Hubungan antara Pola Konsumsi Pangan Lansia dengan Hipertensi

advertisement
BAB. IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran tempat Penelitian
TAJUK
Gambar 4.1 Gambar Peta Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupten
Smarang.
(Sumber: Kecamatan Getasan Dalam Angka Tahun 2011).
Kecamatan Getasan adalah salah satu dari 19 kecamatan di
Kabupaten Semarang. Batasan sebelah timur Kecamatan Getasan
adalah Kota Salatiga, sebelah barat adalah Kabupaten Magelang,
sebelah utara adalah Kecamatan Banyubiru, dan sebelah selatan
adalah Kecamatan Tengaran.
Penelitian ini dilakukan di Desa Tajuk, yang terletak di Kecamatan
Getasan, Kabupaten Semarang.
Desa Tajuk Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang terletak di lereng gunung merbabu dengan
ketinggian 1500 - 1737m diatas permukaan laut. Kota terdekat adalah
Salatiga dengan jarak kurang lebih 60 km. Desa Tajuk merupakan
salah satu dari 13 desa di Kecamatan Getasan. Desa Tajuk memiliki 11
dusun, yaitu Ngaduman, Gedong, Puyang, Cingklok, Sokowolu,
Pulihan, Macanan, Tajuk, Ngroto, Banaran, dan Kaliajeng.
Penelitian dilakukan di lima dusun di desa Tajuk, yaitu dusun
Cingklok,Sokowolu, Pulihan,Tajuk, dan Kaliajeng.Di Desa Tajuk tidak
terdapat rumah sakit, sarana kesehatan yang terdekat adalah
Puskesmas Jetak yang terletak di Kecamatan getasan Kabupaten
Semarang. Tenaga kesehatan yang bekerja di desa Tajuk adalah
seorang bidan yang bertempat di Dusun Tajuk. Bidan melaksanakan
Posyandu Lansia setiap satu bulan sekali. Kegiatan Posyandu lansia ini
dibantu oleh kader – kader setiap dusun.
4.2 Gambaran Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah lansia pria dan wanita
berumur 60 sampai 90 tahun yang mengidap hipetensi. Jumlah
responden yang diambil sebanyak 50 orang, yaitu 30 orang wanita dan
20 orang pria. Responden dipilih menggunakan kriteria inklusi dan
ekslusi yang telah dibuat oleh peneliti.
4.3 Uji Validitas Dan Realibilitas
Uji validitas pada instrument food frequency questionaire secara
keseluruhan mempunyai 68 item, dari 68 item tersebut di uji
validitasnya, dan terdapat 16 item yang gugur dan 52 yang valid.
Kemudian 52 item tersebut di uji realibilitasnya dan hasilnya sangat
realiabel.
4.4 Hasil
4.4.1
Karakteristik responden
Berikut adalah tabel mengenai karakteristik responden
yang meliputi umur dan jenis kelamin lansia di Desa Tajuk
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
Tabel 4.1 Karakteristik Lansia di Desa Tajuk Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang.
No
Karakteristik lansia
Umur
a. Usia
pertengahan
(45-59
tahun)
b. Lansia (60-74 tahun)
c. Lansia tua (75- 90 tahun )
d. Lansia sangat tua (>90 tahun)
Total
2
Jenis kelamin
a. Laki-laki
b. Wanita
Total
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat
N
%
18
30
2
36
70
4
50
100
1
20
40
30
50
50
100
disimpulkan seperti
pada tabel 4.1 mengenai karakteristik responden, yaitu terdapat
sebanyak 18 orang (35%) yang umur nya termasuk dalam kategori
lansia, 30 orang (70%) di dalam kategori umur lansia tua, dan 2 orang
(4%) lansia berada pada kategori umur lansia sangat tua
4.4.2
Hipertensi responden
Berikut adalah tabel mengenai hipertensi responden yang
meliputi hiperstadium 1, hipertensi stadium 2, dan hipertensi
stadium 3, pada lansia di Desa Tajuk Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang.
Tabel 4.2 Riwayat Hipertensi Lansia Di Desa Tajuk Kecamatan
Getasan Kabupaten Semarang.
No
Hipertensi
1
Stadium 1
2
Stadium 2
Stadium 3
3
Total
Riwayat Hipertensi
N
%
35
(sistolik 140-158 mmHg)
(diastolik 90-99 mmHg)
13
(sistolik 160-179 mmHg)
(diastolik 100-109 mmHg)
2
(sistolik >180 mmHg)
(diastolik >110 mmHg)
70
50
100
26
4
Pada penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan seperti pada tabel 4.2 yaitu responden
dengan hipertensi stadium I sebanyak 35 orang
(70%) lansia , kemudian lansia yang mengalami
hipertensi stadium II sebanyak 13 orang (26%), dan
lansia yang mengalami hipertensi stadium III yaitu
sebanyak 2 orang (4%).
4.4.3
Pola Konsumsi Makanan Pencegah Dan Pemicu Hipertensi
4.4.3.1 Makanan Pencegah
Berikut adalah tabel mengenai pola konsumsi
makanan pencegah hipertensi pada lansia di Desa
Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
Tabel 4.3 Makanan Pencegah Hipertensi Lansia di Desa Tajuk Kecamatan
Gatasan Kabupaten Semarang.
No
.
Jenis
makanan
1.
