massoia aromaticum becc.

advertisement
Volume 5 Nomor 2
11
Warta Tumbuhan Obat Indonesia
KHASIAT ANALGETIKA KULIT BATANG MASOYI
(MASSOIA AROMATICUM BECC.) PADA MENCIT PUTIH
ABSTRAK
Untuk m e m p e r o l e h d a t a ilmiah khasiat
analgetik, dilakukan uji p a d a mencit putih, d e n g a n
pemberian dosis 1 0 mg/lO g b b dan 100 0,52 mg/l 0 g b b
dan akuades sebagai kontrol. Percobaan dilakukan dengan
metode Witkin yang dimodifikasi. Sebagai penyebab rasa
sakit adalah asam asetat 3% 300 rng/kg b b yang diberikan
30 menit setelah pemberian bahan uji. Rasasakiditunjukkan
oleh geliat. Pengamatan jumlah geliat dilakukan tiap 5 menit
selama 3 0 menit setelah pemberian asam asetat.
PENDAHULUAN
aromaticum Becc. termasuk suku Lauraceae. Secara
empirik kulit batang tanaman ini digunakan antara lain
untuk diare, kejang, demam, tbc, sakit otot, sakit kepala dan
konstipasi kronik (I).
Berdasarkan khasiat empirik akan dilakukan percobaan
terhadap salah satu indikasi tersebut, yaitu percobaan analgetik
infus kulit kayu masoyi pada mencit putih. Kulit kayu masoyi
mengandung beberapa jenis minyak atsiri, antara lain pinen,
limonen, dipentene, eugenol dan safiol(2).
Suatu senyawa yang bekerja sebagai analgetika, biasanya
bekerja pula sebagai antipiretika dan antiinflamasi. Hal itu dapat
menjadi dasar penelitian lain untuk masoyi.
Metoda pengujian aktivitas analgetika dilakukan. dengan
menilai kemampuan zat uji untuk menekan atau menghilangkan
rasa nyeri yang-diinduksi pada hewan percobaan (mencit, tikus,
marmot), yang meliputi induksi secara mekanik, termik, elektrik
dan secara kimia (3).
Pada percobaan ini dilakukan pengujian dengan metode
Witkin yang dimodifikasi. Disini dilihat aktivitas analgetika
dengan induksi nyeri pemberian asam asetat secara intra peritoneal. Gejala yang dilihat akibat induksi asam asetat ialah adanya
"writhing" atau geliat yang ditimbulkan akibat kontraksi dinding
perut; kepala ditarik ke belakang, begitu pula kaki hingga abdomen menyentuh dinding dasar permukaan yang ditempatinya.
Frekuensi gerakan ini dalam waktu tertentu menyatakan derajat
nyeri yang dirasakan (4).
Dengan menghitungjumlah geliat yang timbul, dapat ditentukan daya analgetik bahan uji dibandingkan dengan kontrol
akuades dan asetosal. Dari jumlah geliat, dapat dihitung pula besar
proteksi mencit terhadap induksi asam asetat dan besar efektivitas
bahan uji (5).
Asetosal yang digunakan sebagai pembanding mengandung
salisilat. Salisilat menghilangkan nyeri baik secarasentral maupun
perifer. Secara sentral, diduga salisilat bekerja pada hipotalamus
sedang pada perifer menghambat pernbentukan prostaglandin di
temp,at inflamasi, mencegah sensitasi reseptor ra!sa sakit terhadap
rangz;ang mekar~ i katau kirniawi (6).
antara 20-25 g dengan umur lebih kurang 7 minggu, kelamin
betina. Sebelum digunakan, mencit diadaptasikan terlebih dahulu
dalam laboratorium selama 1 minggu.
