Peningkatan Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Pernapasan pada

advertisement
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
bagi Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Burau
Ruth Megawati
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia melalui
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
bagi Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Burau.
Ruth Megawati
Pendidikan Biologi, Universitas Cenderawasih
E-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar biologi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di
SMP Negeri 1 Burau pada konsep sistem pernapasan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIE SMP
Negeri 1 Burau yang berjumlah 32 orang. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang dilaksanakan selama
empat kali pertemuan. Pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan melalui tes tertulis pada tiap akhir
siklus dan observasi aktivitas belajar siswa dilakukan pada setiap proses pembelajaran berlangsung. Data
yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada siklus I
mencapai skor rata-rata 62,5 meningkat pada siklus II menjadi 72,7. Ketuntasan belajar siswa pada siklus
I adalah 59,3% dengan jumlah siswa yang tuntas hanya 19 orang meningkat pada siklus II menjadi
87,5% dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 28 orang. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
dapat meningkatkan hasil belajar biologi khususnya pada konsep sistem pernapasan, siswa kelas VIIIE
SMP Negeri 1 Burau.
Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif tipe NHT, Hasil belajar.
Abstract
This research was a classroom action research which aimed to improving students’ achievement in
biology through cooperative learning model using NHT type at SMP Negeri 1 Burau at the respiration
concept. The subject of this research were student of grade VIIIE SMP Negeri 1 Burau with 32 students.
This research consist of 2 cycles which have been done for four meetings. The data collection of students’
achievement was did by writing test in the end of cycles and the observation of students’ learning activity
was did when each learning process taking place. The data which have been taken, was analyzed by
quantitative method. Result of research showing that students’ achievement after application of
cooperative learning model using Numbered Head Together (NHT) type at the first cycle was 62,5
increased to be 72,7 at the second cycle. The students learning completeness at the first cycle was 59,3%
where number of student that include in complete category was 19 people and increased in second cycle
to be 87,5 % with 28 students include of complete category. Based on the result of research can be
concluded that the through cooperative learning model using Numbered Head Together (NHT) type can
improving students’ achievement in biology especially at respiration concept of students at grade VIIIE
SMP Negeri 1 Burau.
Key Words: Cooperative Learning Model using NHT Type, Students Achievement
lebih-lebih ditingkat dunia. Meskipun ada
beberapa siswa telah berhasil mendapatkan
juara olimpiade Matematika, Fisika, Kimia,
dan Biologi ditingkat ASEAN, Asia bahkan
dunia.
Pendahuluan
Peningkatan mutu pendidikan menjadi
salah satu program pokok pemerintah
khususnya Departemen Pendidikan Nasional.
Hal ini tampak pada mutu pendidikan di
Indonesia yang jauh tertinggal ditingkat Asia,
24
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
bagi Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Burau
Ruth Megawati
Kesadaran akan pentingnya pendidikan
sebagai proses peningkatan sumber daya
manusia mendorong pemerintah untuk
melakukan upaya perbaikan mutu pendidikan
dengan berbagai kebijakan terus-menerus
mulai dari pembangunan dan perbaikan
kurikulum, perbaikan sarana pendidikan,
penataran-penataran, pelatihan-pelatihan bagi
guru yang berimplikasi pada hasil belajar.
Rendahnya mutu pendidikan disebabkan
oleh 4 faktor yaitu: jumlah guru yang belum
memadai serta penyebarannya yang belum
merata, kondisi sarana dan prasarana yang
belum memadai, anggaran pendidikan yang
jumlahnya sangat terbatas, serta proses
pembelajaran yang belum efektif.
Peningkatan hasil belajar siswa atau
prestasi yang dicapai anak didik tidak hanya
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan guru
terhadap materi pelajaran, tetapi yang juga ikut
menentukan adalah penggunaan model
pembelajaran
(Indra,
2009).
Model
pembelajaran yang digunakan dalam proses
belajar
mengajar
diharapkan
dapat
memudahkan siswa menerima dan memahami
materi yang disampaikan.
