analisis pengaruh kinerja guru produktif pemasaran terhadap

advertisement
ANALISIS PENGARUH KINERJA GURU
PRODUKTIF PEMASARAN
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI TINGKAT XI PEMASARAN 1 SMK NEGERI 1 TANJUNG
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
A S E R A N I, S. P d
NIP. 196302031994031005
PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 TANJUNG
2 0 11
LEMBAR PERSETUJUAN
ANALISIS PENGARUH KINERJA GURU PRODUKTIF PEMASARAN
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI TINGKAT XI PEMASARAN 1 SMK NEGERI 1 TANJUNG
Oleh:
A s e r a n i, S. P d
NIP. 196302031994031005
Proposal ini telah disetujui oleh Kepala SMK Negeri 1 Tanjung
untuk dilakukan Penelitian Tindakan Kelas
Tanjung, 01 Juli 2011
Peneliti,
Aserani, S.Pd
NIP. 196302031994031005
Menyetujui :
Kepala SMK Negeri 1 Tanjung,
Drs. Bambang Wahono, MM.
NIP. 195703131987101001
ii
KATA PENGANTAR
F
Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Allah SWT. yang mana berkat rahmat
dan izin-Nya jualah sehingga dapatlah peneliti menyusun proposal PTK ini, walaupun
masih jauh dari kesempurnaan.
Penyusunan proposal PTK ini adalah dalam rangka memenuhi tugas tindak
lanjut dari mengikuti pendidikan dan pelatihan Pengembangan Pembelajaran Berbasis
PTK yang diselenggarakan oleh SMK Negeri 1 Tanjung dari tanggal 14 sampai
dengan 16 Juni 2011, sekaligus juga merupakan sebuah upaya peneliti untuk
mengembangkan diri khususnya berkaitan dengan upaya peningkatan profesionalitas
guru.
Harapan peneliti, kiranya proposal ini layak diajukan untuk ditindaklanjuti ke
kegiatan penelitian tindakan kelas sesuai dengan jadual yang telah disusun.
Atas segala perhatian dan dukungan semua pihak, khususnya bapak Kepala
SMK Negeri 1 Tanjung yang telah memberikan dukungan moril dan bantuan fasilitas
sehingga proposal ini bisa terselesaikan, dan selanjutnya nanti melakukan penelitian
tindakan kelas, kami haturkan banyak terimakasih.
Juga kepada bapak nara sumber pelatihan Pengembangan Pembelajaran
Berbasis PTK yang telah memberikan pembekalan ilmu dan keterampilan tentang
pembimbingan penyusunan PTK, kami haturkan penghargaan dan terimakasih.
Kepada Allah jualah kita berserah diri, semoga kita mampu terus berkarya
menoreh kebaikan buat negeri ini. Amin.
Tanjung, 01 Juli 2011
iii
Peneliti,
DAFTAR ISI
HAL :
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
I.
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Pembatasan Masalah
2
C. Rumusan Masalah
2
D. Tujuan Penelitian
3
E. Manfaat Penelitian
3
II. KAJIAN PUSTAKA
5
A. Kajian Teori
5
B. Kerangka Pikir
11
B. Hipotesis Tindakan
12
III. METODOLOGI PENELITIAN
13
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
13
B. Setting Penelitian
13
C. Faktor Yang Diteliti
14
D. Prosedur dan Skenario Tindakan
15
E. Data dan Cara Penggalian Data
17
F. Teknik dan Alat Pengumpul Data
18
G. Analisis Data
18
H. Jadual Waktu Penelitian
18
IV. DAFTAR PUSTAKA
20
iv
DAFTAR GAMBAR
HAL :
Gambar 1: Empat Langkah Dalam PTK
13
Gambar 2: Prosedur Pelaksanaan PTK
15
Gambar 3: Spiral Tindakan Kelas (Adaptasi dari Hopkins, 1993:48)
15
v
ANALISIS PENGARUH KINERJA GURU PRODUKTIF PEMASARAN
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI TINGKAT XI PEMASARAN 1
SMK NEGERI 1 TANJUNG
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan, antara lain: guru, siswa sarana prasarana, lingkungan pendidikan dan kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Menurut Neni Utami (2003:1) dikatakan bahwa, “Guru merupakan
faktor utama dalam proses pendidikan. Meskipun fasilitas pendidikannya lengkap dan
canggih, namun bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas, maka
mustahil akan menimbulkan proses belajar dan pembelajaran yang maksimal”.