M
ASOIA
,,.,AN
Cara
Hewan yang sudah siap pakai dibagi dalam 5 kelompok
percobaan @ 6 ekor. Tiap kelompok diberi bahan dengan dosis
sebagai berikut:
Kelompok DI : infus masoyi 10 mg110g bb
Kelompok DII : i n h s masoyi 30 mg/lOg bb
Kelompok DIII : i n h s masoyi 100 mg/lOg bb
Kelompok P : Asetosal0,52 mg/l Og bb, sebagai pembanding
Kelompok K : Akuades 1 mL/ekor, sebagai kontrol
Dosis yang digunakan disini adalah 1 kali; 30 kali dan 100
kali dosis lazim manusia Disini digunakan 3 macam dosis untuk
melihat apakah terdapat hubungan dosis efek pada hasil percobaan. Jika suatu bahan uji memberikan hubungan dosis efek, artinya
makin besar dosis yang diberikan, makin besar efeknya, maka
dapat dikat'akan efek yang diharapkan memang berasal dari bahan
uji.
Semua bahan uji diberikan secara oral kepada mencit, dan
didiamkan selama 30 menit. Pada menit ke 30, mencit dibuat
sakit dengan pemberian larutan asam asetat 3%, 300 mgkg bb
Pengamatan dilakukan dengan menghitung
secara in&
jumlah geliat yang timbul akibat pemberian larutan asam asetat.
Jumlah geliat diamati selama 30 menit dengan selang waktu 5
Dengan menghitung rata-rata jumlah geliat, dapat pula
dihitung proteksi (dalam %) mencit untuk menahan induksi sakit
akibat asam asetat dan efektivitas (dalam %) bahan sebagai
analgetika.
ANALISA DATA
Dilakukan analisis data secarastatistik menggunman Analisa
Varian. Untuk mengetahui perbedaan bermakna antar tiap grup,
maka dilakukan analisa LSD (Least Significant Different Test).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Rata-rata jurnlah geliat selang waktu 5 menit selarna 30
rnenit.
..-.
'ARA
DAN C.
Bahan
Bahan percobaan berul3a kulit kayTI Massoia aromatics Becc.
yang didapatkan dari pa:jar sekitar Jakarta. IcLulit kayu yang
dikeringkan dalam oven dengan panas tidak lebih dari 40°C.
Setelah kering bahan dibuat infus sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi ke 111 1979.
Hewan coba
Hewan percobaan berupa mencit galur "Wistar Derived"
berasal dari Pusat Penelitian Penyakit Menular, Jakarta; bobot
* Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmast, Jakartal-
.
5
" -'
-*<..fi.7-
. *
1.
KelompokDl
2.
Kelompok Dll
3
Kelompok DIII
4
Kelompok P
10
,, 6,
'
-'"5
15
20
25
X+SD
30
2,O 2,4 8,2 6,4 4,8 2,8 4,43+2,42
( *-
3,4 7.0 5,4 4,8 3,2 3,9621.55
+
-i<klompok~
9
"
b$
1
1.8 23 2061
3,O 2.5
3.2 38
2,2"3,2
4,O 3,8 3,O 2.7 +0,67
.&--
-. ,-2'
i
Rata-rata jumlah geliat
Perlakuan
a. 45
2
-
17,3 195 13.5 12,6 7,2 13,l +5,78
12
1999
Warta Tumbuhan Obat Indonesia
Tabel di atas dapat digambarkan berupa grafik sbb.
Gambar 1. Rata-rata jumlah geliat tiap 5 menit akibat pernberian
asam asetat.
Dari data perhitungan proteksi (%), dapat pula dihitung
efektivitas (%) analgetik bahan u.ji.
Harga tersebut dapat dihitung dengan rumus:
Efektivitas (%) analgetik =
.
---i
Proteksi (%) bahan uji
Proteksi (%) asetosal
Dengan perhitung:an tersebut diperoleh:
- CI!
-
. .
. .
Tabel 3. Rekapitulasi efektivitas (%) analgetik
'CIII
Kelompok
Dl
DII
Dlll
Rata-rata
kelompok
LSD1%
LSD 5%
4,43
3-91
2,31
2,71
13.1
Dl
0,47
2,13*
1.73*
8,67**
DII
1,66*
1,26*
9,14**
DII
K
0
0,4
10,8'
=1.782
= 0,695
Tabel 2. Proteksi (dalam %) mencit terhadap induksi nyeri asam
asetat 3%.
