BENTUK PERILAKU KONSUMTIF DALAM PENGGUNAAN TELEPON SELULER DIKALANGAN ANAK MUDA TANJUNGPINANG (STUDI KASUS MAHASISWA SOSIOLOGI FISP UMRAH) Naskah Publikasi Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Sosiologi RISKY MAULYAN ANGGIT NIM: 110569201139 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015 BENTUK PERILAKU KONSUMTIF DALAM PENGGUNAAN TELEPON SELULER DIKALANGAN ANAK MUDA TANJUNGPINANG (STUDI KASUS MAHASISWA SOSIOLOGI FISP UMRAH) Risky Maulyan Anggit Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji 2015 ABSTRAK Perilaku konsumsi atas tanda-tanda yang melekat pada telepon seluler merupakan fenomena yang terjadi pada masyarakat konsumsi modern. Fenomena serupa juga terjadi di kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Angka tingkat kepemilikan telepon seluler yang sangat tinggi dikota Tanjungpinang dapat mengindikasikan bahwa ada perilaku konsumsi tanda yang mendorong kuantitas kepemilikan telepon seluler di kota Tanjungpinang. Kegiatan konsumsi tanda tersebut dilakukan oleh anak muda dengan mengkonsumsi nilai tanda dari dua merk telepon seluler termuka dunia yaitu Samsung dan Apple. Para konsumen melakukan konsumsi tanda didasarkan oleh aspek pada hubungan sosial yang tercipta ketika kegiatan konsumsi tanda dilakukan, hal tersebut seirama dengan teori dari Jean Baudrillard dalam karyanya The Consumer Society. Berdasarkan dari hal tersebut, dapat disimpulkan perumusan masalah yaitu; bagaimana makna merk telepon seluler Samsung dan Apple dikalangan anak muda Tanjungpinang? Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa para informan melakukan tindakan konsumsi tanda dengan latar belakang untuk prestise serta dari perilaku konsumsi tersebut, para konsumen ingin masuk kedalam kelompok orangorang yang mengkonsumsi merk yang sama dengan mereka yang dalam hal ini adalah konsumen Samsung dan Apple, yang memiliki citra produk yang sangat tinggi. Citra tanda pada telepon seluler dibentuk oleh media ataupun oleh individu lain. Kebutuhan akan telepon seluler yang para informan rasakan juga merupakan hasil dari sistem produksi yang dibuat oleh kapitalis, sehingga kebutuhan akan telepon seluler yang konsumen rasakan sebenarnya adalah kebutuhan palsu. Kata Kunci: Perilaku Konsumsi, Konsumsi Tanda, Nilai Tanda, Kebutuhan Palsu, Samsung, Apple CONSUMTIVE BEHAVIOURS IN CELLPHONE USAGE AMONG YOUNG ADULT IN TANJUNGPINANG (STUDY ON STUDENTS IN SOCIAL DEPARTMENT UMRAH) Risky Maulyan Anggit Sociology Faculty of Social & Politics University of Maritime Raja Ali Haji 2015 ABSTRACT Consumptive behaviours on signs which attached on cellular phone are a common phenomenon in a modern consumptive society. A simillar phenomenon also occurs in Tanjungpinang City, Riau Island. A high number of cellular phones ownership in Tanjungpinang indicating there is comsumptive behaviour on sign which helps the cellular phone ownership number increases. Comsumption activities on signs were usually done by young adult whom comsume on signs values of the two most renowned world’s cellular phone brands, Samsung and Apple. Consumers do a signs comsumption based on a social relationship which built upon the comsumptions they had done, that is what Baudrillard theorized in his work, “The Consumer Society”. Based upon that, we can formulate a problem: what is the meaning of the cellular phone brands, Samsung and apple, among young adults of Tanjungpinang? The results of the research have shown that the informants are doing the signs comsumption for prestige and from that comsumption behaviours, the researcher were able to determine that the comsumers are wanted to join a same group of people whom comsume the same thing as they did, in this case, the group who comsume Samsung and Apple’s brand whose got a very high brand image. That brand image was formed by either medias or other individual. A needs of cellular phone that informants felt were just a product of a system of production that made by capitalist, so in reality, the