1 ABSTRAK Anik Tri Suwarni, Persepsi Para Peternak Sapi Perah di

advertisement
ABSTRAK
Anik Tri Suwarni, Persepsi Para Peternak Sapi Perah di Jawa Barat Tentang
Analsisis Lingkungan Internal
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan persepsi para peternak sapi
perah di Jawa Barat tentang Analisis Lingkungan Internal atas usaha ternak sapi perah
mereka, yang terdiri dari enam variable, yaitu persepsi tentang; 1) Pentingnya analisis
lingkungan internal, 2) pentingnya dan kemampuan memenuhi fungsi modal, 3)
pentingnya dan kemampuan memenuhi fungsi pemasaran, 4) pentingnya dan kemampuan
memenuhi fungsi produksi, 5) pentingnya dan kemampuan memenuhi fungsi SDM, serta
6) pentingnya dan kemampuan memenuhi fungsi R & D.
Unit populasi adalah para peternak sapi perah yang tergabung dalam koperasi ternak sapi
perah di Jawa Barat, dengan teknik sampling acak sederhana dari populasi terjangkau dan
pengumpulan data primer dengan menggunakan kuesioner. Metode analisis data
menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari: 1) rekapitulasi skore jawaban tiap
variable dan indikator, 2) Distribusi Frekuensi, 3)deviasi standard dan modus, 4) diagram
batang per variable.
Hasil penelitian menginformasikan behwa persepsi peternak tentang:
1) Pentingnyamelakukan analisis lingkungan adalah positif terutama untuk bekerjasama
dalam koperasi, sedangkan tentang pentingnya menetapkan tujuan usaha dan
mengetahui kekuatan serta kelemahan mereka cenderung ragu-ragu (netral).
2) Pentingnya faktor modal cenderung menyatakan netral, kemampuan memenuhinya
juga netral, namun 32 dari 200 responden merasa mampu memenuhi.
3) Pentingnyafaktor pemasaran cenderung menyatakan netral, namun tidak mampu
untuk memenuhinya.
4) Pentingnya faktor produksi cenderung menyatakan penting, dan mampu memenuhi.
5) Pentingnyafaktor SDM
cenderung menyatakan penting, namun kemampuan
memenuhinya netral.
6) Pentingnyafaktor R & D cenderung menyatakan netral, dan mereka tidak mampu
memenuhinya.
Disarankan: 1) Perlunya penyuluhan dan pelatihan tentang berpikir strategis dan strategi
bisnis serta memperkuat hubungan antara pengurus dan anggota koperasi untuk
mengetahui persepsi kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki peternak sebagai
bahan untuk merancang rencana dan pengembangan usaha ternak sapi perah menjadi
usaha yang memiliki skala usaha yang efisien dan efektif. 2) Perlu penelitian lebih lanjut,
untuk mengetahui variabel lingkungan internal mana yang paling besar kontribusinya
dalam membangun hubungan kerjasama dalam bentuk koperasi, sehingga anggota
koperasi mendapat manfaat optimal dalam berkoperasi.
Kata kunci: Proses Manajemen strtegis, Usaha Kecil dan Mikro, Persepsi Peternak,
Analisis lingkungan internal.
1
PENDAHULUAN
Proses merancang manajemen strategijik merupakan tahap bagi entrepreneur
untuk memahami kondisi lingkungan internal dan eksternal sehingga diperoleh informasi
tentang kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dihadapi bisnisnya.
Lebih dari itu, upaya tersebut sebagai indikasi besar atau kecilnya motivasi sebagai
entrepreneur, yang dapat dilihat dari persepsi mereka.
Strickland dan Thompson, 1996; Hitt, Ireland dan Hoskisson, 1997; Glueck, 1997
mengatakan bahwa proses manajemen strategik bagi suatu usaha dilaksanakan menurut
tahapan sebagai berikut; 1) kembangkan visi strategis dan misi bisnis, 2) tetapkan tujuan
usaha, 3) rumuskan strategi untuk mencapai tujuan usaha, 4) implementasikan dan
operasikan strategi, 5) evaluasi dan lakukan kontrol strategi untuk memperoleh feed back.