Kelompok
K
80
~17
76
81
81
besar proteksi lebih besar daripada asetosal. Demikian pula
dengan besar efektivitasnya. Efektivitas dosis 100 mg/lO g bb
adalah 103,1%; sedangkan asetosal 0,52 mg/lO g bb adalah
100%.
Sementara itu:iika diperhi3tikan penggunaan asetosal0,52 mgl
10 g bb yang merripunyai efe:k dan cara kerja yang; sama dengan
.,.
. ...
infus masoyi 100 mg. lug DD, aapat a~nltungpenggunaan infus
bagi manusia. Jika diperhitungkan bobot badan manusia 50 kg,
maka untuk satu kali ini yang sebanding dengan asetosal adalah
500 @orang. Karena itujika akan digunakan kemanfaatannya bagi
manusia, disarankan melalui ekstraksi, isolasi zat berkhasiat yang
berefek analgetika.
.. .
-
-
P
66,2
60,O
82.5
KESIMPULAN
Dari uji statistik, semua dosis bahan (10 m@lO g bb; 30 mgl
10 g bb dan I00 mg/l 0 g bb) serta pembanding asetosal0,52 mg/
log bb berbeda sangat nyata dengan kontrol akuades. Dosis 10
mg/lO g bb dan 30 mg/lOg bb berbeda nyata dengan asetosal;
dosis 100 mg/lO g bb tidak berbeda dengan asetosal.
Perhitungan proteksi mencit terhadap induksi nyeri asam
asetat 3% dengan rumus:
proteksi(dalam%) = 100 (ujikontrol x 100)
Uji
= hargarata-ratajumlah geliat kelompok perlakuan (DI,
DII, DIII dan P)
Kontrol= harga rata-rata jumlah geliat kelompok kontrol (K)
diperoleh hasil:
Dl
Dl1
Dlll
Efektivitas %
"
Denaan imalisa varian, F hitung yang didapatkan adalah 41,6,
sedangk& F tabel untuk derajat kemaknaan 5% adalah 2,76; dan
untuk derajat kemaknaan 1% adalah 4,18. Dengan F hitung yang
jauh lebih besar daripada F tabel, menunjukkan adanya perbedaan
yang sangat nyata pada jumlah geliat.
Dengan adanya perbedaan yang sangat nyata pada jumlah
geliat, maka analisa dilanjutkan menggunakan LSD Test)
Harga LSD masing-masing kelompok dibandingkan dengan
kelompok lainnya adalah sebagai berikut:
K
Y
X = proteksi(%)balIan uji
Y = proteksi(%) asc?tosal
ienit
Dl
DII
Dlll
P
X
Rata-rata
jumlah geliat
Proteksi (%)
4,43
3,96
2,30
2,70
13,lO
66,2
70,O
82,5
80,O
0
-
Terlihat khasiat analgetilta ketiga dosis masoqli yang dicc~ b a
terhadap kontrol (akuades).
Khasiat analgetika dosis 100 mgfIl0g bb sebanalng aengan
asetosal dosis 0,52 mgll0g bb.
.. .
DAFTAR PUSTAKA
1. Perry Lily. Medicinal Plants of South East Asia, Mit Press. Massasuchetts.
USA, 1980.
2. Alfred Burger. Medicinal Chemistry, Part II, Third Edition. A DivisionofJohn
Wiley & Sons, New York. 1970.
3. Kelompok Kerja Ilmiah.Yayasan PengembanganObat Bahan Alam. Protokol
penapisan terarah aktivitas farmakodinami untuk berbagai indikasi,
Yayasan Phylo Medica, 1990.
4. Turner RA. Screening Methods in Pharmacology,Academic Press, 1965.
5 . Lucia E. Wuryaningsih. Uji analgesik ekstrak etanol kering rimpang kencur
(Kaempferiagalanga L.) asal Puwodadipada mencit dengan metode
geliat (Writhing Reflex Test). Warta Tumbuhan Obat Indonesia Volume 3, Nomor 2, 1996;2(3).
6. Gan S. FarmakologiTerapi, edisi ketiga. Bagian Farmakologi Kedokteran
UI. 1980
Download