Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan Perilaku

advertisement
Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan Perilaku Picky
Eating Pada Anak Usia Pra-Sekolah Di Sekolah Islam Al-Azhar 10 Dan
Evfia Land School Di Kota Serang Tahun 2013
Samsiyah, Asih Setiarini
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum perilaku makan ibu serta faktor
lainnya, yaitu interaksi saat makan, variasi makanan anak, riwayat ASI eksklusif dan riwayat
BBLR, serta hubungannya dengan perilaku picky eating pada anak usia pra-sekolah di
sekolah Islam Al-Azhar 10 dan EvFiA Land School, di Kota Serang tahun 2013. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 151 sampel dengan rentang usia antara 2-6 tahun. Pengambilan
data dilakukan pada bulan April-Mei dengan instrumen penelitian berupa kuesioner dan
catatan makanan anak. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 35,1% siswa berperilaku picky
eating. Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat 38,4% ibu yang berperilaku picky
eating. Uji statistik menggunakan uji chi square menunjukkan ada hubungan antara variabel
perilaku makan ibu, interaksi saat makan dan variasi makanan anak dengan perilaku picky
eating pada anak. Namun uji tersebut menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel ASI
eksklusif dan riwayat BBLR dengan perilaku picky eating pada anak. Penelitian ini
menyarankan agar orang tua memberikan contoh perilaku makan yang baik kepada anak,
meluangkan waktu makan bersama, menghindari perilaku memaksa atau merayu saat anak
sulit makan, dan meningkatkan variasi makanan anak.
Kata kunci:
Anak usia pra-sekolah; picky eating; perilaku makan ibu.
Abstract
This research is aim to understand the description of mothers’ eating behavior and
other factors, such as interaction during meals, children's food variety, history of exclusive
breastfeeding and history of low birth weight, as well as the relation with picky eating
behaviors of preschooler children at Al-Azhar 10 Islamic School and EvFiA Land School in
Serang, 2013. This research was quantitative with cross-sectional design. The number of
samples in this study was 151 with ages ranging between 2-6 years of age. This study was
conducted on April-May use questionnaire and children food diary. The results found that
there were 35,1% of students with picky eating behavior. The study also found that there were
38,4% of mother with picky eating behavior. Statistical test using the chi square test showed
that there was relation between maternal eating behavior variables, interaction during meals,
variety of children’s food and picky eating behavior in children. However, the test showed
that there was no association between history of exclusive breastfeeding and history of low
birth weight variables with picky eating behavior in children. This study suggests parents to
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
2
provide a good example of eating behavior to the children, spare time to eat together, avoid
forcing or seducing when a child is not eating properly, and increase children food variety.
Keywords:
Eating Behavior of Mothers; Picky Eating; Preschooler Children.
Pendahuluan
Picky eating merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku anak
yang membatasi pilihan makanan, tidak mau mencoba makanan baru, benar-benar menolak
kelompok makanan tertentu, dan menunjukkan preferensi makanan yang kuat termasuk dalam
penampilan makanan dan teknik penyajian (Carruth et al., 1998). Perilaku picky eating ini
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak. Hal ini dikarenakan,
umumnya pada anak picky eating asupan makanan menjadi tidak adekuat. Sebuah penelitian
oleh Dubois et al. (2007a) menyatakan bahwa anak dengan perilaku picky eating memiliki
angka konsumsi energi, lemak dan protein yang lebih rendah dibandingkan anak yang tidak
picky eating. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Carruth et al. (1998) yang
menemukan bahwa anak picky eating mengonsumsi makanan dengan variasi yang lebih
terbatas dibanding anak yang tidak picky eating. Jika perilaku picky eating terus berlanjut,
asupan makanan yang tidak adekuat dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wright dan kawan-kawan pada tahun 2007,
didapatkan bahwa anak-anak yang dianggap berperilaku picky eating oleh orang tuanya
memiliki tubuh yang lebih kurus dan lebih pendek dibandingkan anak-anak lainnya (Wright et
al., 2007).
Perilaku picky eating dijumpai saat anak mulai mengenal makanan keluarga
(Saraswati, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika, ditemukan bahwa
sebesar 50% anak usia 19-24 bulan berperilaku picky eating (Carruth, Ziegler, Gordon dan
Barr, 2004). Di London, sebanyak 12% anak berusia 3 tahun mengalami picky eating
(Richman et al., 1975; dalam Wright et al., 2007). Pada tahun 2012, penelitian yang
dilakukan di Singapura mendapatkan 29,9% responden menganggap anaknya memiliki
perilaku picky eating pada usia 3-5 tahun (Goh dan Jacob, 2012). Di Indonesia, penelitian
yang dilakukan oleh Saraswati (2012), menemukan 82% anak usia pra-sekolah pada PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini) Kasih Ananda, Bekasi mengalami picky eating.
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
3
Perilaku anak dalam menerima dan mengembangkan makanannya dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang multikompleks (Soetardjo, 2011). Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mencari tahu gambaran kejadian picky eating pada anak usia
pra-sekolah dan gambaran perilaku makan ibu, interaksi saat makan, variasi makanan anak,
riwayat ASI eksklusif dan riwayat BBLR serta hubungan antara perilaku picky eating dengan
kelima faktor tersebut.
