BAB II KERANGKA TEORI A. Teori Sinyal Informasi merupakan

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Teori Sinyal
Informasi merupakan unsur penting bagi seorang investor dan bisnis
karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan , catatan atau
gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa
yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Informasi
yang lengkap, relevan, akurat, dan tepatwaktu sangat diperlukan oleh
investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan
investasi. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan
memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Teori sinyal menjelaskan tentang bagaimana para investor memiliki
informasi yang sama tentang prospek perusahaan sebagai manajer
perusahaan. Namun dalam kenyataannya manajer sering memiliki informasi
lebih baik dari investor luar. Hal ini disebut informasi asimetris, dan ini
memiliki dampak paling penting pada struktur modal yang optimal. Hal ini
akan terlihat jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua
informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi
perusahaan, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut
sebagai suatu sinyal terhadap suatu kejadian yang akan mempengaruhi nilai
perusahaan yang tercermin melalui harga saham.1
Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah
menerima
informasi
tersebut,
pelaku
pasar
terlebih
dahulu
menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik
atau sinyal buruk. Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik
bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.
Menurut teori sinyal kegiatan perusahaan memberikan informasi kepada
investor tentang prospek return masa depan yang substansial. Informasi
sebagai sinyal yang diumumkan pihak manajemen kepada publik bahwa
perusahaan mermiliki prospek bagus di masa depan. Return yang meningkat
akan diprediksi, memberikan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka
panjang serta analisa yang mengungkapkan sinyal tersebut digunakan untuk
memprediksi peningkatan earning jangka panjang. Teori sinyal ini
membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan
manajemen (agent) disampaikan kepada pemilik modal (principle).
Penyampaian laporan keuangan dapat dianggap sebagai sinyal, yang brarti
bahwa apakah agen telah berbuat sesuai dengan kontrak atau belum. Secara
1
hlm.75.
Sri Sulistyanto, Manajemen Laba (Teori dan Model Empiris) (Jakarta: Grasindo, 2008),
garis besar signaling theory erat kaitannya dengan ketersediaan informasi
mengenai pasar modal.2
B. Tinjauan Umum Tentang Pasar Modal
1. Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan
menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan
tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana untuk
memperkuat modal perusahaan.3
Pasar modal yang dinyakini sebagai wahana penghimpun dana jangka
panjang merupakan alternatif sumber dana bagi semua perusahaan. Saling
ketergantungan ini mengisi antara peranan pasar modal dan perbankan dalam
menarik dana dari masyarakat dan mengalokasikannya, terkait dengan
kebutuhan dari perusahaan-perusahaan itu sendiri. Selain perusahaan untuk
menginvestasi yang mutlak memerlukan dana jangka panjang disamping dana
jangka pendek yang ada.4 Di pasar modal ini terdapat istilah-istilah yang
diuraikan sebagai berikut :
a. Pasar perdana, yaitu penjualan perdana efek atau sertifikat atau
penjualan yang dilakukan sesaat sebelum perdagangan di Bursa atau pasar
sekunder. Pada pasar ini efek atau sertifikat diperdagangkan dengan harga
2
Yeye Susilowati, “Konsekuensi Signal Substansial dan komplemen Dalam KeputusanKeputusan Pendanaan” Disertai Program Doktor Ilmu Ekonomi (Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada, 2006).
3
Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal. (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm.55.
4
Farkhan Ika. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan”. (Value
Added, No. 1, September-pebruari, Vol. 9 2013 ). http://jurnal.unimus.ac.id.
emisi, pada pasar perdana perusahaan akan memperoleh dana dengan menjual
sekuritas (saham, obligasi, hipotek).
b. Pasar sekunder, yaitu penjualan efek atau sertifikat setelah pasar
perdana berakhir. Pada pasar ini efek diperdagangkan dengan harga kurs.
Menurut Hinsa Siahaan, (1990) pasar sekunder merupakan pasar dimana surat
ber harga dijual setelah pasar perdana.
c. Bursa paralel, yaitu suatu sistem perdagangan efek terorganisasi diluar
Bursa
Efek
Jakarta,
dengan
bentuk
pasar
sekunder,
diatur
dan
diselenggarakan oleh perikatan perdagangan uang dan efek-efek (PPUE) yang
diawali dan dibina oleh badan pelaksana pasar modal (BAPEPAM).
