur tersebut dianggap merupakan sosial bonds yang berpungsi untuk mengendalikan perilaku individu. JURNAL kontrol ssosial masyarakat a. Attachement atau kasih sayang adalah sumber kekuatan yang muncul dari hasil sosialisasi di dalam kelompok primernya (minsalnya: keluarga), sehingga individu punya komitmen kuat untuk patuh pada aturan. Terkait dengan kasih sayang, Formm dan Schindler dalam Horton dan Hunt (1996 : 277) menjelaskan bahwa salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan kasih sayang atau rasa dicintai. b. Commitment atau tanggung jawab yang kuat pada aturan dapat memberikan kerangka kesadran tentang masa depan. Bentuk komitmen ini, antara lain berupa kesadaran bahwa masa depannya akan suram apabila ia melakukan tindakan menyimpang. c. Involvement, artinya dengan adanya kesadran tersebut, maka individu akan tertolong berperilaku partisipatif dan terlibat di dalam ketentuanketentuan keterlibatan yang telah seseorang ditetapkan terhadap oleh masyarakat. aktivitas-aktivitas Intensitas normative konvensional dengan sendirinya akan mengurangi peluang seserang untuk melakukan tindakan-tindakan melangar hukum. d. Belive atau kepercayaan, kesetian, dan kepatuhan pada norma-norma sosial atau aturan masyarakat pada akhirnya akan tertanam kuat pada diri seseorang dan itu berarti aturan sosial telah selfenforcing dan eksistensisnya (bagi setiap individu) juga semakin kokoh (Bagong, 2004 : 109-116). BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN JURNAL kontrol ssosial masyarakat 3.1 Keadaan Umum Desa Batu Berapit Melalui Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pembentukan Desa Batu Berapit. Secara Administratif Desa Batu Berapit berada di Kecamatan Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas. 1. Keadaan Geografis Desa Batu Berapit masih termasuk wilayah Kecamatan Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau dengan luas wilayah 9.635 m². Desa Batu Berapit termasuk desa yang sedang berkembang baik dari segi pembangunannya maupun Sumber Daya Manusianya. BAB IV KONTROL SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP WARUNG REMANG-REMANG DI DESA BATU BERAPIT KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 1. Informan Berdasakan Jenis Kelamin Sebagaimana dapat dilihat dari jenis kelamin informan penelitian yang dijadikan sumber informasi penelitian seputar masalah yang dikaji adalah laki-laki berjumlah 7 orang dan perempuan berjumlah 1 orang seperti yang terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.1. Informan Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin No 1 2 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah JURNAL kontrol ssosial masyarakat Frekuensi 7 orang 1 orang 8 orang Sumber:wawancara informan tahun 2016 Dari tabel 4.1.di atas informan penelitian terdiri dari 8 orang informan penelitian dalam menentukan informan penelitian ini hanya terdiri dari 7 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Menjadi fokus untuk mendapatkan informasi mengenai kontrol sosial masyarakat terhadap warung remang-remang. Dengan alasan karena hasil temuan hanya terdiri dari 6 orang warga masyarakat 1 orang pengunjung dan 1 orang perempuan pekerja seks di warung remang-remang, yang mau memberikan informasi mengenai warung remang-remang. 2. Informan Berdasarkan Umur Sebagaimana dapat di lihat dari umur informan penelitian yang dijadiakan sumber informasi penelitian seputar yang di kaji sebagai berikut: Tabel 4.2. Informan Berdasakan Umur No 1 2 Umur 28-30 27 Jumlah Sumber:wawancara informan tahun 2016 Jmlah Informan 7 orang 1 orang 8 orang Dari tabel 4.2. di atas menunjukan bahwa berdasarkan hasil temuan informan penelitian adalah berumur antara 28 samapai 30 tahun yang terdiri dari 7 orang informan laki-laki dan 1 orang perempuang yang berumur 27 tahun. Demgan data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tingkat umur seluruh informan masih dalam keadaan JURNAL kontrol ssosial masyarakat produktif sehingga dapat memberikan keterangan yang berguna dalam penelitian ini. Usia produktif mengunakan usia kematangan dalam berpikir dan memberikan jawaban yang lebih sasaran. a. Kontrol Langsung Dari Masyarakat Desa Batu Berapit Kontrol langsung yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Batu Berapit yaitu dengan cara mengajak masyarakat melakukan hal-hal yang baik. Dalam masyarakat mempunyai lingkungan yang lebih kecil lagi seperti keluarga terdiri dari orang tua, saudara dan kerabat yang ini