PASAR DALAM SISTEM PEREKONOMIAN PASAR DALAM SISTEM PEREKONOMIAN 1. Pasar 2. Pasar 3. Pasar 4. Pasar Barang Tenaga Kerja Uang Luar Negeri. PASAR BARANG • Pasar Barang : Di pasar barang, permintaan total masyarakat akan barang-barang dan jasa-jasa bertemu dengan seluruh barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi ( dan di tawarkan) oleh seluruh produsen yang ada di masyarakat dalam suatu periode GAMBAR PASAR BARANG PANDANGAN KLASIK TENTANG PASAR BARANG • Menurut kaum Klasik di pasar barang tidak mungkin akan kekurangan produksi atau kelebihan produksi dalam jangka waktu lama, sehingga selalu terjadi pasar bersih ( clearing market) atau pasar dalam kondisi ekuilibrium. • Pendapat ini dilandasi adanya kepercayaan di kalangan kaum Klasik bahwa di dunia nyata ini : 1. Berlaku hukum Say ( Say’s Law) yang mengatakan bahwa “ setiap barang yang diproduksikan selalu ada yang membutuhkannya” ( “ supply creates its own demand”), dan 2. Harga-harga dari hampir semua barang-barang dan jasajasa adalah fleksibel, yaitu bisa dengan mudah berubah ( naik atau turun) sesuai dengan daya tarik-menarik antara permintaan dan penawaran. PASAR TENAGA KERJA • Pasar Tenaga Kerja : Di pasar tenaga kerja, permintaan (kebutuhan) total akan tenaga kerja dari sektor swasta dan pemerintah bertemu dengan jumlah angkatan kerja yang tersedia pada waktu itu. Pertemuan permintaan dan penawaran tenaga kerja tersebut akan menentukan harga tenaga kerja/ UPAH TENAGA KERJA GAMBAR PASAR TENAGA KERJA PANDANGAN KLASIK TENTANG TK • • • Per definisi, tidak ada kemungkinan timbulnya pengangguran sukarela (tk tidak bersedia bekerja pada tingkat upah yang berlaku). Artinya pada tingkat upah riel yang berlaku di pasar tenaga kerja semua orang bersedia bekerja pada tingkat upah tersebut . Kaum klasik menganggap bahwa di pasar tenaga kerja, seperti halnya di pasar barang, apabila harga tenaga kerja ( upah) cukup fleksibel maka permintaan tenaga kerja selalu seimbang dengan penawaran tenaga kerja. Sejalan dengan proses penyesuaian dalam pasar barang, dimana jumlah barang akan berada pada posisi keseimbangan, maka kurva D2 akan kembali ke D1. Akibatnya posisi full employment tercapai kembali, di mana semua angkatan kerja bisa bekerja pada tingkat upah riel yang lama, W1 PASAR UANG • Pasar Uang : Di pasar uang, permintaan (atau kebutuhan) masyarakat akan uang (kartal dan giral) bertemu dengan jumlah uang (kartal dan giral) yang beredar. Pertemuan antara permintaan dan penawaran uang akan menentukan harga uang , yang tidak lain adalah tingkat bunga • Uang dapat terdiri dari uang kartal dan uang giral. Uang kartal adalah uang kertas dan logam yang dikeluarkan oleh pemerintah. Uang giral adalah deposito yang dapat diuangkan setiap waktu, biasanya dalam bentuk cek. • Kaum Klasik memiliki teori permintaan akan uang yang cukup terkenal, yaitu “ teori kuantitas”. Teori kuantitas mengatakan bahwa masyarakat memerlukan uang tunai untuk keperluan transaksi tukar-menukar ( GAMBAR PASAR UANG PASAR LUAR NEGERI • Pasar Luar Negeri : Di pasar luar negeri, permintaan dunia akan barang-barang ekspor dalam negeri bertemu dengan penawaran barang-barang tersebut yang dapat disediakan oleh para eksportir. Sebaliknya, permintaan barang-barang impor untuk dalam negeri bertemu dengan penawaran barang-barang tersebut yang dapat ditawarkan pihak luar negeri. • Pertemuan antara permintaan barang-barang ekspor dan penawaran barang-barang tersebut menentukan harga rata-rata ekspor. Harga rata-rata ekspor dikalikan dengan volume ekspor memberikan penerimaan devisa dari ekspor. Pertemuan antara permintaan impor dan penawaran barang-barang tersebut dari luar negeri menentukan harga rata-rata impor. Harga rata-rata impor dikalikan dengan volume impor memberikan pengeluaran devisa untuk impor. Penerimaan devisa dikurangi pengeluaran devisa tersebut disebut neraca perdagangan . Harga rata-rata ekspor dibagi dengan harga rata-rata impor disebut “dasar penukaran luar negeri” ( terms of trade). GAMBAR PASAR LUAR NEGERI PANDANGAN KLASIK TENTANG PASAR LUAR NEGERI • Di pasar luar negeri, kaum klasik juga menganut pandangan bahwa dunia dapat secara otomatis mengoreksi ketidakseimbangan. • Implikasi dari pandangan ini adalah bahwa suatu perekonomian nasional tidak perlu merepotkan diri untuk menyeimbangkan neraca perdagangan mereka dengan kebijakan-kebijakan khusus, asal saja pemerintah mau memakai salah satu dari sistem pembayaran luar negeri di bawah ini : 1. Sistem standar emas : yaitu sistem di mana uang dalam negeri ( misalnya rupiah) dijamin penuh dengan emas. Artinya setiap satuan uang tersebut ( misalnya, satu rupiah) selalu bisa ditukar dengan emas murni seberat x gram di Bank Sentral. 2. Standar kertas dan Kurs devisa yang fleksibel: yaitu sistem keuangan dalam negeri dapat menggunakan “standar kertas” atau menggunakan PANDANGAN KEYNESS Teori Klasik Pada Pasar Barang Tidak mungkin ada kelebihan/ kekurangan produksi. Produksi total masyarakat = kebutuhan total masyarakat ( full employment level of activity) Landasan berfikirnya : a). Hukum Say : supply creates its own demand. b). Harga umum fleksibel Setiap proses produksi mempunyai dua akibat: a). Menghasilkan output b). Memberikan penghasilan kepa-da pemilik faktor produksi yang besarnya sama dengan nilai output. Semua penghasilannya dibelanja-kan di pasar barang. Tadak perlu canpur tangan pemerintah. Teori Keynesian 1. Pada Pasar Barang Dapat terjadi kelebihan/kekurangan produksi Tidak selalu mencapai “full employment” Tidak menerima hukum Say. Sama dengan pendapat Klasik. Tidak semua penghasilan dibelan-jakan, ada sebagian yang ditabung. Perlu campur tangan pemerintah. Di pasar Uang 1. Di Pasar Uang Menganut prinsip teori Kuantitas Uang : Uang hanya untuk Terdapat tiga motif memegang uang: (1) untuk transaksi, (2). jagatransaksi. jaga, dan (3) spekulasi. Penawaran uang ditentukan oleh Pemerintah. Penawaran uang ditentukan oleh pemerintah. Keseimbangan dalam pasar uang: Keseimbangannya : MS = MD = k PQ MS = MD = [kQ + r] P Di Pasar Tenaga Kerja Tingkat upah fleksibel Selalu full employment Tidak perlu campur tangan pemerintah dalam mengatasi pengangguran. 1. Di Pasar Tenaga Kerja Tingkat upah rigit/tegar Tidak selalu full employment Perlu campur tangan pemerintah pengangguran dalam mengatasi