C. Tinjauan Umum Tentang Saham
1. Saham Secara Umum
Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilik
individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Saham yang dimaksud disini adalah
saham yang berasal dari perusahaan lain, yang dibeli oleh pihak manajemen
perusahaan dan sewaktu-waktu bisa di jual kembali jika membutuhkan dana
dan hasil keuntungan penjualan akan masuk ke kas perusahaan.5
Dalam bahasa Belanda, saham disebut aandel, dalam bahasa Inggris
disebut share, dalam bahasa jerman disebut aktie, dan dalam bahasa
Perancis disebut dengan action. Semua istilah ini mempunyai arti surat
5
Irham fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm.53.
berharga yang mencantumkan kata “saham” di dalamnya sebagai tanda
bukti pemilihan sebagian dari modal perseroan.6
Saham adalah klaim terhadap penghasilan bersih dan aset perusahaan,
yaitu dividen yang dibagikan kepada stockholder (pemegang saham) setelah
perusahaan memenuhgi kewajibannya, seperti membayar gaji karyawan,
pajak dan kewajiban utangnya, termasuk kewajibannya terhadap bondholder
(pemegang obligasi). Oleh karena itu , saham disebut juga residual
claimant, dan pemegang saham memperoleh penghasilan yang berfluktuasi,
berhubungan dengan keuntungan atau kerugian perusahaan penerbitnya.7
Hak pemegang saham antara lain:
a. Berhak atas pendapatan perusahaan (claim on income).
b. Berhak atas harta perusahaan (claim on assets).
c. Berhak mengeluarkan suara (voting rights).
d. Hak kontrol.
e. Hak memesan efek terlebih dahulu/HMETD (preemptive rights).
Jenis saham berdasarkan manfaat yang diperoleh oleh pemegang saham
yaitu:
a. Saham biasa (common stock): saham yang menempatkan pemiliknya
paling akhir terhadap claim.
b. Saham preferen (preferred stock): saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara saham biasa dan obligasi.
6
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm.93.
7
Ktut Silvanita Mangani, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Erlangga, 2009),
hlm.104.
2. Saham Syariah
a. Pengertian Saham Syariah
Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan
modal kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang
saham berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan
tersebut. Konsep penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini
merupakan konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Namun
demikian, tidak semua saham yang diterbitkan oleh emiten dan perusahaan
publik dapat disebut sebagai saham syariah.8
b. Kriteria Saham Syariah
Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham
tersebut diterbitkan oleh:
1. Emiten dan perusahaan publik yang secara jelas menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha emiten dan perusahaan
publik tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
2. Emiten dan perusahaan publik yang tidak menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha emiten dan perusahaan
publik bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
8
Badan pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, “Pengenalan Produk Syariah”.
http://www.bapepam.go.id/syariah/pengenalan produk syariah.html.
D. Tinjauan Umum Return Saham
1. Pengertian Return Saham
Return (pengukuran hasil pengembalian) adalah tingkat keuntungan
yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya atau
untuk mendapatkan suatu ukuran tingkat pengembalian investasi yang
dilakukan investor.9Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari
suatu investasi, tentunya investor (pemodal) tidak akan melakukan investasi.
Jadi setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang
mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan yang disebut sebagai
return saham baik langsung maupun tidak langsung.
Komponen return saham terdiri dari dua jenis yaitu current income
(pendapatan lancar) dan capital gain (keuntungan selisih harga). Current
income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang
bersifat periodic seperti pembayaran bunga deposito, bunga oblogasi,
deviden dan sebagainya. Disebut sebagai pendapatan lancar, maksudnya
adalah keuntungan yang diterima biasanya dalam bentuk kas atau setara kas,
sehingga dapat diuangkan secara cepat, seperti bunga atau jasa giro dan
deviden tunai. Dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dapat
dikonversi menjadi uang kas yang setara kas adalah saham bonus atau
deviden saham.10
9
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan(Finance Management) Konseptual,
Problem & Studi Kasus (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), hlm.11.
10
Yeye Susilowati. ”Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap
Return Saham Perusahaan”, ( Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, No. 1, Mei, Vol.3,
2011),hlm.6.
2. Komponen Return Saham
Komponen return saham ada dua jenis,yaitu:11
a. Current Income (pendapatan lancar), merupakan keuntungan yang
diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti
pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya.
Disebut sebagai pendapatan lancar, maksudnya adalah keuntungan
yang diterima biasanya dalam bentuk kas atau stara kas, sehingga
dapat diuangkan secara cepat , seperti bunga atau jasa giro dan
dividen tunai. Dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dapat
dikonversi menjadi uang kas adalah saham bonus atau dividen
saham.
b. Capital Gain, yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih
antara harga jual dengan harga beli saham dari suatu instrument
investasi, Capital gain sangat tergantung dari harga pasar instrumen
investasi,
yang
berarti
bahwa
instrumen
investasi
harus
diperdagangkan di pasar. Dengan adanya perdagangan maka akan
timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi yang memberikan
capital gain. Besarnya capital gain dilakukan dengan cara
menghitung historis yang terjadi pada periode sebelumnya, sehingga
dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan.
11
Yeye Susilowati. ”Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap
Return Saham Perusahaan”, ( Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, No. 1, Mei, Vol.3,
2011),hlm.23.
3. Jenis Return Investasi
Return realisasi (realted return) merupakan return yang terjadi yang
dihitung berdasarkan data historis dan berfungsi sebagai salah satu pengukur
kinerja perusahaan. Return histories juga berguna sebagai dasar penentuan
return ekspektasi (expected return) di masa datang. Return ekspektasi
merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa
mendatang.