Tinjauan Teoritis
Perilaku makan ibu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
picky eating anak (Cathey dan Gaylord, 2004). Penelitian telah menemukan bahwa 90% orang
yang memilihkan dan menawarkan makanan pada anak adalah ibu (Carruth et al., 2004). Ibu
mempengaruhi preferensi makanan dan pola makan anak melalui makanan yang ibu sediakan
untuk anak, praktik yang diterapkan saat memberi makan dan perilaku makan ibu sendiri
(Fisher et al., 2002). Howard et al. (2012) melalui penelitiannya menyatakan bahwa kesukaan
ibu terhadap buah dan makanan pendamping memiliki hubungan positif dengan kesukaan
anak terhadap makanan tersebut. Konsumsi ibu akan makanan tertentu, seperti buah dan
sayuran juga dapat meningkatkan akses dan ketersediaan makanan tersebut di rumah,
sehingga memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba dan membuat anak lebih
familiar dengan buah dan sayur (Birch, 1999). Mencontohkan konsumsi makanan sehat
seperti buah dan sayuran memiliki efek positif terhadap konsumsi makanan tersebut pada
anak-anak (Fisher et al., 2002). Saat ibu menyontohkan perilaku makan yang sehat sambil
berbagi makanan dengan anak di meja makan, anak akan menikmati pengalaman berbagi
makanannya tersebut sehingga tercipta emosi yang positif yang mendorong anak untuk mau
mencoba makanan baru (Gregory et al., 2010). Disisi lain, studi telah mengidentifikasi bahwa
ibu cenderung untuk menghindari memperkenalkan makanan yang mereka tidak sukai kepada
anak-anak mereka. Hal ini memberikan dampak yang merugikan terhadap variasi asupan
anak-anak dan meningkatkan picky eating (Cathey dan Gaylord, 2004). Carruth dan Skinner
(2000) menyatakan bahwa anak kecil akan cenderung memiliki keinginan yang kurang untuk
mencoba makanan baru jika ayah dan ibunya tidak mencoba makanan tersebut. Anak kecil
juga akan sulit menerima makanan yang tidak familiar jika mereka mengamati perilaku picky
eating pada ayah dan ibunya.
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
4
Interaksi saat makan, salah satu yang akan membentuk perilaku makan dan
preferensi makanan anak (Yi dan Stein, 2005). Beberapa interaksi yang terjadi saat waktu
makan antara anak dan orang tua antara lain adalah orang tua bersikeras agar anak makan
sesuai anggapan mereka, kedua orang tua berdebat mengenai apa yang dimakan anak, orang
tua membatasi makanan manis dan tidak manis, orang tua merayu anak untuk makan, orang
tua menawarkan hadiah agar anak mau makan, orang tua mengancam jika anak tidak mau
makan, dan orang tua menyiapkan makanan secara terpisah untuk anak (Mascola et al., 2010).
Menekan anak dengan cara memberi hukuman atau hadiah akan membentuk perilaku yang
salah pada anak dan menghalangi kemampuan anak untuk mengontrol dirinya sendiri.
Hukuman akan menguatkan pandangan negatif anak terhadap makanan. Semakin banyak
tekanan yang diberikan akan semakin turun minat anak terhadap makanan dan semakin tinggi
kerewelan anak (Tseng dan Biagioli, 2009). Satter (1986) menyatakan bahwa anak yang
secara konsisten mendapat hukuman atau didesak untuk makan akan menghubungkan rasa
lapar dan waktu makan dengan perasaan gelisah dan frustasi. Semakin lama, perasaan gelisah
dan frustasi ini berlanjut dan semakin besar dan memperburuk perilaku pilih-pilih makanan
pada anak. Sebaliknya, orang tua sebaiknya tidak memanjakan anak dan menyediakan apa
yang anak inginkan, karena hal ini akan membatasi jenis makanan yang terpapar pada anak
(Tseng dan Biagoli, 2009).
Perilaku makan anak juga ditentukan oleh variasi makanan yang dikenalkan pada
anak. Jumlah paparan makanan yang terbatas pada anak-anak, baik di rumah atau di luar
rumah, membuat anak tidak dapat banyak mempelajari makanan tersebut. Paparan merupakan
fase kritis untuk anak agar mereka dapat belajar menerima makanan baru dan makanan yang
tidak familiar. Membatasi paparan makanan hanya akan menimbulkan penolakan terhadap
makanan tersebut dan juga makanan lain yang memiliki penampilan serupa dengan makanan
tersebut (Carruth et al., 1998). Dikatakan bahwa memiliki variasi makanan yang kurang dapat
menyebabkan timbulnya perilaku picky eating pada anak (Dubois et al., 2007a). Selain itu,
anak yang terpapar oleh berbagai jenis sayuran selama masa penyapihan lebih mungkin
menerima jenis sayuran baru daripada anak yang hanya terpapar oleh satu jenis sayuran
(Gerrish dan Mennella, 2001).
