9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen berkembang menjadi salah satu bidang ilmu yang disebut
Manajemen Sumber Daya Manusia. Pengertian manajemen sumber daya manusia
yaitu ilmu dan seni dari manajemen yang menitikberatkan pada masalah ketenaga
kerjaan yang berkembang.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai pengertian
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), berikut dikemukakan beberapa
definisi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut beberapa ahli
antara lain :
Menurut Stoner dan Freeman dalam Mangkunegara (2012:329) yaitu:
“Human resources management is the management that deals with recruitmen,
placement, training and development of organizational members”
Yang dapat diartikan sebagai berikut:
“Manajemen Sumber daya Manusia adalah fungsi manajemen yang
berhubungan
dengan
perekrutan,
penempatan,
pelatihan,
dan
pengembangan, anggota organisasi”.
Menurut Flippo yang di alih bahasakan oleh Achmad S. Ruky (2013:20),
mengatakan manajemen personalia adalah :
“Personal management is planning, organizing, directing and controlling the
procurement, development, compensation, integration, maintenance and
separation of human resource to the and that individual, organization and
socited objective are accomplished”.
Artinya :
“Manajemen
personalia
adalah
pengarahan,
dan
pengendalian
kompensasi,
pengintegrasian,
perencanaan,
dari
pengadaan,
pemeliharaan,
dan
pengorganisasian,
pengembangan,
pemberhentian
karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individual,
karyawan, dan masyarakat“.
9
10
Dari penjelasan diatas serta pendapat-pendapat para ahli tentang definisi
manajemen sumber daya manusia, penulis berusaha mencoba mengartikan
sebagai suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas
pengadaan, pengembangan kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan
pemutus hubungan kerja yang dimaksud untuk mencapai tujuan organisasi
perusahaan secara terpadu.
2.1.1 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan
kontribusi sumber daya manusia (karyawan) terhadap
organisasi yang
bersangkutan. Hal ini dapat dipahami bahwa semua kegiatan organisasi dalam
mencapai tujuannya sangat bergantung kepada manusia yang mengelola
organisasi tersebut. Oleh sebab itu sumber daya manusia harus dikelola
sedemikian rupa untuk mengoptimalkan kemampuan atau potensi yang dimiliki
sehingga mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik dan pada akhirnya tujuan
organisasi atau perusahaan tersebut dapar tercapai.
Menurut Siagian (2013:25) tujuan manajemen sumber daya manusia
tersebut dapat dijabarkan ke dalam tujuan yang lebih operasional yaitu sebagai
berikut :
1.
Tujuan Masyarakat (Societal Objectives)
Untuk bertanggung jawab secara sosial dalam hal kebutuhan dan
tantangan yang timbul dari masyarakat. Suatu organisasi yang berada di
tengah-tengah masyarakat diharapkan membawa manfaat atau keuntungan
bagi masyarakat. Oleh karena itu suatu organisasi mempunyai tanggung
jawab dalam mengelola sumber daya manusia agar tidak membawa
dampak negatif terhadap masyarakat.
2.
Tujuan Organisasi (Organization Objectives)
Manajemen sumber daya manusia diharapkan dapat memberikan
kontribusi terhadap pendayagunaan organisasi secara keseluruhan.
Manajemen sumber daya manusia bukanlah tujuan akhir suatu proses,
melainkan suatu perangkat atau alat untuk membantu tercapainya tujuan
11
organisasi secara keseluruhan. Oleh sebab itu
suatu unit atau bagian
manajemen sumber daya manusia di suatu organisasi diadakan untuk
melayani bagian-bagian lain aktivitas operasional organisasi yang
bersangkutan.
3.
Tujuan Fungsi (Functional Objectives)
Untuk memelihara kontribusi bagian-bagian lain agar sumber daya
manusia dalam setiap bagian melaksanakan tugasnya secara optimal.
Dengan kata lain setiap sumber daya manusia atau karyawan dalam
organisasi itu menjalankan fungsinya dengan baik.
4.
Tujuan pribadi (Personnal Objectives)
Manajemen sumber daya manusia dapat membantu karyawan dalam
mencapai tujuan-tujuan pribadinya dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi. Tujuan-tujuan pribadi karyawan seharusnya dipenuhi danini
merupakan suatu motivasi dan pemeliharaan terhadap karyawan.
2.1.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Fungsi manajemen sering kali diartikan sebagai tugas-tugas manajer Lebih
jauh lagi, menurut pendapat Henry Frayol (2012 : 180) :
1. Fungsi perencanaan
Meliputi tugas-tugas menyusun rencana kegiatan kedepan dari suatu
organisasi, yang meliputi rencana jangka panjang,menengah, pendek,
rencana kegiatan serta menetapkan target yang hendak dicapai.
Pengorganisasian (Organizing)
Merupakan proses penyusunan kelompok yang terdiri dari beberapa
aktivitas dan personalitas menjadi satu kesatuan yang harmonis guna
ditunjukan ke arah pencapaian tujuan.
2. Fungsi pengorganisasian
Meliputi tugas-tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang melakukan,
bagaimana tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa melopor kepada siapa,
dimana keputusan harus diambil.
12
3. Fungsi kepemimpinan
karena suatu organisasi terdiri dari orang-orang adalah tugas seorang
manajer untuk mengarahkan dan mengoordinasikan orang-orang ini. Saat
mereka mengarahkan, memotivasi, memilih saluran komunikasi yang
efektif atau memecahkan konflik antar anggota semuanya ini adalah fungsi
kepemimpinan seorang manajer.
4. Fungsi pengendalian
setelah tujuan-tujuan ditentukan, rencana di tuangkan, pengaturan
struktual digambarkan, dan orang-orang dipekerjakan, dilatih, di motivasi
masih ada kemungkinan bahwa ada sesuatu yang keliru untuk memastikan
semua urusan berjalan sebagai mana mestinya seorang manajer harus
memantau kinerja organisasi”.
Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses dimana
didalam
proses
tersebut
dilakukan
melalui
fungsi-fungsi
manajerial,
dikoordinasikan dengan sumber daya, yaitu sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya seperti mesin dan modal untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.2
Promosi Jabatan
Suatu motivasi yang menonjol yang mendorong seseorang untuk
berpartisipasi aktivitas dalam suatu organisasi adalah kesempatan untuk maju dari
sebelumnya adalah sifat umum manusia. Karena itulah manusia pada umumnya
menginginkan suatu kemajuan hidupnya. Kesempatan untuk maju itulah di dalam
organisasi sering disebut sebagai promosi atau kenaikan jabatan.