Salah satu model pembelajaran yang
relevan dan sesuai dengan permintaan
kurikulum adalah model pembelajaran
kooperatif. Beberapa ahli menyatakan bahwa
model pembelajaran ini sangat berguna untuk
menumbuhkan kerja sama antar siswa karena
dalam proses pembelajaran bukan hanya
terjadi antara siswa dengan guru tetapi juga
antara siswa dengan siswa. Semua metode
pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide
bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar
dan bertanggungjawab terhadap teman satu
timnya mampu membuat diri mereka belajar
sama baiknya (Slavin, 2008). Sistem
pengajaran ini memberikan kesempatan antara
siswa
untuk
bekerja
sama
dalam
menyelesaikan tugas-tugas terstruktur yang
disebut sistem “pembelajaran gotong royong”
dimana guru bertindak sebagai fasilitator.
Berdasarkan hasil observasi
yang
dilakukan di SMP Negeri 1 Burau, informasi
yang diperoleh dari guru bidang studi biologi
bahwa nilai hasil belajar biologi siswa kelas
VIIIE masih rendah dibandingkan dengan
empat kelas yang lain. Hal ini dapat diketahui
dari rata-rata ujian tengah semesternya tahun
lalu hanya sekitar 60. Proses belajar
menunjukkan bahwa guru biologi cenderung
menerapkan metode ceramah dengan bantuan
papan tulis dan buku ajar saja, sehingga proses
pembelajaran berpusat pada guru yang aktif
menjelaskan sedangkan siswa bersifat pasif
yang hanya mendengarkan dan mencatat saja.
Siswa kelas ini cenderung belajar secara
individual, kurang membantu temannya yang
memiliki kemampuan kurang dalam menerima
materi dan mengerjakan tugas kelompok.
Akhirnya berdampak pada siswa yang
kemampuannya kurang. Timbulnya rasa malu
di dalam diri siswa yang kemampuannya
kurang untuk bertanya kepada siswa yang
kemampuannya tinggi.
Salah satu model pembelajaran yang dapat
diterapkan guna mengatasi masalah tersebut
adalah pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah
suatu pendekatan pembelajaran yang lebih
memungkinkan siswa untuk lebih aktif dan
bertanggungjawab penuh untuk memahami
materi pelajaran baik secara berkelompok
maupun individual. Peneliti berasumsi bahwa
pembelajaran kooperatif tipe NHT ini mampu
mengatasi
masalah
di
atas
karena
pembelajaran ini dalam penerapannya
melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman siswa
terhadap isi pelajaran. Dalam pembelajaran ini
terjadi pula ketergantungan sosial, dimana
yang mampu dapat membantu yang kurang
mampu, dan yang kurang mampu diharapkan
antusias
belajar
untuk
mempertanggungjawabkan nomornya atau
dengan kata lain dapat melatih siswa untuk
bersosialisasi
dengan
baik,
sehingga
berpengaruh positif pada hubungan dan sikap
terhadap siswa yang terlambat secara
akademik.
Penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT yang diberikan dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa itu
diterapkan pada konsep materi sistem
pernapasan pada manusia. Salah satu hal yang
menjadi bahan pertimbangan mengapa konsep
25
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
bagi Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Burau
Ruth Megawati
materi sistem pernapasan pada manusia
dijadikan sebagai objek kajian dalam
penelitian ini adalah dengan melihat nilai-nilai
rata-rata kelas siswa tahun lalu pada konsep
materi yang sama dimana nilai rata-rata kelas
yang diperoleh siswa sebagaimana yang telah
disebutkan di atas adalah 60 khususnya kelas
VIIIE yang jika disesuaikan kriteria ketuntasan
minimal di sekolah tersebut yaitu 65, maka
nilai hasil belajar yang diperoleh siswa
tersebut berada dalam kategori tidak tuntas.
Materi tersebut memiliki cakupan materi yang
luas menuntut siswa untuk lebih banyak
membaca, menghafal, dan memahami konsepkonsep yang termuat pada pokok bahasan
tersebut. Hal itu tentunya menuntut
konsentrasi siswa dalam belajar untuk dapat
memahami betul isi dari pelajaran tersebut.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibrahim,
dkk (2009), adalah suatu pendekatan yang
dikembangkan oleh Spencer Kagen untuk
melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut. Teknik ini
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
saling
memberikan
ide-ide
dan
mempertimbangkan jawaban yang paling
tepat. Dalam diskusi mereka juga dapat
mengaitkan dengan contoh-contoh kehidupan
masing-masing. Selain itu banyaknya istilahistilah penting pada konsep sistem pernapasan
ini, dapat dijadikan bahan pertanyaan pada
langkah mengajukan pertanyaan (Questioning)
pada pembelajaran kooperatif tipe NHT ini.
