KEANEKARAGAMAN SERANGGA TANAH DI KAWASAN PULAU SAKTU KEPULAUAN SERIBU JAKARTA Hasni Ruslan1), Alifah Rachmadia2), Dewi Cahyani2), Herlina Rohmanita2), Mufidah Solehah2), dan Nico Ellanda2) 1)Staf Pengajar Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta e-mail : [email protected] 2)Mahasiswa ABSTRAK Penelitian telah dilakukan pada tanggal 18 sampai 20 April 2015. Penelitian ini dilakukan dengan metoda perangkap jebak (pitfall trap) menggunakan tabung plastik. Perangkap jebak dipasang pada dua habitat; terbuka dan tertutup, diisi dengan alkohol 70 %, yang dibiarkan selama tiga hari, kemudian dikoleksi. Pendataan kondisi lingkungan yaitu suhu tanah, kelembaban tanah, pH, kadar air tanah, ketebalan serasah dan kandungan zat organik. Sampel yang terkoleksi diidentifikasi di Laboratorium Zoologi Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta. Hasil penelitian yang ditemukan di Pulau Saktu terdiri atas 8 ordo, 33 famili dan 442 individu. Di habitat tertutup jumlah famili dan individu lebih tinggi (25 famili dan 265 individu) dibandingkan habitat terbuka (24 famili dan 177 individu). Komposisi famili serangga tanah di dua habitat adalah 65.31 % (indeks kesamaan lebih besar 50% ) relatif sama. Indeks keanekaragaman di kedua habitat tergolong sedang ( Nilai H berkisar 1.58-1.98). Sehingga dapat disimpulkan keseimbangan komunitas serangga tanah pada dua habitat di kawasan Pulau Saktu masih tergolong baik. Kelimpahan relatif dan frekuensi relatif (Dominan) tinggi serangga tanah yang ditemukan kawasan Pulau Saktu terdapat pada famili Formicidae, 75,59 % (Hymenoptera), Nitidulidae 16.39 % (Coleoptera), Staphylinidae 14.82% (Coleoptera), Gryllidae 10.31 % (Orthoptera), dan Scolytidae 06. 27 %. faktor lingkungan fisik lainnya juga masih relatif sama antara habitat terbuka dan tertutup di kawasan Pulau Saktu seperti; suhu tanah, kelembaban kelembaban tanah dan pH tanah. Sedikit berbeda untuk ketebalan serasah, kadar air dan zat organik C/N lebih tinggi ditemukan di habitat tertutup. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kondisi ekosistem Pulau Saktu stabil. Oleh karena itu, kedua habitat terbuka dan tertutup harus tetap di pertahankan untuk lebih menjamin kestabilan ekosistem Pulau Saktu Kepulauan seribu Jakarta. Kata kunci : keanekaragaman, pitfall trap, serangga tanah, pulau saktu.