Makanan
pokok
a. ubi
b. nasi
c. kentang
Sayuran
a. tomat
b. wortel
c. brokoli
d. bayam
e. buncis
f. labu
g. nangka
h. daun
singkong
Buah
–
buahan
a. pisang
b. jeruk
c. mangga
d. semangka
e. ketimun
Ikan, ayam,
daging
a. ikan
air
tawar
b. tongkol
c. ayam tanpa
kulit
Kacang
–
kacangan
a. kacang
tanah
b. kacang
2.
3.
4.
5
Sering
Jarang
N
%
N
%
Tidak
pernah
N
%
10
50
35
20
10
0
15
0
13
30
0
26
25
0
2
50
0
4
14
15
25
45
1
5
3
6
70
28
30
50
90
2
10
6
16
30
11
5
12
30
10
5
32
60
22
10
24
60
20
10
20
5
14
0
37
15
37
39
40
10
28
0
74
30
74
78
27
4
4
12
25
12
54
8
8
24
20
5
6
15
18
40
10
12
30
36
3
41
40
1
7
6
82
80
2
14
15
50
25
50
10
20
3
5
30
6
9
18
18
36
38
27
76
54
0
10
7
14
43
86
40
0
10
20
0
0
6.
kedelai
Minuman
a. teh tawar
b. air putih
c. susu murni
Berdasarkan
4
40
5
pola
80
8
10
konsumsi
16
10
5
32
20
10
29
0
40
bahan
58
0
80
makanan
pencegah
hipertensi diperolehhasil bahwa bahan makanan yang sering
dikonsumsi responden dapat diketahui yaitu: untuk jenis makanan
pokok yaitu nasi sebanyak 100%, untuk jenis bahan makanan sayursayuran yaitu bayam sebanyak 90%, untuk jenis bahan makanan
buah-buahan yaitu pisang sebanyak 54%, untuk jenis bahan
makanan ikan, ayam, dan daging yaitu ikan air tawar yaitu sebanyak
30%, untuk jenis bahan makanan kacang-kacangan yaitu kedelai
sebanyak 80% dan untuk minuman yaitu air putih sebanyak 100%.
4.4.3.2 Makanan Pemicu
Berikut ini adalah tabel mengenai makanan pemicu
hipertensi pada lansia di Desa Tajuk Kecamatan
Getasan Kabupaten Semarang.
Tabel 4.4 Makanan Pemicu Hipertensi di Desa TajukKecamatan
GetasanKabupaten Semarang.
No
.
Jenis makanan
Sering
N
%
Jarang
N
%
Tidak
pernah
N
%
1.
2.
3.
4.
Makanan
tinggi
kolesterol
a. daging sapi
b. daging dan kulit
ayam
c. kerupuk
d. kuning telur
e. jeroan
f. santan
g. ikan laut
h. mentega
i. gorengan
Makanan
tinggi
natrium
dan
diawetkan
a. biskuit
b. cracker
c. indomie
d. dendeng
e. abon
f. ikan asin
g. pindang
h. telur asin
i. sarden
j. kornet sapi /
ayam
Minuman
a. susu full cream
b. susu formula
c. kopi
d. teh dengan garam
Minuman
sachet/
kalengan
a. kopi instan
b. nutrisari
c. segar sari
d. extrajoss
Berdasarkan
pola
1
15
35
2
10
4
5
0
1
2
30
70
4
20
8
10
0
1
12
18
10
10
15
10
24
9
11
24
36
20
20
30
20
48
18
22
37
17
5
38
25
36
21
41
38
74
34
10
76
50
72
42
82
76
2
0
5
3
2
20
17
21
5
5
4
0
10
6
4
40
34
42
10
10
11
16
8
5
10
25
10
14
15
15
22
32
16
10
20
50
20
28
30
30
37
34
37
42
38
5
23
15
30
30
74
68
74
82
76
10
46
30
60
60
2
5
20
38
4
10
40
76
11
25
25
10
22
50
50
20
37
20
5
2
74
40
10
4
15
0
5
5
30
0
10
10
20
9
15
5
40
18
30
10
15
41
30
35
30
82
60
70
konsumsi
makanan
pemicu
hipertensi
diperoleh hasil bahwa bahan makanan yang sering dikonsumsi
responden diketahui bahwa: untuk jenis bahan makanan tinggi
kolesterol yaitu kerupuk sebanyak 70% dan untuk jenis bahan
makanan tinggi natrium yaitu telur asin sebanyak 42%, untuk
minuman yaitu teh dengan garam sebanyak 76% dan minuman
sachet yaitu kopi instansebanyak 30%.
4.4.4
Hubungan Antara Pola Konsumsi Pangan Pencegah Dan
Pemicu Hipertensi Dengan Hipertensi
4.4.4.1 Makanan Pencegah
Berikut ini adalah tabel mengenai hubungan antara
pola konsumsi pangan pencegah hipertensi pada lansia di
Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
Tabel 4.5 Hubungan Pola Konsumsi Pangan dengan Hipertensi
Pada Lansia di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan,
Kabupaten Semarang.
No
1.
2.
3.
No
1.
2.
3.