Dengan teknik ini siswa belajar melaksanakan
tanggung jawab pribadinya dalam saling
keterkaitan
dengan
rekan-rekan
sekelompoknya, serta meningkatkan semangat
kerja mereka. Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa yang ada di
kelas VIIIE. Berdasarkan masalah yang
dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
biologi pada konsep sistem pernapasan melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT) siswa Kelas
VIIIE SMP Negeri 1 Burau.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research) yang
dilakukan berupa proses pengkajian bersiklus
yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
1 Burau, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu
Timur dengan subjek penelitian siswa kelas
VIIIE dengan jumlah siswa 32 orang.
Adapun faktor yang diselidiki dalam penelitian
ini adalah :
1. Hasil belajar adalah nilai yang didapatkan
oleh siswa melalui tes hasil belajar biologi
konsep sistem pernapasan pada akhir
siklus dalam bentuk pilihan ganda, yang
diberikan setelah mengikuti proses balajar
mengajar.
2. Pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT) adalah jenis
pembelajaran kooperatif dimana siswa
dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari
4-5 orang dan setiap anggota kelompok
tersebut diberi nomor masing-masing
sesuai jumlah anggota kelompok, lalu
berfikir bersama dalam kelompok dan
meyakinkan setiap anggota kelompok
mengetahui jawaban tim, selanjutnya
memanggil salah satu siswa dengan nomor
yang dipanggil untuk melaporkan hasil
kerja sama mereka. Dalam hal ini aktivitas
belajar siswa dalam proses belajar dengan
menggunakan
model
pembelajaran
tersebut.
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini,
terdiri
dari
tahap
perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dan
dilakukan dua siklus, yang merupakan proses
perbaikan secara terus-menerus dari suatu
tindakan yang masih mengandung kelemahan
sebagaimana hasil refleksi menuju ke arah
yang semakin sempurna. Siklus pertama
selama 2 kali pertemuan (4 jam pelajaran) dan
siklus kedua selama 2 kali pertemuan (4 jam
pelajaran), hal ini mengacu pada silabus yang
dibuat oleh penulis dimana materi untuk
sistem pernapasan diajarkan selama 8 jam.
Khusus untuk evaluasi tiap siklus masingmasing 1 jam pelajaran. Instrumen penelitian
26
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
bagi Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Burau
Ruth Megawati
ini adalah tes hasil belajar berupa soal pilihan
ganda yang sudah divalidasi dan reliabel
sebanyak 25 soal yang diberikan di setiap
akhir siklus, dan lembar observasi/pengamatan
aktifitas siswa di kelas melalui penerapan
model pembelajaran NHT ini selama proses
pembelajaran berlangsung. Analisis data
menggunakan analisis deskriptif yaitu skor
rata-rata yang diperoleh dari hasil tes tiap
siklus yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat penguasaan materi melalui nilai
pencapaian hasil belajar biologi siswa yang
diajar
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT). Kemudian nilai tersebut
dikelompokkan dengan melihat pedoman
pengkategorian berdasarkan kategori Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditetapkan oleh sekolah yaitu nilai <64 tidak
tuntas, dan nilai >65 tuntas. Analisis aktivitas
siswa dideskripsikan berdasarkan hasil
pengamatan selama proses belajar mengajar
berlangsung dari tiap siklus dengan
menggunakan lembar observasi. Indikator
keberhasilan penelitian ini adalah apabila 70%
siswa atau lebih, dapat mencapai ketuntasan
minimal 65.
Tabel 2. Perbandingan Hasil Observasi
Aktivitas Belajar pada Siklus I dan Siklus II
Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Burau
Siklus
Komponen
N
I
II
Aktivitas yang
o
diamati
F
%
F
%
Siswa
yang
menyimak
penjelasan guru
1. (siswa terlihat
68,
90,
22
29
memperhatikan
7
6
apa
yang
dijelaskan oleh
guru)
Siswa
yang
mengajukan
16,
2. pertanyaan pada
5
8
25
6
saat pemberian
materi
Kerjasama siswa
dalam kelompok
71,
93,
3. pada
saat 23
30
9
8
mengerjakan
LKS
Siswa
yang
meminta
bimbingan
/
28,
4. arahan kepada
8
25
9
1
guru
saat
mengerjakan
LKS
Siswa
yang
menjawab
pertanyaan
dengan
benar
(Nomor anggota
dari
setiap
12,
21,
5. kelompok yang
4
7
5
8
bertanggung
jawab memberi
jawaban
atas
pertanyaan yang
diajukan
oleh
guru)
Siswa
yang
mengajukan
15,
pertanyaan pada
3
9,3
5
6.
