UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS KOMPETENSI KELISTRIKAN OTOMOTIF PADA SISWA KELAS XI TKRb SMKN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : ELLYS WAHYUNI X 2508505 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS KOMPETENSI KELISTRIKAN OTOMOTIF PADA SISWA KELAS XI TKRb SMKN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Oleh: Ellys Wahyuni X 2508505 Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Persetujuan Pembimbing : Pembimbing I Pembimbing II Drs.C.Sudibyo,MT NIP. 19510291976031002 Budi Harjanto,ST,M.Eng NIP. 19701162005011001 PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari : Kamis Tanggal : 10 Juni 2010 Tim Penguji Skripsi : Nama Terang Ketua : Drs. Ranto,MT Sekretaris : Drs. H. Emilly Dardi,M.Kes Anggota I : Drs. C. Sudibyo, MT Anggota II : Budi Harjanto, ST, M.Eng Disahkan Oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan, Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP 196007271987021001 Tanda Tangan 1..................... 2.................... 3..................... 4..................... PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Ellys Wahyuni NIM : X 2508505 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS KOMPETENSI KELISTRIKAN OTOMOTIF PADA SISWA KELAS XI TKRb SMK N 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi ini diberi kode dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh dari skripsi tesebut. Surakarta, Juni 2010 Yang membuat pernyataan Ellys Wahyuni ABSTRAK Ellys Wahyuni. UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS KOMPETENSI KELISTRIKAN OTOMOTIF PADA SISWA KELAS XI TKRB SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2010. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode pemberian tugas kompetensi kelistrikan otomotif pada siswa XI TKRb tahun pelajaran 2009/2010. (2) untuk meningkatkan prestasi belajar dengan menggunakan metode pemberian tugas kompetensi kelistrikan otomotif pada siswa kelas XI TKRb tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan di mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan April 2010, bertempat di SMK N 2 Surakarta. Adapun sebagai subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI TKRb (Teknik Kendaraan Ringan Kelas b) dengan jumlah siswa 33 anak. Prosedur penelitian yang digunakan adalah prosedur Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah teknik tes dan teknik non tes. Adapun alat pengumpul data berupa butir-butir soal tes tertulis yang harus dikerjakan siswa dan lembar observasi aktivitas belajar siswa, yang diambil selama pelaksanaan tindakan baik pada siklus 1 ataupun siklus 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksaaan pembelajaran melalui metode pembelajaran pemberian tugas dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar kompetensi kelistrikan otomotif kelas XI TKRb SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Hasil pembelajaran dengan metode pemberian tugas terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa, pada aspek interaksi siswa dan guru terjadi peningkatan dari 10 siswa menjadi 30 siswa sehingga mengalami peningkatan 200 persen, pada aspek tanggung jawab terjadi peningkatan dari 30 siswa menjadi 33 siswa atau mengalami peningkatan 10 persen. Sedangkan aspek kehadiran dari siklus 1 ke siklus 2 tidak terjadi peningkatan. Sedangkan pada prestasi belajar juga terjadi peningkatan prestasi belajar dari nilai ulangan harian pada kondisi awal diperoleh sebesar 54,96. Dari siklus 1 didapat bahwa dengan metode pemberian tugas yang diberikan setiap dua kali pertemuan diperoleh nilai rata-rata ulangan harian 66,06. Pelaksanaan siklus 2 dengan metode pemberian tugas yang diberikan setiap pertemuan, diperoleh nilai rata-rata ulangan harian sebesar 77,87. MOTTO Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapat pahala dari kebajikan yang dilakukannya dan mendapat siksa dari kejahatan yang dilakukannya. (Q. S. Al-Baqarah: 286) Berusaha maksimal, berdo’a, dan bertawakal serta yakin kepada Allah SWT Pasti memberi yang terbaik untuk hamba-Nya. (Penulis) PERSEMBAHAN Karya ini penulis persembahkan kepada : Ä Ibuku tercinta Ä Suamiku tercinta yang telah memberi semangat Ä Ketiga anakku tercinta Ellya, Ellza, Elrya yang telah memberi dorongan Ä Teman-teman almamaterku KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrobil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program S1 Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setulusnya kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah memberikan izin penelitian. 2. Ketua Jurusan PTK Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah memberikan izin penelitian . 3. Ketua Program PTM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah memberikan izin penelitian . 4. Bapak Drs C. Sudibyo,MT selaku pembimbing I atas waktu bimbingan dan segala dukungannya serta kesabarannya bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Budi Harjanto ST,M.Eng selaku pembimbing II atas waktu bimbingan dan segala dukungannya serta kesabarannya bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak Drs.Susanta,MM, selaku Kepala Sekolah SMKN 2 Surakarta yang telah memberikan izin serta dukungannya bagi penulis untuk mengadakan penelitian. 7. Siswa-siswi Kelas XI TKRb dan keluarga besar SMKN 2 Surakarta atas segala partisipasi dan dukungannya saat penulis mengadakan penelitian. 8. Suamiku dan ke tiga anakku yang telah memberi semangat dan motivasi sehingga terselesainya skripsi ini. 9. Semua pihak yang belum dapat penulis sebutkan yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari tidak ada kemutlakan bagi kebenaran yang datangnya dari manusia. Serta penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan penulisan lebih lanjut. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Surakarta, Juni 2010 Penulis DAFTAR ISI Halaman JUDUL .....................................................................................................................i PENGAJUAN SKRIPSI........................................................................................ii LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv PERNYATAAN.....................................................................................................v ABSTRAK.............................................................................................................vi MOTTO...............................................................................................................viii PERSEMBAHAN..................................................................................................ix KATA PENGANTAR ...........................................................................................x DAFTAR ISI ........................................................................................................xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. ..xv DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah......................................................................... 3 C. Pembatasan Masalah........................................................................ 3 D. Perumusan Masalah ......................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian..............................................................................4 F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4 BAB II. KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS.................. 6 A. Kajian Teori ..................................................................................... 6 1. Pengertian Belajar...................................................................... 6 2. Metode Pemberian Tugas ........................................................ 15 3. Aktivitas Belajar Siswa............................................................ 17 4. Prestasi Belajar ........................................................................ 18 B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 19 C. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 20 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 22 A. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................ 22 B. Subjek Penelitian ........................................................................... 23 C. Sumber Data .................................................................................. 23 D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.............................................. 23 E. Validasi Data ................................................................................. 23 F. Analisis Data.................................................................................. 24 G. Indikator Kerja............................................................................... 24 H. Prosedur Penelitian ........................................................................ 25 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 30 A. Deskripsi Kondisi Awal................................................................. 30 B. Deskripsi Siklus 1 .......................................................................... 32 1. Perencanaan ............................................................................. 32 2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................ 32 3. Hasil Pengamatan .................................................................... 32 4. Refleksi .................................................................................... 35 C. Deskripsi Siklus 2 .......................................................................... 36 1. Perencanaan ............................................................................. 36 2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................. 37 3. Hasil Pengamatan .................................................................... 38 4. Refleksi .................................................................................... 41 D. Pembahasan ................................................................................... 42 E. Hasil Tindakan............................................................................... 