BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebiasaan Buruk Beberapa jenis

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebiasaan Buruk
Kebiasaan adalah suatu tindakan berulang yang dilakukan secara otomatis atau spontan.
Perilaku ini umumnya terjadi pada masa kanak-kanak dan sebagian besar selesai secara
spontan.19 Suatu kebiasaan di rongga mulut yang dapat menyebabkan maloklusi disebut
kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada anak usia
kurang dari enam tahun dan dapat berhenti dengan sendirinya pada anak usia kurang dari enam
tahun.5 Kebiasaan buruk dapat menyebabkan posisi insisivus pada gigi sulung berubah,
sehingga harus dihilangkan sebelum gigi pemanen erupsi. Jika kebiasaan buruk tidak dapat
dihilangkan sebelum gigi permanen erupsi, maka dapat menyebabkan perubahan pada gigi
permanen.20
2.2 Macam-Macam Kebiasaan Buruk
Beberapa jenis kebiasaan buruk pada anak yaitu mengisap ibu jari tangan (thumb
sucking), menjulurkan lidah (tongue thrusting), bernapas melalui mulut (mouth
breathing), menggigit kuku (nail biting) dan menghisap bibir (lip sucking).2
2.2.1 Menghisap Ibu Jari (Thumb Sucking)
Menghisap Ibu Jari (thumb sucking) adalah kebiasaan menempatkan ibu jari ke
dalam mulut dengan bibir tertutup disekitar ibu jari.21Kebiasaan ini normal sampai usia
3,5-4 tahun.2 Kebiasaan menghisap ibu jari dimulai saat anak di dalam rahim.22 Anak
memilih menghisap ibu jari, karena ukuran ibu jari dinilai lebih sesuai dan tepat
sebagai pengganti dot.4 Kebiasaan ini membuat anak merasa aman, bahagia dan
tenang. Anak melakukan kebiasaan ini saat berada dalam keadaan yang sulit misalnya
saat harus berpisah dengan orang tua dalam berapa waktu, dikelilingi orang asing, saat
berada dilingkungan yang kurang familiar, saat anak lelah, saat tidur, saat lapar, saat
anak takut ataupun saat anak bosan.22,23
Kebiasaan ini dapat menyebabkan maloklusi tergantung durasi. Waktu minimum
yang mungkin menyebabkan maloklusi adalah 4-6 jam setiap hari. Intensitas kebiasaan
yang tinggi tidak mempengaruhi pergerakan pada gigi.20
2.2.2 Menjulurkan Lidah (Tongue Thrusting)
Menjulurkan lidah (tongue thrusting) adalah keadaan lidah berada diantara gigi anterior
dan molar selama penelanan, berbicara atau istirahat.2 Hal ini menyebabkan selama penelanan
gigi tidak dapat oklusi.1 Kebiasaan menjulurkan lidah akibat bertahannya infantile swallow dari
anak-anak hingga dewasa.Infantile swallow berubah menjadi pola penelanan normal saat gigi
posterior desidui erupsi.24 Pada proses menelan normal lidah menyentuh anterior palatum, gigi
dalam keadaan oklusi dan bibir menutup. Kebiasaan menjulurkan lidah, posisi lidah berada
diantara gigi anterior dan molar. Hal tersebut menyebabkan gigi insisivus mengalami tekanan
secara terus menerus sehingga terdorong ke arah labial.25 Etiologi menjulurkan lidah adalah
faktor genetik, kebiasaan (habit), maturasional, retriksi mekanik dan gangguan neurologi.2
Kebiasaan ini dapat menyebabkan maloklusi tergantung pada durasi.26
2.2.3 Bernapas Melalui Mulut (Mouth Breathing)
Bernapas melalui mulut (mouth breathing) adalah suatu keadaan abnormal yang
terjadi karena adanya kesulitan pengambilan dan pengeluaran napas secara normal
melalui hidung, menyebabkan kebutuhan pernapasan dipenuhi lewat mulut.27
Kebiasaan bernapas melalui mulut pada anak biasanya terjadi saat anak dalam keadaan
diam maupun saat melakukan kegiatan.14 Proses pernapasan mulut menyebabkan mulut
selalu dalam keadaan terbuka kecuali pada saat menelan. Kebiasaan bernapas melalui
mulut dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu:28
a. Obstruktif
Adanya hambatan sebagian atau keseluruhan pada nasal dapat menyebabkan anak
untuk bernapas melalui mulut. Berikut ini merupakan beberapa penyebab terjadinya
hambatan pada nasal yaitu adenoid yang menghambat, inflamasi kronis pada mukosa
Karenanya, bernapas melalui mulut menjadi kebiasaan yang dilakukan secara tidak
sadar.