6
saat persentase
kelompok
Siswa
yang
mengajukan
15,
7. tanggapan
3
9,3
5
6
(memberi
jawaban
lain
Hasil Penelitian
Tabel 1. Perbandingan Ketuntasan Belajar Biologi
Siklus I dan Siklus II Siswa Kelas VIIIE
SMP Negeri 1 Burau
Skor
Kategori
65 – 100
Tuntas
0 - 64
Tidak
tuntas
Jumlah
Siklus I
Siklus II
F
(%)
F
(%)
19
59,3
28
87,
5
13
40,6
4
12,
5
32
100
32
100
27
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
bagi Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Burau
Ruth Megawati
dengan alasan
sendiri)
Siswa
yang
melakukan
kegiatan
lain
baik
dalam
proses
pemberian
materi pelajaran
maupun disaat
mengerjakan
tugas
(mainmain,
keluar
masuk
kelas,
ribut,
mengerjakan
pekerjaan lain,
dan sebagainya)
9
28,
1
6
18,
7
Jumlah
77
241
,4
99
309
,2
Rata-rata
9,6
30,
1
12,
3
38,
6
8.
diri akan jawabannya. Nampak pula dalam
satu kelompok masih ada siswa yang
mendominasi teman-teman yang lain dalam
menjawab LKS sehingga siswa yang
lainnya kurang menguasai jawaban dari
LKS yang diberikan.
4. Siswa belum disiplin dalam belajar, keluar
masuk kelas, ribut, bahkan ada yang
menyalin PR untuk pelajaran lain.
Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka
peneliti melakukan tindakan baru untuk
mengatasi masalah tersebut di atas. Adapun
hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1. Menanamkan rasa percaya diri siswa untuk
menjawab, bertanya, dan menanggapi hasil
diskusi dengan menyampaikan bahwa
mereka memiliki kemampuan masingmasing yang dapat dikembangkan dalam
belajar.
2. Mengarahkan kepada setiap siswa tentang
pentingnya kerjasama dalam kelompok,
dimana penilaian yang diberikan tidak
terlepas dari kerjasama kelompok. Menjalin
keakraban diantara sesama anggota
kelompok.
3. Mengarahkan siswa agar masing-masing
memiliki jawaban sebelum didiskusikan
bersama.
Mencegah
siswa
tertentu
mendominasi
jalannya
diskusi
dan
mendorong semua anggota kelompok untuk
aktif
mencari
jawaban
bersama,
bertanggung jawab atas nomor masingmasing, bekerja sama, dan penuh
kepedulian dengan anggota kelompoknya.
Mengarahkan bahwa tujuan utama dari
diskusi adalah untuk menyelesaikan
masalah secara bersama-sama bukan hanya
seorang saja.
4. Memberikan san ksi yang tegas seperti
menegur langsung, memberikan tugas
tambahan kepada siswa yang tidak disiplin
pada saat proses pembelajaran berlangsung
apalagi melakukan kegiatan lain yang tidak
berhubungan dengan pelajaran biologi.
5. Meningkatkan pemberian penghargaan
kepada siswa, baik kepada setiap individu
maupun pada kelompok yang berupa
bingkisan sederhana berisi alat tulis
menulis, dan buku-buku saku rangkuman
pelajaran biologi.
Pembahasan
Analisis Refleksi pada Siklus I
Siklus I yang dilaksanakan sebanyak 2 kali
pertemuan diperoleh beberapa hal yang
menjadi bahan refleksi pada pelaksanaan
siklus berikutnya.
1. Pada kegiatan mempresentasikan hasil
diskusi kelompok, masih ada siswa yang
kurang percaya diri (sesuai dengan nomor
kepala) tampil di depan kelas, karena takut
diejek/ditertawakan teman atau kelompok
yang lain. Begitu pula dalam memberikan
tanggapan.