Peningkatan prestasi belajar siswa akan dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, proses
pembelajaran di kelas harus berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna.
Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh guru yang
mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi, karena guru merupakan ujung tombak
dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di sekolah dan sebagai pengembang
kurikulum.
1
2
Motivasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intern
(internal motivation) dan motivasi ekstern (external motivation). Motivasi intern muncul karena adanya faktor dari dalam, yaitu karena adanya kebutuhan, sedangkan motivasi ekstern muncul karena adanya faktor dari luar, terutama dari lingkungan. Dalam
kegiatan pembelajaran faktor eksternal yang mampu mempengaruhi motivasi belajar
siswa adalah kinerja guru.
B. Pembatasan Masalah
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa
tingkat XI Pemasaran 1 yang dibatasi pada kinerja guru produktif pemasaran bidang
kompetensi Pemasaran Barang dan Jasa pada SMK Negeri 1 Tanjung untuk pembelajaran semerter ganjil tahun pelajaran 2011/2012.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :
1. Seberapa tinggi kinerja guru produktif pemasaran bidang kompetensi Pemasaran
Barang dan Jasa SMK Negeri 1 Tanjung;
2. Adakah pengaruh positif dan signifikan dari kinerja guru produktif pemasaran
bidang kompetensi Pemasaran Barang dan Jasa terhadap motivasi belajar siswa
tingkat XI Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Tanjung;
3. Seberapa besar sumbangan kinerja guru produktif pemasaran bidang kompetensi
3
Pemasaran Barang dan Jasa terhadap motivasi belajar siswa tingkat XI Pemasaran 1
SMK Negeri 1 Tanjung.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini akan mengungkapkan tentang :
1. Kinerja guru produktif pemasaran bidang kompetensi Pemasaran Barang dan Jasa
SMK Negeri 1 Tanjung;
2. Motivasi belajar siswa tingkat XI Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Tanjung;
3. Besarnya sumbangan kinerja guru produktif pemasaran bidang kompetensi Pemasaran Barang dan Jasa terhadap motivasi belajar siswa tingkat XI Pemasaran 1
SMK Negeri 1 Tanjung.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh dua manfaat utama, yaitu :
1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya;
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, yaitu antara lain bagi guru dan sekolah.
a. Bagi Guru
Bagi guru produktif pemasaran bidang kompetensi Pemasaran Barang dan Jasa
khususnya dan guru-guru produktif pemasaran lainnya, bahkan semua guru yang
ada di SMK Negeri 1 Tanjung, baik guru normatif, adaptif maupun produktif,
4
hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai bahan rujukan atau bahan
acuan di dalam melakukan proses pembelajaran di kelas dan terlebih-lebih dalam rangka meningkatkan kinerja guru.
b. Bagi Sekolah
Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan
dalam upaya pembinaan dan pengembangan guru secara efektif, sehingga dapat
mendukung tujuan dari program sekolah khususnya dan program pendidikan
pada umumnya.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran
Pembelajaran atau sering disebut belajar mengajar merupakan terjemahan dari
istilah “instruction” yang terdiri dari dua kata, belajar dan mengajar (teaching and
learning). Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Ormrod (2003:188) yang mengatakan
bahwa : “Learning is a relatively permanent change in behavior due to experience”.