2.2.1 Pengertian Promosi Jabatan
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan lebih lanjut mengenai promosi jabatan
berdasarkan pernyataan para ahli manajemen diantaranya adalah menurut
Hasibuan dalam Aswandi (2013 : 108) bahwa :
13
“Promosi jabatan berarti perpindahan yang memperbesar wewenang
dan tanggung jawab ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu
organisasi yang diikuti dengan kewajiban, hak, status, dan
penghasilan yang lebih besar.”
Menurut Siagian (2013:168) yang menyatakan:
“Promosi jabatan adalah perpindahan pegawai dari satu pekerjaan
ke pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatan
hirarki jabatannya lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih tinggi
pula”
Menurut Nasution (2014:140) Yang menyatakan bahwa:
“Promosi jabatan adalah proses bergerak maju dan meningkat dalam
suatu jabatan yang didudukinya.”
Dari pernyataan-pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
promosi jabatan ditandai dengan adanya perubahan posisi ke tingkat yang lebih
tinggi. Adanya perubahan tersebut menimbulkan tanggung jawab, hak, satus, dan
wewenang yang meningkat, untuk itu diperlukan kecakapan atau kemampuan
yang lebih baik
2.2.2 Tujuan-tujuan Promosi Jabatan
Setiap karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi ingin menjadi lebih
maju karena promosi dapat meningkatkan kesejahteraan hidup karyawan dan
dengan promosi karyawan juga memperoleh pengakuan atas kemampuannya
dalam bekerja dengan baik dari perusahaan.
Menurut Hasibuan dalam Aswandi (2013:113) tujuan promosi jabatan
adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan pengakuan, jabatan dan imbalan jasa yang semakin
besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi.
2. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggan pribadi, status sosial yang
semakin tinggi dan penghasilan yang semakin besar.
3. Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah bekerja, berdisiplin
tinggi dan memperbesar produktivitas kerjanya.
14
4. Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dengan direalisasikannya promosi
kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang tepat serta penilaian
yang jujur.
5. Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai dalam
perusahaan karena timbulnya lowongan berantai
6. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan
kreativitas dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal
perusahaan.
7. Untuk menambah atau memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja
para karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya.
8. Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti. Agar
jabatan itu tidak lowong maka dipromosikan karyawan lainnya.
9. Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat,
kesenangan dan ketenangannya dalam bekerja semakin meningkat
sehingga produktivitas kerjanya meningkat.
10. Untuk mempermudah penarik pelamar, sebab dengan adanya kesempatan
promosi merupakan daya dorong serta perangsang bagi pelamar-pelamar
untuk memasukkan lamaran kerjanya.
11. Promosi akan memperbaiki status karyawan dari karyawan sementara
menjadi karyawan tetap setelah lulus dalam masa percobaan.
Maka dari penjelasan diatas jelaslah bahwa promosi jabatan bertujuan untuk
menunjang kegiatan perusahaan atau pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen suber
daya manusia secara keseluruhan.
2.2.3 Jenis-Jenis Promosi Jabatan
Selain merupakan salah satu bentuk pengembangan karyawan, promosi
juga merupakan salah satu pemberian penghargaan pada prestasi karyawan
dimana system promosi yang dilakukan diharapkan terlaksana secara adil dan
tepat karena hal itu akan meningkatkan produktivitas kerja pada karyawan.
Adapun jenis-jeni promosi jabatan menurut Hasibuan dalam Aswandi
(2013:113) adalah sebagai berikut:
15
1. Promosi Sementara ( Temporary Promotion)
Seorang karyawan dinaikkan jabatannya untuk sementara karena adanya
lowongan yang segera diisi.
2. Promosi Tetap (Permanent Promotion)
Seorang karyawan dipromosikan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih
tinggi
karena
karyawan
tersebut
telah
memenuhi
syarat
untuk
dipromosikan.
3. Promosi Kecil (Small Scale Promotion)
Menaikkan jabatan seorang karyawan dari jabatan yang tidak sulit untuk
dipindahkan ke jabatan yang sulit yang mmerlukan keterampilan tertentu,
tetapi tidak disertai dengan peningkatan wewenang, tanggungjawab, dan
gaji.
4. Promosi Kering (Dry Promotion)
Seorang karyawan dinaikkan jabatannya ke jabatan yang lebih tinggi
disertai degan peningkatan pangkat, wewenang, dan tanggung jawab,
tetapi tidak disertai dengan kenaikan gaji atau upah.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa tidak semua promosi disertai
dengan peningkatan penghasilan dan tidak semua orang tidak ingin dipromosikan,
ada juga yang tidak bersedia untuk dipromosikan dengan dengan alasan-alasan
tertentu.
2.2.4 Syarat-Syarat dilakukannya Promosi Jabatan
Dalam mempromosikan karyawan, perusahaan harus mempunyai syaratsyarat tertentu uang telah direncanakan sebelumnya. Syarat-syarat promosi
jabatan menurut Hasibuan dalam Aswandi (2013:111) meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Keinginan untuk maju
Pada dasarnya setiap karyawan tentu mempunyai motivasi tersendiri, baik
yang timbul dari diri sendiri maupun dari lingkungan kerja. Keinginan
karyawan untuk maju dan berkembang dapat di lihat dari kemampuannya
saja untuk selalu mengikuti perkembangan pekerjanya.
16
2. Mempunyai disiplin kerja yang baik
Karyawan harus disiplin pada dirinya, tugas-tugasnya serta mentaati
peraturan yang berlaku baik secara tertulis maupun kebiasaan. Disiplin
karyawan
sangat
penting
karena
hanya
dengan
kedisiplinan
memungkinkan perusahaan dapat mencapai hasil yang optimal.
3. Memilki prestasi kerja yang baik
Karyawan itu harus mampu mencapai kerja yang baik yang dapat
dipertanggungjawabkan kualitasnya maupun kuantitasnya dan bekerja
secara efektif dan efisien. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan dapat
memanfaatkan waktu dan mempergunakan alat-alat yang baik.
4. Pendidikan yang sesuai dengan jabatan
Karyawan harus memiliki ijazah dari pendidikan formal sesuai dengan
spesifikasi jabatan.
5. Senioritas
Karyawan yang akan dipromosikan harus memiliki masa keja yang cukup
lama agar dapat melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dengan baik.
6. Mampu bekerjasama
Karyawan dapat bekerja secara harmonis dengan sesama karyawan baik
horizontal maupun vertikal dalam mencapai sasaran perusahaan. Dengan
demikian akan tercipta suasana hubungan kerja yang baik diantara semua
karyawan.