Masa satu tahun pertama kehidupan merupakan periode kritis perkembangan pola
penerimaan makanan pada anak. Beberapa studi menyugesti bahwa paparan rasa pada masa
postnatal melalui air susu ibu dapat mempengaruhi penerimaan terhadap rasa (Mennela,
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
5
Jagnow dan Beauchamp, 2001). Selain itu sebuah studi telah menemukan bahwa durasi
pemberian ASI eksklusif dan waktu pengenalan makanan pendamping ASI pada 6 bulan
pertama kehidupan, memiliki hubungan dengan perilaku picky eating pada masa kanak-kanak.
ASI meningkatkan kesempatan untuk mempelajari rasa melalui makanan yang dikonsumsi
ibu (Beauchamp dan Mennella, 2009). Faktanya, anak-anak yang diberi ASI familiar dengan
rasa dari makanan yang dikonsumsi oleh ibunya, seakan-akan makanan ibu dicerminkan
melalui pergantian rasa dari air susunya (Sullivan dan Birch, 1994). Di sisi lain, riwayat berat
badan lahir rendah atau BBLR pada anak juga mempengaruhi perilaku picky eating anak.
Berat badan lahir rendah atau BBLR didefinisikan sebagai berat badan bayi saat lahir kurang
dari 2500 gram (WHO). Menurut WHO, BBLR bisa disebabkan karena kelahiran prematur
(usia kehamilan < dari 37 minggu) atau terhambatnya pertumbuhan janin di dalam
kandungan. BBLR juga terjadi terutama karena status gizi ibu yang kurang dimasa sebelum
dan selama kehamilan, status kesehatan jangka panjang ibu, infeksi atau komplikasi selama
kehamilan yang didukung dengan status ekonomi yang rendah. Kejadian BBLR sangat erat
kaitannya dengan kematian janin dan bayi, morbiditas (kesakitan), terhambatnya pertumbuhan
dan perkembangan kognitif anak serta penyakit kronis di kemudian hari. Penelitian terbaru
mengenai BBLR dilakukan oleh Dubois pada tahun 2007 mencoba melihat hubungan antara
BBLR dan perilaku picky eating pada anak. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
anak picky eating cenderung memiliki berat badan yang rendah saat lahir (Dubois et al.,
2007b).
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.
Penelitian dilakukan di KB dan TK sekolah Islam Al-Azhar 10 Serang dan PAUD dan TK
EvFiA Land School. Pengambilan data dilakukan pada bulan April-Mei tahun 2013. Data
yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Alat-alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data pada penelitian ini adalah kuesioner hasil modifikasi dari Goh & Jacob,
2012; Galloway, et al., 2005; Carruth dan Skinner, 2000; Mascola et al., 2010; dan Jae et al.,
2011 serta catatan makanan anak. Kedua instrumen tersebut diisi dengan metode self
administered yaitu orang tua siswa mengisi kuesioner dan catatan makanan anak secara
mandiri. Variabel yang diteliti meliputi perilaku picky eating anak, perilaku makan ibu,
interaksi saat makan, variasi makanan anak, riwayat ASI eksklusif dan riwayat BBLR.
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
6
Sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebesar 150 sampel. Penarikan
sampel dilakukan dengan cara accidental samping yaitu seluruh responden yang
mengembalikan kuesioner dan memenuhi kriteria akan dijadikan sampel. Dalam penelitian
ini, berhasil diperoleh sebanyak 151 sampel yang dapat digunakan. Analisis data yang
dilakukan meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square
dengan derajat kemaknaan sebesar 90% atau α sama dengan 0,1%.
Hasil
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 151 sampel dan
merupakan siswa dari KB dan TK sekolah islam Al-Azhar 10 Serang serta PAUD dan TK
EvFiA Land School. Gambaran sampel dan responden dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Tabel 1. Gambaran Sampel
Gambaran Sampel
Asal Sekolah
EvFiA Land School
Al-Azhar 10 Serang
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Umur
6 tahun
5 tahun
4 tahun
3 tahun
2 tahun
n
%
93
58
61.6
38.4
81
69
53.6
45.7
63
47
29
10
1
41.7
31.1
19.2
6.6
0.7
Table 1 diatas menunjukkan sebanyak 93 sampel (61,6%) merupakan siswa EvFiA
Land School dan 58 sampel (38,4%) merupakan siswa dari Al-Azhar 10 Serang. Berdasarkan
jenis kelamin, 81 sampel (53,6%) adalah anak laki-laki dan 69 sampel (45,7%) adalah anak
perempuan. Berdasarkan umur, sebanyak 63 sampel (41,7%) berumur 6 tahun, 47 sampel
(31,1%) berumur 5 tahun, 29 sampel (19,2%) berumur 4 tahun, 10 sampel (6,6%) berumur 3
tahun dan terdapat seorang sampel yang berumur 2 tahun. Namun ada seorang sampel yang
tidak diketahui usia dan jenis kelaminnya karna ibu atau responden tidak mengisi biodata
anak tersebut.
