upaya peningkatan aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar

advertisement
UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN
PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PEMBERIAN TUGAS KOMPETENSI KELISTRIKAN OTOMOTIF
PADA SISWA KELAS XI TKRb SMKN 2 SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Oleh :
ELLYS WAHYUNI
X 2508505
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN
PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PEMBERIAN TUGAS KOMPETENSI KELISTRIKAN OTOMOTIF
PADA SISWA KELAS XI TKRb SMKN 2 SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2009/2010
Oleh:
Ellys Wahyuni
X 2508505
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing :
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs.C.Sudibyo,MT
NIP. 19510291976031002
Budi Harjanto,ST,M.Eng
NIP. 19701162005011001
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Kamis
Tanggal : 10 Juni 2010
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang
Ketua
: Drs. Ranto,MT
Sekretaris
: Drs. H. Emilly Dardi,M.Kes
Anggota I
: Drs. C. Sudibyo, MT
Anggota II : Budi Harjanto, ST, M.Eng
Disahkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP 196007271987021001
Tanda Tangan
1.....................
2....................
3.....................
4.....................
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama
: Ellys Wahyuni
NIM
: X 2508505
Menyatakan
dengan
sesungguhnya
bahwa
skripsi
berjudul
UPAYA
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PRESTASI BELAJAR
DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS KOMPETENSI
KELISTRIKAN OTOMOTIF PADA SISWA KELAS XI TKRb SMK N 2
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi ini
diberi kode dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya
peroleh dari skripsi tesebut.
Surakarta,
Juni 2010
Yang membuat pernyataan
Ellys Wahyuni
ABSTRAK
Ellys Wahyuni. UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN
PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PEMBERIAN TUGAS KOMPETENSI KELISTRIKAN OTOMOTIF PADA
SISWA KELAS XI TKRB SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2009/2010, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2010.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
dengan menggunakan metode pemberian tugas kompetensi kelistrikan otomotif pada
siswa XI TKRb tahun pelajaran 2009/2010. (2) untuk meningkatkan prestasi belajar
dengan menggunakan metode pemberian tugas kompetensi kelistrikan otomotif pada
siswa kelas XI TKRb tahun pelajaran 2009/2010.
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan di mulai dari bulan Februari sampai
dengan bulan April 2010, bertempat di SMK N 2 Surakarta. Adapun sebagai subyek
penelitian ini adalah siswa kelas XI TKRb (Teknik Kendaraan Ringan Kelas b) dengan
jumlah siswa 33 anak.
Prosedur penelitian yang digunakan adalah prosedur Penelitian Tindakan
Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah teknik tes dan teknik non tes. Adapun alat pengumpul data
berupa butir-butir soal tes tertulis yang harus dikerjakan siswa dan lembar observasi
aktivitas belajar siswa, yang diambil selama pelaksanaan tindakan baik pada siklus 1
ataupun siklus 2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksaaan pembelajaran melalui
metode pembelajaran pemberian tugas dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi
belajar kompetensi kelistrikan otomotif kelas XI TKRb SMK N 2 Surakarta tahun
pelajaran 2009/2010. Hasil pembelajaran dengan metode pemberian tugas terjadi
peningkatan aktivitas belajar siswa, pada aspek interaksi siswa dan guru terjadi
peningkatan dari 10 siswa menjadi 30 siswa sehingga mengalami peningkatan 200
persen, pada aspek tanggung jawab terjadi peningkatan dari 30 siswa menjadi 33 siswa
atau mengalami peningkatan 10 persen. Sedangkan aspek kehadiran dari siklus 1 ke
siklus 2 tidak terjadi peningkatan. Sedangkan pada prestasi belajar juga terjadi
peningkatan prestasi belajar dari nilai ulangan harian pada kondisi awal diperoleh
sebesar 54,96. Dari siklus 1 didapat bahwa dengan metode pemberian tugas yang
diberikan setiap dua kali pertemuan diperoleh nilai rata-rata ulangan harian 66,06.
Pelaksanaan siklus 2 dengan metode pemberian tugas yang diberikan setiap pertemuan,
diperoleh nilai rata-rata ulangan harian sebesar 77,87.
MOTTO
Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapat
pahala dari kebajikan yang dilakukannya dan mendapat siksa dari kejahatan yang
dilakukannya.
(Q. S. Al-Baqarah: 286)
Berusaha maksimal, berdo’a, dan bertawakal serta yakin kepada Allah SWT
Pasti memberi yang terbaik
untuk hamba-Nya.
(Penulis)
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada :
Ä Ibuku tercinta
Ä
Suamiku tercinta yang telah memberi
semangat
Ä
Ketiga anakku tercinta Ellya, Ellza, Elrya
yang telah memberi dorongan
Ä
Teman-teman almamaterku
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrobil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Program S1 Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setulusnya kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah
memberikan izin penelitian.
2. Ketua Jurusan PTK Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang
telah memberikan izin penelitian .
3. Ketua Program PTM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang
telah memberikan izin penelitian .
4. Bapak Drs C. Sudibyo,MT selaku pembimbing I atas waktu bimbingan dan segala
dukungannya serta kesabarannya bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Budi Harjanto ST,M.Eng selaku pembimbing II atas waktu bimbingan dan
segala dukungannya serta kesabarannya bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6. Bapak Drs.Susanta,MM, selaku Kepala Sekolah SMKN 2 Surakarta yang telah
memberikan izin serta dukungannya bagi penulis untuk mengadakan penelitian.
7. Siswa-siswi Kelas XI TKRb dan keluarga besar SMKN 2 Surakarta atas segala
partisipasi dan dukungannya saat penulis mengadakan penelitian.
8. Suamiku dan ke tiga anakku yang telah memberi semangat dan motivasi sehingga
terselesainya skripsi ini.
9. Semua pihak yang belum dapat
penulis sebutkan yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tidak ada kemutlakan bagi kebenaran yang datangnya dari
manusia. Serta penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan
penulisan lebih lanjut.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .....................................................................................................................i
PENGAJUAN SKRIPSI........................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv
PERNYATAAN.....................................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
MOTTO...............................................................................................................viii
PERSEMBAHAN..................................................................................................ix
KATA PENGANTAR ...........................................................................................x
DAFTAR ISI ........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ..xv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii
BAB I.
PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah......................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah........................................................................ 3
D. Perumusan Masalah ......................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian..............................................................................4
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
BAB II.
KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS.................. 6
A. Kajian Teori ..................................................................................... 6
1. Pengertian Belajar...................................................................... 6
2. Metode Pemberian Tugas ........................................................ 15
3. Aktivitas Belajar Siswa............................................................ 17
4. Prestasi Belajar ........................................................................ 18
B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 19
C. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 20
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 22
A. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................ 22
B. Subjek Penelitian ........................................................................... 23
C. Sumber Data .................................................................................. 23
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.............................................. 23
E. Validasi Data ................................................................................. 23
F. Analisis Data.................................................................................. 24
G. Indikator Kerja............................................................................... 24
H. Prosedur Penelitian ........................................................................ 25
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 30
A. Deskripsi Kondisi Awal................................................................. 30
B. Deskripsi Siklus 1 .......................................................................... 32
1. Perencanaan ............................................................................. 32
2.
Pelaksanaan Tindakan ............................................................ 32
3. Hasil Pengamatan .................................................................... 32
4. Refleksi .................................................................................... 35
C. Deskripsi Siklus 2 .......................................................................... 36
1. Perencanaan ............................................................................. 36
2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................. 37
3. Hasil Pengamatan .................................................................... 38
4. Refleksi .................................................................................... 41
D. Pembahasan ................................................................................... 42
E. Hasil Tindakan............................................................................... 44
BAB V.
Simpulan,Implikasi,dan Saran ......................................................... 46
A. Simpulan ........................................................................................ 46
B. Implikasi ........................................................................................ 46
C. Saran .............................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................48
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 49
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas...................................22
Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal...................................31
Tabel 3. Rentang Nilai Siswa pada Kondisi Awal ................................................31
Tabel 4. Aspek Interaksi Siswa dengan Guru Siklus 1..........................................33
Tabel 5. Aspek Tanggung Jawab Siswa Terhadap pengumpulan Tugas siklus 1..33
Tabel 6. Aspek Kehadiran Siswa pada Siklus 1 ....................................................34
Tabel 7. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siklus 1............................................34
Tabel 8. Interval Nilai Ulangan pada Siklus 1.......................................................34
Tabel 9. Aspek Interaksi Siswa dengan Guru Siklus 2..........................................38
Tabel 10. Aspek Tanggung Jawab Siswa Terhadap pengumpulan Tugas siklus 139
Tabel 11. Aspek Kehadiran Siswa pada Siklus 2 ..................................................39
Tabel 12. Rekapitulasi Nilai Ulangan Siklus 2......................................................40
Tabel 13. Interval Nilai Siswa pada Siklus 2.........................................................40
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir ......................................................................20
Gambar 2. Diagram Balok Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal ..........................31
Gambar 3. Diagram Balok Nilai Ulangan Harian Siklus 1 ...................................35
Gambar 4. Diagram Balok Nilai Ulangan Harian Siklus 2 ...................................40
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian..........................................................................49
Lampiran 2. Daftar Hadir Siswa Siklus 1dan Siklus 2..........................................50
Lampiran 3. Data Aktivitas Belajar Siswa pada Kondisi Awal............................51
Lampiran 4. Data Prestasi Belajar pada Kondisi Awal ........................................52
Lampiran 5. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siklus 1...................................53
Lampiran 6. Data Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siklus 1..........................54
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pemelajaran Siklus 1......................................55
Lampiran 8. Kisi-kisi Soal Prestasi Belajar Siklus 1............................................58
Lampiran 9. Soal Prestasi Belajar Siklus 1............................................................60
Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Prestasi Belajar Siklus 1.................................62
Lampiran 11. Kriteria Pedoman Penilaian Prestasi Belajar Siklus 1 ...................63
Lampiran 12. Contoh Jawaban Siswa Siklus 1......................................................64
Lampiran 13. Daftar Hadir Tes Prestasi Belajar Siklus 1 .....................................65
Lampiran 14. Daftar Nilai Prestasi Belajar Siklus 1. ............................................66
Lampiran 15. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siklus 2..................................67
Lampiran 16. Data Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siklus 2.........................68
Lampiran 17. Rencana Pelaksanaan Pemelajaran Siklus 2....................................69
Lampiran 19. Kisi-kisi Soal Prestasi Belajar Siklus 2...........................................72
Lampiran 20. Soal Prestasi Belajar Siklus 1..........................................................73
Lampiran 21. Kunci Jawaban Soal Prestasi Belajar Siklus 2.................................75
Lampiran 22. Kriteria Pedoman Penilaian Prestasi Belajar Siklus 2 ...................76
Lampiran 23. Contoh Jawaban Siswa Siklus 2......................................................77
Lampiran 24. Daftar Hadir Tes Prestasi Belajar Siklus 2 .....................................82
Lampiran 25. Daftar Nilai Prestasi Belajar Siklus 2. ............................................84
Lampiran 26. Foto Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran......................................85
Lampiran 27. Tugas Siswa dan Contoh Pekerjaan Siswa Siklus 1........................87
Lampiran 28. Contoh Pengisian Lembar Aktivitas Siswa Siklus 1.......................88
Lampiran 29. Tugas Siswa dan Contoh Pekerjaan Siswa Siklus 2........................89
Lampiran 30. Contoh Pengisian Lembar Aktivitas Siswa Siklus 2.......................90
Lampiran 31. Lembar Pengesahan oleh Kolaborator.............................................91
Lampiran 32. Daftar Hadir Kolaborator pada Siklus 1..........................................92
Lampiran 33. Daftar Hadir Kolaborator pada Siklus 2..........................................93
ABSTRACT
Ellys Wahyuni. Efforts of increasing of Student’s learning activity and student’s
learning achievement with using recitation method
Electric Automotive
competence students on Class XI TKRb SMK Negeri 2 Surakarta in Academic
Year 2009/2010, Skripsi, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas
Maret University.2010.