needs of cellular phone that informants felt are just a mere false needs. Keywords: Comsumptive Behaviour, Signs Comsumption, Sign Value, Needs, Samsung, Apple. False jual-beli yang semakin luas tidak A. Latar Belakang Pemuda merupakan pionir kemajuan suatu negara. Anak muda Indonesia identik dengan kaum terpelajar karena ada anggapan dari masyarakat bahwa anak-anak jika sudah lulus Sekolah Menengah Atas harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Universitas ataupun sekolah tinggi lainnya. positif seperti itu, anak muda juga terkena dampak perkembangan negatif teknologi dari seperti penyalahgunaan konten pornografi yang bebas diakses di internet serta cyber crime yang biasanya menelan korban anak muda usia sekolah. ini Perubahan jaman juga diikuti merupakan tindakan rasional bagi oleh perubahan gaya hidup atau orang tua dari anak tersebut karena lifestyle yang berubah dari semua jika makin tinggi tingkat pendidikan elemen masyarakat, tidak terkecuali seseorang maka ia akan dapat bisa dialami lebih bersaing di dunia modern yang Menurut Chaney gaya hidup adalah makin maju ini yang dimana lebih pola tindakan (kegiatan keseharian mengutamakan dibidang seseorang dalam yang lebih spesifik. Kemajuan jaman kebutuhan sehari-hari), memberikan efek positif sebagai membedakan antara satu dengan wadah ilmu orang lain dan berkemungkinan pola pengetahuan seperti referensi bagi hidup seseorang tersebut berbeda. anak muda yang sedang kuliah dan Sesuatu juga sebagai sumber ide bagi anak seluruh pola seseorang dalam beraksi muda usaha dan berinteraksi di dunia (dalam wiraswasta serta menambah jaringan Asmanita, 2003:14). Artinya gaya keahlian untuk yang Hal berbatas. Walaupun dengan efek mencari menjalankan juga oleh yang anak muda. memenuhi yang menggambarkan 1 hidup dapat bagaimana dikenali orang dengan Penuntunan dan pengondisian menghabiskan terhadap pilihan individu dilakukan waktunya yang disebut aktivitas dengan indoktrinisasi, eksposisi, dan khususnya yang berkaitan dengan pomosi: pencitraan diri untuk merefleksikan individu dibombardir melalui surat status sosial. kabar, majalah, radio, film, televisi, Perkembangan gaya hidup atau lifestyle, membuat pilihan bagaimana mereka ingin tampil di depan umum baik langsung bantuan media maupun dengan sosial, makin beragam. Pilihan yang disediakan pada zaman sekarang dibentuk oleh budaya kapitalisme, dimana pilihan yang ada tidak bisa didapatkan secara percuma. Perkembangan teknologi juga mendorong makin beragamnya cara para kapitalis menawarkan produknya dengan melalui iklan, baik itu media cetak dan juga elektronik seperti televisi dan internet. Dengan akses yang mudah terhadap teknologi, anak muda otomatis dijajal dengan informasi tentang iklan yang datang dari berbagai jenis media. dan insting internet Contoh yang dan (Saeng, paling kesadaran 2012:259). nyata dari efektifnya promosi yang dilakukan para kapitalis ini adalah tidak bisa lepasnya manusia jaman sekarang dengan telepon seluler. Efektifitas dari penggunaan telepon seluler oleh manusia merupakan salah satu pendorong telepon seluler semakin diminati. Ingin berkomunikasi secara cepat, murah dan efisien adalah hal utama yang ditawarkan telepon seluler melebihi para pendahulunya dalam bidang komunikasi seperti surat, pager dan juga bentuk awal dari telepon seluler, yaitu telepon. Fenomena konsumsi telepon seluler sebenarnya erat kaitannya dengan modernisasi, yang merupakan 2 proses perubahan menuju masyarakat memberikan kepuasan untuk modern. Menurut Nanang Martono penggunanya. Dengan alasan (2012:83), modernisasi efisiensi, kenyamanan serta varian dalam kehidupan sehari-hari salah dari telepon seluler yang sudah satunya dibidang ekonomi, ditandai sangat variatif dan makin canggih, dengan maka telepon seluler makin diminati fenomena semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan barang- oleh barang dan jasa sehingga sektor telepon seluler terus berlomba-lomba industri untuk dibangun secara