7. Loyalitas terhadap perusahaan
Karyawan harus loyal dalam membela perusahaan dari tindakan yang
dapat merugikan perusahaan. Ini menunjukan bahwa adanya partisipasi
aktif karyawan terhadap perusahaan.
8. Komunikatif
Karyawan harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mampu
menerima tahu mempersepsikan informasi dari atasan dengan baik,
sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.
17
Syarat-syarat tersebut di atas hendaknya menjamin kestabilan perusahaan
dan menjamin bahwa orang yang akan dipromosikan berdasarkan syarat-syarat
tersebut akan mempunyai kemampuan yang baik untuk menduduki jabatan yang
lebih tinggi.
2.2.5 Dasar Pertimbangan Promosi Jabatan
Program promosi jabatan hendaknya memberikan informasi yang jelas,
apa yang dijadikan dasar pertimbanga untuk mempromosikan seseorang karyawan
dalam perusahaan tersebut. Pedoman yang dijadikan dasar untuk mempromosikan
karyawan menurut Hasibuan dalam Aswandi (2013:109) meliputi:
1. Pengalaman (Senioritas)
Pengalaman yaitu promosi yang didasarkan pada lamanya pengalaman
kerja karyawan. Pertimbangan promosi adalah pengalaman kerja
seseorang, orang yang terlama bekerja dalam perusahaan mendapat
prioritas pertama dalam tindakan promosi.
2. Kecakapan (Ability)
Kecakapan berarti seseorang akan dipromosikan berdasarkan penilaian
kecakapan. Pertimbangan promosi adalah kecakapan, orang yang cakap
atau ahli mendapat prioritas pertama untuk dipromosikan. Kecakapan
adalah total dari semua keahlian yang diperlukan untuk mencapai hasil.
Adapun yang biasa dipertanggungjawabkan meliputi:
a. Kecakapan dalam pelaksanaan prosedur kerja praktis, tekik-teknik
khusus dan disiplin ilmu pengetahuan.
b. Kecakapan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam
elemen yang semuanya terlibat didalam penyusunan kebijaksanaan
dalam situasi manajemen.
c. Kecakapan dalam memberikan motivasi secara langsung.
3. Kombinasi Pengalaman dan Kecakapan
Kombinasi pengalaman dan kecakapan yaitu promosi yang berdasarkan
pada lamanya pengalaman dan kecakapan. Pertimbangan proosinya adalah
18
berdasarkan lamanya dinas, ijazah pendidikan formal yang dimiliki dan
hasil ujian kenaikan golongan.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkn bahwa dasar-dasar untuk
melakukan promosi jabatan dengan menilai pengalaman dan kecakapan seorang
karyawan. Akan lebih baik lagi jika perusahaan menerapkan kombinasi dari
pengalaman dan kecakapan agar karyawan yang akan dipromosikan adalah orang
yang tepat untuk jabatan tersebut dan dapat memberikan hasil yang maksimal.
2.2.6 Prosedur Pelaksanaan Promosi
Peran promosi sebagai suatu motivasi penting sekali dan berperan vital
untuk memprediksi mutu penyeliaan sutau perusahaan. Meskipun banyak yang
dapat dilakukan untuk membina bakat yang ada, usaha untuk mewujudkannya
memang agak mubazir. Oleh karena itu harus dianalisis berbagai cara bagaimana
promosi
tenaga
kerja
dapat
dilaksanakan
dalam
perusahaan.
Menurut
Sastrohadiwiryo (2013:263) prosedur pelaksanaan promosi yang biasa dianut
perusahaan yaitu:
1. Promosi Dari Dalam Perusahaan
Merupakan suatu tradisi untuk mencari calaon yang akan menduduki
jabatan manajer pada suatu hierarki perusahaan di antara jajaran tenaga
kerja yang ada merupakan kebiasaan umum yang tampaknya hampir
membudaya. Setiap perusahaan seolah-olah mengikuti konsep tersebut,
dan kebanyakan mereka berusaha menggunakannya dengan kesungguhan.
2. Promosi Melalui Prosedur Pencalonan
Pencalonan oleh manajemen adalah proses penunjang guna mengajukan
bawahan tertentu untuk dipromosikan. Tidak dapat disangsikan bahwa
prosedur ini tidak sistematis dan mudah keliru, tetapi bagaimanapun juga
proses inilah yang paling luas digunakan dalam perusahaan untuk
menyelidiki tenaga kerja yang dipromosikan.
3. Promosi Melalui Prosedur Seleksi
Biasanya proses seleksi bagi perusahaan-perusahaan besar menggunakan
berbagai jenis ujian psikologis untuk tujuan ini. Para calon yang akan
19
dipromosikan dihimpun lalu dipilih sesuai dengan kualifikasi yang telah
ditetapkan. Cara ini kurang mendapat tanggapan positf dari para tenaga
kerja karena prosedur dianggap terlalu berbelit-belit (dengan beberapa
tahapan) yang harus dilalui oleh seseorang yang akan dipromosikan, dan
belum tentu peserta seleksi akan lulus. Akibatnya banyak waktu dan
tenaga yang terbuang dengan sia-sia.
2.2.7
Pengaruh Sampingan dalam Pelaksanaan Promosi
Pelaksanaan program promosi mempunyai pengaruh positif dan pengaruh
negatif terhadap para pegawai. Menurut IG. Wursanto dalam Mangkunegara
(2012:72), mengatakan pengaruh-pengaruh tersebut, antara lain:
1. Pengaruh Positif
Promosi berpengaruh positif apabila promosi itu dilaksanakan secara
objektif atas dasar persaingan yang sehat, sehingga para pegawai termotivasi
untuk maju, mengembangkan bakat, serta kemampuan dan kariernya sesuai
dengan batas-batas tertentu.
2. Pengaruh Negatif
Promosi berpengaruh negatif apabila:
1) Promosi dilakukan tidak secara objektif. Hal ini akan mengakibatkan
timbulnya:
- Pertentangan antar pegawai
- Pertentangan antara atasan dan bawahan
- Suasana kerja yang tidak harmonis
- Sikap saling mencurigai
- Semangat kerja, disiplin dan loyalitas yang rendah
2) Ada pegawai yang terlalu berambisi untuk memperoleh promosi.
Pegawai seperti ini biasanya menghalalkan segala cara untuk mendapatkan
promosi, bahkan cara yang dapt merugikan pihak lain. Dengan kata lain
promosi dilakukan atas dasar persaingan yang tidak sehat.