4. Rumus Return Saham
Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi
atau sering disebut actual return. Beberapa pengukuran return realisasi
yang banyak digunakn adalah return total (total return), Return total
merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode
tertentu. Return total terdiri dari capital gail (loss) dan yield sebagai berikut
ini:
Return = Capital gain (loss) + yield
Capital gain (loss) merupakan selisih untung (rugi) dari harga
investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu:
Capital gain (loss) =
Jika harga investasi sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga investasi
periode lalu (Pt-1) ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain),
sebaliknya terjadi kerugian modal (capital loss).
Yield merupakan presetase penerimaan kas periodik terhadap harga
investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, yield adalah
presentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya. Dengan
demikian, return total dapat juga dinyatakan sebagai berikut:
Return =
+ Yield
Dari kedua konsep tersebut (divident yield dan capital gain), maka
konsep return yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain yang
lazim juga disebut sebagai capital actual. Alasan digunakan capital gain,
karena tidak semua perusahaan membagikan deviden. Apabila data yang
digunakan adalah data bulanan maka dividend yield tidak dapat diketahui
setiap bulan, karena lazimnya dividend yield dapat diketahui setiap tahun
sekali.12
Pt - Pt-1
Dimana: Return
Pt-1
12

Pt – 1 = harga saham di awal tahun.

Pt
= harga saham di akhir tahun.
Pt
Yeye Susilowati. ”Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap
Return Saham Perusahaan”, ( Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, No. 1, Mei, Vol.3,
2011),hlm.23.
E. Analisis Rasio Keuangan
Analisis Rasio Keuangan digunakan untuk pandangan yang lebih jelas
terhadap karakter keuangan dari sebuah perusahaan. Hasil dari rasio sering
dapat digunakan untuk lebih menjelaskan posisi keuangan maupun kinerja
keuangan dari sebuah perusahaan. Analisis rasio merupakan analisis yang
digunakan untuk mengetaui hubungan pos-pos yang ada dalam suatu laporan
keuangan atau antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.13
Analisis rasio keuangan merupakan salah satu bentuk informasi
akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan yang
berupa rasio-rasio keuangan untuk periode tertentu. Dengan rasio keuangan
tersebut akan tampak jelas perhitungan rasio keuangan akan menjadi lebih
jelas jika dihubungkan antara lain dengan menggunakan pola historis
perusahaan tersebut, yang dilihat perhitungan pada sejumlah tahun guna
menentukan apakah perusahaan membaik atau memburuk, atau melakukan
perbandingan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.14
Dalam praktiknya terdapat beberapa macam jenis rasio keuangan yang
dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, jenis-jenis rasio
keuangan tersebut adalah sebagai berikut:15
1. Rasio Likuiditas, terdiri dari current ratio, quick ratio, net working
capital ratio, dan cash flow liquidity ratio.
13
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012),
14
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm.108.
Irham Fahmi,”Teori, Kasus, dan Solusi” Cetakan Kesatu (Bandung: Alfabeta, 2010),
hlm.72.
15
hlm.120.
2. Rasio Solvabilitas, terdiri dari debt to total assets, debt to equity
ratio, times interest earned, cash flow coverage, long-term debt to
total capitalization, fixed charge coverage, dan cash flow
adequancy.
3. Rasio Aktivitas, terdiri dari inventory turnover, day sales
outstanding, fixed assets turnover, total assets turnover, dan long
term assets turnover.
4. Rasio Profitabilitas, terdiri dari gross profit margin, net profit
margin, return on assets dan return on equity.
5. Rasio
Pertumbuhan,
terdiri
dari
pertumbuhan
penjualan,
pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan laba per lembar saham,
pertumbuhan dividen per lembar saham, dan harga pasar per lembar
saham.
6. Rasio Nilai Pasar, terdiri dari earning per share, price earning ratio,
book value per share, price book value, dividen yield, dan dividen
payout ratio.
Peneliti menggunakan analisis rasio keuangan sebagai alat untuk
mengukur kinerja keuangan yang mempengaruhi return saham.
F. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya atau
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari penjualan barang atau
jasa yang diproduksinya.
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Investor yang
potensial akan menganalisis dengan cermat kelancaran sebuah perusahan dan
kemampuannya untuk mendapatkan keuntungan.16 Beberapa jenis rasio
profitalibitas yang sering digunakan antara lain:
1. Return on Assets (ROA)
Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan
dengan seluruh modal yang ada di dalamnya untuk menghasilkan
keuntungan.17 Rasio ini disebut juga sebagai rentabilitas ekonomi yang
sangat penting bagi analis atau investor, karena mencerminkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari seluruh harta atau modal
yang tertanam dari perusahaan. Adapun rumus return on assets (ROA)
adalah:18
ROA =
16
X 100%
Irham Fahmi, Analisis Investasi ( Bandung: Refika Aditama, 2006), hlm.59.
