BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Merokok merupakan perilaku yang berbahaya, merokok sama dengan
mencari mati. Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat
merokok. Perilaku merokok saat ini merupakan kebiasaan yang sangat wajar
dipandang oleh anggota masyarakat Indonesia (Wulandari, 2007).
Temuan Global Adult Tobacco Survey (GATS) menyatakan bahwa 86
persen orang dewasa di Indonesia menyadari bahaya merokok bagi kesehatan
dan dapat menyebabkan penyakit serius. Bahkan, sebanyak 73,7 persen orang
dewasa menyadari bahwa asap rokok sekunder dapat menyebabkan penyakit
serius pada orang-orang yang bukan perokok.
Temuan ini menunjukkan tingginya pemahaman masyarakat mengenai
bahaya merokok bagi kesehatan diri sendiri dan orang lain. Sebanyak 4 dari
10 orang dewasa diketahui melihat informasi anti rokok di TV atau radio.
Hasilnya, sebanyak 5 dari 10 orang perokok berencana atau sedang berupaya
berhenti merokok (Nafsiah,2012).
Sebuah survei yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO)
dan Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit dari Amerika Serikat
menyatakan pada tahun 2009, sebanyak 67 persen dari pria Indonesia berusia
diatas 15 tahun telah merokok. Sekitar seperempat anak lelaki Indonesia usia
13 hingga 15 tahun telah mengenal rokok.
Peringatan bergambar pada rokok adalah bentuk visual dari peringatan
bahaya merokok. Peringatan berbentuk gambar dinilai lebih efektif mencegah
seseorang merokok daripada peringatan dalam bentuk tulisan. Meski rokok
1
legal, sebagai produk berbahaya kemasan rokok harus mencantumkan
informasi bahaya merokok. Itu ibarat informasi kontraindikasi dan efek
samping pada kemasan obat keras.
Ketua Bidang Khusus Pengendalian Tembakau Pengurus Pusat Ikatan
Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, ada hak
masyarakat untuk mendapat informasi kesehatan pada kemasan rokok.
Karena banyaknya perokok di Indonesia, Pemerintah wajib menyampaikan
pesan demi melindungi warganya dari bahaya rokok.
Semakin besar peringatan bergambarnya,semakin besar menunjukkan
kebenarannya. Gambar kecil atau bahkan menghilangkan gambar artinya
menyembunyikan kebenaran.
Technical Officer Tobacco Free Initiative Organisasi kesehatan dunia
(WHO) memaparkan bahwa bungkus rokok adalah bagian dari pemasaran
dan pencitraan produk sehingga rokok dianggap barang normal. Pencantuman
peringatan bergambar menjadi langkah mendenormalisasi produk rokok.
(Kompas, 31 Maret 2016)
PP tembakau no 109 tahun 2012 yang pada 2014 direalisasikan untuk
seluruh rokok beredar di Indonesia. Yakni, menyertakan peringatan
bergambar tentang bahaya rokok. Menurut Tulus Abadi, Ketua Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia, waktu atau tanggal penerapan peringatan
bahasa merokok harus dilaksanakan secara definitif.
Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 109 Tahun 2012
tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan dan Permenkes No 28 Tahun 2013 Tentang
2
Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan
Produk Tembakau.
Jenis peringatan kesehatan terdiri dari jenis gambar sebagai berikut,
gambar kanker mulut, gambar perokok dengan asap yang membentuk
tengkorak, gambar kanker tenggorokan, gambar orang merokok dengan anak
di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam karena kanker. Dengan melihat
gambar ini, diharapkan perokok takut dan bisa menekan jumlah perokok di
Indonesia yang makin hari semakin meningkat (Tempo, 2014)
Berdasarkan observasi yang dilakukan di lingkungan kampus, diperoleh
hasil bahwa mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 dan 2014
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga lebih dari 20 mahasiswa yang
menjadi perokok aktif dan yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti
judul ini karena tidak hanya mahasiswa laki-laki saja yang merokok tetapi
juga ada mahasiswi yang menjadi perokok aktif.