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
7
Tabel 2. Gambaran Responden
Gambaran Responden
Pendidikan Terakhir
S2
S1
D1/D2/D3/D4
SMA/SMK
SMP
SD
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Pegawai Negeri Sipil
Lain-lain (swasta, wiraswasta, dokter,
hakim, pegawai BUMD, atau honorer)
n
%
17
73
24
33
1
1
11.3
48.3
15.9
21.9
0.7
0.7
74
40
49.0
26.4
36
23.9
Responden dalam penelitian ini sebagian besar memiliki tingkat pendidikan terakhir
hingga S1 (73 ibu atau 48,3%) dan SMA/SMK (33 ibu atau 21,9%), sedangkan sisanya
memiliki pendidikan terakhir hingga SD, SMP, D1/D2/D3/D4 dan S2. Dua orang responden
lainnya tidak menyebutkan pendidikan terakhir mereka. Status pekerjaan responden sebagian
besar merupakan ibu rumah tangga (74 ibu atau 49%) dan pegawai negeri sipil (40 ibu atau
26,4%), sedangkan sisanya merupakan pegawai perusahaan swasta, wiraswasta, dokter,
hakim, pegawai BUMD dan pegawai honorer. Namun terdapat seorang responden yang tidak
menyebutkan pekerjaaannya. Hasil univariat yang ditemukan dalam penelitian ini terdapat
dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 2. Rekapitulasi hasil univariat
Variabel
Perilaku picky eating anak
Anak picky eating
Anak tidak picky eating
Perilaku makan ibu
Ibu picky eating
Ibu tidak picky eating
Interaksi saat makan
Ibu memaksa anak
Ibu tidak memaksa anak
Ibu merayu anak
Ibu tidak merayu anak
Variasi Makanan Anak
Makanan anak tidak bervariasi
Makanan anak bervariasi
n
%
53
98
35.1
64.9
58
93
38.4
61.6
36
115
86
65
23.8
76.2
57.0
43.0
109
72.2
42
27.8
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
8
Riwayat ASI Eksklusif
Tidak ASI Eksklusif
ASI Eksklusif < 6 bulan
ASI Eksklusif 6 bulan
Riwayat BBLR
BBLR
Tidak BBLR
100
37
14
66.2
24.5
9.3
29
122
19.2
80.8
Tabel 2 menunjukkan bahwa anak yang berperilaku picky eating pada siswa KB dan
TK Islam Al-Azhar 10 Serang dan EvFiA Land School adalah sebanyak 53 anak atau sebesar
35,1%. Sebanyak 58 ibu (38,4%) memiliki perilaku picky eating, sebanyak 36 ibu (23,8%)
memaksa anak dan sebanyak 86 ibu (57%) merayu anak saat anak sulit makan, sebanyak 109
anak (72,2%) memiliki asupan yang tidak bervariasi, sebanyak 137 anak (90,7%) tidak ASI
eksklusif, dan sebanyak 29 anak (19,2%) memiliki riwayat BBLR. Hasil tabulasi silang antara
variabel perilaku picky eating anak dengan perilaku makan ibu, interaksi saat makan, variasi
makanan anak, riwayat ASI eksklusif dan riwayat BBLR ditunjukkan dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 3. Rekapitulasi hasil bivariat
Variabel
Perilaku Makan Ibu
Ibu picky eating
Ibu tidak picky eating
Interaksi Saat Makan
Ibu memaksa
Ibu tidak memaksa
Ibu merayu
Ibu tidak merayu
Variasi Makanan Anak
Tidak bervariasi
Bervariasi
Riwayat ASI Eksklusif
Tidak ASI Eksklusif
ASI Eksklusif
Riwayat BBLR
BBLR
Tidak BBLR
Anak picky
eating
n
%
Anak tidak
picky eating
n
%
p value
OR
(90% CI)
27
26
46.6
28.0
31
67
53.4
72.0
0.031
2.244
(1.130-4.459)
24
29
42
11
66.7
25.2
48.8
16.9
12
86
44
54
33.3
74.8
51.2
83.1
< 0.001
5.931
(2.636-13.342)
< 0.001
4.686
(2.161-10.161)
46
7
42.2
16.7
63
35
57.8
83.3
0.006
50
3
36.5
21.4
87
11
63.5
78.6
0.380
12
41
41.4
33.6
17
81
58.6
66.4
0.567
3.651
(1.490-8.945)
-
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
9
Tabel 3 menunjukkan bahwa anak picky eating lebih banyak terdapat pada ibu yang
picky eating dengan persentase sebesar 46,6% dibandingkan pada ibu yang tidak picky
eating. Interaksi saat makan dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok interaksi 1 untuk
ibu yang memaksa dan tidak memaksa anak dan kelompok interaksi 2 untuk kelompok ibu
yang merayu dan tidak merayu anak. Pada kelompok interaksi 1 anak picky eating lebih
banyak terdapat pada ibu yang memaksa anak dengan persentase sebesar 66,7% dibandingkan
pada ibu yang tidak memaksa anak. Pada kelompok interaksi 2, anak picky eating juga
terdapat lebih banyak pada ibu yang merayu anak dengan persentase sebesar 48,8%
dibandingkan pada ibu yang tidak merayu anak. Anak picky eating juga lebih banyak terdapat
pada anak dengan asupan yang tidak bervariasi dengan persentase sebesar 42,2%, pada anak
yang tidak ASI eksklusif dengan persentase sebesar 36,5%, dan pada anak riwayat BBLR
dengan persentase sebesar 41,4% dibandingkan pada anak dengan asupan yang bervariasi,
pada anak yang ASI eksklusif 6 bulan dan pada anak yang tidak memiliki riwayat BBLR.