Budi Rahardjo, Dasar-Dasar Analisis Fundamental Saham, Laporan Keuangan
Perusahaan, Membaca, Memahami, dan Menganalisis (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2009), hlm.141.
18
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan
Tanya Jawab, Edisi Ketiga (Jakarta: Salemba Empat, 2012), hlm.158.
17
2. Return on Equity (ROE)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak
manajemen dalam memaksimumkan tingkat pengembalian investasi
pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan
dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio ini mengukur tingkat
pengembalian atas investasi pemegang saham. Adapun rumus return on
assets (ROE) adalah:
ROE =
X 100%
3. Net Profit Margin (NPM)
Rasio ini mengukur laba per rupiah penjualan. Rasio ini
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan biaya dan
pengeluaran sehubungan dengan penjualan. Adapun rumus net profit
margin (NPM) adalah:
NPM =
X 100%
4. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi
pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasi
kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Semakin
besar Gross Profit Margin semakin baik keadaan operasi perusahaan,
begitu pula sebaliknya. Adapun rumus gross profit margin (GPM)
adalah:
GPM =
X 100%
Dalam penelitian ini rasio Profitabilitas diukur dengan menggunakan
Return on Equity (ROE). Return On Equity (ROE) adalah laba bersih bagi
pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham. Pemegang
saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi atas
modal yang mereka investasikan, dan ROE menunjukkan tingkat yang
mereka peroleh. Jika ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung akan
tinggi dan tindakan yang meningkatkan ROE
kemungkinan juga akan
meningkatkan harga saham.19
G. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi
utang (membayar) tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.20
Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek
perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang
lancarnya. Likuiditas tidak hanya berkenaan keseluruhan keuangan
19
Brigham dan Houston, Dasar-dasar Manajemen Keuangan; Edisi Kedelapan (Jakarta:
Erlangga satu,2001), hlm 35.
20
hlm110.
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010),
perusahaan tetapi juga berkaitan dengan kemampuan untuk mengubah aktiva
lancar menjadi uang kas.21 Rasio ini penting karena kegagalan dalam
membayar
kewajiban
dapat
menyebabkan
kebangkrutan
perusahaan.
Beberapa jenis rasio yang sering digunakan adalah:
1. Current ratio (rasio lancar)
Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar kewajiba jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio lancar dapat pula
dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of
safety) suatu perusahaan.22
Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan hutang
lancar. Dan menunjukan besarnya kewajiban lancar yang di tutup dengan
aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek.
Rumus dari current ratio (CR) adalah:23
Current ratio =
21
X 100%
Lukman Syamsudin, Manajemen Keuangan Perusahaan (Jakarta: 2007, Raja Grafindo
Persada), hlm.41.
22
Kasmir, Pengantar Mnajemen Keuangan (Jakarta: 2010, Kencana Prenada Media),
hlm.111.
23
Manaha P. Tampubolon, Manajemen Keuangan (Finance Management) Konseptual,
Problem, dan Studi Kasus (Jakarta: 2005, Ghalia Indonesia), hlm.36.
2. Quick ratio (rasio cepat)
Rasio cepat adalah ukuran uji solvensi jangka pendek yang lebih
teliti daripada rasio lancar karena pembilangnya mengeliminasi persediaan
yang dianggap aktiva lancar yang sedikit tidak liquid dan kemungkinan
menjadi sumber kerugian.24
Rasio ini dihitung dengan menggunakan persediaan dari aktiva
lancar dan kemudian membagi hasilnya dengan kewajiban lancar. Rasio
ini menunjukan besarnya kewajiban lancar yang ditutup dengan aktiva
yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek.
Rumus quick ratio (QT) adalah:
Quick ratio=
X 100%
3. Cash ratio (rasio uang tunai)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas
yang tersedia. Rasio ini menunjukan perbandingan dengan uang tunai
dengan utang jangka pendek. Rumus cash ratio adalah:
Cash ratio =
24
X 100%
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: 2012, Alfabeta), hlm 125.
Untuk mengukur likuiditas perusahaan dalam penelitian
ini
menggunakan rasio Current Ratio (CR). CR merupakan salah satu ukuran
likuiditas yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar
yang
dimilikinya.25
H. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan (growth of sales) adalah kenaikan jumlah
penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Perusahaan yang
memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan
lebih banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik aset tetap maupun
aset lancar. Pertumbuhan yang dicapai oleh perusahaan. Growth dapat
dilihat dari besarnya sales growth yaitu tingkat pertumbuhan penjualan yang
dapat dicapai oleh perusahaan.26 Merupakan rasio yang menggammbarkan
kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah
pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.27
Sales Growth adalah perkembangan Penjualan barang atau jasa
dalam perekonomian untuk mengetahui barang dan jasa yang diproduksikan
dalam masyarakat meningkat atau menurun. Rumus sales growth adalah:
25
Rio Malintan. “Pengaruh Current ratio (Cr), Debt To Equity Ratio (Der), Price
earning ratio (Per), Dan Return On Asset (Roa) Terhadap Return Saham”. (Jurnal, Universitas
Brawijaya, 2011).