Konsumsi
Tomat
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
Konsumsi
Brokoli
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
Std 1
N
%
6
12
14
28
15
30
Hipertensi
Std.2
N
%
6
12
2
4
5
10
Std. 3
N
%
2
4
0
0
9
18
N
14
16
20
%
28
32
40
35
13
2
50
100
70
Std. 1
N
25
10
0
%
50
20
0
35
70
26
Total
Hipertensi
Std. 2
N
4
Total
Std. 3
0
1
12
%
0
2
24
N
0
0
2
%
0
0
4
N
25
11
14
%
50
22
28
13
26
2
4
50
100
p.
value
0,040
p.
value
0,000
No
1.
2.
3.
No
1
2.
3.
No
1
2.
3.
No
1
2.
3.
No
Konsumsi
Bayam
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
Konsumsi
pisang
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
Konsumsi
semangka
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
Konsumsi
ketimun
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
Konsumsi
ikan air
tawar
Std. 1
Hipertensi
Std. 2
Total
Std. 3
N
35
0
0
%
70
0
0
N
10
3
0
%
20
6
0
N
0
2
0
%
0
4
0
N
45
5
0
%
90
10
0
35
70
13
26
2
4
50
100
Stadium 1
Hipertensi
Stadium 2
Total
N
27
8
0
%
54
16
0
N
0
12
1
%
0
24
2
N
0
0
2
%
0
0
4
N
27
20
3
%
54
40
6
35
70
13
26
2
4
50
100
Std. 3
Stadium 1
Hipertensi
Stadium 2
Total
N
12
14
9
%
24
28
18
N
0
1
12
%
0
2
24
N
0
0
2
%
0
0
4
N
12
15
23
%
24
30
46
35
70
13
26
2
4
50
100
Std. 3
Stadium 1
Hipertensi
Stadium 2
N
25
10
0
%
50
20
0
N
0
8
5
%
0
16
10
N
0
0
2
%
0
0
4
N
25
18
7
%
50
36
14
35
70
13
6
2
4
50
100
Std. 1
N
%
Hipertensi
Std. 2
N
%
Total
Std. 3
Total
Std. 3
N
%
N
%
p.
value
0,000
p.
value
0,000
p.
value
0,001
p.
value
0,000
p.
value
0,000
1.
2.
3.
No
1.
2.
No
1
2.
3.
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
15
20
0
30
40
0
0
0
13
0
0
26
0
0
2
0
0
4
15
20
15
30
40
30
35
70
13
26
2
4
50
100
Konsumsi
ayam tanpa
Std. 1
kulit
N
%
Sering
5
10
Jarang
18
36
Tidak
12
24
pernah
Jumlah
35
70
Konsumsi
kacang
kedelai
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
Hipertensi
Std. 2
N
%
0
0
0
0
13
26
Std. 3
N
%
0
0
0
0
2
4
N
5
18
27
%
10
36
54
13
2
50
100
26
Total
4
Std. 1
N
%
35
70
0
0
0
0
Hipertensi
Std. 2
N
%
5
10
8
16
0
0
Std. 3
N
%
0
0
2
4
0
0
N
40
10
0
%
80
20
0
35
13
2
50
100
70
26
Total
4
p.
value
0,001
p.
value
0,000
Berdasarkan tabel 4.5 mengenai hubungan antara pola
konsumsi pangan pencegah hipertensi dengan hipertensi
diperoleh informasi bahwa untuk jenis makanan sayur –
sayuran ada 3 makanan, yaitu: tomat, brokoli, dan bayam,
untuk buah – buahan ada 3 makanan yang berhubungan
dengan hipertensi, yaitu: pisang, semangka, dan ketimun.
Kemudian untuk jenis makanan ikan, ayam, dan daging, ada
2 makanan yang berhubungan, yaitu: ikan air tawar dan
ayam tanpa kulit. Untuk jenis kacang – kacangan yang
berhubungan dengan hipertensi yaitu jenis kacang kedelai.
2.3.4.2 Makanan Pemicu
Berikut ini adalah tabel hubungan makanan pemicu
hipertensi pada lansia di Desa Tajuk Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang.
Tabel 4.6 Hubungan Pola Konsumsi Pangan dengan Hipertensi pada Lansia di Desa
Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
No
1
2.
3.
No
1.
2.
3.
No
1.
2.
3.
No
Konsumsi
daging
dan kulit
ayam
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
Konsumsi
kerupuk
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
Konsumsi
jeroan
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
Konsumsi
ikan asin
Std. 1
N
%
Hipertensi
Std. 2
N
%
Total
Std. 3
N
%
N
%
15
18
2
30
36
4
0
0
13
0
0
26
0
0
2
0
0
4
15
18
17
30
36
34
35
70
13
26
2
4
50
100
Std. 1
N
%
35
70
0
0
0
0
35
70
Std. 1
N
%
10
20
15
30
10
20
35
70
Std. 1
N
%
Hipertensi
Std. 2
N
%
0
0
10
20
3
6
13
26
Hipertensi
Std. 2
N
%
0
0
0
10
13
26
13
26
Hipertensi
Std. 2
N
%
Total
Std. 3
N
%
0
0
0
0
2
4
N
35
10
5
%
70
20
10
2
50
100
4
Total
Std. 3
N
%
0
0
0
10
2
4
N
10
15
25
%
20
30
50
2
10
100
5
Total
Std. 3
N
%
N
%
p.
value
0,00
p.
value
0,00
p.
value
0,00
p.
value
0,00
1
2.
3.
No
1
2.
3.
No
1
2.
3.
No
1
2.
3.
No
1
2.