20
2.3
Motivasi
2.3.1 Pengertian Motif, Motivasi, dan Motivasi Kerja
Motivasi pada dasarnya merupakan proses untuk mempengaruhi seseorang
agar melakukan sesuatu yang diinginkan. Dengan kata lain, adalah dorongan dari
luar terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan ini,
dimaksudan desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup
dan merupakan kecendrungan untuk mempertahankan hidup. Jadi kunci
terpenting dalam hal ini, bahwa manajer atau pemimpin organisasi harus
memahami pengertian yang mendalam tentang manusia.
Sebelum lebih lanjut mengetahui arti Motivasi Kerja itu sendiri, kata
motivasi berasal dari Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan.
Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya menunjukkan pada sumber daya
manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana
caranya mangarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara
produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Untuk manajer atau pimpinan harus mengetahui apa itu motivasi. Dan
untuk mempertegas pemahaman motivasi ini, perlu kiranya dipahami beberapa
istilah yang mirip dan sering membingungkan, yaitu sebagai berikut :
Menurut Berelson Steiner yang dikutip oleh Mangkunegara (2012:18)
menyatkan bahwa:
“Motif adalah satu keadaan batiniah yang memberikan energi
kepada aktivitas-aktivitas atau menggerakannya, karena itu menjadi
motivasi mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku pada satu
tujuan”
Sedangkan pengertian Motivasi menurut Rivai dalam Suhendra (2015:37) :
“Motivasi
adalah
serangkaian
sikap
dan
nilai-nilai
yang
mempengaruhi untuk mencapai hasil yang spesifik sesuai dengan
tujuan individu”.
Dari Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja
merupakan reaksi yang diberikan oleh karyawan terhadap lingkungan pekerjaan.
Motivasi kerja yang tinggi diberikan oleh karyawan akan meningkatkan
21
produktivitas perusahaan, sehingga akan memudahkan pencapaian tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan. Jadi jelas motivasi kerja besar pengaruhnya
dalam operasi perusahaan, oleh karena itu perusahaan selalu mengharapkan
karyawan-karyawan yang memiliki motivasi kerja yang tinggi.
2.3.2 Tujuan Motivasi
Motivasi bertujuan untuk memberikan dorongan kepada setiap individu
untuk mencapai tujuan yang telah diarahkan oleh perusahaan atau institusi.
Tujuan Motivasi menurut Hasibuan yang dikutif Aswandi (2013:16) :
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
Kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan,
dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan
perusahaan.
b. Meningkatkan produktivitas karyawan.
Dengan produktivitas yang tinggi, aktivitas yang dilakukan akan diselesaikan
dengan baik, sehingga akan memberikan keuntungan pada perusahaan.
c. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
Kedisiplinan menjadi kunci terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat. Dengan disiplin yang baik berarti karyawan sadar dan bersedia
mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
d. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
Rekan kerja yang ramah dan mendukung, atasan yang ramah, memahami,
menghargai
dan
menunjukkan
keberpihakan
kepada
bawahan
akan
menciptakan hubungan kerja yang baik.
e. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipatif karyawan.
Karyawan ikut berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk mengajukan
ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan cara ini,
karyawan merasa ikut bertanggungjawab atas tercapainya tujuan perusahaan
sehingga moral dan gairah kerjanya akan meningkat.
22
f. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
Dengan mempunyai motivasi yang tinggi maka karyawan akan mempunyai
rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan karyawan
tersebut akan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Berdasarkan hal tersebut diatas, jelaslah bahwa di dalam setiap perusahaan
diperlukan motivasi kerja yang tinggi dari para karyawannya. Apabila tidak
terdapatnya motivasi kerja yang tinggi dari para karyawannya dalam suatu
perusahaan, maka akanlah sulit perusahaan tersebut untuk mencapai tujuannya.
2.3.3 Asas-Asas Motivasi
Motivasi dapat dijadikan dasar untuk memberikan motivasi kepada kepada
karyawan menjadi lebih baik. Asas-asas motivasi menurut Hasibuan yang dikutif
Aswandi (2013:16) :
a.
Asas mengikutsertakan
Asas
mengikutsertakan
maksudnya
mengajak
bawahan
untuk
ikut
berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan ideide, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan cara ini,
bawahan merasa ikut bertanggungjawab atas tercapainya tujuan perusahaan
sehingga moral dan gairah kerjanya akan meningkat.
b.
Asas komunikasi
Asas komunikasi maksudnya menginformasikan secara jelas tentang tujuan
yang ingin dicapai, cara mengerjakannya, dan kendala yang dihadapi.
Dengan asas komunikasi, motivasi kerja bawahan akan meningkat. Sebab
semakin banyak seseorang mengetahui suatu soal, semakin besar pula minat
dan perhatiannya terhadap hal tersebut. Jika seorang pemimpin secara nyata
berjanji untuk senantiasa memberikan informasi kepada bawahannya, ia akan
berkata, “Saya rasa saudara orang penting. Saya hendak memastikan bahwa
saudara mengetahui apa yang sedang terjadi”. Dengan cara ini, bawahan akan
merasa dihargai dan akan lebih giat bekerja.
23
c.
Asas pengakuan
Asas pengakuan maksudnya memberikan penghargaan dan pengakuan yang
tepat serta wajar kepada bawahannya atas prestasi kerja yang dicapainya.
Bawahan akan bekerja keras dan semakin rajin, jika mereka terus-menerus
mendapat pengakuan dan kepuasan dari usaha-usahanya. Dalam memberikan
pengakuan seperti pujian kepada bawahan hendaknya dijelaskan bahwa dia
patut menerima penghargan itu, karena prestasi kerja atau jasa-jasa yang telah
diberikan. Pengakuan dan pujian harus diberikan dengan ikhlas dihadapan
umum supaya nilai pengakuan itu semakin besar.
d.
Asas wewenang yang didelegasikan
Yang dimaksud asas wewenang yang didelegasikan adalah mendelegasikan
sebagian wewenang serta kebebasan karyawan untuk mengambil keputusan
dan berkreativitas dan melaksanakan tugas-tugas atasan atau manajer. Dalam
pendelegasian ini, manajer harus menyakinkan bawahan bahwa karyawan
mampu dan dipercaya dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.
Misalnya dengan mengatakan, “Ini suatu pekerjaan. Saudara dapat
mengambil keputusan sendiri bagaimana harus melakukannya.” Dengan
tindakan ini manajer menyatakan secara jelas bahwa bawahan itu cakap dan
penting. Asas ini akan memotivasi moral/gairah bekerja bawahan sehingga
semakin tinggi dan antusias.
e.
Asas perhatian timbal balik
Asas
perhatian
timbal
balik
adalah
memotivasi
bawahan
dengan
mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan di samping berusaha
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan bawahan dari perusahaan.