Belajar adalah perubahan prilaku yang relatif permanen sebagai akibat adanya pengalaman. Pengalaman dalam kegiatan belajar dapat merupakan sesuatu yang dialami sendiri maupun pengalaman orang lain. Dalam konteks program pelatihan (training program), Kirkpatrick (1988:20) mendefinisikan belajar sebagai “...... participant change
attitudes, improve knowledge, and/or increase skill as a result of attending the program”. Inti pengertian belajar dari dua pendapat tersebut adalah sama, yaitu adalah
perubahan yang relatif permanen di dalam diri siswa.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, kecakapan dan kemampuannya, dara reaksinya,
daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada diri individu. Seperti juga belajar, mengajarpun pada hakikatnya adalah suatu proses, yakni proses mengatur,
mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga menumbuhkan dan
mendorong siswa bersedia melakukan kegiatan belajar. Nana Sudjana (2002:29)
menyatakan bahwa: “Mengajar adalah suatu proses mengatur dan mengorganisasi
5
6
lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong
siswa melakukan kegiatan belajar”. Dalam proses pembelajaran terdapat dua kegiatan
yang terjadi dalam satu kesatuan waktu dengan pelaku yang berbeda. Pelaku belajar
adalah siswa, sedangkan pelaku mengajar adalah guru. Kegiatan siswa dan kegiatan
guru berlangsung dalam proses yang berkaitan untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Jadi, dalam proses pembelajaran terjadi hubungan yang interaktif antara guru
dengan siswa dalam ikatan tujuan pembelajaran. Karena pelaku dalam proses pembelajaran adalah guru dan siswa, maka keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas
dari faktor guru dan siswa tersebut. Menurut Cruickshank (1990:10-11) disebutkan
bahwa: “Faktor-faktor yang memperngaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi
empat variabel, yaitu :
a. Variabel Guru
Faktor variabel guru ini meliputi tingkat jenjang pendidikan (ijazah yang dimiliki)
guru, kemampuan mengajarnya, IQ dan motivasi;
b. Variabel Konteks
Faktor variabel konteks dibedakan menjadi tiga, yaitu: a) variabel siswa, yang meliputi: kemampuan, pengetahuan dan sikap yang telah ada pada diri siswa; b) variabel sekolah, meliputi: iklim, keramaian (kebisingan), ukuran/luas sekolah dan komposisi etnik; c) variabel konteks kelas, meliputi: ukuran kelas, buku-buku yang tersedia dan lingkungan fisik kelas (suhu, cahaya, ukuran ruang, kebisingan).
c. Variabel Proses
Faktor variabel proses pembelajaran yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dibedakan menjadi dua, yaitu: a) kinerja guru dalam kelas, yang meliputi:
7
kejelasan dalam menyampaikan pelajaran, semangat dalam mengajar, sikap yang
menyenangkan, dan variasi dalam menggunakan strategi belajar mengajar; b) perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran, yang dibedakan menjadi sikap dan motivasi belajar siswa.
d. Variabel Produk
Variabel produk ini dibedakan antara hasil jangka pendek (segera) seperti sikap
terhadap mata pelajaran dan perkembangan dalam kecakapan serta hasil jangka
panjang seperti kecakapan profesional atau kecakapan dalam bidang tertentu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor proses pembelajaran. Dari faktor proses pembelajaran yang meliputi kinerja guru, sikap dan motivasi belajar siswa
ini, maka guru yang mempunyai kinerja yang baik akan mampu menumbuhkan sikap
positif dan meningkatkan motivasi belajar bagi para siswanya.
2. Kinerja Guru
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah variabel
guru. Guru mempunyai pengaruh yang sangat dominan terhadap kualitas pembelajaran, karena gurulah yang bertanggungjawab terhadap proses pembelajaran di kelas,
bahkan penyelenggara pendidikan di sekolah. Menurut Dedi Supriadi (1999:178) disebutkan bahwa : “Diantara berbagai masukan (input) yang menentukan mutu pendidikan (yang ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa) sepertiganya ditentukan oleh guru.