Sedangkan menurut Wheleen dan Hunger ( 2000), proses manajemen stratejik
terdiri dari analisis lingkungan yang menghasilkan informasi kekuatan dan kelemahan
internal (strength and weakness /SW) dan peluang serta ancaman eksternal (opportunity
and treath/OT), dilanjutkan dengan perumusan strategi, implementasikan dan evaluasi
pelaksanaan strategi.
Tak terkecuali bagi usaha mikro dan kecil yang mengalami kesenjangan faktor
internal seperti yang dialami para peternak sapi perah di Jawa Barat, tetap
harus
melakukan analisis lingkungan internal baik secara formil maupun tidak formil.
Pekerjaan melakukan analisis lingkungan internal memiliki makna kedalam dan keluar.
Makna kedalam diri pengusaha dalam hal ini peternak sapi perah di Jawa Barat adalah
berupa motivasi menunjukkan kesungguhan dan menguatnya niat untuk berusaha keras
mencapai tujuan usaha dengan upaya mengetahui seberapa besar dan dimana letak
kekuatan dan kelemahannya. Makna keluar diri berupa
tindakan lanjut setelah
mengetahui besar/kecilnya dan letak kekuatan serta kelemahan, maka peternak berusaha
mencari partner untuk bersama- sama mencapai tujuan usaha.
Sebagaimana dikatakan Barberini dalam Kongres ICA bahwa koperasi harus
hidup dalam suasana “equal treatment”, agar apa yang bisa dikerjakan oleh perusahaan
lain juga terbuka bagi koperasi ( dalam Noer Sutrisno, 2002). Selanjutnya Noer Sutrisno
mengatakan bahwa koperasi dinegara maju lahir dan tumbuh berdasar kebutuhan para
anggotanya untuk bersama-sama menghadapi ketidak adilan pasar dan mereka tumbuh
2
dalam suasana persaingan, sedang di negara berkembang koperasi sengaja ditumbuhkan
sebagai counterpart pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dari pernyataan terakhir dikaitkan dengan upaya koperasi untuk merubah paradigmanya
menjadi layaknya sebuah enterprise, menjadi semakin jelas bahwa koperasi nyata-nyata
berusaha melakukan perubahan paradigma.
Upaya pemerintah Indonesia untuk menyentuh dimensi teknis-ekonomis tercermin
pada langkah nyata Departemen Koperasi dan UKM yang mencantumkan dalam
Anggaran Dasar Koperasi, pasal-pasal yang mengatur struktur dan sistem organisasi
antara lain mengenai; 1) prinsip-prinsip, 2) fungsi, peran dan tujuan, serta 3) Usaha
Koperasi. Pasal-pasal tersebut merupakan bagian dari pedoman kerjasama yang
dituntunkan oleh Departemen Koperasi dan Pembinaan UKM kepada anggota koperasi.
Didukung dengan berbagai bantuan berupa penyuluhan mengenai perkoperasian,
manajemen peternakan, pendidikan dan pelatihan baik dalam maupun
luar negeri,
maupun bantuan teknis dan berbagai kemudahan kredit modal kerja.
Seiring dengan berbagai upaya tersebut, perlu diketahui gambaran hasilnya socio
culturel yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah:
1) Bagaimana persepsi peternakan peternak sapi perah di Jawa Barat tentang pentingnya
analisis internal ?
2) Bagaimana persepsi
para peternak sapi perah di Jawa Barat tentang pentingnya
fungsi Keuangan dan gambaran besarnya kemampuan memenuhi fungsi keuangan?
3) Bagaimana persepsi
para peternak sapi perah di Jawa Barat tentang pentingnya
fungsi Pemasaran dan gambaran besarnya kemampuan memenuhi fungsi Pemasaran?
4) Bagaimana persepsi
para peternak sapi perah di Jawa Barat tentang pentingnya
fungsi Produksi dan gambaran besarnya kemampuan memenuhi fungsiProduksi?
5) Bagaimana persepsi para peternak sapi perah di Jawa Barat tentang pentingnya fungsi
Organisasi/ SDM dan gambaran besarnya kemampuan memenuhi fungsi Organisasi /
SDM?