26
Wahyadi Prakarsa. Metodologi Penelitian Keuangan (Bandung Graha Ilmu, 2006),hlm
25.
27
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan (Jakarta: 2010, Kencana Prenada Media),
hlm.116.
Sales growth=
X 100%
I. Tinjauan Pustaka
Untuk mendukung penelitian ini, maka tinjauan pustaka penting
peranannya dalam penelitian ini guna merumuskan kerangka berpikir.
Tinjauan pustaka ini akan melakukan riset terdahulu yang releven dengan
masalah yang diteliti.
1. Penelitian terdahulu
Penelitian
terdahulu
yang
berkaitan
dengan
beberapa
faktor
fundemental yang dihubungkan dengan prediksi return saham telah
dilakukan oleh beberapa penelit. Pada umumnya penelitian terdebut meneliti
mengenai karakteristik perusahaan yang diduga memiliki hubungan dengan
return saham dalam laporan tahunan yang merupakan sumbar informasi
penting bagi stakeholder dalam menilai kinerja perusahaan.
Penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Likuiditas, Laverage,
Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan
Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di
BEJ)” yang dilakukan oleh Ulupui menunjukkan bahwa variabel Curent
Ratio (CR) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return
saham, variabel Return on Asset (ROA) memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap return saham, variabel Debt to Equity Ratio (DER)
memiliki pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap return
saham, variabel Total Asset Turnover (TATO) menunjukkan hasil yang
negatif dan tidak signifikan.28
Penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Aktifitas, Rasio
Profitabilitas, dan Rasio Pasar terhadap Return Saham Syariah dalam
Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2003-2005” yang dilakukan
oleh Saniman Widodo menunjukkan bahwa variabel Total Assets Turnover
(TATO), Inventory Turnover (ITO), Return on asset (ROA), Return on
equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price Book Value (PBV)
secara bersama-sama memberikan pengaruh yang singnifikan terhadap
return saham syariah. Sedangkan secara parsial pengaruhnya berbeda-beda,
TATO, ROA, ROE,dan EPS masing-masing mempunyai pengaruh
positifyang signifikan terhadap return saham syariah, ITO berpengaruh
positif tidak signifikan tethadap return saham syariah, dan PBV mempunyai
pengaruh negatif yang signifikan terhadap return saham.29
Penelitian
yang
berjudul
“Pengaruh
Likuiditas,
Profitabilitas,
Pertumbuhan penjualan dan, Dividen terhadap Return Saham pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).” yang
dilakukan oleh Saqif Muzaki menunjukkan bahwa secara parsial
menunjukkan bahwa variabel Current Ratio (CR) dan Dividend payout ratio
(DPR) tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap return saham. Return
28
Ulupui. “Analisis Pengaruh Likuiditas, Laverage, Aktivitas dan Profitabilitas terhadap
Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang
Konsumsi di BEJ)”. hlm.vii.
29
Seniman Widodo. “Analisis Pengaruh Rasio Aktifitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio
Pasar terhadap Return Saham Syariah dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) tahun 20032005”. Tesis Magister Manajemen. (Semarang: Universitas Diponegoro, 2007). hlm.6.
On Equity (ROE) dan Pertumbuhan penjualan (sales growth) berpengaruh
signifikan terhadap terhadap return saham. secara simultan menunjukkan
bahwa variabel Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Sales Growth
(Growth), dan Dividend Payout Ratio (DPR) secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap return saham. .Dalam penelitian yang
dilakukan saqif, variabel return saham dipengaruhi oleh variabel CR, ROE,
Sales growth dan DPR, sedangkan pada penelitian ini, variabel return
saham dipengaruhi oleh CR, ROE, dan Sales Growth. Objek penelitian saqif
yang digunakan juga berbeda antara penelitian dengan penelitian ini.30
Penelitian yang berjudul “Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio
Solvabilitas terhadap Return Saham Perusahaan” yang dilakukan oleh Yeye
Susilowati dan Tri Turyanto menunjukkan
bahwa DER berpengaruh
signifikan terhadap return saham, sedangkan EPS, NPM, ROA dan ROE
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dalam penelitian yang
dilakukan Yeye, variabel return saham dipengaruhi oleh variabel EPS,
NPM, ROA, ROE dan DER, sedangkan pada penelitian ini, variabel return
saham dipengaruhi oleh CR, ROE, dan Sales Growth. Objek penelitian
yang digunakan juga berbeda antara penelitian Yeye dengan penelitian ini.31
30
Saqif Muzaki. “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan penjualan dan,
Dividen terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI)”. Skripsi Sarjana Ekonomi, ( Pekalongan ; Universitas Pekalongan, 2013), hlm.