2. Kurangnya kerjasama (diskusi/interaksi) di
dalam kelompok seperti menyamakan
persepsi dan saling menanyakan dalam
kelompok. Hal ini terjadi karena siswa yang
tidak bisa menerima siswa lain sebagai
teman kelompok, karena biasanya siswa
membentuk kelompok cenderung hanya
memilih teman akrab atau teman dekat saja.
3. Masih adanya siswa dalam satu kelompok
yang tidak aktif bekerjasama menyelesaikan
LKS, masih mengharapkan jawaban dari
teman sekelompoknya yang lain, hal ini
terjadi karena siswa masih kurang percaya
28
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
bagi Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Burau
Ruth Megawati
Refleksi Pada Siklus II
sebesar 62,5 sedangkan nilai rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus II diperoleh sebesar
72,7. Terjadi peningkatan nilai rata-rata skor
sebesar 10,3 dari siklus I ke siklus II.
Hasil pengkategorian berdasarkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) maka dari 32
siswa yang mengikuti tes siklus I, sebanyak 13
siswa yang termasuk kategori tidak tuntas
dengan persentase 40,6% dan siswa yang
termasuk dalam kategori tuntas sebanyak 19
siswa atau 59,3%. Hal ini terjadi karena dalam
kerja kelompok belum terjadi kerja sama yang
baik diantara anggota kelompok. Siswa masih
merasa canggung antara teman yang satu
dengan teman yang lain karena selama ini
mereka memilih teman kelompok hanya
dengan teman-teman yang akrab saja. Namun
pada siklus II dari 32 siswa yang mengikuti tes
siklus II hanya 4 siswa yang termasuk kategori
tidak tuntas atau sebesar 12,5% dan siswa
yang termasuk dalam kategori tuntas
sebanyak 28 siswa atau sebesar 87,5%.
Kembali melihat indikator keberhasilan dapat
dikatakan penelitian ini berhasil dimana dari
jumlah keseluruhan siswa yang ada di kelas
VIIIE terdapat 87,5 % siswa berada dalam
kategori tuntas (dikatakan tuntas apabila
apabila 70% dari jumlah siswa memperoleh
nilai minimal 65).
Berdasarkan hasil analisis data di atas,
maka hasil penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas
VIIIE SMP Negeri 1 Burau. Secara umum
peningkatan ini terjadi karena siswa lebih
bekerja sama dalam kelompok dan memiliki
rasa tanggung jawab atas nomor kepala
masing-masing sesuai dengan penerapan
model pembelajaran tipe NHT. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Ibrahim dkk, dalam
Dalle (2009), model pembelajaran tipe NHT
adalah suatu pendekatan yang dikembangkan
oleh Spencer Kagen untuk melibatkan lebih
banyak siswa dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
tersebut. Teknik ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling memberikan ide-ide
dan mempertimbangkan jawaban yang paling
tepat. Selain itu teknik ini juga mendorong
siswa dalam belajar atau meningkatkan
Pelaksanaan tindakan siklus II sebagai
perbaikan dari pelaksanaan siklus I
memberikan dampak positif terhadap siswa,
dimana siswa saling memberikan penguatan
dan saling meyakinkan satu dengan yang lain
untuk tampil di depan kelas dengan memakai
nomor kepala mewakili kelompoknya sesuai
dengan jawaban hasil diskusi bersama. Hal ini
terlihat dari kesungguhan mereka atas
tanggung jawab nomor kepala yang nantinya
mewakili jawaban kelompok mereka dan
keinginan mereka untuk membawa kelompok
mereka sebagai pemenang. Suasana kelaspun
menjadi lebih tertib. Selain itu, kerjasama
dalam mencari jawaban LKS semakin
meningkat,
berfikir
bersama/saling
berinteraksi, tidak ada lagi yang mendominasi
tetapi sudah bisa mengkomunikasikan persepsi
sendiri untuk disamakan sebagai jawaban yang
paling baik. Selain itu Melihat hasil refleksi
siklus II dan setelah mengamati berbagai
kekurangan dan kemajuan siswa selama siklus
II, terlihat bahwa sebagian besar hambatan
yang ditemukan pada siklus I dapat teratasi.