Peneliti lebih tertarik meneliti subjek mahasiswa Bimbingan dan
Konseling angkatan 2013 dan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga karena kelak mahasiswa mahasiswi tersebut menjadi calon konselor
yang seharusnya menjadi contoh siswa-siswanya disekolah.
Didukung oleh penelitian dari Zulkarnaen (2015) Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi visual
resiko merokok terhadap sikap pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Jurusan
Teknis Mesin. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan metode
survey. Teknik pengambilan sampel dengan cara sensus, menggunakan
keseluruhan populasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
3
metode analisis Regresi linear. Kemudian data diolah dengan menggunakan
perangkat lunak SPSS.20 untuk sistem operasi komputer Windows. Hasil dari
penelitian ini menunjukan, terdapat pengaruh yang signifikan anatara
Komunikasi Visual Resiko Merokok terhadap Sikap Pelajar SMK Negeri 2
Yogyakarta. Jurusan Teknik Mesin. Berdasarkan Uji Koefisian Determinasi
diketahui bahwa Komunikasi Visual Rsiko Merokok memiliki pengaruh
sebesar 33,2% pada sikap Pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Jurusan Teknik
Mesin. Dari tiga aspek Sikap yang diteliti, pada aspek Kognitif dapat
disimpulkan bahwa pada umumnya pelajar memahami segala resiko akibat
merokok. Pada aspek Afektif dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar
pelajar acuh tak acuh dan sebagian lain memiliki pesaraan takut,tidak suka
dan tidak nyaman terhadap peringatan rokok. Pada Aspek Konatif dapat
disimpulkan bahwa pelajar rentan terpengaruh untuk mencoba rokok dan atau
merokok kembali.
Sebagai calon guru BK yang mampu memberikan teladan yang baik
terhadap peserta didiknya alangkah baiknya apabila mengetahui resiko
bahaya merokok yang sekaligus memberikan contoh yang baik dengan tidak
menjadi seorang perokok.
Didukung oleh penelitian dari Permatasari (2015) mengetahui persepsi
mahasiswa perokok mengenai gambar bahaya merokok pada kemasan rokok.
Subyek penelitian adalah mahasiswa perokok prodi PGSD FKIP Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi
mahasiswa perokok prodi PGSD FKIP Universita Muhammadiyah Surakarta
mengenai gambar bahaya merokok pada kemasan rokok tergolong kebijakan
4
pemerintah yang cukup baik, namun dengan adanya gambar bahaya merokok
pada kemasan rokok tersebut tidak dapat mengurangi perilaku
merokok
bahkan berhenti merokok bagi mahasiswa prodi PGSD FKIP Universitas
Muhammadiyah Surakarta. mahasiswa prodi PGSD FKIP Universitas
Muhammadiyah Surakarta memiliki cara-cara tersendiri untuk menghindari
sikap jijik dan takut terhadap gambar tersebut. mahasiswa prodi PGSD FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta tidak terpengaruh adanya gambar
bahaya merokok yang tertera pada kemasan rokok meskipun sudah
dicantumkan gambar bahaya merokok yang menyeramkan bahkan mahasiswa
prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta sendiri juga telah
mengetahui bahaya-bahaya yang timbul akibat merokok serta mereka juga
sudah sedikit merasakan akibat yang ditimbulkan dari rokok bagi
kesehatannya masing-masing. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
peraturan pemerintah mengenai aturan pencantuman gambar bahaya merokok
pada kemasan rokok tersebut merupakan usaha yang bagus namun masih
kurang efektif untuk membuat para mahasiswa prodi PGSD FKIP Universitas
Muhammadiyah Surakarta dapat mengurangi perilaku
merokok bahkan
berhenti merokok.