Vii.
31
Yeye Susilowati. ”Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap
Return Saham Perusahaan”,( Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, No. 1, Mei, Vol.3,
2011),hlm.6.
Penelitian yang berjudul “pengaruh Current Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Asset
(ROA) terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2010” yang dilakukan oleh Rio Malintan
menunjukkan bahwa CR dan DER tidak berpengaruh terhadap return
saham, sedangkan PER dan ROA berpengaruh positif terhadap return
saham. Dalam penelitian yang dilakukan Rio Malintan, variabel return
saham dipengaruhi oleh variabel CR, DER, ROA dan PER, sedangkan pada
penelitian ini, variabel return saham dipengaruhi oleh CR, ROE, dan Sales
Growth. Objek penelitian yang igunakan juga berbeda antara penelitian
Rio Malintan dengan penelitian ini.32
Penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Earning Per Share
(PER), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap
Return saham pada perusahaan dalam Jakarta Islamic Index (JII) Periode
2005-2007” yang dilakukan oleh Anisa Ika Hanani menunjukkan bahwa
secara parsial hanya variabel ROE yang berpengaruh positif terhadap return
saham. Sedangkan variabel EPS dan DER tidak berpengaruh terhadap
return saham. Hasil penelitian ini secara simultan menunjukkan bahwa EPS,
ROE, dan DER memberikan pengaruh positif terhadap return saham. Dalam
penelitian yang dilakukan Anisa Ika Hanani, variabel return saham
dipengaruhi oleh variabel CR, DER, ROA dan PER, sedangkan pada
32
Rio Malintan. “Pengaruh Current ratio (Cr), Debt To Equity Ratio (Der), Price earning
ratio (Per), Dan Return On Asset (Roa) Terhadap Return Saham”. (Jurnal, Universitas Brawijaya,
2011).
penelitian ini, variabel return saham dipengaruhi oleh CR, ROE, dan Sales
Growth. Objek penelitian yang digunakan juga berbeda antara penelitian
Anisa Ika Hanani dengan penelitian ini.33
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return
Saham pada Perusahaan Manufaktur Sektor Food and Beverage di Bursa
Efek Indonesia” yang dilakukan oleh Farkhan Ika membuktikan bahwa
ROA dan PER berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangakan
CR, DER, dan TAT tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Dalam penelitian yang dilakukan Farkhan Ika, variabel return saham
dipengaruhi oleh variabel CR, DER, TAT, ROA dan PER, sedangkan pada
penelitian ini, variabel return saham dipengaruhi oleh CR, ROE, dan Sales
Growth. Objek penelitian yang digunakan juga berbeda antara penelitian
Farkhan Ika dengan penelitian ini. 34
Penelitian yang berjudul ”Pengaruh Kinerja Keuangan, Pertumbuhan
Penjualan, Dividen dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham periode
2006-2011” yang dilakukan oleh Didit Setiawan dan Winarso dengan
menggunakan uji parsial (uji t), diketahui bahwa variabel likuiditas tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Variabel profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Variabel
pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
33
Anisa Ika Hanani. “Analisis Pengaruh Earning Per Share (PER), Return on Equity
(ROE), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return saham pada perusahaan dalam Jakarta
Islamic Index (JII) Periode 2005-2007”. Skripsi Sarjana Ekonomi. (Semarang ; Universitas
Diponegoro, 2011), hlm. Vii.
34
Farkhan Ika. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan”. (Value
Added, No. 1, September-pebruari, Vol. 92013 ). http://jurnal.unimus.ac.id.
Variabel dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham. Secara simultan kinerja keuangan, pertumbuhan penjualan,
dividen, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return
saham.35
35
Didit Setiawan dan Winarso, M.SI. “Pengaruh Kinerja Keuangan, Pertumbuhan
Penjualan, Dividen dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham periode 2006-2011”. (Jurnal
Manajemen Bisnis Indonesia Vol.2 Edisi I).
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No
1.
Peneliti
Judul
Variabel
Metode
Hasil
Perbedaan
Ulupui
Analisis Pengaruh Likuiditas,
Independen:
Regresi
Variabel Curent Ratio memiliki
Terdapat perbedaan
(2006)
Laverage, Aktivitas dan
Likuiditas,
linear
pengaruh yang positif dan
variabel penelitian, pada
Profitabilitas terhadap Return
Laverage,
berganda
signifikan terhadap return saham,
penelitian terdahulu
Saham (Studi pada
Aktivitas dan
variabel ROA memiliki pengaruh
meneliti pengaruh CR,
Perusahaan Makanan dan
Profitabilitas
yang positif dan signifikan
ROA, DER, dan TATO
terhadap return saham, variabel
terhadap return saham,
Minuman dengan Kategori
Industri Barang Konsumsi di
Dependen:
debt to equity ratio memiliki
sedangkan dalam
BEJ).