6) Bagaimana persepsi para peternak sapi perah di Jawa Barat tentang pentingnya fungsi
R&D dan gambaran besarnya kemampuan memenuhi fungsi R&D?
3
Persepsi adalah penilaian dan merupakan proses pemberian arti terhadap
informasi sensori yang diterima seseorang (Mulyana, 2001:168).Pada awal proses
pembentukan persepsi, orang telah menentukan dulu apa yang akan diperhatikannya.
Pada saat memusatkan perhatian manusia akan memperoleh makna dari apa yang
ditangkap lalu menghubungkannya dengan pengalaman masa lalu dan dikemudian hari
diingat kembali. Hal ini yang juga mempengaruhi kognisi adalah kesadaran, ingatan,
proses informasi bahasa serta pengujian hipotesa yang merupakan komponen pusat
persepsi yang mengolah informasi.Sedangkan yang menentukan persepsi bukan jenis atau
bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli itu.
(Krech,1974).
Dalam penelitian ini analisis faktor internal difokuskan pada pendekatan
fungsional. Hal ini desebabkan karena pendekatan fungsional cukup sederhana, mudah
dilakukan dan cocok untuk profil koperasi dan petani peternak yang diteliti. Pada
dasarnya, analisis dengan pendekatan fungsional merupakan pendekatan yang
menekankan pada kompetensi perusahaan dan dapat dilihat pada berbagai fungsi bisnis
yang ada, serta dapat dikerjakan didalam perusahaan seperti, fungsi pemasaran,
pembelanjaan (keuangan), operasi dan produksi, sumberdaya manusia, riset dan
pengembangan, sistem informasi manajemen dan budaya perusahaan.
Pentingnya analisis internal bagi pengusaha tidak bisa dipungkiri karena
dengan melakukan analisis internal maka pengusaha secara eksplisit berusaha untuk
mengukur kekuatan yang dimiliki, dan secara implisit menunjukkan adanya semangat
untuk maju mancapai apa yang direncanakan. Senada dengan yang dikatakan Hitt,
Ireland, dan Hoskisson ( 1997:77) bahwa melalui analisis lingkungan internal,
perusahaan menentukan apa yang dapat dilakukannya, yaitu tindakan yang dimungkinkan
oleh sumberdaya, kemampuan dan kompetensi inti yang dimiliki. Pencocokan antara apa
yang dapat dilakukan perusahaan dengan apa yang mungkin dilakukan akan
memungkinkan bagi perusahaan untuk mengembangkan strategic intent dan strategic
mission serta pemilihan strategi yang mampu menciptakan nilai. Apabila strategi
semacam ini berhasil diterapkan, maka akan menjadi jalan kearah daya saing strategis
dan profitabilitas yang tinggi.
4
Pengamatan sekilas dan analisis, baik pada lingkungan internal, menurut Wheelen
dan Hunger (2000: 82) merupakan variabel-variabel penting. Karena pengamatan dan
analisis pada lingkungan eksternal akan mampu mengidentifikasi faktor strategis
eksternal yang berupa peluang maupun ancaman yang sangat mungkin mempengaruhi
masa depan perusahaan, namun analisis lingkungan eksternal saja tidaklah cukup untuk
mencapai kesuksesan. Manajer juga harus melihat ke dalam perusahaan untuk
mengidentidifikasi faktor-faktor strategis internal, yaitu kekuatan dan kelemahan yang
juga akan menentukan apakah perusahaan mampu mengambil keuntungan dari peluang
yang ada sambil menghindari ancaman yang muncul. Para ahli dibidang ini seperti
J.Barney dan RM.Grant menyatakan bahwa perbedaan kinerja diantara perusahaanperusahaan dapat dijelaskan bukan melalui perbedaann-perbedaan dalam struktur industri
yang dihasilkan dari analisis industri, tetapi melalui perbedaan-perbedaan dalam
kekayaan dan sumberdaya perusahaan dan aplikasinya.
