BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kehidupan umat manusia memiliki beragam aspek. Ekonomi merupakan salah satu aspek kehidupan manusia. Dari aspek ekonomi tersebut mempengaruhi aspek politik dan sosiobudaya dari kehidupan. Dari latar belakang dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi dan sosibudaya melahirkan aktor dalam masyarakat. Aktor tersebut saling berinteraksi dalam menciptakan, mempertahankan, dan merubah dunianya pada saat interaksi berlangsung. Aktor tidak dilihat sebagai individu sendiri, tetapi individu yang dihubungkan atau dikaitkan dengan individu lainnya, baik individu sebagai perorangan atau dalam kelompok (masyarakat). Seorang aktor memiliki rasionalitas dan selalu menghitung dan membuat pilihan yang dapat memperbesar kesenangan pribadi atau keuntungan pribadi, dan mengurangi penderitaan atau menekan biaya. Konsteks aktor dalam pemahaman sosial dinyatakan sebagai tindakan sosial sejauh tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku dari indivud lain dan oleh karena itu diarahkan pada tujuan tertentu. Jadi konstruksi aktor dalam tema penelitian ini mengasumsikan bahwa aktor dihubungkan dengan dan dipengaruhi oleh aktor lain. Berdasarkan hasil penelitian eksistensi ciu di suatu wilayah peneliti dapat simpulkan bahwa terdapat upaya mempertahankan kegiatan perdagangan minuman keras ciu di wilayah tersebut. Upaya mempertahankan eksistensi ciu di wilayah itu berdasarkan adanya pihakpihak yang telah memperoleh keuntungan. Pihak-pihak tersebut adalah penjual ciu, konsumen ciu, produsen ciu, dan aparat petugas. Interaksi sosial yang terjalin antara penjual dengan konsumen, produsen, dan aparat petugas mengkristal menjadi suatu hubungan sosial. Hubungan sosial yang penjual ciu lakukan secara terus menerus telah menghasilkan jaringan sosial diantara mereka. Wacana minuman ciu yang illegal menjadi samar ketika banyak aktor yang terlibat dalam menjaga komoditas minuman ciu beredar di wilayah tersebut. Peran yang dijalankan oleh masing-masing aktor memudahkan mobilitas sumber daya. Bentuk sumber daya tersebut adalah seperti tindakan saling tolong menolong, sirkulasi modal, dan juga bantuan dalam hubungan dengan birokrasi. Masyarakat sebagai kontrol sosial idealisasinya adalah ikut 89 dalam mencegah peredaran minuman keras di sekitar wilayah mereka serta aparat petugas sebagai penegak hukum idealisasinya adalah mencegah peredaran minuman keras ciu tersebut atau menutup adanya kegiatan jual beli minuman keras. Tetapi kenyataannya masyarakat tidak mencegah dan membiarkan adanya penjual minuman keras di wilayah itu karena mereka sendiri adalah aktor pelaku dan oknum aparat petugas memberi kewenangan kepada penjual agar tetap berjualan minuman keras di wilayah itu. Latarbelakang Penjual minuman ciu menekuni pekerjaannya adalah berasal dari struktur masyarakat miskin, derajat pendidikan yang rendah, dan minimnya keterampilan.Pelaku tersebut juga membutuhkan suatu pekerjaan dimana pekerjaan tersebut mampu menaikkan derajat ekonomi dirinya sebagai upaya menyuplai kebutuhan ekonomi keluarganya. Bagi konsumen minuman keras perspektif budaya minuman keras telah menjadi suatu gaya, yaitu gaya hidup modern.Minuman keras merupakan sebagai bentuk simbol dari peniruan budaya barat yang dibiaskan orang-orang perkotaan dari tingkat elit sampai rakyat jelata sebagai keinginan dalam pemenuhan gaya hidup modern. Untuk memenuhi kebutuhan akan minumminuman keras para konsumen tentu menyesuaikan dengan kemampuan ekonomi mereka dalam memilih jenis minuman keras. Para pelaku konsumen minuman keras telah menciptakan simbol ciu dari minuman keras bermerek itu sendiri. Ciu mereka maknai sebagai minuman keras alternatif murah pengganti minuman bermerek. Dimana dalam kegiatan bergerumul selalu menjadi minuman minuman yang harus disediakan para penikmat konsumen minuman keras ciu, ciu menjadi kebutuhan sosial bagi mereka yang ingin memenuhi seuatu keinginan dan kebutuhan akan gaya hidup minum minuman keras. Produsen ciu memerlukan ketersediaan barangnya habis terjual untuk mengakumulasikan modalnya. Aparat oknum petugas dalam rangka menambah penghasilan dari pekerjaannya mereka memungut pajak secara sembunyi-sembunyi dari pelaku penjual minuman keras ciu dengan memberikan kebocoran informasi akan penindakan dari kelompok aparat petugas lain. Minuman keras ciu telah membentuk pola hubungan jaringan antara penjual minuman keras ciu dengan produsen ciu, konsumen ciu, dan oknum aparat hukum. Minuman ciu merupakan sumber daya dari terbentuknya hubungan antar aktor tersebut. Minuman ciu merupakan sebagai simpul dan ikatan dari para aktor sehingga tercipta struktur hubungan sosial. Penjual minuman keras ciu memperoleh penghasilan utama dari penjualan minuman ciu ke konsumen, Produsen ciu memperoleh pendapatan untuk mempertahankan industri ciu miliknya dari pesanan yang disampaikan oleh penjual. Konsumen minuman keras ciu dapat 90 memperoleh minuman keras yang murah untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan dari suatu gaya hidupa aka minum-minuman keras, oknum aparat hukum mendapat upeti dari pelaku penjual minuman keras ciu merupakan jawaban dari asumsi persoalan mengapa kelompok pengguna ciu di wilayah itu mampu eksis, karena dalam hubungan interaksi mereka ada pertukaran dalam rangka memperoleh sarana bagi pencapaian tujuan masingmasing pihak atau aktor. Jadi adanya eksistensi ciu di wilayah itu karena beberapa faktor ; 1. Minuman keras ciu harganya murah Minuman keras ciu merupakan minuman alternatif pengganti minuman keras beremerek bagi para kaum jelata atau yang memiliki kapital ekonomi lemah 2. Minuman keras ciu tidak memandang status sosial Minuman keras ciu telah menggeser adanya gaya hidup minum-minuman keras saat ini yang bersifat homogen menjadi heterogen. Heterogenitas tersebut ditujukan bagi keberagaman konsumen akan keinginan dan kebutuhan individu dengan gaya hidup yang dimilikinya. Minuman ciu telah menjadi alternatif dalam konstruksi sosial masyarakat jelata untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan sosial terhadap suatu gaya hidup akan minum-minuman keras sesuai dengan kemampuan finansial mereka 3. Jaringan sosial penjual ciu yang kuat Jaringan sosial penjual ciu yang memiliki ikatan kuat dengan aktor-aktor yang terlibat seperti produsen, konsumen, dan oknum aparat petugas menjadi kekuatan penggerak pelaku untuk bertahan mempertahankan bisnisnya 4. Lunturnya nilai dan norma masyarakat Sudah menjadi pengetahuan yang sangat umum apabila terdapat peredaran minuman keras warga masyarakat harusnya mereka melaporkan dan tidak terjadi pembiaran. Karena lunturnya norma dan nilai masyarakat penjualan ciu di wilayah tersebut bersifat terbuka. Lunturnya norma dan nilai masyarakat juga berdampak pada wacana minuman illegal seperti ciu yang belum terjamin keamanannya menjadi tidak terlihat atau samar. Sehingga ditengah upaya pemberantasan minuman keras oleh aparat petugas, masyarakat tersebut tidak mencegah, melakakukan protes dan membiarkan adanya penjual minuman keras eksis di wilayah itu 91 5. Adanya ketersediaan barang dari Produsen Adanya kemudahan dalam memperoleh dan ketersediaan barang dan jasa minuman keras ciu dari produsen sampai ke tangan reseller menjadi salah satu faktor penting mengapa penjual minuman keras ciu mampu bertahan. Apabila tidak terdapat produsen tentu pelaku penjual minuman keras kesulitan memperoleh komoditas yang akan dijual kepada masyarakat. B. Saran 1. Penulis menilai bahwa bagi setiap penjual minuman keras jenis ciu perlu untuk memberikan pengawasan terhadap konsumennya khususnya bagi yang berumur dibawah 17 tahun. Hal ini disebabkan apabila tidak mengenal batasan umur dapat merusak kesehatan dan juga mengakibatkan keresahan sosial yaitu menganggu dan mengancam ketertiban bahkan keselamatan masyarakat dari efek yang ditimbulkannya. 2. Diharapkan Pengedar minuman keras jenis ciu mensosialisasikan kepada pelanggan atau komunitasnya agar tidak menyalahgunakan minuman keras sebagai bentuk kepedulian terhadap ketentraman masyarakat. 3. Diharapkan bagi pengedar minuman keras seperti jenis ciu untuk tidak merusak kepercayaan konsumen karena hal tersebut dapat merusakproses ikatan kepercayaan pelanggan. Karena apabila kepercayaan konsumen rusak maka ada kemungkinan konsumen yang merasa kecewa akan mempengaruhiteman kelompknyauntuk turut serta dalam memberikan stereotype terhadap minuman ciu yang dijualnya. Hal tersebut akan dapat berdampak pada laba yang didapatkan dari pelaku penjual minuman ciu 4. Diharapkan pengedar minuman keras lokal jenis ciu dapat berhati-hati dan mengantisipasi adanya oligopoli perusahaan minuman keras bermerek lain yang berdampak pada kegagalan pasaran akibat skenario yang dibuat oleh perusahaanperusahan minuman keras import dengan tujuan merusak citra ( image ) dari minuman keras jenis ciu. 5. Miras sudah sangat sulit untuk diberantas. Hal itu disebabkan jaringan didalamnya terdapat pihak-pihak yang terlibat dan adanya transaksi baik langsung maupun terselubung.Maka dari itu bagi konsumen miuman keras diharapkan memanfaatkan 92 miras dengan berhati-hati untuk keperluan tertentu misalnya menghangatkan badan saja dengan mengurangi kapasitas minum keras tersebut. 6. Masyarakat sebagai alat pengendali sosial atau kontrol sosial harus ikut mengawasi adanya kegiatan perdagangan minuman ciu di wilayahnya. Jangan sampai anak-anak ikut mengkonsumsi minuman keras karena pengaruh dari teman lingkungan sekitar wilayahnya. Hal tersebut dapat merusak generasi bangsa yang lebih baik. 7. Masyarakat yang menggunakan minum-minuman keras khususnya jenis ciu diharapkan tidak menggangu dan mengancam ketertiban masyarakat demi citra (image) dari ciu di wilayah itu sendiri, seperti membuat gaduh dan perkelahian. Apabila pengguna minuman keras jenis ciu melakukan ketidakbaikan/ keburukan terhadap masyarakat maka kemungkinan akan munculnya stigmatisasi terhadap minuman ciu. Padahal kesalahan terletak para orang-orang yang menyalahgunakan miras, bukan pada miras. 93