besar- masyarakat. Para menjadikan produsen produknya besaran untuk memproduksi barang. diminati oleh konsumen dengan fitur- Peningkatan fitur yang terus di perbaharui. Makin konsumerisme, pendapatan, dan konsumsi barang canggih telepon seluler tersebut dianggap sebagai simbol peran yang dengan fitur-fitur yang makin up-to- penting. Kegiatan konsumtif dalam date, maka dipastikan harga pasaran masyarakat modern diidentikkan barang tersebut akan terus naik dan membaiknya kemampuan konsumen harus mengeluarkan biaya mereka untuk memenuhi kebutuhan yang lebih besar dengan fasilitas hidup mereka. yang disediakan tersebut. Model dari dengan Nilai guna dari telepon seluler juga makin seiring adalah smartphone, dimana telepon dengan perkembangan jaman, yang seluler tersebut dapat melakukan awalnya hanya untuk berkomunikasi berbagai dengan menggunakan telepon dan tertanam layanan pesan, berubah perlahan keunggulannya menjadi tasking. alat berkembang telepon seluler yang paling baru serba guna yang hal karena fitur yang didalamnya dan didalam multi- Karena segala faktor 3 tersebut, maka para calon konsumer Samsung & Apple merupakan dua tertarik untuk melakukan kegiatan merk pilihan telepon seluler bagi konsumtif, kegiatan anak muda Tanjungpinang. Dengan konsumtif menjadi kebiasaan yang atas kepemilikan dua merk tersebut, tidak dapat dihilangkan. Konsumsi maka anak muda yang merupakan berubah keharusan, konsumen akan mendapatkan gengsi masyarakat ingin mencoba hal-hal karena memakai telepon seluler merk baru Samsung atau Apple. yang sehingga menjadi ditawarkan produsen Dan dengan telepon seluler, dan rela berkorban rentang harga telepon seluler merk demi mengkonsumsi sebuah benda Samsung dan Apple yang mahal, yang tidak signifikan fungsinya. Hal sehingga ini sejalan dengan sosiolog Perancis mengeluarkan Jean Baudrillard (2013:86) yang sedikit untuk membeli telepon seluler menyatakan bahwa: “logika sosial merk tersebut demi mendapatkan konsumsi pada gengsinya. Kebutuhan akan telepon barang, seluler sudah menjadi kebutuhan tidak pemanfaatan melainkan nilai pada terfokus guna muda uang harus yang tidak dan pokok bagi anak muda sehingga manipulasi sejumlah penanda sosial.” mereka rela untuk menabung untuk Fenomena produksi anak konsumsi telepon memenuhi perilaku konsumsi mereka seluler yang terjadi pada anak muda akan Tanjungpinang makin Fenomena konsumsi ini juga terjadi maraknya para anak muda membeli pada mahasiswa jurusan Sosiologi telepon seluler merk tertentu untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Politik mendapatkan prestis dari telepon Universitas Maritim Raja Ali Haji seluler tersebut. Telepon seluler merk Tanjungpinang, adalah telepon seluler karena tersebut. para 4 mahasiswa juga merupakan termasuk yang paling seluler terkenal diseluruh kedalam kategori anak muda yaitu dunia dengan rentang usia 18-35 tahun, belakangan. . Hal tersebut juga sehingga mereka juga mengalami sebanding dengan penjualan dari fenomena produk telepon seluler dari Samsung konsumsi tanda yang sama. dalam beberapa tahun dan Apple. Dengan nilai tanda dari Sebagian mahasiswa UMRAH merk telepon seluler Samsung dan adalah mahasiswa yang statusnya Apple yang tinggi serta merupakan sebagai dua raksasa perusahaan penyedia pekerja pendapatan dan memiliki bulanan. Dengan telepon seluler dunia, fenomena pendapatan yang mereka dapatkan, konsumsi tanda telepon seluler di para mahasiswa mengkonsumsi tanda Tanjungpinang merk telepon seluler Samsung dan kedua merk ini. Sehingga atas dasar Apple yang harga telepon selulernya tersebut penelitian melebihi untuk mengetahui pendapatan mereka juga perbulannya, sehingga mereka harus konsumsi tanda menabung untuk mendapatkan tanda Tanjungpinang tersebut. Samsung dan Apple. berdasarkan ini bertujuan bagaimana anak muda terhadap merek Pemborosan juga dilakukan para Penelitian ini menarik untuk dikarenakan uang dilakukan karena dengan tingkat perbulannya yang diperlukan untuk kepemilikan telepon seluler yang mengkonsumsi telepon seluler pintar sangat tinggi di Kepulauan Riau, tidak sedikit. maka berpotensial konsumen Apple dan Samsung merupakan dua perusahaan penyedia telepon penulis menganggap ada relevansi antara hal tersebut dengan perilaku konsumtif anak muda 5 Tanjungpinang yang dalam hal ini 1. Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Maritim Politik Raja Ali Universitas Haji, yang memprioritaskan sign-value. Serta bagaimana para mengeluarkan konsumen uang yang rela tidak Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui makna merk telepon seluler Samsung dikalangan dan anak Apple muda kota Tanjungpinang. sedikit untuk mendapat prestise atas kepemilikan telepon seluler tersebut yang motivasinya merupakan penguatan identitas diri yang melekat pada symbol yang terkonstruksi karena hubungan dan relasi sosial. Dari pendahuluan tersebut dapat perumusan masalah yaitu: “Bagaimana makna Kegunaan Penelitian a. Secara praktis Dilihat dari merk telepon seluler Samsung dan Apple dikalangan anak muda kota Tanjungpinang?” C. Tujuan & Kegunaan secara penelitian ini tujuan dan kegunaan penelitian: praktis diharapkan memberikan sumbangan pemikiran serta dapat membantu sebagai bahan informasi tentang bentuk perilaku konsumtif dalam penggunaan telepon seluler dikalangan anak muda kota Tanjungpinang b. Secara Teoritis Penelitian Dalam penelitian ini dirumuskan kegunaan penelitian dapat B. Perumusan Masalah disimpulkan 2. ini juga diharapkan dapat menjadi referensi maupun acuan informasi dalam penelitian6 penelitian berikutnya dengan permasalahan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Kota Riau. Tanjungpinang penelitian yang sama serta Kepualauan Tanjungpinang menjadi referensi pustaka yang merupakan ibukota Kepulauan bagi pemenuhan kebutuhan Riau juga menjadi salah satu faktor penelitian lanjutan. ketertarikan penulis karena D. Metode Penelitian Kepulauan Riau merupakan provinsi 1. Jenis Penelitian dengan kepemilikan telepon seluler Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor (dalam Silalahi, 2009:28), metode kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang mengahasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Tipe penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu dalam masyarakat. ini seluruh Indonesia, dan juga angka kepemilikan telepon seluler yang sangat tinggi di Tanjungpinang membuat tempat yang penulis pilih sangat pas untuk meneliti perilaku konsumtif dalam penggunaan telepon seluler. 3. Populasi dan Sampel Sesuai dengan jenis metode penelitian yaitu kualitatif, bahwa penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi dan sampel tetapi menggunakan Informan untuk 2. Lokasi Penelitian Penelitian diwilayah perkotaan paling besar diadakan di gedung Fakultas Ilmu Sosial dan memberikan sumber data. Penentuan informan dilakukan secara purposive, yaitu informan dipilih dengan 7 pertimbangan dan tujuan tertentu. tahun. Data yang akan diperoleh Informan yang digunakan sebagai adalah data yang berkaitan tentang sumber data dalam penelitian ini masalah adalah orang-orang yang dianggap perilaku mampu untuk memberikan informasi utama yaitu bentuk konsumtif dalam penggunaan telepon seluler yang dibutuhkan oleh peneliti, yaitu dikalangan anak muda Mahasiswa aktif Jurusan Sosiologi Tanjungpinang. Sub-permasalahan Fakultas & Politik yang didapat dari permasalahan 8 orang. tersebut antara lain; apa faktor- untuk faktor yang menyebabkan anak menjadi Informan adalah mahasiswa muda Tanjungpinang melakukan pekerja dengan pendapatan bulanan perilaku konsumtif, bagaimana nilai maksimal Rp. 3.000.000,00, dan tanda pada telepon seluler bagi anak memiliki muda Ilmu Sosial UMRAH, berjumlah Mahasiswa yang dipilih telepon seluler jenis tanjungpinang, tertentu, yaitu merk; Samsung & kebutuhan Apple dengan harga diatas seluler Rp. personalisasi 4. Jenis Data Data primer dalam penelitian ini yang langsung didapatkan peneliti dari informan yang merupakan Tanjungpinang pada telepon anak muda