Return Saham.
pengaruh yang positif tetapi tidak
penelitian ini meneliti
signifikan terhadap return saham,
pengaruh ROE, CR dan
variabel total asset turn over
pertumbuhan penjualan
menunjukkan hasil yang negatif
terhadap return saham.
dan tidak signifikan.
2.
Saniman
Analisis Pengaruh Rasio
Independen:
Regresi
Variabel TATO, ITO, ROA,
Terdapat perbedaan
Widodo
Aktivitas, Rasio
TATO, ITO,
linear
ROE, EPS, PBV secara simultan
variabel penelitian, pada
(2007)
Profitabilitas, dan Rasio Pasar ROA, ROE,
berganda.
berpengaruh signifikan terhadap
penelitian terdahulu
return saham syariah. Sedangkan
meneliti pengaruh
secara parsial pengaruhnya
TATO, ITO, ROA, ROE,
terhadap Return Saham
EPS dan PBV
Syariah dalam kelompok
Jakarta Islamic Index (JII)
Dependen:
berbeda-beda, TATO, ROA, ROE
EPS dan PBV terhadap
Tahun 2003-2005.
return saham
dan EPS masing-masing
return saham, sedangkan
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham syariah.
ITO berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap return saham,
dalam penelitian ini
meneliti pengaruh ROE,
CR dan pertumbuhan
penjualan terhadap return
saham.
dan PBV berpengaruh negatifyang
signifikan terhadap return saham.
3.
Yeye
Reaksi signal rasio
Independen:
Regresi
Menunjukkan debt to equity ratio
Terdapat perbedaan
susilowati
profitabilitas dan rasio
Rasio
linear
(DER) berpengaruh signifikan
variabel penelitian, pada
dan tri
solvabilitas terhadap return
profitabilitas
berganda.
terhadap return saham . Dan
penelitian terdahulu
turyanto
saham perusahaan.
dan rasio
earning per share (EPS), net
meneliti pengaruh DER,
solvabilitas.
profit margin (NPM), return on
EPS, NPM, ROA dan
asset (ROA) dan return on equity
ROE terhadap return
Dependen :
(ROE) tidak berpengaruh
saham, sedangkan dalam
return saham
signifikan terhadap return saham
penelitian ini meneliti
2011
pengaruh ROE, CR dan
pertumbuhan penjualan
terhadap return saham.
4.
Rio Malintan Pengaruh current ratio(CR),
Independen:
Regresi
CR dan DER tidak berpengaruh
terhadap return saham.
Terdapat perbedaan
2011
dept to equity ratio(DER),
current
price earning ratio(PER),dan
linear
Sedangkan PER dan ROA
variabel penelitian, pada
ratio(CR), dept berganda
berpengaruh positif terhadap
penelitian terdahulu
return on asset(ROA)
to equity
return saham.
meneliti pengaruh CR,
Terhadap Return Saham
ratio(DER),
DER, PER dan ROA
Perusahaan Petambangan
price earning
terhadap return saham,
yang terdaftar di BEI Tahun
ratio(PER),dan
sedangkan dalam
2005-2010.
return on
penelitian ini meneliti
asset(ROA).
pengaruh ROE, CR dan
pertumbuhan penjualan
Dependen:
terhadap return saham.
Return Saham.
5.
Anisa Ika
Analisis Pengaruh Earning
Independen :
Regresi
Secara parsial hanya variabel
Terdapat perbedaan
Hanani
Per Share (EPS), Return on
EPS, ROE dan
linear
ROE yang berpengaruh positif
variabel penelitian, pada
2011
Equity (ROE), Debt to Equity
DER.
berganda.
terhadap return saham.
penelitian terdahulu
Ratio (DER) terhadap Return
Sedangkan variabel EPS dan DER
meneliti pengaruh EPS,
saham pada perusahaan
Dependen :
tidak berpengaruh terhadap return
ROE dan DER terhadap
dalam Jakarta Islamic Index
Return Saham
saham. Hasil penelitian ini secara
return saham, sedangkan
simultan menunjukkan bahwa
dalam penelitian ini
EPS, ROE, dan DER memberikan
meneliti pengaruh ROE,
pengaruh positif terhadap return
CR dan pertumbuhan
saham.
penjualan terhadap return
(JII) Periode 2005-2007.
saham.
6.
Farkhan
(2013)
Ika Pengaruh Rasio Keuangan
Independen:
Regresi
ROA dan PER berpengaruh
Terdapat perbedaan
Terhadap Return Saham
CR, DER,
linear
signifikan terhadap return saham.
variabel penelitian, pada
Perusahaan Manufaktur Di
TATO, ROA,
berganda.
Sedangakan CR, DER,
penelitian terdahulu
Bursa Efek Indonesia (Studi
PER.
dan TAT tidak berpengaruh
meneliti pengaruh CR,
signifikan terhadap return saham.
