(PBV) dan Dividend Payout Ratio

advertisement
Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),
Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap
Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan
Yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
2011 – 2015
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh :
Arif Sukmana
NIM. 109081000124
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
Nama
: Arif Sukmana
Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 02 Juli 1991
Alamat
: Jl. Cempaka Putih 1 No.12 RT.02/03
Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan
Nomor Telepon
: 081310658490
Email
: [email protected]
[email protected]
II.
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Periode kelulusan 2016
Jakarta S1 Program Studi Manajemen Konsentrasi
Keuangan
III.
SMA KARTIKA X-1 Jakarta
Periode kelulusan 2009
SMP Muhammadiyah 8 Jakarta
Periode kelulusan 2006
SD Negeri 08 Bintaro
Periode kelulusan 2003
TK Puspa Indah
Periode kelulusan 1997
LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah
: Suwito
Ibu
: Yeti Nurhayati
Alamat
: Jl. Cempaka Putih 1 No.12 RT.02/03
Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan
v
Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to
Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Price Earning
Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan Yang Tergabung
Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2015
Arif Sukmana
ABSTRACT
The aim of this study is to analyze the fundamental factors affecting the Price
Earning Ratio (PER) companies as the basis of shares in the shares company
incorporated in LQ 45 Index in Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 20112015. Fundamental company measured by several indicators such as the level of
solvency / leverage as measured by Debt to Equity Ratio (DER), the level of earnings
/ profitability as measured by Return On Equity (ROE), dividend policy which is
measured through the Dividend Payout Ratio (DPR), and the book value of shares
measured by the Price to Book Value (PBV). This study uses linier regression
analysis with the help of software SPSS 18.0. The test results stated that the variable
that has positive influence on Price Earning Ratio (PER) is Debt to Equity Ratio (X2)
equal to 0,309, and Price to Book Value (X3) equal to 4,983. While the variables that
negatively affect the Price Earning Ratio (PER) is Return On Equity (X1) of -3,494.
and Dividend Payout Ratio (X4) of -3,066. Adjusted R-square value of 0.452 which
shows the ability of the independent variable (X) used in this study include the Return
On Equity (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Price to Book Value (X3) dan Dividend
Payout Ratio (X4) can explain the dependent variable (Y) is Price Earning Ratio of
45.20%, the rest is equal to 54.802% explained by variables included in the model
such as stock market prices, the level of liquidity, risk investment, and
macroeconomic factors such as inflation and changes in interest rates.
Key Words :
Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity,
Dividend Payout Ratio, dan Price to Book Value.
vi
Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to
Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Price Earning
Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan Yang Tergabung
Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2015
Arif Sukmana
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor fundamental yang
berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER) perusahaan sebagai dasar penilaian
saham pada saham perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2011-2015. Fundamental perusahaan diukur melalui
beberapa indikator seperti tingkat solvabilitas/leverage yang diukur melalui Debt to
Equity Ratio (DER), tingkat rentabilitas/profitabilitas yang diukur melalui Return On
Equity (ROE), kebijakan dividen yang diukur melalui Dividend Payout Ratio (DPR),
dan nilai buku saham yang diukur melalui Price to Book Value (PBV). Penelitian ini
menggunakan analisis regresi data panel dengan bantuan software SPSS 18.0. Hasil
pengujian menyatakan bahwa variabel yang berpengaruh positif terhadap Price
Earning Ratio (PER) adalah Debt to Equity Ratio (X2) sebesar 3,309 %, dan Price to
Book Value (X3) sebesar 4,983%. Sedangkan variabel yang berpengaruh negatif
terhadap Price Earning Ratio (PER) adalah Return On Equity (X1) sebesar -3,494 %
dan Dividend Payout Ratio (X4) sebesar -3,066 %. Nilai adjusted R-square sebesar
0,452 yang menunjukkan kemampuan variabel independen (X) yang digunakan
dalam penelitian ini yang meliputi Return On Equity (X1), Debt to Equity Ratio (X2),
Price to Book Value (X3) dan Dividend Payout Ratio (X4) dapat menjelaskan variabel
dependen (Y) yaitu Price Earning Ratio sebesar 45,20%, sisanya yaitu sebesar
54,80% dijelaskan oleh variabel yang tidak masuk dalam model seperti harga pasar
saham, tingkat likuiditas, risiko investasi, dan faktor ekonomi makro seperti inflasi
dan perubahan suku bunga.
Kata kunci :
Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity,
Dividend Payout Ratio, dan Price to Book Value.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang mengantarkan
manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. Kedua orang tua penulis, bapak Suwito dan mama Yeti Nurhayati atas support , doa,
dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis yang tidak akan terukur jumlahnya.
2. Kedua adik penulis, Ningsih dan Rafif yang selalu memberi semangat kepada penulis
untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah ini.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini Lc., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Titi Dewi Warnida SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah berkenan meluangkan waktu dan memberikan tambahan ilmu serta solusi
penyelesaian permasalahan skripsi yang dibuat oleh penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir kuliah ini.
5. Ibu Ela Patriana, MM, selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis
selama masa perkuliahan.
7. Kawan sepergaulan, Jaka Jek, Ojan Gepeng, Oji Taprojai, Ivans Erte, Dedi Ucil,
Dewan Dokur, Udin Sparo, Dika Gondrong, Nugraha Botak, Ari Mucle, Uni Corry,
viii
Nita, Iin atas support dan respect yang diberikan kepada penulis selama masa-masa
kuliah.
8. Seluruh teman-teman Manajemen D 2009 yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas
segala support yang diberikan kepada penulis.
9. Teman-teman kantor, Warno Jawir, Syihan, Dewi, Ratih, Bang Kiki, Bang Dik, Pak
Putut dan Pak Husni yang banyak membantu dan memberikan kesempatan bagi
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Teman-teman kecil Pungkas, Ais, Danang, Alm. Iqbal, Q-bonk, Q-noy, Tebe, Mas
Ndan yang telah banyak memberikan support serta menghibur penulis selama
menyelesaikan tugas akir ini.
11. Kawan semasa sekolah Jeblak, Ecih, Alig, Tompel, Komet, Aya, Imay, Mikel, Ambon,
Orok, Abidal, Rani, Batam, Ceplik, Mbe, Koco, Komeng, Toro, Ngek, Ceper atas
segala support dan respect yang telah diberikan kepada penulis sewaktu menyelesaikan
tugas akir ini. Terimakasih sudah banyak menghibur.....
12. Seluruh staf dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
bantuan kepada penulis
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya
dalam bidang manajemen keuangan.
Jakarta, 09 Juni 2016
Penulis,
Arif Sukmana
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .........................................ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .........................................................iii
LEMBAR PENYERTAAN KEASLIAN KARYA ILIMIAH................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR..............................................................................................viii
DAFTAR ISI................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ....................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ xiv
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................ 1
A.
B.
C.
D.
BAB II
Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1
Perumusan Masalah ........................................................................ 9
Tujuan Penelitian ............................................................................ 9
Manfaat Penelitian ........................................................................ 10
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 11
A. Landasan Teori.............................................................................. 11
1. Investasi................................................................................... 11
2. Saham...................................................................................... 14
3. Pasar Modal Efisien ................................................................ 17
4. Analisis Fundamental.............................................................. 19
5. Penilaian Saham ...................................................................... 20
6. Price Earning Ratio (PER) ..................................................... 22
7. Solvabilitas.............................................................................. 24
8. Profitabilitas ............................................................................ 26
x
9. Kebijakan Dividen .................................................................. 29
10. Nilai Buku ............................................................................... 34
11. Keterkaitan Antar Variabel ..................................................... 35
a. Pengaruh variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap
Price Earning Ratio (PER) ............................................... 35
b. Pengaruh variabel Return On Equity (ROE) terhadap
Price Earning Ratio (PER) ............................................... 36
c. Pengaruh variabel Dividend Payout Ratio (DPR)
terhadap Price Earning Ratio (PER) ................................ 37
d. Pengaruh variabel Price to Book Value (PBV) terhadap
Price Earning Ratio (PER) ............................................... 38
B. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 39
C. Kerangka Penelitian ...................................................................... 44
D. Hipotesis Penelitian....................................................................... 45
BAB III
METODELOGI PENELITIAN....................................................... 47
A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 47
B. Metode Penentuan Sampel............................................................ 47
1. Populasi .................................................................................. 47
2. Sampel .................................................................................... 48
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 49
D. Metode Analisis Data.................................................................... 50
1. Metode Analisis Linier Berganda ........................................... 50
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 52
a. Normalitas ......................................................................... 52
b. Multikolinieritas................................................................ 52
c. Autokorelasi ...................................................................... 53
d. Heteroskedastisitas............................................................ 54
e. Pengujian Hipotesis .......................................................... 56
1. Uji – f ......................................................................... 56
2. Uji – t ......................................................................... 57
E. Operasional Variabel..................................................................... 59
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................................... 60
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 60
1. Indeks LQ 45........................................................................... 60
B. Pengujian Dan Pembahasan .......................................................... 63
1. Deskriptif Sampel.................................................................... 63
2. Deskriptif Variabel.................................................................. 63
xi
a. Price Earning Ratio (PER) ............................................... 64
b. Return On Equity (ROE)................................................... 65
c. Debt to Equity Ratio (DER) .............................................. 67
d. Dividend Payout Ratio (DPR)........................................... 68
e. Price to Book Value (PBV) ............................................... 70
C. Analisis Dan Pembahasan ............................................................. 72
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 72
a. Normalitas ......................................................................... 72
b. Heteroskedastisitas............................................................ 73
c. Multikolinieritas................................................................ 74
d. Autokorelasi ...................................................................... 75
2. Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 76
a. Uji – t ............................................................................... 76
b. Uji – f ............................................................................... 81
c. Persamaan Regresi ........................................................... 82
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................ 84
A. Kesimpulan ................................................................................... 84
B. Implikasi........................................................................................ 85
C. Saran.............................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 89
LAMPIRAN............................................................................................................... 94
xii
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
1.1
Perbedaan Investasi dan Menabung ................................................................. 2
2.1
Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 39
4.1
Daftar Sampel Penelitian................................................................................. 63
4.2
Deskriptif variabel Price Earning Ratio ......................................................... 65
4.3
Deskriptif variabel Return On Equity ............................................................. 66
4.4
Deskriptif variabel Debt to Equity Ratio......................................................... 68
4.5
Deskriptif variabel Dividend Payout Ratio ..................................................... 69
4.6
Deskriptif variabel Price to Book Value ......................................................... 71
4.7
Hasil Uji Multikolineritas .............................................................................. 74
4.8
Hasil Uji Autokorelasi..................................................................................... 75
4.9
Hasil Uji T Terhadap Variabel PER................................................................ 76
4.10
Hasil Uji F Terhadap Variabel PER................................................................ 81
4.11
Hasil Uji Regresi Terhadap Variaabel PER .................................................... 82
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 44
4.1
Hasil Uji Normalitas .......................................................................................... 72
4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................................ 73
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan
ke aktiva produktif selama periode waktu yang akan datang. Tetapi
pengertian investasi yang lebih luas membutuhkan aktiva yang produktif
untuk mengubah satu unit konsumsi yang di tunda untuk dihasilkan
menjadi lebih dari satu unit konsumsi mendatang. (Jogiyanto: 2010).
Sedangkan menurut Kamaruddin Ahmad (2004:3) investasi adalah
menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh
tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.
Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi masa sekarang
untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang, dimana
didalamnya terkandung unsur risiko ketidakpastian sehingga dibutuhkan
kompensasi atas penundaan tersebut (Martalena. Malinda, Maya. 2011:1).
Seringkali banyak orang masih bingung apakah investasi itu sama
dengan menabung. Padahal antara investasi dengan menabung itu berbeda.
Menurut Martalena dan Maya Malinda (2011:1) perbedaan antara investasi
dan menabung dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini:
1
Tabel 1.1
Perbedaaan Investasi dan Menabung
INVESTASI
MENABUNG
Digunakan untuk tujuan jangka Akumulasi dana untuk tujuan
menengah dan jangka panjang
jangka pendek
Tujuannya untuk melipat gandakan Tujuan
kekayaan
melalui
yang
hendak
dicapai
perolehan umummnya bersifat konsumtif
regular income dan capital gain
Dana awal dalam jumlah relatif Dana awal dalam jumlah relatif
besar
kecil
Sumber: Martalena dan Maya Malinda (2011:1)
Masih menurut Martalena dan Maya Malinda (2011:1) untuk
melakukan investasi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Menentukan tujuan investasi, dengan pertimbangan sebagai
berikut:
a. tingkat pengembalian yang diharapkan,
b. tingkat risiko,
c. ketersediaan jumlah dana yang diinvestasikan,
2. Melakukan analisis fundamental dan teknikal,
3. Membentuk portofolio dengan tolak ukur pengukuran penilaian
kinerja dan perbandingan-perbandingan portofolio dengan
risiko yang sama,
2
4. Mengevaluasi kinerja portofolio dan
5. Merevisi kinerja portofolio.
Dalam pasar modal, sekuritas yang paling populer adalah saham
biasa (common stock) atau lebih umum disebut saham saja. Saham adalah
surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun
institusi dalam suatu perusahaan.
Pada penilaian harga saham, ada dua pendekatan yang umum
digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya saham, yaitu analisis
teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal (technical analysis)
ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan seperti harga saham,
volume perdagangan, indeks harga saham individu maupun gabungan,
serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Analisis fundamental
(fundamental analysis) didasarkan pada anggapan bahwa setiap saham
memiliki nilai instrinsik yang merupakan fungsi dari variabel-variabel
perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan return yang
diharapkan dan suatu risiko yang melekat pada saham tersebut. Analisis
fundamental menggunakan data yang berasal dari data fundamental, yaitu
data yang berasal dari keuangan perusahaan, misalnya: laba, dividen yang
dibayar, penjualan, dll. Ada dua pendekatan fundamental yang sering
digunakan dalam melakukan peenilaian saham, yaitu pendekatan hargalaba (price earning ratio) dan pendekatan nilai sekarang (present value
approach).
3
Di antara dua pendekatan tersebut, price earning ratio (PER)
adalah pendekatan yang telah banyak digunakan oleh para analis maupun
investor untuk menilai harga saham. Menurut Sartono (2001:106), PER
diartikan
sebagai
indikator
kepercayaan
pasar
terhadap
prospek
pertumbuhan perusahaan sehingga banyak pelaku pasar modal menaruh
perhatian terhadap pendekatan PER tersebut. Alasan utama mengapa price
earning ratio digunakan dalam analisis harga saham adalah karena PER
akan memudahkan dan membantu para analis dan investor dalam penilaian
saham, di samping itu PER juga dapat membantu para analis untuk
memperbaiki judgement karena harga saham pada saat ini merupakan
cermin prospek perusahaan di masa yang akan datang. Dibanding dengan
metode arus kas, metode ini memiliki kelebihan antara lain karena
memudahkan dan kepraktisan serta adanya standar yang memudahkan
pemodal untuk melakukan perbandingan penilaian terhadap perusahaan
yang lain di industri yang sama (Sartono dan Munir: 1997).
Husnan (2001:342) menyebutkan teori bahwa ada beberapa faktor
fundamental yang mempengaruhi PER, antara lain semakin tinggi payout
ratio maka PER semakin tinggi, semakin tinggi tingkat keuntungan maka
semakin rendah PER, dan semakin tinggi pertumbuhan dividen maka
semakin tinggi PER.
PER sangat mudah untuk dihitung dan dipahami oleh investor.
Dengan mengetahui harga di pasar dan laba bersih per saham, maka
investor bisa menghitung berapa PER saham tersebut. Semakin besar
4
earning per share (EPS) semakin rendah PER saham tersebut dan
sebaliknya. Namun perlu dipahami, karena investasi di saham lebih
banyak terkait dengan ekspektasi maka laba bersih yang dipakai dalam
perhitungan biasanya laba bersih proyeksi untuk tahun berjalan. Dengan
begitu bisa dipahami jika emiten berhasil membukukan laba besar, maka
sahamnya akan diburu investor karena proyeksi laba untuk tahun berjalan
kemungkinan besar akan naik. Besaran PER akan berubah-ubah mengikuti
perubahan harga di pasar dan proyeksi laba bersih perseroan. Jika harga
naik, proyeksi laba tetap, praktis PER akan naik. Sebaliknya jika proyeksi
laba naik, harga di pasar tidak bergerak maka PER akan turun (Aji, 2012).
Penelitian ini bertujuan untuk menghubungkan beberapa variabel
yang mampu memprediksi variabilitas nilai suatu variabel keuangan, yaitu
Price Earning Ratio (PER). Pemilihan Price Earning Ratio (PER) sebagai
variabel yang diprediksi dalam penelitian ini karena konsep penilaian
saham dengan pendekatan Price Earning Ratio (PER) mudah dipahami
oleh investor. investasi di saham lebih banyak terkait dengan ekspektasi
terhadap laba perusahaan. Laba bersih yang dipakai dalam perhitungan
biasanya laba bersih proyeksi untuk tahun berjalan. Dengan begitu jika
perusahaan berhasil membukukan laba besar, maka sahamnya akan diburu
investor karena proyeksi laba untuk tahun berjalan kemungkinan besar
akan naik. Besaran Price Earning Ratio (PER) akan berubah-ubah
mengikuti perubahan harga di pasar dan proyeksi laba bersih perseroan.
Jika harga naik, proyeksi laba tetap, praktis Price Earning Ratio (PER)
5
akan naik. Sebaliknya jika proyeksi laba naik, harga di pasar tidak
bergerak maka Price Earning Ratio (PER) akan turun.
Beberapa variabel prediksi digunakan untuk mengetahui sejauh
mana keterkaitan variabel tersebut dalam memprediksi variabilitas dari
Price Earning Ratio (PER). Variabel-variabel tersebut merupakan faktorfaktor fundamental perusahaan yang diukur melalui rasio-rasio keuangan
yang dianalisis oleh penulis melalui laporan keuangan tahunan perusahaan.
Rasio tersebut memberikan gambaran kondisi perusahaan melalui
beberapa
sudut
pandang
fundamental
perusahaan
yang
meliputi
solvabilitas / leverage, rentabilitas / profitabilitas, keputusan kebijakan
dividen dan nilai buku saham
Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
membayar semua utang-utang perusahaan, baik utang jangka pendek
maupun utang jangka panjang. Solvabilitas diukur dengan perbandingan
antara total aktiva dengan total utang,ukuran tersebut mensyaratkan agar
perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya, baik kewajiban
jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Perusahaan dapat
dikatakan
dalam
kondisi ideal, apabila perusahaan dapat memenuhi
kewajiban jangka pendeknya (likuid) dan juga dapat memenuhi kewajiban
jangka panjangnya (solvable). Analisis Solvabilitas memiliki tujuan yaitu
untuk
mengetahui
apakah
kekayaan
perusahaan mampu
untuk
mendukung kegiatan perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini Debt to
equity Ratio (DER) digunakan untuk menganalisis tingkat solvabilitas
6
perusahaan. Debt to equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan
untuk menilai hutang dengan total aktiva perusahaan.
Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan
keputusan manajemen. Oleh karena itu, profitabilitas menggambarkan
hasil
akhir
perusahaan.
dari
kebijakan
Secara
membandingkan
umum,
laba
dan
keputusan-keputusan
ukuran
dengan
pofitabilias
modal.
operasional
dihitung
Rasio-rasio
dengan
porfitabilitas
menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, aktiva, dan penggunaan
hutang terhadap operasi (Moeljadi, 2006 : 73). Beberapa rasio digunakan
dalam penelitian ini yang menggambarkan kemampuan tingkat laba yang
dihasilkan perusahaan, diantaranya adalah mengukur laba yang mampu
dihasilkan per lembar saham atau Earning Per Share (EPS) dan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari equity yang dimiiki
atau Return On Equity (ROE).
Kebijakan pembayaran dividen memberikan dampak penting
dalam suatu perusahaan karena melibatkan kepentingan berbagai pihak
seperti pemegang saham, manajer dan kreditor. Pada umumnya pemegang
saham mempunyai tujuan utama meningkatkan kesejahteraannya yaitu
dengan mengharapkan return dari dana yang telah diinvestasikan dalam
bentuk dividen maupun capital gain. Dilain pihak, manajer juga
mengharapkan adanya pertumbuhan perusahaan secara terus menerus
untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, yang sekaligus
juga harus memberi kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang
7
sahamnya melalui kewenangan yang diberikan untuk membuat keputusan
baik berupa keputusan investasi, pendanaan maupun dividen. Kreditor
memerlukan informasi tentang kebijakan dividen yang diukur dengan
menggunakan dividend payout ratio suatu perusahaan untuk menilai dan
menganalisa tentang kemungkinan pengembalian pokok dan bunga
pinjaman yang akan ia peroleh apabila memberikan pinjaman kepada suatu
perusahaan (Prabowo dan Salim, 2013 : 418). Kebijakan dividen yang
ditentukan perusahaan dapat diukur dengan rasio pembayaran dividen atau
Dividend Payout Ratio (DPR).
Nilai buku merupakan indikasi penilaian pasar terhadap saham
perusahaan. Secara umum, jika nilai pasar yang tercermin dalam harga
saham perusahaan bernilai lebih rendah dari nilai buku maka saham
undervalue, dan sebaliknya jika nilai pasar yang tercermin dalam harga
saham peusahaan bernilai lebih besar dari nilai buku maka saham
overvalue. Pengukuran nilai saham berbasis nilai buku dapat melalui
indikator Price to Book Value (PBV) (Murhadi, 2009 : 147).
Berdasarkan uraian latar belakang serta fenomena-fenomena
investasi saham yang digambarkan sebelumnya, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Return On
Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV)
dan Dividend PayOut Ratio (DPR) Terhadap Price Earning Ratio
(PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan Yang Tergabung
Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2015”.
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka
perumusan masalah yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to
Book Value (PBV), dan Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh
secara parsial terhadap Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan
yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2011 - 2015?
2. Apakah Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to
Book Value (PBV), dan Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh
secara simultan terhadap Price Earning (PER) pada perusahaan yang
terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 2015?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh Return on Equity, Debt
to Equity Ratio, Price to Book Value, dan Dividend Payout Ratio
secara parsial terhadap Price Earning Ratio pada perusahaan yang
terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 2015
9
2. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh Return on Equity, Debt
to Equity Ratio, Price to Book Value, dan Dividend Payout Ratio
secara simultan terhadap Price Earning Ratio pada perusahaan yang
terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 2015
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan
berbagai manfaat kepada:
1. Emiten
Memberi gambaran terhadap pihak-pihak yang memberi kebijakan
bagi emiten perusahaan tentang implikasi dari kebijakan yang telah
dibuat, serta sebagai landasan untuk mengkaji ulang kebijakan yang
telah diterapkan sehingga peningkatan kesejahteraan pemegang saham
dapat terus ditingkatkan.
2. Investor
Memberikan gambaran faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
Price Earning Ratio (PER) perusahaan sehingga investor mampu
menerapkan strategi investasi saham dengan baik.
3. Akademisi
Memberikan gambaran keterkaitan teori-teori keuangan yang telah di
pelajari di bangku kuliah terhadap studi kasus yang terjadi di
perusahaan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Investasi
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu
investasi pada aset-aset finansial (financial assets) dan investasi pada
aset-aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset finansial dilakukan
di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper,
surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi pada aset-aset
finansial dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham,
obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset
riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik,
pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan, dan lain-lain
(Halim, 2005 : 4).
Untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan
yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek
mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang akan
tetap dimiliki. Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya
seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang
dapat dipasarkan dan kapan dilakukan. Dikutip oleh Halim (2005 : 4),
proses investasi memerlukan beberapa tahapan sebagai berikut:
11
a. Menentukan tujuan investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu
tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of
return), tingkat risiko (rate of risk), dan ketersediaan jumlah
dana yang akan diinvestasikan. Umumnya hubungan antara
risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan bersifat
linier, artinya semakin tinggi tingkat risiko maka semakin
tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan,
b. Melakukan analisis
Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu
efek atau sekelompok efek. Terdapat dua pendekatan yang
dapat digunakan, yaitu:
a) Pendekatan fundamental
Pendekatan ini didasarkan pada informasi-informasi yang
diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa
efek. Karena kinerja emiten dipengaruhi oleh kondisi sektor
industri di mana perusahaan tersebut berada dalam
perekonmian secara makro, maka untuk memperkirakan
prospek harga sahamnya di masa mendatang harus
dikaitkan
dengan
mempengaruhinya.
b) Pendekatan teknikal
12
faktor-faktor
fundamental
yang
Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga
saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan
harga saham di masa mendatang. Dengan analisis ini para
analis
memperkirakan
pergeseran
penawaran
dan
permintaan dalam jangka pendek, serta mereka berusaha
untuk cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba
dalam
menentukan
barometer
dari
penawaan
dan
permintaan.
c. Membentuk portofolio
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana
yang akan dipilih dan berupa proporsi dana yang akan
diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut. Efek yang
dipilih dalam rangka pembentukkan portofolio adalah efek-efek
yang mempunyai koefisien korelasi negatif (mempunyai
hubungan berlawanan). Hal ini dilakukan karena dapat
menurunkan risiko.
d. Mengevaluasi kinerja portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang
telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang
diharapkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung.
Tolak ukur yang digunakan ada dua, yaitu pengukuran
(measurement) adalah penilaian kinerja portofolio atas dasar
aset yng telah ditanamkan dalam portofolio tersebut. Kedua
13
perbandingan (comparison) yaitu penilaian berdasarkan pada
perbandingan dua set portofolio dengan tingkat risiko yang
sama.
e. Merevisi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja
prtofolio. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi
(perubahan) terhadap efek-efek yang membentuk portofolio
tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah
dibentuk tidak sesuai dengan jumlah investasi.
2. Saham
Saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Pemilik saham suatu perusahaan,
disebut sebagai pemegang saham, merupakan pemilik perusahaan.
Tanggung jawab pemilik perusahaan yang berbentuk PT terbatas pada
modal yang disetorkan (Husnan, 2001 : 285).
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhrudin, 2001 : 5).
14
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal
seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak
tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan
membeli atau memiliki saham:
a. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan
dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal
ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus
memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif
lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam
periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak
mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan
dapat berupa dividen tunai, artinya kepada setiap pemegang
saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah
rupiah tertentu untuk setiap saham. Atau dapat pula berupa
dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang
15
dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya
pembagian dividen saham tersebut.
b. Capital Gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga
jual.
Capital
gain
terbentuk
dengan
adanya
aktivitas
perdagangan saham di pasar sekunder.
Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim saham
terbagi atas (Darmaji dan Fakhrudin, 2001 : 6):
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap
pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Beberapa karakteristik
yang dimiliki saham biasa adalah sebagai berikut:

Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh
laba.

Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang
saham (one share one vote).

Memiliki hak terakhir (junior) dalam hal pembagian
kekayaan
perusahaan
dilikuidasi
setelah
jika
semua
perusahaan
kewajiban
tersebut
perusahaan
dilunasi

Memiliki tanggung jawab teerbatas terhadap klaim
pihak lain sebesar proporsi sahamnya.
16

Hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya.
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi
dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap
(seperti bunga obligasi) tetapi juga bisa tidak mendatangkan
hasil seperti yang dikehendaki investor. Beberapa karakteristik
yang dimiliki saham preferen adalah sebagai berikut:

Memiliki hak lebih dulu memperoleh dividen.

Dapat mempengaruhi manajeemen perusahaan terutama
dalam pencalonan pengurus perusahaan.

Memiliki hak pembayaran maksimal sebesar nilai
nominal saham lebih dahulu setelah kreditor apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi.

Kemungkinan
dapat
memperoleh
tambahan
dari
pembagian laba perusahaan disamping penghasilan
yang diterima secara tetap.

Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak
memperoleh pembagian kekayaan perusahaan diatas
pemegang saham biasa seetelah semua kewajiban
perusahaan dilunasi.
3. Pasar Modal Efisien
Satu artikel yang sangat penting di bidang keuangan telah ditulis
oleh Fama (1970) berkaitan dengan konsep pasal modal efisien
17
(efficient capital market). Dikutip oleh Arifin (2005 : 7), efisiensi pada
pasar modal didefinisikan sebagai kecepatan dan kelengkapan suatu
harga sekuritas dalam merespon informasi yang relevan. Dalam pasar
modal yang efisien, harga suatu saham pasti telah mencerminkan
seluruh informasi yang berkaitan dengan aktivitas manajemen dan
prospek perusahaan di masa yang akan datang, dan ketika muncul
informasi baru tentang perusahhaan tersebut maka harga saham akan
spontan berubah mencerminkan adanya informasi baru tersebut.
Secara formal pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar
yang
harga
sekuritas-sekuritasnya
telah
mencerminkan
semua
informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada
harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dengan
demikian akan sangat sulit (atau bahkan hampir tidak mungkin) bagi
para pemodal untuk memperoleh tingkat keuntungan diatas normal
secara konsisten dengan cara melakukan transaksi perdagangan di
bursa efek. Efisiensi dalam artian ini sering juga disebut sebagai
efisiensi informasional (Husnan, 1996 : 256).
Hipotesis pasar efisien yang dikemukakan oleh Fama telah
mengubah cara pandang tentang bagaimana cara kerja pasar modal.
Persaingan antar investor yang sangat ketat menyebabkan harga saham
telah secara akurat merefleksikan seluruh informasi yang relevan,
sehingga investor dapat mempercayai bahwa harga tersebut adalah
harga yang wajar.
18
4. Analisis Fundamental
Untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua
pendekatan dasar, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
Analisis fundamental telah memperoleh perhatian yang cukup besar
dari para analisis sekuritas dan perkembangan penelitian sehubungan
dengan konsep pasar modal yang efisien.
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di
masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang,
serta menerapkan hubungan variabel-variabel
tersebut
sehingga memperoleh taksiran harga. Model ini sering disebut share
price forecasting model. Dalam pembuatan model peramalan harga
saham tersebut, langkah yang penting adalah mengidentifikasikan
faktor-faktor fundamental yang diperkirakan akan mempengaruh harga
saham. Setelah itu, bagaimana membuat suatu model dengan
memasukkan faktor-faktor tersebut dalam analisis. Para praktisi
cenderung menyukai penggunaan model yang tidak rumit, mudah
dipahami, dan mendasarkan diri atas informasi akuntansi (Husnan,
2001 : 315).
Secara umum analisis fundamental merupakan satu proses yang
memerlukan waktu yang lama dengan menyelidiki keadaan ekonomi,
politik, sosial, industri, dan laporan keuangan perusahaan. Analisis ini
digunakan untuk membuat keputusan tentang saham apa yang perlu
19
diinvestasikan. Analisis fundamental adalah analisis yang dilakukan
terhadap perusahaan itu sendiri yang berhubungan dengan prospek
pertumbuhan dan kemampuan memperoleh keuntungan (Rodoni, 2005
: 61-62).
Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap instrumen investasi
mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai intrinsik yang dapat
ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi
pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Ide
dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh
kinerja perusahaan (Kodrat dan Indonanjaya, 2010 : 1).
5. Penilaian Saham
Upaya untuk merumuskan bagaimana menentukan harga saham
yang seharusnya, telah dilakukan oleh setiap analis keuangan dengan
tujuan untuk bisa memperoleh tingkat keuntungan yang menarik.
Meskipun demikian, dari hipotesa pasar modal yang efisien kita
mengetahui bahwa sulit bagi pemodal untuk terus bisa melampaui
pasar dan memperoleh tingkat keuntungan diatas normal (Husnan,
2001 : 285).
Husnan (2001 : 288) menyebutkan, analisis saham bertujuan untuk
menaksir nilai intrinsik (intrinsic value) suatu saham, dan kemudian
membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price)
saham tersebut. Nilai intrinsik menunjukkan present value arus kas
20
yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang digunakan dalam
proses penilaian saham adalah sebagai berkut:

Apabila nilai intrinsik lebih besar dari (>) harga pasar saat
ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya
terlalu rendah), dan karenanya seharusnya dibeli dan
ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.