44 BAB V. Simpulan,Implikasi,dan Saran ......................................................... 46 A. Simpulan ........................................................................................ 46 B. Implikasi ........................................................................................ 46 C. Saran .............................................................................................. 47 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................48 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 49 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas...................................22 Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal...................................31 Tabel 3. Rentang Nilai Siswa pada Kondisi Awal ................................................31 Tabel 4. Aspek Interaksi Siswa dengan Guru Siklus 1..........................................33 Tabel 5. Aspek Tanggung Jawab Siswa Terhadap pengumpulan Tugas siklus 1..33 Tabel 6. Aspek Kehadiran Siswa pada Siklus 1 ....................................................34 Tabel 7. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siklus 1............................................34 Tabel 8. Interval Nilai Ulangan pada Siklus 1.......................................................34 Tabel 9. Aspek Interaksi Siswa dengan Guru Siklus 2..........................................38 Tabel 10. Aspek Tanggung Jawab Siswa Terhadap pengumpulan Tugas siklus 139 Tabel 11. Aspek Kehadiran Siswa pada Siklus 2 ..................................................39 Tabel 12. Rekapitulasi Nilai Ulangan Siklus 2......................................................40 Tabel 13. Interval Nilai Siswa pada Siklus 2.........................................................40 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir ......................................................................20 Gambar 2. Diagram Balok Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal ..........................31 Gambar 3. Diagram Balok Nilai Ulangan Harian Siklus 1 ...................................35 Gambar 4. Diagram Balok Nilai Ulangan Harian Siklus 2 ...................................40 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian..........................................................................49 Lampiran 2. Daftar Hadir Siswa Siklus 1dan Siklus 2..........................................50 Lampiran 3. Data Aktivitas Belajar Siswa pada Kondisi Awal............................51 Lampiran 4. Data Prestasi Belajar pada Kondisi Awal ........................................52 Lampiran 5. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siklus 1...................................53 Lampiran 6. Data Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siklus 1..........................54 Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pemelajaran Siklus 1......................................55 Lampiran 8. Kisi-kisi Soal Prestasi Belajar Siklus 1............................................58 Lampiran 9. Soal Prestasi Belajar Siklus 1............................................................60 Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Prestasi Belajar Siklus 1.................................62 Lampiran 11. Kriteria Pedoman Penilaian Prestasi Belajar Siklus 1 ...................63 Lampiran 12. Contoh Jawaban Siswa Siklus 1......................................................64 Lampiran 13. Daftar Hadir Tes Prestasi Belajar Siklus 1 .....................................65 Lampiran 14. Daftar Nilai Prestasi Belajar Siklus 1. ............................................66 Lampiran 15. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siklus 2..................................67 Lampiran 16. Data Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siklus 2.........................68 Lampiran 17. Rencana Pelaksanaan Pemelajaran Siklus 2....................................69 Lampiran 19. Kisi-kisi Soal Prestasi Belajar Siklus 2...........................................72 Lampiran 20. Soal Prestasi Belajar Siklus 1..........................................................73 Lampiran 21. Kunci Jawaban Soal Prestasi Belajar Siklus 2.................................75 Lampiran 22. Kriteria Pedoman Penilaian Prestasi Belajar Siklus 2 ...................76 Lampiran 23. Contoh Jawaban Siswa Siklus 2......................................................77 Lampiran 24. Daftar Hadir Tes Prestasi Belajar Siklus 2 .....................................82 Lampiran 25. Daftar Nilai Prestasi Belajar Siklus 2. ............................................84 Lampiran 26. Foto Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran......................................85 Lampiran 27. Tugas Siswa dan Contoh Pekerjaan Siswa Siklus 1........................87 Lampiran 28. Contoh Pengisian Lembar Aktivitas Siswa Siklus 1.......................88 Lampiran 29. Tugas Siswa dan Contoh Pekerjaan Siswa Siklus 2........................89 Lampiran 30. Contoh Pengisian Lembar Aktivitas Siswa Siklus 2.......................90 Lampiran 31. Lembar Pengesahan oleh Kolaborator.............................................91 Lampiran 32. Daftar Hadir Kolaborator pada Siklus 1..........................................92 Lampiran 33. Daftar Hadir Kolaborator pada Siklus 2..........................................93 ABSTRACT Ellys Wahyuni. Efforts of increasing of Student’s learning activity and student’s learning achievement with using recitation method Electric Automotive competence students on Class XI TKRb SMK Negeri 2 Surakarta in Academic Year 2009/2010, Skripsi, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University.2010. The objectivies of the research is (1) for increasing student’s learning activity with using recitation method electric Outomotive comptence in class XI TKRb in academic year 2009/2010. (2) for increasing student’s learning achievement with using recitation methods electric Outomotive comptence in class XI TKRb in academic year 2009/2010. Research conducted in 3 months in February to April 2010, in SMK Negeri 2 Surakarta. The research is students in Class XI TKRb ( simpilty motor technique class b) with 33 students. The research was used in Class Action Research procedure with 2 cycle. The Technique of Collecting data are test technique and non test technique. The collecting of data is test that working students and Activity with using activity obsevering, are giving on cycle 1 and cycle 2. Based on the result of the research are concluded that the learning with recitation can be increasing student’s learnig activity ang achievement learning for electric Outomotive in class XI TKRb SMK Negeri 2 Surakarta in academic year 2009/2010. The result of learning with recitation Method to increasing Student’s learning activity,on student and teacher interaction aspect to increasing from 10 students to 30 students so increasing 200 precent, for responsible aspect to increasing from 30 students to 33 students or increasing 10 precent. While presence aspect from cycle 1 to cycle 2 is not increasing . While for learning achievement so increasing, learning achievement form tes in beginning condition can be obtained average 54,96. From cycle 1 can be that with recitation method that giving every twice seasion can be obtained the average of daily test of average 66,06. Implementer of cycle 2 with recitation method with every session can be obtained the average 77,87. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, kita tidak lagi dapat mengandalkan pada tersedianya tenaga kerja yang banyak dan murah, seperti yang selama ini telah dianggap sebagai suatu keuntungan kompetitif. Tenaga kerja yang diperlukan dalam era perubahan ini adalah mereka yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta menguasai informasi (Well Educated, Well Trained and Informed). Perubahan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan merupakan asas dari organisasi belajar. Salah satu sarana penyiapan tenaga kerja di masa depan adalah pemanfaatan teknologi dan media pembelajaran yang memadai, karena aspek ini masih banyak dipandang sebagai suatu bidang yang berkepentingan dengan persekolahan. Untuk itu teknologi pembelajaran dan media pembelajaran perlu mendapat perhatian dari para guru atau tenaga kependidikan lain dalam lingkungan pendidikan formal, sebab teknologi dan media pembelajaran telah berkembang sebagai suatu teori dan praktek dimana proses, sumber dan sistem belajar pada manusia, baik perorangan maupun dalam suatu ikatan organisasi dapat dirancang, dikembangkan, dimanfaatkan, dikelola dan dinilai. Pelajaran yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pada dasarnya tujuan pendidikan tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas siswa sehingga menuju keadaaan yang lebih baik. Keberhasilan pembelajaran yang berada di sekolah sangat tergantung pada peran guru dalam memberi pelajaran kepada siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu metode pembelajaran yang sesuai bagi perkembangan anak didik. Belajar yang berhasil adalah apabila siswa aktif menerima atau memahami konsep-konsep yang disampaikan serta mampu melakukan percobaan sesuai dengan kompentensi yang disampaikan oleh seorang guru. Sehingga pengalaman yang didapat akan bertahan lama. Pada pelajaran produktif khususnya pada pelajaran kelistrikan pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep yang ada pada kompetensi tersebut. Pada pelajaran kelistrikan di SMKN 2 Surakarta pada program Teknik Kendaraan Ringan sebagian guru masih menggunakan pola pembelajaran lama yaitu dengan metode konvensional dalam menyampaikan materi pelajaran, ini akan berakibat siswa merasa jenuh dan bosan karena metode yang diterapkan monoton tanpa adanya variasi, sehingga mengakibatkan minat belajar dan aktivitas belajar siswa berkurang sehingga mengakibatkan prestasi belajar siswa sangat rendah. Pada pelajaran kelistrikan pada Program Teknik Kendaraan Ringan khususnya siswa kelas XI TKRb mendapat nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) masih