Dengan
demikian
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
dikatakan berhasil. Selain itu, berdasarkan data
hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator
keberhasilan penelitian tindakan kelas ini telah
tercapai, yaitu terjadi peningkatan hasil belajar
biologi siswa dari siklus I ke siklus II,
peningkatan persentase siswa yang tuntas
hasil belajarnya dari 59,3% menjadi 87,5%.
Nilai ketuntasan tersebut telah memenuhi
indikator keberhasilan yang harus dicapai
yakni 70% siswa yang mencapai KKM dalam
kelas yaitu nilai 65. Tercapainya indikator
keberhasilan penelitian menunjukkan bahwa
penelitian tindakan kelas ini dapat diakhiri
dengan dua siklus (penelitian tidak dilanjutkan
ke siklus berikutnya).
Hasil
penelitian
yang
diperoleh
menunjukkan adanya peningkatan
hasil
belajar siswa kelas VIIIE yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT. Pernyataan ini didukung oleh hasil
analisis data secara deskriptif, dimana kelas
VIIIE nilai rata-rata pada siklus I diperoleh
29
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
bagi Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Burau
Ruth Megawati
semangat kerja mereka. Hal ini senada dengan
apa yang dikemukakan oleh Ismail dalam
Hasman
(2008),
bahwa
pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran
yang mengutamakan adanya kerja sama, yakni
kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk
mencapai tujuan pembelajaran
Data hasil belajar menunjukkan ketuntasan
belajar ini juga tidak terlepas dari hasil
pengamatan
observasi
selama
proses
pembelajaran berlangsung. Hasil observasi
aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran
kooperatif
tipe
NHT,
menunjukkan bahwa rata-rata persentase
aktivitas siswa mengalami peningkatan pada
pelaksanaan tindakan siklus II. Adapun
peningkatan
yang
dimaksud
adalah
meningkatnya semangat belajar siswa dalam
proses belajar mengajar. Hal ini ditandai
dengan semakin banyaknya siswa yang
memperhatikan dan menyimak pengarahan
guru maupun siswa yang mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya. Peningkatan
aktivitas belajar siswa kategori menyimak
pengarahan guru pada siklus I sebanyak 68,7%
dan pada siklus II sebanyak 90,6%. Jumlah
siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat
pemberian materi sebanyak 16,6% pada siklus
I meningkat menjadi 25% pada siklus II,
kerjasama
dalam
kelompoks
ketika
mengerjakan LKS pada siklus I sebanyak 71.9
% dan meningkat pada siklus II sebanyak
93,8%. Jumlah siswa yang meminta
bimbingan pada saat mnegerjakan LKS
sebanyak 25% pada siklus I meningkat
menjadi 28,1% pada siklus II. Komponen ini
lebih dipahami sebagai komponen positif
dalam artian ada interaksi antara siswa dan
guru pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Bimbingan yang diminta oleh
siswa adalah bimbingan jika pertanyaan dari
LKS belum mereka pahami dan masih
meragukan jawabannya. Begitu pula dengan
siswa
yang
menjawab
pertanyaan
(mempresentasikan hasil diskusi kelompok
sesuai nomor kepala) meningkat dari siklus I
hanya sebesar 12,5 % menjadi 21,8%.
Timbulnya kesadaran pada diri siswa yang
ditandai dengan berkurangnya perilaku yang
tidak relevan dengan proses belajar mengajar
siswa seperti membicarakan hal yang tidak
berhubungan
dengan
materi
pelajaran
mengalami perubahan, yaitu pada siklus I
sebanyak 28,1% menurun menjadi 18,7% pada
siklus II.
Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke
siklus II disebabkan pada pembelajaran
kooperatif tipe NHT membentuk siswa belajar
keterampilan sosial untuk saling mengenal,
saling memahami dan kerjasama dalam
meningkatkan prestasi kelompok. Juga usaha
siswa untuk mengungkapkan gagasannya
ataupun informasi antar mereka. Hal ini
sejalan dengan pendapat Khaeruddin 2005
(dalam Dalle
(2009), bahwa dalam
pembelajaran kooperatif, siswa bekerja sama
dalam suatu kelompok, mereka saling
membantu untuk mempelajari suatu materi
akademik dan keterampilan antar pribadi
anggota-anggota kelompok bertanggung jawab
atas ketuntasan tugas-tugas kelompok dan
untuk mempelajari materi itu sendiri. Hal ini
lebih diperkuat lagi oleh pendapat Nasution
dalam Maulida (2009) bahwa metode diskusi,
sosiodrama, kerja kelompok, pekerjaan
diperpustakaan dan laboratorium banyak
membangkitkan aktivitas pada anak-anak.