Apabila nilai intrinsik lebih kecil dari (<) harga pasar saat
ini, maka nilai tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu
mahal), dan karenanya harus dijual.

Apabila nilai intrinsik sama dengan (=) harga ppasar saat
ini, aka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berrada
dalam kondisi seimbang.
Meskipun para analis dan pemodal selalu mengupayakan untuk
melakukan analisis dengan tujuan untuk bisa memperoleh tingkat
keuntungan yang menarik, mengidentifikasikan saham mana yang
sebaiknya dibeli dan dijual, tetapi apabila pasar modal efisien akan
sangat sulit bagi pemodal untuk terus menerus bisa memperoleh
tingkat keuntungan diatas normal. Walaupun demikian, terlepas dari
efisien tidaknya pasar modal, dan seberapa jauh para analis dan
pemodal percaya akan efisiensi tersebut, bagaimana melakukan
penilaian saham untuk menaksir nilai intrinsik saham tersebut, perlu
dipahami oleh para analis sekuritas.
21
Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah
serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang
diramalkan atau yang diamati menjadi perkiraan tentang harga saham.
Dikutip oleh Husnan (2001 : 290), terdapat dua model penilaian yang
sering digunakan untuk analisis sekuritas, yaitu pendekatan present
value (model kapitalisasi penghasilan) dan model Price Earning Ratio
atau PER (metode kelipatan laba). Pendekatan present value mencoba
menaksir present value, dengan menggunakan tingkat bunga tertentu,
manfaat yang diharapkan akan diterima oleh pemilik saham.
Sedangkan pendekatan Price Earning Ratio (PER) menaksir nilai
saham dengan mengalikan laba per lembar saham.
6. Price Earning Ratio (PER)
Rasio yang sering digunakan dalam pendekatan analisis saham
adalah Price Earning Ratio (PER). Dalam pendekatan ini diharapkan
dapat menghasilkan perkiraan laba per saham pada masa yang akan
datang, sehingga dapat diketahui berapa lama investasi saham akan
kembali (Agustin, 2014 : 66).
Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu pendekatan yang
sering digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham.
Rasio ini memberikan indikasi bagi manajemen tentang bagaimana
pandangan investor terhadap resiko dan prospek perusahaan di masa
depan. Bagi para investor Price Earning Ratio (PER) dipandang
22
sebagai ukuran kekuatan perusahaan untuk memperoleh laba di masa
yang akan datang (Rahma, Djumahir, dan Djazuli, 2014 : 363).
Price Earning Ratio (PER) yang tinggi menunjukkan perusahaan
mempunyai prospek yang tinggi untuk bertumbuh. Sebaliknya,
perusahaan yang diharapkan mempunyai pertumbuhan yang rendah
akan mempunyai Price Earning Ratio (PER) yang rendah. Dari segi
investor, Price Earning Ratio (PER) yang terlalu tinggi tidak menarik
karena harga saham kemungkinan akan sulit untuk naik lagi. Ini berarti
kemungkinan memperoleh capital gain akan lebih kecil lagi (Kodrat
dan Indonanjaya, 2010 : 241).
Dikutip oleh Wibowo (2013 : 2-3), PER juga merupakan angka
psikologis bagi value investor dimana PER yang kecil akan lebih
menarik dibandingkan dengan PER tinggi. Jika Price Earning Ratio
(PER) tinggi, berarti harga saham itu terlalu mahal atau dengan harga
tertentu hanya memperoleh laba yang kecil. Dengan demikian, calon
pembeli saham akan memperoleh keuntungan lebih besar jika
pembeliannya pada saat Price Earning Ratio (PER) rendah karena
saham cenderung akan mengalami kenaikan harga, sementara jika
Price Earning Ratio (PER) menunjukkan nilai yang tinggi maka hal ini
menunjukkan saat yang tepat untuk menjual saham. Dengan kata lain,
pengetahuan tentang Price Earning Ratio (PER) bagi investor berguna
untuk mengetahui kapan harus membeli dan menjual sahamnya
23
sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari selisih
harga (capital gain).
Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa banyak investor bersedia membayar per rupiah laba yang
dilaporkan (Astuti, 2004 : 38). Price Earning Ratio (PER) adalah
perbandingan antara market price per share (harga pasar per lembar
saham) dengan earning per share (laba per lembar saham). Price
Earning Ratio (PER) dapat dihitung dengan cara membagi harga pasar
per saham dengan pendapatan per saham. Artinya semakin tinggi nilai
PER akan semakin baik karena dapat menunjukkan tingginya tingkat
pendapatan yang diharapkan oleh pemodal dan rendahnya tingkat
risiko pada saham tersebut (Moeljadi, 2006 : 54).
=
ℎ
ℎ
7. Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio ini juga
disebut dengan rasio pengungkit (leverage) yaitu menilai batasan
perusahaan dalam meminjam uang. Tujuan analisa solvabilitas adalah
untuk mengetahui posisi keuangan jangka pendek dan jangka panjang,
dengan membandingkan antara total aktiva yang dimiliki perusahaan
24
dengan total hutang yaitu hutang jangka pendek maupun jangka
panjang (Aprianty, 2014 : 457).
Pengukuran kinerja keuangan dengan rasio solvabilitas adalah
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh
hutangnya dengan total aset yang dimiliki. Pengukuran ini lebih
bersifat untuk menjadi penjamin bagi pihak kreditor, bilamana pada
saat yang bersamaan perusahaan dalam kondisi terlikuidasi. Dikutip
oleh Noor (2008 : 224), leverage / solvabilitas menunjukkan
ketergantungan perusahaan kepada sumber dana dari luar, atau
ketergantungan pada hutang.
Rasio leverage menunjukkan ukuran besarnya dana yang diperoleh
dari kreditur. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio leverage dapat diartikan
sebagai besarnya aktiva perusahaan yang didanai dengan pendanaan
dari pihak luar. Namun penggunaan dana dari pihak luar akan
memperbesar risiko atas hasil bagi para pemegang saham karena
adanya beban tetap pembayaran bunga pinjaman (Kodrat dan
Indonanjaya, 2010 : 234).
Debt Ratio mengukur proporsi dana dari hutang. Semakin rendah
maka perusahaan dikatakan semakin aman. Rasio yang tinggi
menunjukkan perusahaan menggunakan financial leverage yang
tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan
rentabilitas modal saham dengan cepat. Namun apabila penjualan
25
menurun, rentabilitas modal saham akan cepat turun pula (Kodrat dan
Indonanjaya, 2010 : 235).
Rasio hutang total terhadap aktiva total atau disebut juga rasio
hutang (debt ratio) mengukur persentase dana yang disediakan oleh
kreditor terhadap aktiva total yang dimiliki perusahaan. Besarnya hasil
perhitungan rasio hutang (debt ratio) menunjukkan besarnya hutang
total yang didapat dijamin dengan aktiva total. Semakin tinggi rasio
hutang menunjukkan risiko keuangan yang dihadapi perusahaan
semakin tinggi, karena hutang membawa konsekuensi beban bunga
tetap (Warsono, 2003 : 36).
=
8. Profitabilitas
Menurut Kasmir (2008 : 196), rentabilitas adalah merupakan rasio
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan
rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah pengginaan rasio
ini menunjukkan efesiensi perusahaan.
Rasio profitabilitas atau rasio kemampulabaan menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Sehubungan dengan
hal itu, kemampulabaan merupakan rasio efektivitas manajemen dalam
26
mengelola perusahaan. Artinya kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal
saham tertentu. Efektivitas ini dinilai dengan mengaitkan laba bersih
dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut
(Kodrat dan indonanjaya, 2010 : 238).
Rasio profitabilitas berusaha mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba, dengan menggunakan seluruh aktiva yang
ada maupun dengan menggunakan modal sendiri. Profitabilias adalah
hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan manajemen.
Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan hasil akhir dari kebijakan
dan keputusan-keputusan operasional perusahan. Secara umum, rasio
profitabilias dihitung dengan membagi laba dengan modal. Rasio
profitabilitas juga menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas,
aktiva, dan hutang terhadap operasi (Moeljadi, 2006 : 52).
Ada
beberapa pengukuan indikator dalam rasio profitabilitas, diantaranya
adalah mengukur laba yang mampu dihasilkan per lembar saham atau
Earning Per Share (EPS) dan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari modal yang dimiiki atau Return On Equity
(ROE) (Moeljadi, 2006 : 73).

Earning Per Share (EPS)
Earning per Share (EPS) atau pendapatan per lebar saham
adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan
kepada pemegang saham dari setiap lembar saham yang
27
dimiliki. Earnings per Share (EPS) menilai pendapatan
bersih yang diperoleh setiap lembar saham biasa. Earnings
per Share (EPS) menunjukkan besarnya laba bersih yang
siap dibagikan kepada pemegang saham. Earnings per
Share (EPS) yang lebih tinggi menandakan kemampuan
perusahaan
yang
keuntungan
bersih
lebih
bagi
besar
dalam
pemegang
menghasilkan
saham
(Rahma,
Djumahir, dan Djazuli, 2014 : 365). Untuk mendapatkan
rasio ini dengan cara membandingkan laba bersih setelah
pajak dengan jumlah saham yang beredar (Fahmi, 2013 :
288).
=