Penelitian Kurniadi (2014)
bertujuan untuk menguji apakah ada
hubungan antara sikap terhadap label gambar peringatan bahaya merokok
pada kemasan rokok dengan intensi berhenti merokok. Hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sikap terhadap label
visual peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan intensi
berhenti merokok. Semakin positif sikap terhadap label visual peringatan
5
bahaya merokok pada kemasan rokok maka akan semakin tinggi intensi
berhenti merokok, sebaliknya semakin negatif sikap terhadap label visual
bahaya merokok pada kemasan rokok maka semakin rendah intensi berhenti
merokoknya. Subjek dalam penelitian ini adalah laki-laki perokok yang
berusia berkisar antara 17 sampai dengan 60 tahun, Adapun skala yang
digunakan adalah skala intensi berhenti merokok dan skala sikap terhadap
label visual peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok yang dibuat
sendiri oleh peneliti, untuk skala intensi berhenti merokok mengacu pada
teori Ajzen (1988) dan untuk skala sikap mengacu pada teori skema triadik,
Azwar (1995) Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan fasilitas program SPSS versi 11,0 untuk menguji apakah
terdapat hubungan antara sikap terhadap label peringatan bahaya merokok
pada kemasan rokok dengan intensi berhenti merokok. Korelasi product
moment dari Pearson menunjukan korelasi sebesar r = 0,757 dengan p < 0,01
yang artinya ada hubungan positif antara sikap terhadap label visual
peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan intensi berhenti
merokok.
Berdasarkan pemaparan dari penelitian Kurniadi (2014) juga
berdasarkan penelitian sebelumnya yang memperoleh hasil dan temuan yang
berbeda dengan teori, peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Komunikasi
Visual Resiko Merokok pada Bungkus Rokok terhadap Perilaku Merokok
pada Mahasiswa Angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga”.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
: “ Apakah ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi visual resiko
merokok pada bungkus rokok terhadap perilaku merokok pada mahasiswa
angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ? ”.
1.3 Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan yang
ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara
komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok terhadap perilaku
merokok pada mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
1.4 Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat antara lain sebagai
berikut :
1. Secara Teoritis
a. Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
informasi
dan
pengetahuan tentang pengaruh komunikasi visual resiko merokok
pada bungkus rokok terhadap perilaku
merokok pada mahasiswa
angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
b. Dapat
mendukung
penelitian
pengetahuan
tentang
pengaruh
komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok terhadap
7
perilaku merokok selanjutnya pada kajian yang sama tetapi pada
ruang lingkup yang lebih luas.
2. Secara Praktis
a. Bagi penulis, dapat menambah pengalaman dalam mengetahui
pengaruh komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok
terhadap perilaku
merokok pada mahasiswa angkatan 2013 dan
2014Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga.
b. Bagi mahasiswa, panelitian ini dapat memberikan informasi yang
lebih spesifik mengenai pengaruh komunikasi visual resiko merokok
pada bungkus rokok terhadap perilaku
merokok pada mahasiswa
angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
c. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang pengaruh komunikasi visual resiko merokok
pada bungkus rokok terhadap perilaku
merokok pada mahasiswa
angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab I dengan judul Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.
Bab II dengan judul Landasan Teori, yang berisi Komunikasi visual,
Pengertian Komunikasi Visual, Iklan, Pengertian Iklan, Fungsi
8
Iklan, Perilaku Merokok, Pengertian Perilaku Merokok, FaktorFaktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok, Tipe Perokok,
Aspek-aspek
Perilaku
Merokok,
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi Perilaku Merokok, S-O-R (Stimulus Organism
Response), Pengertian S-O-R (Stimulus Organism Response),
Sikap, Temuan Penelitian yang relevan, Hipotesis.
Bab III dengan judul Metode Penelitian, yang berisi Jenis Penelitian
dan Desain Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel
Penelitian,
Definisi
Operasional
Variabel,
Tekhnik
Pengumpulan Data, Skala Sikap Komunikasi Visual Resiko
Merokok, Skala Perilaku Merokok, Analisis Data, Analisis Uji
Validitas , Analisis Uji Realibilitas, Teknik Analisis Data.
Bab IV dengan judul Analisis dan Pembahasan, yang berisi Deskripsi
Subjek Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, Analisis Regresi, Uji
Hipotesis, Pembahasan
Bab V dengan judul Penutup, yang berisi Simpulan, Saran-Saran.
9
Download