implementasi pembelajaran role playing untuk

advertisement
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ROLE PLAYING
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERDIALOG
TEKS DRAMA BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SRIBIT
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Puji Supadmi*
ABSTRAK : Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berdialog teks
drama dengan model pembelajaran role playing. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek
penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas V SDN 2 Sribit yang berjumlah 27 siswa, sedangkan obyek
penelitian adalah aktivitas belajar berbicara mata pelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini bersifat kolaboratif
antara guru kelas/peneliti dan kepala sekolah. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, observasi, refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan berdialog
teks drama dengan model pembelajaran role playing. Hipotesis tindakan yang dihasilkan adalah dari data yang
diperoleh didapatkan bahwa sebagian siswa mampu berdialog. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang
berlangsung sudah menunjukkan adanya peningkatan walaupun masih ada beberapa siswa yang memerlukan
perhatian yang khusus.
Kata kunci: kemampuan berdialog,teks drama, role playing
PENDAHULUAN
Guru dituntut memiliki keterampilan berbahasa
sebab guru sering dijadikan contoh dalam pemakaian
bahasa bagi para siswanya. Dalam hubungan ini, Lado
(1979) mengemukakan bahwa guru bahasa dituntut
memiliki kemahiran berbahasa, pengetahuan bahasa,
pengalaman budaya, dan pemahaman tentang teknik
pengajaran bahasa. Keberhasilan sorang guru dalam
mengajar akan terlihat dari tercapainya target
kurikulum yang telah ditentukan. Tercapainya target
kurikulum bisa dilihat dari evaluasi yang diberikan
kepada siswa. Apabila evaluasi bisa diselesaikan siswa
dengan baik, berarti target kurikulum tercapai.
Dengan kata lain guru dikatakan berhasil bila
pembelajaran yang diberikan bisa dikuasai anak.
Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan atau memberi tanggapan. Keberhasilan
siswa juga dilihat melalui nilai yang diperoleh.
Profesionalisme guru sangat menentukan
keberhasilan belajar siswa. Menurut Hamalik (1990),
profil kemampuan dasar guru mencakupi: (1)
kemampuan menguasai bahan, (2) kemampuan
mengelola program belajar mengajar, (3) kemampuan
mengelola kelas, (4) kemampuan menggunakan media
dan sumber, (5) kemampuan menguasai landasan
pendidikan, (6) kemampuan menilai prestasi belajar
siswa, (7) kemampuan mengelola interaksi belajar
mengajar, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas mengenai
pentingnya meningkatkan kecakapan anak maka
peneliti menyusun judul “Implementasi Pembelajaran
Role Playing Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berdialog Teks Drama Bagi Siswa Kelas V Tahun
Pelajaran 2013/2014”
* Tenaga Pengajar di SD Negeri 2 Sribit, Delanggu, Klaten
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015
ISSN 0215-9511
1
Implementasi Pembelajaran Role Playing ....
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut
diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut : 1) Bagaimana upaya meningkatkan aktifitas
belajar dalam berdialog teks drama bagi siswa kelas
V dengan menggunakan model pembelajaran Role
Playing? 2)Apakah dengan melalui model
pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan
kemampuan belajar siswa dalam berdialog teks
drama?
menyusun/ menyiapkan scenar io yang akan
ditampilkan, 2) Menunjuk beberapa siswa untuk
mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari
sebelum pelaksanaan kegiatan. 3) Guru membentuk
kelompok siswa yang beranggota misalnya 5 orang.
4) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai,
5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk
melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan, 6)
Masing-masing siswa berada dikelompoknya sambil
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan
mengamati skenario yang sedang diperagakan, 7)
Setelah selesai ditampilkan masing-masing siswa
untuk : Mengetahui peningkatan kemampuan anak
dalam berdialog teks drama bagi siswa kelas V dengan
diberikan lembar kerja untuk membahas/ memberi
penilaian atas penampilan masing-masing kelompok,
8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
menggunakan model pembelajaran Role Playing.
Definisi istilah adalah istilah – istilah yang
menjadi fokus penelitian. Semua istilah yang ada
diberikan definisi sehingga dapat diamati dan dinilai.