Misalnya, manajer minta supaya karyawan meningkatkan prestasi kerjanya
sehingga perusahaan memperoleh laba yang lebih banyak. Apabila laba
semakin banyak, balas jasa mereka akan dinaikkan. Jadi ada perhatian timbal
balik untuk memenuhi keinginan semua pihak. Dengan asas motivasi ini
diharapkan prestasi kerja karyawan akan meningkat.
24
2.3.4 Metode Motivasi
Motivasi dapat diberikan dalam beberapa metode yang dapat mendorong
karyawan untuk bekerja lebih baik. Metode motivasi menurut Hasibuan yang
dikutif Aswandi (2013:19) :
a.
Metode langsung (Direct motivation)
Motivasi (materiil dan nonmateriil) yang diberikan secara langsung kepada
setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Jadi
sifatnya khusus seperti memberikan pujian, penghargaan, bonus, piagam, dan
lain sebagainya.
b.
Metode tidak langsung (Indirect motivation)
Motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung
serta menunjang gairah kerja/kelancaran tugas, sehingga para karyawan betah
dan bersemangat melakukan pekerjaanya. Misalnya: kursi yang empuk,
mesin-mesin yang baik dan mendukung, ruangan kerja yang nyaman, suasana
lingkungan pekerjaan yang baik dan kondusif, penempatan karyawan yang
tepat dan lainnya. Motivasi tidak langsung ini besar pengaruhnya untuk
merangsang semangat kerja karyawan, sehingga produktivitas kerja karyawan
meningkat.
Berdasarkan metode tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam
memotivasi karyawan, kita harus mengetahui tentang apa yang dibutuhkan
oleh para karyawan tersebut secara langsung maupun tidak langsung di dalam
pelaksanaan pekerjaannya dalam usaha pencapaian tujuan bersama.
2.3.5 Model-Model Motivasi
Cara terbaik untuk menyimpulkan dan menggunakan berbagai konsep
motivasi yaitu dengan mengembangkan model motivasi. Menurut Hasibuan yang
dikutif Aswandi (2013:18), beberapa model motivasi yang bisa digunakan dalam
motivasi adalah:
1.
Model tradisional
Model ini mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar gairah
kerjanya meningkat, perlu diterapkan sistem insentif, yaitu memberikan
25
insentif (uang/barang) kepada karyawan yang berprestasi baik. Semakin
banyak produksinya semakin besar pula balas jasanya. Jadi, motivasi
bawahan hanya unutk mendapatkan insentif (uang/barang) saja.
2.
Model hubungan manusiawi
Model ini mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar gairah
kerjanya meningkat ialah dengan mengakui kebutuhan social mereka dan
membuat mereka merasa berguna dan penting. Sebagai akibatnya, karyawan
mendapatkan beberapa kebebasan membuat keputusan dan kreativitas dalam
pekerjaannya. Dengan memperhatikan kebutuhan materiil dan nonmaterial
karyawan, motivasi kerjanya akan meningkat pula. Jadi motivasi karyawan
adalah untuk mendapatkan materiil dan nonmaterial.
3.
Model sumber daya manusia
Model ini mengatakan bahwa karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, bukan
hanya uang/barang atau keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan
pencapaian dan pekerjaan yang berarti. Menurut model ini, karyawan
cenderung memperoleh kepuaan dari prestasi yang baik. Karyawan bukanlah
berprestasi baik karena merasa puas, melainkan karena termotivasi oleh rasa
tanggungjawab
yang
lebih
luas
untuk
membuat
keputusan
dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Jadi menurut model sumber daya manusia,
untuk memotivasi bawahan dilakukan dengan memberikan tanggungjawab
dan
kesempatan
yang
keputusan/kebijaksanaan
luas
dalam
bagi
mereka
menyelesaikan
untuk
pekerjaanya.
mengambil
Motivasi
moral/gairah bekerja seseorang akan meningkat, jika kepada mereka
diberikan kepercayaan dan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya.
2.3.6
Proses Motivasi
Proses motivasi kerja diawali dengan rasa kekurangan kebutuhan, yang
menggerakkan untuk mendapatkan sesuatu sehingga timbul suatu proses
pencarian, kemudian orang memilih ramgkaian tindakan tersebut. Menurut
Hasibuan yang dikutif Aswandi (2013:22), proses motivasi yaitu :
26
a.
Tujuan
Dalam proses memotivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi,
kemudian para bawahan dimotivasi ke arah tujuan tersebut.
b.
Mengetahui kepentingan
Dalam proses motivasi penting mengetahui kebutuhan/keinginan karyawan
dan tidak hanya melihatnya dari sudut kepentingan pimpinan dan perusahaan
saja.
c.
Komunikasi efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dan efektif
dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya
dan syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentifitu
diperolehnya.
d.
Integrasi tujuan
Dalam proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan
kepentingan karyawan. Tujuan perusahaan adalah needs complex, yaitu untuk
memperoleh laba, perluasan perusahaan, sedangkan tujuan individu karyawan
adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi tujuan organisasi dan tujuan
karyawan harus disatukan.
e.
Fasilitas
Manajer dalam memotivasi harus memberikan fasilitas kepada perusahaan
dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan
pekerjaan, misalnya memberikan bantuan kepada salesman.
f.
Team work
Manajer harus menciptkan team work yang terkoordinasi baik yang dapat
mencapai tujuan perusahaan. Team work (kerjasama) ini penting karena
dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.
27
2.3.7 Teori-Teori Motivasi
1.Teori Kebutuhan A. Maslow
Teori Abraham Maslow yang dikutip oleh Mangkunegara (2012:154)
adalah teori kebutuhan. Menurut Maslow bahwa pada setiap diri manusia itu
terdiri atas lima kebutuhan yaitu :
a. Physiological Needs
Physiological Needs yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Yang
termasuk dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum, perumahan,
udara, dan sebagainya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan ini
merangsang seseorang berperilaku atau bekerja giat.
b. Safety and Security Needs
Safety and Security Needs (keamanan dan keselamatan) adalah kebutuhan
dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan
dalam melaksanakan pekerjaan. Kebutuhan ini mengarah kepada dua
bentuk.
Pertama : Kebutuhan akan keamanan jiwa terutama keamanan jiwa di
tempat pekerjaan pada saat mengerjakan pekerjaan di waktu jam-jam kerja.
Para pekerja membutuhkan alat pelindung seperti masker bagi tukang las
yang harus dipenuhi oleh manajer. Dalam arti luas, setiap manusia
membutuhkan keamanan dan keselamatan jiwanya di mana pun ia berada.