Tingkat pentingnya faktor internal bagi perusahaan yang dimaksudkan adalah
bobot
masing-masing faktor internal yaitu dalam mempengaruhi posisi strategis
perusahaan. Sebagaimana dikatakan oleh Wheelen dan Hunger (2000:101) bahwa dalam
proses sintesis faktor-faktor strategis internal yang merupakan ringkasan atas analisis
faktor internal, manajer perlu menengarai beberapa faktor fungsional dengan memberi
bobot masing-masing faktor sehingga jumlah bobot seluruh item sama dengan 1,0 (
100%). Besarnya bobot pada tiap faktor internal merupakan gambaran besarnya pengaruh
faktor internal tersebut terhadap posisi strategis perusahaan, menurut persepsi
manajemen.
Kemampuan pengusaha memenuhi kebutuhan faktor internal yang dalam
analisis faktor internal oleh Wheelen dan Hunger (2000:1001) ditandai dengan rating
masing-masing faktor internal dari sangat baik (misalnya skala ordinal 5) sampai sangat
buruk ( skala ordinal 1), pemberian rating mana menggambarkan kemampuan perusahaan
merespon masing-masing faktorinternal dalam perannya mencapai posisi strategis
perusahaan. Analisis lingkungan internal dengan pendekatan fungsional
dirinci dalam
dimensi: X1.1= Pandangan peternak tentang pentingnya melakukan analisis
internal,
X1.2= Keuangan, X1.3: Pemasaran, X1.4 : Produksi, X1.5: Organisasi / SDM, dan X1.6 :
R & D.
5
Metodologi
Studi menggunakan pendekatan kualitatif, dengan analisis statistik deskriptive
dari data yang berupa persepsi dari sumber informasi melalui kuesioner dan telah
dikuantifisir dalam bentuk data ordinal.
Populasi penelitian ini adalah para peternak sapi perah di Jawa Baratyang
tergabung dalam koperasi, berjumlah 24.222 orang, tersebar dalam 26 KUD/ Koperasi
Susu.Teknik sampling penelitian ini mengikuti penelitian induknya yang menggunakan
structural equation modeling. Dengan demikian penelitian dengan judul
“Persepsi
Peternak sapi perah di Jawa Barat tentang Analisis Lingkungan Internal” ini, merupakan
bagian dari penelitian kuantitatif yang difokuskan pada upaya eksplorasi informasai.
Masuk kategori penelitian eksploratif.MenurutKelloway (1996) ukuran sample
minimum yang tepat untuk jenis analisis SEM adalah 200 responden, baik untuk
estimasi maupun untuk tes kesesuaian model. Demikian juga Bosma (1983)
mengatakatan bahwa sampel yang tepat untuk analisis data dengan teknik SEM adalah
200 responden.
Metode Analisis dan penyajian data dilakukan dengan analisis deskripsi ke
enam variabel persepsi tersebut dibantu dengan program Excell dan di gambarkan dalam
bentuk:
(1) Tabel Rekapitulasi Skore Jawaban tiap variabel dan indikator,
(2) Tabel Distribusi Frequensi (F), distribusi frekuensi kumulatif dan relative (%)
persepsi responden berdasar pilihan jawaban,
(3) Tabel deviasi standar d an modus tiap variabel dan item kuesioner
(4) Diagram batang masing-masing variabel beserta indikatornya.
ISI: Hasil Penelitian
Sebagaimana dirancang pada bab 3 tentang metode analisis data secara
kualitatitif,
dilakukan dengan analisis deskripsi untuk ke enam indikator variabel
persepsi tersebut dibantu dengan program Excell dan di gambarkan dalam bentuk:
A. Tabel Rekapitulasi Skore Jawaban tiap variabel dan indikator,
6
B. Tabel Distribusi Frequensi (F), distribusi frekuensi kumulatif dan relative (%)
persepsi responden berdasar pilihan jawaban,
C. Tabel deviasi standar d an modus tiap variabel dan item kuesioner
D. Diagram batang masing-masing variabel beserta indikatornya.
Hasil penelitian yang bertujuan untuk menggali informasi tentang persepsi para
peternak tersebut digambarkan dan dibahas sebagai berikut:
A. Rekapitulasi Skore Jawaban
Rekapitulasi skore memberikan gambaran total skore yang dicapai disbanding
dengan skore ideal (tertinggi) yang bisa dicapai serta persentase skorenya. Total skore
tersebut merupakan penjumlahan dari skore jawaban 200 responden atas tiap item
kuesioner maupun beberapa item dalam satu variable. Dengan demikian rekapitulasi
skore memberikan gambaran berapa persen skore nyata yang dicapai dibanding skore
tertinggi. Tiap item kuesioner memiliki pilihan jawaban 1 sampai dengan 5, sehingga
apabila 200 responden menjawab pada pilihan jawaban 1 maka total skore item tersebut
adalah 200, sedangkan apabila seluruh responden menjawab pada pilihan jawaban 5
maka total skore item dari jawaban 200 responden adalah tertinggi yaitu 1000.