Disamping itu indikator istilah – istilah tersebut akan
dijelaskan untuk memperjelas fokus penelitian. Adapun
istilah yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : Model pembelajaran role playing adalah
suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa
dilakukan dengan memerankannya sebagai tokoh
hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya
dilakukan lebih dari satu orang hal itu tergantung pada
apa yang diperankan, pada metode bermain peran titik
tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan
pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah
yang secara nyata dihadapi. Murid diberlakukan
sebagai subyek pembelajaran. Secara aktif melakukan
praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab)
bersama teman-temannya pada situasi tertentu model
pembelajaran role playing juga dikenal dengan nama
model pembelajaran bermain peran. Langkah-langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut : 1) Guru
2
kesimpulan, 9) Guru memberi kesimpulan secara
umum, 10) Evaluasi, 11) Penutup.
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak
dicapai, maka penelitian ini di harapakan bermanfaat
atau berguna dalam pendidikan anak usia SD. Adapun
manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis, Secara teoritis hasil penelitian ini
diharapkan mampu memberikan sumbangan kepada
lembaga pendidikan baik formal maupun non formal,
terutama bagi lembaga pendidikan anak usia SD yang
mengharapkan anak didiknya mempunyai
kemampuan memerankan tokoh drama dengan baik,
b. Manfaat Praktis, Pada tataran praktis, penelitian
ini dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa. Bagi guru,
dapat memanfaatkan model pembelajaran role playing
sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya dalam bermain peran dapat
meningkat. Bagi siswa, dapat meningkatkan aktivitas
belajar dan mengembangkan potensi yang dimiliki
dalam diri masing – masing siswa.
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015
ISSN 0215-9511
Implementasi Pembelajaran Role Playing ....
KAJIAN
TEORI
TINDAKAN
DAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Drama
a. Pengertian Drama
c. Jenis Drama
Dalam pembagian jenis drama biasanya
digunakan tiga dasar, yaitu : berdasarkan
penyajian lakon drama, berdasarkan sarana,
dan berdasarkan keberadaan naskah drama.
Berdasarkan penyajian lakon, drama dapat
Drama berasal dari kata Yunani, draomi
yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi,
dan sebagainya. Jadi kata drama bisa
diartikan sebagai perbuatan atau tindakan.
Secara umum, penegrtian drama adalah
karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog
dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor.
Pementasan naskah drama dikenal dengan
istilah teater. Dapat dikatakan bahwa drama
berupa cerita yang diperagakan para pemain
di panggung. Drama mempunyai dua arti,
yaitu drama dalam arti luas dan drama
dalam arti sempit. Dalam arti luas,
pengertian drama adalah semua bentuk
tontonan yang mengandung cerita yang
dipertunjukkan di depan orang banyak.
Dalam arti sempit, pengertian drama adalah
kisah hidup manusia yang diproyeksikan ke
atas panggung.
b. Sejarah Drama
Bukti tertulis yang bisa dipertanggung
jawabkan menggungkapkan bahwa drama
seudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini
didasarkan temuan naskah drama kuno
Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup
antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya
berupa persembahan untuk memohon
kepada dewa-dewa.
dibedakan menjadi delapan jenis, yaitu:
1) Tragedi: drama yang penuh dengan kesedihan
2) Komedi: drama penggeli hati yang penuh
dengan kelucuan.
3) Tragekomedi: perpaduan antara drama tragedi
dan komedi.
4) Opera: drama yang dialognya dinyanyikan
dengan diiringi musik.
5) Melodrama: drama yang dialognya diucapkan
dengan diiringi melodi/musik.
6) Farce: drama yang menyerupai dagelan, tetapi
tidak sepenuhnya dagelan.
7) Tablo: jenis drama yang mengutamakan gerak,
para pemainnya tidak mengucapkan dialog,
tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
8) Sendratari: gabungan antara seni drama dan
seni tari.
Berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama dibagi antara lain:
1) Drama Panggung: drama yang dimainkan oleh
para aktor dipanggung.
2) Drama Radio: drama radio tidak bisa dilihat dan
diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh
penikmat.