c. Anatomi
Anak yang bernapas melalui mulut karena anatomi adalah anak yang morfologi
bibirnya tidak dapat menutup sepenuhnya, contohnya adalah pasien yang memiliki
bibir atas yang pendek.
Kebiasaan ini dapat menyebabkan maloklusi tergantung pada durasi dan
intensitas.26 Kebiasaan bernapas melalui mulut dapat meyebabkan pola pertumbuhan
wajah secara vertikal, lengkung rahang yang menyempit, mulut terasa kering sehingga
menyebabkan gingivitis di sekitar insisivus maksila, protrusi insisivus dan tidak
mampu untuk menutup bibir.29
2.2.4 Menggigit Kuku (Nail Biting)
Menggigit kuku (nail biting) adalah suatu kebiasaan menggigit kuku pada anak dan
remaja.30 Kebiasaan ini umumnya terjadi pada anak usia 3-4 tahun dan meningkat pada masa
remaja. Kebiasaan menggigit kuku lebih banyak pada anak laki-laki dibanding anak
perempuan.19 Kebiasaan ini muncul sebagai manifestasi stress yang meningkat.20 Pada
beberapa anak kebiasaan menggigit kuku sebagai pengganti kebiasaan menghisap ibu jari atau
jari. Keinginan untuk menggigit bahkan memakan kuku berhubungan dengan tahap
psikoemosional yaitu rasa gelisah.Kebiasaan menggigit kuku menggambarkan kecemasan anak
saat mengalami keadaan yang tegang. Hal ini terlihat sebagai efek akibat refleks emosi yang
tidak seimbang.30
Kebiasaan menggigit kuku terdiri atas empat tahapan. Pada awalnya tangan
diletakkan berdekatan dengan mulut dan tidak berpindah dalam beberapa detik sampai
30 detik. Kemudian jari dimasukkan dengan cepat mengenai gigi anterior. Diikuti
dengan gerakan menggigit kuku dengan cepat secara tidak teratur, dengan kuku ditekan
pada tepi gigi yang menggigit dengan kuat. Terakhir jari dikeluarkan dari mulut untuk
diperiksa secara visual atau dirasakan dengan jari yang lain secara palpasi.30
Kebiasaan menggigit kuku biasanya terjadi saat anak dalam keadaan yang sedih
atau tertekan misalnya saat tidak mengerti pelajaran di sekolah, membaca cerita yang
sedih, ketika mendengar cerita horor atau ketika mereka dipaksa untuk tidur saat
malam.Pada anak yang menelan kuku yang telah digigit dapat menyebabkan masalah
pada perut, karena kuku anak tidak bersih sehingga mudah tertular berbagai penyakit.30
2.2.5 Menghisap Bibir (Lip Sucking)
Menghisap bibir (lip sucking) adalah suatu kebiasaan menghisap bibir yang
dilakukan secara terus-menerus secara sadar maupun tidak sadar.31 Kebiasaan ini
muncul setelah kebiasaan menghisap ibu jari atau jari berhenti.2 Pada anak
menempatkan bibir pada bagian lingual insisivus maksila merupakan hal yang
mudah.28 Kebiasaan ini dilakukan ketika anak membutuhkan konsentrasi seperti saat
berada pada lingkungan yang baru, lingkungan yang sulit, ataupun saat anak
mempelajari sesuatu hal yang sulit. Saat kebiasaan ini pertama kali dilakukan, anak
akan terus melakukan kebiasaan ini bahkan setelah stimulus dihilangkan.32
2.3 Maloklusi