rendah hampir 50% siswa di bawah nilai KKM pada nilai Kelistrikan Otomotif, untuk meningkatkan nilai KKM tersebut diperlukan suatu metode pelajaran yang dapat mendorong aktivitas belajar siswa sehingga dengan aktivitas belajar yang tinggi diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode pelajaran yang baik untuk merangsang siswa dalam aktivitas belajar adalah metode yang menuntut tanggung jawab serta siswa merasa tertarik untuk mempelajarinya. Salah satu metode pelajaranyang kita pilih adalah metode pelajaran pemberian tugas, dengan metode pemberian tugas diharapkan siswa dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepada guru dengan baik, karena kita tahu bahwa sebagaian siswa SMK malas untuk belajar karena dengan alasan tidak ada tugas dari seorang guru. Metode pemberian tugas atau metode resitasi merupakan metode yamg perlu dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa, dengan metode ini diharapakan setiap siswa mempunyai rasa tanggung jawab terhadap apa yang diberikan kepada guru karena dengan harapan dia akan mendapat penghargaaan dari guru berupa nilai. Dengan rangsangan yang diberikan pada guru kepada siswa dalam metode pelajaran ini diharapkan nilai KKM(kriteria ketuntasan minimal) siswa Kelas XI TKRb akan meningkat. Dengan adanya peningkatkan Nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) maka prestasi belajar siswa juga akan meningkat, sehingga pelajaran yang diberikan kepada guru akan berhasil dan dapat bermanfaat pada siswa. Metode pemberian tugas yang akan diteliti adalah pemberian tugas secara individual hal ini diharapkan dengan pemberian tugas secara individu dapat membuat seoarang siswa mempunyai rasa tanggung jawab untuk mengumpulkan tugas yang diberikan oleh seoarang guru, sehingga dapat diharapkan aktivitas dan prestasi belajar akan meningkat. Metode pemberian tugas yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti dengan menberikan tugas pada siswa secara berkesinambungan, dengan harapan terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta dapat mendorong siswa untuk selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Pada metode pemberian tugas dibuat agar siswa benar-benar mempunyai rasa tanggung jawab yang besar dalam pengumpulan tugas, sehingga diharapkan aktivitas dan prestasi belajar terjadi peningkatan. B. Identifikasi Masalah. Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka berbagai permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Minat belajar siswa rendah pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif di SMK N 2 Surakarta. 2. Sebagian siswa kurang aktivitas belajar dalam mata pelajaran Kelistrikan Otomotif. 3. Aktivitas belajar siswa perlu ditingkatkan dengan menggunakan metode pemberian tugas. 4. Metode Pemberian Tugas perlu dikembangkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. C. Pembatasan Masalah. Agar dalam penelitian dapat mencapai masalah yang utama perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Upaya meningkatkan aktivitas belajar dengan menggunakan metode pemberian tugas. 2. Upaya meningkatkan prestasi belajar dengan menggunakan metode pemberian tugas. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah melalui metode pemberian tugas dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif bagi kelas XI TKRb Semester 2 SMK N 2 Surakarta pada tahun pelajaran 2009/2010?. 2. Apakah melalui metode pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif bagi kelas XI TKRb semester 2 SMKN 2 Surakarta pada tahun pelajaran 2009/2010?. E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar pada mata mata pelajaran Kelistrikan Otomotif melalui Metode Pemberian Tugas pada siswa kelas XI TKRb SMKN 2 Surakarta pada tahun pelajaran 2009/2010. 2. Untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif melalui Metode Pemberian Tugas pada siswa kelas XI TKRb SMKN 2 Surakarta pada tahun pelajaran 2009/2010. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu: 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan khazanah ilmiah bagi dunia pendidikan untuk menghadirkan metode pemberian tugas. b. Sebagai bahan referensi untuk penelitian yang relevan. 2. Manfaat Praktis a.Bagi Siswa Siswa lebih mudah memahami Ilmu Kelistrikan otomotif sebagai implikasi aktivitas belajar dan prestasi belajar meningkat b.Bagi Guru Dapat meningkatkan kualitas mengajar melalui inovasi Pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas. BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar Belajar pada hakekatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku pada individu yang belajar . Belajar adalah kegiatan yang sadar atau tidak telah dilakukan manusia sejak lahir untuk memenuhi kebutuhan hidup sekaligus mengembangkan dirinya. Kemampuan baru yang diperoleh serta perubahan perilaku menunjukkan bahwa telah terjadi proses belajar. Sedangkan Pembelajaran adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat (Slameto, 2003:30). Sehingga model pembelajaran dapat diartikan sebagai skema yang berupa struktur cara menanamkan pengetahuan pada seseorang. Model pembelajaran membuat para pengembang pembelajaran memahami dan merinci masalah ke dalam unit-unit yang lebih mudah diatasi dan menyelesaikan masalah pembelajaran. a. Teori Belajar dan Pembelajaran Beberapa teori belajar dan pembelajaran yang dapat kita jadikan acuan pada penelitian ini antara lain: 1) Teori Belajar Kognitif Psikologi kognitif mengatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada di luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus (http:// teoripembelajaran. blogspot. com. 2008/04/teori-belajar-kognitif.html). Teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar, hal ini berati aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni pengolahan informasi. Prinsip-prinsip teori kognitif dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: a) siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya. Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu, b) anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda-benda konkrit, c) keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik, d) untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si belajar, e) pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks, f) belajar memahami akan lebih bermakna daripada belajar menghafal, g) adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Beberapa teori belajar dan pembelajaran aliran kognitif, antara lain: a) Teori Piaget Jean Piaget adalah ahli psikologi yang pertama menggunakan filsafat konstruktivis dalam proses belajar. Piaget menjelaskan bagaimana proses pengetahuan seseorang dalam teori perkembangan intelektual yaitu berpikir dari konkrit ke abstrak. Menurut Piaget, tahaptahap berpikir itu adalah pasti dan spontan namun umur kronologis yang diberikan itu adalah fleksibel, terutama selama masa transisi dari periode yang satu ke periode berikutnya. Umur kronologis itu dapat saling tindih tergantung kepada individu. Skema adalah suatu struktur mental atau kognitif yang dengan seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Menurut Piaget, adaptasi adalah proses penyesuaian skema dalam merespon lingkungan melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. Akomodasi adalah proses pengintegrasian stimulus baru kedalam skema yang telah terbentuk secara tidak langsung. Selanjutnya dalam proses perkembangan kognitif seseorang diperlukan keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Keadaan ini disebut dengan equilibrium. Pada bagian lain Slavin menegaskan bahwa teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka (http://massofa.wordpress.com/2008/09/12/677/). Hal ini berarti bahwa anak-anak mengkontruksi pengetahuan secara terus-menerus dengan mengasimilasi dan mengakomodasi informasi-informasi baru dalam mengerjakan tugas. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget mereka pembelajaran adalah (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teori-teori-belajar/): (1) Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak, (2) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya, (3) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing, (4) Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya, (5) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya. b) Teori Vygotsky Vygotsky mengemukakan ada empat prinsip kunci dalam pembelajaran, yaitu (http://massofa.wordpress.com/2008/09/12/677): (1) Penekanan pada hakekat sosio-kultural pada pembelajaran (the sosiocultural of learning). Siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dengan orang lain dalam proses pembelajaran, (2) Zona perkembangan terdekat (zone of proximal development). Dalam proses perkembangan kemampuan kognitif setiap anak memiliki apa yang disebut zona perkembangan proksimal (zone of proximal development) yang didefinisikan sebagai jarak atau selisih antara tingkat perkembangan anak yang aktual dengan tingkat perkembangan potensial yang lebih tinggi yang bisa dicapai si anak jika ia mendapat bimbingan atau bantuan dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih berkompeten, (3) Pemagangan kognitif (cognitive apprenticeship). Suatu proses dimana seorang siswa belajar setahap demi setahap akan memperoleh keahlian dalam interaksinya dengan seorang ahli. Seorang ahli bisa orang dewasa atau orang yang lebih tua atau teman sebaya yang telah menguasai permasalahannya, (4) Perancahan (scaffolding). Perancahan atau scaffolding, merupakan satu ide kunci yang ditemukan dari gagasan pembelajaran sosial Vygotsky. Perancahan berarti pemberian sejumlah besar bantuan kepada seorang anak selama tahaptahap awal pembelajaran dan kemudian secara perlahan bantuan tersebut dikurangi dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa implikasi utama dari teori Vygotsky terhadap pembelajaran adalah kemampuan untuk mewujudkan tatanan pembelajaran dengan pemberian tugas dalam pembelajaran supaya siswa mempunyai tanggungjawab terhadap belajar. c) Ausubel : Teori Belajar Bermakna Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar yang bermakna. Inti dari teori belajar bermakna