Return On Equity (ROE)
ℎ
(
)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak
manajemen
dalam
memaksimumkan
tingkat
hasil
pengembalian investasi pemegang saham dan menekan
pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang
diinvestasikan (Astuti, 2004 : 37). Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan
modal saham tersebut. Rasio ini merupakan ukuran
profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham, namun
rasio ini tidak memperhitungkan dividen dan capital gain
28
untuk pemegang saham (Kodrat dan indonanjaya, 2010 :
240).
Untuk
mendapatkan
rasio
ini
dengan
cara
membandingkan laba setelah pajak dengan total modal
sendiri.
=
9. Kebijakan Dividen
ℎ
ℎ
( 潬 )
Dividen merupakan pembagian sisa hasil laba bersih perusahaan
yang didistribusikan kepada pemegang saham (Darmadji dan
Fakhrudin, 2001 : 9). Dividen adalah bagian dari keuntungan yang
dibagikan kepada pemegang saham yang dapat berupa dividen tunai
maupun dividen saham (Gumanti, 2013 : 226).
Pengelompokkan dividen dengan variasi sudut pandang yang
berbeda. Darmadji dan Fakhrudin (2001 : 129), dividen dari alat
pembayarannya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Dividen tunai (cash dividend), merupakan dividen yang
dibagikan dalam bentuk uang tunai. Tujuan dari pemberian
dividen dalam bentuk tunai adalah untuk memacu kinerja
saham di bursa efek, yang juga merupakan return kepada para
pemegang saham. Untuk membayarkan dividen dalam bentuk
tunai diperlukan likuiditas.
2) Dividen saham (stock dividend), merupakan dividen yang
diberikan dalam bentuk saham, dengan dibagikannya dividen
29
dalam bentuk saham maka akan meningkatkan likuiditas
perdagangan di bursa efek. Kemungkinan perusahaan ingin
menurunkan nilai sahamnya dan dengan cara memperluas
kepemilikan dan posisi likuiditas perusahaan yang tidak
memungkinkan membagikan dividen dalam bentuk tunai.
3) Sertifikat dividen (script dividend), merupakan dividen yang
dibayarkan dengan sertifikat atau surat prompes yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang menyatakan bahwa suatu
waktu sertifikat itu dapat ditukarkan dalam bentuk uang. Jadi
kalau perusahaan ingin membagikan dividen dalam bentuk
tunai akan tetapi sementara itu perusahaan sedang mengalami
kesulitan likuiditas, maka sebagai gantinya perusahaan
mengeluarkan sertifikat.
Pembayaran dividen biasanya dilakukan dalam beberapa tahap
dalam setahun. Di Amerika Serikat, pembayaran dividen umumnya
dilakukan
setiap
kuartal.
Di
negara-negara
lain
ada
yang
melakukannya dua kali setahun dan satu tahun sekali. Di Indonesia,
praktik pembayaran dividen ada yang dua kali dan satu kali. Hal lain
yang membedakan praktik keputusan dividen adalah berkenaan dengan
siapa yang memutuskan besar kecilnya dividen. Berbeda dengan
kelaziman Negara-negara maju, misalnya Amerika Serikat dimana
besar kecilnya dividen ditentukan oleh dewan direktur atau manajemen
perusahaan, di Indonesia keputusan seberapa besar dividen yang akan
30
dibagikan kepada pemegang saham berada dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Artinya, RUPS memegang peran kunci
dalam kebijakan dividen di Indonesia, sehingga dalam banyak hal,
keputusan dividen bukan merupakan keputusan strategis dari
manajemen perusahaan semata (Gumanti, 2013 : 17).
Pada awal perkembangannya, ada tiga teori yang bertentangan satu
sama lain berkenaan dengan kebijakan dividen. Ada yang berpendapat
bahwa kenaikan dividen akan menaikkan nilai perusahaan. Pandangan
yang lain menyatakan bahwa dividen yang tinggi memiliki efek
berlawanan terhadap nilai perusahaan, yang berarti menurunkan nilai
perusahaan. Pandangan yang ketiga menyatakan bahwa dividen
seharusnya tidak relevan dan semua upaya yang ditunjukkan untuk
mengubah kebijakan dividen akan sia-sia karena kebijakan dividen
tidak akan mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Ketiga pandangan
tersebut melahirkan teori kebijakan dividen, yang akan dijelaskan
sebagai berikut (Gumantii, 2013 : 40):
1) Hipotesis ketidakrelevanan dividen (dividend irrelevance
proposition)
Teori hipotesis kebijakan dividen dipopulerkan oleh Miller dan
Modigliani (1961). Mereka memulai analisis kebijakan dividen
mereka dengan mengasumsikan suatu dunia yang bercirikan
pasarnya sempurna, perilaku pelaku pasarnya rasional, dan
31
pasar dalam kondisi kepastian yang sempurna (Gumanti, 2013 :
44).
Anggapan teori ini bahwa, dipasar yang sempurna dimana tidak
ada pajak, tidak ada biaya transaksi atau tidak ada ketimpangan
informasi, kebijakan dividen suatu perusahaan seharusnya tidak
memiliki efek terhadap nilai pasar perusahaan tersebut. Asumsi
penting
dalam
pendapat
tersebut
menyebutkan
bahwa
kebijakan investasi perusahaan tidak memiliki keterkaitan
dengan kebijakan dividennya. Jadi, argumentasi “ketidakrelevanan” hanya berlaku jika keputusan investasi tidak
dipengaruhi oleh keinginan manajemen untuk mempertahankan
atau menaikkan dividen. Jika perusahaan memiliki kebijakan
investasi, maka kebijakan dividen hanya akan mempengaruhi
besar kecilnya pendanaan dari luar (disamping dana dari laba
ditahan) yang diperlukan untuk mendanai investasi baru dan
membayar dividen. Satu-satunya pembatas dari nilai pasar
perusahaan adalah kebijakan investasinya, karena kebijakan
investasi bertanggungjawab terhadap keuntungan masa depan
perusahaan (Gumanti, 2013 : 48-49).
2) Teori burung ditangan (bird in the hand theory)
Gordon (1959) mendukung teori burung di tangan (bird in the
hand theory) dan mengemukakan pendapat bahwa aliran
dividen di masa mendatang akan didiskonto pada tingkat yang
32
lebih redah daripada keuntungan modal harapan (Gumanti,
2013 : 52).
Menurut teori ini, dividen lebih disukai oleh investor
dibandingkan capital gain karena unsur kepastiannya. Secara
sekilas, teori ini lebih rasional dan mudah dipahami, khususnya
terkait dengan bukti bahwa perusahaan dengan dividen tinggi
akan cenderung memiliki risiko saham yang lebih rendah
(Gumanti 2013 : 53).
3) Teori efek pajak
Menurut teoi ini, yang dikenal dengan teori preferensi pajak
(tax preference theory), semakin tinggi tingkat pajak yang
dikenakan pada dividen relatif terhadap capital gain dan
adanya kemungkinan untuk menunda pajak pada capital gain
telah membuat sebagiian akademisi (peneliti) menyimpulkan
bahwa
investor
mungkin
akan
berbalik
untuk
tidak
mengharapkan dividen yang tinggi (Gumanti, 2013 : 55).
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba
atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan.
Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah
kebijakan yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini
dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga
saham. Kebijakan dividen yang ditentukan perusahaan dapat diukur
dengan rasio pembayaran dividen atau Dividend Payout Ratio (DPR).
33
Dividend Payout Ratio (DPR) diukur dengan cara membagi besarnya
dividen per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham
(Gumanti, 2013:22).
=
10. Nilai Buku
ℎ
ℎ
Hubungan antara nilai pasar dan nilai buku tidak dapat dipandang
sebelah mata oleh investor. Nilai buku merupakan indikasi penilaian
pasar terhadap saham perusahaan. Secara umum, jika nilai pasar yang
tercermin dalam harga saham peusahaan bernilai lebih rendah dari nilai
buku maka saham undervalue, dan sebaliknya jika nilai pasar yang
tercermin dalam harga saham peusahaan bernilai lebih besar dari nilai
buku maka saham overvalue. Penilaian saham berbasis nilai buku
dapat melalui indikator Price to Book Value (PBV) (Murhadi, 2009 :
147).
Price to Book Value (PBV) menunjukkan perkiraan nilai ekuitas
berdasarkan perbandingan nilai buku saham dengan harga pasarnya.
Semakin besar nilai Price to Book Value (PBV), maka semakin tinggi
nilai perusahaan. Sehingga membuat para investor tertarik untuk
menanamkan dananya ke dalam perusahaan. Price to Book Value
(PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku
suatu saham. Price to Book Value (PBV) adalah perbandingan harga
pasar saham dengan nilai bukunya (Meilani, 2014 : 3).
34
=
ℎ
ℎ
11. Keterkaitan Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
a. Pengaruh Variabel Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Price
Earning Ratio (PER)
Rasio hutang total terhadap aktiva total atau disebut juga rasio
hutang (debt ratio) mengukur persentase dana yang disediakan
oleh kreditor terhadap aktiva total yang dimiliki perusahaan.
Besarnya hasil perhitungan rasio hutang (debt ratio) menunjukkan
besarnya hutang total yang didapat dijamin dengan aktiva total.
Semakin tinggi rasio hutang menunjukkan risiko keuangan yang
dihadapi perusahaan semakin tinggi, karena hutang membawa
konsekuensi beban bunga tetap (Warsono, 2003 : 36).
Meningkatnya hutang akan mengakibatkan peningkatan risiko
sehingga kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan
perusahaan menjadi berkurang dan menciptakan harga saham yang
rendah dan mengakibatkan Price Earning Ratio (PER) semakin
kecil. Semakin tinggi prosentase rasio hutang cenderung semakin
besar resiko keuangannya baik bagi kreditor maupun bagi
pemegang saham (Rahma, Djumahir, dan Djazuli, 2014 : 365).
Financial risk merupakan resiko tambahan bagi perusahaan akibat
adanya keputusan pendanaan menggunakan utang. Ada beberapa
cara mengukur financial risk, namun dalam penelitian ini
35
menggunakan Debt Ratio (DR). Besarnya rasio ini menunjukkan
proporsi modal perusahaan yang diperoleh dari utang dibandingkan
dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi
proporsi hutang menyebabkan laba perusahaan semakin tidak
menentu karena adanya beban bunga yang harus dibayarkan. Oleh
karena itu semakin tinggi proporsi rasio utang akan semakin tinggi
pula risiko finansial suatu perusahaan. Tinggi rendahnya risiko
keuangan perusahaan secara tidak langsung dapat mempengaruhi
harga saham perusahaan tersebut (Ridho dan Prabawa, 2012 : 89).
b. Pengaruh Variabel Return On Equity (ROE) Terhadap Price
Earning Ratio (PER)
Return On Equity (ROE) adalah rasio perbandingan antara laba
setelah pajak dengan modal sendiri atau modal saham yang
digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi
bagi pemegang saham biasa atau pemilik modal. Semakin tinggi
Return On Equity (ROE) yang dihasilkan semakin baik kedudukan
pemilik perusahaan, dimana hal ini menggambarkan semakin
meningkatnya pendapatan yang tersedia bagi pemilik perusahaan
atas modal yang mereka investasikan dalam perusahaan. Semakin
tinggi rasio ini maka semakin tinggi permintaan investor untuk
membeli saham. Jika rasio ini meningkat manajemen dipandang
lebih efisien dari sudut pandang pemegang saham. (Arisona, 2013 :
107).
36
Return On Equity (ROE) sering disebut kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang
dimiliki, sehingga Return On Equity (ROE) ini ada yang
menyebutnya sebagai rentabilitas modal sendiri. Rasio ini
merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang
saham. Sartono (2001) dalam Ramadhani (2013 : 4) menyatakan,
semakin besar nilai Return On Equity (ROE) maka tingkat
pengembalian yang diharapkan investor juga besar. Semakin besar
nilai Return On Equity (ROE) maka perusahaan dianggap semakin
menguntungkan. Sehingga perusahaan yang memiliki profitable
investment opportunities, maka pasar akan memberikan reward
berupa Price Earning Ratio (PER) yang tinggi.
c. Pengaruh Variabel Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap
Price Earning Ratio (PER)
Perusahan dengan imbal hasil dividen yang tinggi, secara teori,
akan memiliki tingat pengembalian investasi yang tinggi, daripada
perusahaan dengan tingkat imbal hasil dividen yang rendah.
Dividen yang diterima investor atau pemegang saham besarnya
tergantung pada Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu bagian dari
laba perusahaan yang dibayarkan sebagai dividen. Perubahan atas
Dividend Payout Ratio (DPR) dapat mempengaruhi perubahan
Price Earning Ratio (PER). Saham dengan dividen yang tinggi
merupakan salah satu faktor yang menarik bagi investor sehingga
37
dapat menaikkan harga saham sehingga meningkatkan Price
Earning Ratio (PER) (Rahma, Djumahir, dan Djazuli, 2014 : 365).
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba
atau
menahannya
perusahaan.
guna
Kebijakan
diinvestasikan
dividen
yang
kembali
optimal
di
dalam
pada
suatu
perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan
antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa yang akan datang
sehingga memaksimumkan harga saham. Kenaikan atau penurunan
harga saham di pasar ini akan berdampak pada nilai Price Earning
Ratio (PER) saham tersebut (Fegriadi, 2013 : 5).
d. Pengaruh Variabel Price to Book Value (PBV) Terhadap Price
Earning Ratio (PER)
Price Book Value (PBV) menunjukkan perkiraan nilai ekuitas
berdasarkan perbandingan nilai buku saham dengan harga
pasarnya. Semakin besar nilai Price Book Value (PBV), maka
semakin tinggi nilai perusahaan (Rahma, Djumahir, dan Djazuli,
2014 : 365).
Semakin besar rasio PBV, maka semakin tinggi nilai perusahaan,
sehingga membuat para investor atau calon investor tertarik untuk
menanamkan dananya ke dalam perusahaan, karena investor yang
rasional akan memilih emiten yang mempunyai PBV yang tinggi.
Dengan adanya daya tarik tersebut akan berdampak pada semakin
banyaknya calon investor dan atau investor untuk memiliki saham
38
perusahaan dan pada akirnya akan meningkatkan harganya di pasar
modal (Agustin, 2014 : 76).
B. Penelitian Terdahulu
Berkaitan dengan analisis faktor fundamental yang mempengaruhi
Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan,
cukup banyak penelitian yang telah dilakukan yang berperan serta
melatarbelakangi penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Berikut
adalah beberapa penelitian yang dimaksud:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti
Wawan
Utomo, Rita
Andini,
Kharis
Raharjo
(2016)
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Pengaruh
 PER (Y)
Leverage
 DER,
(DER), Price
PBV,
Book Value
Size,
(PBV),
ROE,
Ukuran
DPR, CR
Perusahaan
(X)
(SIZE), Return
On Equity
(ROE),
Deviden
Payout Ratio
(DPR) dan
Likuiditas
(CR) Terhadap
Price Earning
Ratio (PER)
Pada
Perusahaan
Manufaktur
Yang Listing
di BEI Tahun
2009-2014
Metode
Penelitian
Regresi
Berganda
Perbandingan Dengan
Penelitian Yang Akan
Dilakukan
Persamaan
Perbedaan
Variabel PBV, Size  Variabel
 Objek
dan DPR brdampak
dependen
penelitian
positif dan
PER
pada
signifikan terhdap  Variabel
indeks
PER.
independen
LQ 45
DER, PBV,  Periode
Variabel ROE
ROE dan
penelitian
berdampak negatif
DPR
2011dan signifikan
2015
terhadap PER.
Hasil
Penelitian
Variabel Likuiditas
(CR) dan DER tidak
berpengaruh
terhadap PER.
39
Imad Zeyad
Ramadan
(2015)
Confidence
 PER (Y)
Index
 DPR,
Determinants
Discount
of The
Rate,
Amman Stock
Firm
Exchange
Size,
Listed
Leverage,
Company
Tobin’s
Q,
Earning
Growth
(X)
Ordinary
Least
Square
Variabel DPR,
Earning Growth,
dan Tobin’s Q
berdampak positif
dan signifikan
terhadap PER.
Variabel Firm Size
berdampak negatif
signifikan terhadap
PER.
 Variabel
dependen
PER
 Variabel
independen
DPR
 Objek
penelitian
pada
indeks
LQ 45
 Periode
penelitian
20112015
 Metode
penelitian
dengan
regresi
linier
berganda
Rizky
Taufiq, Sri
Mangesti
Rahayu,
Devi Farah
Azizah
Analisis
Pengaruh
ROE, DER
dan DPR
Terhadap PER
(Studi Pada
Saham
Perusahaan
Perbankan
yang Terdaftar
di Indeks LQ
45 BEI
Periode 2007 2011
Determinant of
Price Earning
Multple In Sri
Lanka Listed
Company
 PER (Y)
 ROE,
DER dan
DPR (X)
Regresi
berganda
Variabel ROE dan  Variabel
DPR berpengaruh
depender
positif dan tidak
PER
signifikan terhadap  Variabel
Variabel PER.
independen
Variabel DER
ROE DER
berpengaruh Negatif
dan DPR
dan tidal signifikan
terhdap variabel
PER
 Periode
penelitian
20112015
 PER (Y)
 DPR dan
ROE (X)
Regresi
berganda
Hasil studi
 Variabel
menunjukkan
dependen
variabel ROE
PER
berhubungan negatif  Variabel
terhadap PER,
independen
sedangkan variabel
DPR dan
DPR berhubungan
ROE
positif terhadap
PER
 Objek
penelitian
pada
indeks
LQ 45
 Periode
penelitian
20112015
 Metode
penelitian
dengan
regresi
linier
berganda
Puwanen
Thiren
Pemkanth
(2014)
40
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Erlin Yulia
Rahma,
Djumahir,
dan Atim
Djazuli
(2014)
Analisis variabel  PER (Y)
Fundamental
 ROE,
Yang
DER,
Berpengaruh
EPS,
Terhadap PER
DPR,
Sebagai Dasar
PBV,
Penilaian Saham
Earning
Pada Perusahaan
Automotive And
Growth
Allied
(X)
Rr. Fitria
Agustin
(2014)
Analisis
Pengaruh Price
to Book Value,
Earning per
Share, Debt
Ratio, dan
Return On Asset
terhadap Price
Earning Ratio
Determinant of
Price Earning
Ratio : The Case
Of Chemical
Sector Of
Pakistan
Dr. Talat
Afza dan
MS. Samya
Tahir
(2013)
Danta
Sitepu dan
Linda
(2013)
Analisa Faktor
yang
Mempengaruhi
Price Earning
Ratio
Perusahaan
Metode
Penelitian
Regresi
berganda
 PER (Y)
 PBV,
EPS,DR,
dan ROA
(X)
Regresi
berganda
 PER (Y)
 DPR,
Leverage,
Market
Return,
Variabilit
y in
Market
Price,
Earning
Growth,
Size
Tobin’s
Q (X)
 PER (Y)
 CR,
TATO,
DPR ,
PBV,
INTO
Regresi
berganda
Regresi
Linier
Berganda
41
Perbandingan Dengan
Penelitian Yang Akan
Dilakukan
Persamaan
Perbedaan
Secara simultan,
 Variabel