The objectivies of the research is (1) for increasing student’s learning activity
with using recitation method electric Outomotive comptence in class XI TKRb in
academic year 2009/2010. (2) for increasing student’s learning achievement with using
recitation methods electric Outomotive comptence in class XI TKRb in academic year
2009/2010.
Research conducted in 3 months in February to April 2010, in SMK Negeri 2
Surakarta. The research
is students in Class XI TKRb ( simpilty motor technique class
b) with 33 students.
The research was used in Class Action Research procedure with 2 cycle. The
Technique of Collecting data are test technique and non test technique. The collecting of
data is test that working students and Activity with using activity obsevering, are giving
on cycle 1 and cycle 2.
Based on the result of the research are concluded that the learning with recitation
can be increasing student’s learnig activity ang achievement learning
for electric
Outomotive in class XI TKRb SMK Negeri 2 Surakarta in academic year 2009/2010.
The result of learning with recitation Method to increasing Student’s learning
activity,on student and teacher interaction aspect to increasing from 10 students to 30
students so increasing 200 precent, for responsible aspect to increasing from 30 students
to 33 students or increasing 10 precent. While presence aspect from cycle 1 to cycle 2 is
not increasing . While for learning achievement so increasing, learning achievement
form tes in beginning condition can be obtained average 54,96. From cycle 1 can be
that with recitation method that giving every twice seasion can be obtained the average
of daily test of average 66,06. Implementer of cycle 2 with recitation method with every
session can be obtained the average 77,87.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, kita tidak lagi dapat
mengandalkan pada tersedianya tenaga kerja yang banyak dan murah, seperti yang
selama ini telah dianggap sebagai suatu keuntungan kompetitif. Tenaga kerja yang
diperlukan dalam era perubahan ini adalah mereka yang terdidik dan terlatih dengan
baik, serta menguasai informasi (Well Educated, Well Trained and Informed).
Perubahan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
merupakan asas dari organisasi belajar.
Salah satu sarana penyiapan tenaga kerja di masa depan adalah pemanfaatan
teknologi dan media pembelajaran yang memadai, karena aspek ini masih banyak
dipandang sebagai suatu bidang yang berkepentingan dengan persekolahan. Untuk itu
teknologi pembelajaran dan media pembelajaran perlu mendapat perhatian dari para
guru atau tenaga kependidikan lain dalam lingkungan pendidikan formal, sebab
teknologi dan media pembelajaran telah berkembang sebagai suatu teori dan praktek
dimana proses, sumber dan sistem belajar pada manusia, baik perorangan maupun
dalam suatu ikatan organisasi dapat dirancang, dikembangkan, dimanfaatkan, dikelola
dan dinilai.
Pelajaran yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan, baik
pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pada dasarnya tujuan pendidikan
tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas siswa sehingga menuju keadaaan yang
lebih baik. Keberhasilan pembelajaran yang berada di sekolah sangat tergantung pada
peran guru dalam memberi pelajaran kepada siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu
metode pembelajaran yang sesuai bagi perkembangan anak didik. Belajar yang berhasil
adalah apabila siswa aktif menerima atau memahami konsep-konsep yang disampaikan
serta mampu melakukan percobaan sesuai dengan kompentensi yang disampaikan oleh
seorang guru. Sehingga pengalaman yang didapat akan bertahan lama.
Pada pelajaran produktif khususnya pada pelajaran kelistrikan pada program
keahlian Teknik Kendaraan Ringan siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep
yang ada pada kompetensi tersebut. Pada pelajaran kelistrikan di SMKN 2 Surakarta
pada program Teknik Kendaraan Ringan sebagian guru masih menggunakan pola
pembelajaran lama yaitu dengan metode konvensional dalam menyampaikan materi
pelajaran, ini akan berakibat siswa merasa jenuh dan bosan karena metode yang
diterapkan monoton tanpa adanya variasi, sehingga mengakibatkan minat belajar dan
aktivitas belajar siswa berkurang sehingga mengakibatkan prestasi belajar siswa sangat
rendah.
Pada pelajaran kelistrikan pada Program Teknik Kendaraan Ringan khususnya
siswa kelas XI TKRb mendapat nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) masih rendah
hampir 50% siswa di bawah nilai KKM
pada nilai Kelistrikan Otomotif, untuk
meningkatkan nilai KKM tersebut diperlukan suatu metode pelajaran yang dapat
mendorong aktivitas belajar siswa sehingga dengan aktivitas belajar yang tinggi
diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode pelajaran yang
baik untuk merangsang siswa dalam aktivitas belajar adalah metode yang menuntut
tanggung jawab serta siswa merasa tertarik untuk mempelajarinya. Salah satu metode
pelajaranyang kita pilih adalah metode pelajaran pemberian tugas, dengan metode
pemberian tugas diharapkan siswa dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
kepada guru dengan baik, karena kita tahu bahwa sebagaian siswa SMK malas untuk
belajar karena dengan alasan tidak ada tugas dari seorang guru.
Metode pemberian tugas atau metode resitasi merupakan metode yamg perlu
dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa,
dengan metode ini diharapakan setiap siswa mempunyai rasa tanggung jawab terhadap
apa yang diberikan kepada guru karena dengan harapan dia akan mendapat
penghargaaan dari guru berupa nilai. Dengan rangsangan yang diberikan pada guru
kepada siswa dalam metode pelajaran ini diharapkan nilai KKM(kriteria ketuntasan
minimal) siswa Kelas XI TKRb akan meningkat. Dengan adanya peningkatkan Nilai
KKM (kriteria ketuntasan minimal) maka prestasi belajar siswa juga akan meningkat,
sehingga pelajaran yang diberikan kepada guru akan berhasil dan dapat bermanfaat pada
siswa.
Metode pemberian tugas yang akan diteliti adalah pemberian tugas secara
individual hal ini diharapkan dengan pemberian tugas secara individu dapat membuat
seoarang siswa mempunyai rasa tanggung jawab untuk mengumpulkan tugas yang
diberikan oleh seoarang guru, sehingga dapat diharapkan aktivitas dan prestasi belajar
akan meningkat.
Metode pemberian tugas yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti
dengan menberikan tugas pada siswa secara berkesinambungan, dengan harapan terjadi
interaksi antara guru dengan siswa, serta dapat mendorong siswa untuk selalu
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Pada metode pemberian tugas dibuat agar
siswa benar-benar mempunyai rasa tanggung jawab yang besar dalam pengumpulan
tugas, sehingga diharapkan aktivitas dan prestasi belajar terjadi peningkatan.
B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka berbagai permasalahan dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1.
Minat belajar siswa rendah pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif di SMK N 2
Surakarta.
2. Sebagian siswa kurang aktivitas belajar dalam mata pelajaran Kelistrikan Otomotif.
3. Aktivitas belajar siswa perlu ditingkatkan dengan menggunakan metode pemberian
tugas.
4. Metode Pemberian Tugas perlu dikembangkan untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa.
C. Pembatasan Masalah.
Agar dalam penelitian dapat mencapai masalah yang utama perlu adanya
pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Upaya meningkatkan aktivitas belajar dengan menggunakan metode pemberian
tugas.
2. Upaya meningkatkan prestasi belajar dengan menggunakan metode pemberian
tugas.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah melalui metode pemberian tugas dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif bagi kelas XI TKRb Semester 2
SMK N 2 Surakarta pada tahun pelajaran 2009/2010?.
2. Apakah melalui metode pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif bagi kelas XI TKRb semester 2 SMKN
2 Surakarta pada tahun pelajaran 2009/2010?.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar pada mata mata pelajaran Kelistrikan
Otomotif melalui Metode Pemberian Tugas pada siswa kelas XI TKRb SMKN 2
Surakarta pada tahun pelajaran 2009/2010.
2. Untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif
melalui Metode Pemberian Tugas pada siswa kelas XI TKRb SMKN 2 Surakarta
pada tahun pelajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan khazanah ilmiah bagi dunia pendidikan untuk menghadirkan metode
pemberian tugas.
b. Sebagai bahan referensi untuk penelitian yang relevan.