Ausubel adalah proses belajar akan mendatangkan hasil atau bermakna kalau guru dalam menyajikan materi pelajaran yang baru dapat menghubungkannya dengan konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognisi siswa. Langkah-langkah yang biasanya dilakukan guru untuk menerapkan belajar bermakna Ausubel adalah sebagai berikut: Advance organizer, Progressive differensial, integrative reconciliation, dan consolidation (http://zalfaasatira. blogspot.com) (1) Advance organizer: Penyampaian awal tentang materi yang akan dipelajari siswa. Diharapkan siswa secara mental akan siap untuk menerima materi kalau mereka mengetahui sebelumnya materi apa yang akan disampaikan guru. Contoh: handout sebelum perkuliahan, (2) Progressive Differensial: Materi pelajaran yang disampaikan guru hendaknya bertahap. Diawali dengan hal-hal atau konsep yang umum, kemudian dilanjutkan ke hal-hal yang khusus, disertai dengan contoh-contoh, (3) Integrative reconciliation: Penjelasan yang diberikan oleh guru tentang kesamaan dan perbedaan konsep-konsep yang telah mereka ketahui dengan konsep yang baru saja dipelajari, (4) Consolidation: Pemantapan materi dalam bentuk menghadirkan lebih banyak contoh atau latihan sehingga siswa bisa lebih paham dan selanjutnya siap menerima materi baru. Teori Belajar Konstruktivistik Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. (Asri Budiningsih, 2005: 58). Siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Pengatahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman maupun lingkungannya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Manusia dapat mengetahui sesuatu dengan inderanya. Seseorang dapat mengetahui sesuatu melului interaksinya dengan obyek dan lingkungan. Semakin banyak seseorang berinteraksi dengan obyek dan lingkungannya, pengetahuan dan pemahamannya akan obyek dan lingkungan tersebut akan meningkat dan lebih rinci. Ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan (Asri Budiningsih, 2005: 57), yaitu; (1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, (2) kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan, dan (3) kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada lainnya. Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Dalam proses belajar konstruktivistik ini, guru tidak menstransfer pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Peran utama dalam kegiatan belajar konstruktivistik ini adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, sehingga siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kritis, kreatif, dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional. d) Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne. Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, motivasi, pemerolehan, penyimpanan, ingatan kembali, generalisasi, perlakuan, dan (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2008 /02/02/teori-teori-belajar/). umpan balik 2) Teori Motivasi Perspektif motivasional pada pembelajaran kooperatif terutama memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja (Slavin, 2005: 34). Dari perspektif motivasional, struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh karena itu mereka harus saling membantu antar anggota kelompoknya dan yang lebih penting adalah mereka harus berusaha secara maksimal untuk mensukseskan tujuan kelompoknya. Dengan kata lain, memberi penghargaan kelompok berdasarkan pada pencapaian kelompok ( atau penjumlahan pencapaian individu) menciptakan suatu struktur hubungan penghargaan antar pribadi di mana anggota kelompok akan memberi atau menahan sosial reinforcers ( seperti dorongan dan pujian) sebagai hubungan atas usaha antar anggota kelompok. 3). Teori Belajar Sosial Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang memandang perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. (http:/ /akhmad sudrajat.wordpress .com/2008/02/02/teori-teori-belajar/) Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan. Teori Belajar Sosial berusaha menjelaskan tingkahlaku manusia dari segi interaksi timbal-balik yang berkesinambungan antara faktor kognitif, tingkahlaku, dan faktor lingkungan. a) Tiga konsep teori belajar sosial Teori Belajar Sosial (Social Learing Theory) dari Bandura didasarkan pada tiga konsep (http://alfaned.blogspot.com/2008/09/pendahuluan-bab-1-teori-belajar-sosial. html): (1) Determinis Resiprokal (reciprocal determinism): pendekatan yang menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk interaksi timbal-balik yang terus menerus antara determinan kognitif, behavioral dan lingkungan. Orang menentukan/mempengaruhi tingkahlakunya dengan mengontrol lingkungan, tetapi orang itu juga dikontrol oleh kekuatan lingkungan itu. (2) Tanpa Renforsemen (beyond reinforcement), menurut Bandura, reforsemen penting dalam menentukan apakah suatu tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu bukan satu-satunya pembentuk tingkah laku. Orang dapat belajar melakukan sesuatu hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang dilihatnya. Belajar melalui observasi tanpa ada renforsemen yang terlibat, berarti tingkah laku ditentukan oleh antisipasi konsekuensi, itu merupakan pokok teori belajar sosial. (3) Kognisi dan Regulasi diri (Self-regulation/cognition): Konsep bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri sendiri (self regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri. b) Akibat-akibat atau konsekuensi-konsekuensi tingkah laku. Konsekuensi tingkah laku juga merupakan unsur yang penting dalam teori belajar sosial, yang menyangkut tiga macam reinforcement, yaitu : (1) Direc reinforcement, yaitu suatu tipekonsekuensi.peristiwa yang dapt menguatkan tingkah laku baik menyenangkan atau tida menyenangkan.misalkan dengan memberikan hadiah kepada seorang anak yang mendapatkan nilai baik, (2) Vicarious reinforcement, yaitu konsekuensi yang terkait dengan tingkah laku orang lain yamh diamati, (3) Selfreinforcement, yaitu konsekuensi yang berhubungan dengan standar tingkah laku pribadi. c) Proses Kognitif Dalam teori belajar sosial, proses kognitif memegang peranan penting. Kemampuan seseorang untuk membuat kode, menyimpan pengalaman-pengalaman dalam bentuk lambang yang membayangkan konsekuensi-konsekuensi yang bakal terjadi penting sekali untuk memperoleh dan mengubah tingkah laku. Pemrosesan kognitif terhadap peristiwa–peristiwa yang mungkin terjadi menjembatani jurang antara tingkah laku dan hasil tingkah laku. Proses kognitif memiliki empat macam komponen, yaitu : perhatian, retansi, produksi motorik dan motivasi. Perhatian dan retansi mengatur diperolehnya perbuatan-perbuatan yang diamati.berikutnya perbuatan-perbuatan tersebut diatur oleh mekanisme produksi motorik dan motivasi. d) Aplikasi teori belajar sosial Aplikasi ini menyangkut tiga hal : karakteristik siswa ,proses kognitif dan pengajaran,dan konteks sosial bagi belajar (http://alfaned.blogspot.com/2008/09/ pendahuluan-bab-1-teori-belajar-sosial. html): (1) Karakteristik siswa Para siswa berbeda-beda dalam kemampuan mereka mengabstraksi, mengodekasikan informasi, mengingat dan melakukan perbuatan yang dilakukannya. Di samping itu mereka juga berbeda dalam kemampuan menerima model. Kemampuan menerima sesuatu model tertentu berbeda – beda karena : Nilai model tersebut tidak sama baginya, derajat similaritas antara model tersebut dengan setatus dan situasi yang mengamatinya juga berlainan. (2) Proses kognitif dan pengajaran Mengembangkan keterampilan belajar–caranya–belajar dan mengajar kan pemecahan masalah adalah isu-isu yang penting bagi pendidikan. (3) Kontek sosial Mengamati bermacam-macam model dan reinforcment yang di berikan oleh teman sebaya dan oleh pihak lain, semuanya berpengaruh penting dalam belajar. Contoh : dalam kerja kelompok, siswa –siswa yang berprestasi baik hendaknya dipasangkan dengan siswa yang prestasinya kurang. Maka dalam proses kerja kelompok antara siswa tersebut akan terjadi saling tanya jawab. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar secara global dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri (Muhibbin Syah, 2006: 132), sedangkan faktor eksternal ( faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa 1) Faktor Internal Faktor internal meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologi (yang bersifat jasmaniah), dan aspek psikologis (yang bersifat rokhaniah): 1) Faktor jasmaniah, meliputi : faktor kesehatan dan cacat tubuh (tonus jasmani, mata dan telinga) , 2) Faktor psikologis, meliputi: inteligensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan disekitar siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. a) Faktor keluarga, berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. b) Faktor sekolah, meliputi : metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. c) Faktor masyarakat, meliputi : kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. 2. Metode Pemberian Tugas. Metode adalah suatu cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, metode mengajar adalah cara yang dipergunakan pengajar dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnnya pengajaran. Dengan demikian metode mengajar dapat juga diartikan sebagai teknik penyajian yang dapat dikuasai oleh pengajar untuk menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik agar pelajaran tersebut dapat diterima dan dijalani serta dapat dipergunakan dengan baik. Dalam interaksi belajar mengajar,guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Metode mengajar yang baik adalah sesuai dengan tujuan pengajaran dalam situasi dan waktu berlangsungnya pelajaran,serta dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Terdapat berbagai macam penyajian agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan membentuk pengalaman belajar,tetapi satu dengan yang lainnya saling menunjang. Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana pengajar memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya (SyaifulSagala,2007: 29). Tugas yang diberikan oleh guru dapat memperdalam bahan pelajaran dan dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas tersebut merangsangg murid untuk aktif belajar secara individual atau kelompok. Syaiful Sagala (2007:30),metode pemberian tugas mempunyai beberapa kebaikan dan kelemahan. Kebaikan tersebut antara lain:1). pengetahuan yang diperoleh murid dan hasil belajar, hasil percobaan atau hasil penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat atau bakat yang berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap, tahan lama, dan lebih otentik; 2). mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggungjawab dan berdiri sendiri; 3). tugas dapat meyakinkan tentang apa yang dipelajari ;4). tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengelola sendiri informasi dan komunikasi yang maju demikian pesat dan cepat; 5). metode ini dapat membuat bergairah siswa dalam belajar. Sedangkan beberapa kelemahan dari metode pemberian tugas adalah: 1). seringkali siswa melakukan penipuan diri di mana mereka hanya meniru hasil pekerjaan orang laim tanpa mengalami peristiwa belajar; 2). adakalanya tugas tersebut dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan; 3). apabila tugas terlalu diberikan atau hanya sekedar melepaskan tanggung jawab pengajar, apalagi bila tugas tersebut sukar dilaksanakan ketegangan mental mereka dapat terpengaruh 4). karena jika tugas diberikan secara umum mungkin seseorang peserta didk mengalami kesulitan karena sukar selalu menyelesaikan tugas dengan adanya perbedaan individual. Syaiful Sagala(2007:31) juga menyampaikan beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode pemberian tugas antara lain ;1). tugas yang diberikan hendaknya jelas, sehingga mereka mengerti apa yang harus dikerjakan ;2). tugas yang diberikan memperlihatkan perbedaan individu masing-masing ;3). waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup ;4). melakukan control atau pengawasan yang sistematis atas tugas yang diberikan sehingga mendorong siswa belajar dengan sungguh-sungguh ;5). tugas yang diberikan hendaknya mempertimbangkan menarik minat dan perhatian siswa,mendorong siswa untuk mencari,mengalami dan menyampaikan, diusahakan tugas tersebut praktis dan ilmiah dan bahan pelajaran yang ditugaskan agar diambilkan dari hal-hal yang dikenal siswa. Dengan pengertian lain tugas ini jauh lebih luas dari pekerjaan rumah karena metode pemberian tugas dari guru kepada siswa untuk diselesaikan dan dipertanggungjawabkan. Siswa dapat menyelesaikan di sekolah atau di rumah atau ditempat lain yang kiranya dapat menunjang penyelesain tugas tersebut,baik secara individu atau kelompok. Adapun dalam penelitian ini pemberian tugas diberikan guru untuk dikerjakan di rumah. 3.Aktivitas Belajar Siswa Menurut tokoh ilmu jiwa lama John Lock, mengungkapkan bahwa murid ibarat kertas putih yang tidak tertulis. Dalam hal ini terserah kepada guru mau dibawa ke mana, mau diapakan murid itu. Guru adalah yang mengatur dan memberi isinya. Aktivitas guru dalam pelajaran mendominasi kegiatan, sementara murid bersifat pasif dan menerima begitu saja. Guru yang menentukan bahan dan metode sedang aktivitas murid terbatas pada mendengarkan, mencatat dan menjawab pertanyaan guru apabila bertanya. Para siswa bekerja dan berpikir karena atas perintah guru, sehingga proses pelajaran tidak mendorong anak didik untuk berpikir karena atas bermacam-macam kebutuhan. Aliran ilmu jiwa modern memandang anak didik sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang, sehingga harus beraktivitas, berbuat dan harus aktif sendiri. Sementara tugas guru adalah membimbing, dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Piaget dalam Sardiman (2006: 100) menjelaskan bahwa anak itu berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan anak itu tidak berpikir, agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Dalam hal ini berbuat berarti melakukan aktivitas, aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik (jasmani) dan mental (rohani). Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2006: 101) membedakan aktivitas belajar siswa di sekolah menjadi: a. Visual activities (aktivitas visual), yaitu kegiatan oleh indera mata yang meliputi: membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi. b. Oral activities (aktivitas mulut), merupakan kegiatan fisik yang memberdayakan indera mulut, yang meliputi: menyatakan, menanyakan, memberi saran, interupsi, menyampaikan pendapat, melakukan wawancara. c. Listening activities (aktivitas pendengaran) adalah kegiatan fisik dengan menggunakan indera pendengaran (telinga), misalnya: mendengarkan percakapan, menerima saran, berdiskusi. d. Writing activities (aktivitas penulisan), yaitu kegiatan fisik yang berkaitan dengan tulis menulis, misalnya: menulis laporan, mengerjakan tugas, menyalin catatan. e. Drawing activities (aktivitas gambaran), merupakan kegiatan fisik yang berkaitan dengan gambar, yaitu: membuat peta, menggambar, membuat grafik, membuat diagram. f. Motor activities (aktivitas motorik), yaitu kegiatan yang berkaitan dengan gerakan badan, meliputi: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain. g. Mental activities (aktivitas mental), yakni kegiatan yang berhubungan dengan psikis (nalar/pikir) misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan masalah, melihat hubungan, menganalisis. h. Emotional activities (aktivitas perasaan), yaitu kegiatan psikis yang ada kaitannya dengan sikap dan perasaan, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, sedih, bersemangat, bergairah, tenang, sungguh-sungguh. 4. Prestasi Belajar Winkel (2007:51) menyatakan bahwa prestasi belajar dapat dilihat dari perubahan-perubahan dalam pengertian (kognitif), pengalaman ketrampilan (psikomotor), dan nilai-nilai sikap (afektif) yang bersifat konstan. Perubahan ini dapat berupa sesuatu yang baru ataupun penyempurnaan sesuatu hal yang dimiliki atau dipelajari sebelumnya. Prestasi belajar diperoleh setelah seseorang melakukan aktivitas baik secara individu maupun kelompok. Untuk mengetahui prestasi hasil belajar, Srini Iskandar (2001:85) dilakukan dengan evaluasi/assesmen/penilaian, berdasarkan tujuan penilaian dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu diagnostik, formatif, dan sumatif.Kegiatan evaluasi berfungsi untuk mengetahui sejauh mana tujuan belajar yang telah dicapai oleh murid, sebagai umpan balik bagi guru untuk menilai keberhasilan program pelajaranyang telah dilaksanakan. Evaluasi belajar dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan istilah ulangan, dan sebagai hasilnya dinyatakan dalam bentuk nilai/angka. B. Kerangka Berfikir Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor ekstern dan intern. Salah satu faktor ekstern yang perlu diperhatikan, di antaranya adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat dan efektif. Model pelajaranyang digunakan guru sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memahami konsep materi tertentu. Model pembelajaran yang baik merupakan model yang disesuaikan dengan materi yang disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia, serta tujuan pelajaransehingga dapat terlihat apakah model yang diterapkan efektif. Materi Kelistrikan Otomotif merupakan salah satu materi yang pokok dalam Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang diberikan pada semester II. Materi ini memerlukan pemahaman, bersifat abstrak dan perlu banyak latihan dalam menguasai konsep tersebut, sehingga diperlukan suatu model yang dapat membantu mempermudah cara belajar siswa. Metode pembelajaran yang di duga paling tepat untuk melibatkan kemandirian siswa dalam menguasai konsep adalah metode pembelajaran Pemberian Tugas karena metode pembelajaran tersebut menekankan padabelajar mandiri. Dalam belajar mandiri diharapkan siswa dapat menguasai konsep Kelistrikan Otomotif melalui Pemberian Tugas yang diberikan pada Guru. Berdasarkan pemikiran di atas diduga bahwa metode pembelajaran pemberian tugas dapat lebih meningkatkan prestasi belajar. Pengaruh antara siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi, aktivitas belajar sedang dan aktivitas belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa dalam materi Kelistrikan Otomotif. Perhatian dan motivasi merupakan hal utama dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi belajar yang dicapai oleh siswa tidak akan optimal. Aktivitas timbul karena adanya motivasi dalam diri siswa. Belajar adalah proses aktif, sehingga apabila tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai respon siswa terhadap stimulus siswa, tidak mungkin siswa mencapai hasil belajar yang dikehendaki. Makin tinggi aktivitas belajar siswa diduga makin besar peluang untuk prestasi belajar Kelistrikan Otomotif. Adapun bagan alur kerangka berpikir sebagai berikut: Guru belum memanfaatkan metode pemberian tugas Kondisi awal Guru menerapkan metode pemberian tugas Tindakan Siswa Aktivitas belajar dan prestasi belajar rendah Siklus I Pemberian tugas setiap dua kali tatap muka. Siklus II Pemberian tugas setiap satu kali tatap muka. Diduga melalui metode pelajaran pemberian Tugas dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar Kondisi akhir Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berpikir C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti uraian di atas, diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: 1. Metode pemberian tugas dapat meningkatkan aktivitas belajar Kelistrikan Otomtif siswa kelas XI TKRb SMK Negeri 2 Surakarta semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. 2. Metode pemberian Tugas dapat meningkatkan prestasi belajar Kelistrikan Otomotif bagi siswa kelas XI TKRb SMK Negeri 2 Surakarta semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama satu semester dengan mengambil data kondisi awal pada semester satu dan pelaksanaan tindakan dilakukan pada semester dua pada tahun pelajaran 2009/2010 pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan secara bertahap, adapun tahap-tahap pelaksanaanya dapat dilihat dalam Tabel 1 Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan kelas No Uraian kegiatan Bulan Des Jan 3 4 1 2 3 4 1 1. Menyusun 12 proposal s/d Februari 2 3 Maret 4 1 2 3 April 4 1 2 3 4 26 2. Menyusun 6 s/d 26 Instrumen dan Seminar proposal 3 Siklus 1 4 Siklus 2 5 Analisa 11 18 25 4 11 18 25 1 Data 6. Menyusun hasil penelitian 8 s/d 29 2. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah di SMK N 2 Surakarta. Penelitian mengambil kelas XI TKRb Program Teknik Kendaraan Ringan, dengan alasan kebanyakan siswa Kelas XI TKRb menurut data pengamatan semester 1 banyak yang tidak memenuhi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). B. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKRb program Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 33 siswa. C. Sumber Data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data kondisi awal yang berupa nilai harian pada Semester 1 dan data aktivitas belajar siswa pada Semester 1. 2. Data Siklus 1 yang berupa nilai harian pada akhir Siklus 1 dan data aktivitas belajar siswa pada Siklus 1 3. Data Siklus 2 yang berupa nilai harian pada akhir Siklus 2 dan data aktivitas belajar siswa pada Siklus 2. D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data. 1. Teknik Pengumpulan Data. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan metode non tes . Metode tes digunakan untuk mengetahui nilai prestasi belajar dan metode non tes digunakan untuk mengetahui data aktivitas belajar selama pembelajaran dalam Siklus 1 dan Siklus 2. 2. Alat Pengumpulan Data. Pada metode tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar menggunakan butir soal tes dan pada alat non tes yang digunakan untuk penilaian aktivitas belajar siswa menggunakan lembar observasi. E. Validasi Data Validasi data pada penelitian ini menggunakan dua validasi data yaitu: 1. Untuk tes prestasi belajar menggunakan validitas isi yaitu yang berupa kisi-kisi soal dalam hal ini pada materi Kelitrikan Otomotif. Dalam pembuatan soal prestasi belajar disesuai dengan kisi-kisi soal yang dirujuk dari indikator serta standar kompetensi yang diambil dari Silabus KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). 2. Untuk aktivitas belajar siswa menggunakan Triangulasi data yaitu dari kolaborasi teman sejawat dengan sesama guru Kelistrikan Otomotif. Lembar observasi aktivitas belajar didiskusikan dengan kolaborator, serta pengambilan data observasi aktivitas belajar juga dengan kolaborator. F. Analisis Data Pada penelitian ini menggunakan dua analisis data yaitu: 1. Analisis data pada tes prestasi belajar menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal dengan nilai tes pada Siklus 1 dan terakhir nilai tes pada Siklus 2. 2. Analisis data pada aktivitas belajar siswa menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan pada hasil observasi dan refleksi pada Siklus 1 dan Siklus 2. G. Indikator Kerja Indikator kerja tindakan terhadap peningkatan Aktivitas belajar Siswa dan prestasi belajar siswa kelas XI TKRb SMKN 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 dapat dilihat dengan cara berikut: Indikator kerja dapat dilihat secara umum dengan membandingkan tingkat keberhasilan dari satu Siklus ke Siklus berikutnya. Keberhasilan tindakan pada Siklus 1 diketahui dengan cara membandingkan dengan kondisi awal siswa dan keberhasilan tindakan pada Siklus 2 diketahui dengan cara membandingkan dengan Siklus 1. Sedangkan indikator kerja tindakan dapat dilihat dari kriteria yang telah ditentukan peneliti, dengan kriteria apabila siswa kelas XI TKRb SMKN 2 Surakarta menunjukkkan hal-hal berikut: a) Peningkatan aktivitas belajar siswa dari kondisi awal ke Siklus 1 dan dari Siklus 1 ke Siklus 2. b) Peningkatan prestasi belajar dari kondisi awal ke Siklus 1 dan dari Siklus 1 ke Siklus 2. H.Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari dua Siklus, masing-masing Siklus melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Adapun guru peneliti bertindak sebagai pelaksana pembelajaran, observasi, pengumpul data, penganalisis data dan pelapor hasil penelitian. 1. Rincian Prosedur Penelitian. a. Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan. Persiapan tindakan didasarkan pada kondisi awal yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian, yaitu siswa kurang bersemangat dalam pelajaran Kelistrikan Otomotif, sehingga prestasi belajar siswa sangat kurang dalam pelajaran Kelistrikan Otomotif. Dan guru menjelaskan dengan menggunakan dengan metode ceramah. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah: No 1. Tahapan Kegiatan Kegiatan awal Kegiatan Guru 1. Guru menciptakan Kegiatan Siswa 1. Siswa lingkungan/suasana melakukan awal belajar: salam kegiatan yang pembuka, berdoa, disuruh oleh mengabsen guru 2. Guru menjelaskan Waktu 15 menit 2. Siswa materi awal dan memperhatikan mendemontrasikan penjelasan guru lampu yang baik . dan melakukan perintah dari guru. 2. Kegiatan inti 1. Guru menjelaskan 1. Siswa 60 menit tentang kelistrikan memperhatikan lampu Hazard. penjelasan Guru 2. Guru membimbing, 2. Siswa mengarahkan, dan menyampaikan mengkondisikan kesulitan dan serta mengawasi hambatan siswa. 3. Guru mengajak 3. Kegiatan akhir 3.Siswa berdiskusi tentang memperhatikan kesulitan materi dari penjelasan guru siswa. dan berdiskusi 1. Guru meminta siswa 1. Siswa 15 menit untuk membuat mengerjakan kesimpulan. tugas dari guru 2) Tindakan Siklus 1 dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit untuk sekali pertemuan.Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua digunakan untuk menjelaskan materi 1 dan memberikan Tugas pertama pada pertemuan ke 2 dan pada pertemuan ketiga Guru membagikan tugas yang diberikan sambil mendiskusikan hasil pekerjaan siswa. Pada pertemuan keempat dilakukan tes ulangan harian yang digunakan dalam data pada Siklus 1. 3) Observasi Observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.Fokus pemantauan adalah proses penerapan tindakan,aktivitas siswa selama pembelajran yang berdasarkan keaktifan serta antusias siswa dalam mengerjakan setiap tugas pada pelajaranserta prestasi belajar sesuai dengan lembar pemantauan dan perangkat evaluasi yang telah disiapkan. 4) Refleksi Hasil pemantauan dan evaluasi dianalisis untuk diperoleh gambaran bagaimana dampak pelajaran yang telah direncanakan yaitu dengan menerapkan pelajaran dengan metode pemberian tugas .Hasil analisis yang diperoleh merupakan refleksi dari apa yang telah terjadi selama penerapan tindakan pada Siklus 1. Permasalahan pada Siklus 1 digunakan sebagai pertimbangan untuk merumuskan perencanaan tindakan pada Siklus 2. b. Siklus 2 1) Perencanaan Dalam tahap perencanaan tindakan pada Siklus 1 peneliti mempelajari hasil refleksi tindakan yang lebih efektif pada Siklus 2. Adapun pelaksanaan perencanaan adalah sebagai berikut: No 1. Tahapan Kegiatan Kegiatan awal Kegiatan Guru 1. Guru menciptakan Kegiatan inti 1. Siswa lingkungan/suasana melakukan awal belajar: salam kegiatan yang pembuka, berdoa, disuruh oleh mengabsen guru 2. Guru mengulang 2. Kegiatan Siswa memperhatikan pelajaran yang lalu. penjelasan guru 1. Siswa tentang rangkaian memperhatikan lampu tanda belok. penjelasan guru 2. Guru membimbing, mengarahkan, dan 15 menit 2. Siswa materi pada 1. Guru menjelaskan Waktu 2. Siswa menyampaikan 60 menit mengkondisikan kesulitan dan serta mengawasi hambatan siswa 3. Guru mengajak 3. Siswa berdiskusi tentang memperhatikan kesulitan dari siswa penjelasan guru dan berdiskusi 3. Kegiatan akhir 1. Guru meminta siswa 1. Siswa 15 menit untuk membuat mengerjakan kesimpulan. tugas dari guru. . 2) Tindakan Tindakan yang dilakukan pada tahap ini sama seperti pada Siklus 1 yaitu dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, tetapi pada Siklus 2 pada pertemuan pertama guru menjelaskan materi dan akhir pelajaran guru memberikan tugas. Pada Pertemuaan kedua guru membagikan tugas dan menjelaskan materi baru serta memberikan tugas pada siswa. Pada pertemuan ketiga membahas tugas satu dan tugas ke dua dan pada pertemuan ke empat diadakan ulangan harian ke dua sebagai data Siklus 2. 3) Observasi Observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Fokus pemantauan adalah proses penerapan tindakan, aktivitas siswa selama pembelajran yang berdasarkan keaktifan serta antusias siswa dalam mengerjakan setiap tugas pada pelajaranserta prestasi belajar sesuai dengan lembar pemantauan dan perangkat evaluasi yang telah disiapkan. 4) Refleksi Hasil pemantauan dan evaluasi dianalisis untuk diperoleh gambaran bagaiman dampak pelajaran yang telah direncanakan yaitu dengan menerapkan metode pelajaran pemberian tugas Hasil analisis yang diperoleh merupakan refleksi dari apa yang telah terjadi selama penerapan tindakan pada Siklus 2. Permasalahan pada Siklus 2 digunakan sebagai tindakan akhir penelitian. BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal 1. Deskripsi Aktivitas Belajar. Dalam pembelajaran kelistrikan otomotif di mana materi yang disajikan dengan ceramah saja, di mana guru hanya bersifat otoriter akan membuat siswa bosan untuk mendengarkan, sehingga banyak siswa yang hanya bercakap-cakap bahkan ada yag tidur di dalam kelas. Mereka merasa apa yang dijelaskan oleh Guru tidak menarik dan tidak ada interaktif antara guru dengan siswa, hal ini mengakibatkan aktivitas belajar siswa menjadi berkurang. Metode ceramah memang masih bisa digunakan asalkan dalam metode ceramah tersebut harus divariasikan metode yang dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa akan lebih aktif dalam setiap pembelajaran yang berakibat aktivitas belajar meningkat. Dalam penbelajaran kelistrikan otomotif yang merupakan materi produktif yang butuh pemahaman dan penguasaaan materi maka pembelajaran yang digunakan harus dapat melibatkan aktivitas siswa. Pada kondisi awal dengan hanya metode ceramah saja membuat siswa tidak aktif, seakan mereka tidak mempunyai semacam tanggung jawab dalam pembelajaran yang telah diberikan oleh guru. 2.Deskripsi Prestasi Belajar Pada kondisi awal prestasi belajar siswa sangat rendah sekali dan nilai terendah dicapai pada nilai 35 dan nilai tertinggi hanya 67 hal ini disebabkan karena pengajaran yang diberikan oleh guru hanya berbentuk ceramah saja. Dan peserta didik hanya sebagai pendengar, sehingga apa yang disampaikan oleh guru tidak akan tertransfer ke dalam diri siswa,sehingga prestasi belajar pada kondisi awal ini sangat rendah Pada kondisi awal ini guru bertindak otoriter sehingga siswa hanya sepintas mendengarkan dan tidak rasa tanggung jawab sama sekali, atau dengan kata lain 30 mereka hanya datang diam pulang. Adapun tabel nilai ulangan harian pada kondisi awal dapat disajikan pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal No Uraian Ulangan Harian 1 Nilai terendah 35 2 Nilai tertinggi 67 3 Nilai rerata 54.96 4 Rentang nilai 32 Adapun rentang nilai siswa dapat disajikan dalam Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Rentang Nilai Siswa Pada Kondisi Awal No Interval Frekwensi 1 35-39 2 2 40-44 3 3 45-49 5 4 50-54 1 5 55-59 11 6 60-64 6 7 65-69 5 Dari Tabel 3 terlihat bahwa siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM(70) 33 siswa, untuk lebih jelasnya perhatikan diagram berikut: Gambar 1. Diagram Balok Nilai Ulangan Harian Pada Kondisi Awal Kelas XI TKRb SMK N 2 Surakarta B. Deskripsi Hasil Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Pada pembelajaran Siklus 1 pada kompetensi kelistrikan otomotif pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi dengan demonstrasi tentang nyala lampu. Dalam kegiatan Inti yang terdiri dari 4 kali pertemuan dengan 1 kali pertemuan diadakan ulangan harian. Pada pertemuan ketiga guru menjelaskan tentang materi hazard dengan setiap dua kali tatap muka diberikan tugas bagi siswa yang bisa dikerjakan di rumah. Dalam kegiatan penutup diadakan ulangan harian yang terdiri dari 15 soal berbentuk pilihan ganda dengan 4 option. 