3.
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
Konsumsi
pindang
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
Konsumsi
telur asin
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
Konsumsi
kopi
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
Konsumsi
teh dengan
garam
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
20
15
0
40
30
0
0
10
3
0
20
6
0
0
2
0
0
4
20
25
5
40
50
10
35
70
13
26
2
4
50
100
Std. 1
N
%
7
14
5
10
23
46
35
70
Std. 1
N
%
21
42
14
28
0
0
25
50
Std. 1
N
%
20
40
15
30
0
0
25
50
Std. 1
N
%
35
70
0
0
0
0
35
70
Hipertensi
Std. 2
N
%
10
20
3
6
0
0
13
26
Hipertensi
Std. 2
N
%
0
0
1
2
12
24
13
26
Hipertensi
Std. 2
N
%
0
0
9
18
4
8
13
26
Hipertensi
Std. 2
N
%
3
6
10
20
0
0
13
26
Total
Std. 3
N
%
0
0
2
4
0
0
17
10
23
34
20
46
2
50
100
4
Total
Std. 3
N
%
0
0
0
0
2
4
N
21
15
14
%
42
30
28
2
50
100
4
Total
Std. 3
N
%
0
0
0
0
2
4
N
20
24
6
%
40
48
12
2
50
100
4
Total
Std. 3
N
%
0
0
0
0
2
4
N
38
10
2
%
76
20
4
2
50
100
4
p.
value
0,00
p.
value
0,00
p.
value
0,00
p.
value
0,00
No
1
2.
3.
Konsumsi
kopi instan
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Jumlah
Std. 1
N
%
5
10
20
40
10
20
35
70
Hipertensi
Std. 2
N
%
0
0
0
0
13
26
13
26
Total
Std. 3
N
%
0
0
0
0
2
4
N
5
20
25
%
10
40
50
2
50
100
4
p.
value
0,000
Berdasarkan tabel 4.6 mengenai hubungan antara pola
konsumsi pangan pemicu hipertensi dengan hipertensi,
diperoleh kesimpulan bahwa untuk jenis makanan tinggi
kolesterol ada 3 makanan, yaitu: daging dengan kulit ayam,
kerupuk, dan jeroan. Untuk jenis makanan tinggi natrium dan
diawetkan ada 3 makanan yang berhubungan dengan
hipertensi, yaitu: ikan asin, pindang, dan telur asin. Untuk
minuman pemicu hipertensi ada 2 minuman, yaitu: kopi, dan
teh dengan garam. Untuk minuman sachet dan diawetan,
yaitu kopi instan.
2.4
Pembahasan
2.4.1
Pola Konsumsi Makanan Pencegah Dan Pemicu
Hipertensi
2.4.1.1 Pola Konsumsi Makanan Pencegah Hipertensi
Untuk jenis sayuran yang paling sering dikonsumsi
oleh responden adalah sayur bayam, yaitu sebanyak
90%. Sayuran bayam banyak mengandung vitamin
dan mineral serta merupakan klorofil yang baik sekali
sehingga
baik
untuk
menghilangkan
berbagai
gangguan pada tubuh dan merupakan sumber energi
yang
cepat
betakaroten
terkumpul,
yang
termaksud
mempunyai
sifat
di
dalamnya
antioksidan
(Sutomo, 2009).
Kandungan gizi dalam sayuran bayambermanfaat
dalam meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan
kadar kolesterol darah, dan mencegah kurang darah,
serta gangguan sembelit.
Sayuran ini juga mengandung asam folat untuk
memerangi kadar homosistein yang tinggi di dalam
darah yang dapat mengakibatkan penyakit jantung
koroner. Bayam dapat dimakan langsung sebagai
salad. Jika dibuat jus harus segera dikonsumsi karena
mudah teroksidasi sehingga gizinya berkurang dan
warnanya berubah. Jika dimasak jangan terlalu lama
karena kandungan gizinya akan rusak (Sutomo, 2009).
Buah – buahan yang paling sering dikonsumsi oleh
responden adalah pisang, yaitu sebanyak 54%. Dalam
pisang mengandung kalium, kalium adalah mineral
yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh,
mineral kalium bersama natrium berfungsi menjaga
keseimbangan cairan, fungsi elektrolit di dalam tubuh.
Kalium dalam pisang jugaberperan dalam menjaga
kerja otak dalam keadaan normal. Ini sangat penting
dalam mencegah terjadinya stroke pada otak manusia.
Penurunan kadar kalium menyebabkan penurunan
kadar gula darah.
Kalium dalam pisang juga sangat bermanfaat
membantu membalikan peran zat natrium dalam
ketidakseimbangan darah normal. Kalium bertindak
sebagai komponen penting yang mempertahankan
normalitas tekanan darah dalam tubuh manusia.
Kalium dalam pisang juga membantu mencegah
penyakit jantung hipertensi dan mengatur tekanan
darah.
Selanjutnya untuk jenis makanan ikan, ayam,dan
daging yang paling sering dikonsumsi oleh responden
adalah ikan air tawar, yaitu sebanyak 30%. Ikan air
tawar banyak mengandung zat – zat essensial, yang
berperan dalam kesehatan tubuh dan mencegah
penyakit
degeneratif.