dependen
 Objek
variabel ROE, DER,
PER
penelitian
EPS, DPR, dan
 Variabel
pada
PBV berpengaruh
independen
indeks
signifikan terhadap
ROE, EPS,
LQ 45
PER.
DPR, dan
 Periode
PBV
penelitian
2011Secara parsial, ROE
2015
berpengaruh negatif
 Metode
signifkan terhadap
penelitian
PER sedangkan
dengan
PBV berpengaruh
regresi
positif terhadap
linier
PER.
berganda
Hasil
Penelitian
Variabel PBV, EPS,
dan ROA
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap PER,
sedangkan variabel
DR berpengaruh
negatif terhadap
PER.
DPR, leverage,
variasi harga pasar,
dan Tobin’s Q
memberi pengaruh
yang positif
terhadap PER,
sedangkan ukuran
persahaan memberi
pengaruh negatif
terhadap PER.
 Variabel
 Objek
dependen
penelitian
PER
pada
 Variabel
indeks LQ
independen
45
PBV, EPS,  Periode
dan DR
penelitian
2011-2015
 Variabel
 Objek
dependen
penelitian
PER
pada
 Variabel
indeks LQ
independen
45
DPR
 Periode
penelitian
2011-2015
Secara simultan CR,  Variabel
 Objek
TATO, DPR, PBV
dependen
penelitian
dan INTO
PER
pada
berpengaruh
 Variabel
indeks LQ
signifikan terhadap
independen
45
PER.
DPR dan
 Periode
Manufaktur Di
BEI
 PER (Y)
 CR,
TATO,
DPR ,
PBV,
INTO
Danta
Sitepu dan
Linda
(2013)
Analisa Faktor
yang
Mempengaruhi
Price Earning
Ratio
Perusahaan
Manufaktur Di
BEI
Elon David
Riadi
(2013)
Pengaruh Faktor  PER (Y)
Debt To Equity  DER,
Ratio, Return
ROE dan
On Equity dan
Total
Total Aset
Aset
Terhadap Price
Earning Ratio
Pada Perusahaan
Otomotif dan
Komponen
Yang Terdaftar
Di BEI
Vivian
Firsera
Arisona
(2013)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
PER pada
Saham Index
LQ45
 PER (Y)
 DPR,
Earning
Growth,
ROE, dan
Firm Size
(X)
Regresi
Linier
Berganda
Regresi
Panel
Regresi
berganda
42
Secara parsial CR,
TATO, DPR dan
INTO tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
PER.
PBV berpangaruh
signifikan secara
parsial terhadap
PER.
Secara simultan CR,
TATO, DPR, PBV
dan INTO
berpengaruh
signifikan terhadap
PER.
Secara parsial CR,
TATO, DPR dan
INTO tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
PER.
PBV berpangaruh
signifikan secara
parsial terhadap
PER.
Variabel DER dan
Total Aset
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap PER.
Variabel ROE
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap PER
PBV
penelitian
2011-2015
 Variabel
 Objek
dependen
penelitian
PER
pada
 Variabel
indeks LQ
independen
45
DPR dan
 Periode
PBV
penelitian
2011-2015
 Variabel
 Objek
dependen
penelitian
PER
pada
 Variabel
indeks LQ
independen
45
DER dan
 Periode
ROE
penelitian
2011-2015
 Metode
penelitian
dengan
regresi
linier
berganda
Variabel DPR dan  Variabel
 Objek
ROE berpengaruh
dependen
penelitian
signifikan dengan
PER
pada
arah positif untuk
 Variabel
indeks LQ
vaiabel DPR dan
Independen
45
arah negatif untuk
DPR dan
 Periode
variabel ROE.
ROE
penelitian
Sedangkan variabel
2011-2015
Earning Growth dan
Firm Size tidak
Dr. Sanjeet
Sharma
(2011)
Determinant Of  PER (Y)
Equity Share
 EPS,
Prices In India
PBV,
DPS,
DPR dan
Size
Regresi
berganda
Heni
Suslowati
dan Ratna
Ningrum
(2011)
Analisis Faktor-  PER (Y)
Faktor Yang
 CR,
Mempengaruhi
DER,
PER Antara
ROE,
Saham Yang
NPM,
Tercatat Dalam
DPR, dan
Index Syariah
Inventory
Dan Saham
Turn
Biasa
Over
(Studi pada
Perusahaan Non
Keuangan di
Bursa Efek
Indonesia 2006 2008)
Regresi
berganda
dan Uji
beda
berpengaruh
terhadap PER.
Variabel EPS, DPS,  Variabel
 Objek
DPR, Size dan PBV
dependen
penelitian
berpengaruh positif
PER
pada
signifikan terhadap  Variabel
indeks LQ
Variabel PER
independen
45
DPR dan
 Periode
PBV
penelitian
2011-2015
Varabel ROE
 Variabel
 Objek
dependen
penelitian
bepengaruh negatif
PER
pada
dan signifikan
 Variabel
indeks LQ
terhadap PER,
independen
45
sedangkan variabel
ROE, DER  Periode
CR, DER, NPM,
dan DPR
penelitian
DPR, INTO tidak