3) Drama Televisi: hampir sama dengan drama
panggung, hanya bedanya drama televisi tak
dapat diraba.
4) Drama Film: drama film menggunakan layar
lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop.
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015
ISSN 0215-9511
3
Implementasi Pembelajaran Role Playing ....
5) Drama Wayang: drama yang diiringi pegelaran
wayang.
atau benda mati. Permainan ini pada
umumnya dilakukan lebih dari satu orang hal
6) Drama Boneka: para tokoh drama digambarkan
itu tergantung pada apa yang diperankan,
pada metode bermain peran titik tekanannya
terletak pada keterlibatan emosional dan
dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa
orang.
Jenis drama selanjutnya adalah, berdasarkan
ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis
drama berdasarkan ini, antara lain:
1) Drama Tradisional: tontonan drama yang tidak
menggunakan naskah. 2) Drama Modern: tontonan drama menggunakan
naskah.
2. Model Pembelajaran Role Playing
a. Pengertian
Role playing atau bermain peran adalah
sejenis permainan gerak yang didalamnya
ada tujuan, aturan, dan sekaligus unsure
senang ( Jill hadfield, 1986). Dalam role
playing murid dikondisikan pada situasi
tertentu di luar kelas, meskipun saat itu
pembelajaran terjadi di luar kelas. Selain itu.
Role playing sering kali dimaksudkan
sebagai suatu bentuk aktifitas dimana
pembelajar membayangkan dirinya seolaholah berada diluar kelas dan memainkan
peran orang lain (Basri syamsu. 2000).
b. Model pembelajaran role playing
Model pembelajaran role playing adalah
suatu cara penguasaan bahan-bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi
dan penghayatan siswa. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan siswa dilakukan
dengan memerankannya sebagai tokoh hidup
4
pengamatan indera ke dalam suatu situasi
masalah yang secara nyata dihadapi. Murid
diberlakukan sebagai subyek pembelajaran.
Secara aktif melakukan praktik-praktik
berbahasa (bertanya dan menjawab)
bersama teman-temannya pada situasi
tertentu model pembelajaran role playing
juga dikenal dengan nama model
pembelajaran bermain peran.
c. Langkah-langkah pembelajarannya adalah
sebagai berikut :
1) Guru menyusun/ menyiapkan scenario
yang akan ditampilkan.
2) Menunjuk beberapa siswa untuk
mempelajari skenario dalam waktu
beberapa hari sebelum pelaksanaan
kegiatan.
3) Guru membentuk kelompok siswa yang
beranggota misalnya 5 orang.
4) Guru menjelaskan kompetensi yang
ingin dicapai.
5) Memanggil para siswa yang sudah
ditunjuk untuk melakonkan skenario yang
sudah dipersiapkan.
6) Masing-masing siswa berada
dikelompoknya sambil mengamati
skenario yang sedang diperagakan.
7) Setelah selesai ditampilkan masingmasing siswa diberikan lembar kerja
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015
ISSN 0215-9511
Implementasi Pembelajaran Role Playing ....
diarahkan atau tidak ditugasi dengan
untuk membahas/ memberi penilaian atas
penampilan masing-masing kelompok.
8) Masing-masing kelompok
menyampaikan hasil kesimpulan.
9) Guru member kesimpulan secara
umum.
10) Evaluasi
11) Penutup.
d.
Keunggulan dan kelemahan model
pembelajaran role playing
1) Keunggulan metode role playing
Ada beberapa keunggulan dengan
menggunakan metode role playing,
diantaranya adalah :
a) Dapat berkesan dengan kuat dan
tahan lama dalam ingatan siswa,
disamping merupakan pengalaman
yang menyenangkan yang sulit
dilupakan.
b) Sangat menarik bagi siswa, sehingga
memungkinkan kelas menjadi dinamis
dan penuh antusias.
c) Membangkitkan gairah dan semangat
optimism dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan.
d) Siswa dapat terjun langsung untuk
memerankan sesuatu yang akan
dibahas dalam proses belajar.