Maloklusi merupakan keadaan yang menyimpang pada oklusi normal meliputi
ketidakteraturan gigi-geligi dalam lengkung rahang seperti gigi berjejal, protrusi, malposisi
maupun hubungan yang tidak harmonis dengan gigi antagonisnya.33 Saat ini maloklusi
merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut terbesar ketiga setelah karies dan penyakit
periodontal.10 Maloklusi dapat mengganggu fungsi pengunyahan, penelanan, bicara dan
keserasian wajah serta masalah pergaulan karena masalah estetik terganggu.9,33 Selain itu
maloklusi juga mempengaruhi kesehataan jaringan periodontal, peningkatan terjadinya karies
dan dapat menyebabkan gangguan TMJ.34
2.3.1 Jenis Maloklusi
1. Gigitan terbuka (open bite) adalah keadaan terdapat celah atau ruang atau tidak ada
kontak antara gigi-gigi atas dengan gigi-gigi bawah apabila rahang dalam keadaan oklusi
sentrik. Macam-macam open bite menurut lokasinya adalah:2
a. Anterior open bite
Adalah keadaan adanya ruang insisal gigi saat rahang atas dan rahang bawah dalam oklusi
sentrik.
b. Posterior open bite
Adalah keadaan adanya ruang oklusal gigi posterior saat rahang atas dan rahang bawah
dalam oklusi sentrik.
2. Gigitan silang (crossbite), yaitu keadaan satu atau beberapa gigi atas terdapat di
sebelah palatinal atau lingual gigi-gigi bawah. Dikenal beberapa macam crossbite:2
a. Anterior crossbite
Adalah keadaan gigi insisivus atas terdapat di sebelah lingual gigi insisivus bawah.
b. Posterior crossbite
Adalah hubungan yang abnormal gigi-gigi posterior secara bukolingual pada
rahang atas atau bawah, pada saat kedua lengkung gigi berada dalam oklusi sentrik.
3. Protrusi
Adalah gigi yang posisinya maju ke depan. Protrusi dapat disebabkan oleh faktor
keturunan dan kebiasaan buruk.35
4. Deepbite
Adalah suatu keadaan jarak menutupnya bagian insisal gigi insisivus maksila
terhadap insisal gigi insisivus mandibula dalam arah vertikal melebihi 2-3 mm.35
5. Crowded
Adalah keadaan berjejalnya gigi di luar susunan yang normal. Hal ini disebabkan
karena perbedaan antara ruang yang tersedia dalam lengkung gigi dan ruang yang
diperlukan untuk menyelaraskan gigi.35
6. Rotasi
Adalah gerakan berputar gigi di dalam tulang alveolar di sekitar sumbu panjangnya.36
7. Retroklinasi Insisivus
Adalah arah inklinasi gigi insisivus yang mengarah ke belakang.36
2.3.2 Etiologi Maloklusi
Graber membagi etiologi maloklusi menjadi dua yaitu faktor umum dan faktor lokal.2
a.
Faktor umum:
1.
Herediter.
2.
Kongenital.
3.
Lingkungan.
4.
Gangguan metabolisme yang merupakan faktor predisposisi.
5.
Diet (defisiensi nutrisi).
6.
Kebiasaan buruk
7.
Trauma.
8.
Posture (posisi tubuh).
b.
Faktor lokal:
1.
Anomali jumlah gigi.
2.
Anomali ukuran gigi.
3.
Anomali bentuk gigi.
4.
Frenulum labii tidak normal.
5.
Kehilangan dini gigi desidui.
6.
Persistensi gigi desidui.
7.
Gigi permanen terlambat erupsi.
8.
Arah erupsi abnormal.
9.
Ankilosis.