2011-2015
bepengaruh
terhadap PER.
Ada perbedaan
koefisien regresi
antara saham
syariah dan saham
konvensional.
43
C. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Fundamental Perusahaan :
 Return On Equity
 Debt to Equity Ratio
 Price to Book Value
 Dividend Payout Ratio
Price Earning Ratio
Model Estimasi Terpilih
Uji Asumsi Klasik
Normalitas
Multikolinieritas
Heteroskedastisitas
 Uji Simultan (Uji F)
 Uji Parsial (Uji t)
 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Interpretasi Hasil
Penelitian
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
44
Autokorelasi
D. Hipotesis penelitian
Hipotesis
adalah
pernyataan
sementara
yang
perlu
diuji
kebenarannya. Untuk menguji kebenaran sebuah hipotesis digunakan
pengujian yang disebut pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis akan
membawa kepada kesimpulan untuk menolak atau menerima hipotesis.
Agar pemilihan lebih terinci dan mudah, maka diperlukan hipotesis
alternatif yang selanjutnya disingkat Ha dan hipotesis nol (null) yang
selanjutnya disingkat H0. Ha cenderung dinyatakan dalam kalimat positif,
sedangkan H0 dinyatakan dalam kalimat negatif (Usman dan Setiady,
2006:119).
Dari latar belakang, tinjauan teori, serta kerangka pemikiran yang
telah disusun sebelumnya, penulis merumuskan beberapa hipotesis dalam
penelitian yang akan disebutkan sebagai berikut:
Hipotesis secara parsial:
1. H0 : b1, . . . .b4 = 0
: Tidak terdapat pengaruh antara variabel X
(Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Price
to Book Value, Dividend Payout Ratio) terhadap
variabel Y (Price Earning Ratio)
Ha : b1, . . . . b4 ≠ 0
: Terdapat pengaruh antara variabel X (Return On
Equity, Debt to Equity Ratio,
Price to Book
Value, Dividend Payout Ratio) terhadap variabel
Y (Price Earning Ratio)
45
Hipotesis Secara Simultan
2. H0 : b1, . . . .b4 = 0
: Tidak terdapat pengaruh antara variabel X
(Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Price
to Book Value, Dividend Payout Ratio) terhadap
variabel Y (Price Earning Ratio)
Ha : b1, . . . . b4 ≠ 0
: Terdapat pengaruh antara variabel X (Return On
Equity, Debt to Equity Ratio,
Price to Book
Value, Dividend Payout Ratio) terhadap variabel
Y (Price Earning Ratio)
Untuk membuktikan hipotesis ini dilakukan dengan uji regresi
berganda untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Return on Equity,
Debt to Equity Ratio, Price to Book Value, Dividend Payout Rasio secara
simultan terhadap Price Earning Ratio pada perusahaan yang terdaftar
dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor
fundamental yang berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER)
perusahaan sebagai dasar penilaian saham pada saham perusahaan yang
terdaftar pada LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 - 2015.
Pemilihan sampel perusahaan dengan teknik purposive sampling.
Perusahaan yang menjadi sampel penelitian merupakan perusahaan yang
memenuhi kriteria yang telah disusun oleh penulis. Dalam melakukan
pengujian, peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan
Software Statistic SPSS Vol.18, dan Microsoft Excel 2010.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun
pengukuran, baik kuantitatif
maupun kualitatif, dari pada
karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap
dan jelas (Usman dan Setiady, 2006 : 181). Populasi adalah sebuah
kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan
ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian (Suharyadi, 2007 :
12). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah saham –
47
saham yang terdaftar pada LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode penelitian yaitu 2011-2015.
2. Sampel
Dalam statistika terbagi atas dua jenis, yaitu statistika
deskriptif dan statistika induktif (inferensial). Statistika induktif
(inferensial) ialah suatu proses yang berusaha untuk menarik
kesimpulan tentang keadaan populasi berdasarkan sampel yang
diambil, dengan menggunakan metode tata cara tertentu. Sampel
adalah
sebagian
anggota
populasi
yang
diambil
dengan
menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling
(Usman dan Setiady, 2006 : 182).
Teknik sampling dibagi dua yaitu probability sampling dan
non probability sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah non probability sampling. Non probability
sampling adalah teknik pengambilan sampel tidak secara acak.
Sedangkan pengambilan sampel dengan metode purposive
sampling yang merupakan teknik penentuan sampel yang dipilih
secara khusus berdasarkan tujuan penelitian (Usman dan Setiady,
2006 : 186).
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah saham
perusahaan berbasis syariah yang memenuhi kriteria-kriteria yang
akan diuraikan sebagai berikut:
48
a) Saham perusahaan menerus masuk dalam perhitungan LQ45 sepanjang periode penelitian yaitu periode 2011-2015.
b) Perusahaan secara terus menerus membagikan dividen
sepanjang periode pengamatan yaitu periode 2011-2015.
c) Perusahaan memiliki kelengkapan data keuangan pada
laporan keuangan yang berakhir per 31 Desember selama
periode pengamatan yaitu periode 2011-2015.
C. Metode Pengumpulan Data
Data ialah suatu bahan mentah yang jika diolah dengan baik melaui
berbagai analisis dapat melahirkan berbagai informasi. Dengan informasi
tersebut, kita dapat mengambil suatu keputusan (Usman dan Setiady, 2006
: 15).
Data dapat dikumpulkan langsung oleh peneliti melalui pihak yang
disebut sumber primer. Data primer yang dikumpulkan oleh peneliti
melalui pihak kedua atau tangan kedua disebut sumber sekunder, yaitu
data yang diperoleh melalui wawancara kepada pihak lain tentang objek
dan subjek yang ditelliti, dan mempelajari dokumentasi-dokumentasi
tentang objek dan subjek yang diteliti. Teknik-teknik pengumpulan data
yang dilakukan melalui sumber sekunder dapat dilakukan dengan
wawancara (interview), pengamatan (observation), angket (questinnary),
dan dokumentasi (documentation) (Usman dan Setiady, 2006 : 20).
49
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder. Untuk dapat menganalisa hipotesis yang sudah dirumuskan,
penulis menggunakan data sekunder yang dipublikasikan oleh situs
penyedia data historis keuangan perusahaan, diantaranya
adalah
www.idx.co.id dan situs perusahaan-perusahaan yang merupakan objek
dari penelitian.
Selain melakukan pencarian data sekunder untuk keperluan
penelitian melalui situs internet, penulis juga melakukan riset kepustakaan
(library research) untuk memperoleh landasan dan konsep yang kuat guna
memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan melalui jurnal-jurnal
penelitian, artikel, dan buku-buku literatur yang berhubungan dengan topik
yang diangkat oleh penulis dalam penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengolah suatu
data penelitian dengan menggunakan proses penyederhanaan data dalam
bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, barulah dilakukan
pengujian dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Metode Analisis Linier Berganda
Menurut Suharyadi dan Purwanto.S.K (2009:208) analisis
regresi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan dan
50
pengaruh dari beberapa variabel bebas (independent variable)
terhadap variabel terikat (dependent variable).
Analisis regresi adalah suatu teknik yang digunakan untuk
membangun suatu persamaan yang menghubungkan antara
variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X) dan sekaligus untuk
menentukan nilai ramalan atau dugaannya.
Model regresi linier berganda mengasumsikan bahwa
terdapat hubungan linier antara variabel bebas dengan variabel
terikat, secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut :
PersamaanRegresi Linier Berganda dalam penelitian iniadalah :
=
+
Keterangan :
+
+
+ 㜱
+
Y
: Variabel Dependen (Price Earning Ratio)
α
: Konstanta
X1
: Variabel Independen 1 (Return On Equity)
X2
: Variabel Independen 2 (Debt to Equity Rasio)
X3
: Variabel Independen 3 (Price to Book Value)
X4
: Variabel Independen 4 (Dividend PayOut Rasio)
b(1,2,3,4) : Koefisien regresi masing-masing variabel independen
e
: Error term
51
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Santoso (2001:92), uji normalitas suatu data sangat
diperlukan dalam penggunaan statistik parametrik. Untuk
menguji normalitas distribusi populasi diajukan hipotesis
sebagai berikut:
H0 : data berasal dari populasi distribusi normal.
Ha : data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.
Dalam penelitian ini digunakan uji grafik P-Plot untuk melihat
keseluruhan data tersebut apakah normal atau tidak.
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Danang Sunyoto (2009 : 79), multikolinieritas
diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua
atau lebih variabel bebas/ independent, variabel akan diukur
tingkat asosiasi (keeratan) hubungan/ pengaruh antara variabel
bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi.
Dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas, dapat
digunakan cara lain, yaitu dengan:
1) Nilai toleransi adalah besarnya tingkat kesalahan yang
dibenarkan secara statistik.
2) Nilai Variance Inflation Factor (VIF) adalah faktor inflasi
penyimpangan baku kuadrat.
52
Nilai tolerance (a) dan Variance Inflation Factor (VIF) dapat
dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai
berikut:
1). Besar nilai tolerance (a)
a = 1/VIF
2). Besar nilai variance inflation factor
VIF=1/a
(a) Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika a
hitung < a dan VIF hitung > VIF.
(b) Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas
jika a hitung > a dan VIF hitung < VIF.
c. Ujiautokorelasi
Menurut Imam Ghazali (2008:99), uji autokorelasi merupakan
pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen
tidak berkolerasi dengan dirinya sendiri. Yang dimaksud
korelasi itu sendiri adalah bahwa nilai variabel dependen tidak
berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai
periode sebelumnya atau sesudahnya.
Salah satu ukuran dalam menentukan gejala autokorelasi dapat
menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Uji menghasilkan
53
nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (d L&dU). Aturan
pengujinya adalah:
d>d
: terjadi masalah autokorelasi positif yang
perlu perbaikan.
dL>d>dU
: terdapat masalah autokorelasi positif
tetapi lemah, dimana perbaikan akan lebih
baik.
dU<d<4-dL
: tidak ada masalah autokorelasi.
4-dU<d<4-dL
:masalah
autokorelasi
lemah,
dimana
perbaikan akan lebih baik.
4-dL<d
: masalah autokorelasi serius.
Sedangkan menurut Sunyoto (2011:91), Salah satu ukuran
dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan
uji Durbin-Watson (DW), dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW dibawah -2
(DW<-2).
2. Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada di antara 2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2.
3. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW diatas +2 atau
DW > +2.
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut
Imam
Ghazali
(2005:125),
heteroskedastisitas
merupakan asumsi dalam regresi dimana varians dari residual
54
tidak sama untuk satu pengamatan ke pangamatan lain. Dalam
regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama sekali ini
ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antara satu varians
dari residual.
Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala
heteroskedastisitas, sedangkan gejala varians yang sama dari
satu
pengamatan
kepengamatan
homoskedastisitas.
Untuk
yang
lain
mendeteksi
disebut
adanya
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik, dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual. Dasar pengambilan
keputusannya adalah sebagai berikut :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit),
maka
telah
terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
55
e. Pengujian Hipotesis
Menurut
Imam
Ghazali
(2005:88), pengujian hipotesis
digunakan dalam analisis statistik disertai dengan uji-f dan uji-t
untuk menentukan derajat yang signifikan (α). Suatu pengujian
hipotesis statistik adalah prosedur yang memungkinkan
keputusan dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau
menerima
hipotesis,
digunakan
data
yang
sedang
dipersoalkan/diuji. Seperti dibawah ini:
1) Uji –f
Uji–f merupakan pengujian hubungan regresi secara
simultan dari variabel independen. Untuk menghitung
Fhitung digunakan rumus sebagai berikut:
=
(1 −
Dimana:
²/2
)
( −
)
R2 : koefisisen determinasi
N : jumlah pengamatan / sampel
K-1: jumlah variabel
Setelah didapat Fhitung, maka untuk menginterpretasikan
hasilnya dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Apabila Fhitung> Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha
diterima, yang berarti variabel independen
56
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
b. Apabila Fhitung< Ftabel, maka H0 diterima dan Ha
ditolak, yang berarti variabel independen tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
Hipotesis yang digunakan sebagai berikut:
H0 : β = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan secara
simultan antara variabel independen terhadap
variabel dependen.
Ha : β ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan secara
simultan antara variabel independen terhadap
variabel dependen.
2) Uji-t
Uji–t
merupakan
pengujian
terhadap
signifikan
koefisien regresi masing-masing variabel independen,
dalam hal ini adalah tingkat suku bunga obligasi, suku
bunga SBI, harga obligasi dan inflasi terhadap variabel
dependen yield to maturity. Untuk menghitung Thitung
digunakan rumus sebagai berikut:
=
−( )
=0
57
ℎ
=
Dimana:
bi: koefisien variabel ke i
βi: parameter ke 1 yang dihipotesiskan
Sb: kesalahan standar
Sb merupakan standar eror dari koefisien regresi dengan
rumus matematis sebagai berikut:
Se merupakan standar error sampel yang dirumuskan
sebagai berikut:
=
∑ ²
−2
Dimana ∑e2dirumuskan sebagai berikut:
∑e2 =∑Y2 - ∑Y - ∑ XY
Setelah
diperoleh
Thitung,
maka
untuk
menginterpretasikan hasilnya dapat ditentukan sebagai
berikut:
a. Jika Thitung> Ttabel, berarti H0 ditolak dan Ha
diterima
artinya
variabel
independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
b. Jika Thitung< Ttabel, berarti H0 diterima dan Ha
ditolak
artinya
variabel
independen
tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
58
c. Jika nilai probabilitas > 5%, maka H0 diterima
dan Ha ditolak, artinya variabel independen
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
d. Jika nilai probabilitas < 5%, maka H0 ditolak
dan Ha diterima, artinya variabel indepnden
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Hipotesis yang digunakan sebagai berikut:
H0 : β = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan secara
parsial antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
Ha : β ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan secara parsial
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel tidak bebas (dependent variable) adalah Price Earning Rasio
2. Variabel bebas (independent variable) yang terdiri dari:
a. Variabel Return On Equity
b. Variabel Debt to Equity Rasio
c. Variabel Price to Book Value.
d. Variabel Dividend Payout Rasio.
59
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Indeks LQ 45
Definisi Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham
yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu
merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham
yang terpilih berdasarkan Likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan
setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan
demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah.
Beberapa kriteria – kriteria seleksi untuk menentukan suatu emiten
dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ 45 adalah :
a. Kriteria yang pertama adalah :
1. Berada di TOP 95% dari total rata – rata tahunan nilai transaksi
saham di pasar reguler.
2. Berada di TOP 90% dari rata – rata tahunan kapitalisasi pasar.
b. Kriteria yang kedua adalah :
1. Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam
klasifikasi industri BEJ sesuai dengan nilai kapitalisasi
pasarnya.
2. Merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi.
60
Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui
berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham
dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada
indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama
sebagai berikut :
1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar
reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar
selama 12 bulan terakhir)
3. Telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan
4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya,
frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
Saham saham yang termasuk didalam LQ 45 terus dipantau dan setiap
enam bulan akan diadakan review (awal Februari, dan Agustus). Apabila
ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan
saham lain yang memenuhi syarat. Pemilihan saham - saham LQ 45 harus
wajar, oleh karena itu BEJ mempunyai komite penasehat yang terdiri dari
para ahli di BAPEPAM, Universitas, dan Profesional di bidang pasar
modal. (factbook 1997, Jakarta Stock Exchange).
61
Faktor – faktor yang berperan dalam pergerakan Indeks LQ 45,yaitu :
1. Tingkat suku bunga SBI sebagai patokan (benchmark) portofolio
investasi di pasar keuangan Indonesia,
2. Tingkat toleransi investor terhadap risiko, dan
3. Saham – saham penggerak indeks (indeks mover stocks) yang
notabene merupakan saham berkaitalisasi pasar besar BEJ.
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap naiknya Indeks LQ 45
adalah :
1. Penguatan bursa global dan regional menyusul penurunan harga
minyak mentah dunia, dan
2. Penguatan nilai tukar upiah yang mampu mengangkat indeks LQ
45 ke zona positif.
Tujuan indeks 45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya
untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis
keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya
dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif
diperdagangkan.
62
B. Pengujian Dan Pembahasan
1. Deskriptif Sampel
Penelitian ini menggunakan 10 perusahaan sebagai sampel penelitian.
Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian merupakan perusahaanperusahaan yang telah memenuhi kriteria yang disusun oleh penulis pada
bab sebelumnya. 10 perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Sampel Penelitian
No.
Kode
Nama Perusahaan
Perusahaan
1. ADRO
PT. Adaro Energi Tbk.
2. ASII
PT. Astra Internasional Tbk.
3. BBCA
PT. Bank Central Asia Tbk.
4. BBNI
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
5. BBRI
PT. Bank Republik Indonesia Tbk.
6. ITMG
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
7. JSMR
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.
8. LPKR
PT. Lippo Karawaci Tbk.
9. UNTR
PT. United Tractors Tbk.
10. UNVR