Kedua : Kebutuhan akan keamanan harta di tempat pekerjaan pada waktu
jam-jam kerja, seperti motor yang disimpan jangan sampai hilang.
Pentingnya memuaskan kebutuhan-kebutuhan ini jelas terlihat pada
organisasi modern. Organisasi selalu mengutamakan keamanan dengan
menggunakan alat-alat canggih atau pengawalan untuk tempat pimpinan.
Bentuk lain dari pemuasan kebutuhan adalah dengan memberikan
perindungan asuransi (astek) kepada karyawan.
c. Affiliation or acceptance needs
Affiliation or acceptance needs adalah kebutuhan sosial, teman, afiliasi,
interaksi, dicintai, mencintai, serta diterima dalam pergaulan kelompok
pekerja dan masyarakat lingkungannya. Pada dasarnya manusia normal tidak
28
akan mau hidup menyendiri seorang diri di tempat terpencil. Ia selalu
membutuhkan kehidupan berkelompok, karena manusia adalah makhluk
sosial, sudah jelas ia mempunyai kebutuhan-kebutuhan sosial yang terdiri
empat golongan.
Pertama : kebutuhan akan perasaan diterima orang lain di lingkungan tempat
tinggal dan bekerja (sense of belonging).
Kedua : kebutuhan akan perasaan dihormati karena setiap manusia merasa
dirinya penting (sense of importance). Serendah-rendahnya pendidikan dan
kedudukan seseorang, ia tetap merasa dirinya penting. Oleh karena itu,
dalam memotivasi bawahan, pimpinan harus dapat melakukan tindakan yang
menimbulkan kesan bahwa tenaga mereka diperlukan dalam proses
pencapaian tujuan perusahaan.
Ketiga : kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement).
Setiap orang senang akan kemajuan dan tidak seorang pun yang menyenangi
kegagalan. Kemajuan, baik dalam bidang karir, harta, jabatan, dan
sebagainya merupakan kebutuhan serta idaman setiap orang.
Keempat : kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation).
Setiap individu anggota organisasi akan merasa senang jika ia diikutsertakan
dalam berbagai kegiatan organisasi, dalam arti diberi kesempatan untuk
memberikan saran-saran atau pendapat-pendapatnya kepada pimpinan
mereka.
d. Esteem or Status or Needs
Esteem or status needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri dan
pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat
lingkungannya. Idealnya prestise timbul karena adanya prestasi, tetapi tidak
selamanya demikian. Akan tetapi, perlu juga diperhatikan oleh pimpinan
bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam masyarakat atau posisi
seseorang dalam organisasi, semakin tinggi pula prestisenya. Prestise dan
status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai symbol
status itu.
29
e. Self actualization
Self actualization adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan
menggunakan kemampuan keterampilan, dan potensi optimal untuk
mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan/luar biasa. Kebutuhan ini
merupakan realisasi lengkap potensi seseorang secara penuh. Keinginan
seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya dapat berbeda satu dengan
lainnya. Pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan pimpinan perusahaan
dengan menyelenggarakan pendidikan dan latihan.
Tingkat – Tingkat Kebutuhan
.
5. Self Actualization
4. Esteem or Status
3. Affiliation or Acceptance
2. Safety and Security
1. Physicological neeeds
Pemuas kebutuhan-kebutuhan
Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow
Sumber : Mangkunegara (2012:156)
2. Teori Kebutuhan Fredich Herzberg
Menurut Herzberg’s two faktor theory atau teori motivasi dua faktor atau
teori motivasi kesehatan atau faktor higienis. Menurut teori ini motivasi yang
ideal yang dapat merangsang usaha adalah “Peluang untuk melaksanakan tugas
yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan
kemampuan.”
(Mangkunegara,
2012:156).
Herzberg
berdasarkan
hasil
penelitiannya menyatakan ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam
memotivasi bawahan, yaitu:
a. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang
yang mencakup perasaan untuk berprestasi, bertanggungjawab, kemajuan
dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas
semuanya itu.
30
b. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor yang
bersifat
embel-embel
saja pada pekerjaan,
peraturan
pekerjaan,
penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji, tunjangan, dan lain-lain.
c. karyawan kecewa, jika peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan
menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.
Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya
dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu:
a. Maintenance Faktors
Maintenance faktors adalah faktor-faktor pemeliharaan yang
berhubungan
dengan
hakikat
manusia
yang
ingin
memperoleh
ketenteraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini menurut Herzberg
merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan
ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Misalnya orang lapar
akan makan, kemudian lapar lagi dan lalu makan lagi, dan seterusnya.
Faktor-faktor pemeliharaan ini meliputi hal-hal gaji, kondisi kerja fisik,
kepastian pekerjaan, supervise yang menyenangkan, mobil dinas, rumah
dinas, dan macam-macam tunjangan lainnya. Hilangnya faktor-faktor
pemeliharaan ini dapat menyebabkan timbulnya ketidakpuasan dan
absennya karyawan, bahkan dapat menyebabkan banyak karyawan yang
keluar. Faktor-faktor pemeliharaan ini perlu mendapat perhatian yang
wajar dari pimpinan, agar kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan
dapat ditingkatkan. Maintenance faktor ini bukanlah merupakan motivasi
bagi karyawan, tetapi merupakan keharusan yang harus diberikan oleh
pimpinan kepada mereka, demi kesehatan dan kepuasan bawahan.
Menurut Herzberg, maintenance faktors bukan alat motivator sedangkan
menurut Maslow merupakan alat motivator bagi karyawan.
b. Motivitation Factors
Motivation factors adalah faktor motivator yang menyangkut
kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam
melakukan pekerjaan. Faktor motivasi ini berhubungan dengan
penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan
31
pekerjaan, misalnya kursi yang empuk, ruangan yang nyaman,
penempatan yang tepat dan lain sebagainya.
Konsep hygiene juga disebut teori dua faktor, yaitu:
1) Isi (content = satisfiers) pekerjaan
a) Prestasi (Achievement)
b) Pengakuan (Recognition)
c) Pekerjaan itu sendiri (The work it self)
d) Tanggungjawab (Responsibility)
e) Pengembangan potensi individu (Advancement)
Rangkaian ini melukiskan hubungan seseorang dengan apa yang
dikerjakannya (job-content) yakni kandungan kerja pada tugasnya.