10. Karies gigi.
2.4 Mekanisme Kebiasaan Buruk dan Maloklusi
2.4.1 Menghisap Ibu Jari ( Thumb Sucking)
Pada anak yang mempunyai kebiasaan menghisap ibu jari, ibu jari diletakkan diantara
insisivus bawah dan atas, maka akan menekan bagian lingual gigi insisivus maksila dan bagian
labial gigi insisivus bawah.Hal ini menyebabkan gigi insisivus maksila menjadi protrusi dan
gigi insisivus mandibula menjadi retroklinasi.20 Protrusi yang terjadi dapat juga menyebabkan
terjadinya anterior open bite pada anak.20 Dalam hal ini bentuk lengkung gigi dipengaruhi oleh
perubahan keseimbangan tekanan dari pipi dan lidah. Kebiasaan menghisap ibu jari dapat
menyebabkan terjadi posterior crossbite hal ini disebabkan ketika ibu jari ditempatkan di
dalam mulut, posisi lidah turun dan jauh dari palatum yang menyebabkan turunnya tekanan
lidah pada sisi palatal gigi posterior maksila. Saat menghisap ibu jari otot orbicularis oris dan
otot buccinator tetap memberikan tekanan pada permukaan bukal gigi maksila. Lidah tidak
mampu menyeimbangkan tekanan sehingga lengkung posterior maksila menjadi crossbite.14,20
2.4.2Menjulurkan Lidah (Tongue Thrusting)
Anak dengan kebiasaan menjulurkan lidah, pada saat menelan posisi lidah menjulur
menyebabkan gigi insisivus terus menurus terdorong ke arah labial sehingga gigi insisivus
terdorong depan atau terjadi protrusi.25 Selain itu kebiasaan ini menyebabkan terjadinya
anterioropen bite dan posterior dan adanya posterior crossbite.2,28 Protrusi yang terjadi dapat
juga menyebabkan terjadinya anterior open bite pada anak.20 Pada saat menelan, berbicara dan
istirahat posisi lidah berada diantara molar sehingga menghambat erupsi gigi posterior yang
menyebabkan terjadinya posterior open bite.2 Kebiasaan menjulurkan lidah dapat disebabkan
karena kebiasaan menghisap ibu jari, sehingga menyebabkan terjadi posterior crossbite.2
2.4.3Bernapas Melalui Mulut (Mouth Breathing)
Pada kebiasaan bernapas melalui mulut, rahang bawah dan lidah berada pada
posisi rendah/diturunkan dan kepala dalam posisi tegak. Apabila keadaan ini terjadi
dalam waktu yang cukup lama maka dapat terjadi pertambahan tinggi wajah dan gigi
posterior mengalami supraerupsi. Fungsi normal bibir adalah menahan gigi anterior
dari tekanan lidah sehingga tidak berinklinasi ke labial. Saat mulut terbuka, posisi bibir
atas tidak dalam keadaan menahan gigi anterior, sedangkan bibir bawah yang berfungsi
menahan tepi insisal gigi anterior maksila terletak lebih ke depan dari normal. Hal ini
menyebabkan gigi anterior maksila menjadi protrusi. Mandibula akan berotasi ke
bawah dan ke belakang sehingga terjadi anterior open bite dan peningkatan overjet,
selain itu tekanan dari pipi dapat menyebabkan lengkung gigi maksila menjadi
menyempit sehingga terjadi posterior crossbite.14
2.4.4 Menggigit Kuku (Nail Biting)
Kebiasaan menggigit kuku tidak menyebabkan maloklusi yang terlalu besar. Maloklusi
yang terjadi yaitu rotasi pada tepi insisal, gigi sedikit berjejal dan dapat juga
menyebabkan minor fraktur enamel.2
2.4.5 Menghisap Bibir (Lip Sucking)
Kebiasaan menghisap bibir dapat menyebabkan maloklusi seperti protrusi
insisivus atas dan retroklinasi gigi insisivusrahang bawah.2
2.5 Kerangka Konsep
Faktor Risiko
Faktor Efek
Kebiasaan Buruk
-
Maloklusi
-
Menghisap ibu jari
Menjulurkan lidah
Benapas melalui mulut
Menggigit kuku
Menghisap bibir
- Umur
- Jenis Kelamin
Anterior open bite
Posterior crossbite
Crowded
Rotasi
Protrusi
Retroklinasi Insisivus
Anterior crossbite
Posterior open bite
Deepbite
Download