2) Kelemahan metode role playing
a) Bermain peran memakan waktu
banyak
b) Siswa sering mengalami kesulitan
untuk memerankan peran secara baik
khususnya jika mereka tidak
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015
ISSN 0215-9511
baik. Siswa perlu mengenal baik apa
yang akan diperankan.
c) Bermain peran tidak akan berjalan
baik jika suasana kelas tidak
mendukung.
d) Jika siswa tidak dipersiapkan dengan
baik ada kemungkinan tidak akan
melakukan secara sungguh-sungguh.
e) Tidak semua materi pelajaran dapat
disajiakn dengan metode ini.
3. Dialog
a. Pengertian dialog
Dialog merupakan salah satu bentuk
komunikasi interpersonal. Dialog berasal
dari kata Yunani dia yang berarti antara,
diantara, dan legein yang
berar ti berbicara, bercakap-cakap,
bertukar pemikiran idan gagasan. Maka,
secara harafiah dialogs atau dialog adalah
berbicara, bercakap-cakap, bertukar pikiran
dan gagasan bersama. Dialog adalah
“percakapan dengan maksud untuk saling
mengerti, memahami, menerima, hidup
damai dan bekerja sama untuk mencapai
kesejateraan bersama”.
Dalam dialog, pihak-pihak yang terlibat
saling menyampaikan informasi, data, fakta,
pemikiran, gagasan, dan pendapat, serta
saling berusaha mempertimbangkan,
memahami, dan menerima. Dalam dialog
tidak ada monopoli pembicaraan dan
kebenaran. Yang ada adalah berbagi dan
bertukar informasi dan gagasan. Dari dialog
diharapkan terbentuk saling pengertian dan
pemahaman bersama yang lebih luas dan
5
Implementasi Pembelajaran Role Playing ....
mendalam tentang hal yang menjadi bahan
dialog
b. Landasan dialog
Landasan dialog adalah kesadaran
bahwa kedua belah pihak yang terlibat
dalam dialog belum lengkap, belum penuh
dan belum sempurna dalam pengetahuan
dan penghayatan tentang sesuatu.
Kenyataan sedemikian kaya tidak mungkin
tertangkap seluruh segi dari satu dan
beberapa sagi dan hanya unsur-unsur
tertentu saja, maka orang perlu mengadakan
dialog.
Dialog merupakan kegiatan budaya.
Manusia yang belum tinggi budayanya untuk
mencapai maksud dan tujuannya
menggunakan paksaan, kekerasan,
perkelahian, dan peperangan. Sedang
manusia ber budaya menggunakan
pembicaraan, diskusi, tukar pendapat dan
argumen serta alasan-alasan untuk
meyakinkan, mengubah pikiran atau cara
bertindak orang atau kelompok lain.
c. Syarat dialog
Untuk dapat mengadakan dialog yang
mendatangkan hasil, orang-orang yang
mengadakan sebaiknya :
1) Mengerti benar makna dan maksud serta
tujuan dialog dan memiliki kecakapan
untuk melaksanakannya.
2) Mempunyai pendidikan dan pengetahuan
yang setaraf mengenai topik yang
dijadikan bahan dialog.
3) Mempunyai kehendak bai untuk mencari
kebenaran. Karena itu dalam
6
mendengarkan sebaiknya bersikap
terbuka, tidak memihak dan tidak
berprasangka.
4) Menciptakan suasana damai dan tenang,
jauh dari emosi dan rasa superior.
5) Menyampaikan gagasan dengan jelas,
dan boleh dengan semangat, tetapi
dengan nada enak dan bijak,
6) Dalam keseluruhan dialog hendaknya
bersikap jujur, tulus, tidak manipulatif,
mencarai-cari kelemahan rekan dialog,
dan percaya bahwa hal-hal yang dibahas
dalam dialog tidak dimanfaatkan di luar
dialog untuk tujuan-tujuan lain demi
keuntungan diri.
d. Manfaat dialog
Dialog yang dilakukan dengan baik dan
diikuti oleh orang-orang yang memenuhi
syarat dapat membuahkan hasil yang
banyak, diantaranya :
1) Pada tingkat pribadi, dialog dapat
meningkatkan sikap saling memahami
dan menerima, serta mengembangkan
kebersamaan dan hidup yang damai
saling menghormati dan saling percaya.