Analisis chi square dengan p value 0,1 menunjukkan terdapat hubungan antara perilaku
makan ibu, interaksi saat makan dan variasi makanan anak dengan perilaku picky eating pada
anak, namun tidak terdapat hubungan antara riwayat ASI eksklusif dan riwayat BBLR dengan
perilaku picky eating pada anak.
Pembahasan
Seperti yang terlihat pada tabel 3, hasil bivariat menggunakan uji chi square dalam
penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara perilaku makan ibu dengan perilaku
picky eating pada anak. Hasil ini sejalan dengan penelitian Galloway et al. (2003) yang
menyatakan bahwa ibu picky eating cenderung memiliki anak yang juga picky eating. Dari
hasil analisis tersebut juga diperoleh nilai OR sebesar 2,244, artinya ibu picky eating
mempunyai peluang 2,244 kali lebih besar dari ibu yang tidak picky eating untuk membentuk
perilaku picky eating pada anak. Orang tua, khususnya ibu memiliki peran penting dalam
mengatur sekaligus mempengaruhi asupan anak. Ibu memilih makanan untuk dikonsumsi dan
menjadi contoh perilaku terhadap makanan yang disukai dan yang tidak disukai. Studi telah
mengidentifikasi bahwa ibu cenderung untuk menghindari memperkenalkan makanan yang
mereka tidak sukai kepada anak-anak mereka. Hal ini memberikan dampak yang merugikan
terhadap variasi asupan anak-anak dan meningkatkan picky eating (Cathey dan Gaylord,
2004). Howard et al. (2012) melalui penelitiannya menyatakan bahwa kesukaan ibu terhadap
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
10
buah dan makanan pendamping memiliki hubungan positif dengan kesukaan anak terhadap
makanan tersebut. Sedangkan dalam penelitian lain ditemukan bahwa ibu yang memiliki
asupan buah dan sayur yang rendah cenderung lebih sering menekan anak untuk makan.
Tekanan atau paksaan untuk makan yang diberikan pada anak diketahui memiliki hubungan
negatif dengan asupan anak. Sehingga, dapat dikatakan perilaku picky eating pada ibu bisa
mempengaruhi perilaku picky eating pada anak baik secara langsung maupun tidak langsung
(Fisher et al., 2002). Menurut Brown dan Ogden (2004), sebaiknya orang tua fokus untuk
memberi contoh perilaku makan yang sehat daripada fokus terhadap jenis dan jumlah
makanan yang harus dikonsumsi oleh anak.
Tekanan atau paksaan yang diberikan pada anak untuk makan memiliki hubungan
negatif dengan asupannya (Fisher et al., 2002). Batsell dan Brown (1998 dalam Gregory et
al., 2010) menyatakan bahwa anak yang dipaksa untuk makan akan mengembangkan
perasaan enggan terhadap makanan tersebut. Keengganan ini muncul karena anak
menghubungkan makanan tersebut dengan pengalaman yang didapat saat makan. Rasa
enggan itu juga muncul pada saat anak mencoba makanan baru. Anak-anak seakan berpikir
jika mereka mencoba makanan tersebut atau makanan baru lainnya, mereka akan dipaksa
untuk makan seperti sebelumnya.
Hal ini lah yang kemudian akan menyebabkan rasa
ketertarikan anak pada makanan baru menjadi kurang di masa mendatang. Penelitian ini juga
mendapatkan OR sebesar 5,931 pada kelompok ibu yang memaksa anak, artinya ibu yang
memaksa mempunyai peluang 5,931 kali lebih besar dari ibu yang tidak memaksa anaknya
untuk membentuk perilaku picky eating pada anak.
Kebalikan dari sifat memaksa adalah merayu. Ibu yang merayu anaknya mempunyai
peluang 4,686 kali lebih besar dari ibu yang tidak merayu anaknya untuk membentuk perilaku
picky eating pada anak (OR 4,686). Perilaku merayu yang umum dilakukan ibu biasanya
berupa dengan sengaja menyediakan makanan yang anak sukai secara terus menerus atau
mengiming-imingi hadiah atau makanan penutup yang anak sukai. Padahal menggunakan
makanan sebagai hadiah akan menimbulkan efek yang merugikan pada pengaturan nafsu
makan anak dikemudian hari. Hal ini terjadi karena status makanan yang dijadikan hadiah
akan meningkatkan nilai afektifnya. Sehingga anak ingin terus-menerus mengonsumsi
makanan tersebut dan memakannya secara berlebihan pada saat makanan tersebut tersedia
secara bebas (Puhl dan Schwartz, 2003; Birch, Zimmerman & Hind, 1980; Baugchum et al.,
1998 dalam Mitchell et al., 2012). Menurut Carruth et al. (1998), ucapan yang menyenangkan
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
11
lebih efektif dibandingkan makanan penutup yang dijadikan sebagai hadiah. Di sisi lain,
membujuk anak makan dengan mengiming-imingi hadiah jalan-jalan keluar juga akan
menurunkan preferensi makanan anak (Fisher et al., 2002).