dan tanda bagaimana pada merk telepon seluler dikalangan anak A. Data Primer data pada Tanjungpinang, 3.500.000,00. adalah palsu bagaimana anak yang muda berusia diantara 18 sampai dengan 35 muda Tanjungpinang. B. Data Sekunder Data sekunder yang terdapat didalam penelitian ini adalah hasil dari riset dari Badan pusat statistik negara Indonesia ataupun 8 Tanjungpinang yang berkaitan b. Interview dengan permasalahan utama yaitu Interview bentuk perilaku konsumtif dalam dengan maksud untuk menggali penggunaan telepon seluler data yang diperlukan untuk dikalangan anak muda adalah percakapan permasalahan utama. Tanjungpinang. Data tersebut Percakapan itu dilakukan oleh berbentuk yang berisikan dua pihak yaitu pewawancara angka-angka tentang kepemilikan yang mengajukan pertanyaan telepon seluler diberbagai tempat di dan Indonesia. memberikan tabel 5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data terwawancara yang jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, L.J, 2007:186). Wawancara dalam a. Observasi penelitian ini dilakukan dengan Dalam observasi ini peneliti menggunakan pedoman akan mengamati apa kegiatan wawancara. Pedoman yang dilakukan oleh informan, wawancara tersebut berisi misalnya pertanyaan-pertanyaan yang akan para tanda kegiatan dalam konsumsi penggunaan diajukan kepada telepon seluler yang dilakukan informan untuk mendapatkan oleh para anak muda selaku jawaban mendalam mengenai informan dan juga akibat dari permasalahan utama penelitian perilaku terhadap yaitu bagaimana makna merk informan baik itu secara sosial, telepon seluler Samsung dan dengan Apple dikalangan anak muda tersebut caranya kepada orang lain. berinteraksi tanjungpinang. 9 C. Dokumentasi Teknik sistem struktural melalui objek yang Ini, merupakan penelahaan terhadap referensireferensi terorganisasi masyarakat modern. yang berhubungan fokus permasalahan konsumsi bukan sekedar nafsu untuk dokumen-dokumen membeli begitu banyak komoditas, yang dimaksud adalah dokumen satu fungsi kenikmatan, satu fungsi pribadi, individual, pembebasan kebutuhan, dengan penelitian, dokumen resmi, Bagi Baudrillard pemuasan rekaman kaset. Dokumentasi konsumsi objek. Konsumsi berada yang pada satu “panoply” objek; satu penulis telaah dari diri, kekayaan (2013) referensi- referensi, foto-foto, penelitian ini adalah dokumen sistem, atau kode, tanda; resmi tatanan dari Badan Statistik manipulasi atau “satu tanda”; sebagai referensi, serta jurnal- manipulasi objek sebagai tanda; satu jurnal penelitian terdahulu. sistem komunikasi (seperti bahasa); satu sistem pertukaran ideologis; E. Kerangka Teori produksi Penelitian ini dilandasi oleh teori yang dalam dikembangkan Baudrillard. oleh Baudrillard Jean adalah seorang teoritisi yang berasal dari Perancis Barat yang lahir di Reims pada 5 Januari 1929. Ia banyak membahas tentang makna yang tertanam dalam objek-objek dalam perbedaan; “satu generalisasi proses fashion secara kombinatif”; menciptakan isolasi dan mengindividu; satu pengekang orang secara bawah sadar, baik dari sistem tanda dan dari sistem sosio- ekonomiko-politik, dan satu logika sosial. Masyarakat konsumen adalah masyarakat yang eksistensinya dilihat kehidupan sehari-hari dan sistem10 hanya dengan pembedaan komoditi objek dipahami sebagai produksi yang Eksistensinya kategori persona. “melalui objek, dijalankan dan dipertahankan hanya setiap individu dan setiap kelompok dengan semakin dan terus-menerus menemukan tempat masing-masing mengkonsumsi berbagai tanda dan pada sebuah tatanan, semua berusaha status sosial di balik komoditi . mendorong tatanan ini berdasarkan Menurut garis dikonsumsi. Baudrillard, di dalam pribadi, melalui objek masyarakat konsumen yang berada di masyarakat terstratifikasi, agar setiap bawah bayang-bayang kapitalisme orang terus pada tempat tertentu” global sama (Baudrillard dalam Ritzer, 2006:138). artinya dengan produksi “tontonan”. Dalam arti kata, masyarakat (tingkat Artinya, masyarakat yang lebih luas) merupakan