Kenyataannya tiap responden memiliki persepsi yang mungkin berbeda, sehingga
masing-masing menentukan pilihan jawaban yang berbeda.
Hasil pengolahan data dalam bentuk rekapitulasi skore dengan bantuan software
mocrosoft excel 2003, ke enam variabel persepsi peternak disajikan pada table 4.1.
B. Table Distribusi Frequensi (F),
distribusi frekuensi kumulatif dan relative (%) persepsi responden berdasar
pilihan jawaban, adalah pengelompokan data ke dalam beberapa kelas dan kemudian
dihitung banyaknya pengamatan yang masuk ke dalam tiap kelas. Pengelompokan data
atas persepsi peternak akan pentingnya analisis lingkungan internal yang terdiri dar 6
variabel dengan 13 item kuesioner, dilakukan dengan soft ware microcoft Excell 2003,
disajikan pada table 4.2.
7
C. Table deviasi standar dan modus tiap variabel dan item kuesioner
Berdasar ukuran sentral dan sebaran data, dapat dianalisis persepsi peternak sapi
perah terhadap analisis lingkungan internal, dengan menggunakan:
1. Standar deviasi atau simpangan baku, tiap item dari ke 13 kuesioner, yang
menginformasikan
2. Modus atau nilai/ opsi jawaban kuesioner yang paling sering muncul/ dijawab oleh
200 responden atas 13 item pertanyaan/ pernyataan.
Tabel
4.1: Rekapitulasi Skore Jawaban tiap variabel dan indikator Persepsi
Peternak Sapi Perah di Jawa Barat tentang Analisis Lingkungan
Internal.
Variabel dan Indikator Penelitian
Skor Maks Skor Dicapai % Skor
Persepsi tentang pentingnya
analisis lingkungan internal
Kuesioner 1
Kuesioner 2
Kuesioner 3
Persepsi tentang pentingnya
memenuhi Modal
Kuesioner 4
Kuesioner 9
Persepsi tentang pentingnya
memenuhi Pemasaran
Kuesioner 5
Kuesioner 10
Persepsi tentang pentingnya
memenuhi Produksi
Kuesioner 6
Kuesioner 11
Persepsi tentang pentingnya
memenuhi SDM
Kuesioner 7
Kuesioner 12
Persepsi tentang pentingnya
memenuhi R & D
Kuesioner 8
Kuesioner 13
JUMLAH
melakukan
3.000
1933
64
1.000
1.000
1.000
dan kemampuan 2.000
574
619
740
1217
57
62
74
61
1.000
1.000
dan kemampuan 2.000
671
546
1146
67
55
57
1.000
1.000
dan kemampuan 2.000
704
442
1476
70
44
74
1.000
1.000
dan kemampuan 2.000
791
685
1388
79
69
69
1.000
1.000
dan kemampuan 2.000
809
579
1105
81
58
55
1.000
1.000
713
392
71
39
13.000
8006
62
8
Sumber: Data primer hasil penelitian, diolah.
Tabel 4.2: Distribusi Frequensi (F), kumulatif dan relative (%) persepsi responden
berdasar pilihan jawaban.
Item
Pil.
jwban
Freq.
jwb1
Freq.
jwb2
Freq.
jwb3
Freq.
jwb4
Freq.
jwb5
Jenis
distrib.