2. Manfaat Praktis
a.Bagi Siswa
Siswa lebih mudah memahami Ilmu Kelistrikan otomotif sebagai implikasi aktivitas
belajar dan prestasi belajar meningkat
b.Bagi Guru
Dapat meningkatkan kualitas mengajar melalui inovasi Pembelajaran dengan
menggunakan metode pemberian tugas.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar pada hakekatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan
tingkah laku pada individu yang belajar . Belajar adalah kegiatan yang sadar atau tidak
telah dilakukan manusia sejak lahir untuk memenuhi kebutuhan hidup sekaligus
mengembangkan dirinya. Kemampuan baru yang diperoleh serta perubahan perilaku
menunjukkan bahwa telah terjadi proses belajar. Sedangkan Pembelajaran adalah
menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat
(Slameto, 2003:30). Sehingga model pembelajaran dapat diartikan sebagai skema yang
berupa struktur cara menanamkan pengetahuan pada seseorang. Model pembelajaran
membuat para pengembang pembelajaran memahami dan merinci masalah ke dalam
unit-unit yang lebih mudah diatasi dan menyelesaikan masalah pembelajaran.
a. Teori Belajar dan Pembelajaran
Beberapa teori belajar dan pembelajaran yang dapat kita jadikan acuan pada
penelitian ini antara lain:
1) Teori Belajar Kognitif
Psikologi kognitif mengatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh
stimulus yang berada di luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri.
Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal
dunia luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap
stimulus (http:// teoripembelajaran. blogspot. com. 2008/04/teori-belajar-kognitif.html). Teori
psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi
terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar, hal ini
berati aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni
pengolahan informasi.
Prinsip-prinsip teori kognitif dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: a)
siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya. Mereka mengalami
perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu, b) anak usia pra sekolah dan awal
sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda-benda
konkrit, c) keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya
dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan
pengalaman dapat terjadi dengan baik, d) untuk menarik minat dan meningkatkan retensi
belajar perlu mengkaitkan pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki si belajar, e) pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun
dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks, f) belajar
memahami akan lebih bermakna daripada belajar menghafal, g) adanya perbedaan individual
pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa.
Beberapa teori belajar dan pembelajaran aliran kognitif, antara lain:
a) Teori Piaget
Jean Piaget adalah ahli psikologi yang pertama menggunakan filsafat konstruktivis
dalam proses belajar. Piaget menjelaskan bagaimana proses pengetahuan seseorang dalam
teori perkembangan intelektual yaitu berpikir dari konkrit ke abstrak. Menurut Piaget, tahaptahap berpikir itu adalah pasti dan spontan namun umur kronologis yang diberikan itu adalah
fleksibel, terutama selama masa transisi dari periode yang satu ke periode berikutnya. Umur
kronologis itu dapat saling tindih tergantung kepada individu. Skema adalah suatu struktur
mental atau kognitif yang dengan seseorang secara intelektual beradaptasi dan
mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Menurut Piaget, adaptasi adalah proses penyesuaian
skema dalam merespon lingkungan melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses
kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman
baru kedalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. Akomodasi adalah proses
pengintegrasian stimulus baru kedalam skema yang telah terbentuk secara tidak langsung.
Selanjutnya dalam proses perkembangan kognitif seseorang diperlukan keseimbangan antara
asimilasi dan akomodasi. Keadaan ini disebut dengan equilibrium. Pada bagian lain Slavin
menegaskan bahwa teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang
perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem
makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi
mereka (http://massofa.wordpress.com/2008/09/12/677/).
Hal ini berarti bahwa anak-anak mengkontruksi pengetahuan secara terus-menerus
dengan mengasimilasi dan mengakomodasi informasi-informasi baru dalam
mengerjakan tugas. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget
mereka
pembelajaran adalah
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teori-teori-belajar/): (1) Bahasa dan cara
berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan
menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak, (2) Anak-anak akan belajar lebih
baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar
dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya, (3) Bahan yang harus dipelajari anak
hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing, (4) Berikan peluang agar anak belajar sesuai
tahap perkembangannya, (5) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling
berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
b) Teori Vygotsky
Vygotsky mengemukakan ada empat prinsip kunci dalam pembelajaran, yaitu
(http://massofa.wordpress.com/2008/09/12/677): (1) Penekanan pada hakekat sosio-kultural
pada pembelajaran (the sosiocultural of learning). Siswa belajar melalui interaksi dengan orang
dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi
sosial dengan orang lain dalam proses pembelajaran, (2) Zona perkembangan terdekat (zone of
proximal development). Dalam proses perkembangan kemampuan kognitif setiap anak
memiliki apa yang disebut zona perkembangan proksimal (zone of proximal development) yang
didefinisikan sebagai jarak atau selisih antara tingkat perkembangan anak yang aktual dengan
tingkat perkembangan potensial yang lebih tinggi yang bisa dicapai si anak jika ia mendapat
bimbingan atau bantuan dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih berkompeten, (3)
Pemagangan kognitif (cognitive apprenticeship). Suatu proses dimana seorang siswa belajar
setahap demi setahap akan memperoleh keahlian dalam interaksinya dengan seorang ahli.
Seorang ahli bisa orang dewasa atau orang yang lebih tua atau teman sebaya yang telah
menguasai permasalahannya, (4) Perancahan (scaffolding). Perancahan atau scaffolding,
merupakan satu ide kunci yang ditemukan dari gagasan pembelajaran sosial Vygotsky.
Perancahan berarti pemberian sejumlah besar bantuan kepada seorang anak selama tahaptahap awal pembelajaran dan kemudian secara perlahan bantuan tersebut dikurangi dengan
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab setelah ia
mampu mengerjakan sendiri.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa implikasi utama dari teori
Vygotsky terhadap pembelajaran adalah kemampuan untuk mewujudkan tatanan
pembelajaran dengan pemberian tugas dalam pembelajaran supaya siswa mempunyai
tanggungjawab terhadap belajar.
c) Ausubel : Teori Belajar Bermakna
Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif
siswa melalui proses belajar yang bermakna. Inti dari teori belajar bermakna Ausubel
adalah proses belajar akan mendatangkan hasil atau bermakna kalau guru dalam
menyajikan materi pelajaran yang baru dapat menghubungkannya dengan konsep yang
relevan yang sudah ada dalam struktur kognisi siswa.
Langkah-langkah yang biasanya dilakukan guru untuk menerapkan belajar
bermakna Ausubel adalah sebagai berikut: Advance organizer, Progressive differensial,
integrative reconciliation, dan consolidation
(http://zalfaasatira. blogspot.com) (1)
Advance organizer: Penyampaian awal tentang materi yang akan dipelajari siswa.
Diharapkan siswa secara mental akan siap untuk menerima materi kalau mereka
mengetahui sebelumnya materi apa yang akan disampaikan guru. Contoh: handout
sebelum perkuliahan, (2) Progressive Differensial: Materi pelajaran yang disampaikan
guru hendaknya bertahap. Diawali dengan hal-hal atau konsep yang umum, kemudian
dilanjutkan ke hal-hal yang khusus, disertai dengan contoh-contoh, (3) Integrative
reconciliation: Penjelasan yang diberikan oleh guru tentang kesamaan dan perbedaan
konsep-konsep yang telah mereka ketahui dengan konsep yang baru saja dipelajari, (4)
Consolidation: Pemantapan materi dalam bentuk menghadirkan lebih banyak contoh
atau latihan sehingga siswa bisa lebih paham dan selanjutnya siap menerima materi
baru.
Teori Belajar Konstruktivistik
Menurut
pandangan
konstruktivistik,
belajar
merupakan
suatu
proses
pembentukan pengetahuan. (Asri Budiningsih, 2005: 58). Siswa harus aktif melakukan
kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang
sedang dipelajari. Pengatahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang
dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman
maupun lingkungannya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus
menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya
pemahaman-pemahaman baru. Manusia dapat mengetahui sesuatu dengan inderanya.
Seseorang dapat mengetahui sesuatu melului interaksinya dengan obyek dan
lingkungan. Semakin banyak seseorang berinteraksi dengan obyek dan lingkungannya,
pengetahuan dan pemahamannya akan obyek dan lingkungan tersebut akan meningkat
dan lebih rinci.
Ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi
pengetahuan (Asri Budiningsih, 2005: 57), yaitu; (1) kemampuan mengingat dan
mengungkapkan kembali pengalaman, (2) kemampuan membandingkan dan mengambil
keputusan akan kesamaan dan perbedaan, dan (3) kemampuan untuk lebih menyukai
suatu pengalaman yang satu dari pada lainnya.
Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah
memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Dalam proses belajar
konstruktivistik ini, guru tidak menstransfer pengetahuan yang telah dimilikinya,
melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Peran utama
dalam kegiatan belajar konstruktivistik ini adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri, sehingga siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir
sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kritis, kreatif, dan mampu
mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional.
d) Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne.
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor
yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif
dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam
bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara
kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu
keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses
kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan
dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Menurut
Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, motivasi, pemerolehan,
penyimpanan,
ingatan
kembali,
generalisasi,
perlakuan,
dan
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2008 /02/02/teori-teori-belajar/).
umpan
balik
2) Teori Motivasi
Perspektif motivasional pada pembelajaran kooperatif terutama memfokuskan
pada penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja (Slavin, 2005: 34).
Dari perspektif motivasional, struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi
dimana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah
jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh karena itu mereka harus saling membantu antar
anggota kelompoknya dan yang lebih penting adalah mereka harus berusaha secara
maksimal untuk mensukseskan tujuan kelompoknya. Dengan kata lain, memberi
penghargaan kelompok berdasarkan pada pencapaian kelompok ( atau penjumlahan
pencapaian individu) menciptakan suatu struktur hubungan penghargaan antar pribadi di
mana anggota kelompok akan memberi atau menahan sosial reinforcers ( seperti
dorongan dan pujian) sebagai hubungan atas usaha antar anggota kelompok.
3). Teori Belajar Sosial
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah
teori belajar yang memandang perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas
stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi
antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. (http:/ /akhmad
sudrajat.wordpress .com/2008/02/02/teori-teori-belajar/)
Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama
dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh
perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui
pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan
perilaku sosial mana yang perlu dilakukan. Teori Belajar Sosial berusaha menjelaskan
tingkahlaku manusia dari segi interaksi timbal-balik yang berkesinambungan antara
faktor kognitif, tingkahlaku, dan faktor lingkungan.
a) Tiga konsep teori belajar sosial
Teori Belajar Sosial (Social Learing Theory) dari Bandura didasarkan pada tiga
konsep
(http://alfaned.blogspot.com/2008/09/pendahuluan-bab-1-teori-belajar-sosial.
html):
(1) Determinis Resiprokal (reciprocal determinism): pendekatan yang menjelaskan
tingkah laku manusia dalam bentuk interaksi timbal-balik yang terus menerus antara
determinan kognitif, behavioral dan lingkungan. Orang menentukan/mempengaruhi
tingkahlakunya dengan mengontrol lingkungan, tetapi orang itu juga dikontrol oleh
kekuatan lingkungan itu.