merupakan lingkungan pertama yang memberikan dalam diri sendiri. Melalui lingkungan ini masyarakat atau individu mengenal lingkungan dan jenis pergaulan-pergaulan berikutnya yang akan menambah banyak pengaruh yang lain. Kontrol yang dilakukan oleh orang tua atau saudara kepada anaknya maupun kepada saudaranya dengan cara memberikan teguran atau nasehat agar tidak terjerumus dengan hal-hal yang negatif. Kerena dengan cara menasehati salahsatu cara untuk mengkontrol anakanak muda ataupun saudara terdekat. b. Kontrol Internal Dari Masyarakat Desa Batu Berapit. Kontrol sosial merupakan proses yang ditempuh sekelompok orang atau masyarakat, sehingga para anggota dapat bertindak sesuai dengan harapan dalam masyarakat. Upaya untuk mengantisipasi dan memberikan solusi terhadap penyimpangan sosial dikenal dengan kontrol sosial. Kontrol sosial merupakan sebuah proses yang direncanakan atau tidak direncanakan dengan tujuan mengajak, membimbing, bahkan memaksa JURNAL kontrol ssosial masyarakat masyarakat agar mematuhi nilai-nilai atau aturan-aturan yang berlaku, atau dengan kata lain kontrol sosial merupakan tindakan pengawasan terhadap perilaku anggota masyarakat agar tidak melakukan penyimpangan. c. Kontrol Tidak Langsung Dari Masyarakat Desa Batu Berapit Terhadap Warung Remang-Remang. Masyarakat harus mempunyai pengetahuan tentang bahayanya keberadaan warung remang-remang yang ada di dalam lingkungan masyarakat dan bahayanya dampak bagi masyarakat sekitarnya, karena itu peran dari masyarakat sangat penting untuk menjaga nilai dan norma yang ada di masyarakat setempat. Hal ini bisa dilakukan dengan menanamkan rasa percaya diri yang tinggi supaya tidak terpengaruh dalam hal-hal yang negatif seperti berjudi, minuman keras dan seks bebas yang ada di warung remang-remang di Desa Batu Berapit. d. Ketersedian Sarana dan Nilai Alternatif Untuk Mencapai Tujuan. Peran masyarakat di sekitar juga sangat berpengaruh untuk membangun suatu perubahan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Namun fokus saya dalam, hal ini akan mengarah kepada ketersedian poskamling yang tersedia dalam masyarakat yang tujuannya untuk mengkontrol masyarakat setempat setiap malam hari yang dilakukan dengan ronda malam. Dengan adanya poskamling bisa menjaga ketertipan atau pun untuk menjaga ke amanan disekitar masyarakat. BAB V PENUTUP DAN SARAN JURNAL kontrol ssosial masyarakat 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa Kontrol Sosial Masyarakat Terhadap Warung Remang-remang Di Desa Batu Berapit Kecamatan Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas. Berikut penjelasan yang dapat diberikan: Ada beberapa masyarakat mengkontrol warganya dengan cara melarang warganya tidak dengan amarah atau dengan kekerasan tetapi dengan nasehatnasehat dan bahasa yang baik dan mengharapkan warganya lebih mendengar. Dan masyarakat setempat mengkontrol dengan cara memberikan hukuman atau sanksi yang telah disepakati bersama dalam masyarakat kepada pelaku yang melangarnya. Namun dengan cara ini tidak membuat masyarakat setempat takut untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari nilai dan norma yang ada di dalam masyrakat. Apalagi ditambah dengan adanya warung remang-remang ini yang menyediakan hiburan malam yang didalamnya terdapat tindakan-tindakan yang menyimpang, membuat masyarakat terpengaruh. Sehingga mereka melakukan tindakan menyimpang dari nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Kontrol sosial yang ada dalam masyarakat Desa Batu Berapit ini sangatlah lemah dalam mengkontrol warga dan lingkungan mereka, karena kontrol sosialnya sudah tidak berjalan dengan baik lagi. Sehingga membuat seseorang atau pun individu di dalam masyarakat akan mudah meniru jika lingkungan mereka sudah tidaka baik lagi. JURNAL kontrol ssosial masyarakat Salah satu alat kontrol yang ada dalam masyarakat setempat yaitu dengan membuat pos keamanan lingkungan atau yang dikenal dengan poskamling yang dilakukan dengan cara mengeronda setiap malamnaya oleh masyarakat ataupun warga setempat. Namun dengan adanya poskamling ini bukan menjaga keamanan serta melakukan ronda dengan baik malah mereka pula yang memberikan contoh tidak baik bagi warga yang lain. Masyarakat yang menjaga di poskamling ini membuat poskamling ini menjadi tempat perjudian, mabok-mabokan yang seharusnya poskamling ini tujuannya untuk menertipkan lingkungan disekitar namun dipersalah gunakan oleh warga setempat. Masyarakat setempat yang membuat peraturan