Variasi makanan yang dikonsumsi anak menjadi faktor yang saling mempengaruhi
dengan perilaku picky eating pada anak. Pada penelitian ini, variasi makanan dijadikan
sebagai faktor yang dapat mempengaruhi perilaku picky eating. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa kelompok makanan yang paling sering dikonsumsi anak pada kelompok
ini (diluar kelompok padi-padian dan minyak) adalah kelompok susu dan olahannya,
sedangkan kelompok makanan yang paling jarang berada dalam makanan adalah kelompok
kacang-kacangan dan kelompok sayur dan buah yang kaya akan vitamin A. Selain itu, anak
dengan makanan yang tidak bervariasi mempunyai peluang 3,651 kali untuk menjadi picky
eating dibanding anak dengan makanan yang bervariasi (OR 3,651).
Paparan di usia dini pada anak-anak dapat mempengaruhi penerimaan makanan
dimasa yang akan datang. Ditemukan bahwa paparan buah-buahan pada usia 2 tahun pertama
anak merupakan prediksi dari variasi buah-buahan yang dimiliki anak pada usia sekolahnya
(Skinner et al. 2002). Gerrish dan Mennella (2001) menemukan anak-anak yang terpapar oleh
sayuran yang bervariasi lebih mudah menerima jenis sayuran baru dibandingkan anak-anak
yang hanya terpapar satu atau dua jenis sayuran. Pernyataan ini sejalan dengan pernyataan
Dubois et al. (2007a) bahwa pengalaman anak mengenai makanan akan memicu perilaku
makan anak. Pengalaman dalam hal ini mengacu pada jumlah variasi makanan yang
diperkenalkan pada anak. Pada penelitian Gerrish dan Mennella (2001), paparan sayur yang
bervariasi terbukti dapat meningkatkan penerimaan anak terhadap jenis sayuran baru yang
diperkenalkan kepadanya. Sehingga dapat dikatakan bahwa mengenalkan atau memaparkan
makanan yang bervariasi pada anak dapat memperkecil resiko picky eating. Paparan
merupakan proses yang penting untuk memperkenalkan makanan pada anak. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Carruth et al. (2004), jumlah paparan yang dibutuhkan untuk
bisa meningkatkan penerimaan anak terhadap makanan tersebut adalah sekitar 8-15 kali
pengulangan. Namun, ditemukan dalam penelitian tersebut sebesar 25% pengasuh
memberikan paparan hanya 1-2 kali untuk menentukan apakah makanan tersebut diterima
atau ditolak dan hanya 6-9% pengasuh yang benar-benar mencoba memaparkan makanan
hingga 10 kali. Padahal, terbatasnya jumlah paparan makanan yang baru diperkenalkan pada
anak baik di dalam atau di luar rumah tidak bisa memberikan kesempatan pada anak untuk
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
12
mempelajari makanan tersebut. Selain itu, hal ini bisa menimbulkan penolakan anak terhadap
makanan tersebut dan juga makanan yang mirip dengan makanan tersebut (Carruth et al.,
1998).
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi yang jika diberikan dapat memberikan
banyak manfaat pada bayi. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI tanpa tambahan
makanan atau minuman lain, termasuk air putih, kecuali larutan rehidrasi oral, atau vitamin
tetes/sirup, mineral atau obat-obatan (WHO). The American Dietetic Association
menganjurkan pemberian ASI secara eksklusif sampai bayi mencapai usia 6 bulan. Analisis
lebih lanjut menggunakan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara ASI
eksklusif dengan perilaku picky eating pada anak. Hasil ini berbeda dengan hasil yang
ditemukan oleh Jae et al. (2011) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara ASI
eksklusif 6 bulan dan perilaku picky eating pada anak. Perbedaan ini terjadi kemungkinan
karena adanya perbedaan desain yang digunakan. Penelitian Jae et al. (2011) menggunakan
desain longitudinal, sedangkan penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Selain itu,
penelitian ini memiliki jumlah sampel sekaligus jumlah anak ASI eksklusif yang lebih sedikit
dibandingkan dengan penelitian Jae et al.
Namun dalam penelitian ini, terdapat kecenderungan bahwa anak picky eating lebih
banyak terdapat pada anak tidak ASI eksklusif dibandingkan pada anak ASI eksklusif.
Mennella et al. (2001) menyatakan bahwa paparan rasa pada masa postnatal melalui air susu
ibu dapat mempengaruhi penerimaan rasa pada anak. Dibandingkan susu formula, ASI
memperkenalkan variasi makanan yang lebih beragam pada bayi karena ASI membawa
variasi rasa makanan yang dikonsumsi oleh ibu (Galef dan Clark, 1972). Hal ini
memungkinan bayi mempersiapkan diri dalam menerima makanan padat pertamanya
(Sullivan dan Birch, 1994; Fisher et al., 2000). Selain itu, tidak ASI eksklusif berkaitan
dengan pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini pada anak. Menurut Saraswati
(2012) makanan yang dikenalkan ibu pada bayi hanya satu jenis dalam waktu yang lama.