PT. Unilever Indonesia Tbk.
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
2. Deskriptif Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Price Earning
ratio (PER) sebagai variabel dependen. Sedangkan variabel independen
yang digunakan adalah Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio
(DER), Dividend Payout Ratio (DPR), dan Price to Book Value (PBV).
63
a. Price Earning Ratio
Price Earning Ratio (PER) adalah perbandingan antara market
price per share (harga pasar per lembar saham) dengan earning per
share (laba per lembar saham). Price Earning Ratio (PER) dapat
dihitung dengan cara membagi harga pasar per saham dengan
pendapatan per saham. Artinya semakin tinggi nilai PER akan semakin
baik karena dapat menunjukkan tingginya tingkat pendapatan yang
diharapkan oleh pemodal dan rendahnya tingkat risiko pada saham
tersbut (Moeljadi, 2006 : 54).
=
ℎ
ℎ
Dalam penelitian ini, data mengenai Price Earning Ratio
(PER) diperoleh dari perhitungan angka-angka yang ada pada laporan
keuangan masing-masing perusahaan yang kemudian dihitung
berdasarkan persamaan rumus yang sebelumnya telah dijelaskan.
Berikut data Price Earning Ratio (PER) dari masing-masing
perusahaan sampel yang disajikan dalam bentuk tabel.
64
Tabel 4.2
Deskriptif Variabel Price Earning Ratio (x)
KODE
EMITEN
ADRO
2011
11,16
ASII
14,03
BBCA
18,31
BBNI
21,83
BBRI
10,89
ITMG
8,74
JSMR
11,61
LPKR
16,26
UNTR
16,76
UNVR
14,45
Sumber : data diolah
2012
TAHUN
2013
2014
2015
13,78
13,70
18,86
9,58
9,18
31,38
34,12
9,30
12,54
12,87
12,29
14,18
16,61
8,14
8,38
11,39
14,04
17,10
14,66
17,06
9,27
15,56
19,90
10,55
21,86
6,32
14,16
16,76
10,17
15,65
4,68
15,19
18,21
10,16
10,86
7,43
24,51
14,61
16,41
18,24
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Price Earning Ratio
(PER) tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 34,12 kali
dihasilkan oleh PT. Jasa Marga Tbk. sedangkan Price Earning Ratio
(PER) terendah dihasilkan oleh PT. Adaro Energy Tbk pada tahun
2015 yaitu sebesar 4,68 kali
b. Return On Equity
Return On Equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri,
merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Untuk mendapatkan rasio ini dengan cara membandingkan
laba setelah pajak dengan total modal sendiri (Kasmir, 2010 : 115).
65
=
ℎ
ℎ
(
)
Dalam penelitian ini, data mengenai Return On Equity (ROE)
diperoleh dari perhitungan angka-angka yang ada pada laporan
keuangan masing-masing perusahaan yang kemudian dihitung
berdasarkan persamaan rumus yang sebelumnya telah dijelaskan.
Berikut data Return On Equity (ROE) dari masing-masing perusahaan
sampel yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.3
Deskriptif Variabel Return On Equity (%)
KODE
EMITEN
2011
ADRO
41,05
ASII
23,98
BBCA
22,40
BBNI
19,72
BBRI
35,65
ITMG
27,54
JSMR
18,68
LPKR
20,47
UNTR
21,30
UNVR
21,45
Sumber: data diolah
2012
12,80
25,32
15,58
26,19
28,80
23,10
15,69
21,53
17,81
18,94
TAHUN
2013
17,18
21,00
22,29
19,00
26,92
23,91
11,39
11,23
15,46
25,81
2014
15,62
25,39
21,19
17,75
14,82
22,28
20,64
17,77
13,46
24,78
2015
14,50
18,34
20,12
11,65
22,46
17,56
12,67
15,41
12,55
21,22
Dari tabel diatas dapat disimpulkan, Return On Equity (ROE)
tertinggi dihasilkan oleh PT. Adaro Energy Tbk sebesar 41,05 persen
pada tahun 2011, sedangkan Return On Equity (ROE) terendah
66
dihasilkan oleh PT Lippo Karawaci Tbk sebesar 11,23 persen pada
tahun 2013.
c. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan sehingga rasio ini
berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal yang dijadikan
jaminan hutang (Kasmir, 2008:157-158). DER dapat menunjukkan
tingkat resiko suatu perusahaan dimana semakin tinggi rasio DER,
maka resiko perusahaan semakin tinggi karena pendanaan dari unsur
hutang lebih besar daripada modal sendiri. Kondisi DER diatas 1,
perusahaan harus menanggung biaya modal yang besar resiko yang
ditanggung perusahaan juga meningat apabila investasi yang
dijalankan perusahaan tidak menghasilkan tingkat pengembalian yang
optimal (Nugroho, 2006). DER dirumuskan sebagai berikut
=
100%
Dalam penelitian ini, data mengenai Debt to Equity Ratio
(DER) diperoleh dari perhitungan angka-angka yang ada pada laporan
keuangan masing-masing perusahaan yang kemudian dihitung
berdasarkan persamaan rumus yang sebelumnya telah dijelaskan.
67
Berikut data Debt to Equity Ratio (DER) dari masing-masing
perusahaan sampel yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.4
Deskriptif Variabel Debt to Equity Ratio (%)
KODE
EMITEN
2011
ADRO
1,52
ASII
1,52
BBCA
2,39
BBNI
1,60
BBRI
1,43
ITMG
1,46
JSMR
1,72
LPKR
2,94
UNTR
1,69
UNVR
1,85
Sumber: data diolah
2012
1,03
1,53
1,52
1,66
2,50
2,49
1,83
1,57
1,56
2,02
TAHUN
2013
1,51
1,52
1,76
2,11
1,39
1,44
1,51
1,21
1,81
1,14
2014
0,97
0,96
2,06
1,59
2,21
1,65
1,29
1,54
1,56
1,91
2015
1,08
0,94
1,60
1,26
1,67
1,61
2,47
1,48
1,57
1,26
Dari tabel diatas dapat disimpulkan, Debt to Equity Ratio
(DER) tertinggi dihasilkan oleh PT. Lippo Karawaci Tbk sebesar 2,94
persen pada tahun 2011, sedangkan Debt to Equity Ratio (DER)
terendah dihasilkan oleh PT Astra Internasional Tbk sebesar 0,94
persen pada tahun 2015.
d. Dividen Payout Ratio
Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan salah satu ukuran
kebijakan dividen dalam suatu peusahaan. Dividend Payout Ratio
68
(DPR) diukur dengan cara membagi besarnya dividen per lembar
saham dengan laba bersih per lembar saham (Gumanti, 2013 : 22).
ℎ
ℎ
=
Dalam penelitian ini, data mengenai Dividend Payout Ratio
(DPR) diperoleh dari perhitungan angka-angka yang ada pada laporan
keuangan masing-masing perusahaan yang kemudian dihitung
berdasarkan persamaan rumus yang sebelumnya telah dijelaskan.
Berikut data Dividend Payout Ratio (DPR) dari masing-masing
perusahaan sampel yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.5
Deskriptif Variabel Dividend Payout Ratio (%)
KODE
EMITEN
2011
ADRO
28,08
ASII
35,07
BBCA
35,78
BBNI
20,00
BBRI
20,00
ITMG
26,65
JSMR
40,04
LPKR
25,38
UNTR
51,83
UNVR
30,06
Sumber: data diolah
2012
30,17
25,03
24,08
30,00
39,74
24,68
25,00
25,79
53,57
29,96
69
TAHUN
2013
32,43
35,04
28,54
30,01
29,74
43,99
25,00
26,40
43,25
29,93
2014
43,72
20,59
29,61
25,00
25,00
29,19
30,04
26,40
44,95
44,67
2015
23,25
20,71
17,53
25,20
30,27
39,26
20,24
15,09
34,30
44,59
Dari tabel diatas dapat disimpulkan, Dividend Payout Ratio
(DPR) tertinggi dihasilkan oleh PT. United Tractors Tbk sebesar 51,83
persen pada tahun 2014, sedangkan Dividend Payout Ratio (DPR)
terendah dihasilkan oleh PT Lippo Karawaci Tbk sebesar 15,09
persen pada tahun 2015.
e. Price to Book Value
Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar
pasar menghargai nilai buku suatu saham. Price to Book Value (PBV)
adalah perbandingan harga pasar saham dengan nilai bukunya
(Meilani, 2014 : 3).
ℎ
ℎ
=
Dalam penelitian ini, data mengenai Price to Book Value
(PBV) diperoleh dari perhitungan angka-angka yang ada pada laporan
keuangan masing-masing perusahaan yang kemudian dihitung
berdasarkan persamaan rumus yang sebelumnya telah dijelaskan.
Berikut data Price to Book Value (PBV) dari masing-masing
perusahaan sampel yang disajikan dalam bentuk tabel.
70
Tabel 4.6
Deskriptif Variabel Price to Book Value (x)
KODE
EMITEN
2011
2012
TAHUN
2013
ADRO
2,56
ASII
3,95
BBCA
4,69
BBNI
1,87
BBRI
3,34
ITMG
4,46
JSMR
3,09
LPKR
1,62
UNTR
3,57
UNVR
1,12
Sumber: data diolah
1,76
3,34
4,32
1,59
2,64
4,84
3,79
2,01
2,27
2,09
0,89
2,59
3,70
1,54
2,25
4,84
2,96
1,48
1,99
6,63
2014
2015
0,81
2,60
4,33
1,86
2,94
1,47
4,20
1,44
1,68
5,03
1,33
1,92
3,80
1,19
2,49
1,56
2,87
1,26
1,61
8,48
Dari tabel diatas dapat disimpulkan, Price to Book Value
(PBV) tertinggi dihasilkan oleh PT. Tambangraya Megah Tbk sebesar
4,84 kali pada tahun 2012, sedangkan Price to Book Value (PBV)
terendah dihasilkan oleh PT Adaro Energy Tbk sebesar 0,81 kai pada
tahun 2014.
.
71
C. Analisis Dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data betujuan untuk mengetahui apakah data
dalam penelitian ini mempunyai distribusi normal atau tidak. Data
yang baik adalah data yang mempunyai distribusi normal. Salah satu
cara untuk mengetahuinya adalah dengan melihat Normal P Plot. Jika
titik-titik yang mewakili sampel dalam penelitian ini mendekati garis
diagonal maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal.
Berikut adalah hasil uji normalitas data :
Gambar.4.1
Hasil Uji Normalitas Data
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa data dalam penelitian ini
memiliki penyebaran dan distribusi yang normal karena data memusat pada
72
garis diagonal PP-Plot. Maka dapat dikatakan bahwa distribusi data adalah
normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Menurut
Imam
Ghazali
(2005:125),
heteroskedastisitas
merupakan asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak
sama untuk satu pengamatan ke pangamatan lain.
Gejala varians yang tidak sama disebut dengan gejala
heteroskedastisitas, sedangkan gejala varians yang sama dari satu
pengamatan kepengamatan yang lain disebut homoskedastisitas.
Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu Y adalah Y yang
telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
73
Pada gambar 4.2 dapat terlihat bahwa data tersebar pada daerah
negatif dan positif dan juga menyebar acak tidak membentuk pola
tertentu yang dapat disimpulkan bahwa data homoskedastisitas dan
tidak ada masalah heteroskedasitas pada data tersebut.
c. Uji Multikolineritas
Adapun hasil uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independent variable). Karena model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Suatu
model dikatakan terdapat multikolinieritas apabila mempunyai nilai
VIF dibawah angka 10 dan memiliki angka tollerance diatas 0,10 (
Imam Ghazali, 2005:45).
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolineritas
Collinearity Statistics
Model
Tolerance
1
VIF
(Constant)
ROE
DER
PBV
DPR
a. Dependent Variable: PER
0,887
0,993
0,860
0,965
1,128
1,007
1,163
1,036
Tabel 4.7 menjelaskan bahwa di dalam data yang ada tidak terjadi
Multikolinieritas antara variabel independen karena tidak ada variabel
bebas yang memiliki nilai Tollerance < 0.1 dan nilai VIF > 10. Maka
dapat dikatakan memenuhi uji multikolinieritas.
74
d. Uji Autokorelasi
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
R
0,705
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
0,497
0,452
Durbin-Watson
4,17568
2,166
1
a. Predictors: (Constant), DPR, ROE, DER, PBV
b. Dependent Variable: PER
Dari perhitungan statistik di atas didapatkan nilai DW sebesar
2,166. Untuk menghindari adanya autokorelasi maka alternatif yang
digunakan adalah dengan melihat tabel DW dengan analisis DL-DU.
Dengan jumlah data penelitian atau n sama dengan 50 (n=50) dan
jumlah variabel bebasnya berjumlah 4, maka dapat dilihat dari tabel, nilai
dL-nya adalah 1,3779. Dan untuk nilai dU-nya adalah sebesar 1,7214. Dan
dari perhitungan statistik sebelumnya didapat nilai Durbin Watson sebesar
2,166.
Karena dU ≤ DW ≤ 4-dU, yakni berarti 1,7214 ≤ 2,166 ≤ (4-1,7214)
atau 1,7274 ≤ 2,166 ≤ 2,2786, atau :
du < d < 4 - du
1,7214 ≤ 2,166 ≤ (4-1,7214)
1,7274 ≤ 2,166 ≤ 2,2786
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif
dan negatif dalam model regresi ini.
75
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh-pengaruh dari variabel bebas yang akan diteliti yaitu, Return On
Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Dividend Payout Ratio (DPR)
dan Price to Book Value (PBV) pada variabel terikat Price Earning Ratio
(PER) di Indeks LQ 45 periode 2011-2015, baik secara simultan maupun
parsial. Data yang diolah menggunakan program SPSS Statistic 18. Hasil
Pengolahan data dengan bantuan program komputer SPSS adalah sebagai
berikut :
a. Uji T (Uji Parsial)
Tabel 4.9
Hasil Uji T Terhadap Variabel PER
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
15,028
3,653
ROE
-0,375
0,107
DER
4,685
PBV
DPR
a
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
4,113
0,000
-0,392
-3,494
0,001
1,416
0,351
3,309
0,002
2,080
0,417
0,568
4,983
0,000
-0,212
0,069
-0,330
-3,066
0,004
a. Dependent Variable: PER
Uji t bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh variabel
independen Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Dividend
Payout Ratio (DPR) dan Price to Book Value (PBV) secara parsial terhadap
variabel dependen Price Earning Ratio (PER) dengan angka signifikansi (α)
76
sebesar 0.05. Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel Coefficient di
atas. Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1) Return On Equity (ROE) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001
dimana 0,001 < 0,05 serta nilai t hitung sebesar -3,494 > -1,675,
maka H₀ ditolak dan H diterima yang berarti bahwa Return On
Equity (ROE) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap
Price Earning Ratio (PER) secara parsial dalam penelitian ini.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Suroto (2015). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuain arah antara
hipotesis
yang
diajukan
dengan
hasil
penelitian.
Dimana
seharusnya ROE berpengaruh positif terhadap PER, akan tetapi
pada hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE memiliki pengaruh
negatif terhadap PER. Hasil penelitian yang menyatakan Return On
Equity (ROE) berpengaruh negatif signifikan ini membuktikan
bahwa Return On Equity (ROE) berperan dalam memprediksi price
earning ratio. Hal ini dikarenakan Return On Equity (ROE)
menunjukkan sejauh mana perusahaan mampu mengelola modal
sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi
yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau memegang saham
perusahaan. Sehingga variabel Return On Equity (ROE) ini layak
memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar
77
tingkat pengembalian modal dari perusahaan yang dari kinerja
perusahaan yang menghasilkan laba (Suroto, 2015). Penyebab
lainnya yang menyebabkan ROE berpengaruh negatif terhadap
PER dapat dijelaskan dengan menelaah dari PER itu sendiri. Secara
teoritis rumus PER adalah harga perlembar saham dibagi laba per
lembar saham (EPS). Sedangkan rumus ROE adalah laba setelah
pajak dibagi dengan modal sendiri. Kedua rumus tersebut memiliki
persamaan dimana kedua variabel ini sama – sama dipengaruhi
oleh laba setelah pajak, akan tetapi perubahan laba setelah pajak
memberikan pengaruh berbeda pada kedua variabel. Pada variabel
ROE
peningkatan
laba
setelah
pajak
menyebabkan
ROE
meningkat. Sedangkan pada variabel PER peningkatan laba setelah
pajak menyebabkan perubahan pada EPS juga akan meningkat.
Peningkatan EPS menyebabkan hasil pembagian harga per lembar
saham
dengan
EPS
menjadi
menurun,
sehingga
hal
ini
menyebabkan nilai PER menurun (Elon; 2012). Hasil temuan ini
mendukung hasil penelitian dari Siagian (2004), Retyansari (2005),
dan Yumettasari, et al (2008), Meygawan Nurseto Aji, Irene Rini
Demi Pangestuti (2012).
.
2) Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai signifikansi sebesar
0,002 dimana 0,001 < 0,05 serta nilai t hitung sebesar 3,309 >
78
1,675, maka H₀ ditolak dan H diterima yang berarti bahwa Debt
to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh Positif dan signifikan
terhadap Price Earning Ratio (PER)
secara parsial dalam
penelitian ini. Hasil ini sesuai dengan penelitian Angrawit
Kusumawardani (2011) Rasio ini menunjukkan komposisi atau
struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal
yang dimliki perusahaan DER menunjukkan sejauh mana
perusahaan
dapat
menanggung
kerugian
tanpa
harus
membahayakan kepentingan kreditornya (Lukman syamsudin
2001:54). Semakin kecil angka rasio ini, berarti semakin besar
jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik perusahaan dan semakin
besar penyangga risiko kreditor. Dari hasil perhitungan didapat
nilai DER yang cukup tinggi, hal ini menunjukkan komposisi total
hutang semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri
sehingga semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Riadi
(2013), dan Ramadhani (2013) yang mengungkapkan bahwa
hubungan antara variabelDebt to Equity Ratio (DER) dan Price
Earning Ratio (PER) adalah signifikan dan positif, namun tidak
sesuai dengan hasil temuan Rahma, Djumahir, dan Djazuli (2014),
Agustin (2014), Arisona (2013), dan Lusiana (2010) yang
79
mengungkapkan bahwa hubungan antara variable Debt to Equity
Ratio (DER) dan Price Earning Ratio (PER) adalah tidak
signifikan.
3) Price to Book Value (PBV) memiliki nilai signifikansi sebesar
0,000 dimana 0,001 < 0,05 serta nilai t hitung sebesar 4,983>
1,675, maka H₀ ditolak dan H diterima yang berarti bahwa Price
to Book Value (PBV) mempunyai pengaruh Positif dan signifikan
terhadap Price Earning Ratio (PER)
secara parsial dalam
penelitian ini. Hasil ini sesuai dengan Wawan Utomo, Rita Andini,
Kharis Raharjo (2016).
4) Dividend Payout Ratio (DPR) memiliki nilai signifikansi sebesar
0,004 dimana 0,001 < 0,05 serta nilai t hitung sebesar -3,066> 1,675, maka
H₀ ditolak dan H
diterima yang berarti bahwa
Dividend Payout Ratio (DPR) mempunyai pengaruh negatif dan
signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER) secara parsial
dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan bahwa pada tahun 2012
sebagian besar perusahaan mengalami penurunan keuntungan.
Namun, sebagian besar perusahaan membagikan deviden. Keadaan
ini berdampak pada kenaikan harga, sehingga pada akhirnya price
earning ratio juga mengalami kenaikan. Hasil ini sesuai dengan
hasil penelitian Arisona (2013), Fegriadi (2013), Marli (2010),
80
serta Handayani, salim, dan ananda (2010) yang menyebutkan
pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning
Ratio (PER) signifikan.
Jadi dalam penelitian ini variabel Return On Equity (ROE), Debt to
Equity Ratio (DER), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Price to Book Value
(PBV) terbukti mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Price Earning
Ratio (PER) di dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Uji F Signifikansi Simultan
Tabel.4.10
Hasil Pengujian Uji F Terhadap Variabel PER
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
774,590
4
193,648
Residual
784,633
45
17,436
1559,223
49
Total
F
11,106
Sig.
0,000
a
a. Predictors: (Constant), DPR, ROE, DER, PBV
b. Dependent Variable: PER
Berdasarkan hasil SPSS diatas dapat diketahui bahwa signifikansi atau
probabilitas adalah sebesar 0,000. Oleh karena nilai signifikan atau F hitung
sebesar 0.000 lebih kecil dari alpha 0,05 atau 5% maka H₀ ditolak yang
artinya variabel independen Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio
(DER), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Price to Book Value (PBV) secara
simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Price Earning Ratio (PER) indeks LQ 45. Hasil ini sesuai dengan penelitian
81
yang dilakukan oleh Meygawan Nurseto Aji, Irene Rini Demi Pangestuti