Dalam
ikan
air
tawar
mengandung protein kompleks, karena mengandung
hampir semua asam amino essensial, mineralnya
mudah diserap dalam tubuh, dan mengandung asam
lemak omega – 3 dalam jumlah tinggi, yang berperan
dalam mencegah aterosklerosis dan hipertensi. Maka
lebih
baik
mengkonsumsi
ikan
daripada
mengkonsumsi daging merah. Mengkonsumsi ikan
sebaiknya dengan cara mengolahnya tanpa minyak
dan garam yang banyak, bisa dipepes, dibakar, atau
dimasak menjadi sup ikan.
Selanjutnya
kacangan
yang
untuk
paling
jenis
makanan
banyak
kacang
dikonsumsi
–
oleh
responden adalah kacang kedelai. Kacang kedelai
merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang
cukup tinggi. Dalam kacang kedelai terkandung
sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat
yang baik. Kacang kedelai dapat diolah menjadi
berbagai makanan dan minuman misalnya tahu,
tempe, dan susu kedelai. Susu kedelai bermanfaat
untuk mengurangi tekanan darah tinggi, mengurangi
resiko serangan jantung, mengurangi keluhan yang
ditimbulkan akibat menopause.
Kacang kedelai mengandung lemak tidak jenuh,
yaitu lemak yang terdiri dari lemak tidak jenuh tunggal,
dan lemak tidak jenuh ganda, yang berfungsi untuk
menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah.
Oleh karena itu tidak semua lemak berbahaya bagi
kesehatan tubuh, karena asam lemak tidak jenuh
melindungi jantung dan pembuluh drah dengan cara
menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam
darah. (Hindah, 2006).
2.4.1.2 Pola Konsumsi Makanan Pemicu Hipertensi
Jenis makanan pemicu hipertensi untuk golongan
makanan
tinggi
kolesterol
yang
paling
sering
dikonsumsi oleh responden adalah kerupuk. Kerupuk
adalah makanan yang rasanya gurih, renyah, dan
harganya
Kerupuk
murah,
adalah
membuat
makanan
orang
yang
menyukainya.
pengolahannya
dilakukan dengan cara penggorengan. Makanan yang
digoreng dengan minyak yang mengandung asam
lemak jenuh, yaitu lemak jahat yang menyebabkan
penimbunan lemak di sepanjang pembuluh darah.
Banyak mengkonsumsi makanan yang berminyak
akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah,
kemudian hal ini akan menyebabkan aliran darah
menjadi tidak lancar. Pada orang yang memiliki
kelebihan lemak (hyperlipidemia), dapat menyebabkan
penyumbatan darah sehingga mengganggu suplai
oksigen
dan
zat
makanan
ke
organ
tubuh.
Penyempitan dan sumbatan lemak ini memacu jantung
untuk memompa darah lebih kuat lagi agar dapat
memasok kebutuhan darah ke jaringan. Hal ini
mengakibatkan tekanan darah
meningkat (Marliani,
2007).
Makanan tinggi natrium yang paling banyak
dikonsumsi oleh responden adalah telur asin. Telur
asin merupakan telur yang diawetkan dengan cara
diasinkan.
Perendaman
membuat telur asin
yang
dilakukan
untuk
yaitu merendam telur di dalam
larutan garam selama kurang lebih 9 sampai 10 hari,
maka dari itu di dalam telur asin terkandung banyak
akan natrium. (Lies Suprapti, 2002).
mengandung
natrium
yang
tinggi,
Telur asin
yang
dapat
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi atau tekanan
darah tinggi. Bagi penderita hipertensi sebaiknya tidak
mengkonsumsi
Mengkonsumsi
telur
asin.
garam
(Desty,
secara
2014).
berlebihan,
mengakibatkan ginjal yang bertugas untuk mengolah
garam akan menahan cairan lebih banyak daripada
yang seharusnya di dalam tubuh.
Banyaknya cairan yang tertahan menyebabkan
peningkatan pada volume darah seseorang atau
dengan kata lain pembuluh darah membawa lebih
banyak
cairan.Beban
ekstra
yang
dibawa
oleh
pembuluh darah inilah yang menyebabkan pembuluh
darah bekerja ekstra yakni adanya peningkatan
tekanan
darah
di
dalam
dinding
pembuluh
darah(Apriadji, 2007).
Kemudian minuman pemicu hipertensi yang paling
sering dikonsumsi oleh responden adalah teh dengan
garam. Masyarakat di desa Tajuk memiliki kebiasaan
meminum teh dengan menggunakan garam, bukan
dengan gula. Hal ini mereka lakukan karena mereka
mempercayai bahwa
dengan mengkonsumsi teh
dengan garam akan membantu memulihkan tenaga
lebih cepat ketika mereka sehabis bertani di ladang.
Sehabis berladang mereka beristirahat sejenak sambil
minum
teh
dengan
garam
tersebut,
kemudian
melanjutkan kembali aktivitas berladang mereka.
Masyarakat
Tajuk
biasanya
mengkonsumsi
teh
dengan garam ini dua sampai tiga kali sehari,dimana
menggunakan kurang lebih satu sampai dua sendok
teh garam setiap kali meminumnya.
Seperti telur asin, sama juga dengan teh garam ini,
penggunaan garam yang berlebihan akan berdampak
pada tekanan darah. Bila mengkonsumsi garam yang
berlebihan
akan
menyebabkan
volume
darah
meningkat, yang berarti jantung harus memompa lebih
giat lagi sehingga tekanan darah naik. Kenaikan ini
berakibat pada ginjal yang harus menyaring lebih
banyak garam dapur dan air. (Soeharto, 2004).