Sehingga, di awal mengenal rasa, anak tidak banyak mengenal aneka rasa. Hal ini dapat
mempersempit preferensi pilihan rasa bagi anak ketika besar. Birch pada 1998 menyampaikan
mekanisme “learned safety” yang menyatakan bahwa pengenalan makanan pendamping yang
terlalu dini diduga bisa meningkatkan kemungkinan alergi makanan dan ketidak-nyamanan
pada sistem pencernaan yang belum siap menerima makanan (Ziol-Guest dan Hernandez,
2010 dalam Jae et al., 2011). Fortunato dan Scheimann (2008 dalam Jae et al., 2011)
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
13
menambahkan bahwa semakin banyak frekuensi anak menerima makanan pendamping dan
mengalami pengalaman tidak menyenangkan akibat pencernaan yang belum siap, semakin
tinggi kemungkinan anak menjadi picky eating.
Pada penelitian ini, didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat BBLR
dengan perilaku picky eating pada anak. Padahal menurut Dubois et al. (2007b) sangat
mungkin bahwa pada ibu dari anak BBLR terdapat perubahan metabolik pada uterusnya yang
selanjutnya menyebabkan anak menjadi picky eating, meski dibutuhkan penelitian lebih lanjut
untuk mengetahui mekanisme tersebut. Salah satu penyebab terjadinya BBLR pada anak
adalah status gizi ibu kurang sebelum dan selama masa kehamilan. Status gizi ini akan
mempengaruhi status gizi janin dalam kandungan. Mengenai hal tersebut, Hales dan Barker
(2001) menyampaikan sebuah hipotesis yang dikenal dengan thrifty phenotype. Hipotesis
tersebut menjelaskan bahwa bayi yang mengalami kekurangan gizi di dalam kandungan, dan
telah melakukan adaptasi metabolik dan endokrin secara permanen, akan mengalami kesulitan
untuk beradaptasi pada lingkungan ”kaya gizi” pasca lahir, sehingga menyebabkan obesitas
dan mengalami gangguan toleransi terhadap glukosa. Sehingga, menjadi mungkin bahwa
BBLR tidak memiliki hubungan dengan perilaku picky eating pada anak, namun hanya
memiliki sedikit kecendrungan. Dilanjutkan dalam hipotesis tersebut, bahwa risiko obesitas
akan lebih kecil apabila pasca lahir bayi tetap mengonsumsi makanan dalam jumlah yang
tidak berlebihan.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terapat 35,1% siswa berperilaku picky eating,
terdapat 38,4% ibu yang berperilaku picky eating. Dalam menghadapi perilaku sulit makan
anak, 23,8% ibu memilih untuk memaksa anaknya agar mau makan, sedangkan 57% ibu
memilih untuk merayu anaknya agar mau makan. Sebanyak 72,2% siswa memiliki asupan
yang tidak bervariasi dan sebesar 90,7% siswa tidak mendapat ASI eksklusif 6 bulan dengan
rincian 24,5% siswa (37 anak) ASI eksklusif < 6 bulan dan 66,2% siswa (100 anak) tidak ASI
sejak usia 1 bulan. Terakhir, terdapat 19,2% siswa yang memiliki riwayat BBLR. Hasil
analisis menunjukkan perilaku makan ibu, interaksi saat makan dan variasi makanan anak
berhubungan dengan perilaku picky eating pada anak. Hasil analisis pada ASI eksklusif dan
riwayat BBLR anak menunjukkan tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut dengan
perilaku picky eating pada anak.
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
14
Saran
Untuk mencegah atau menanggulangi perilaku picky eating pada anak, maka
sebaiknya orang tua memberikan contoh perilaku makan yang baik serta tidak
memperlihatkan perilaku picky eating di depan anak, meluangkan waktu untuk makan
bersama untuk menarik minat anak dalam mencoba makanan. Menghindari perilaku negatif
dalam menghadapi perilaku sulit makan anak seperti memaksa anak untuk makan atau
mengiming-imingi hadiah agar anak mau makan dan meningkatakan variasi jenis makanan
anak dan memperbanyak jumlah paparan makanan agar anak tertarik untuk mencoba makanan
tersebut.
Daftar Pustaka
Birch, L.L. (1998). Development of Food Acceptance Patterns in The First Years of Life.
Proceedings of the Nutrition Society, 57,617-624.
Brown, R., Ogden, J. (2004). Children's Eating Attitudes And Behaviour: A Study Of The
Modelling And Control Theories Of Parental Infuence. Health Education Research,
19, 261-271.
Carruth, B.R., Skinner, J., Houck, K., Moran, J., Coletta, F., Ott, D. (1998). The Phenomenon
of “Picky Eater”: A Behavioral Marker in Eating Patterns of Toddlers. Journal of the
American College of Nutrition, 17, 180-186.
Carruth, B.R., Ziegler, P.J., Gordon, A., Barr, S.I. (2004). Prevalence of Picky Eaters among
Infants and Toddlers and Their Caregivers Decision about Offering a New Food.
American Dietetic Association, 104, S57-S64.
