Kabar Baik dari Kesukaan Besar

advertisement
ADVEN 2016 GKY SINGAPORE
Kabar Baik dari
Kesukaan Besar
ADVEN 2016 GKY SINGAPORE
Perayaan Natal tidak selalu bermanfaat bagi umat Kristen, karena makna Natal sudah
dibiaskan oleh banyak kepentingan yang tidak berkaitan dengan iman. Tidak sulit bagi kita
untuk menemukan berbagai kegiatan perayaan Natal yang dirangkai sedemikian rupa, namun
di dalamnya terselubung pesan-pesan yang sama sekali tidak berkaitan dengan warta
kelahiran Yesus sebagai Juruselamat dunia. Untuk mempersiapkan diri merayakan Natal, kita
memerlukan masa Adven.
Adven adalah masa yang berulang setiap tahun sebagai masa penantian yang penuh
kesabaran, pengharapan yang penuh keyakinan, usaha menjernihkan jiwa, dan hari-hari yang
dinantikan oleh banyak gereja, keluarga Kristen, dan pribadi-pribadi pengikut Yesus. Tidak
ada pengajaran Alkitab yang mewajibkan masa Adven. Adven merupakan sebuah pilihan –
sebuah tradisi yang berkembang seiring dengan perjalanan sejarah gereja – sebagai masa
persiapan menyambut Hari Natal. Bagi banyak orang, perayaan Adven adalah sebuah masa
pribadi yang menyenangkan dan mendatangkan kebaikan secara rohani.
Istilah “Advent” berasal dari kata adventus dalam bahasa Latin, yang berarti “kedatangan.”
Makna Adven yang dirayakan setiap Desember utamanya ditujukan kepada kedatangan
pertama Yesus sekitar dua ribu tahun yang lalu. Namun, kita juga mengingat kedatangan
kedua Yesus yang semakin dekat. Masa Adven dimulai pada hari Minggu keempat sebelum
hari Natal dan berakhir pada malam Natal.
Bacaan Adven 27 November-2 Desember 2016 ditulis oleh Pdt. Timotius Fu untuk renungan
natal Gema tahun 2016 (Mobile Gema tersedia dalam versi android dan iOS, dapat diunduh
secara cuma-cuma). Bacaan Adven 3-25 Desember 2016 disadur dari tulisan dan khotbah
John Piper di desiringGod.org oleh Tony Reinke dan Jonathan Parnell, sebagaimana dimuat di
dalam aplikasi “Solid Joys” (tersedia dalam versi android dan iOS, dapat diunduh secara cumacuma).
Sebagai umat Allah, mari kita mempersiapkan diri sebaik mungkin sehingga perayaan Natal
kita, baik perayaan bersama umat Allah di gereja maupun perayaan pribadi kita dapat
berkenan kepada-Nya. Kita rindu perayaan Natal membawa kita lebih menghayati kasih Allah
yang secara ajaib mengutus Yesus menjadi Juruselamat dunia dan membuat kita lebih
mengasihi-Nya melalui kehidupan yang memuliakan-Nya.
ADVEN 2016 GKY SINGAPORE
PENDAHULUAN:
APA YANG YESUS INGINKAN DALAM NATAL INI?
“Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama
dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang
kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku
sebelum dunia dijadikan.” – YOHANES 17:24
Apa yang Yesus inginkan dalam Natal ini?
Kita dapat menemukan jawabannya dalam doa-Nya. Apa yang Ia minta kepada Allah? Doa-Nya
yang terpanjang adalah Yohanes 17. Puncak dari keinginan-Nya tercatat di ayat 24.
Di antara semua pendosa yang tidak layak di dalam dunia ini, terdapat orang-orang yang Allah
telah “berikan kepada Yesus.” Mereka adalah orang-orang yang sudah ditarik Bapa kepada
Anak (Yoh. 6:44, 65). Mereka adalah umat Kristen – orang-orang yang telah “menerima” Yesus
yang telah mati dan bangkit sebagai Juruselamat dan Tuhan dan Harta yang Tak Ternilai
dalam kehidupan mereka (Yoh. 1:12; 3:17; 6:35; 10:11, 17-18; 20:28). Yesus berjanji untuk
menyertai mereka.
Kadang-kadang kita mendengar orang-orang mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia
karena Ia merasa kesepian. Menurut mereka, “Allah menciptakan kita supaya kita dapat
menyertai-Nya.” Apakah Yesus menyetujui pandangan tersebut? Sebenarnya, Ia memang
mengatakan bahwa Ia sungguh ingin kita bersama-sama dengan-Nya! Ya, namun mengapa?
Perhatikan lanjutan ayat tersebut. Mengapa Yesus ingin kita bersama-Nya?
. . . agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau [Bapa] berikan kepadaKu, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
Itu bukan cara yang lazim untuk mengungkapkan kesepian-Nya. “Aku ingin mereka bersamasama dengan-Ku supaya mereka dapat melihat kemuliaan-Ku.” Sebenarnya, itu tidak
mengungkapkan kesepian-Nya. Itu mengungkapkan kepedulian-Nya atas kepuasan atas
kerinduan kita, bukan atas kesepian-Nya.
Yesus tidak kesepian. Ia dan Bapa dan Roh Kudus berada dalam kepuasan yang sempurna
dalam persekutuan Tritunggal. Adalah kita, bukan Dia, yang sedang sangat mendambakan
sesuatu. Dan apa yang Yesus inginkan dari Natal adalah agar kita dapat mengalami tujuan
sebenarnya kita diciptakan – menyaksikan dan menikmati kemuliaan-Nya.
Oh, Allah ingin hal ini meresap dalam jiwa kita! Yesus menciptakan kita (Yoh. 1:3) untuk
memandang kemuliaan-Nya.
Persis sebelum sebelum menuju ke kayu salib, Ia mengungkapkan kerinduan-Nya yang paling
mendalam kepada Bapa: “Ya Bapa, Aku mau [Aku rindu!] supaya . . . mereka juga berada
bersama-sama dengan Aku, . . . agar mereka memandang kemuliaan-Ku.”
Namun ini hanya setengah dari apa yang Yesus inginkan dalam ayat-ayat yang berisi puncak
doa terakhirnya. Saya baru saja mengatakan bahwa kita sesungguhnya diciptakan untuk
memandang dan menikmati kemuliaan-Nya. Apakah itu yang Ia inginkan – bahwa kita tidak
hanya memandang kemuliaan-Nya, namun juga menikmatinya, mengaguminya, menyukainya,
menghargainya, mencintainya? Perhatikan ayat 26, ayat terakhir:
ADVEN 2016 GKY SINGAPORE
Akutelah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan
memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam
mereka dan Aku di dalam mereka.
Itulah akhir dari doa tersebut. Apakah tujuan terakhir Yesus bagi kita? Bukan hanya bahwa
kita memandang kemuliaan-Nya, namun bahwa kita mengasihi-Nya dengan kasih yang sama
yang diberikan Bapa atas-Nya: “supaya kasih yang Engkau [Bapa] berikan kepada-Ku ada di
dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”
Kerinduan dan tujuan Yesus adalah bahwa kita memandang kemuliaan-Nya dan bahwa kita
mampu mengasih-Nya dengan kasih yang sama yang diberikan Bapa kepada Anak. Dan Ia
tidak bermaksud bahwa kita sekadar meniru kasih dari Bapa kepada Anak. Yang Ia
maksudkan adalah bahwa kasih dari Bapa menjadi kasih dari kita kepada Anak – bahwa kita
menggunakan kasih dari Bapa untuk mengasihi Anak. Inilah wujud dan karya Roh di dalam
kehidupan kita: Kasih kepada Anak oleh Bapa melalui Roh.
Apa yang paling diinginkan Yesus dari Natal adalah bahwa umat pilihan-Nya berkumpul
bersama-sama dengan-Nya dan kemudian mendapatkan apa yang paling mereka inginkan –
memandang kemuliaan-Nya dan kemudian menikmatinya melalui kasih yang diberikan Bapa
kepada Anak.
Kerinduan terbesar saya dari Natal tahun ini adalah bergabung bersama Anda (dan banyak
orang lainnya) untuk memandang kepada Kristus dalam seluruh kepenuhan-Nya dan kita
bersama-sama mampu mengasih apa yang kita pandang dengan sebuah kasih yang jauh
melampaui keterbatasan kita yang hanya mampu mengasihi dengan setengah hati. Inilah
tujuan yang ingin kita capai melalui renungan-renungan adven ini. Kita rindu untuk bersamasama memandang dan menikmati Yesus yang “adven” (kedatangan) pertama-Nya kita
rayakan, dan yang kedatangan kedua-Nya yang kita harapkan.
Inilah doa Yesus bagi kita pada Natal ini: “Bapa, tunjukkanlah kepada mereka kemuliaan-Ku
dan berikanlah kepada mereka kenikmatan yang Engkau miliki di dalam Aku.” Ya, kiranya kita
memandang Kristus melalui mata Allah dan menikmati Kristus melalui hati Allah. Inilah esensi
dari sorga. Untuk itulah Kristus datang untuk membayar harganya bagi orang-orang berdosa
melalui kematian-Nya yang menggantikan kita.
Download