apa yang mengkonsumsi suatu barang untuk mereka konsumsi dan berbeda dari menunjukkan identitas. tipe masyarakat lain berdasarkan atas sama objek konsumsi. Sedihnya apa yang produksi komoditi tujuan suatu Mengkonsumsi komoditi dengan mengkonsumsi gaya hidup, konsumen mengkonsumsi berdasarkan banyaknya objek, tapi identitas, ataupun konsumsi, bukan status sosial. Maka, sebuah komoditi tandanya. Mengonsumsi objek dibeli hanya untuk mempertontonkan tertentu menandakan (bahkan secara identitas di depan orang lain. tidak sadar), bahwa konsumen sama Ketika konsumen mengonsumsi dengan orang yang mengonsumsi objek, maka konsumen mengonsumsi objek tersebut dan konsumen berbeda tanda, dan sedang dalam prosesnya dari siapa yang mengonsumsi objek konsumen lain. Inilah kode, kemudian yang mendefiisikan diri konsumen. Oleh sebab itu, kategori mengontrol apa yang konsumen 11 konsumsi dan apa yang tidak konsumen konsumsi. dengan “kekayaan” perdagangan Baudrillard juga menganalisis dan model sebelumnya. Ketiga, tatanan produksi gejala diferensiasi kebutuhan pada kekuatan tenaga sekelompok kekuatan produktif yang abstrak, individu (masyarakat menghasilkan kerja berupah, konsumsi) dengan merevisi pendapat tersistematisasi, Galbraith. Menurut mendasar berbeda dengan pekerjaan “kebutuhan adalah Galbraith, hasil dari nyata dan yang dengan secara “pekerjaan” produksi” (needs are the fruits of tradisional. Dan keempat, tatanan production), produksi Baudrillard, namun menurut “sistem kebutuhan melahirkan kebutuhan; sistem kebutuhankebutuhan, adalah produk dari sistem produksi” permintaan atau kekuatan produktif atau “kebutuhan dihasilkan sebagai sebagai suatu konsumsi”. dirasionalkan, disatukan dan diawasi Baudrillard menjelaskan alur kerja serta melengkapi tiga hal yang lain sistem dalam proses pengawasan total. kekuatan produksi memproduksi kapitalis sistem dalam kebutuhan tersebut. Pertama, tatanan produksi menghasilkan mesin atau kekuatan produktif yang masuk akal dengan alat tradisional. Kedua, tatanan produksi menghasilkan modal atau kekuatan produktif yang masuk akal, sistem investasi dan sirkulasi rasional yang secara mendasar berbeda kumpulan yang F. Pembahasan Menurut Baudrillard (2013) masyarakat konsumsi modern tidak hanya mengkonsumsi nilai guna pada objek konsumsi, melainkan tanda yang melekat pada objek-objek tersebut. Konsumsi tidak dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan, melainkan dengan latar belakang 12 hubungan-hubungan pada oleh kedua perusahaan ini sudah konsumsi mendunia, sehingga tanda dan citra menciptakan pemisahan-pemisahan dari produk tersebut sangat tinggi dan pada masyarakat. Nilai guna suatu bergengsi. Hal ini dibuktikan dengan objek penjelasan masyarakat. Perilaku secara dikonsumsi sosial objektif adalah sama, untuk para infoman yang yang menyebutkan telepon seluler yang berarti tidak ada pemisahan antara mereka miliki memiliki nama besar kelas atas dan kelas bawah. Maka dan gengsi yang tinggi. nilai tanda merupakan pemisah bagi Alasan dari mengapa mereka kelas atas dan kelas bawah yang beranggapan menunjukkan bahwa segelintir orang karena di kelas atas memiliki hak istimewa penggunanya yang memiliki kelas yang menjadi pembeda dengan kelas tinggi, nama besar produk tersebut, bawah. melakukan harga merk tersebut dan sampai konsumsi tanda agar berbeda dan kepada ciri-ciri teknis yang melekat masuk ke kelas tertentu berdasarkan kepada telepon selulernya. Serta dari apa yang dikonsumsinya. sumber tempat mereka mengetahui Orang-orang Maka dalam sistem nilai tanda pada telepon seluler, merk Samsung dan Apple, keduanya memiliki citra tanda yang paling tinggi diantara merk telepon seluler lain. Tanda yang dimiliki oleh kedua merk sudah dikenal dan dapat diterima oleh semua orang. Pamor yang dimiliki darimana demikian latar beragam, belakang gengsi tanda sesama merk Samsung atau Apple hanya terbagi diantara media atau individu lainnya. Dari pendapat para informan diatas, dapat disimpulkan