Carruth, B.R., Ziegler, P.J., Gordon, A., Barr, S.I. (2004). Prevalence of Picky Eaters among
Infants and Toddlers and Their Caregivers Decision about Offering a New Food.
American Dietetic Association, 104, S57-S64.
Cathey, M., Gaylord, N. (2004). Picky Eating: Approach to Mealtime. Pediatric Nursing, 30,
101-107.
Dubois, L., Farmer, A.P., Girard, M., Peterson, K. (2007a). Preschool Childrens Eating
Behaviours are Related to Dietary Adequacy and Body Weight. European Journal of
Clinical Nutrition, 61, 846-855.
Dubois, L., Farmer, A.P., Girard, M., Peterson, K., Tatone-Tokuda, F. (2007b). Problem
Eating Behaviors Related to Social Factors and Body Weight in Preschool Children:
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
15
a Longitudinal Study. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical
Activity, 4, 9-19.
Fisher, J.O., Birch, L.L., Smiciklas-Wright, H., Picciano, M.F. (2000). Breast-feeding Trough
the First Year Predicts Maternal Control in Feeding and Subsequent Toddler Energy
Intakes. Journal of American Dietetic Association, 100, 641-646.
Fisher, J.O., Mitchell, D.C., Smiciklas-Wright, H., Birch, L.L. (2002). Parental Influences on
Young Girls’ Fruit and Vegetable, Micronutrient, and Fat Intakes. Journal American
Deitetic Assosiation, 102, 58-64.
Galef, B.G., Calrk, M.M. (1972). Mother Milk and Adult Presence Two Factors Determining
Initial Dietary Selection by Weanling Rats. Journal of Comparative and
Physiological Psychology, 78, 220-225.
Galloway, A.T., Fiorito, L.M., Lee, Y., Birch, L.L. (2005). Parental Pressure, Dietary
Patterns, and Weight Status among Girls Who Are “Picky Eater”. Journal American
Dietetic Association, 105, 541-548.
Gerrish, C.J., Mennella, J.A. (2001). Flavor Variety Enhances Food Acceptance in FormulaFed Infants. American Journal Clinical Nutrition, 73, 1080-1085.
Goh, D.Y.T., Jacob, A. (2012). Perception of Picky Eating Among Children in Singapore and
Its Impact on Caregivers: a Questionnaire Survey. Asia Pacific Family Medicine, 11,
5-11.
Gregory, J.E., Paxton, S.J., Brozovic, A.M. (2010). Maternal Feeding Practices, Child Eating
Behaviour and Body Mass Index in Preschool-aged Children: a Prospective Analysis.
International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity, 7, 55-64.
Hales, C.N., Barker, D.J.P. (2001). The Thrifty Phenotypr Hypotesis. British Medical Buletin,
60, 5-20.
Howard, A.J., Mallan, K.M., Byrne, R., Magarey, A., Daniels, L.A. (2012). Toddler’s Food
Preferences. The Impact of Novel Food Exposure, Maternal Preferences and Food
Neophobia. Appetite, 59, 818-825.
Jae, E.S., Juhee, K., Mathai, R.A. (2011). Association of Infant Feeding Practices and Picky
Eating Behaviors of Preschool Children. American Dietetic Association, 111, 13631368.
Mennella, J.A., Jagnow, C.P., Beauchamp, G.K. (2001). Prenatal and Postnatal Flavor
Learning by Human Infants. Pediatrics, 107, e88-e93.
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
16
Mitchell, G.L., Farrow, C., Haycraft, E., Meyer, C. (2013). Parental Influences on Childrens
Eating Behaviour and Characteristics of Successful Parent-Focussed Intervention.
Appetite, 60, 85-94.
Saraswati, Dian Putri Mumpuni. 2012. Gambaran Perilaku Picky Eater dan Faktor yang
Melatar Belakanginya Pada Siswa PAUD Kasih Ananda Bekasi Tahun 2012. Skripsi.
Gizi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat. UI, Depok.
Skinner, J., Carruth, B.R., Bounds, W., Ziegler, P., Reidy, K. (2002). Do Food-Related
Experiences in the First 2 Years of Life Predict Dietary Variety in School-Aged
Children? Journal of Nutrition Education and Behavior, 34, 310-315.
Soetardjo, S. 2011. Gizi Anak dalam Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT
Gramedia.
Sullivan, S.A., Birch, L.L. (1994). Infant Dietary Experience and Acceptance of Solid Foods.
Pediatrics, 93, 271-277.
WHO.
(n.d.).
Low
Birthweight.
24
Juni,
2013.
http://www.who.int/reproductivehealth/publications/monitoring/9280638327/en/
Wright, C.M., Parkinson, K.N., Shipton, D., and Drewett, R. (2007). How Do Toddler Eating
Problems Relate To Their Eating Behavior, Food Preferences, And Growth?.
Pediatrics, 120, e1069-e1075.
Yi, H.L., Stein, M.T. (2005). Feeding Behaviour of Infants and Young Children and Its
Impact on Child Psychosocial and Emotional Development. Encyclopedia on Early
Childhood Development.
Universitas Indonesia
Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013
Download