DER, TATO, ROA dan
Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor FoodAnd
Dependen:
PER terhadap return
Beverage)
return saham
saham, sedangkan dalam
penelitian ini meneliti
pengaruh ROE, CR dan
pertumbuhan penjualan
terhadap return saham.
7.
Saqif Muzaki
Pengaruh Likuiditas,
Independen :
Regresi
secara parsial menunjukkan
Terdapat perbedaan
2013
Profitabilitas, Pertumbuhan
Likuiditas,
linear
bahwa variabel Current Ratio
variabel penelitian, pada
penjualan dan, Dividen
Profitabilitas,
berganda.
(CR) dan Dividend payout ratio
penelitian terdahulu
terhadap Return Saham pada
Pertumbuhan
(DPR) tidak berpengaruh
meneliti pengaruh DER
Perusahaan Manufaktur yang
penjualan dan,
signifikan terhadap terhadap
dan pertumbuhan
terdaftar di Bursa Efek
Dividen
return saham. Return On Equity
penjualan terhadap return
(ROE) dan Pertumbuhan
saham, sedangkan dalam
Dependen :
penjualan (sales growth)
penelitian ini meneliti
Return Saham.
berpengaruh signifikan terhadap
pengaruh ROE, CR dan
Indonesia (BEI).
terhadap return saham.
pertumbuhan penjualan
secara simultan menunjukkan
terhadap return saham.
bahwa variabel Current Ratio
(CR), Return On Equity (ROE),
Sales Growth (Growth), dan
Dividend Payout Ratio (DPR)
secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
8.
Didit
Pengaruh Kinerja Keuangan,
Independen :
Regresi
Berdasarkan hasil analisis data
Terdapat perbedaan
Setiawan dan Pertumbuhan Penjualan,
Likuiditas,
linear
dengan menggunakan uji parsial
variabel penelitian, pada
Winarso,
Dividen dan Ukuran
Profitabilita,
berganda.
(uji t), diketahui bahwa variabel
penelitian terdahulu
M.SI
Perusahaan terhadap Return
Pertumbuhan
likuiditas tidak berpengaruh
meneliti pengaruh
Saham periode 2006-2011.
Penjualan,
signifikan terhadap return saham.
likuiditas, profitabilitas,
Dividen, dan
Variabel profitabilitas
pertumbuhan penjualan,
Ukuran
berpengaruh positif dan signifikan
dividen dan Ukuran
perusahaan
terhadap return saham. Variabel
perusahaan terhadap
pertumbuhan penjualan tidak
return saham, sedangkan
Dependen :
berpengaruh signifikan terhadap
dalam penelitian ini
Return Saham
return saham. Variabel dividen
meneliti pengaruh ROE,
tidak berpengaruh signifikan
CR dan pertumbuhan
terhadap return saham. Variabel
penjualan terhadap return
ukuran perusahaan berpengaruh
saham.
positif dan signifikan terhadap
return saham. Secara simultan
kinerja keuangan, pertumbuhan
penjualan, dividen, dan ukuran
perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
J. Kerangka Pemikiran
Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan
manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan. Perhitungan rasio profitabilitas ini bermanfaat untuk
mengetahui besarnya tingkat laba yang dihasilkan dalam satu periode,
mengetahui posisi laba tahun sekarang dengan tahun sebelumnya, dan
mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. Semakin tinggi tingkat
profitabilitas maka akan semakin baik.
Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam melunasi
kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi perusahaan dapat memenuhi
kemampuannya maka akan semakin tinggi pula kepercayaan investor maupun
masyarakat kepada perusahaan tersebut.
Growth of Sales adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun
atau dari waktu ke waktu. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan
penjualan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak investasi pada
berbagai elemen aset, baik aset tetap maupun aset lancar.
Berdasarkan rasio keuangan tersebut maka pengaruh dari masing-masing
variabel tersebut terhadap return saham dapat digambarkan dalam kerangka
pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1
KerangkaPemikiran
Profitabilitas (ROE)
H1
Likuiditas(CR)
H2
Sales Growth
H3
Return Saham
H4
K. Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang harus dibuktikan
kebenarannya atau dapat dikatakan proporsisi tentatif tentanng hubungan
antara dua variabel atau lebih.36
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka diajukan hipotesis
sebagai berikut :
H1 : Ada pengaruh secara parsial dari Return On Equity (ROE) terhadap
return saham perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di
Daftar efek syariah.
36
Masyuri dan Zainudin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktisi dan Apikatif.
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2008), hlm.136.
H2 : Ada pengaruh secara parsial dari Current Ratio (CR), terhadap return
saham perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Daftar efek
syariah.
H3 : Ada pengaruh secara parsial dari Sales Growth terhadap return saham
perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Daftar efek
syariah.
H4 : Ada pengaruh secara simultan dari Return On Equity (ROE), Current
Ratio (CR), Sales Growth terhadap return saham perusahaan industri
dasar
dan
kimia
yang
terdaftar
di
Daftar
efek
syariah.
50
Download