bahwa, ciri-ciri teknis yang ditanamkan oleh masing-masing produsen pada objek konsumsi merubah persepsi atas citra 13 produk dimata konsumen. Dengan Baudrillard (dalam Ritzer, 2006) berbagai bahwa kelebihan ditawarkan oleh yang para terus orang-orang yang produsen, mengkonsumsi tanda pada objek harga yang mahal dan nama besar konsumsi yang sama, maka mereka yang dimiliki oleh tanda tersebut akan termasuk kedalam kelompok membuat membuat citra tanda dari sosial yang sama, baik mereka sadari produk ataupun tidak, serta masyarakat kelas tersebut dimata para informan menjadi naik. Hal ini atas senada dengan Baudrillard (dalam mengendalikan Ritzer, masyarakat yang berada dikelas bahwa tanda-tanda yang melekat menengah dan pada menggunakan 2006) objek memberikan yang berpendapat konsumsi prestis dapat kepada elit tanda dapat sehingga bawah tanda yang ingin sama Dari penuturan para informan Sedangkan dari sudut pandang subjek konsumsi, yaitu konsumen, makin banyak yang menggunakan telepon seluler merk yang sama dan konsumen yang menggunakan telepon seluler merk Samsung atau Apple merupakan orang-orang dari kelompok sosial atas, maka hal-hal tersebut akan memberikan prestis kepada objek konsumsi. para dengan masyarakat kelas atas. pemiliknya. jika atau Sama dengan teori dapat juga menurut dapat pendapat disimpulkan dari seluruh informan bahwa citra dari produk Apple masih lebih tinggi daripada citra yang dimiliki oleh produk keluaran Samsung. Alasan atas hal ini juga utamanya terdiri dari harga dari produk Apple yang melebihi produk Samsung dan juga para konsumen yang menggunakan produk Apple berada di kelas yang 14 lebih tinggi daripada konsumen Dengan mengkonsumsi dan Apple, merk konsumen menunjukkan bahwa mereka masuk kedalam golongan orang yang mengkonsumsi tanda yang sama, bahkan hal ini dilakukan secara tidak sadar. Dengan begitu, peneliti telah melakukan wawancara pada para Informan untuk mengetahui pendapat mereka konsumsi tanda melakukan konsumsi tanda untuk Samsung. Samsung melakukan tentang identik dengan apakah seseorang yang menggunakan produk telepon seluler dengan merk memiliki status sosial yang berbeda karena objek yang mereka konsumsi, dalam hal ini, telepon seluler, memiliki makna sosial karena tandatanda yang melekat pada objek tersebut. Objek tersebut membentuk dikotomi pada masyarakat, dan masyarakat menempati kelas sesuai dengan apa yang mereka konsumsi. Namun pemisahan tidak hanya berbentuk vertikal, menurut beberapa Informan, pengguna telepon seluler Samsung dan Apple juga identik yang mereka gunakan sekarang dengan kebiasaan-kebiasaan tertentu Para Informan memberikan pandangan bahwa pemilik Samsung dan Apple di identikkan dengan kelas atas. Para menggunakan konsumen merk yang tersebut, khususnya Apple, bisa memperoleh prestis dari objek yang mereka konsumsi. Hal ini sejalan dengan pendapat baudrillard (dalam Ritzer, 2006), bahwa konsumen seperti identitas “eksis” atau mereka yang sibuk dengan pekerjaannya. Hal ini sejalan dengan dengan pendapat Baudrillard (dalam Ritzer, 2006) yang mengatakan bahwa objek yang para konsumen memberikan ciri konsumsi khas akan kepada konsumen. Yang dalam hal ini, pengguna telepon seluler merk yang 15 Samsung dan Apple bisa masyarakat atas Blackberry menjadi memberikan penanda khusus kepada jatuh. Dari jatuhnya citra tanda dari penggunanya, yaitu anak muda sibuk Blackberry tersebut, hal itu sejalan dan aktif, atau juga anak muda yang dengan pendapat Baudrillard (dalam sibuk berinteraksi melalui media Ritzer, sosial dan mengikuti perkembangan menciptakan konsumsi massa, yang tren. dalam hal ini Blackberry, tidak dapat Dari penuturan para informan, dapat ditarik kesimpulan bahwa citra yang dulu dimiliki Blackberry telah menurun. Sebelumnya, Blackberry pernah memiliki citra yang tinggi dan hal itu berdampak pada harga telepon seluler merk Blackberry berbagai harga kemampuan menurut masing-masing kapitalis yang mempertahankan sistem konsumsi tanda yang mereka buat, sehingga