2) Di tempat kerja, dialog dapat membantu
kelancaran perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi kerja.
3) Dalam masyarakat, dialog dapat
menjadi sarana untuk saling memahami,
menerima dan kerja sama antar berbagai
kelompok masyarakat yang berbeda
latar belakang budaya, pendidikan,
tingkat ekonomi, ideologi, kepercayaan,
dan agama.
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015
ISSN 0215-9511
Implementasi Pembelajaran Role Playing ....
4) Dalam keseluruhan hidup bangsa,
dialog dapat memecahkan masalah
perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data,
refleksi.
nasional, mer encanakan dan
melaksanakan pembangunan bangsa,
dan mengambil arah hidup bangsa menuju
Subyek Penelitian, Dalam penelitian ini siswa
masa depan.
B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu
hipotesis sebagai berikut : “Dengan menggunakan
metode pembelajaran role playing dapat
merangsang siswa dalam hal meningkatkan
kecakapan berdialog teks drama pada pelajaran
bahasa Indonesia”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskritif, penelitian ini hanya menggambarkan atau
mendeskripsikan fenomena kegiatan pendidikan dan
pembelajaran siswa sekolah dasar yang di observasi
secara deskritif obyektif. Karena di dalamnya
menggambarkan aktifitas, kharakteristik, perubahan
dan hubungan antar fenomena. Tindakan penelitian
ini di laksanakan pada situasi alami siswa dan ditujukan
untuk memecahkan permasalahan praktis yang
memang masalah tersebut benar-benar di hadapi oleh
guru kelas sekolah dasar.
kelas V SD Negeri 2 Sribit sebagai obyek peneliti,
guru kelas sebagai subyek sekaligus pengamat dan
kepala sekolah sebagai mitra penelitian dalam
perencanaan dan pengumpulan data penelitian.
Lokasi Penelitian, Tempat penelitian adalah
sekolah tempat peneliti mengambil populasi dan
sample untuk mendapatkan data dalam penelitian.
Tempat yang digunakan sebagai penelitian tentang
implementasi pembelajaran role playing untuk
meningkatkan aktifitas belajar dalam bermain peran
tokoh drama adalah peserta didik kelas V SD Negeri
2 Sribit Kecamatan Delanggu kabupaten Klaten
Tahun 2014/2015.
A. Prosedur Penelitian
1. Tindakan siklus I
a. Perencanaan
1) Menyiapkan Rencana Perbaikan
Pembelajaran.
2) Menyiapkan materi pelajaran.
3) Menyiapkan media pembelajaran.
4) Menyiapkan instrument penelitian
b. Pelaksanaan
Rancangan/desain penelitian adalah merupakan
gambaran matang keseluruhan proses penelitian.
Penelitian ini berupaya untuk mendapatkan hasil yang
optimal melalui cara dan prosedur secara efektif,
disertai penelaahan yang di teliti terhadap suatu
Langkah-langkah pembelajarannya adalah
sebagai berikut :
perlakuan dan mengkaji sejauh mana dampak perilaku
dalam rangka mengubah, memperbaiki, dan
meningkatkan mutu perilaku yang diteliti. Langkahlangkah yang ditempuh antara lain : permasalahan,
mempelajari skenario dalam waktu
beberapa hari sebelum pelaksanaan
1. Guru menyusun/ menyiapkan skenario
yang akan ditampilkan.
2. Menunjuk beberapa siswa untuk
kegiatan.
3. Guru membentuk kelompok siswa yang
beranggota misalnya 5 orang.
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015
ISSN 0215-9511
7
Implementasi Pembelajaran Role Playing ....
4. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin
dicapai.
dari siklus I yaitu sebagai berikut :
5. Memanggil para siswa yang sudah
a. Perencanaan
ditunjuk untuk melakonkan skenario yang
sudah dipersiapkan.
6. Masing-masing siswa berada
dikelompoknya sambil mengamati
scenario yang sedang diperagakan.
7. Setelah selesai ditampilkan masingmasing siswa diberikan lembar kerja
untuk membahas/ memberi penilaian atas
penampilan masing-masing kelompok.