(2) Tanpa Renforsemen (beyond reinforcement), menurut Bandura, reforsemen penting
dalam menentukan apakah suatu tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu
bukan satu-satunya pembentuk tingkah laku. Orang dapat belajar melakukan sesuatu
hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang dilihatnya. Belajar
melalui observasi tanpa ada renforsemen yang terlibat, berarti tingkah laku
ditentukan oleh antisipasi konsekuensi, itu merupakan pokok teori belajar sosial.
(3) Kognisi
dan
Regulasi
diri
(Self-regulation/cognition):
Konsep
bandura
menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri sendiri (self
regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur lingkungan,
menciptakan dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya
sendiri.
b) Akibat-akibat atau konsekuensi-konsekuensi tingkah laku.
Konsekuensi tingkah laku juga merupakan unsur yang penting dalam teori
belajar sosial, yang menyangkut tiga macam reinforcement, yaitu : (1) Direc
reinforcement, yaitu suatu tipekonsekuensi.peristiwa yang dapt menguatkan tingkah
laku baik menyenangkan atau tida menyenangkan.misalkan dengan memberikan hadiah
kepada seorang anak yang mendapatkan nilai baik, (2) Vicarious reinforcement, yaitu
konsekuensi yang terkait dengan tingkah laku orang lain yamh diamati, (3) Selfreinforcement, yaitu konsekuensi yang berhubungan dengan standar tingkah laku
pribadi.
c) Proses Kognitif
Dalam teori belajar sosial, proses kognitif memegang peranan penting.
Kemampuan seseorang untuk membuat kode, menyimpan pengalaman-pengalaman
dalam bentuk lambang yang membayangkan konsekuensi-konsekuensi yang bakal
terjadi penting sekali untuk memperoleh dan mengubah tingkah laku. Pemrosesan
kognitif terhadap peristiwa–peristiwa yang mungkin terjadi menjembatani jurang antara
tingkah laku dan hasil tingkah laku. Proses kognitif memiliki empat macam komponen,
yaitu : perhatian, retansi, produksi motorik dan motivasi. Perhatian dan retansi mengatur
diperolehnya
perbuatan-perbuatan
yang
diamati.berikutnya
perbuatan-perbuatan
tersebut diatur oleh mekanisme produksi motorik dan motivasi.
d) Aplikasi teori belajar sosial
Aplikasi ini menyangkut tiga hal : karakteristik siswa ,proses kognitif dan
pengajaran,dan konteks sosial bagi belajar (http://alfaned.blogspot.com/2008/09/
pendahuluan-bab-1-teori-belajar-sosial. html):
(1) Karakteristik siswa
Para
siswa
berbeda-beda
dalam
kemampuan
mereka
mengabstraksi,
mengodekasikan informasi, mengingat dan melakukan perbuatan yang dilakukannya. Di
samping itu mereka juga berbeda dalam kemampuan menerima model. Kemampuan
menerima sesuatu model tertentu berbeda – beda karena : Nilai model tersebut tidak
sama baginya, derajat similaritas antara model tersebut dengan setatus dan situasi yang
mengamatinya juga berlainan.
(2) Proses kognitif dan pengajaran
Mengembangkan keterampilan belajar–caranya–belajar dan mengajar kan
pemecahan masalah adalah isu-isu yang penting bagi pendidikan.
(3) Kontek sosial
Mengamati bermacam-macam model dan reinforcment yang di berikan oleh
teman sebaya dan oleh pihak lain, semuanya berpengaruh penting dalam belajar. Contoh
: dalam kerja kelompok, siswa –siswa yang berprestasi baik hendaknya dipasangkan
dengan siswa yang prestasinya kurang. Maka dalam proses kerja kelompok antara siswa
tersebut akan terjadi saling tanya jawab.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar secara
global dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri (Muhibbin Syah,
2006: 132), sedangkan
faktor eksternal ( faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa
1) Faktor Internal
Faktor internal
meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologi (yang bersifat
jasmaniah), dan aspek psikologis (yang bersifat rokhaniah): 1)
Faktor jasmaniah,
meliputi : faktor kesehatan dan cacat tubuh (tonus jasmani, mata dan telinga) , 2) Faktor
psikologis, meliputi: inteligensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan disekitar siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor eksternal yang berpengaruh
terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor
sekolah, dan faktor masyarakat.
a) Faktor keluarga, berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang
kebudayaan.
b) Faktor sekolah, meliputi : metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat, meliputi : kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
2. Metode Pemberian Tugas.
Metode adalah suatu cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai suatu tujuan, metode mengajar adalah cara yang dipergunakan pengajar dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnnya pengajaran. Dengan
demikian metode mengajar dapat juga diartikan sebagai teknik penyajian yang dapat
dikuasai oleh pengajar untuk menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik agar
pelajaran tersebut dapat diterima dan dijalani serta dapat dipergunakan dengan baik.
Dalam interaksi belajar mengajar,guru berperan sebagai penggerak atau
pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses
interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru.
Metode mengajar yang baik adalah sesuai dengan tujuan pengajaran dalam situasi dan
waktu berlangsungnya pelajaran,serta dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.
Terdapat berbagai macam penyajian agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
baik dan membentuk pengalaman belajar,tetapi satu dengan yang lainnya saling
menunjang.
Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana
pengajar memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian
harus dipertanggungjawabkannya (SyaifulSagala,2007: 29). Tugas yang diberikan oleh
guru dapat memperdalam bahan pelajaran dan dapat pula mengecek bahan yang telah
dipelajari. Tugas tersebut merangsangg murid untuk aktif belajar secara individual atau
kelompok.
Syaiful Sagala (2007:30),metode pemberian tugas mempunyai beberapa
kebaikan dan kelemahan. Kebaikan tersebut antara lain:1). pengetahuan yang diperoleh
murid dan hasil belajar, hasil percobaan atau hasil penyelidikan
yang banyak
berhubungan dengan minat atau bakat yang berguna untuk hidup mereka akan lebih
meresap, tahan lama, dan lebih otentik; 2). mereka berkesempatan memupuk
perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggungjawab dan berdiri
sendiri; 3). tugas dapat meyakinkan tentang apa yang dipelajari ;4). tugas dapat
membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengelola sendiri informasi dan
komunikasi yang maju demikian pesat dan cepat; 5). metode ini dapat membuat
bergairah siswa dalam belajar.
Sedangkan beberapa kelemahan dari metode pemberian tugas adalah: 1).
seringkali siswa melakukan penipuan diri di mana mereka hanya meniru hasil pekerjaan
orang laim tanpa mengalami peristiwa belajar; 2). adakalanya tugas tersebut dikerjakan
oleh orang lain tanpa pengawasan; 3). apabila tugas terlalu diberikan atau hanya sekedar
melepaskan tanggung jawab pengajar, apalagi bila tugas tersebut sukar dilaksanakan
ketegangan mental mereka dapat terpengaruh 4). karena jika tugas diberikan secara
umum mungkin seseorang peserta didk mengalami kesulitan karena sukar selalu
menyelesaikan tugas dengan adanya perbedaan individual.
Syaiful Sagala(2007:31) juga menyampaikan beberapa cara untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan dari metode pemberian tugas antara lain ;1). tugas yang
diberikan hendaknya jelas, sehingga mereka mengerti apa yang harus dikerjakan ;2).
tugas yang diberikan memperlihatkan perbedaan individu masing-masing ;3). waktu
untuk menyelesaikan tugas harus cukup ;4). melakukan control atau pengawasan yang
sistematis atas tugas yang diberikan sehingga mendorong siswa belajar dengan
sungguh-sungguh ;5). tugas yang diberikan hendaknya mempertimbangkan menarik
minat
dan
perhatian
siswa,mendorong
siswa
untuk
mencari,mengalami
dan
menyampaikan, diusahakan tugas tersebut praktis dan ilmiah dan bahan pelajaran yang
ditugaskan agar diambilkan dari hal-hal yang dikenal siswa.
Dengan pengertian lain tugas ini jauh lebih luas dari pekerjaan rumah karena
metode
pemberian
tugas
dari
guru
kepada
siswa
untuk
diselesaikan
dan
dipertanggungjawabkan. Siswa dapat menyelesaikan di sekolah atau di rumah atau
ditempat lain yang kiranya dapat menunjang penyelesain tugas tersebut,baik secara
individu atau kelompok. Adapun dalam penelitian ini pemberian tugas diberikan guru
untuk dikerjakan di rumah.
3.Aktivitas Belajar Siswa
Menurut tokoh ilmu jiwa lama John Lock, mengungkapkan bahwa murid ibarat
kertas putih yang tidak tertulis. Dalam hal ini terserah kepada guru mau dibawa ke
mana, mau diapakan murid itu. Guru adalah yang mengatur dan memberi isinya.
Aktivitas guru dalam pelajaran mendominasi kegiatan, sementara murid bersifat pasif
dan menerima begitu saja. Guru yang menentukan bahan dan metode sedang aktivitas
murid terbatas pada mendengarkan, mencatat dan menjawab pertanyaan guru apabila
bertanya. Para siswa bekerja dan berpikir karena atas perintah guru, sehingga proses
pelajaran tidak mendorong anak didik untuk berpikir karena atas bermacam-macam
kebutuhan.
Aliran ilmu jiwa modern memandang anak didik sebagai organisme yang
mempunyai potensi untuk berkembang, sehingga harus beraktivitas, berbuat dan harus
aktif sendiri. Sementara tugas guru adalah membimbing, dan menyediakan kondisi agar
anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya.
Piaget dalam Sardiman (2006: 100) menjelaskan bahwa anak itu berpikir
sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan anak itu tidak berpikir, agar anak berpikir sendiri
maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Dalam hal ini berbuat berarti
melakukan aktivitas, aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik (jasmani)
dan mental (rohani).
Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2006: 101) membedakan aktivitas belajar
siswa di sekolah menjadi:
a. Visual activities (aktivitas visual), yaitu kegiatan oleh indera mata yang meliputi:
membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi.
b. Oral activities (aktivitas mulut), merupakan kegiatan fisik yang memberdayakan
indera mulut, yang meliputi: menyatakan, menanyakan, memberi saran, interupsi,
menyampaikan pendapat, melakukan wawancara.
c. Listening activities (aktivitas pendengaran) adalah kegiatan fisik dengan
menggunakan indera pendengaran (telinga), misalnya: mendengarkan percakapan,
menerima saran, berdiskusi.
d. Writing activities (aktivitas penulisan), yaitu kegiatan fisik yang berkaitan dengan
tulis menulis, misalnya: menulis laporan, mengerjakan tugas, menyalin catatan.
e. Drawing activities (aktivitas gambaran), merupakan kegiatan fisik yang berkaitan
dengan gambar, yaitu: membuat peta, menggambar, membuat grafik, membuat
diagram.
f. Motor activities (aktivitas motorik), yaitu kegiatan yang berkaitan dengan gerakan
badan, meliputi: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain.
g. Mental activities (aktivitas mental), yakni kegiatan yang berhubungan dengan psikis
(nalar/pikir) misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan masalah,
melihat hubungan, menganalisis.
h. Emotional activities (aktivitas perasaan), yaitu kegiatan psikis yang ada kaitannya
dengan sikap dan perasaan, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, sedih,
bersemangat, bergairah, tenang, sungguh-sungguh.
4. Prestasi Belajar
Winkel (2007:51) menyatakan bahwa prestasi belajar dapat dilihat dari
perubahan-perubahan
dalam
pengertian
(kognitif),
pengalaman
ketrampilan
(psikomotor), dan nilai-nilai sikap (afektif) yang bersifat konstan. Perubahan ini dapat
berupa sesuatu yang baru ataupun penyempurnaan sesuatu hal yang dimiliki atau
dipelajari sebelumnya. Prestasi belajar diperoleh setelah seseorang melakukan aktivitas
baik secara individu maupun kelompok.
Untuk mengetahui prestasi hasil belajar, Srini Iskandar (2001:85) dilakukan
dengan evaluasi/assesmen/penilaian, berdasarkan tujuan penilaian dibedakan menjadi 3
(tiga) jenis, yaitu diagnostik, formatif, dan sumatif.Kegiatan evaluasi berfungsi untuk
mengetahui sejauh mana tujuan belajar yang telah dicapai oleh murid, sebagai umpan
balik bagi guru untuk menilai keberhasilan program pelajaranyang telah dilaksanakan.
Evaluasi belajar dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan istilah ulangan, dan
sebagai hasilnya dinyatakan dalam bentuk nilai/angka.
B. Kerangka Berfikir
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor ekstern dan intern. Salah satu
faktor ekstern yang perlu diperhatikan, di antaranya adalah pemilihan model
pembelajaran yang tepat dan efektif. Model pelajaranyang digunakan guru sangat
menentukan keberhasilan siswa dalam memahami konsep materi tertentu. Model
pembelajaran yang baik merupakan model yang disesuaikan dengan materi yang
disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia, serta tujuan pelajaransehingga dapat
terlihat apakah model yang diterapkan efektif.
Materi Kelistrikan Otomotif merupakan salah satu materi yang pokok dalam
Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang diberikan pada semester II. Materi
ini memerlukan pemahaman, bersifat abstrak dan perlu banyak latihan dalam menguasai
konsep tersebut, sehingga diperlukan suatu model yang dapat membantu mempermudah
cara belajar siswa. Metode pembelajaran yang di duga paling tepat untuk melibatkan
kemandirian siswa dalam menguasai konsep adalah
metode pembelajaran Pemberian
Tugas karena metode pembelajaran tersebut menekankan padabelajar mandiri. Dalam
belajar mandiri diharapkan siswa dapat menguasai konsep Kelistrikan Otomotif melalui
Pemberian Tugas yang diberikan pada Guru.
Berdasarkan pemikiran di atas diduga bahwa metode pembelajaran pemberian
tugas dapat lebih meningkatkan prestasi belajar. Pengaruh antara siswa yang memiliki
aktivitas belajar tinggi, aktivitas belajar sedang dan aktivitas belajar rendah terhadap
prestasi belajar siswa dalam materi Kelistrikan Otomotif.
Perhatian dan motivasi merupakan hal utama dalam proses belajar mengajar.
Tanpa adanya perhatian dan motivasi belajar yang dicapai oleh siswa tidak akan
optimal. Aktivitas timbul karena adanya motivasi dalam diri siswa. Belajar adalah
proses aktif, sehingga apabila tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai
respon siswa terhadap stimulus siswa, tidak mungkin siswa mencapai hasil belajar yang
dikehendaki. Makin tinggi aktivitas belajar siswa diduga makin besar peluang untuk
prestasi belajar Kelistrikan Otomotif.
Adapun bagan alur kerangka berpikir sebagai berikut:
Guru belum
memanfaatkan metode
pemberian tugas
Kondisi awal
Guru menerapkan
metode pemberian
tugas
Tindakan
Siswa
Aktivitas belajar dan
prestasi belajar rendah
Siklus I
Pemberian tugas
setiap dua kali tatap
muka.
Siklus II
Pemberian tugas
setiap satu kali tatap
muka.
Diduga melalui
metode pelajaran
pemberian Tugas
dapat meningkatkan
aktivitas dan prestasi
belajar
Kondisi
akhir
Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti uraian di atas, diajukan
hipotesis tindakan sebagai berikut:
1.
Metode pemberian tugas dapat meningkatkan aktivitas belajar Kelistrikan Otomtif
siswa kelas XI TKRb SMK Negeri 2 Surakarta semester 2 tahun pelajaran
2009/2010.
2.
Metode
pemberian Tugas dapat meningkatkan prestasi belajar Kelistrikan
Otomotif bagi siswa kelas XI TKRb SMK Negeri 2 Surakarta semester 2 tahun
pelajaran 2009/2010.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama satu semester dengan mengambil data kondisi awal
pada semester satu dan pelaksanaan tindakan dilakukan pada semester dua pada tahun
pelajaran 2009/2010
pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan secara bertahap,
adapun tahap-tahap pelaksanaanya dapat dilihat dalam Tabel 1
Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan kelas
No
Uraian
kegiatan
Bulan
Des
Jan
3 4 1 2 3 4 1
1.
Menyusun
12
proposal
s/d
Februari
2
3
Maret
4
1
2
3
April
4
1 2 3 4
26
2.
Menyusun
6 s/d 26
Instrumen
dan
Seminar
proposal
3
Siklus 1
4
Siklus 2
5
Analisa
11 18 25 4
11 18 25 1
Data
6.
Menyusun
hasil
penelitian
8 s/d 29
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah di SMK N 2 Surakarta. Penelitian mengambil kelas XI TKRb
Program Teknik Kendaraan Ringan, dengan alasan kebanyakan siswa Kelas XI TKRb
menurut data pengamatan semester 1 banyak yang tidak memenuhi nilai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal).
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKRb program Teknik
Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang
berjumlah 33 siswa.
C. Sumber Data.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data kondisi awal yang berupa nilai harian pada Semester 1 dan data aktivitas
belajar siswa pada Semester 1.
2. Data Siklus 1 yang berupa nilai harian pada akhir Siklus 1 dan data aktivitas belajar
siswa pada Siklus 1
3. Data Siklus 2 yang berupa nilai harian pada akhir Siklus 2 dan data aktivitas belajar
siswa pada Siklus 2.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.
1. Teknik Pengumpulan Data.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes
dan metode non tes . Metode tes digunakan untuk mengetahui nilai prestasi belajar
dan metode non tes digunakan untuk mengetahui data aktivitas belajar selama
pembelajaran dalam Siklus 1 dan Siklus 2.
2. Alat Pengumpulan Data.
Pada metode tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar menggunakan
butir soal tes dan pada alat non tes yang digunakan untuk penilaian aktivitas belajar
siswa menggunakan lembar observasi.
E. Validasi Data
Validasi data pada penelitian ini menggunakan dua validasi data yaitu:
1. Untuk tes prestasi belajar menggunakan validitas isi yaitu yang berupa kisi-kisi soal
dalam hal ini pada materi Kelitrikan Otomotif. Dalam pembuatan soal prestasi
belajar disesuai dengan kisi-kisi soal yang dirujuk dari indikator serta standar
kompetensi yang diambil dari Silabus KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan).
2. Untuk aktivitas belajar siswa menggunakan Triangulasi data yaitu dari kolaborasi
teman sejawat dengan sesama guru Kelistrikan Otomotif. Lembar observasi
aktivitas belajar didiskusikan dengan kolaborator, serta pengambilan data observasi
aktivitas belajar juga dengan kolaborator.
F. Analisis Data
Pada penelitian ini menggunakan dua analisis data yaitu:
1. Analisis data pada tes prestasi belajar menggunakan analisis deskriptif komparatif
yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal dengan nilai tes pada Siklus 1 dan
terakhir nilai tes pada Siklus 2.
2. Analisis data pada aktivitas belajar siswa menggunakan analisis deskriptif kualitatif
berdasarkan pada hasil observasi dan refleksi pada Siklus 1 dan Siklus 2.
G. Indikator Kerja
Indikator kerja tindakan terhadap peningkatan Aktivitas belajar Siswa dan prestasi
belajar siswa kelas XI TKRb SMKN 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 dapat
dilihat dengan cara berikut:
Indikator kerja dapat dilihat secara umum dengan membandingkan tingkat
keberhasilan dari satu Siklus ke Siklus berikutnya. Keberhasilan tindakan pada
Siklus 1 diketahui dengan cara membandingkan dengan kondisi awal siswa dan
keberhasilan tindakan pada Siklus 2 diketahui dengan cara membandingkan dengan
Siklus 1. Sedangkan indikator kerja tindakan dapat dilihat dari kriteria yang telah
ditentukan peneliti, dengan kriteria apabila siswa kelas XI TKRb SMKN 2
Surakarta menunjukkkan hal-hal berikut:
a) Peningkatan aktivitas belajar siswa dari kondisi awal ke Siklus 1 dan dari Siklus
1 ke Siklus 2.
b) Peningkatan prestasi belajar dari kondisi awal ke Siklus 1 dan dari Siklus 1 ke
Siklus 2.
H.Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
terdiri dari dua Siklus, masing-masing Siklus melalui tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Adapun guru peneliti bertindak sebagai pelaksana pembelajaran, observasi,
pengumpul data, penganalisis data dan pelapor hasil penelitian.