F
Kuml
Relt/%
F
Kuml
Relt./%
F
Kuml
Relt./%
F
Kuml
Relt./%
F
Kuml
Relt./%
Item kuesioner
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
6
6
3
53
59
27
105
164
53
33
197
17
3
200
2
3
3
2
40
43
20
98
141
49
53
194
27
6
200
3
0
0
0
17
17
9
65
82
33
79
161
40
39
200
20
0
0
0
28
28
14
101
129
51
43
172
22
28
200
14
0
0
0
25
25
13
87
112
44
47
159
24
41
200
21
5
5
3
22
27
11
18
45
9
87
132
44
68
200
34
0
0
0
3
3
2
48
51
24
86
137
43
63
200
32
6
6
3
18
24
9
46
70
23
117
187
59
13
200
7
0
0
0
79
79
40
97
176
49
23
199
12
1
200
1
31
31
16
104
135
52
57
192
29
8
200
4
0
200
0
0
0
0
30
30
15
72
102
36
81
183
41
17
200
9
4
4
2
51
55
26
110
165
55
32
197
16
3
200
2
53
53
27
109
162
55
31
193
16
7
200
4
0
200
0
Sumber: Data primer hasil penelitian, diolah.
Keterangan:
a
a
a
data terkecil dan terbesar tiap item kuesioner berdasar opsi jawaban
Data terkecil dan terbesar seluruh item tiap opsi jawaban
Data terkecil dan terbesar pada seluruh item dan per item
Table 4.4.: Standar Deviasi dan Modus Tiap Item Kuesioner dalam variabel Analisis
Lingkungan Internal
Item soal
Item
Stand.dev
Modus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
0.8
0.8
0.9
0.8
1.0
1.0
0.9
0.9
0.8
0.7
0.8
0.8
0.7
3
3
4
3
3
4
3
4
3
2
4
3
2
Sumber: Data primer hasil penelitian, diolah.
9
Simpangan baku atau deviasi standar merupakan variasi sebaran data. Semakin
kecil nilai sebarannya berarti variasi nilai data makin homogen, jika sebarannya bernilai
0, maka nilai semua datanya adalah sama. Sebaliknya, semakin besar nilai sebarannya
berarti jarak antara nilai rata-rata data dengan data nyata semakin besar.
D. Diagram batang masing-masing variabel beserta indikatornya.
Diagram batang disajikan untuk memberikan visualisasi data agar lebih mudah
melihat gambaran sebaran data maupun perbandingan antar data yang satu dengan yang
lainnya. Dalam tampilan diagram batang padapenelitian ini menggambarkan enam
variable analisis lingkungan internal dengan masing-masing indikatornya, yaitu: a)
persepsi tentang pentingnya analisis lingkungan internal, b) persepsi tentang pentingnya
dan kemampuan memenuhi factor modal, c) persepsi tentang pentingnya dan kemampuan
memenuhi factor pemasaran, d) persepsi tentang pentingnya dan kemampuan memenuhi
factor produksi, e) persepsi tentang pentingnya dan kemampuan memenuhi factor SDM ,
f) persepsi tentang pentingnya dan kemampuan memenuhi factor R & D.
a) Persepsi tentang Pentingnya Analisis Lingkungan
Gambar 4.1: Persepsi tentang Pentingnya Analisis Lingkungan
120
100
80
60
40
20
0
105
98
53
40
630
1
65
17
2
79
53
33
Series1
39
36
3
4
Series2
Series3
5
Keterangan:
Seri 1: Persepsi tentang pentingnya menentukan tujuan
Seri 2: Persepsi tentang pentingnya melakukan analisis internal
Seri 3: Persepsi tentang pentingnya berkoperasi.