sistem konsumsi tanda yang dibuat oleh kapitalis lain (Samsung dan Apple) untuk mengeksploitasi para konsumen telah berhasil pada saat ini. yang menyediakan telepon seluler dari 2006), Penulis juga mencari bagaimana sebuah kode citra merk telepon seluler tercipta. Dari hasil konsumen. Namun saat ini, sign wawancara, didapatkan bahwa kode value dari Blackberry sudah jatuh signifikasi kebawah, kalah dari citra tanda dari bagaimana tinggi rendahnya citra merk merk telepon seluler yaitu Samsung Samsung ataupun Apple. & produk konsumsi tanda dapat terbentuk dari menyebabkan kepada mengatur Akibat dari jatuhnya citra dari Blackberry Apple yang hal. para Penulis pelaku nilai tukar dari telepon selulernya beberapa membagi juga menjadi jatuh karena minat faktor terbentuknya kode menjadi 16 dua; Faktor Media dan Faktor Baudrillard (2013) kebutuhan adalah hasil dari sistem produksi. Kebutuhan hanya untuk mempercepat konsumsi dan kebutuhan tidak lain adalah bentuk yang paling maju dari sistematisasi rasional kekuatan produksi pada level individual. Kebutuhan diciptakan oleh kode. Sistem tanda mengatur bagaimana hubungan antara individu dan objek konsumsi. Jadi sebenarnya tidak ada kebebasan individu untuk mementukan Dengan perkembangan jaman dan makin canggihnya sistem Individu Lain. Menurut produksi. objek yang akan mereka konsumsi. Dalam hal ini, sistem kode pada telepon seluler menentukan apa yang konsumen atau calon konsumen butuhkan. Dari penuturan para Informan produksi, membuat kebutuhan- kebutuhan para konsumen makin banyak dan kompleks. Harga yang dibayarkan untuk kebutuhan tersebut juga tidak sedikit sehingga para konsumen di eksploitasi oleh para kapitalis tanpa sadar, dan menikmatinya. Hal ini diperparah dengan sistem kode yang mengatur tanda pada telepon seluler, konsumen jadi tidak mengonsumsi objek konsumsi karena nilai gunanya lagi, namun telah berubah kearah konsumsi hanya pada tanda-tanda yang melekat didalam objek tersebut. G. Kesimpulan .Berdasarkan hasil disimpulkan penelitian, mengenai kebutuhan mereka akan dapat bahwa telepon seluler menguatkan teori dari informan Baudrillard (2013) bahwa kebutuhan mahasiswa Sosiologi FISP UMRAH para konsumen pada masyarakat menunjukkan industri adalah hasil dari sistem mengonsumsi yang merupakan bahwa nilai para tanda mereka yang 17 melekat pada merk telepon seluler banyak, sehingga konsumsi tanda yang mereka kuasai yaitu merk juga menyebabkan pemborosan bagi Samsung atau Apple. Konsumsi para konsumen. tanda tersebut dilakukan atas latar belakang hubungan sosial H. Daftar Pustaka para responden. Citra tanda dari produk Baudrillard, Jean. 2013. Masyarakat konsumsi. telepon seluler tersebut juga dapat terbentuk dari media iklan dan juga Yogyakarta: Kreasi wacana. Iskandar. 2008. Metodologi dibangun oleh pengaruh individu Penelitian Pendidikan dan lain. Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press Hasil dari menguatkan penelitian bahwa juga sebenarnya Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: kebutuhan para informan akan telepon seluler hanya merupakan Rajawali Pers. Moleong, Lexy J. 2007 Metodologi kebutuhan yang diproduksi oleh Penelitian kapitalis. Dengan makin canggihnya Bandung: Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya Offset. teknologi dan perkembangan jaman, yang mengakibatkan produksi akan Ritzer, George. 2006. Teori Sosial Post-Modern. telepon seluler yang makin kompleks, ternyata berbanding lurus Yogyakarta: Kreasi Wacana Solaeman, Moenandar. 2011. Ilmu terhadap kebutuhan para informan Sosial Dasar – Teori dan akan telepon seluler yang makin Konsep Ilmu Sosial. Bandung: Refika Aditama banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Uang yang dihabiskan Saeng CP, Valentinus. 2012. Herbert Marcuse: Perang Semesta untuk kebutuhan tersebut juga makin 18 Melawan Kapitalisme Global. Jakarta: Gramedia. Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Sugiyono. 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta. 19