Faktor guru yang paling dominan mempenagaruhi kualitas pembelajaran adalah
kinerja guru”. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nana Sudjana (2002:42)
8
menunjukkan bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan
rincian: kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan
materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata
pelajaran memberikan sumbangan 8,60%. Menurut Cruickshank (1990:5) disebutkan
bahwa: “.....yang mempengaruhi secara langsung terhadap proses pembelajaran adalah
kinerja guru dalam kelas (teacher classroom perfomance)”.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas diketahui bahwa kinerja guru merupakan
faktor yang dominan dalam menentukan kualitas pembelajaran. Artinya, kalau guru
yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kinerja yang baik, akan mampu
meningkatkan sikap dan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran, begitu juga sebalikmya. Kinerja guru yang berpengaruh
terhadap motivasi belajar siswa adalah kinerja guru di dalam kelas.
Meningkatkan kualitas pembelajaran akan mampu meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini dapat dipahami karena guru yang mempunyai kinerja yang baik dalam
kelas akan mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik, mampu menumbuhkan
motivasi belajar siswa dengan baik, mampu menggunakan media pembelajaran dengan
baik, mampu membimbing dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa akan memiliki semangat dalam belajar, senang dengan kegiatan pembelajaran yang
diikuti, dan merasa mudah memahami materi yang disajikan oleh guru.
Istilah kinerja dimaksudkan sebagai terjemahan dari istilah “performance”.
Menurut Kane (1986:237), “Kinerja bukan merupakan karakteristik seseorang, seperti
bakat atau kemampuan, tetapi merupakan perwujudan yang diusahakan dari bakat atau
kemampuan itu sendiri dalam bentuk karya nyata”. Jadi, bakat dan kemampuan
9
akan berubah bentuk menjadi kinerja jika diwujudkan dalam bentuk aktivitas atau karya nyata. Suryadi Prawirosentono (1999:2) mendefinikasi kinerja sebagai “......hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi
dalam rangka upaya mencapai tujuan secara legal”. Menurut Muhammad Arifin
(2004:9), “.......kinerja dipandang sebagai hasil perkalian antara kemampuan dan motivasi. Kemampuan menunjukkan pada kecakapan seseorang dalam mengerjkan tugastugas tertentu, sementara motivasi menunjuk pada keinginan (desire) individu untuk
menunjukkan perilaku dan kesediaan berusaha. Orang akan mengerjakan tugas yang
terbaik jika memiliki kemauan dan keinginan untuk melaksanakan tugas itu dengan
baik”.
Berdasarkan uraian tersebut di atas berarti kinerja guru (teacher performance)
berkaitan dengan kompetensi guru, artinya untuk memiliki kinerja yang baik guru
harus didukung oleh kompetensi yang baik pula. Tanpa memiliki kompetensi yang baik seorang guru tidak akan mungkin dapat memiliki kinerja yang baik. Kendati demikian, seorang guru yang memiliki kompetensi yang baik, belum tentu memiliki kinerja
yang baik, karena kinerja guru tidak semata diperoleh melalui kemampuan kompetensi, tetapi kinerja guru juga berkaitan dengan kemampuan memotivasi diri untuk
menunaikan tugas dengan baik dan memotivasi diri untuk terus berkembang. Oleh karena itu, kinerja guru merupakan perwujudan dari kompetensi guru plus kemampuan
diri dan motivasi untuk mengerjakan tugas dengan baik serta memacu diri secara terus
menerus untuk berkembang. Esensi dari kinerja guru ini tidak lain merupakan kemampuan guru dalam menunjukkan kecakapan dan kompetensi yang dimilikinya dalam
dunia kerja yang digelutinya, dalam hal ini proses pembelajaran di sekolah khususnya
10
dan dunia pendidikan pada umumnya.
3. Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap keberhasilan proses maupun hasil belajar siswa. Salah satu indikator kualitas pembelajaran
adalah adanya semangat maupun motivasi belajar dari para siswa.