1. Rincian Prosedur Penelitian.
a. Siklus 1
1) Perencanaan Tindakan.
Persiapan tindakan didasarkan pada kondisi awal yang telah diuraikan pada latar
belakang penelitian, yaitu siswa kurang bersemangat dalam pelajaran Kelistrikan
Otomotif, sehingga prestasi belajar siswa sangat kurang dalam pelajaran
Kelistrikan Otomotif. Dan guru menjelaskan dengan menggunakan dengan
metode ceramah.
Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah:
No
1.
Tahapan
Kegiatan
Kegiatan awal
Kegiatan Guru
1. Guru menciptakan
Kegiatan Siswa
1. Siswa
lingkungan/suasana
melakukan
awal belajar: salam
kegiatan yang
pembuka, berdoa,
disuruh oleh
mengabsen
guru
2. Guru menjelaskan
Waktu
15 menit
2. Siswa
materi awal dan
memperhatikan
mendemontrasikan
penjelasan guru
lampu yang baik .
dan melakukan
perintah dari
guru.
2.
Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan
1. Siswa
60 menit
tentang kelistrikan
memperhatikan
lampu Hazard.
penjelasan Guru
2. Guru membimbing,
2. Siswa
mengarahkan, dan
menyampaikan
mengkondisikan
kesulitan dan
serta mengawasi
hambatan
siswa.
3. Guru mengajak
3.
Kegiatan akhir
3.Siswa
berdiskusi tentang
memperhatikan
kesulitan materi dari
penjelasan guru
siswa.
dan berdiskusi
1. Guru meminta siswa
1. Siswa
15 menit
untuk membuat
mengerjakan
kesimpulan.
tugas dari guru
2) Tindakan
Siklus 1 dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x
45 menit untuk sekali pertemuan.Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua
digunakan untuk menjelaskan materi 1 dan memberikan Tugas pertama pada
pertemuan ke 2 dan pada pertemuan ketiga
Guru membagikan tugas yang
diberikan sambil mendiskusikan hasil pekerjaan siswa. Pada pertemuan keempat
dilakukan tes ulangan harian yang digunakan dalam data pada Siklus 1.
3) Observasi
Observasi
dilakukan
secara
bersamaan
dengan
pelaksanaan
tindakan.Fokus pemantauan adalah proses penerapan tindakan,aktivitas siswa
selama pembelajran yang berdasarkan keaktifan serta antusias siswa dalam
mengerjakan setiap tugas pada pelajaranserta prestasi belajar sesuai dengan
lembar pemantauan dan perangkat evaluasi yang telah disiapkan.
4) Refleksi
Hasil pemantauan dan evaluasi dianalisis untuk diperoleh gambaran
bagaimana dampak pelajaran yang telah direncanakan yaitu dengan menerapkan
pelajaran dengan metode pemberian tugas .Hasil analisis yang diperoleh
merupakan refleksi dari apa yang telah terjadi selama penerapan tindakan pada
Siklus 1. Permasalahan pada Siklus 1 digunakan sebagai pertimbangan untuk
merumuskan perencanaan tindakan pada Siklus 2.
b. Siklus 2
1) Perencanaan
Dalam tahap perencanaan tindakan pada Siklus 1 peneliti
mempelajari hasil refleksi tindakan yang lebih efektif pada Siklus 2.
Adapun pelaksanaan perencanaan adalah sebagai berikut:
No
1.
Tahapan
Kegiatan
Kegiatan awal
Kegiatan Guru
1. Guru menciptakan
Kegiatan inti
1. Siswa
lingkungan/suasana
melakukan
awal belajar: salam
kegiatan yang
pembuka, berdoa,
disuruh oleh
mengabsen
guru
2. Guru mengulang
2.
Kegiatan Siswa
memperhatikan
pelajaran yang lalu.
penjelasan guru
1. Siswa
tentang rangkaian
memperhatikan
lampu tanda belok.
penjelasan guru
2. Guru membimbing,
mengarahkan, dan
15 menit
2. Siswa
materi pada
1. Guru menjelaskan
Waktu
2. Siswa
menyampaikan
60 menit
mengkondisikan
kesulitan dan
serta mengawasi
hambatan
siswa
3. Guru mengajak
3. Siswa
berdiskusi tentang
memperhatikan
kesulitan dari siswa
penjelasan guru
dan berdiskusi
3.
Kegiatan akhir
1. Guru meminta siswa
1. Siswa
15 menit
untuk membuat
mengerjakan
kesimpulan.
tugas dari guru.
.
2) Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada tahap ini sama seperti pada Siklus 1
yaitu dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, tetapi pada Siklus 2 pada
pertemuan pertama guru menjelaskan
materi
dan akhir pelajaran guru
memberikan tugas. Pada Pertemuaan kedua guru membagikan tugas dan
menjelaskan materi
baru serta memberikan tugas pada siswa. Pada
pertemuan ketiga membahas tugas satu dan tugas ke dua dan pada pertemuan
ke empat diadakan ulangan harian ke dua sebagai data Siklus 2.
3) Observasi
Observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Fokus pemantauan adalah proses penerapan tindakan, aktivitas siswa selama
pembelajran yang berdasarkan keaktifan serta antusias siswa dalam
mengerjakan setiap tugas pada pelajaranserta prestasi belajar sesuai dengan
lembar pemantauan dan perangkat evaluasi yang telah disiapkan.
4) Refleksi
Hasil pemantauan dan evaluasi dianalisis untuk diperoleh gambaran
bagaiman dampak pelajaran yang telah direncanakan yaitu dengan
menerapkan metode
pelajaran pemberian tugas
Hasil analisis yang
diperoleh merupakan refleksi dari apa yang telah terjadi selama penerapan
tindakan pada Siklus 2. Permasalahan pada Siklus 2 digunakan sebagai
tindakan akhir penelitian.
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
1. Deskripsi Aktivitas Belajar.
Dalam pembelajaran kelistrikan otomotif di mana materi yang disajikan
dengan ceramah saja, di mana guru hanya bersifat otoriter akan membuat siswa
bosan untuk mendengarkan, sehingga banyak siswa yang hanya bercakap-cakap
bahkan ada yag tidur di dalam kelas. Mereka merasa apa yang dijelaskan oleh Guru
tidak menarik dan tidak ada interaktif antara guru dengan siswa, hal ini
mengakibatkan aktivitas belajar siswa menjadi berkurang.
Metode ceramah memang masih bisa digunakan asalkan dalam metode
ceramah tersebut harus divariasikan metode yang dapat melibatkan siswa aktif
dalam pembelajaran, sehingga siswa akan lebih aktif dalam setiap pembelajaran
yang berakibat aktivitas belajar meningkat.
Dalam penbelajaran kelistrikan otomotif yang merupakan materi produktif yang
butuh pemahaman dan penguasaaan materi maka pembelajaran yang digunakan
harus dapat melibatkan aktivitas siswa. Pada kondisi awal dengan hanya metode
ceramah saja membuat siswa tidak aktif, seakan mereka tidak mempunyai semacam
tanggung jawab dalam pembelajaran yang telah diberikan oleh guru.
2.Deskripsi Prestasi Belajar
Pada kondisi awal prestasi belajar siswa sangat rendah sekali dan nilai terendah
dicapai pada nilai 35 dan nilai tertinggi hanya 67 hal ini disebabkan karena
pengajaran yang diberikan oleh guru hanya berbentuk ceramah saja. Dan peserta
didik hanya sebagai pendengar, sehingga apa yang disampaikan oleh guru tidak
akan tertransfer ke dalam diri siswa,sehingga prestasi belajar pada kondisi awal ini
sangat rendah
Pada kondisi awal ini guru bertindak otoriter sehingga siswa hanya sepintas
mendengarkan dan tidak rasa tanggung jawab sama sekali, atau dengan kata lain
30
mereka hanya datang diam pulang. Adapun tabel nilai ulangan harian pada kondisi
awal dapat disajikan pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal
No
Uraian
Ulangan Harian
1
Nilai terendah
35
2
Nilai tertinggi
67
3
Nilai rerata
54.96
4
Rentang nilai
32
Adapun rentang nilai siswa dapat disajikan dalam Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3 Rentang Nilai Siswa Pada Kondisi Awal
No
Interval
Frekwensi
1
35-39
2
2
40-44
3
3
45-49
5
4
50-54
1
5
55-59
11
6
60-64
6
7
65-69
5
Dari Tabel 3 terlihat bahwa siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM(70) 33
siswa, untuk lebih jelasnya perhatikan diagram berikut:
Gambar 1. Diagram Balok Nilai Ulangan Harian Pada Kondisi Awal Kelas XI
TKRb SMK N 2 Surakarta
B. Deskripsi Hasil Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Pada pembelajaran Siklus 1 pada kompetensi kelistrikan otomotif pada kegiatan
awal guru memberikan apersepsi dengan demonstrasi tentang nyala lampu. Dalam
kegiatan Inti yang terdiri dari 4 kali pertemuan dengan 1 kali pertemuan diadakan
ulangan harian. Pada pertemuan ketiga guru menjelaskan tentang materi hazard
dengan setiap dua kali tatap muka diberikan tugas bagi siswa yang bisa dikerjakan
di rumah. Dalam kegiatan penutup diadakan ulangan harian yang terdiri dari 15 soal
berbentuk pilihan ganda dengan 4 option.
2. Pelaksanaan Tindakan
a.Pertemuan Pertama dan Kedua
Pada pertemuan ini guru memberikan materi hazard dengan cara ceramah disertai
dengan media demonstrasi. Pada pertemuan kedua guru melanjutkan penjelasan
materi minggu yang lalu, tetapi pada akhir pembelajaran guru memberikan tugas di
rumah untuk dikumpulkan minggu depan.
b.Pertemuan Ketiga dan Keempat.
Pada pertemuan ketiga guru mengumpulkan tugas dari siswa dan guru
menbahas jawaban dari siswa. Pada pertemuan keempat guru memberikan ulangan
harian sebagai data untuk Siklus 1.
3. Hasil Pengamatan
Pada hasil pengamatan tentang aktivitas belajar siswa sebagian siswa sudah mulai
antusias untuk mendengarkan ceramah dari guru, bahkan mereka sudah mulai
bertanya apa yang mereka belum jelas dari penjelasan guru, sehingga diharapkan
nilai ulangan harian pada Siklus 1 lebih bagus dari kondisi awal. Adapun indikator
yang penilaian pada hasil pengamatan adalah sebagai berikut;
a.Interaksi Siswa dengan Guru.