Selanjutnya
jenis
minuman
sachet
pemicu
hipertensi yang paling sering dikonsumsi responden
selain teh dengan garam adalah kopi sachet. Kopi
adalah minuman yang disenangi banyak orang. Dalam
kopi terkandung zat yaitu kafein, yaitu merupakan
senyawa analgesik yang berfungsi sebagai pereda
sakit. Namun, di sisi lain mengkonsumsi kopi, apalagi
hingga takaran yang berlebihan, bisa berdampak
negatif bagi kesehatan tubuh. Kafein yang terdapat
dalam kopi bila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan
maka dapat meningkatkan resiko terkena penyakit
jantung. Selain itu kopi juga kurang baik terhadap
pengidap gangguan pencernaan, antara lain maag.
Tekanan darah dapat meningkat jika seseorang
sering minum kopi. Kafein dalam kopi memacu kerja
jantung dalam memompa darah. Peningkatan tekanan
dari jantung ini juga diteruskan pada arteri, sehingga
tekanan darah meningkat (Wirakusumah, 2000).Dalam
dua atau tiga cangkir kopi terkandung kafein 200
sampai 250 mg atau lebih. Oleh sebab itu lansia
dengan
hipertensi
harus
membatasi
konsumsi
minuman berkafein seperti kopi atau minuman bersoda
sehari tidak lebih dari dua cangkir.
2.4.2
Hubungan Antara Pola Konsumsi Pangan Dengan
Hipertensi
Berikut ini adalah tabel mengenai hubungan antara
Pola Konsumsi Pangan dengan hipertensi pada lansia di
Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
Tabel 4.7 Tabel Hubungan Pola Konsumsi Pangan Dengan Hipertensi
Pada Lansia di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten
Semarang.
Makanan pencegah
Makanan pemicu
Hipertensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tomat
Brokoli
Bayam
Pisang
Semangka
Ketimun
Ikan air tawar
Ayam
tanpa
kulit
9. Kacang kedelai
2.4.2.1 Hubungan
Antara
1. Daging dan kulit
ayam
2. Kerupuk
3. Jeroan
4. Ikan asin
5. Pindang
6. Telur asin
7. Kopi
8. Teh
dengan
garam
9. Kopi sachet
Pola
Konsumsi
Pangan
Pencegah Hipertensi dengan Hipertensi
Berdasarkan analisis chi square yang digunakan
untuk mengetahui hubungan pola konsumsi pangan
dengan hipertensi pada lansia di Desa Tajuk,
Kecamatan
Getasan,
Kabupaten
Semarang,
diperoleh bahwa untuk jenis sayur – sayuran yang
memiliki hubungan dengan hipertensi adalah tomat,
brokoli, bayam.Sayur- sayuran kaya akan kandungan
serat,vitamin
dan
mineral,
sehingga
apabila
dikonsumsi
dapat
membantu
mencegah
dan
mengurangi resiko tekanan darah tinggi.
Hasil
tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
telah dilakukan oleh Kiki (2013) dan Ainul (2012),
yaitu sayuran seperti bayam, berhubungan dengan
kejadian hipertensi, yaitu apabila dikonsumsi dapat
membantu
mencegah
dan
menurunkan
resiko
tekanan darah tinggi.
Tomat yaitu buah dengan nama latin Solanum
lycopersicum Linn ini adalah buah yang kaya akan
kandungan vitamin, mineral, seperti vitamin B, C, dan
K. Dalam tomat terkandung likopen, yang bermanfaat
untuk mendorong prosuksi nitrogen monoksida untuk
menurunkan
tekanan
darah.
Untuk
memperoleh
likopen yang lebih banyak, sebaiknya mengkonsumsi
tomat yang sudah dimasak, seperti direbus terlebih
dahulu.
Dengan memasak tomat terlebih dahulu,
maka dinding sel tomat akan terpecah sehingga
likopen terurai dan dapat diabsorbsi tubuh dengan
baik.
Brokoli adalah sayuran yang tidak asing lagi bagi
masyarakat.
Vitamin
dan
mineral
yang
banyak
terkandung dalam brokoli membantu menurunkan
berat badan, sehingga apabila dikonsumsi secara
baik, akan membantu tubuh terhindar dari obesitas
yang dapat memicu tekanan darah tinggi.
Sayur bayam banyak mengandung vitamin dan
mineral serta merupakan klorofil yang baik sekali
sehingga
baik
untuk
menghilangkan
berbagai
gangguan pada tubuh dan merupakan sumber energi
yang
cepat
betakaroten
terkumpul,
yang
termaksud
mempunyai
sifat
di
dalamnya
antioksidan
(Sutomo, 2009).
Kandungan gizi dalam sayuran bayambermanfaat
dalam meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan
kadar kolesterol darah, dan mencegah kurang darah,
serta gangguan sembelit.
Sayuran ini juga mengandung asam folat untuk
memerangi kadar homosistein yang tinggi di dalam
darah yang dapat mengakibatkan penyakit jantung
koroner. Bayam dapat dimakan langsung sebagai
salad. Jika dibuat jus harus segera dikonsumsi karena
mudah teroksidasi sehingga gizinya berkurang dan
warnanya berubah. Dan jika dimasak jangan terlalu
lama karena kandungan gizinya akan rusak (Sutomo,
2009)
Untuk
jenis
buah
–
buahan
yang
memilki
hubungan dengan hipertensi pada lansia di Desa
Tajuk ialah buah pisang, semangka, dan ketimun.