dan membuat sanksi yang tujuanya untuk mengkontrol warga dan lingkungan disekitarnya, namun mereka juga selalu melangar peraturan yang mereka buat, sebagi contoh masyarakat setempat melarang warganya berbuat tindakan yang menyimpang seperti, minuman keras, berjudi dan melakukan hubungan seks atau yang dikenal dengan seks bebas. Serta melarang warganya pergi mengunjungi warung remang-remang, namun kenyataannya lain, masyarakat atau warga setempat lah yang selalu melakukan pelangaran-pelangaran serta yang selalu meramaikan warung remang-reamng setiap malam hari. Seterusnya karena lingkungan sangat berpengaruh dalam berperilaku di masyarakat seperti teman pergaulan yang dapat mempengaruhi dalam berperilaku, dengan ajakan teman sebaya individu bisa dipengaruhi karena keinginan yang kuat untuk mengetahui hal yang baru seperti pergi ke warung JURNAL kontrol ssosial masyarakat remang-remang ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kontrol masyarakat terhadap warung remang-remang di desa Batu Berapit Kecamatan Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas adalah masih lemah dalam mengontrol terhadap warung remang-remang di desa Batu Berapit Kecamatan Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagi berikut : 1. Bagi masyarakat sebaiknya lebih dapat mengkontrol warga dan lingkungan disekitarnya dan saling bekerja sama agar bisa menciptakan lingkungan yang baik agar terhindar dari yang menyimpang. 2. Bagi pemerintah sebaiknya lebih dapat memberikan sosialisasi serta penyuluhan terhadap warung remang-remang yang banyak memberikan dampak buruk seperti tersedianya minuman keras, dan menyediakan seks bebas yang menimbulkan berbagai penyakit yaitu penyakit HIV. Maka itu pemerintah harus memberikan sosialisasi dan serta penyuluhan masalah bahanya dengan adanya warung remang-remang yang beroperasi setiap malam harinya. 3. Bagi masyarakat yang terjerumus dengan hal-hal yang negatif sebaiknya menghabiskan waktu dengan melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat dan positif agar terhindar dari tindakan-tindakan yang menyimpang. JURNAL kontrol ssosial masyarakat 4. Dalam sebuah keluarga orang tua tentunya dapat berperan penting mengontrol anggota keluarganya agar terhindar dari dampak buruk yang tidak diinginkan. 5. Bagi peneliti apa bila melakukan penelitian dengan judul atau tema sejenisnya hendaknya lebih dilakukan secara mendalam agar lebih mendapatkan hasil yang maksimal dan lengkap. DAFTAR PUSTAKA Buku: Abdulsyani. (2002). Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Bagong Suyanto, J. D. (2010). Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan . Jakarta: Kencana. Lauer, H. Robert, Perspektif Tentang Perubahan Sosial, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2001 Lawang, Robert, Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi, Jakarta:Universitas Terbuka 1994. Nanang Martono. (2012). Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Moderen, Posmoderen, dan Poskolonial. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005 Nurul Zuriah. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sedarmayanti, S. (2002). Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju. Simanjuntak, Bungaran Antonius, dkk. 2009. Metode Penelitian Sosial. Medan: Bina Media Perintis. JURNAL kontrol ssosial masyarakat Soerjono Soekanto. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. T.O. Ihromi. (2004). Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Zamroni. (2002). Pengantar Pengembangan Teori-Teori Sosial. Yogyakarta: Tiara Wancana. Ritzer, George. 2005. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Penerbit Prenada Media. Internet : Andriani, 2011. Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Kafe RemangRemang (Studi Deskriptif di Kel. Sunggal, Kec. Medan Sunggal, Medan. Skripsi Ditasari,Aldila Yuan. “Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan The Wonosari Lawang Malang Dengan Nuansa Rustic” (2011) Kartono,K.1989.Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual.Bandung;Mandar Maju (11 Februari 2016) http://anambas.batamtoday.com/berita53585-Kafe-Remang-remang-Menjamur-di Jemaja.html (11 Februari 2016) http://www.wikipedia.com.diakses tanggal 15 mei 2016. http://www.gurdarma.com, diakses tanggal 15 mei 2016. http://www.wekipedia.com.penyimpangan.diakses tanggal 22 mei 2016. https://jurnalis.wordpress.com/membaranya warung remang-remang.diakses tanggal 22 oktober 2016. JURNAL kontrol ssosial masyarakat