Pada Siklus I indikator aktivitas diobservasi adalah interaksi siswa dengan guru
dalam proses belajar, di dapatkan persentase 30,30% siswa yang berinteraksi dengan
guru.
Tabel 4. Aspek Interaksi Siswa dengan Guru Siklus I.
Aspek yang
Siswa yang
dinilai
berinteraksi dengan
Jumlah siswa
Persentase
33
30,30%
guru
Interaksi siswa
10
dengan guru di
kelas
b.Tanggung Jawab Siswa dalam Pengumpulan Tugas.
Dalam pengumpulan tugas sebagian besar sudah banyak siswa yang
mengumpulkan tugas hanya ada 3 siswa yang belum mengumpulkan dikarenakan
pada pertemuan kedua mereka tidak masuk sekolah karena sakit.
Tabel 5. Aspek Tanggung Jawab Siswa Terhadap Pengumpulan Tugas pada
Siklus I
Aspek yang
Siswa yang
dinilai
bertanggung jawab
Tanggung jawab
30
Jumlah siswa
Persentase
33
90,90%
siswa dalam
pengumpulan
tugas
c.Kehadiran Siswa
Aspek kehadiran siswa dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu
aspek penting untuk meningkatkan aktivitas belajar. Pada Siklus yang pertama siswa
yang hadir mengikuti pelajaran kelistrikan otomotif sebanyak 100% hal ini
menunjukkan siswa merespon baik pelajaran kelistrikan otomotif. Data tersebut dapat
dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Aspek Kehadiran Siswa Mengikuti Pelajaran Kelistrikan Otomotif Siklus
I
Aspek yang dinilai
Kehadiran Siswa
Siswa hadir
Jumlah siswa
Persentase
33
33
100%
Sedangkan pada tes prestasi belajar dengan menggunakan soal berbentuk objektif
yang terdiri dari 15 soal, di dapat nilai ulangan harian sebagai berikut:
Tabel 7. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siklus 1
No
Uraian
Ulangan
Harian
1
Nilai terendah
53
2
Nilai tertinggi
80
3
Nilai rerata
66,06
4
Rentang nilai
27
Dalam Siklus 1 terlihat adanya nilai terendah 53 dan nilai tertinggi 80 untuk
mengetahui nilai interval nilai ulangan Siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 8
Tabel 8. Interval Nilai Ulangan Harian Siklus 1
Interval
Frekwensi
53-57
4
58-61
5
62-66
3
67-71
14
72-76
5
77-81
2
Pada interval nilai ulangan harian pada Siklus 1 siswa sudah mencapai KKM adalah
9 anak. Adapun interval nilai Ulangan harian dapat disajikan dalam bentuk Diagram
sebagai berikut:
Gambar 2. Diagram Balok Nilai Ulangan Harian pada Siklus 1 Kelas XI TKRb
SMK N 2 Surakarta
4. Refleksi
Penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas,
dibandingkan dengan kondisi awal terjadi peningkatan seperti terlihat pada simpulan
Berikut:
No
1
Uraian
Tindakan
Kondisi awal
Siklus 1
Dalam pembelajaran hanya
Dalam
dengan ceramah saja dan
pembelajaran sudah
belum memanfaatkan
mengunakan
metode pemberian tugas
metode pemberian
tugas
2
Aktivitas
Pada kondisi awal siswa
Siswa sebagian
Belajar
banyak yang mengerjakan
sudah mulai
Siswa
tugas lain dan bercakap-
antusias dalam
cakap dengan siswa
mendengarkan
lainnya.
penjelasan dari
Guru dan sudah
banyak yang
mengumpulkan
tugas
3
Prestasi
Ulangan harian pada
Ulangan harian pada
belajar
kondisi awal nilai terendah
Siklus 1 nilai
35 dan nilai tertinggi 67
terendah 53 dan
dengan nilai rerata 54,96
nilai tertinggi 80
dengan nilai rerata
66,06.
Dari simpulan tersebut di atas tentang pembelajaran menggunakan metode
pemberian tugas, aktivitas dalam belajar sudah mulai ada peningkatan, tetapi
pembelajaran dengan metode pemberian tugas masih terasa asing bagi siswa,
sehingga sebagian siswa belum begitu banyak yang mengerjakan soal-soal pada
kegiatan pembelajaran.
Dari tes prestasi belajar terjadi peningkatan nilai terendah dari 35 menjadi 53 atau
mengalami peningkatan 51,42%. Nilai tertinggi terjadi peningkatan dari 67 menjadi
80 atau terjadi peningkatan 25,37% dan nilai rerata terjadi peningkatan 54,96
menjadi 66,06 atau terjadi peningkatan 20,19%.
Berdasarkan hasil diatas masih banyak siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM,
sehingga perlu adanya tindakan pada Siklus 2, dengan pembelajaran modul yang
seefektif mungkin sehingga diharapkan banyak siswa yang antusias dalam
mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga akan terjadi peningkatan prestasi
belajar, oleh karena itu peneliti berusaha untuk membimbing siswa dengan baik dan
berusaha untuk mendorong aktivitas pembelajaran menggunakan metode pemberian
tugas.
C. Deskripsi Hasil Siklus 2
1. Perencanaan Tindakan
Pada pembelajaran Siklus 2 pada kompetensi kelistrikan otomotif pada kegiatan
awal guru memberikan apersepsi tentang lampu tanda belok. Dalam kegiatan inti
yang terdiri dari 4 kali pertemuan dengan 1 kali pertemuan diadakan ulangan harian.
Pada pembelajaran dengan metode pemberian tugas pada Siklus 2 setiap tatap muka
guru memberikan pekerjaan rumah pada siswa untuk dikerjakan di rumah dan setiap
satu minggu tugas dikumpulkan, hal ini digunakan supaya pembelajaran pada Siklus
2 terjadi peningkatan prestasi belajar dan aktivitas belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan yang pertama guru menjelaskan tentang materi lampu tanda
belok dalam waktu 2x 45 menit, dan pada akhir pelajaran guru memberikan tugas
pada siswa untuk dikerjakan di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan yang
kedua. Pada pertemuan yang pertama siswa antusias sekali mendengarkan ceramah
dari guru, karena guru sudah melibatkan interaksi antara siswa dengan guru. Siswa
berusaha mendengarkan materi guru karena mereka mempunyai rasa tanggung
jawab utuk mengumpulkan tugas yang diberikan pada guru.
b. Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua pada awal pertemuan guru membagikan hasil tugas yang
diberikan oleh guru pada pertemuan yang pertama. Dari hasil yang telah diterima
oleh siswa, guru mengadakan diskusi tentang hasil pekerjaaan siswa dan
membacakan nilai yang telah diperoleh oleh siswa dengan maksud agar siswa
termotivasi untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Pada pertemuan
yang kedua guru menjelaskan kembali lampu tanda belok untuk melanjutkan materi
pada pertemuan yang pertama. Pada pertemuan yang kedua siswa antusias sekali
dalam mendengarkan penjelasan dari guru dan sudah berusaha menanyakan hal-hal
yang belum jelas, hal ini dilakukan siswa agar supaya siswa dapat mengerjakan
tugas yang telah diberikan oleh guru pada pertemuan kedua.
c. Pertemuan Ketiga.
Pada pertemuan ketiga pada awal pelajaran guru membagikan tugas yang telah
diberikan pada pertemuan yang kedua, selanjutnya diadakan diskusi untuk
membahas tentang tugas yang telah diberikan oleh siswa. Pada pertemuan ketiga
guru melanjutkan materi tentang lampu tanda belok, pada pertemuan ini sebagian
besar siswa sudah tidak ada yang bercakap-cakap bahkan semua mendengarkan
penjelasan guru dengan sangat antusias.
d. Pertemuan Keempat.
Pada pertemuan keempat guru membagikan hasil pekerjaan siswa pada pertemuan
yang ketiga. Pada pertemuan keempat ini diadakan ulangan harian sebagai data pada
Siklus 2.
3. Hasil Pengamatan
Pada hasil pengamatan tentang aktivitas belajar siswa sebagian siswa sudah mulai
antusias untuk mendengarkan ceramah dari guru, bahkan mereka sebagian besar
sudah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Didalam kelas mereka sudah
berusaha berdiskusi tentang materi yang belum jelas. Dalam pengumpulan tugas
yang diberikan oleh guru, sebagian besar siswa sudah megumpulkan dengan hasil
pekerjaan yang bagus.
a.Interaksi Siswa dengan Guru.
Pada Siklus 2 indikator di observasi adalah interaksi siswa dengan guru dalam
proses belajar, didapatkan persentase 90,90% siswa yang berinteraksi dengan guru.
Tabel 9. Aspek Interaksi Siswa dengan Guru Siklus I.
Aspek yang
Siswa yang
dinilai
berinteraksi dengan
Jumlah siswa
Persentase
33
90,90%
guru
Interaksi siswa
30
dengan guru di
kelas
b.Tanggung Jawab Siswa dalam Pengumpulan Tugas.
Dalam pengumpulan tugas sebagian besar sudah banyak siswa yang
mengumpulkan tugas dengan baik dan bahkan ada yang mengerjakan dengan sangat
bagus dan sangat rapi.
Tabel 10. Aspek Tanggung Jawab Siswa terhadap Pengumpulan Tugas pada
Siklus I
Aspek yang
Siswa yang
Jumlah siswa
Persentase
dinilai
bertanggung jawab
Tanggung jawab
33
33
100%
siswa dalam
pengumpulan
tugas
c.Kehadiran siswa
Aspek kehadiran siswa dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu
aspek penting untuk meningkatkan aktvitas belajar. Pada Siklus yang kedua siswa
yang hadir mengikuti pelajaran kelistrikan otomotif sebanyak 100% hal ini
menunjukkan siswa merespon baik pelajaran kelistrikan otomotif. Data tersebut dapat
dilihat pada Tabel 11 di bawah ini.