Tindakan siklus II adalah penyempurnaan
1) Menyiapkan Rencana Perbaikan
Pembelajaran.
2) Menyiapkan materi pelajaran.
3) Menyiapkan media pembelajaran.
4) Menyiapkan instrument penelitian
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pembelajarannya
adalah sebagai berikut :
8. Masing-masing kelompok menyampaikan
hasil kesimpulan.
1) Guru menyusun/ menyiapkan skenario
yang akan ditampilkan.
9. Guru member kesimpulan secara umum.
2) Menunjuk beberapa siswa untuk
mempelajari skenario dalam waktu
beberapa hari sebelum pelaksanaan
kegiatan.
10.Evaluasi
11. Penutup.
c. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data hasil belajar
siswa, peneliti mengambil dengan
menggunakan tes/hasil evaluasi pada akhir
pertemuan pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan dalam beberapa hal:
1) Kesesuaian RPP dengan pelaksanaan.
2) Cara guru memotivasi siswa.
3) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran.
4) Sikap guru dalam menangani respon
siswa.
5) Penggunaan waktu secara efisien.
6) Pemantapan penguasaan materi.
7) Pelaksanaan evaluasi.
2. Tindakan Siklus II
3) Guru membentuk kelompok siswa yang
beranggota misalnya 5 orang.
4) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin
dicapai.
5) Memanggil para siswa yang sudah
ditunjuk untuk melakonkan skenario yang
sudah dipersiapkan.
6) Masing-masing siswa berada
dikelompoknya sambil mengamati
skenario yang sedang diperagakan.
7) Setelah selesai ditampilkan masingmasing siswa diberikan lembar kerja
untuk membahas/ memberi penilaian atas
penampilan masing-masing kelompok.
8) Masing-masingkelompok menyampaikan
hasil kesimpulan.
9) Guru member kesimpulan secara umum.
8
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015
ISSN 0215-9511
Implementasi Pembelajaran Role Playing ....
10)Evaluasi
11)Penutup
c. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data keaktifan
siswa, peneliti mengambil dengan
menggunakan tes/hasil evaluasi pada akhir
dilakukan dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Peningkatan keaktifan siswa diamati saat
pembelajaran berlangsung, siswa menjawab maupun
mengajukan pertanyaan, interaksi antar siswa ketika
siswa melakukan kerja kelompok, dalam kegiatan
kerja kelompok dicatat keterlibatan masing-masing
siswa.
pertemuan pembelajaran.
Instrumen Penelitian, Dalam pengumpulan data
d. Refleksi
Refleksi dilakukan dalam beberapa hal:
1) Kesesuaian RPP dengan pelaksanaan.
2) Cara guru memotivasi siswa.
3) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran.
4) Sikap guru dalam menangani respon
siswa.
5) Penggunaan waktu secara efisien.
6) Pemantapan penguasaan materi.
7) Pelaksanaan evaluasi.
peneliti sebagai instrumen utama dengan dibantu oleh
rekan sejawat untuk menjaga keabsahan data. Dalam
melaksanakan penelitian ini, cara yang ditempuh
peneliti yaitu mengadakan penelitian langsung di
lapangan sebagai partisipan yaitu pengumpulan data
yang dilakukan melalui pengamatan-pengamatan dan
pencatatan pada gejala-gejala yang tampak pada objek
penelitian, yang mana observer berada diantara orang
yang diobservasi, dan sekaligus berkedudukan sebagai
pengamat.
HASIL PENELITIAN
Kriterian kesuksesan, Untuk menentukan
keberhasilan suatu penelitian dibutuhkan indikator
kinerja penelitian. Indikator ini berguna untuk
mengukur tingkat keberhasilan suatu penelitian, oleh
karena itu, indikator harus memuat angka nyata
sebagai ukuran atau pedoman keberhasilan penelitian.
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan
prestasi belajar siswa adalah adanya peningkatan
Dari pembelajaran ini yang peneliti amati dari
siswa adalah kemampuan untuk berdialog sesuai
dengan naskah drama yang telah dipersiapkan dengan
pengajaran dan praktek langsung melalui model
pembelajaran role playing. Dari data yang diperoleh
didapatkan bahwa sebagian siswa mampu berdialog.
Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang
prestasi belajar siswa baik secara klasikal maupun
individual. Secara individual, siswa dinyatakan tuntas
belajar jika telah mencapai tingkat pemahaman materi
walaupun masih ada beberapa siswa yang memerlukan
perhatian yang khusus.
70% yang ditunjukkan dengan perolehan nilai tes
formatif 70 atau lebih. Kriteria yang digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan perbaikan
pembelajaran adalah jika ada peningkatan hasil belajar
berlangsung sudah menunjukkan adanya peningkatan
1. Siklus I
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman
sejawat dan kepala sekolah disimpulkan bahwa
secara klasikal dan individual, serta minimal 90% dari
siswa tuntas dalam belajar, maka intervensi yang
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015
ISSN 0215-9511
9
Implementasi Pembelajaran Role Playing ....
pembelajaran yang dilaksanakan sudah
menunjukkan kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan
siswa mencapai tingkat penguasaan materi yang
semakin meningkat, yang dibuktikan dengan
pencapaian nilai yang meningkat.
Tindakan perbaikan pembelajaran I difokuskan
agar siswa memahami cara membaca pusi yang
peran memudahkan siswa untuk memahami
materi.
3. Siswa akan mudah memahami materi jika
diberikan banyak latihan dan bimbingan.
B. Saran Tindak Lanjut
benar. Penerapan pembelajaran model ini memang
belum dapat dilaksanakan secara optimal, karena
1. Dalam pembelajaran ini guru mengalokasikan
waktu yang cukup, Setelah adanya penelitian
siswa masih sangat tergantung pada instruksi guru
(peneliti). Untuk subjek penelitian yang masih
ini, guru hendaknya menerapkan penggunaan
media gambar dalam proses pembelajaran.
melakukan kesalahan diberikan bimbingan
langsung.
Dengan guru menerapkan strategi
pembelajaran ini pada poses pembelajaran
2. Siklus II
Pada siklus II, peneliti telah berusaha
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif,
dan subjek penelitian sudah menampakan
antusiasme dan motivasi yang tinggi. Hal ini
nampak dari keberanian siswa untuk berbicara dan
mencoba membaca naskah drama dengan baik.
tujuan pembelajaran sudah tercapai. Pada saat
pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus
kedua, siswa kelas V mengalami perubahan
tingkah laku. Siswa penuh kosentrasi mengikuti
pembelajaran. Banyak siswa yang mengajukan
pertanyaan seputar pembacaan bermain drama.
SIMPULAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diur aikan di atas dapat diambil beberapa
kesimpulan :
1. Dalam penyajian materi bahasa Indonesia
dalam bentuk teks drama akan lebih mudah
diterima siswa dengan menggunakan metode
role playing.
10
2. Pemberian contoh berdialog melalui bermain
diharapkan proses pembelajaran akan lebih
menarik, menyenangkan, dan siswa tidak bosan
maupun jenuh selama berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar.
2. Terhadap siswa, Setelah diadakan penelitian ini,
siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik
dengan guru agar proses pembelajaran terasa
nyaman dan menyenangkan dan hendaknya
siswa lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta.
Anonim, definisi dialog.http://
www.galeripustaka.com/2013/03/definisi-syaratdan-manfaat-dialog.html
Hardjana, Agus M. 2007. Komunikasi Intrapersonal
dan Interpersonal. Yogyakarta : Kanisius
Hamalik, Oemar, 1990. Perencanaan Pengajaran
Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung:
Citra Aditya Bakti.
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015
ISSN 0215-9511
Implementasi Pembelajaran Role Playing ....
Role playing, http://s1pgsd.blogspot.co.id/2012/11/
model pembelajaran-role-playing.html
Wijayanto, Asul. 2007. Terampil Bermain
Drama. Jakarta: Grasindo.
Drama,http://www.pengertianahli.com/2013/10/
https://dyahaningsih.wordpress.com/2013/07/09/
pengertian-drama-dan-jenis-drama.html#
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015
ISSN 0215-9511
naskah-drama-perjuangan-melawan-penjajahbelanda/
11
Download