b) Persepsi tentang Pentingnya Faktor Modal dan Kemampuan Memenuhi
Kebutuhan Modal
Gambar 4.2: Persepsi tentang Pentingnya Faktor Modal dan Kemampuan
10
Memenuhi Kebutuhan Modal
109
90
69 75
120
100
80
60
40
20
0
Series1
32
20
1
2
3
9
11
3
4
5
Series2
Keterangan:
Seri 1: Tingkat pentingnya faktor modal
Seri 2: Kemampuan memenuhi kebutuhan Modal
c) Persepsi
tentang Pentingnya Faktor Pemasaran dan Kemampuan Memenuhi
Kebutuhan Pemasaran
Gambar 4.3: Persepsi tentang Pentingnya Faktor Pemasaran dan Kemampuan
Memenuhi Kebutuhan Pemasaran
120
100
80
60
40
20
0
104
90
57
45
31 26
8
0
1
39
2
3
4
Series1
Series2
0
5
Keterangan:
Seri 1: Tingkat pentingnya faktor pemasaran
Seri 2: Kemampuan memenuhi kebutuhan pemasaran
d) Persepsi tentang Pentingnya Faktor Produksi
dan Kemampuan Memenuhi
Kebutuhan Produksi
Gambar 4.4: Persepsi tentang Pentingnya Faktor Produksi dan Kemampuan
Memenuhi Kebutuhan Produksi
11
100
82
72
80
81 80
60
20
Series1
30
19 14
40
5
Series2
17
0
0
1
2
3
4
5
Keterangan:
Seri 1: Tingkat pentingnya faktor produksi
Seri 2: Kemampuan memenuhi kebutuhan produksi
e) Persepsi tentang Pentingnya Faktor SDM dan Kemampuan Memenuhi Kebutuhan
SDM
Gambar 4.5: Persepsi tentang Pentingnya Faktor SDM dan Kemampuan Memenuhi
Kebutuhan SDM
111109
120
100
80
52
51
60
32 28
9
4
40
20
04
Series1
Series2
0
1
2
3
4
5
Keterangan:
Seri 1: Tingkat pentingnya faktor SDM
Seri 2: Kemampuan memenuhi kebutuhan SDM
f) Diagram Persepsi tentang Pentingnya Faktor R&D dan Kemampuan Memenuhi
Kebutuhan R&D
Gambar 4.6: Persepsi tentang Pentingnya Faktor R&D
Memenuhi Kebutuhan R&D
dan Kemampuan
12
120
100
80
60
40
20
0
117
109
53
6
1
18
2
46
31
Series1
7 13
3
4
Series2
0
5
Keterangan:
Seri 1: Tingkat pentingnya faktor R&D
Seri 2: Kemampuan memenuhi kebutuhan R&D
PENUTUP:
Kesimpulan
1) Peternak memiliki persepsi tentang pentingnya melakukan analisis lingkungan
yang positif terutama mereka merasa perlu melakukan kerjasama dalam bentuk
koperasi, , tetapi persepsi tentang pentingnya menetapkan tujuan usaha dan
mengetahui kekuatan serta kelemahan mereka cenderung ragu-ragu (netral).
2) Persepsi peternak tentang pentingnya kemampuan memenuhi faktor modal
cenderung menyatakan antara penting dan tidak penting (netral), dari segi
kemampuan untuk memenuhinya mereka berada pada posisi antara mampu
dan tidak mampu namun 32 responden merasa mampu..
3) Persepsi peternak tentang pentingnya faktor pemasaran cenderung menyatakan
antara penting dan tidak penting (netral), dari segi kemampuan untuk
memenuhinya mereka tidak mampu.
4) Persepsi peternak tentang pentingnya faktor produksi cenderung menyatakan
penting, dari segi kemampuan untuk memenuhinya mereka merasa mampu.
5) Persepsi peternak tentang pentingnya kemampuan memenuhi faktor SDM
cenderung menyatakan penting, dari segi kemampuan untuk memenuhinya
mereka merasa berada pada posisi antara mampu dan tidak mampu (netral)
6) Persepsi peternak tentang pentingnya faktor R & D cenderung menyatakan
antara penting dan tidak penting (netral), dari segi kemampuan untuk
memenuhinya mereka merasa tidak mampu.
13
Saran:
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bermaksud menggali atau meng
eksplorasi informasi tentang variabel yang diteliti, oleh karenanya saran yang diberikan
adalah:
1) Perlunya penyuluhan yang sesuai dengan persepsi peternak tentang ke-enam
variabel diatas.
2) Mengingat pentingnya membangun persepsi positif sebagai embrio semangat
berwirausaha, maka koperasi dapat menjembatani hubungan antara peternak
yang memiliki persepsi positif sangat tinggi dengan peternak yang persepsi
positifnya rendah, agar diperoleh sinergi untuk saling memotivasi.