Dalam pengertian umum, motivasi merupakan daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas guna mencapai tujuan tertentu. Woolfolk
dan Nicolich (1984:270) menyatakan bahwa: “Motivasi pada umumnya didefinisikan
sebagai sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan”. McClelland
dalam Teevan dan Birney (1964:98) mengartikan, “motif sebagai suatu dorongan yang
menggerakkan, mengarahkan dan menentukan atau memilih perilaku”. Manullang
(1991:34) menyatakan bahwa: “Motif adalah suatu faktor internal yang menggugah,
mengarahkan dan mengintegrasikan tingkah laku seseorang yang didorong oleh kebutuhan, kamauan dan keinginan yang menyebabkan timbulnya suatu perasaan yang kuat
untuk memenuhi kebutuhan tersebut”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu
potensi yang ada pada individu yang sifatnya laten atau potensi yang terbentuk dari
pengalaman, sedangkan motivasi adalah kondisi yang muncul dalam diri individu
yang disebabkan oleh adanya interaksi antara motif dengan kejadian-kejadian yang
diamati oleh individu, sehingga dapat mendorong mengaktifkan perilaku tindakan
nyata.
Dalam penelitian ini, motivasi belajar siswa difokuskan pada motivasi untuk
11
berprestasi. Motivasi untuk berprestasi diartikan sebagai dorongan untuk mengerjakan
suatu tugas dengan sebaik-baiknya berdasarkan standar keunggulan. Motivasi berprestasi bukan sekedar dorongan untuk berbuat, tetapi juga mengacu pada suatu ukuran
keberhasilan berdasarkan penilaian terhadap tugas-tugas yang dikerjakan seseorang.
Motivasi berprestasi merupakan dorongan memperoleh suatu hasil dengan sebaikbaiknya agar tercapai perasaan kesempurnaan pribadi. Dengan demikian, perilaku disini berkaitan dengan harapan (expectation). Harapan seseorang terbentuk melalui belajar dan selalu mengandung standar keunggulan. Standar tersebut mungkin berasal dari
tuntutan orang lain atau lingkungan tempat seseorang bertempat tinggal. Oleh karena
itu, standar keunggulan merupakan kerangka acuan bagi individu yang bersangkutan
pada saat ia belajar, menjalankan tugas, memecahkan masalah maupunmempelajari sesuatu.
Adapun ciri-ciri motivasi berprestasi adalah sebagai berikut :
a. Berorientasi pada keberhasilan;
b. Bertanggungjawab;
c. Inovatif dan;
d. Mengantisifasi kegagalan.
B. Kerangka Pikir
Kinerja guru dalam kelas merupakan faktor yang dominan dalam menentukan
menentukan motivasi belajar siswa serta kualitas pembelajaran. Artinya, kalau guru
yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kinerja yang bagus, akan
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, begitu juga sebaliknya. Hal ini dapat
12
dipahami karena guru yang mempunyai kinerja yang baik dalam kelas akan mampu
menjelaskan pelajaran dengan baik, mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa
dengan baik, mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik, mampu membimbing dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa memiliki
semangat dan motivasi dalam belajar, senang dengan kegiatan pembelajaran yang
diikuti dan merasa mudah dalam memahami materi pelajaran yang disajikan guru.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian kajian teori dan kerangka pikir di atas dapat dirumuskan
hipotesis tindakan, yaitu : “Kinerja guru dalam mengelola pembelajaran di kelas
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan motivasi
belajar siswa”.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pendekatan ini dipilih karena masalah yang dikaji adalah masalah yang bersifat praktis dan terfokus pada proses belajar mengajar, dimana guru dan
siswa terlibat di dalamnya, bahkan keduanya mempunyai peranan yang sangat penting.
Proses PTK yang akan dilaksanakan ini menggunakan model Kurt Lewin
dimana dalam model ini dilakukan empat langkah/tahapan dalam setiap siklus, yaitu :
1. Perencanaan (planning);
2. Aksi dan tindakan (acting);
3. Observasi (observing), dan;
4. Refleksi (reflecting).
Keempat langkah tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut :
Perencanaan
Reflesi
Aksi dan Tindakan
Observasi
Gambar 1 : Empat langkah dalam PTK
B. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di tingkat XI Pemasaran 1
13
14
SMK Negeri 1 Tanjung Kabupaten Tabalong.
Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah, karena :
1. SMK Negeri 1 Tanjung merupakan tempat bertugas peneliti sebagai guru, sejak
Maret 1994 hingga sekarang;
2. Lokasi SMK Negeri 1 Tanjung dengan rumah tempat tinggal peneliti sangat dekat sehingga memudahkan dalam melakukan kegiatan penelitian;
3. Peneliti pernah menjabat sebagai ketua program keahlian penjualan/pemarasan
selama dua tahun, juga merupakan salah seorang tenaga pengajar produktif pemasaran sejak awal bertugas di SMK Negeri 1 Tanjung tahun 1994 hingga sekarang;
Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 3 bulan, dari bulan September
2011 sampai dengan Nopember 2011 (Jadual terlampir).
Subyek yang diteliti adalah guru produktif pemasaran bidang kompetensi
Pemasaran Barang dan Jasa dan siswa tingkat XI Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Tanjung.
C. Faktor Yang Diteliti.
Faktor yang ingin diamati dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor siswa, yaitu mengamati aktivitas kegiatan belajar siswa dengan sorotan
pada faktor motivasi belajar terhadap mata pelajaran/diklat produktif bidang
kompetensi pemasaran barang dan jasa;
2. Faktor Guru, yaitu mengamati kegiatan guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar produktif pemasaran bidang kompetensi pemasaran barang dan jasa
15
dengan konsentrasi pada kemampuan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas;
3. Faktor hasil belajar, yaitu nilai proses dan nilai evaluasi;
D. Prosedur dan Skenario Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur
yang terdiri dari empat tahap, yaitu :
Perencanaan
Aksi/Tindakan
Observasi
Refleksi
Gambar 2 : Prosedur pelaksanaan PTK
Dari gambar (bagan) prosedur pelaksanaan PTK di atas, disusun skenario
tindakan dengan menggunakan sistem Spiral Tindakan Kelas berdasarkan adabtasi
dari Hopkins, 1993:48 seperti gambar/bagan berikut ini :
Rumusan Masalah
Perencanaan
Refleksi
Aksi/Tindakan
Observasi
Refleksi
Perencanaan Ulang
Observasi
Aksi/Tindakan
dan seterusnya
Gambar 3 : Spiral tindakan kelas (adaptasi dari Hopkins, 1993:48)
16
Tindakan dilakukan dalam tiga siklus dengan tahapan-tahapan kegiatan sebagai
berikut :
1. Siklus I dari rumusan masalah, perencanaan, aksi/tindakan, observasi dan refleksi;
2. Silus II dan III dimulai dengan melakukan perencanaan ulang/penyempurnaan,
aksi/tindakan, observasi dan refleksi;
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan meliputi :
a. Membuat persiapan dan skenario pembelajaran;
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, berbagai
instrumen pengamatan, termasuk bagaimana cara membuatnya, siapa yang akan
menggunakan, bagaimana cara menggunakannya serta kapan digunakan;
c. Membuat berbagai instrumen yang diperlukan untuk merekam dan menganalisis
data mengenai proses dan hasil tindakan;
d. Melaksanakan simulasi tindakan kelas dan perbaikannya.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang meliputi siapa yang melakukan,
kapan, di mana dan bagaimana melakukannya.
3. Pengamatan/Observasi
Pada tahap pengamatan/observasi ini dilakukan perekaman data yang meliputi
proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dari observasi ini adalah untuk
17
mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan
dalam melakukan refleksi.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi ini dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan
hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.
E. Data dan Cara Penggalian Data
Jenis data yang diperlukan dan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
data empiris yaitu data yang berhubungan dengan perbuatan, pengalaman, peristiwa,
kejadian dalam kegiatan tindakan kelas. Sumber datanya adalah guru dan siswa tingkat
XI Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Tanjung.