Tabel 11. Aspek Kehadiran Siswa Mengikuti Pelajaran Kelistrikan Otomotif
Siklus I
Aspek yang dinilai
Siswa hadir
Jumlah siswa
Persentase
Kehadiran Siswa
33
33
100%
Sedangkan pada tes prestasi belajar dengan menggunakan soal berbentuk objektif
yang terdiri dari 10 soal. Di peroleh nilai ulangan harian sebagai berikut:
Tabel 12. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Akhir Siklus 2
No
Uraian
Ulangan
Harian
1
Nilai terendah
70
2
Nilai tertinggi
90
3
Nilai rerata
77,87
4
Rentang nilai
20
Dalam Siklus 2 terlihat adanya peningkatan dimana nilai terendah 70 dan nilai
tertinggi 90 untuk mengetahui nilai interval nilai ulangan Siklus 2 dapat dilihat pada
Tabel 13.
Tabel 13. Interval Nilai Ulangan Siklus 2
No
Interval
Frekwensi
1
70-79
13
2
80-89
14
3
90-99
6
Pada interval nilai ulangan harian pada Siklus 2 siswa sudah mencapai KKM adalah
33 anak. Adapun interval nilai ulangan harian dapat disajikan dalam bentuk diagram
sebagai berikut:
Gambar 3. Diagram Balok Nilai Ulangan Harian Pada Siklus 2 kelas XI TKRb
SMK N 2 Surakarta
4. Refleksi
Penerapan metode pembelajaran dengan metode pemberian tugas pada materi lampu
tanda belok dibandingkan dengan Siklus 1, terjadi peningkatan seperti terlihat pada
simpulan berikut:
No
1
Uraian
Tindakan
Siklus 1
Siklus 2
Dalam pembelajaran
Dalam
dengan metode pemberian
pembelajaran
tugas dimana dalam
dengan metode
pemberian tugas diberikan
pemberian tugas
setiap dua kali pertemuan.
diberikan setiap
tatap muka, hal ini
diberikan supaya
siswa mempunyai
tanggung jawab
yang besar dalam
setiap
pembelajaran.
2
Aktivitas
Pada Siklus 1 siswa masih
Siswa sudah
Belajar
banyak yang belum
berusaha aktif
Siswa
mengumpulkan tugas tepat
dalam
waktu hal ini dikarenakan
memdengarkan
siswa merasa bahwa tugas
penjelasan dari guru
yang diberikan oleh guru
karena mereka takut
tidak akan mendapat
tidak bisa
penghargaan dari guru,
mengerjakan tugas
sehingga rasa tanggung
yang diberikan oleh
jawab siswa masih kurang.
guru. Dalam
pengumpulan tugas
yang diberikan oleh
guru, siswa
mengumpulkan
tugas tepat waktu
bahkan ada yang
mengerjakan tugas
dengan sangat
bagus dan rapi.
3
Prestasi
Ulangan harian pada Siklus
Ulangan harian
belajar
1 nilai terendah 53 dan nilai
pada Siklus 2 nilai
tertinggi 80 dengan nilai
terendah 70 dan
rerata 66,06.
nilai tertinggi 90
dengan nilai rerata
77,87
Dari simpulan tesebut di atas tentang pembelajaran dengan metode pemberian tugas,
aktivitas dalam belajar sudah ada peningkatan yang bagus terbukti sebagian besar
siswa sudah mulai aktif mendengarkan penjelasan dari guru dan sebagian siswa
sudah mulai berusaha berdikusi dalam kelompoknya, mereka mulai mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan berusaha untuk mendapatkan nilai yang
terbaik.
Dari tes prestasi belajar terjadi peningkatan nilai terendah dari 53 menjadi 70 atau
mengalami peningkatan 43,39%. Nilai tertinggi terjadi peningkatan dari 80 menjadi
90 atau terjadi peningkatan 12,5% dan nilai rerata terjadi peningkatan dari 66,06
menjadi 77,87 atau terjadi peningkatan 17,87%.
D. Pembahasan
1. Tindakan
Siklus 2/Kondisi
No
Kondisi Awal
Siklus 1
1
Dalam
Dalam pembelajaran
Dalam pembelajaran
pembelajaran
guru sudah
guru sudah
masih
memberikan
menggunakan metode
menggunakan
pembelajaran dengan
pemberian tugas, di
ceramah dan
mengunakan metode
mana pemberian tugas
belum
pemberian tugas,
dilakukan setiap tatap
menggunakan
tetapi tugas yang
muka atau setiap
metode
diberikan setiap dua
pertemuan.
pemberian
tatap muka sekali.
Akhir
tugas, serta
belum ada
interaksi guru
dengan siswa.
2.Aktivitas Belajar Siswa
Refleksi
Siklus 2 /
No
Kondisi Awal
Siklus 1
Kondisi
Awal ke
Kondisi akhir
Kondisi
Akhir
1
Siswa tidak
Siswa sudah
Siswa sudah
Dari
antusias
mulai aktif
mulai aktif
kondisi
dalam
dalam
dalam
awal ke
kegiatan
pembelajaran
pembelajaran,su
kondisi
pembelajaran
karena
dah aktif
akhir
terbukti siswa
menggunakan
menanyakan
terjadi
banyak tidur-
metode
hal-hal yang
peningkata
tidur dan
pemberian
belum
n aktivitas
bercakap-
tugas , tetapi
jelas,mereka
belajar
cakap dengan
mereka masih
sudah mulai
siswa
teman
terasa asing
mempunyai rasa
dalam
lainnya.
dalam
tanggung jawab
proses
pembelajaran
yang besar
pembelajar
tersebut
terhadap tugas
an dengan
sehingga ada
yang diberikan
menggunak
sebagian
oleh
an metode
siswa yang
guru,sehingga
pemberian
malas untuk
sangat sedikit
tugas.
mengerjakan
siswa yang
soal atau tugas
tidak
yang
mengumpulkan
diberikan oleh
tugas.
guru.
3.Prestasi Belajar Siswa
Refleksi
No
Kondisi Awal
Siklus 1
Siklus 2 /
dari
Kondisi
Kondisi
Akhir
Awal ke
Kondisi
Akhir
1
Nilai ulangan
Nilai ulangan
Nilai ulangan
Dari
harian dengan
harian pada
harian pada
kondisi
nilai terendah
Siklus 1
Siklus 2
awal ke
35 dan nilai
dengan nilai
dengan nilai
kondisi
tertinggi 67
terendah 53
terendah 70
akhir
serta nilai
dan nilai
dan nilai
terjadi
reratanya 54,96
tertinggi 80
tertinggi 90
peningkata
serta nilai
serta nilai
n prestasi
reratanya
reratanya
belajar dari
66,06
77,87.
rata-rata
54,96
menjadi
nilai ratarata 77,87
atau terjadi
peningkata
n sebesar
41.68%
E. Hasil Tindakan
Pada pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas yamg merupakan
bentuk pembelajaran yang bersifat mandiri ternyata dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa serta dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan akan sangat baik
sekali diterapkan pada kelas XI TKRb karena dengan pemberian tugas tersebut,
tersebut anak lebih mempunyai rasa tanggung jawab, sehingga secara teori
pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
Pada pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas ternyata secara
empirik didapat hasil sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar siswa dari kondisi awal ke kondisi akhir terjadi peningkatan
aktivitas belajar terbukti siswa mulai antusias dalam pembelajaran dan mulai
semangat dalam mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan gutru pada setiap
akhir pertemuan.
2. Prestasi belajar siswa terjadi peningkatan dari kondisi awal ke kondisi akhir
dari
rata rata 54,96 menjadi rata-rata 77,87 atau terjadi peningkatan sebesar 41,68 %.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu pada
perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas pada mata pelajaran
kelistrikan otomotif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yaitu
aspek
interaksi siswa dengan guru terjadi peningkatan dari 10 siswa menjadi 30 siswa atau
mengalami peningkatan 200%, pada aspek tanggung jawab terjadi peningkatan 30
siswa menjadi 33 atau mengalami peningkatan 10%, pada aspek kehadiran pada
Siklus 1 dan Siklus 2 tidak terjadi peningkatan.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dengan adanya peningkatan nilai rerata dari kondisi awal
dengan kondisi akhir dari nilai rerata 54,96 menjadi 77,87 atau mengalami
peningkatan sebesar 41,68 %.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, implikasi yang dapat disampaikan adalah:
1. Metode pemberian tugas yang merupakan metode yang melatih siswa untuk
berinteraksi dengan guru serta membuat siswa lebih bertanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan, sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata
pelajaran kelistrikan otomotif kelas XI TKRb.
2. Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana
pengajar
memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus
dipertanggungjawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru dapat memperdalam
bahan pelajaran dan dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas tersebut
merangsang siswa untuk aktif belajar secara individual atau kelompok, sehingga
terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kelistrikan otomotif
kelas XI TKRb.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini, maka penulis
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Dengan pembelajaran dengan metode pemberian tugas hendaknya siswa dapat
memanfaatkannya dengan baik sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.
b.
Hendaknya siswa lebih aktif sendiri dan berusaha menemukan konsep konsep
yang didapat.
2. Bagi Guru
a. Dengan
metode
pemberian
tugas
dapat
membuat
guru
mendorong
profesionalisme sebagai guru.
b.
Perlunya metode pembelajaran pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
c. Sebaiknya peneliti sering berkonsultasi dengan guru pengajar kelistrikan
otomotif.
3. Peneliti yang Relevan
a. Pengumpulan data aktivitas dengan observasi supaya dilakukan teman sejawat.
b. Agar lebih cermat dalam menulis butir-butir observasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Asdi Mahasatya
Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum Revisi ketiga. Yogyakrta: Andi
Offset.
1990. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offs
Muhibbin Syah. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana.2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Saifuddin Azwar. 2001. Metode Penelitian . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Suharsimi Arikunto. 2006. Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sardiman. A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
S.Nasution.2004.Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara.
S. Nasution, 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta,
Bumi Aksara.
Syaiful Sagala, 2007, Konsep dan Makna Ajaran, Bandung, Alfa Beta.
W.S. Winkel, 2007, Psikologi Ajaran, Yogyakarta, Media Abadi.
http://re-searchengines.com/imamhanafie3-07-2.html [6 Januari 2010]
http:// teoripembelajaran. blogspot. com. 2008/04/teori-belajar-kognitif.html [15 Januari
2010]
http://massofa.wordpress.com/2008/09/12/677/. [15 Januari 2010]
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teori-teori-belajar/.[6Januari 2010)
rewhfshttp://zalfaasatira.blogspot.com [15 Januari 2010]
Download