(2012) mengungkapkan bahwa variabel Price to Book Value (PBV), Return
On Equity (ROE) dan Firm Size secara simultan atau bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER).
Dan menurut Wawan Utomo, Rita Andini, Kharis Raharjo (2016) bahwa
variabel Return on Equity (ROE), Deviden Payout Ratio (DPR) dan Price to
Book Value (PBV) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Price
Earning Ratio (PER).
c. Persamaan Regresi
Tabel 4.11
Hasil Pengujian Regresi Terhadap Variabel PER
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
B
1
a
Std. Error
Standardized
Coefficients
Beta
(Constant)
15,028
3,653
ROE
-0,375
0,107
-0,392
DER
4,685
1,416
0,351
PBV
2,080
0,417
0,568
DPR
-0,212
0,069
-0,330
a. Dependent Variable: PER
Dari tabel diatas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk
mengetahui pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),
Dividend Payout Ratio (DPR) dan Price to Book Value (PBV) terhadap
Price Earning Ratio (PER) Indeks LQ 45, sebagai berikut:
82
Y = 15,028 – 0,375 X1 + 4,685 X2 + 2,080 X3 – 0,212 X4 + ɛ
Dari persamaan regresi linear diatas dapat diinterpretasikan bahwa:
1. Nilai a = 15,028, berarti jika Return On Equity (ROE), Debt to
Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend
Payout Ratio (DPR) dianggap konstanta perubahannya sama
dengan nol, maka Price Earning Ratio (PER) akan bernilai 15,028
satuan.
2. Nilai b1= - 0,375, berarti ketika Return On Equity (ROE) naik satu
satuan sedangkan bila variabel lainnya tetap, maka nilai Y (PER)
akan turun sebesar 0,375 kali.
3. Nilai b2= 4,685, berarti ketika Debt to Equity Ratio (DER) naik satu
satuan sedangkan bila variabel lainnya tetap, maka nilai Y (PER)
akan naik sebesar 4,685
4. Nilai b3 = 2,080, berarti ketika Price to Book Value (PBV) naik
satu satuan bila variabel lainnya tetap, maka nilai Y (PER) akan
naik sebesar 2,080
5. Nilai b4
=
– 0,212, berarti ketika Dividend Payout Ratio (DPR)
naik satu satuan sedangkan bila variabel lainnya tetap, maka nilai
Y (PER) akan turun 0,212 kali.
83
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor fundamental
perusahaan yang berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai
dasar penilaian saham perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45
melalui uji regresi linear berganda. Dari hasil uji statistik yang dilakukan
dapat ditarik beberapa kesimpulan yang akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian secara simultan melalui uji-F dengan tingkat
signifikansi α 5% atau 0,05 menyatakan bahwa secara keseluruhan
atau simultan variabel independen (X) yang digunakan dalam
penelitian ini yang meliputi Return On Equity (X1), Debt to Equity
Ratio (X2), Price to Book Value (X3) dan Dividend Payout Ratio
(X4) berpengaruh signifikan terhadap variabel independen (Y)
yaitu Price Earning Ratio.
2. Hasil pengujian secara parsial melalui uji-t dengan tingkat
signifikansi α 5% atau 0,05 menyatakan bahwa variabel Return On
Equity (X1) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan sebesar 3,494 % terhadap Price Earning Ratio (PER), variabel Debt to
Equity Ratio (X2) mempunyai pengaruh Positif dan signifikan
sebesar 3,309 % terhadap variabel Price Earning Ratio (Y),
variabel Price to Book Value (X3) mempunyai pengaruh Positif
dan signifikan sebesar 4,983% terhadap variabel Price Earning
84
Ratio (Y) dan variabel Dividend Payout Ratio (X4) mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan sebesar -3,066 % terhadap variabel
Price Earning Ratio (Y)
3. Output regresi linear berganda menghasilkan nilai adjusted Rsquare sebesar 0,452 yang menunjukkan kemampuan variabel
independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi
Return On Equity (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Price to Book
Value (X3) dan Dividend Payout Ratio (X4) dapat menjelaskan
variabel dependen (Y) yaitu Price Earning Ratio sebesar 45,20%,
sisanya yaitu sebesar 54,80% dijelaskan oleh variabel yang tidak
masuk dalam model seperti harga pasar saham, tingkat likuiditas
perusahaan, risiko investasi, dan faktor ekonomi makro seperti
inflasi dan perubahan suku bunga
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah diuraikan tersebut,
terdapat beberapa implikasi yang diharapkan mampu memberikan manfaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
1. Bagi Emiten
Emiten diharapkan bisa melakukan peningkatan, pengamatan, serta
evaluasi berkelanjutan pada periode selanjutnya berkenaan dengan
faktor-faktor fundamental yang telah diindikasikan oleh penulis
mampu mempengaruhi variasi dari Price Earning Ratio (PER),
85
sehingga perusahaan mampu memberikan kepercayaan kepada
investor
yang
ditunjukkan
dengan
peningkatan
kinerja
keuangannya.
2. Bagi Investor
Para
investor
diharapkan
lebih
mempertimbangkan
faktor
fundamental dalam aktivitas investasinya. Seberapa besar fluktuatif
sebuah saham pada dasarnya kinerja keuangan merupakan dasar
dari penilaian terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian
berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan oleh penulis
tentang faktor-faktor fundamental yang berpengaruh terhadap
Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham
hendaknya investor memberi perhatian lebih dalam hal pengelolaan
hutang perusahaan, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba,
kebijakan-kebijakan
peningkatan
kesejahteraan
pertumbuhan
perusahaan
yang
ditetapkan
sebagai
pemegang saham,
melalui
faktor–faktor
serta
dasar
potensi
fundamental
perusahaan yang telah dibahas oleh penulis yang diindikasikan
mampu memberikan pengaruh terhadap variasi harga serta
peningkatan nilai saham bagi investor itu sendiri.
3. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti secara empiris
terkait faktor-faktor fundamental perusahaan yang berpengaruh
terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham
86
perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode2011-2015. Penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan penelitian
selanjutnya.
C. Saran
Dengan segala keterbatasan dalam penelitian ini maka penulis
memberikan beberapa saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya
agar hasil penelitian selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik
lagi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis.
1. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan 4 variabel
independen yang terdiri dari Return On Equity (X1), Debt to Equity
Ratio (X2), Price to Book Value (X3) dan Dividend Payout Ratio
(X4), dan 1 variabel dependen yaitu Price Earning Ratio (Y).
Diharapkan penelitian selanjutnya mampu memasukkan variabelvariabel lain dalam model penelitiannya sehingga mampu
memberikan gambaran perubahan variasi lain dari Price Earning
Ratio (PER).
2. Objek penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah saham
perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Observasi penelitian dilakukan selama 5 periode
berturut-turut yaitu pada tahun 2011-2015. Diharapkan penelitian
selanjutnya dapat dilakukan pada objek lain diluar objek penelitian
87
yang sudah digunakan oleh penulis, sehingga dapat memberikan
implikasi lain yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan. Diharapkan juga penelitian selanjutnya dapat
dilakukan dalam rentang periode lainnya atau dalam periode yang
lebih panjang, sehingga hasil penelitian memberikan kesimpulan
yang lebih akurat mengingat periode yang digunakan lebih panjang
dari penelitian yang digunakan oleh penulis.
3. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode
analisis regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS 18.0
sebagai alat bantu analisis data penelitian. Diharapkan penelitian
selanjutnya dapat dilakukan dengan metode serta alat bantu analisis
yang lain sehingga memberikan hasil penelitian yang berbeda
dengan penelitian yang telah dilakukan penulis.
4. Uji statisik yang digunakan adalah uji-F dan uji-t satu arah.
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan uji statistik
yang berbeda sehingga implementasi yang diberikan dapat
menghasilkan gambaran bervariasi.
88
DAFTAR PUSTAKA
Afza, Talat dan MS. Samya Tahir. “Determinants Of Price-Earnings Ratio: The
Case Of Chemical Sector Of Pakistan”.International Journal Of Academic
Research In Business And Social Sciences, Vol. 2, No.8, August 2013.
Agustin, Rr. Fitria. “Analisis Pengaruh PBV, EPS, DER, Dan ROA Terhadap
Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan Pertambangan Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2009-2012 “. Jurnal FE Universitas Semarang,
2014.
Ahmad, Kamarudin. “Dasar-Dasar Manajemen Investasi Dan Portofolio”.
Rineka Cipta, Jakarta, 2004.
Algifari. “Analisis Regresi; Teori, Kasus, dan Solusi”. Edisi 2, BPFE –
Yogyakarta, 2000.
Aprianty, Rury. “Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas,
Solvabilitas, Dan Rentabilitas Pada PT Surya Teguh Perkasa
Samarinda”. E-Journal Ilmu Administrassi Dan Bisnis Vol. 2 (3)
Arifin, Zainal. “Teori Keuangan Dan Pasar Modal”. Ekonisia, Kampus FE UII,
Yogyakarta, 2005.
Arisona, Vivian Firsera. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning
Ratio Pada Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ilmu
Manajemen, Vol.1, No.1, Januari, 2013.
Astuti, Dewi. “Manajemen Keuangan Perusahaan”. Ghalia Indonesia, Jakarta,
2004.
BAPEPAM. “Buku Panduan Indeks Saham Bursa Efek Indonesia”. BAPEPAM,
Jakarta, 2010.
Darmadji, Tjipto dan Hendy M. Fakhruddin. “Pasar Modal Di Indonesia”.
Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Echopedia. “Perkembagan Saham Syariah Di Indonesia”. Artikel diakses tanggal
16
januari
2015,
dari
http://echopedia.blogspot.com/2011/01/perkembangan-saham-syariah-diindonesia.html
Fahmi, Irfan. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Alfabeta, Jakarta, 2013.
Fatoni, Yusuf, Hadi Paramu dan Elok Sri Utami. "Determinan Struktur Modal
Pada Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batubara Dan Non Batubara
Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia". Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE),
Vol. 20, No. 1, Maret, 2013.
89
Fegriadi, Yuki. "Pengaruh Ratio Keuangan terhadap Price Earning Ratio pada
Perusahaan Penghasil Bahan Baku dan Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011". Jurnal Akuntansi,
FE Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2013.
Gumanti, Tatang Ary. “Kebijakan Dividen: Teori, Empiris, Dan Implikasi”. UPP
STIM YKPN, Yogyakarta, 2013.
Halim, Abdul. “Analisis Investasi”. Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Handayani, Wiwid, Ubud Salim dan Chandra Fajri Ananda. “Analisis VariabelVariabel Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Sebagai Dasar
Penilaian Kewajaran Harga Saham Pada Perusahaan Farmasi/Kimia
Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta (1996-2000)”. Jurnal Wacana,
Vol. 3, No. 13, 2010.
Hanif. “Perkembangan Perdagangan Saham Syari’ah Di Indonesia”. Jurnal
ASAS, Vol.4, No.1, Januari 2012.
Hayati, Nurul. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER)
Sebagai Salah Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan Real
Estate dan Property Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Akuntansi Dan
Manajemen, Vol.11, No.1, 2010.
Herlambang, Leo. "(Sebagian) Catatan Pasar Modal Indonesia 2008". Artikel
diakses
tanggal
16
Januari
2015,
darihttps://islamiconomics.wordpress.com/2009/02/21/sebagian-catatanpasar-modal-indonesia-2008-leo-herlambang/
Husnan, Suad. “Dasar-Dasar Teori Potofolio Dan Analisis Sekuritas”. Edisi 3,
UPP AMP YKM, Yogyakarta, 2001.
___________. “Manajemen Keuangan: Teori Dan Penerapan”. Edisi 3, BPFEUGM, Yogyakarta, 1996.
Juanda, Bambang dan Juanadi. “Ekonometrika Deret Waktu: Teori Dan
Aplikasi”. IPB Press, Bogor, 2012.
Kasmir. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Kencana, Jakarta, 2010.
Kodrat, David Sukardi dan Kurniawan Indonanjaya. “Manajemen Investasi:
Pendekatan Teknikal Dan Fundamental Untuk Analisis Saham”. Graha
Ilmu, Yogyakarta 2010.
Lusiana, Farida Wahyu. “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas,
Rasio Aktivitas, Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Price Earning Ratio
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
Jurnal Ilmu Manaemen Dan Akuntansi, Vol. 1, No.2, 2013.
90
Marli. “Analisis Variabel Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Dalam
Penilaian Harga Saham Di Bursa Efek Jakarta (Tahun 1998 – 2001)”.
Jurnal Wacana, Vol. 13, No.2, 2010.
Meilani, Siti. "Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt Equity Ratio (DER),
Return On Asset (ROA), Dan Size Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2009-2012". e - Journal FE Universitas Maritim Raja Ali
Haji, Tanjungpinang, 2014.
Moeljadi. “Manajemen Keuangan”. Bayu Media Publishing, Malang, 2006.
Murhadi, Warner R. “Analisis Saham Pendekatan Fundamental”. Indeks, Jakarta,
2009.
Noor,
Henry Faizal. “Investasi, Pengelolaan Keuangan Bisnis,
Pengembangan Ekonomi Masyarakat”. Indeks, Jakarta, 2009.
Dan
Prabowo, Satriya Candra Bondan dan Ubud Salim. “Pengaruh Kepemilikan
Institusional, Arus Kas Bebas terhadap Kebijakan Dividen dan Volatilitas
Harga Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI)”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vo.11, No.3, 2013.
Premkant, Puwanenthiren. “Determinant Of Price Earning Multiple In Sri Lankan
Listed Companies”. European Journal Of Business And Innovation
Research, Vol.1, No. 2, PP. 44-56, June 2014.
Purwaningrum, Endang. “Factors Affecting Price Earning Ratio Of Company’s
Share In The Manufacture Sector “. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Vol. 10,
No. 1, Juni 2013.
Rahma, Erlin Yulia, Djumahir, dan Atim Djazuli. “Analisis Variabel
Fundamental Yang Berpengaruh Terhadap Price Earning Ratio (PER)
Sebagai Dasar Penilaian Saham Pada Perusahaan Automotive And Allied
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Alikasi Manajemen
(JAM) Vol. 12, No. 3, 2014.
Ramadan, Imad Zayed. “Confidence Index Determinants of the Amman Stock
Exchange Listed Companies”. International Journal of Business and
Management, Vol. 10, No. 1, Canadian Center of Science and Education,
2015.
Ramadhani, Ghesa. "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning
Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia 2007-2011" Jurnal FE Universitas Riau, 2013.
91
Rhidho, Rahmad dan Sri Adji Prabawa. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Price Earning Ratio Saham Perusahaan Manufaktur”. Management
Insight, Vol. 7, No. 1, 2012.
Riadi, Elon Davit. “Pengaruh Faktor Debt To Equity Ratio, Return On Equity
Dan Total Assets Terhadap Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan
Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
Jurnal FE Universitas Negeri Padang, 2013.
Rodoni, Ahmad. “Analisis Teknikal Dan Fundamental Pada Pasar Modal”.
Center For Social Economics Studies (CSES) Press, Jakarta, 2005.
Sharma, Sanjeet. “Determinant Of Equity Share Prices In India”. Journal of Arts,
Science & Commerce, Vol. II, 2011.
Sudiyatno, Bambang dan Elen Puspitasari. "Tobin’s Q Dan Altman Z-Score
Sebagai Indikator Pengukuran Kinerja Perusahaan". Jurnal Kajian
Akuntansi, Vol. 2. No. 1, 2010.
Suharyadi dan Purwanto. “Statistika”. Salemba Empat, Jakarta, 2007.
Suliyanto. “Ekonometrika Terapan, Teori, dan Aplikasi Dengan SPSS”. Penerbit
Andi, Yogyakarta, 2011.
Susilowati, Heni dan Ratnaningrum. "Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi PER Antara Saham Yang Tercatat Dalam Index Syariah
Dan Saham Biasa (Studi pada Perusahaan Non Keuangan di Bursa Efek
Indonesia 2006 -2008)". BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 14,
No. 1, Juni 2010.
Usman, Husain dan Purnomo Setiady Akbar. “Pengantar Statistika”. Bumi
Aksara, Jakarta, 2006.
Warsono. “Manajemen Keuangan Perusahaan”. Bayumedia Publishing, Malang,
2003.
Wawan, Rita Andini, Kharis Raharjo. “Pengaruh Leverage (DER), Price Book
Value (PBV), Ukuran Perusahaan (Size), Return On Equity (ROE),
Deviden Payout Ratio (DPR) dan Likuiditas (CR) Terhadap Price Earning
Ratio (PER) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing di BEI Tahun
2009-2014”. Jurnal Of Accounting, Vol 2 No. 2, Maret 2016.
Weston, J.Fred dan Thomas E.Copeland. “Manajemen Keuangan”. Edisi 9,
Binarupa Aksara, Jakarta, 1995.
Wibowo, Zaenuar Arif. "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio
(Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek
IndonesiaPeriode 2008-2011)". Jurnal FE Universitas Semarang, 2013.
92
Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar Dan Aplikasinya”. Edisi 3, Ekonisia,
Yogyakarta, 2009.
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika Dan Statistika Dengan Eviews”.
Edisi 3,UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2011.
Yanti, Mimi, Ubud Salim, Made Sudana, Djumahir. “Determinan Price Earning
ratio dan Stock Return (Studi Pada Saham-Saham Syariah Di Bursa Efek
Indonesia)”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 10, No.2, Juni, 2012.
http://www.idx.co.id/
http://www.ojk.go.id/
93
LAMPIRAN
Daftar Sampel Penelitian
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kode Perusahaan
ADRO
ASII
BBCA
BBNI
BBRI
ITMG
JSMR
LPKR
UNTR
UNVR
Nama Perusahaan
PT. Adaro Energi Tbk.
PT. Astra Internasional Tbk.
PT. Bank Central Asia Tbk.
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
PT. Bank Republik Indonesia Tbk.
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.
PT. Lippo Karawaci Tbk.
PT. United Tractors Tbk.
PT. Unilever Indonesia Tbk.
Hasil Uji Normalitas
94
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel Uji Multikolineritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
1
VIF
(Constant)
ROE
DER
PBV
DPR
0,887
0,993
0,860
0,965
95
1,128
1,007
1,163
1,036
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
Adjusted R
R
R Square
0,705
a
SquareStd. Error of the Estimate Durbin-Watson
0,497
0,452
4,17568
2,166
1
a. Predictors: (Constant), DPR, ROE, DER, PBV
b. Dependent Variable: PER
Hasil Uji T
Coefficients
Model
1
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
a
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
15,028
3,653
ROE
-0,375
0,107
DER
4,685
PBV
DPR
t
Sig.
4,113
0,000
-0,392
-3,494
0,001
1,416
0,351
3,309
0,002
2,080
0,417
0,568
4,983
0,000
-0,212
0,069
-0,330
-3,066
0,004
Dependent Variable: PER
Hasil Uji F
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
774,590
4
193,648
Residual
784,633
45
17,436
1559,223
49
Total
a. Predictors: (Constant), DPR, ROE, DER, PBV
b. Dependent Variable: PER
96
F
11,106
Sig.
0,000
a
Hasil Uji Regresi
Coefficients
a
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
B
1
Std. Error
Beta
(Constant)
15,028
3,653
ROE
-0,375
0,107
-0,392
DER
4,685
1,416
0,351
PBV
2,080
0,417
0,568
DPR
-0,212
0,069
-0,330
Dependent Variable: PER
97
Download