3) Perkuathubungan antara pengurus dan anggota koperasi untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki peternak sebagai bahan untuk
merancang rencana kerja berikutnya sehingga mampu menetapkan dan
mengarahkan tujuan pengembangan usaha ternak sapi perah menjadi usaha yang
memiliki skala efisien dan efektif.
4) Perlu penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui variabel lingkungan internal
mana yang paling besar kontribusinya dalam membangun hubungan kerjasama
dalam bentuk koperasi,
DAFTAR PUSTAKA
Cravens, David W, 2000, Strategic Marketing, sixth edition, McGraw-Hill Companies,
Inc in International Edition
David, Fred.R, 2002, Manajemen Strategis: Konsep, Edisi Bahasa Indonesia ketujuh,
Pearson Education Asia Pte, dan PT.Prenhallindo, Jakarta.
Donnelly, James.H.Jr; Gibson, L.Gibson; Ivancevich, John.M, 1992, Foundamental of
Management, Richard.D.Irwin, Boston, USA.
Hitt, Michael A, R.Duane Ireland, Robert E.Hoskisson, 1997, Manajemen Strategis, alih
bahasa oleh Armand Hediyanto, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hunger,J.David and Wheelen,Thomas L, 2000, Strategic Management, copyright by
Addison-Wesley Publishing Company, Inc, USA
Hyman, David. N, 1989, Economics, Richard D.Irwin,Inc, Boston- USA
Jauch, Lawrence R and Glueck, William F, 1997, Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan, alih bahasa oleh Murad dan Henri Sitanggang, Erlangga, Jakarta
14
Karhi Nisajar dan Winardi, 1997, Manajemen Strategik, , Mandar Maju, Bandung.
Kay, Ronald D, 1981, Farm Management: Planning, Control and Implementing, Int.
Studend Edition, McGraw Hill Book Co, Tokyo.
Krech, David; Richard S. Crutchfield, Norman Livson, Jerome Smith, Myriam Smith,
1974, Elements of psychology, Volume 1, by Random House.
Mulyana, 2001, Komunika,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta
Pareek,Udai, 1996,Perilaku Organisasi: Pedoman Kearah Pemahaman Proses
Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Kerja, Seri Manajemen nomor 98, PT.
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta Pusat.
Pearce II, John A and Robinson, Jr Richar B, 2000, Manajemen Strategik, Alih bahasa
oleh Agus Maulana, Binarupa Aksara, Jakarta
Porter, Michael E,1997, Startegi Bersaing, alih bahasa Agus Maulana, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Steinhoff,Dan; Burgess,John F, 1993, Small Business Management Fundamentals, sixth
edition, McGraw-Hill Book Co, Singapore.
Suwarsono, 1996, Manajemen Stratejik,
UPPAMPYKPN, Yogyakarta
Konsep
dan
Kasus,
Edisi
Revisi,
Thompson, Arthur.A Jr. and Strickland, A.J III, 1996, Strategic Management, Ninth
Edition, Richard D. Irwin. Inc. Company, USA.
Wheelen, Thomas L, Hunger, J.David, 2000, Strategic Management, Business Policy,
New Global Milenium, 7th edition, Prentice-Hall International, USA.
Yang, W.Y, 1965, Methods of Farm Management Investigations, FAO, The United
Nation, Italy.
Cravens, David W; Greently,Gordon; Piercy,Nigel F; Slater,Stanley, 1999, Integrating
Contemporary Strategic Management Perspectives, Journal of Long Range
Planning – Reprint by UMI, UK.
Noer Sutrisno, 2002, Pasang Surut Perkembangan Koperasi di Dunia dan di Indonesia:
Diskusi Memperingati Satu Abad Bung Hatta, Deputi Bidang Pengkajian
Sumberdaya UKMK, Kantor Menteri Negara Koperasi dan UKM, Jakarta.
Noer Sutrisno, 2001, Rekonstruksi Pemahaman Koperasi, Merajut Kekuatan Ekonomi
Rakyat, Intrans, Jakarta.
Rothwell, WilliamJ, 2002, Putting Success Into Your Succession Planning, Journal of
Business Strategy, vol. 23, may 2002, page 32, copyright by ProQuest Company,
USA.
15
Download