2) Faktor higienis (demotivasi = dissatisfiers)
a) Gaji atau upah
b) Kondisi kerja
c) Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan
d) Hubungan antarpribadi
e) Kualitas supervisi
Dari teori ini timbul paham bahwa dalam perencanaan pekerjaan harus
diusahakan sedemikian rupa, agar kedua faktor ini (faktor pemeliharaan
dan faktor motivasi) dapat dipenuhi. Banyak kenyatan yang dapat dilihat
misalnya dalam suatu perusahaan, kebutuhan kesehatan mendapat
perhatian yang lebih banyak dari pada pemenuhan kebutuhan individu
secara keseluruhan. Hal ini dapat dipahami, karena kebutuhan ini
mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kelangsungan hidup
individu. Kebutuhan penigkatan prestasi dan pengakuan ada kalanya
dapat dipenuhi dengan memberikan bawahan suatu tugas yang menarik
untuk dikerjakannya. Ini adalah suatu tantangan bagaimana suatu
pekerjaan direncanakan sedemikian rupa, sehingga dapat menstimulasi
dan menantang si pekerja serta menyediakan kesempatan baginya untuk
maju.
32
3. Teori X dan Y Douglas Mc. Gregor
Douglas McGregor mengajukan dua pandangan yang berbeda tentang
manusia. Negatif dengan tanda label X dan positif dengan tanda label Y. Setelah
melakukan penyelidikan tentang perjanjian seorang manajer dan karyawan,
McGregor merumuskan asumsi-asumsi dan perilaku manusia dalam organisasi
sebagai berikut (Rivai, dalam Suhendra 2015:43):
Teori X (negatif) merumuskan asumsi seperti:
a. Karyawan sebenarnya tidak suka bekerja dan jika ada kesempatan dia
akan menghindari dan akan bermalas-malasan dalam bekerja.
b. Semenjak karyawan tidak suka atau tidak menyukai pekerjaannya,
mereka harus diatur dan dikontrol bahkan mungkin ditakuti untuk
menerima sanksi hukum jika tidak bekerja dengan sungguh-sungguh.
c. Karyawan akan meghindari tanggung jawabnya dan mencari tujuan
formal sebisa mungkin.
d. Kebanyakan karyawan menempatkan keamanan di atas faktor lainnya
yang berhubungan erat dengan pekerjaan dan akan menggambarkannya
dengan sedikit ambisi.
Menurut teori X untuk memotivasi karyawan, harus dilakukan dengan
cara pengawasan yang ketat, dipaksa dan diarahkan supaya mereka mau bekerja
giat. Jenis motivasi yang diterapkan adalah cenderung pada motivasi negatif yakni
dengan menerapkan hukuman yang tegas.
Sebaliknya teori Y (positif) memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Karyawan dapat memandang pekerjaannya sebagai sesuatu yang wajar,
lumrah dan alamiah baik tempat bermain atau beristirahat, dalam artian
berdiskusi atau sekedar teman bicara.
b. Manusia akan melatih tujuan pribadi dan pengontrolan diri sendiri jika
mereka melakukan komitmen yang sangat objektif.
c. Kemampuan untuk melakukan keputusan yang cerdas dan inovatif adalah
tersebar secara meluas diberbagai kalangan tidak hanya dari kalangan top
manajemen atau dewan direksi.
33
Menurut teori Y untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan
dengan cara meningkatkan partisipasi karyawan, kerjasama dan keterkaitan pada
keputusan. Tegasnya, dedikasi, dan partisipasi akan lebih menjamin tercapainya
sasaran.
2.3.8 Indikator-Indikator Motivasi Kerja
Teori Abraham Maslow yang dikutip oleh Mangkunegara (2012:154)
adalah teori kebutuhan. Menurut Maslow bahwa pada setiap diri manusia itu
terdiri atas lima kebutuhan yaitu :
1. Physiological Needs
Physiological Needs yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Yang
termasuk dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum, perumahan,
udara, dan sebagainya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan ini merangsang
seseorang berperilaku atau bekerja giat.
2. Safety and Security Needs
Safety and Security Needs (keamanan dan keselamatan) adalah kebutuhan dari
ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam
melaksanakan pekerjaan. Kebutuhan ini mengarah kepada dua bentuk.
Pertama : Kebutuhan akan keamanan jiwa terutama keamanan jiwa di
tempat pekerjaan pada saat mengerjakan pekerjaan di waktu jam-jam kerja.
Para pekerja membutuhkan alat pelindung seperti masker bagi tukang las
yang harus dipenuhi oleh manajer. Dalam arti luas, setiap manusia
membutuhkan keamanan dan keselamatan jiwanya di mana pun ia berada.
Kedua : Kebutuhan akan keamanan harta di tempat pekerjaan pada waktu
jam-jam kerja, seperti motor yang disimpan jangan sampai hilang.
Pentingnya memuaskan kebutuhan-kebutuhan ini jelas terlihat pada
organisasi modern. Organisasi selalu mengutamakan keamanan dengan
menggunakan alat-alat canggih atau pengawalan untuk tempat pimpinan.
Bentuk lain dari pemuasan kebutuhan adalah dengan memberikan
perindungan asuransi (astek) kepada karyawan.
34
3. Affiliation or acceptance needs
Affiliation or acceptance needs adalah kebutuhan sosial, teman, afiliasi,
interaksi, dicintai, mencintai, serta diterima dalam pergaulan kelompok
pekerja dan masyarakat lingkungannya. Pada dasarnya manusia normal tidak
akan mau hidup menyendiri seorang diri di tempat terpencil. Ia selalu
membutuhkan kehidupan berkelompok, karena manusia adalah makhluk
sosial, sudah jelas ia mempunyai kebutuhan-kebutuhan sosial yang terdiri
empat golongan.
Pertama : kebutuhan akan perasaan diterima orang lain di lingkungan tempat
tinggal dan bekerja (sense of belonging).
Kedua : kebutuhan akan perasaan dihormati karena setiap manusia merasa
dirinya penting (sense of importance). Serendah-rendahnya pendidikan dan
kedudukan seseorang, ia tetap merasa dirinya penting. Oleh karena itu,
dalam memotivasi bawahan, pimpinan harus dapat melakukan tindakan yang
menimbulkan kesan bahwa tenaga mereka diperlukan dalam proses
pencapaian tujuan perusahaan.
Ketiga : kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement).
Setiap orang senang akan kemajuan dan tidak seorang pun yang menyenangi
kegagalan. Kemajuan, baik dalam bidang karir, harta, jabatan, dan
sebagainya merupakan kebutuhan serta idaman setiap orang.
Keempat : kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation).