Dalam buah-buahan segar seperti buah pisang,
semangka, dan ketimun terkandung vitamin dan
mineral serta serat yang baik untuk mengendalikan
tekanan darah, sehingga baik dan dianjurkan untuk
penderita hipertensi. Hasil tersebut juga sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kiki (2013), dan
Nova (2012), mengenai pola konsumsi pangan lansia
dengan hipertensi, diperoleh hasil bahwa buah-buahan
seperti pepaya dan pisang berhubungan dengan
hipertensi, yaitu dengan mengkonsumsi buah-buah
tersebut dapat membantu menurunkan tekanan darah
tinggi dan mengurangi resiko tekanan darah tinggi.
Semangka memiliki banyak kandungan air yang
sangat tinggi sehingga berguna untuk membantu
menghidrasi tubuh. Selain kandungan airnya yang
sangat tinggi semangka juga kaya akan mineral.
Kandungan kalium dalam semangka sangat tininggi
sehingga bermanfaat untuk mengendalikan tekanan
darah. Dalam semangka juga mengandung likopen
dan arginin kedua fitokimia ini bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah. Mengkonsumsi semangka
yang dagingnya berwarna merah untuk mendapatkan
asupan likopen yang kaya manfaat. Konsumsijuga
semangka yang berdaging putih yang ada di bagian
dasar buah yang berwarna merah, bagian ini ada
arginin yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan
darah(Lanny, 2012).
Ketimun adalah sumber yang baik untuk vitamin A,
B1 C, E,, zat besi, belerang, saponin, polifenol, dan
falvonoid.
Sebagian
besar
kandungan mentimun
adalah air yang merupakan salah satu diuresis terbaik
yang
mampu
melancarkan
air
seni.
Selain
itu
mentimun berkhasiat menurunkan kolesterol, Menurut
Mooryati Soedibyo, untuk mengatasi tekanan darah
tinggi, dengan meminum perasan perutan sembilan
buah mentimun cukup sehari sekali, yang dilakukan
selama 30 hari(Khomsan, 2009).
Penelitian yang dilakukan di Universitas Airlangga
terhadap mentimun, terbukti menurunkan tekanan
darah. Kandungan air yang mencapai 90% di dalam
mentimun,
serta
kalium
yang
tinggi
akan
mengeluarkan garam dalam tubuh. (Sutomo, 2009).
Mentimun juga merupakan sayur yang dapat
dinikmati mentah untuk makanan selingan karena
kalorinya rendah. Tiap 100 g mentimun hanya
mengandung 15 kkal, potasium 73 mg, dan vitamin C
9mg.
Untuk jenis makanan ikan, ayam, dan daging yang
berhubungan dengan hipertensi pada lansia di desa
Tajuk adalah ikan air tawar, dan ayam tanpa kulit.
Kandungan zat protein, vitamin dan mineral dalam ikan
air tawar, dan daging ayam tanpa kulit dapat
membantu
menurunkan
dan
mengurangi
resiko
tekanan darah tinggi, sehingga dianjurkan untuk
dikonsumsi.
Daging ayam merupakan sumber protein dan
selenium yang baik bagi tubuh, yang bermanfaat untuk
memerangi radikal bebas penyebab penuaan. Daging
ayam juga mengandung vitamin B3 dan B6yang
berfungsi untuk menjaga kesehatan sistem syaraf
melindungi jantung, dan memperbaiki sel tubuh yang
rusak. Zat besi yang terkandung dalam daging ayam
dua kali lebih besar dibandingkan daging merah
lainnya.
Namun
untuk
mencegah
lemak
yang
berlebihan sebaiknya pisahkan kulit dan lemak dari
daging ayam. Dengan memisahkan ayam dengan
kulitnya berarti mengurangi asupan kolesterol yang
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah.
Untuk jenis makanan kacang – kacangan yang
berhubungan dalam mencegah dan mengurangi resiko
hipertensi adalah kacang kedelai. Hasil tersebut juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kiki
(2013) dan Utami (2014) bahwa makanan jenis
kacang-kacangan
yang
berhubungan
dengan
hipertensi dan yang paling sering dikonsumsi oleh
lansia dengan hipertensi adalah kacang kedelai.
Kacang kedelai merupakan bahan pangan yang
memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Dalam kacang
kedelai terkandung sumber protein, lemak, vitamin,
mineral, dan serat yang baik. Kacang kedelai dapat
diolah menjadi berbagai makanan dan minuman
misalnya tahu, tempe, dan susu kedelai. Susu kedelai
bermanfaat untuk mengurangi tekanan darah tinggi,
mengurangi resiko serangan jantung, mengurangi
keluhan
yang
mengurangi
ditimbulkan
resiko
kanker
akibat
menopause,
payudara,
karena
mengandung isoflavon, dan membantu mencegah
osteoporosis.
Kacang kedelai mengandung lemak tidak jenuh,
yaitu lemak yang terdiri dari lemak tidak jenuh tunggal,
dan lemak tidak jenuh ganda, yang berfungsi untuk
menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah.