Hasil belajar yang meningkat, tidak terlepas
dari aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT juga meningkat. Dalam
arti bahwa adanya peningkatan aktivitas yang
bersifat positif serta berkurangnya aktivitas
negatif menunjukkan bahwa adanya keseriusan
siswa untuk berubah atau belajar. Tujuan dari
belajar adalah mengubah tingkah laku ke arah
yang lebih berkualitas. Hamalik dalam Haling
(2004) mengatakan bahwa belajar adalah suatu
perkembangan dari seseorang yang dinyatakan
dalam cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan. Belajar ditandai
dengan adanya perubahan tingkah laku.
Selain
itu,
pembelajaran
dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
NHT ini, dapat menciptakan keberhasilan
individu yang dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya.
Karena
dalam
model
pembelajaran ini setiap individu saling
tergantung satu sama lain untuk mencapai
suatu tujuan pembelajaran dengan cara
30
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
bagi Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Burau
Ruth Megawati
berbagai
pengetahuan
antara
anggota
kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif
dengan tipe NHT ini, memberi kesempatan
bagi siswa untuk saling membagikan ide-ide
dan mempertimbangkan jawaban-jawaban
yang paling tepat, dan mendorong untuk
meningkatkan semangat kerjasama setiap
anggota kelompok (Lie, 2002)
Hasil analisis data secara deskriptif di atas
menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil
belajar biologi siswa kelas VIIIE SMP Negeri
1 Burau. Selain hasil belajar yang meningkat,
juga aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar juga meningkat. Seiring dengan
Hamalik dalam Haling (2004), Aunurrrahman
(2009)
juga menyatakan bahwa “belajar
berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi,
belajar akan membawa suatu perubahan pada
individu-individu yang belajar. Perubahan itu
tidak hanya berkaitan dengan penambahan
ilmu pengetahuan tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, minat, dan
penyesuaian diri.
Hasil
penelitian yang sama
juga
dikemukakan oleh Mirawati (2009) yang
mampu meningkatkan hasil belajar biologi
siswa kelas VIII SMP 26 makassar dengan
menerapkan model pembelajaran Kooperatif
tipe NHT.
Daftar Pustaka
Aunurrahman,
2009,
Belajar
dan
Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Dalle, Kamelia, 2009, Penerapan Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Numbered Head Together (NHT) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Siswa SMP Negeri 13 Makassar, Skripsi,
FMIPA UNM.
Haling,
Abdul,
2006,
Belajar
dan
Pembelajaran,
University
Press,
Makassar.
Hasman, 2004, Peningkatan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas XIIA SmA
Kendari
melalui NHT,
www.http//wikipedia.artikel.
com,
Diakses tanggal 20 Agustus 2009.
Indra, Munnawar., 2009, Faktor-faktor yang
mempengaruhi
hasil
belajar,
htttp/www.
google.com,
Diakses
tanggal 12 oktober 2009.
Ibrahim, Fida Rachmadiarti, Mohammad Nur
dan Ismono, 2009, Pembelajaran
Kooperatif, University Press, Surabaya.
Lie, Anita, 2002, Cooperative Learning
“Mempraktekkan Cooperative Learning
di Ruang-Ruang Kelas”, PT. Gramedia,
Jakarta.
Mirawati, 2009, Peningkatan Hasil Belajar
Biologi Siswa Kelas VII SMP 26
Makassar, Skripsi, FMIPA UNM.
Slavin dan Robert, E, 2008, Cooperatif
Learning, Nusa Media, Bandung.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data,
dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) dapat meningkatkan hasil belajar
biologi khususnya pada konsep sistem
pernapasan siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1
Burau
sehingga
Model
pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) dapat menjadi salah satu alternatif
model pembelajaran yang dapat diterapkan
pada pembelajaran materi sistem pernapasan
manusia untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
31
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
bagi Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Burau
Ruth Megawati
32
Download