2. Pelaksanaan Tindakan a.Pertemuan Pertama dan Kedua Pada pertemuan ini guru memberikan materi hazard dengan cara ceramah disertai dengan media demonstrasi. Pada pertemuan kedua guru melanjutkan penjelasan materi minggu yang lalu, tetapi pada akhir pembelajaran guru memberikan tugas di rumah untuk dikumpulkan minggu depan. b.Pertemuan Ketiga dan Keempat. Pada pertemuan ketiga guru mengumpulkan tugas dari siswa dan guru menbahas jawaban dari siswa. Pada pertemuan keempat guru memberikan ulangan harian sebagai data untuk Siklus 1. 3. Hasil Pengamatan Pada hasil pengamatan tentang aktivitas belajar siswa sebagian siswa sudah mulai antusias untuk mendengarkan ceramah dari guru, bahkan mereka sudah mulai bertanya apa yang mereka belum jelas dari penjelasan guru, sehingga diharapkan nilai ulangan harian pada Siklus 1 lebih bagus dari kondisi awal. Adapun indikator yang penilaian pada hasil pengamatan adalah sebagai berikut; a.Interaksi Siswa dengan Guru. Pada Siklus I indikator aktivitas diobservasi adalah interaksi siswa dengan guru dalam proses belajar, di dapatkan persentase 30,30% siswa yang berinteraksi dengan guru. Tabel 4. Aspek Interaksi Siswa dengan Guru Siklus I. Aspek yang Siswa yang dinilai berinteraksi dengan Jumlah siswa Persentase 33 30,30% guru Interaksi siswa 10 dengan guru di kelas b.Tanggung Jawab Siswa dalam Pengumpulan Tugas. Dalam pengumpulan tugas sebagian besar sudah banyak siswa yang mengumpulkan tugas hanya ada 3 siswa yang belum mengumpulkan dikarenakan pada pertemuan kedua mereka tidak masuk sekolah karena sakit. Tabel 5. Aspek Tanggung Jawab Siswa Terhadap Pengumpulan Tugas pada Siklus I Aspek yang Siswa yang dinilai bertanggung jawab Tanggung jawab 30 Jumlah siswa Persentase 33 90,90% siswa dalam pengumpulan tugas c.Kehadiran Siswa Aspek kehadiran siswa dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu aspek penting untuk meningkatkan aktivitas belajar. Pada Siklus yang pertama siswa yang hadir mengikuti pelajaran kelistrikan otomotif sebanyak 100% hal ini menunjukkan siswa merespon baik pelajaran kelistrikan otomotif. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Aspek Kehadiran Siswa Mengikuti Pelajaran Kelistrikan Otomotif Siklus I Aspek yang dinilai Kehadiran Siswa Siswa hadir Jumlah siswa Persentase 33 33 100% Sedangkan pada tes prestasi belajar dengan menggunakan soal berbentuk objektif yang terdiri dari 15 soal, di dapat nilai ulangan harian sebagai berikut: Tabel 7. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siklus 1 No Uraian Ulangan Harian 1 Nilai terendah 53 2 Nilai tertinggi 80 3 Nilai rerata 66,06 4 Rentang nilai 27 Dalam Siklus 1 terlihat adanya nilai terendah 53 dan nilai tertinggi 80 untuk mengetahui nilai interval nilai ulangan Siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 8 Tabel 8. Interval Nilai Ulangan Harian Siklus 1 Interval Frekwensi 53-57 4 58-61 5 62-66 3 67-71 14 72-76 5 77-81 2 Pada interval nilai ulangan harian pada Siklus 1 siswa sudah mencapai KKM adalah 9 anak. Adapun interval nilai Ulangan harian dapat disajikan dalam bentuk Diagram sebagai berikut: Gambar 2. Diagram Balok Nilai Ulangan Harian pada Siklus 1 Kelas XI TKRb SMK N 2 Surakarta 4. Refleksi Penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas, dibandingkan dengan kondisi awal terjadi peningkatan seperti terlihat pada simpulan Berikut: No 1 Uraian Tindakan Kondisi awal Siklus 1 Dalam pembelajaran hanya Dalam dengan ceramah saja dan pembelajaran sudah belum memanfaatkan mengunakan metode pemberian tugas metode pemberian tugas 2 Aktivitas Pada kondisi awal siswa Siswa sebagian Belajar banyak yang mengerjakan sudah mulai Siswa tugas lain dan bercakap- antusias dalam cakap dengan siswa mendengarkan lainnya. penjelasan dari Guru dan sudah banyak yang mengumpulkan tugas 3 Prestasi Ulangan harian pada Ulangan harian pada belajar kondisi awal nilai terendah Siklus 1 nilai 35 dan nilai tertinggi 67 terendah 53 dan dengan nilai rerata 54,96 nilai tertinggi 80 dengan nilai rerata 66,06. Dari simpulan tersebut di atas tentang pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas, aktivitas dalam belajar sudah mulai ada peningkatan, tetapi pembelajaran dengan metode pemberian tugas masih terasa asing bagi siswa, sehingga sebagian siswa belum begitu banyak yang mengerjakan soal-soal pada kegiatan pembelajaran. Dari tes prestasi belajar terjadi peningkatan nilai terendah dari 35 menjadi 53 atau mengalami peningkatan 51,42%. Nilai tertinggi terjadi peningkatan dari 67 menjadi 80 atau terjadi peningkatan 25,37% dan nilai rerata terjadi peningkatan 54,96 menjadi 66,06 atau terjadi peningkatan 20,19%. Berdasarkan hasil diatas masih banyak siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM, sehingga perlu adanya tindakan pada Siklus 2, dengan pembelajaran modul yang seefektif mungkin sehingga diharapkan banyak siswa yang antusias dalam mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga akan terjadi peningkatan prestasi belajar, oleh karena itu peneliti berusaha untuk membimbing siswa dengan baik dan berusaha untuk mendorong aktivitas pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas. C. Deskripsi Hasil Siklus 2 1. Perencanaan Tindakan Pada pembelajaran Siklus 2 pada kompetensi kelistrikan otomotif pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi tentang lampu tanda belok. Dalam kegiatan inti yang terdiri dari 4 kali pertemuan dengan 1 kali pertemuan diadakan ulangan harian. Pada pembelajaran dengan metode pemberian tugas pada Siklus 2 setiap tatap muka guru memberikan pekerjaan rumah pada siswa untuk dikerjakan di rumah dan setiap satu minggu tugas dikumpulkan, hal ini digunakan supaya pembelajaran pada Siklus 2 terjadi peningkatan prestasi belajar dan aktivitas belajar siswa. 2. Pelaksanaan Tindakan a. Pertemuan Pertama Pada pertemuan yang pertama guru menjelaskan tentang materi lampu tanda belok dalam waktu 2x 45 menit, dan pada akhir pelajaran guru memberikan tugas pada siswa untuk dikerjakan di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan yang kedua. Pada pertemuan yang pertama siswa antusias sekali mendengarkan ceramah dari guru, karena guru sudah melibatkan interaksi antara siswa dengan guru. Siswa berusaha mendengarkan materi guru karena mereka mempunyai rasa tanggung jawab utuk mengumpulkan tugas yang diberikan pada guru. b. Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua pada awal pertemuan guru membagikan hasil tugas yang diberikan oleh guru pada pertemuan yang pertama. Dari hasil yang telah diterima oleh siswa, guru mengadakan diskusi tentang hasil pekerjaaan siswa dan membacakan nilai yang telah diperoleh oleh siswa dengan maksud agar siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Pada pertemuan yang kedua guru menjelaskan kembali lampu tanda belok untuk melanjutkan materi pada pertemuan yang pertama. Pada pertemuan yang kedua siswa antusias sekali dalam mendengarkan penjelasan dari guru dan sudah berusaha menanyakan hal-hal yang belum jelas, hal ini dilakukan siswa agar supaya siswa dapat mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru pada pertemuan kedua. c. Pertemuan Ketiga. Pada pertemuan ketiga pada awal pelajaran guru membagikan tugas yang telah diberikan pada pertemuan yang kedua, selanjutnya diadakan diskusi untuk membahas tentang tugas yang telah diberikan oleh siswa. Pada pertemuan ketiga guru melanjutkan materi tentang lampu tanda belok, pada pertemuan ini sebagian besar siswa sudah tidak ada yang bercakap-cakap bahkan semua mendengarkan penjelasan guru dengan sangat antusias. d. Pertemuan Keempat. Pada pertemuan keempat guru membagikan hasil pekerjaan siswa pada pertemuan yang ketiga. Pada pertemuan keempat ini diadakan ulangan harian sebagai data pada Siklus 2. 3. Hasil Pengamatan Pada hasil pengamatan tentang aktivitas belajar siswa sebagian siswa sudah mulai antusias untuk mendengarkan ceramah dari guru, bahkan mereka sebagian besar sudah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Didalam kelas mereka sudah berusaha berdiskusi tentang materi yang belum jelas. Dalam pengumpulan tugas yang diberikan oleh guru, sebagian besar siswa sudah megumpulkan dengan hasil pekerjaan yang bagus. a.Interaksi Siswa dengan Guru. Pada Siklus 2 indikator di observasi adalah interaksi siswa dengan guru dalam proses belajar, didapatkan persentase 90,90% siswa yang berinteraksi dengan guru. Tabel 9. Aspek Interaksi Siswa dengan Guru Siklus I. Aspek yang Siswa yang dinilai berinteraksi dengan Jumlah siswa Persentase 33 90,90% guru Interaksi siswa 30 dengan guru di kelas b.Tanggung Jawab Siswa dalam Pengumpulan Tugas. Dalam pengumpulan tugas sebagian besar sudah banyak siswa yang mengumpulkan tugas dengan baik dan bahkan ada yang mengerjakan dengan sangat bagus dan sangat rapi. Tabel 10. Aspek Tanggung Jawab Siswa terhadap Pengumpulan Tugas pada Siklus I Aspek yang Siswa yang Jumlah siswa Persentase dinilai bertanggung jawab Tanggung jawab 33 33 100% siswa dalam pengumpulan tugas c.Kehadiran siswa Aspek kehadiran siswa dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu aspek penting untuk meningkatkan aktvitas belajar. Pada Siklus yang kedua siswa yang hadir mengikuti pelajaran kelistrikan otomotif sebanyak 100% hal ini menunjukkan siswa merespon baik pelajaran kelistrikan otomotif. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini. Tabel 11. Aspek Kehadiran Siswa Mengikuti Pelajaran Kelistrikan Otomotif Siklus I Aspek yang dinilai Siswa hadir Jumlah siswa Persentase Kehadiran Siswa 33 33 100% Sedangkan pada tes prestasi belajar dengan menggunakan soal berbentuk objektif yang terdiri dari 10 soal. Di peroleh nilai ulangan harian sebagai berikut: Tabel 12. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Akhir Siklus 2 No Uraian Ulangan Harian 1 Nilai terendah 70 2 Nilai tertinggi 90 3 Nilai rerata 77,87 4 Rentang nilai 20 Dalam Siklus 2 terlihat adanya peningkatan dimana nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 90 untuk mengetahui nilai interval nilai ulangan Siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Interval Nilai Ulangan Siklus 2 No Interval Frekwensi 1 70-79 13 2 80-89 14 3 90-99 6 Pada interval nilai ulangan harian pada Siklus 2 siswa sudah mencapai KKM adalah 33 anak. Adapun interval nilai ulangan harian dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut: Gambar 3. Diagram Balok Nilai Ulangan Harian Pada Siklus 2 kelas XI TKRb SMK N 2 Surakarta 4. Refleksi Penerapan metode pembelajaran dengan metode pemberian tugas pada materi lampu tanda belok dibandingkan dengan Siklus 1, terjadi peningkatan seperti terlihat pada simpulan berikut: No 1 Uraian Tindakan Siklus 1 Siklus 2 Dalam pembelajaran Dalam dengan metode pemberian pembelajaran tugas dimana dalam dengan metode pemberian tugas diberikan pemberian tugas setiap dua kali pertemuan. diberikan setiap tatap muka, hal ini diberikan supaya siswa mempunyai tanggung jawab yang besar dalam setiap pembelajaran. 2 Aktivitas Pada Siklus 1 siswa masih Siswa sudah Belajar banyak yang belum berusaha aktif Siswa mengumpulkan tugas tepat dalam waktu hal ini dikarenakan memdengarkan siswa merasa bahwa tugas penjelasan dari guru yang diberikan oleh guru karena mereka takut tidak akan mendapat tidak bisa penghargaan dari guru, mengerjakan tugas sehingga rasa tanggung yang diberikan oleh jawab siswa masih kurang. guru. Dalam pengumpulan tugas yang diberikan oleh guru, siswa mengumpulkan tugas tepat waktu bahkan ada yang mengerjakan tugas dengan sangat bagus dan rapi. 3 Prestasi Ulangan harian pada Siklus Ulangan harian belajar 1 nilai terendah 53 dan nilai pada Siklus 2 nilai tertinggi 80 dengan nilai terendah 70 dan rerata 66,06. nilai tertinggi 90 dengan nilai rerata 77,87 Dari simpulan tesebut di atas tentang pembelajaran dengan metode pemberian tugas, aktivitas dalam belajar sudah ada peningkatan yang bagus terbukti sebagian besar siswa sudah mulai aktif mendengarkan penjelasan dari guru dan sebagian siswa sudah mulai berusaha berdikusi dalam kelompoknya, mereka mulai mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan berusaha untuk mendapatkan nilai yang terbaik. Dari tes prestasi belajar terjadi peningkatan nilai terendah dari 53 menjadi 70 atau mengalami peningkatan 43,39%. Nilai tertinggi terjadi peningkatan dari 80 menjadi 90 atau terjadi peningkatan 12,5% dan nilai rerata terjadi peningkatan dari 66,06 menjadi 77,87 atau terjadi peningkatan 17,87%. D. Pembahasan 1. Tindakan Siklus 2/Kondisi No Kondisi Awal Siklus 1 1 Dalam Dalam pembelajaran Dalam pembelajaran pembelajaran guru sudah guru sudah masih memberikan menggunakan metode menggunakan pembelajaran dengan pemberian tugas, di ceramah dan mengunakan metode mana pemberian tugas belum pemberian tugas, dilakukan setiap tatap menggunakan tetapi tugas yang muka atau setiap metode diberikan setiap dua pertemuan. pemberian tatap muka sekali. Akhir tugas, serta belum ada interaksi guru dengan siswa. 2.Aktivitas Belajar Siswa Refleksi Siklus 2 / No Kondisi Awal Siklus 1 Kondisi Awal ke Kondisi akhir Kondisi Akhir 1 Siswa tidak Siswa sudah Siswa sudah Dari antusias mulai aktif mulai aktif kondisi dalam dalam dalam awal ke kegiatan pembelajaran pembelajaran,su kondisi pembelajaran karena dah aktif akhir terbukti siswa menggunakan menanyakan terjadi banyak tidur- metode hal-hal yang peningkata tidur dan pemberian belum n aktivitas bercakap- tugas , tetapi jelas,mereka belajar cakap dengan mereka masih sudah mulai siswa teman terasa asing mempunyai rasa dalam lainnya. dalam tanggung jawab proses pembelajaran yang besar pembelajar tersebut terhadap tugas an dengan sehingga ada yang diberikan menggunak sebagian oleh an metode siswa yang guru,sehingga pemberian malas untuk sangat sedikit tugas. mengerjakan siswa yang soal atau tugas tidak yang mengumpulkan diberikan oleh tugas. guru. 3.Prestasi Belajar Siswa Refleksi No Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 / dari Kondisi Kondisi Akhir Awal ke Kondisi Akhir 1 Nilai ulangan Nilai ulangan Nilai ulangan Dari harian dengan harian pada harian pada kondisi nilai terendah Siklus 1 Siklus 2 awal ke 35 dan nilai dengan nilai dengan nilai kondisi tertinggi 67 terendah 53 terendah 70 akhir serta nilai dan nilai dan nilai terjadi reratanya 54,96 tertinggi 80 tertinggi 90 peningkata serta nilai serta nilai n prestasi reratanya reratanya belajar dari 66,06 77,87. rata-rata 54,96 menjadi nilai ratarata 77,87 atau terjadi peningkata n sebesar 41.68% E. Hasil Tindakan Pada pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas yamg merupakan bentuk pembelajaran yang bersifat mandiri ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa serta dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan akan sangat baik sekali diterapkan pada kelas XI TKRb karena dengan pemberian tugas tersebut, tersebut anak lebih mempunyai rasa tanggung jawab, sehingga secara teori pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas ternyata secara empirik didapat hasil sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar siswa dari kondisi awal ke kondisi akhir terjadi peningkatan aktivitas belajar terbukti siswa mulai antusias dalam pembelajaran dan mulai semangat dalam mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan gutru pada setiap akhir pertemuan. 2. Prestasi belajar siswa terjadi peningkatan dari kondisi awal ke kondisi akhir dari rata rata 54,96 menjadi rata-rata 77,87 atau terjadi peningkatan sebesar 41,68 %. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas pada mata pelajaran kelistrikan otomotif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yaitu aspek interaksi siswa dengan guru terjadi peningkatan dari 10 siswa menjadi 30 siswa atau mengalami peningkatan 200%, pada aspek tanggung jawab terjadi peningkatan 30 siswa menjadi 33 atau mengalami peningkatan 10%, pada aspek kehadiran pada Siklus 1 dan Siklus 2 tidak terjadi peningkatan. 2. Pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan adanya peningkatan nilai rerata dari kondisi awal dengan kondisi akhir dari nilai rerata 54,96 menjadi 77,87 atau mengalami peningkatan sebesar 41,68 %. B. Implikasi Berdasarkan simpulan di atas, implikasi yang dapat disampaikan adalah: 1. Metode pemberian tugas yang merupakan metode yang melatih siswa untuk berinteraksi dengan guru serta membuat siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran kelistrikan otomotif kelas XI TKRb. 2. Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana pengajar memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru dapat memperdalam bahan pelajaran dan dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas tersebut merangsang siswa untuk aktif belajar secara individual atau kelompok, sehingga terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kelistrikan otomotif kelas XI TKRb. C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Dengan pembelajaran dengan metode pemberian tugas hendaknya siswa dapat memanfaatkannya dengan baik sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. b. Hendaknya siswa lebih aktif sendiri dan berusaha menemukan konsep konsep yang didapat. 2. Bagi Guru a. Dengan metode pemberian tugas dapat membuat guru mendorong profesionalisme sebagai guru. b. Perlunya metode pembelajaran pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. c. Sebaiknya peneliti sering berkonsultasi dengan guru pengajar kelistrikan otomotif. 3. Peneliti yang Relevan a. Pengumpulan data aktivitas dengan observasi supaya dilakukan teman sejawat. b. Agar lebih cermat dalam menulis butir-butir observasi. DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Asdi Mahasatya Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum Revisi ketiga. Yogyakrta: Andi Offset. 1990. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offs Muhibbin Syah. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya Nana Sudjana.2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya Saifuddin Azwar. 2001. Metode Penelitian . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Suharsimi Arikunto. 2006. Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sardiman. A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. S.Nasution.2004.Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara. S. Nasution, 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara. Syaiful Sagala, 2007, Konsep dan Makna Ajaran, Bandung, Alfa Beta. W.S. Winkel, 2007, Psikologi Ajaran, Yogyakarta, Media Abadi. http://re-searchengines.com/imamhanafie3-07-2.html [6 Januari 2010] http:// teoripembelajaran. blogspot. com. 2008/04/teori-belajar-kognitif.html [15 Januari 2010] http://massofa.wordpress.com/2008/09/12/677/. [15 Januari 2010] http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teori-teori-belajar/.[6Januari 2010) rewhfshttp://zalfaasatira.blogspot.com [15 Januari 2010]