Oleh karena itu tidak semua lemak berbahaya bagi
kesehatan tubuh, karena asam lemak tidak jenuh
melindungi jantung dan pembuluh drah dengan cara
menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam
darah. (Hindah, 2006).
2.4.2.2 Hubungan Antara Pola Konsumsi Pangan pemicu
Hipertensi dengan Hipertensi
Mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium dan
tinggi kolesterol, dapat menimbulkan penyumbatan di
pembuluh darah, sehingga menyebabkan peningkatan
tekanan darah.
Dari hasil uji chi square yang
dilakukan diperoleh hasil bahwa jenis makanan tinggi
kolesterol
yang
berhubungan
dengan
hipertensi
adalah daging dengan kulit ayam, kerupuk, dan jeroan.
Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Besse (2014), dan Ekowati Rahajeng
(2009) mengenai hubungan konsumsi pangan dengan
hipertensi,
bahwa
tidak
ada
hubungan
antara
konsumsi makanan tinggi lemak dengan hipertensi.
Pada daging dan kulit ayam terkandung lemak dan
kolesterol yang tinggi, apabila dikonsumsi sering akan
memicu terjadinya penyumbatan pembuluh darah, dan
menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Pada kulit ayam terkandung juga lemak jenuh, di
terlalu sering mengkonsumsi lemak jenuh, maka dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, dan
beresiko terkena penyakit jantung. Hal tersebut sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kiki (2013),
bahwa makanan tinggi lemak dan kolesterol seperti
daging ayam berhubungan dengan hipertensi pada
lansia.Maka itu diperlukan penyusunan menu yang
seimbang setiap harinya, agar tidak mengkonsumsi
lemak secara berlebihan. Kadar lemak dalam menu
makanan tidak boleh lebih dari 30% energi total yang
kita masukan. (Nilawati et al, 2008).
Masyarakat sangat gemar mengkonsumsi jeroan,
namun jeroan tidak dianjurkan untuk kesehatan karena
akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti
kegemukan dan penyempitan pembuluh darah. Jeroan
juga tidak baik bagi kesehatan karena mengandung
banyak bakteri, karena jeroan merupakan tempat
menampung makanan dan sisa – sisa makanan hasil
metabolisme. (Burhan, 2003).
Jeroan adalah salah satu sumber kolesterol,
kolesterol dalam jeroan memiliki kandungan yang
paling tinggi dibandingkan semua jenis makanan. Jika
mengkonsumsi jeroan secara berlebihan akan memicu
hiperkolosterolemia.
Dalam jeroan juga mengandung lemak jenuh,
konsumsi lemak jenuh hewani yang berlebihan akan
menekan ketersediaan omega-3 bagi tubuh, dan
menyebabkan kadar asam urat meningkat dan memicu
serangan gout. (Lanny, 2012).
Makanan tinggi natrium yang berhubungan dengan
hipertensi adalah ikan asin, pindang, dan telur asin,
yaitu apabila makanan tersebut sering dikonsumsi
akan memicu terjadinya peningkatan tekanan darah.
Hasil tersebut juga sejalan dengan penelitian yang
diakukan oleh Herke (2006) dan Nova (2012), yaitu
makanan
tinggi
natrium
berhubungan
dengan
hipertensi.
Ikan asin adalah daging ikan yang diawetkan
menggunakan garam. Metode yang digunakan biasa
digunakan adalah dengan penggaraman basah atau
penggaraman kering. Penggaraman basah dilakukan
dengan merendam daging ikan dalam larutan garam,
sedangkan
penggaraman
kering
yaitu
dengan
menaburi garam disetiap lapisan daging ikan. Garam
yang digunakan dalam pembuatan ikan asin bisa
mencapai 25% dari bobot ikan.
Untuk menurunkan kadar natrium pada ikan asin ,
sebaiknya rendam terlebih dahulu ikan asin di dalam
air panas selama 15 menit. Dan tidak di anjurkan untuk
mengkonsumsi ikan asin sebagai bahan konsumsi
pangan sehari-hari. Karena dengan tinggi nya kadar
natrium dalam ikan asin dapat memicu tekanan darah
tinggi. (Desty, 2014).
Kemudian pindang adalah makanan yang diolah
dengan
pemindangan
yaitu
salah
satu
cara
pengawetan ikan dengan cara perebusan dalam air
garam, bertujuan untuk menghambat pembusukan.
Sama sepert ikan asin dan telur asin, pindang
mengandung garam yang tinggi, yang dapat memicu
tekanan darah tinggi. (Hieronymus,1998).
Untuk jenis minuman pemicu hipertensi yang
berhubungan dengan hipertensi adalah kopi. Hasil
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nova (2012) yaitu konsumsi kopi berhubungan dengan
hipertensi. Tekanan darah dapat meningkat jika
seseorang sering minum kopi. Kafein dalam kopi
memacu kerja jantung dalam memompa darah.
Peningkatan tekanan dari jantung ini juga diteruskan
pada arteri, sehingga tekanan darah meningkat
(Wirakusumah, 2000).
Kopi mengandung kafein, dalam dua atau tiga
cangkir kopi terkandung kafein 200 sampai 250 mg
atau lebih. Oleh sebab itu lansia dengan hipertensi
harus membatasi konsumsi minuman berkafein seperti
kopi atau minuman bersoda sehari tidak lebih dari dua
cangkir.
Download