Disamping itu, data juga diperoleh melalui :
1. Data kuantitatif yaitu data yang dapat dinayatakan atau diuji dengan bilangan/
angka yang diwujudkan dalam bentuk nilai evaluasi, misalnya pre-test, post-test,
ulangan harian dan sebagainya.
2. Data kualitatif yaitu data yang tidak dapat dinyatakan atau diuji dengan bilangan/angka, seperti motivasi belajar siswa, aktivitas kelas dan sebagainya.
Cara penggalian data dalam penelitian ini adalah melalui :
1. Observasi, yaitu dengan melakukan peninjauan dan pengamatan ke lokasi penelitian (ruang kelas) serta melihat dan megamati langsung bagaimana kinerja guru
dalam proses pembelajaran di kelas XI Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Tanjung.
18
2.
Test, yaitu melakukan evaluasi dari hasil pengamatan kinerja guru di kelas dan
pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa. Evaluasi ini dilakukan baik evaluasi
proses maupun evaluasi hasil akhir kegiatan pembelajaran;
F. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan tes kemampuan. Alat pengumpul datanya berupa lembar observasi, pedoman wawancara, lembar kerja siswa dan soal-soal.
G. Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini adalah :
1. Tidak menggunakan uji statistik;
2. Menggunakan analisis deskriptif;
3. Observasi maupun test menggunakan analisis deskriptif berdasarkan hasil pengamatan, penilaian dan refleksi/aplikasi;
H. Jadual Waktu Penelitian
No.
Uraian Kegiatan
1.
Penyusunan rancangan
penelitian
Persiapan sarana dan alat
Pelaksanaan tindakan 1
Pelaksanaan tindakan 2
Pelaksanaan tindakan 3
Pengumpulan data
2.
3.
4.
5.
6.
Waktu Pelaksanaan Kegiatan
(bulan - minggu ke)
September
Oktober
Nopember
2011
2011
2011
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
x
x
x
x
x
x
19
No.
Uraian Kegiatan
7.
8.
Analisa data
Penyusunan konsep hasil
dan laporan PTK
Pengetikan laporan PTK
9.
Waktu Pelaksanaan Kegiatan
(bulan - minggu ke)
September
Oktober
Nopember
2011
2011
2011
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
x
x
x
x
x
x
IV. DAFTAR PUSTAKA
Cruickshank, D.R. (1990). Research that informs teachers and teacher educators.
Bloomington: Phi Delta Kappa Educational Foundation.
Dedi Supriadi. (1999). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa.
Kane, J.S. (1986). Perfommance Distribution Assessment. Dalam Berk, R.A. (Eds).
Perfomance Assessment (pp.237-273). Baltimore: The Johns Hopkins
University Press.
Kirkpatrick, D.L. (1998). Evaluating Training Programs: The four Levels (2nd ed.).
San Francisco: Berrett-Koehler Publisher, Inc.
Manullang. (1991). Pengembangan Motivasi Berprestasi. Jakarta: Pusat Produktivitas
Nasional. Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
McClelland, D.C. (1977). The Achieving Society. New York: McMillan Publishing Co.
Inc.
Muhammad Arifin Ahmad. (2004). Kinerja Guru Pembimbing Sekolah Menengah
Umum. Disertasi doctor, tidak diterbitkan. Universitas Negeri Jakarta.
Nana Sudjana. (2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung; Sinar Baru.
Neni Utami. (2003). Kualitas dan Profesionalisme Guru. Artikel diambil pada tanggal
30 Juni 2011 dari http:/www.pikiran-rakyat.com/cetak/102/15/0802/htm.
Ormrod, J.E. (2003). Educational Psychology, Developing Learners. (4d ed.). Merrill:
Pearson Education, Inc.
Suryadi Prawirosentono. (1999). Kebijakan Kinerja Karyawan, Kiat Membangun
Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas. Yogyakarta: BPFE.
Wolfolk, A.E. & Nocolich, Cune L. (1984). Educational Psychology for Teachers.
Englewood Cliffs: Prentice Hill Inc.
20
Download