Setiap individu anggota organisasi akan merasa senang jika ia diikutsertakan
dalam berbagai kegiatan organisasi, dalam arti diberi kesempatan untuk
memberikan saran-saran atau pendapat-pendapatnya kepada pimpinan
mereka.
4. Esteem or Status or Needs
Esteem or status needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri dan
pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat
lingkungannya. Idealnya prestise timbul karena adanya prestasi, tetapi tidak
selamanya demikian. Akan tetapi, perlu juga diperhatikan oleh pimpinan
bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam masyarakat atau posisi
35
seseorang dalam organisasi, semakin tinggi pula prestisenya. Prestise dan
status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai symbol status
itu.
5. Self actualization
Self actualization adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan
kemampuan keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja
yang sangat memuaskan/luar biasa. Kebutuhan ini merupakan realisasi
lengkap potensi seseorang secara penuh. Keinginan seseorang untuk mencapai
kebutuhan sepenuhnya dapat berbeda satu dengan lainnya. Pemenuhan
kebutuhan dapat dilakukan pimpinan perusahaan dengan menyelenggarakan
pendidikan dan latihan.
Tingkat – Tingkat Kebutuhan
.
5. Self Actualization
4. Esteem or Status
3. Affiliation or Acceptance
2. Safety and Security
1. Physicological neeeds
Pemuas kebutuhan-kebutuhan
Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow
Sumber : Mangkunegara (2012:156)
2.4
Hubungan Promosi Jabatan dengan Motivasi
Proses motivasi berawal dari adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi
sehingga menciptakan ketegangan yang menimbulkan dorongan-dorongan dalam
diri seseorang. Dorongan-dorongan ini menimbulkan upaya pencarian guna
memenuhi atau memuaskan kebutuhan, pada akhirnya tekanan yang dirasakan
menurun.
Pada saat tekanan menurun, maka motivasi juga menurun. Karena itu,
tekanan tekanan yang proporsional harus dilakukan secara kontinyu agar
dorongan untuk bertindak selalu hidup dalam diri seseorang. Secara individual,
36
upaya motivasi bisa dilakuan melalui upaya-upaya mengontrol, menilai lalu
memotivasi diri sendiri. Namun, ada kalanya kesadaran untuk memotivasi diri
tidak muncul dalam diri seseorang, karena itu diperlukan motivasi eksternal yang
bisa berasal dari atasan, keluarga, rekan sejawat, dan lainnya.
Promosi jabatan merupakan bentuk motivasi yang diberikan atasan atau
perusahaan kepada karyawan dimana karyawan akan mendapatkan promosi
dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan perusahaan, Dengan diberikan
promosi jabatan maka karyawan akan termotivasi untuk meraih jenjang karir yang
diharpkannya karena dengan adanya promosi jabatan maka jabatan akan
meningkat, kompensasi pun akan meningkat begitu pula tanggung jawab yang
embannya.
2.5
Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang didapat dari repository adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
No
1
Nama
Judul
Hasil penelitian
Bastian Prabowo,
Pengaruh promosi jabatan Adanya pengaruh positif dan
Mochammad Al
terhadap Motivasi kerja
signifikan antara promosi
Musadieq,
dan prestasi kerja
jabatan terhadap
Ika Ruhana, 2016
Motivasi kerja dan prestasi
kerja
2
Khusnul Khotimah,
Pengaruh Promosi
Promosi jabatan dan insentif
Mochammad Al-
Jabatan Dan Insentif
berpengaruh
Musadieq .
Terhadap Motivasi Kerja
motivasi kerja
terhadap
M. Soe’oed Hakam
2015
3
Fuji
Sungkono, Pengaruh pengembangan
2013
4
Pengembangan
karir
karir terhadap motivasi
berpengaruh
terhadap
kerja karyawan
motivasi kerja karyawan
Agnetha
Mutasi Dan Promosi
Mutasi dan promosi jabatan
Judas,2013
Jabatan Pengaruhnya
berpengaruh terhadap prestasi
37
Terhadap Prestasi Kerja
kerja
Pegawai Pada Kanwil
Ditjen Kekayaan Negara
Suluttenggo Dan Maluku
Utara Di Manado
5
Titis
Analisis pengaruh
motivasi kerja serta tingkat
Windiara,2014
motivasi kerja serta
Kesejahteraan
tingkat Kesejahteraan
berpengaruh
karyawan terhadap
kinerja karyawan
karyawan
terhadap
kinerja karyawan
6
Ahmad
2014
2.6
Faizal, Hubungan promosi
promosi jabatan memiliki
jabatan dengan
hubungan
yang
motivasi kerja
dengan motivasi kerja
kuat
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Perusahaan menyadari bahwa motivasi kerja karyawan sangat berpengaruh
terhadap laju pertumbuhan perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi
motivasi kerja seseorang. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan satu
perusahaan adalah mengolah sumber daya manusia. Sumber daya manusia ini
merupakan penggerak utama dalam operasional perusahaan, kata lain sumber
daya manusia ini sangat berperan dalam memajukan perusahaan. maka dari itu
perusahaan perlu memberikan kesempatan kepada karyawan untuk dipromosikan
yang diharapkan akan memberikan motivasi kerja yang baik. Seperti yang
dikemukakan oleh Siagian (2013 : 169) bahwa:
“Setiap pegawai mendambakan promosi karena dipandang sebagai
penghargaan atas keberhasilan seseorang menunjukan prestasi kerja
yang tinggi dalam menunaikan kewajibannya dalam pekerjaan dan
jabatan yang dipangkunya sekarang, sekaligus sebagai pengakuan
atas kemampuan dan potensi yang bersangkutan untuk menduduki
posisi yang lebih tinggi dalam organisasi”.
38
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Mulia Nasution (2012 : 145) bahwa:
“Penghargaan yang dapat dibeerikan perusahaan kepada karyawan
yang
berprestasi
dengan
baik
adalah
dengan
memberikan
kesempatan promosi”.
Promosi merupakan idaman setiap pegawai, sebab melalui program
promosi akan membawa pengaruh dan peningkatan kemampuan pegawai untuk
menduduki jabatan yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Gauzali
Saydam dalam Suhendra (2015: 102) yaitu:
“Promosi dapat menjadi motivasi yang mendorong setiap karyawan
untuk
bekerja
lebih
baik,
lebih
giat,
bersemangat
dalam
melaksanakan pekerjaan untuk meningkatkan prestasi kerjanya”.
Dengan uraian di atas tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa program
promosi jabatan erat hubungannya dengan motivasi kerja, karena motivasi kerja.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dikemukakan sebagai berikut :
“promosi jabatan mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi kerja”
Promosi jabatan
Motivasi kerja
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Download