PERHITUNGAN UANG KARTAL YANG DIEDARKAN Dewasa ini sistem pembayaran non tunai menunjukkan perkembangan yang cepat seiring dengan perkembangan teknologi dan inovasi di pasar uang. Namun demikian, keberadaan uang kertas dan uang logam yang disebut dengan uang kartal masing memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Uang kartal masih merupakan alat pembayaran yang efisien khususnya untuk transaksi yang bersifat retail dan bernilai nominal relatif kecil1. Uang kartal di Indonesia dikenal dengan sebutan Rupiah. Bank Indonesia senantiasa memantau dan menghitung jumlah uang Rupiah yang berada di masyarakat dan perbankan atau dikenal dengan istilah jumlah uang kartal yang diedarkan. Dari sisi moneter, pemantauan tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan likuiditas perekonomian, sedangkan secara fisik pemantauan dilakukan untuk menjaga kecukupan uang Rupiah sesuai dengan kebutuhan transaksi masyarakat, Jumlah uang kartal yang diedarkan merupakan hasil perhitungan uang kertas dan uang logam yang dicetak (rekening pembuatan uang) dikurangi dengan jumlah persediaan uang yang berada di Bank Indonesia, uang yang dicabut dan ditarik dari peredaran, serta uang yang digunakan untuk penelitian BI. Uang kartal yang diedarkan tersebut meliputi uang yang berada di masyarakat dan di khasanah perbankan. a) Uang Yang Dicetak Bank Indonesia Uang yang telah dicetak baik yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah maupun uang yang telah dicabut dari peredaran, dan dicatat di sisi pasiva yang merupakan kewajiban moneter BI. Jumlah uang yang dicetak tersebut baik uang kertas maupun uang logam dicatat sebagai faktor penambah rekening pembuatan uang, sedangkan pemusnahan uang kertas dan uang logam yang dilakukan oleh Bank Indonesia selanjutnya akan mengurangi rekening pembuatan uang tersebut. b) Persediaan Uang di Bank Indonesia Persediaan Uang Kertas dan Uang Logam Rupiah dicatat pada sisi aktiva Bank Indonesia yang terdiri dari beberapa rekening yaitu: - Rekening kas besar yaitu posisi Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL) yang disimpan di Khazanah Kas Besar BI yang berfungsi sebagai penyangga/buffer stock.. - Rekening kas harian berupa posisi UK dan UL yang disimpan dalam khazanah harian dan berfungsi sebagai modal kerja untuk pembayaran kepada bank dan non bank. - Rekening setoran bank yang belum dihitung merupakan posisi UK dan UL hasil setoran bank yang belum dihitung dan disortasi pada hari yang sama, mengingat tingginya volume setoran dari perbankan.Hasil perhitungan dan sortasi setoran bank berupa Uang Layak Edar (ULE) layak edar dan tidak layak edar (UTLE). - Rekening uang untuk pelayanan kas di luar kantor, merupakan posisi UK dan UL yang digunakan sebagai modal kerja kas untuk kegiatan kas keliling dan kas titipan. 1 Bank Indonesia - Seri Kebanksentralan No.13 “Kebijakan Pengedaran Uang di Indonesia”. - Rekening UTLE merupakan posisi UK dan UL yang tidak layak edar yang akan dimusnahkan. - Rekening uang dalam pengiriman, merupakan posisi UK dan UL yang sedang dalam pengiriman (remise), baik dari KP ke KBI, KBI ke KP maupun antar KBI. Rekening pengiriman uang dimaksud akan nihil apabila pengiriman uang telah sampai di kantor penerima. c) Uang yang dicabut dan ditarik dari peredaran merupakan uang yang sudah tidak berlaku sebagai alat pembayaran yang sah namun masih dapat ditukarkan sebesar nilai nominalnya. d) Uang Rupiah dalam penelitian merupakan uang yang digunakan untuk penelitian di laboratorium uang dan uji coba mesin.